Disusun Oleh :
Hari : Rabu
Tanggal : 24 Februari 2021
Peserta,
Menyetujui,
i
HALAMAN PENGESAHAN
KERTAS KERJA
IMPLEMENTASI ADMINISTRASI DASAR
PELAYANAN PUBLIK PERAWAT AHLI PERTAMA
DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARO PURWOKERTO
Mengesahkan:
Coach, Kepala Ruang ICU
RSUD Prof Dr Margono Soekarjo
Narasumber/ Penguji,
Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang ASN adalah ketrampilan teknis
bidang administrasi dasar. Materi yang diajarkan di diklat administrasi dasar perlu
diterapkan di rumah sakit, seperti materi pembuatan SOP, pelayanan prima,
penyusunan naskah dinas, perencanaan pembangunan daerah, pengelolaan
arsip, penatausahaan keuangan daerah,komunikasi efektif dengan pasien,
keluarga, rekan sejawat dan atasan serta pengadaan barang dan jasa.
Pelaksanaan administrasi di lingkungan RSUD Prof Dr Margono Soekarjo sudah
sesuai tertib hukum dan tertib administrasi.
Penyusunan naskah dinas di RSUD Prof Dr Margono perlu beberapa
perbaikan karena tidak sesuai dengan format. Solusinya adalah pembuatan
format naskah dinas sesuai dengan aturan tata naskah dinas. Pengelolaan
kearsipan yang mengalami kendala karena sudah menggunakan elektronik.
Kendala dialami oleh perawat yang sudah berumur yang kurang ahli dalam
mengoperasikan komputer. Solusinya dilakukan pelatihan pengerjaan rekam
medis elektronik kepada perawat yang kurang ahli. Pelayanan prima masih
mengalami kendala karena adanya komplain kurang cepatnya pelayanan.
Solusinya adalah penambahan tenaga agar sebanding antara perawat dengan
pasien. Kendala di SOP adalah masih adanya pelayanan yang tidak sesuai SOP
dan SOP yang tidak mengikuti keilmuan terbaru. Solusinya adalah seluruh
pelayanan mengacu pada SOP yang ada serta melakukan revisi terkait SOP agar
sesuai keilmuan baru. Komunikasi efektif mengalami kendala karena pandemi
covid-19 sehingga kurangnya komunikasi efektif serta komunikasi efektif yang
kurang saat operan jaga. Solusinya adalah meningkatkan komunikasi efektif dan
mengharapkan umpan balik.
Rencana aksi yang akan dilakukan adalah mengaplikasikan komunikasi efektif
dan pelayanan prima dalam setiap tindakan, mengoptimalkan penggunaan rekam
medis elektronik dalam pelayana serta melakukan analisa kebutuhan SOP dan
melakukan pengembangan sesuai dengan keilmuan.
Kata Kunci : Aparatur Sipil Negara, administrasi dasar, RSUD Prof Dr Margono
iii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmatNya, penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan judul Pelayanan Publik Perawat Ahli Pertama di
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Makalah ini digunakan sebagai gambaran
dalam melakukan proses administrasi dasar di tempat kerja.
Penulis menyadari bahwa Kertas Kerja ini dapat terwujud karena bantuan dan
dorongan serta doa dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Drs. Mohamad Arief Irwanto, M.Si selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Daerah Provinsi Jawa Tengah yang telah memfasilitasi Pelatihan
Admnistrasi Dasar Angkatan I Tahun 2021.
2. Kepala BKD Provinsi Jawa Tengah yang telah mendukung kegiatan Pelatihan
Administrasi Dasar Metode E-Learning angkatan XVII Tahun 2020.
3. dr. Agung Pribadi, M.Kes, M.Si, Med, Sp.B selaku direktur RSUD Kelet Provinsi
Jawa Tengah dr. yang telah memberikan arahan, saran dan bimibingan dalam
penyusunan kertas kerja ini.
4. Ibu Dra Nila Agustina, MPA selaku penguji yang telah membimbing dan menguji
kertas kerja ini.
5. Ibu Sriyatun, S.Kep, MM selaku coach yang telah memberikan inspirasi, motivasi,
arahan, bimbingan dan masukan dalam penyusuna kertas kerja ini.
6. Aji Kurniawan, S.Kep.,Ns selaku atasan langsung yang telah membimbing dalam
menyusun kertas kerja ini.
7. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dan memberikan pengarahan terkait
materi Administrasi Dasar supaya dapat diaplikasikan diinstansi.
8. Seluruh Panitia dan Penyelenggara yang telah membantu dan memfasilitasi
kegiatan Pelatihan Teknis Administrasi Dasar.
9. Keluarga besar RSUD Prof Dr Margono Soekarjo yang telah mendukung seluruh
kegiatan- kegiatan ini.
10. Keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dalam menyelesaikan
seluruh rangkaian kegiatan ini.
iv
11. Keluarga besar Pelatihan Administrasi Dasar Angkatan I Tahun 2021 tanpa
terkecuali yang telah banyak berbagi bersama selama proses Latnis.
Penulis sadar bahwa Kertas Kerja ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
sebab itu saran dan masukan yang membangun dari berbagai pihak. sangat
diharapkan Semoga kertas kerja ini dapat memberikan banyak manfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.
Purwokerto, 23 Februari 2021
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................ii
ABSTRAK.......................................................................................................iII
PRAKATA.......................................................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................vii
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Tujuan....................................................................................................3
C. Manfaat..................................................................................................4
BAB II. PELAKSANAAN ADMINISTRASI DASAR................................ 5
A. Gambaran Bidang Tugas Jabatan................................................. 5
B. Kondisi Administrasi Dasar Saat Ini dan Yang Diharapkan... 9
C. Implementasi....................................................................................... 10
BAB III.PENUTUP......................................................................................... 23
A. Simpulan...............................................................................................23
B. Saran......................................................................................................23
C. Rencana Aksi.......................................................................................24
LAMPIRAN- LAMPIRAN.......................................................................25
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….44
PROFIL PESERTA…………………………………………………………46
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.link video
vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Instalasi Rawat Intensif merupakan suatu bagian dari Rumah Sakit Prof Dr
Margono Soekarjo yang memiliki fokus pada pelayanan intensif pasien. Instalasi
Rawat Intensif memiliki unit-unit tersendiri yang mampu memberikan pelayanan 24
jam, serta memiliki staf dan petugas khusus. Salah satu pelayanan rawat instensif
adalah ruang ICU. Sebagai seorang perawat di ruang ICU dan ASN yang berkerja
serta terlibat di pelayanan Rumah Sakit maka perlu untuk mengetahui setiap
administrasi yang ada. Hal ini untuk meningkatkan kompetensi pelayanan publik
yang diberikan kepada pasien dan pengunjung.
Kompetensi yang perlu dikembangkan terkait administrasi dasar yaitu meliputi
1
Penyusunan Naskah Dinas, Pengelolaan Kearsipan, Pelayanan Prima, dasar
Penyusunan SOP, Perencanaan Pembangunan, Penata Usahaan Keuangan
Daerah, Komunikasi Efektif dan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Adapun
kondisi yang ada di RSUD Prof Dr Margono terkait dengan penyusunan naskah
dinas tidak sesuai dengan format nota dinas Peraturan Gubernur Jawa Tengah
Nomor 29 tahun 2012 tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan Provinsi Jawa
Tengah. Untuk Pengelolaan Kearsipan, RSUD Prof Dr Margono Soekarjo sudah
melakukan pengelolaan kearsipan dengan manual dan elektronik. Dalam
pelaksanaan rekam medis elektronik tersebut ada beberapa kendala seperti untuk
perawat yang berumur kurang ahli dalam mengoperasikan serta kadang terjadi
error dan perlu penanganan segera dari teknisi tetapi teknisi masih lambat dalam
perbaikan.
Terkait pelayanan prima, RSUD Prof Dr Margono Soekarjo sudah melakukan
pelayanan prima tetapi masih ada beberapa kendala terkait pelayanan prima, salah
satu kendalanya karena banyaknya jumlah pasien yang ada. RSUD Prof Dr
Margono Soekarjo sudah memiliki kurang lebih 198 SOP. Penyusunan SOP di
RSUD Prof Dr Margono Soekarjo sudah sesuai dengan langkah-langkah
penyusunan SOP yaitu mulai dari pembentukan tim, persiapan, penilaian kebutuhan
SOP, pengembangan SOP, penerapan SOP, monitoring dan evaluasi SOP. Dalam
pelaksanaan pelayanan, masih ada kendala terkait penerapan SOP, seperti
pelayanan yang tidak mengacu kepada SOP.
Dalam perencanaan pembangunan daerah ada beberapa kendala terkait
dengan perencanaan pembangunan daerah seperti permasalahan waktu tunggu
pelayanan dan sumber daya manusia. Terkait dengan Penatausahaan Keuangan,
terkait hal tersebut ada beberapa kendala dalam penatausahaan keuangan di
RSUD Prof Dr Margono Soekarjo seperti lamanya pencairan dana penelitian dan
kurang transparansi dana oleh rumah sakit.
Sebagai seorang tenaga kesehatan yang melayani, perlu menggunakan
komunikasi efektif dalam berkomunikasi. Baik berkomunikasi dengan pasien,
keluarga pasien, teman sejawat maupun antar profesi. Tetapi ada beberapa
masalah terjadi komunikasi efektif seperti saat perawat melakukan operan jaga ke
perawat lain, beberapa kali terjadi salah informasi terkait informasi operan jaga
2
yang diberikan, Di ruang isolasi Covid-19, beberapa kali terjadi kesulitan komunikasi
antara perawat yang berjaga di ruangan dengan pasien covid-19 dan cukup sulit
saat melakukan tracing dengan keluarga pasien covid-19. Padahal tracing
diperlukan untuk mengetahui pasien covid sudah kontak dengan siapa saja. Terkait
pengadaan barang dan jasa di RSUD Prof Dr Margono sendiri sudah melaksanakan
kegiatan pengadaan barang dan jasa sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 16
tahu 2018. Tetapi masih ada kendala terkait dengan pengadaan barang dan jasa
seperti lamanya permintaan alat yang diperlukan.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu diperbaiki dan dicari solusi
terkait penyebab masalah administrasi dasar tersebut. Hal tersebut berfungsi untuk
mempertahankan dan meningkatkan kinerja pelayanan publik dan performa di
masyarakat.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan dari pelatihan administrasi dasar adalah menjadi ASN yang dapat
menguasai dasar-dasar adminstrasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan
terhadap masyarakat.
b. Tujuan Khusus
1. Pembuatan naskah dinas sesuai dengan standar Peraturan Gubernur Jawa
Tengah Nomor 29 tahun 2012 tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan
Provinsi Jawa Tengah.
2. Meningkatnya kemampuan perawat dalam pengarsipan berkas melalui
rekam medik elektronik.
3. Meningkatnya pelayanan prima oleh perawat di ruang ICU dengan lebih
mengutamakan kepuasan pasien dan keluarga.
4. Terbentuknya SOP yang selalu mengikuti keilmuan terkini.
5. Meningkatnya perencanaan pembangunan daerah di RSUD Prof Dr Margono
Soekarjo.
6. Meningkatnya pelayanan penatausahaan keuangan di RSUD Prof Dr
Margono Soekarjo.
7. Meningkatnya komunikasi efektif perawat dengan pasien dan keluarga, antar
rekan sejawat, antar profesi dan dengan atasan.
3
8. Terlaksananya pengadaan barang dan jasa dengan lancar dan sesuai
dengan kebutuhan.
C. Manfaat
Manfaat kegiatan pelatihan administrasi ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar Administrasi.
Meningkatkan pengetahuan dan implementasi administrasi dasar dalam
menjalankan profesi di tempat kerja sebagai Perawat Ahli Pertama di RSUD Prof.
Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
2. Bagi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
a. Membantu mewujudkan visi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
yaitu “Prima Dalam Pelayanan Subspesialistik dan Pendidikan Profesi”.
b. Membantu mewujudkan misi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
c. Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.
3. Bagi Masyarakat
Mendapatkan pelayanan kesehatan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo yang
bermutu, ramah, cepat dan mudah.
4
BAB II
PELAKSANAAN ADMINISTRASI DASAR
RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto merupakan rumah sakit tipe
B pendidikan yang berada di daerah Purwokerto milik Provinsi Jawa Tengah
dengan jangkauan pelayanan untuk masyarakat di wilayah Jawa Tengah bagian
barat-selatan. Penulis adalah salah satu peserta pelatihan administrasi dasar yang
bekerja sebagai perawat ahli pertama di RSUD Prof Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto.
1. Jabatan Fungsional Perawat
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (Permenegpan RB) No. 35 tahun 2019 menjelaskan
bahwa Jabatan Fungsional Perawat adalah jabatan yang mempunyai ruang
lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan
pelayanan keperawatan sesuai dengan peraturan perundangundangan
Pejabat Fungsional Perawat yang selanjutnya disebut Perawat adalah PNS
yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh
pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pelayanan keperawatan.
5
2. Tugas Pokok dan Tugas Fungsional Perawat
Bidang pelayanan keperawatan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Provinsi
Jawa Tengah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan
teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang keperawatan
rawat inap dan rawat jalan. Pada unit tempat bekerja, peserta diklat bekerja sebagai
PNS dengan jabatan Perawat Ahli Pertama. Selain itu peserta diklat ditempatkan di
ruang ICU (Intensive Care Unit) yang merupakan ruang khusus untuk pasien sakit
kritis dan perlu pengawasan lebih.Menurut Permenpan RB No. 25 tahun 2014 Tugas
dan Kewenangan Perawat Ahli Pertama yaitu:
1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat;
2. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu;
3. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga;
4. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut;
5. Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu;
6. Membuat prioritas diagnosa keperawatan;
7. Merumuskan tujuan keperawatan pada individu dalam rangka menyusun rencana
tindakan keperawatan;
8. Merumuskan tujuan keperawatan pada keluarga dalam rangka menyusun
rencana tindakan keperawatan;
9. Menetapkan tindakan keperawatan pada individu dalam rangka menyusun
rencana tindakan keperawatan;
10. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu dalam rangka melakukan
upaya promotif;
11. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu dalam melakukan upaya
promotif;
12. Melaksanakan case finding/deteksi dini/ penemuan kasus baru pada individu
dalam rangka melakukan upaya promotif;
13. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu;
14. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien;
15. Mengajarkan keluarga untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarganya;
16. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular;
6
17. Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok;
18. Melakukan peningkatan/ penguatan kemampuan sukarelawan dalam
meningkatkan masalah kesehatan masyarakat dalam rangka melakukan upaya
promotif;
19. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat;
20. Melakukan manajemen inkontinen urine dalam rangka pemenuhan kebutuhan
eliminasi;
21. Melakukan manajemen inkontinen faecal dalam rangka pemenuhan kebutuhan
eliminasi;
22. Melakukan upaya membuat pasien tidur;
23. Melakukan relaksasi psikologis;
24. Melakukan tatakelola keperawatan perlindungan terhadap pasien dengan risiko
trauma/injury;
25. Melakukan manajemen febrile neutropeni;
26. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;
27. Memfasilitasi pasien dalam pemenuhan kebutuhan spiritual dalam rangka
tindakan keperawatan yang berkaitan dengan ibadah;
28. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dyingcare);
29. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang danaman;
30. Mengambil sampel darah melalui arteri, pulmonari arteri, cvp dalam rangka
tindakan keperawatan spesifik terkait kasus dan kondisi pasien;
31. Merawat pasien dengan WSD;
32. Memantau pemberian elektrolit kosentrasi tinggi;
33. Melakukan resusitasi bayi baru lahir;
34. Melakukan tatakelola keperawatan pada pasien dengan kemoterapi (pre, intra,
post);
35. Melakukan perawatan luka kanker;
36. Melakukan penatalaksanaan ekstravasasi;
37. Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu;
38. Melakukan perawatan lanjutan pasca hospitalisasi/bencana dalam rangka
melakukan upaya rehabilitatif pada keluarga;
39. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal;
7
40. Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dank ematian;
41. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala;
42. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu;
43. Memodifikasi rencana asuhan keperawatan;
44. Melakukan dokumentasi perencanaan keperawatan;
45. Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan;
46. Melakukan dokumentasi evaluasi keperawatan;
47. Menyusun rencana kegiatan individu perawat;
48. Melakukan preseptorship dan mentorship;
49. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai
ketua tim/perawat primer;
50. Melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan;
51. Melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan;
52. Melaksanakan penanggulangan penyakit/ wabah tertentu;
8
B. Kondisi Administrasi Dasar Saat Ini dan Yang Diharapkan.
Administrasi dasar terdiri dari Penyusunan Naskah Dinas, Pengelolaan Kearsipan,
Pelayanan Prima, dasar Penyusunan SOP, Perencanaan Pembangunan, Penata
Usahaan Keuangan Daerah, Komunikasi Efektif dan Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah. RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo bergerak dalam pelayanan publik di
bidang kesehatan, yang menawarkan beberapa produk pelayanan dan jasa yang
bersifat spesialistik dan profesional kepada masyarakat. RSUD Prof Dr Margono
Soekarjo sudah melaksanakanan administrasi dasar tetapi masih ada beberapa
masalah dan kekurangan terkait administrasi dasar, yaitu :
1 Terkait penyusunan nota dinas dalam materi Penyusunan naskah dinas sesuai
penyusunan naskah dinas, masih ada dengan Peraturan Gubernur Jawa
beberapa poin yang tidak sesuai dengan Tengah Nomor 29 tahun 2012 tentang
standar. Tata Naskah Dinas di Lingkungan
Provinsi Jawa Tengah
3 Masih ada komplain terkait pelayanan yang Pelayanan cepat sesuai dengan
kurang cepat. keinginan pasien agar tidak ada
komplain.
4 Pelayanan dengan SOP yang ada belum Melakukan pelayanan sesuai dengan
sesuai SOP yang sudah ada agar
meningkatkan pelayanan.
5 Adanya permasalahan terkait sumber daya Sumber daya yang ada di rumah sakit
manusia yang ada di rumah sakit dengan mengikuti dengan banyaknya jumlah
banyaknya jumlah pasien. pasien.
9
7 Kendala kurangnya komunikasi efektif saat Meningkatnya komunikasi efektif saat
operan jaga dan kurangnya komunikasi operan jaga dan meningkatnya
efektif dengan pasien saat pandemi Covid-19 komunikasi dengan pasien saat
perawat menggunakan hazmat.
8 Lama dalam proses pengajuan alat untuk Pendataan stok barang dan alat yang
ruangan. dibutuhkan agar tidak kekurangan
saat akan digunakan.
1 Terkait penyusunan nota dinas dalam materi Penyusunan naskah dinas sesuai
penyusunan naskah dinas, masih ada dengan Peraturan Gubernur Jawa
beberapa poin yang tidak sesuai dengan Tengah Nomor 29 tahun 2012 tentang
standar. Tata Naskah Dinas di Lingkungan
Provinsi Jawa Tengah
3 Masih ada komplain terkait pelayanan yang Pelayanan cepat sesuai dengan
kurang cepat. keinginan pasien agar tidak ada
komplain.
5 Adanya permasalahan terkait sumber daya Sumber daya yang ada di rumah sakit
manusia yang ada di rumah sakit dengan mengikuti dengan banyaknya jumlah
banyaknya jumlah pasien. pasien.
8 Lama dalam proses pengajuan alat untuk Pendataan stok barang dan alat yang
ruangan. dibutuhkan agar tidak kekurangan
saat akan digunakan.
11
12
Sedangkan contoh nota tugas di RSUD Prof Dr Margono yang tidak sesuai tata
naskah dinas sebagai berikut :
Seluruh tenaga medis baik dokter, paramedis lain yang terlibat dalam
asuhan perawatan pasien wajib mengisi dalam lembar rekam medis elektronik
yang berisi perkembangan pasien, tentunya dengan password masing-masing
pengguna, sehingga lebih aman. Pengelolaan arsip dilakukan secara dinamis,
tentunya menjamin ketersediaan arsip pada penyelenggaraan kegiatan,
sekaligus sebagai bahan akuntabilitas kinerja dan alat bukti yang sah.
Ruang ICU sendiri untuk rekam medis terbagi dua yaitu rekam medis
elektronik berupa RKE dan lembar monitoring perawatan ICU yang masih
manual atau ditulis tangan. Untuk lembar monitoring manual disimpan dalam
map rekam medis masing-masing pasien yang sudah diberi identitas pasien.
Selain rekam medis, di ruang ICU juga terdapat arsip dokumen karyawan yang
masih aktif, berisi fotokopi ijazah, STR, SIPP, sertifikat pelatihan dan lain-lain.
14
dapat membantu dan mengajari perawat yang sudah berumur agar lebih
mahir dan terbiasa menggunakan komputer.
2) Teknisi sebaiknya dibuat dalam sistem shift sesuai dengan jadwal perawat,
agar saat terjadi error dalam sistem dapat segera ditangani sehingga tidak
menghambat pelayanan dan penulisan arsip rekam medik.
3. Pelayanan Prima
Pelayanan prima adalah memberikan pelayanan terbaik atau sangat baik
yang sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki instansi
pemberi pelayanan. Dalam melakukan pelayanan prima di rumah sakit, maka
rumah sakit harus memiliki kualitas kompetensi SDM yang baik dan
professional. Pelayanan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan yang
diberikan oleh suatu tim tenaga kesehatan, seperti Dokter, Perawat dan Bidan.
Tim keperawatan merupakan anggota tim garda depan yang menghadapi
masalah kesehatan pasien selama 24 jam secara terus menerus. Pelayanan
prima di bidang keperawatan adalah pelayanan keperawatan profesional yang
memiliki mutu, kualitas, bersifat efektif, efisien sehingga memberikan kepuasan
pada kebutuhan dan keinginan lebih dari yang diharapkan pasien dan keluarga
pasien.
Masih ada beberapa kendala dalam pelaksanaan pelayanan prima seperti
Pasien komplain terkait dengan pelayanan di RSUD Prof Dr Margono yang
kurang cepat, Pasien di IGD komplain ingin didahulukan terlebih dahulu
dibandingkan dengan pasien lain karena alasan mereka datang terlebih dahulu
dan saat pandemi ada beberapa nakes terkonfirmasi positif dan tenaga
kesehatan yang mengalami burnout (kelelahan) sehingga pelayanan di RS
agak terganggu.
Solusi terkait permasalahan tersebut adalah :
1) Pihak rumah sakit dapat memberikan pelatihan kepada pegawai terkait
pelayanan yang cepat dan tepat kepada pasien serta pihak rumah sakit dapat
merekrut beberapa pegawai dan tenaga kesehatan untuk ditempatkan di
sektor-sektor yang kekurangan tenaga dan banyak pasien yang
membutuhkan pelayanan.
15
2) Perawat dapat menjelaskan mengenai metode triage kepada pasien dan
keluarga bahwa di IGD didahulukan berdasarkan kegawatan, bukan
berdasarkan siapa yang terlebih dahulu datang. Perawat juga perlu
menjelaskan bahwa pasien akan tetap dilayani dengan baik dan maksimal
walaupun tidak langsung dilayani pertama kali.
3) Pihak rumah sakit dapat merekrut tenaga kesehatan yang baru selama
pandemi untuk membantu dalam pelayanan di rumah sakit, mengingat bahwa
masih banyak pasien yang dirawat karena penyakit Covid-19 dan tenaga
kesehatan yang terkonfirmasi positif Covid-19 serta tenaga kesehatan yang
masih sehat tetapi sudah mulai kelelahan. Diharapkan dengan perekrutan
tenaga kesehatan baru selama pandemi mampu mengurangi beban tenaga
kesehatan yang terlalu banyak karena pasien yang semakin membludak dan
menumpuk.
4. Penyusunan SOP
Pelaksanaan kegiatan pelayanan publik sebagai perawat dilakukan
dengan mengacu pada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang
berlaku.Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah serangkaian instruksi
tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas
organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa
dilakukan (Permenpan Nomor 35 Tahun 2012). SOP di RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo yang berkaitan dengan keperawatan berjumlah kurang lebih 198 SOP
yang kesemuanya di atur oleh Bidang Keperawatan (Bidwat). SOP tersebut
meliputi tindakan dari menerima pasien,mengelola pasien hingga pasien pulang.
Adapun SOP yang ada di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo dalam bidang
keperawatan dikelompokkan sebagai berikut :
a. Pemenuhan kebutuhan reaksi fisiologis
b. Pemenuhan kebutuhan oksigenasi
c. Pemenuhan kebutuhan nutrisi, cairan dan elektrolit
d. Pemenuhan kebutuhan eliminasi BAB/BAK
e. Pemenuhan kebutuhan keamanan
f. Pemenuhan kebutuhan kebersihan diri dan kenyamanan fisik
16
g. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
h. Pemenuhan kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani
i. Pemenuhan kebutuhan spiritual
j. Pemenuhan kebutuhan emosional/psikososial
k. Pemenuhan kebutuhan komunikasi
l. Pemenuhan kebutuhan pengobatan dan ,membantu proses penyembuhan
m. Pemenuhan kebutuhan penyuluhan/Pendidikan kesehatan atau edukasi
n. Pemenuhan kebutuhan rehabilitasi
o. Manajemen keperawatan
p. SOP penggunaan alat elektromedik.
Ruang ICU merupakan instalasi khusus yang melayani pasien dengan sakit
kritis dan perlu pengawasan, berbeda dengan ruang/ bangsal biasa sehingga
memiliki beberapa SOP khusus yang berkaitan dengan pelayanan, berikut
beberapa contoh SOPnya:
1. Penerimaan pasien di instalasi rawat intensif
2. Penggunaan bedside monitor
3. Pemasangan endotracheal tube
4. Pelepasan endotracheal tube
5. Pemasangan ventilator mekanik
6. Penggunaan suction pada pasien terpasang endotracheal tube
7. Penyapihan ventilator
8. Penggunaan DC-Shock
9. Penggunaan ventilator mekanik puritan benett
10. Mengukur CVP dengan manometer
11. Penggunaan restrain fisik
12. Penggunaan syringe pump
13. Penggunaan infus pump
Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat dan staf ICU harus berdasarkan
SOP-SOP di atas.
Kendala terkait SOP di ICU RSUD Prof Dr Margono adalah sebagian
besar perawat melakukan tindakan ke pasien berdasarkan kebiasaan yang
ada dan kebiasaan tersebut berbeda dengan SOP yang ada. Contoh SOP
17
pada pemasangan kateter adalah menggunakan prinsip steril, tetapi ada
beberapa perawat yang tidak menggunakan prinsip steril dalam pemasangan
kateter dan hanya menggunakan prinsip bersih dan beberapa SOP yang
sudah ada tidak relevan dengan keilmuan baru yang ada, seperti contoh SOP
penggunaan APD (alat pelindung diri) yang tidak menjelaskan secara rinci
terkait APD level 1,2 dan 3.
Solusi terkait hal tersebut adalah :
1) Pihak atasan seperti kepala ruang atau perawat primer hendaknya
memonitoring tindakan yang dilakukan perawat apakah sudah sesuai dengan
SOP atau belum. Perawat juga diedukasi agar membaca dan memahami
SOP yang ada sehingga dalam pelaksanaan tindakan sudah sesuai SOP
yang ada.
2) Tim penyusun SOP di rumah sakit mengevaluasi kembali SOP yang sudah
ada apakah relevan dengan keadaan yang sekarang. Dalam evaluasi SOP
diharapkan menggunakan literatur dan jurnal edisi terbaru agar sesuai
dengan kelimuan yang paling baru.
5. Perencanaan Pembangunan
Renstra RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto tahun 2018-2023
disusun dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan wajib bidang
kesehatan. Penyusunannya berpedoman dan memperhatikan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah dan perubahannya, serta memperhatikan Renstra Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. Renstra memuat visi, misi, tujuan, sasaran,
kebijakan, dan programkegiatan yang disertai dengan kerangka pendanaan
bersifat indikatif untuk jangka waktu lima (5) tahun.
Rancangan awal Rencana Strategis disusun berdasarkan usulan atau
masukan dari masyarakat Rumah Sakit melalui kegiatan rapat koordinasi tingkat
Rumah Sakit yang memuat memuat analisa lingkungan internal dan eksternal
berbasis evaluasi kinerja serta identifikasi posisi organisasi melalui analisis
SWOT dan ditetapkan oleh Direktur RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo untuk
periode 5 tahun mendatang. Rumah sakit sebagai pelayanan kesehatan kepada
18
masyarakat memiliki tugas dan fungsi sesuai dengan UU Rumah Sakit No 44
tahu 2009 yaitu memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna,
menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
standar, serta pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan.
Beberapa kendala terkait rencana pembangunan sesuai dengan tugas dan
fungsi rumah sakit adalah terkait dengan permasalahan waktu tunggu pelayanan,
permasalahan sumber daya manusia spesialis dan sub spesialis dan
permasalahan sarana dan prasarana.
Solusi terkait permasalah tersebut adalah :
1) Pihak manajemen rumah sakit hendaknya menambah SDM agar waktu
tunggu pelayanan sesuai dengan harapan pasien. Dengan banyaknya jumlah
pasien maka dibutuhkan tenaga yang sesuai sehingga tidak ada pasien yang
menunggu terlalu lama dalam pelayanan.
2) Pihak rumah sakit dapat melakukan pelatihan terkait pelayanan prima agar
meningkatkan loyalitas dan integritas pegawai dalam pelayanan.
3) Menambah jumlah dokter spesialis dan subspesialis yang full time.
4) Membuat perencanaan terkait peningkatan fasilitas rumah sakit sehingga
masyarakat dapat merasa puas dengan fasilitas yang diberikan.
5) Memelihara fasilitas rumah sakit yang sudah ada agar tetap terjaga dengan
baik.
7. Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif adalah salah satu dari sasaran keselamat pasien.
Komunikasi efektif harus jelas, tepat sasaran dan sesuai konteks. Salah satu
tujuan dari komunikasi adalah dapat dimengerti oleh penerima pesan, dapat
diterima orang lain dan adanya umpan balik terhadap pesan yang diberikan.
Sebagai perawat harus melakukan komunikasi yang efektif karena perawat
berinteraksi dengan banyak orang. Komunikasi yang baik antar petugas, baik
medis maupun non medis dapat memperbaiki pelayanan yang diterima pasien
tetapi juga menjaga pasien dari bahaya potensial.
Beberapa kendala terkait dengan komunikasi efektif adalah saat perawat
melakukan operan jaga ke perawat lain, beberapa kali terjadi salah informasi
terkait informasi operan jaga yang diberikan, perawat saat jaga siang atau malam
berkonsultasi dengan dokter terkait kondisi pasien via whatsapp menggunakan
metode SBAR. Kendala yang kadang dialami adalah dokter tidak segera
membalas konsultasi via whatsapp padahal pasien butuh penanganan segera, di
ruang isolasi Covid-19, beberapa kali terjadi kesulitan komunikasi antara perawat
yang berjaga di ruangan dengan pasien covid-19 serta cukup sulit saat
melakukan tracing dengan keluarga pasien covid-19. Padahal tracing diperlukan
untuk mengetahui pasien covid sudah kontak dengan siapa saja.
Solusi terkait permasalah tersebut adalah :
1) Saat perawat melakukan operan jaga, sebaiknya menggunakan bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti agar dapat diterima oleh penerima pesan.
Perawat yang memberikan informasi juga harus meningkatkan umpan balik.
Perawat menanyakan kepada rekan sejawatnya apakah sudah paham
dengan informasi yang diberikan, dan apakah ada yang ingin ditanyakan
terkait informasi yang sudah diberikan.
21
2) Perawat yang sedang melakukan konsultasi dengan dokter tetapi tidak
kunjung mengharapkan jawaban, dapat menelepon dokter yang
bersangkutan. Apabila dokter tidak mengangkat telepon, perawat dapat
menghubungi dokter lain yang sedang berjaga di IGD terkait kondisi pasien.
3) Saat perawat berkomunikasi dengan pasien covid-19, diharapkan bersuara
dengan keras agar pasien dapat mendengar apa yang dikatakan perawat.
Perawat juga dapat menggunakan bahasa tubuh saat berkomunikasi dengan
pasien. Jangan lupa untuk mendengarkan apa yang diinginkan pasien terkait
dengan pelayanan, dan dengarkan keluhan yang disampaikan pasien.
Selanjutnya perawat dapat memberikan umpan balik terkait keluhan yang
disampaikan pasien dan dapat membantu pasien memenuhi kebutuhannya.
4) Perawat harus memberikan informasi yang tepat kepada keluarga terkait
penyakit covid-19, bahwa penyakit covid-19 bukanlah aib dan dapat
disembuhkan. Perawat harus mendengarkan dengan baik alasan mengapa
keluarga menolak memberikan informasi. Perawat mendorong keluarga agar
mengemukakan perasaannya, emosinya dengan seksama. Saat memberikan
informasi terkait penyakit, perawat menggunakan bahasa yang sederhana
dan mudah dimengerti orang awam. Jangan menggunakan bahasa yang
terlalu sulit dimengerti. Perawat juga menunjukkan empati kepada keluarga
pasien. Selama pandemi jangan lupa menjaga jarak, menggunakan masker
saat berkomunikasi dengan keluarga pasien, dan meminta keluarga pasien
untuk selalu memakai masker.
22
Untuk alat kesehatan yang dibutuhkan mendadak dan diluar perencanaan dapat
membuat nota dinas.
Kendala terkait dengan pengadaan barang dan jasa adalah Saat ruangan
mengajukan alat untuk menunjang pelayanan, dibutuhkan waktu yang cukup
lama. Solusi dari permasalahan tersebut adalah :
1) Setiap bulan dilakukan pendataan stok barang di ruangan agar tidak terjadi
kekurangan alat, karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
mendapatkan alar yang dibutuhkan.
2) Pentingnya koordinasi antara kepala ruangan dengan anggota agar
mengajukan alat tepat sesuai dengan yang dibutuhkan.
23
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dalam penyusunan kertas kerja selama kegiatan Pelatihan Teknis Administrasi ini
dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain:
1. Pelatihan Administrasi Dasar sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas
pelayanan publik bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). Pengetahuan dan
keterampilan dalam kegiatan administrasi sangat berpengaruh bagi kinerja
seorang ASN sebagai pelayan masyarakat guna memperoleh kepuasan
masyarakat. Pelatihan teknis administrasi dasar tersebut terdiri dari,
penyusunan naskah dinas, Pengelolaan kearsipan, Pelayanan prima dalam
perkantoran, Standar Operasional Prosedur (SOP), Perencanaan pembangunan
daerah, Penatausahaan keuangan daerah, Komunikasi efektif dan Perencanaan
barang dan jasa. Kedelapan hal tersebut sangat berkaitan sehingga harus
dilakukan secara terus-menerus tanpa mengesampingkan salah satu hal.
2. Pelayanan publik yang dilakukan oleh perawat adalah dengan melakukan
asuhan dan pengelolaan keperawatan yang tepat sesuai dengan SOP dan
aturan yang berlaku, ikut serta dalam pengelolaan arsip rekam medis pasien,
memberikan pelayanan prima pada pasien dan keluarga, ikut serta dalam
perencanaan di ruangan, memahami tata keuangan pasien, memahami dan
melaksanakan nota dinas terkait, serta melaksanakan komunikasi yang efektif
pada sejawat, dan komunikasi yang terapeutik pada pasien serta keluarga.
B. Saran
1. Untuk pembelajaran secara online melalui e-learning diharapkan lebih stabil
koneksinya sehingga tidak sering terjadi eror pada saat mengakses situs
karena dalam penyampaian materi melalui modul dan video referensi, kuis
maupun diskusi terdapat batas waktu akses, sehingga peserta diklat tidak
merasa cemas karena kehabisan waktu untuk mengakses situs tersebut.
2. Diharapkan untuk RSUD Prof Dr Margono Soekarjo dapat meningkatkan
24
pelayanan di rumah sakit dengan mendukung implementasi pelatihan
administrasi dasar.
D. Rencana Aksi
Setelah terlaksana diklat administrasi dasar yang terdiri dari delapan materi,
rencana aksi yang akan dilakukan penulis sebagai komitmen dan rencana tindak
lanjut adalah :
25
LAMPIRAN
26
1. LINK VIDEO
27
Tidak ada lewat Yth
Gambar 2. Nota dinas terkait Proses Kredensial di RSUD Prof Dr Margono Soekarjo
28
Gambar 3. Surat Tugas terkait Pelaksanaan Latsar di RSUD Prof Dr Margono
Soekarjo
29
3. PENGELOLAAN ARSIP
30
Gambar 6. Penyimpanan data kepegawaian Ruang ICU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Gambar 7. Contoh Rekam Medis Elektronik di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
31
Gambar 8. Pengelolaan Arsip Rekam Medis manual Ruang ICU RSUD Prof Dr
Margono Soekarjo
32
4. PELAYANAN PRIMA
Gambar 9. Pelayanan prima pemasangan transfusi darah pada pasien dengan nilai
hemoglobin rendah
33
Gambar 10. Pelayanan prima tindakan suciton kepada pasien terpasang
endotracheal tube menggunakan APD yang sesuai ketentuan
34
Gambar 11. Pelayanan Prima melakukan penyapihan ventilator kepada pasien di
ruang ICU
35
5. PENYUSUNAN SOP
Gambar 12. Kumpulan SOP yang ada di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
36
Gambar 13. Contoh SOP yang ada di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
37
Gambar 14. Contoh SOP yang ada di Ruang ICU RSUD Prof dr Margono Soekarjo
38
6. PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Gambar 15. Sosialisasi kepada rekan perawat terkait keektifan penggunaan waktu
tunggu pasien
39
7. PENATAUSAHAAN KEUANGAN
40
Gambar 17. Pengelolaan keuangan entry pembayaran menggunakan aplikasi berbasis
elektronik di RSUD Prof Dr. Margono Soekarjo
41
8. KOMUNIKASI EFEKTIF
Gambar 18. Komunikasi efektif saat serah terima pasien antar shift
42
Gambar 19. Komunikasi efektif dengan atasan
43
Gambar 22. Contoh nota dinas pengajuan pengadaan alat dan barang
44
DAFTAR PUSTAKA
LINK VIDEO
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa Tengah. 2021.
Penyusunan Naskah Dinas. Modul PelatihanTeknis Administrasi Dasar.
Semarang.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa Tengah, 2021,
Pengelolaan Kearsipan, Modul Pelatihan Teknis Administrasi Dasar,
Semarang.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa Tengah, 2021,
Pelayanan Prima Dalam Perkantoran, Modul Pelatihan Teknis
Administrasi Dasar, Semarang.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa Tengah, 2021,
Penyusunan SOP, Modul Pelatihan Teknis Administrasi Dasar,
Semarang.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa Tengah, 2021,
Perencanaan Pembangunan Daerah , Modul Pelatiha Teknis
Administrasi Dasar, Semarang.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusi Provinsi Jawa Tengah, 2021,
Penatausahaan Keuangan Daerah, Modul Pelatihan Teknis Administrasi
Dasar, Semarang.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa Tengah, 2021,
Komunikasi Efektif, Modul Pelatihan Teknis Administrasi Dasar,
Semarang.
Kementerian Hukum dan HAM, 2014, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara, Kementerian Hukum dan HAM,Jakarta.
Pemerintah Republik Indonesia, 2000, Peraturan Pemerintah Nomor 101
Tahun 2000 tentang Diklat Jabatan Pegawai Negeri Sipil, Pemerintah
Republik Indonesia, Jakarta.
45
Pemerintah Republik Indonesia, 2009, Undang-undang Republik Indonesia
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Pemerintah Republik Indonesia,
Jakarta.
46
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama Imaningtyas Ridar, S.Kep.,Ns
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat, tanggal lahir Brebes, 29 September 1994
Kewarganegaraan Indonesia
Status Perkawinan Belum menikah
Tinggi, berat badan 155 cm, 60 kg
Kesehatan Sehat Jasmani dan Rohani
Agama Islam
Alamat Lengkap Jl Kalimantan No 553 Limbangan
Wetan Brebes
Telepon / HP 085741191917
E-mail tyasridar29@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
47
48