PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
HAFIDZ ACHMAD MAHSA PRADIPTA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2022
KAJIAN PENGGUNAAN NAUNGAN PLASTIK DAN PARANET
TERHADAP IKLIM MIKRO PADA TANAMAN KANGKUNG DARAT
(Ipomoea reptans Poir.)
Oleh :
PROPOSAL PENELITIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
DEPARTEMEN AGRONOMI
MALANG
2022
RINGKASAN
NIM : 195040207111051
Minat : Agronomi
Disetujui Oleh :
Pembimbing Utama
NIP. 195305041980031021
Diketahui,
Penulis dari proposal ini adalah Hafidz Achmad Mahsa Pradipta, putra
pertama dari Bapak Moh.Aris dan Ibu Dhany Sevitasari yang lahir pada tanggal
11 Mei 2001 di Kota Malang. Penulis menempuh pendidkan dasar di SD Insah
Amanah pada tahun 2007 hingga 2013, kemudian melanjutkan studinya di SMPN
1 Malang pada tahun 2013 hingga 2016. Penulis kemudian melanjutkan
Pendidikan di SMAN 8 Malang pada tahun 2016 hingga 2019. Pada tahun yang
sama penulis terdaftar sebagai mahasiswa S-1 agroekoteknologi melalui jalur
SMUB (Seleksi Mandiri Universitas Brawijaya) dan mengambil minat budidaya
pertanian.
1.PENDAHULUAN..............................................................................................10
1.1 Latar Belakang.............................................................................................10
1.2 Tujuan Penelitian..........................................................................................11
1.3 Hipotesis.......................................................................................................11
2.TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................12
2.1 Tanaman Kangkung.....................................................................................12
2.2 Iklim Mikro..................................................................................................14
2.3 Naungan.......................................................................................................15
3. BAHAN DAN METODE.................................................................................16
3.1 Waktu dan Tempat.......................................................................................16
3.2 Alat dan Bahan.............................................................................................16
3.3 Metode Penelitian.........................................................................................16
3.4 Metode Pelaksanaan.....................................................................................16
3.4.1 Pembibitan.............................................................................................16
3.4.2 Penanaman.............................................................................................16
3.4.3 Pembuatan naungan...............................................................................17
3.4.4 Pemeliharaan.........................................................................................17
3.4.6 Pemanenan.............................................................................................17
3.5 Pengamatan Percobaan.................................................................................17
3.5.1 Pengamatan Iklim Mikro.......................................................................17
3.5.2 Pengamatan Parameter Hasil.................................................................18
3.6 Analisis Data................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
LAMPIRAN..........................................................................................................20
1.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman sayuran merupakan tanaman hortikultura yang dibudidayakan
sebagai salah satu komoditas utama sebagai makanan pokok masyarakat
Indonesia. Karena sayuran ini merupakan makanan pokok, maka komoditas ini
memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Berdasarkan riset dari Badan Pusat Statistik
Indonesia (2017), 97,29% penduduk Indonesia mengonsumsi sayuran. Sayuran
yang sering dikonsumsi masyarakat Indonesia yaitu sayuran daun yang
merupakan salah satu sumber vitamin dan mineral yang dibutuhkan bagi tubuh
manusia karena mengandung serat. Konsumsi serat inilah yang berfungsi
memperlancar sistem pencernaan dan mencegah tubuh dari sel kanker (Haryanto
et al., 2006). Salah satu sayuran daun yaitu kangkung. Kangkung merupakan
tanaman yang tergolong dalam famili Convolvulaceae dengan nama latin Ipomoea
reptans Poi. Kangkung merupakan tanaman menjalar dengan batang yang kecil ,
berlubang, dan bulat. Kangkung memiliki kandungan zat besi serta vitamin A dan
C (Tafajani,2011).
Data permintaan akan sayuran di Indonesia secara statistik belum
terdokumentasi dengan baik, namun berdasarkan data Ditjen Hortikultura pada
tahun 2019 Indonesia telah mengalami peningkatan ekspor benih kangkung.
Meningkatnya permintaan ini dengan sendirinya memperbesar peluang pasar. Hal
ini tentunya berimbas pada kenaikan kesejahteraan petani (Asikin, 2019). Menurut
Statistik Produksi Hortikultura (2020), Peningkatan permintaan sayur kangkung di
Indonesia tidak diikuti oleh hasil produksi tanaman itu sendiri. Pada tahun 2017
luas panen penanaman kangkung nasional 2.554 ha dengan rata rata hasil 108,87
ton/ha, tahun 2018 luas panen sebesar 2.554 ha dengan rata rata hasil 113,82
ton/ha. Bahkan pada tahun 2019 ada penambahan luas panen sebesar 214 ha
dibandingkan tahun sebelumnya, tetapi produksi mengalami penurunan. Salah
satu cara untuk meningkatkan produksi yaitu dengan cara strategi manipulasi
iklim agar tumbuhan dapat tumbuh secara optimal.
Iklim merupakan salah satu faktor utama dalam pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Salah satu cara peningkatan kondisi iklim di sekitar
tanaman dapat membantu produksi dari tanaman tersebut. Menurut Frenne et al.
(2013), Iklim mikro memiliki pengaruh pada tanaman sehingga bisa mengurangi
respon lingkungan biotik pada iklim makro. Menurut Arta et al. (2019), iklim
mikro secara sederhana dapat didifinisikan sebagai keadaan di sekitar
tanaman dan hewan sampai batas 2 meter diatas objek yang diamati. Iklim
mikro ini sangat dipengaruhi oleh cahaya matahari yang yang diterima atmosfir
dan permukaan tanah serta lingkungan fisik yang ada pada permukaan
tanah tersebut. Selain itu kelembaban merupakan komponen lain yang
berpengaruh pula dalam iklim mikro tersebut. Peningkatan kelembaban udara
disekeliling daun menyebabkan tekanan uap antara daun dan udara sekitarnya.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memodifikasi iklim mikro pada
lingkungan sekitar tanaman budidaya tersebut yang pada semula kurang sesuai
menjadi sesuai adalah melalui penggunaan naungan
1.3 Hipotesis
Penggunaan paranet sebagai naungan memberikan hasil terbaik diantara
perlakuan lainnya , hal ini dibuktikan dengan nilai berat basah dan berat kering
tertinggi diantara perlakuan lainnya
2.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Kangkung
Kangkung (Ipomoea reptans Poir.) termasuk dalam suku Convolvulaceae
(keluarga kangkung-kangkungan). Kangkung merupakan tanaman asli dari India
utara. Tanaman ini dapat ditemukan di semua daerah dengan iklim tropis.
Tanaman ini dapat ditanam sepanjang tahun. Klasifikasi dan identifikasi daun
kangkung darat adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae, Subkingdom :
Tracheobionta , Sub Divisi : Spermatophyta , Divisi : Magnoliophyta , Kelas :
Magnoliopsida , Sub Kelas : Asteridae , Ordo : Solanales , Famili :
Convolvulaceae , Genus : Ipomoea Spesies: Ipomoea reptans Poir.
Tanaman ini memiliki daun yang panjang dengan ujung yang runcing,
berwarna hijau keputih-putihan, bunganya berwarna putih bersih, dan buah muda
berwarna hijau keputih-putihan yang akan berubah menjadi coklat tua setelah
dikeringkan. Tanaman kangkung darat termasuk tanaman dikotil dan berakar
tunggang. akarnya menyebar kesegala arah dan dapat menembus tanag sampai
kedalaman 50 cm lebih (Swastini 2015).
Wahyudi (2010) menjelaskan bahwa kangkung tumbuh pada tipe tanah
lempung, sampai lempung berpasir, gembur, dan mengandung bahan organik serta
lokasi yang terbuka dan memperoleh sinar matahari langsung, masih bisa ditanam
di tanah rawa yang drainase 5 airnya tidak lancar. Hidayat (2019) juga
menjelaskan bahwa tanaman kangkung dapat tumbuh pada daerah yang beriklim
panas dan beriklim dingin dengan jumlah curah hujan yang baik untuk
pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 1500-2500 mm/tahun. Pada musim
hujan pertumbuhan tanaman kangkung sangat cepat dan subur. Swastini (2015),
juga mengatakan bahwa Kangkung dapat tumbuh dengan baik jika ditanam pada
tempat dengan ketinggian ± 2 000 meter diatas permukaan laut. Tanaman ini
membutuhkan tanah yang gembur dan mengandung banyak bahan organik
sebagai tempat tumbuhnya, kangkung darat tidak menghendaki lahan yang
tergenang karena akarnya mudah membusuk. Kangkung membutuhkan lahan
yang mendapatkan sinar matahari yang cukup sebagai tempat tumbuhnya, karena
di lahan yang ternaungi tanaman kangkung dapat tumbuh memanjang
Menurut Rosanti (2013), Tanaman kangkung ini merupakan jenis tanaman
hijau memiliki akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji.
a. Akar
Secara anatomi, akar terdiri dari jaringan utama berupa xilem dan floem.
Jaringan xilem bertugas untuk menyerap air, sedangkan jaringan floem bertugas
menyerap unsur hara. Kangkung memiliki perakaran tunggang yang memiliki
banyak akar sampingnya. Akar tunggang tumbuh dari batang yang berongga dan
berbuku-buku.
3.4.4 Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan dengan cara menyiram tanaman selama pagi dan sore hari
, untuk pengendalian penyakit dilakukan dengan cara menyemprot pestisida dan
pengambilan hama manual menggunakan tangan.
3.4.6 Pemanenan
Kegiatan pemanenan dilakukan saat tanaman memasuki umur 3 – 4 MST.
Kegiatan panen dilakukan dengan cara mengeluarkan perlahan tanaman kangkung
dengan menikutsertakan akarnya. Setelah itu dilakukan kegiatan pengamatan
berupa pengukuran parameter hasil berupa pengukuran berat basah dan berat
kering.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Deskripsi Varietas
Varietas grand
Asal tanaman : introduksi dari Chia Tai Co. Ltd. (Thailand) dikembangkan
dari varietas bersari bebas menjadi varietas unggul
U1 U2 U3 U4 U5 U6
A C B D B A
C B C A D B
D A D C A D
B D A B C C
Keterangan :
A : Perlakuan Kontrol
B: Perlakuan naungan plastic
C : Perlakuan naungan paranet
D : Perlakuan kombinasi (paranet + plastic)