Anda di halaman 1dari 93

UJI TOLERANSI GALUR-GALUR PADI GOGO (Oryza sativa L.

)
TIPE BARU SULAWESI TENGGARA
TERHADAP NAUNGAN

SKRIPSI

Oleh:

ALI ADEN MOHAMMAD


NIM. D1B115173

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
UJI TOLERANSI GALUR-GALUR PADI GOGO (Oryza sativa L.)
TIPE BARU SULAWESI TENGGARA
TERHADAP NAUNGAN

Skripsi
diajukan kepada Fakultas Pertanian
untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pada Jurusan/Program Studi Agroteknologi

Oleh:

ALI ADEN MOHAMMAD


NIM. D1B115173

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
HALAMAN PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR


HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBGAI
SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU
LEMBAGA MANAPUN. APABILA DIKEMUDIAN HARI TERBUKTI ATAU
DAPAT DIBUKTIKAN BAHWA SKRIPSI INI HASIL JIPLAKAN, MAKA
SAYA SIAP MENERIMA SANKSI SESUAI PERATURAN YANG BERLAKU.

Kendari, Juni 2019

ALI ADEN MOHAMMAD


NIM. D1B115173
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Uji Toleransi Galur-Galur Padi Gogo (Oryza Sativa L.)


Tipe Baru Sulawesi Tenggara Terhadap Naungan
: Ali Aden Mohammad
: D1B115173
: Agroteknologi

Menyetujui;

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ir. H. Gusti R. Sadimantara, M.Agr. Ir. Robiatul Adawiyah, M.Si.
NIP. 19601001 198703 1 005 NIP. 19640313 199303 2 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Program Studi


Universitas Halu Oleo Agroteknologi

Prof. Dr. Ir. M. Tufaila, M.P. Dr. Ir. Tresjia Corina Rakian, M.P.
NIP. NIP. 19631112 198902 2 001

Tanggal Disetujui :
HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA UJIAN

: Uji Toleransi Galur-Galur Padi Gogo (Oryza sativa L.)


Judul Tipe Baru Sulawesi Tenggara Terhadap Naungan
Nama : Ali Aden Mohammad
NIM : D1B115173
Program Studi : Agroteknologi

telah diujikan di depan Tim Penguji Skripsi, dan telah diperbaiki sesuai saran-
saran saat ujian.

Kendari, Juni 2019


Tim Penguji :
Ketua : Dr. Ir. Hamirul Hadini, M.P. Tanda tangan : ……
Sekretaris : Dr. Ir. Tresjia C. Rakian, M.P. Tanda tangan : …....
Anggota : Dr. Ir. Hj. Sitti Leomo, M.Si. Tanda tangan : …....
Anggota : Prof. Dr. Ir. H. Gusti R. Sadimantara, M.Agr Tanda tangan : …....
Anggota : Ir. Robiatul Adawiyah, M.Si Tanda tangan : ……
UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT atas berkat rahmat, karunia serta hidayah-Nya kepada penulis atas

segala kemudahan dan kelancaran disetiap langkah penyusunan hasil penelitian

ini. Seiring dengan selesainya skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada Prof. Dr. Ir. H. Gusti R. Sadimantara, M.Agr selaku pembimbing I dan

ketua tim penelitian kompetitif nasional (penelitian paying), dan Ir. Robiatul

Adawiyah, M.Si selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya

dalam membimbing penulis selama penyusunan hasil penelitian ini. Terima kasih

penulis tujukan kepada ayahanda Syahrun Ramli dan Ibunda Listina atas

perhatian, pengorbanan dan do’a untuk penulis.

Penulisan hasil penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat dan harapan

dalam proses penyelesaian program sarjana (S1) pada Program Studi

Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari. Hasil penelitian

ini menunjukkan sebuah karya yang tidak mungkin terselesaikan sesuai pada

waktunya tanpa ada bantuan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih juga

penulis tujukan kepada :

1. Rektor Universitas Halu Oleo, Dekan Fakultas Pertanian, Ketua dan

Sekretaris Jurusan Agroteknologi, atas kesempatan yang diberikan kepada

penulis untuk melanjutkan studi di Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Halu Oleo.


2. Dr. Ir. Hamirul Hadini, M.P. selaku Ketua Dosen Penguji, Dr. Ir. Hj. Sitti

Leomo, M.Si. dan Dr. Ir. Tresjia C. Rakian, M.P. selaku Anggota Dosen

Penguji yang telah memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini.


3. Dr. Ir. Norma Arif M.P. sebagai Dosen Penasehat Akademik yang selalu

memberikan motivasi dalam menyelesaikan studi S1.


4. Dosen dan Staf Fakultas Pertanian Khsusnya Program Studi Agroteknologi

yang telah membimbing selama mengikuti pendidikan di Unversitas Halu

Oleo.
5. Saudara-saudaraku Ali Khider, Ali Imran, Ali Akbar, Annazultriasari, Ali

Ikhsan, Ali Qadri, Ali Muqtakdir, Annisa Ayu Pratiwi dan Ali Muhaimin.
6. Sahabat-sahabatku Hidayat, Nurlan, Hendrawan. S, Argo Panji Pamungkas,

Eko Mukti Prasetio, Pedri, Riski Anandar Eka Putra, Aslan, Muh. Sajid

Saputra, Meli Yansar, Muh. Ikcsan, Sigit Budiarto, Teguh Setriawan, Jufri

Joke, Syamriadin Samiri, Husnul Khatimah, Rusni Nur, Rismawati, Erni

Yawati, Harmiati, Riski Yuliana Nur, Nur Fauziya Samauddin, Zahrani Nurul

Iksan, Alfiona Eka Pratama, Wardhaniah, Wa Ode Sumarni, Ni Nyoman Yenis

Nita Sari, Lilies Nurindah Sari, Nurindah Lewis, Wulan Pratiwi, Linda,

Ismawati, Siti Nurhaliamah dan Nurul Anisa.


7. Team penelitian Padi Ambipi Kak Usman S.P., M.P, Rifaid, Muh. Asdar

Amrin, Syaifullah Rahim, Rina, dan Rahma Suleha.


8. Teman-teman angkatan 2015 yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima

kasih atas segala bantuan dan kerjasamanya selama ini serta kebersamaan

dalam menjalani hari-hari dalam melaksanakan proses perkuliahan.


9. Kakak senior di Agroteknologi angkatan 2014 yang telah banyak membantu

dalam menyelesaikan Studi S1.


10. Kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.


Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang

berlipat ganda kepada semua pihak yang telah banyak membantu dan semoga

skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Kendari, Juni 2019

Penulis
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Ali Aden Mohammad dilahirkan di Wawotobi,

Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara, pada tanggal 26 Oktober

1997. Penulis merupakan anak ke sembilan dari sepuluh

bersaudara dari pasangan Bapak Syahrun Ramli dan Ibu

Listina. Penulis beragama Islam, suku Tolaki. Penulis mengawali pendidikan

di SDN 4 Wawotobi pada tahun 2003 dan tamat pada tahun 2009, kemudian pada

tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di MTS N 2 Konawe dan lulus

pada tahun 2012, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMKN 1 Unaaha

pada tahun 2012 dan tamat pada tahun 2015. Pada tahun 2015 penulis diterima

menjadi mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Halu Oleo Kendari melalui jalur SLMPTN (Seleksi Lokal Masuk Perguruan

Tinggi Nasional). Tahun 2018 penulis melakukan penelitian dengan judul skripsi “

Uji Toleransi Galur-Galur Padi Gogo (Oryza sativa .L) Unggul Lokal Sulawesi

Tenggara pada Beberapa Tingkat Naungan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada jenjang S1 pada Fakultas Pertanian Universitas

Halu Oleo.
ABSTRAK

ALI ADEN MOHAMMAD (D1B1 15 173). Uji Toleransi Galur-Galur


Padi Gogo (Oryza sativa L.) Unggul Lokal Sulawesi Tenggara pada Beberapa
Tingkat Naungan. Dibawah bimbingan Gusti R. Sadimantara selaku
pembimbing I dan Robiatul Adawiyah selaku pembimbing II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat toleransi galur-galur


padi gogo (Oryza sativa L.) unggul lokal Sulawesi Tenggara terhadap beberapa
tingkat naungan dan galur-galur apa saja yang memiliki sifat toleran dan sangat
toleran terhadap naungan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapangan
Lahan Percobaan II Fakultas Universitas Halu Oleo. Waktu palaksanaan penelitian
dimulai pada bulan Agustus sampai dengan Desember 2018. Rancangan yang
digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Petak Terpisah (split plot design)
dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) sebagai rancangan
lingkungannya. Faktor utama adalah tingkat naungan yang terdiri dari 4 taraf yaitu
N0 (6997 cd = 0%) kontrol atau tanpa paranet atau waring net, N1 (4782 cd =
31,7 %) 1 lapis paranet, N2 (3810 cd=54,55%) 1 lapis waring net dan N3 (2765
cd = 60,48 %) 1 lapis menggunakan waring net + 1 lapis paranet. Faktor ke dua
adalah 5 galur/kultivar yang terdiri dari 4 galur padi gogo tipe baru hasil
persilangan GS44-1 (A1), GS44-2 (A2), GS16-1 (A3), GS16-2 (A4) dan A5
(kultivar padi gogo lokal). Variabel yang diamati dalam penelitian ini yaitu tinggi
tanaman (cm), jumlah daun (helai), luas daun (cm 2) jumlah anakan, dan jumlah
anakan produktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi perlakuan
naungan dan galur berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun jumlah anakan
dan jumlah anakan produktif, namun memberikan pengaruh tidak nyata terhadap
tinggi tanaman dan luas daun.

Kata Kunci : galur unggul, padi gogo, naungan, uji toleransi


ABSTRACT

ALI ADEN MOHAMMAD (D1B1 15 173). Tolerance Test of Superior


Local Upland rice (Oryza sativa L.) lines of Southeast Sulawesi on Several
Levels of Shade. Under guidance of Gusti R. Sadimantara as supervisor I and
Robiatul Adawiyah as supervisor II.

This study aims to determine the tolerance level of local superior upland
rice (Oryza sativa L.) lines of Southeast Sulawesi to several levels of shade and
any lines that are tolerant and highly tolerant to shade. This research was carried
out at the Field Laboratory of the Experiment II in the Dry Field Unit of the
Faculty of Agriculture, University of Halu Oleo. The research was conducted in
August to December 2018. The design used in this study was the Separate Plot
Design by using a randomized block design (RBD) as its environmental design.
The main factor was the shade level which consists of 4 levels, i.e. : N0 = shade
level 0% (6997 cd), N1 = shade level < 20-40% (4782 cd), N2 shade level =
<40-60% (3810 cd) and N3 = shade level <60-80% (2765 cd). The second factor
was five lines consisted of four new types of upland rice lines resulting from
crosses, i.e.: GS44-1 (A1), GS44-2 (A2), GS16-1 (A3), GS16-2 (A4) and A5 (local
cultivars). The variables observed in this study were plant height (cm), number of
leaves (strands), leaf area (cm2), number of tillers and number of productive
tillers. The results showed that the interaction of shade and lines had a highly
significant effect on the number of leaves the number of tillers and number of
productive tillers but not given interaction to plant height and leaf area.

Keywords: superior lines, upland rice, shade, tolerance test


DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul ............................................................................................... i
Halaman Sampul ........................................................................................... ii
Halaman Pernyataan ..................................................................................... iii
Halaman Pengesahan .................................................................................... iv
Ucapan Terima Kasih..................................................................................... v
Riwayat Hidup ............................................................................................... viii
Abstrak ........................................................................................................... ix
Abstract .......................................................................................................... x
Daftar Isi ......................................................................................................... xi
Daftar Tabel .................................................................................................... xii
Daftar Gambar ............................................................................................... xiii
Daftar Lampiran ............................................................................................ xiv
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................. 3
1.3 Tujuan dan Kegunaan .......................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 5
2.1 Deskripsi Teori ..................................................................................... 5
2.1.1 Botani tanaman padi .................................................................. 5
2.1.2 Syarat tumbuh tanaman padi ...................................................... 6
2.1.3 Pengaruh intensitas cahaya terhadap tanaman .......................... 7
2.1.4 Mekanisme uji toleransi padi gogo terhadap intensitas cahaya . 8
2.2 Kerangka Pikir Penelitian..................................................................... 12
2.3 Hipotesis .............................................................................................. 14
III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 15
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 15
3.2 Bahan dan Alat ..................................................................................... 15
3.3 Prosedur Penelitian .............................................................................. 16
3.4 Rancangan Penelitian ........................................................................... 18
3.5 Variabel Penelitian................................................................................ 19
3.6 Analisis Data ........................................................................................ 20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ..................................................................................................... 21
4.2 Pembahasan ......................................................................................... 41
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 47
5.2 Saran .................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
4.1 Hasil sidik ragam pengaruh naungan dan galur/kultivar terhadap
pertumbuhan tanaman padi gogo (Oryza sativa .L) …………........... 21
4.2 Pengaruh mandiri naungan terhadap tinggi tanaman (cm) padi gogo
pada umur 28, 42, 56, 70 dan 84 HST .…………………................... 23
4.3 Pengaruh mandiri galur/kultivar terhadap tinggi tanaman (cm) padi
gogo pada umur 28, 42, 56, 70 dan 84 HST ……………….......…… 24
4.4 Pengaruh interaksi naungan dan galur/kultivar terhadap jumlah daun
(helai) tanaman padi gogo pada umur 28 HST ……………………... 26
4.5 Pengaruh interaksi naungan dan galur/kultivar terhadap jumlah daun
(helai) tanaman padi gogo pada umur 84 HST ….………………….. 28
4.6 Pengaruh mandiri naungan terhadap jumlah daun (helai) tanaman
padi gogo pada umur 42 dan 56 HST ………………………………. 30
4.7 Pengaruh mandiri galur/kultivar terhadap jumlah daun (helai)
tanaman padi gogo pada umur 42, 56 dan 70 HST …….…………… 31
4.8 Pengaruh mandiri naungan terhadap luas daun (cm2) tanaman padi
gogo pada umur 42, 56, 70 dan 84 HST ……………………………. 32
4.9 Pengaruh mandiri galur/kultivar terhadap luas daun (cm2) tanaman
padi gogo pada umur 28, 42, 56, 70 dan 84 HST …………………... 33
4.10 Pengaruh interaksi naungan dan galur/kultivar terhadap jumlah
anakan tanaman padi gogo pada umur 84 HST …………………...... 35
4.11 Pengaruh mandiri naungan terhadap jumlah anakan tanaman padi
gogo pada umur 56 HST ...……………………...………….……..… 37
4.12 Pengaruh mandiri galur/kultivar terhadap jumlah anakan tanaman
padi gogo pada umur 42, 56 dan 70 HST ……………………….….. 37
4.13 Pengaruh interaksi naungan dan galur/kultivar terhadap jumlah
anakan produktif tanaman padi gogo ….……………..…………...... 39
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1 Kerangka Pikir Penelitian Uji Toleransi Galur Padi Gogo Unggul
Lokal Sulawesi Tenggara terhadap Naungan ………………..…… 12
2 Denah Penelitian .…………………................................................. 52

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1 Denah Penelitian …………………………………………………….. 52
2 a. Hasil pengamatan rata-rata tinggi tanaman (cm) padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 28 HST ..……... 53
b. Hasil analisis ragam rata-rata tinggi tanaman padi gogo dengan
perlakuan naungan dengan galur pada umur 28 HST .………….. 53
3 a. Hasil pengamatan rata-rata tinggi tanaman (cm) padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 42 HST ………. 54
b. Hasil analisis ragam rata-rata tinggi tanaman padi gogo dengan
perlakuan naungan dan galur pada umur 42 HST .……………… 54
4 a. Hasil pengamatan rata-rata tinggi tanaman (cm) padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 56 HST ………. 55
b. Hasil analisis ragam rata-rata tinggi tanaman padi gogo dengan
perlakuan naungan dan galur pada umur 56 HST……………….. 55
5 a. Hasil analisis ragam rata-rata tinggi tanaman (cm) padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 70 HST……….. 56
b. Hasil pengamatan rata-rata tinggi tanaman padi gogo dengan
perlakuan naungan dan galur pada umur 70 HST .……………… 56
6 a. Hasil pengamatan rata-rata tinggi tanaman (cm) padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 84 HST .……… 57
b. Hasil analisis ragam rata-rata tinggi tanaman padi gogo dengan
perlakuan naungan dan galur pada umur 84 HST ….…………… 57
7 a. Hasil pengamatan rata-rata jumlah daun (helai) tanaman padi
gogo dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 28 HST … 58
b. Hasil analisis ragam rata-rata jumlah daun tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 28 HST ………. 58
8 a. Hasil pengamatan rata-rata jumlah daun (helai) tanaman padi
gogo dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 42 HST … 59
b. Hasil analisis ragam rata-rata jumlah daun tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 42 HST ………. 59
9 a. Hasil pengamatan rata-rata jumlah daun (helai) tanaman padi
gogo dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 56 HST … 60
b. Hasil analisis ragam rata-rata jumlah daun tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 56 HST ………. 60
10 a. Hasil pengamatan rata-rata jumlah daun (helai) tanaman padi
gogo dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 70 HST … 61
b. Hasil analisis ragam rata-rata jumlah daun tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 70 HST ………. 61
11 a. Hasil pengamatan rata-rata jumlah daun (helai) tanaman padi
gogo dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 84 HST … 62
b. Hasil analisis ragam rata-rata jumlah daun tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 84 HST ………. 62
12 a. Hasil pengamatan rata-rata luas daun (cm2) tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 28 HST ………. 63
b. Hasil analisis ragam rata-rata luas daun tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 28 HST ………. 63
13 a. Hasil pengamatan rata-rata luas daun (cm2) tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 42 HST ………. 64
b. Hasil analisis ragam rata-rata luas daun tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 42 HST ………. 64
14 a. Hasil pengamatan rata-rata luas daun (cm2) tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 56 HST ………. 65
b. Hasil analisis ragam rata-rata luas daun tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 56 HST ………. 65
15 a. Hasil pengamatan rata-rata luas daun (cm2) tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 70 HST ………. 66
b. Hasil analisis ragam rata-rata luas daun tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 70 HST ………. 66
16 a. Hasil pengamatan rata-rata luas daun (cm2) tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 84 HST ………. 67
b. Hasil analisis ragam rata-rata luas daun tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 84 HST ………. 67
17 a. Hasil pengamatan rata-rata jumlah anakan tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 42 HST ………. 68
b. Hasil analisis ragam rata-rata jumlah anakan tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 42 HST ………. 68
18 a. Hasil pengamatan rata-rata jumlah anakan tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 56 HST …….… 69
b. Hasil analisis ragam rata-rata jumlah anakan tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 56 HST ………. 69
19 a. Hasil pengamatan rata-rata jumlah anakan tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 70 HST ………. 70
b. Hasil analsis ragam rata-rata jumlah anakan tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 70 HST ………. 70
20 a. Hasil pengamatan rata-rata jumlah anakan tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 84 HST ………. 71
b. Hasil analisis ragam rata-rata jumlah anakan tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 84 HST ………. 71
21 a. Hasil pengamatan rata-rata jumlah anakan produktif tanaman
padi gogo dengan perlakuan naungan dan galur ………………... 72
b. Hasil analisis ragam rata-rata jumlah anakan produktif tanaman
padi gogo dengan perlakuan naungan dan galur ………………... 72
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput-rumputan, berasal dari

dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Padi dibedakan dalam

dua tipe yaitu padi kering (gogo) yang ditanam pada lahan kering, dan padi sawah

yang ditanam dalam genangan air dengan manajemen pengairan sesuai dengan

kebutuhan padi (Perdana, 2010).

Pengembangan padi lahan kering sangat penting dilakukan agar dapat

mencukupi kebutuhan beras rakyat Indonesia, karena lahan sawah yang beririgasi

baik sangat terbatas jumlahnya. Di Indonesia, tersedia ± 2 juta ha lahan kering

atau lahan tadah hujan yang sesuai untuk padi gogo. Di Provinsi Sulawesi

Tenggara tercatat luas lahan sawah seluas 128.685,9 ha sedangkan lahan kering

seluas 222.090 ha (BPS, 2017) sehingga cukup potensial untuk pengembangan

tanaman padi gogo. Namun, produksi tanaman padi tahun 2015 di Sulawesi

Tenggara tercatat mencapai 660.720 ton gabah kering giling (GBK) yang terdiri

dari padi sawah 646.208 ton GBK dan padi ladang 14.512 ton GBK (BPS, 2015).

Hal ini dikarenakan pengembangan budidaya padi gogo di Sulawesi Tenggara

sebagian besar masih menggunakan sistem tumpangsari dan tanaman sela.

Pengembangan budidaya padi gogo (Oryza sativa L.) sebagai tanaman

tumpangsari atau tanaman sela masih menghadapi berbagai kendala terutama

rendahnya intensitas cahaya yang sampai ke kanopi tanaman akibat ternaungi.

Naungan akan mengurangi intensitas radiasi matahari yang selain berpengaruh

langsung terhadap aktivitas fotosintesis berpengaruh pula terhadap iklim mikro


tanaman. Kondisi ini menyebabkan terganggunya proses metabolisme dan

turunnya laju fotosintesis serta sintesis karbohidrat yang berimplikasi terhadap

menurunnya laju pertumbuhan dan produksi tanaman (Chozin, et al., 1999).

Pengaruh tercepat dari cekaman naungan ialah terhadap penurunan karbohidrat

(Kephart, et al., 1992, Chaturvedi, et al., 1994 dalam Sopandie, et al., 2003).

Kualitas dan kuantitas cahaya matahari dapat memicu terjadinya

tanggapan morfologi (Kurepin, et al., 2007). Menurut Perrin, et al. (2013)

kekurangan cahaya akibat naungan menyebabkan perubahan morfofisiologi

tanaman, seperti meningkatnya luas daun spesifik, panjang dan lebar daun, namun

di sisi lain menurunkan diamater batang dan total bahan kering tanaman.

Keragaman genetik menjadi hal penting yang perlu diketahui guna

mengoptimalkan pemuliaan padi gogo tahan naungan. (Nafisah, et al., 2007).

Secara genetik, tanaman yang toleran terhadap naungan mempunyai kemampuan

beradaptasi yang tinggi terhadap perubahan lingkungan cahaya. Adanya

perubahan lingkungan tersebut, menyebabkan tanaman mengubah fisiologi,

morfologi dan perkembangannya (Gao, et al., 2008).

Tanaman toleran mempunyai tingkat efisiensi penerimaan cahaya yang

lebih tinggi pada kondisi normal dan terutama saat ternaungi dibanding tanaman

yang peka. Karakter padi gogo toleran naungan mempunyai kemampuan

meningkatkan luas area penangkapan cahaya dan meningkatkan tinggi tanaman

sehingga fotosintesis relatif optimum (Sasmita, et al., 2006). Setiap genotip

tanaman memiliki toleransi yang berbeda terhadap cekaman naungan. Tanaman


yang adaptif terhadap radiasi rendah mengalami peningkatan rasio luas daun, rasio

daun batang, panjang batang dan penurunan ketebalan daun (Haque, et al., 2009).

Varietas yang sesuai untuk lingkungan kekurangan cahaya dicirikan oleh

kemampuan adaptasi fisiologis varietas yang bersangkutan dalam memanfaatkan

cahaya yang terbatas. Dengan demikian, adaptasi terhadap lingkungan cahaya

penting bagi kelangsungan hidup tanaman (Araki dan Kubota, 2014). Tersedianya

varietas unggul padi gogo yang adaptif terhadap lingkungan kekurangan cahaya

(naungan) dapat dilakukan melalui uji toleransi galur-galur padi gogo yang telah

dihasilkan pada penelitian sebelumnya (Sadimantara, et al., 2013). Dengan

demikian diharapkan akan berdampak pada pegembangan padi gogo di lahan sub-

optimal, baik pada lahan kering melalui pengembangan pertanian berbasis padi

gogo atau sebagai tanaman sisipan di bawah tegakan perkebunan atau tanaman

kehutanan dalam pola tumpang sari atau wanatani (Muhidin, et al., 2013).

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian tentang galur-

galur padi gogo (Oryza sativa L.) tipe baru Sulawesi Tenggara yang dikategorikan

toleran terhadap naungan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara naungan dan galur terhadap

pertumbuhan tanaman padi gogo ?


2. Bagaimanakah tingkat toleransi galur-galur padi gogo unggul lokal Sulawesi

Tenggara terhadap beberapa tingkat naungan ?


3. Galur padi gogo unggul lokal Sulawesi Tenggara apa saja yang memiliki sifat

toleran dan sangat toleran terhadap naungan ?

1.3 Tujuan dan Kegunaan

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui pengaruh interaksi antara naungan dan galur terhadap

pertumbuhan tanaman padi gogo.


2. Mengetahui tingkat toleransi galur-galur padi gogo unggul lokal Sulawesi

Tenggara terhadap beberapa tingkat naungan.


3. Mengetahui galur padi gogo unggul lokal Sulawesi Tenggara yang memiliki

sifat toleran dan sangat toleran terhadap naungan.

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai :

1. Sumber informasi bagi petani dan peneliti selanjutnya, mengenai keunggulan

galur-galur padi gogo unggul lokal Sulawesi Tenggara terhadap beberapa

tingkat naungan.
2. Bahan rujukan penelitian selanjutnya yang sejalan dengan penelitian ini.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teori

2.1.1 Botani tanaman padi gogo

Klasifikasi botani tanaman padi menurut Grist (1960) dalam Hanum (2008)

adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Keluarga : Gramineae (poaceae)

Genus : Oryza

Spesies : Oryza sativa L.

Tanaman padi gogo (Oryza sativa L) merupakan golongan tanaman

semusim yang termasuk golongan rumput-rumputan dari famili Gramineae

dengan batang tersusun dari beberapa ruas. Secara morfologi tanaman padi

mempunyai tiga fase perkembangan: (1) fase vegetatif (perkecambahan sampai

inisiasi malai), (2) fase reproduktif (inisiasi malai sampai pembungaan), dan (3)

fase pemasakan (pembungaan sampai pemasakan). Bagian vegetatif terdiri dari

akar, batang, dan daun (Masdar, 2010).

Akar terdiri dari akar tunggang, akar serabut atau adventif, dan akar tajuk.

Tanaman padi mempunyai batang yang beruas-ruas. Panjang batang tergantung

pada jenis dan kondisi lingkungan tumbuh. Padi jenis unggul saat ini biasanya

memiliki batang yang pendek, sedangkan tanaman lokal atau yang tumbuh di

rawa dapat tumbuh lebih panjang (Haryadi, 2006).


Daun pada tanaman padi tumbuh pada batang dalam susunan yang

berselang- seling, satu daun tiap buku. Setiap daun terdiri dari helai daun, pelepah

daun, telinga daun dan lidah daun. Pada perbatasan antara helai daun dan upih

terdapat lidah daun. Panjang dan lebar dari helai daun tergantung kepada varietas

padi yang ditanam dan letaknya pada batang. Daun ketiga dari atas bisanya

merupakan daun terpanjang (Makarim dan Suharrtatik, 2010).

Buah pada tanaman padi disebut gabah. Buah terbentuk setelah

penyerbukan dan pembuahan (Wulandari, 2003). Biji sebagian besar ditempati

oleh endosperm yang mengandung zat tepung dan sebagian ditempati oleh embryo

(lembaga) yang terletak dibagian sentral yaitu bagian lemma dan palea membentuk

sekam atau kulit gabah.

2.1.2 Syarat tumbuh tanaman padi gogo

Padi gogo adalah padi yang dibudidayakan pada lahan kering. Tanaman

padi membutuhkan curah hujan yang cukup optimum > 1.600 mm/tahun. Padi

gogo memerlukan bulan basah yang berurutan minimal 4 bulan. Bulan basah

adalah bulan yang mempunyai curah hujan > 200 mm dan tersebar secara normal

atau setiap minggu ada turun hujan sehingga tidak menyebabkan tanaman stress

karena kekeringan. Suhu yang optimum untuk pertumbuhan tanaman padi

berkisaran antara 24 – 29 ºC. Intensitas cahaya minimum yang dibutuhkan

tanaman padi gogo sebesar 267 cal/hari (Sahila, 2006 dalam Satria, 2009).

Struktur tanah yang cocok untuk tanaman padi gogo ialah struktur tanah

yang remah. Tanah yang cukup bervariasi mulai dari yang berliat, berdebu halus,

berlempung halus sampai tanah kasar dan air yang tersedia diperlukan cukup
banyak. Sebaiknya tanah tidak berbatu, jika ada harus <50%. Keasaman (pH)

tanah bervariasi dari 5,5 sampai 8,0. Pada pH tanah yang lebih rendah pada

umumnya dijumpai gannguan kekahatan unsur P, keracunan Fe dan Al, sedangkan

bila pH lebih besardari 8,0 dapat mengalami kekahatan Zn (Perdana, 2009).

2.1.3 Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman

Cahaya adalah sumber energi fotosintesis tanaman dan intensitas cahaya

memiliki pengaruh penting pada morfologi, fisiologi, dan reproduksi tanaman

(Wang, et al., 2014). Cahaya matahari merupakan variabel lingkungan yang

mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan berpengaruh nyata terhadap proses

fotosintesis dan berdampak pada kelangsungan hidup tanaman, pertumbuhan dan

adaptasi (Janska, et al., 2009). Radiasi matahari sangat mempengaruhi

pertumbuhan dan produktivitas tanaman melalui proses fotosintesis. Tanaman

beradaptasi terhadap perubahan radiasi dengan modifikasi morfologi dan fisiologi,

sehingga energi cahaya yang tersedia dapat digunakan secara efisien (Koike,

2013).

Intensitas cahaya rendah akibat adanya naungan dapat mempengaruhi

mutu beras yang dihasilkan terutama untuk kandungan antosianin. Pada tanaman

kedelai pigmentasi antosianin meningkat pada persentase naungan yang semakin

tinggi (Lamuhuria, et al., 2006), sedangkan pada beberapa klon daun dewa yang

tumbuh pada kondisi 100% cahaya menghasilkan kadar antosianin yang tidak

berbeda nyata (Ghulamahdi, et al., 2006).

Pengurangan cahaya pada tumpangsari jagung dengan tanaman kacang-

kacangan mencapai 30–50% cahaya penuh, mulai terjadi pada saat jagung
berumur 30–35 hari setelah tanam (Polthanee dan Treloges, 2003). Dengan

demikian, tanaman kacang-kacangan hanya menerima cahaya sebesar 50–70%

cahaya penuh. Intensitas cahaya 30% cahaya penuh (naungan 70%) menyebabkan

pengurangan hasil sebesar 25% dan 37%, masing-masing pada musim hujan

dan musim kemarau, sedangkan intensitas cahaya 50% cahaya penuh (naungan

50%) menyebabkan pengurangan hasil sebesar 10% dan 27% masing-masing

pada musim hujan dan musim kemarau, tergantung kultivarnya (Polthanee, et al.,

2011).

2.1.4 Mekanisme uji toleransi tanaman padi gogo terhadap intensitas cahaya

Keragaman genetik dan heritabilitas menjadi hal penting yang perlu

diketahui guna mengoptimalkan pemuliaan padi gogo tahan naungan (Nafisah, et

al., 2007). Levit (1980) menyatakan bahwa adaptasi tanaman terhadap naungan

dicapai melalui mekanisme penghindaran (avoidance), yang berkaitan dengan

perubahan anatomi dan morfologi daun untuk fotosintesis yang efisien dan

mekanisme toleran (tolerance) yang berkaitan dengan penurunan titik kompensasi

cahaya serta respirasi yang efisien.

Sulawesi Tenggara selain memiliki potensi lahan yang cukup luas untuk

pengembangan padi gogo, juga memiliki plasma nutfah padi gogo lokal yang

secara tradisional telah ditangkar dan dibudidayakan oleh petani di berbagai

kabupaten. Penangkaran dan penamaan kultivar lokal tersebut disesuaikan dengan

kebiasaan masing- masing petani. Keragaman kultivar lokal dapat dilihat dengan

morfologi padi yang memiliki bentuk yang cukup bervariasi seperti warna kulit,

warna bulu, dan besar bulir (Wahab dan Sabur, 2014). Varians genetik bersama-
sama dengan varians lingkungan dan varians interaksi antara genetik - lingkungan

merupakan faktor penentu penampilan suatu karakter (Fehr, 1987).

Varietas lokal merupakan salah satu sumber gen yang dapat dimanfaatkan

dalam merakit varietas baru yang lebih unggul. Varietas lokal dapat menjadi

sumber gen sifat mutu baik (rasa nasi enak, aromatik), ketahanan terhadap hama

dan penyakit utama (wereng coklat, hawar daun bakteri, tungro dan sebagainya)

dan toleransi terhadap cekaman abiotik seperti suhu rendah, toleran lahan salin,

sulfat masam, dan genangan, sedangkan varietas yang sudah ada digunakan

sebagai tetua karena memiliki tipe tanaman yang baik dan atau mutu baik dan

sudah diadopsi oleh petani tetapi kurang dalam satu atau sifat lain yang ingin

diperbaiki (genetic improvement) (Buhaira, et al., 2014).

Seleksi terhadap suatu karakter yang dilakukan berdasarkan fenotip

hanya akan bermanfaat bila variasi karakter tersebut merupakan cerminan dari

variasi secara genetik, sehingga seleksi memberikan kemajuan genetik yang

cukup besar. Adanya variabilitas genetik yang luas untuk karakter-karakter

tertentu memungkinkan dilakukannya seleksi yang efektif yang akan berguna

dalam pengembangan tanaman dengan mengkonsentrasikan karakter-karakter

yang baik dalam satu kultivar tanaman (Poehlman dan Sleper, 1995). Variabilitas

genetik yang luas akan mempengaruhi besarnya kemajuan genetik yang dicapai

akibat proses seleksi. Menurut Diz dan Schank (1995), pemilihan parameter

seleksi yang tepat dapat mempermudah memperoleh alel unggul yang diinginkan

dari keragaman fenotip yang luas.


Program perakitan varietas padi gogo unggul toleran naungan telah lama

dilakukan (Toha, et al., 2005). Namun, dari sejumlah varietas yang telah

dilepas, baru varietas Jatiluhur yang direkomendasikan sebagai padi gogo

yang toleran naungan. Oleh karena itu, program pemuliaan padi gogo toleran

naungan baik melalui program persilangan maupun seleksi terhadap plasma

nutfah yang telah ada masih diperlukan. Cukup banyak varietas padi gogo yang

telah dikenal petani. Sejak tahun 1961 varietas anjuran mulai dilepas oleh

Puslitbang Tanaman Pangan dan jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun,

namun minat petani untuk membudidayakannya masih sangat rendah (Prasetyo,

2003).

Sasmita, et al. (2002) bahwa dari hasil kultur antera tanaman F-1 padi

gogo hasil persilangan antara kultivar dan aksesi toleran naungan diperoleh

sebanyak 111 galur padi gogo haploid ganda. Galur haploid ganda merupakan

galur murni atau homozigos, sehingga seleksi untuk karakter yang diinginkan bisa

dilakukan langsung pada populasi tersebut. Seleksi pada populasi tersebut

diharapkan memiliki peluang yang besar untuk menghasilkan genotip toleran

naungan karena tetua persilangannya memiliki karakter toleran naungan.

Skrining genotip toleran terhadap naungan secara ex situ dapat dilakukan

dengan menggunakan metode uji cepat fase bibit atau paranet, sedangkan secara

in situ dapat dilakukan dengan cara menanam langsung pada kondisi naungan

alami (Chozin, et al., 1999). Menurut Sahardi (2000) skrining secara ex situ

mudah dilakukan dan lebih cepat waktunya, serta dapat menghasilkan genotip

yang konsisten toleran pada kondisi naungan alami.


Seleksi ex situ toleransi tanaman terhadap intensitas cahaya rendah pada

fase pertumbuhan dan produksi dapat dilakukan dengan menggunakan naungan

yang terbuat dari paranet (Chozin, et al., 1999). Pemberian naungan dapat

menurunkan suhu udara dan meningkatkan kelembaban (Yulianti, et al., 2007).

Naungan dapat berupa naungan alami dan naungan buatan. Naungan alami

merupakan naungan yang menggunakan tanaman lain sebagai pelindung.

Naungan buatan merupakan naungan yang terbuat dari bahan plastik dikenal

dengan nama paranet. Paranet digunakan untuk mengurangi intensitas cahaya

yang diterima tanaman, juga untuk mengurangi suhu udara di sekitar tanaman

(Harjanto dan Nisa, 2007).

Setiap tumbuhan memiliki intensitas cahaya optimum dalam mendukung

pertumbuhannya. Salah satu cara untuk mendapatkan intensitas cahaya yang

sesuai dengan kebutuhan adalah dengan mengatur naungan. Hal tersebut sesuai

dengan pendapat Suhardiyanto (2009) bahwa budidaya seluruh jenis tanaman

melebihi suhu optimal, dapat dikendalikan dengan cara memberi naungan. Pada

daerah tropis naungan berfungsi untuk melindungi tanaman dari cahaya matahari

dan suhu yang berlebihan, memelihara kelembaban, mencegah tanaman dari

kerusakan yang disebabkan oleh hama dan penyakit (Haryanto, et al., 2007).

2.2 Kerangka Pikir

Padi gogo memiliki potensi untuk mendukung peningkatan produksi padi

nasional. Keberadaannya dapat menjadi solusi optimalisasi lahan kering sebagai


pengganti lahan sawah yang terkonversi. Budidaya padi gogo di Provinsi

Sulawesi Tenggara sebagian besar diusahakan sebagai tanaman tumpangsari atau

tanaman sela. Akibatnya intensitas cahaya yang sampai ke tanaman padi gogo

menjadi rendah akibat ternaungi. Kekurangan cahaya akibat naungan

menyebabkan terganggunya proses metabolisme dan turunnya laju fotosintesis

serta sintesis karbohidrat yang berimplikasi terhadap menurunnya laju

pertumbuhan dan produksi tanaman.

Perbaikan karakter agronomi padi gogo dapat dilakukan melalui

persilangan yang telah dilanjutkan dengan seleksi beberapa generasi sehingga

dapat dihasilkan galur unggul yang dijadikan bahan tanaman dalam penelitian ini..

Hal penting yang perlu diketahui guna mengoptimalkan pemuliaan padi gogo

tahan naungan salah satunya dengan cara melakukan uji toleransi galur padi gogo

terhadap naungan sehingga diharapkan dapat dihasilkan varietas padi gogo lokal

toleran naungan . Kerangka pikir penelitian disajikan pada Gambar 1.


Padi gogo

Sistem tanam padi gogo di


Sulawesi Tenggara antara
lain menggunakan pola
tanam sela

Kurangnya intensitas cahaya


yang diterima padi gogo

Tanaman menjadi Memperlambat laju Mempengaruhi


tidak kokoh fotosintesis pertumbuhan tanaman

Produksi Rendah

Perbaikan karakter tanaman melalui


persilangan padi gogo lokal

Seleksi
Galur padi gogo lokal

Uji toleransi padi gogo


terhadap naungan

Padi gogo toleran naungan

Keterangan : = telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya

= akan dilakukan
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Uji Toleransi Galur Padi Gogo Unggul
Lokal Sulawesi Tenggara terhadap Naungan.
2.3 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, tujuan penelitian, dan tinjauan pustaka,

hipoteisis dari penelitian ini adalah:

1. Terdapat pengaruh interaksi antara naungan dan galur terhadap pertumbuhan

tanaman padi gogo.


2. Galur-galur padi gogo unggul lokal Sulawesi Tenggara memiliki reaksi

toleransi yang berbeda terhadap naungan.


3. Minimal terdapat satu galur padi gogo unggul lokal Sulawesi Tenggara yang

memiliki reaksi toleran dan sangat toleran terhadap beberapa tingkat naungan.
III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Lahan Percobaan II

Fakultas Pertanian dan Laboratorium Fakultas Pertanian unit Agronomi

Universitas Halu Oleo. Waktu palaksanaan penelitian dimulai pada bulan Agustus

sampai dengan Desember 2018.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu 4 galur padi gogo hasil

persilangan koleksi Prof. Dr. Ir. H. Gusti R. Sadimantara dan 1 kultivar sebagai

tanaman pembanding dan pupuk kandang kotoran sapi, arang sekam, polibag dan

kertas label.

Alat yang digunakan yaitu, spidol, mistar, pulpen, kamera, parang,

gembor, waring net, paranet, meteran, paku, palu, tali rapia, pacul, skop, plat besi

dan linggis.

3.3 Prosedur Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan dan pengelolaan lahan penelitian

Tahapan yang dilakukan dalam melakukan pengolahan lahan yaitu,

terlebih dahulu dilakukan pembersihan gulma pada lahansetelah itu lahan dipacul

secara keseluruhan, kemudian dibentuk petak penelitian dengan ukuran 2 x 15 m

dengan cara membuat drainase pada bagian pinggir petakan sedalam 20 cm

dengan lebar 20 cm. Jarak antara naungan yang dibuat yaitu 3 m.

2. Pembuatan naungan
Pembuatan naungan dilaksanakan setelah pembuatan bedengan lahan

percobaan, menggunakan plat besi yang ditancapkan pada pinggir bedengan

dengan jarak 2 m untuk setiap tiang mengikiti posisi bentuk bedengan. Setelah

besi selesai ditancapkan selanjutnya membuat rangka dari besi yang dilas pada

besi yang tertancap. Setelah rangka terbentuk selanjutnya memasang naungan

buatan yang sudah dijahit sesuai dengan ukuran dan bentuk rangka yang dibuat,

sesuai dengan taraf naungan yang sudah ditetapkan. Naungan terbuat dari paranet

yang di tegakkan dengan kerangka besi masing-masing terdiri atas N0 (0%=6997

cd) kontrol atau tanpa paranet atau waring net, N1 (31,7 %= 4782 cd) 1 lapis

paranet, N2 (3810 cd=54,55%) 1 lapis waring net dan N3 (60,48 % = 2765 cd) 1

lapis menggunakan waring net + 1 lapis paranet.

3. Penyediaan media tanam

Media tanaman yang digunakan pada penelitian ini yaitu tanah, pupuk

kandang kotoran sapi dan arang sekam yang dicampur kemudian dimasukkan ke

dalam polybag yang berukuran panjang 30 cm dengan diameter 40 cm dengan

perbandingan 2:1:1. Kemudian dilakuan pelabelan pada setiap polibag dilakukan

1 hari sebelum tanam. Tujuan dari pelabelan yaitu untuk menghindari terjadinya

kekeliruan atau kesalahan pada saat penanaman untuk setiap galur-galur yang

digunakan. Penempatan labelan sesuai dengan daftar acak yang dilakukan.

4. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan cara membuat lubang tugal pada setiap

polybag sedalam 2-3 cm, kemudian benih padi dimasukkan kedalam lubang tugal

sebanyak 5 biji selanjutnya ditutup kembali dengan tanah.

5. Pemeliharaan

Pemeliharaan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi penyiraman,

penyulaman dan penjarangan serta penyiangan

a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan mulai hari pertama menanam. Penyiraman rutin

dilakukan 2 kali sehari selama penelitian berlanjut, yaitu pagi dan sore hari sesuai

dengan kebutuhan tanaman.

b. Penyulaman dan penjarangan

Penyulaman dan penjarangan dilakukan setelah 7 hari setelah tanam

(HST) sampai dengan 14 hari setelah tanam (HST). Apa bila ada tanaman yang

tidak tumbuh pada setiap polybag maka dilakukan penyulaman dengan

menggunakan tanaman lain dan penjarangan dilakukan pada tanaman yang

tumbuh lebih dari 1 tanaman dalam setiap polybag dengan cara dicabut atau

digunting. Tujuan dari penyulaman dan penjarangan yaitu untuk menyeragamkan

tanaman pada setiap unit percobaan.


c. Penyiangan

Penyiangan dilakukan setiap saat apabila ada terdapat gulma yang tumbuh

didalam polybag dan dilakukan penyiangan secara bertahap pada gulma yang

tumbuh disekitar polybag.

6. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan apabila terdapat

gejala serangan hama atau penyakit pada tanaman. Pengendalian hama dan

penyakit dilakukan dengan cara fisik dan kimia.

3.4 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini, yaitu rancangan

petak terpisah (split plot design) dengan rancangan acak kelompok (RAK) sebagai

rancangan lingkungan. Faktor utama adalah tingkat naungan yang terdiri dari 4

taraf yaitu N0 (0% = 6997 cd) kontrol atau tanpa paranet atau waring net, N1

(31,7 % = 4782 cd) 1 lapis paranet, N2 (54,55% = 3810) cd 1 lapis waring net

dan N3 (60,48 % = 2765 cd ) 1 lapis waring net + 1 lapis paranet. Faktor ke dua

adalah anak petak yaitu 5 galur/kultifvar yang terdiri dari 4 galur padi gogo tipe

baru hasil persilangan A1 (GS44-1), A2 (GS44-2), A3 (GS16-1), A4 (GS16-2) dan

A5 (kultivar lokal). Pada setiap taraf naungan diulang sebanyak 3 kali dan dalam

setiap taraf naungan terdapat 15 unit percobaan sehingga total unit percobaan pada

4 taraf naungan berjumlah 60 unit percobaan.


3.5 Variabel Pengamatan

Variabel pengamatan dalam penelitian adalah mengamati karakterisasi

agronomi 4 tanaman dalam 1 galur padi dengan variabel tanaman yaitu:

1. Tinggi tanaman (cm)

Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dengan cara mengukur tanaman

pada bagian bawah sampai dengan ujung daun tertinggi dengan menggunakan

mistar. Pengamatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 28 HST, 42 HST, 56

HST, 70 HST dan 84 HST.

2. Jumlah daun (helai)

Pengamatan jumlah daun dilakukan dengan menghitung semua jumlah

daun yang terbentuk secara sempurna. Pengamatan ini dilakukan pada saat

tanaman berumur 28 HST, 42 HST, 56 HST, 70 HST dan 84 HST.

3. Luas daun (cm2)

Pengamatan luas daun dilakukan dengan mengukur panjang dan lebar

daun. Pengamatan panjang daun yaitu mengukur panjang daun mulai dari ujung

daun sampai dengan pangkal daun sedangkan pengamatan lebar daun yaitu

mengukur bagian daun yang paling lebar. Daun yang diukur pada setiap tanaman

yaitu daun teratas, daun tengah dan daun bawah. Pengamatan ini dilakukan pada

saat tanaman berumur 28 HST, 42 HST, 56 HST, 70 HST dan 84 HST.

4. Jumlah anakan

Pengamatan jumlah anakan yaitu menghitung jumlah anakan tanaman

yang terbentuk, akan dilakukan pada saat tanaman berumur 42 HST, 56 HST, 70

HST dan 84 HST.


5. Jumlah anakan produktif

Pengamatan jumlah anakan produktif yaitu menghitung semua anakan

yang menghasilkan malai dalam setiap rumpun tanaman sampel. Pengamatan

dilakukan pada saat tanaman berumur 91-97 HST.

3.6 Analisis Data

Data hasil pengamatan terhadap masing-masing variabel yang diamati

dianalisis dengan sidik ragam. Apabila dalam analisis terdapat pengaruh nyata

maka dilakukan uji lanjut dengan uji jarak berganda Duncan (UJBD) pada taraf

nyata α = 0,05.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Rekapitulasi hasil ragam pertumbuhan beberapa galur padi gogo (Oryza sativa L.)

pada beberapa tingkat naungan dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil sidik ragam pengaruh naungan dan galur/kultivar terhadap
pertumbuhan tanaman padi gogo.

Interaksi Naungan Galur


No Variabel Pengamatan
(N x A) (N) (A)

1 Tinggi Tanaman
· 28 HST tn ** **
· 42 HST tn ** **
· 56 HST tn ** **
· 70 HST tn ** **
· 84 HST tn ** **
2 Jumlah Daun
· 28 HST * * tn
· 42 HST tn ** **
· 56 HST tn * **
· 70 HST tn tn **
· 84 HST ** * **
3 Luas Daun
· 28 HST tn tn *
· 42 HST tn ** **
· 56 HST tn ** **
· 70 HST tn ** **
· 84 HST tn ** **
4 Jumlah Anakan
· 42 HST tn tn *
· 56 HST tn * **
· 70 HST tn tn **
· 84 HST ** ** **
5 Jumlah Anakan Produktif ** ** **
Keterangan : tn = berpengaruh tidak nyata, * = berpengaruh nyata
** = berpengaruh sangat nyata, HST = hari setelah tanam
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan naungan dan galur padi

gogo berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman selama pengamatan.

Pengaruh mandiri naungan dan galur padi gogo berpengaruh sangat nyata selama

pengamatan.

Interaksi antara pelakuan naungan dan galur pada variabel jumlah daun

memberikan pengaruh nyata pada umur 28 HST dan berpengaruh sangat nyata

pada umur 84 HST. Pengaruh mandiri perlakuan naungan berpengaruh nyata pada

umur 28, 56 dan 84 HST namun memberikan pengaruh sangat nyata pada umur

42 HST namun memberikan pengaruh tidak nyata pada umur 70 HST. Pengaruh

mandiri perlakuan galur padi gogo memberikan pengaruh sangat nyata selama

penelitian kecuali pada 28 HST berpengaruh tidak nyata.

Interaksi antara perlakuan naungan dan galur padi gogo pada variabel luas daun

berpengaruh tidak nyata pada semua waktu pengamatan. Pengaruh mandiri

naungan memberikan pengaruh sangat nyata pada umur 42, 56, 70 dan 84 HST

namun berpengaruh tidak nyata pada umur 28 HST. Pengaruh mandiri galur padi

gogo memberikan pengaruh nyata pada umur 28 HST namun berpengaruh sangat

nyata pada umur 42, 56, 70 dan 84 HST.

Interaksi antara perlakuan naungan dan galur pada variabel jumlah anakan

tanaman padi gogo berpengaruh sangat nyata pada umur 84 HST namun

memberikan pengaruh tidak nyata pada umur 42, 56 dan 70 HST. Pengaruh

mandiri perlakuan naungan memberikan pengaruh sangat nyata terhadap jumlah

anakan pada umur 84 HST namun memberikan pengaruh nyata terhadap padi
gogo umur 56 HST dan berpengaruh tidak nyata terhadap padi gogo umur 42 dan

70 HST. Pengaruh mandiri galur padi gogo berpengaruh nyata pada umur 42 HST

namun memberikan pengaruh sangat nyata pada umur 56, 70 dan 84 HST.

Interaksi antara perlakuan naungan dan galur padi gogo pada variabel jumlah

anakan produktif berpengaruh sangat nyata. Pengaruh mandiri naungan atau galur

memberikan pengaruh sangat nyata.

1. Tinggi tanaman (cm)

Hasil pengamatan rata-rata tinggi tanaman padi gogo dengan perlakuan naungan dan

galur pada umur 28, 42, 56, 70 dan 84 HST disajikan pada Lampiran 2a-6a, sedangkan

sidik ragamnya disajikan pada Lampiran 2b-6b. Hasil UJBD pengaruh mandiri nauangan

dan galur terhadap pertumbuhan tanaman padi gogo disajikan pada tabel 4.2 dan 4.3.

Tabel 4.2 Pengaruh mandiri naungan terhadap tinggi tanaman (cm) padi gogo pada
umur 28, 42, 56, 70 dan 84 HST.

Umur Tanaman
Naungan
28 HST 42 HST 56 HST 70 HST 84 HST
N0 26,17 b 57,59 c 72,34 c 78,18 c 85,13 c
N1 26,46 b 57,76 c 78,96 b 88,84 b 93,69 b
N2 29,91 a 60,43 b 93,21 a 104,87 a 108,86 a
N3 31,24 a 64,60 a 94,07 a 110,17 a 112,98 a
2 = 2,093 2 = 1,842 2 = 5,256 2 = 6,404 2 = 6,162
UJBD
3 = 2,156 3 = 1,906 3 = 5,438 3 = 6,627 3 = 6,376
α 0,05
4 = 2,202 4 = 1,938 4 = 5,53 4 = 6,738 4 = 6,483
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom (a,b,c) yang
sama menunjukkan berbeda tidak nyata berdasarkan uji UJBD pada taraf
kepercayaan 95%.

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pengaruh mandiri perlakuan naungan terhadap

tinggi tanaman padi gogo pada pengamatan 28 HST tertinggi diperoleh pada

perlakuan naungan N3 sebesar 31.24 cm tidak berbeda nyata dengan N2 sebesar

29,91 cm namun berbeda nyata dengan perlakuan N0 dan N1. Pengamatan umur
42 HST rata-rata tinggi tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan N3 sebesar

64,60 cm, berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata tinggi tanaman

terendah diperoleh pada perlakuan N0 diikuti N1 dengan rata-rata tinggi tanaman

57,59 cm dan 57,76 cm.

Perlakuan naungan pada umur 56 HST memberikan rata-rata tinggi tanaman padi gogo

tertinggi diperoleh pada perlakuan N3 sebesar 94,075 cm, diikuti dengan N2 sebesar

93,21 cm. Rata-rata tinggi tanaman terendah diperoleh pada perlakuan N0 sebesar 72,34

cm. Pengamatan umur 70 HST rata-rata tinggi tanaman tertinggi diperoleh pada

perlakuan N3 sebesar 110,17 cm diikuti dengan N2 sebesar 104,87 cm. Rata-rata tinggi

tanaman terendah diperoleh pada perlakuan N0 sebesar 78,18 cm. Pada pengamatan 84

HST dengan rata-rata tinggi tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan N3 sebesar

112,98 cm diikuti dengan perlakuan N2 sebesar 108,86 cm. Rata-rata tanaman terendah

diperoleh pada perlakuan N0 dengan rata-rata tinggi tanaman 85,13 cm.

Tabel 4.3 Pengaruh mandiri galur/kultivar terhadap tinggi tanaman (cm) padi gogo
pada umur 28, 42, 56, 70 dan 84 HST.
Galur/ Umur Tanaman
Kultivar 28 HST 42 HST 56 HST 70 HST 84 HST
A1 29,69 a 60,50 b 85,45 b 95,27 b 98,56 b
A2 28,44 a 59,90 b 81,54 c 92,27 b 96,50 b
A3 29,32 a 63,46 a 91,64 a 101,56 a 106,25 a
A4 29,65 a 64,56 a 92,35 a 103,73 a 105,69 a
A5 25,15 b 52,08 c 72,24 d 84,41 c 93,81 bc
2 = 2,036 2 = 2,887 2 = 3,663 2 = 4,971 2 = 3,949
UJBD 3 = 2,987 3 = 3,79 3 = 5,144 3 = 4,086
3 = 2,106
α 0.05
4 = 2,142 4 = 3,037 4 = 3,854 4 = 5,23 4 = 4,155
5 = 2,165 5 = 3,070 5 = 3,896 5 = 5,288 5 = 4,201
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom (a,b,c) yang
sama menunjukkan berbeda tidak nyata berdasarkan uji UJBD pada taraf
kepercayaan 95%.
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pengaruh mandiri perlakuan galur terhadap tinggi

tanaman padi gogo pada pengamatan 28 HST tertinggi diperoleh pada perlakuan
A1 dengan rata-rata tinggi tanaman 29,69 cm, tidak berbeda nyata dengan

perlakuan A4, A3 dan A2 dengan rata-rata tinggi tanaman 29,65, 29,32 dan 28,44

namun berbeda nyata dengan perlakuan A5 dengan rata-rata tinggi tanaman 25,15

cm.

Perlakuan galur pada umur 42 HST menunjukkan bahwa rata-rata tinggi tanaman

padi gogo tertinggi diperoleh perlakuan A4 sebesar 64,56 cm diikuti dengan A3

sebesar 63,46 cm, berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata tinggi

tanaman terendah diperoleh perlakuan A5 dengan rata-rata tinggi tanaman 52,08

cm. Pengamatan umur 56 HST memberikan rata-rata tinggi tanaman tertinggi

yaitu perlakuan A4 diikuti A3 dengan rata-rata tinggi tanaman 92,35 dan 91,64

cm, berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata tinggi tanaman terendah

diperoleh pada perlakuan A5 dengan rata-rata tinggi tanaman 72,24 cm.

Pada pengamatan umur 70 HST perlakuan galur memberikan rata-rata tinggi

tanaman padi gogo tertinggi diperoleh pada perlakuan A4 diikuti dengan A3

dengan rata-rata tinggi tanaman 103,73 dan 101,56 cm, berbeda nyata dengan

perlakuan lainnya. Rata-rata tinggi tanaman terendah diperoleh pada perlakuan A5

sebesar 84,41 cm.

Pengamatan umur 84 HST rata-rata tinggi tanaman tertinggi diperoleh pada

perlakuan A3 diikuti A4 dengan rata-rata tinggi tanaman 106, 25 dan 105,69 cm,

berbeda nyata dengan perlakuan lainnnya. Rata-rata tinggi tanaman terendah

diperoleh perlakuan A5 dengan rata-rata tinggi tanaman 93,81 cm.

2. Jumlah daun (helai)


Hasil pengamatan rata-rata jumlah daun tanaman padi gogo dengan perlakuan

naungan dan galur pada umur 28, 42, 56, 70 dan 84 HST disajikan pada Lampiran

7a-12a sedangkan sidik ragamnya disajikan pada Lampiran 7b-11b. Hasil UJBD

pengaruh interaksi antara naungan dan galur terhadap pertumbuhan tanaman padi

gogo serta interaksinya disajikan pada Tabel 4.4-4.7.

Tabel 4.4 Pengaruh interaksi naungan dan galur/kultivar terhadap jumlah daun (helai)
tanaman padi gogo pada umur 28 HST.

Galur/ Naungan (N) UJBD


Kultivar (A) N0 N1 N2 N3 α 0,05
A1 3,67 b 3,00 b 5,00 a 3,58 b
p p p pq
A2 3,42 b 3,00 b 5,08 a 3,83 b 2 = 0,443
p p p p
A3 3,25 ab 3,42 a 3,75 a 4,17 a 3 = 0,459
p p r p
A4 3,25 b 3,67 b 4,58 a 3,92 a 4 = 0,467
p p pq p
A5 3,33 b 3,25 b 4,92 a 3,42 b 5 = 0,472
p p p pq
UJBD 2= 3= 4=
α 0,05 0,739 0,764 0,777
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom (p,q,r) dan
baris (a,b,c) yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata berdasarkan uji
UJBD pada taraf kepercayaan 95%.

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pengaruh interaksi naungan (N) dan galur/kultivar

(A) terhadap rata-rata jumlah daun tanaman padi gogo umur 28 HST pada

perlakuan kontrol (N0), rata-rata jumlah daun tertinggi diperoleh pada perlakuan

A1 sebesar 3,67 helai tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnnya berturut-

turut A2 sebesar 3,42 helai, A3 sebesar 3,25 helai, A4 sebesar 3,25 helai, dan A5

sebear 3,33 helai. Pada perlakuan galur A1, rata-rata jumlah daun tanaman
tertinggi di peroleh perlakuan N2 sebesar 5,00 helai yang berbeda nyata dengan

perlakuan lainnya. Perlakuan naungan pada N1 dengan rata-rata jumlah daun

tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan galur A4 sebesar 3,67 helai tidak

berbeda nyata dengan perlakuan lainnya, berturut-turut A1 sebesar 3,00 helai, A2

sebesar 3,00 helai, A3 sebesar 3,42 helai dan dan A5 sebesar 3,25 helai.

Perlakuan galur A2 dengan rata-rata jumlah daun tanaman tertinggi diperoleh

pada perlakuan N2 sebesar 5,08 helai berbeda nyata dengan perlakuan N0 sebesar

3,42 helai berturut-turut N1 sebesar 3,00 helai dan N3 sebesar 3,83 helai.

Pada perlakuan naungan N2 dengan rata-rata jumlah daun tanaman terbanyak di

peroleh pada perlakuan galur A2 sebesar 5,08 helai tidak berbeda nyata dengan

perlakuan A1 sebesar 5,00 helai dan A5 sebesar 4,92 helai namun namun berbeda

nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata jumlah daun terendah diperoleh

perlakuan A3 dengan rata-rata jumlah daun 3,75 helai. Perlakuan galur A3 dengan

rata-rata jumlah daun tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan N3 dengan rata-

rata jumlah daun 4,17 helai tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-

rata jumlah daun terendah diperoleh pada perlakuan N0 sebesar 3,25 helai.

Pada perlakuan naungan N3 memberikan rata-rata jumlah daun terbanyak diperoleh

pada perlakuan A3 dengan rata-rata jumlah daun 4,17 helai berbeda nyata dengan

perlakuan lainnya. Perlakuan galur A4 rata-rata jumlah daun tertinggi diperoleh pada

perlakuan N2 dengan rata-rata jumlah daun 4,58 helai tidak berbeda nyata dengan

perlakuan N3 namun berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Perlakuan kultivar A5

memberikan rata-rata jumlah daun terbanyak diperoleh pada perlakuan N2 dengan rata-

rata jumlah daun 4,92 helai berbeda nyata dengan perlakuan N1 sebesar 3,25 diikuti

dengan perlakuan N0 sebesar 3,33 daan N3 sebesar 3,42.


Tabel 4.5 Pengaruh interaksi naungan dan galur/kultivar terhadap jumlah daun (helai)
tanaman padi gogo pada umur 84 HST.
Galur/ Naungan (N) UJBD
Kultivar (A) N0 N1 N2 N3 α 0,05
A1 33,50 a 34,42 a 29,75 ab 24,50 b
r q q q
A2 43,58 a 30,92 b 34,33 b 30,75 b 2 = 4,402
q r q p
A3 26,33 a 27,58 a 27,17 a 23,58 a 3 = 4,555
s r qr q
A4 28,50 a 25,83 a 29,17 a 22,08 ab 4 = 4,631
s s qr q
A5 61,33 a 47,42 b 41,50 b 33,00 c 5 = 4,682
p p p p
UJBD 2= 3= 4=
α 0,05 5,765 5,965 6,065
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom (p,q,r) dan
baris (a,b,c) yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata berdasarkan uji
UJBD pada taraf kepercayaan 95%.

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pengaruh interaksi naungan (N) dan galur/kultivar

(A) terhadap rata-rata jumlah daun tanaman padi gogo umur 84 HST pada

perlakuan (N0) diperoleh rata-rata jumlah daun terbanyak pada perlakuan A5

sebesar 61,33 helai berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata jumlah

daun terendah diperoleh perlakuan A3 sebesar 26,33 helai. Perlakuan galur A1

memberikan rata-rata jumlah daun terbanyak diperoleh pada perlakuan N1 dengan

rata-rata jumlah daun 34,42 helai tidak berbeda nyata dengan perlakuan N0. Rata-

rata jumlah daun terendah diperoleh pada perlakuan N2 dengan rata-rata jumlah

daun 29,75 helai.

Pada perlakuan naungan (N1) memberikan rata-rata jumlah daun terbanyak

diperoleh pada perlakuan A5 dengan rata-rata jumlah daun 47,42 helai berbeda

nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata jumlah daun terendah diperoleh pada

perlakuan A4 dengan rata-rata jumlah daun 25,83 helai. Perlakuan A2 diperoleh


rata-rata jumlah daun terbanyak pada perlakuan N0 sebesar 43,58 helai berbeda

nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata jumlah daun terendah diperoleh pada

perlakuan N3 sebesar 30,75 helai diikuti dengan N1 sebesar 30,92 helai.

Pada perlakuan naungan (N2) memberikan rata-rata jumlah daun terbanyak

diperoleh pada perlakuan A5 dengan rata-rata jumlah daun 41,50 helai berbeda

nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata jumlah daun terendah diperoleh pada

perlakuan A3 sebesar 27,17 helai diikuti dengan A4 sebesar 29,17 helai. Perlakuan

galur A3 dengan rata-rata jumlah daun terbanyak diperoleh perlakuan N1 sebesar

27,58 helai tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

Pada perlakuan naungan (N3) rata-rata jumlah daun terbanyak diperoleh pada perlakuan

A5 dengan rata-rata jumlah daun 33,00 helai tidak berbeda nyata dengan perlakuan A2

namun berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata jumlah daun terendah

diperoleh pada perlakuan A4 sebesar 22,08 helai. Perlakuan galur A4 memberikan rata-

rata jumlah daun terbanyak diperoleh pada perlakuan N2 dengan rata-rata jumlah daun

sebesar 29,17 helai tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata jumlah

daun terendah diperoleh pada perlakuan N3 sebesar 22,08 helai. Perlakuan kultivar A5

dengan rata-rata jumlah daun terbanyak diperoleh perlakuan N0 sebesar 61,33 helai

berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata jumlah daun terendah diperoleh

pada perlakuan N3 sebesar 33,00 helai.

Tabel 4.6 Pengaruh mandiri naungan terhadap jumlah daun (helai) tanaman padi gogo
pada umur 42 dan 56 HST.

Umur Tanaman
Naungan
42 HST 56 HST
N0 12,63 d 26,65 b
N1 13,73 c 26,48 b
N2 18,62 a 31,85 a
N3 16,72 b 24,1 b
UJBD 2 = 0,739 2 = 3,933
α 0,05 3 = 0,764 3 = 4,069
4 = 0,777 4 = 4,137
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom (a,b,c) yang
sama menunjukkan berbeda tidak nyata berdasarkan uji UJBD pada taraf
kepercayaan 95%.

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa pengaruh mandiri naungan (N) terhadap rata-rata

jumlah daun tanaman padi gogo pada pengamatan 42 HST terbanyak diperoleh

perlakuan N2 dengan rata-rata jumlah daun sebesar 18,62 helai berbeda nyata

dengan perlakuan lainnya. Rata-rata jumlah daun terendah di peroleh perlakuan

N0 dengan rata-rata jumlah daun sebesar 12,63 helai. Pelakuan naungan pada

umur 56 HST memberikan rata-rata jumlah daun tanaman padi gogo terbanyak

diperoleh perlakuan N2 dengan rata-rata jumlah daun sebesar 31,85 helai berbeda

nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata jumlah daun terendah diperoleh

perlakuan N3 sebesar 24,1 helai diikuti dengan N1 dan N0 dengan rata-rata

jumlah daun 26,48 dan 26,65 helai.


Tabel 4.7 Pengaruh mandiri galur/kultivar terhadap jumlah daun (helai) tanaman padi
gogo pada umur 42, 56 dan 70 HST.
Galur/ Umur Tanaman
Kultivar 42 HST 56 HST 70 HST
A1 14,79 b 25,83 b 29,38 b
A2 16,98 b 28,73 b 33,15 b
A3 12,86 bc 21,81 bc 24,10 c
A4 13,88 b 22,23 bc 24,31 c
A5 18,63 a 37,75 a 42,00 a
2 = 2,922 2 = 4,516 2 = 4,862
UJBD 3 = 3,023 3 = 4,673 3 = 5,03
α 0,05 4 = 3,074 4 = 4,751 4 = 5,115
5 = 3,108 5 = 4,803 5 = 5,171
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom (a,b,c) yang
sama menunjukkan berbeda tidak nyata berdasarkan uji UJBD pada taraf
kepercayaan 95%.

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa pengaruh mandiri galur terhadap rata-rata jumlah

daun tanaman padi gogo umur 42 terbanyak diperoleh pada perlakuan kultivar A5

dengan rata-rata jumlah daun sebesar 18,63 helai berbeda nyata dengan perlakuan

lainnya. Rata-rata jumlah daun terendah diperoleh pada perlakuan galur A3

sebesar 12,86 helai. Pengamatan 56 HST dengan rata-rata jumlah daun terbanyak

di peroleh pada perlakuan galur A5 sebesar 37,75 helai berbeda nyata dengan

perlakuan lainnya. Rata-rata jumlah daun terendah diperoleh pada perlakuan A3

diikuti dengan A4 dengan rata-rata jumlah daun 21,81 dan 22,23 helai. Pada

pengamatan 70 HST memberikan rata-rata jumlah daun terbanyak diperoleh

perlakuan kultivar A5 dengan rata-rata jumlah daun sebesar 42 berbeda nyata

dengan perlakuan lainnya. Rata-rata jumlah daun terendah diperoleh pada

perlakuan A4 sebesar 24,31 helai diikuti dengan perlakuan A3 sebesar 24,1 helai.
3. Luas daun (cm2)

Hasil pengamatan rata-rata luas daun (cm2) tanaman padi gogo dengan perlakuan

naungan dan galur pada umur 28, 42, 56, 70 dan 84 HST disajikan pada Lampiran 12a-

16a sedangkan sidik ragamnya disajikan pada Lampiran 12b-16b. Hasil UJBD pengaruh

mandiri naungan dan galur terhadap pertumbuhan tanaman padi gogo serta interaksinya

disajikan pada Tabel 4.8 - 4.9.

Tabel 4.8 Pengaruh mandiri naungan terhadap luas daun (cm 2) tanaman padi gogo
pada umur 42, 56, 70 dan 84 HST.

Umur Tanaman
Naungan
42 HST 56 HST 70 HST 84 HST
N0 19,13 b 34,04 c 43,24 b 46,49 b
N1 20,46 b 39,76 b 47,93 b 52,53 b
N2 21,21 b 38,46 b 55,37 a 50,02 b
N3 25,3 a 47,1 a 58,77 a 66,63 a
2 = 2,265 2 = 4,514 2 = 5,805 2 = 6,208
UJBD
3 = 2,343 3 = 4,671 3 = 6,006 3 = 6,424
α 0,05
4 = 2,382 4 = 4,749 4 = 6,107 4 = 6,531
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom (a,b,c) yang
sama menunjukkan berbeda tidak nyata berdasarkan uji UJBD pada taraf
kepercayaan 95%.

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa pengaruh mandiri naungan terhadap rata-rata luas

daun tanaman padi gogo umur 42 HST tertinggi diperoleh pada perlakuan N3

dengan rata-rata luas daun 25,3 cm2 berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

Rata-rata luas daun terendah diperoleh pada perlakuan N0 sebesar 19,13 cm2

diikuti dengan N1 dan N2 dengan rata-rata luas daun 20,46 dan 21,21 cm 2. Pada

pengamatan 56 HST, rata-rata luas daun tertinggi diperoleh perlakuan N3 sebesar

47,1 cm2 berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata luas daun terendah

diperoleh pada perlakuan N0 sebesar 34,04 cm2.


Pada pengamatan 70 HST memberikan rata-rata luas daun tertinggi diperoleh

perlakuan N3 sebesar 58,77 cm2 diikuti N2 sebesar 55,37 cm2. Rata-rata luas daun

terendah diperoleh pada perlakuan N0 sebesar 43,24 cm2 diikuti N1 47,93 cm2.

Pada pengamatan 84 HST rata-rata luas daun terbaik diperoleh pada perlakuan N3

berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata luas daun terendah diperoleh

pada perlakuan N0 diikuti N1 dan N2 dengan rata-rata luas daun 46,49 50,53 dan

52,53 cm2.

Tabel 4.9 Pengaruh mandiri galur/kultivar terhadap luas daun (cm 2) tanaman padi
gogo pada umur 28, 42, 56, 70 dan 84 HST.
Galur/ Umur Tanaman
Kultivar 28 HST 42 HST 56 HST 70 HST 84 HST
A1 6,21 a 21,19 b 39,35 b 51,67 b 55,77 b
A2 5,32 b 19,95 b 34,47 c 46,06 c 49,42 c
A3 5,77 a 21,77 b 47,14 a 59,75 a 66,14 a
A4 5,86 a 24,68 a 46,04 a 58,70 a 65,83 a
A5 5,37 b 20,05 b 32,20 c 40,45 d 44,94 d
2 = 0,664 2 = 2,083 2 = 3,913 2 = 4,371 2 = 4,083
UJBD 3 = 0,687 3 = 2,155 3 = 4,094 3 = 4,522 3 = 4,224
α 0,05 4 = 0,698 4 = 2,191 4 = 4,116 4 = 4,598 4 = 4,295
5 = 0,706 5 = 2,215 5 = 4,162 4 = 4,648 5 = 4,3422
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom (a,b,c) yang
sama menunjukkan berbeda tidak nyata berdasarkan uji UJBD pada taraf
kepercayaan 95%.

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa pengaruh mandiri galur terhadap rata-rata luas

daun tanaman padi gogo umur 28 HST tertinggi diperoleh pada perlakuan A1

dengan rata-rata luas daun 6,21 cm2 tidak berbeda nyata dengan perlakuan A3 dan

A4 dengan rata-rata luas daun 5,77 dan 5,86 cm 2 namun berbeda nyata dengan

perlakuan A2 dan A5 sebesar 5,37 dan 5,77 cm2. Pada pengamatan 42 HST rata-

rata luas daun tertinggi diperoleh A4 sebesar 24,68 cm2 berbeda nyata dengan

perlakuan lainnya. Rata-rata luas daun terendah diperoleh pada perlakuan A2


sebesar 19,95 cm2 diikuti A2, A5, A1, dan A3 dengan rata-rata luas daun 19,95,

20,05, 21,19 dan 21,77 cm2. Pengamatan 56 HST memberikan rata-rata luas daun

tertinggi diperoleh pada perlakuan A3 diikuti A4 dengan rata-rata luas daun 47,14

dan 46,04 cm2 berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata luas daun

terendah diperoleh pada perlakuan A5 diikuti A2 dengan rata-rata luas daun

sebesar 32,2 dan 24,47 cm2.

Pada pengamatan 70 HST memberikan rata-rata luas daun tertinggi diperoleh

pada perlakuan galur A3 diikuti A4 dengan rata-rata luas daun 59,75 dan 58,7 cm 2

berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata luas daun terendah diperoleh

pada perlakuan galur A5 dengan rata-rata luas daun 40,45 cm2. Pengamatan 84

HST diperoleh rata-rata luas daun tertinggi pada perlakuan galur A3 sebesar 66,14

cm2 diikuti A4 sebesar 65,83 cm2 berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-

rata luas daun terendah diperoleh perlakuan galur A5 sebesar 44,94 cm2.

4. Jumlah anakan

Hasil pengamatan rata-rata jumlah anakan tanaman padi gogo dengan perlakuan

naungan dan galur pada umur 42, 56, 70 dan 84 HST disajikan pada Lampiran

17a-20a sedangkan sidik ragamnya disajikan pada Lampiran 17-20b. Hasil UJBD

pengaruh mandiri naungan dan galur terhadap pertumbuhan tanaman padi gogo

serta interaksinya di sajikan pada Tabel 4.10 - 4.12.


Tabel 4.10 Pengaruh interaksi naungan dan galur/kultivar terhadap jumlah anakan
tanaman padi gogo pada umur 84 HST.
Galur/ Naungan (N) UJBD
Kultivar (A) N0 N1 N2 N3 α 0,05
A1 5,58 a 5,92 a 3,83 b 3,08 b
r q q pq
A2 7,42 a 5,42 b 4,42 b 3,92 bc 2 = 1,009
q q q p
A3 3,58 a 4,42 a 2,75 ab 2,58 ab 3 = 1,044
s qr r q
A4 4,17 a 4,08 a 3,25 a 2,33 ab 4 = 1,062
r qr r q
A5 11,42 a 9,17 b 6,08 c 4,42 d 5 = 1,073
p p p p
UJBD
2 = 1,031 3 = 1,066 4 = 1,084
α 0,05
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom (p,q,r) dan
baris (a,b,c) yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata berdasarkan uji
UJBD pada taraf kepercayaan 95%.

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa pengaruh interaksi naungan (N) dan galur (A)

terhadap rata-rata jumlah anakan tanaman padi gogo umur 84 HST pada perlakuan

naungan N0 memberikan rata-rata jumlah anakan terbanyak diperoleh pada

perlakuan A5 dengan rata-rata jumlah anakan 11,42 berbeda nyata dengan

perlakuan lainnya. Rata-rata jumlah anakan terendah pada perlakuan A3 dengan

rata jumlah anakan 3,58. Perlakuan galur A1 dengan rata-rata jumlah anakan

terbanyak diperoleh pada perlakuan N1 sebesar 5,92 diikuti dengan N0 sebesar

5,58. Rata-rata jumlah anakan terendah diperoleh pada perlakuan N3 sebesar 3,08

diikuti dengan N2 sebesar 3,83.

Pada perlakuan naungan (N1), rata-rata jumlah anakan terbanyak diperoleh pada

perlakuan A5 sebesar 9,17 berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata

jumlah anakan terendah diperoleh pada perlakuan A4 sebesar 4,08 diikuti dengan
A3 sebesar 4,42. Perlakuan galur A2 dengan rata-rata jumlah anakan terbanyak

diperoleh pada perlakuan N0 dengan rata-rata jumlah anakan 7,42 berbeda nyata

dengan perlakuan lainnya. Rata-rata jumlah anakan terendah diperoleh pada

perlakuan N3 dengan rata-rata jumlah anakan 3,92. Perlakuan naungan (N2), rata-

rata jumlah anakan terbanyak diperoleh pada perlakuan A5 sebesar 6,08 batang

berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata jumlah anakan terendah

diperoleh pada perlakuan A3 sebesar 2,75. Perlakuan galur (A3), rata-rata jumlah

anakan terbanyak diperoleh pada perlakuan N1 dengan rata-rata jumlah anakan

4,42 tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata jumlah anakan

terendah diperoleh pada perlakuan N3 sebesar 2,58 diikuti dengan N2 sebesar

2,75.

Pada perlakuan naungan (N3), rata-rata jumlah anakan terbanyak diperoleh

perlakuan A5 dengan rata-rata jumlah anakan 4,42 tidak berbeda nyata dengan

perlakuan A2 namun berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata jumlah

anakan terendah diperoleh pada perlakuan A4 dengan rata-rata jumlah anakan

2,33 diikuti dengan A3 sebesar 2,58. Perlakuan galur (A4) memberikan rata-rata

jumlah anakan terbanyak diperoleh pada perlakuan N0 tidak berbeda nyata

dengan perlakuan lainnya. Rata-rata jumlah anakan terendah diperoleh pada

perlakuan N3 sebesar 2,33. Perlakuan kultivar (A5), rata-rata jumlah anakan

terbanyak diperoleh pada perlakuan N0 sebesar 11,42 berbeda nyata dengan

perlakuan lainnya. Rata-rata jumlah anakan terendah diperoleh pada perlakuan N3

sebesar 4,42.
Tabel 4.11 Pengaruh mandiri naungan terhadap jumlah anakan tanaman padi gogo
pada umur 56 HST.

Umur Tanaman UJBD


Naungan
56 HST α 0.05
N0 4,53 b 2 = 0,905
N1 5,83 a 3 = 0,937
N2 4,37 b 4 = 0,952
N3 4,7 b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom (a,b,c) yang
sama menunjukkan berbeda tidak nyata berdasarkan uji UJBD pada taraf
kepercayaan 95%.
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa pengaruh mandiri naungan terhadap rata-rata jumlah

anakan tanaman padi gogo umur 42 HST dengan rata-rata jumlah anakan tertinggi

diperoleh pada perlakuan N1 sebesar 5,83 berbeda nyata dengan perlakuan N0 sebesar

4,53 diikuti N2 sebesar 4,37 dan N3 sebesar 4,7.

Tabel 4.12 Pengaruh mandiri galur/kultivar terhadap jumlah anakan tanaman padi
gogo pada umur 42, 56 dan 70 HST.

Galur/ Umur Tanaman


Kultivar 42 HST 56 HST 70 HST
A1 2,85 c 4,40 b 4,60 b
A2 3,25 b 4,92 b 5,29 b
A3 2,58 c 3,67 c 3,44 bc
A4 2,81 c 3,75 c 3,73 bc
A5 4,00 a 7,56 a 7,79 a
2 = 1,048 2 = 1,072 2 = 1,081
UJBD 3 = 1,085 3 = 1,109 3 = 1,118
α 0,05 4 = 1,103 4 = 1,128 4 = 1,137
5 = 1,115 5 = 1,140 5 = 1,150
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom (a,b,c) yang
sama menunjukkan berbeda tidak nyata berdasarkan uji UJBD pada taraf
kepercayaan 95%.

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa pengaruh mandiri galur terhadap rata-rata jumlah

anakan tanaman padi gogo umur 42 HST tertinggi diperoleh pada perlakuan A5
dengan rata-rata jumlah anakan sebanyak 4,00 berbeda nyata dengan perlakuan

lainnya. Rata-rata jumlah anakan terendah di peroleh A3 sebesar 2,58 diikuti A4

sebesar 2,81 dan A1 sebesar 2,85. Pengamatan 56 HST rata-rata jumlah anakan

tertinggi diperoleh pada perlakuan A5 dengan rata-rata jumlah anakan 7,56

berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata jumlah anakan terendah

diperoleh perlakuan A3 sebesar 3,67 dan A4 sebesar 3,75. Pada pengamatan 70

HST memberikan rata-rata jumlah anakan terbanyak diperoleh pada perlakuan A5

sebesar 7,79 berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata jumlah anakan

terendah diperoleh pada perlakuan A3 dengan rata-rata jumlah anakan 3,44 diikuti

dengan A4 sebesar 3,77.

5. Jumlah anakan produktif

Hasil pengamatan rata-rata jumlah anakan produktif tanaman padi gogo dengan

perlakuan naungan dan galur disajikan pada Lampiran 21a sedangkan sidik

ragamnya disajikan pada Lampiran 21b. Hasil UJBD interaksi perlakuan naungan

dan galur terhadap pertumbuhan tanaman padi gogo di sajikan pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13 Pengaruh interaksi naungan dan galur/kultivar terhadap jumlah anakan
produktif tanaman padi gogo.

Galur/ Naungan (N) UJBD


Kultivar (A) N0 N1 N2 N3 α 0,05
A1 5,25 a 5,166 a 3,333 b 2,716 b
r q q p
A2 6,9 a 5,333 b 3,75 c 2,416 d 2 = 1,090
q q q p
A3 2,966 b 4,166 a 2,4 b 2,416 b 3 = 1,128
s q qr p
A4 3,75 a 3,916 a 3 a 2,583 a 4 = 1,147
s qr q p
A5 10,666 a 8,666 b 5,283 c 3,6 d 5 = 1,159
p p p p
UJBD 2 = 1,140 3 = 1,179 4 = 1,199
α 0,05
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom (p,q,r) dan
baris (a,b,c) yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata berdasarkan uji
UJBD pada taraf kepercayaan 95%.

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa pengaruh interaksi naungan (N) dan galur (A)

terhadap rata-rata jumlah anakan produktif tanaman padi gogo pada perlakuan

naungan N0 memberikan rata-rata jumlah anakan produkti terbanyak diperoleh

pada perlakuan A5 dengan rata-rata jumlah anakan produktif 10,666 berbeda

nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata jumlah anakan terendah pada perlakuan

A3 dengan rata-rata jumlah anakan 2,966 diikuti dengan A4 sebesar 3,75.

Perlakuan galur A1 dengan rata-rata jumlah anakan produktif terbanyak diperoleh

pada perlakuan N1 sebesar 5,25 diikuti dengan N1 sebesar 5,166. Rata-rata

jumlah anakan terendah diperoleh pada perlakuan N3 sebesar 2,716 diikuti dengan

N2 sebesar 3,83.
Pada perlakuan naungan (N1), rata-rata jumlah anakan produktif terbanyak

diperoleh pada perlakuan A5 sebesar 8,666 berbeda nyata dengan perlakuan

lainnya. Rata-rata jumlah anakan produktif terendah diperoleh pada perlakuan A4

sebesar 3,916. Perlakuan galur A2 dengan rata-rata jumlah anakan produktif

terbanyak diperoleh pada perlakuan N0 dengan rata-rata jumlah anakan produktif

6,9 berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata jumlah anakan terendah

diperoleh pada perlakuan N3 dengan rata-rata jumlah anakan 2,416. Perlakuan

naungan (N2) rata-rata jumlah anakan produktif terbanyak diperoleh pada

perlakuan A5 sebesar 5,283 berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata

jumlah anakan produktif terendah diperoleh pada perlakuan A3 sebesar 2,4.

Perlakuan galur (A3), rata-rata jumlah anakan produktif terbanyak diperoleh pada

perlakuan N1 dengan rata-rata jumlah anakan produktif 4,166 berbeda nyata

dengan perlakuan lainnya. Rata-rata jumlah anakan produktif terendah diperoleh

pada perlakuan N2 sebesar 2,4 diikuti dengan N3 sebesar 2,416 dan N1 sebesar

2,966.

Pada perlakuan naungan (N3), rata-rata jumlah anakan produktif terbanyak

diperoleh perlakuan A5 dengan rata-rata jumlah anakan produktif sebesar 3,6

tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Perlakuan galur (A4) memberikan

rata-rata jumlah anakan produktif terbanyak diperoleh pada perlakuan N1 tidak

berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Perlakuan kultivar (A5), rata-rata jumlah

anakan produktif terbanyak diperoleh pada perlakuan N0 sebesar 10,666 berbeda

nyata dengan perlakuan lainnya. Rata-rata jumlah anakan produktif terendah

diperoleh pada perlakuan N3 sebesar 3,6.


4.2 Pembahasan

Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor genetik dan faktor

lingkungan. Kedua faktor tersebut saling berpengaruh satu sama lain terhadap

penampilan tanaman. Setiap karakter memiliki respon yang berbeda-beda pada

taraf lingkungan yang berbeda. Penampilan yang baik akan didapat jika tanaman

ditanam pada lingkungan yang optimum.

Hasil analisis ragam pada pertumbuhan tinggi tanaman padi gogo menunjukkan

bahwa interaksi antara perlakuan naungan dan galur tanaman padi gogo

berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman padi gogo selama pengamatan.

Pengaruh mandiri perlakuan naungan terhadap tinggi tanaman tertinggi diperoleh

pada perlakuan N3 secara berturut-turut dan terendah diperoleh pada perlakuan

N0 secara berturut-turut selama pengamatan. Pengaruh mandiri perlakuan galur

terhadap tinggi tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan galur A4 dan A3

secara berturut-turut. Rata-rata tinggi tanaman terendah diperoleh pada perlakuan

A5 (kultivar lokal) secara berturut-turut selama pengamatan.

Adanya perbedaan rata–rata tinggi tanaman pada sebagian galur yang diuji

disebabkan oleh perbedaan genetik. Hal ini sesuai pendapat Sitompul dan Guritno

(1995) yang menyatakan bahwa perbedaan genetik merupakan salah satu faktor

penyebab keragaman penampilan tanaman. Keregaman penampilan tanaman

akibat perbedaan susunan genetik selalu dan mungkin terjadi sekalipun dari jenis

yang sama. Menurut Mildaerizanti (2008) dalam Wahab dan Sabur (2014) bahwa
perbedaan tinggi tanaman lebih ditentukan oleh faktor genetik. Disamping

dipengaruhi oleh faktor genetik, juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tumbuh

tanaman. Apabila lingkungan tumbuh sesuai bagi pertumbuhan tanaman maka

dapat meningkatkan tinggi dan produksi tanaman.

Hasil analisis ragam pada pengamatan jumlah daun tanaman padi gogo

menunjukkan bahwa interaksi perlakuan naungan dan galur terhadap tanaman

padi gogo berpengaruh sangat nyata pada umur 28 dan 84 HST namun

memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap jumlah daun pada umur 42, 56

dan 70 HST. Pengaruh mandiri naungan terhadap tanaman padi gogo berpengaruh

nyata pada umur 28, 42, 56 dan 84 HST. Pengaruh mandiri galur padi terhadap

jumlah tanaman padi gogo berpengaruh nyata pada umur 42, 56, 70 dan 84 HST.

Tabel 4.4 pada variabel jumlah daun menunjukkan bahwa interaksi antara

perlakuan naungan dan galur padi gogo pada umur 28 HST tertinggi diperoleh

pada perlakuan (N2A2) dan terendah diperoleh pada perlakuan (N1A2) dan

(N1A1). Sedangkan pada Tabel 4.5 variabel jumlah anakan menunjukkan bahwa

interaksi antara perlakuan galur padi umur 84 HST tertinggi diperoleh pada

(N0A5) dan terendah diperoleh pada perlakuan (N3A4).

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa pengaruh mandiri perlakuan naungan terhadap

jumlah daun tanaman padi gogo pada umur 42 dan 56 HST tertinggi diperoleh

pada perlakuan N2 sedangkan yang terendah dipereloh pada perlakuan N0 pada

umur 42 HST dan N3 pada umur 56 HST. Sedangkan pada Tabel 4.7 pengaruh

mandari galur/kultivar terhadap jumlah daun tanaman padi gogo pada umur 42, 56
dan 70 HST tertinggi diperoleh pada A5 (kultivar lokal) dan terendah diperoleh

pada galur A3 dan A4.

Penggunaan sumber benih dari genotip yang berbeda akan memberikan jumlah

daun berbeda. Kultivar padi gogo yang mampu tumbuh dengan baik diketahui

dapat menghasilkan jumlah daun yang lebih banyak karena kebutuhan air dan

nutrisi tercukupi dengan baik serta didukung dengan intensitas cahaya matahari

yang baik (Wahyuni, 2008). Menurut Harjadi (1984) bahwa daun akan muncul

pada bagian buku-buku batang tanaman, dengan demikian semakin banyak buku-

buku pada batang tanaman akan semakin bertambah banyak pula jumlah daun.

Besar kecilnya intensitas cahaya yang masuk ke permukaan tanaman akan

mempengaruhi panjang pendeknya ruas yang terbentuk. Intensitas cahaya yang

tinggi menyebabkan pembentukan ruas akan lebih pendek dibandingkan dengan

pemberian intensitas cahaya rendah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi perlakuan naungan dan galur padi

berpengaruh tidak nyata terhadap luas daun tanaman padi gogo selama

pengamatan. Pengaruh mandiri naungan memberikan pengaruh sangat nyata

terhadap luas daun padi gogo pada umur 42, 56, 70 dan 84 HST namun

memberikan pengaruh tidak nyata pada umur 28 HST. Pengaruh mandiri galur

memberikan pengaruh nyata terhadap luas daun umur 28 HST dan memberikan

pengaruh sangat nyata pada umur 42, 56, 70 dan 84 HST.

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa pengaruh mandiri naungan terhadap luas daun

tanaman padi gogo pada umur 42, 56, 70 dan 84 HST tertinggi diperoleh pada

perlakuan N3 dan terendah diperoleh pada perlakuan N0. Sedangkan pengaruh


mandiri galur terhadap luas daun tanaman padi gogo tertinggi diperoleh pada

galur A3 dan A4. Rata-rata jumlah anakan terendah diperoleh pada galur A5

(kultivar lokal).

Respon luas daun berkaitan dengan mekanisme adaptasi tanaman terhadap defisit

cahaya untuk meningkatkan penangkapan cahaya. Menurut Hale dan Orcutt

(1987) peningkatan luas daun merupakan adaptasi tanaman terhadap naungan

sebagai upaya mengurangi metabolik serta mengurangi jumlah cahaya yang

ditransmisikan dan direfleksikan. Mekanisme adaptasi lainnya ditunjukkan pula

oleh sudut anakan yang lebih kecil, serta properti daun yang lebih luas dan

lebih tegak. Tanaman yang tumbuh dibawah naungan memperlihatkan karakter

tumbuh yang berbeda dengan tanaman tanpa naungan.

Menurut Sopandie, et al. (2003) naungan akan menurunkan aktivitas fotosintesis

yang akan mengakibatkan penurunan fotosintat. Tanaman toleran mempunyai

tingkat efisiensi penerimaan cahaya yang lebih tinggi pada kondisi normal dan

terutama saat ternaungi dibanding tanaman yang peka. Karakter padi gogo

toleran naungan mempunyai kemampuan meningkatkan luas area penangkapan

cahaya dan meningkatkan tinggi tanaman sehingga fotosintesis relatif optimum

(Sasmita, et al., 2006).

Hasil analisis ragam pada pengamatan jumlah anakan tanaman padi gogo

menunjukkan bahwa interaksi perlakuan naungan dan galur berpengaruh nyata

terhadap jumlah anakan pada umur 84 HST namun tidak berpengruh terhadap

umur lainnya. Pengaruh mandiri naungan terhadap jumlah anakan tanaman padi

gogo berpengaruh nyata terhadap umur 56 dan 84 HST. Namun memberikan


pengaruh tidak nyata pada umur 42 dan 70 HST. Pengaruh mandiri galur pada

jumlah anakan umur 42, 56, 70 dan 84 HST.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi naungan dan galur tanaman padi

gogo terhadap jumlah anakan pada umur 84 HST tertinggi di peroleh pada

perlakuan (N0A5) dan terendah diperoleh pada perlakuan (N3A4). Tabel 4.11

menunjukkan bahwa pengaruh mandiri naungan terhadap jumlah anakan tanaman

padi gogo pada umur 42 HST tertinggi diperoleh pada perlakuan N1 sebesar 5,83

berbeda nyata dengan perlakuan N0 sebesar 4,53 diikuti N2 sebesar 4,37 dan N3

sebesar 4,7. Tabel 4.12 menunjukkan bahwa pengaruh mandiri galur terhadap

jumlah anakan tanaman padi gogo pada umur 42, 56 dan 70 HST tertinggi di

peroleh pada galur A5 (kultival lokal) dan terendah di peroleh pada galur A3 dan

A4.

Hasil analisis ragam pada pertumbuhan tanaman padi gogo menunjukkan bahwa

interaksi perlakuan naungan dan galur terhadap jumlah anakan produktif tanaman

padi gogo berpengaruh sangat nyata. Pengaruh mandiri naungan dan galur

berpengaruh sangat nyata. Tabel 4.13 menunjukkan bahwa pengaruh interaksi

antara naungan dan galur terbanyak diperoleh pada perlakuan N0A5 dan terendah

di peroleh pada perlakuan N2A3.

Padi gogo kultivar lokal memperlihatkan jumlah anakan dan jumlah anakan

produktif yang berbeda dengan padi tipe baru. Hal ini disebabkan oleh kultivar

lokal yang telah beradaptasi pada kondisi lingkungan di sekitar. Hal ini sesuai

pendapat Daradjat, (2005) yang menyatakan bahwa varietas lokal mempunyai

beberapa kelebihan, yakni beradaptasi baik pada lokasi tertentu dan disukai oleh
petani, namun berumur panjang. Menurut Fagi, et al. (2001) bahwa padi tipe baru

merupakan padi yang memiliki jumlah anakan sedang tetapi semua produktif (12-

18 batang).

Satoto dan Suprihatno (1998) menyatakan bahwa Perbedaan pertumbuhan

tanaman disebabkan oleh perbedaan sifat (genetik) dari masing-masing galur serta

keadaan lingkungan tempat tumbuhnya. Hal ini sesuai dari hasil penelitian

(Marzuki, et al., 1997) juga menyatakan bahwa faktor varietas, lokasi, musim

berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Disamping itu,

gangguan biotik seperti pertumbuhan gulma pada area tanaman padi gogo dapat

menurunkan produktivitas padi karena adanya kompetisi hara antara gulma

dengan tanaman padi selama pertumbuhan vegetatif.


V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Interaksi perlakuan naungan dan galur berpengaruh sangat nyata terhadap

jumlah daun umur 28 dan 84 HST, jumlah anakan 84 HST dan jumlah anakan

produktif namun memberikan pengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman

dan luas daun.


2. Secara mandiri pada perlakuan naungan N1, galur A1 dan A2 mampu

memberikan jumlah anakan produktif yang lebih baik dan pada naungan N2

dan N3 galur A3 dan A4 memperlihatkan pertumbuhan tinggi tanaman dan luas

daun yang berbeda dibandingkan dengan galur lainnya.


3. Galur A3 dan A4 mampu tumbuh baik pada setiap tingkat naungan. Pada

beberapa variabel pengamatan (tinggi tanaman dan luas daun) galur A3 dan A4

mampu memperlihatkan yang terbaik.

5.2 Saran

Berdasarakan hasil yang telah dicapai dalam penelitian ini, maka disarankan

adanya penelitian lebih lanjut mengenai uji toleransi galur-galur padi gogo (Oryza

sativa L.) unggul lokal Sulawesi Tenggara pada naungan alami.


DAFTAR PUSTAKA

Araki, T, and Kubota F. 2014. Effects of shading on growth and photosynthetic


potential of greengram (Vigna radiata L.) Wilczek cultivars. Environ.
Control Biol. 52 (4) : 227–231.

Badan Pusat Statistik, 2015. Sulawesi Tenggara dalam Angka 2015. Badan
Pusat Statistik, Kendari.

Badan Pusat Statistik, 2017. Sulawesi Tenggara dalam Angka 2017. Badan
Pusat Statistik, Kendari.

Buhaira, Sosiawan Nusifera, Ardiyaningsih PL, Yulia Alia. 2014. Penampilan dan
parameter genetik beberapa karakter morfologi agronomi dari 26 aksesi
padi (oryza spp L.) Lokal Jambi. Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri
Sains. 16 (2) : 33-42.

Chozin, MA, D Sopandie, S Sastrosumardjo, and Suwarno. 1999. Physiology


and Genetic of Upland Rice Adaptability to Shade. Final Report of
Graduate Team Research Grant, URGE Project. Directorate General of
Higher Education, Ministry of National Education. Jakarta.

Daradjat, A.A. 2005. Pengelolaan dan pemanfaatan plasma nutfah. Makalah


Disampaikan pada Lokakarya, Sosialisasi dan Pemasyarakatan Penelitian
Padi Tipe Baru di Sukamandi, tanggal 24-26 Februari 2005.

Diz, D.A., S.C. Schank. 1995. Heritabilities, genetic parameters, and response to
selections in Pearl Millet x Elephantgrass hexaploid hybrids. Crop Sci. 35:
95-100.

Gao W.R., X.S.H. Wang, P. Liu, Ch. Chen, J.G. Li, J.S. Zhang, H. Ma. 2008.
Comparative analysis of ESTs in response to drought stress in chickpea
(Cicer arietinum L.). Biochem and Biophysical Res. Comm. 376:578–
583.

Ghulamahdi, M., Aziz SA. dan Nirwan, 2008. Peningkatan Laju


Pertumbuhan dan Kandungan Flavonoid Klon Daun Dewa (gynura
pseudoching L.) Melalui Periode Pencahayaan. Lembaga Penelitian dan
Pemberdayaan Masyarakat Institut Pertanian. Bogor. Bul. Agron (36). (1)
40.

Hale MG dan DM Orcutt. 1987. The Physiology of Plant under stress. John Wiley
and Sons, Inc. New York.

Hanum, C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman. Direktorat Jendral Manajemen


Pendidikan Dasar dan Menengah
Haque, MM., M. Hasanuzzaman, ML. Rahman. 2009. Effect of light intensity
on the morpho-physiology and yield of bottle gourd (Lagenaria vulgaris).
Acad. J. Plant Sci. 2:158-161.

Harjadi, S. S. 1984. Pengantar Agronomi. 197 hal. Jakarta. Gramedia.

Harjanto, H., dan Rahmania N. 2007. Memperbanyak Tanaman Hias Favorit.


Jakarta.Niaga Swadaya.

Haryadi F. 2006. Uji daya hasil pendahuluan galur F5 padi sawah tipe baru
(Oryza sativa L.). skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Haryanto E, Suhartini T, dan Rahayu E. (2007). Sawi dan selada. Jakarta.


Penebar Swadaya.

Hidema, Makino, JA, Mae & Ojune, K 1992, ‘Change in level of chlorophyll and
light harvesting chlorophilla a/b protein of photosynthesis II in rice’, Plant
Cell Physiol. (33) : 1209-14.

Janska A, Marsik P, Zelenkova S and Ovesna J. 2009. Cold stress and


acclimation what is important for metabolic adjustment?. Annual
Review of Plant Biol. 12:395–405.

Koike,Y. 2013. Effects of irradiance level on the growth and photosynthesis of


salvia. Int. J. Environ. Sci. Dev. 4:478-482.

Kurepin, LV, Emery JRN, Pharis RP and Reid DM. 2007. Uncoupling Light
Quality from Light Irradiance Effects in Helianthus annuus Shoots:
Putative Roles for Plant Hormones in Leaf and Internode Growth. J.
Exp. Bot. 58:2145–2157.

Lamuhuria, D. Sopandie, N. Khumaida, Trikoesoemaningtyas, L.K.Darusman,


dan T. June, 2006. Mekanisme Fisiologi dan Pewarisan Sifat
Toleransi Kedelai (Glycine max L.) terhadap Intensitas Cahaya
Rendah. Makalah Seminar Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor.

Levit, J. 1980. response of plant to environmental stress. Academic Press. NY.


570 p

Makarim, A, K. dan E. Suhartatik. 2010. Moforlogi dan Fisiologi Tanaman Padi


(Oryza Sativa L.). Balai Besar Penenlitian Tanaman Padi (Oryza Sativa
L.). 295-330.

Marzuki, AR, Kartohardjono A dan Siregar . 1997. Potensi hasil beberapa galur
padi resisten wereng batang coklat. Prosiding Simposium Nasional dan
Kongres III PERIPI, Bandung 24-25 September 1997.
Masdar. 2010. Produksi Tanaman Pangan. UPT. Padang. Percetakan dan
Penerbitan Universitas Andalas.

Muhidin, Jusoff K, Syam’un E, Musa Y, Kaimuddin, Meisanti, Sadimantara G R,


Baka L R. 2013 The development of upland red rice under shade trees
World App. Sci. J. 24 (1) 23-30

Murty, KK and Sahu G. 1987. Impact of Low-Light Stress on Growth and


Yield of Rice. Pp. 94-100 in Weather and rice (SK Dey and MJ Baig,
eds.). Proc. International Workshop on Impact of Weather
Parameters on Growth and Yield of Rice. IRR!. Los Banos.
Phillippines.

Nafisah A , Daradjat dan Sembiring H. 2007. Keragaman Genetik Padi dan


Upaya Pemanfaatannya Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional.
Lokakarya Nasional Pengelolaan dan Perlindungan Sumber Daya Genetik
di Indonesia. Manfaat Ekonomi untuk Mewujudkan Ketahanan
Nasional .63-73.

Perdana SA. 2009. Budidaya Padi Gogo. Mahasiswa Swadaya Penyuluhan dan
Komunikasi Pertanian. UGM. Yogyakarta

Perdana, G. 2010. Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri.


Bandung. CV. Yrama Widya.

Perrin PM dan Mitchell1 FJG. 2013. Effects of shade on growth, biomass


allocation and leaf morphology in European yew (Taxus baccata L.). Eur.
J. For. Res. 132:211-218.

Poehlman, J. M. dan D. A. Sleper. 1995. Breeding Fields Crops Fourth Edition.


Iowa State University Press. Ames, Iowa.

Polthanee A, Promsaena K and Laoken A. 2011. Influence of Low Light


Intensity on Growth and Yield of Four Soybean Cultivars during Wet
and Dry Seasons of Northeast Thailand. Agricultural Sciences. 2(2):61–
67.

Polthanee, A. and Treloges, V. (2003) Growth, yield and land use efficiency of
corn and legumes grown under intercropping systems. Plant Production
Sci. 6:139–146.

Prasetyo YT. 2003. Bertanam Padi Gogo Tanpa Olah Tanah. Jakarta. Penebar
Swadaya,

Prinz, D. 2004. Global Climate Change. Paper Presented at Graduate School of


Sebelas Maret University.
Sahardi. 2000. Studi Karakteristik Anatomi dan Morfologi Sena
Pewarisan Sifat Toleransi Terhadap Naungan pada Padi Gogo.
Bogor. Disertasi lnstitut Pertanian Bogor.

Sasmita P, Purwoko BS, Sujiprihati S, Hanarida I, Dewi IS dan Chozin MA. 2006.
Evaluasi pertumbuhan dan produksi padi gogo haploid ganda toleran
naungan dalam sistem tumpang sari. Bul. Agron. 34:79-86.

Sasmita P, Purwoko BS, Sujiprihati S. dan Hanarida I. 2002. Kultur antera padi
gogo hasil persilangan kultivar dengan galur toleran naungan. Hayati. 9
(3): 89-93.

Satoto dan B. Suprihatno. 1998. Heterosis dan Stabilitas Hasil Hibrida-Hibrida


Padi Turunan Galur Mandul Jantan IR62829A dan IR58025A. Penel.
Pertanian Tanaman Pangan. Vol. 17 (1): 33-37.

Satria, A. 2009. Pengujian Toleransi Kekeringan Padi Gogo (Oryza Sativa L.)
pada Stadia Awal Pertumbuhan. Skripsi. Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Sitompul SM dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah


Mada University Press. Yogyakarta.

Sopandie D, Chozin MA, Sastrosumarjo S, Juhaeti T dan Sahardi. 2003. Toleransi


Padi Gogo Terhadap Naungan. Hayati. 10 (2) : 71-75

Suhardiyanto H. (2009). Teknologi rumah tanaman untuk iklim tropika basah.


Bogor. IPB Press.

Toha HM. 2005. Informasi Padi Gogo dan Pola Pengembangannya. Balai
Penelitian Tanaman Padi. Balai Penelitian Tanaman Padi, Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Subang.

Wahab A dan Sabur A. 2014. Karakteristik Vegetatif Enam Kultivar Padi Gogo
Lokal Sulawesi Tenggara. Prosiding Seminar Nasional “Inovasi Teknologi
Pertanian Spesifik Lokasi. Hal. 249-257.

Wahyuni Sri. 2008. Hasil Padi Gogo (Oryza sativa .L) dari dua sumber benih
yang berbeda. Penelitian pertanian tanaman pangan. Skripsi. Fakultas
Pertanian. Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Wang N, Huang Q, Sun J, Yan S, Ding C, Mei X, Li D, Zeng X, Su X and Shen


Y. 2014. Shade Tolerance Plays an Important Role in Biomass Pro-
duction of Different Poplar Genotypes in a High- density Plantation.
Forest Ecol. and Manag. 331:40–49.

Wulandari D. 2003. Studi Pewarisan Identifikasi Primer Terkait Karakter


Ketenggangan terhadap Aluminium pada Padi (Oryza Sativa L). Skripsi.
Fakultas Pertanian. Bogor. Institut Pertanian Bogor.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Denah Penelitian


U

3
5
A
4
A
2
A
1
A
3
A

N3
2
5
A
2
A
3
A
1
A
4
A
4
A
1
A
2
A
3
A
5
A

1
3
2
A
4
A
1
A
5
A
3
A

N2
2
m
2

4
A
5
A
2
A
3
A
1
A

1
5
A
1
A
4
A
3
A
2
A

3
3
A
5
A
4
A
1
A
2
A

N1
2
3
A
4
A
2
A
5
A
1
A
4
A
5
A
3
A
1
A
2
A

1
m
3

3
4
A
5
A
1
A
3
A
2
A

N0
2
1
A
3
A
4
A
5
A
2
A
3
A
1
A
2
A
4
A
5
A

Ket :

A1 = GS44-1 N0 = Naungan pada taraf 0% (6997 cd )

A2 = GS44-2 N1 = Naungan pada taraf 31,7 % (4782 cd)

A3 = GS16-1 N2 = Naungan pada taraf 54,55% (3810 cd)

A4 = GS16-2 N3 = Naungan pada taraf 60,48 % (2765 cd)


Lampiran 2a. Hasil pengamatan rata-rata tinggi tanaman (cm) padi gogo dengan
perlakuan naungan dan galur pada umur 28 HST.

Tingkat Kelompok
Galur Total Rata-Rata
Naungan 1 2 3
A1 24,78 31,08 32,25 88,10 29,37
A2 25,65 24,75 29,35 79,75 26,58
N0 A3 30,38 24,53 27,33 82,23 27,41
A4 23,33 26,35 27,53 77,20 25,73
A5 22,47 21,58 21,33 65,37 21,79
Sub total 126,59 128,28 137,78 392,64
A1 24,18 25,90 24,98 75,05 25,02
A2 26,25 27,13 23,03 76,40 25,47
N1 A3 25,15 30,85 30,20 86,20 28,73
A4 29,43 28,53 30,28 88,23 29,41
A5 23,53 22,10 25,50 71,13 23,71
Sub total 128,53 134,50 133,98 397,00
A1 30,68 33,45 31,68 95,80 31,93
A2 29,28 31,90 30,15 91,33 30,44
N2 A3 31,00 28,20 27,10 86,30 28,77
A4 31,60 32,38 28,70 92,68 30,89
A5 29,40 26,83 26,38 82,60 27,53
Sub total 151,95 152,75 144,00 448,70
A1 32,53 33,70 31,05 97,28 32,43
A2 31,78 29,55 32,48 93,80 31,27
N3 A3 30,63 33,98 32,55 97,15 32,38
A4 33,28 34,23 30,23 97,73 32,58
A5 28,13 29,48 25,05 82,65 27,55
Sub total 156,33 160,93 151,35 468,60
Total 563,39 576,45 567,10 1706,94

Lampiran 2b. Hasil analisis ragam rata-rata tinggi tanaman padi gogo dengan
perlakuan naungan dengan galur pada umur 28 HST.
F tabel
SK db JK KT F hit
0,05 0,01
tn
Kelompok 2 4,53 2,26 0,41 5,14 10,92
**
Naungan (PU) 3 285,44 95,15 17,34 4,76 9,78
Galat (a) 6 32,93 5,49
**
Galur (AP) 4 175,87 43,97 10,58 2,67 3,97
tn
Interaksi 12 82,78 6,90 1,66 2,07 2,80
Galat (b) 32 132,94 4,15
Total 59 714,49
KK(A) = 8,23%
KK(B) = 7,16%
Lampiran 3a. Hasil pengamatan rata-rata tinggi tanaman (cm) padi gogo dengan
perlakuan naungan dan galur pada umur 42 HST.

Tingkat Kelompok
Galur Total Rata-Rata
Naungan 1 2 3
A1 57,15 58,80 63,23 179,18 59,73
A2 57,88 57,13 61,83 176,83 58,94
N0 A3 63,05 57,05 54,90 175,00 58,33
A4 57,58 61,50 62,30 181,38 60,46
A5 52,85 48,03 50,63 151,50 50,50
Sub total 288,50 282,50 292,88 863,88
A1 56,23 54,15 56,58 166,95 55,65
A2 58,30 56,58 54,35 169,23 56,41
N1 A3 60,05 65,33 65,60 190,98 63,66
A4 62,53 62,80 62,03 187,35 62,45
A5 49,75 48,20 54,05 152,00 50,67
Sub total 286,85 287,05 292,60 866,50
A1 61,80 53,20 63,73 178,73 59,58
A2 61,20 64,20 58,48 183,88 61,29
N2 A3 64,18 61,53 63,40 189,10 63,03
A4 65,90 67,35 65,68 198,93 66,31
A5 49,58 52,88 53,45 155,90 51,97
Sub total 302,65 299,15 304,73 906,53
A1 63,95 69,03 68,23 201,20 67,07
A2 64,00 63,95 60,95 188,90 62,97
N3 A3 63,90 70,68 71,83 206,40 68,80
A4 70,10 68,60 68,35 207,05 69,02
A5 54,65 57,33 53,58 165,55 55,18
Sub total 316,60 329,58 322,93 969,10
Total 1194,60 1198,28 1213,13 3606,00

Lampiran 3b. Hasil analisis ragam rata-rata tinggi tanaman padi gogo dengan
perlakuan naungan dan galur pada umur 42 HST.
F tabel
SK db JK KT F hit
0,05 0,01
tn
Kelompok 2 9,62 4,81 1,13 5,14 10,92
**
Naungan (PU) 3 482,38 160,79 37,82 4,76 9,78
Galat (a) 6 25,51 4,25
**
Galur (AP) 4 1148,13 287,03 34,37 2,67 3,97
tn
Interaksi 12 135,33 11,28 1,35 2,07 2,80
Galat (b) 32 267,27 8,35
Total 59 2068,23
KK(A) = 3,43%
KK(B) = 4,81%
Lampiran 4a. Hasil pengamatan rata-rata tinggi tanaman (cm) padi gogo dengan
perlakuan naungan dan galur pada umur 56 HST.

Tingkat Kelompok Rata-


Galur Total
Naungan 1 2 3 Rata
A1 69,63 74,28 78,55 222,45 74,15
A2 70,35 71,95 68,03 210,33 70,11
N0 A3 77,80 75,38 77,43 230,60 76,87
A4 79,00 77,45 85,30 241,75 80,58
A5 62,55 55,90 61,53 179,98 59,99
Sub total 359,33 354,95 370,83 1085,10
A1 82,48 76,93 76,65 236,05 78,68
A2 79,98 71,43 71,43 222,83 74,28
N1 A3 84,80 90,28 91,75 266,83 88,94
A4 87,30 84,03 85,25 256,58 85,53
A5 64,68 65,85 71,65 202,18 67,39
Sub total 399,23 388,50 396,73 1184,45
A1 92,63 96,55 94,60 283,78 94,59
A2 95,18 95,10 84,88 275,15 91,72
N2 A3 103,55 99,48 100,35 303,38 101,13
A4 102,43 108,73 99,88 311,03 103,68
A5 81,33 78,68 77,80 237,80 79,27
Sub total 475,10 478,53 457,50 1411,13
A1 89,05 91,65 102,45 283,15 94,38
A2 85,85 91,40 93,00 270,25 90,08
N3 A3 90,20 102,20 106,53 298,93 99,64
A4 100,13 97,53 101,25 298,90 99,63
A5 81,93 83,80 81,25 246,98 82,33
Sub total 447,15 466,58 484,48 1398,20
Total 1680,80 1688,55 1709,53 5078,88

Lampiran 4b. Hasil analisis ragam rata-rata tinggi tanaman padi gogo dengan
perlakuan naungan dan galur pada umur 56 HST.

F tabel
SK db JK KT F hit
0,05 0,01
tn
Kelompok 2 22,09 11,04 0,32 5,14 10,92
**
Naungan (PU) 3 5190,53 1730,18 49,98 4,76 9,78
Galat (a) 6 207,70 34,62
**
Galur (AP) 4 3269,53 817,38 60,78 2,67 3,97
tn
Interaksi 12 111,48 9,29 0,69 2,07 2,80
Galat (b) 32 430,37 13,45

Total 59 9231,71

KK(A) = 6,95%
KK(B) = 4,33%
Lampiran 5a. Hasil pengamatan rata-rata tinggi tanaman (cm) padi gogo dengan
perlakuan naungan dan galur pada umur 70 HST.

Tingkat Kelompok
Galur Total Rata-Rata
Naungan 1 2 3
A1 78,00 79,55 78,55 236,10 78,70
A2 76,80 78,50 76,25 231,55 77,18
N0 A3 85,85 84,43 87,25 257,53 85,84
A4 88,55 86,58 88,45 263,58 87,86
A5 61,93 59,53 62,60 184,05 61,35
Sub total 391,13 388,58 393,10 1172,80
A1 90,95 89,83 94,78 275,55 91,85
A2 91,13 78,63 86,03 255,78 85,26
N1 A3 98,28 99,73 94,93 292,93 97,64
A4 94,48 95,93 96,30 286,70 95,57
A5 71,93 73,73 76,03 221,68 73,89
Sub total 446,75 437,83 448,05 1332,63
A1 101,00 102,15 103,88 307,03 102,34
A2 110,03 102,65 94,58 307,25 102,42
N2
A3 106,53 114,18 109,88 330,58 110,19
A4 115,28 116,00 112,28 343,55 114,52
A5 97,28 94,43 93,03 284,73 94,91
Sub total 530,10 529,40 513,63 1573,13
A1 105,23 103,70 115,65 324,58 108,19
A2 97,85 108,73 110,20 316,78 105,59
N3 A3 106,00 116,33 115,40 337,73 112,58
A4 117,05 121,28 112,65 350,98 116,99
A5 95,73 126,83 100,00 322,55 107,52
Sub total 521,85 576,85 553,90 1652,60
Total 1889,83 1932,65 1908,68 5731,15
Lampiran 5b. Hasil analisis ragam rata-rata tinggi tanaman padi gogo dengan
perlakuan naungan dan galur pada umur 70 HST.

F tabel
SK db JK KT F hit
0,05 0,01
tn
Kelompok 2 46,07 23,03 0,45 5,14 10,92
**
Naungan (PU) 3 9709,21 3236,40 62,97 4,76 9,78
Galat (a) 6 308,36 51,39
**
Galur (AP) 4 2829,24 707,31 28,55 2,67 3,97
tn
Interaksi 12 537,36 44,78 1,81 2,07 2,80
Galat (b) 32 792,78 24,77
Total 59 14223,02
KK(A) = 7,51%
KK(B) = 5,21%
Lampiran 6a. Hasil pengamatan rata-rata tinggi tanaman (cm) padi gogo dengan
perlakuan naungan dan galur pada umur 84 HST.

Tingkat Kelompok
Galur Total Rata-Rata
Naungan 1 2 3
A1 87,18 84,38 85,60 257,15 85,72
A2 80,10 81,65 86,70 248,45 82,82
N0 A3 90,98 89,10 91,08 271,15 90,38
A4 92,15 92,73 90,58 275,45 91,82
A5 85,00 69,45 70,35 224,80 74,93
Sub total 435,40 417,30 424,30 1277,00
A1 95,48 91,50 96,18 283,15 94,38
A2 93,10 81,40 89,38 263,88 87,96
N1 A3 103,83 101,90 105,70 311,43 103,81
A4 98,30 98,63 100,75 297,68 99,23
A5 81,00 83,38 84,88 249,25 83,08
Sub total 471,70 456,80 476,88 1405,38
A1 103,95 104,50 103,35 311,80 103,93
A2 108,95 107,80 100,00 316,75 105,58
N2 A3 113,88 113,18 113,85 340,90 113,63
A4 111,35 115,88 115,73 342,95 114,32
A5 109,25 102,98 108,33 320,55 106,85
Sub total 547,38 544,33 541,25 1632,95
A1 104,50 109,98 116,23 330,70 110,23
A2 103,30 111,20 114,48 328,98 109,66
N3 A3 109,40 121,95 120,28 351,63 117,21
A4 119,65 116,98 115,63 352,25 117,42
A5 100,88 120,65 109,68 331,20 110,40
Sub total 537,73 580,75 576,28 1694,75
Total 1992,20 1999,18 2018,70 6010,08
Lampiran 6b. Hasil analisis ragam rata-rata tinggi tanaman padi gogo dengan
perlakuan naungan dan galur pada umur 84 HST.

F tabel
SK db JK KT F hit
0,05 0,01
tn
Kelompok 2 18,87 9,43 0,20 5,14 10,92
**
Naungan (PU) 3 7617,39 2539,13 53,37 4,76 9,78
Galat (a) 6 285,48 47,58
**
Galur (AP) 4 1487,44 371,86 23,78 2,67 3,97
tn
Interaksi 12 358,26 29,85 1,91 2,07 2,80
Galat (b) 32 500,32 15,64
Total 59 10267,75
KK(A) = 6,89%
KK(B) = 3,95%
Lampiran 7a. Hasil pengamatan rata-rata jumlah daun (helai) tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 28 HST.

Tingkat Kelompok Rata-


Galur Total
Naungan 1 2 3 Rata
A1 3,00 4,00 4,00 11,00 3,67
A2 3,00 3,25 4,00 10,25 3,42
N0 A3 3,00 2,75 4,00 9,75 3,25
A4 2,75 3,25 3,75 9,75 3,25
A5 3,00 3,50 3,50 10,00 3,33
Sub total 14,75 16,75 19,25 50,75
A1 2,75 3,00 3,25 9,00 3,00
A2 3,25 3,25 2,50 9,00 3,00
N1 A3 2,75 3,75 3,75 10,25 3,42
A4 3,50 3,75 3,75 11,00 3,67
A5 3,25 3,50 3,00 9,75 3,25
Sub total 15,50 17,25 16,25 49,00
A1 4,50 5,50 5,00 15,00 5,00
A2 4,25 6,25 4,75 15,25 5,08
N2 A3 4,50 3,50 3,25 11,25 3,75
A4 4,25 5,00 4,50 13,75 4,58
A5 5,75 4,50 4,50 14,75 4,92
Sub total 23,25 24,75 22,00 70,00
A1 3,25 3,00 4,50 10,75 3,58
A2 3,50 3,75 4,25 11,50 3,83
N3 A3 4,00 3,75 4,75 12,50 4,17
A4 4,00 3,50 4,25 11,75 3,92
A5 3,25 3,00 4,00 10,25 3,42
Sub total 18,00 17,00 21,75 56,75
Total 71,50 75,75 79,25 226,50
Lampiran 7b. Hasil analisis ragam rata-rata jumlah daun tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 28 HST.

F tabel
SK db JK KT F hit
0,05 0,01
tn
Kelompok 2 1,51 0,75 1,10 5,14 10,92
*
Naungan (PU) 3 18,10 6,03 8,83 4,76 9,78
Galat (a) 6 4,10 0,68
tn
Galur (AP) 4 0,36 0,09 0,45 2,67 3,97
*
Interaksi 12 5,58 0,47 2,36 2,07 2,80
Galat (b) 32 6,31 0,20
Total 59 35,96
KK(A) = 21,90%
KK(B) = 11,76%
Lampiran 8a. Hasil pengamatan rata-rata jumlah daun (helai) tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 42 HST.

Tingkat Kelompok Rata-


Galur Total
Naungan 1 2 3 Rata
A1 10,50 11,25 10,00 31,75 10,58
A2 12,50 14,50 14,00 41,00 13,67
N0 A3 9,75 10,50 8,25 28,50 9,50
A4 8,50 11,50 13,00 33,00 11,00
A5 29,00 14,25 12,00 55,25 18,42
Sub total 70,25 62,00 57,25 189,50
A1 13,50 12,00 11,25 36,75 12,25
A2 13,50 15,50 12,25 41,25 13,75
N1 A3 11,00 18,00 14,50 43,50 14,50
A4 16,50 13,50 13,00 43,00 14,33
A5 13,50 14,50 13,50 41,50 13,83
Sub total 68,00 73,50 64,50 206,00
A1 18,50 18,00 19,00 55,50 18,50
A2 22,75 23,75 16,25 62,75 20,92
N2 A3 16,50 11,50 13,25 41,25 13,75
A4 17,00 17,25 13,75 48,00 16,00
A5 23,25 23,50 25,00 71,75 23,92
Sub total 98,00 94,00 87,25 279,25
A1 17,25 16,75 19,50 53,50 17,83
A2 21,25 15,50 22,00 58,75 19,58
N3 A3 12,75 13,25 15,00 41,00 13,67
A4 14,50 13,75 14,25 42,50 14,17
A5 16,50 20,00 18,50 55,00 18,33
Sub total 82,25 79,25 89,25 250,75
Total 318,50 308,75 298,25 925,50
Lampiran 8b. Hasil analisis ragam rata-rata jumlah daun tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 42 HST.

F tabel
SK db JK KT F hit
0,05 0,01
tn
Kelompok 2 10,26 5,13 0,82 5,14 10,92
**
Naungan (PU) 3 337,65 112,55 17,95 4,76 9,78
Galat (a) 6 37,63 6,27
**
Galur (AP) 4 264,82 66,20 7,74 2,67 3,97
tn
Interaksi 12 173,69 14,47 1,69 2,07 2,80
Galat (b) 32 273,87 8,56
Total 59 1097,91
KK(A) = 16,23%
KK(B) = 18,97%
Lampiran 9a. Hasil pengamatan rata-rata jumlah daun (helai) tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 56 HST.

Tingkat Kelompok
Galur Total Rata-Rata
Naungan 1 2 3
A1 21,25 28,00 22,50 71,75 23,92
A2 30,00 29,75 25,00 84,75 28,25
N0 A3 20,00 22,75 15,75 58,50 19,50
A4 16,00 21,50 22,75 60,25 20,08
A5 57,25 31,50 35,75 124,50 41,50
Sub total 144,50 133,50 121,75 399,75
A1 28,25 23,25 25,50 77,00 25,67
A2 25,75 24,75 21,00 71,50 23,83
N1 A3 21,00 27,25 24,50 72,75 24,25
A4 24,25 20,75 24,75 69,75 23,25
A5 37,75 31,50 37,00 106,25 35,42
Sub total 137,00 127,50 132,75 397,25
A1 32,00 26,75 29,00 87,75 29,25
A2 36,50 41,00 29,25 106,75 35,58
N2 A3 31,50 20,25 20,25 72,00 24,00
A4 27,75 25,25 23,50 76,50 25,50
A5 45,75 46,25 42,75 134,75 44,92
Sub total 173,50 159,50 144,75 477,75
A1 24,25 22,75 26,50 73,50 24,50
A2 31,50 21,75 28,50 81,75 27,25
N3 A3 16,75 18,75 23,00 58,50 19,50
A4 19,50 20,25 20,50 60,25 20,08
A5 26,25 29,50 31,75 87,50 29,17
Sub total 118,25 113,00 130,25 361,50
Total 573,25 533,50 529,50 1636,25
Lampiran 9b. Hasil analisis ragam rata-rata jumlah daun tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 56 HST.

F tabel
SK db JK KT F hit
0,05 0,01
tn
Kelompok 2 58,50 29,25 1,51 5,14 10,92
*
Naungan (PU) 3 480,43 160,14 8,26 4,76 9,78
Galat (a) 6 116,28 19,38
**
Galur (AP) 4 2030,61 507,65 24,83 2,67 3,97
tn
Interaksi 12 351,87 29,32 1,43 2,07 2,80
Galat (b) 32 654,22 20,44
Total 59 3691,91
KK(A) = 16,14%
KK(B) = 16,58%
Lampiran 10a.Hasil pengamatan rata-rata jumlah daun (helai) tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 70 HST.

Tingkat Kelompok Rata-


Galur Total
Naungan 1 2 3 Rata
A1 26,75 29,50 23,25 79,50 26,50
A2 36,00 35,75 30,50 102,25 34,08
N0 A3 25,75 25,75 19,25 70,75 23,58
A4 19,75 23,50 22,75 66,00 22,00
A5 64,25 36,75 40,75 141,75 47,25
Sub total 172,50 151,25 136,50 460,25
A1 37,25 28,75 28,75 94,75 31,58
A2 37,75 33,75 27,50 99,00 33,00
N1 A3 24,25 27,25 25,00 76,50 25,50
A4 25,50 23,75 24,50 73,75 24,58
A5 40,75 46,25 43,50 130,50 43,50
Sub total 165,50 159,75 149,25 474,50
A1 28,75 28,25 32,00 89,00 29,67
A2 31,50 41,75 26,25 99,50 33,17
N2 A3 29,50 19,75 19,00 68,25 22,75
A4 26,25 27,50 26,25 80,00 26,67
A5 42,50 41,50 41,50 125,50 41,83
Sub total 158,50 158,75 145,00 462,25
A1 31,50 25,00 32,75 89,25 29,75
A2 31,50 26,25 39,25 97,00 32,33
N3 A3 19,00 26,25 28,50 73,75 24,58
A4 23,75 22,00 26,25 72,00 24,00
A5 31,00 31,75 43,50 106,25 35,42
Sub total 136,75 131,25 170,25 438,25
Total 633,25 601,00 601,00 1835,25
Lampiran 10b. Hasil analisis ragam rata-rata jumlah daun tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 70 HST.

F tabel
SK db JK KT F hit
0,05 0,01
tn
Kelompok 2 34,67 17,33 0,32 5,14 10,92
tn
Naungan (PU) 3 45,52 15,17 0,28 4,76 9,78
Galat (a) 6 326,49 54,41
**
Galur (AP) 4 2636,04 659,01 27,81 2,67 3,97
tn
Interaksi 12 264,84 22,07 0,93 2,07 2,80
Galat (b) 32 758,18 23,69
Total 59 4065,73
KK(A) = 24,12%
KK(B) = 15,91%
Lampiran 11a. Hasil pengamatan rata-rata jumlah daun (helai) tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 84 HST.

Tingkat Kelompok Rata-


Galur Total
Naungan 1 2 3 Rata
A1 34,50 35,00 31,00 100,50 33,50
A2 48,00 45,75 37,00 130,75 43,58
N0 A3 28,75 28,25 22,00 79,00 26,33
A4 26,00 28,75 30,75 85,50 28,50
A5 79,25 52,00 52,75 184,00 61,33
Sub total 216,50 189,75 173,50 579,75
A1 43,25 30,50 29,50 103,25 34,42
A2 36,25 27,50 29,00 92,75 30,92
N1 A3 28,00 30,00 24,75 82,75 27,58
A4 28,25 24,00 25,25 77,50 25,83
A5 49,50 46,75 46,00 142,25 47,42
Sub total 185,25 158,75 154,50 498,50
A1 30,75 30,25 28,25 89,25 29,75
A2 34,25 41,25 27,50 103,00 34,33
N2 A3 30,75 30,00 20,75 81,50 27,17
A4 30,75 31,00 25,75 87,50 29,17
A5 48,00 43,25 33,25 124,50 41,50
Sub total 174,50 175,75 135,50 485,75
A1 24,00 25,50 24,00 73,50 24,50
A2 30,75 30,25 31,25 92,25 30,75
N3 A3 20,25 25,25 25,25 70,75 23,58
A4 24,50 18,00 23,75 66,25 22,08
A5 32,75 30,00 36,25 99,00 33,00
Sub total 132,25 129,00 140,50 401,75
Total 708,50 653,25 604,00 1965,75
Lampiran 11b. Hasil analisis ragam rata-rata jumlah daun tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 84 HST.

F tabel
SK db JK KT F hit
0,05 0,01
tn
Kelompok 2 273,31 136,65 3,28 5,14 10,92
*
Naungan (PU) 3 1061,68 353,89 8,50 4,76 9,78
Galat (a) 6 249,89 41,65
**
Galur (AP) 4 3165,90 791,48 40,75 2,67 3,97
**
Interaksi 12 848,31 70,69 3,64 2,07 2,80
Galat (b) 32 621,59 19,42
Total 59 6220,68
KK(A) = 19,70%
KK(B) = 13,45%
Lampiran 12a.Hasil pengamatan rata-rata luas daun (cm2) tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 28 HST.

Tingkat Kelompok
Galur Total Rata-Rata
Naungan 1 2 3
A1 6,03 6,66 7,03 19,72 6,57
A2 5,39 4,85 6,19 16,43 5,48
N0 A3 6,29 5,38 5,40 17,07 5,69
A4 5,14 6,23 6,99 18,35 6,12
A5 4,92 4,45 4,66 14,03 4,68
Sub total 27,77 27,56 30,27 85,60
A1 4,86 4,84 3,89 13,59 4,53
A2 4,57 4,28 3,94 12,79 4,26
N1 A3 4,30 5,28 6,18 15,76 5,25
A4 5,26 5,49 5,25 15,99 5,33
A5 3,83 5,46 5,11 14,40 4,80
Sub total 22,81 25,36 24,36 72,53
A1 5,96 7,46 6,08 19,50 6,50
A2 5,11 6,04 5,53 16,68 5,56
N2 A3 6,80 5,11 4,46 16,37 5,46
A4 6,54 6,42 5,47 18,43 6,14
A5 5,54 6,13 5,03 16,70 5,57
Sub total 29,95 31,16 26,57 87,68
A1 8,71 6,91 6,10 21,71 7,24
A2 6,70 5,12 6,16 17,98 5,99
N3 A3 7,35 6,14 6,51 20,00 6,67
A4 6,59 5,23 5,74 17,57 5,86
A5 7,51 7,01 4,82 19,34 6,45
Sub total 36,85 30,41 29,33 96,59
Total 117,39 114,49 110,53 342,40
Lampiran 12b. Hasil analisis ragam rata-rata luas daun tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 28 HST.

F tabel
SK db JK KT F hit
0,05 0,01
tn
Kelompok 2 1,19 0,59 0,38 5,14 10,92
tn
Naungan (PU) 3 19,73 6,58 4,26 4,76 9,78
Galat (a) 6 9,27 1,54
*
Galur (AP) 4 6,47 1,62 3,66 2,67 3,97
tn
Interaksi 12 8,33 0,69 1,57 2,07 2,80
Galat (b) 32 14,13 0,44
Total 59 59,12
KK(A) = 21,78%
KK(B) = 11,64%
Lampiran 13a.Hasil pengamatan rata-rata luas daun (cm2) tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 42 HST.

Tingkat Kelompok Rata-


Galur Total
Naungan 1 2 3 Rata
A1 18,75 20,19 21,49 60,43 20,14
A2 17,37 16,07 19,47 52,91 17,64
N0 A3 22,46 16,92 16,82 56,20 18,73
A4 18,22 23,19 22,82 64,23 21,41
A5 19,19 17,67 16,38 53,25 17,75
Sub total 95,99 94,05 96,97 287,01
A1 19,14 18,64 16,45 54,22 18,07
A2 19,32 18,80 17,58 55,69 18,56
N1 A3 21,57 24,44 23,61 69,62 23,21
A4 23,29 25,97 21,12 70,39 23,46
A5 18,76 18,16 20,09 57,00 19,00
Sub total 102,08 106,00 98,84 306,92
A1 19,38 20,01 23,49 62,89 20,96
A2 18,43 21,37 22,76 62,56 20,85
N2 A3 19,98 17,42 21,77 59,17 19,72
A4 22,44 25,57 26,53 74,54 24,85
A5 21,53 19,07 18,36 58,96 19,65
Sub total 101,76 103,44 112,92 318,12
A1 24,41 29,41 22,86 76,68 25,56
A2 23,67 23,94 20,61 68,22 22,74
N3 A3 23,82 29,50 22,94 76,26 25,42
A4 30,72 26,99 29,24 86,94 28,98
A5 24,48 23,63 23,30 71,42 23,81
Sub total 127,10 133,47 118,96 379,53
Total 426,93 436,96 427,69 1291,58
Lampiran 13b. Hasil analisis ragam rata-rata luas daun tanaman padi gogo dengan
perlakuan naungan dan galur pada umur 42 HST.

F tabel
SK db JK KT F hit
0,05 0,01
tn
Kelompok 2 3,12 1,56 0,24 5,14 10,92
**
Naungan (PU) 3 318,18 106,06 16,50 4,76 9,78
Galat (a) 6 38,56 6,43
**
Galur (AP) 4 177,05 44,26 10,18 2,67 3,97
tn
Interaksi 12 59,84 4,99 1,15 2,07 2,80
Galat (b) 32 139,13 4,35
Total 59 735,87
KK(A) = 11,78%
KK(B) = 9,69%
Lampiran 14a.Hasil pengamatan rata-rata luas daun (cm2) tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 56 HST.

Tingkat Kelompok Rata-


Galur Total
Naungan 1 2 3 Rata
A1 32,39 36,92 38,32 107,63 35,88
A2 31,93 27,32 28,94 88,19 29,40
N0 A3 41,59 38,99 37,63 118,22 39,41
A4 34,07 41,48 40,77 116,32 38,77
A5 28,47 23,13 28,59 80,20 26,73
Sub total 168,45 167,85 174,25 510,56
A1 36,89 37,82 28,25 102,96 34,32
A2 40,77 32,66 31,79 105,22 35,07
N1 A3 45,36 53,94 45,96 145,25 48,42
A4 51,27 47,40 41,66 140,33 46,78
A5 32,66 35,78 34,27 102,71 34,24
Sub total 206,95 207,59 181,92 596,47
A1 34,73 43,88 39,40 118,01 39,34
A2 33,40 36,36 28,25 98,01 32,67
N2 A3 46,97 44,40 51,88 143,25 47,75
A4 42,21 47,61 40,07 129,88 43,29
A5 33,81 29,86 24,07 87,74 29,25
Sub total 191,12 202,11 183,66 576,89
A1 45,23 48,30 50,09 143,62 47,87
A2 37,34 43,90 41,03 122,27 40,76
N3 A3 43,43 55,16 60,37 158,96 52,99
A4 55,04 53,63 57,23 165,90 55,30
A5 40,55 39,05 36,21 115,80 38,60
Sub total 221,57 240,04 244,93 706,54
Total 788,09 817,60 784,77 2390,46
Lampiran 14b. Hasil analisis ragam rata-rata luas daun tanaman padi gogo dengan
perlakuan naungan dan galur pada umur 56 HST.

F tabel
SK db JK KT F hit
0,05 0,01
tn
Kelompok 2 32,66 16,33 0,64 5,143 10,925
**
Naungan (PU) 3 1325,04 441,68 17,30 4,757 9,780
Galat (a) 6 153,20 25,53
**
Galur (AP) 4 2148,33 537,08 35,00 2,668 3,969
tn
Interaksi 12 190,58 15,88 1,03 2,070 2,798
Galat (b) 32 491,11 15,35
Total 59 4340,94
KK(A) = 12,68%
KK(B) = 9,83%
Lampiran 15a.Hasil pengamatan rata-rata luas daun (cm2) tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 70 HST.

Tingkat Kelompok Rata-


Galur Total
Naungan 1 2 3 Rata
A1 46,35 46,37 48,58 141,30 47,10
A2 39,96 38,51 38,31 116,78 38,93
N0 A3 51,57 45,15 51,38 148,10 49,37
A4 53,84 53,26 51,56 158,66 52,89
A5 26,24 27,30 30,20 83,75 27,92
Sub total 217,96 210,60 220,03 648,59
A1 47,12 45,32 44,80 137,24 45,75
A2 45,67 36,49 42,76 124,92 41,64
N1 A3 57,03 59,58 59,43 176,04 58,68
A4 57,39 57,56 56,26 171,21 57,07
A5 33,92 37,08 38,49 109,49 36,50
Sub total 241,12 236,02 241,74 718,89
A1 51,49 56,76 55,84 164,09 54,70
A2 56,06 56,32 36,58 148,96 49,65
N2 A3 68,52 69,49 51,41 189,43 63,14
A4 64,95 62,90 52,76 180,62 60,21
A5 52,59 46,03 48,76 147,38 49,13
Sub total 293,62 291,50 245,35 830,48
A1 58,60 55,07 63,76 177,44 59,15
A2 49,13 61,04 51,95 162,12 54,04
N3 A3 64,22 73,02 66,18 203,41 67,80
A4 71,44 62,08 60,38 193,89 64,63
A5 49,91 50,87 43,98 144,76 48,25
Sub total 293,29 302,08 286,25 881,62
Total 1046,00 1040,20 993,37 3079,57
Lampiran 15b. Hasil analisis ragam rata-rata luas daun tanaman padi gogo dengan
perlakuan naungan dan galur pada umur 70 HST.

F tabel
SK db JK KT F hit
0,05 0,01
tn
Kelompok 2 83,26 41,63 0,99 5,14 10,92
**
Naungan (PU) 3 2231,28 743,76 17,62 4,76 9,78
Galat (a) 6 253,30 42,22
**
Galur (AP) 4 3256,94 814,24 42,53 2,67 3,97
tn
Interaksi 12 277,25 23,10 1,21 2,07 2,80
Galat (b) 32 612,70 19,15
Total 59 6714,73
KK(A) = 12,66%
KK(B) = 8,53%
Lampiran 16a.Hasil pengamatan rata-rata luas daun (cm2) tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 84 HST.

Tingkat Kelompok Rata-


Galur Total
Naungan 1 2 3 Rata
A1 51,01 49,67 51,33 152,02 50,67
A2 38,20 42,91 38,18 119,28 39,76
N0 A3 58,71 54,91 52,92 166,54 55,51
A4 52,55 54,84 56,02 163,41 54,47
A5 34,90 29,25 31,95 96,10 32,03
Sub total 235,37 231,58 230,40 697,36
A1 55,86 54,37 52,98 163,21 54,40
A2 51,24 39,21 44,92 135,36 45,12
N1 A3 61,00 59,63 67,88 188,51 62,84
A4 63,70 60,37 61,45 185,51 61,84
A5 36,95 37,19 41,17 115,31 38,44
Sub total 268,75 250,77 268,40 787,92
A1 51,80 55,90 53,13 160,83 53,61
A2 57,83 57,04 46,02 160,89 53,63
N2 A3 68,71 79,77 72,17 220,65 73,55
A4 65,74 72,38 66,96 205,08 68,36
A5 52,03 53,34 47,55 152,92 50,97
Sub total 296,10 318,44 285,82 900,36
A1 58,72 58,76 75,72 193,20 64,40
A2 50,21 64,21 63,05 177,47 59,16
N3 A3 64,70 78,24 75,06 217,99 72,66
A4 80,23 79,64 76,03 235,90 78,63
A5 55,89 63,45 55,60 174,94 58,31
Sub total 309,75 344,30 345,46 999,51
Total 1109,97 1145,08 1130,08 3385,14
Lampiran 16b. Hasil analisis ragam rata-rata luas daun tanaman padi gogo dengan
perlakuan naungan dan galur pada umur 84 HST.

F tabel
SK db JK KT F hit
0,05 0,01
tn
Kelompok 2 31,04 15,52 0,32 5,14 10,92
**
Naungan (PU) 3 3465,82 1155,27 23,92 4,76 9,78
Galat (a) 6 289,76 48,29
**
Galur (AP) 4 4370,79 1092,70 65,40 2,67 3,97
tn
Interaksi 12 410,11 34,18 2,05 2,07 2,80
Galat (b) 32 534,66 16,71

Total 59 9102,17

KK(A) = 12,32%
KK(B) = 7,25%
Lampiran 17a.Hasil pengamatan rata-rata jumlah anakan tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 42 HST.

Tingkat Kelompok Rata-


Galur Total
Naungan 1 2 3 Rata
A1 2,25 2,75 2,25 7,25 2,42
A2 3,25 3,25 3,50 10,00 3,33
N0 A3 2,25 2,75 1,75 6,75 2,25
A4 1,25 2,75 3,00 7,00 2,33
A5 10,00 3,75 2,75 16,50 5,50
Sub total 19,00 15,25 13,25 47,50
A1 2,75 2,50 2,25 7,50 2,50
A2 2,25 3,25 2,00 7,50 2,50
N1 A3 2,25 3,25 3,00 8,50 2,83
A4 3,00 3,00 3,25 9,25 3,08
A5 2,75 3,50 2,50 8,75 2,92
Sub total 13,00 15,50 13,00 41,50
A1 3,25 3,00 3,75 10,00 3,33
A2 3,25 4,50 3,25 11,00 3,67
N2 A3 3,25 2,50 2,50 8,25 2,75
A4 3,25 3,00 3,00 9,25 3,08
A5 4,00 4,25 4,00 12,25 4,08
Sub total 17,00 17,25 16,50 50,75
A1 3,00 3,00 3,50 9,50 3,17
A2 3,50 2,75 4,25 10,50 3,50
N3 A3 2,25 2,75 2,50 7,50 2,50
A4 3,00 2,50 2,75 8,25 2,75
A5 2,75 4,25 3,50 10,50 3,50
Sub total 14,50 15,25 16,50 46,25
Total 63,50 63,25 59,25 186,00
Lampiran 17b. Hasil analisis ragam rata-rata jumlah anakan tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 42 HST.

F tabel
SK db JK KT F hit
0,05 0,01
tn
Kelompok 2 0,57 0,28 0,41 5,14 10,92
tn
Naungan (PU) 3 2,94 0,98 1,42 4,76 9,78
Galat (a) 6 4,14 0,69
*
Galur (AP) 4 14,91 3,73 3,38 2,67 3,97
tn
Interaksi 12 14,21 1,18 1,08 2,07 2,80
Galat (b) 32 35,25 1,10
Total 59 72,03
KK(A) = 26,79%
KK(B) = 33,86%
Lampiran 18a.Hasil pengamatan rata-rata jumlah anakan tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 56 HST.

Tingkat Kelompok Rata-


Galur Total
Naungan 1 2 3 Rata
A1 3,25 4,25 3,50 11,00 3,67
A2 5,25 4,50 3,75 13,50 4,50
N0 A3 3,25 3,50 2,25 9,00 3,00
A4 3,00 3,50 3,75 10,25 3,42
A5 12,00 5,75 6,50 24,25 8,08
Sub total 26,75 21,50 19,75 68,00
A1 6,25 4,25 5,00 15,50 5,17
A2 5,50 6,50 4,25 16,25 5,42
N1 A3 3,50 6,25 4,75 14,50 4,83
A4 4,25 4,50 5,00 13,75 4,58
A5 8,25 9,50 9,75 27,50 9,17
Sub total 27,75 31,00 28,75 87,50
A1 4,00 3,50 4,50 12,00 4,00
A2 5,00 5,00 3,75 13,75 4,58
N2 A3 5,00 2,50 2,75 10,25 3,42
A4 4,25 3,50 3,00 10,75 3,58
A5 6,25 6,75 5,75 18,75 6,25
Sub total 24,50 21,25 19,75 65,50
A1 5,00 4,50 4,75 14,25 4,75
A2 5,75 4,00 5,75 15,50 5,17
N3 A3 2,75 3,50 4,00 10,25 3,42
A4 4,00 3,25 3,00 10,25 3,42
A5 7,00 6,75 6,50 20,25 6,75
Sub total 24,50 22,00 24,00 70,50
Total 103,50 95,75 92,25 291,50
Lampiran 18b. Hasil analisis ragam rata-rata jumlah anakan tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 56 HST.

F tabel
SK db JK KT F hit
0,05 0,01
tn
Kelompok 2 3,31 1,66 1,61 5,14 10,92
*
Naungan (PU) 3 19,85 6,62 6,44 4,76 9,78
Galat (a) 6 6,16 1,03
**
Galur (AP) 4 122,14 30,53 26,51 2,67 3,97
tn
Interaksi 12 10,48 0,87 0,76 2,07 2,80
Galat (b) 32 36,86 1,15
Total 59 198,80
KK(A) = 20,86%
KK(B) = 22,09%
Lampiran 19a.Hasil pengamatan rata-rata jumlah anakan tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 70 HST.

Tingkat Kelompok Rata-


Galur Total
Naungan 1 2 3 Rata
A1 4,50 5,00 3,50 13,00 4,33
A2 7,00 5,50 3,50 16,00 5,33
N0 A3 3,25 3,75 2,50 9,50 3,17
A4 3,25 3,75 3,50 10,50 3,50
A5 13,75 7,50 8,00 29,25 9,75
Sub total 31,75 25,50 21,00 78,25
A1 6,00 5,00 4,00 15,00 5,00
A2 7,25 5,50 4,25 17,00 5,67
N1 A3 4,00 4,25 4,00 12,25 4,08
A4 4,00 3,50 4,50 12,00 4,00
A5 7,25 9,25 8,50 25,00 8,33
Sub total 28,50 27,50 25,25 81,25
A1 4,50 4,50 4,75 13,75 4,58
A2 4,75 6,50 4,25 15,50 5,17
N2 A3 4,75 2,75 3,00 10,50 3,50
A4 4,50 3,50 3,50 11,50 3,83
A5 7,75 7,50 6,50 21,75 7,25
Sub total 26,25 24,75 22,00 73,00
A1 5,50 4,75 3,25 13,50 4,50
A2 6,00 4,25 4,75 15,00 5,00
N3 A3 2,50 3,00 3,50 9,00 3,00
A4 4,25 3,50 3,00 10,75 3,58
A5 6,00 5,75 5,75 17,50 5,83
Sub total 24,25 21,25 20,25 65,75
Total 110,75 99,00 88,50 298,25
Lampiran 19b. Hasil analsis ragam rata-rata jumlah anakan tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 70 HST.

F tabel
SK db JK KT F hit
0,05 0,01
*
Kelompok 2 12,39 6,19 9,37 5,14 10,92
tn
Naungan (PU) 3 9,23 3,08 4,65 4,76 9,78
Galat (a) 6 3,97 0,66
**
Galur (AP) 4 145,05 36,26 30,96 2,67 3,97
tn
Interaksi 12 19,53 1,63 1,39 2,07 2,80
Galat (b) 32 37,47 1,17
Total 59 227,64
KK(A) = 16,36%
KK(B) = 21,77%
Lampiran 20a.Hasil pengamatan rata-rata jumlah anakan tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 84 HST.

Tingkat Kelompok Rata-


Galur Total
Naungan 1 2 3 Rata
A1 6,00 6,25 4,50 16,75 5,58
A2 9,00 7,00 6,25 22,25 7,42
N0 A3 3,75 4,00 3,00 10,75 3,58
A4 4,50 4,25 3,75 12,50 4,17
A5 15,75 8,75 9,75 34,25 11,42
Sub total 39,00 30,25 27,25 96,50
A1 6,75 5,50 5,50 17,75 5,92
A2 6,75 5,50 4,00 16,25 5,42
N1 A3 3,75 5,25 4,25 13,25 4,42
A4 3,50 4,00 4,75 12,25 4,08
A5 9,00 9,25 9,25 27,50 9,17
Sub total 29,75 29,50 27,75 87,00
A1 3,75 3,50 4,25 11,50 3,83
A2 4,00 5,50 3,75 13,25 4,42
N2 A3 3,50 2,25 2,50 8,25 2,75
A4 3,75 3,00 3,00 9,75 3,25
A5 6,75 6,25 5,25 18,25 6,08
Sub total 21,75 20,50 18,75 61,00
A1 3,75 2,50 3,00 9,25 3,08
A2 4,75 3,50 3,50 11,75 3,92
N3 A3 2,00 2,50 3,25 7,75 2,58
A4 2,50 2,25 2,25 7,00 2,33
A5 4,75 4,50 4,00 13,25 4,42
Sub total 17,75 15,25 16,00 49,00
Total 108,25 95,50 89,75 293,50
Lampiran 20b. Hasil analisis ragam rata-rata jumlah anakan tanaman padi gogo
dengan perlakuan naungan dan galur pada umur 84 HST.

F tabel
SK db JK KT F hit
0,05 0,01
tn
Kelompok 2 8,96 4,48 3,37 5,14 10,92
**
Naungan (PU) 3 97,85 32,62 24,51 4,76 9,78
Galat (a) 6 7,99 1,33
**
Galur (AP) 4 156,18 39,05 38,24 2,67 3,97
**
Interaksi 12 41,52 3,46 3,39 2,07 2,80
Galat (b) 32 32,68 1,02
Total 59 345,17
KK(A) = 23,58%
KK(B) = 20,66%
Lampiran 21a. Hasil pengamatan rata-rata jumlah anakan produktif tanaman padi
gogo dengan perlakuan naungan dan galur.
Tingkat Kelompok Rata-
Galur Total
Naungan 1 2 3 Rata
A1 5,50 6,25 4,00 15,75 5,25
A2 7,70 7,00 6,00 20,70 6,90
N0 A3 3,20 3,00 2,70 8,90 2,97
A4 4,00 3,75 3,50 11,25 3,75
A5 15,00 8,00 9,00 32,00 10,67
Sub total 35,40 28,00 25,2 88,60
A1 6,00 5,00 4,50 15,50 5,17
A2 5,50 6,50 4,00 16,00 5,33
N1 A3 3,25 5,25 4,00 12,50 4,17
A4 3,00 4,00 4,75 11,75 3,92
A5 8,50 8,50 9,00 26,00 8,67
Sub total 26,25 29,25 26,25 81,75
A1 3,00 3,00 4,00 10,00 3,33
A2 4,00 4,25 3,00 11,25 3,75
N2 A3 3,00 2,00 2,20 7,20 2,40
A4 3,50 3,00 2,50 9,00 3,00
A5 4,75 6,10 5,00 15,85 5,28
Sub total 18,25 18,35 16,7 53,30
A1 3,40 2,25 2,50 8,15 2,72
A2 1,25 2,75 3,25 7,25 2,42
N3 A3 3,50 1,00 2,75 7,25 2,42
A4 3,50 2,25 2,00 7,75 2,58
A5 4,00 3,30 3,50 10,80 3,60
Sub total 15,65 11,55 14,00 41,20
Total 95,55 87,15 82,15 264,85
Lampiran 21b. Hasil analisis ragam rata-rata jumlah anakan produktif tanaman
padi gogo dengan perlakuan naungan dan galur.

F tabel
SK db JK KT F hit
0,05 0,01
tn
Kelompok 2 4,59 2,29 1,41 5,14 10,92
**
Naungan (PU) 3 102,33 34,11 20,95 4,76 9,78
Galat (a) 6 9,77 1,63
**
Galur (AP) 4 124,10 31,03 26,05 2,67 3,97
**
Interaksi 12 48,40 4,03 3,39 2,07 2,80
Galat (b) 32 38,11 1,19
Total 59 327,29
KK(A) = 28,91%
KK(B) = 24,72%
DOKUMENTASI

a b

a. Persiapan lahan b. Pembuatan naungan


c d e

c. Pengisian polibag d.Pemberian pupuk dasar e. Penanaman

f f
dan arang sekam

f. Pengerndalian Hama dan Penyakit

g g

g. Pengukuran Tanaman
h i
h. Kontrol (Tanpa Perlakuan naungan) i. N1 (31,7 % = 4782 cd)
1 lapis paranet
j k

j. N2 (54,55% = 3810 cd) k. N3 (60,48 % = 2765 cd)


1 waring net 1 lapis paranet + waring net

i. N2 (3810 cd=54,55%) j. N3 (2765 cd = 60,48 %)

1 lapis waring net 1 lapis menggunakan


waring net + 1 lapis paranet

Anda mungkin juga menyukai