Anda di halaman 1dari 2

1.

HASIL DAN DOKUMENTASI

Pengamatan kemunculan akar dapat dilihat dengan cara mengamati akar-akar serabut
yang muncul dari media tanam cangkok setiap minggunya. Berikut merupakan hasil
pengamatan perlakuan cangkok pada tanaman hias.

Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Perbanyakan Vegetatif Tanam

No. Minggu ke- Keterangan Dokumentasi

1. Minggu, 17 Pembuatan media tanam cangkok


April 2022 Pencangkokan

2. Minggu, 24 Pengamatan dan penyiraman


April 2022

3. Minggu, 1 Pengamatan
Mei 2022
4. Sabtu, 7 Mei Pengamatan
2022

5. Jumat, 13 Pengamatan dan penyiraman


Mei 2022

Interpretasi data hasil pengamatan


Cangkok merupakan salah satu metode perkembang biakan secara vegetatif dengan
cara pelukaan atau pengeratan cabang pohon induk dan dibungkus media tanam untuk
merangsang terbentuknya akar dan dapat diterapkan pada tanaman berkambium misalnya
puring (Codiaeum variegatum) (Prameswari et al., 2014). Media tanam yang digunakan
dalam cangkok tanaman puring adalah tanah + pupuk kandang + cocopeat dengan
perbandingan 1:1:1. Pengamatan dilakukan selama 4 mst untuk menjaga kelembaban
media tanam. Setelah 4 mst cangkok dibongkar untuk mengetahui apakah cangkok berhasil
atau tidak. Sesuai dengan Nosiani (2015), umumnya pada pencangkokan puring akar mulai
tumbuh setelah berumur 1 bulan dan plastik sungkup sudah bisa dibuka. Keberhasilan
cangkok ditandai dengan munculnya akar pada bagian yang dicangkok. Berdasarkan hasil
pengamatan, diketahui pada media tanam cangkok terdapat lumut. Namun ketika plastik
sungkup dibuka terdapat akar yang mulai tumbuh. Total jumlah akar yang tumbuh setelah 4
mst adalah 4 buah dengan panjang masing-masing 1cm, 1,5cm, 1,3cm dan 0,7cm atau
memiliki rata-rata panjang 1,125cm.

Dapus:
Nosiani, T. 2015. Pengaruh Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Puring (Codiaeum
variegatum). J Pena Sains, 2(2): 97-104

Prameswari, Z.K., Sri, T., dan S. Waluyo. 2014. Pengaruh Macam Media dan Zat Pengatur
Tumbuh Terhadap Keberhasilan Cangkok Sawo (Manilkara zapota (L.) van Royen) pada
Musim Penghujan. J Vegetalika, 3(4): 107-118

Anda mungkin juga menyukai