Anda di halaman 1dari 6

ACARA 1

PEMBIAKAN VEGETATIF DENGAN CANGKOK

A. Hasil Pengamatan

Tabel. 1.1 Pembiakan Vegetatif

Waktu
Jumlah
UL muncul keterangan
akar
Minggu ke akar

1 1 0 0 Belum ada

2 0 0 Belum ada

2 1 0 0 Belum ada

2 0 0 Belum ada

3 1 0 0 Belum ada

2 0 0 Gagal

4 1 0 0 Gagal

2 0 0 Gagal

B. Pembahasan
Teknis perbanyakan tanaman digolongkan menjadi dua yaitu
perbanyakan secara generatif dan vegetatif. Salah satu perbanyakan secara
vegetative adalah cangkok. Cangkok disebut juga air layering. Menurut
Nagaraja (2008) pembiakan tanaman dengan cara mencangkok ialah
mengusahakan perakaran dari suatu cabang tanaman tanpa memotong cabang
tanaman tersebut dari pohon induknya.
Menurut (Harman 2009). Mencangkok merupakan salah satu cara
pembiakan vegetatif buatan yang bertujuan untuk mendapatkan tanaman yang
memiliki sifat yang sama dengan induknya dan cepat menghasilkan.
Pencangkokan dilakukan dengan menyayat dan mengupas kulit sekeliling
batang, lebar sayatan tergantung pada jenis tanaman yang dicangkok.
Penyayatan dilakukan sedemikian rupa sehingga lapisan kambiumnya dapat
dihilangkan (dengan cara dikikis). Luka tanaman yang dibuat cukup kering,
Rootone-F diberikan sebagai perlakuan agar bahan cangkokan cepat berakar.
Media tumbuh yang digunakan terdiri dari tanah dan kompos dan dibalut
dengan sabut kelapa atau plastik. Batang diatas sayatan telah menghasilkan
sistem perakaran yang bagus.
Bentuk cabang yang baik adalah yang memiliki kulit yang tegap, mulus
dan warna masih coklat muda dan belum ada kerak, agar tanaman
menghasilkan akar yang baik dan sempurna. Besar cabang yang ideal adalah
cabang yang masih berukuran kecil sebesar jari ataupun pensil. Cabang yang
dicangkok tidak perlu terlalu panjang karena akan kesulitan saat penanaman
dilapangan dan sulit diatur. Panjang cabang cukup sekitar 20-30 cm saja.
Jumlah daun yang disertakan dalam tanaman hasil cangkokan harus dalam
jumlah yang banyak agar tanaman mendapat banyak masakan makanan. Dan
cabang yang gundul akan mempersulit tumbuh akar karena kurangnya
makanan. Cabang yang baik mempunyai bentuk lurus menyamping atau
keatas dan giat berbuah. Pembentukan akar pada cangkok terjadi karena
adanya penyayatan pada kulit batang yang menyebabkan pergerakan
karbohidrat ke arah bawah terbendung di bagian atas sayatan. Bagian tersebut
akan menumpuk karbohidrat dan auxin, dan dengan adanya media perakaran
yang baik karbohidrat dan auxin tersebut akan menstimulir timbulnya akar.
Media perakaran cangkok yang baik adalah media yang memiliki sifat
drainase, aerasi dan kandungan unsur hara yang dapat mendukung
pertumbuhan dan perkembangan akar cangkok (Putri, 2007).
Menurut (Herawan 2009). Teknik perbanyakan vegetatif dengan cara
pelukaan atau pengeratan cabang pohon induk dan dibungkus media tanam
untuk merangsang terbentuknya akar.Pada teknik ini tidak ada batang bawah
dan batang atas. Teknik ini relatif sudah dilakukan oleh petani dan
keberhasilannya lebih tinggi, karena pada proses mencangkok akar akan
tumbuh ketika masih berada di pohon induk. Produksi dan kualitas buahnya
akan persis sama dengan tanaman induknya.Tanaman asal cangkok bisa
ditanam pada tanah yang letak air tanahnya tinggi atau di pematang kolam
ikan. Disamping keuntungan, terdapat juga beberapa kekurangan/ kerugian
pembibitan dengan sistem cangkok. Musim kemarau panjang tanaman tidak
tahan kering. Tanaman mudah roboh bila ada angin kencang karena tidak
berakar tunggang. Pohon induk tajuknya menjadi rusak karena banyak cabang
yang dipotong. Dalam satu pohon induk kita hanya bisa mencangkok
beberapa batang saja, sehingga perbanyakan tanaman dalam jumlah besar
tidak bisa dilakukan dengan cara ini.
Tahapan kegiatan mencangkok dapat dimulai dengan memilih cabang
tanaman induk yang akan dicangkok. Cabang tanaman sehat dan kuat atau
sudah berkayu, yang dipilih diusahakan tidak terlalu muda atau tidak terlalu
tua karena mengandung lignin yang keras. Menyayat cabang dengan cutter
secara melingkar dan memanjang ke bawah sepanjang 3-5 cm atau dua kali
diameter cabang, diusahakan cutter yang dipakai steril. Mengupas kulit
cabang sehingga bagian cambium yang seperti lendir tampak jelas, kambium
dihilangkan dengan cara dikerik dengan mata cutter sehingga bersih atau
kering dan lendir kambium dihilangkan agar pertumbuahan akar tidak
terganggu karna jika masih ada sisa lendir hara yang masuk tidak akan
optimal ke daerah yang di kerik. Menutup bekas sayatan dengan media
cangkok, media diatur agar menutupi hasil cangkokan kemudian dibungkus
dengan plastik dan ditali dengan raffia dan jangan lupa untuk dibolong agar
tanaman mendapat air usahakan media tanam tidak kering agar cangkokan
dapat berhasil.
Menurut Kalie (2013) keberhasilan memperoleh bibit cangkokan sangat
tergantung pada media cangkok, iklim saat mencangkok, cara mencangkok
dan pemeliharaan pasca potongan cangkokan. Media cangkok sebagai media
tumbuh akar harus memiliki sifat lembab dan sarang. Akar cangkok yang
baru tumbuh masih lunak dan lemah, jadi harus dijaga pertumbuhan dan
perkembangannya. Penetapan dan pemilihan cabang cangkok sangat penting
untuk memperoleh bibit cangkok. Waktu mencangkok, pencangkokan harus
dilakukan pada waktu dan iklim yang tepat agar perakaran cangkok dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik. Waktu yang tepat adalah pada masa
pertumbuhan vegetatif tanaman yaitu setelah masa panen buah.
Cangkokan berhasil bila tanaman terdapat akar pada bagian di atas luka.
Akar akan terbentuk jika pada bagian yang dicangkok mendapat aliran zat
makanan (karbohidrat) dan auksin (hormon tumbuh yang mendorong
keluarnya akar) yang kemudian mengalir ke bawah melalui kulit kayu
(phloem), nutrisi tersebut akan tertahan di bagian keratan sebelah atas,
sehingga pada keratan bagian atas ini terjadi penimbunan karbohidrat,
hormon pun jadi meningkat. Timbunan karbohidrat dan hormone pada keratin
atas tersebut akan membentuk berbentuk kalus, kalus lama kelamaan akan
berubah menjadi akar tanaman dan jika akar sudah memenuhi media, hasil
cangkokan dianggap berhasil
Praktikum yang sudah kelompok kami lakukan , pembiakan vegetatif
dengan teknik cangkok pada kelompok kami mengalami kegagalan. Minggu
pertama dan kedua cangkokan kita lihat masih bagus belum ada tanda tanda
kegagalan dalam prosesnya, namun pada minggu ke tiga cangkokan kita buka
dan ternyata busuk , hal ini disebabkan pada alat yang digunakan untuk
menyayat pohon kotor sehingga mengakibatkan tidak seteril pada cangkokan
dan intensitas hujan yang cukup tinggi menyababkan kelembapan pada media
tanam sehingga mengakibatkan kebusukan,ada hama ulat yang masuk
kedalam media tanam yg dibungkus ,serta kurangnya perlakuan terhadap
proses pencangkokan
Menurut Prameswari (2014) penggunaan media moss + ZPT
mempercepat pembentukan kalus dan meningkatkan perakaran cangkokan.
Praktikum yang sudah dilakukan bahwa kelompok kami mendapatkan
perlakuan pengolesan air kelapa,pada perlakuan ini air kelapa di oleskan ke
tempat yang disayatkan lalu kemudian di tutup oleh media tanam. Fungsi air
kelapa bagi proses cangkok ini adalah sebagai perangsang pertumbuhan akar
pada proses pencangkokan.
C. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum acara pembiakan vegetative dengan cangkok
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Mencangkok merupakan salah satu perbanyakan vegetatif
yang cukup sederhana dan tidak memerlukan banyak biaya
2. Perbandingan perbedaan media akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan akar.
3. Akar yang paling banyak dan paling panjang adalah akar
yang dibungkus media pupuk kandang dan dibalut dengan serabut
kelapa.
4. Pertumbuhan akan sangat dipengaruhi oleh suplai nutrisi
dan hormon auksin.
5. Perakaran yang dihasilkan dari cangkok tidak terlalu kuat
2. Saran
Kegiatan praktikum pembiakan vegetative dengan cangkok tidak
berjalan dengan baik, karena tanaman yang dicangkok mengalami
kegagalan. Hal ini dikarenakan kurangnya arahan dan terlalu sedikitnya
coas sehingga kurang efektif dalam pengerjaan.

DAFTAR PUSTAKA

Harmann, H.T. and D.E Kester. 2004. Plant propagation principles and practices.
Prentice-Hall,Inc. Englewood Cliffs, New Jersey.727 p

Herawan, T., 2003. Propagasi Klon Acacia mangium Melalui Kultur Jaringan.
Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan Vol. 1 No. 2. Hal. 43 48. Pusat
Penelitian dan
PengembanganBioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Yogyakarta
Kalie Moehd Baga. 2013. Rambutan Varietas Unggul. Yogyakarta : Kanisius

Nagaraja, G.S., B.G. Muthappa Rai dan T.R. Guruprasad 2008. Effect of
intermittent mist and growth regulator on propagation of jasminum
grandiflorum by different types of cuttings. Haryana J.Hort. Sci 20 (3-4) :
183-188.

Prameswari Zara Kumala, Trinowati Sri, Waluyo Sriyanto. 2014. Peranan zat
pengatur tumbuh dalam perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan.
Vegetalika (3) : 107 118.

Putri, Kurniawati P. , D, Dharmawati F. , dan Suartana, M. 2007. Pengaruh Media


dan Hormon Tumbuh Akar Terhadap Keberhasilan Cangkok Ulin. Jurnal
Penelitian Hutan Tanaman 4 (2):069 118

Anda mungkin juga menyukai