Disusun oleh:
Adhika Ramdhan
19714001
Oleh :
Adhika ramadhan
NPM 19714001
Proposal Penelitian
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Sebutan Sarjana Terapan Pertanian
(S.Tr.P)
pada
Jurusan Budidaya Tanaman Pangan
Menyetujui,
Ketua Jurusan
Budidaya Tanaman
Pangan,
Tanggal Ujian :
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Buah pisang varian Cavendish (musa acuminata AAA group) merupakan
spesies buah pisang yang dapat ditemukan secara luas di Asia Tenggara. produksi
pisang di Indonesia cukup besar, menurut Nurhayati dan Novianti, buah pisang
juga salah satu buah yang sangat bermanfaat disemua kalangan usia.pisang juga
dapat diolah atau dimanfaatkan bagi kehidupan manusia,yang dapat dikonsumsi
kapan saja. Pisang juga dapat dapat diolah menjadi produk olahan dan bagian
tanaman lainnya dapat dimanfaatkan untuk bahan industri. Pisang merupakan
komoditas kelompok buah-buahan tropis yang sangat penting dalam perdagangan
dunia, karena kontribusinya yang nyata terhadap kebutuhan dan gizinya yang
sangat nyata terhadap kebutuhan gizi dan kesehatan masyarakat. Potensi produksi
buah pisang yang ada dipulau Sumatra cukup bannyak, sehinga masyarakat
menjual atau memasarkan buah pisang cavendis dipasar bahkan ada produk
pisang yang dijual ekspor keluar negeri. Namun, untuk pengembangan potensi
tersebut perlu banyak perbaikan, tidak hanya pada budidaya agar menghasilkan
buah bermutu,tetapi juga perbaikan penanganan pascapanen dalam pengemasan
karena pengemasan dapat mempengaruhi masa simpan buah pisang
Pengemasan produk diharapkan dapat menambah nilai jual sekaligus dapat
menambah masa pakai dari prodak pisang tersebut (Adisaputro, 2011).
Pengemasan menggunakan vakum merupakan salah satu aplikasi teknologi
pengemasan dengan mengunakan kantong plastik vakum (vacuum pack)
mengeluarkan semua udara dari dalam kemasan, kemudian ditutup rapat sehingga
tercipta kondisi tanpa oksigen dalam kemasan tersebut. Ada beberapa jenis mesin
pengemasan makanan dari yang konvensional sampai otomatis,selain itu ada
beberapa bahan tambahan yang sering digunakan untuk menambah daya simpan
buah pisang diataranya yang bannyak digunakan untuk menabah daya simpan
buah pisang adalah penggunaan gel lidah buaya atau Aloe Vera yang diolesakan
pada bagian buah pisang tersebut.
Pemanfaatkan gel lidah buaya sebagai salah satu metode penanganan pasca
panen khususnya buah pisang cavendis. Hal ini seiring dengan pendapatnya
(Morillon dkk, 2002) gel lidah buaya bersifat higroskopis, sehingga dapat
menutupi pori-pori buah dengan cara membentuk penghalang pada kulit buah
yang dapat mencegah hilangnya air, sehingga dapat menghambat laju respirasi
dengan lingkungan. Pemanfaatan lidah buaya juga didukung dengan pertumbuhan
tanaman lidah buaya yang tumbuh subur di Negara Indonesia hal ini sangat
menguntungkan pihak-pihak yang memanfaatkan tanaman lindah buaya sebagai
bahan utama atau sebagai bahan pelapis, dan juga tanaman lidah buaya yang ada
di Indonesia sangatlah melimpah oleh karena itu harga tanaman lidah buaya relatif
murah dikarenakan iklim di Indonesia yang sangat cocok untuk pertumbuhan
tanaman lidah buaya itu sendiri. Gel lidah buaya sudah bannyak digunakan
diberbagai keperluan diataranya sebagai pelapis pada berbagai macam buah
diantaranya buah pisang yang bermanfaat untuk menambah masa simpan buah
pisang.
Umur simpan secara umum mengandung pengertian waktu antara produk
mulai dikemas dengan mutu produk yang di konsumsi sudah memenuhi
syarat,dalam kondisi penyimpanan, utuk mencapai pada sesuatu level atau suatu
tingkatan degradasi mutu tertentu, pencantuman informasi umur simpan menjadi
sesuatu hal yang sangat penting karena terkait dengan keamana produk pangan
dan untuk memberikan jaminan mutu produk kepada konsumen. Informasi umur
simpan produk sangatlah penting bagi bannyak pihak, baik produsen maupun
konsumen , produsen atau konsumen tidak hannya dapat mengetauhi tingkat
keaman dan kelayakan sesuatu produk untuk dikonsumsi,tetapi juga dapat
memberikan informasi atau pentunjuk apakah barang terjadi perubahan
rasa,penampakan dan kandungsn gizi sebuah prodak tersebut. Perubahan-
perubhan tersebut tentunya secara langsung akan mempengaruhi mutu dari suatu
produk tersebut.
Pengertian mutu secara luas dapat didefinisikan sebagai kepuasan pelanggan
sepenuhnya, suatu produk dianggap bermutu apabila dapat memberikan kepuasan
bagi pelanggannya , yaitu sesuai dengan keingina konsumen atas suatu produk
yang dihasilkan dari prusahaan tersebut.
I.2 TUJUAN PENELITIAN
1. untuk mengetahui umur simpan buah pisang cavendis terhadap pelapisan aloe
vera
2. untuk mengetauhui masa simpan buah pisang terhadap vacuum siler
3. untuk mendapatkan kombinasi pelapisan aloe vera dan vacuum siler terhadap
masa simpan buah pisang
I.3 KERANGKA PEMIKIRAN
Pisang merupakan buah yang cukup dikenal dimasyarakat Indonesia dengan
buah yang memiliki kandungan yang baik dan berdampak pula pada
meningkatnya tingkat konsumsi dan produksi buah pisang diindonesia, untuk itu
pisang memiliki potensi yang besar untuk meningkat produksi dan penjualan,
namun Indonesia baru bisa mengekspor buah pisang ke negara jepang, sisanya
masi dikonsumsi oleh masyarakat dan dikelola perusahaan-perusahaan yang yang
bergerak dibidang buah-buahan. Salah satunya yaitu CV. Bumidaya utama dengan
komoditi unggulannya yaitu pisang ambon. Pengiriman pisang ambon ini
diutamakan kepada konsumen industry dengan skala 5.000 pcs sampai dengan
20.000 pcs perharinya. Namun ditemukan 22% pengembalian pisang cavendis
oleh konsumen dari total pengiriman selama satu tahun, yang perharinya dapat
terjadi pengembalian sampai dengan 50% dari jumblah yang dikirimkan ( lubis,
2017).
Ada dua cara yang sering digunakan untuk mempertahankan produk buah
pisang agar sampai ditangan konsumen dengan mempertahankan mutu dan daya
simpan buah pisang yaitu yang pertama,dengan cara penggunaan gel lidah buaya
dan vacuum sealer. Teknologi edible coating merupakan suatu pelapisan tipis
yang terbuat dari bahan pangan ( food grede) yang bertujuan untuk melapisi
makanan dan berfungsi sebagai penghambat bakteri sehingga umur simpan
makanan dapat ditingkatkan ( Kasfillah,Sumarni dan Pratjojo 2013)Lidah buaya
mengandung gel polisikarida yang mampu menghambat kerusakan pasca panen
untuk buah (Saputra,Faradila dan Ansharullah,2019). Selanjutnya dengan
pengemasan vakum, sistem hampa udara dimana tekanan kurang dari atm dengan
cara mengeluarkan O2 dari proses masa simpan, sehingga , sehingga
memperpanjang umur simpan. Proses pengemasan pakum ini dilakukan dengan
cara memasukan produk kedalam kemasan plastic diikutin dengan pengontrolan
udara menggunakan mesin pengemas vacuum (vacuum packager ) kemudian
ditutup dan disealer. Dengan ketiadaan udara dalam proses penyimpanan maka
kerusakan akibat oksidasi dapat dihilangkan sehingga kesegaran produk akan
lebih bertahan 3-5 kali lebih lama dari pada produk yang disimpan dengan no
vacuum ( jay, 1996).
Menurut (Aminudin dan Nawangwulan,2014) Coating gel lidah buaya
konsentrasin 100% dan 50% yang dikombinasikan dengan penyimpanan suhu
rendah (8-100C) mampu mengurangi mutuinternal (berat Ph,TTP) dan eksternal
(kekerasan,kebusukan,warna)mentimun selama penyimpanan 9 hari dengan
kondisi mentimun tetap segar sedangkan penyimpanan suhu ruang (27-
290C),perlakuan terbaik adalah mentimun tanpa coating. Menurut (Hartass
dkk,2020) pemberian pelapisan edible coating lidah buaya dengan campuran
pektin sertan gliseron memberikan pengaruh yang sma dengan menekan laju susut
bobot dengan nilai yang tidak berbeda nyata antara yang diberikan pelapisan
maupun tidak diberikan pelapisan. Namun nilai susut bobot bobot terkecil ada
pada perlakuan G2 (gel lidah buaya 50%+gliserol 1%+pektin)sebesar 13%.
1.4 HIPOTESIS
Adapun hipotesis dalam penelitian ini antara lain:
1. Diduga terdapat pengaruh gel lidah buaya untuk memperpanjang masa simpan
buah pisang cavendis
2. Diduga terdapat pengaruh kemasan vacuum terhadap daya simpan buah pisang
cavendis
3. Diduga terdap kombinasi antar dua jenis penggunaan bahan gel lidah buaya dan
vacuum sealer yang dapat menghampat pembusukan atau menambah masa
simpan buah pisang cavendis
1.5 KONTRIBUSI
Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi untuk perkembangan industry
sekala rumahan.
II. TINJAUAN PUSTAKA