Disusun oleh
Konstruksi Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang, sejauh yang
kami ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari tugas akhir yang sudah
dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk mendapatkan gelar Ahli Madya di
lingkungan Politeknik Negeri Semarang maupun di perguruan tinggi manapun,
kecuali bagian yang bersumber informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya.
Semarang,28September 2021
ii
BUKTI PERSETUJUAN
PembimbingI Pembimbing I,
Mengetahui.
Kaprodi Konstruksi Sipil.
ili
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas akhir dengan judul "Pelaksanaan Pembangunan Ruas Jalan Salatiga - Ngablak,
Bts. Kabupaten Magelang STA 48+900 STA 51+000 Provinsi Jawa Tengah", telah
dipertanggungjawabkan dalam ujian wawancara dan diterima sebagai syarat akhir studi
pada Program Studi D3 Konstruksi Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Semarang pada:
Hari : Selasa
Ketua,
Sekretaris,
iv
HALAMAN MOTTO
1. Bukan seberapa besar kamu dipandang tapi seberapa besar manfaat dan
pengaruh bagi sekitar.
2. Selagi bisa dikerjakan, kerjaakan sekekarang
3. Jangan tunda sampai esok apa yang bisa engkau kerjakan hari ini.
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan segala karunia yang telah Allah SWT berikan, Laporan Tugas Akhir ini
dapat terselesaikan dan akhirnya dengan segala ungkapan terima kasih penulis
persembahkan kepada :
1. Ibu, Bapak, dan keluarga serta saudara kami tercinta, yang selalu mendukung,
memotivasi, dan mendoakan kami agar senantiasa diberi kemudahan dan
kelancaran,
2. Yang terhormat Y. Eka Wiyana, S.T., M.T. selaku Pembimbing I dan Lilik
Satriyadi, S.T M.T selaku Pembimbing II yang telah memberikan waktu dan
pengarahan dengan sabar sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan
baik,
3. Seluruh Dosen Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang yang telah memberikan
dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat,
4. Teman-teman mahasiswa Politeknik Negeri Semarang, khususnya kelas KS-3C
angkatan 2018 yang selalu memberikan motivasi dan semangat,
5. Sahabat – sahabat kami yang tidak pernah berhenti memberi dorongan semangat,
serta
6. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu-persatu yang mana telah
membantu kami sebagai penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir yang berjudul
Pelaksanaan Pembangunan Ruas Jalan Salatiga - Ngablak, Bts. Kabupaten
Magelang STA 48+900 STA 51+000 Provinsi Jawa Tengah dengan baik.
Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat dalam
kelancaran
7. Sahabat - sahabat kami yang tidak permah berhenti memberi dorongan
semangat, serta.
8. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu-persatu yang mana telah
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca.
VII
Besar harapan dari penulis laporan ini dapat diterima, semoga laporan ini
bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, serta
bagi wawasan ilmu pengetahuan sekarang dan dimasa yang akan datang.
Semarang,26eptember 2021
Penulis,
viii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan.......................................................................................... I – 2
ix
1.5.1 Data Primer ........................................................................ I – 7
x
2.8.1 Manajemen Sumber Daya Manusia ................................... II – 27
xi
2.13 Jaminan Jaminan ........................................................................ II – 51
xii
3.3.4.1 Lapis Resap Pengikat ............................................. III – 23
xiii
4.3.1.2 Pekerjaan Galian Tanah ................................... IV – 23
xiv
BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA PELAKSANAAN (RAP)
xv
BAB VI PENGENDALIAN PROYEK
xvi
6.6 Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan.......................... VI– 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
xvii
Gambar 2.7 Tingkat Kebutuhan Tenaga Kerja di Proyek ......................... II – 29
Gambar 2.11 Analisa Varian Terpadu disajikan dengan grafik kurva s ..... II – 45
xviii
Gambar 4.1 Flowcchart Langkah-langkah Pekerjaan Konstruksi ............. IV – 2
xix
Gambar 4.25 Pola Pemadatan Galian Tanah pada Bagian Lurus................. IV – 30
Gambar 4.26 Pola Pemadatan Galian Tanah pada Bagian Menikung ......... IV – 30
Gambar 4.29 Pelaksanaan Timbunan Tanah pada STA 50+050 dari Galian
49+730 .................................................................................... IV – 33
Gambar 4.32 Pola Pemadatan Timbunan Tanah pada Bagian Lurus ........... IV – 34
Gambar 4.33 Pola Pemadatan Timbunan Tanah pada Bagian Menikung .... IV – 35
Gambar 4.35 Grafik Hubungan antara Berat isi kering dengan Kadar air ... IV – 36
Gambar 4.46 Lintasan dan Jumlah Lintasan Trial Selection Laston ............ IV – 63
xx
Gambar 4.48 Pekerjaan Laston ................................................................... IV – 65
Gambar 6.1 Hubungan Berat Isi Kering dengan Kadar Air ...................... VI – 10
Gambar 6.3 Lintasan dan Jumlah Lintasan Trial Compaction Sub Grade VI – 12
xxi
Gambar 6.12 Alat Titik Lembek Aspal ....................................................... VI – 42
Gambar 6.20 Lintasan dan jumlah Lintasan Trial Selection Laston ............ VI – 59
xxii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Gradasi Lapis Pondasi Agregat Kelas B (Sub Base) ................... III – 19
Tabel 3.2 Sifat-sifat Lapis Pondasi Agregat Kelas B (Sub Base) ............... III – 20
Tabel 3.3 Gradasi Lapis Pondasi Agregat Kelas A (Base Course) ............ III – 21
Tabel 3.4 Sifat-sifat Lapis Pondasi Agregat Kelas A (Base Course) .......... III – 21
Tabel 3.9 Contoh Batas - batas Bahan Gradasi Senjang ............................ III – 28
Tabel 3.13 Sifat – sifat Lapis Pondasi Agregat Kelas S ................................ III – 34
xxiii
Tabel 3.15 Klasifikasi Tenaga Kerja Terampil Konstruksi ........................... III – 40
Laston .......................................................................................... IV – 60
xxiv
DAFTAR RUMUS
Rumus 6.18 Berat jenis kering permukaan jenuh agregat halus ................... VI - 28
xxv
Rumus 6.21 Berat jenis curah agregat kasar ................................................ VI - 30
Rumus 6.22 Berat jenis kering permukaan jenuh agregat kasar ................... VI - 30
xxvi
BAB I
PENDAHULUAN
I-1
I-2
1.2. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah :
1. Merencanakan sebuah struktur organisasi lapangan;
2. Merencanakan persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi;
3. Membuat metode pelaksanaan;
4. Membuat Time Schedule dan Network Planning pekerjaan jalan;
5. Merencanakan pelaksanaan pekerjaan konstruksi secara keseluruhan, meliputi:
galian dan timbunan tanah, penyiapan tanah dasar, sub base, base, prime coat,
surface, drainase dan bangunan pelengkap lainnya dalam konstruksi tersebut;
6. Membuat Rencana Anggaran Pelaksanaan ( RAP );
7. Merencanakan pengendalian pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan, yang
meliputi: pengendalian mutu, waktu, biaya, K3 dan lingkungan;
LOKASI PROYEK
STA 5+100
STA 7+600
STA 7+600
LOKASI PROYEK
4. Drainase yang digunakan pada proyek ini adalah saluran samping dengan
beton precast model U-ditch dengan dimensi berikut
110cm
m
80cm
DAFTAR PUSTAKA
Berisi tentang daftar buku ataupun referensi – referensi dari penulis dalam
mengerjakan laporan ini.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Berisi surat – surat, lembar asistensi, gambar perencanaan, dan data – data
pendukung lainnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
II-1
II-2
Proyek dapat didefinisikan sebagai suatu usaha atau kegiatan memiliki batas waktu
tertentu, kuatitas, sumber dana dapat berasal dari pemerintah ataupun swasta
dengan sasaran yang jelas yaitu mencapai hasil yang telah direncanakan pada waktu
awal pembangunan proyek akan dimulai.
Suatu proyek akan berhasil jika proyek tersebut memiliki manajemen yang
baik melalui suatu organisasi proyek yang dibentuknya. Kerjasama yang baik antar
unsure pendukung dalam melaksanakan tugas dan kewajiban berdasarkan batas
ruang lingkup dan wewenang masing-masing mutlak dibutuhkan, dan merupakan
modal dasar dari kelangsungan suatu proyek menuju keberhasilan.
Manajemen proyek pada umumnya akan mengatur mutu fisik konstruksi,
biaya dan waktu, serta tenaga kerja. Pada prinsipnya, dalam manajemen proyek,
manajemen tenaga kerja merupakan salah satu hal yang akan lebih ditekankan. Hal
ini disebabkan manajemen perencanaan hanya berperan sekitar 20% dari rencana
kerja proyek. Sisanya manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalian
biaya, mutu dan waktu proyek. Adapun fungsi dari manajemen proyek yaitu :
1. Sebagai Quality Control sehingga dapat menjaga kesesuaian mutu antara
perencanaan dan pelaksanaan
2. Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi di lapangan yang tidak pasti serta
mengatasi kendala terjadinya keterbatasan waktu pelaksanaan
3. Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai. Hal itu dilakukan
dengan pembuatan laporan harian, mingguan dan bulanan
4. Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan dalam pengambilan keputusan terhadap
masalah-masalah yang terjadi di lapangan
5. Fungsi manajerial dari manajemen merupakan sebuah sistem informasi yang
baik yang dapat digunakan untuk menganalisis performa dilapangan.
Gambar 2.1
Gambar 2.2 Siklus
Siklus Mekanisme
Mekanisme Manajemen
Manajemen
Sumber : Ir. Husen, Abrar,. MT.,2008,Manajemen Proyek, Penerbit Andi
:Yogyakarta dikutip 12 juni 2020
1. Perencanaan (Planning)
Planning adalah pemikiran atau gagasan awal tentang suatu rencana kegiatan.
Pada kegiatan ini dilakukan antisipasi tugas dan kondisi yang ada menetapkan
sasaran dan tujuan yang harus dicapai serta menentukan kebijakan pelaksanaan,
II-4
fungsi, dimana disini pembagian tugas, tanggung jawab dan kewenangan terlihat
jelas. (Ir. Abrar Husein, MT,2008:3)
Penyusunan organisasi akan melibatkan unsur-unsur pelaksana pembangunan
yang terdiri dari : pemberi tugas (owner), konsultan perencana/pengawas
(designer/supervisor), dan pelaksana (contractor), yang masing-masing
mempunyai tugas kewajiban, tanggung jawab dan wewenang sesuai dengan
peraturan yang telah ditetapkan.
3. Pelaksanaan (Actuating)
Actuating (pelaksanaan) adalah tindakan untuk menyelaraskan seluruh
anggota organisasi dalam kegiatan pelaksanaan, serta agar seluruh anggota
organisasi dapat bekerja sama dalam pencapaian tujuan bersama. Fungsi actuating
(pelaksanaan) adalah penyelaras agar tercapai keseimbangan tugas, hak dan
kewajiban masing – masing bagian dalam organisasi dan mendorong tercapainya
efisiensi serta kebersamaan dalam bekerjasama untuk tujuan bersama. Tindakan
yang dilakukan antara lain mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan,
mendistribusikan tugas, wewenang dan tanggung jawab, serta memberikan
pengarahan, penugasan dan motivasi.
4. Pengendalian (controlling)
Berupa tindakan pengukuran kualitas penampilan, dan penganalisaan serta
pengevaluasian penampilan yang diikuti dengan tindakan perbaikan yang harus
diambil terhadap penyimpangan yang terjadi (diluar batas toleransi). Fungsi dari
pengawasan meliputi penetapan standar pelaksanaan yang tercantum dalam RKS;
penentuan ukuran–ukuran pelaksanaan; pengukuran pelaksanaan dan
membandingkan dengan standar yang telah ditetapkan; pengambilan tindakan
koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan menyimpang dari standar; memberikan
saran–saran perbaikan. Manfaat dari fungsi Controlling adalah memperkecil
kemungkinan kesalahan yang terjadi dari segi kualitas, kuantitas, biaya maupun
waktu. Lima faktor penting yang merupakan input dari manajemen proyek yakni
man (sumber daya manusia), money (biaya), material (bahan), machine (mesin dan
peralatan) yang diperlukan untuk membantu tugas manusia tanpa menggantikan
kedudukannya dan yang terakhir adalah method (metode) yang diperlukan agar
pelaksanaan manajemen dapat berjalan dengan lancar
II-6
PENGGUNA JASA
PEMILIK PROYEK / OWNER
o
Kontrak Kontrak
PENGGUNA JASA
PENYEDIA JASA
PENYEDIA JASA PERSYARATAN TEKNIS PENYEDIA JASA
KONSULTASI KONSTRUKSI
REALISASI
PERATURAN PELAKSANAAN
Secara garis besar pola dasar hubungan kerja diatur sebagai berikut :
2.4.1 Antara Pemilik Proyek (Owner) dengan Konsultan Pengawas
1) Ikatan : kontrak.
2) Konsultan Pengawas kepada Pemberi Tugas memberikan layanan
konsultasi dimana produk seperti gambar rencana, peraturan dan
syarat-syarat.
3) Pemilik Proyek memberikan biaya jasa pengawasan.
II-10
Owner/Pemilik
Konsultan Konsultan
Perencana Pengawas
Kontraktor Pemasok/
Sub-kontraktor
Utama Supplier
Gambar 2.3 Stakeholder Proyek Konstruksi
Sumber : Ir. Husen, Abrar,. MT.,2008,Manajemen Proyek, Penerbit Andi :
Yogyakarta
II-12
PPK
Tugas, wewenang dan tanggung jawab dari unsur-unsur dalam struktur organisasi
pemilik proyek adalah :
1. Pemimpin Proyek
1) Memimpin dan mengatur seluruh kegiatan proyek hingga semua tugas dapat
dilaksanakan dengan baik sesuai dengan sasaran maupun tujuan yang telah
ditetapkan.
2) Mengusahakan koordinasi yang sebaik-baiknya dengan semua instansi yang
berhubungan dengan pelaksanaan proyek.
3) Menetapkan pemenang pelelangan pekerjaan dari bagian proyek.
4) Menandatangni Surat Keputusan (SK)/Kontrak pekerjaan dari bagian
proyek.
II-13
II-15
II-16
Tugas, wewenang dan tanggung jawab dari unsur-unsur dalam struktur organisasi
Kontraktor adalah :
1. General Superintendent
Memimpin dan mengkoordinasi pelaksanaan proyek agar dapat berjalan sesuai
dengan rencana baik menyangkut biaya, mutu dan waktu. Tugas, tanggung jawab
dan wewenang dari Kepala Pelaksana antar lain
Tugas :
1. Membuat rencana pelaksanaan proyek berdasarkan kontrak yang telah disetujui
pelanggan.
2. Memastikan bahwa kemajuan pekerjaan di lapangan sesuai dengan mutu,
jadwal pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak dan anggaran yang telah
disetujui direksi atau yang ditunjuk.
3. Memantau terjadinya setiap penyimpangan pekerjaan/material dan melakukan
tindakan koreksi melalui mekanisme Tindakan Korektif (CAR = Corrective
Action Request).
4. Memantau dan mengadministrasikan pekerjaan tambah/kurang (variation of
order) serta melaksanakan pekerjaan tersebut setelah mendapatkan persetujuan
dari pelanggan.
5. Membuat dan menyampaikan laporan kemajuan pelaksanaan konstruksi di
lapangan kepada pelanggan.
6. Membuat dan menyampaikan Laporan Kemajuan Proyek dan Laporan
Anggaran Proyek Bulanan ke Kantor Cabang.
7. Memilih dan mengajukan Pemasok/Subkontraktor untuk pelaksanaan pekerjaan
di lapangan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, serta memantau
kemajuan pekerjaan Sub-Kont. di lapangan.
8. Menyerah-terimakan proyek baik sementara atau akhir kepada pelanggan sesuai
dengan kontrak, dan melakukan inspeksi serta perbaikan yang diperlukan
selama masa pemeliharaan.
Bertanggung Jawab Atas :
1. Terselenggaranya kegiatan perencanaan pekerjaan untuk mendukung
kelancaran proyek.
II-17
4. Quality Technician
Tugas :
1. Membuat dan melaksanakan Inspection & Test Plan (Rencana Pengujian dan
Inpeksi) terdiri dari Material Masuk (in coming), Dalam Proses (in process) dan
Hasil Akhir (final process) baik internal maupun eksternal.
2. Menyiapkan Rancangan Campuran Kerja (JMF) sesuai spesifikasi atau
persyaratan pelanggan.
3. Melaksanakan pengendalian mutu terhadap setiap material sesuai dengan
standar yang telah ditentukan.
4. Membuat jadwal dan melaksanakan kalibrasi untuk setiap peralatan yang
memerlukan kalibrasi ulang.
5. Membuat daftar peralatan laboratorium.
6. Melaksanakan pengecekan mutu daru bahan-bahan yang digunakan dalam
proyek
7. Memberikan persetujuan untuk suatu mutu dan kelayakan pemakaian suatu
komponen dalam konstruksi proyek
8. Membuat laporan kualitas bahan yang dipergunakan secara periodik sesuai
dengan kebutuhan proyek.
Bertanggung Jawab Atas :
II-19
5. Quantity Engineer
Tugas :
1. Melaksanakan kegiatan kontrol perhitungan untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan.
2. Membuat estimasi volume pekerjaan yang dibutuhkan untuk setiap proyek.
3. Menyediakan data-data hasil perhitungan yang menjadi tugas dan tanggung
jawabnya, seperti laporan harian, mingguan dan bulanan.
4. Menyiapkan Sertifikat Bulanan (MC) beserta data pendukungnya sebagai dasar
penarikan pembayaran ke pelanggan.
5. Membuat kontrak-kontrak retail beserta perubahannya sesuai jumlah, harga,
waktu dan persyaratan yang telah disepakati bersama.
Bertanggung Jawab Atas :
1. Terselenggaranya kegiatan perencanaan pekerjaan untuk mendukung
kelancaran proyek.
2. Terselenggaranya kegiatan pelaksanaan pekerjaan sesuai spesifikasi atau
persyaratan.
3. Terselenggaranya pengadaan bahan/material untuk kebutuhan pelaksanaan
proyek tepat mutu, waktu dan jumlah.
6. Pelaksana
Tugas :
1. Membuat rencana mingguan berdasarkan rencana yang sudah ada dan disetujui.
2. Memantau dan mengevaluasi persediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk
memenuhi kebutuhan pelaksanaan.
3. Membuat back up data pelaksanaan pekerjaan serta menyiapkan foto-foto
dokumentasi sebagai data penagihan.
4. Menyediakan gambar rencana kerja/ as built drawing.
5. Menyediakan gambar pelaksanaan/ shop drawing.
Bertanggung Jawab Atas :
II-20
7. Logistik
Tugas :
1. Menerima daftar/schedule bahan, sub kontraktor, spare part dari proyek disertai
lampiran spesifikasi dan gambar.
2. Melakukan verifikasi permintaan bahan, sub kontraktor ke fungsi pengendalian.
3. Memonitor kedatangan bahan di lapangan sesuai schedule, menyiapkan kontrak
sub/ vendor berikut pengendaliannya.
4. Menyusun rencana penggunaan peralatan.
5. Menyusun rencana perbaikan dan pemeliharaan peralatan.
Bertanggung Jawab Atas :
1. Tersusunnya laporan kebutuhan bahan dan penggunaannya.
2. Tersusunnya laporan atas pengawasan peralatan.
3. Terpenuhinya kebutuhan bahan, sub kontraktor maupun spare part untuk
keperluan proyek.
8. Surveyor
Tugas :
1. Menentukan elevasi dan koordinat pengukuran sebagai referensi dalam
pelaksanaan pekerjaan.
2. Mengadakan kegiatan pengukuran (survey) dilapangan termasuk stake out dan
uitzet sesuai gambar yang disyaratkan.
3. Melaksanakan pemasangan TBM, Bouwplank dan referensi lainya.
4. Mengadakan kegiatan pengukuran untuk keperluan proses penagihan ke
pelanggan.
II-21
9. Drafter
Tugas :
1. Membuat gambar kerja dan perubahannya.
2. Membuat design gambar sesuai kontrak dan meminta persetujuan owner.
3. Menyelenggarakan dan menyusun laporan hasil pekerjaan dan rekap kemajuan
pekerjaan
4. Membuat Asbuilt Drawing sesuai hasil pengukuran aktual di lapangan.
Bertanggung Jawab Atas :
1. Tersedianya gambar kerja dan perubahannya.
10. Mandor
Tugas:
1. Membaca Memahami Gambar kerja dan menerjemahkannya ke dalam
langkah-langkah operasional
2. Melakukan Peninjauan Dan pengukuran Lapangan (setting Out)
3. Menghitung Perkiraan Volume Pekerjaan, kebutuhan tenaga kerja, nahan dan
alat
4. Menghitung Harga Satuan Ongkos Kerja
5. Merundingkan Harga Borongan Pekerjaan
6. Membuat Jadwal Dan Recana Kerja
7. Menyiapkan Dan Mengatur pembagian Tugas para Tukang Dan Pekerja
8. Mengawasi kegiatan Para Tukang dan pekerja dalam melakukan pekerjaan
9. Mengawasi kegiatan para tukang dan pekerja dalam melaksanakan pekerjaan
10. Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja
11. Mengukur dan Menghitung hasil kerja/opname
12. Melaporkan hasil kegiatan pelaksanaan pekerjaan dan menagih pembayaran
13. Membayar Upah Para Tukang Dan Pekerja.
II-22
Resident Engineer
Chief Inspector
Geodetic Engineer Quality engineer
Tugas, wewenang dan tanggung jawab dari unsur-unsur dalam struktur organisasi
Konsultan pengawas adalah:
1. Resident Engineer
1) Memimpin pelaksanaan dan bertangung jawab penuh terhadap keberhasilan
pekerjaan;
2) Mewakili Pemilik Kegiatan dalam hal pengawasan secara berkala serta meneliti
hasil- hasil yang telah dilaksanakan oleh Penyedia Jasa;
3) Mengkoordinir staf-staf pelaksana pada pekerjaan pelaksanaan pekerjaan
proyek secara keseluruhan;
4) Memberikan instruksi atau koreksi kepada Penyedia Jasa apabila terjadi hal- hal
yang menyimpang dari standar perencanaan;
5) Menyelenggarakan rencana pekerjaan;
6) Menolak pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan berhak
memerintahkan untuk mengadakan pemeriksaan khusus terhadap bagian
pekerjaan tertentu yang dianggap menyimpang dari perencanaan.
II-23
2. Chief Inspector
1) Bersama dengan Pengawas dari pihak Direksi, untuk melakukan pengawasan
secara langsung terhadap jalannya proyek di lapangan;
2) Melaporkan kepada Resident Engineer bila terdapat penyimpangan dalam hal
perencanaan dengan kenyataan yang dilaksanakan di lapangan;
3) Memberikan pengarahan teknis pelaksanaan kepada Kontraktor secara rutin;
4) Mereview dan memeriksa perhitungan yang dibuat Kontraktor;
5) Memberi masukan kepada kontraktor jika terjadi permasalahan;
6) Bertanggung jawab dalam pengawasan kualitas dan kuantitas pekerjaan;
7) Menyetujui laporan harian, mingguan, bulanan, triwulanan termasuk data-data
pendukung, sehingga dapat digunakan oleh kontraktor untuk melakukan
pengajuan pembayaran kepada pemilik proyek (Owner).
3. Quality Engineer
1) Membantu Supervision Engineer dalam mengevaluasi jaminan kualitas dan
pengendalian proses konstruksi;
2) Melaksanakan inspeksi dan pengawasan terhadap tes kualitas produk baik
sebelum, selama, dan setelah proses konstruksi;
3) Menyerahkan laporan dari data-data pengendalian mutu kepada Supervision
Engineer secara berkala;
4) Mengawasi semua kegiatan pemeriksaan mutu bahan, pekerjaan mengikuti
instruksi Residend Engineer untuk mendapatkan informasi uang diperlukan
sehubungan dengan pengendalian mutu;
5) Pengarahan teknis pada kontraktor dan teknisi laboratorium tentang prosedur
dan tata cara serta jenis pengujian.
4. Geodetic Engineer
1) Membantu dan bertanggung jawab kepada Chief Inspector Engineeer;
2) Mendampingi tim surveyor kontraktor dalam setiap kegiatan pengukuran;
3) Melakukan pengukuran dengan menggunakan alat sendiri dalam rangka
mengecek ketelitian pengukuran yang dilaksanakan oleh kontraktor.
II-24
5. Inspector
1) Membantu Chief Inspector dalam memeriksa dan mengontrol pekerjaan di
lapangan;
2) Melakukan pengambilan dan pemeriksaan volume di lapangan;
3) Membuat laporan harian yang mencakup:
1. Kemajuan pekerjaan;
2. Daftar peralatan yang dipakai;
3. Jumlah tenaga kerja;
4. Keadaan cuaca;
5. Hal-hal yang dianggap perlu.
6. Laboratorium Technician
1) Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap cara pengujian di
laboratorium berupa penelitian tanah, kontrol kepadatan, dan kontrol aspal serta
monitoring alat-alat laboratorium;
2) Melakukan pengetesan di tempat-tempat yang harus dilakukan tes sesuai
dengan Quality Engineer dan memberikan laporan secara rutin kepada Quality
Engineer.
7. Quantity Surveyor
1) Membantu dan bertanggungjawab kepada Chief Inspector Engineer;
2) Sebagai penaggung jawab atas perhitungan perbaikan baik rencana maupun
hasil pelaksana pekerjaan sehingga didapat hasil yang akurat untuk dasar
pembayaran.
8. Surveyor
1) Mengawasi pengukuran yang dilakukan kontraktor terhadap pekerjaan yang
akan maupun yang telah dikerjakan dan diterima oleh Supervision Engineer;
2) Mengecek dan meneliti hasil pekerjaan di lapangan;
3) Membantu Quantity Engineer dalam pelaksanaan tugasnya;
4) Mengawasi estimasi volume dan hasil kerja secara rutin;
5) Mengawasi pekerjaan pengukuran dan pengumpulan data rutin;
II-25
4.1 Masa ini strategis, kelancaran pada masa ini menentukan kelancaran
pekerjaan selanjutnya
4.2 Sering dilaksanakan review design
5. Persiapan administratif yang dilakukan
5.1 Surat menyurat (dengan pejabat setempat, pimpro/bagpro maupun
konsultan)
5.2 Membuat surat tugas (internal)
5.3 Membuat laporan internal dan eksternal
6 Persiapan teknis yang dilakukan
6.1 Struktur organisasi proyek
6.2 Time schedule atau master schedule
6.3 Metode kerja/metode pelaksanaan
6.4 Kantor lapangan (base camp, gudang, direksi keet)
6.5 Bangunan utilitas (PLN, Telkom, PDAM)
6.6 Survey letak quarry
6.7 Membuat shop drawing
6.8 Pengukuran
6.9 Membuat fasilitas penunjang (Access road, jembatan darurat, pagar
pengaman)
2.7.1.2 Tahap pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan proyek konstruksi secara umum.
Dalam tahap pelaksanaan ada tiga target yang harus dicapai, yaitu :
1. Taget prestasi
2. Target waktu
3. Target biaya
Dalam tahap ini memungkinkan sekali untuk terjadiya perubahan metode
kerja dan reschedulling. Dalam pelaksanaan pada tahap ini harus selalu dilakuan
hal berikut ini :
1. Pengendalian biaya/keuangan (pengendalian bahan, alat, pekerja)
2. Pengendalian waktu (rencana kerja realistis, memperhatikan pekerjaan-
pekerjaan kritis, evaluasi kurva S)
3. Pengendalian mutu (memperhatikan spesifikasi teknis
II-27
Tenaga teknik dan atau tenaga ahli yang berstatus tenaga tetap pada suatu
badan usaha, dilarang merangkap sebagai tenaga tetap pada usaha orang
perseorangan atau badan usaha lainnya di bidang jasa konstruksi yang sama (PP
No. 28/2000 pasal 11 ayat 2)
Penjadwalan tenaga kerja dalam proyek yang cukup besar sangat penting
karena dapat memberikan hsil kerja serta efisiensi keuanganyang maksimal. Dalam
mengatur alokasi jumlah tenaga kerja sepanjang durasi proyek diusahakan
fluktuasinya tidak terlalu berlebihan dan cenderung berbentuk kurva distribusi
normal. Pada awal proyek jumlah tenaga sedikit, kemudian sesuai dengan jumlah
II-29
volume pekerjaan, jumlah naik signifikan dan turun menjelang akhir proyek.( Ir.
Husen, Abrar,. MT.,2008:39)
6. Kondisi peralatan harus baik pakai agar pekerjaan tidak tertunda karena
perlatan rusak. ( Ir. Husen, Abrar,. MT.,2008:40)
Peralatan dalam pekerjaan konstruksi diartikan sebagai alat lapangan (alat
berat), peralatan laboratorium, peralatan kantor (misalnya komputer), dan peralatan
lainnya. Dengan menggunakan peralatan yang sesuai sasaran pekerjaan dapat
dicapai dengan ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi
teknis yang telah dipersyaratkan. Peralatan yang digunakan dalam proyek harus
diidentifikasi lebih dahulu agar sesuai dengan kondisi daerah proyek hal tersebut
berupa: medan kerja, cuaca, mobilisasi peralatan ke lokasi proyek, sarana
komunikasi, fungsi peralatan, dan kondisi peralatan. Tingkat kebutuhan pemakaian
alat dapat direncanakan secara efektif dan efisien.
Bahan bangunan dan alat kerja yang didatangkan dan dipergunakan selama
pelaksanaan pekerjaan harus diatur pengelolaan dan penggunaannya serta selalu
dijaga keamanannya secara baik sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan
sehingga tidak terjadi ketidaksesuaian dengan spesifikasi yang di tetapkan.
MULAI
A. Pengukuran
Awal
a. Tenaga Kerja
1. Pek. Persiapan B. Mobilisasi b. Peralatan Konstruksi
c. Penyediaan Air Kerja &
Listrik
C. Papan Nama Proyek
D. Direksi Keet
E. Pengujian
Laboratoorium &
Lapangan
F. Pgendalian Lalu
Lintas
G. Administrasi dan
Dokumentasi
H. Asuransi a. Pembersihan Lahan
b. Galian Tanah
c. Timbunan Tanah
A. Pek. Tanah
d. Penyiapan Tanah Dasar
dikumpulkan dan dicatat dalam satu daftar yang dinamakan daftar harga bahan dan
upah.
2.10.5 Analisa Harga Satuan
Analisa harga satuan merupakan perhitungan untuk mendapatkan harga satuan
pekerjaan per item pekerjaan yang didapat dari perkalian antara koefisien alat, bahan,
dan tenaga dengan harga alat, bahan, dan tenaga.
2.10.6 Calculation Sheet
Bagian ini merupakan daftar rincian perhitungan volume pekerjaan. Hasil perhitungan
ini digunakan untuk menyusun Bill of Quantity (BQ).
format laporan lengkap mengenai indikator progress waktu. (Ir. Abrar, Husein. 2008:
408).
Pengendalian waktu di lapangan bertujuan untuk menjaga agar waktu
pelaksanaan sesuai dengan rencana waktu yang telah dipersiapkan sebelum proyek
dimulai. Pengendalian waktu pelaksanaan proyek dapat dilakukan dengan
menggunakan alat bantu jadwal pelaksanaan seperti NWP (Network Planning), Bar
Chat Schedule, kurva S sebagai indikator terlambat tidaknya proyek dan formulir –
formulir pengendalian jadwal yang lebih rinci, masing – masing untuk bahan, alat
maupun subkontraktor.
2.11.1.1 Diagram Jaringan atau Network Planning (NWP)
NWP (Network Planning) adalah Time Schedule berbentuk diagram jaringan yang
menampilkan durasi waktu pelaksanaan pekerjaan. Network Planning disebut juga
diagram panah karena kegiatan dalam jaringan tersebut dinyatakan dalam panah
(Agnes Dwi Yanthi Winoto, 2014 :52).
Menurut Agnes Dwi Yanthi Winoto (2014 :52), notasi yang digunakan dalam diagram
sebagai berikut :
1.1 Simbol kejadian / event / peristiwa
Kejadian / event / peristiwa menggunakan notasi lingkaran (node)
1.5 Kode huruf kegiatan (misalnya huruf A) dan kode durasi (misalnya angka 10)
A
10
Waktu kejadian dalam diagram jaringan ada dua macam yaitu:
EE
T
LE
1. Early Event Time T( EET)
EET adalah waktu paling cepat suatu pekerjaan dapat dilaksanakan. EET
dihitung dengan cara perhitungan kedepan (maju) di mulai dari event pertama
(EET = 0) sampai event terakhir.
EET A EET
i j
LET D ij LET
EET j = EET i + D ij
A
i j
LET i D ij LET j
LET i = LET j – D ij
2.11.1.3 Kurva S
Kurva S merupakan salah satu metode perencanaan waktu pelaksanaan proyek
konstruksi berbentuk grafik yang dibentuk dari sumbu x dan sumbu y. Sembu x
menyatakan durasi pekerjaan sedangkan sumbu y menyatakan nilai persen komulatif
biaya pelaksanaan proyek. (Agnes Dwi Yanthi Winoto, 2014 : 61).
II-43
(d). Konsep Nilai Hasil (Earned Value) Konsep Nilai Hasil merupakan perkem-
bangan dari Konsep Analisis Varians. Dimana dalam Analisis Varians
hanya menunjukkan perbedaan hasil kerja pada waktu pelaporan dibandingkan
dengan anggaran atau jadwalnya (PMBOK,2004).
(e). Indikator-indikator yang dipergu-nakan Konsep dasar nilai hasil dapat
diguna-kan untuk menganalisis kinerja dan membuat perkiraan pencapaian
sasaran. Indikator yang digunakan dalam analisis adalah biaya aktual (actual cost),
nilai hasil (earned value) dan jadual anggaran (Planned Value).
2.11.6.1 Pengukuran dan pengendalian lingkungan kerja yang meliputi factor fisika,
kimia, biologi, ergonomic, dan psikologi.
2.11.6.2 Penerapan hygiene dan sanitasi yang meliputi bangunan tempat kerja,
fasilitas kebersihan, kebutuhan udara, tata laksana kerumahtanggaan/tata
graha (Housekeeping) yang baik.
Berikut adalah jenis kontrak yang umumnya digunakan dalam pekerjaan jasa
pemborongan :
2.13 Jaminan-Jaminan
Yang dimaksud dengan Jaminan adalah suatu jumlah uang yang dipertanggungkan
untuk menjamin suatu kewajiban dari si penjamin dan merupakan sanksi bilamana
terjadi cidera janji.
Jenis jaminan yang merupakan bagian dari jaminan kontrak adalah :
2.13.1 Jaminan Uang Muka
Jaminan uang muka adalah suatu perjanjian penanggungan yang dikeluarkan oleh
pihak penanggung yang bertujuan menjamin pemilik proyek bahwa kontraktor akan
menggunakan uang muka yang diterima dari pemilik proyek untuk pembiayaan proyek.
Besarnya uang muka menurut KEPPRES No. 18 Tahun 2000 adalah 30% dari
nilai kontrak bagi kontraktor golongan ekonomi kuat dan 20% bagi kontraktor bukan
II-52
golongan ekonomi lemah. Pengadaan jaminan uang muka dapat dikeluarkan oleh bank
pemerintah atau bank lain yang ditetapkan menteri keuangan. Nilai jaminan ini
sekurang-kurangnya sama dengan besarnya uang muka.
5) Apabila telah disetujui, PPK harus sudah mengajukan SPP (Surat Permintaan
Pembayaran) kepada instansi yang berwenang dan mengupayakan agar dapat
disetujui sebelum 10 bulan berikutnya.
II-55
BAB III
SPESIFIKASI ALAT, BAHAN DAN KUALIFIKASI TENAGA
KERJA
III-1
III-2
2. Theodolit
Digunakan untuk membantu pengukuran kontur tanah pada wilayah tertentu atau
yang biasa disebut levelling tanah.
3. Rambu ukur
Rambu ukur diperlukan untuk mempermudah/membantu mengukur beda tinggi
antara garis bidik dengan permukaan tanah. Alat ini terbuat dari kayu atau bahan
aluminium, pada sisi depannya terdapat skala pembacaan, digunakan untuk
III-6
memberi tanda titik sementara dilapangan pada saat pengukuran. Rambu ukur
berpenampang segi empat berukuran ± 2 cm x ±4 cm dan panjang 3 sampai 5
meter. Bagian depannya dilengkapi dengan ukuran skala sentimeter. Pada setiap
1 meternya diberi cat yang berbeda dan mencolok.
4. Statif
Statif (kaki tiga) berfungsi sebagai penyangga waterpass serta Theodolit dengan
ketiga kakinya dapat menyangga penempatan alat yang pada masing-masing
ujungnya runcing, agar masuk ke dalam tanah. Ketiga kaki statif ini dapat diatur
tinggi rendahnya sesuai dengan keadaan tanah tempat alat itu berdiri. Statif ini
biasa juga disebut dengan Tripod.
III-7
2. Whell Loader
Wheel Loader adalah alat berat yang digunakan untuk mengangkut tanah hasil
pengelupasan (stripping) dari Bulldozer. tanah tersebut diangkut dan dimasukkan
kedalam dump truck.
2. Truck Crane
Truck Crane digunakan untuk mengangkut U-ditch ke lokasi pekerjaan kemudian
diturunkan menggunakan crane. Truck Crane yang digunakan dalam proyek ini
adalah truck crane Hino FM 260 JD.
Weight 1990 kg
1. Excavator
Excavator adalah alat yang bekerja dengan cara berputar pada bagian atas sumbu
vertikalnya diantara sistem roda-rodanya yang digunakan untuk menggali tanah.
III-11
3. Asphalt Finisher
Asphalt Finisher digunakan untuk penghampar campuran aspal panas dengan
ketebalan penghamparan yang dapat diatur.
III-13
2. Vibratory Roller
Vibrator roller adalah mesin bermotor yang berfungsi untuk memadatkan tanah
dengan system penggetar, supaya tidak terjadi penimbunan pada tanah.
2. Air Compressor
Air compressor merupakan alat yang digunakan pada pekerjaan surface, Alat ini
berfungsi untuk menghasilkan tekanan udara.
2 Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi,
yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut SNI-03-6797-2002 atau sebagai
CH menurut “Unified atau Casagrande Soil Classification Sysem” sama sekali
tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan langsung dibawah dasar perkerasan
atau bahu jalan atau dasar bahu jalan. Tanah timbunan bila di uji SNI 03-1744-
1989, harus memiliki nilai CBR tidak kurang dari karakteristik daya dukung
tanah dasar yang diambil untuk rancangan dan ditunjukkan dalam gambar atau
tidak kurang dari 6% jika tidak disebutkan lain CBR setelah perendaman 4 hari
bila dipadatkan 100 % keadatan kering maksimum ( MDD ) seperti yang
ditentukan menurut SNI 03-1742-1989. (Spesifikasi Umum Bahan Jalan dan
Jembatan tahun 2018).
3.3.2 AIR
Air dengan kualitas sebagai air minum dapat digunakan tanpa pengujian. Air
diharuskan untuk diamati dan diuji apakah air tersebut mengandung bahan-bahan
yang dapat merusak beton ataupun baja tulangan. Air yang digunakan untuk
campuran beton harus bersih bebas dari zat-zat yang merugikan seperti minyak,
garam, asam, basa, gula, ataupun zat organik. Apabila timbul keraguan atas mutu
air maka dilakukan pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir standar dengan
memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air murni hasil sulingan. Air
dapat digunakan apabila kuat tekan mortar dengan air umur 7 hari dan 28 hari
mempunyai kuat tekan 90% dari kuat tekan mortar dengan air suling unuk periode
umur sama .Air yang baik untuk campuran beton sebaiknya harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1) Air harus bersih;
2) Tidak mengandung lumpur, minyak, dan benda terapung lainya yang tidak
dapat dilihat secara visual;
3) Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gr/lt;
4) Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak campuran
semen lebih dari 15 gr/lt. Kandungan klorida (Cl), tidak lebih dari 500 p.p.m
dan senyawa sulfat tidak lebih dari 1.000 p.p.m sebagai SO3.
III-19
No. 4 4,75 29 – 44 25 - 55 26 - 54 19 – 31
No. 8 2,36 8 – 16
No.10 2,0 17 – 30 15 - 40 15 - 42
No.16 1,18 0–4
No.40 0,425 7 – 17 8 - 20 7 - 26
No.200 0,075 2–8 2-8 4 - 16
Sumber: Speksifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan Tahun 2018
½” 12,5 44 – 60
3/8” 9,50 44 – 58 30 - 65 41 - 66 34 – 50
No. 4 4,75 29 – 44 25 - 55 26 - 54 19 – 31
No. 8 2,36 8 – 16
No.10 2,0 17 – 30 15 - 40 15 - 42
No.16 1,18 0–4
No.40 0,425 7 – 17 8 - 20 7 - 26
No.200 0,075 2–8 2-8 4 - 16
Sumber : Speksifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan Tahun 2018
Koefisien Keseragaman : Cv =
- - - > 3,5
D60/D10
Catatan :
(*) 95/90 menunjukkan bahwa 95% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah
satu atau lebih dan 90% agregat kasar mmepunyai muka bidang pecah dua atau
lebih.
Sumber : Speksifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan Tahun 2018
gunakan aspal emulsi anionik bila agregat untuk lapis pondasi adalah agregat
asam (bermuatan positif). Bila ada keraguan atau bila bila aspal emulsi anionik
sulit didapatkan, Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan untuk menggunakan
aspal emulsi kationik.
4. Bilamana lalu lintas diijinkan lewat di atas Lapis Resap Pengikat maka harus
digunakan bahan penyerap (blotter material) dari hasil pengayakan kerikil atau
batu pecah, terbebas dari butiran-butiran berminyak atau lunak, bahan kohesif
atau bahan organik. Tidak kurang dari 98 persen harus lolos ayakan ASTM 3/8”
(9,5 mm) dan tidak lebih dari 2 persen harus lolos ayakan ASTM No.8 (2,36
mm).
5. Takaran dalam bahan lapis resap pengikat adalah 0,4 - 1,3 liter per meter persegi
untuk lapis pondasi agregat tanpa bahan pengikat.
muka bidang pecah satu atau lebih berdasarkan uji menurut SNI
7619:2012.
1.4) Fraksi agregat kasar harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke
instalasi pencampur aspal dengan menggunakan pemasok penampung
dingin (cold bin feeds) sedemikian rupa sehingga gradasi gabungan
agregat dapat dikendalikan dengan baik.
Tabel 3.5 Ketentuan Agregat Kasar
2 Agregat Halus
2.1) Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri dari pasir atau
hasil pengayakan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos ayakan
No.4 ( 4,75 mm).
2.2) Fraksi agregat halus pecah mesin dan pasir harus ditempatkan
terpisah dari agregat kasar.
2.3) Agregat pecah halus dan pasir harus dtumpuk terpisah dan harus
dipasok ke instalasi pencampuran aspal dengan menggunakan pemasok
penampung dingin / cold bin feeds yang terpisah sehinga gradasi
gabungan dan presentase pasir di dalam campuran dapat dikendalikan
dengan baik.
2.4) Pasir alam dapat digunakan dalam campuran AC sampai suatu batas
yang tidak melampaui 15% terhadap berat total campuran.
Agregat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas dari
lempung, atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya. Untuk memperoleh
agregat halus yang memenuhi ketentuan antara lain:
1. Bahan baku untuk agregat halus dicuci terlebih dahulu secara mekanis
sebelm dimasukkan kedalam mesin pemecah batu, atau
2. Digunakan scalping screen dengan proses sebagai berikut:
1) Fraksi agregat halus diperoleh dari hasil pemecahan batu tahap
pertama/primary crusher tidak bole langsung digunakan.
2) Agregat yang diperoleh dari hasil pemecahan batu tahap pertama/
primary crusher harus dipisahkan dengan vibro scalping screen yang
dipasang diantara primary crusher dan secondary crusher.
3) Material tertahan vibro scalping screen akan dipecah oleh secondary
crusher, hasil pengayakannya dapat digunakan sebagai agregat halus.
4) Material lolos vibro scalping screen hanya boleh digunakan sebagai
komponen material Lapis Pondasi Agregat.
2.5) Agregat halus harus memenuhi ketentuan sebagaimana ditunjukkan
pada Tabel 3.7.
III-27
Tabel 3.8 Amplop Gradasi Agregat Gabungan Untuk Campuran Aspal Laston
% Berat Yang Lolos terhadap Total Agregat dalam Campuran
Ukuran
Latasir (SS) Lataston (HRS) Laston (AC)
Ayakan
(mm) Gradasi Semi
Gradasi Senjang3
Senjang 2
Kelas A Kelas B WC Base WC Base WC BC Base
37,5 100
25 100 90 - 100
9,5 90 - 100 75 - 85 65 - 90 55 – 88 55 - 70 77 - 90 66 – 82 52 - 71
4,75 53 - 69 46 - 64 35 - 54
2,36 75 – 100 50 – 723 35 - 553 50 – 62 32 - 44 33 - 53 30 - 49 23 - 41
1,18 21 - 40 18 - 38 13 - 30
0,600 35 - 60 15 - 35 20 – 45 15 - 35 14 - 30 12 - 28 10 - 22
0,300 15 – 35 5 - 35 9 - 22 7 - 20 6 - 15
0,150 6 - 15 5– 13 4 - 10
Temperatur yang
menghasilkan Geser
12. Dinamis (G*/sin£) pada SNI 06-6442-2000 - 70 76
osilasi 10 rad/detik ≥ 2,2
kPa, (˚C)
Penetrasi pada 25˚C (%
13. SNI 2456:2011 ≥ 54 ≥ 54 ≥ 54
semula)
Daktilitas pada 25˚C
14. SNI 2432:2011 ≥ 50 ≥ 50 ≥ 50
(cm)
Residu aspal segar setelah PAV (SNI 03-6837-2002) pada temperatur 100˚C dan
tekanan 2,1 MPa
Temperatur yang
menghasilkan Geser
15. Dinamis (G*/sin𝛿) pada SNI 06-6442-2000 - 31 34
osilasi 10 rad/detik ≤
5000 kPa, (˚C)
5.3) Aspal harus diuji pada setiap kedatangan dan sebelum dituangkan ke
tangki penyimpan AMP untuk penetrasi pada 25 oC (SNI 06-2456-
1991) dan Titik Lembek (SNI 06-2434-1991). Aspal yang dimodifikasi
juga harus diuji untuk stabilitas penyimpanan sesuai dengan ASTM
D5976 part 6.1 dan dapat ditempatkan dalam tangki sementara sampai
hasil pengujian tersebut diketahui. Tidak ada aspal yang boleh
digunakan sampai aspal tersebut telah diuji dan disetujui.
6 Bahan Campuran
Persentase aspal yang aktual ditambahkan ke dalam campuran ditentukan
berdasarkan percobaan laboratorium dan lapangan sebagaimana tertuang dalam
Rencana Campuran Kerja (JMF) dengan memperhatikan penyerapan agregat
yang digunakan. Pengujian percobaan penghamparan dan pemadatan lapangan
harus dilaksanakan dalam tiga langkah dasar berikut ini:
III-31
No.10 2,0 17 – 30 15 - 40 15 - 42
No.16 1,18 0–4
No.40 0,425 7 – 17 8 - 20 7 - 26
No.200 0,075 2–8 2-8 4 - 16
Sumber: Speksifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan Tahun 2018
Namun perlu diperhatikan juga bahwa manusia merupakan sumber daya yang
komplek dan sulit diprediksi sehingga diperlukan adanya usaha dan pemikiran lebih
III-38
Dalam hal ini tenaga kerja yaitu semua orang yang terlibat dalam pelaksanaan suatu
proyek, baik dari yang ahli/ profesional sampai tenaga kerja pemborong/ buruh.
Penempatan tenaga kerja harus disesuaikan antara keahlian tertentu sehingga
pekerjaan yang dihasilkan manjadi efisien dan efektif. Dalam pelaksanaan
pekerjaan, tenaga kerja dibagi beberapa bagian sebagai berikut:
1. Tenaga kerja ahli, adalah pegawai yang ditempatkan dalam pekerjaan proyek
yang sedang berlangsung. Jenis tenaga kerja ini memegang peranan yang
penting terhadap sistem koordinasi dan sistem manajemen dengan tenaga kerja
lainnya untuk menghasilkan prestasi yang baik dalam melaksanakan pekerjaan.
Meliputi tenaga pelaksana yang tingkat pendidikannya sarjana, sarjana muda
dan memiliki pengalaman dibidang masing-masing;
2. Mandor, dituntut untuk memiliki pengetahuan teknis dalam taraf tertentu,
misalnya: dapat membaca gambar konstruksi, dapat membuat perhitungan
ringan, dapat membedakan kualitas bahan bangunan yang akan digunakan,
menangani pekerjaan acuan, pembesian, pengecoran, dan mengawasi
pekerjaan tenaga kerja bawahannya;
3. Tenaga tukang, harus ahli dalam bidangnya berdasarkan pengalaman dan cara
kerja yang sederhana. Tukang dalam proyek ’tempat penulis kerja praktek’
dibagi menjadi lima bagian yaitu tukang besi (rebarman), tukang batu (mason),
tukang kayu (carpenter), tukang las, dan tukang listrik . Tukang besi mengurusi
segala macam kegiatan yang berhubungan dengan pembesian/pemasangan
tulangan, tukang batu bertugas dalam pengecoran dan pembuatan lantai kerja,
III-39
- Mempunyai SKT
jalan Tingkat 1
Mandor
1. Mandor Tukang Batu TL-005
- SMP/Sederajat
2. Mandor Tukang Kayu TL-006
7. - Mempunyai SKT Min. 5 Tahun
3. Mandor Tanah TL-008
Tingkat 2 dibidannya
4. Pekerjaan Perkerasan TS-061
Aspal
Tukang - Memiliki
a. Pekejaan Tanah TS-011 Kemampuan baca dan
8. Min. 2 Tahun
b. Perkerasan TS-017 tulis
Jalan(Paving)
Min. 2 Tahun
- Memiliki pernah bekerja
Pekerja TS-021
9. kemampuan baca dan dibidang
a. Aspal Jalan Perkerasan
tulis
Aspal
(Sumber : Lampiran 21 Perlem No.6 Tahun 2017-LPJK (70:2017)
BAB IV
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
IV-1
IV-2
MULAI
A. Pengukuran
Awal
a. Tenaga Kerja
1. Pek. Persiapan B. Mobilisasi b. Peralatan Konstruksi
c. Penyediaan Air Kerja &
Listrik
C. Papan Nama Proyek
D. Direksi Keet
A. Pengujian
Laboratoorium &
Lapangan
B. Pgendalian Lalu
Lintas
C. Administrasi dan
Dokumentasi
D. Asuransi a. Pembersihan Lahan
b. Galian Tanah
c. Timbunan Tanah
A. Pek. Tanah
d. Penyiapan Tanah Dasar
1. Pengukuran As Jalan
Letak titik BM (Bench Mark) telah ditentukan sebelumnya oleh Direksi
Teknik. Prosedur pelaksanaan Penentuan As Jalan pada Jalan Lurus adalah
sebagai berikut:
(a) Mendirikan pesawat Theodolit pada titik BM dengan kondisi centering
dan leveling serta mengukur tinggi pesawat.
(b) Membidik arah utara dengan sudut H = 0°00’00’’, kemudian memutar
teropong sebesar sudut α1.
(c) Memasang patok pada arah bidikan teropong yang kemudian dengan
menarik roll meter dari titik BM dengan jarak d1 sesuai data direksi
teknik maka didapat titik STA 48+900.
(d) Memindahkan pesawat Theodolit pada titik STA 48+900 dengan arah
bidikan teropong ke titik BM dengan sudut H= 0°00’00’’ serta
mengukur ketinggian pesawat kemudian memutar teropong sebesar
sudut H = α2 ukur jarak dari STA 48+900 sepanjang 50 meter untuk
menentukan titik berikutnya (STA 48+950).
(e) Mendirikan patok pada titik tersebut dengan diberi tanda elevasi
rencana.
(f) Ulangi langkah–langkah tersebut sampai stationing terakhir sehingga
akan didapat rute atau trase as jalan dari STA 48+900 sampai STA
51+100, pengukuran As Jalan ditunjukan pada Gambar 4.2.
IV-6
a1 α 1
BM
d1
α3
a2α 2 a3 dα24
2 d2 2 d3 2 d4
STA 48+900 STA 48+950 STA 49+000 STA 49+000
50 m 50 m 50 m
(e) Ulangi langkah yang sama pada STA 48+950 dengan STA 49+000,
hingga titik akhir (STA 51+100).
Berikut adalah sketsa pergeseran as jalan pada jalan lurus :
A B
P P
50 m 50 m
Keterangan :
A, B : Patok pergeseran as jalan
P : Pesawat
T1,T2 : Patok
X1, X2 : Jarak STA dengan patok pergeseran
a1, a2 : Sudut terhadap patok As
d1, d2, d3 : Jarak pesawat dari patok As sesungguhnya
6. Ulangi langkah yang sama pada titik SC dengan jarak X4 dan titik M4
dengan jarak X5, sampai pada titik terakhir pada Alinyemen Horizontal
(ST).
PI
T
T
M M M
T M 3 SC CS
4 5
X X M
T M 1
X 4 5 2 M
3 X
3 6
2 E
D
T C S
S X B U T
1
A T1
P
Keterangan :
A, B, C, D : Patok pergeseran as jalan
P, T1 : Pesawat, Patok
X1, X2, X3, X4 : Jarak titik lengkung Horizontal dengan patok
pergeseran
3. Pesawat Waterpass diputar searah jarum jam ketitik STA 51+100, ukur
tinggi pesawat baca BA, BT, BB, maka Δl BM As dan elevasi As dapat
diketahui,
4. Pindahkan pesawat Waterpass diantara titik STA 48+900 dan titik STA
yang akan dibidik (misal STA 48+950), setel pesawat waterpass hingga
levelling,
5. Arahkan teropong ketitik STA 48+900, baca BA, BB, BT,
6. Pesawat waterpass diputar searah jarum jam kearah titik 48+950, lalu
bidik, baca BA, BT, BB maka Δl As 48+900 As 48+950 diketahui,
7. Ulangi langkah tersebut sampai Stasioning terakhir sehingga didapat
pengukuran pulang dan pergi untuk Elevasi profil memanjang STA
48+900 – STA 49+000,
8. Didapat Elevasi As jalan untuk membuat potongan memanjang,
pengukuran profil memanjang ditunjukan pada Gambar 4.8.
BM P
P
P P
50 m 50 m 50 m
As
A B 2% 2% C D
sss
4% 4%
Gambar 4.8 Pengukuran Bahu Jalan
6. Pengukuran Saluran Samping
Adapun prosedur pelaksanaannya sebagai berikut :
(a) Pertama, Waterpass ditempatkan pada titik A lalu bidik ketitik B, C, D
dan E (yang mengalami perubahan train);
(b) Khusus untuk titik B dan C dibuatkan titik ikat untuk menjaga lokasi
titik tersebut agar aman apabila akan dilakukan galian atau timbunan;
(c) Pada titik A, B, C, D dan E pasang bak ukur dan baca elevasi rencananya
kemudian pasang patok;
(d) Lakukan dengan cara yang sama untuk titik F, G, H, I dan J;
(e) Dengan menggunakan cat tandai patok-patok tersebut untuk ketinggian
yang direncanakan (titik A, B, C, D, E, F, G, H dan I), seperti
ditunjukkan pada Gambar 4.11.
As
2% 2%
E D A FA I J
4% 4%
C B G H
(c) Supaya pekerjaan galian dan timbunan berjalan lancar, pada waktu
pematokan alinyemen vertikal, patok tersebut diberi cat warna yang
berbeda, (misalnya : untuk timbunan cat warna merah dan untuk galian
cat warna kuning),
(d) Buat profil sesuai dengan gambar kerja dan harus disetujui oleh
Pengawas lapangan,
(e) Setiap pekerjaan pemasangan patok harus dikontrol kedudukan titik-
titik dalam koordinat dan elevasinya.
(f) Letak titik PLV, a, b, c dan PTV terletak pada stasioning dan elevasi
rencana. Alinyemen Vertikal Cembung ditunjukan pada Gambar 4.13
dan Alinyemen Vertikal Cekung ditunjukan pada Gambar 4.14.
PVI
Elevasi Rencana
PLV a b c PTV
Elevasi Rencana
Elevasi Rencana
g1 = % g2 = %
PVI
PLV a b c PTV
4.2.3 Mobilisasi
Mobilisasi adalah pengerahan untuk menyiapkan sumber daya seperti alat, bahan,
dan tenaga kerja yang digunakan sebagai pendukung kelancaran pelaksanaan
pekerjaan termasuk pembuatan jalan masuk proyek. Ruang lingkup kegiatan
mobilisasi adalah sebagai berikut :
1) Mobilisasi peralatan
Alat berat maupun alat ringan yang akan digunakan sudah dipersiapkan di
lapangan sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai. Pengadaan alat didasarkan
atas tingkat kebutuhan alat dari pekerjaan yang akan dilaksanakan. Untuk alat-
alat ringan ditempatkan di direksi keet, dan untuk alat-alat berat ditempatkan di
lapangan sekitar proyek dengan pengawasan dari guardman.
2) Mobilisasi bahan
Mobilisasi bahan meliputi pengadaan jumlah kebutuhan bahan, pengangkutan,
dan penempatan bahan di lokasi proyek. Pengadaan kebutuhan bahan harus
IV-16
Direksi Keet
STA 48+900
Basecamp
STA 49+000
Arah Ngablak
Ruang tidur
pekerja
Ruang tidur
pekerja
Ruang
tidur
pekerja
Ruang tidur
pekerja
R
u
a
n
Gambar 4.18 Denah Basecamp
g
t
4.3 Pekerjaan Konstruksi
i
Pekerjaan konstruksi merupakan
d pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan
u sampai pada gambar kerja yang telah ditentukan dalam
struktur yang direncanakan
spesifikasi pada dokumenrkontrak.
p
4.3.1 Pekerjaan Tanah
e
Pekerjaan tanah untuk badan dan bahu jalan ini mencakup penyiapan permukaan
k
tanah dasar atau permukaan
e jalan untuk pemasangan lapisan pondasi serta lapisan
perkerasan pada bagian r jalan. Pekerjaan ini didahului dengan pembersihan
j
lapangan (Stripping), galian, timbunan dan penyiapan tanah dasar yang disusul
a
dengan pembentukan, pemadatan dan pengujian dari tanah atau bahan butiran.
Pekerjaan ini juga meliputi pemeliharaan permukaan yang disiapkan sampai
material perkerasan ditempatkan diatasnya, yang sesuai dengan spesifikasi dan
gambar.
IV-21
5. Spesifikasi Bahan
Persyaratan material untuk pembersihan lahan adalah sebagai berikut :
a) Semua tunggul dan akar harus dibuang sampai kedalaman tidak kurang dari
50 cm di bawah permukaan akhir dari tanah dasar.
b) Menyingkirkan semua tanah humus dan membuangnya di lahan yang
berdekatan.
c) Pohon yang telah ditetapkan untuk ditebang harus dipotong mulai dari atas
ke bawah dan harus menimbun kembali lubang-lubang yang disebabkan
oleh pembongkaran tunggul dan akar-akar.
6. Tenaga
a) Quality Control Manager
b) Quality Control
c) Operator Alat Berat
d) Asisten Operator Alat Berat
e) Sopir
f) Mandor
g) Pekerja
7. Prosedur Pelaksanaan
a) Pelaksanaan stripping
(a) Persiapan alat dilakukan di lokasi pekerjaan stripping.
(b) Pengelupasan tanah dasar dengan Bulldozer sampai didapatkan dataran
tanah dasar yang keras. Untuk mendapatkan tanah keras umumnya
penggalian dilakukan sedalam + 20 cm sampai kedalaman tanah humus.
(c) Sisa pengelupasan hasil galian tanah diangkut dengan Whell Loader dan
dimasukkan ke dalam Dump Truck untuk dibuang di tempat
pembuangan yang telah ditentukan.
(d) Lokasi tempat pembuangannya pada akhir proyek, disitu terdapat lahan
kosong yang bisa digunakan sebagai tempat penbuangan sisa pekerjaan
stripping.
b) Pemeliharaan Stripping
Bagian tanah yang sudah ditentukan dan sudah dikelupas sehingga sesuai
dengan ketentuan agar tidak terjadi penurunan mutu dan keamanan lokasi
IV-23
perlu adanya penutup, dan penutup ini biasanya digunakan plastik agar
tanah yang sudah disiapkan sebagai dasar jalan tidak tergenang air.
1
0 B
A
20 cm
Bulldozer Wheel Loader Dump Truk
Pembuangan tanah
S
ketempat yang telah
ditentukan, diangkut
dengan dump truck
Keterangan :
1. Pengelupasan tanah dasar
2. Pemuatan tanah hasil galian
3. Pengangkutan tanah hasil galian
Untuk hasil galian dapat diolah sebagai tanah timbunan dengan melihat kondisi
tanah yang layak dan sesuai spesifikasi. Apabila terpenuhi tanah galian yang
berlebihan diberikan ke warga setempat apabila ada yang memerlukan. Pergerakan
Cut & Fill ditunjukkan pada gambar 4.20.
IV-27
CUT
17855.9070 m2
Dari pekerjaan cut dan fill diperoleh sisa galian tanah sebesar 97249.904 m2
1. Alat
1) Excavator
Berfungsi untuk menggali, memindahkan, meratakan dan memuat material.
Disamping itu juga Excavator/ Back Hoe dapat berfungsi untuk
mengangkat, menarik dan mendorong alat-alat atau material.
Tipe Excavator yang digunakan pada Proyek Pembangunan Ruas Jalan
Salatiga – Ngablak Bts. Kabupaten Magelang STA. 48+900 – 51+100
adalah Excavator CAT 320D RR/320D L RR.
2) Dump Truck
Dump truck digunakan untuk membuang tanah hasil galian ke lokasi
pembuangan.
Dump Truck yang digunakan adalah Hino Dutro 130 HD.
IV-28
2. Spesifikasi Bahan
Persyaratan Material untuk galian adalah sebagai berikut :
1) Tanah dasar yang berdaya dukung sedang harus digali sampai kedalaman
tebal lapisan penompang seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
2) Tanah ekspansif harus dibuang sampai kedalaman 1 m dibawah elevasi
permukaan tanah dasar rencana.
3) Galian harus tetap dijaga agar bebas dari air pada setiap saat terutama untuk
tanah lunak, organik, gambut dan ekspansif untuk memperkecil dampak
pengembangan.
4) Toleransi pengukuran pekerjaan tanah adalah :
(1) Pekerjaan Galian : Vertikal = 0.25 m, Horisontal = 0.25 m
(2) Pekerjaan Timbunan : Vertikal = 0.05 m, Horisontal = 0.05 m
3. Tenaga
Tenaga pada pekerjaan galian sama dengan pekerjaan Stripping.
4. Prosedur Pelaksanaan
1. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Menempatkan patok-patok untuk tepi galian dan patok untuk elevasi
dasar galian sesuai Gambar Kerja.
2) Jika pembuangan tanah ini terlalu banyak/tinggi maka penggalian
dilakukan secara bertahap.
Galian
Elevasi Tanah Asli
Elevasi Rencana
Timbunan
Gambar 4.21 Pelaksanaan Penggalian Tanah
3) Apabila penggalian dilakukan secara bertahap, dilakukan pengecekan
elevasi dengan menggunakan Waterpass untuk mengetahui ketebalan
yang sudah digali dan yang akan digali sampai didapat elevasi yang
direncanakan,
IV-29
Pesawat
Waterpass
20 cm
Vibrator Roller
10 m
Pola Pemadatan Galian Tanah pada Bagian Lurus ditunjukan pada Gambar 4.25.
As Jalan
4
3
2
5 1
2
1
Elevasi rencana
Elevasi tanah asli
Keterangan :
1. Penggalian tanah
2. Pengangkutan tanah galian
3. Pembuangan tanah ketempat yang
telah ditentukan, diangkut dengan
dump truck
1. Alat
1) Dump Truck digunakan untuk mengangkut tanah ketempat timbunan.
Pada proyek ini, Dump Truck yang digunakan yaitu Hino Dutro 130 HD.
2) Motor Grader digunakan untuk meratakan tanah timbunan.
Tipe Motor Grader yang digunakan pada Proyek Pembangunan Ruas Jalan
Salatiga – Ngablak Bts. Kabupaten Magelang STA 48+900 – 51+100 adalah
Caterpilar 120.
IV-32
2. Spesifikasi Bahan
Material yang dipakai untuk timbunan adalah tanah dari pekerjaan galian yang
sudah dilakukan pengujian di laboratorium dan memenuhi syarat untuk bahan
timbunan.
Bahan untuk timbunan tidak boleh dari bahan galian tanah yang mempunyai
sifat sifat sebagai berikut:
1) Tanah yang mengadung organik seperti jenis tanah OL, OH dan Pt dalam
sistem USCS serta tanah yang mengandung daun – daunan, rumput-
rumputan, akar, dan sampah.
2) Tanah dengan kadar air alamiah sangat tinggi yang tidak praktis dikeringkan
untuk memenuhi toleransi kadar air pada pemadatan (melampaui Kadar Air
Optimum + 1%).
3) Tanah yang mempunyai sifat kembang susut tinggi dan sangat tinggi dalam
klasifikasi Van Der Merwe dengan ciri ciri adanya retak memanjang sejajar
tepi perkerasan jalan.
4) Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas
tinggi, yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut SNI-03-6797-2002
atau sebagai CH menurut “Unified atau Casagrande Soil Classification
System”. Tanah timbunan bila di uji SNI 03-1744-1989, harus memiliki nilai
CBR tidak kurang dari karakteristik daya dukung tanah dasar yang diambil
untuk rancangan dan ditunjukkan dalam gambar atau tidak kurang dari 6%
jika tidak disebutkan lain (CBR setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan
100% kepadatan kering maksimum (MDD) seperti yang ditentukan menurut
SNI 03-1742-1989.
IV-33
3. Spesifikasi Tenaga
Spesifikasi tenaga pada pekerjaan timbunan sama dengan pekerjaan Stripping.
4. Prosedur Pelaksanaan
1) Prosedur pelaksanaan
(1) Mempersiapkan tanah bahan timbunan pada lokasi penimbunan, dapat
dilihat pada gambar 4.28.
Elevasi Tanah Asli
Elevasi Rencana
Timbunan
Gambar 4.37 Pelaksanaan Timbunan Tanah pada STA 50+050 dari galian
49+730
IV-34
20 cm
Vibratory Roller
10 cm
4
3
2
5 1
4
4
3
3
2
2
1
1
50 m
5
5
As Jalan
Elevasi Rencana
B
Gambar 4.33 Pengecekan elevasi dengan Waterpass
(7) Timbunan harus memenuhi ketinggian yang telah ditentukan.
(8) Water Tanker disemprotkan pada tanah timbunan hingga mencapai
kadar air optimum (W optimum), setelah itu dilakukan pemadatan.
(9) Pemadatan timbunan harus dilasanakan apabila kadar air bahan berada
dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas
kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai
kadar air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana
tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03 – 1742- 1989
IV-36
d
ZAVC
d max
W
W optimum
Keterangan:
W optimum : Kadar air optimum adalah kadar air yang menghasilkan nilai
kepadatan maksimum ( γd max ).
γd max : Kepadatan maksimum adalah kepadatan yang didapat dari pemadatan
tanah dengan daya pemadatan tertentu pada kadar air optimum ( γw opt ).
ZAVC : Zero Air Void Curve adalah garis yang menunjukkan hubungan antara
γd dan γw untuk tanah yang jenuh air atau tidak terdapat udara dalam
ruang pori.
Gambar 4.34 Grafik Hubungan antara Berat isi kering dengan Kadar Air
(10) Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju
kearah sumbu jalan sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha
pemadatan yang sama. Bila memungkinkan , lalu lintas alat-alat
konstruksi dapat dilewatkan diatas pekerjaan timbunan dan lajur yang
dilewati terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh
usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
(11) Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar
harus dipadatkan sampai 95 % dari kepadatan kering maksimum yang
ditentukan sesuai SNI 03-142-1989. Lapisan tanah pada kedalaman 30
cm atau kurang dari elevasi tanah dasar harus dipadatkan sampai
dengan 100 % dari kepadatan kering maksimum yang ditentukan sesuai
dengan SNI 03-1742-1989
(12) Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman penuh pada lokasi yang
diperintahkan Direksi Pekerjaan, tetapi harus tidak boleh berselang
lebih dari 200 m.
IV-37
3 2 1
0
c
m
Motor Grader Water Tanker Dump Truckc
m
Tanah Timbunan
Tanah Asli
Vibrator Roller
Keterangan :
1. Pengangkutan dan penghamparan material urugan
2. Penyiraman tanah dengan Water Tanker untuk mencapai kadar air optimum
3. Perataan material urugan dengan alat Motor Grader
4. Pemadatan urugan tanah awal dengan alat Vibrator Roller
2) Pengendalian Mutu
1. Uji sand cone
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kecocokan hasil pemadatan
dengan spesifikasi yang disetujui Direksi Teknik. Hasil. Dengan
mencocokkan hasil di lapangan dari daya dukung yang diperlukan di
Lab
2. Pengujian CBR Lapangan
Pengujian CBR dimaksudkan untuk mendapatkan daya dukung relatif
(CBR) antara tanah dan tanah serta tanah dengan aggregat. CBR yang
diperoleh harus lebih besar dari 98% dari CBR laboratorium.
3) Pemeliharaan timbunan tanah
Hasil dari penimbunan selalu dikontrol agar tidak mengalami perubahan
atau kerusakan sebelum dilakukan pengerjaan Lapis Pondasi Bawah (Sub
Base).
4.3.1.4 Penyiapan Badan Jalan
Bagian badan jalan terletak di bawah lapis pondasi bawah dan pondasi atas
yang merupakan landasan atau dasar konstruksi perkerasan jalan. Adapun badan
jalan ini nerupakan lapis tanah dasar yang akan disesuaikan seperti terlihat dalam
gambar rencana.
Persyaratan material untuk badan jalan adalah sebagai berikut :
IV-38
a. Nilai California Bearing Ratio (CBR) pada kondisi terendam air dari suatu sub
grade minimal 5%.
b. Index Plastisitas tanah harus < 15%.
c. Perubahan bentuk permanen (permanent deformation) dari tanah dasar akibat
beban lalu lintas dan perkerasan-perkerasan diatasnya harus sekecil mungkin.
d. Tegangan yang timbul pada lapis permukaan tanah dasar harus lebih kecil dari
tegangan izin tanah dasar.
e. Sifat mengembang dan menyusut dari tanah dasar akibat perubahan kadar air,
harus sekecil mungkin dan konstan.
f. Lendutan dan lendutan balik tanah dasar selama dan sesudah pembebanan lalu
lintas harus sekecil mungkin.
Metode pelaksanaan pada pekerjaan penyiapan badan jalan ini sama seperti
pekerjaan timbunan.
4.3.2 Pekerjaan Drainase
Pekerjaan drainase dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kerusakan konstruksi
jalan dengan cara menjaga kadar air tanah pada perkerasan jalan dan
mengalirkan/membuang air dari badan jalan ke tempat yang telah ditentukan.
Pekerjaan drainase pada proyek ini adalah pekerjaan pembuatan saluran samping.
4.3.2.1 Pekerjaan Saluran Samping
Saluran samping pada konstruksi jalan berfungsi untuk menampung air yang
berasal dari hujan dan air dari sekitar jalan raya dan mengalirkannya, sehingga tidak
mengenangi permukaan jalan yang dapat merusak struktur perkerasan jalan raya.
Pekerjaan saluran tepi pada proyek ini menggunakan saluran precast dengan mutu
FC’30 untuk mempercepat dan lebih presisi. Pekerjaan saluran samping pada
proyek ini meliputi pekerjaan bouwplank, dan pemasangan saluran
a. Alat
a) Concrete mixer, untuk mencampur dan mengaduk mortar.
Concrete mixer yang digunakan pada proyek ini adalah Concrete Mixer
Iron Globe.
b) Truck Crane digunakan untuk mengangkut U-ditch ke lokasi pekerjaan
kemudian diturunkan menggunakan crane
c) Alat bantu : sendok spesi, ember, dan lain-lain
IV-39
b. Spesifikasi Bahan
a) Balok 5/7 , papan 2/20 ,paku dan benang.
b) U-ditch dengan spesifikasi FC’30
c. Tenaga
a) Quality Control
b) Mandor
c) Operator
d) Pekerja
d. Prosedur Pelaksanaan
a) Pekerjaan Bouwplank
(a) Uraian
Bouwplank pada pekerjaan drainase berfungsi sebagai acuan untuk
penentuan as saluran drainase dan sebagai pedoman penggalian.
(b) Prosedur Pelaksanaan
1. Memasang patok dari saluran bangunan as tersebut.
2. Dari as-as dipasang benang sesuai dengan lebar galian pondasi.
3. Memasang benang dari as sesuai dengan lebar galian pondasi.
Bouwplank saluran samping ditunjukan pada Gambar 4.57
(b) Peralatan
Alat yang digunakan, antara lain:
1. Backhoe
2. Peralatan manual, seperti: linggis, cangkul, dan lain-lain.
(c) Prosedur Pelaksanaan
1. Siapkan peralatan di lokasi;
2. Mulai lakukan penggalian dengan backhoe dengan bouwplank
sebagai acuan;
3. Untuk daerah yang sempit, penggalian dilakukan dengan peralatan
manual.
1 2 3
Keterangan :
1. Penggalian saluran drainase
2. Pemuatan hasil galian kedalam dump truck
3. Pengangkutan hasil galian
Gambar 4.37 Pekerjaan Saluran Samping
c) Pekerjaan Lantai Kerja
(a) Uraian
Pekerjaan ini mencakup lantai kerja dengan betom mutu FC’10 sebagai
landasan atau dasar untuk saluran U-ditch sesuai dengan dimensi
saluran yang akan digunakan.
(b) Peralatan
1. Truck Mixer
2. Alat bantu : Ruskam, Sendok spesi, dan lain-lain.
(c) Prosedur Pelaksanaan
1. Memeriksa kesiapan stake out sebagai pedoman penggalian,
IV-41
10 cm
10 cmm
100 cm
80 cm
80 cm
200 cm
30 cm
100 cm
Seluruh Lapis Pondasi Agregat harus bebas dari bahan organik dan gumpalan
lempung atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan setelah dipadatkan
harus memenuhi ketentuan gradasi (menggunakan pengayakan secara basah)
yang diberikan dalam Tabel 4.3 dan memenuhi sifat-sifat yang diberikan dalam
Tabel 4.4.
IV-46
2. Tenaga
a) Quality Control Manager
b) Quality Control
c) Operator Alat Berat
d) Asisten Operator Alat Berat
e) Sopir
f) Mandor
g) Pekerja
IV-47
3. Prosedur Pelaksanaan
a) Material yang akan digunakan sebelumnya harus sudah memenuhi
spesifikasi terlebih dahulu seperti Tabel 4.4. Setelah itu material diangkut
dengan Wheel Loader dan ke lokasi proyek dengan Dump Truck.
b) Setelah Dump Truck sampai dilokasi proyek, material diletakkan di badan
jalan tempat penghamparan yang sebelumnya telah direncanakan.
c) Material digelar dengan Motor Grader setebal 120% dari tebal yang
direncanakan.
d) Kemudian dipadatkan dengan Vibratory Roller. Bila agregat terlalu kering
maka selama penggilasan digunakan penyiraman dengan Water Tank Truck
secukupnya. Bila agregat terlalu basah maka sebelum penggilasan
dilakukan, agregat dibolak-balik agar kadar air berkurang.
e) Selama penggilasan bila ada yang kurang maka dapat ditambah.
f) Tebal lapis pondasi bawah 45 cm, maka dikerjakan lapis demi lapis,
g) Pemadatan dilakukan sampai mencapai kepadatan yang ditentukan (39 cm
dalam keadaan padat),
h) Untuk mengetahui nilai kepadatan maksimum timbunan agregat kelas B
dilakukan tes kepadatan dan melakukan pengujian kadar air dilapangan.
Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah dapat dilihat pada Gambar 4.28.
1
2
4 5
39 cm
Keterangan :
1. Pemuatan agregat B
2. Pengangkutan agregat kelas B
IV-48
4. Pengendalian Mutu
Beberapa pengujian yang dilakukan dalam pengendalian mutu lapisan pondasi
bawah dalam rangka mendapatkan kualitas yang direncanakan adalah sebagai
berikut:
1. Uji Sand Cone
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan berat isi tanah kering, dan
persentase perbandingan antara γd lapangan dan γd laboratorium harus lebih
besar dari 98%.
2. Pengujian CBR di Lapangan
Pengujian CBR dimaksudkan untuk mendapatkan daya dukung relatif (CBR)
antara tanah dan tanah serta tanah dengan aggregat.
c. Tenaga
Tenaga pada Pekerjaan Lapis Pondasi Atas sama dengan spesifikasi tenaga
Lapis Pondasi Bawah.
IV-50
d. Prosedur Pelaksanaan
a) Pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A dilaksanakan setelah lapis pondasi
agregat kelas B (sub base) dan telah sesuai dengan spesifikasi dan petunjuk
Direksi.
b) Material diangkut dengan Wheel Loader ke lokasi proyek dengan Dump
Truck.
c) Material digelar dengan Motor Grader setebal 120% dari tebal yang
direncanakan.
d) Kemudian dipadatkan dengan Vibrator Roller. Bila agregat terlalu kering
maka selama penggilasan digunakan penyiraman dengan Water Tank Truck
secukupnya. Bila agregat terlalu basah maka sebelum penggilasan
dilakukan, agregat dibolak-balik sedemikian sehingga kadar air berkurang.
e) Selama penggilasan bila ada yang kurang maka dapat ditambah.
f) Tebal lapis pondasi atas 20 cm, maka dikerjakan selapis demi selapis.
g) Pemadatan dilakukan sampai mencapai kepadatan yang ditentukan (20 cm
dalam keadaan padat).
h) Untuk mengetahui nilai kepadatan maksimum timbunan agregat kelas A
dilakukan tes kepadatan dan melakukan pengujian kadar air dilapangan.
1 2
25 cm
Tanah Timbunan Water Tanker Vibrator Roller
Keterangan :
1. Pemuatan batu pecah kelas A
2. Pengangkutan batu pecah kelas A
3. Penghamparan dan perataan batu pecah kelas A
4. Penyiraman air
5. Pemadatan batu pecah kelas A
Gambar 4.43 Pekerjaan Lapis Pondasi Atas (Base Course)
IV-51
e. Pengendalian Mutu
Beberapa pengujian yang dilakukan dalam pengendalian mutu lapisan pondasi
atas dalam rangka mendapatkan kualitas yang direncanakan adalah sebagai
berikut:
a. Alat
a) Air Compressor
Air Compressor adalah mesin atau alat mekanik yang berfungsi untuk
melakukan pembersihan jalan sebelum dilakukan prime coat dengan
meningkatkan tekanan atau memampatkan fluida gas atau udara.
Air Compressor yang digunakan dalam Proyek Pembangunan Ruas Jalan
Salatiga - Ngablak Bts. Kabupaten Magelang STA 48+900–51+100 Provinsi
Jawa Tengah adalah Airmann PDS 130.
b) Asphalt Sprayer
Asphalt Sprayer dalam proyek ini digunakan sebagai alat penyemprotan aspal
emulsi pada pekerjaan Prime Coat.
Asphalt Sprayer yang digunakan pada Proyek ini adalah Rosco RMT-1000.
c) Dump Truck untuk menarik Asphalt Sprayer.
b. Spesifikasi Bahan
a) Aspal emulsi reaksi sedang (Medium Setting) yang memenuhi SNI 03-
4798-1998. Umumnya hanya aspal emulsi yang dapat menunjukkan
peresapan yang baik pada lapis pondasi tanpa pengikat yang disetujui. Aspal
emulsi harus mengandung residu hasil penyulingan minyak bumi (aspal dan
pelarut) tidak kurang dari 60 % dan mempunyai penetrasi aspal tidak kurang
dari 80/100. Direksi Pekerjaan dapat mengijinkan penggunaan aspal emulsi
yang diencerkan dengan perbandingan 1 bagian air bersih dan 1 bagian aspal
emulsi dengan syarat tersedia alat pengaduk mekanik yang disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
b) Aspal semen Pen.60/70, diencerkan dengan minyak tanah (kerosen).
Proporsi minyak tanah yang digunakan sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan, setelah percobaan di atas lapis pondasi atas yang telah
selesai, kecuali diperintah lain oleh Direksi Pekerjaan, perbandingan
pemakaian minyak tanah pada percobaan pertama harus dari 80 – 85 bagian
minyak per 100 bagian aspal semen (80 pph – 85 pph) kurang lebih ekivalen
dengan viskositas aspal cair hasil kilang jenis MC-30.
c) Pemilihan jenis aspal emulsi yang digunakan, kationik atau anionik, harus
sesuai dengan muatan batuan lapis pondasi. Gunakan aspal emulsi kationik
IV-53
bila agregat untuk lapis pondasi adalah agregat basa (bermuatan negatif) dan
gunaka aspal emulsi anionik bila agregat untuk lapis pondasi adalah agregat
asam (bermuatan positif). Bila ada keraguan atau bila aspal emulsi anionik
sulit didapatkan, Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan untuk
menggunakan aspal emulsi kationik.
d) Takaran dalam bahan lapis resap pengikat adalah 0,4-1,3 liter per meter
persegi untuk lapis pondasi agregat tanpa bahan pengikat.
c. Tenagaa
a) Quality Control
b) Sopir
c) Mandor
d) Pekerja
e) Operator
f) Asisten Operator
d. Prosedur Pelaksanaan
a) Mempersiapkan bahan, peralatan dan tenaga kerja yang digunakan untuk
menyelesaikan pekerjaan,
b) Memasang rambu-rambu pengaman/pengatur lalu lintas pada lokasi
pekerjaan,
c) Membersihkan permukaan Base Course dari debu dengan Compressor,
d) Memberi tanda/batasan pada bagian tepi dan as jalan yang akan di Prime
Coat,
e) Mengatur temperatur Prime Coat, suhu penyiraman untuk bahan material
MC-70 = (120-180) ºC, untuk RC-250 = (170-220) ºC, didalam proyek ini
suhu penyiraman untuk bahan material menggunakan Medium Cement (
MC ) - 70.
f) Atur kran Sprayer agar aspal keluar sesuai rencana dengan cara meletakkan
kertas semen (100 x 100) cm yang telah ditimbang, diletakkan diatas
permukaan jalan kemudian disemprot dengan Asphalt Sprayer sesuai
dengan ketentuan spesifikasi, setelah ditimbang lagi, berat dibagi dengan
IV-54
luasan kertas semen merupakan jumlah kadar aspal persatuan luas atau
jumlah sebenarnya yang harus disiramkan,
2
1 Prime Coat
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan titik nyala dan titik bakar
Prime Coat.
4. Uji Daktilitas
Pengujian daktilitas dimaksudkan untuk mengukur jarak terpanjang yang
dapat ditarik antara dua cetakan yang berisi bitumen keras sebelum putus,
pada suhu dan kecepatan tarik tertentu.
5. Uji Penurunan Berat Minyak
Pengujian penurunan berat minyak dimaksudkan untuk menentukan
penurunan berat minyak dan aspal dengan cara pemanasan dan tebal
tertentu, yang dinyatakan dalam persen berat semula.
6. Uji Berat jenis aspal
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui berat jenis Prime Coat yang akan
di pakai, nantinya akan di pakai sebagai acuan dalam menentukan
kebutuhan prime coat per m2.
7. Uji Viskositas Furol
Pengujian viskositas dimaksudkan untuk menentukan suhu pencampuran
dan suhu pemadatan Prime Coat berdasarkan viskositasnya.
8. Uji Trial and Error
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kebutuhan prime coat per m2.
Prime coat yang disemprotkan pada jalan diusahakan terhindar dari hal-hal
yang dapat menyebabkan terkelupasnya lapisan tersebut, misalnya karena
kendaraan atau pejalan kaki yang lewat. Sebelum penyemprotan kran
sprayer (nosel) harus di kalibrasi terlebih dahulu. Mengatur nosel agar aspal
keluar sesuai rencana dapat dilakuakan dengan cara meletakkan kertas
semen (1 x 1) m yang telah ditimbang, kemudian diatas permukaan kertas
semen disemprotkan aspal menggunakan Asphalt Sprayer, kemudian kertas
semen yang telah disemprot ditimbang ulang untuk mendapatkan berat
aspal, berat aspal dikali dengan berat jenis aspal merupakan volume aspal
persatuan luas ( 1 m2 ). Prosedur ini dilakukan hingga di dapatkan nosel
yang menghasilkan takaran aspal persatuan luas yang sesuai dengan
spesifikasi (0,8 liter)
IV-56
f. Pemeliharaan
Prime Coat yang telah terhampar pada permukaan perkerasan harus dijaga
agar tidak terkena hujan dan faktor cuaca yang lain yang dapat merusak lapisan
tersebut. Apabila terjadi pengelupasan lapisan Prime Coat segera diperbaiki
(disemprot ulang).
4.3.3.2 Lapis Laston
Lapis Laston ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet berupa lapis perata,
lapis pondasi atau lapis aus campuran beraspal panas yang terdiri dari agregat dan
bahan aspal yang dicampur secara panas di pusat instalasi pencampuran, serta
menghampar dan memadatkan campuran tersebut di atas pondasi atau permukaan
jalan yang telah disiapkan sesuai dengan Spesifikasi dan memenuhi garis,
ketinggian dan potongan memanjang yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana.
Semua campuran dirancang dalam Spesifikasi untuk menjamin bahwa asumsi
rancangan yang berkenaan dengan kadar aspal, rongga udara, stabilitas, kelenturan
dan keawetan sesuai dengan lalu-lintas rencana. Campuran hanya bisa dihampar
bila permukaan yang telah disiapkan keadaan kering dan diperkirakan tidak akan
turun hujan. Laston yg digunakan pada Proyek Pembangunan Ruas Jalan Salatiga
– Ngablak Bts. Kabupaten Magelang STA. 48+900 – STA. 51+100 Provinsi Jawa
Tengah adalah setebal 10 cm dan membutuhkan sebanyak 8625 ton. Untuk
mendapatkan ketebalan lapisan yang sesuai dengan syarat yang telah direncanakan
maka perlu dilakukan trial.
a. Alat
Alat yang digunakan pada pekerjaan Lapis Laston yaitu :
a) Dump Truck
Digunakan untuk mengangkut campuran aspal panas dari unit AMP ke
lokasi pekerjaan.
b) Asphalt Finisher
Alat ini berfungsi untuk penghampar campuran aspal panas dan untuk
mendapatkan lapisan yang merata.
Asphalt Finisher yang digunakan dalam Proyek Pembangunan Jalan
Salatiga - Ngablak Bts. Kabupaten Magelang STA. 48+900 – STA. 51+100
adalah Caterpilar AP555E.
IV-57
c) Tandem Roller
Digunakan sebagai alat pemadat awal dan akhir, berguna untuk
mendapatkan permukaan yang agak halus, misalnya pada penggilasan aspal
beton dan lain-lain.
Tandem Roller yang digunakan pada Proyek Pembangunan Jalan Salatiga -
Ngablak Bts. Kabupaten Magelang STA. 48+900 – STA. 51+100 adalah
Caterpilar CB – 534D XW.
d) Pneumatic Tyred Roller
Digunakan sebagai alat pemadat sekunder, digunakan pada pekerjaan
penggilasan bahan granular, juga baik digunakan pada penggilasan lapisan
hot mix sebagai “penggilas antara”.
Pneumatic Tired Roller yang digunakan dalam Proyek Pembangunan Jalan
Salatiga - Ngablak Bts. Kabupaten Magelang STA. 48+900 – STA. 51+100
adalah Caterpilar PS150C HW.
b. Spesifikasi Bahan
Spesifikasi Bahan yang digunakan pada pekerjaan Lapis Laston adalah :
a) Agregat kasar
(a) Fraksi agregat kasar untuk rancangan campuran adalah yang tertahan
ayakan No. 4 (4,75 mm) yang dilakukan secara basah dan harus bersih,
keras, awet dan bebas dari lempung atau bahan yang tidak dikehendaki
lainnya dan memenuhi ketentuan yang diberikan dalam Tabel 4.7.
(b) Fraksi agregat kasar harus dari batu pecah mesin dan disiapkan dalam
ukuran nominal sesuai dengan jenis campuran yang direncanakan.
(c) Fraksi agregat kasar harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke
instalasi pencampur aspal dengan menggunakan pemasok penampung
dingin (cold bin feeds) sedemikian rupa sehingga gradasi gabungan
agregat dapat dikendalikan dengan baik.
b) Agregat Halus
(a) Agregat halus harus terdiri dari pasir atau hasil pengayakan batu pecah
dan terdiri dari bahan yang lolos ayakan No.4 (4,75 mm).
(b) Fraksi agregat halus pecah mesin dan pasir harus ditempatkan terpisah
dari agregat kasar.
(c) Agregat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas dari
lempung, atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya. Batu pecah halus
harus diperoleh dari batu yang memenuhi ketentuan mutu. Apabila
fraksi agregat halus yang diperoleh dari hasil pemecah batu tahap
pertama (primary crusher), tidak memenuhi pengujian Standar Setara
Pasir sesuai Tabel 4.7, maka fraksi agregat harus dipisahkan sebelum
masuk pemecah batu tahap kedua (secondary crusher) dan tidak
diperkenankan untuk campuran aspal jenis apapun.
Tabel 4.9 Amplop Gradasi Agregat Gabungan Untuk Campuran Aspal Laston
% Berat Yang Lolos terhadap Total Agregat dalam Campuran
Ukuran
Ayakan Latasir (SS) Lataston (HRS) Laston (AC)
(mm) 3 Gradasi Semi
Gradasi Senjang
Senjang 2
Kelas A Kelas B WC Base WC Base WC BC Base
37,5 100
25 100 90 - 100
19 100 100 100 100 100 100 100 90 - 100 76 - 90
12,5 90 - 100 90 - 100 87 - 100 90 - 100 90 - 100 75-90 60 - 78
9,5 90 - 100 75 - 85 65 - 90 55 - 88 55 - 70 77 - 90 66 – 82 52 - 71
4,75 53 - 69 46 - 64 35 - 54
2,36 75 – 100 50 – 723 35 - 553 50 – 62 32 - 44 33 - 53 30 - 49 23 - 41
1,18 21 - 40 18 - 38 13 - 30
0,600 35 - 60 15 - 35 20 – 45 15 - 35 14 - 30 12 - 28 10 - 22
0,300 15 – 35 5 - 35 9 - 22 7 - 20 6 - 15
0,150 6 - 15 5– 13 4 - 10
0,075 10 - 15 8 – 13 6 - 10 2-9 6 – 10 4-8 4-9 4 -8 3-7
e) Aspal Keras
Aspal yang digunakan dapat berupa aspal Pen 60/70. Aspal Tipe I harus
diuji pada setiap kedatangan dan sebelum dituangan ke tangki penyimpan
AMP untuk penetrasi 25C (SNI 06-2456-1991). Bahan pengikat ini
dicampur dengan agregat sehingga menghasilkan campuran beraspal
sebagaimana mestinya sesuai dengan yang disyaratkan. Pengambilan
contoh bahan aspal harus dilaksanakan sesuai dengan SNI 06-6890-2002.
Pengujian penetrasi dan titik lembek harus dilakukan pada saat kedatangan.
Aspal keras yang digunakan harus memenuhi persyaratan seperti dalam
Tabel 4.10
IV-61
10. -
Berat yang Hilang (%) SNI 06-2441- < 0.8 2) < 0.8 2) < 0.8 3)
1991
SNI 06-2456-
11. Penetrasi pada 25C (%) > 54 > 54 ≥54
1991
12. SNI-03-6441- <800 <1200 <1600
Viskositas Dinamis 60C(Pa.s)
2000
Keelastisan setelah AASHTO T 301-
13. - - > 60
Pengembalian (%) 98
SNI 062432-
14. Duktilitas pada 25C (cm) > 100 > 50 >25
1991
Partikel yang lebih halus dari
15. - Min. 95(1) -
150 micron (m) (%)
Maks. 4 6
Stabilitas Marshall Min. 90
Sisa (%) setelah
perendaman selama
24 jam, 60 ºC (3)
Rongga dalam Min. 2
campuran (%) pada
Kepadatan membal
(refusal) (4)
( Sumber : Speksifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan Tahun 2018)
c. Tenaga
Tenaga pada lapis Laston sama dengan spesifikasi tenaga pada pekerjaan lapis
resap pengikay (prime coat).
d. Prosedur Pelaksanaan
a) Trial Slection
Dilakukan pekerjaan trial selection untuk menentukan jumlah lintasan agar
mendapatkan kepadatan yang diinginkan. Langkah-langkah pekerjaan trial
selection adalah sebagai berikut:
IV-63
(a) Pekerjaan trial dilakukan diluar lokasi proyek dengan panjang minimal
300 meter, dibagi tiga bagian, masing-masing bagian 100 meter,
(b) Melakukan penghamparan dengan ketebalan penghamparan dilakukan
1,2 kali ketebalan padat,
(c) Pemadatan dilakukan menurut bagian-bagiannya dengan jumlah
lintasan yang berbeda-beda dan lebar pemadatan 1/8 lebar drum. Dapat
ditunjukan pada Gambar 4.33.
(h) Sample yang diambil diberi label sesuai dengan lokasinya, kemudian
diperiksa. Dari hasil pemeriksaan sample dapat diperoleh data mengenai
berat volume, tebal lapisan setelah dipadatkan, kadar aspal, gradasi
campuran, dan kepadatan lapangan. Berdasarkan data-data yang
diperoleh, maka jumlah lintasan yang digunakan adalah jumlah lintasan
yang sesuai atau yang paling mendekati dengan spesifikasi rencana yaitu
menurut AASTHO T-166 untuk asphalt minimal 98%.
b) Metode pelaksanaan
(a) Dalam melaksanakan pekerjaan ini harus sesuai dengan ketentuan
spesifikasi, gambar kerja yang dikendalikan & standar lain.
(b) Tersedianya Job Mix Formula Laston dan hasil trial yang telah disetujui
Direksi.
(c) Sebelum dimulai, ijin pelaksanaan pekerjaan telah disetujui Direksi.
(d) Melakukan check list terhadap kelengkapan alat kerja, alat ukur dengan
kalibrasi yang valid, personil yang kompeten,
(e) Petugas survei membuat garis pedoman As, tepi & ketebalan
penghamparan Laston,
(f) Lokasi yang akan diberi lapisan Laston dibersihkan dari kotoran dan air,
kemudian disemprot dengan Lapis Perekat (Prime Coat) yang sesuai
dengan spesifikasi,
(g) AMP melaksanakan produksi Laston sesuai dengan Job Mix Formula
yang telah disetujui Direksi dan pengangkutan ke lokasi menggunakan
Dump Truck,
(h) Panaskan sepatu Asphalt Finisher sebelum menerima Laston,
IV-65
(i) Setelah Dump Truck sampai dilokasi, Laston dari Dump Truck diterima
oleh Asphalt Finisher, selanjutnya dihamparkan sesuai tebal rencana
dengan suhu penghamparan (130-150)ﹾ.
(j) Pengecekan kerataan dan kemiringan jalan dengan mistar, bila ada yang
kurang rata segera ditambah dengan material Laston yang masih panas
dan diratakan kembali dengan penggaruk dan perata,
(k) Merapikan bagian tepi penghamparan Laston secara manual (dengan
tenaga manusia.
6 5 4
Keterangan :
1. Pemuatan campuran Laston Laston
2. Pengangkutan campuran Laston 10 cm
3. Penghamparan Tandem Roller
campuran Laston Pneumatic Tyre Tandem Roller
4. Pemadantan sekunder Roller
5. Pemadatan akhir
(a) Penggilasan awal dan akhir menggunakan mesin penggilas baja (Tandem
Roller), sedangkan penggilasan sekunder menggunakan mesin gilas roda
ban (Pneumatic Tired Roller),
(b) Jumah lintasan untuk tiap–tiap operasi penggilasan harus disesuaikan
dengan hasil dari trial selection, dimana trial/percobaan tersebut dilakukan
untuk mengetahui jumlah lintasan yang dianggap paling baik untuk
memenuhi ketebalan dan kepadatan yang telah ditentukan.
Untuk pengaspalan lebih dari satu jalur, maka penggilasan dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
1. Sambungan melintang (Transverse Joint),
2. Sambungan memanjang (Longitudinal Joint),
IV-68
1m Sambungan melintang
12 m
a. Alat
Alat yang dugunakan pada pekerjaan Bahu Jalan yaitu :
a) Dump Truck, untuk mengangkut.
b) Wheel Loader, untuk memuat.
c) Vibrator Roller, untuk memadatkan.
d) Motor Grader, untuk penghamparan atau membentuk permukaan.
e) Water Tank Truck, untuk menyeprotkan air pada tanah.
b. Spesifikasi Bahan
Bahan atau material yang digunakan untuk pekerjaan bahu jalan adalah agregat
kelas S yang sesuai dengan spesifikasi, yaitu mengenai ukuran, gradasi, dan
persyaratan teknik lainnya, dengan lebar tiap sisi adalah 2.5 m dan tebalnya 12
cm.
Tabel 4.14 Gradasi Lapis Pondasi Agregat Kelas S
Sumber : Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan Tahun 2010, revisi 3
IV-73
2
1
3 4
e. Pengendalian Mutu
Beberapa pengujian yang dilakukan dalam pengendalian mutu lapisan pondasi
bawah dalam rangka mendapatkan kualitas yang direncanakan adalah sebagai
berikut:
(1) Uji Sand Cone
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan hasil pemadatan sesuai dengan
spesifikasi yang disetujui Direksi Teknik.
(2) Pengujian CBR di Lapangan
Pengujian CBR dimaksudkan untuk mendapatkan daya dukung relatif
(CBR) antara tanah dan tanah serta tanah dengan aggregat.
IV-75
d) Prosedur Pelaksanaan
(a) Membersihkan permukaan jalan sampai bersih, kering dan bebas dari debu.
(b) Semua bahan cat yang digunakan tanpa pemanasan (bukan termoplastik) harus
dicampur terlebih dahulu menurut petunjuk pabrik pembuatnya sebelum
digunakan agar suspensi pigmen merata di dalam cat.
(c) Menandai permukaan jalan sesuai dengan ukuran dan posisi marka jalan.
(d) Compressor yang digunakan untuk pengecatan harus menghasilkan suatu
lapisan yang rata dan seragam dengan tebal basah minimum 0,38 milimeter
untuk “cat bukan termoplastik”, dengan garis tepi yang bersih pada lebar
rancangan yang sesuai. Bilamana tidak disyaratkan oleh pabrik
IV-76
c) Tenaga
(a) Pekerja
(b) Tukang cat
(c) Mandor
(d) Sopir
d) Prosedur Pelaksanaan
(a) Membuat patok di base camp dengan perbandingan 1PC : 2Ps : 3Kr.
(b) Memasang patok dengan elevasi puncak dan posisinya patok sesuai dengan
ketentuan kemudian mengecatnya.
(c) Pemasangan patok hektometer dipasang pada setiap 100 m setelah patok
kilometer.
(d) Pemasangan patok kilometer dipasang setiap 1 kilometer.
132
30 cm
15
15 cm
85
I II 75 cm
10
III 10 cm 10 1510 1015 10
40 cm
Plat untuk rambu lalu lintas merupakan lembaran rata dari logam campuran
alumunium, keras dan mempunyai ketebalan minimum 2 mm. Lembaran
tersebut harus bersih dari lemak, dinetralisir dan diproses sebelum
digunakan.
(b) Kerangka plat dan pengaku
Kerangka dan pengaku rambu lalu lintas merupakan bagian-bagian
campuran alumunium alloy dan digunakan bila ukurannya melebihi 1 m.
(c) Tiang rambu lalu lintas
Tiang rambu lalu lintas terbuat dari pipa galvanis dengan diameter 2”.
(d) Cat
Cat dasar dan cat mengkilap yang akan digunakan pada rambu lalu lintas
harus berasal dari mutu yang baik, yang dapat diterima oleh Direksi teknik.
Utuk keseragaman cat sebaiknya dipakai cat dasar, cat pelabur dan cat untuk
pengecetan akhir berasal dari pabrik yang sama.
4.3.2.3 Tenaga
Tenaga pada pekerjaan rambu lalu lintas sama dengan tenaga marka jalan.
4.3.2.4 Prosedur Pelaksanaan
(a) Pelaksanaan pekerjaan
Pemasangan rambu lalu lintas pada dasar beton tumbuk dengan kedalaman
yang cukup agar konstruksinya kuat. Pemasangan rambu lalu lintas harus
memperhatikan terhadap jarak pandang pemakai jalan agar mudah dilihat.
(a) Penggalian lubang sedalam 1/6 dari panjang tiang sepanjang 9 m atau 1,5
m,
(b) Setelah lubang dibuat,dirikan tiang,
(c) Pendirian menggunakan mobil crane yang diatasnya sudah dipasang
katrol,
(d) Setelah tiang berdiri dengan lurus, lubang tiang diperbesar dan di
pondasi,
4.5.6 Pemasangan Lampu Jalan
Pemasangan lampu jalan ini bertujuan untuk memberikan penerangan pada jalan
agar tidak terjadi kecelakaan lalu lintas dan hal-hal yang tidak diinginkan .
Pemasangan lampi ini pada setiap 100 m.
a) Alat
(a) Dump Truck
(b) Bor hidrolis
(c) Mobil Crane
(d) Alat Bantu
b) Spesifikasi Bahan
(a) Lampu penerang jalan yang dipesan dari pabrik
(b) Pasir, semen, split
(c) Air
c) Prosedur Pelaksanaan
a. Penggalian lubang sedalam 1/6 dari panjang tiang atau 1,5 m,
b. Setelah lubang dibuat,dirikan tiang,
c. Pendirian menggunakan mobil crane yang sudah dipasang katrol,
d. Setelah tiang berdiri dengan lurus, lubang tiang diperbesar dan di
pondasi,
e. Ukuran pondasi adalah tinggi tiang tertanam 1,5 m ditambah 20 cm dari
permukaan tanah. Pondasi terbuat dari semen cor dengan perbandingan
pasir : split : semen = 4:2:1.
IV-82
4.6.3 Pemeliharaan
Pekerjaan yang tercakup dalam pemeliharaan ini harus meliputi pekerjaan
pemeliharaan rutin untuk menjamin agar perkerasan, bahu jalan, drainase, dan
perlengkapan jalan lama selalu dipelihara setiap saat selama Periode Pelaksanaan
dalam kondisi pelayanan yang dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
BAB V
RENCANA ANGGARAN BIAYA PELAKSANAAN
V-1
V-2
REKAPITULASI AKHIR
RENCANA ANGGARAN PELAKSANAAN
PERENCANAAN STRUKTUR RUAS JALAN SALATIGA - NGABLAK
STA 48+900 - STA 51+000
KABUPATEN MAGELANG
JAWA TENGAH
Terbilang :
Dua Puluh Lima Miliyar Dua Puluh Satu Juta Tujuh Ratus Dua Ribu Rupiah
V-3
DIVISI II DRAINASE
2.1 Galian Drainase m³ 4140.80
2.1(1) Pemasangan Drainase buah 3457.67
2.1(2) Lantai Kerja Drainase m3 207.40
2.2 Pekerjaan Galian Gorong - Gorong m³ 45.00
2.2(1) Gorong - Gorong Beton Bertulang diameter 100 cm buah 20.00
2.2(2) Pasangan Bata dengan Mortar m³ 3.26
2.2(3) Timbunan Gorong - Gorong Setelah Pemasangan m³ 26.03
2.2(4) Pembuangan Galian Tanah Gorong - Gorong m³ 18.95
2.2(5) Lantai Kerja Gorong - gorong m3 3.00
2.3 Pekerjaan Bouwplank buah 110.00
3
2.4 Pekerjaan Bak Kontrol m 12.10
2.4 (1) Pekerjaan Galian Bak Kontrol m3 26.50
2.4(2) Plesteran Bak Kontrol m3 464.58
DIVISI X PEMELIHARAAN
10.1 Pemeliharaan Rutin Perkerasan Ls 1.00
10.2 Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan Ls 1.00
10.3 Pemeliharaan Rutin Selokan, Saluran Air, Galian dan Timbunan Ls 1.00
10.4 Pemeliharaan Rutin Perlengkapan Jalan Ls 1.00
V-6
DIVISI I UMUM
120 cm
10 cm
Papan 2/20
MMT
100 cm
10 cm
Papan 2/20
20 cm
Balok 5/7
100 cm
100
2074
panjang = 2074 m
lebar = 100 m
Luas = 2074 x 100 = 207400 m 2,074
m2 2,074
Kebutuhan Bahan :
a. Kayu Meranti 5/7
Patok kayu dipasang tiap 50 m
Patok dari Kayu Meranti 5/7, panjang 50 cm
Kebutuhan patok = (2074 /50)x2 = 83 bh 80
Total kebutuhan Kayu Meranti 5/7 (4m) = 0,05 x 0,07 x 0,50 x 83
= 0.145 m3 0.15
1 Batang kayu Meranti 5/7 (4m ) bisa untuk 8 patok = 83/10
= 11 batang 11.00
b. cat meni kg 5.00
c. minyak cat liter 2.00
d. paku kg 2.00
Bouwplank
Jumlah Bowplank = 8 buah
Bahan :
Kayu 5/7-400 =16 batang/100
baru 4 btg btg 4.00
Papan 2/20-400 =16 lembar/100
baru 2 lbr lbr 2.00
Paku
Benang
Selang
V-8
Pengecoran Pondasi
Volume = ((0.2x0.2x0.5)-(0.05x0.07x0.4)) x 4
= 0.074 m3 0.07
Plesteran Lantai
Luas = (1.2x1.2)-(0.13x0.13x4)
= 1.372 m2 1.37
Rincian :
1. Kolom kayu 5/7-400
a. Kolom Belakang 2 btg/292 sisa
Cm2@108
baru 2cm
btg
b. Kolom Depan 2 btg/312
sisa
Cm2@88
baruCm
2 btg
c. Kolom pintu 1 btg/237
sisa
Cm1@163
baru 1Cm
btg
4. Struktur Atap
a. Usuk Kayu 5/7 2 btg/200
tidak
Cmsisa
baru 1 btg (2)
b. Gording Kayu 5/7 3 btg/210
sisa
Cm1@80
diambil
cm2c(1)
baru 2 btg
sisa(2)
2@190 Cm
c. Asbes Gelombang kecil
2 lbr baru
Tidak
2 lbrsisa
(2400x1200 t = 4mm)
V-9
5. Instalasi Listrik
a. Kabel (NYY Eterna 2x2,5mm)
b. Saklar (Broco)
c. Stop Kontak (arde Outbow Putih)
d. Lampu PL-C
e. Fitting
b. Mess Pekerja
Bouwplank
Jumlah Bouwplank 8 buah ( Diambil dari bouwplank Pos Jaga
bahan:
Benanag
Pengecoran Pondasi
Volume = ((0,2 x 0,2 x 0,5) - ( 0,05 x 0,07 x0,4)) x 33
'= 0.61 m3 0.61
3. Rangka Atap
a. Usuk Kayu 5/7 40011 btg/400
tidak
Cmsisabaru 11 btg (11) btg 11.00
b. Gording Kayu 5/7-400
5 btg/1400
tidak
Cmsisabaru 20 btg (5) btg 20.00
c. Asbes Gelombang Kecil tidak sisa baru 24 lbr lbr 24.00
(3000x1050x4mm)
5. Pintu
a. Kayu 4/6 -400 sisaCm
14 btg/180 7@40baru
Cm 7 btg
sisa
21 btg/63 Cm5@37diambil
Cm 1b (5)
sisa 6@26 Cmdiambil 1c (6)
sisa 1@16 Cmdiambil 1d (10)
tidak
28 btg/32 Cmsisa diambil 2a (2)
sisa 4@6 Cmdiambil 2b (4)
sisa 2@3 Cmdiambil 2b (2)
sisa 2@3 Cmdiambil 2b (4)
isa 2@144 Cmbaru 2 btg btg 9.00
6. Sanitasi
a. Gantungan Baju 1 buah
b. Kloset Jongkok 1 buah
c. Ember 1 buah
d. Gayung 1 buah
e. Keran 2 buah
f. Tandon Air (700 Lt) 1 buah
g. Kumbung 25x25x50 5 buah
h. Paralon 3/4" 12 m
i. Paralon 4" 4m
j. Buis Beton 80 Cm 3 buah
k. Penutup Buis Beton 1 buah
l. Sambungan elbow Paralon63/4"
buah
m. Sambungan elbow Paralon 4"
2 buah
n. Sambunagn T paralon 3/4 1 buah
o. Pasir 0.1 m3
p. Kerikil 0.1 m3
V-12
7. Instalasi Listrik
a. Kabel (NYY Eterna 2x2,5mm)
b. Saklar
c. Stop Kontak
d. Lampu PL-C
e. Fitting Lampu
f. Roll Kabel
g. MCB
8. Lain-Lain
a. White Board
b. Kipas Angin
c. Jam Dinding
d. Engsel Pintu
e. Kunci Slot
. Handle Pintu
c. Tempat Material
Bouwplank
Jumlah Bouwplank 8 buah (diambil dari bouwplank pos jaga)
Bahan :
Benang
Pengecoran Pondasi
Volume ((0,2 x 0,2 x 0,5) - ( 0,05 x 0,07=x0,4)) x 16
0. 30 m3 =
Kebutuhan Bahan :
Kayu 5/7 - 400
Paku 2"-5"
Asbes gelombang kecil 3000x1000x4 mm 15 x 4 Baru 23 lbr (1x3)
Rincian :
1. Tiang Kayu 5/7 - 400
a. Tiang Depan 8 btg/328
sisa
Cm8@72cm
Baru 8 btg
b. Tiang Belakang 8 btg/276
sisa
Cm8@124
Baru
cm8 btg
d. Pagar
Tampak Samping
Ukuran Samping = 15 x 2 m
Kebutuhan Bahan Samping Kanan dan Kiri
a. Galvalum ( 6 x 1 m) = 9 lembar
b. Kaso (6 m) = 6 lonjor
Tampak Belakang
Ukuran Belakang = 20 x 2 m
Kebutuhan Bahan
a. Galvalum ( 6 x 1 m) = 8 lembar lbr 17.00
b. Kaso (6 m) = 3 lonjor btg 9.00
V-14
1 LPA
Volume = 7.259 m3
a. Index Plastisitas = (7259/1000) x 5 = 37 Test 37.00
b. Gradasi (Analisa Ayak) = (7259/1000) x 5 = 37 Test 37.00
c. Kepadatan Kering Max = (7259/1000) x 1 =8 Test 8.00
2 LPB
Volume = 10.162 m3
a. Index Plastisitas = (10.162/1000) x 5 = 51 Test 51.00
b. Gradasi (Analisa Ayak) = (10.162/1000) x 5 = 51 Test 51.00
c. Kepadatan Kering Max = (10.162/1000) x 1 = 11 Test 11.00
DIVISI II DRAINASE
0,3m
1,0m
03m
1,5 m 2
Panjang = 20 m
Luas = 1,5 x 1,5 m2 2.25
= 2.25
Volume Galian Gorong - Gorong = 2.25 x 20
= 45 m3 45.00
Volume Gorong - Gorong = 3,14x0,5x0,5x20
= 15.7 m3 15.70
V-16
2.2(4) Pembuangan Galian Tanah Gorong -Gorong 1 = vol galian - vol timbunan
= 44.98 - 26.03
= 18.950 m3 18.95
Kebutuhan Bahan :
a. Kayu Meranti 5/7 Batang 50.00
1 batang kayu meranti = 4m
tinggi bowplank = 1x2m
Jumlah Bahan = 2/4 x 104 = 52 batang
Volume = ((1 x 0,05 x 0,07) x 2) x 104
= 0.73 m3 0.73
Kebutuhan Bahan :
a. Kayu Meranti 5/7 = 4m
Tinggi Bouplank = 1x2m
Jumlah Bahan = 2/4 x 6 = 3 batang
Volume = ((1 x 0.05 x 0.07) x 2) x 6
= 0.04 m3 0.04
b. Papan 2/20
Volume = (2x0.2x0.02) x 6
= 0.05 m3 0.05
Luas Plesteran
23228.80 = m2 23,228.80
Tebal Plesteran
0.02 =
V total Luas x Tebal Plesteran
=
464.576 = m3 464.58
V-20
60
2074
Luas = 2074 x 60
= 124440
Volume = 12440 x 0,2 m3 24,888.00
= 24888
12 cm
200 cm
Bahu Jalan Batu Pecah Klas S
Luas bahu jalan = (0,12 x 2) = 0,24 m2
Volume = (0,24 x 2074)x2 = 996 m3 996
Marka 1
Panjang = 2074 m
Lebar = 0.12 m
Luas Marka 2 = 2074 x 0,12 x 2
= 498 m2
Marka 2
Panjang = 5 m
Lebar = 0.12 m
Jumlah Marka 1 = 2074/(5+1,5)
319 =
Luas Marka 1 = 461 x 0,12
276.6
x5 =
Plat rambu
Pipa galvanis Ø 2”
200 cm
40 cm
30 cm
30 cm
132
15
85
Jarak Antar
= 50Lampu
m
Panjang =Jalan
2074 m
Jumlah Lampu
= 40 Penerangan Jalan buah 40
Volume Beton
= ( 0,24 x 0,2 ) x 40 = 1,92 m3 1.92
I. Asumsi :
1. Pekerjaan dilakukan secara manual
2. Lokasi pekerjaan sepanjang jalan
3. Jam kerja efektif per hari Tk 7 Jam
4. Volume Pekerjaan V 2074 buah
5. Pengeringan cat Pc 1 Hari
Koefisien tenaga :
- Tukang Kayu = (T x Tk) / Q L1 3.500
- Pekerja = (Pk x Tk) / Q L2 14
- Mandor = (M x Tk) / Q L3 3.500
I. Asumsi :
1. Lokasi pekerjaan sepanjang jalan L 2074 m
2. Jam kerja efektif per hari Tk 7 Jam
2. Peralatan :
1 set perangkat pengukuran T 1
Koefisien alat = (T x Tk) / Qt E1 0.014
3. Tenaga :
Kemampuan kerja 1 group per hari * Qt 500 m/Hari
Kebutuhan tenaga :
- Juru ukur J 1 orang
- Asisten Juru ukur A 2 orang
Koefisien tenaga :
- Juru ukur = (J x Tk) / Qt E2 0.014
- Asisten Juru ukur = (A x Tk) / Qt E3 0.028
I. Asumsi :
1. Menggunakan alat berat
2. Lokasi pekerjaan : sepanjang saluran drainase
3. Kondisi jalan : sedang - baik
4. Jam kerja efektif per hari Tk 7.00 Jam
5. Faktor pengembangan bahan Fk 1.20
6 Tebal pemadatan tiap lapis t 0.20 m
2. Peralatan :
a. Excavator
Kapasitas Bucket V 0.93 m3
Faktor Bucket Fb 1.00
Faktor Efisiensi Alat Fa 0.83
Waktu siklus :
- Menggali T1 0.32 menit
- Memuat T2 0.32 menit
- Lain-lain T3 0.32 menit
Ts1 0.96 menit
Produksi per jam = (V x Fa x Fb x 60) / (Fk x Ts1) Q1 40.20 m3/jam
Jumlah alat N1 1.00 Unit
Produksi 2 alat per jam = N1 x Q1 Q1' 40.20 m3/jam
Koefisien alat = N1/Q1' E1 0.0249 Jam
b. Dump Truck
Kapasitas bak Vd 8.00 m3
Faktor efisiensi alat Fa 0.83 -
Kecepatan rata-rata bermuatan v1 20.00 Km/Jam
Kecepatan rata-rata kosong v2 30.00 Km/Jam
Waktu siklus :
- Waktu tempuh isi = (L / v1) x 60 T1 6.00 menit
- Waktu tempuh kosong = (L / v2) x 60 T2 30.00 menit
- Waktu muat = (V / Q1) x 60 T3 11.94 menit
- Waktu buang T4 1.50 menit
- Lain-lain T5 1.00 menit
Ts2 50.44 menit
Produksi per jam = (V x Fa x 60) / (Fk x Ts2) Q2 6.58 m3/Jam
Jumlah alat = Q1'/Q2 6.11 N2 3.00 Unit
Produksi 3 alat per jam = N2 x Q2 Q2' 19.75 m3/Jam
Koefisien alat = N2/Q2' E2 0.1519 Jam
c. Stamper
Kecepatan V 250.00 m/jam
Faktor efisiensi alat Fa 0.80
Lebar pemadatan L 1.2 m
Jumlah lintasan n 6.00 kali
Produksi per jam = (V x Fa x L x t ) / n Q3 8.00 m3/jam
Jumlah alat =Q1'/Q3 5.03 N3 6.00 Unit
Produksi 23 alat per jam = N3 x Q3 Q3' 48.00 m3/jam
Koefisien alat = N3 / Q3' E3 0.125
V-27
3. Tenaga :
Produksi menentukan : Excavator Q1' 40.20 m3/Jam
3
Produksi galian/ hari = Q1' x Tk Qt 281.42 m
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 10.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
Koefisien tenaga / m3 :
- Pekerja = (Tk x P) / Qt L1 0.2487 Jam
- Mandor = (Tk x M) / Qt L2 0.0249 Jam
I. Asumsi :
1. Pekerjaan dilakukan secara manual
2. Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3. Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 1.000 Km
4. Jam kerja efektif per hari Tk 7.00 Jam
2. Peralatan :
a. Truck Crane
Kapasitas bak Vd 8 buah
Faktor efisiensi alat Fa 0.83 -
Kecepatan rata-rata bermuatan v1 20.00 Km/Jam
Kecepatan rata-rata kosong v2 30.00 Km/Jam
Waktu siklus :
- Memuat = 2 menit x Vd T1 16.00 menit
- Mengangkut = 3 menit x Vd T2 24.00 menit
- Menurunkan = 2 menit x Vd T3 16.00 menit
- Lain-lain T5 10.00 menit
Ts1 66.00 menit
Produksi per jam = (V x Fa x 60) / Ts1 Q1 6.00 buah/Jm
Jumlah alat N1 5.00 Unit
Produksi 1 alat per jam = N1 x Q1 Q1' 30.00 buah/Jam
Koefisien alat = 1/Q1 E2 0.0333 Jam
b. Alat bantu
Diperlukan :
Cangkul = 4 buah
3. Tenaga :
Produksi pekerjaan / hari = Tk x Q * Qt 210.00 buah
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 4.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
Koefisien tenaga :
- Pekerja = (P x Tk) / Qt L1 0.1333 Jam
- Mandor = (M x Tk) / Qt L2 0.0333 Jam
IV Waktu Pelaksanaan
Volume pekerjaan Vt 3,458 buah
Masa Pelaksanaan = Vt / Qt 17.450 Tt 18.00 hari
I. Asumsi :
1. Pekerjaan dilakukan secara manual
2. Lokasi pekerjaan : sepanjang saluran Drainase
3. Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 20.00 Km
4. Jam kerja efektif per hari Tk 7.00 Jam
2. Peralatan :
a. Ready Mix
Kapasitas Molen V 7 m3
Faktor efisiensi alat Fa 0.80 -
Kecepatan rata-rata bermuatan v1 20.00 Km/Jam
Kecepatan rata-rata kosong v2 30.00 Km/Jam
Waktu siklus :
- waktu tempuh isi = (L / v1) x 60 T1 60 menit
- waktu tempuh kosong = (L / v2) x 61 T2 40 menit
- Lain-lain T5 15.00 menit
Ts1 115.00 menit
Produksi per jam = (V x Fa x 60) / Ts1 Q1 2.92 m3/jam
Jumlah alat N1 4.00 Unit
Produksi 4 alat per jam = N1 x Q1 Q1' 11.69 m3/jam
Koefisien alat = 1/Q1 E2 0.0856 Jam
b. Alat Bantu
Roskam = 4 buah
3. Tenaga :
Produksi pekerjaan / hari = Tk x Q * Qt 81.81 m3
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 4.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
Koefisien tenaga :
- Pekerja = (P x Tk) / Qt L1 0.3423 Jam
- Mandor = (M x Tk) / Qt L2 0.0856 Jam
IV Waktu Pelaksanaan
Volume pekerjaan Vt 207 m3
Masa Pelaksanaan = Vt / Qt 2.535 Tt 3.00 hari
I. Asumsi :
1. Menggunakan alat bantu
2. Lokasi pekerjaan tertentu P m
3. Jam kerja efektif per hari Tk 7.00 Jam
4. Faktor kehilangan material Fh 1.20
2. Peralatan :
Alat bantu :
- Cangkul
- Linggis
- Sekop
- Gerobak dorong
3. Tenaga :
Produksi kerja dalam 1 hari * Q 30.00 m3/hari
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 4.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
Koefisien tenaga / m3 :
- Pekerja = (Tk x P) / Q L1 0.9333 Jam
- Mandor = (Tk x M) / Q L2 0.2333 Jam
I. Asumsi :
1. Pekerjaan dilakukan secara manual
2. Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3. Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 1.000 Km
4. Jam kerja efektif per hari Tk 7.00 Jam
2. Peralatan :
a. Dump Truck
Kapasitas bak Vd 40 buah
Faktor efisiensi alat Fa 0.83 -
Kecepatan rata-rata bermuatan v1 30.00 Km/Jam
Kecepatan rata-rata kosong v2 40.00 Km/Jam
Waktu siklus :
- Memuat = 2 menit x Vd T1 80.00 menit
- Mengangkut = 3 menit x Vd T2 120.00 menit
- Menurunkan = 2 menit x Vd T3 80.00 menit
- Lain-lain T5 10.00 menit
Ts1 290.00 menit
Produksi per jam = (V x Fa x 60) / Ts1 Q1 6.87 buah/Jm
Jumlah alat ( Dump Truck ) N1 1.00 Unit
Produksi 1 alat per jam = N1 x Q1 Q1' 6.87 buah/Jam
Koefisien alat = 1/Q1 E2 0.1456 Jam
b. Alat bantu
Diperlukan :
- Cangkul = 2 buah
3. Tenaga :
Produksi pekerjaan / hari = Tk x Q * Qt 48.08 buah
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 2.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
- Tukang Batu Tb 1.00 orang
Koefisien tenaga :
- Pekerja = (P x Tk) / Qt L1 0.2912 Jam
- Mandor = (M x Tk) / Qt L2 0.1456 Jam
- Tukang Batu = (Tb x Tk)/ Qt L3 0.1456 Jam
- Sopir = (S x Tk)/ Qt L4 #REF!
IV Waktu Pelaksanaan
Volume pekerjaan Vt 20.00 buah
Masa Pelaksanaan = Vt / Qt 0.416 Tt 1.00 hari
I. Asumsi :
1. Lokasi pekerjaan sepanjang saluran samping
2. Jam efektif kerja per hari Tk 7.00 Jam
3. Faktor kehilangan bahan
- Batu bata Fh1 1.20
- Semen Fh2 1.05
4. Komposisi campuran :
- Batu bata Bb 60.00 %
- Semen Portland PC 10.00 %
- Pasir Ps 30.00 %
5. Berat Jenis
- Pasangan Bata D1 2.00 t/m3
- Semen Portland D2 1.44 t/m3
- Batu Belah D3 1.80 t/m3
- Pasir D4 1.67 t/m3
- Mortar D5 1.60 t/m3
2. Peralatan :
a. Concrete Mixer
Kapasitas alat v 500.00 liter
Efisiensi alat Fa 0.90
Waktu siklus :
- Memuat T1 3.00 menit
- Mengaduk T2 4.00 menit
- Menuang T3 1.00 menit
Ts 8.00 menit
Produksi per jam = (v x Fa x 60) / (1000 x Ts) Q 3.38 m3/Jam
Koefisien alat = 1/Q E 0.2963 Jam
3. Tenaga :
Produksi pekerjaan / hari = Tk x Q * Qt 23.63 m3/hari
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 2.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
Koefisien tenaga :
- Pekerja = (P x Tk) / Qt L1 0.0121 Jam
- Mandor = (M x Tk) / Qt L2 0.0060 Jam
I. Asumsi :
1. Menggunakan alat bantu
2. Lokasi pekerjaan tertentu P 46.00 m
3. Jam kerja efektif per hari Tk 7.00 Jam
4. Faktor kehilangan material Fk 1.20
5. Tebal pemadatan t 0.20 m
6. Jarak rata-rata pengambilan material L 2.00 m
7, Berat Volume Lepas D 1.6 ton/m3
b. Alat bantu :
- Cangkul
- Linggis
- Sekop
- Gerobak dorong
2 Tenaga :
Produksi menentukan Stamper Q1 1.67 m3/Jam
Produksi pekerjaan per hari = Q1 x Tk * Qt 11.67 m3/hari
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 2.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
Koefisien tenaga / m3 :
- Pekerja = (Tk x P) / Qt L1 1.2000 Jam
- Mandor = (Tk x M) / Qt L2 0.6000 Jam
I. Asumsi :
1. Menggunakan alat berat
2. Lokasi pekerjaan sepanjang jalan yang akan digali
3. Kondisi jalan sedang sampai baik
4. Jam kerja efektif per hari Tk 7.00 Jam
5. Faktor pengembangan bahan Fk 1.20
6, Berat Volume Lepas D 1.6 ton/m3
2. Peralatan :
a. Excavator
3
Kapasitas Bucket V 0.93 m
Faktor Bucket Fb 1.00
Faktor Efisiensi Alat Fa 0.83
Waktu siklus :
- Menggali T1 0.6 menit
- Memuat T2 0.40 menit
- Lain-lain T3 0.2 menit
Ts1 0.40 menit
Produksi per jam = (V x Fa x Fb x 60) / (Fk x Ts1) Q1 96.49 m3
Jumlah alat N1 1.00 unit
Produksi 1 alat per jam = N1 x Q1 Q1' 96.49 m3/jam
Koefisien alat = N1/Q1' E1 0.0104 Jam
b. Dump Truck
Kapasitas bak Vd 8 m3
Faktor efisiensi alat Fa 0.83 -
Kecepatan rata-rata bermuatan v1 20.00 Km/Jam
Kecepatan rata-rata kosong v2 30.00 Km/Jam
Bersambung 1
V-35
Waktu siklus :
- Waktu tempuh isi = (L / v1) x 60 T1 12.00 menit
- Waktu tempuh kosong = (L / v2) x 60 T2 8.00 menit
- Waktu muat = (V / Q1) x 60 T3 4.97 menit
- Waktu buang T4 1.50 menit
- Lain-lain T5 1.00 menit
Ts2 27.47 menit
Produksi per jam = (V x Fa x 60) / (D x Fk x Ts2) Q2 7.55 m3/Jam
Jumlah alat N2 1.00 unit
Produksi 2 alat per jam = N2 x Q2 Q2' 7.55 m3/Jam
Koefisien alat = N2/Q2' E3 0.1324 Jam
3. Tenaga :
Produksi menentukan : Excavator Q1' 96.49 m3/Jam
3
Produksi galian / hari = Q1' x Tk * Qt 675.41 m
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 1.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
Koefisien tenaga / m3 :
- Pekerja = (Tk x P) / Qt L1 0.0104 Jam
- Mandor = (Tk x M) / Qt L2 0.0104 Jam
IV Waktu Pelaksanaan
Volume Pekerjaan Vt 19 m3
Masa Pelaksanaan = Vt / Qt 0.03 Tt 1.00 hari
I. Asumsi :
1. Pekerjaan dilakukan secara manual
2. Lokasi pekerjaan : sepanjang saluran Drainase
3. Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 20.00 Km
4. Jam kerja efektif per hari Tk 7.00 Jam
2. Peralatan :
a. Ready Mix
Kapasitas Molen V 7 m3
Faktor efisiensi alat Fa 0.80 -
Kecepatan rata-rata bermuatan v1 20.00 Km/Jam
Kecepatan rata-rata kosong v2 30.00 Km/Jam
Waktu siklus :
- waktu tempuh isi = (L / v1) x 60 T1 60 menit
- waktu tempuh kosong = (L / v2) x 61 T2 40 menit
- Lain-lain T5 15.00 menit
Ts1 115.00 menit
Produksi per jam = (V x Fa x 60) / Ts1 Q1 2.92 m3/jam
Jumlah alat N1 4.00 Unit
Produksi 4 alat per jam = N1 x Q1 Q1' 11.69 m3/jam
Koefisien alat = 1/Q1 E2 0.0856 Jam
b. Alat Bantu
Roskam = 4 buah
3. Tenaga :
Produksi pekerjaan / hari = Tk x Q * Qt 81.81 m3
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 4.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
Koefisien tenaga :
- Pekerja = (P x Tk) / Qt L1 0.3423 Jam
- Mandor = (M x Tk) / Qt L2 0.0856 Jam
IV Waktu Pelaksanaan
Volume pekerjaan Vt 3 m3
Masa Pelaksanaan = Vt / Qt 0.037 Tt 1.00 hari
I. Asumsi :
1. Menggunakan alat manual
2. Lokasi pekerjaan sepanjang saluran drainase
3. Jam efektif kerja per hari Tk 7.00 Jam
2. Tenaga :
Kemampuan kerja 1 group per hari * Qt 50.00 buah/Hari
Kebutuhan tenaga :
- Mandor M 1.00 orang
- Tukang Kayu T 2.00 orang
- Pekerja Pk 2.00 orang
Koefisien tenaga :
- Mandor = (M x Tk) / Q L1 0.1400 Jam
- Tukang Kayu = (T x Tk) / Q L2 0.2800 Jam
- Pekerja = (Pk x Tk)/ Q L3 0.2800 Jam
I. Asumsi :
1. Pekerjaan dilakukan secara manual
2. Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3. Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 1.000 Km
4. Jam kerja efektif per hari Tk 7.00 Jam
b. Concreate Mixer
Kapasitas Molen V 0.3 m3
Faktor efisiensi alat Fa 0.80 -
Kecepatan rata-rata mengaduk v1 2.00 m3/jam
Waktu siklus :
- waktu tempuh isi = (L / v1) x 60 T1 9 menit
- waktu menuang T2 5 menit
c. Alat bantu
Diperlukan :
- Cangkul = 2 buah
V-39
3. Tenaga :
Produksi pekerjaan / hari = Tk x Q * Qt 14.40 m3
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 4.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
- Tukang Batu Tb 5.00 orang
Koefisien tenaga :
- Pekerja = (P x Tk) / Qt L1 1.9444 Jam
- Mandor = (M x Tk) / Qt L2 0.4861 Jam
- Tukang Batu = (Tb x Tk)/ Qt L3 2.4306 Jam
IV Waktu Pelaksanaan
Volume pekerjaan Vt 12 m3
Masa Pelaksanaan = Vt / Qt 0.840 Tt 1.00 hari
V-40
I. Asumsi :
1. Menggunakan alat berat
2. Lokasi pekerjaan sepanjang jalan yang akan digali
3. Kondisi jalan sedang sampai baik
4. Jam kerja efektif per hari Tk 7.00 Jam
5. Faktor pengembangan bahan Fk 1.20
2. Peralatan :
a. Excavator
Kapasitas Bucket V 0.93 m3
Faktor Bucket Fb 1.00
Faktor Efisiensi Alat Fa 0.83
Waktu siklus :
- Menggali T1 0.32 menit
- Memuat T2 0.32 menit
- Lain-lain T3 0.32 menit
Ts1 0.96 menit
Produksi per jam = (V x Fa x Fb x 60) / (Fk x Ts1) Q1 40.20 m3/jam
Jumlah alat N1 15.00 unit
Produksi 5 alat per jam = N1 x Q1 Q1' 603.05 m3/jam
Koefisien alat = 1/Q1 E1 0.0249 Jam
b. Dump Truck
Kapasitas bak Vd 8.00 m3
Faktor efisiensi alat Fa 0.83 -
Kecepatan rata-rata bermuatan v1 20.00 Km/Jam
Kecepatan rata-rata kosong v2 30.00 Km/Jam
Bersambung 1
V-41
Waktu siklus :
- Waktu tempuh isi = (L / v1) x 60 T1 3.00 menit
- Waktu tempuh kosong = (L / v2) x 60 T2 2.00 menit
- Waktu muat = (V x 60) / (Q1 x Fk) T3 9.95 menit
- Waktu buang T4 1.50 menit
- Lain-lain T5 0.00 menit
Ts2 16.45 menit
Produksi per jam = (V x Fa x 60) / (Fk x Ts2) Q2 20.18 m3/Jam
Jumlah alat = Q1'/Q2 29.88 N2 30.00 unit
Produksi 9 alat per jam = N2 x Q2 Q2' 605.49 m3/Jam
Koefisien alat = 1/Q2 E3 0.0495 Jam
3. Tenaga :
Produksi menentukan : Excavator Q1' 603.05 m3/Jam
Produksi galian / hari = Q1' x Tk * Qt 4221.33 m3
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 4.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
Koefisien tenaga / m3 :
- Pekerja = (Tk x P) / Qt L1 0.0066 Jam
- Mandor = (Tk x M) / Qt L2 0.0017 Jam
IV Waktu Pelaksanaan
3
Volume Pekerjaan Vt 160,184 m
Masa Pelaksanaan = Vt / Qt 37.9462787 Tt 38 hari
I. Asumsi :
1. Pekerjaan dilakukan secara mekanis
2. Lokasi pekerjaan sepanjang jalan
3. Kondisi jalan sedang - baik
4. Jam kerja efektif per hari Tk 7.00 Jam
5. Faktor pengembangan bahan Fk 1.20
6. Tebal hamparan padat t 0.20 m
2. Peralatan :
a. Motor Grader
Jarak operasi rata-rata Lh 50.00 m
Lebar efektif kerja blade b 2.60 m
Faktor efisiensi alat Fa 0.80
Kecepatan rata-rata alat v 4.00 Km/Jam
Jumlah lintasan n 8.00 kali
Waktu siklus :
- Perataan 1 kali lintasan = Lh / (v x 1000) x 60 T1 0.75 menit
- Lain-lain T2 1.00 menit
Ts1 1.75 menit
Produksi per jam = (Lh x b x t x Fa x 60) / (n x Ts1) Q1 89.14 m3/Jam
Jumlah alat N1 6.00 unit
Produksi 2 alat per jam = N2 x Q2 Q1' 534.86 m3/Jam
Koefisien alat = 1/Q1 E1 0.0112 Jam
b. Vibratory Roller
Kecepatan rata-rata alat v 6.00 Km/Jam
Lebar efektif pemadatan b 1.20 m
Jumlah lintasan n 6.00 kali
Faktor efisiensi alat Fa 0.80
Produksi per jam = (v x 1000 x b x t x Fa) / n Q2 192.00 m3/Jam
Jumlah alat = Q1/Q2 2.79 N2 2.00 unit
Produksi 2 alat per jam = N2 x Q2 Q2' 384.00 m3/Jam
Koefisien alat = 1/Q2 E2 0.0052 Jam
Bersambung 1
V-43
c. Water Tanker
Volume tangki air V 4.00 m3
Kebutuhan air / m3 material padat Wc 0.07 m3
Pengisian tangki / jam n 2.00 kali
Faktor efisiensi alat Fa 0.83
Produksi per jam = (V x n x Fa) / Wc Q3 94.86 m3/Jam
Jumlah alat = Q1'/Q3 5.64 N3 1.00 unit
Produktivitas 2 alat = N3 x Q3 Q3' 94.86 m3/Jam
Koefisien alat = 1/Q3 E3 0.0105 Jam
3. Tenaga :
Produksi menentukan : Motor Grader Q1 534.86 m3/Jam
Produksi pekerjaan / hari = Q1 x Tk * Qt 3744.00 m3
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 4.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
- Operator alat Op 2.00 orang
- Pembantu Operator POp 2.00 orang
Koefisien tenaga / m3 :
- Pekerja = (Tk x P) / Qt L1 0.0075 Jam
- Mandor = (Tk x M) / Qt L2 0.0019 Jam
- Operator alat = (Op x Tk) / Qt L3 0.0037 Jam
- Pembantu Operator = (POp x Tk) / Qt L4 0.0037 Jam
IV Waktu Pelaksanaan
Volume Pekerjaan Vt 62,933.8 m3
Masa Pelaksanaan = Vt / Qt 16.81 Tt 17.0 hari
I. Asumsi :
1. Lokasi pekerjaan sepanjang jalan
2. Kondisi jalan belum padat
3. Pekerjaan dilakukan secara mekanik
4. Faktor pengembangan bahan Fk 1.20
5. Jam kerja efektif per hari Tk 7.00 Jam
2. Peralatan :
a. Motor Grader
Jarak operasi rata-rata Lh 50.00 m
Lebar efektif kerja blade b 2.60 m
Faktor efisiensi alat Fa 0.80
Kecepatan rata-rata alat v 4.00 Km/Jam
Jumlah lintasan n 6.00 kali
Waktu siklus :
- Perataan 1 kali lintasan = Lh / (v x 1000) x 60 T1 0.75 menit
- Lain-lain T2 1.00 menit
Ts1 1.75 menit
Produksi per jam = (Lh x b x Fk x Fa x 60)/(n x Ts1) Q1 713.14 m3/Jam
Jumlah alat N1 1.00 unit
Produksi 1 alat per jam = N2 x Q2 Q1' 713.14 m3/Jam
Koefisien alat = 1/Q1 E1 0.0014 Jam
b. Vibratory Roller
Kecepatan rata-rata alat v 6.00 Km/Jam
Lebar efektif pemadatan w 1.20 m
Jumlah lintasan n 6.00 kali
Faktor efisiensi alat Fa 0.80
Produksi per jam = (v x 1000 x w x Fa) / n Q2 192.00 m3/Jam
Jumlah alat = Q1/Q2 3.71 N2 1.00 unit
Produksi 1 alat per jam = N2 x Q2 Q2' 192.00 m3/Jam
Koefisien alat = 1/Q2 E2 0.0052 Jam
Bersambung 1
V-45
c. Water Tanker
3
Volume tangki air V 4.00 m
Kebutuhan air / m3 material padat Wc 0.07 m3
Pengisian tangki / jam n 3.00 kali
Faktor efisiensi alat Fa 0.83
3. Tenaga :
Produksi menentukan : Motor Grader Q1 713.14 m2/Jam
Produksi pekerjaan / hari = Q1 x Tk * Qt 4,992.0 m2
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 4.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
- Operator alat Op 2.00 orang
- Pembantu Operator POp 2.00 orang
Koefisien tenaga / m2 :
- Pekerja = (Tk x P) / Qt L1 0.0056 Jam
- Mandor = (Tk x M) / Qt L2 0.0014 Jam
- Operator alat = (Op x Tk) / Qt L3 0.0028 Jam
- Pembantu Operator = (POp x Tk) / Qt L4 0.0028 Jam
IV. Waktu Pelaksanaan
Volume pekerjaan Vt 29,036.0 m2
Masa Pelaksanaan = Vt / Qt 5.82 Tt 6.00 hari
I. Asumsi :
1. Pekerjaan dilakukan secara mekanik
2. Lokasi pekerjaan sepanjang jalan 2000 m
3. Tebal pengelupasan t 0.20 m
4. Faktor pengembangan Fk 1.20
5. Jam kerja efektif per hari Tk 7.00 Jam
2. Peralatan :
a. Bulldozer
Faktor Bucket Fb 0.90
Panjang Bucket l 2.50 m
Tinggi Bucket h 1.00 m
Faktor Efisiensi alat Fa 0.80
Jarak dorong D 40.00 m
Kecepatan maju F 4.00 Km/Jam
Kecepatan mundur R 5.00 Km/Jam
Waktu tetap Z 0.30 menit
Waktu siklus = (D/F) + (D/R) + Z Ts1 1.38 menit
Produksi per siklus = l x h2 x Fb q 2.25 m3
Produksi per jam = (q x Fa x 60 )/( Fk x Ts1) Q1 65.22 m3/Jam
Jumlah alat = Q2' / Q1 3.48 N1 4.00 Unit
Produksi 2 alat per jam = N2 x Q2 Q1' 260.87 m3/Jam
Koefisien alat = 1/Q1 E1 0.0153 Jam
b. Wheel Loader
Kapasitas bucket Vb 1.50 m3
Faktor bucket Fb 0.85
Faktor efisiensi alat Fa 0.80
Bersambung 1
V-47
Lanjutan Striping 1
Waktu siklus :
- Waktu muat T1 0.45 menit
- Lain-Lain T2 0.45 menit
Ts2 0.90 menit
Produksi per jam = (Vb x Fb x Fa x 60) / (Fk x Ts2) Q2 56.67 m3/Jam
Jumlah alat N2 4.00 Unit
Produktivitas 2 alat = N2 x Q2 Q2' 226.67 m3/Jam
Koefisien alat = 1/Q2 E2 0.0176 Jam
c. Dump Truck
Kapasitas bak Vd 8.00 m3
Faktor efisiensi alat Fa 0.83 -
Kecepatan rata-rata bermuatan v1 20.00 Km/Jam
Kecepatan rata-rata kosong v2 30.00 Km/Jam
Waktu siklus :
- Waktu tempuh isi = (L / v1) x 60 T1 3.00 menit
- Waktu tempuh kosong = (L / v2) x 60 T2 2.00 menit
- Waktu muat = (V / Q1) x 60 T3 7.36 menit
- Waktu buang T4 1.50 menit
- Lain-lain T5 1.00 menit
Ts3 14.86 menit
Produksi per jam = (V x Fa x 60) / (Fk x Ts3) Q3 22.34 m3/Jam
Jumlah alat = Q1/Q3 10.15 N3 8.00 Unit
Produksi 6 alat per jam = N3 x Q3 Q3' 178.73 m3/Jam
Koefisien alat = 1/Q3' E3 0.0448 Jam
3. Tenaga :
Produksi menentukan : Wheel Loader Q2' 226.67 m3/Jam
Produksi pekerjaan / hari = Tk x Q1 * Qt 1,586.67 m3
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 4.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
- Operator alat Op 2.00 orang
- Pembantu Operator POp 2.00 orang
Koefisien tenaga / m3 :
- Pekerja = (P x Tk) / Qt L1 0.0176 Jam
- Mandor = (M x Tk) / Qt L2 0.0044 Jam
- Operator alat = (Op x Tk) / Qt L3 0.0088 Jam
- Pembantu Operator = (POp x Tk) / Qt L4 0.0088 Jam
I. Asumsi :
1. Menggunakan alat berat
2. Lokasi pekerjaan sepanjang jalan yang akan digali
3. Kondisi jalan sedang sampai baik
4. Jam kerja efektif per hari Tk 7.00 Jam
5. Faktor pengembangan bahan Fk 1.20
2. Peralatan :
a. Excavator
3
Kapasitas Bucket V 0.93 m
Faktor Bucket Fb 1.00
Faktor Efisiensi Alat Fa 0.83
Waktu siklus :
- Menggali T1 0.32 menit
- Memuat T2 0.32 menit
- Lain-lain T3 0.32 menit
Ts1 0.96 menit
Produksi per jam = (V x Fa x Fb x 60) / (Fk x Ts1) Q1 40.20 m3
Jumlah alat N1 15.00 unit
Produksi 4 alat per jam = N1 x Q1 Q1' 603.05 m3/jam
Koefisien alat = 1/Q1' E1 0.0249 Jam
b. Dump Truck
Kapasitas bak Vd 8.00 m3
Faktor efisiensi alat Fa 0.83 -
Kecepatan rata-rata bermuatan v1 20.00 Km/Jam
Kecepatan rata-rata kosong v2 30.00 Km/Jam
Bersambung 1
V-49
Waktu siklus :
- Waktu tempuh isi = (L / v1) x 60 T1 6.00 menit
- Waktu tempuh kosong = (L / v2) x 60 T2 4.00 menit
- Waktu muat = (V / Q1) x 60 T3 11.94 menit
- Waktu buang T4 1.50 menit
- Lain-lain T5 1.00 menit
Ts2 24.44 menit
Produksi per jam = (V x Fa x 60) / (Fk x Ts2) Q2 13.58 m3/Jam
Jumlah alat = Q1'/Q2 44.39 N2 45.00 unit
Produksi 11 alat per jam = N2 x Q2 Q2' 611.31 m3/jam
Koefisien alat = 1/Q2' E3 0.0736 Jam
3. Tenaga :
Produksi menentukan : Excavator Q1' 603.05 m3/Jam
3
Produksi galian / hari = Q1' x Tk * Qt 4221.33 m
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 4.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
- Operator alat Op 4.00 orang
- Pembantu Operator POp 4.00 orang
Koefisien tenaga / m3 :
- Pekerja = (Tk x P) / Qt L1 0.0066 Jam
- Mandor = (Tk x M) / Qt L2 0.0017 Jam
- Operator alat = (Op x Tk) / Qt L3 0.0066 Jam
- Pembantu Operator = (POp x Tk) / Qt L4 0.0066 Jam
I. Asumsi :
1. Pekerjaan dilakukan secara mekanis
2. Lokasi pekerjaan sepanjang jalan L 2 km
3. Kondisi jalan sedang - baik
4. Jam kerja efektif per hari Tk 7.00 Jam
5. Faktor pengembangan bahan Fk 1.20
6. Tebal hamparan padat t 0.20 m
2. Peralatan :
a. Stamper
Jarak operasi rata-rata Lh 15.00 m
Lebar pemadatan b 1.08 m
Faktor efisiensi alat Fa 0.80
Kecepatan rata-rata alat v 0.25 Km/Jam
Jumlah lintasan n 6.00 kali
Waktu siklus :
Ts1 1.35 menit
Produksi per jam = (Lh x b x t x Fa x 60) / (n x Ts1) Q1 19.20 m3/Jam
Jumlah alat N1 2.00 unit
Produksi 2 alat per jam = N2 x Q2 Q1' 38.40 m3/Jam
Koefisien alat = 1/Q1 E1 0.0521 Jam
b. Dump Truck
Kapasitas bak Vd 8 m3
Faktor efisiensi alat Fa 0.83 -
Kecepatan rata-rata bermuatan v1 20.00 Km/Jam
Kecepatan rata-rata kosong v2 30.00 Km/Jam
Waktu siklus :
- Waktu tempuh isi = (L / v1) x 60 T1 6.00 menit
- Waktu tempuh kosong = (L / v2) x 60 T2 4.00 menit
- Waktu muat = (V / Q1) x 60 T3 11.94 menit
- Waktu buang T4 1.50 menit
- Lain-lain T5 1.00 menit
Ts2 24.44 menit
Produksi per jam = (V x Fa x 60) / (Fk x Ts2) Q4 13.58 m3/Jam
Jumlah alat = Q1'/Q4 2.83 N4 1.00 unit
Produksi 1 alat per jam = N2 x Q2 Q4' 13.58 m3/Jam
Koefisien alat = 1/Q4' E3 0.0736 Jam
V-51
3. Tenaga :
Produksi menentukan : Stamper Q1 38.40 m3/Jam
3
Produksi pekerjaan / hari = Q1 x Tk * Qt 268.80 m
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 4.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
Koefisien tenaga / m3 :
- Pekerja = (Tk x P) / Qt L1 0.1042 Jam
- Mandor = (Tk x M) / Qt L2 0.0260 Jam
IV Waktu Pelaksanaan
Volume Pekerjaan Vt 900.0 m3
Masa Pelaksanaan = Vt / Qt 3.35 Tt 4.0 hari
I. Asumsi :
1. Menggunakan alat berat
2. Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3. Kondisi jalan : sedang
4. Tebal lapis batu pecah kelas B t 0.07 m
5. Faktor kembang material Fk 1.20
6. Jam kerja efektif per hari Tk 7.00 Jam
7. Proporsi Campuran : - Agregat Kasar Ak 75.00 %
- Agregat Halus Ah 25.00 %
8. Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 1.00 Km
2. Peralatan :
a. Wheel Loader
Kapasitas bucket Vb 1.50 m3
Faktor bucket Fb 0.85
Faktor efisiensi alat Fa 0.80
Waktu siklus :
- Waktu muat T1 0.45 menit
- Lain-Lain T2 0.45 menit
Ts1 0.90 menit
Produksi per jam = (Vb x Fb x Fa x 60) / (Fk x Ts1) Q1 56.67 m3/Jam
Jumlah alat N1 1.00 Unit
Koefisien alat = 1/Q1 E1 0.0176 Jam
Bersambung 1
V-53
c. Motor Grader
Jarak operasi rata-rata Lh 50.00 m
Lebar efektif kerja blade b 2.40 m
Faktor efisiensi alat Fa 0.80
Kecepatan rata-rata alat v 4.00 Km/Jam
Jumlah lintasan n 6.00 kali
Waktu siklus :
- Perataan 1 kali lintasan = Lh / (v x 1000) x 60 T1 0.75 menit
- Lain-lain T2 1.00 menit
Ts3 1.75 menit
Produksi per jam = (Lh x b x t x Fa x 60) / (n x Ts3) Q3 38.40 m3/Jam
Jumlah alat = Q1/Q3 1.48 N3 1.00 Unit
Koefisien alat = 1/Q3 E3 0.0260 Jam
d. Vibratory Roller
Kecepatan rata-rata alat v 6.00 Km/Jam
Lebar efektif pemadatan w 1.20 m
Jumlah lintasan n 6.00 kali
Faktor efisiensi alat Fa 0.80
Produksi per jam = (v x 1000 x w x t x Fa) / n Q4 67.20 m2/Jam
Jumlah alat = Q1/Q4 0.84 N4 1.00 Unit
Koefisien alat = 1/Q4 E4 0.0149 Jam
Bersambung 2
V-54
3. Tenaga :
Produksi menentukan : Wheel Loader Q1 56.67 m3/Jam
Produksi agregat / hari = Q1 x Tk * Qt 396.67 m3
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 4.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
- Operator alat Op 1.00 orang
- Pembantu Operator POp 1.00 orang
Koefisien tenaga / m3 :
- Pekerja = (Tk x P) / Qt L1 0.0706 Jam
- Mandor = (Tk x M) / Qt L2 0.0176 Jam
- Operator alat = (Op x Tk) / Qt L3 0.0176 Jam
- Pembantu Operator = (POp x Tk) / Qt L4 0.0176 Jam
I. Asumsi :
1. Menggunakan alat berat
2. Lokasi pekerjaan sepanjang jalan
3. Kondisi jalan : sedang
4. Tebal lapis agregat padat t 0.20 m
5. Faktor kembang material Fk 1.20
6. Jam kerja efektif per hari Tk 7.00 Jam
7. Proporsi Campuran -: Agregat Kasar Ak 65.00 %
- Agregat Halus Ah 35.00 %
8. Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 1.00 Km
2. Peralatan :
a. Wheel Loader
3
Kapasitas bucket Vb 1.50 m
Faktor bucket Fb 0.85
Faktor efisiensi alat Fa 0.80
Waktu siklus :
- Waktu muat T1 0.45 menit
- Lain-Lain T2 0.45 menit
Ts1 0.90 menit
Produksi per jam = (Vb x Fb x Fa x 60) / (Fk x Ts1) Q1 56.67 m3/Jam
Jumlah alat N1 2.00 Unit
Produksi 2 alat per jam
= N1 x Q1 Q1' 113.33 m3/jam
Koefisien alat = 1/Q1 E1 0.0176 Jam
Bersambung 1
V-56
c. Motor Grader
Jarak operasi rata-rata Lh 50.00 m
Lebar efektif kerja blade b 2.40 m
Faktor efisiensi alat Fa 0.80
Kecepatan rata-rata alat v 4.00 Km/Jam
Jumlah lintasan n 6.00 kali
Waktu siklus :
- Perataan 1 kali lintasan
= Lh / (v x 1000) x 60 T1 0.75 menit
- Lain-lain T2 1.00 menit
Ts3 1.75 menit
Produksi per jam = (Lh x b x t x Fa x 60) / (n x Ts3) Q3 109.71 m3/Jam
Jumlah alat = Q1/Q3 1.03 N3 1.00 Unit
Koefisien alat = 1/Q3 E3 0.0091 Jam
d. Vibratory Roller
Kecepatan rata-rata alat v 6.00 Km/Jam
Lebar efektif pemadatan w 1.20 m
Jumlah lintasan n 6.00 kali
Faktor efisiensi alat Fa 0.80
Produksi per jam = (v x 1000 x w x t x Fa) / n Q4 192.00 m2/Jam
Jumlah alat = Q1/Q4 0.59 N4 1.00 Unit
Koefisien alat = 1/Q4 E4 0.0052 Jam
Bersambung 2
V-57
3. Tenaga
Produksi menentukan : Wheel Loader Q1 113.33 m3/Jam
= Q1 x Tk
Produksi agregat / hari * Qt 793.33 m3
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 8.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
- Operator alat Op 4.00 orang
- Pembantu Operator POp 4.00 orang
- Sopir S 7.00 orang
Koefisien tenaga / M3 :
- Pekerja = (Tk x P) / Qt L1 0.0706 Jam
- Mandor = (Tk x M) / Qt L2 0.0088 Jam
- Operator alat = (Op x Tk) / Qt L3 0.0353 Jam
- Pembantu Operator= (POp x Tk) / Qt L4 0.0353 Jam
- Sopir = (S x P) / Qt L5 0.0618 Jam
I. Asumsi :
1. Menggunakan alat berat
2. Lokasi pekerjaan sepanjang jalan
3. Kondisi jalan : sedang
4. Tebal lapis agregat padat t 0.12 m
5. Faktor kembang material Fk 1.20
6. Jam kerja efektif per hari Tk 7.00 Jam
7. Proporsi Campuran -: Agregat Kasar Ak 75.00 %
- Agregat Halus Ah 25.00 %
8. Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 1.00 Km
2. Peralatan :
a. Wheel Loader
Kapasitas bucket Vb 1.50 m3
Faktor bucket Fb 0.85
Faktor efisiensi alat Fa 0.80
Waktu siklus :
- Waktu muat T1 0.45 menit
- Lain-Lain T2 0.45 menit
Ts1 0.90 menit
Produksi per jam = (Vb x Fb x Fa x 60) / (Fk x Ts1) Q1 56.67 m3/Jam
Jumlah alat N1 2.00 Unit
Produksi 2 alatper jam
= N1 x Q1 Q1' 113.33 m3/jam
Koefisien alat = 1/Q1 E1 0.0176 Jam
Bersambung 1
V-59
c. Motor Grader
Jarak operasi rata-rata Lh 50.00 m
Lebar efektif kerja blade b 2.40 m
Faktor efisiensi alat Fa 0.80
Kecepatan rata-rata alat v 4.00 Km/Jam
Jumlah lintasan n 6.00 kali
Waktu siklus :
= Lh / (v x 1000) x 60
- Perataan 1 kali lintasan T1 0.75 menit
- Lain-lain T2 1.00 menit
Ts3 1.75 menit
Produksi per jam = (Lh x b x t x Fa x 60) / (n x Ts3) Q3 65.83 m3/Jam
Jumlah alat = Q1'/Q31.72 N3 1.00 unit
Koefisien alat = 1/Q3 E3 0.0152 Jam
d. Vibratory Roller
Kecepatan rata-rata alat v 6.00 Km/Jam
Lebar efektif pemadatan w 1.20 m
Jumlah lintasan n 6.00 kali
Faktor efisiensi alat Fa 0.80
Produksi per jam = (v x 1000 x w x t x Fa) / n Q4 115.20 m2/Jam
Jumlah alat = Q1'/Q40.98 N4 1.00 unit
Koefisien alat = 1/Q4 E4 0.0087 Jam
Bersambung 2
V-60
3. Tenaga
Produksi menentukan : Wheel Loader Q1' 113.33 m3/Jam
= Q1 x Tk
Produksi agregat / hari * Qt 793.33 m3
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 8.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
- Operator alat Op 4.00 orang
- Pembantu Operator POp 4.00 orang
- Sopir S 7.00 orang
Koefisien tenaga / m3 :
- Pekerja = (Tk x P) / Qt L1 0.0706 Jam
- Mandor = (Tk x M) / Qt L2 0.0088 Jam
- Operator alat = (Op x Tk) / Qt L3 0.0353 Jam
- Pembantu Operator= (POp x Tk) / Qt L4 0.0353 Jam
- Sopir = (S x P) / Qt L5 0.0618 Jam
I. Asumsi :
1. Menggunakan alat berat
2. Lokasi pekerjaan sepanjang jalan
3. Jarak rata-rata base camp ke lokasi pekerjaan L 1.000 Km
4. Jam kerja efektif per hari Tk 7.00 Jam
5. Faktor kehilangan bahan Fh 1.20
6. Komposisi campuran :
- Aspal AC-10 atau AC-20 As 75.00 %
- Kerosen K 25.00 %
7. Berat jenis bahan :
- Aspal AC-10 atau AC-20 D1 1.05 Kg/liter
- Kerosen D2 0.80 Kg/liter
2. Peralatan :
a. Asphalt Sprayer
Kapasitas alat V 800.00 liter
Faktor efisiensi alat Fa 0.80
Waktu siklus (termasuk proses pemanasan) Ts1 2.00 Jam
Produksi per jam = (V x Fa) / Ts1 Q1 320.00 liter/Jam
Jumlah alat N1 2.00 Unit
Koefisien alat = 1/Q1 E1 0.0063 Jam
Bersambung 1
V-62
c. Dump Truck
Sebagai alat pengangkut bahan di lokasi pekerjaan
Dump Truck melayani alat Asphalt Sprayer
Kapasitas Produksi / Jam sama dengan Asphalt Sprayer Q3 320.00 liter/Jam
Jumlah alat = Q1 / Q3 1.00 N3 2.00 Unit
Koefisien alat = 1/Q3 E3 0.0063 Jam
3. Tenaga :
Produksi menentukan : Asphalt Sprayer Q1 640.00 liter/Jam
Produksi Prime Coat / hari = Tk x Q1 * Qt 4,480.00 liter/Hari
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 6.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
- Operator alat Op 1.00 orang
- Pembantu Operator POp 1.00 orang
- Sopir S 1.00 orang
I. Asumsi :
1. Menggunakan alat berat
2. Lokasi pekerjaan sepanjang jalan
3. Kondisi jalan sedang
4. Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 1.000 Km
5. Tebal lapis AC padat t 0.050 m
6. Jam kerja efektif per hari Tk 7.00 Jam
7. Faktor kembang material Fk 1.20
8. Faktor kehilangan material : - Agregat Fh1 1.15
- Aspal Fh2 1.05
9. Komposisi campuran :
- Agregat kasar = 50 - 65 % CA 63.00 %
- Agregat halus = 39 - 59 % FA 25.50 %
- Filler = 4,5 - 7,5 % FF 4.50 %
- Aspal = minimum 6.7 % AS 7.00 %
10. Berat jenis bahan :
- Agregat Kasar D1 2.30 ton/m3
- Agregat Halus D2 1.35 ton/m3
- Filler D3 1.50 ton/m3
- Aspal D4 1.03 ton/m3
Bersambung 1
V-64
c. Generator Set
Kapasitas Produksi / Jam sama dengan AMP Q3 40.00 per Jam
Jumlah alat N3 2.00 Unit
Koefisien alat = 1/Q3 E3 0.0250 Jam
d. Dump Truck
3
Kapasitas bak Vd 8.00 m
Faktor efisiensi alat Fa 0.83 -
Kecepatan rata-rata bermuatan v1 20.00 Km/Jam
Kecepatan rata-rata kosong v2 30.00 Km/Jam
Kapasitas AMP/batch Q2b 40.00 m3
Waktu menyiapkan 1 batch AMP Tb 1.00 menit
Waktu siklus :
- Mengisi bak = (V/Q2b) x Tb T1 0.20 menit
- Mengangkut = (L/v1) x 60 T2 3.00 menit
- Tunggu + Dump + Putar T3 10.00 menit
- Kembali = (L/v2) x 60 T4 2.00 menit
Ts2 15.20 menit
Produksi per jam = (V x Fa x 60) / (D1 x Ts2) Q4 11.40 m3/Jam
Jumlah alat = Q2/Q4 3.51 N4 2.00 Unit
Produksi 2 alat per jam = N4 x Q4 Q4' 22.79 m3/Jam
Koefisien alat = 1/Q4 E2 0.0878 Jam
Bersambung 2
V-65
f. Tandem Roller
Kecepatan rata-rata alat v 5.00 Km/Jam
Lebar efektif pemadatan b 1.20 m
Jumlah lintasan n 8.00 kali
Faktor efisiensi alat Fa 0.83
3. Tenaga
Produksi menentukan : AMP Q2 80.00 m3/Jam
Produksi AC / hari = Tk x Q2 * Qt 560.00 m3/Hari
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 6.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
- Operator alat Op 5.00 orang
- Pembantu Operator POp 5.00 orang
- Sopir S 2.00 orang
Koefisien tenaga / m3 :
- Pekerja = (Tk / Qt) x P L1 0.0750 Jam
- Mandor = (Tk / Qt) x M L2 0.0125 Jam
- Operator alat = (Op x Tk) / Qt L3 0.0625 Jam
- Pembantu Operator = (POp x Tk) / Qt L4 0.0625 Jam
- Sopir = (S x P) / Qt L5 0.0250 Jam
I. Asumsi :
1. Pekerjaan dilakukan secara manual
2. Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3. Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 1.00 Km
4. Jam kerja efektif per hari Tk 7.00 jam
5. Faktor kehilangan material Fh 1.05
6. Tebal lapisan cat secara manual t 0.003 m
7. Berat jenis bahan cat Bj 0.85 Kg/lt
8. Perbandingan campuran :
- Cat C 65.00 %
- Thinner Th 35.00 %
2. Peralatan :
a. Air Compressor
Kapasitas penyemprotan c 40.00 lt/Jam
Jumlah cat cair = (1 m x 1 m) x t x 1000 v 3.00 lt/m2
Produksi per jam = c/v Q1 13.33 m2/Jam
Jumlah alat N1 2.00 Unit
Koefisien alat = 1/Q E1 0.0750 Jam
b. Dump Truck
Digunakan untuk mengangkut Air Compressor, bahan Q2 13.33 m2/Jam
serta alat bantu yang digunakan
c. Alat Bantu
Diperlukan :
- Sapu lidi = 3 buah
- Sapu ijuk = 3 buah
- Rambu-rambu pengaman
= 2 buah
- Mal Tripleks = 4 lembar
3. Tenaga :
Produksi menentukan : air compresor
Produksi pekerjaan / hari = Tk x Q * Qt 186.67 m2
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 2.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
- Tukang Cat Tc 2.00 orang
- Sopir S 1.00 orang
Koefisien tenaga :
- Pekerja = (P x Tk) / Qt L1 0.0750 Jam
- Mandor = (M x Tk) / Qt L2 0.0375 Jam
- Tukang Cat = (Tc x Tk) / Qt L3 0.0750 Jam
- Sopir = (S x Tk) / Qt L4 0.0375 Jam
IV.
Waktu Pelaksanaan
Volume pekerjaan Vt 774.36 m2
Masa Pelaksanaan = Vt / Qt 4.15 Tt 5 hari
I. Asumsi :
1. Pekerjaan dilakukan secara manual
2. Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3. Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 1.000 Km
4. Jam kerja efektif per hari Tk 7.00 Jam
2. Peralatan :
a. Dump Truck
Kapasitas bak Vd 15 buah
Faktor efisiensi alat Fa 0.8 -
Kecepatan rata-rata bermuatan v1 30.00 Km/Jam
Kecepatan rata-rata kosong v2 40.00 Km/Jam
Waktu siklus :
- Memuat =atur, ikat, dll T1 30.00 menit
- Mengangkut = L / v1 x 60 T2 2.00 menit
- Menurunkan = rata rata 2 menit/ buah T3 30.00 menit
- Lain-lain = geser atur tunggu T5 10.00 menit
Ts1 72.00 menit
Produksi per jam = (V x Fa x 60) / Ts1 Q1 10.00 m3/Jam
Jumlah alat N1 1.00 Unit
Koefisien alat = 1/Q1 E2 0.1000 Jam
b. Alat bantu
Diperlukan :
- Tang, Obeng, dll = 2 buah
- Pacul/Sekop = 4 buah
Bersambung 1
V-69
3. Tenaga :
Produksi yang menentukan : Dump Truck
Produksi pekerjaan / hari = Tk x Q * Qt 70.00 buah
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 4.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
- Tukang Cat Tb 2.00 orang
Koefisien tenaga :
- Pekerja = (P x Tk) / Qt L1 0.4000 Jam
- Mandor = (M x Tk) / Qt L2 0.1000 Jam
- Tukang Cat = (Tb x Tk) / Qt L3 0.2000 Jam
IV Waktu Pelaksanaan
Volume pekerjaan Vt 7.000 buah
Masa Pelaksanaan = Vt / Qt 0.10 Tt 1.00 hari
I. Asumsi :
1. Pekerjaan dilakukan secara manual
2. Lokasi pekerjaan sepanjang jalan
3. Bahan dasar Patok Kilometer terbuat dari beton cetak
4. Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 1.000 Km
5. Jam kerja efektif per hari Tk 7.00 Jam
2. Peralatan :
a. Dump Truck
Kapasitas bak 1 kali angkut Vd 20 buah
Faktor efisiensi alat Fa 0.80 -
Kecepatan rata-rata bermuatan v1 30.00 Km/Jam
Kecepatan rata-rata kosong v2 40.00 Km/Jam
Waktu siklus :
- Memuat = atur dll T1 30.00 menit
- Mengangkut = L / v1 x 60 T2 2.00 menit
- Menurunkan = rata rata 2 menit / buah T3 40.00 menit
- Lain-lain = geser , atur, tunggu T5 20.00 menit
Ts1 92.00 menit
Produksi per jam = (V x Fa x 60) / Ts1 Q1 10.43 m3/Jam
Jumlah alat N1 1 Unit
Koefisien alat = 1/Q1 E1 0.0958 Jam
b. Alat bantu
Diperlukan :
- Pacuk/Sekop = 4 buah
- Kunso baut = 2 buah
Bersambung 1
V-71
3. Tenaga :
Produksi yang menentukan : dump truck
Produksi pekerjaan / hari = Tk x Q * Qt 73.04 m3
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 4.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
- Tukang cat Tb 1.00 orang
Koefisien tenaga :
- Pekerja = (P x Tk) / Qt L1 0.3833 Jam
- Mandor = (M x Tk) / Qt L2 0.0958 Jam
- Tukang Cat = (Tb x Tk) / Qt L3 0.0958 Jam
I Asumsi
1 Pekerjaan dilakukan secara manual
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 1.00 Km
4 Jam kerja efektif per hari Tk 7.00 Jam
II Metode Pelaksanaan
1 Patok kilometer diangkut dengan Dump Truck ke
lokasi pekerjaan
2 Menggali tanah pada tempat yang telah ditentukan
3 Memasang patok kilomater pada tanah yang telah
digali dengan cukup kuat
2 Peralatan
a. Dump Truck
Kapasitas bak Vd 20 buah
Faktor efisiensi alat Fa 0.80 -
Kecepatan rata-rata bermuatan v1 30.00 Km/Jam
Kecepatan rata-rata kosong v2 40.00 Km/Jam
Waktu siklus :
- Memuat = angkut,all T1 80.00 menit
- Mengangkut = L / v1 x 60 T2 2.00 menit
- Menurunkan = rata rata 2 menit / buah T3 40.00 menit
- Lain-lain T5 10.00 menit
Ts1 132.00 menit
Produksi per jam = (V x Fa x 60) / Ts1 Q1 7.27 m3/Jam
Jumlah alat N1 1.00 Unit
Koefisien alat = 1/Q1 E1 0.1375 Jam
b. Alat bantu
Diperlukan :
- Pacuk/Sekop = 4 buah
- Kunso baut = 2 buah
Bersambung 1
V-73
3. Tenaga :
Produksi yang menentukan : Dump Truck
Produksi pekerjaan / hari = Tk x Q * Qt 50.91 m3
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 5 orang
- Mandor M 1 orang
Koefisien tenaga :
- Pekerja = (P x Tk) / Qt L1 0.6875 Jam
- Mandor = (M x Tk) / Qt L2 0.1375 Jam
I. ASUMSI
1 Menggunakan cara manual
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Bahan dasar (kerb pracetak) dicetak di base camp dan
diangkut dengan Truk ke lokasi pekerjaan
4 Jarak rata-rata Base camp ke lokasi pekerjaan L 1.0 KM
5 Jam kerja efektif per-hari Tk 7.00 jam
6 Faktor kehilangan bahan Fh 1.05 -
7 Tulangan praktis Rc 125.00 Kg/M3
2. ALAT
2.a. FLAT BED TRUCK
Kapasitas 1 kali Angkut Cp 150.0 Buah
Waktu Siklus : Ts
- Memuat = muat, atur, ikat, dll T1 45.0 menit
- Angkut = (2 x L : 25 Km/Jam) x 60 T2 4.00 menit
- Menurunkan = Rata-rata 1.5 menit / buah T3 45.0 menit
- Lain-lain = geser, tunggu, dll T4 10.0 menit
Ts 104.0 menit
3. TENAGA
Produksi pasang kerb pracetak / hari = Tk x Q1 Qt 605.77 Buah
Kebutuhan tenaga
- Mandor
: M 1.00 orang
- Tukang Tb 2.00 orang
- Pekerja P 5.00 orang
- Sopir 0.00 1 orang
Koefisien Tenaga / Bh :
- Mandor = (Tk x M) : Qt L1 0.0116 jam
- Tukang = (Tk x Tb) : Qt L2 0.0231 jam
- Pekerja = (Tk x P) : Qt L3 0.0578 jam
0 0 0 0.0000 jam
IV. Waktu Pelaksanaan
Volume pekerjaan Vt 4,148 m
Masa pelaksanaan = Vt / Qt 6.847 Tt 7 hari
I. Asumsi :
1. Pekerjaan dilakukan secara manual
2. Lokasi pekerjaan sepanjang jalan
3. Bahan dasar Patok Kilometer terbuat dari beton cetak
4. Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 1.000 Km
5. Jam kerja efektif per hari Tk 7.00 Jam
2. Peralatan :
a. Dump Truck
Kapasitas bak 1 kali angkut Vd 15 buah
Faktor efisiensi alat Fa 0.80 -
Kecepatan rata-rata bermuatan v1 30.00 Km/Jam
Kecepatan rata-rata kosong v2 40.00 Km/Jam
Waktu siklus :
- Memuat = atur dll T1 20.00 menit
- Mengangkut = 2 L / v1 x 60 T2 4.00 menit
- Menurunkan = rata rata 1,5 menit / buah T3 22.50 menit
- Lain-lain = geser , atur, tunggu T5 10.00 menit
Ts1 56.50 menit
Produksi per jam = (V x Fa x 60) / Ts1 Q1 12.74 m3/Jam
Jumlah alat N1 1 Unit
Koefisien alat = 1/Q1 E1 0.0785 Jam
b. Alat bantu
Diperlukan :
- Pacuk/Sekop = 4 buah
- Kunso baut = 2 buah
Bersambung 1
V-77
3. Tenaga :
Produksi yang menentukan : dump truck
3
Produksi pekerjaan / hari = Tk x Q * Qt 89.20 m
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 4.00 orang
- Mandor M 1.00 orang
- Tukang cat Tb 1.00 orang
- Sopir S 1.00 orang
Koefisien tenaga :
- Pekerja = (P x Tk) / Qt L1 0.3139 Jam
- Mandor = (M x Tk) / Qt L2 0.0785 Jam
- Tukang Cat = (Tb x Tk) / Qt L3 0.0785 Jam
- Sopir = (S x Tk) / Qt L4 0.0785 Jam
Pekerjaan : Mobilisasi
Harga Satuan Rp 59,695,000.00
Satuan Pembayaran : Lump Sump
C. Mobilisasi Karyawan
1 Sewa Mobil 2 unit @ Rp 2.000.000,00/bulan bln 4.00 Rp 4,000,000.00 Rp 16,000,000.00
2 Sewa Motor 5 unit @ Rp 500.000,00/bulan bln 4.00 Rp 2,500,000.00 Rp 10,000,000.00
Jumlah Rp 26,000,000.00
Jumlah Harga Rp 59,695,000.00
Pekerjaan : Demobilisasi
Harga Satuan Rp 27,585,000.00
Satuan Pembayaran : Lump Sump
A Tenaga
1 Pekerja 4.0000 Orang 7.00 7,857.14 220,000.00
2 Tukang Kayu 1.0000 Orang 7.00 11,428.57 80,000.00
3 Mandor 1.0000 Orang 7.00 12,142.86 85,000.00
Jumlah Harga Tenaga 385,000.00
B Bahan
1 Beton K125 0.1800 m³ 1,100,000.00 198,000.00
2 Cat 1.0000 Kg 80,000.00 80,000.00
3 Paku 0.5000 Kg 20,000.00 10,000.00
4 Kayu Meranti 5/7 4.0000 batang 53,000.00 212,000.00
5 Kayu Meranti 2/20 2.0000 batang 73,000.00 146,000.00
6 MMT 2.8400 m³ 25,000.00 71,000.00
Jumlah Harga Bahan 717,000.00
C Peralatan
1 Alat Bantu 1.0000 Ls 7.00 40,000.00 280,000.00
Jumlah Harga Peralatan 280,000.00
D JUMLAH HARGA ( A + B + C ) 1,382,000.00
A Tenaga
1 Juru Ukur 1 Orang 35.00 7,857.14 275,000.00
2 Asisten Juru Ukur 2 Orang 35.00 5,714.29 400,000.00
Jumlah Harga Tenaga 675,000.00
B Bahan
1 Paku 2 Kg 20,000.00 40,000.00
2 Kayu Meranti 5/7 11 batang 4,800,000.00 52,800,000.00
3 Cat Meni 5 Kg 30,000.00 150,000.00
4 Minyak Cat 2 liter 25,000.00 50,000.00
Jumlah Harga Bahan 53,040,000.00
C Peralatan
1 Survey Equipment 1 Jam 35.00 110,000.00 3,850,000.00
Total Rp 70,935,000.00
6 Operasional
- Galon bh 3.00 Rp 25,000.00 75,000.00
- Isi Ulang Air Galon (sehari 1x) bh 3.00 Rp 25,000.00 75,000.00
- Kasur bh 10.00 Rp 200,000.00 2,000,000.00
- Lemari bh 3.00 Rp 150,000.00 450,000.00
- Kipas bh 3.00 Rp 100,000.00 300,000.00
- Piring+Sendok lusin 2.00 Rp 75,000.00 150,000.00
- Alat Masak set 1.00 Rp 400,000.00 400,000.00
- Alat Kebersihan set 1.00 Rp 150,000.00 150,000.00
- Alat Kamar Mandi set 1.00 Rp 150,000.00 150,000.00
Rp 139,600,000.00
V-81
V-82
V-83
1. Administrasi
1.1 Gaji Pegawai Perusahaan LS 1.00 Rp 336,500,000.00 Rp 336,500,000.00
1.2 Rapat dan Makan Karyawan LS 1.00 Rp 15,000,000.00 Rp 15,000,000.00
1.3 ATK LS 1.00 Rp 5,000,000.00 Rp 5,000,000.00
Pekerjaan = Rapat
Harga Satuan = Rp 17,600,000.00
Jumlah Rp 17,600,000.00
A. TENAGA
1. Mandor 1.00 orang 105.00 12,142.86 1,275,000.00
2. Pekerja 10.00 orang 105.00 7,857.14 8,250,000.00
Jumlah Harga 9,525,000.00
B. BAHAN
Jumlah Harga
C. PERALATAN
1. Excavator 1.00 Unit 105.00 380,000.00 39,900,000.00
2. Dump Truck 3.00 Unit 105.00 210,000.00 66,150,000.00
3 Stamper 6.00 Unit 105.00 20,000.00 12,600,000.00
A. Tenaga
1 Pekerja 4.00 Orang 126.00 7,857.14 3,960,000.00
1,329,024.39
V-86
No. Komponen Jumlah Satuan Jumlah Jam Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A Tenaga
1 Pekerja 4.00 Orang 21.00 7,857.14 660,000.00
2 Mandor 1.00 Orang 21.00 12,142.86 -
Jumlah Harga Tenaga 660,000.00
B Bahan
1 Beton K-125 (Ready Mix) 207.40 m³ 1,100,000.00 228,140,000.00
A. Tenaga
1 Pekerja 4.00 orang 14.00 7,857.14 440,000.00
2 Mandor 1.00 orang 14.00 12,142.86 170,000.00
Jumlah Harga Tenaga 610,000.00
B Bahan
A. Tenaga
1 Pekerja 2.00 Orang 7 7,857.14 110,000.00
2 Tukang Batu 1.00 Orang 7 11,428.57 80,000.00
3 Mandor 1.00 Orang 7 12,142.86 85,000.00
Jumlah Harga Tenaga 275,000.00
B Bahan
1 Pipa Beton dia 1m 20 buah 1,150,000.00 23,000,000.00
Jumlah Harga Bahan 23,000,000.00
C Peralatan
1 Dump truck 1.00 Jam 7.00 210,000.00 1,470,000.00
Jumlah Harga Peralataan 1,470,000.00
D TOTAL (A+B+C) 24,745,000.00
E
F Harga Satuan 1,237,250.00
No. Komponen Jumlah Satuan Jumlah Jam Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
A Tenaga
1 Pekerja 4.00 Orang 7.00 7,857.14 220,000.00
2 Mandor 1.00 Orang 7.00 12,142.86 85,000.00
Jumlah Harga Tenaga 305,000.00
B Bahan
1 - Beton K-125 3.00 m³ 1,100,000.00 3,300,000.00
A. Tenaga
1 Pekerja 2.00 orang 21.00 7,857.14 330,000.00
2 Mandor 1.00 orang 21.00 12,142.86 255,000.00
3 Tukang Kayu 2.00 orang 21.00 11,428.57 480,000.00
Jumlah Harga Tenaga 1,065,000.00
B Bahan
1 Kayu Meranti 5/7 55.00 batang 53,000.00 2,915,000.00
2 Papan 2/20 55.00 batang 73,000.00 4,015,000.00
3 Paku 5.50 kg 20,000.00 110,000.00
Jumlah Harga Bahan 7,040,000.00
C Peralatan
1 Alat Bantu 1.00 LS 21.00 5,714.29 120,000.00
Jumlah Harga Peralataan 120,000.00
D TOTAL (A+B+C) 8,225,000.00
A. TENAGA
1. Mandor 1.00 orang 7 12,142.86 85,000.00
2. Pekerja 8.00 orang 7 7,857.14 55,000.00
Jumlah Harga 140,000.00
B Bahan
Jumlah Harga
C Peralatan
1 Excavator 1.00 Unit 7.00 380,000.00 2,660,000.00
2 Dump Truck 2.00 Unit 7.00 210,000.00 1,470,000.00
3 Alat Bantu 1.00 LS 7.00 5,714.29 40,000.00
A Tenaga
1 Pekerja 6.00 orang 56.00 7,857.14 2,640,000.00
2 Mandor 1.00 orang 56.00 12,142.86 680,000.00
3 Operator 1.00 orang 56.00 14,285.71 800,000.00
4 Pemb Operator 1.00 orang 56.00 10,714.29 600,000.00
Jumlah Harga Tenaga 4,720,000.00
B Bahan
1 Aspal drum 32926.8 kg 4,886.36 160,892,435.45
2 Kerosine 10452.96 Liter 20,000.00 209,059,200.00
Jumlah Harga Bahan 369,951,635.45
C Peralatan
1 Aspalt Sprayer 2.00 Jam 56.00 40,000.00 4,480,000.00
2 Air Compressor 1.00 Jam 56.00 110,000.00 6,160,000.00
3 Dump Truck 1.00 Jam 56.00 210,000.00 11,760,000.00
Jumlah Harga Peralatan 22,400,000.00
D JUMLAH HARGA ( A + B + C ) 397,071,635.45
D HARGA SATUAN 11,395.96
A Tenaga
1 Pekerja 6.00 orang 84.00 7,857.14 3,960,000.00
2 Mandor 1.00 orang 84.00 12,142.86 1,020,000.00
3 Operator 5.00 orang 84.00 14,285.71 6,000,000.00
4 Pemb Operator 5.00 orang 84.00 10,714.29 4,500,000.00
Jumlah Harga Tenaga 15,480,000.00
B Bahan
1 Agregat Kasar 8,243 m3 400,000.00 3,297,289,445.33
2 Agregat Halus 3,336.5 m3 375,000.00 1,251,203,584.17
3 Filler 119.03 Kg 4,000.00 476,100.00
4 Aspal (Wearing Course) 662,652 kg 1,150.00 762,050,182.95
Jumlah Harga Bahan 5,311,019,312.45
C Peralatan
1 Wheel Loader 2.00 Jam 84.00 270,000.00 45,360,000.00
2 AMP 2.00 Jam 84.00 5,500,000.00 924,000,000.00
3 Genset 1.00 Jam 84.00 180,000.00 15,120,000.00
4 Dump Truck 2.00 Jam 84.00 210,000.00 35,280,000.00
5 Aspalt Finisher 1.00 Jam 84.00 340,000.00 28,560,000.00
6 Pneumatic Tyred Roller 1.00 Jam 84.00 500,000.00 42,000,000.00
7 Tandem Roller 2.00 Jam 84.00 375,000.00 63,000,000.00
Jumlah Harga Peralatan 1,153,320,000.00
JUMLAH HARGA ( A + B + C ) 6,479,819,312.45
D HARGA SATUAN 970,282.66
V-97
A Tenaga
1 Pekerja 2.00 orang 35.00 7,857.14 550,000.00
2 Tukang cat 2.00 orang 35.00 11,428.57 800,000.00
3 Mandor 1.00 orang 35.00 12,142.86 425,000.00
4 Sopir 1.00 orang 35.00 14,285.71 500,000.00
Jumlah Harga Tenaga 2,275,000.00
B Bahan
1 Cat Marka Jalan 1.66 Kg 80,000.00 132,600.00
2 Thinner 1.05 Liter 25,000.00 26,250.00
3 Glass Bit 0.45 Kg 30,000.00 13,500.00
Jumlah Harga Bahan 172,350.00
C Peralatan
1 Compressor 2.00 Jam 35.00 75,000.00 5,250,000.00
2 Dump Truck 1.00 Jam 35.00 210,000.00 7,350,000.00
3 Alat Bantu 1.00 LS 35.00 5,714.29 200,000.00
Jumlah Harga Peralatan 12,800,000.00
JUMLAH HARGA ( A + B + C ) 15,247,350.00
D HARGA SATUAN 19,690.26
A Tenaga
1 Pekerja 4.00 orang 7.00 7,857.14 220,000.00
2 Tukang cat 2.00 orang 7.00 11,428.57 160,000.00
3 Mandor 1.00 orang 7.00 12,142.86 85,000.00
4 Sopir 1.00 orang 7.00 14,285.71 100,000.00
Jumlah Harga Tenaga 565,000.00
B Bahan
1 Rambu lalu lintas 7.00 buah 430,000.00 3,010,000.00
3 Beton K-125 0.2520 m3 1,100,000 277,200.00
Jumlah Harga Bahan 3,287,200.00
C Peralatan
1 Dump truck 1.00 Jam 7.00 210,000.00 1,470,000.00
2 Alat bantu 1.00 LS 7.00 5,714.29 40,000.00
Jumlah Harga Peralatan 1,510,000.00
JUMLAH HARGA ( A + B + C ) 5,362,200.00
D TOTAL 536,220.00
V-98
A Tenaga
1 Pekerja 5.00 orang 7.00 7,857.14 275,000.00
3 Mandor 1.00 orang 7.00 12,142.86 85,000.00
Jumlah Harga Tenaga 360,000.00
B Bahan
1 Beton K-125 56.70 m3 1,100,000 62,370,000.00
2 Cat 0.50 kg 80,000.00 40,000.00
Jumlah Harga Bahan 62,410,000.00
C Peralatan
1 Dump Truck 1.00 Jam 7.00 210,000.00 1,470,000.00
Jumlah Harga Peralatan 1,470,000.00
JUMLAH HARGA ( A + B + C ) 64,240,000.00
D TOTAL 3,568,888.89
A Tenaga
1 Pekerja 5.00 orang 7.00 7,857.14 275,000.00
3 Mandor 1.00 orang 7.00 12,142.86 85,000.00
Jumlah Harga Tenaga 360,000.00
B Bahan
1 Beton K-125 56.70 m3 1,100,000 62,370,000.00
2 Cat 0.50 kg 80,000.00 40,000.00
Jumlah Harga Bahan 62,410,000.00
C Peralatan
1 Dump Truck 1.00 Jam 7.00 210,000.00 1,470,000.00
Jumlah Harga Peralatan 1,470,000.00
JUMLAH HARGA ( A + B + C ) 64,240,000.00
D TOTAL 3,568,888.89
V-99
A Tenaga
1 Pekerja 5.00 orang 49.00 7,857.14 1,925,000.00
2 Tukang 2.00 orang 49.00 11,428.57 1,120,000.00
3 Mandor 1.00 orang 49.00 12,142.86 595,000.00
Jumlah Harga Tenaga 3,640,000.00
B Bahan
1 Kerb Pracetak 4148 m3 45,000 186,660,000.00
2 Cat 1.0000 kg 80,000.00 80,000.00
Jumlah Harga Bahan 186,740,000.00
C Peralatan
1 Flat Bed Truck 1.00 unit 49.00 370,000.00 18,130,000.00
2 Alat bantu 1.00 LS 49.00 5,714.29 280,000.00
Jumlah Harga Peralatan 18,410,000.00
JUMLAH HARGA ( A + B + C ) 208,790,000.00
D HARGA SATUAN 50,335.10
A Tenaga
1 Pekerja 0.31 orang 7.00 7,857.14 17,263.89
2 Tukang 0.08 orang 7.00 11,428.57 6,277.78
3 Mandor 0.08 orang 7.00 12,142.86 6,670.14
Jumlah Harga Tenaga 30,211.81
B Bahan
1 Lampu penerangan 40.0000 buah 2,500,000 100,000,000.00
2 Beton K-125 1.9200 m3 1,100,000 2,112,000.00
Jumlah Harga Bahan 102,112,000.00
C Peralatan
1 Dump Truck 1.00 unit 7.00 210,000.00 1,470,000.00
2 Alat bantu 1.00 LS 7.00 5,714.29 40,000.00
Jumlah Harga Peralatan 1,510,000.00
JUMLAH HARGA ( A + B + C ) 103,652,211.81
D TOTAL 2,591,305.30
V-100
5.7.8 Pemeliharaan
ITEM PEMBAYARAN NO. 10.1
JENIS PEKERJAAN : Pemeliharaan Rutin Perkerasan
SATUAN PEMBAYARAN : Lump Sum / Bulan % THD. BIAYA PROYEK 3.45
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
PERKIRAAN HARGA
NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN
(Rp.)
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
PERKIRAAN HARGA
NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN
(Rp.)
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
PERKIRAAN HARGA
NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN
(Rp.)
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
Sumber : Survei melalui internet dengan upah per hari kemudian dikonversi kedalam satuan
Jam.
V-109
Sumber : Survey melalui Internet sesuai pasaran sekitar proyek (Kab. Magelang)
V-110
VI-1
VI-2
dimensi waktu dari masing-masing kegiatan., maka bart chart lebih cepat menjadi
alat komunikasi untuk menandakan kemajuan suatu proyek. Bart chart tidak
menginformasikan ketergantungan antar kegiatan mana saja yang berada pada
lintasan kritis.
6.3 Pengendalian Biaya
Prakiraan anggaran biaya yang telah dibuat pada tahap perencanaan digunakan
sebagai patokan untuk pengendalian biaya. Pengendalian biaya secara umum
menggunakan Time Schedule, sertifikat bulanan (Monthly Certificate) dan arsip
pemantauan biaya yang dikeluarkan pada saat berlangsungnya kegiatan awal
sampai akhir proyek. Pengendalian ini adalah membandingkan antara pendapatan
prestasi dengan realisasi biaya pada periode tertentu, sehingga mendapatkan
indikasi arah laba atau rugi pekerjaan dan efisiensi proyek dengan tolak ukur
Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) proyek yang telah disahkan. Dalam hal ini
menyangkut biaya langsung dan biaya umum lapangan. Pengendalian biaya
dilakukan terhadap penilaian kerja yang efektif dihitung dalam biaya, tenaga kerja,
dan peralatan, serta membandingkan pengeluaran dengan rancana pembiayaan.
Apabila terjadi arah penyimpangan efisiensi, maka perlu ditinjau lebih detail biaya
pelaksanaan dengan meneliti item pekerjaan dimana dibandingkan hasil harga
satuan pekerja terlaksana dengan harga satuan pekerjaan dalam RAP, sehingga
dengan mengetahui penyimpangan harga satuan pekerjaan akan lebih mudah
mencari sebab terjadinya permasalahan yang terjadi pada pelaksanaan proyek.
6.4 Pengendalian Mutu
Ir. Abrar Husen (2009). pengendalian mutu adalah tolak ukur kinerja proyek yang
mempengaruhi hasil akhir dari tujuan dan sasaran proyek. Pengendalian mutu
bersifat mendasar dan harus diterapkan pada seluruh tahapan proyek, baik pada
perencanaan maupun pada konstruksi fisiknya untuk menghasilkan produk akhir
yang memuaskan pelanggan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh kualitas
pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi. Pada tahap pelaksanaan konstruksi
pengendalian mutu dilakukan melalui metode pelaksanaan, pengawasan, dan
inspeksi pekerjaan. Pada prinsipnya tujuan pengendalian mutu adalah mengarahkan
agar pelaksanaan konstruksi sesuai dengan spesifikasi teknis dan dokumen kontrak
serta mencakup pertimbangan ekonomi dalam penetapan jenis material dan metode
VI-4
3) Benda Uji
(1) Mengambil sampel tanah yang akan digunakan sebagai bahan urugan
masing – masing seberat 3 kg sebanyak 1 buah.
(2) Menambahkan air pada masing – masing sampel dengan volume yang
bervariasi.
a. Sampel I : 100 ml
b. Sampel II : 200 ml
c. Sampel III : 300 ml
d. Sampel IV : 400 ml
e. Sampel V : 500 ml
f. Sampel VI : 600 ml
(3) Mengaduk tanah dan air hingga bercampur rata.
(4) Memasukkan masing – masing sampel ke dalam kantong dan beri tanda
masing-masing persentase kadar air dan diamkan selama 12 jam.
4) Prosedur Pengujian
(1) Menghubungkan tabung cetakan (kosong) dengan pelat dasar, lalu
menimbangnya (didapat W1).
(2) Memasang leher tabung (collar) pada tabung cetakan.
(3) Masukkan sampel ke dalam tabung, diperhitungkan setinggi 1/3 tinggi
tabung, lalu memadatkan dengan alat pemukul sebanyak 25 kali
merata.
(4) Menggores permukaan tanah di dalam tabung dengan ujung yang
tajam.
(5) Memasukkan lagi sampel kedalam tabung setinggi 1/3 tinggi tabung,
lalu memadatkan dengan alat pemukul sebanyak 25 kali merata.
(6) Memasukkan lagi sampel terakhir ke dalam tabung setinggi 1/3 tinggi
tabung, lalu memadatkan dengan alat pemukul sebanyak 25 kali
merata.
(7) Melepas leher tabung (collar) dari tabung cetakan dan meratakan tanah
pada permukaan tabung.
VI-9
(8) Menimbang berat tabung, pelat dasar, dan sampel tanah (didapat W2).
(9) Memeriksa kadar air tanah (ω) dengan mengambil sedikit sampel pada
bagian tengah tanah dalam tabung dan dihitung dengan rumus :
W3 − W4
= 100 % …………………………………………… (6.1)
W4
Dimana :
ω = kadar air tanah (%)
W3 = berat sampel tanah sebelum dioven (gram)
W4 = berat sampel tanah sebelum di oven (gram)
(10) Mengulangi langkah prosedur pengujian di atas hingga sampel keenam.
5) Perhitungan
(1) Berat isi basah tanah (γ) dapat dihitung dengan rumus :
W2 − W1
= ……………………………………...……… (6.2)
V
Dimana :
γ = berat isi basah tanah (gram / cm3)
W1 = berat cetakan (kosong) dan pelat dasar (gram)
W2 = berat tabung cetakan (isi) dan pelat dasar (gram)
V = volume tanah dalam tabung (cm3)
(2) Berat isi kering tanah (γd) dapat dihitung dengan rumus :
d = ………………………………………...…… (6.3)
1+
Dimana :
γd = berat isi kering tanah (gram / cm3)
γ = berat isi basah tanah (gram / cm3)
ω = kadar air tanah (%)
6) Hasil Pengujian
(1) Memplotkan data kadar air tanah (ω) dan berat isi kering tanah (γd)
yang didapat dari masing – masing sampel pada grafik hubungan antara
kadar air tanah (ω) dan berat isi kering tanah (γd) hingga membentuk
lengkung.
VI-10
(2) Mengontrol lengkung yang didapat dengan garis ZAV (Zero Air Void),
yaitu garis yang menunjukkan hubungan antara kadar air tanah (ω) dan
berat isi kering tanah (γd) untuk tanah padat yang tidak mengandung
rongga udara, didapat dengan rumus :
Gs w
ZAV = …………………………………………… (6.4)
1 + ( G s )
dimana :
γZAV = berat isi tanah padat (gram / cm3)
Gs = berat jenis tanah (2,6)
γW = berat isi air (gram / cm3 (2,65))
ω = kadar air tanah (%)
(3) Jika lengkung tidak berpotongan dengan garis ZAV, maka percobaan
itu benar dan hasil yang didapat digunakan untuk menentukan derajat
kepadatan tanah (D), yaitu:
a. Kadar air optimum (ωopt) yang didapat digunakan untuk campuran
pemadatan tanah dilapangan.
b. Berat isi kering tanah maksimum (γd maks) yang sering disebut γd
lab. digunakan untuk menentukan derajat kepadatan tanah (D).
Hubungan berat isi kering dengan kadar air dapat dilihat pada Gambar 6.1.
2) Peralatan
(1) Mesin penetrasi dengan kapasitas 4,45 mm
(2) Mould 152 mm, tinggi 177,8 mm dilengkapi leher sambungan
dengan tinggi 50,8 mm dan keeping alas logam dengan tebal 9,53 mm
diameter lubang 1,6 mm
(3) Alat penumbuk dengan berat 2,5 kg 5 cm tinggi jatuh 30,5 cm atau
sesuai dengan alat pemadatnya
(4) Piringan pemisah 150 mm
(5) Beban permukaan bulat dan setengah bulatan dengan lubang ditengah
dan lubang 5,4 cm dengan total diameter pelat 15 cm dengan berat
per pelat 2,25 kg
(6) Piston penetrasi
(7) Dial penetrasi
(8) Timbangan
(9) Extruder
(10) Bak perendam
(11) Talam
(12) Oven
(13) Cawan kadar air
(14) Saringan 4,75 mm
(15) Penumbuk karet.
3) Pembuatan Benda Uji
(1) Mengambil sampel dari tanah kering udara yang telah disaring dengan
saringan 4,75 mm, dan mengambil tanah yang lolos sebanyak 5,5 kg
sebanyak 4 sampel.
(2) Mencampur sampel tersebut dengan air sampai tercapai kadar optimum
atau kadar air 3%. Membungkus dengan plastik lalu membiarkan
selama semalam, sehingga kadar airnya merata.
(3) Memasang mould pada alasnya dan lehernya, menimbang beratnya
serta memasukkan piring pemisah dan kertas pemisah diatasnya.
VI-13
(2) Meletakkan benda uji yang telah dipadatkan pada mesin penetrasi.
(3) Meletakkan keping beban diatas permukaan benda uji seberat minimal
4,5 kg.
(4) Mengatur piston penetrasi, sehingga menyentuh permukaan benda uji
dan memberi tekanan sehingga dial proving ring menunjukkan beban
sebesar yang diberikan oleh keping beban pada permukaan benda uji.
Kemudian menolkan jarum dial proving ring dial penetrasi.
(5) Memberikan pembebanan dengan teratur, sehingga diperoleh
kecepatan penetrasi sekitar 1,25 mm/menit.
(6) Mencatat pembacaan dial beban (proving ring) pada penetrasi 0; 1,5; 1;
1,5; 2; 2,5; 3; 4; 5; 6; 7,5; 9; 10 dan 12,5.
(7) Mengeluarkan benda uji dari cetakan dan menentukan kadar airnya
secara merata.
5) Perhitungan
(1) Memasukkan semua data ke dalam formulir pengujian CBR.
perubahan tinggi
(2) Menghitung: swelling = x 100% …….……… (6.5)
tinggi semula
(6) Harga CBR diambil pada penetrasi 2,5 mm dan 5,0 mm.
(7) Bila harga penetrasi 5,0 mm > 2,5 mm mengulangi percobaan lagi.
(8) Bila nilai CBR pada penetrasi 5,0 mm lebih besar dari 2,5 mm, maka
harus mengulangi percobaan.
(9) Bila dalam pengujian ulang masih didapat nilai CBR pada penetrasi 5,0
mm lebih besar dari 2,5 mm, maka nilai CBR diambil pada penetrasi
5,0 mm. Kedua nilai CBR dicantumkan dalam laporan.
(10) Untuk pengujian CBR rencana ketiga nilai CBR tersebut dibuat grafik-
grafik hubungan antara berat isi kering dengan nilai CBR masing-
VI-15
Sumber : http://blog-alatuji.blogspot.com/
Gambar 6.6 Alat CBR Lapangan
Contoh grafik hubungan penetrasi dengan beban ditunjukkan pada Gambar 6.7
4) Kesimpulan
Jadi pada uji CBR Lapangan untuk pengujian tanah dilakukan pengambilan
sampel 21 titik di lapangan.
2) Peralatan
(1) Botol pasir kapasitas 4,5 kg.
(2) Corong pasir 16,5 cm.
(3) Pelat dasar untuk corong pasir ukuran 30,48 x 30,48 cm dengan lubang
ditengah 16,5 cm.
(4) Pasir Ottawa / kuarsa yang bersih dan kering lolos ayakan no. 10 (2
mm) dan tertahan no. 200 (0,073 mm).
(5) Timbangan kapasitas 10 kg ketelitian 1 gram.
(6) Timbangan kapasitas 500 gram ketelitian 1 gram.
(7) Mistar perata.
(8) Alat Bantu seperti palu, sendok tanah, pahat, kantong plastik, dan
container (tempat) kadar air.
3) Benda Uji
Tanah di lapangan yang telah dipadatkan.
4) Prosedur Pengujian
(1) Menentukan volume corong
a. Menimbang alat (botol + corong) (W1 gram).
VI-19
5) Perhitungan
Isi botol = berat air = (W2 – W1) ….….. (6.8)
W8 − W9 ..…..... (6.14)
Berat isi tanah = γm =
Ve
m …....... (6.15)
Berat isi kering = γd =
1+ w
d lap
Derajat kepadatan di lap. D = 100 % ..…..... (6.16)
d lab
Catatan :
1. Dalam pemeriksaan ini jangan sampai ada getaran–getaran.
VI-21
Sumber : https://pjmlaboratory.co.id/produk/sand-cond-test-set/
Gambar 6.8 Alat Sandcone
6) Kesimpulan
Jadi pada uji Sandcone untuk pengujian tanah dilakukan pengambilan
sampel 195 titik di lapangan
(4) Benda uji disiapkan sesuai dengan PB–0208–76 kecuali apabila butiran
yang melalui saringan no. 200 tidak perlu diketahui jumlahnya dan bila
syarat–syarat ketelitian tidak menghendaki pencucian.
4) Prosedur Pengujian
(1) Mengeringkan benda uji didalam oven dengan suhu (1105)0 C, sampai
berat tetap.
(2) Menyaring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan
paling besar ditempatkan paling atas. Mengguncang saringan dengan
tangan atau mesin pengguncang selama 15 menit.
5) Perhitungan
Menghitung prosentase berat benda uji yang tertahan diatas masing-masing
saringan terhadap berat total benda uji. Hasil perhitungan kemudian
ditabelkan, lihat contoh Tabel 6.1 dan Tabel 6.2 berikut ini :
VI-24
5) Kesimpulan
Jadi pada uji Analisa Ayak Agregat untuk Pengujian Agregat dilakukan 1
kali test pada pengujian tanah, 1 kali test pada pengujian lapis pondasi atas,
1 kali test pada pengujian lapis pondasi bawah, 1 kali test pada pengujian
laston.
2. Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
(6) Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis (bulk), berat
jenis kering permukaan jenuh (saturated suface dry = SSD), berat jenis
semu (apparent) dan penyerapan air agregat halus dihitung terhadap berat
kering.
(7) Peralatan
(1) Timbangan dengan kapasitas 1 kg atau lebih dengan ketelitian 0.1 gram
(2) Piknometer kapasitas 500 ml
(3) Kerucut terpancung diameter bagian atas (40 ± 3) mm, diameter bagian
bawah (90 ± 3) mm, dan tinggi (75 ± 3) mm dibuat dari logam tebal
minimum 0,8 mm
(4) Batang penumbuk yang mempunyai bidang penumbuk rata, berat (340
± 15) gram, diameter permukaan penumbuk (25 ± 3) mm
(5) Saringan no. 4 (4,75 mm)
(6) Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110 5)0 C
(7) Talam
(8) Bejana tempat air
(9) Desikator
(10) Alat pemisah contoh.
(8) Benda Uji
Benda uji adalah agregat yang lewat saringan no. 4 (4,75 mm) diperoleh
dari alat pemisah contoh atau cara perempat, sebanyak 500 gram.
VI-26
(10) Perhitungan
(1) Berat jenis curah (Bulk Dry Specific Grafity)
Bk
…….………………………………………….. (6.17)
( B + 500 − Bt)
(2) Berat jenis kering permukaan jenuh (Saturated Surface Dry)
500
…….………………………………………….. (6.18)
( B + 500 − Bt)
(3) Berat jenis semu (Apparent Specific Gravity)
Bk
…….………………………………………….. (6.19)
( B + Bk − Bt)
(4) Penyerapan air
Bj − Bk …….………………………………………….. (6.20)
x 100 %
Bk
Keterangan :
Bk = berat benda uji kering oven (gram)
B = berat piknometer berisi air (gram)
Bt = berat piknometer berisi benda uji dan air (gram)
500 = berat benda uji dalam keadaan kering permukaan jenuh (gram)
6) Kesimpulan
Jadi pada uji Berat Jenis Agregat untuk Pengujian Agregat dilakukan 1 kali
test pada pengujian lapis pondasi atas dan 1 kali test pada pengujian lapis
pondasi bawah.
3. Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar
1) Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis (bulk), berat
jenis kering permukaan jenuh (saturated surface dry = SSD), berat jenis
semu (apparent) dan penyerapan air agregat kasar dihitung terhadap berat
kering.
2) Peralatan
(1) Keranjang kawat berukuran 3,35 mm (no.6) atau 2,36 mm (no.8),
kapasitas 5 kg.
VI-28
(2) Tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk
pemeriksaan. Tempat ini harus dilengkapi dengan pipa sehingga
permukaan air tetap.
(3) Timbangan dengan kapasitas 5 kg dan ketelitian 0,1 % dari berat contoh
yang ditimbang dan dilengkapi dengan alat penggantung keranjang.
(4) Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110 5)0 C.
(5) Alat pemisah contoh
(6) Saringan no. 4 (4.75 mm).
3) Benda uji
Benda uji adalah agregat yang tertahan diatas saringan no. 4 (4,75 mm)
diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat, sebanyak kira – kira
5 kg.
4) Prosedur Pengujian
(1) Mencuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain
yang melekat pada permukaan agregat.
(2) Mengeringkan benda uji dalam oven pada suhu 105 0 C sampai berat
tetap.
(3) Mendinginkan benda uji dalam air pada suhu kamar selama 1 – 3 jam,
kemudian menimbang dengan ketelitian 0,5 gram (Bk).
(4) Merendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama 24 + 4 jam.
(5) Mengeluarkan benda uji dari air, mengelap dengan kain penyerap
sampai selaput air pada permukaan agregat hilang (SSD), untuk butiran
yang besar pengeringan harus satu persatu.
(6) Menimbang berat benda uji dalam keadaan jenuh air kering permukaan
(Bj).
(7) Meletakkan benda uji didalam keranjang, menggoncangkan batunya
untuk mengeluarkan udara yang tersekap dan menentukan beratnya
didalam air (Ba), dan mengukur suhu air untuk penyesuaian
perhitungan kepada suhu standard (250C).
VI-29
5) Perhitungan
(1) Berat jenis curah (bulk specific grafity)
Bj
…….……………………………………………….. (6.21)
Bj − Ba
(2) Berat jenis kering permukaan jenuh (saturaterd surface dry)
Bj
…….……………………………………………….. (6.22)
(3)
Bj − Ba
(4) Berat jenis semu (appren specific gravity)
Bk
…….……………………………………………….. (6.23)
Bk − Ba
(5) Penyerapan
𝐵𝑗−𝐵𝑘
𝑥 100 % …….………………………………………….. (6.24)
𝐵𝑘
Keterangan :
Bk = berat benda uji kering oven (gram)
Bj = berat benda uji kering permukaan jenuh (gram)
Bk = berat benda uji kering permukaan jenuh di dalam air (gram)
6) Kesimpulan
Jadi pada uji Berat Jenis Agregat untuk Pengujian Agregat dilakukan 1 kali
test pada pengujian lapis pondasi atas dan 1 kali test pada pengujian lapis
pondasi bawah.
3) Bahan
Benda uji adalah agregat kasar yang didapat dari analisa saringan dibawah
ini :
Tabel 6.3 Analisa saringan agregat kasar
No. Saringan
Berat benda uji (gram)
Lewat Tertahan
11/2” ¾” 1500
¾” 3/8” 1000
3/8” No.4 300
4) Prosedur Pengujian
(1) Membuat larutan garam sulfat, dengan cara menimbang garam Na2So4
seberat 215 gr kemudian campurkan dengan aquades 1000ml, dan
simpan baik-baik selama 48jam sebelum dipergunakan. Larutan yang
akan dipergunakan, dihancurkan terlebih dahulu hablur-hablur garam
yang mungkin terjadi dengan cara mengaduk,kemudian tentukan berat
jenisnya :
a. Jika Natrium Sulfat, berat jenisnya antara 1,15-1,17 dan
b. Jika Magnesium Sulfat, berat jenisnya antara 1,29-1,30
(2) Ambil contoh agregat yang akan diuji, keringkan dalam oven sampai
berat tetap kemudian saring dengan menggunakan saringan seperti
table diatas, timbang beratnya (missal = A gram).
(3) Rendam benda uji dengan larutan garam pada suhu perendaman tetap
21ºC selama 16-18 jam.
(4) Tiriskan selama (15±5) menit sebelum dikeringkan dalam oven.
(5) Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (110±5)ºC selama 2-4 jam.
(6) Ulangi percobaan diatas sebanyak 5 kali.
(7) Setelah semua pemeriksaan selesai, benda uji dibersihkan dari sisa
bahan pelarut dengan air panas dan keringkan dalam oven sampai berat
tetap kemudian disaring serta timbang beratnya (misal = B gram).
VI-31
5) Perhitungan
A− B …….……………………….. (6.25)
(1) Kekekalan = X 100%
A
Keterangan :
A = berat benda uji sebelum dites (gram)
B = berat benda uji setelah dites (gram)
5) Perhitungan
W3 −W5 …….…………………….. (6.26)
(1) Kadar air agregat = x100%
W5
VI-32
Keterangan :
W3 = berat benda uji semula (gram)
W5 = berat benda uji keringoven (gram)
6. Uji Keausan Agregat dengan Mesin Los Angeles
1) Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan agregat kasar
terhadap keausan dengan menggunakan mesin Los Angeles. Keausan
tersebut dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan aus lewat
saringan no. 12 (1,70 mm) terhadap berat semula, dalam persen.
2) Peralatan
(1) Mesin Abrasi Los Angeles
(2) Mesin terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan
diameter 711 mm (28") panjang dalam 504 mm (20").Silinder
bertumpu pada dua poros pendek yang tak menerus dan berputar pada
poros mendatar. Silinder berlubang untuk memasukkan benda uji.
Penutup lubang terpasang rapat sehingga permukaan dalam silinder
tidak terganggu. Dibagian dalam silinder terdapat bilah baja melintang
penuh setinggi 89 mm (3,56").
(3) Saringan no. 12 (1,70 mm).
(4) Timbangan dengan ketelelitian 5 gr.
(5) Bola – bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm (17/18“) dan berat
masing-masing antara 400 gr sampai 440 gr.
(6) Ov’en yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(100 5)0 C.
3) Benda Uji
(1) Berat gradasi benda uji.
(2) Membersihkan benda uji dan mengeringkan dalam oven pada suhu
(110 5)0 C sampai berat tetap.
4) Prosedur Pengujian
(1) Memasukkan benda uji dan bola baja kedalam mesin Los Angeles.
VI-33
Keterangan :
1. Gradasi A : bahan lolos 37,5 mm sampai tertahan 9,5 mm. Jumlah bola 12
buah dengan 500 putaran.
2. Gradasi B : bahan lolos 19 mm sampai tertahan 9,5 mm. Jumlah bola 11
buah dengan 500 putaran.
3. Gradasi C : bahan lolos 9,5 mm sampai tertahan 4,75 mm (no. 4). Jumlah
bola 8 buah dengan 500 putaran.
4. Gradasi D : bahan lolos 4,75 mm (no. 4) sampai tertahan 2,36 mm (no. 8).
Jumlah bola 6 buah dengan 500 putaran.
5. Gradasi E : bahan lolos 75 mm sampai tertahan 37,5 mm. Jumlah bola 12
buah dengan 1000 putaran.
6. Gradasi F : bahan lolos 50 mm sampai tertahan 25 mm. Jumlah bola 12
buah dengan 1000 putaran.
7. Gradasi G : bahan lolos 37,5 mm sampai tertahan 19 mm. Jumlah bola 12
buah dengan 1000 putaran.
5) Perhitungan
a −b
Keausan = x 100 % …….……………………………….…….. (6.27)
a
Keterangan :
a =berat benda uji semula (gr)
b =berat benda uji tertahan saringan no. 12 (gr )
Gambar mesin Los Angeles dapat dilihat pada Gambar 6.10
VI-35
Sumber : http://unitedgank007.blogspot.com/
Gambar 6.10 Mesin Los Angeles
6) Kesimpulan
Jadi pada uji Keausan Agregat untuk Pengujian Agregat dilakukan 1 kali
test pada pengujian lapis pondasi atas dan 1 kali test pada pengujian lapis
pondasi bawah.
(2) Pemegang jarum seberat (47.5 0,05) gr yang dapat dilepas dengan
mudah dari alat penetrasi untuk peneraan.
(3) Pemberat dari (50 0,05) gr dan (100 0,05) gr masing-masing
dipergunakan untuk pengukuran penetrasi dengan beban 100 gr dan
200 gr.
(4) Jarum penetrasi dibuat dari stainless steel mutu 400 C, atau HRC 54
sampai 60. Ujung jarum harus berbentuk kerucut terpancung.
(5) Cawan contoh terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder.
(6) Bak perendam (waterbath) terdiri dari bejana dengan isi tidak kurang
dari 10 liter dan dapat menahan suhu tertentu dengan ketelitian lebih
kurang dari 0,1 0C. Bejana dilengkapi dengan plat dasar berlubang–
lubang, terletak 50 mm diatas dasar bejana dengan tidak kurang dari
100 mm dibawah permukaan air dalam bejana.
(7) Tempat air untuk benda uji ditempatkan dibawah alat penetrasi. Tempat
tersebut mempunyai isi tidak kurang dari 350 ml, dan tinggi yang cukup
untuk meredam benda uji tanpa bergerak.
(8) Pengukur waktu. Untuk pengukuran penetrasi dengan tangan
diperlukan stopwatch dengan skala pembagi terkecil 0.1 detik atau
kurang dari kesalahan tertinggi 0.1 detik per 60 detik.
(9) Termometer
3) Benda Uji
(1) Memanaskan contoh perlahan-lahan serta aduklah hingga cukup cair
untuk dapat dituangkan. Pemanasan contoh untuk ter tidak lebih dari
600 C diatas titik lembek.
(2) Waktu pemanasan tidak boleh lebih dari 30 menit. Aduklah perlahan –
lahan agar udar tidak masuk kedalam contoh.
(3) Setelah contoh cair merata menuangkan kedalam tempat contoh dan
diamkan hingga dingin. Tinggi contoh dalam tempat tersebut tidak
kurang dari angka penetrasi ditambah 10 mm. Buatlah dua benda uji
(duplo).
VI-37
(4) Menutup benda uji agar bebas dari debu dan diamkan pada suhu ruang
selama 1 sampai 1,5 jam untuk benda uji kecil, dan 1,5 sampai 2 jam
untuk benda uji besar.
4) Prosedur Pengujian
(1) Meletakkan benda uji dalam tempat air yang kecil dan masukkan
tempat air tersebut dalam bak perendam yang telah berada pada suhu
yang telah ditentukan. Diamkan dalam bak tersebut selama 1 sampai
1,5 jam untuk benda uji kecil dan 1,5 sampai 2 jam untuk benda uji
yang besar.
(2) Memeriksa pemegang jarum agar jarum dapat dipasang dengan baik
dan membersihkan jarum penetrasi dengan toluene atau pelarut lain
kemudian mengeringkan jarum tersebut dengan lap bersih dan
memasang jarum pada pemegang jarum.
(3) meletakkan pemberat 50 gr diatas jarum untuk memperoleh beban
sebesar (100 0.1) gr.
(4) Memindahkan tempat air dari bak perendam kebawah alat penetrasi.
(5) Menurunkan jarum perlahan–lahan sehingga jarum tersebut menyentuh
permukaan benda uji. Kemudian mengatur angka 0 di arloji
penetrometer, sehingga jarum penunjuk berimpit dengannya.
(6) Melepaskan pemegang dan serentak jalankan stopwatch selama waktu
(5 0.1) detik.
(7) Memutar arloji penetrometer dan membaca angka penetrasi yang
berimpit dengan jarum penunjuk kemudian membulatkan hingga angka
0,1 mm terdekat.
(8) Melepaskan jarum dari pemegang jarum dan siapkan alat penetrasi
untuk pekerjaan berikutnya.
(9) Melakukan pekerjaan diatas tidak kurang dari 3 kali untuk benda uji
yang sama dengan ketentuan setiap titik pemeriksaan berjarak satu
sama lain dan dari tepi dinding lebih dari 1 cm.
VI-38
d. Pelaporan
Laporkan angka penetrasi rata–rata dalam bilangan bulat sekurang–
kurangnya dari 3 pembacaan dengan ketentuan bahwa hasil–hasil
pembacaan tidak melampaui ketentuan yang ditunjukkan pada Tabel 6.5 :
Tabel 6.5 Toleransi Pembacaan Penetrasi
Hasil penetrasi 0 – 49 50 - 149 150 – 249 200
Toleransi 2 4 6 6
4) Kesimpulan
Jadi pada uji Penetrasi Aspal untuk Pengujian Aspal dilakukan 1 kali test
pada pengujian prime coat dan 1 kali test pada pengujian laston.
(4) Setelah dingin, ratakan permukaan contoh dalam cincin dengan pisau
yang telah dipanaskan.
4) Prosedur Pelaksanaan
(1) Memasang dan mengatur kedua benda uji di atas dudukannya dan
letakkan pengarah bola di atasnya. Kemudian memasukkan seluruh
peralatan tersebut ke dalam bejana gelas. Isilah bejana dengan air
suling baru, dengan suhu (5 1)0 C sehingga tinggi permukaan air
berkisar antara 101,6 mm sampai 108 mm. Letakkan termometer yang
sesuai untuk pekerjaan ini antara kedua benda uji (kurang lebih 12,7
mm) dari tiap cincin.
(2) Memeriksa dan mengatur jarak antara permukaan pada dasar dengan
dasar benda uji sehingga menjadi 25,4 mm.
(3) meletakkan bola-bola baja yang bersuhu 50 C di atas dan di tengah
permukaan masing-masing benda uji yang bersuhu 50 C menggunakan
penjepit dengan memasang kembali pengarah bola.
(4) Memanaskan bejana sehingga kenaikkan suhu menjadi 50 C per menit.
Kecepatan pemanas ini tidak boleh diambil dari kecepatan pemanasan
rata-rata dari awal dan akhir pekerjaan ini. Untuk 3 menit yang pertama
perbedaan kecepatan pemanasan tidak boleh melebihi 0,50 C.
5) Pelaporan
Melaporkan suhu pada saat setiap boal menyentuh pelat dasar. Melaporkan
suhu titik lembek bahan bersangkutan dari hasil pengamatan rata-rata dan
bulatkan sampai 0,50 C terdekat untuk tiap percobaan ganda (duplo).
Catatan :
(1) Apabila kecepatan pemanasan melebihi ketentuan maka pekerjaan
diulangi.
(2) Apabila dari suatu pekerjaan duplo perbedaan suhu melebihi 10 C
maka pekerjaan diulangi.
Peralatan uji titik lembek aspal dapat dilihat pada Gambar 6.12
VI-41
(8) Nyala penguji yang dapat diatur dan memberikan nyala dengan 3,2
sampai 4,8 mm dengan panjang tabung 7,5 cm.
3) Benda Uji
(1) Memanaskan benda uji (contoh aspal) antara 148,90 C sampai 1760 C
sampai cukup cair.
(2) Kemudian mengisi cawan Cleveland sampai garis dan menghilangkan
(pecahan) gelembung udara yang ada pada permukaan cairan.
4) Prosedur Pengujian
(1) Meletakkan cawan diatas pelat pemanas dan aturlah sumber pemanas
sehingga terletak dibawah titik tengah cawan.
(2) Meletakkan nyala penguji dengan poros pada jarak 7,5 cm dari titik
tengah cawan.
(3) Menempatkan termometer tegak lurus didalam benda uji dengan jarak
6,4 mm diatas dasar cawan dan terletak pada satu garis yang
menghubungkan titik tengah cawan dan titik poros nyala penguji.
(4) Kemudian mengatur sehingga poros termometer terletak pada jarak ¼
diameter cawan dari tepi.
(5) Menempatkan penahan angin didepan nyala penguji.
(6) Menyalakan sumber pemanas dan mengatur pemanasan sehingga
kenaikkan suhu menjadi (151)0 C per menit sampai benda uji
mencapai 560 C dibawah titik nyala perkiraan.
(7) Kemudian mengatur kecepatan pemanasan 50 – 60 C per menit pada
suhu antara 560 C dan 280 C di bawah titik nyala perkiraan.
(8) Menyalakan nyala penguji dan aturlah agar diameter nyala penguji
tersebut menjadi 3,2 – 4,8 mm.
(9) Putarlah nyala penguji sehingga melalui permukaan cawan (dari tepi ke
tepi cawan) dalam waktu satu detik. Mengulangi pekerjaan tersebut
setiap kenaikkan 20 C.
(10) Melanjutkan pekerjaan 7 dan 8 sampai terlihat nyala singkat pada suatu
titik diatas permukaan benda uji. Membaca suhu pada termometer dan
mencatat.
VI-43
(11) Lanjutkan pekerjaan 9 sampai terlihat nyala yang agak lama sekurang-
kurangnya 5 detik diatas permukaan benda uji. Membaca suhu pada
termometer dan mencatat.
5) Pelaporan
Melaporkan hasil rata-rata pemeriksaan ganda (duplo) sebagai titik nyala uji
dengan toleransi, seperti ditunjukkan pada Tabel 6.6 berikut :
Tabel 6.6 Laporan Hasil Pemeriksaan
Ulangan oleh satu orang Ulangan oleh beberapa
Titik nyala dan titik bakar
dengan satu alat orang dengan satu alat
Titik nyala 1750 F - 5500 F 50 F (20 C) 100 (5,50 C)
Titik bakar lebih dari 100 F (5,50 C) 150 F (80 C)
Catatan :
Pemeriksaan yang tidak memenuhi syarat toleransi dianggap gagal dan harus
diluangi.
Alat uji titik nyala dapat dilihat pada Gambar 6.13
Termometer
aspal
Pelat
pemanas Batang nyala api
Benda uji
Batang api
pemanas
Pelat landasan
4. Uji Daktilitas
1) Tujuan
Pengujian daktilitas dimaksudkan untuk mengukur jarak terpanjang yang
dapat ditarik antara dua cetakan yang berisi bitumen keras sebelum putus,
pada suhu dan kecepatan tarik tertentu.
2) Peralatan
(1) Termometer
(2) Cetakan daktilitas
(3) Bak perendam isi 10 liter yang dapat menjaga suhu tertentu selama
pengujian dengan ketelitian 0,10 C, dan benda uji dapat direndam
sekurang-kurangnya 10 cm dibawah permukaan air.
(4) Mesin penguji dengan ketentuan dapat menarik benda uji dengan
kecepatan tetap dan dapat menjaga benda uji tetap terendam dan tidak
menimbulkan getaran selama pemeriksaaan.
(5) Methyl alcohol teknik dan sodium klorida teknik.
3) Benda Uji
(1) Melapisi semua bagian dalam cetakan daktilitas dan bagian atas plat
dasar dengan campuran glyserin dan talk, gliserin dengan kaolin atau
amalgan.
(2) Memanaskan contoh aspal kitra-kira 100 gram sampai suhu antara
800C sampai 1000C diatas titik lembek.
(3) Mengisi cetakan dengan aspal hinga penuh berlebihan.
(4) Mendinginkan cetakan pada suhu ruang 30sampai 40 menit lalu
pindahkan dalam bak perendam.
4) Prosedur Pengujian
(1) Mendiamkan benda uji pada suhu 250C dalam bak perendam selama 85
sampai 95 menit, kemudian lepaskan benda uji dari pelat dasar dan sisi-
sisi cetaknya.
(2) Memasang benda ji pada alat mesin uji dan tariklah benda uji secara
teratur dengan kecepatan 5 cm/menit sampai benda uji putus. Selama
pengujian berlangsung benda uji harus selalu terendam sekurang-
kurangnya 2,5 cm dari air dan suhu dipertahankan tetap (250,5)0C.
VI-45
5) Pelaporan
Melaporkan hasil rata-rata pengujian dari 3 benda uji normal sebagai harga
daktilitas. Apabila benda uji menyentuh dasar mesin uji atau terapung pada
permukaan air, maka pengujian dianggap tidak normal. Untuk menghindari
hal semacam ini maka BJ air harus disesaikan dengan BJ benda uji dengan
menambah Methyle alchohol atau sodium klorida.
(4) Cawan, logam atau gelas berbentuk silinder, dengan dasar yang rata
berdiameter 55 mm dan tinggi 35 mm.
(5) Neraca analitik, kapasitas 2000,001 gram.
3) Benda Uji
(1) Mempersiapkan mengaduk contoh minyak atau aspal serta panaskan
bila perl untuk mendapatkan campuran yang merata.
(2) Menuangkan contoh kira-kira (500,5) gram ke dalam cawan dan
setelah dingin menimbang cawan dengan ketelitian timbangan 0,01
gram.
(3) Benda uji yang diperiksa harus bebas air.
4) Prosedur Pengujian
(1) Meletakkan benda uji di atas pinggan setelah dioven mencapai suhu
(1631) 0C.
(2) Memasang termometer pada dudukannya sehingga terletak pada jarak
1,9 cm dari pinggir pinggan dengan ujung 6 mm di atas pinggan.
(3) Mengambil benda uji dari oven setelah 5 jam 15 menit.
(4) Mendinginkan benda uji pada suhu ruang, kemudian menimbang
dengan ketelitian timbangan 0,01 gram.
(5) Memasang benda ji pada alat mesin uji dan tariklah benda uji secara
teratur dengan kecepatan 5 cm/menit sampai benda uji putus. Selama
pengujian berlangsung benda uji harus selalu terendam sekurang-
kurangnya 2,5 cm dari air dan suhu dipertahankan tetap (250,5)0C.
5) Pelaporan
Melaporkan hasil pemeriksaan ganda (duplo) sampai 3 angka dibelakang
koma. Pada pemeriksaaan beberapa benda uji yang dilakukan bersama-sama
dalam satu pinggan logam, apabila hasil pemeriksaan semuanya sama tidak
dilakukan pengujian ulang, sedangkan apabila hasil pemeriksaan tidak
semuanya sama maka benda uji dengan hail yang sama dikelompokkan
untuk pemeriksaan ulang.
VI-47
2) Peralatan
(1) Termometer
(2) Bak perendam yang dilengkapi pengatur suhu dengan ketelitian (25 +
0.1) 0C
(3) Piknometer
(4) Bejana gelas.
3) Benda Uji
Memanaskan contoh bitumen keras dan ter sejumlah 50 gr sampai menjadi
cair dan mengaduk untuk mencegah pemanasan setempat. Pemanasan tidak
boleh lebih dari 30 menit pada suhu 560 C di atas titik lembek. Menuangkan
contoh tersebut kedalam piknometer yang telah kering hingga terisi ¾
bagian.
4) Prosedur Pelaksanaan
(1) Mengisi bejana dengan air suling sehingga diperlukan bagian atas
piknometer yang tidak terendam 40 mm. Kemudian rendam dan
jepitlah bejana tersebut dalam bak perendam sehingga terendam
sekurang-kurangnya 100 mm. Aturlah suhu bak perendam pada suhu
250 C.
(2) Membersihkan, Mengeringkan dan Menimbang piknometer dengan
ketelitian 1 mg (A).
(3) Mengangkat bejana dari bak perendam dan isilah piknometer dengan
air suling kemudian tutuplah piknometer tanpa ditekan.
(4) Meletakkan piknometer kedalam bejana dan menekan penutup
sehingga rapat, mengembalikan bejana berisi piknometer kedalam bak
perendam. Mendiamkan bejana tersebut didalam bak perendam
VI-48
Peralatan uji berat jenis aspal dapat dilihat pada gambar 6.15
Piknometer
Bak Perendam
2) Peralatan
(1) Tiga buah cetakan benda uji yang berdiamater 10 cm (4) dan tinggi 7,5
cm (3) lengkap dengan plat atas dan leher sambung.
(2) Alat pengeluar benda uji. Untuk benda uji yang telah dipadatkan dari
dalam benda uji dipakai sebuah alat ekstruder.
(3) Penumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk rata berbentuk
silinder, dengan berat 4,536 kg (10 pound), dan tinggi jatuh bebas 45,7
cm (18).
(4) Landasan pemadat terdiri dari balok kayu (jati atau yang sejenis)
berukuran kira-kira 20x20x45 cm (8x8x18) yang dilapis dengan pelat
baja berukuran 30x30x2,5 cm (12x12x1) dan diikat pada lanatai beton
dengan 4 bagian siku.
(5) Silinder cetakan benda uji.
(6) Mesin tekan lengkap dengan kepala penekan berbentuk lengkung
(breaking head).
(7) Cincin penguji yang berkapasitas 2500 kg dengan ketelitian 12,5 kg
dilengkapi dengan arloji tekan dengan ketelitian 0,0025 cm.
(8) Arloji kelelehan dngan ketelitian 0,25 mm dengan perlengkapannya.
(9) Oven ynag dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
2000 C.
(10) Bak perendam (water bath) dilengkapi dengan pengatur suhu minimum
200 C.
(11) Perlengkapan lain :
a. Panci-panci untuk memanaskan agregat, aspal dan campuran aspal.
b. Pengukur suhu dari logam (metal termometer) berkapasitas 2500 C
san 1000 C dengan ketelitian 0,5 atau 1% dari kapasitas.
c. Timbangan yang dilengkapi penggantung benda uji berkapasitas 2
kg dengan ketelitian 0,1 gram dan timbangan berkapsitas 5 kg
dengan ketelitian 1 gram.
d. Kompor.
e. Sarung asbes dan sarung karet.
f. Sendok pengaduk dan perlengkapan lain.
VI-53
agar sumbu palu pemadat selalu tegak lurus pada alas cetakan. Lepaskan
keping alas dan lehernya balikkan alat cetak berisi benda uji dan pasanglah
kembali peralatannya. Terhadap permukaan benda uji yang sudah dibalik
ini tumbuklah dengan jumlah tumbukkan yang sama. Sesudah pemadatan
lepaskan keping alas dan pasanglah alat pengeluar benda uji pada
permukaan ujung ini. Dengan hati-hati keluarkan dan letakkan benda uji
diatas permukaan yang rata dan halus, biarkan selama kira-kira 24 jam pada
suhu ruang.
6) Prosedur Pengujian
(1) Membersihkan benda uji dari kotoran-kotoran yang menempel.
(2) Memberi tanda pengenal pada masing-masing benda uji.
(3) Mengukur benda uji dengan ketelitian 0,1 mm.
(4) Menimbang benda uji.
(5) Merenendam dalam air kira-kira 24 jam pada suhu ruang.
(6) Menimbang dalam air untuk mendapatkan isi.
(7) Menimbang benda uji dalam kondisi kering permukaan jenuh.
(8) Merendam benda uji aspal panas atau benda uji ter dalam bak perendam
selama 30 sampai 40 menit dengan suhu tetap (601)0 C. Untuk benda
uji aspal cair, masukkan benda uji kedalam oven selama minimum 2
jam dengan suhu tetap (251)0 C. Sebelum melakukan pengujian
bersihkan batang penuntun (guide rod) dan permukaan dalam dari
kepala penekan (test heads). Lumasi batang penuntun sehingga kepala
penuntun sehingga kepala penekan yang diatas dapat meluncur bebas,
bila dikehendaki kepala penekan direndam bersama-sama benda uji
pada suhu antara 210 – 380 C.
Mengeluarkan benda uji dari bak perendam atau dari oven atau dari
pemanas udara dan meletakkan kedalam segmen bawah kepala
penekan. Memasang segmen atas diatas benda uji dan letakkan
keseluruhannya kedalam mesin penguji. Memasang arloji kelelehan
(flow meter) pada kedudukannya di atas salah satu batang penuntun dan
atur kedudukan jarum penunjuk pada angka nol, sementara selubung
tangkai arloji (sleeve) dipegang teguh terhadap segmen atas kepala
VI-55
Batang
Penum
Alas
Cetakan
Meja
3 3 3
Tandem Roller lintasan lintasan lintasan
8 10 12
Pneumatic Tired Roller lintasan lintasan lintasan
2 2 2
Tandem Roller lintasan lintasan lintasan
2. Trial Compaction
1) Tujuan
Untuk mengetahui jumlah lintasan yang dianggap paling baik untuk
memenuhi ketebalan dan kepadatan yang telah ditentukan sepanjang 30m.
Trial ini di gunakan pada tanah Sub Grade, Sub Base, dan Base.
2) Prosedur Pelaksanaan
(1) Pekerjaan trial dilakukan di dalam lokasi proyek dengan panjang
minimal 30 meter, dibagi tiga bagian, masing-masing bagian 10 meter.
(2) Melakukan penghamparan dengan ketebalan penghamparan dilakukan
1,2 kali ketebalan padat.
(3) Pemadatan dilakukan menurut bagian-bagiannya, pemadatan dilakukan
dengan alat Sheep Foot Roller dan Vibro Roller untuk Sub Grade, dan
Pneumatic Tired Roller (PTR) dan Vibro Roller untuk Sub Base dan
Base. Pemadatan dilakukan dengan lintasan yang berbeda sesuai pada
Gambar 6.21 dan Gambar 6.22.
Varian
Varian Varian Varian
Jenis Alat I II III
4 6 8
Sheep Foot Roller lintasan lintasan lintasan
2 2 2
Vibro Roller lintasan lintasan lintasan
10 m 10 m 10 m
Gambar 6.21 Lintasan dan Jumlah Lintasan Trial Compaction Sub Grade
VI-60
Varian
Varian Varian Varian
Jenis Alat I II III
8 10 12
Pneumatic Tired Roller lintasan lintasan lintasan
2 2 2
Tandem Roller lintasan lintasan lintasan
10 m 10 m 10 m
Gambar 6.22 Lintasan dan Jumlah Lintasan Trial Compaction Sub Base dan
Base.
1. Mengukur Temperatur
Pekerjaan pengukuran temperatur dilakukan pada pelaksanaan pekerjaan AC yang
meliputi :
1) Aspal keluar dari AMP suhu yang disyaratkan antara 150–165oC.
2) Pada waktu aspal sampai lokasi proyek sampai dituang pada aspal finisher suhu
yang diisyaratkan antara 90 - 110oC.
Pengukuran temperatur menggunakan termometer khusus aspal, seperti Gambar
6.23 berikut :
8 cm
Sketsa pengambilan sample core drill dapat dilihat pada Gambar 6.26
Titik Pengambilan Core Drill
2. Pengukuran
1) Uraian
Dalam pekerjaan bangunan sipil terutama pada jalan raya pengukuran
sangat penting. Tidak hanya pada awal pengukuran, tapi selama pekerjaan
struktur berlangsung pengukuran selalu siap setiap saat. Dalam pelaksanaan
bangunan sipil pengukuran berdasarkan pada titik ikat atau BM (Bench
Mark) sebagai acuan untuk menentukan titik-titik selanjutnya.
2) Tujuan
Tujuan dari pengukuran adalah:
(1) Menentukan titik-titik yang digunakan dalam pekerjaan selanjutnya,
baik patok as ataupun patok bantu.
(2) Menentukan elevasi rencana dilapangan saat pekerjaan galian dan
timbunan sepanjang sumbu jalan dengan jarak 50 m untuk medan lurus
dan 20 m untuk medan lengkung.
VI-64
2) Bahan
a. Campuran aspal mix design (Mix Design)
b. Bensin
3) Prosedur Pengujian
1) Menimbang sampel dan saringan ekstraksi sebelum melakukan ekstraksi
aspal.
2) Meletakan mesin centrifuge extractor pada lantai dasar yang keras
3) Melepaskan pengunci penutup centrifuge extractor lalu memasukan
sampel dan bensin sebanyak 500 ml kemudian memasang saringan
ekstraksi dan memasang penutup centrifuge Ekstractor. Serta
menguncinya.
4) Menyalakan mesin Centrifuge Ekstractor dan mengulanginya 3 – 4 kali
hingga bersih atau jenuh Pada proses ke 4, bensin yang terakhir
keluarkan yang sudah bersih atau jenuh ditadah di gelas ukur untuk
digunakan pada sampel berikutnya.
5) Setelah selesai lalu, mengeluarkan sampel hingga bensinnya melayang
atau habis.
6) Setelah itu didiamkan sampai dingin, lalu ditimbang beserta wadahnya
7) Menghitung nilai kadar aspal
H = ( A – (E + D) / A x 100 % …….…………………….. (6.30)
Keterangan :
H = kadar aspal sampel (%)
A = Berat Sampel sebelum ekstraksi (gram)
D = Berat masa dari kertas filter (gram)
E = Berat sampel setelah ekstraksi (gram)
8) Mengulangi prosedur tersebut untuk sampel berikutnya
4) Kesimpulan
Jadi pada uji Ekstrksi dilakukan 1 kali test pada laston (surface).
7.1 Kesimpulan
Dari uraian pada bab - bab sebelumnya, Rencana Pelaksanaan Pembangunan Ruas
Jalan Salatiga – Ngablak Bts. Kabupaten Magelang STA 48+900 – STA 51+100
Provinsi Jawa Tengah dapat disimpulkan antara lain:
1. Struktur organisasi lapangan sangat diperlukan dari pihak owner, konsultan
pengawas, dan kontraktor agar proyek dapat berjalan dengan lancar. Dari
masing – masing struktur organisasi memiliki tanggung jawab dan wewenang,
sehingga keseluruhannya mempunyai konsep yang sama mengenai kriteria
keberhasilan proyek konstruksi
2. Persiapan pelaksanaan pekerjaan perlu dilakukan sebelum pelaksanaan
pekerjaan konstruksi seperti pengukuran dan pemasangan bowplank, direksi
keet, papan nama poyek, mobilisasi dan demobilisasi serta perencanaan site
plan.
3. Metode pelaksanaan konstruksi merupakan urutan pekerjaan dari awal sampai
akhir pekerjaan konstruksi yang dimulai dari pekerjaan persiapan, pekerjaan
drainase, pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi, pekerjaan pelengkap jalan, dan
pekerjaan akhir (finishing) dimana dalam pekerjaan tersebut juga diperlukan
perencanaan spesifikasi alat, bahan, tenaga, pengujian laboratorium, prosedur
pelaksanaan serta pengujian langsung di lapangan yang digunakan sebagai
pengendalian mutu pada setiap pekerjaan sesuai dengan Spesifikasi Umum
Bidang Jalan Tahun 2018.
4. Metode pelaksaan yang sudah direncanakan adalah acuan dalam pembuatan
time schedule dan network planning sebagai acuan pelaksanaan dilapangan
sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan selama pekerjaan, supaya pekerjaan
dapat diselesaikan secara efektif.
5. Kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi pada proyek ini meliputi pekerjaan
galian dan timbunan tanah, penyiapan tanah dasar, sub base, base, prime coat,
tack coat, surface (Laston MS 800), saluran drainase, dan bangunan pelengkap
lainnya.
VII-1
VII-2
4. Dalam pemilihan alat, bahan, dan tenaga harus disesuaikan dengan jadwal
(schedule). Sedangkan untuk prosedur pelaksanaan harus sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan. Pelaksanaan pengawasan dan kontrol yang
ketat sesuai dengan spesifikasi dalam pelaksanaan pekerjaan terutama pada
pekerjaan berat atau pada jalur kritis sangat diperlukan agar tidak terjadi
keterlambatan, tidak terkena sanksi/denda, dan integritas perusahaan tetap
terjaga.
5. Masalah dengan pengendalian waktu dalam pelaksanaannya perlu pengawasan
yang kompleks, terutama pada pekerjaan yang kritis, agar pekerjaan tepat sesuai
rencana yang telah dibuat.
6. Perlu adanya monitoring/konfirmasi yang berkaitan dengan Mobilisasi dan
Demobilisasi alat berat, karena keterlambatan alat akan sangat mempengaruhi
waktu pekerjaan, terutama masalah mengenai keuangan.
7. Perlu adanya monitoring berkala untuk memantau progress pekerjaan agar
berjalan sesuai jadwal dengan melihat laporan harian dan laporan mingguan.
DAFTAR PUSTAKA
Andi.
Yogyakarta: Kanisius.
Remaja Rosdakarya.
Direktorat Jenderal Bina Marga. 2018. ”Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan
Kusdiyono, dkk. 2002. “Petunjuk Praktikum Uji Bahan Bangunan 1”. Semarang :
Data CBR Proyek Pembangunan Jalan Lemahbang – Kaloran (STA 25+500 – STA
Kerja
100)
Kedisiplinan dalam bimbingan .10
9
2 Kreativitas pemecahan masalah 0.15
90 13S
3 Penguasan materi tugas akhir 0,20
86 7/2
4 Kelengkapan dan referensi tugas 0,05
akhir 86 413
Jumlah (maksimum 50)
Hasil penilaian bimbingan tugas akhir ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinyà
4
Semarang, September 2021
Pembimbing 1,
Revisi
NIM/Kelas : 3.12.18.2.18/ KS 3C
oknik
Revisi
PMARAN
Halaman 1/2
NIM/Kelas :3.12.18.2.02/KS3C
Judul tugas akhir
Pelaksanaan Pembangunan Ruas Jalan Salatiga - Ngablak, Bts. Kabupaten Magelang, STA
100)
1 Kedisiplinan dalam bimbingan 0.10
90 9
2 Kreativitas pemecahan masalah 0.15
19,5
3 Penguasaan materi tugas akhir 0,20 17,2
4 Kelengkapan dan referensi tugas 0,05
akhir 8 4.3
Jumlah (maksimum 50)
Hasil penilaian bimbingan tugas akhir ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Revisi
100)
Kedisiplinan dalam bimbingan 90 0.10
9
2 Kreativitas pemecahan masalah 90 0.15 13,5
3 Penguasaan materi tugas akhir 84 0,20 17,2
4 Kelengkapan dan referensi tugas 0,05
akhir
Jumlah (maksimum 50)
Hasil penilaian bimbingan tugas akhir ini dapat dipergunakan sebagaimana mestirtya.
8.1
4.1
2.1
6..1
No.
10.4
10.3
10.2
10.1
1.11
1.10
3.2(1)
2.4(2)
2.2(5)
2.2(4)
2.2(3)
2.2(2)
2.2(1)
2.1(2)
2.1(1)
Mobilisasi
Base Camp
Marka Jalan
Direksi Keet
Demobilisasi
Kerb Median
Dokumentasi
Galian Drainase
Patok Kilometer
Rambu lalu lintas
Timbunan Tanah
Patok Hektometer
Galian Tanah Biasa
Papan Nama Proyek
Pekerjaan Bouwplank
Pemasangan Drainase
DIVISI X PEMELIHARAAN
Lapis Pondasi Agregat Kelas S ( Bahu Jalan )
RENCANA
REALISASI
DIVISI VIII PENGEMBALIAN KONDISI
Lapisan Pondasi Atas ( Base Course) (Agregat Kelas A)
m²
m³
m³
m³
m³
m³
m³
m³
m³
m³
m²
m³
m³
m³
m³
LS
LS
LS
LS
LS
LS
LS
LS
LS
LS
m3
m3
m3
m3
m3
ton
liter
Unit
Unit
Test
buah
buah
buah
buah
buah
buah
buah
buah
Buah
Satuan
Volume
12195.12
8710.8
464.576
26.496
12.096
110
3
18.95
26.03
3.26
45
20
207.4
3457.666667
4140.8
1.00 Rp
1.00 Rp
1.00 Rp
1.00 Rp
40.00 Rp
4148.00 Rp
18.00 Rp
3.00 Rp
7.00 Rp
6678.28 Rp
34843.20 Rp
Rp
Rp
900 Rp
84663.14514 Rp
24888 Rp
29036 Rp
62933.7903 Rp
160183.6935 Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
1.00 Rp
1.00 Rp
1.00 Rp
1.00 Rp
1.00 Rp
1.00 Rp
1.00 Rp
2,074.00 Rp
2.00 Rp
1.00 Rp
1.00 Rp
774.36 Rp
995,52 Rp
Rp
Rp
(Rp)
Jumlah Harga
6,198,951.30
39,304,000.00
14,174,000.00
75,436,200.00
103,652,211.81
208,790,000.00
64,240,000.00
543,400.00
3,753,540.00
6,479,819,312.45
397,071,635.45
2,512,828,920.00
1,730,999,760.00
8,220,000.00
2,285,340,000.00
498,800,000.00
378,845,000.00
4,690,000.00
4,310,000.00
7,872,396.69
8,225,000.00
3,645,000.00
4,270,000.00
1,005,000.00
419,577.92
24,745,000.00
690,000.00
228,920,000.00
4,596,223,333.33
676,911,220.00
43,225,000.00
40,275,000.00
13,000,000.00
302,273,000.00
139,600,000.00
70,935,000.00
57,565,000.00
1,382,000.00
27,585,000.00
59,695,000.00
15,247,350.00
507,103,200.00
55,590,000.00
3,203,590,000.00
115,592,640.00
25,022,601,648.96
Prestasi Komulatif
Prestasi Komulatif
Prestasi Tiap Minggu
0.025
0.157
0.057
0.301
0.414
0.834
0.257
0.002
0.015
1.587
6.918
2.027
0.033
9.133
1.993
0.222
1.514
0.019
0.017
0.031
0.033
0.015
0.017
0.004
0.002
0.099
0.003
0.915
2.705
0.173
0.161
0.052
1.208
0.558
0.283
0.230
0.006
0.110
0.239
0.061
0.462
100.00
25.896
10.042
12.803
18.368
1
7
1
1
1
8
2
2
1
1
1
3
1
1
3
1
1
2
3
5
2
5
1
9
8
5
4
i)
%
%
%
%
14
14
14
14
12
16
11
21
16
17
38
18
39
15
121
121
121
121
(Har
Bobot Waktu
1.4156
1.4156
4
2.4713
1.0557
10
14
3.5579
1.0866
16
2.1237
5.6816
22
0.0891 0.337 0.01457 0.09889 0.0308 0.022 0.001 0.001 0.000 0.031
25
0.0891 0.337 0.01722 0.00168 0.0308 0.022 0.001 0.001 0.000 0.031
26
0.0891 0.337 0.03146 0.00134 0.0308 0.022 0.001 0.001 0.000 0.031
27
0.0891 0.337 0.01874 0.00134 0.0308 0.022 0.001 0.001 0.000 0.031
5
8.8515
3.1699
28
3.0797
11.9313
34
38
6.3643
18.2956
40
29.2955
10.9999
46
40.2621
10.9666
52
57
9.2258
49.4879
58
59
60
62
3.4270
52.9149
64
67
5.5583
58.4732
70
4.4270
62.9002
76
3.9266
66.8268
82
86
7.3937
74.2206
88
88.5119
14.2913
94
9.8063
98.3182
0.414 0.119 0.25673 0.01219 0.01643 0.022 0.001 0.001 0.000 0.01225
101
0.119 0.015 0.015 0.01219 0.01643 0.022 0.001 0.001 0.000 0.01225
102
0.8366
99.1549
0.4092
99.5640
0.3847
99.9487
####
####
%
0%
PROGRES
25%
50%
75%
100%
1 Hari = 7 Jam
KETERANGAN
TTD
PEMBIMBING I
DIPERIKSA
PEMBIMBING II
NIP 195906211988031001
NIP 195904301984031002
Yustinus Eka Wiyana, S.T., M.T.
TGL
JML LMBR
BARCHART ALAT, TENAGA, DAN BAHAN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
TTD
PEMBANGUNAN RUAS JALAN SALATIGA - NGABLAK, BTS.
NO. LMBR
SCHEDULE ALAT, TENAGA, DAN BAHAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
JALAN SALATIGA - NGABLAK, BTS. KABUPATEN MAGELANG
STA 48+900 - STA 51+000
SCHEDULE ALAT
Rencana Pelaksanaan Barchart Alat
No Uraian satuan Bulan Ke-1 Bulan Ke-2 Bulan Ke-3 Bulan Ke-4 Bulan Ke-5 100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
90
1 Air Compresor Unit - - - - - - - - - - - - - - 1 1 2 2 - - -
2 Asphalt Finisher Unit - - - - - - - - - - - - - - 1 1 1 - - - -
80
3 Asphalt Sprayer Unit - - - - - - - - - - - - - - 2 2 - - - - -
4 Bulldozer Unit 4 4 4 15 15 15 15 15 - - - - - - - - - - - - - 70
5 Excavator Unit - - - 15 15 15 15 15 15 15 - - - - - - - - - - -
6 Dump Truck Unit 8 8 8 30 30 30 45 45 45 45 3 6 6 3 2 2 6 3 - - - 60
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Agregat halus m3 3658.54 298.66 3658.54 3336.54289 2.35
2 Agregat kasar m3 10975.61 895.97 6794.42 8,243 2.35
3 Pasir beton m3 3.00 6.62 0
4 Tanah urug m3
5 Batu bata buah 3.26 60000
6 Batu Pecah 10/15 m3 10.00
7 Beton K-175 m3
8 Portland Cement (PC) kg 63.00 0
9 Laston MS 800 ton 2,226.093 2,226.093 2,226.093
10 Box Culvert Ø 40 - 100 buah
11 Pipa galvanis 2" - 6 m batang
12 Paku Kg 2.5 5.50 50000
13 Cat Kg 1 2.00
14 Cat kayu Kg
15 Cat marka Kg 1.66
16 Cat meni Kg 5
17 Minyak cat liter 2
18 Kerosin liter 10452.96
40000
19 Thinner liter 1.05
20 Filler Kg 119.03
21 Glass bead Kg 0.45
22 Pelat rambu(60x60 cm) lembar
23 Multipleks 9 mm lembar
24 Kayu Meranti 5/7 batang 15 55.00
25 Kayu Meranti 2/20 batang 2 55.00 30000
26 Agregat halus utk ATB/AC/HRS m3
27 Agregat halus utk LPA m3
28 Agregat halus utk LPB m3
29 Agregat kasar utk ATB/AC/HRS m3
30 Agregat kasar utk LPA m3
31 Agregat kasar utk LPB m3
32 Concrete Barrier bh 20000
33 Lampu penerangan jalan buah 40
34 Rambu Lalu Lintas buah 7.00
35 MMT m2 2.84
36 Kerb buah 4148
37 Prime / Tack Coard RC liter
38 Prime Coat MC liter 32926.824
10000
39 Prime / Tack Coat Emulsi liter
40 Baja Tulangan (Polos) U24 Kg
41 Baja Tulangan (Ulir) D32 Kg
42 Pipa Beton D100 buah 20
43 Beton Pracetak (U-Ditch) Type 800x1000 buah 3458
44 Beton K-125 m3 0.18 207.40 59.15
45 Camp. Aspal Panas M3 10.728 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
46 Camp. Aspal Dingin M3 10.728
47 Aspal Pengisian Retak Liter 1006