Disusun Oleh
NIM 21319009
Nomor KKP :
NIM : 21319009
Serang,.............Januari, 2024
Disahkan Oleh :
Fakultas Teknik
Tanggal :
NIM : 21319009
Disahkan Oleh :
ABSTRAK
Dhandi Muhammad Yusuf “PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BANTEN LAMA –
TONJONG PROVINSI BANTEN STA 0+780 – 1+550”. Laporan KKP Program Studi
Teknik Sipil Universitas Serang Raya, dibawah bimbingan TB. Sofwan Hadi, S.Pd.,M.Pd,
Januari 2024, X halaman + x + halaman lampiran.
Dengan semakin berkembangnya kemajuan dibidang industri dan perdangangan serta
distribusi barang dan jasa maka semakin bertambah pula kepemilikan kendaraan yang
menyebabkan meningkatnya volume lalu lintas. Dengan meningkatnya perkembangan sektor
perekonomian dan perindustrian, maka akan semakin bertambah kebutuhan sarana dan
prasarana transportasi jalan yang baik, aman, serta mempunyai manfaat untuk masa yang
panjang. Dalam hal meningkatkan pelayanan transportasi terhadap masyarakat, Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten pada Proyek Pembangunan Jalan
Banten Lama – Tonjong, Provinsi Banten STA 0+780 – 1+550 yang dilaksanakan oleh PT.
Suburo Jayana Indah Cor dimaksudkan untuk menambah akses jalan yang lebih baik, melihat
kondisi jalan yang kurang mumpuni pada beberapa tempat dan volume kendaraan yang
melintasi jalan tersebut rata-rata kendaraan berat sehingga mengakibatkan jalan sulit untuk
dilewati dan waktu tempuh perjalanan yang semakin lama.
Perencanaan struktur pada Proyek Pembangunan Jalan Banten Lama – Tonjong, Provinsi
Banten STA 0+780 – 1+550, ini menggunakan struktur perkerasan kaku (beton), sehingga
dengan struktur tersebut diharapkan jalan yang dibangun memiliki kekuatan dan usia yang
lebih lama serta mengurangi dana perawatan (maintenance) yang tinggi.
Pelaksanaan proyek harus dilakukan secara profesional dan harus berkoordinasi dengan
berbagai pihak terkait, agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan keinginan pemilik (owner)
dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
Kata Kunci : Akses Jalan, Peningkatan Pelayanan, Perkerasan Kaku, Volume Lalu Lintas
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan karunia dan kasih-Nya
kepada kita sekalian, khususnya kepada penulis, sehingga Laporan KKP dengan judul
Didalam penyelesaiannya penulis banyak sekali dibantu oleh beberapa pihak, oleh
karenanya pada kesempatan ini, penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1. Tuhan YME yang selalu memberikan kekuatan dan kesehatan kepada penulis dalam
2. Untuk Bapa dan Mama tercinta yang tak henti-hentinya memberikan semangat dan
5. Bapak Arbi Parianta Lukman, SST., MT sebagai Ketua Program Studi Teknik Sipil.
7. Dinas Pekerjaaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten selaku pemilik Proyek
8. Bapak Heru Iswanro, ST. selaku Pejabat Pembuat Komitmen ( Kepala Bidang Bina
10. Bapak Gugun Subaka selaku Kontaktor Pelaksana PT. Suburo Jayana Indah Cor
11. Seluruh Staf PT. Suburo Jayana Indah Cor yang terlibat dalam proyek pembangunan
12. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Teknik Sipil Universitas Serang Raya.
13. Keluarga Besar HIMATSU.
14. Sipil Squad 2019 teman seperjuangan yang selalu memberikan semangat.
Menyadari kodratnya (Penulis) sebagai manusia yang tak pernah luput dari kesalahan
dan kekurangan meyakini terdapat kekurangan ataupun kesalahan didalam Kuliah Kerja
Praktik ini, baik dari segi penulisan maupun penyajiannya. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun sehingga kekurangan maupun kesalahan
Akhir kata dari penulis berharap semoga laporan KKP ini dapat bermanfaat bagi
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................iii
PERSEMABAHAN........................................................................................iv
ABSTRAK.......................................................................................................vi
KATA PENGANTAR....................................................................................vii
DAFTAR ISI...................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR......................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG KULIAH KERJA PRAKTEK....................2
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN KULIAH KERJA PRAKTEK.............2
1.3 KEGIATAN KULAH KERJA PRAKTEK......................................3
1.4 LATAR BELAKANG PROYEK......................................................4
1.5 WAKTU PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK...........6
1.6 DATA PROYEK.................................................................................6
1.7 LOKASI PROYEK.............................................................................7
PENDAHULUAN
1
langsung di lapangan kerja proyek pembangunan.
Dalam Kuliah Kerja Praktek ini penulis berkesempatan terjun secara
langsung ke lapangan dan mengamati bagaimana proses pembangunan Jalan
Banten Lama – Tonjong, Serang, Banten. Melalui pelaksanaan Kuliah Kerja
Praktek ini, Mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan dan kemampuan serta
teori maupun praktek dalam bidang Teknik sipil, agar mampu bersaing di dunia
kerja secara professional.
2
6. Menambah wawasan mengenai proses pembangunan jalan dari awal
sampai akhir.
3
a) Loading base course dengan muatan yang merata ditiap titik yang sesuai
sta.
b) Pemerataan (Leveling) dengan excavator dan motor greder di ketinggian
10 cm
c) Melakukan pemadatan dengan dozer vibrator agar saling mengikat.
d) Melakukan test sand cone untuk menilai ketinggian dan kerapatan base
course sesuai dengan gambar kerja.
4. Pekerjaan Lean Concrete (LC)
a) Bekisting dengan ketinggian sesuai dengan gambar kerja yaitu 10 cm.
b) Pengecoran LC bisa dilakukan kapanpun berbeda dengan Rigid
5. Pekerjaan Rigid
a) Pembesian menggunakan Wiremesh (8D), Sloof (8D), Dowel (32D),
Tiebar (16D).
b) Bekisting dengan ketinggian 25cm sesuai dengan gambar kerja.
c) Pengecoran dilakukan pada sore hari atau malam hari sesuai dengan suhu
yang stabil agar air pada beton tidak cepat menguap dan menyebabkan
cracking.
d) Proses grooving agar adanya gaya gesek
e) Pekerjaan cutting untuk mengetahui ukuran Panjang dan lebar segmen
rigid serta mempermudah melakukan silent aspal.
4
kepemilikan kendaraan yang menyebabkan meningkatnya volume lalu lintas.
Tetapi, terkadang peningkatan volume lalu lintas ini tidak diikiuti dengan
meningkatnya kapasitas jalan yang memadai. Dengan meningkatnya
perkembangan sektor perekonomian dan perindustrian, maka akan semakin
bertambah kebutuhan sarana dan prasarana transportasi jalan yang baik, aman,
serta mempunyai manfaat untuk masa yang panjang.
Pembangunan jalan di suatu daerah merupakan hal yang penting bagi
masyarakat untuk mencapai suatu daerah yang ingin dituju. Selain itu, dengan
pembangunan jalan dapat meningkatkan mobilisasi masyarakat. Pembangunan
jalan provinsi merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah.
Salah satu jalan provinsi yang ada di Banten yaitu Jl. Tasikardi Banten
Lama, Pamengkang, Kec. Kramatwatu, Kabupaten,serang yang menghubungkan
akses jalan Banten Lama dan Tonjong. Akses penghubung ini tidak nyaman
digunakan dan membuat pengguna merasa terganggu saat melintasinya, karena
kondisi jalan yang tidak sesuai dengan ketentuan jalan, jalan yang sempit hanya
ada dua jalur dan ketika jalan tersebut diguyur hujan selama satu jam saja maka
akan menimbulkan banjir yang cukup dalam, masalah pada jalan ini bukan hanya
kondisi jalan yang sempit saja tetapi juga dengan drainase pada jalan tersebut
yang tidak berjalan dengan baik kondisi jalan ini sama seperti jalan pada jalan
banten lama - tonjong.
Dalam hal meningkatkan pelayanan transportasi terhadap masyarakat,
Pupr Banten pada Proyek pembangunan jalan banten lama - tonjong yang
dilaksanakan oleh PT. Suburo Jayana Indah Cor dimaksudkan untuk
meningkatkan akses jalan yang lebih baik, melihat kondisi jalan yang mengalami
kerusakan pada beberapa tempat dan volume kendaraan yang melintasi jalan
tersebut rata-rata kendaraan berat sehingga mengakibatkan jalan sulit untuk
dilewati dan waktu tempuh perjalanan yang semakin lama. Perencanaan struktur
pada proyek pembangunan jalan banten lama - tonjong ini menggunakan struktur
perkerasan kaku (beton), sehingga dengan struktur tersebut diharapkan jalan yang
dibangun memiliki kekuatan dan usia yang lebih lama serta mengurangi dana
perawatan (maintenance) yang tinggi.
5
1.5 Waktu Pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek
Waktu pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek (KKP) adalah selama minimal
15 kali pelaksanaan, terhitung mulai awal bulan November sampai dengan 27
bulan Januari di proyek pembangunan Jalan Banten Lama – Tonjong, Serang,
Banten.
8 No Kontrak : 620/137.3/SPK/PJ-BLT/BBM/DPUPR/VII/2023
9 Nilai Kontrak : Rp. 67.119.327.600,00
10 Waktu Pelaksanaan : 161 Hari
6
1.7 Lokasi Proyek
Lokasi proyek berada di Jl. Tasikardi Banten Lama, Pamengkang, Kec.
Kramatwatu, Kabupaten, Serang, banten.
7
Gambar 1.2 Peta Lokasi Proyek
8
Sumber : DED PT. Suburo Jayana Indah Cor, 2023
BAB II
PRA PELAKSANAAN
2.1 Pelelangan
Pada pengadaan dan pelelangan barang/jasa pemerintah terutama dalam
pekerjaan konstruksi, harus dilakukan secermat mungkin. Fungsi dan manfaat
yang diharapkan dari sebuah pengerjaan proyek yang pada nantinya harus bisa
dinikmati masyarakat sipil. Pembiayaan dengan menggunakan sumber dana yang
berasal dari masyarakat (APBN/APBD) harus dapat dipertanggung jawabkan
secara benar dan transparan. Untuk itu perlu adanya peraturan yang mengatur dan
mengikat dari pelaksana pengadaan barang/jasa pemerintah tersebut ( Wahid,
Kuncoro, Wibowo, Nugroho, 2013).
Untuk meminimalisir permasalahan yang ada, maka permerintah telah
berupaya untuk menyelenggarakan pelelangan secara elektronik. Mengacu pada
Keppres nomor 80 tahun 2003 dan kemudian diatur lebih detail lagi pada Perpres
nomor 54 tahun 2010. Maka dari itu diperlukan adanya ‘Kajian Prosedur
Pelelangan Konstruksi Berdasarkan Keppres No. 80 tahun 2003 dan Perpres
No.54 tahun 2010”. Sebagai input data digunakan data yang sudah ada pada LPSE
yang sesuai dengan kedua peraturan yang digunakan sebagai bahan perbandingan
(Wahid, Kuncoro, Wibowo, Nugroho, 2013).
9
mencapai harga tertinggi yang didahului dengan pengumaman lelang.
Konvensional procurement atau disebut juga pengadaan secara
konvensional yaitu proses pengadaan atau pelelangan yang dilakukan dengan
mempertemukan pihak-pihak yang terkait yang dilakukan secara fisik. Sistem ini
merupakan sistem awal pengadaan pengadaaan yang dilakukan sealma beberapa
tahun yang lalu hingga sekarang. Namun dengan berkembangnya tingkat kegiatan
dan kepentingan, maka sistem ini mulai tidak relevan saat ini (Wahid, Kuncoro,
Wibowo, Nugroho, 2013).
Kelektronik Procurement atau disingkat E-Proc adalah aplikasi untuk
mengelola data pengadaan barang/jasa yang meliputi data pengadaan berbasis
internet yang didesain untuk mencapai suatu proses pengadaan efektif, efisien dan
terintegrasi. Pada awalnya pelaksanaannya berpedoman pada keputusan Menteri
Pekerjaan Umum No.211/KPTS/M/2006 tentang penetapan paket pengadaan
barang/jasa secara elektronik tahun 2006 di lingkungan Departemen Pekerjaan
Umum, menetapkan paket dan proses pengadaan barang/jasa Departemen
Pekerjaan Umum dilaksanakan secara elektronik (Semi E-Procurement Plus)
dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik (E-Procurement) tetap
mengacu pada keputusan Presiden atau Peraturan Presiden tentang
pengadaan barang/jasa pemerintah.
b) Mengikuti tahapan proses pengadaan.
c) Apabila ada perbedaan antara harga penawaran melalui E-
Procurement dan harga yang tercantum pada hard copy maka
penawaran tersebut dinyatakan gugur.
Presiden mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 106 tentang Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Lembaga ini merupakan
‘pemekaran’ Pusat Pengadaan yang sebelumnya berada di Bappenas. Dengan
adanya Perpres ini, seluruh tugas menyangkut kebijakan pengadaan barang dan
jasa pemerintah menjadi tanggung jawab LKKP, termasuk di dalamnya
pengembangan dan implementasi electronic government procurement. Dasar
hukum pelaksanaan e-procurement saat ini adalah UU No. 11 Tahun 2008 tentang
10
ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik), Perpres No. 54 Tahun 2010 dan
Peraturan Kepala LKPP No. 1 Tahun 2011 tentang Tata Cara e-Tendering.
Secara umum, e-procurement dapat dilakukan 2 cara yaitu e-tendering dan e-
purchasing (Wahid, Kuncoro, Wibowo, Nugroho, 2013).
Dengan mengetahui setiap informasi yang terdapat dalam dokumen
penawaran peserta lainnya, maka secara tidak langsung para peserta lelang dapat
mengawasi panitia pengadaan barang/jasa dalam melakukan proses evaluasi
dokumen penawaran tersebut. Dengan demikian proses penentuan pemenang
lelang menjadi terbuka dan bebas dari kecurangan. Karena itulah, meskipun tidak
ada kewajiban untuk hadir dalam acara pembukaan penawaran, setiap peserta
lelang selalu berusaha untuk hadir dalam acara tersebut.
Tata cara pembukaan dokumen, siapa saja yang diperkenankan hadir, serta
dokumen apa saja yang harus dibuka pada acara tersebut telah diatur dalam
Peraturan Presiden R.I No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
Penggunaan tender pada suatu proyek merupakan salah satu proses untuk
pengadaan kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan. Pelalangan dapat
dilaksanakan setelah semua persiapan pembuatan rencana kerja telah selesai
dikerjakan. Melalui pelelangan diharapkan akan didapat biaya pelaksanaan
seminimal mungkin serta hasil pelaksanaan pekerjaan yang dapat dipertanggung
jawabkan dan tidak merugikan kedua belah pihak.
11
Pengadaan barang/jasa di Indonesia dilaksanakan sesuai dengan pedoman
Keputusan Presiden RI No. 54 Tahun 2010 beserta perubahan dalam
pelaksanaannya melalui metode pelelangan umum untuk pemilihan/seleksi
penyedia barang/jasa yang terbagi menjadi 5 (lima) metode, yaitu :
1. Pelelangan umum, adalah metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan
konstruksi/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang di ikuti oleh semua
penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang memenuhi
syarat (Perpres No 54 Tahun 2010, pasal 1 No. 23).
2. Pelelangan terbatas, adalah metode pemilihan penyedia pekerjaan
konstruksi untuk pekerjaan konstruksi dengan jumlah penyedia yang
mampu melaksanakan diyakni terbatas dan untuk pekerjaan yang
kompleks (Perpres No 54 Tahun 2010, pasal 1 No. 24).
3. Pemilihan langsung, adalah metode pemilihan penyedia pekerjaan
konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi 200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah) (Perpres No 54 Tahun 2010, pasal 1 No. 26).
4. Penunjukan langsung, adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa
dengan cara menunjuk langsung 1 (satu) penyedia barang/jasa (Perpres
No 54 Tahun 2010, pasal 1 No.31).
b. Proyek Swasta
Ketentuan tender proyek swasta biasanya diatur sendiri oleh masing –
masing pemilik dengan tetap mengacu pada standar kontrak tertentu seperti
misalnya standar Internasional. Pada umumnya dilakukan dengan cara tender
terbatas dengan mengundang beberapa kontraktor yang sudah dikenal.
Perkembangan saat ini, pemilik (owner) mengundang beberapa calon kontraktor
untuk melakukan presentasi kemampuan mereka dalam melaksanakan proyek
yang ditenderkan. Setelah itu owner menilai dan bagi yang lulus akan diundang
untuk mengikuti tender (Gatot Nursetyo, 2016).
12
1. Pengambilan Dokumen Lelang
Pengambilan dokumen lelang harus diteliti kebenarannya dan
kelengakpannya dengan merinci dalam tanda terima dokumen lelang, ini penting
agar dapat dijadikan sebagai dokumen kontrol pada proses internal perusahaan
(Gatot Nursetyo, 2016).
2. Pembentukan Tim Pelaksana Lelang (TPL)
Pembentukan Tim Lelang (TPL) sesuai dengan kebutuhan SDM yang
memiliki kompetensi sesuai dengan keterampilan untuk melakukan kegiatan
estimasi biaya sesuai dengan persyaratan yang berlaku (Gatot Nursetyo, 2016).
3. Mempelajari Dokumen Lelang
Menurut (Gatot Nursetyo, 2016) Pada bagian proses ini merupakan
kegiatan penting dalam upaya memahami dokumen proyek sehingga dapat dibuat
catatan – catatan penting yang perlu dikonfirmasikan pada saat mengikuti
penjelasan/anwazing kantor maupun lapangan berkaitan dengan dokumen –
dokumen sebagai berikut :
a. Bill of Quantity (BQ)
b. Technical Specification (Spesifikasi Teknis)
c. Drawings (Gambar)
d. Agreement, General & Special Condition of Contract (Surat
perjanjian, Spesifikasi umum dan Khusus)
e. Attachments (Lampiran)
f. Addendum
g. Peraturan terkait
4. Anwazing Kantor dan Lapangan
Mengikuti Kegiatan aanwijzing merupakan kegiatan penting dalam rangka
mendapatkan kejelasan terhadap hal – hal sebagai berikut :
a. Kelengkapan dokumen yang perlu dipenuhi
b. Konfirmasi hal – hal yang belum jelas agar persamaan persepsi sama
dengan persepsi sama dengan panitia/owner. Usulan adanya
perubahan terhadap spek, waktu pelaksanaan pekerjaan, dan lain-
lain. Sehingga proyek ini dapat dilaksanakan dengan baik.
13
c. Usulan adanya perubahan terhadap spesifikasi, waktu pelaksanaan,
dll sehingga proyek dapat dilaksanakan dengan baik.
d. Memahami secara akurat kondisi proyek tersebut dibangun berkaitan
dengan hal – hal sebagai berikut :
1. Kondisi lingkungan proyek (sosial dan budaya, medan, kerja, dan
lain – lain)
2. Akses jalan ke proyek
3. Kelayakan jalan logistik dan upaya untuk memperbaiki
4. Keamanan
5. Kondisi tanah
6. Dan lain – lain
5. Mempelajari lebih dalam tentang dokumen lelang
Kegiatan dalam proses ini adalah memahami lebih rinci berkaitan dengan
hal – hal sebagai berikut :
1. Kesesuaian Bill of Quantity (BQ) dengan gambar, spesifikasi dan
dokumen lainnya.
2. Identifikasi lingkup pekerjaan (batasan – batasan dalam paket
proyek)
Kegiatan ini dilakukan dengan mengacu pada Work Breakdown Structure
(WBS) sehingga secara akurat dapat diketahui batasan lingkup pekerjaan yang ada
dalam setiap paket proyek, berkaitan dengan hal – hal sebagai berikut :
1. Rincian Bill of Quantity atau Work Breakdown Structure (paket
pekerjaan)
2. Perhitungan volume pekerjaan
3. Gambar detail
4. Dokumen pengadaan Sub Contractor dan Supplier.
Work Breakdown Structure (WBS) adalah pedoman pengelompokan dari
unsur – unsur proyek yang mengatur dan menetapkan lingkup total dari proyek.
Pekerjaan yang di luar WBS adalah di luar lingkup proyek. Seperti halnya scope
statment, WBS sering kali digunakan untuk mengembangkan atau menjelaskan
pengertian umum dari lingkup proyek (Gatot Nursetyo, 2016).
14
6. Survey Lapangan Detail
Kegiatan ini merupakan kegiatan survey ulang secara mendalam setelah
mempelajari secara mendalam dokumen lelang. Hasil survey ini akan dijadikan
dasar dalam merumuskan metode pelaksanaan pekerjaan, merencanakan site plan,
mengetahui item – item pekerjaan penunjang yang diperlukan seperti perlunya
jembatan sementara, bangunan bantu lainnya, perbaikan jalan akses, dan lain –
lain. Pada survey ini juga dapat dipakai untuk mengklarifikasi data – data tekis
seperti penyelidikan tanah, komposisi material di quary, keberadaan sumber daya
lainnya, seperti alat, tenaga kerja, bahan material alam, termasuk biaya untuk
mendapatkan sumber daya tersebut (upah tenaga, harga satuan, dan lain – lain)
(Gatot Nursetyo, 2016).
7. Perhitungan Volume
Kegiatan ini diperlukan untuk melakukan perhitungan dan pengecekan
perhitungan volume pekerjaan terhadap volume scope yang ada dalam BQ, dan
diperlukan perhitungan volume pekerjaan yang merupakan pekerjaan penunjang
seperti jembatan darurat, jalan kerja, dan lain – lain. Perhitungan volume ini harus
dilakukan secara cermat dan akurat serta tertelusur sesuai WBS yang direncankan
sehingga tidak terjadi kesalahan berupa kurang perhitungan atau duplikasi
perhitungan. Apabila ada perhubahan gambar/spek maka denga mudah dapat
ditelusuri perhitungan mana yang diperlukan koreksi/penyesuaian/hitungan ulang
atas perubahan tersebut. Bila volume pekerjaan ini dihitung oleh banyak personil
harus dapat diidentifikasi siapa yang melakukan hitungan pekerjaan apa, sesuai
gambar/spek yang mana, sehingga saat dikonsolidasi dapat dikompilasi dengan
akurat (Gatot Nursetyo, 2016).
8. Metode Kerja
Metode kerja merupakan kegiatan perumusan metode pelaksanaan
pekerjaan dengan urutan penyusunan sebagai berikut :
1. Definisi pekerjaan
a) Penjelasan tentang pekerjaan
b) Spesifikasi dan volume pekerjaan
2. Lokasi pekerjaan
15
3. Cara kerja/metode kerja
a) Bagaimana cara kerjanya
b) Alat apa saja yang digunakan
c) Bagaimana urutan pekerjaannya (dimulai setelah/sesudah
pekerjaan apa)
4. Kebutuhan sumber daya
5. Waktu yang diperlukan
6. Jadwal pelaksanaan
7. Hal – hal penting yang harus diketahui/diperhatikan
8. Gambar kerja, Pekerjaan yang dibuat secara detail metode kerjanya
adalah yang memiliki kriteria sebagai berikut :
a) Yang memiliki nilai bobot 80% sesuai dengan bobot pareto
b) Yang termasuk dalam lintasan kritis, sesuai dengan hasil
network planning
9. Sub Contractor
Pemilihan pekerjaan yang disub kepada kontraktor lain dilakukan dalam
rangka memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Memanfaatkan kemampuan penyedia barang/jasa yang lain
b. Mempercepat keuntungan yang diperoleh dari re-engineering
c. Membagi kemungkinan resiko
d. Meningkatkan fokus perusahaan
e. Sumber daya sendiri dapat digunakan untuk kebutuhan – kebutuhan
lainnya
f. Memungkinkan tersedianya dana capital
g. Menciptakan dana segar
h. Mengurangi dan mengendalikan biaya operasional
i. Memperoleh sumber daya yang tidak dimiliki sendiri
j. Memecahkan masalah yang sulit dikendalikan atau dikelola sendiri.
Pemilihan sub contractor/supplier dilakukan dengan selektif agar tujuan
tersebut dapat terpenuhi, dan pengendalian dokumen terhadap pekerjaan yang
dikerjakan oleh pihak ketiga ini merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan,
karena kesalahan informasi/dokumen akan membuat kekeliruan dalam
16
menentukan asumsi, sumber daya dan harga pekerjaan (Gatot Nursetyo, 2016).
Kegiatan dalam proses procurements pada proses tender meliputi sebagai berikut :
a. Perencanaan pekerjaan yang akan di sub kontrakkan/rencana pembelian
perencanaan kontrak & pembayaran
b. Pemilihan vendor yang dinominasikan
c. Permintaan penawaran
d. Evaluasi penawaran (termasuk lingkup yang bersesuaian dengan paket
pekerjaan)
e. Penentuan vendor yang dipilih sehingga dokumen dari vendor yang
dipakai untuk penawaran terdokumentasi dengan baik.
10. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Proses yang dibutuhkan untuk mengelola dan memastikan bahwa aktivitas
proyek konstruksi telah ditangani dengan benar sebagai bentuk tindakan
pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya kecelakaan secara ringan
(menyebabkan luka – luka ringan atau parah yang masih dapat disembuhkan tanpa
cacat) maupun yang berat (menyebabkan cacat atau meninggal dunia) yang akan
terjadi baik terhadap karyawan/property yang ada dengan demikian proses –
proses yang dilakukan berupa :
a. Perencanaan K3 (Safety Plan)
b. Penanganan K3
c. Pelaksanaan Administrasi dan Pelaporan
11. Pembuatan Pra Rencana Mutu Proyek
Yang utama dalam kegiatan ini adalah melakukan hal – hal, yaitu:
a. Memahami spesifikasi setiap pekerjaan dan material yang dipakai
b. Memahami persyaratan mutu yang bersesuaian dengan yang sudah
ditetapkan dalam spek, berkaitan dengan upaya untuk melakukan
pemilihan material/metode yang memenuhi syarat
c. Dokumen atas persyaratan yang dipilih menjadi dokumen control dan
didukung oleh data – data yang dapat dipertanggungjawabkan.
12. Plafond Harga Penawaran
Plafond Harga yang didasarkan pada owner estimate merupakan referansi
17
tetapi tidak menjadi patokan, melainkan untuk melakukan evaluasi terhadap harga
yang dibentuk dari perhitungan RAP dan mark-up pusat, kantor cabang proyek
(termasuk biaya pemasaran), serta keuntungan bersih yang direncanakan. Mark-
up juga sudah memperhitungkan adanya resiku kenaikan harga, dan risiko lain
yang diperhitungkan dalam merespon resiko (Gatot Nursetyo, 2016).
13. Proses Komputer
Merupakan proses perhitungan dengan menggunakan computer dan
program yang dapat diandalkan pencariannya sehingga setiap ada perubahan
formulanya terkait satu sama lain. File perhitungan dapat menjamin mana data/file
yang dipakai dan direvisi sehingga mudah ditelusuri bila menggunakan alternatif
– alternatif RAP/RAB (Gatot Nursetyo, 2016).
14. Jaminan Bank, Referensi Bank dan Syarat – syarat Administrasi
Hasil dari perhitungan RAP/RAB draft dapat dipakai sebagai acuan untuk
menentukan besarnya jaminan pelaksanaan proyek sebagai syarat administrasi
yang harus dipenuhi dan dilampirkan dana penawaran. Pengurusan atas jaminan
ini harus memenuhi ketentuan bank dan persyaratan dalam administrasi lelang,
karena dapat menggugurkan penawaran. Pada saat final penawaran besaran dari
jaminan ini dicek kembali apakah sudah sesua dengan ketentuan/persyaratan
lelang yang berlaku (Gatot Nursetyo, 2016).
15. Memperhitungkan Kemampuan Lawan
Perhitungan kemempuan lawan dipakai untuk melakukan evaluasi
terhadap kemungkinan kemenangan tender yang diikuti, dan dapat dipakai sebagai
referensi dalam melakukan keputusan keikut sertaan tender maupun penetapan
harga penawaran yang kompetitif (Gatot Nursetyo, 2016).
16. Perhitungan Mark Up
Perhitungan mark up harus didasarkan pada beban – beban kewajiban yang
harus dipenuhi yang menjadi ketentuan kantor pusat, kantor cabang dan proyek
termasuk biaya pemasaran, serta keuntungan bersih yang direncanakan. Mark up
juga sudah memperhitungkan adanya resiko kenaikan harga, dan resiko lain yang
diperhitungkan dalam merespon resiko (Gatot Nursetyo, 2016).
17. Penyusunan, Pengecekan dan Pemasukan Penawaran
18
Tahapan yang penting pada saat melakukan penyusunan dokumen
penawaran adalah pemenuhan dokumen serta lampiran yang diperlukan dalam
setiap dokumen harus mengikuti ketentuan yang berlaku dan menjadi persyaratan
kelengkapan administrasi (Gatot Nursetyo, 2016).
18. Laporan Hasil Lelang/Tender
Laporan ini dibuat dalam rangka melakukan evaluasi terhadap hasil tender
dan alasan – alasan terukur yang menjadi penyebab kegagalan serta kekuatan yang
menjadi unggulan dalam persaingan, hal ini dapat memberikan pembelajaran
untuk kegiatan tender yang akan datang (Gatot Nursetyo, 2016).
19. Data – data Tetap
Merupakan data – data yang menjadi ketentuan saat menetapkan harga
penawaran/tender sehingga menjadi pertanggung jawaban tim estimating kepada
manajemen perusahaan. Dokumen ini diperlukan sebagai dokumen kontrol (Gatot
Nursetyo, 2016).
19
bawah dan bertanggung jawab kepada presiden dan dibentuk berdasarkan Perpres
No 106 Tahun 2007. LKPP adalah lembaga pemerintah satu – satunya yang
bertugas melaksanakan pengembangan dan perumusan kebijakan pengadaan
barang/jasa pemerintah. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, LKPP
dikoordinasikan oleh Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional. Dan
sekarang ini kemudahan – kemudahan dalam mengikuti kegiatan pengadaan
barang dan jasa sudah dikembangkan oleh LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang Jasa Pemerintah) melalui penerapan system e-procurement dan e-catalog
yang berada dalam satu system yaitu LPSE (Layanan Pengadaan Secara
Elektronik) yang mana system LPSE ini jika sudah mendaftar maka sudah
dipastikan dapat mengikuti kegiatan pengadaan barang dan jasa di seluruh
Indonesia ( pengaribuan, safuan, musa, 2022).
LPSE dibangun dengan sistem real-time dan transparan agar dapat
dipantau oleh masyarakat luas. Pengadaan barang/jasa secara elektronik seperti ini
akan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, akses pasar, serta persaingan
usaha yang sehat. Tingkat efisiensi proses pengadaan pun membaik serta
mendukung proses monitoring dan audit yang transparan pengaribuan, safuan,
musa, 2022).
Pelaksanaan pelelangan pada proyek “Pembangunan Jalan Banten Lama -
Tonjong” menggunakan metode pelelangan umum, yang dilakukan secara terbuka
dengan pengumuman resmi sehingga pihak-pihak terkait yang berminat dan
memenuhi kualifikasi dapat mengikuti proses pelelangan seperti yang ditunjukkan
pada gambar 2.1 tentang metode pelaksaan pelelangan pada proyek kali ini.
20
Gambar 2.1 Data Pelelangan Proyek Pembangunan Jalan Banten Lama -
Tonjong
21
c. PPK mengundang ULP untuk mengkaji ulang RUP yang telah diajukan
PA dan disahkan oleh DPR/DPRD guna menetapkan rencana
pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang meliputi, pemaketan
pekerjaan, metode pemilihan penyedia, spesifikasi teknis, HPS (Harga
Perkiraan Sendiri) dan rancangan kontrak.
22
Gambar 2.2 Hasil Evaluasi Lelang Proyek Pembangunan Jalan Banten Lama -
Tonjong
Sumber : datalpse Provinsi Banten, 2023
23
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan pembangunan
gedung dan bangunan di bidang konstruksi, diperlukan suatu sarana dasar
perhitungan harga satuan yaitu Analisa Biaya Konstruksi (ABK). Analisa biaya
konstruksi adalah suatu cara perhitungan harga satuan pekerjaan konstruksi, yang
dijabarkan dalam perkalian indeks bahan bangunan dan upah kerja dengan harga
bahan bangunan dan upah kerja dengan harga bahan bangunan dan standar
pengupahan pekerja, untuk menyelesaikan per-satuan pekerjaan konstruksi.
Analisa biaya konstruksi yang selama ini dikenal yaitu analisa BOW. Analisa
Burgerlijke Openbare Werken (BOW) ialah suatu ketentuan dan ketetapan umum
yang ditetapkan Dir. BOW tanggal 28 Febuari 1921 No 5372 A pada zaman
pemerintahan belanda (Fatchur Roehman, 2011).
Agar lebih luas cakupannya, maka pada tahun 2002 SNI dikaji kembali
untuk disempurnakan dengan sasaran lebih luas yaitu bangunan gedung dan
perumahan. Pelaksanaan pembangunan yang dimaksud adalah pihak-pihak yang
terkait dalam pembangunan gedung dan perumahan yaitu para perencana,
konsultan, kontraktor maupun perseorangan dalam memperkirakan biaya
bangunan. Selain itu analisa SNI dapat dipergunakan oleh pemerintah pusat
maupun daerah dalam mengefisienkan dana pembangunan yang dialokasikan
(Fatchur Roehman, 2011).
Prinsip pada metode SNI yaitu perhitungan harga satuan pekerjaan berlaku
untuk seluruh Indonesia, berdasarkan harga satuan bahan, harga satuan upah kerja
dan harga satuan alat sesuai dengan kondisi setempat. Spesifikasi dan cara
pengerjaan setiap jenis pekerjaan disesuaikan dengan standar spesifikasi teknis
pekerjaan yang telah dibakukan. Kemudian dalam pelaksanaan perhitungan satuan
pekerjaan harus didasarkan pada gambar teknis dan rencana kerja serta syarat –
syarat yang berlaku (RKS). Perhitungan indeks bahan telah ditambahkan toleransi
sebesar 15 % - 20 %, dimana didalamnya termasuk angka susut, yang besarnya
tergantung dari jenis bahan dan komposisi. Jam kerja efektif untuk pekerja
diperhitungkan 5 jam perhari. Prinsip perhitungan harga satuan pekerjaan dengan
metode SNI hampir sama dengan perhitungan dengan metode BOW, akan tetapi
terdapat perbedaan dengan metode BOW yaitu besarnya nilai koefisien bahan dan
24
upah tenaga kerja (Fatchur Roehman, 2011).
REKAPITULASI
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
Paket: PEMBANGUNAN JALAN BANTEN LAMA - TONJONG
No.
Jumlah Harga
Divis Uraian
Pekerjaan (Rupiah)
i
1 UMUM 611,331,143,87
2 DRAINASE 217,474,663,65
3 PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK 7,927,589,390,45
4 PEKERJAAN PREVENTIF -
5 PEKERJAAN BERBUTIR 8,236,291,547,70
6 PEKERASAN ASPAL -
7 STRUKTUR 43,403,360,990,07
8 REHABILITASI JEMBATAN -
9 PEKERJAAN HARIAN DAN PEKERJAAN LAIN- LAIN 71,814,966,96
10 PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN
(A) Jumlah Harga Pekerjaan ( termasuk Biaya Umum dan Kuntungannya ) 60,367,862,702,70
(B) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) = 11% x (A) 6,651,464,897,30
(C) Jumlah TOTAL HARGA PEKERJAAN = (A) + (B) 67,119,327,600,00
67,119,327,600,00
Terbilang : Enam Puluh Tujuh Miliyar Seratus Sembilan Belas Juta Tiga Ratus Dua Puluh Tujuh Ribu
Enam Ratus Rupiah
25
Organisasi ditetapkan oleh manajemn puncak (top manajemen) dan ditetapkan
pula hubungan antara anggota tim proyek dan manajer proyek. Salah satu struktur
yang sering dipakai adalah struktur organisasi yang bersifat fungsional, di mana
struktur organisasi dikelompokkan menurut area fungsi spesifik (Hanif, 2013).
Dalam organisasi proyek kontruksi, permasalahan yang timbul adalah sebagai
berikut :
1. Faktor – faktor internal yang mempengaruhi kualitas tenaga kerja
pada perusahaan kontruksi,
2. Upaya – upaya yang dilakukan tentang struktur organisasi proyek
yang tidak jelas dalam penempatan tenaga kerja dilapangan.
26
e. Perencanaan arus kas
f. Keselamatan dan kesehatan kerja
2. Manajer operasional lapangan, bertugas memimpin unit pelaksanaan lapangan
dengan kewenangan :
a. Melaksanakan pekerjaan sesuai perencanaan teknis dan keuangan yang
disiapkan oleh unit teknik
b. Mengkoordinasikan kepala pelaksana dalam mengendalikan dan
mengontrol pekerjaan para mandor dan sub kontraktor
c. Mengendalikan dan melatih keterampilan staff, tukang dan mandor
d. Melakukan penilaian kemampuan sesuai dengan standar yang
ditetapkan
3. Manajer administrasi lapangan, bertugas memimpin unit administrasi proyek,
mengelola keuangan, akuntansi dan pembukuan, urusan umum dan SDM
proyek, dengan kewenangan :
a. Menyiapkan urusan administrasi penagihan kepada pemilik proyek
b. Melakukan pencatatan transaksi
c. Melakukan verifikasi seluruh dokumen transaksi pembayaran
d. Mengurus masalah perpajakan, asuransi, dll.
27
Struktur Organisasi Kontraktor
Owner
Dinas Pekerjaan
Umum dan
Perumahan
Rakyat
Konsultan
Pengawas Kontraktor
Pelaksana
PT. Kreasi
Tekniktama PT. Suburo Jayana
Konsultan Indah Cor
Gambar 2.3 Struktur Organisasi kontraktor proyek Jalan dan jembatan Banten
Lama – Tonjong Banten
Sumber : Data Proyek
PROJECT MANAGER
IMAN FIRMAN,S.T
28
SITE MANAGER
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Proyek.
2.3.2 Tugas dan Wewenang Tiap Jabatan Pada Struktur Organisasi Proyek
1. Pemilik proyek (owner)
Pemilik proyek/pemberi tugas/pengguna jasa adalah orang/badan yang
memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan
pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan
tersebut. Pengguna jasa dapat berupa perseorang, badan/lembaga/instansi
pemerintah maupun swasta (Wulfram I. Ervianto, 2011). Hak dan kewajiban
pengguna jasa adalah :
1) Menunjuk penyedia jasa (konsultant dan kontraktor),
2) Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan
yang telah dilakukan oleh penyedia jasa,
3) Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang
dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan,
29
4) Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia
jasa sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah
bangunan,
5) Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan
dengan cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang
untuk bertindak atas nama pemilik,
6) Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi),
7) Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang tehal selesai
dilaksanakan oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan
apa yang dikehendaki.
Wewenang pemberi tugas adalah :
1) Memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada masing – masing
kontraktor
2) Dapat mengambil ahli pekerjaan secara sepihak dengan cara
memberitahukan secara tertulis kepada kontraktor jika terjadi hal –
hal di luar kontrak yang ditetapkan.
2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah orang/badan yang membuat perencanaan
bangunan secara lengkap baik bidang arsitektur, sipil dan bidang lain yang
melekat erat membentuk sebuah sistem bangunan. Konsultan perencana dapat
berupa perseorangan berbadan hukum yang bergerak dalam bidang perencanaan
pekerjaan bangunan (Wulfram I. Ervianto, 2011). Hak dan kewajiban konsultan
perencana adalah :
1) Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar
rencana, rencana kerja dan syarat-syarat, hitungan struktur, rencana
anggaran biaya,
2) Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa dan
pihak kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan,
3) Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal
– hal yang kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja dan
syarat – syarat,
30
4) Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan,
5) Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.
3. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah orang/badan yang ditunjuk pengguna jasa
untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan pembanguan mulai
awal hingga berakhirnya pekerjaan tersebut (Wulfram I. Ervianto, 2011). Hak dan
kewajiban konsultan pengawas adalah :
1) Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah
ditetapkan,
2) Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam
pelaksanaan pekerjaan,
3) Melakukan perhitungan presentasi pekerjaan,
4) Mengkoordinasikan dan mengandalikan kegiatan konstruksi serta
aliran informasi antara berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan
berjalan lancar,
5) Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta
menghindari pembengkakan biaya,
6) Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbil di lapangan agar
dicapai hasil akhir sesuai kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan
yang telah ditetapkan,
7) Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan
kontraktor,
8) Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan
yang berlaku,
9) Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan),
10) Meyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan pekerjaan
tambah/kurang.
4. Kontraktor
Kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan
menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai biaya yang telah ditetapkan
31
berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat – syarat yang ditetapkan.
Kontraktor dapat berupa perusahaan perseorangan yang berbadan hukum atau
sebuah badan hukum yang bergeraj dalam pelaksanaan pekerjaan (Wulfram I.
Ervianto, 2011). Hak dan kewajiban kontraktor adalah :
1) Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, peraturan dan
syarat – syarat, risalah penjelasan pekerjaan (aanvullings) dan syarat
– syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa,
2) Membuat gambar – gambar pelaksanaan yang disahkan oleh
konsultan pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa,
3) Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam
peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat,
4) Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan,
dan bulanan,
5) Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah
diselesaikannya sesuai ketetapan yang berlaku
BAB III
PELAKSANAAN
32
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan target yang telah ditentukan dan bagaimana
caranya menggunakan alat-alat berat secara efisien, cermat dan tepat waktu. Agar
kegiatan tersebut bisa selesai sesuai waktu yang sudah direncanakan (Donald
Donny Supit, 2020).
. Keduanya tergantung pada perencanaan yang cermat terhadap metode
pelaksanaan, penggunaan alat dan penjadwalan. Pemilihan peralatan yang tepat
memegang peran yang sangat penting. Peralatan dianggap memiliki kapasitas
tinggi bila peralatan tersebut menghasilkan produksi yang tinggi atau optimal
tetapi dengan biaya yang rendah. Alat konstruksi atau sering juga disebut dengan
alat berat menurut (Asiyanto, 2008), merupakan alat yang sengaja
diciptakan/didesain untuk dapat melaksanakan salah satu fungsi/kegiatan proses
konstruksi yang sifatnya berat bila dikerjakan oleh tenaga manusia, seperti :
menggali, memuat, mengangkut, memindahkan, mencampur, menghamparkan
dan memadatkan dengan cara mudah, cepat, hemat dan aman.
33
dievaluasi oleh Pengawas Pekarjaaan untuk dapat menjamin bahwa mutu hasil
pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dapat diterima atau ditolak
sebagai dasar persetujuan pembayaran pekerjaan yang memenuhi syarat kontrak
(Spesifikasi Umum Bina Marga, 2018).
Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) harus tersusun sebagaimana
program ISO 9001:2015/SNI ISO 9001:2015 (meskipun registrasi ISO tidak
diperlukan), dan dapat menunjukkan pemahaman dan komitmen Penyedia Jasa
terhadap tujuh prinsip manajemen mutu dari ISO. Sebagai bagian dari Program
Mutu Penyediaan Jasa yang disyaratkan dalam syarat-syarat kontrak, Penyedia
Jasa harus bertanggung jawab atas semua Pengendalian Mutu selama pelaksanaan
pekerjaan. Pekerjaan Pengendalian Mutu (QC) termasuk memantau, menginspeksi
dan menguji cara, metoda, bahan, kecakapan-kerja, proses produk dari semua
aspek pekerjaan sebagaimana diperlukan untuk memastikan kesesuaian dengan
persyaratan kontrak (Spesifikasi Umum Bina Marga, 2018). Berikut merupakan
spesifikasi material dan alat-alat berat yang digunakan pada pembangunan jalan
banten lama – tonjong :
34
Gambar 3.1 Proses Pengecoran FS’45
B. Baja Tulangan
Beton tidak dapat menahan gaya tarik melebihi nilai tertentu tanpa
mengalami retak-retak. Untuk itu, agar beton dapat bekerja dengan baik dalam
suatu sistem struktur, perlu dibantu dengan memberinya perkuatan penulangan
35
yang terutama akan mengemban tugas menahan gaya tarik yang akan timbul
didalam struktur. Agar dapat belangsung lekatan erat antar baja tulangan beton,
selain BJTP (batang polos berpenampang bulat) juga digunakan BJTD (batang
deformasian) yaitu batang tulangan baja yang permukaannya dikasarkan secara
khusus, diberi sirip teratur dengan pola tertentu, atau batang tulangan yang dipilin
pada proses produksinya. Pola permukaan yang dikasarkan atau pola sirip sangat
beragam tergantung pada mesin giling atau cetak (Gatot Setya Budi, 2011)
Penggunaan baja tulangan pada Pembangunan Jalan Banten Lama-
Tonjong, Jl. Tasikardi Banten Lama, Pamengkang, Kec. Kramatwatu, adalah
untuk menahan gaya tekan pada kendaraan yang bermuatan cukup besar, memikul
beban tarik yang terjadi pada beton, dan digunakannya dowel agar apabila terjadi
kerusakan pada beton dapat di perbaiki dengan cara di bongkar per segmen.
Pemasangan tulangan dan pembesian pada Pembangunan Jalan Banten Lama-
Tonjong, Jl. Tasikardi Banten Lama, diantaranya:
36
sehingga pelat yang diberdampingan dapat bekerja sama tanpa terjadi perbedaan
penurunan yang berarti (Pd T 14, 2003). Dowel berfungsi sebagai penyalur beban
pada sambungan yang dipasanag dengan separuh panjang terikat. Besi dowel atau
bar dowel adalah batang baja pendek yang menyediakan sambungan mekanis
antara slab tanpa membatasi gerakan sendi horisontal. Pada pekerjaan ini besi
yang di gunakan diameter 32 (Polos) dengan panjang +/- 60 cm.
37
c. Besi Wiremesh
Wiremesh adalah jaringan kawat las yang memiliki kualitas tinggi.
Keuntungan dari menggunakan wiremesh adalah proses konstruksi lebih cepat,
kualitas bangunan bisa lebih baik serta meminimalisir biaya karena harga tulangan
selalu naik setiap periode (Nabila Fairuz, Abdullah, Mahlil, 2023). Kabel-kabel
atau wire yang berpotongan ini biasanya disambung dengan pengelasan agar
saling terikat sempurna dan kokoh. Pada pekerjaan ini besi yang di gunakan
diameter 8 (ulir) dengan panjang antar wiremesh +/- 20 cm, dengan panjang dan
lebar di sesuaikan dengan keadaan lapangan.
38
Gambar 3.7 Sengkang
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2023
C. Tanah Merah
Tanah Merah/Lempung adalah jenis tanah yang mengandung partikel
mineral tertentu yang memerikan plastisitas dalam tanah ketika dicampur dengan
air (Reymondo, Sarle, Hendri, 2021). untuk penggunaan tanah dasar pada
Pembangunan Jalan Banten Lama-Tonjong, Jl. Tasikardi Banten Lama, yang
panjangnya ±1.55 km dan tidak memerlukan tanah merah dalam jumlah yang
banyak. karena, tanah asli di lokasi merupakan tanah merah.
Tanah dasar merupakan bagian yang sangat penting, karena dasar akan
mendukung seluruh beban lalu lintas/beban konstruksi dari atasnya. Tanah lunak
mempunyai daya dukung rendah, salah satu tanah lunak yaitu di pamengkang
kecamatan kramatwatu, merupakan tanah yang bermasalah, dapat dilihat pada
tanahnya yang tidak stabil (Reymondo, Sarle, Hendri, 2021).
Penggunaan tanah merah pada pembangunan jalan Banten Lama –
Tonjong, Jl. Tasikardi Banten Lama, ini digunakan sebagai daya dukung
perkuatan base course. Dengan ketinggian yang bervariasi menyesuaikan Detail
Engineering Design (DED), untuk ketinggian yang tertinggi yaitu 5,87 m.
39
Gambar 3.8 Tanah Merah
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2023
D. Agregat Kelas B (Untuk Badan Jalan)
Lapisan pondasi bawah atau disebut agregat lapis pondasi kelas B
didefinisikan sebagai bagian perkerasan yang terletak antara lapis permukaan
dengan lapis pondasi atas yang berfungsi untuk perkerasan yang menahan beban
roda, sebagai perletakan terhadap lapis permukaan, lapis peresapan agar air tanah
tidak terkumpul di pondasi, lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari
tanah dasar naik ke lapis pondasi atas (Fadhillah, Veranita, Febrianti 2022), serta
sebagai bantalan untuk apisan permukaan dan lapisan peresapan untuk lapisan
pondasi bawah. Proses pengangkutan agregat menggunakan dump truck lalu
penghamparan agregat menggunakan motor grader dengan tebal maksimum +-15
cm, dan dipadatkan menggunakan vibro roller.
40
Gambar 3.9 Agregat Kasar Yang Sudah Dihamparkan
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2023
41
terbatas. Box culvert (gorong-gorong) dapat dikonfigurasi untuk memberikan
dampak yang lebih kecil pada ketinggian air di hulu dan kecepatan aliran di hilir
daripada struktur pipa yang setara. Box culvert (gorong-gorong) dapat ditemukan
dalam berbagai jenis bentuk dan tingginya tergantung pada rentang (Hanifah
Zahra, 2023). Ukuran box culvert disesuaikan dengan kebutuhan lapangan, pada
proyek penanganan banjir ruas Banten Lama-Tonjong ini menggunakan ukuran
BC 1.00 x 1.00 ; BC 0.60 x 0.60. Berikut merupakan fungsi box culvert :
1. mengaliri air di bawah infrastruktur transportasi atau bangunan, mencegah
genangan air atau banjir saat terjadi hujan deras atau banjir saat terjadi hujan
deras atau air mengalir dengan debit tinggi.
2. Pengaturan aliran air untuk mengarahkan aliran air dari satu tempat ke tempat
lain dengan menghindari erosi dan kerusakan lingkungan sekitarnya.
3. Pengontrolan erosi : struktur ini membantu mengontrol erosi tanah di sekitar
area konstruksi dan mengurangi resiko longsor.
4. Pemasangan saluran kabel dan pipa : box culvert juga digunakan untuk
melindungi dan menyembuyikan instalasi kabel dan pipa di bawah jalan atau
jalur rel.
42
G. Box U-Ditch (Saluran Drainase)
U-Ditch adalah beton pracetak yang diperuntuknan sebagai saluran, baik
untuk saluran drainase maupun saluran irigasi, ketinggian saluran terbuka ini
dapat bervariasi mengikuti kebutuhan di lapangan atau elevasi saluran yang
diinginkan ( trenggonowati, ferdinant, ulfah, kurniawan, dewantari, sonda,
wulandari, bahauddin, mubarak, 2023)
U-Ditch dipasangkan dikedalaman 30,7 cm disamping rigid (FS-45) dan
lebar 10 m per pemasangan untuk saluran air (drainase). U-Ditch sebagai material
konstruksi ini memiliki banyak keuntungan dalam pemakaian karena durabilitas
hingga efisiensi biaya yang murah dan u-ditch yang digunakan adalah 0.30 x 0.30
cm . Terdapat dua tipe U-Ditch yaitu :
1. Light Duty
Tipe ini digunakan sebagai penutup yang dijadikan jalan atau pijakan
(pejalan kaki)
2. Heavy Duty
Kegunaan tipe jenis ini digunakan untuk dilalui oleh kendaraan atau alat
beban berat lainnya.
43
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023
H. Asphaltic Sealent
Bahan joint sealent umumnya digunakan suatu bahan yang bersifat plastis
yang dipasang pada celah sambungan muai, guna mencegah masuknya benda-
benda asing ke dalam celah (Pd T 14 2003). Asphaltic Plug, pada Pembangunan
Jalan Banten Lama-Tonjong, Jl. Tasikardi Banten Lama, untuk Joint Sealant
Beton menggunakan tipe plastomer, yang dapat digunakan untuk mengisi
sambungan atau joint sealent pada perkerasan beton. Joint sealent tipe ini terdiri
dari campran plastomer, dengan atau tanpa penggunaan elastomer supaya
campuran dapat bersifat adhesif. Joint sealent ini harus mempunyai kekentalan
yang seragam, sehingga pada saat penuangan tidak terjadi gelembung udara
(Leksmi Ningsih ,2009).
44
Dalam kamus besar bahasa indonesia sepesifikasi adalah perincian tentang
rencana, jika dikaitkan dengan sebuah produk maka dapat diartikan sebagai
perincian tentang rencana dari sebuah produk. Dalam industri jasa konstruksi
produk yang dihasilkan adalah bangunan fisik, yang terdiri dari berbagai
komponen utama bangunan (fondasi, sloof, kolom, balok, plat) dan komponen
arsitekturalnya (dinding, kusen, plafon, lampu, penutup lantai dan lainnya).
Komponen bangunan utama maupun arsitektural proses produksi dilakukan
setelah terjadi kesepakatan antar pengguna jasa dan penyedia jasa dalam batasan
biaya, waktu dan mutu yang telah ditetapkan. Tiga batasan inilah yang kemudian
dikenal dengan triple constrain dalam proyek konstruksi. (Wulfram I. Ervianto,
2008)
45
pekerjaan jalan dan lain-lain. Besarnya kubikasi galian tanah yang akan
dikerjakan menjadi landasan yang kuat kenapa alat konstruksi excavator
dibutuhkan untuk proyek (Simanjuntak, Ferrari, 2013). Serta Proyek
Pembangunan Jalan Banten Lama-Tonjong, Jl. Tasikardi Banten Lama,
Pamengkang, Kec. Kramatwatu, excavator digunakan untuk :
1. Menggali tanah.
2. Memindahkan tanah.
3. Perataan tanah.
4. Membersihkan lahan.
5. Pemasangan U-Ditch.
6. Memindahkan air pada saluran yang akan dipasang box culvert.
46
Dump truck merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan material
hasil galian dari lokasi quary ke lokasi proyek. Alat tersebut biasanya digunakan
untuk mengangkut material lepas (loose material) baik berupa pasir,
gravel/kerikil, tanah, dan material lainnya yang digunakan di dunia konstruksi dan
pertambangan ( fauzi, Dani, 2021).. Dump truck yang digunakan dalam proyek
Pembangunan Jalan Banten Lama-Tonjong, Jl. Tasikardi Banten Lama, , hanya
untuk mengangkut agregat kasar dan batu kali.
c. Vibratory Roller
Dengan alat ini, jenis material seperti pasir, kerikil, dan batuan pecah dapat
dipadatkan dengan lebih baik karena alat ini memberikan tekanan dan getaran
terhadap material di bawahnya. Dengan adanya getaran maka partikel yang lebih
kecil mengisi rongga di antara partikel-partikel yang lebih besar. Dengan adanya
tekanan statis maka tanah akan padat dengan kekosongan minimum (Susy Fatena
Rostiyanti, 2008). dalam pembangunan jalan banten lama - tonjong ini
menggunakan vibrator tipe SAKAI SV-500.
47
Gambar 3.16 Vibrator Roller
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2023
d. Mobile Crane
Alat pengangkutan vertikal atau alat pengangkat yang biasa digunakan di
dalam proyek konstruksi adalah crane. Cara kerja crane sebagai alat angkat adalah
dengan mengangkat secara vertikal material yang akan dipindahkan,
memindahkan secara horisontal, kemudian menurunkan material di tempat yang
diinginkan. Crane juga dapat dipakai untuk penggalian dan pemasangan tiang.
Tentu saja untuk kedua pekerjaan ini alat (attachment) yang dipasangkan akan
berbeda. Sebagi contoh untuk penggalian maka attachment nya adalah dragline
dan clamshell (Susy Fatena Rostiyanti, 2008)
Definisi dari pekerjaan lifting ialah proses mengangkat, atau
memposisikan peralatan, komponen, atau material dengan menggunakan lifting
device, yaitu crane, karekan/hoists, chain falls, dongkrak/jacks, sistem
pendingkrak/jacking systems, strand lift system, gin poles, derek/derricks,
monorail hoist, gantry crane (Agust Harry Widodo Putro, Oei Fuk Jin, Djoko
Wilopo, 2022). Untuk pembangunan jalan banten lama – tonjong ini
menggunakan mobile crane Kobelco BM500 dengan daya angkat 50 Ton dan
Kobelco 7055-3F dengan daya angkat 55 Ton. Dalam pengoperasian ini mobile
crane harus memperhatikan daya angkat dan kondisi tanah untuk mengontrol
beban agar seimbang, karenanya digunakan batu scrop/batu belah yang berukuran
5-10 cm sebagai pijakan mobile crane.
48
Gambar 3.17 Mobile Crane
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2023
e. Motor Grader
Motor grader adalah type peralatan yang dipakai dalam berbagai variasi
dalam pekerjaan konstruksi (grading). Kemampuan ini akibat dari gerakan-
gerakan yang fleksibel yang dipunyainya terhadap blade dan roda-roda ban,
keserbagunaannya ini diperbesar dengan perlengkapan-perlengkapan lainnya yang
ada pada motor grader, seperti :
1. Scarifer teeth (ripper dalam bentuk kecil penggaruk) dipasang di
bagian depan blade dan dapat dikendalikan secara tersendiri,
2. Pavement widener (untuk mengatur penghamparan),
3. Elevating grader unit (alat pengatur grading).
Pada pembuatan jalan, penggunaan dasar dari motor grader dalam
membentuk permukaan dan final grading, tidak hanya permukaannya saja tetapi
juga bahu dan taludnya sekaligus. Juga grader dapat menggali saluran drainase
sepanjang jalan dalam bentuk V misalnya, atau bentuk lainnya (Rochmanhadi,
1992).
49
Gambar 3.18 Motor Grader
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2023
f. Stamper
Stemper kuda atau Stamping Rammer, ialah alat mesin yang dipergunakan
untuk pemadatan tanah. Fungsinya untuk membantu mempercepat proses
pemadatan tanah timbun maupun pemadatan tanah asli dengan system impact atau
daya tekan sehingga mendapatkan struktur tanah atau aspal yang padat (Naufal
Fikri Firmansyah, 2020).
50
B. Alat Pengecoran
a. Bekisting
Bekisting merupakan suatu sarana pembantu untuk mencetak beton dengan
ukuran, rupa ataupun posisi serta aligment yang dikehendaki. Bekisting terdiri dari
beberapa bagian yang dirangkai menjadi satu kesatuan konstruksi tertentu dengan
system yang praktis. Artinya sesuai dengan sifatnya hanya merupakan strukstur
sementara yang mendukung beratnya sendiri dan berat beton basah (Abdul Muis &
Trijeti, 2013). Pada dasarnya konstruksi bekisting memiliki tiga hal fungsi, antara
lain :
1. Menentukan bentuk dari konstruksi beton yang dibuat.
2. Memikul dengan aman beban yang ditimbulkan oleh spesi beton serta beban
luar lainnya yang enyebabkan perubahan bentuk pada beton. Namun,
perubahan ini tidak melampaui batas toleransi yang diteteapkan.
3. Bekisting harus dapat dengan mudah dipasang, dilepas dan dipindahkan
supaya dapat mempermudah proses produksi beton masal dalam ukuran yang
sama.
51
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2023
52
Gambar 3.22 Batching Plant
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2023
53
d. Vibratory
Vibrator concrete adalah salah satu alat yang digunakan saat pengecoran
dimana alat ini berfungsi untuk pemadatan beton yang dituangkan dalam
bekisting, dimana hal ini ditunjukan untuk mengeluarkan kandungan udara yang
terjebak dalam air (Zainuddin, Syafaruddin, Indrayadi, 2018).
e. Concrete cutter
Concrete Cutter (pemotong permukaan lantai beton dan aspal). Cutting
beton berfungsi untuk memotong permukaan lapangan beton menjadi kotak-kotak
untuk mengontrol agar saat terjadi muai dan susut beton permukaan tetap stabil
dan rapi. Proses cutting dilakukan pada permukaan tepat diatas dowel dengan
jarak 12 jam setelah proses pengecoran dan tidak melebihi 18 jam, proses cutting
dilakukan sampai kedalaman 75 mm (Dewangga Andya Mahendra Putra, 2023)
54
Gambar 3.25 Concrete Cutter
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2023
C. Alat Pendukung
Alat pendukung adalah alat yang digunakan untuk memenuhi kegiatan
konstruksi dan menjadi pendukung kelancaran setiap kerjaan yang dilaksanakan
agar aman nyaman, dan efektif. Adapun alat-alat yang digunakan saat
dilaksanakannya proyek antara lain :
a. Alat Joint Sealant Beton
Alat Joint Sealant Beton, digunakan dengan cara manual dimana petukang
mengisi celah cutting antara celah memanjang dan melintang dengan aspal yang
dicampur dengan pertalite dan sudah dipanaskan menggunakan api menyala, lalu
55
di aplikasikan menggunakan kaleng yang sudah dibentuk. Jenis sealent yang
digunakan adalah laston lapis aus (AC-WC) dan lastos lapis antara (AC-BC) serta
56
Gambar 3.28 California Bearing Ratio (CBR) Test
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2023
b. Pengujian Sand Cone
Sand cone test bertujuan untuk memeriksa kepadatan dilapangan pada
lapisan tanah atau lapisan perkerasan yang telah dipadatkan. Memperoleh
stabilitas tanah dan memperbaiki sifat-sifat teknisnya. Dengan mengetahui
kepadatan dari suatu tanah dilapangan secara langsung dengan membandingkan
berat isi kering lapangan dengan berat isi kering pada laboratorium. Daya
pemadatan ini tergantung pada kadar air, meskipun digunakan energi yang sama,
nilai kepadatan yang diperoleh akan berbeda-beda. Pada kadar air yang cukup
rendah, tanah sukar dipadatkan, sedangkan pada kadar air yang cukup tinggi nilai
kepadatannya akan menurun. Sampai suatu kadar air tinggi sekali hingga air tidak
dapat dikeluarkan dengan pemadatan. Kadar air dimana tanah mencapai kedaan
yang paling padat disebut kadar air optimum (Ratna, Jupriah, Darline, 2021).
57
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2023
d. Hammer Test
Hammer test suatu alat pemeriksaan mutu beton tanpa merusak beton (non
destructiv test), dimana metode pengujian ini dilakukan dengan memberikan
beban impact (tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan energi
yang besarnya tertentu, adapun jarak pantulan yang timbul dari massa tersebut
pada saat terjadi tumbukan dengan permukaan beton benda uji dapat memberikan
indikasi kekerasan. Secara umum alat ini biasa digunakan untuk memeriksa
keseragaman kualitas beton pada struktur dan mendapatkan perkiraan kuat tekan
beton (Muhammad, Darlina, Husni, 2021).
58
Gambar 3.31 Hammer test
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2023
59
dibatasi berdasarkan kuantitas pekerjaan, keahlian pekerja dan ongkos pekerjaan
proyek tersebut (Rivo, Pingkan, Jermias, 2022).
a. Tenaga Kerja Ahli, adalah pegawai yang ditempatkan dalam pekerjaan proyek
yang sedang berlangsung. Memegang peranan penting terhadap sistem
koordinasi dan sistem manajemen dengan tenaga kerja lainya untuk
menghasilkan prestasi yang baik dalam melaksanakan pekerjaan. Meliputi
tenaga pelaksana yang tingkat pendidikannya tinggi, dan memiliki pengalaman
dibidang masing-masing.
b. Mandor, harus bisa membaca gambar konstruksi, dapat membuat perhitungan
ringan, dapat membedakan kualitas bahan bangunan yang akan digunakan, dan
mengawasi pekerjaan tenaga kerja di bawahnya.
c. Tenaga Tukang, harus ahli dalam bidangnya berdasarkan pengalaman dan cara
kerja yang sederhana. Tukang dalam proyek dibagi menjadi lima bagian yaitu
tukang besi, tukang batu, tukang kayu, tukang las dan tukang listrik. Dengan
salah satu contoh yaitu tukang besi yang mengurusi segala sesuatu yang
berhubungan dengan pembesian/pemasangan tulangan.
60
d. Tenaga Kasar, memerlukan kondisi fisik yang kuat dan sehat untuk
pengangkutan/pemasangan bahan material, alat dan pekerjaan lainya.
e. Tenaga Keamanan, bertugas menjaga keamanan lokasi proyek dari berbagai
macam gangguan yang akan terjadi nantinya.
61
mengacu pada perkiraan yang ada pada saat rencana pembangunan jadwal
tersebut dibuat, karena itu masalah dapat timbul apabila ada ketidak sesuaian
antara rencana yang telah dibuat dengan pelaksanaannya. Sehingga dampak yang
sering terjadi adalah keterlambatan waktu pelaksanaan proyek yang disertai
dengan meningkatnya biaya pelaksanaan proyek (Ricky Setiawan & Arief
Firmanto, 2018). Dalam langkah awal dimulainya proyek seperti :
Pemadatan tanah dasar ini dilakukan agar tanah ketika di gunakan tidak
menghasilkan geseran atau pergerakan, yang dimana prosesnya dimulai dari :
62
6. Selanjutnya Excavator menuangkan hasil galian kedalam dump
truck.
7. Dump truck membuang material hasil galian keluar lokasi pekerjaan.
8. Hasil galian dirapihkan Sekelompok pekerja
9. Dilanjutkan dengan proses pemadatan sesuai dengan syarat dalam
spesifikasi Teknik
10. Sasaran Mutu Kuantitas, kualitas, dan dimensi Sesuai dengan
persyaratan teknis yang di gunakan
11. Waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal pekerjaan.
Setelah pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan
lapangan dengan test CBR untuk mengetahui kepadatan yang diisyaratkan dalam
spesifikasi teknik.
Agregat kelas B ialah agregat yang biasa digunakan untuk badan jalan.
Dan pekerjaan ini dimulai ketika subgrade/tanah dasar sudah terhampar dan
pekerjaannya selesai. Dilanjutkan dengan pekerjaan lapis pondasi menggunakan
agregat kelas B, yang dimana prosesnya dimulai dari :
63
3. Sebelum material didatangkan kelapangan diadakan pengujian
sample material terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan
direksi, setelah pengujian material telah disetujui oleh Direksi dan
kemudian dituangkan ke dalam report hasil investigasi dan menjadi
pegangan untuk pelaksanaan pengiriman material untuk pekerjaan.
4. Pasang patok yang diperlukan sebagai acuan untuk menentukan
panjang, lebar dan ketebalan agregat yang akan dihampar.
Persiapkan penerangan yang cukup apabila pelaksanaan dilakukan
pada malam hari.
5. Angkat aggregate klas B dari stok material dengan menggunakan
dump truk 6~8 M3 kelokasi pekerjaan
6. Pastikan bahwa lokasi yang akan dihampar agregat kelas B sudah
bersih dari sampah organik atau kotoran, kemudian material agregat
kelas B digelar dengan ketebalan sesuai rencana dan dipadatkan
dengan vibrator roller.
7. Bersihkan material yang tercecer melebihi lebar badan jalan yang
ditentukan dengan mengunakan cara manual dan memakai alat
berupa sekop.
64
Gambar 3.32 Ilustrasi Pekerjaan Pemadatan Agregat Kelas B
65
3. Pemasangan rambu-rambu kerja dan rambu-rambu keselamatan
kerja
4. Menentukan Lokasi yang akan di lakukan pekerjaan dan persiapan
badan jalan yang akan di kerjakan
5. Instal Bekisting
a) Setelah dilakukan pengukuran oleh tim surveyor.
b) Instal profil Begisting ,
6. Pengecoran
a) Pemesanan Beton untuk lapis pondasi dicampur dan dikirim
dari Batching Plant sampai ke lokasi pekerjaan
b) Setelah beton sampai di lokasi pekerjaan di lakukan tes slump
sesuai dengan ketentuaan spesifikasi yang di minta
c) Beton diratakan menggunakan alat bantu setelah setting
langsung di grooving dengan merata
d) Setelah proses perataan dengan alat bantu diperoleh beton yang
padat sehingga tidak terjadi keropos.
e) Di lakukan proses penjidaran Pekerjaan ini dilakukan untuk
menguji kerataan permukaan beton. Dilakukan dengan
mengetok jidar alumunium diatas permukaan beton. Jika ada
permukaan yang bergelombang maka ditambah adukan
Kembali
7. Curing Compound
a) Curring beton menggunakan Water tanker
b) Perawatan beton setelah sampai umur tercapai. Dengan
menutup permukaan beton dengan karung goni yang dibasah
dengan water tanker. Hal ini,untuk mencegah retak rambut
beton akibat susut yang terlalu cepat.
8. sasaran Mutu Kuantitas, kualitas, dan dimensi Sesuai dengan
persyaratan teknis yang di gunakan
9. Waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Jadwal
66
3.3.5 Pemasangan dan Pembongkaran Bekisting Pada Tepi Cor
Pemasangan dan pembongkaran ini dilakukan pada saat proses LC dan FS,
atau pondasi bawah dan permukaan secara manual, ketika beton segar (beton
ready mix) sudah mengeras. Untuk pemasangan bekisting prosesnya sebagai
berikut :
Fungsi pembesian untuk jalan beton ini ialah untuk menahan gaya tarik,
gaya geser, dan momen torsi yang timbul akhirat beban yang bekerja pada
konstruksi beton tersebut. Pekerjaan pembesian prosesnya sebagai berikut :
67
6. Pabrikasi dan perakitan baja tulangan untuk tulangan Perkerasan
beton dan dipasang dengan jarak 5 meter sebagai penanda
persegmen perkerasan beton
68
4. Setelah proses perataan penggetaran beton dengan alat concrete
Vibrator agar diperoleh beton yang padat sehingga tidak terjadi
keropos.
5. Penyelesaian, perataan dan perapihan oleh sekelompok pekerja Di
lakukan proses penjidaran Pekerjaan ini dilakukan untuk menguji
kerataan permukaan beton. Dilakukan dengan mengetok jidar
alumunium diatas permukaan beton. Jika ada permukaan yang
bergelombang maka ditambah adukan kembali
69
diberikan tanda atau pemasangan garis peringatan agar tidak ada
yang melewati jalurnya.
2. Lalu setelah jalan ini keras/kering selanjutnya dilakukan proses
cutting, dimana cutting ini ialah proses pemisahan/pemotongan
antara garis melintang dan memanjang. Dilakukan untuk
menghindari adanya retak memanjang maupun melintang ketika
seringnya dilewati oleh kendaraan, dimana jika terjadi kerusakan
hanya berada di segmen itu sendiri. Pelaksanaan nya menggunakan
alat yang namanya cutter concrete dan dilakukan oleh satu orang
tenaga ahli.
3. Setelah cutting ialah proses sealent, dimana proses sealent ini ialah
penutupan hasil cutting agar terhindarnya air masuk berlebih dan
bahan/zat lainnya yang dapat merusak jalan. Bahan untuk pekerjaan
sealent ini ialah aspal dan bahan bakar, dengan menggunakan alat
manual seperi aspal yang dipanaskan di drum menggunakan bara api
dibawahnya dan kaleng kecil yang digunakan untuk menuangkan
aspal.
4. Pada tahap selanjutnya beton tetap di siram agar tidak adanya
keretakan akibat suhu pans yang sangat tinggi.
70
2. Mengajukan terlebih dahulu mengajukan JMF dan JMD Gorong –
Gorong Kotak beton bertulang kepada Direksi untuk di setujui dan
baru kemudian membuat pesanan sesuai kebutuhan
3. Pemasangan tanda elevasi dasar saluran sesuai hasil pengukuran.
4. Penggalian pada lokasi sesuai rencana dengan menggunakan
excavator dan alat bantu dengan kedalam dan dimensi lebar galian
sesuai dengan bowplank yang sudah ditentukan;
5. Setelah Pekerjaan penggalian selesai dan dipadatkan, persiapan serta
podasi gorong-gorong dan pemasangan bahan landasan sebagai
lantai kerja;
6. Mobiliasi material Gorong – gorong kotak ke lokasi pekerjaan dan
langsung dilakukan pemasangan secara mekanik dan dirapikan
secara manual, penempatan Gorong – gorong kotak selalu di cek
untuk kemiringan dan aliran arah air penempatan gorong – gorong
dengan cara mengangkat dengan excavator atau crane kemudian
lidah sambungan diletakkan dihilir lalu dimasukkan sepenuhnya
sesuai arah kelandaian;
7. Patikan sambungan antara satu dengan yang lain terpasang
rapat/berkaitan
8. Kemudian lakukan penimbunan, pemadatan disekeliling dan diatas
gorong-gorong tersebut.
9. Perapihan pekerjaan dibantu oleh pekerja dengan cara manual
menggunakan alat bantu
10. Sasaran Mutu Kuantitas, kualitas, dan dimensi Sesuai dengan
persyaratan teknis yang di gunakan
11. Waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal pekerjaan.
71
BAB IV
atau untuk dapat mengetahui kejadian yang terjadi setiap dilakukan kontrol
(check). Sehingga dapat diambil suatu tindakan (action) agar proyek dapat
jantungnya kegiatan, kerena dari usaha inilah perusahaan dapat memperoleh laba
dipertahankan, dan bahkan dapat dikembangkan. Jadi, para staf strategi dalam
kewirausahaan, sehingga nilai kerja yang ditunjukan, yaitu, cara kerja dan hasil
badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang pengawasan jasa
pengendalian yang biasa digunakan dalam proyek konstruksi adalah diagram batas
72
Konsultan pengawas konstruksi adalah orang/badan yang ditunjuk
pembangunan mulai awal hingga berakhirnya pekerjaan tersebut ( Ida Ayu Putu
pembangunan jalan banten lama - tonjong. Selaku pihak owner Pemprov Banten
adalah pemilik proyek, pihak Konsultan Pengawas adalah PT. Kreasi Tekniktama
Konsultan dan Pihak Pelaksana adalah PT. . Suburo Jayana Indah Cor.
pekerjaan,
pembengkakan biaya,
hasil akhir sesuai kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan yang telah
ditetapkan,
73
7. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor,
berlaku,
tambah/kurang.
Dan dalam proyek pembangunan jalan banten lama - tonjong ini proses
pengendalian dan pengawasan ini dilakukan oleh pihak owner Pemprov Banten
selaku pemilik proyek dan PT. Kreasi Tekniktama Konsultan selaku Konsultan
Pengawas.
penyelenggaraan jalan nasional dan jalan tol, pemerintah daerah provinsi yang
tentang perubahan kedua atas Peraturan No. 54 tahun 2010 tentang pengadaan
74
barang/jasa pemerintah, jasa konsultasi adalah perusahaan jasa layanan
yang mengeutamakan adalnya olah pikir. Adapun tugas pengawas pada proyek ini
a. Memeriksa hasil pengujian mutu terhadap bahan dan atau hasil suatu pekerjaan
mutu tersebut.
pekerjaan.
75
i. Mengendalikan administrasi teknis lapangan dan penyelesaian pekerjaan yang
memuaskan.
pengawas biasa diadakan dalam pada proyek pembangunan berskala besar seperti
proyek jalan kali ini yang merupakan proyek jalan nasional, dalam hal ini ada
tidak ada pihak yang dirugikan. Adapun tugas dari konsultan pengawas dalam
d. Menertibkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dapat dilihat olah pemilik
proyek.
76
f. Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan kontraktor
sebagai Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek yang
diusulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan harapan pemili proyek namun
4.2 PENGENDALIAN
untuk menjamin agar suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan sesuai
No.39 Tahun 2006, pasal 1). Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa Pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang
dapat digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran dan
tujuan. Dan beberapa hal yang ditinjau dalam pengendalian proyek ini, antara
lain :
untuk memenuhi harapan pemilik proyek dan juga menjaga keunggulan bersaing
77
dalam bidang proyek konstruksi (Novrita Manabung, Arietides K. T. Dundu,
A. Beton
agregatnya berupa : pasir dan batu (kerikil). Beton juga dapat didefinisikan
sebagai pencampuran bahan-bahan agregat halus dan kasar yaitu pasir, kerikil,
batu atau bahan semacamnya dengan menambahkan bahan perekat semen dan air
sebagai bahan pembantu proses pembekuan atau proses kimia selama proses
rumah, gedung, jembatan, jalan, dan lain-lain. Agregat merupakan bahan pengisi
utama dalam campuran beton maupun adukan, kualitas beton dapat di ketahui
melalui perencanaan dan pengawasan yang lebih baik dan teliti terhadap bahan-
sempel campuran beton untuk diuji dengan metode slump test. Campuran beton
juga dilakukan pengujian terhadap kuat tekan beton (compression test) yaitu
dengan cylinder test. Dalam proyek pembangunan jalan banten lama - tonjong
pelaksanaan pembuatan benda uji dilakukan oleh penyedia beton ready mix, yaitu
PT. Bangun Beton, PT. Sedulur Beton, PT. Triyas Bangun Perkasa.
Slump test
78
Slump test merupakan sebuah metode atau uji empiris yang digunakan
untuk menentukan konsistensi atau kelecakan dari adukan beton segar (fresh
air yang digunakan untuk membuat beton. Semakin tinggi nilai slump maka
kerucut dan berlubang pada kedua sisi ujungnya, yang disebut kerucut Abrams.
tonjong, slump yang disyaratkan yaitu 12 ± 2 untuk lantai kerja (LC) dan 5 ± 2
Abrams.
2. Isi 1/3 cetakan dengan beton segar, padatkan dengan bantuan logam sampai
merata dengan cara menusuknya. Lapisan ini penusukan bagian tepi dilakuakan
dengan besi sesuai dengan dinding cetakan. Pastikan besi menyentuh dasar.
3. Isi 1/3 bagian berikutnya (menjadi terisi 2/3) dengan hal yang sama sebanyak
79
5. Setelah selesai dipadatkan, ratakan permukaan benda uji, tunggu kira-kira ½
menit. Sambil menunggu bersihkan kelebihan beton diluar cetakan dan diplat.
7. Ukur niai slump dengan kerucut disebelahnya dengan perbandingan tinggi rata-
8. Toleransi nilai slump dari beton segar 5± 2 cm untuk FS-45 dan LC 12± 2.
9. Jika nilai slump sesuai dengan standar, maka beton dapa digunakan.
Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan
benda uji beton hancur bila dibebani gaya tekan tertentu oleh mesin tekan (SNI
03-1974:1990). Benda uji yang digunakan sebagai pengujian kuat tekan beton
Tes uji kuat tekan ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan maksimum
yang dapat diterima oleh beton sampai mengalami kehancuran. Cara pengujian :
80
1. Menyiapkan cetakan silinder ukuran 15 x 30 dan cetakan beam.
2. Cetakan silinder dan cetakan beam diletakan pada plat atau baja yang telah
3. Memasukan adukan beton yang dipakai pada pengujian slump test kedalam
cetakan yang dibagi dalam tiga lapis yang sama, lalu menusuk-nusuk beton
5. Mendiamkan selama 24 jam lalu rendam dalam air (curing) selama waktu
pengetesan beton.
81
Gambar 4.3 Proses Pengujian Benda Uji Silinder
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2023
B. Box Culvert
dampak yang lebih kecil pada ketinggian air di hulu dan kecepatan aliran di hilir
daripada struktur pipa yang setara. Box culvert (gorong-gorong) dapat ditemukan
dalam berbagai jenis bentuk dan tingginya tergantung pada rentang (Hanifah
Zahra, 2023). Ukuran box culvert disesuaikan dengan kebutuhan lapangan, pada
Sama halnya seperti beton, pemasangan u-ditch dan box culvert terlebih
dahulu harus dilakukan pengujian hammer test. Sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia SNI ASTM C805:2012 metode uji angka pantul beton keras arti dan
memperoleh permukaan bidang uji (tipe bahan cetakan dan tipe penyelesaian
4. Pengujian harus dilakukan dengan palu pantul yang sama apabila hendak
membandingkan hasil.
82
5. Jika digunakan lebih dari satu pantul, pengujian dilakukan pada sejumlah
6. Metode uji ini tidak dapat digunakan sebagai dasar penerimaan atau penolakan
2. Posisi palu tegak lurus dengan permukaan media yang akan diuji.
3. Tekan alat secara perlahan mengahap kearah permukaan medan ujung sampai
4. Setelah menumbuk, tahan tekanan dan jika perlu kunci hulu pada posisinya,
6. Lakukan 9 titik bacaan pada setiap daerah pengujian dengan jarak masing-
83
Gambar 4.4 Pengujian Box Culvert
yang sangat penting. Penggunaan peralatan konstruksi yang kurang tepat dan
tidak tercapainya target sesuai jadwal yang telah ditentukan, atau kerugian akibat
perbaikan yang tidak semestinya tejadi (Maharani Kurnia Putri, Widi Hartono,
Sugiyarto, 2020)
84
suatu proyek dapat mengalami keterlambatan, percepatan, ataupun tepat waktu
dalam suatu proyek. Kurva S merupakan salah satu metode perencanaan dan
keseluruhan jenis pekerjaan dalam satuan waktu dan ordinatnya adalah jumlah
persentase kegiatan pada garis waktu. (Miftah Fauza, Nia Kartika, 2020).
85
Gambar 4.6 Kurva S (Lampiran 2)
Sumber : Dokumen PT.Suburo Jayana Indah Cor, 2023
Biaya merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan usaha dan
konstruksi tentunya sangat peka terhadap perubahan biaya, dan hal ini menjadi
sangat penting untuk diperhatikan oleh pelaku di bidang usaha tersebut. Dalam
bertahan dalam industri yang ketat persaingannya ini sangat tergantung pada
sebaik apa mereka mampu mengatasi ketidakpastian, khusunya dalam aspek biaya
faktor yaitu Work Breakdown Strukture (WBS), pengekodean biaya (Cost Code)
dan Earned Value Concept. Kerangka kerja tersebut sangat berpengaruh dalam
dengan baik dan benar maka proyek yang dikerjakan dapat dilakukan dengan
lebih sistematis dan mudah diatur (Fajar Sri Handayani, Sugiyarto, AB Kusuma
Wardani, 2016).
86
Work Breakdown Strukture (WBS) adalah susunan pekerjaan lengkap
WBS tidak selalu sama untuk tiap proyek yang dikerjakan. Fajar Sri Handayani,
REKAPITULASI
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
Paket: PEMBANGUNAN JALAN BANTEN LAMA - TONJONG
No.
Jumlah Harga
Divis Uraian
Pekerjaan (Rupiah)
i
1 UMUM 611,331,143,87
2 DRAINASE 217,474,663,65
3 PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK 7,927,589,390,45
4 PEKERJAAN PREVENTIF -
5 PEKERJAAN BERBUTIR 8,236,291,547,70
6 PEKERASAN ASPAL -
7 STRUKTUR 43,403,360,990,07
8 REHABILITASI JEMBATAN -
9 PEKERJAAN HARIAN DAN PEKERJAAN LAIN- LAIN 71,814,966,96
10 PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN
(A) Jumlah Harga Pekerjaan ( termasuk Biaya Umum dan Kuntungannya ) 60,367,862,702,70
(B) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) = 11% x (A) 6,651,464,897,30
(C) Jumlah TOTAL HARGA PEKERJAAN = (A) + (B) 67,119,327,600,00
67,119,327,600,00
Terbilang : Enam Puluh Tujuh Miliyar Seratus Sembilan Belas Juta Tiga Ratus Dua Puluh Tujuh Ribu
Enam Ratus Rupiah
87
4.2.5 Pengendalian Instalasi dan Pengawasan
konstruksi, baik dari aspek SDM, alat, material, biaya, waktu, mutu, dan K3. (I
komang Alit Astrawan Putra, Juniada Pagehgiri, I Putu Gede Ariyanta, 2021).
kontraktor utama.
aspek utama, yaitu : biaya, waktu dan SDM. Untuk proyek-proyek yang relatif
88
pengendalian menjadi rumit. Umumnya pada suatu proyek selalu terjadi
penyimpangan baik terhadap biaya maupun terhadap waktu, untuk itu diperlukan
suatu metode yang tepat agar parameter yang di kontrol benar-benar efisien dan
dilakukan agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan efisien. Oleh karena itu
diperlukan analisis yang memerlukan suatu sistem pengendalian biaya dan jadwal
Walangitan, 2012)
2003 pasal 1). Pada proyek pembangunan jalan banten lama - tonjong seluruh
kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan masalah yang kompleks pada suatu
89
disebabkan oleh faktor manajemen, disamping faktor manusia dan teknis. Tingkat
rendah dan belum ditempatkan sebagai suatu kebutuhan pokok bagi peningkatan
(Jajang Atmaja, Enita Suardi, Monika Natalia, Zulfira Mirani, Marta Popi
Alpina, 2018).
Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost)
yang memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang (Jajang
Atmaja, Enita Suardi, Monika Natalia, Zulfira Mirani, Marta Popi Alpina, 2018).
Termin (progress billings) adalah jumlah yang ditagih untuk pekerjaan yang
dilakukan dalam suatu kontrak baik yang telah dibayar ataupun yang belum
dibayar oleh pemberi kerja (PSAK No. 34). Pembayaran sistem termin terbagi
menjadi 4 (empat) tahap yang dibayar sesuai dengan perkembangan atau progres
(DP) atau uang muka sebesar 20% - 30% dari nilai kontrak. Setelah menerima
90
uang muka dan mendapatkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) maka pekerjaan
akan dimulai. Pada saat pekerjaan sudah mencapai 50% pembayaran harus
sebesar 20% harus dibayarkan saat pekerjaan telah mencapai 80%. Setelah
mencapai 100% dari nilai kontrak dan juga setelah dilakukan PHO yaitu
bisa dicairkan setelah serah terima pekerjaan dan dalam masa pemeliharaan.
32.71%, kedua sebesar 20,32%, ketiga 15,67%, keempat pada saat proyek sudah
100% selesai sebesar 26,30%. Dan untuk 5% ditagihkan ketika sudah serah terima
pihak 1,2 dan 3. Dan untuk waktu pengihan tergantung dari permintaan kontraktor
sesuai dengan kebutuhan dilapangan, tetapi biasa dilakukan pada akhir bulan atau
91
pertanggal 25. Sedangkan untuk PHO jika pekerjaan/volume keseluruhan sudah
100% maka akan dibayar 100% tetapi jika tidak/belum sesuai dengan persentasi
Sesuai ketentuan kontrak, salah satu kewajiban penyedia jasa adalah menyerahkan
hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang telah ditetapkan
dapat dilakukan oleh penyedia jasa apabila pekerjaan telah terselesaikan 100%.
dengan ketentuan pekerjaan aspal, bahu jalan dan jembatan selesai 100%,
selesai 100%.
92
2. Direksi Teknik Setelah menerima tembusan surat permohonan kontraktor,
pekerjaan/pemimpin proyek:
ada.
paling lambat 7 (tujuh) hari setelah menerima surat dari direksi teknik,
pihak proyek meneliti laporan pendahuluan yang dibuat oleh direksi teknik
93
(enam) hari setelah dilakukan kunjungan PHO, Panitia Penerima Pekerjaan
akan mengeluarkan berita acara serah terima pertama dan sejak tanggal
hand-over/FHO).
100% dari nilai kontrak dan kontraktor harus menyerahkan jaminan pelaksanaan
sebesar 5% dari nilai kontrak dan kontraktor wajib memelihara hasil pekerjaan
tetap berada seperti pada penyerahan akhir pekerjaan (final hand over/FHO).
94
BAB V
TUGAS KHUSUS
95
45 GP 20-07- 23
23
3 TM PT.SJIC FS-
20-Jul-2321-Aug-32 34,0 450,0 150,4 150,7 38,40 5,06 0,04
45 GP 20-07- 23
23
4 TM PT.SJIC FS-
20-Jul-2321-Aug-32 33,0 450,0 150,3 150,4 38,21 5,06 0,04
45 GP 20-07- 23
23
5 TM PT.SJIC FS-
11-Aug- 21-Aug-10 31,0 450,0 151,9 150,5 36,96 4,87 0,04
45 7D GBP 23 23
11-08-23
6 TM PT.SJIC FS-
11-Aug- 21-Aug-10 30,8 450,0 150,8 150,4 37,25 4,88 0,04
45 7D GBP 23 23
11-08-23
7 TM PT.SJIC FS-
11-Aug- 21-Aug-10 31,4 450,0 150,6 150,3 37,92 5,01 0,04
45 7D GBP 23 23
11-08-23
8 TM PT.SJIC FS-
11-Aug- 21-Aug-10 31,6 450,0 150,3 150,3 38,21 5,06 0,04
45 7D GBP 23 23
11-08-23
96
3 x 37 ,15 x 50 , 2
R= 2 = 0,014 Mpa
150 x 50
97
3 Pa
Rumus perhitungan patahan 1/3 bagian tepi bentang , R= 2
bd
98
7. Benda Uji No.7 TM PT.SJIC FS-45 7D GBP 11-08-23
3 Pa
Rumus perhitungan patahan 1/3 bagian tepi bentang , R= 2
bd
99
5 0+875 – 0+900 25 m 9 x 9 Per Jalur 25 cm
6 0+900 – 0+925 25 m 9 x 9 Per Jalur 25 cm
7 0+925 – 0+950 25 m 9 x 9 Per Jalur 25 cm
8 0+950 – 0+975 25 m 9 x 9 Per Jalur 25 cm
9 0+975 – 0+989 14,81 m 9 x 9 Per Jalur 25 cm
10 1+075 – 1+048,5 27 m 9 x 9 Per Jalur 25 cm
11 1+075 – 1+100 25 m 9 x 9 Per Jalur 25 cm
12 1+100 – 1+125 25 m 9 x 9 Per Jalur 25 cm
13 1+125 – 1+150 25 m 9 x 9 Per Jalur 25 cm
14 1+150 – 1+175 25 m 9 x 9 Per Jalur 25 cm
15 1+175 – 1+200 25 m 9 x 9 Per Jalur 25 cm
16 1+200 – 1+225 25 m 9 x 9 Per Jalur 25 cm
17 1+225 – 1+250 25 m 9 x 9 Per Jalur 25 cm
18 1+250 – 1+275 25 m 9 x 9 Per Jalur 25 cm
19 1+275 – 1+300 25 m 9 x 9 Per Jalur 25 cm
20 1+300 – 1+325 25 m 9 x 9 Per Jalur 25 cm
21 1+325 – 1+350 25 m 9 x 9 Per Jalur 25 cm
22 1+350 – 1+375 25 m 9 x 9 Per Jalur 25 cm
23 1+375 – 1+400 25 m 9 x 9 Per Jalur 25 cm
24 1+400 – 1+425 25 m 9 x 9 Per Jalur 25 cm
25 1+425 – 1+450 25 m 9 x 9 Per Jalur 25 cm
26 1+450 – 1+475 25 m 9 x 9 Per Jalur 25 cm
27 1+475 – 1+500 25 m 9 x 9 Per Jalur 25 cm
28 1+500 – 1+525 25 m 9 x 9 Per Jalur 25 cm
29 1+525 – 1+550 25 m 9 x 9 Per Jalur 25 cm
100
Rumus Volume Truck mixing coran m3 = Volume Truck mixing (m) x tinggi (m) x
lebar (m)
101
Sehingga dibutuhkan Truck mixing berjumlah 18,75 dibulatkan 19 karena
lebih 0,75 m3 pengecoran rigid
5. STA 0+875 – 0+900
Rumus Volume coran = Panjang rigid (m) x lebar rigid (m) x tinggi rigid (m)
Volume coran per m3 = 25 x 18 x 0,25 = 112,5 m3
Rumus Volume Truck mixing coran m3 = Volume Truck mixing (m) x tinggi (m)
x lebar (m)
Volume Truck Mixing coran m3 = 6 : 0,25 : 3 = 8 m3
Sehingga dibutuhkan Truck mixing berjumlah 18,75 dibulatkan 19 karena
lebih 0,75 m3 pengecoran rigid
102
Volume coran per m3 = 25 x 18 x 0,25 = 112,5 m3
Rumus Volume Truck mixing coran m3 = Volume Truck mixing (m) x tinggi (m)
x lebar (m)
Volume Truck Mixing coran m3 = 6 : 0,25 : 3 = 8 m3
Sehingga dibutuhkan Truck mixing berjumlah 18,75 dibulatkan 19 karena
lebih 0,75 m3 pengecoran rigid
103
Rumus Volume Truck mixing coran m3 = Volume Truck mixing (m) x tinggi (m)
x lebar (m)
Volume Truck Mixing coran m3 = 6 : 0,25 : 3 = 8 m3
Sehingga dibutuhkan Truck mixing berjumlah 18,75 dibulatkan 19 karena
lebih 0,75 m3 pengecoran rigid
104
Sehingga dibutuhkan Truck mixing berjumlah 18,75 dibulatkan 19 karena
lebih 0,75 m3 pengecoran rigid
105
Rumus Volume coran = Panjang rigid (m) x lebar rigid (m) x tinggi rigid (m)
Volume coran per m3 = 25 x 18 x 0,25 = 112,5 m3
Rumus Volume Truck mixing coran m3 = Volume Truck mixing (m) x tinggi (m)
x lebar (m)
Volume Truck Mixing coran m3 = 6 : 0,25 : 3 = 8 m3
Sehingga dibutuhkan Truck mixing berjumlah 18,75 dibulatkan 19 karena
lebih 0,75 m3 pengecoran rigid
106
Volume Truck Mixing coran m3 = 6 : 0,25 : 3 = 8 m3
Sehingga dibutuhkan Truck mixing berjumlah 18,75 dibulatkan 19 karena
lebih 0,75 m3 pengecoran rigid
107
25. STA 1+425 – 1+450
Rumus Volume coran = Panjang rigid (m) x lebar rigid (m) x tinggi rigid (m)
Volume coran per m3 = 25 x 18 x 0,25 = 112,5 m3
Rumus Volume Truck mixing coran m3 = Volume Truck mixing (m) x tinggi (m)
x lebar (m)
Volume Truck Mixing coran m3 = 6 : 0,25 : 3 = 8 m3
Sehingga dibutuhkan Truck mixing berjumlah 18,75 dibulatkan 19 karena
lebih 0,75 m3 pengecoran rigid
108
Rumus Volume Truck mixing coran m3 = Volume Truck mixing (m) x tinggi (m)
x lebar (m)
Volume Truck Mixing coran m3 = 6 : 0,25 : 3 = 8 m3
Sehingga dibutuhkan Truck mixing berjumlah 18,75 dibulatkan 19 karena
lebih 0,75 m3 pengecoran rigid
BAB VI
PEMBAHASAN
109
biaya, mutu dan waktu yang telah dilaksanakan pada proyek tersebut, apakah
sudah sesuai dengan perencanaan atau belum. Selain itu pengawas juga berhak
memeriksa apakah kebutuhan material yang digunakan sudah memenuhi
spesifikasi yang diinginkan, jika ada material yang tidak memenuhi spesifikasi
maka pengawas berhak menolak dan mengembalikan material tersebut kepada
supplier, karena penggunaan material yang tidak sesuai dengan perencanaan akan
menghasilkan cacat pada hasil pekerjaan.
Pengawasan proyek yang dilaksanakan pada pembangunan jalan banten
lama - tonjong ini PT. Suburo Jayana Indah Cor menggunakan jasa pengawas
lapangan, sehingga pengawasan yang ada di proyek tersebut sepenuhnya oleh PT.
Kreasi Tekniktama Konsultan, dimana supervisor di sini bertanggung jawab atas
kelancaran jalannya pekerjaan di lapangan, sehingga dapat memberikan laporan
dan pertanggung jawaban atas pekerjaan yang mereka lakukan kepada atasan.
Tetapi setelah melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Praktek di proyek
pembangunan jalan banten lama - tonjong, penulis menemukan dan melihat
beberapa permasalahan yang ada di proyek tersebut, antara lain yaitu :
110
Gambar 6.1 Truk ambles.
Sumber : Dokumentasi Lapangan.
111
lapangannya mengatakan bahwa kebanyakan para pekerja menghiraukan
peringatan dikarenakan menurut mereka cuaca yang awal baik-baik saja sehingga
mereka tidak memindahkan alat berat ke tempat aman dan untuk truck itu karena
lalai dalam membongkat muatan dimedian. Hal ini tentu saja sangat beresiko
untuk keselamatan para pekerja di proyek tersebut dan dapat merugikan pihak
pelaksana jika terjadi kecelakaan kerja.
112
Gambar 6.3 Tanah Timbunan Longsor (erosi)
Sumber : Dokumentasi Pribadi
113
pelaksanaan. Seperti jumlah tenaga kerja, terkadang permasalahan dalam hal
jumlah tenaga kerja juga dapat menjadi hambatan dalam pekerjaan. Apabila hanya
sedikit tenaga kerja atau bahkan tidak ada pekerja yang bekerja maka proyek
pembangunan akan terhambat.
Pada proyek tahap 2 ini jumlah tenaga kerja hanya sedikit, sehingga pada
saat pelaksanaan ada keterlambatan. Contohnya pada saat pekerjaan tanah
timbunan yang dapat diselesaikan dalam 2 hari tetapi karena kurangnya tenaga
kerja maka pekerjaan tanah timbunan didapatkan 4 hari.
114
BAB VII
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang diperoleh penulis selama melaksanakan
Kuliah Kerja Praktek di proyek pembangunan jalan banten lama - tonjong, penulis
mendapatkan ilmu praktek yang bermanfaat dalam hal di lapangan serta dapat
membandingkan teori yang didapat di perkuliahan dengan kondisi kenyataan di
lapangan. Selama mengikuti proses pekerjaan pada proyek ini, penulis juga
mendapatkan tambahan masukan mengenai cara kerja di lapangan, pengalaman
para tenaga ahli dan pengetahuan yang baru, terutama dalam hal - hal/kendala -
kendala yang berpotensi muncul di lapangan maupun mengenai manajemen
proyeknya.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah :
1. Proyek pembangunan jalan banten lama - tonjong ini dibangun untuk
meningkatkan fasilitas pelayanan akses berupa jalan baru yang mempercepat
ke arah tonjong, sehingga diharapkan dapat memudahkan akses dan
menjamin keselamatan dalam berkendara untuk masyarakat khususnya di
banten lama.
2. Tahapan pelaksanaan pekerjaan proyek ini meliputi pelelangan, pekerjaan
persiapan, pekerjaan tanah, pekerjaan struktur, pekerjaan jembatan dan
pekerjaan finishing.
3. Keterlambatan material merupakan salah satu permasalahan pada proyek
pembangunan jalan banten lama - tonjong. Keterlambatan material ini
disebabkan kurangnya komunikasi antara pihak kontraktor pelaksana dengan
pihak supplier mengenai keadaan di lokasi proyek.
4. Kurangnya kesadaran pekerja mengenai pentingnya Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3). Sehingga tidak sedikit pekerja yang diberi teguran
oleh bagian pengawas lapangan.
115
1.1 Saran
Dari pengamatan yang telah dilakukan dalam pelaksanaan proyek
pembangunan jalan banten lama - tonjong ini terdapat beberapa permasalahan
yang dapat mengganggu perkerjaan dan kelancaran proyek. Adapun saran - saran
yang mungkin bisa memajukan proyek ini adalah sebagai berikut :
1. Mulai dari kedisiplinan dan ketegasan pengawas (dalam hal ini adalah
supervisor lapangan) harus dibenahi agar dalam pelaksanaan pekerjaan
proyek bisa diawasi dengan baik/intensif untuk terhindar dari penyimpangan
yang menyalahi aturan pada pekerjaan di lapangan.
2. Dibutuhkan perawatan rutin terhadap alat – alat yang digunakan agar
produktivitas alat berfungsi semaksimal mungkin.
3. Hal - hal yang berkaitan dengan Kesalamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
diperlukan perhatian khusus untuk menghindari kecelakaan kerja di lokasi
proyek. Misalnya dengan memberikan punishment yang tegas kepada pekerja
yang melanggar aturan K3 agar para pekerja lebih sadar akan pentingnya
keselamatan pekerjaan.
116
117