Disusun Oleh
UMMU HANIK
2204512010204
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
NAMA : UMMU HANIK
NIM : 2204512010204
Fakultas Teknik
Mengetahui,
Kepala Bagian Teknik Sipil dan Pembimbing
Perencanaan
Ummu Hanik
DAFTAR ISI
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran serta Peraturan Pemerintah
Nomor 25 Tahun 2019. Pemerintah Negara Republik Indonesia melalui Direktur Jenderal Kelembagaan
Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang berada di bawah Kementerian Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi memberikan mandat untuk menyelenggarakan Program Profesi
Insinyur kepada 40 Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta di Indonesia. Universitas Syiah Kuala
termasuk salah satu yang diberi amanah untuk melaksanakan program tersebut. Program Studi
Program Profesi Insinyur (PS-PPI) merupakan upaya pemerintah untuk mempercepat terciptanya
tenaga insinyur Indonesia yang mandiri, bertanggung jawab dan memiliki etika profesi serta kualifikasi
sesuai standar sertifikasi yang kompeten.
Insinyur adalah suatu profesi yang memiliki komitmen moral yang tinggi tertuang dalam bentuk aturan
khusus yang menjadi pegangan bagi setiap orang yang mengembangkan profesi ini. Regulasi tersebut
merupakan aturan main dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut, yang disebut sebagai
kode etik yang harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi. Profesi Insinyur ini diatur oleh Undang-
Undang No. 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran, menyebutkan bahwa insinyur adalah seseorang yang
mempunyai gelar profesi di bidang keinsinyuran. Untuk memperoleh gelar profesi insinyur, seseorang
harus lulus dari Program Profesi Insinyur.
Pada saat melaksanakan suatu pekerjaan di bidang konstruksi, seorang insinyur tidak terlepas dari
konflik kepentingan yang dapat mempengaruhi nilai profesionalisme. Secara sederhana
profesionalisme dapat diartikan sebagai perilaku atau komitmen profesional terhadap profesinya.
Seorang dikatakan profesional apabila pekerjaannya dicirikan oleh atau memiliki standar teknis atau
etika suatu profesi. Sedangkan profesi adalah suatu aktivitas yang memerlukan "specialized knowledge"
yang sering memerlukan waktu dan persiapan akademik yang panjang dan intensif.
Kata Kunci: Profesional, profesionalisme, profesi insinyur, kode eti, etika profesi insinyur,
keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan
BAB I
PENDAHULUAN
Profesi seorang sarjana teknik sipil atau insinyur sipil dalam suatu proyek mempunyai dampak
yang sangat luas dalam kehidupan masyarakat. Seorang sarjana teknik sipil dituntut suatu keahlian
profesional serta dedikasi yang tinggi dalam pelaksanaan pekerjaannya sehingga dapat menghasilkan
mutu produk yang berkualitas dan melayani kebutuhan masyarakat khususnya di bidang infrastruktur.
Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam bidang teknik
sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau
pada beberapa area. Dengan adanya isu-isu dalam ketekniksipilan, masyarakat tidak memiliki pilihan
lain apabila terjadi cacat atau kegagalan konstruksi dikarenakan roda perekonomian harus tetap
berjalan, walaupun demikian kepercayaan masyarakat sangatlah penting sehingga setiap individu
seorang insinyur harus ditanamkan prinsip dasar etika profesi antaralain sesuai keahlian, melaksanakan
pekerjaan sesuai jasa profesional, kompetensi, ketekunan, bertanggung jawab, menghormati
kepentingan publik, dan integritas, yang diharapkan sebagai kontrol bagi seorang insinyur agar dapat
memberikan output berupa jasa maupun produk sebaik-baiknya kepada masyarakat.
Program profesi insinyur merupakan salah satu dari tujuh bidangkeprofesian yang ditetapkan
dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 036/U/1993,
Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Dikti, Perpres Nomor 8 tahun 2012 tentang KKNI,
Undang- Undang Nomor 11 tahun 2014 tentang Keinsinyuran serta Permenristekdikti No. 44tahun 2015
tentang SNDIKTI. Keinsinyuran adalah kegiatan teknik dengan menggunakan kepakaran dan keahlian
berdasarkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya
guna secara berkelanjutan dengan memperhatikan keselamatan, kesehatan, kemaslahatan, serta
kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Insinyur adalah seseorang yang mempunyai
gelar profesi di bidang Keinsinyuran. Dengan adanya pendidikan profesi insinyur, diharapkan standar
kompetensi insinyur di Indonesia dapat menjawab kebutuhan dan tantangan pembangunan pada
bidang teknologi, industridan infrastruktur di Indonesia. Selain itu karena Persatuan Insinyur Indonesia
(PII) juga telah menjadi anggota organisasi keinsinyuran tingkat dunia seperti World Federation of
Engineering Organizations (WFEO) dan ASEAN Federation of Engineering Organizations (AFEO),
diharapkan standar kompetensi insinyur di Indonesia dapat menjawab kebutuhan dan tantangan global
serta melahirkan insinyur yang memiliki kompetensi dan dapat bersaing dengan insinyur dari negara lain
di dunia. Pelaku dalam bidang-bidang keprofesian tersebut memerlukan pendidikan tambahan setelah
menyelesaikan pendidikan kesarjanaan. Pendidikan Profesi Insinyur merupakan kelanjutan dari
pendidikan strata-1 (S1) yang telah berjalan selama ini, dimana lulusannya memiliki kemampuan
akademik, yakni berpikir kritikal (analitik dan sintetik) dan kemampuan perancangan kreatif .
2. Menelaah dan memahami mengenai konsep etika keinsinyuran dan pentingnya etika dalam
berpraktik sebagai insinyur, baik dalam rangka menjaga integritas diri sebagai seorang insinyur
sekaligus seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun implikasinya bagi kinerja bisnis
perusahaan/instansi pemerintah tempat kita bekerja serta kemaslahatanbagi masyarakat;
6. Mampu melakukan riset dan mengambil keputusan keinsinyuran sesuai etika profesi dan
standar keinsinyuran secara strategis dan akuntabel;
Adapun ruang lingkup praktik keinsinyuran di dalam portofolio ini adalah berdasarkan
pengalaman kerja penulis sejak selesai Pendidikan Sarjana Teknik sampai dengan saat ini di dalam
kegiatan pekerjaan fisik sebagai pengguna jasa sebagai sarana berbagi untuk menyebarkan praktek
etika yang baik (best practice)dan pembelajaran (lesson learned) untuk peserta program pendidikan
profesi insinyur lainnya terutama bidang teknik sipil.
1.4 Permasalahan
Permasalahan keinsinyuran yang pernah dilaksanakan sebagai Aparatur Sipil Negara yang
pernah bertugas di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Aceh Tengahpada Bidang Pemeliharaan jalan
dan Jembatan dan di Bidang Cipta Karya Pada Dinas Perumahan Dan Permukiman Serta Pada Bagian
Administrasi PembangunanPada Sekretarian Daerah Kabupaten Aceh Tengah sebagai Aparatur Sipil
Negara adalah:
2.1.1Kode Etik
Etika dalam bahasa Inggris disebut ethics yang berasal dari kata Yunani ethos yang berarti
karakter. Etika merupakan konsep yang meliputi alasan praktis seperti: baik, benar, tugas, kewajiban,
virtue (kebaikan), kebebasan, rasionalitas, pilihan. Juga meliputi second-order study, yaitu objektivitas,
subjektivitas, relativisme, skeptisisme. Etika juga berkenaan dengan moral dan dibedakan setidaknya
dua macam (Blackburn, 1996) yaitu:
a. Etika normatif, mengandalkan sebuah norma untuk membimbing perilaku,yaitu sebuah prinsip
pengatur sebagaimana etika, agama atau politik.
b. Etika absolut, memandang bahwa paling tidak ada satu norma atau aturan moral yang
mengikat semua manusia.
Relativisme etis, bahwa kebenaran atau kesalahan moral adalah tindakanberbeda dari
satu budaya ke budaya yang lain atau dari satu individu ke individu yang lain.
Relativisme kultural, bahwa norma-norma moral berbeda antara satu budaya dengan
budaya yang lain dan mengesampingkan norma moral yang universal.
Karakter mendemonstrasikan etika atau sistem nilai personal yang ideal (baik dan penting)
untuk eksistensi diri dan berhubungan dengan orang lain.Karakter adalah nilai-nilai yang khas-baik
(tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap
lingkungan) yang terpateri dalam diri dan terimplementasikan dalam perilaku. Engineering is about
doing thing right, and ethics is about doing the right thing. Karakter yang harus dikembangkan adalah
membangun generasi yang jujur, patriotik (bagian dari olah hati), cerdas, kreatif (bagian dari olah pikir),
tangguh, disiplin, sportif (bagian dari olah raga), dan peduli, toleran (bagian dari olah rasa/karsa).
Gabungan dari olah pikir, olah hati, olah raga dan olah rasa/karsa akan membentuk union karakter yang
sangat penting dipertahankan (Redana & Suparsa, 2014).
Dalam kaitannya dengan etika keinsinyuran, etika akan berjalan mulai dari pemegang saham
dan pemilik perusahan, Direktur dan manajemen, pemasok dan rekanan, kompetitor, pekerja, dan
masyarakat. Etika business akan menyangkut kepada kebiasaan dan tindakan dari perusahan dan
semua pekerja berjalan secara profesional dan bertanggungjawab secara moral. Pemimpin menjadi
kunci utama tata nilai etika yang tercermin dari kepemimpinannya. Tata nilai etika ini selalu
dihidupkan untuk menjadi kebiasaan dalam kepemimpinan dan juga untuk mempengaruhi orang lain
untuk juga menjalankan etika ini. Untuk meneruskan tatanilai etika ini diperlukan media secara terus-
menerus seperti poster, dokumen, danbudaya, oleh karena harus disadari bahwa pelanggaran tata nilai,
dan penyelewengan tata nilai, terjadi pada setiap level pekerjaan setiap hari. Hal ini diperlukan untuk
mengatasi kebiasaan bahwa pelanggaran tidak kentara, atausebaliknya menjadikan etika jalur yang
benar. Seorang insinyur profesional diharapkan mempunyai tata nilai lebih. Seorang insinyur profesional
selalu bersandar kepada pengetahuan, skil dan kompetensi. Oleh karenanya, seorang profesional akan
selalu menjaga kejujuran dalam membangun kepercayaan.
Etika adalah suatu filsafat yang mempelajari nilai dan kualitas yang mencakup standar dan
penilaian moral. Etika analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung
jawab. Menempatkan etika di dalam kajianfilsafat praktis (practical philosophy). Etika diasumsikan bila
manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat serta komentar. Kebutuhan akan refleksi itu
akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang
lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh
manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika
memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika
merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu,objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi
berbeda dengan ilmu- ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang
normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia. Etika terbagi
menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika),etika normatif (studi penentuan nilai etika)
dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika). Etika dibedakan menjadi:
a. Etika umum
b. Etika khusus
Merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus.
Penerapan ini bisa berwujud bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam
bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori
dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud bagaimana
saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus
yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis cara
bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tindakan, dan teori serta prinsip
moral dasar yang ada dibaliknya. Etika Khusus dibagi lagi menjadi dua bagian:
Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya
sendiri.
Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia
sebagai anggota umat manusia.
Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu sama lain
dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan sebagai anggota umat manusia
saling berkaitan. Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik secara langsung
maupun secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadap pandangan-
pandangan dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat manusia terhadap lingkungan
hidup.
Seorang Insinyur dituntut untuk bekerja keras, disiplin, tidak asal jadi dan tuntasyang harus di
imbangi dengan kerja cerdas yaitu mengikuti perkembangan teknologi dibidangnya, inovatif dan dapat
menyelesaikan masalah dengan cara yang paling baik, bergerak cepat, tidak menunda pekerjaan
sehingga visi, misi dan tujuan cepat tercapai, tanggap terhadap keinginan masyarakat; bertindak tepat,
tepat rencana, tepat penyelesaian, serta rasional. Paham ketentuan hukum yag berlaku agar tidak
merugikan diri sendiri, organisasi dan negara, melakukan pekerjaan sesuai prioritas, bekerja sesuai
keahlian, sesuai prosedur standar, efektif, efisien dankomunikasi yang baik, dapat bekerjasama dengan
pihak lain, berlaku jujur dan berdedikasi tinggi, tidak boleh ragu-ragu dalam bekerja dan memutuskan,
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menyadari bahwa bekerja sebagai takdir jalan hidup sehingga
bersyukur dengan cara bekerja dengan lebih baik, bahwa bekerja merupakan ibadah dan mendekatkan
kita kepada Tuhan.
Dibandingkan dengan profesi-profesi yang lain seperti dokter ataupun pengacara, maka profesi
keinsinyuran mungkin termasuk yang paling ketinggalan di dalam membicarakan maupun merumuskan
etika profesinya dalam sebuah kode etik insinyur. Ada berbagai macam kode etik yang dibuat oleh
berbagai macam asosiasi profesi keinsinyuran yang ada, meskipun secara prinsipil tidak ada perbedaan
yang terlalu signifikan dari kode etik yang satu dibandingkan dengan yang lainnya. Struktur dari kode
etik profesi tersebut umumnya diawali dengan hal-hal yang bersifat umum dan selanjutnya diikuti dengan
serangkaian pernyataan dasar. PII telah berhasil merumuskan dan menyusun Kode Etik Insinyur
Indonesia yang diberi nama “Catur Karsa Sapta Dharma Insinyur Indonesia” yang terdiri dari 2 (dua)
bagian, yaitu (1) Prinsip-Prinsip Dasar yang terdiri atas 4 (empat) prinsip dasar, dan (2) Tujuh Tuntunan
Sikap, dan secara lengkapnya dapat ditunjukkan sebagai berikut:
6. Insinyur Indonesia senantiasa, memegang teguh kehormatan, integritas dan martabat profesi.
Tugas seorang insinyur adalah mendesain dan merealisasikan sebuah konstruksi seaman
mungkin dengan meminimalkan resiko sehingga menghasilkan struktur konstruksi yang lebih kuat dan
awet dan berdampak pada biaya konstruksi yang lebih mahal. Konstruksi yang dibangun harus
memenuhi standar spesifikasi yang ditentukan dan hasilnya harus selalu diuji untuk memastikan telah
memenuhi spesifikasi dan aman digunakan sehingga resiko akibat cacat ataupun kegagalan konstruksi
dapat diminimalisir. Cacat konstruksi terjadi apabila ada ketidaksempurnaan hasil pekerjaan konstruksi
yang masih dalam batas toleransi, artinya tidak membahayakan konstruksi secara keseluruhan,
sedangkan kegagalan konstruksi terjadi akibat kerusakan hasil pekerjaan konstruksi sehingga
menyebabkan keruntuhan konstruksi. Seorang insinyur harus menjunjung tinggi profesi dan
mempertahankan standar kualitas pekerjaannya, hubungannya dengan harkat dan martabat profesi.
Standar kualitas pekerjaan dapat diperoleh dengan peningkatan pelatihan, pengawasan yang lebih
ketat, perbaikan peraturan, dan pembuatan SOP (standard operation procedure), peningkatan
pengetahuan, pengujian dan pengalaman lapangan. Konstruksi harus didesain dengan sangat teliti dan
akurat pada setiap detilnya serta mengikuti prosedur kerja dengan seksama. Kode Etik Insinyur di
Indonesia terbagi atas 2 bagian, antara lain:
2. Bersikap jujur dan tidak memihak, dan melayani dengan kesetiaan pada masyarakat,
petinggi mereka dan klien;
Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen
dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan danmeningkatkan kualitas profesionalnya.
Profesionalisme merupakan komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuannya
secara terus menerus. Dalam bekerja, setiap manusia dituntut untuk bisa memiliki profesionalisme
karenadi dalam profesionalisme tersebut terkandung kepiawaian atau keahlian dalam mengoptimalkan
ilmu pengetahuan, skill, waktu, tenaga, sumber daya, serta sebuah strategi pencapaian yang bisa
memuaskan semua bagian/elemen. Profesionalisme juga bisa merupakan perpaduan antara
kompetensi dan karakter yang menunjukkan adanya tanggung jawab moral. Syarat-syarat yang
diperlukan dalam profesionalisme:
1. Pekerjaan profesional ditunjang oleh suatu ilmu tertentu secara mendalam yang hanya mungkin
diperoleh dari lembaga-lembaga pendidikan yang sesuai, sehingga kinerjanya didasarkan pada
keilmuan yang dimilikinya yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (masa pendidikan
atau masa belajar yangpanjang (minimal 3 tahun).
2. Ada dukungan organisasi profesi (organisasi dalam bidangnya).
3. Penghasilan yang menjamin hidup (seorang yang bekerja dibidang profesi harus dibayar tetap
atau ada penghasilan yang tetap).
4. Ada dukungan masyarakat (stake holder). Suatu profesi selain dibutuhkan olehmasyarakat juga
memiliki dampak terhadap sosial kemasyarakatan, sehingga masyarakat memiliki kepekaan
yang sangat tinggi terhadap setiap efek yang ditimbulkannya dari pekerjaan profesinya itu.
5. Tingkat kemampuan dan keahlian suatu profesi didasarkan kepada latar belakang pendidikan
yang dialaminya yang diakui oleh masyarakat, sehingga semakin tinggi latar belakang
pendidikan akademik sesuai dengan profesinya, semakin tinggi pula tingkat penghargaan yang
diterimanya (Mampu bekerja secara profesional, mengikuti aturan-aturan yang ditentukan).
6. Ada kode etik (tata tertib atau cara kerja yang profesional).
Di Indonesia dalam hal kode etik telah diatur termasuk kode etik sebagai seorang insinyur yang disebut
kode etik insinyur Indonesia dalam “catur karsa dansapta dharma” insinyur Indonesia.
I. Catur Karsa
Catur karsa adalah 4 prinsip dasar yang wajib dimiliki oleh setiap InsinyurIndonesia antara
lain:
1. Mengutamakan keluhuran budi,
2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan
kesejahteraan umat manusia,
3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat sesuai dengantugas
dan tanggung jawabnya dan
4. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional
keinsinyuran.
Keempat prinsip dasar ini menyimpulkan Insinyur Indonesia dituntut menjadi insan yang
memiliki integritas (budi pekerti luhur) dan semata-mata bekerja mendahulukan kepentingan
masyarakat dan umat manusia dari kepentingan pribadi dengan senantiasa mengembangkan
kompetensi dan keahlian engineeringnya.
Seiring dengan berjalannya catur karsa maka insinyur Indonesia dituntut untuk memegang
teguh etika dan integritas di dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dimana pun dia bekerja
sehingga dia bisa tetap mempertahankan reputasi profesinya dari waktu ke waktu. Substansi utama
kode etik insinyur tidak lain adalah etika dan integritas. Apapun yang Insinyur lakukan entah itu dalam
rangka pengembangan kompetensi keinsinyuran atau pun dalam rangka membangun hasil karya
keinsinyuran tetap saja selalu mengacu pada prinsipetika dan integritas. Salah satu tuntunan sikap dan
perilaku Insinyur yakni membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing.
Beberapa uraian dari sikap dan perilaku ini adalah antara lain memprakarsaipemberantasan
praktek-praktek kecurangan dan penipuan, tidak menawarkan, memberi, meminta atau menerima
segala macam bentuk perlakuan yang menyalahi ketentuan dan prosedur yang berlaku, baik dalam
rangka mendapatkan kontrak atauuntuk mempengaruhi proses evaluasi penyelesaian pekerjaan. Dua
uraian ini memaparkan betapa perlunya seorang seorang Insinyur di dalam menjalankan praktek-
praktek keinsinyuran mengikuti etika dan aturan hukum yang berlaku, on how the engineers should act.
Insinyur dituntut untuk tidak tergoda dengan segala bentuk penyuapan atau gratifikasi (bribe). Bahkan
Insinyur dituntut untuk mengkampanyekan anti-kecurangan, anti-penipuan termasuk anti-penyuapan
dan berbagai bentuk korupsi dalam ruang lingkup organisasi dimana dia berada, ruang lingkup
masyarakat, bangsa dan negara bahkan dalam ruang lingkup proyek-proyek internasional yang
melibatkan banyak negara.
II. Sapta Dharma
Sapta Dharma merupakan tujuh tuntunan sikap dan perilaku Insinyur Indonesia, yaitu
senantiasa:
1. Mengutamakan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
2. Bekerja sesuai dengan kompetensinya.
3. Hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan.
4. Menghindari terjadinya pertentangan kepentingan dalam tanggung jawab tugasnya.
5. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing.
6. Memegang teguh kehormatan, integritas dan mar
7. tabat profesi.
8. Mengembangkan kemampuan profesionalnya.
2.2.3 Uraian Catur Karsa dan Sapta Dharma
Seiring dengan berjalannya catur karsa maka insinyur Indonesia dituntut untuk memegang
teguh etika dan integritas di dalam menjalankan tugas dantanggung jawabnya dimana pun dia bekerja
sehingga dia bisa tetap mempertahankan reputasi profesinya dari waktu ke waktu. Substansi utama
kode etik Insinyur adalah etika dan integritas. Secara spesifik tujuan dan manfaat dari penerapan kode
etik dan etika profesi insinyur menurut pandangan penulis adalah selalu konsisten melaksanakan
kemampuan profesi khususnya dalam keahlian teknis sipil untuk kepentingan lingkungan sosial dan
masyarakat secara amanah danberkelanjutan sesuai dengan peraturan perundangan dan konstitusi
yang berlaku di Republik Indonesia. Sebagai ASN pada Bagian administrasi pembangunan yang
menangani pekerjaan pembangunan, penulis akan selalu mengoptimalkan semua anggota dan
resource yang ada sesuai dengan kompetensinya masing-masing dengan segala keterbatasan sumber
daya manusia untuk memastikan pelaksanaan pekerjaan konstruksi pembangunan dapat berjalan
sesuai rencana (on schedule), mensosialisasikan penggunaan bahan baku dalam negeri, menjamin
kesehatan dan keselamatan pekerja di lapangan dengan mengutamakan prinsip kesehatan
keselamatan kerja dan lingkungan (K3L) melalui penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi (SMKK) dan kaidah pengelolaan lingkungan hijau yang berkelanjutan. Penulis juga selalu
berusaha menerapkan prinsip kerja sama, baik internal maupun eksternal untuk mencapai target dan
resolusi bersama dengan berdasarkan asas kejujuran, saling percaya dan menjunjung tinggi integritas
profesi tanpa ada konflik kepentingan. Penulis berpendapat bahwa penerapakan moral, kode etik dan
etika keinsinyuran adalah wajib sejalan dengan apa yang sudah dituangkan dalam tuntunan sikap dan
perilaku Sapta Dharma Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Pengalaman penulis berkarya di dunia
konstruksi yang paling utama diterapkan adalah:
1. Menghindari terjadinya pertentangan kepentingan/dalam tanggung jawab tugasnya
a. Satunya kata dengan perbuatan dan konsekuen untuk bertanggungjawab;
b. Jujur, obyektif dan adil dalam mengupayakan kesepahaman bersama atasberbagai
perbedaan kepentingan demi kelancaran pelaksanaan tugas dan pencapaian mutu
pekerjaan sesuai dengan yang telah disepakati bersama;
c. Terbuka dan tulus menerima perbedaan serta pendapat orang dan pihak lain;
d. Menolak imbalan atau kompensasi dalam bentuk apapun dari pihak ketiga, yang
terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggungjawab serta kewenangannya;
e. Melarang dirinya turut serta dalam proses pengambilan keputusan atau
mempengaruhi proses pengambilan keputusan atas suatu pekerjaan dimana
sanak–saudara atau kerabatnya turut atau bermaksud turut serta dalam pekerjaan
tersebut;
f. Jujur, obyektif dan profesional dalam mengevaluasi pelaksanaan serta hasil
pekerjaan sesuai dengan prosedur dan ketentuan penjaminan mutu berdasarkan
standar yang berlaku atau yang telah disepakati bersama;
g. Secara pribadi atau tim berani memprakarsai penyampaian pendapat dan testimoni
serta saran profesional sebagai bahan pertimbangan bagi Para Pihak untuk
penyelesaian konflik kepentingan, walaupun dengan konsekuensi yang dapat
merugikannya.
2. Memegang teguh kehormatan, integritas dan martabat profesi
a. Tulus mengejawantahkan Kode Etik dengan menghormati keberadaanserta
peranan masing-masing Para Pihak;
b. Profesional, bebas dan adil dalam berkarya serta tidak mengutamakan
besarnya imbalan atau kompensasi yang bakal diterimanya;
c. Profesional, adil dan beretiket dalam menyatakan pendapat, bersikap menentang
serta bertindak terhadap berbagai hal yang berindikasi kecurangan dan
penyimpangan yang berpotensi dapat membahayakan dan merugikan, walau
memiliki konsekuensi pemutusan hubungan kerja;
d. Jujur serta tulus mengakui bila ternyata berbuat kesalahan dan dengan penuh
tanggungjawab untuk segera memperbaikinya;
e. Profesional, adil dan tulus dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada
masyarakat sebagai upaya pengejawantahan komitmen keberpihakan serta
kepedulian pada kepentingan masyarakat dan pembangunan nasional;
f. Tidak bersedia menerima pekerjaan di luar kompetensi pribadi dan Tim Kerjanya
atau melebihi batas kapasitasnya;
g. Mengutamakan kepentingan bersama dan masyarakat bersendikan integritas
keprofesian dengan mengesampingkan kepentingan pribadi ataugolongan;
h. Tidak memaraf atau menandatangani setiap dokumen Pekerjaan yang diyakini
menyimpang dari standardisasi serta peraturan perundang- undangan dan yang
berpotensi dapat membahayakan dan merugikan kepentingan jangka panjang
Para Pihak atau diluar batas kepantasan dan kepatutan kondisi masyarakat.
Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan atau yang disingkat dengan K3L adalah
program yang menciptakan suasana kerja yang sehat, aman dan nyaman. Hal ini menjadikan pekerja
dan perusahaan memiliki daya saing yang lebih kuat. Alasan utama perusahaan mewajibkan K3L
diantaranya diwajibkan oleh undang-undang tenaga kerja, hak asasi manusia, mengurangi beban
ekonomi para pekerja. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 Pasal 84I ayat (1)
menyatakan bahwa setiap pengguna jasa dan penyedia jasa konstruksi harus menerapkan SMKK.
SMKK merupakan pemenuhan terhadap standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan dan
Keberlanjutan sesuai dengan Pasa 84I Ayat (4).
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2021 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi, pada Pasal 1 Angka 3 menyebutkan bahwa
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi yang selanjutnya disingkat SMKK adalah bagian dari
sistem manajemen pelaksanaan pekerjaan konstruksi untuk menjamin terwujudnya Keselamatan
Konstruksi. Program K3L ini yaitu terciptanya hasil kerja yang optimal, karena suasana kerja yang
nyaman akan menghasilkan produksi yang lebih banyak dan lebih bermutu. Jadi program K3L ini bisa
mempengaruhi kuantitas dan kualitas hasil produksi. Perusahaan yang menerapkan program K3L
biasanya mengaplikasikan K3L di lingkungan perusahaan. Dasar Hukum K3L telah diatur dalam Undang
Undang No.1 Tahun 1970 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Yang diatur dalam UU tersebut
adalah segala tempat kerja baik di darat, tanah, air, permukaan air, dan udara yang berada di wilayah
kekuasaan hukum RI. Pemerintah telah menetapkan K3L yang wajib dilaksanakan perusahaan, instansi
dan lembaga. Kegunaannya yaitu untuk meminimalisir kecelakaan di dalam lingkungan kerja. Undang-
undangK3L terdapat di UU Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja. UU tersebutberisi aturan
tentang kewajiban seorang pimpinan atau pemilik tempat kerja dan tenaga pekerja dalam
melaksanakan keselamatan kerja. Undang-undang kedua yaitu UU No. 23 tahun 1992 tentang
kesehatan. Undang-undang ini berisi tentang kewajiban perusahaan dalam memeriksakan kesehatan
badan, mental dankemampuan fisik tenaga kerja yang baru. Undang-undang yang lain yaitu UU No. 13
Tahun 2003 yang mengatur mengenai segala hal yang berhubungan dengan ketenagakerjaan.
Keuntungan pada program K3L ini yaitu terciptanya hasil kerja yang optimal,karena suasana kerja
yang nyaman akan menghasilkan produksi yang lebih banyakdan lebih bermutu. Jadi program K3L ini
bisa mempengaruhi kuantitas dan kualitashasil produksi. Perusahaan yang menerapkan program K3L
biasanya mengaplikasikan K3L di lingkungan perusahaan. Kesehatan, Keselamatan Kerja dan
Lingkungan bertujuan untuk menjamin kesempurnaan atau kesehatan jasmani dan rohani tenaga kerja
serta hasil karya dan budayanya. Secara singkat, ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan
keamanan kerja adalah sebagai berikut:
Memelihara lingkungan kerja yang sehat.
Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaansewaktu
bekerja.
Mencegah dan mengobati keracunan yang ditimbulkan dari kerja
Memelihara moral, mencegah, dan mengobati keracunan yang timbul darikerja.
Menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan, dan
Merehabilitasi pekerja yang cedera atau sakit akibat pekerjaan.
Keselamatan kerja mencakup pencegahan kecelakaan kerja danperlindungan terhadap terhadap
tenaga kerja dari kemungkinan terjadinya kecelakaan sebagai akibat dari kondisi kerja yang tidak aman
dan atau tidak sehat. Syarat-syarat kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja ditetapkan sejak
tahap perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian,
penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis, dan aparat produksi yang
mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
Pada tahun 2015 penulis dipercaya oleh pimpinan sebagai Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
(PPTK) untuk paket pemeliharaan jalan dalam Kota Takengon yang terdiri dari beberapa ruas di
seputaran Kota Takengon.
Tugas dan tanggungjawab Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan(PPTK) adalah sebagai berikut:
1. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan
2. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan dan kendala yang Dihadapi kepada atasan
PPTK.
3. Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan; dan
4. Menyikapi secara arif, bijak terhadap pekerjaan, kegiatan dilapangan
1. Kondisi lapisan tanah dasar pada ruas ini merupakan tanah rawa yang sebagian besar tanah
lempung yang memiliki daya dukung rendah
2. Perbaikan daya dukkung tanah sangat di perlukan untuk memastikan kondisi jalan tetap baik
selama masa operasional sehingga berdasarkan kedua pilihan metode perkerasan
(rigid/felksible) akan sangat mempengaruhi biaya konstruksi dan biaya pemeliharaan
(maintenance) selama fase operasional jalan
3. Berdasarkan pengalaman pemilihan metode perkerasan yang sebelumnya sudah di lakukan
pada ruas tersebut serta analisis teknis lebih lanjut di dapatkan bahwa perkerasan dnegan
menggunakan metode rigid pavement lebih cocok digunakan pada area ruas jalan tersebut
serta dari sisi kelayakan ekonomi biaya total dari konstruksi hingga maintanence/pemeliharaan
jalan lebih murah dibandingkan dengan menggunakan metode flexible pavement/hot mix
Semua Kode Etik Insinyur selalu diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini mulai dari
pekerjaan perencanaan sampai pekerjaan pelaksanaan di lapangan, namun setidaknya ada 3 prinsip
yang menonjol dari 4 prinsip dasar kode etik insinyur yang lebih dikenal dengan Catur Karsa yang
diterapkan selama proses pekerjaan ini. Adapun 3 prinsip tersebut dan tindakan yangpenulis terapkan
antara lain:
Butir 1 catur karsa
Mengutamakan keluhuran budi
Selama melaksanakan tugas dan tanggungjawab sebagai pejabat pelaksana teknis
kegiatan(PPTK) penulis selalu memegang teguh prinsip kejujuran dan integritas semata-mata
bekerja untuk kepentingan masyarakat tanpa memikirkan keuntungan pribadi yang bisa penulis
peroleh dari pelaksanaan kegiatan tersebut melalui tindakan-tindakan diluar ketentuan dan
peraturan yang berlaku meskipun tindakan ini apabila dilakukan tidak diketahui oleh orang lain.
Butir 2 catur karsa
Menggunakan pengetahuan dan kemampuan untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia
Selalu memegang teguh objektivitas keilmuan serta memaksimalkan usaha dalam
meneliti/mengevaluasi permasalahan di lapangan, sehingga dapat diputuskan metode yang
paling efektif dan efesien untuk penanganan permasalahan di lapangan. Dalam hal ini, penulis
mengambil keputusan untuk membuat penangan ruas jalan putri hijau dengan menggunakan
metode rigid pavement yang berbeda dari metode penanganan sebelumnya yang
menggunakan flexible pavement hal ini penulis lakukan untuk penanganan yang lebih efektif,
meskipun diawal untuk metode rigid pavement dibutuhkan biaya yang agak besar namun dari
segi biaya pemeliharaan jalan lebih kecil
Prinsip pengawasan yang ketat dan terukur selalu diterapkan guna untuk memperolehkualitas
hasil pekerjaan yang baik dan pada akhirnya dapat memenuhi kepentingan dan kesejahteraan
masyarakat pengguna jalan tersebut.
Butir 3 catur karsa
Bekerja sungguh-sungguh untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia
Melakukan perencanaan/desain yang baik, sehingga diharapkan jalan ini dapat memenuhi
fungsinya baik untuk kenyamanan masyarakat menuju akses pusat pasar di kota Takengon
Memonitoring pekerjaan tersebut sesuai dengan ketentuan dan syarat syarat yang berlaku
sehingga jalan tersebut dapat dimanfaatkan masyarakat semaksimal mungkin dan tentunya
kualitas hasil pekerjaan bisa dipertanggungjawabkan
Sikap dan Perilaku seorang insinyur juga termasuk sebagai Kode Etik Insinyur yang
diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, setidaknya ada 3 bentuk Sikap dan Perilaku yang
penulis terapkan dari Tujuh Tuntunan Sikap dan Perilaku yang harus diterapkan dalam
melaksanakan aktifitas keinsinyuran atau lebih dikenal dengan nama “Sapta Darma” Adapun 3
Sikap dan Perilaku yang penulis terapkan antara lain ;
Butir 1 sapta darma
Mengutamakan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat
Pekerjaan ini berada pada lokasi pertokoan dan lalu lintas yang ramai yang sangat
berdampak pada masyarakat kerusakan jalan dapat mengakibatkan kecelakaan bagi
masyarakat pengguna jalan. Dengan keputusan penanganan ruas ini melalui metode rigid
pavement perbaikan kerusakan jalan pada ruas ini tidak setiap tahun dilaksanakan
sehingga masyarakat yang tinggal di pertokoan dan pengguna jalan di sepanjang ruas
jalan putri hijau tidak terganggu dengan adanya aktivitas perbaikan jalan
Selama masa pelaksanaan pembangunan penulis memerintahkan agar konsultan
pengawas menugaskan satu orang staf pengawas untuk melakukan pembinaan
keselamatan dan kesehatan kerja secara rutin kepada semua pekerja yang terlibat dalam
kegiatan pelaksanaan di lapangan serta wajib menggunakan alat-alat K3 dalam
melaksanakan pekerjaannya
Sejak langkah awal pekerjaan perencanaan, penulis telah mengambil sikap keselamatan
adalah yang utama di sini sudah diantisipasi apa saja tindakan yang harus dilakukan, untuk
menjamin keselamatan bagi masyarakat yang beraktivitas di lokasi pekerjaan, penulis
memberi arahan kepada pelaksana agar memasang rambu-rambu peringatan yang
menginformasikan adanya pekerjaan jalan yang sedang dilaksanakan agar pengguna jalan
berhati-hati untuk menghindari adanya kecelakaan, disisi lain untuk tumpukan material
secepat mungkin segera dihamparkan agar tidak menyebabkan terganggunya aktivitas
pengguna jalan serta.
Sedangkan untuk menjaga kesehatan kerja, di lokasi pekerjaan disiapkan kotak P3K dan
obat-obatkan ringan, tempat istirahat, makan dan shalat, tempat membersihkan
badan/pakaian dan peralatan yang kotor, serta menyiapkan air minum yang sehat
Melakukan rapat dan memberikan arahan kepada Penyedia agar senantiasa
memperhatikan K3L,seperti memakai sepatu boot pengaman, helm pengaman, kacamata
khusus pengelasan besi danmenyiapkan peralatan kelengkapan P3K dilapangan.
Melakukan inspeksi terhadap para pekerja terkait K3L di lapangan, dan membuat surat
teguran kepada pekerja yang melanggar ketentuan.
Butir 5 sapta darma
Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing
Akibat kurang tepatnya pemilihan metode penanganan pada ruas jalan putri hijau sebelumnya
menjadi keluahan bagi masyarakat baik yang tinggal di pertokoan di area jalan tersebut ataupun
pengguna jalan akibat kondisi jalan yang cepat rusak. Dengan adanya pemilihan metode
dengan menggunakan metode rigid pavement pada ruas jalan tersebut masa operaional jalan
lebih lama dan tidak perlu adanya aktivas perbaikan jalan yang mengganggu kenyamanan
masyarakat.
Butir 6 sapta darma
Memegang teguh kehormatan, integritas, dan martabat profesi
Penerapan sikap ini penulis aplikasikan sejak awal pekerjaan saat perencanaan, pemilihan
metode penanganan, mendesain memilih dan menetapkan material yang digunakan,
menghitung rencana anggaran biaya dan saat pelaksanaan pekerjaan di lapangan oleh rekanan,
kesesuaian volume dan besarnya pembayaran. Penulis selaku perpanjangan tangan dari
pemerintah selalu berusaha semaksimal mungkin agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
kuantitas, kualitas dan waktuyang sudah ditentukan.
Prinsip penulis dalam menjalankan tugas sebagai ASN harus memiliki integritas dan martabat
profesi yang diterapkan dengan benar, bagi penulis menjaga kepercayaan masyarakat dan
mengantisipasi terjadinya hal-hal yang merugikan keuangan negara dan sikap yang profesional,
dan menjaga kehormatan profesi merupakan hal yang wajib penulis lakukan dalam setiap tugas
yang penulis laksanakan.
Lampiran 2
Lampiran 2
Foto pembesian pekerjaan rigid pavement ruas jalan putri hijau
Lampiran 3
Foto ruas jalan putri hijau dengan menggunakan metode rigid pavement
3.2 Studi Kasus 2
Sejak tahun 2020 penulis mulai bertugas sebagai Kepala Bagian pada Administrasi
Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Tengah. Bagian Administrasi Pembangunan
sebagai salah satu unit kerja pada Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Tengah yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Daerah melalui asisten Ekonomi Dan
Pembangunan.
Tugas Dan Fungsi Bagian Administrasi Pembangunan Setdakab Aceh Tengah
1. Penyiapan bahan pengkoordinasian perumusan kebijakan daerah dibidang penyusunan
program, pengendalian programan evaluasi dan pelaporan.
2. Penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah dibidang
penyusunan program, pengendalian program dan evaluasi dan pelaporan.
3. Penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah terkait
pencapaian tujuan kebijakan, dampak yang diinginkan, dan faktor yang mempengaruhi
pencapaian tujuan kebijakan dibidang penyusunan program, pengendalian program dan
evaluasi dan pelaporan.
4. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan
yang berkaitan dengan tugasnya.
5. Analisa dan evaluasi pelaksanaan pembangunan
Lampiran 3
Surat Keputusan tim MONEV
3.3 Studi Kasus 3
Dari beberapa poin kebijakan keinsinyuran yang diambil yang sangat penting bagi penulis
adalah poin nomor 3 dan poin nomor 4 yaitu memberikan saran dan masukan secara teknis untuk
pencapaian tujuan kebijakan dan dampak yang diinginkan dari kegiatan pembangungan,
walaupun penulis tidak terlibat langsung dalam pelaksanaan proyek di lapangan namun penulis
masih diikat oleh etika dan kode etik insinyur dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya
guna memastikan kegiatan pembangunan jalan ini sesuai dengan tujuan yang dicapai oleh
pemerintah yaitu memenuhi kebutuhan masyarakat akan kondisi jalan yang baik.
Permasalahan yang penulis temukan pada Pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala
peningkatan/rekonstruksi jalan ratawali A-Lukup Sabun Barat adalah tidak terhubungnya drainase
jalan ke drainase utama.
1. Dari hasil monitoring lapangan untuk pekerjaan drainase penanganannya hanya sampai
dengan sta 4+625 sementara drainase utama terletak pada sta 4+730
2. Jika dilihat daris sisi fungsionalitas jalan, drainase yang tidak terkoneksi dapat
menyebabkan kerusakan tidak hanya pada badan jalan tetapi juga pada area sekitarnya
keharusan untuk menyambung drainase jalan ke drainase utama merupakan syarat wajib
untuk memastikan masa layan jalan sesuai dengan yang telah di tentukan.
3. Memberikan saran dan masukan kepada PPTK Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang untuk menambah panjang drainase pada sta 4 + 625 sepanjang 105 M sehingga
drainase jalan yang dibangun terkoneksi dengan drainase utama.
Lampiran 1
Foto kunjungan lapangan tim P2K ke paket pekerjaan ratawali A-Lukup sabun barat
Lampiran 2
Surat keputusan tim P2K
BAB IV
PENUTUP
4.1 Umum
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan banyak sekali aspek yang mesti dipertimbangkan untuk
memperoleh hasil kerja yang sesuai harapan. Walapun profesi seorang insinyur akan selalu
berhadapan dengan pekerjaan teknis, namun pekerjaan dan tanggung jawab non teknis tidak kalah
pentingnya dan hampir selalu melekat dengan pekerjaan utama. Hal itu jelas dan merupakan prinsip
dasar profesi Insinyur Indonesia yang disebut Catur Karsa.
Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa keahlian seorang insinyur bukan saja dituntut mampu
menguasai teknologi, namun juga harus mampu menguasai emosional pengendalian diri agar ilmu
teknologi yang akan diterapkan di lapangan, tidak berbenturan dengan kepentingan yang tidak
semestinya terjadi.
4.2 kesimpulan
Setelah mengikuti program studi Program Profesi Insinyur ini penulis ikuti, serta di bandingkan dengan
pengalaman kerja penulis selama lebih kurang 20 tahun bekerja pada bidang teknik sipil di lapangan,
maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yakni ;
1. Seseorang yang akan mempraktekkan ilmu teknologi di lapangan, perlu sekalimemahami ilmu
non teknologi namun sangat terkait dengan bidang yang akan dilaksanakan, hal ini tentunya
untuk mencapai kesempurnaan hasil pekerjaan. Makanya organisasi profesi Persatuan Insinyur
Indonesia sepakat menerapkan CATUR KARSA sebagai prinsip dasar seorang insinyur di
Indonesia.
2. Dalam perjalanan karier penulis selama 20 tahun bekerja di bidang teknik sipil, banyak sekali
ditemukan pihak tententu yang mengambil kebijakan yang tidak sesuai dengan keahliannya,
sehingga dapat menimbulkan hasil kerja yang fatal atau tidak sempurna. Maka dengan
berlakunya UU nomor 11 tahun 2014 tentang keinsinyuran di Indonesia dan PP nomor 25 tahun
2019 tentang Peraturan Pelaksanaan UU nomor 11 tahun 2014 tersebut diharapkan praktek-
praktek bidang keinsinyuran ini hanya dilakukan oleh orang-orang yang kompeten di bidangnya,
dan sebaliknya dapat menghindari terjadinya mal-praktek bagi orang yang tidak memiliki
keahlian sesuai dengan bidangnya.
3. Walaupun Regulasi yang mengatur tentang Keselamatan Kerja di Indonesia telah terbit sejak
tahun 1970 yakni Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970, namun pelaksanaannya di dunia
industri masih sering terabaikan. Namun setelah pemerintah Republik Indonesia menerbitkan
Peraturan Pemerintah untuk pelaksanaan Undang Undang tentang keselamatan dan
kesehatan kerja tersebut salah satunya PP nomor 50 tahun 2012, maka dunia industri lebih
serius menerapkan ketentuan-ketentuan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
lingkungan tempat kerja. Bagi seorang yang berprofesi sebagai Insinyur, dalam bekerja dituntut
menerapkan prinsip “utamakan keselamatan,kesehatan dan kesejahteraan masyarakat” yang
juga merupakan salah satu isi dari ‘Tujuh Tuntutan Sikap dan Perilaku’ yang disebut SAPTA
DHARMA sebagai tuntutan dalam Kode Etik Insinyur Indonesia.
4. Putusan keinsinyuran yang diambil untuk melaksanakan pekerjaan, sangat besar dampaknya
baik terhadap kualitas hasil pekerjaan maupun waktu yang dbutuhkan untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut. Oleh sebab itu, sebelum putusan keinsinyuran diambil, harus benar-benar
dikaji secara matang tentang putusan yang akan diambil.
Demikianlah kesimpulan secara umum yang dapat penulis uraikan dari hasil pembahasan
portofolio ini.
DAFTAR PUSTAKA
Blackburn, Simon., 1996, The Oxford Dictionary of Philosophy, Oxford UniversityPress. New
York.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 202l tentang Perubahan atas
Peraturan Pemertntah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 20l7 tentang JasaKonstruksi.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2021
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
Redana, I Wayan, I Gusti Putu Suparsa., 2014, Pengantar Teknologi Berwawasan Budaya,
Udayana University Press, Denpasar.
Sanusi, Achmad., 1991. Studi Pengembangan Model Pendidikan Profesional Tenaga
Kependidikan, Jakarta, Depdikbud IKIP Bandung.
Undang-Undang Republik Indonesia tentang Pokok Kesehatan Nomor 9 Tahun 1960
Ummu hanik, nama yang diberikan oleh kedua orang tua saya ketika saya dilahirkan tepatnya
pada tanggal 26 Agustus 1975 di kampung Buntul Temil Asir-Asir Bawah Kabupaten Aceh Tengah
terlahir sebagai anak bungsu dari 3 bersaudara dari pasangan (alm) Usman. R dan Hj. Chadijah
(Almh), meskipun pada umur kurang lebih 5 tahun saya harus kehilangan sosok ayah yang sudah
lebih dahulu berpulang ke rahmatullah namun masa kecil saya lalui dengan penuh kegembiraan dan
kebahagiaan berkat perjuangan seorang ibu yang luar biasa yang mengorbankan seluruh hidupnya
untuk membahagiakan anak-anaknya. Saya menempuh pendidikan sejak Sekolah Dasar sampai
dengan Sekolah Menengah Tingkat Atas di Takengon tepatnya di SDN 1, SMPN 1 dan SMAN 1
Takengon. Setelah selesai SMA pada tahun 1994 saya memutuskan untuk kuliah di Banda Aceh,
Alhamdulillah saya diterima pada Universitas Syiah Kuala di fakultas teknik sipil. Salah satu
pengalaman berkesan diawal perkuliahan sewaktu saya memperkenalkan asal sekolah saya adalah
satu satunya yang berasal dari Kabupaten Aceh Tengah. Ini membuat saya khawatir karena saya
tidak memiliki teman berbeda dengan teman yang lain yang rata-rata berasal dari sekolah yang sama.
Meski diawal sulit untuk beradaptasi namun hal ini tidak berlangsung lama karena di fakultas teknik
hal ini tidak menjadi persoalan semua sama apalagi ketika harus mengerjakan tugas yang terkadang
membutuhkan waktu tidak tidur semalaman jadi kebersamaan itu membuat kekompakan diantara
kami sesama mahasiswa fakultas teknik sipil leting 1994. Setelah selesai kuliah saya menjadi tenaga
honor di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Aceh Tengah kurang lebih selama 6 (enam) bulan. Saya
mencoba untuk ikut tes penerimaan karyawan di sebuah bank swasta dan diterima serta sempat
bekerja selama kurang lebih 2 (dua) tahun. Namun di tahun 2003 saya merasa kurang nyaman
dengan pekerjaan tersebut kemudian saya memutuskan untuk berhenti dan mencoba mengikuti tes
penerimaan Pegawai Negeri Sipil dan Alhamdulillah saya diterima dan ditempatkan kembali di Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Aceh Tengah. Pada awal penugasan sebagai PNS penulis ditugaskan
sebagai pembantu teknis PPTK baik di bidang Cipta Karya maupun Bidang Bina Marga pada Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Aceh Tengah. Pada waktu itu seluruh pekerjaan yang menyangkut
infrastruktur ditangani oleh Dinas PU baik penanganan di bidang jalan maupun infrastruktur yang
menyangkut ke ciptakaryaan seperti gedung, saluran, irigasi dan perpipaan. Pada tahun 2008 setelah
Aceh dilanda tsunami banyak kegiatan infrastruktur dilaksanakan di Aceh baik oleh swasta (NGO)
maupun pemerintah (BRR) untuk memulihkan kondisi provinsi Aceh pasca tsunami. Meskipun
Kabupaten Aceh Tengah tidak terdampak langsung dengan tsunami namun Kabupaten Aceh Tengah
juga terdampak dari banyaknya infrastruktur yang rusak akibat gempa besar yang terjadi pada saat
itu. Saya mencoba melamar untuk bekerja di BRR (Badan Rehabilitasi Rekonstruksi) dan kebetulan
saya diterima di bidang kesehatan, sosial budaya dan gender yang menangani infrastruktur yaitu
bangunan - bangunan sekolah dan bangunan rumah sakit. Pada tahun 2010 saya kembali bertugas
di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Aceh Tengah, dan menangani kegiatan kegiatan yang
bersumber dari dana otsus antara lain kegiatan pembangunan gedung rektorat gajah putih, ruang
kuliah fakultas teknik informatika dan aula universitas gajah putih. Pada tahun 2015 sebagai PPTK
Pemeliharaan Jalan Dalam Kota Takengon, PPTK Pembangunan Jalan APBK paket 1 dan
pembangunan jalan paket VI (perubahan) pada tahun 2017. PPTK pembangunan jalan (DAK-
tambahan IPD Bidang jalan), PPTK perencanaan teknis pembangunan jalan paket I,II,III dan IV,
perencanaan pembangunan salur drainase paket I dan II perencanaan air bersih/air minum pada
tahun 2018. PPTK pembangunan sistem penyediaan air minum (DAK afirmasi paket I dan II), PPTK
penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (PAMSIMAS) dan PPTK Pembangunan
jalan paket I dan II ,PPTK pengembangan dan pembangunan sistem pengelolaan air limbah
domestik terpusat skala pemukiman (DAK reguler) pada tahun 2019. Pada tahun 2020 PPTK
pembangunan jalan lingkungan paket IV. Pada Tahun 2021 dan dan Tahun 2022 ketua tim Monitoring
dan Evaluasi serta ketua tim Percepatan Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan di Kabupaten Aceh
Tengah. Jabatan dalam karier sebagai Pegawai Negeri Sipil pada tahun 2016 sebagai Kepala Seksi
Pemeliharaan Jalan Dan Jembatan pada Dinas Bina Marga Kabupaten Aceh Tengah. Pada tahun
2018 Kepala Bidang Cipta Karya pada Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Aceh Tengah.
Pada tahun 2020 sebagai Kepala Bagian Administrasi Pembangunan pada Sekretariat Daerah
Kabupaten Aceh Tengah sampai dengan sekarang.
Demikianlah perjalanan karier penulis sejak mulai dari tamat pendidikan S-1 hingga saat penulisan
biografi ini, di mulai dari menjadi tenaga honorer, PNS, staf teknis, Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan dan Pejabat Struktural mulai dari Kepala Seksi, Kepala bidang, sampai dengan Kepala
Bagian.
LA
39