HALAMAN JUDUL
Disusun oleh:
SARIYANDRI BAN
5160811280
YOGYAKARTA
2022
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTIK
Disusun oleh:
SARIYANDRI BAN
5160811280
DEWAN PENGUJI
Yogyakarta, ..........2022
Ketua Program Studi Teknik Sipil
NIM : 5160811280
Yogyakarta,
Penulis
Sariyandri Ban
5160811280
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktik ini. Penulisan
laporan Kerja Praktik ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat pencapaian
gelar Sarjana Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknologi Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa masih banyak bantuan dan bimbingan telah
penulis terima dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai dengan
penyusunan laporan Kerja Praktik ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Endy Marlina, S.T., M.T., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Yogyakarta.
2. Ibu Adwiyah Asyifa, S.T., M. Eng., selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil.
3. Bapak Puji Utomo, S.T., M.Eng., selaku Dosen Wali.
4. Bapak Puji Utomo, S.T., M.Eng., selaku dosen pembimbing dalam
penyusunan laporan kerja praktik.
5. Pihak PPK Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah III Labuan Bajo selaku
pemilik proyek dan PT.Anugerah Nuansa Kasih Selaku pelaksana proyek dan
membantu dalam usaha memperoleh data yang dibutuhkan.
6. Orang tua yang selalu memberikan semangat dan dukungan moril dan materil.
7. Rekan-rekan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Teknologi Yogyakarta yang selalu memberikan semangat dalam mengerjakan
kerja praktik.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tugas kerja praktik
ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Yogyakarta,
Sariyandri Ban
5160811280
BAB
PENDAHULUAN
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Fondasi
c. Pekerjaan Kolom
e. Pekerjaan Balok
Lokasi proyek peningkatan Jalan dan Trotoar Jalan Soekarno-Hatta Atas Labuan
Bajo, NTT ini berlokasi di jl, Soekarno-Hatta, Puncak Waringin, Labuan Bajo,
NTT.
Data teknik proyek merupakan data-data berisi karakteristik dari proyek yang
dibangun tersebut. Adapun data dalam proyek Peningkatan Jalan dan Penataan
Trotoar Jalan Soekarno-Hatta Atas Labuan Bajo, NTT antara lain;
c. Jumlah Segment :7
Metode pengumpulan data sangat penting demi tersusunnya laporan kerja praktik
tentang proyek Peningkatan Jalan dan Penataan Trotoar Jalan Soekarno-Hatta
Atas Labuan Bajo, NTT. Dalam menyusun laporan nantinya, penyusun
memperoleh data dengan dua macam metode pengumpulan data yaitu metode
pengumpulan data primer dan data sekunder.
Data sekunder yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dengan memperlajari
struktur organisasi perusahaan dan segala proses yang mencangkup pelaksanaan
proyek. Data yang digunakan untuk menunjang dan melengkapi data primer yang
sudah ada biasanya diperoleh dari konsultan pengawas dan kontraktor pelaksana
pada tahap perencanaan awal proyek. Data ini antara lain:
b. Struktur Organisasi
c. RKS
d. Kurva S
BAB 2
Hampir semua kolom mengalami momen lentur dan gaya aksial. Karena
itu, agar terjamin adanya daktilitas pada kolom, disyaratkan minimum ada
penulangan sebanyak 1% dan kurang dari 8% pada kolom. Untuk kolom
bersengkang harus ada paling sedikit empat batang tulangan memanjang.
Tahapan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
c−d a−1d
= 0,003 c = 0,003
c a
(2.5)
d−c 1d −a
= 0,003 c = 0,003
c a
(2.6)
a−1d f y
fs = fy jika 0,003 > (2.7)
a Es
dan
1d −a f y
fs = fy jika 0,003 ≥ (2.8)
a Es
dimana:
s = regangan tulangan tekan (compression reinforcement strain)
s = regangan tulangan tarik (tension reinforcement strain)
c = jarak dari serat tekan beton terluar ke sumbu netral (mm).
= a / 1
d = jarak dari serat tekan beton terluar ke titik berat tulangan tekan (mm).
d = jarak dari serat tekan beton terluar ke titik berat tulangan tarik (mm).
1 = 0.85 untuk fc< 30 Mpa
= 0.85 – 0.008 (fc– 30) dan 1> 0.65 untuk fc> 30 Mpa
fs = tegangan yang terjadi pada tulangan tekan (Mpa).
= 200000 MPa.
Jika kondisi ini dipenuhi, maka asumsi bahwa semua tulangan telah
mencapai tegangan leleh adalah benar maka persamaan keseimbangan gaya
dan momen dinyatakan sebagai berikut:
Pn = Cc + Cs – (2.9)
Gambar 2.1 Distribusi Tegangan dan Regangan Balok Persegi Bertulang Tunggal
(Sumber: Gideon Kusuma, 2016)
Dalam kondisi berimbang serat tekan ekstrim pada beton dan serat
tarik pada baja tulangan secara bersamaan mencapai regangan maksimum
sebagaimana diilustrasikan pada Gambar diatas. Untuk keadaan berimbang,
secara geometris dapat diperoleh:
0,003
Cb Ɛcu 600
= = fy = (2.16)
d Ɛcu+ Ɛcu 0,003+ 600+fy
Es
ρ_min =
√f ;c (diambil yang terkecil)
4 fy
ρ_min = 1,4/4fy (2.37)
Tulangan tumpuan positif
M + ¿tumpuan
ρ'/ρ = −¿tumpuan
¿
M ¿
(2.38)
ρ'/ρ=1 (persyaratan gempa)
Mu
Rn = (2.39)
b . d2
ρ_min =
√ f ;c (diambil yang terkecil)
4 fy
ρ_min = 1,4/4fy (2.40)
BAB 3
MANAJEMEN PROYEK
serta berurusan dengan berbagai pengguna layanan dalam satu waktu. Konsultan
pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek (owner) untuk
melaksanakan pekerjaan pengawasan. Konsultan pengawas dapat berupa badan
usaha atau perorangan. Perlu sumber daya manusia yang ahli dibidangnya masing-
masing seperti teknik sipil, arsitektur, mekanikal elektrikal, listrik dan lain-lain
sehingga sebuah bangunan dapat dibangun dengan baik dalam waktu cepat dan
efisien.
3.1.2. Unsur Pokok Pelaksanaan
Pada umumnya suatu pembangunan konstruksi terdapat beberapa unsur
pengelola proyek yang terlibat. Unsur-unsur pengelola pada proyek Peningkatan
Jalan dan Penataan Trotoar Jalan Soekarno-Hatta Atas Labuan Bajo, NTT antara
lain:
a. Pemberi Tugas (owner)
b. Konsultan Perencana
c. Konsultan Pengawas
d. Kontraktor
e. Sub Kontraktor
Pada pelaksanaan kerja suatu proyek Peningkatan Jalan dan Penataan
Trotoar Jalan Soekarno-Hatta Atas Labuan Bajo, NTT sangatlah diperlukan untuk
mendapatkan suatu rentetan atau lanjutan pekerjaan yang dilaksanakan sebagai
bagian dari manajemen suatu proyek yang sesuai serta saling berhubungan dan
tentunya harus berjalan pada peraturan-peraturan atau tata tertib yang telah
ditentukan. Setiap unsur memiliki tugas dan wewenag yang berbeda- beda yang
dikoordinasikan melalui system manajemen proyek konstruksi.
3.1.2.1 Pemberi Tugas (Owner)
Pemilik proyek atau (owner) disebut juga pemberi tugas, adalah bagian
paling utama dalam organisasi proyek konstruksi. Pemilik merupakan penguna
dari jasa perusahaan konstruksi yang akan mengimplementasikan ide atau gagasan
dan rancangan teknis menjadi bangunan fisik. Pemilik atau pemberi tugas sebagai
pemrakarsa proyek konstruksi dapat berasal dari kalangan swasta atau pejabat
yang mewakili kepentingan pemerintah. Dalam proyek Peningkatan Jalan dan
Penataan Trotoar Jalan Soekarno-Hatta Atas Labuan Bajo, NTT, yang menjadi
27
pemilik proyek (owner) adalah PPK Satker 3.1 Wilayah III NTT, Labuan Bajo.
Konsultan pengawas adalah tim yang bertindak untuk dan atas nama
pemilik proyek, dalam proses pengawasan pelaksanaan pembangunan suatu
proyek dan bertangung jawab atas pekerjaan kepada pemilik proyek (owner) agar
tercapai target hasil kerja yang memenuhi standar dan syarat yang telah
ditentukan. Konsultan pengawas merupakan pihak yang di tunjuk pemilik proyek
untuk mewakili dalam memimpin, mengkoordinasi, mengawasi, mengevalusai,
dan melaporkan proyek kepada pemberi tugas. Tugas dan tanggung jawab
Pengawas Lapangan antara lain :
1. Pelaksanaan pekerjaan.
DIREKTUR UTAMA
W em m i Sutanto
GENERAL SUPERINTENDENT
(GS)
Muhammad Joko Rotisno, ST
Secara rinci tugas dan tanggung jawab kontraktor tercantum dalam struktur
organisasi proyek Peningkatan Jalan dan Penataan Trotoar Jalan Soekarno-Hatta
Atas Labuan Bajo, NTT yaitu:
a. Direktur Utama
Tanggung jawab Direktur utama, antara lain sebagai berikut:
1. Menandatangani kontrak dan Addendum dengan pengguna jasa.
2. Mempelajari dan memahami Kontrak kerja yang akan dilaksanakan.
3. Memimpin dan mengarahkan semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan
guna mendapatkan hasil yang sesuai rencana pelaksanaan pekerjaan.
4. Memantau dan mengarahkan proses pelaksanaan pekerjaan guna
mendapatkan hasil yang sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
5. Melakukan monitoring dan pemeliharaan serta melakukan perbaikan
bila terjadi kegagalan pelaksanaan item pekerjaan di lapangan.
6. Bertanggung Jawab atas semua pelaksanaan baik kualitas maupun
kuantitas.
b. General Superinten (GS).
Tugas dan Tanggung jawab GS:
1. Bersama dengan Direktur utama membuat rencana pelaksanaan
proyek (Construction Planning).
2. Memimpin kegiatan pelaksanaan di Lapangan dengan
mendayagunakan sumberdaya secara optimal dan memenuhi
persyaratan biaya, mutu, dan waktu.
3. Melakukan perencanaan dan pengendalian kegiatan pelaksanaan di
lapangan agar tercapai produk usaha yang efisien dan produktif.
4. Mengevaluasi hasil kegiatan pelaksanaan pekerjaan dibandingkan
dengan rencana pelaksanaan di lapangan agar proyek dapat
diselesaikan untuk menjamin tercapainya laba usaha dan citra
perusahaan.
5. Menghadiri rapat koordinasi proyek antara pengguna jasa, pengawas
proyek, dan Mitra usaha mempertanggung jawabkan perhitungan
rugi- laba secara metode hingga proyek selesai.
6. Melakukan koordinasi kegiatan fungsional dan pembinaan sumber
32
daya manusia.
7. Membuat laporan tentang kepegawaian, keuangan, peralatan dan
persediaan bahan proyek secara berkala.
c. Highway Engineer (HE).
Tugas dan tanggung jawab:
1. Terlaksananya kegiatan proyek agar volume pekerjaan sesuai
rencana.
2. Terselenggaranya pengadministrasian kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan pengendalian volume pekerjaan jalan.
3. Menyiapkan metode kerja, bahan, alat dan tenaga kerja dengan tepat.
4. Mempelajari, menganalisa dan memahami volume pekerjaan yang
tersedia di dalam kontrak dan kebutuhan riil di lapangan.
5. Memebuat rencana (Schedule), mengkordinasikan dan memantau
pelaksanaan.
d. Bridge Engineer (BE)
Tugas dan tanggung jawab :
1. Terlaksananya kegiatan proyek agar volume pekerjaan sesuai
rencana.
2. Terselenggaranya pengadministrasian kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan pekerjaan jembatan.
3. Menyiapkan metode kerja, bahan, alat dan tenaga kerja dengan tepat.
4. Mempelajari, menganalisa dan memahami volume pekerjaan yang
tersedia di dalam kontrak dan kebutuhan riil di lapangan.
5. Memebuat rencana (Schedule), mengkordinasikan dan memantau
pelaksanaan.
e. Manager Kendali Mutu
Tugas dan Tanggung jawab :
1. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan agar tepat mutu (kualitas)
sesuai dengan spesifikasi yang berlaku.
2. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan agar tepat mutu (kualitas)
sesuai dengan spesifikasi yang berlaku.
3. Mengadmisnistrasikan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
33
3.1.3.2 Tukang
Tukang adalah orang yang bekerja dibawah kepemimpinan mandor
dengan kemampuan tertentu. Pengadaan tukang biasanya dilakukan langsung oleh
mandor, begitu juga pengaturan dan penggajian tukang. Untuk keperluan
penggajian tukang, jenis tukang digolongkan berdasarkan tingkat kemampuan dan
pengalaman yang dimilikinya:
a. Tukang Terampil adalah tukang yang mempunyai keahlian di atas rata –
rata tukang biasa, mempunyai pengalaman lebih, mampu memahami
gambar kerja dengan baik dan mampu memberi arahan kepada tukang
lainnya.
b. Tukang Kurang Terampil adalah tukang yang belum banyak mempunyai
keahlian dan masih kurang pengalaman. Tukang kurang terampil juga
belum mampu membaca gambar kerja dengan baik.
c. Kenek nadalah orang yang membantu pekerjaan tukang agar lebih mudah
dan dapat menjadi pengganti tukang sementara. Jumlah tukang yang
dibutuhkan dapat berubah – ubah sesuai dengan progress pekerjaan.
3.1.6 Kontrak
3.1.6.1 Tinjauan Umum
Kontrak adalah perjanjian pemborong pekerjaan antara pihak pemilik
proyek dengan kontraktor maupun konsultan. Pemberi tugas akan memberi surat
SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) sebagai permulaan pekerjaan dilapangan
kepada kontraktor atau konsultan. Pemberian tugas ini ditegaskan dengan
pembuatan surat perjanjian/kontrak antara (pemberi tugas) dengan kontraktor
(pihak kedua) atau konsultan dan pengawas. Adapun isi surat perjanjian pelaksana
( kontrak) adalah sebagai berikut:
a. Gambar Rencana
Gambar kontrak / rencana adalah gambar dari pekerjaan yang akan
dilaksanakan secara lengkap dapat memberikan informasi yang serinci
mungkin sehingga tidak terjadi keragu-raguan dalam pelaksanaan.
Gambar kontrak harus telah diperiksa dan disetujui oleh pihak konsultan
perencana.
b. Spesifikasi
38
untuk kemudian dituangkan dalam bentuk tertulis, laporan mingguan ini dibuat
oleh kontraktor atau konsultan pengawas untuk diberikan kepada owner atau
pemilik proyek. Dengan adanya laporan ini maka proses pelaksanaan pekerjaan
dapat diarsipkan. Laporan mingguan tidak dapat dipisahkan dengan time schedule
pelaksanaan pekerjaan yang telah disusun oleh pihak kontraktor dengan
persetujuan pimpinan proyek. Laporan mingguan proyek kontraktor berisi
berbagai data pekerjaan antara lain:
a. Nomor laporan mingguan.
b. Nama kontraktor dan nama konsultan.
c. Judul laporan.
d. Nama proyek yang dibuat laporan.
e. Periode tanggal dan waktu laporan.
f. Jumlah tenaga kerja dan keahlian masing-masing tenaga kerja selama
satu minggu bekerja di proyek, dapat dibuat dalam bentuk tabel untuk
mengisi jumlah absen harian.
g. Pekerjaan yang dilaksanakan dibuat sejelas mungkin mengenai lokasi
pekerjaan, nama pekerjaan dan besarnya volume progres yang sudah
diselesaikan selama satu minggu penuh.
h. Bahan atau material yang telah digunakan.
i. Alat kerja yang dipakai untuk melaksanakan pekerjaan.
j. Laporan curah hujan atau cuaca selama proses pelaksanaan proyek
berlangsung satu minggu , laporan ini dapat digunakan kontraktor
sebagai alasan keterlambatan kerja untuk menghindari denda
keterlambatan pekerjaan dikemudian hari.
k. Formulir persetujuan konsultan pengawas atau manajemen konstruksi.
l. Formulir pengajuan kontraktor atau yang membuat laporan mingguan
proyek.
m. lampiran -lampiran foto pelaksanaan proyek maupun hasil akhir kegiatan.
3.2.2,3 Laporan Bulanan
Laporan bulanan merupakan rangkuman laporan mingguan dalam periode
satu bulan, yaitu berisi kumpulan dari laporan harian dan mingguan yang dijilid
dalam satu periode bulanan yang bersangkutan. Pada umumnya laporan bulanan
43
e. Gambar kerja.
Jalan Soekarno-Hatta Atas Labuan Bajo, NTT tidak ada jam kerja lembur
dikarenakan proyek berada ditengah-tengah perkampungan dan tidak
diizinkan oleh warga setempat untuk melakukan kerja lembur
dikarenakan mengganggu jam istirahat warga setempat.
BAB 4
BAHAN DAN ALAT
4.1 BAHAN
Bahan pada pekerjaan di proyek adalah material yang digunakan selama
proses membangun konstruksi. Bahan – bahan bangunan yang digunakan untuk
pembangunan konstruksi harus memenuhi standar yang ditentukan di dalam RKS
(Rencana Kerja dan Syarat-syarat), supaya hasil akhir pekerjaan memiliki mutu
yang baik. Berikut ini adalah bahan – bahan yang digunakan dalam proyek
Peningkatan Jalan dan Penataan Trotoar Jalan Soekarno-Hatta Atas Labuan Bajo,
NTT.
4.1.1 Semen
Semen portland digunakan untuk pekerjaan konstruksi, yaitu bahan
campuran beton, pasangan bekisting permanen pada tie beam, plesteran talud
galian, dan pekerjaan lantai kerja. Semen portland yang digunakan pada proyek
gedung ini adalah jenis II menurut NI-8 atau type-1 menurut ASTM dan
memenuhi S.400 menurut standard Portland Cement yang digariskan oleh
Assosiasi Cement Indonesia (Semen Gresik atau setara). Merk yang dipilih tidak
dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan kecuali dengan persetujuan tertulis dari
Direksi Pengawas. Semen dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
48
4.1.4 Air
Air merupakan bahan campuran yang digunakan untuk mencampur
adukan semen, pasir, kerikil sehingga dapat menjadi adukan beton, air berfungsi
untuk mengatur adukan agar tidak cepat kering sampai sebelum digunakan atau
50
dituangkan pada cetakan yang telah direncanakan. Dalam adukan beton, air
berpengaruh pada keadaan sebagai berikut:
a. Pembentukan pasta semen, yang berpengaruh pada sifat adukan beton
yang dapat dikerjakan, kekuatan susut, dan keawetan beton.
b. Kelangsungan reaksi dengan semen sehingga dihasilkan kekerasan dan
kekuatan selang beberapa waktu.
c. Perawatan keras adukan beton guna menjamin pengerasan yang
sempurna.
d. Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak boleh
mengandung minyak, asam, alkali, dan bahan-bahan organis atau bahan
lain yang dapat merusak beton (PBBI, 1971, hal 28). Apabila dipandang
perlu, perencana dapat minta kepada kontraktor supaya air yang dipakai
diperiksa di laboratorium dan diawasi oleh pihak pengawas.
4.1.5 Baja Tulangan
51
digunakan adalah multiplex dengan rangka kayu meranti (setara) + steiger dari
besi.
4.2.4 Scaffoldin
Alat ini berfungsi sebagai perancah dalam pembuatan bekisting balok dan
plat lantai basement. Scalffolding terdiri dari beberapa bagian, antara lain: main
frame, cross brace, joint pin, U head, support dan jack base. Cara operasionalnnya
adalah dengan menggabungkan tiap bagian di atas, sehingga menjadi suatu
konstruksi scaffolding. Scaffolding dapat dilihat pada gambar dibawah ini
4.2.6 Waterpass
Alat ini bisa disebut juga dengan pesawat penyipat datar yang merupakan
alat ukur optik yang digunakan untuk pengukuran beda tinggi suatu pekerjaan.
Pekerjaan ini dapat pula diaplikasikan pada pekerjaan konstruksi alat pengukur
beda tinggi yang memiliki nilai yang tinggi. Alat yang bisa dipakai pada
pekerjaan pengukuran beda tinggi adalah air pas, selang ukur dan pesawat
penyipat datar. Alat penyipat datar dipakai untuk pekerjaan sampingan tinggi
harus memiliki akurasi yang disyaratkan tertentu alat itu harus akurat sehingga
bisa menghasilkan pengukuran yang tepat. Pemakaian alat ini juga harus
mengetahui bagaimana cara mengamati benang atas, benang bawah, benang
tengah pada pembacaan rambu
BAB 5
PELAKSANAAN PROYEK
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul
yang memikul beban dari balok kemudian meneruskannya ke pondasi. Pekerjaan
kolom melibatkan beberapa kegiatan antara lain: penentuan as kolom, pembuatan
bekisting kolom, pemasangan bekisting kolom, pembuatan tulangan kolom,
59
a. Pekerjaan Pembesian
1. Pekerjaan Pemotongan Besi
Pemotongan besi berdasarkan kebutuhan dan juga mengikuti AS
shop drawing. Untuk pemotongan besi menggunakan alat pemotong
besi makita. Pemotongan besi dilakukan di lokasi pekerjaan.
2. Pembengkokan dan pembuatan sengkang spiral kolom
Pembengkokan besi dilakukan secara dingin. Pembentukan
sengkang spiral untuk kolom menggunakan alat fabrikasi dari roda
mobil menyesuaikan dengan diameter tulangan.
Gam bar
5.2
Detail dan
3. Pembongkaran Bekisting
Pekerjaan Pembongkaran bekisting dilaksanakan setelah 24 jam
pengecoran. Bekisting yang sudah digunakan akan dipakai kembali
dan harus dibersihkan terlebih dahulu dan dioles dengan solar pada
saat sebelum pemasangan kembali.
62
Ga mbar
5.5
Pembongkaran Bekisting
(Dokumentasi Pribadi, 2020)
2. Pengecoran Beton
a) Pengecoran Manual menggunakan alat bantu talang (sebelum
ada concrete pump).
63
pump tentu saja lebih efisien baik dari segi pelaksanaan dan juga
tenaga yang dibutuhkan.
d. Pemadatan
Pada pelaksanaan di Lapangan pemadatan menggunakan concrete
vibrator. Penggunaan vibrator tidak digunakan dengan maksimal. Proses
pemadatan dilakukan saat proses pengecoran, alat penggetar dimasukan
kedalam bekisting pada saat pengecoran. Pemadat harus digerakan
dengan perlahan dan kecepatan tertentu agar tidak merusak ikatan pada
tulangan.
e. Perawatan
65
e. Pemadatan
pemadatan dilakukan bersamaan pada proses pengecoran
menggunakan concrete vibrator. Penggunaan concrete
vibrator dilakukan sedemikian rupa sehingga semua bagian
terisi dengan beton dengan cara bagian ujung dimasukan di
sela-sela besi balok dan pelat lantai.
f. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting dilakukan setelah 7 hari setelah proses
pengecoran.
g. Perawatan
Perawatan balok untuk menjaga kualitas mutu beton yang diinginkan
yaitu dengan cara disiram selama 1 kali pada siang hari dan ditutup
dengan karung goni, untuk mengurangi penguapan yang berlebihan.
a. Permasahan Teknis
Permasalahan teknis yang terjadi selama kerja praktek di proyek
Peningkatan Jalan dan Penataan Trotoar Jalan Soekarno-Hatta Atas
Labuan Bajo, NTT adalah
1. Terjadi perubahan pada DED yang menyebabkan addendum
sehingga membuat kemunduran pada time schedule atau waktu
pelaksanaan.
2. Keterlambatan pada persiapan alat Bor Pile sehingga membuat
kemunduran pada time schedule atau waktu pelaksanaan.
3. Terjadi keretakan (retak rambut) pada dinding penahan tanah pada
saat pengurugaan tanah disebabkan karena dinging penahan tanah
yang terlalu tipis dan pengurugan tanah pada saat beton belum cukup
umur untuk menahan beban yang direncanakan.
b. Permasalahan Non Teknis
Permasalahan non teknis yang terjadi selama kerja praktek di proyek
Peningkatan Jalan dan Penataan Trotoar Jalan Soekarno-Hatta Atas
Labuan Bajo, NTT adalah:
a. Pekerja yang tidak menggunakan peralatan pengaman. Keamanan
kerja sangat penting dalam proyek. Keamanan ini sangat
berpengaruh pada nyawa manusia. Jika terjadi kesalahan sedikit saja
bisa berakibat fatal.
BAB 6
6.1 KESIMPULAN
6.2 SARAN
73
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional. (2002). Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung.
LAMPIRAN