BAB I
PENDAHULUAN
1
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
pergerakan industri di Jawa Timur. Selain Kota Surabaya, Kabupaten Gresik dan
Kabupaten Sidoarjo sebagai kabupaten yang berada di sekitar Surabaya merupakan
dua kota yang memberi andil yang besar terhadap pergerakan dan pertumbuhan
industri di Jawa Timur serta sebagai wilayah yang mendukung fungsi Kota
Surabaya sebagai hub bagi aktivitas ekonomi dan sosial wilayah Indonesia bagian
timur. Penetapan Kota Surabaya dan sekitarnya sebagai Kawasan Strategis
Nasional (KSN) sebagaimana termaktub di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26
Tahun 2008 tentang RTRWN (Lampiran X) dari sudut kepentingan ekonomi di
Jawa Timur yaitu Kawasan Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto,
Surabaya, Sidoarjo, Lamongan) mendorong percepatan di dalam penyediaan
infrastrukturnya yang dalam hal ini adalah infrastruktur jalan. Penetapan Wilayah
KSN memberikan implikasi berupa pertumbuhan ekonomi yang berakibat
meningkatnya pergerakan manusia dan barang di kawasan tersebut. Hal ini juga
telah terlihat pada kawasan Gerbangkertasusila sehingga percepatan pembangunan
infrastruktur dirasa perlu untuk segera ditindaklanjuti. Pergerakan lalu lintas
angkutan jalan merupakan pergerakan yang dominan di kawasan ini. Hal ini terlihat
dengan tingginya lalu lintas saat ini pada koridor-koridor utama pada jalan kawasan
sehingga mendorong pemerintah setempat dalam hal ini Pemerintah Daerah Jawa
Timur merencanakan jaringan jalan tol ruas Krian Legundi Bunder
Proyek Pembangunan Jalan Tol KLBM Seksi B dilaksanakan oleh PT. Waskita
Karya (Persero), Tbk Infrastructure 3 Division sebagai kontraktor, PT. Aria Jasa
Reksatama sebagai konsultan supervisi, dan PT. Waskita Bumi Wira sebagai
pemilik proyek (owner).
2
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
Pembangunan Jalan Tol KLBM yang dimulai sejak 09 Desember 2016 ini
akan dikerjakan dari STA 0+000 s/d STA 38+290 dengan total panjang 38,29
km. Proyek ini dibagi menjadi empat seksi yang terdiri dari Seksi I yaitu STA
0+000 sampai STA 9+600 (9,5 km), Seksi II STA 9+600 sampai STA 18+690
(8,86 km), Seksi III STA 18+690 sampai STA 29+100 (10,74 km) dan Seksi IV
STA 29+100 sampai STA 38+290 (9,19 km). Dari empat seksi ini,
dikelompokkan lagi menjadi dua bagian yaitu Seksi A yang mencakup Seksi I
dan II kemudian Seksi B yang mencakup Seksi III. Kemudian seksi B yang
mencakup seksi III dan IV belum dapat dikerjakan, dikarenakan permasalahan
lahan yang masih dalam proses pembebasan.
Adapun pada proyek pembangunan jalan tol KLBM ini, selain dikerjakan
oleh PT. Waskita Karya (Persero), Tbk Infrastructure 3 division yang terbagi
menjadi 2 seksi, yaitu seksi A dan seksi B. Proyek pembangunan jalan tol juga
dikerjakan oleh PT. Waskita Beton Precast dengan pembagian wilayah
pekerjaan sebagai berikut :
Gambar 1.1 Pembagian Wilayah Kerja Waskita Karya dan Waskita Beton Precast
(Sumber: Dokumen PT. Waskita Karya (Persero) Tbk)
3
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
4
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
B. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan Umum: Mobilisasi dan Demobilisasi, Pengecekan Utilitas
Menggunakan Alat, Survey Situasi, Site Clearing, Pembuatan Fasilitas
Pendukung
2. Pekerjaan Pembongkaran
3. Pekerjaan Tanah
4. Drainase
5. Perkerasan Berbutir dan Perkerasan Beton Semen
6. Pekerjaan Aspal
7. Pekerjaan Struktur
8. Pencahayaan, Lampu Lalu Lintas, dan Pekerjaan Listrik
9. Pekerjaan Lain-lain
10. Pekerjaan Plaza Tol
11. Pekerjaan Fasilitas Tol dan Kantor Gerbang Tol
1.2.3 Struktur Organisasi Proyek
Dalam melaksanakan suatu proyek diperlukan adanya pengorganisasian
agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan baik sesuai job desk. Gambar
1.1 menunjukkan struktur organisasi kontraktor Proyek Pembangunan Jalan Tol
KLBM Seksi B.
5
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
6
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
7
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
8
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
9
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
Gambar 1.3 Peta Lokasi Proyek Pembangunan Jalan Tol KLBM Seksi B
(Sumber: Dokumen PT. Waskita Karya (Persero) Tbk)
10
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
b. Aspek Manajemen
Aspek manajemen terkait pada administrasi lapangan yang sedang
berjalan pada proyek tersebut selama kegiatan praktik industri. Adapun
administrasi lapangan tersebut meliputi:
1. Laporan Harian
2. Laporan Mingguan
3. Laporan Bulanan
4. Time Schedule
d. Aspek Mutu
Aspek mutu pada pekerjaan Interchange mengacu pada spesifikasi teknis
yang telah disepakati pada pembuatan kontrak.
11
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
12
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
Pekerjaan Pile R
Head A
Pekerjaan Aspal N
III Pembuatan
Laporan
13
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
BAB II
HASIL PELAKSANAAN PRAKTIK INDUSTRI
START
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Survey dan pemetaan
2. Pembersihan lokasi kerja
3. Perlindungan dan pemindahan utilitas
4. Jalan akses dan perlindungan lokasi kerja
5. Dewatering
PEKERJAAN SUBSTRUKTUR
1. Pemancangan
2. Pile Cap
3. Kolom
4. Pier Head
PEKERJAAN SUPERSTRUKTUR
1. Girder
2. Diafragma, Slab
3. Parapet
4. Precast Slab
PEKERJAAN PEKERJAAN
JALAN DRAINASE
AC – WC 1. Deck Drain
2. PVC
FINISH
14
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
15
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan penimbunan meliputi penyiapan lahan, pemasangan
geotekstil, penghamparan material dan pemadatan material. Geotekstil
yang digunakan sudah disiapkan dalam ukuran yang sudah ditentukan dan
dipasang sesuai dengan shop drawing. Berikut adalah shop drawing
penimbunan :
16
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
17
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
2. Dump Truck
Dump truck berfungsi untuk mengangkut material dari quarry yang
ditunjuk ke tempat proyek.
18
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
19
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
20
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
21
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
Mulai
Dewatering
Penghamparan material
Cek
Penghamparan material
Cek
Selesai
22
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
D. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan penimbunan di STA 0+100 sampai STA 0+500
adalah sebagai berikut:
1. Dewatering
Lahan yang digunakan pada proyek ini terdapat pada daerah tambak,
sehingga perlu dilakukan proses dewatering untuk mengeringkan lahan
terlebih dahulu. Adapun proses pelaksanaan sebagai berikut:
(1) Pengukuran untuk mengetahui batas lahan akan dikerjakan.
(2) Membuat tanggul menggunakan excavator untuk mencegah air masuk
ke lahan yang dikerjakan.
23
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
24
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
25
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
26
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
27
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
28
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
29
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
2. Genset
Genset berfungsi sebagai penyedia daya listrik saat pengelasan tiang
pancang.
30
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
4. Truck Trailer
Truck trailer berfungsi untuk mengangkut tiang pancang dari tempat
pemesanan ke lokasi proyek.
5. Crawler Crane Service
Crawler Crane service digunakan untuk menurunkan tiang pancang
dari truck trailer dan membantu pemasangan tiang pancang pada
diesel hammer.
31
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
C. Urutan Pekerjaan
Mulai
Pemancangan Cek
sisipan
Selesai
32
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
3. Pemancangan
Sebelum pemancangan dilakukan, data acuan awal untuk konfigurasi
tiang pancang adalah data tanah berupa borelog. Dari data tanah
diketahui kedalaman tiang pancang yang diperlukan dan ditentukan
konfigurasi tiang pancang yang digunakan dengan tujuan
meminimalkan waste (sisa) tiang pancang akibat cutting of pile (COP)
sehingga bisa menekan biaya konstruksi. Di daerah Gresik tanah
eksisting memiliki sifat yang mengikat kembali (friction) setelah
dilakukan pemancangan, yaitu minimal 12 jam pertama setelah
pemancangan tanah kembali mengikat, sehingga semakin lama
kemapuan tiang pancang semakin kuat, Jadi apabila dilakukan PDA test
setelah 24 jam dengan saat langsung setelah selesai pemancangan akan
berbeda hasilnya.
33
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
34
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
35
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
36
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
37
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
4. Kalendering
Kalendering digunakan pada pekerjaan tiang pancang (baik beton
maupun baja) untuk mengetahui apakah tiang pancang sudah mencapai
final set atau belum. Sebelum dilaksanakan kalendering, dilakukan
monitoring pemukulan tiang pancang untuk mengetahui jumlah pukulan
tiap meter dan total. Maka dari itu tiang pancang diberi skala terlebih
dahulu menggunakan penanda, misalnya cat semprot atau philox.
Kalendering digunakan sebagai pertimbangan kapan berhentinya
pemukulan pada tiang pancang. Kalendering dilakukan saat hampir
mendekati top pile yang diisyaratkan, final set 2 cm untuk 10 pukulan
terakhir. Data tanah eksisting digunakan sebagai acuan awal kapan
dilakukan kalendering.
38
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
39
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
dan keutuhan tiang pancang. Ada beberapa bacaan yang dihasilkan dari
hasil tes PDA, tetapi yang digunakan untuk acuan yaitu:
a. RMX, yaitu kapasitas tiang pancang berdasarkan hambatan lekat
sekeliling permukaan tiang pancang, atau yang biasa disebut friction.
b. RSU, yaitu kapasitas tiang pancang berdasarkan tahanan ujung tiang
terhadap tanah, atau biasa disebut end bearing.
c. BTA, yaitu persentase keutuhan tiang satu pancang secara
keseluruhan
Tes ini dilakukan pada tiap tiang pancang tipe E sesuai pada gambar.
Adapun proses pelaksanaan sebagai berikut:
(1) Operator melakukan pengeboran pada tiang pancang menggunakan
bor listrik sebanyak dua lubang untuk memasang alat.
Gambar 2.46 Pemasangan alat tes PDA pada sisi yang lain
40
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
(3) Operator mengisikan data pada kertas yang berisi nama proyek, jenis
pengujian, titik tiang pancang yang diuji, waktu pelaksanaan,
panjang tiang pancang dan diameter tiang pancang.
41
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
42
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
43
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
44
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
45
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
46
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
47
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
C. Urutan Pekerjaan
Start
Penggalian pilecap
Pemasangan Bekisting
Pengecoran
Curing Rendaman
Pencopotan bekising
Finish
D. Metode Pelaksanaan
1. Penggalian
Penggalian dimaksudkan untuk mendapatkan elevasi dasar
pilecap yang disebutkan dalam gambar. Yang kemudian bisa dicor
untuk lantai kerja setebal 10 cm.
2. Pemotongan Tiang Pancang
Setelah pemancangan selesai, tiang pancang memiliki elevasi atas
yang sengaja disisakan untuk nanti dipotong. Pemotongan tiang
48
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
49
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
50
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
5. Pemasangan Bekisting
Bekisting yang digunakan pada pekerjaan pilecap adalah jenis
tegofilm dengan pengaku besi hollow. Tegofilm memiliki permukaan
yang halus dan memiliki ketahanan dalam menerima beban yang lebih
baik dibandingkan dengan multiplek biasa. Selain itu bekisting juga
diberi pengaku besi hollow agar dapat menahan beban beton curah atau
ready mix karena volume ready mix yang sangat besar dengan Panjang
10 m lebar 7.4 m dan tebal 2 m. Berikut ini adalah uraian pekerjaan
bekisting pilecap :
a. Tegofilm yang berupa lembaran dipotong dan dibentuk
termasuk dipasang besi pengaku sesuai dengan kebutuhan
oleh pekerja.
b. Bekisting yang sudah dirakit oleh pekerja dipasang pada
posisi bekisting seharusnya. Sebelum dipasang bekisting
dilumri dengan minyak beton agar nantinya bekisting mudah
untuk dilepas setelah selesai pengecoran.
51
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
6. Pengecoran
Untuk memindahkan beton / ready mix dari Truck Mixer menuju
posisi pengecoran menggunakan Concrete Pump milik PT. Waskita
Karya (Persero) Tbk. Penggunaan Concrete Pump diwajibkan karena
pilecap yang akan dicor memiliki dimensi yang besar, dengan Panjang
10 m lebar 7.4 m tebal 2 m. Berikut adalah uraian kegiatan pengecoran.
a. Persiapan, yaitu berupa pembersihan area yang nantinya
akan dicor, pembersihan area ini dilakukan untuk
memastikan area yang akan di cor bersih dari sampah atau
sesuatu yang sekiranya bisa mebuat kekuatan beton
mengalami penurunan.
b. Concrete Pump mulai datang ke lokasi dan melakukan
persiapan untuk digunakan mengecor dan dipastikan dalam
kondisi bagus dan prima.
c. Truck Mixer mulai loading untuk menyalurkan ready mix
menuju concrete pump dan bersiap melakukan pengecoran.
Kemudian ready mix disalurkan menuju concrete pump,
kemudian dari concrete pump disalurkan menuju pilecap
atau posisi yang ditentukan. Sebelum memulai pengecoran
52
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
53
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
54
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
55
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
56
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
2. Concrete Pump
Concrete pump merupakan pompa untuk beton yang digunakan
memindahkan beton dari Truck Mixer menuju pilecap yang ingin dicor.
Concrete pump untuk pembangunan jalan tol KLBM seksi 2 ini
merupakan property milik PT. Waskita Karya (persero) Tbk.
57
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
58
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
6. Lever Hoist
Lever Hoist merupakan alat yang menyerupai dongkrak yang
dibunakan untuk mengatur kemiringan, atau menjadikan bekisting dari
kolom benar benar tegak, sehingga nantinya bisa dipastikan kolom
berdiri tegak lurus.
59
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
60
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
C. Urutan Pekerjaan
Start
Installing Tulangan
Pemasangan Decking
Installing Bekisting
Pengecoran
Curing Compound
Pencopotan Bekisting
Finish
61
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
Mahkota kolom
62
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
63
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
64
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
4. Untuk memindahkan beton / ready mix dari Truck Mixer menuju posisi
pengecoran menggunakan Concrete Pump milik PT. Waskita Karya
(Persero) Tbk. Berikut adalah uraian kegiatan pengecoran:
a. Persiapan, yaitu berupa pembersihan area yang nantinya akan di
cor, pembersihan area ini dilakukan untuk memastikan area yang
akan di cor bersih dari sampah atau sesuatu yang sekiranya bisa
mebuat kekuatan beton mengalami penurunan.
b. Concrete Pump mulai datang ke lokasi dan melakukan persiapan
untuk digunakan mengecor dan dipastikan dalam kondisi bagus
dan prima.
c. Truck Mixer mulai loading untuk menyalurkan ready mix menuju
concrete pump dan bersiap melakukan pengecoran. Kemudian
ready mix disalurkan menuju concrete pump, kemudian dari
concrete pump disalurkan menuju kolom atau posisi yang
ditentukan. Sebelum memulai pengecoran pertama, concrete pump
perlu diberi pelumas agar lancar saat dilakukan pengecoran,
pelumas yang digunakan pada concrete pump adalah mortar atau
campuran semen, pasir, dan air baru kemudian pengecoran
dilakukan.
65
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
5. Pencopotan bekisting
Setelah pengecoran selesai dilakukan, beton ditunggu hingga
mengering yaitu ±12 jam atau pada saat beton mampu menahan beban
sendirinya. Setelah bekisting dicopot dilakukan curing compound
dengan disemprotkan zat kimia yang bisa mengurangi Faktor Air
Semen (FAS) beton.
2.2 Aspek Manajemen
Aspek manajemen pada PT. Waskita Karya (Persero) Tbk berisi tentang
administrasi lapangan yang meliputi:
66
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
1. Laporan Harian
Laporan harian dibuat setiap hari secara tertulis oleh pihak pelaksana
proyek dalam melakukan tugasnya dan bertanggung jawab terhadap apa
yang dilaksanakan serta untuk mengetahui hasil kemajuan pekerjaannya
apakah sesuai dengan rencana atau tidak. Laporan ini dibuat untuk
memberikan informasi bagi pengendali proyek dan pemberi tugas melalui
direksi tentang perkembangan proyek. Selain itu dengan adanya laporan ini,
maka segala kegiatan proyek yang dilakukan setiap harinya dapat dipantau.
Laporan harian umumnya berisikan laporan harian pekerjaan Interchange
Cerme seperti pekerjaan timbunan, pemacangan, dll.
2. Laporan Mingguan
Laporan mingguan ini dibuat berdasarkan laporan harian yang telah
dibuat sebelumnya. Laporan mingguan berisikan tentang uraian pekerjaan
hari-hari sebelumnya serta kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan
selama satu minggu. Laporan ini dibuat oleh site manager. Pembuatan
laporan mingguan juga dimaksudkan untuk mengetahui keadaan proyek,
hanya saja dalam laporan mingguan ini mencakup waktu setiap minggu.
67
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
68
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
2. Realisasi progres bulan lalu dan bobot yang diperoleh dari hasil
perkalian bobot tiap pekerjaan dengan progres bulan lalu
3. Realisasi progres bulan ini dan bobot yang diperoleh dari hasil
perkalian bobot tiap pekerjaan dengan progres bulan ini
4. Total progres sampai dengan bulan ini dari hasil penjumlahan progres
bulan lalu dengan progres bulan ini beserta bobotnya
4. Time Schedule
Data yang direncanakan pada bar chart pada proyek Pembangunan Jalan
Tol KLBM Seksi B lingkup pekerjaan Interchange dimulai pada tanggal 4
April 2019 dan direncanakan selesai pada tanggal 30 September 2019.
Perencanaan proyek ini dilakukan selama 146 hari seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 2.78 di bawah ini.
69
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
70
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
71
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
72
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
73
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
74
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
75
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
Gambar 2.80 Time Schedule Proyek Pembangunan Jalan Tol KLBM Pekerjaan
Interchange
(Sumber: PT. Waskita Karya (Persero) Tbk)
76
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
77
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
b. Kurva S
Dari rancangan anggaran biaya yang dibuat oleh kontraktor,
diperoleh rekapitulasi biaya setiap item pekerjaan, atau setiap jenis
pekerjaan. Dari Rekapitulasi biaya dapat diketahui bobot setiap item atau
jenis pekerjaan, sehingga dari bobot disebarkan menurut waktu yang
direncanakan terbentuk kurva S. Jadi, bisa disimpulkan bahwa rekapitulasi
biaya merupakan dasar dari pembuatan kurva S. Berikut adalah urutan
membuat kurva S:
(1) Pastikan pekerjaan diurutkan sesuai urutannya.
(2) Menghitung bobot setiap item pekerjaan atau jenis pekerjaan, yaitu :
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 𝑥 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 = 𝑥100%
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑎𝑘
(3) Setelah bobot setiap item atau jenis pekerjaan diketahui, disebarkan
sesuai dengan waktu yang direncanakan sehingga terbentuk grafik
menyerupai huruf S.
Kelengkungan kurva-S menunjukkan jumlah aktivitas didalam
pelaksanaan suatu proyek, dimana semakin tegak kurva semakin banyak
pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu tersebut.
Pembuatan kurva-S mempunyai tujuan sebagai berikut :
a. Mengetahui jumlah persentase bobot pekerjaan yang telah atau sedang
dikerjakan.
b. Mengontrol pekerjaan selama dalam pelaksanaan jika suatu waktu ada
perubahan jadwal dan tidak mengganggu kegiatan keseluruhan.
c. Memudahkan direksi untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan apakah
sesuai dengan yang direncanakan semula atau tidak.
d. Untuk analisa kemajuan proyek secara keseluruhan.
e. Untuk analisa kemajuan proyek untuk satuan unit pekerjaan atau
elemen-elemnnya.
f. Pada kegiatan konstruksi, mempunyai tujuan untuk menganalisa
pemakaian tenaga kerja dan untuk menganalisa persentase
78
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
79
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
80
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
81
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diuraikan dari kegiatan Praktik Industri (PI) pada
Proyek Pembangunan Jalan Tol KLBM seksi B adalah sebagai berikut:
A. Aspek Teknis
1. Pekerjaan Penimbunan
Pada pekerjaan penimbunan dapat disimpulkan bahwa pekerjaan yang
terdiri dari persiapan berupa dewatering dan pembersihan lahan,
pemasangan geotekstil, penghamparan material dan pemadatan
material. Semua pekerjaan mengacu pada gambar dan spesifikasi teknis
dengan diawasi oleh konsultan supervisi.
2. Pekerjaan Pemancangan
Pada pekerjaan pemancangan dapat disimpulkan bahwa pekerjaan
pemancangan terdiri dari penentuan titik tiang pancang, pemancangan,
Penyambungan tiang pancang, kalendering, dan PDA test. PDA test
dilakukan untuk mengetahui kemampuan satu tiang pancang sehingga
bisa dipastikan bahwa tiang pancang memenuhi persyaratan desain.
3. Pekerjaan Pilecap
Pada Pekerjaan pilecap dapat disimpulkan bahwa pekerjaan pilecap
meliputi persiapan berupa pemotongan tiang pancang, galian, kemudian
pekerjaan pembesian, pemasangan bekisting, dan pengecoran. Pada
pekerjaan pilecap banyak menggunakan data rencana elevasi, rencana
elevasi ditentukan oleh survey.
4. Pekerjaan Kolom
Pada Pekerjaan kolom dapat disimpulkan bahwa pekerjaan kolom
meliputi pekerjaan pembesian, pemasangan bekisting, dan pengecoran.
82
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
B. Aspek Manajemen
1. Administrasi lapangan pada Proyek Pembangunan Jalan Tol KLBM
(Krian-Legundi-Bunder-Manyar) seksi B seperti Laporan Harian,
Laporan Mingguan, dan Laporan Progres Fisik/ Laporan Bulanan sudah
dilaporkan sesuai dengan waktu masing-masing berdasarkan kondisi
lapangan.
2. Progress lapangan yang terjadi dilaporkan oleh sie pelaksana kepada sie
Teknik, yang disebut laporan internal, kemudian dibuat laporan oleh sie
teknik untuk dilaporkan kepada owner proyek yang dinamakan laporan
eksternal.
4.2 Saran
1. Sistem keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan proyek hendaknya
lebih diperhatikan karena untuk meminimalisasi terjadinya kecelakaan
kerja mengingat pekerjaan yang dilakukan memiliki resiko yang cukup
tinggi.
2. Mahasiswa yang melakukan Praktek Indutsri (PI) sebaiknya lebih aktif
dalam menanyakan proses pelaksanaan pekerjaan dan data-data yang
diperlukan untuk penyusunan laporan Praktek Industri.
3. Mahasiswa yang melakukan Praktek Industri (PI) sebaiknya memahami
materi lebih dalam sehingga pada saat di lapangan lebih mudah memahami
langkah kerja dan pengaplikasian alat-alat yang ada
83
Laporan Praktik Industri
Proyek Pembangunan Jalan Tol
Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi B
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
DAFTAR PUSTAKA
84