Anda di halaman 1dari 19

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODOLOGI PELAKSANAAN

BINA MARGA

TAHUN ANGGARAN 2023

PEMBANGUNAN SALURAN BATU BATA + GORONG –


GORONG + PENGECORAN BAHU JALAN + PENGECATAN
+ PEMBERSIHAN DRAINASE

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODOLOGI PELAKSANAAN BINA MARGA


1. PEKERJAAN GALIAN

Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah
atau batu atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan
dalam Kontrak ini. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan, untuk
formasi galian atau fondasi pipa, gorong-gorong, pembuangan atau struktur lainnya, untuk pekerjaan
stabilisasi lereng dan pembuangan bahan longsoran, untuk galian bahan konstruksi dan pembuangan
sisa bahan galian, untuk pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan beraspal dan /atau perkerasan
beton pada perkerasan lama, dan umumnya untuk pembentukan profil dan penampang yang sesuai
dengan Spesifikasi yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan.

a. Pekerjaan galian

 Semua galian harus dilaksanakan sesuai seperti dinyatakan dalam gambar gambar
dan syarat syarat yang ditentukan menurut keperluan, seperti saluran air dan
selokan, untuk formasi galian atau fondasi pipa, gorong-gorong, pembuangan atau
struktur lainnya, Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan
elevasi yang ditentukan dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Pengawas Pekerjaan
dan harus mencakup pembuangan semua material/bahan dalam bentuk apapun
yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu, bahan
organic dan bahan perkerasan lama.

b. Dasar dari semua galian lubang harus waterpas.

 Bilamana pada dasar setiap galian masih terdapat akar akar pohon, lain lain sisa
jasad atau bagian bagian yang gembur maka ini harus digali keluar, sedang lubang
lubang tadi diisi kembali dengan pasir urug yang disiram dan dipadatkan, sehingga
mendapatkan kembali dasar yang waterpas.

c. Kedalaman semua galian harus mendapatkan pemeriksaan dan persetujuan Direksi


Lapangan. Kontraktor wajib melaporkan hasil pekerjaan galian tanah yang selesai
kepada Direksi Lapangan sebelum dimulainya pekerjaan struktur diatasnya.
Penyimpangan dari ketetapan ini akan menjadi tanggung jawab dan resiko Kontraktor.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODOLOGI PELAKSANAAN BINA MARGA


d. Terhadap kemungkinan berkumpulnya air didalam galian baik pada waktu menggali
maupun pada waktu mengerjakan pondasi, harus disediakan pompa air atau pompa
lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus untuk menghindari
terkumpulnya air tersebut.

e. Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar tidak
longsor dengan memberi suatu dinding pengaman atau penunjang penunjang
sementara.

f. Semua tanah yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah tertentu harus
segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat instruksi Pemberi Tugas
dan Direksi Lapangan.

g. Bagian bagian yang diurug kembali harus diurug dengan tanah yang bersih dari segala
kotoran.Pelaksanaannya secara berlapis lapis dengan penimbrisan.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODOLOGI PELAKSANAAN BINA MARGA


2. PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
1. Pekerjaan dinding bata ½ batu.
2. Pekerjaan penebalan kolom luar.
3. Pekerjaan pasangan batu bata lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja.
B. Persyaratan Bahan
Bahan yang dipakai adalah batu bata merah dari mutu yang terbaik, jenis bata F, ukuran 10 x 11 x
22 cm, dengan pembakaran sempurna dan merata.
C. Persyaratan Pelaksanaan
a. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail bentuk profil,
sambungan dan hubungan dengan material lain dan melaksanakannya sesuai dengan yang
tercantum di dalam gambar kerja.
b. Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih dulu sehingga jenuh. Pada
saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas batu bata tersebut. c. Aduk Perekat/Spesi.
1. Aduk Perekat/Spesi untuk pasangan batu bata kedap air adalah campuran 1 PC : 3 Psr,
yang digunakan untuk dinding pasangan bata daerah basah, dinding pasangan bata yang
langsung berhubungan dengan luar, atau saluran drainase.
2. Untuk semua pasangan batu bata terhitung dari elevasi + 0.20 keatas, dipakai aduk
perekat/spesi campuran 1 PC : 5 Psr, terkecuali yang disyaratkan dalam kedap air seperti
yang tercantum di dalam gambar kerja.
c. Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat/spesi harus sama
setebal 1 cm. Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi dengan baik dan penuh.
d. Pemasangan dinding pasangan bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 24 lapis
setiap harinya, diikuti dengan pengecoran kolom dan balok praktis. Persyaratan pelaksanaan
kolom dan balok praktis, mengacu pada pelaksanaan pekerjaan beton di bab lain dalam buku
ini.
e. Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapih, sama tebal, lurus, tegak dan pola ikatan harus
terjaga baik diseluruh pekerjaan. Pertemuan sudut antara dua dinding harus rapih dan siku
seperti tercantum dalam gambar kerja.
f. Pekerjaan pemasangan batu bata harus benar vertikal dan horizontal.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODOLOGI PELAKSANAAN BINA MARGA


g. Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur tepat.
h. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau percembungan bidang tidak
boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2.00 m vertikal dan horizontal. Jika melebihi, Kontraktor
harus membongkar/memperbaiki dan biaya yang untuk pekerjaan ini ditanggung Kontraktor,
tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
i. Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk kasar sampai
setinggi permukaan tanah.
j. Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok dengan kedalaman 1 cm dengan
rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi, kemudian disiram air dan siap menerima plesteran.
k. Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi dahulu dan siar-siar telah dikerok
dan dibersihkan.
l. Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah sama sekali tidak
diperkenankan.
m. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5%. Bata yang patah
lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh dipergunakan.
n. Ketebalan jadi (setelah difinish dengan plester aci), yaitu setebal 15 cm untuk dinding bata ½
batu, sedangkan setebal 25 cm untuk dinding bata 1 batu.
o. Pemeliharaan
Selama pasangan dinding belum di-finish, Kontraktor wajib untuk memelihara dan menjaga
atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain. Apabila pada saat di-finish terdapat kerusakan,
berlubang dan lain sebagainya, Kontraktor harus memperbaiki sampai dinyatakan dapat
diterima oleh Direksi.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODOLOGI PELAKSANAAN BINA MARGA


3. PLASTIK ALAS BETON BERM
Plastik cor adalah bahan plastik yang berasal dari LLDPE (Linear Low Density
Polyethylene) yang digunakan untuk pelapis permukaan area konstruksi yang akan dilakukan
pengecoran. Bahan tersebut dinilai lebih ramah lingkungan dan tidak berbahaya karena dapat
didaur ulang. Adapun ukuran plastik cor umumnya memiliki ketebalan mulai dari 0,05 mm sampai
0,1 mm. Sifatnya yang elastis membuat bahan ini tidak mudah robek ketika terinjak ataupun saat
proses pemasangan tulangan pelat atau wiremesh ataupun pengecoran.

PROSES PEMASANGAN PLASTIK BETON BERM

Sebelum dilakukan prosses pemasangan plastik cor adalah dengan melakukan


pembersihan lokasi konstruksi dari objek yang menganggu, seperti batu, kerikil, dan laun
sebagainya. Setelah itu, plastik cor dapat dibentangkan pada seluruh permukaan area konstruksi.

4. BETON STRUKTUR

Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang setara, agregat halus,
agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan tambah membentuk massa padat. Mutu beton yang
digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam Kontrak harus seperti yang ditunjukkan
dalam Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Mutu beton yang digunakan
dalam Spesifikasi ini dapat dibagi sebagai berikut:

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODOLOGI PELAKSANAAN BINA MARGA


BAHAN

1. Semen

Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland yang
memenuhi ketentuan SNI 0302:2014 dapat digunakan apabila diizinkan tertulis oleh
Pengawas Pekerjaan. Di dalam satu kegiatan harus menggunakan satu tipe dan satu merek
semen, kecuali jika diizinkan oleh Pengawas Pekerjaan. Apabila hal tersebut diizinkan, maka
Penyedia Jasa harus mengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai dengan tipe
dan merek semen yang digunakan.

2. A i r

Air yang digunakan untuk campuran beton, harus bersih, dan bebas dari bahan yang
merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air yang diketahui dapat
diminum dapat digunakan.

3. Agregat

Ketentuan Gradasi Agregat

Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan dalam
Tabel 7.1.2.1), tetapi atas persetujuan Pengawas Pekerjaan, bahan yang tidak memenuhi
ketentuan gradasi tersebut masih dapat digunakan apabila memenuhi sifat-sifat campuran .

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODOLOGI PELAKSANAAN BINA MARGA


Tabel Ketentuan Gradasi Agregat

4. Pasir Beton

Pasir beton yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dan telah
di setujui oleh Pengawas.

CAMPURAN ADUKAN

Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya, untuk mendapatkan persetujuan Pengawas Lapangan. Seluruh beton yang digunakan dalam
pekerjaan harus memenuhi kelecakan (workability dinyatakan dengan slump), kekuatan (dinyatakan
dengan kuat tekan, strength), dan keawetan (durability, dinyatakan dengan ketahanan terhadap cuaca,
abrasi, kekedapan dan kimia ) yang dibutuhkan sebagaimana disyaratkan. Untuk Beton Memadat Sendiri
(Self Compacting Concrete, SCC), penilaian mengenai kelecakan (workability) harus dilakukan melalui uji
slump flow, kecuali ditentukan untuk umur-umur yang lain oleh Pengawas Pekerjaan.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODOLOGI PELAKSANAAN BINA MARGA


5. GORONG – GORONG PIPA BETON BERTULANG

Pekerjaan ini mencakup perbaikan, perpanjangan, gorong-gorong persegi dan pelat beton
bertulang, termasuk tembok kepala, struktur lubang masuk dan keluar, serta pekerjaan lainnya yang
berhubungan dengan perlindungan terhadap penggerusan, sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi ini
dan pada lokasi yang ditunjukkan oleh Pengawas Pekerjaan.

BAHAN

 Landasan

Bahan berbutir kasar untuk landasan drainase beton, gorong-gorong pipa dan struktur lainnya
harus seperti yang disyaratkan dan tebal yang diisyaratkan oleh Pengawas.

 Beton

Beton yang digunakan untuk seluruh pekerjaan struktur yang diuraikan harus memenuhi
ketentuan yang disyaratkan oleh Pengawas..

 Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang

Gorong-gorong pipa beton bertulang haruslah beton bertulang pracetak.

 Pasangan Batu

Bahan untuk tembok kepala dari pasangan batu dan struktur lainnya harus memenuhi ketentuan
yang telah diisyaratkan

 Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar dan Pasangan Batu Bata

Bahan untuk pelapisan (lining) dengan pasangan batu dan pasangan batu bata, perlindungan
terhadap gerusan dan struktur minor lainnya yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.

 Penimbunan Kembali

Bahan timbunan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODOLOGI PELAKSANAAN BINA MARGA


PEMASANGAN GORONG – GORONG PIPA BETON BERTULANG

 Penggalian dilakukan secara manual oleh pekerja dengan menggunakan peralatan seperti;
cangkul, sekop, ganco ,linggis dan peralatan lainnya yang diperlukan.

 Kedalaman galian harus sesuai dengan gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi
pekerjaan.

 Pada lokasi penggalian perlu dipasang rambu peringatan agar tidak membahayakan pengguna
jalan.

 Pembuatan lantai kerja dari beton mutu rendah.

 Ketebalan lantai kerja sesuai dengan gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi
pekerjaan.

 Pipa beton harus dipasang dengan hati-hati, ujung dengan alur harus diletakkan di bagian hulu,
ujung lidah harus dimasukkan sepenuhnya ke dalam ujung alur dan sesuai dengan arah serta
kelandaiannya.Gorong-gorong pipa dipasang dan disambung dengan cincin penyambung dari
beton atau pasangan batu bata. Sebelum melanjutkan pemasangan bagian pipa beton
berikutnya, maka setengah bagian alur bagian hilir harus diberi adukan dengan tebal yang cukup
sampai permukaan sisi dalam sambungan pipa penuh dan rata. Pada saat yang sama setengah
bagian lidah bagian hulu juga harus diberi adukan yang sama.

 Pembuatan dinding sayap dan tembok sedada dari pasangan batu seperti yang ditunjukkan
gambar rencana atau sesuai petunjuk direksi pekerjaan.

 Penimbunan kembali dan pemadatan sekeliling dan di atas gorong-gorong beton harus
dilaksanakan seperti yang disyaratkan. Timbunan, dengan menggunakan bahan yang memenuhi
ketentuan yang diberikan untuk Timbunan Pilihan. Bahan harus terdiri dari tanah atau kerikil yang
bebas dari gumpalan lempung dan bahan-bahan tetumbuhan serta yang tidak mengandung batu.
Timbunan dilakukan dengan material hasil galian atau dengan material lain yang disetujui direksi
pekerjaan dan kemudian dipadatkan dengan perlatan yang telah diisyaratkan oleh Pengawas.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODOLOGI PELAKSANAAN BINA MARGA


 Pelaksanaan pekerjaan gorong – gorong dapat dikerjakan secara langsung atau dikerjakan tidak
langsung secara keseluruhan melainkan bertahap dari satu sisi, setelah selesai baru dilanjutkan
sisi lainnya. Hal ini dimaksudkan agar ruas jalan masih bisa dilewati, tidak ditutup secara total.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODOLOGI PELAKSANAAN BINA MARGA


6. PASANGAN BATU

Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan struktur yang ditunjukkan dalam Gambar atau seperti
yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan, yang dibuat dari Pasangan Batu. Pekerjaan harus meliputi
pemasokan semua bahan, penyiapan seluruh formasi atau fondasi termasuk galian dan seluruh pekerjaan
yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis,
ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan secara tertulis oleh Pengawas Pekerjaan.

BAHAN

1. Batu
 Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis yang
diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau
lemah. Batu yang terdiri dari bahan yang porous atau batu kulit harus ditolak.
 Batu harus lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila
dipasang bersama-sama.Ukuran batu dalam arah manapun tidak boleh kurang dari 15 cm.
2. Adukan Mortar Semen
Adukan mortar semen haruslah adukan mortar semen yang memenuhi kebutuhan dari
persyaratan yang dibutuhkan

PELAKSANAAN

Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam waktu
yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan menerima
setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu yang
bersebelahan dengan batu yang akan dipasang. Tebal dari landasan adukan mortar semen harus pada
rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh
rongga antara batu yang dipasang terisi penuh. Banyaknya adukan mortar semen untuk landasan yang
ditempatkan pada suatu waktu haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan mortar
semen baru yang belum mengeras. Bilamana batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mortar
semen mencapai pengerasan awal, maka batu tersebut harus dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan
batu tersebut dipasang lagi dengan adukan mortar semen yang baru.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODOLOGI PELAKSANAAN BINA MARGA


7. PLESTERAN DINDING
A. Ruang Lingkup

Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan- bahan
yang diperlukan, peralatan yang diperlukan termasuk alat- alat bantu dan alat alat angkut yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini sesuai yang ditentukan dalam gambar, uraian sesuai lokasi
yang ditentukan. Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

1. Plesteran biasa pada dinding pasangan bata lama / baru


2. Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam gambar kerja.

B. Persyaratan Pelaksanaan
1. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Pekerjaan plesteran
dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding pasangan bata atau bidang beton telah
disetujui secara tertulis oleh Direksi.
2. Jenis Plesteran

Plesteran biasa adalah campuran 1 PC : 5 Psr. Adukan plesteran ini untuk pasangan batu
bata dan batu tempel serta untuk menutup semua permukaan dinding pasangan bagian
dalam bangunan yang dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum didalam gambar kerja.

3. Pelaksanaan
a. Semua jenis plesteran tersebut harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam
keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu pencampuran aduk
plesteran dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, permukaan semua aduk
plesteran harus diratakan. Permukaan plesteran tersebut harus rata, tidak
bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga dan berlubang, tidak mengandung
kerikil ataupun benda-benda lain yang membuat cacat.
b. Untuk permukaan dinding pasangan sebelum diplester harus dibasahi terlebih dahulu
dan siar-siarnya dikerok sedalam 1 cm. Sedang untuk permukaan beton yang akan
diplester, permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting, kemudian
dikasarkan (“scratched”). Semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau formtie

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODOLOGI PELAKSANAAN BINA MARGA


harus tertutup aduk plesteran. Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan
cat dipakai plesteran aci halus di atas permukaan plesterannya.
c. Untuk setiap pertemuan bahan/material yang berbeda jenisnya pada satu bidang
datar, harus diberi naat /celah dengan ukuran lebar 0.7 cm sedalam 0.5 cm.
d. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pecembungan
bidangnyaa tidak boleh melebihi 5 mm, untuk setiap jarak 2 m. Ketebalan plesteran
harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom seperti yang dinyatakan dan
dicantumkan dalam gambar kerja. Tebal plesteran adalah minimal 1,5 cm dan
maksimum 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka diharuskan mengunakan
kawat yang diikatkan / dipaku ke permukaan dinding pasangan yang bersangkutan,
untuk memperkuat daya lekat plesteran.
4. Pemeliharaan
a. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan wajar.
Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering
dan melindunginya dari dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang
dapat mencegah penguapan secara air cepat.
b. Pembasahan tersebut adalah selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai.
Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang- kurangnya 2 (dua) kali sehari
sampai jenuh. Selama plesteran belum dilapis dengan bahan/ material akhir, Kontraktor
wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan- kerusakan dan pengotoran
dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor, dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan
tambah.
c. Tidak dibenarkan pekerjaan peyelesaian dengan bahan/material akhir di atas
permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu,
cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain seperti yang disyaratkan tersebut di
atas.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODOLOGI PELAKSANAAN BINA MARGA


8. PENGECATAN

Pekerjaan pengecatan ini adalah untuk mencegah dan melindungi elemen struktur beton
termasuk bagian pelengkap jembatan dari kerusakan yang diakibatkan oleh faktor lingkungan dan
menambah nilai estetika jembatan. Pengecatan struktur beton dibagi dua yaitu pengecatan dengan
maksud proteksi dan pengecatan untuk dekoratif. Pengecatan untuk proteksi dilaksanakan pada elemen
utama beton seperti elemen bangunan atas jembatan beton dan bangunan bawah yang terdampak oleh
kondisi lingkungan seperti di daerah pantai dan di daerah padat lalu lintas (polusi tinggi), dan berfungsi
sebagai anti karbonasi serta mempunyai umur proteksi sedang dengan umur keawetan minimal 5 tahun.
Pengecatan yang bersifat dekoratif dilaksanakan pada elemen jembatan dengan tujuan untuk menambah
nilai estika, dan mempunyai umur keawetan 3 tahun. Pengecatan ini dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya kerusakan beton akibat karbonasi akibat porositas, kelembaban, kadar air di udara dan
lingkungan struktur jembatan beton. Pekerjaan ini mencakup pekerjaan pelapisan permukaan beton
dengan lapisan pelindung untuk mencegah terjadinya karbonasi yang menyebabkan korosi dini pada baja
tulangan atau strand pada lingkungan yang korosif, dan serangan asam. Jenis cat yang digunakan pada
pengecatan beton adalah jenis cat yang tahan terhadap bahan kimia, air, chloride, CO2, tahan terhadap
UV, kelembaban udara, tidak mudah retak, mempunyai penampilan yang menarik, estetika, daya lekat
yang tinggi serta tahan terhadap abrasi.

BAHAN

 Pengecatan struktur beton dibagi dua yaitu pengecatan dengan maksud proteksi dan pengecatan
untuk dekoratif.

 Pengecatan untuk proteksi dilaksanakan pada elemen utama beton seperti elemen bangunan
atas jembatan beton dan bangunan bawah yang terdampak oleh kondisi lingkungan seperti di
daerah pantai dan di daerah padat lalu lintas (polusi tinggi), dan berfungsi sebagai anti karbonasi
serta mempunyai umur proteksi sedang dengan umur keawetan minimal 5 tahun.

 Pengecatan yang bersifat dekoratif dilaksanakan pada elemen jembatan dengan tujuan untuk
menambah nilai estika, dan mempunyai umur keawetan 3 tahun.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODOLOGI PELAKSANAAN BINA MARGA


 Pengecatan ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kerusakan beton akibat karbonasi akibat
porositas, kelembaban, kadar air di udara dan lingkungan struktur jembatan beton.

 Pekerjaan ini mencakup pekerjaan pelapisan permukaan beton dengan lapisan pelindung untuk
mencegah terjadinya karbonasi yang menyebabkan korosi dini pada baja tulangan atau strand
pada lingkungan yang korosif, dan serangan asam.

 Jenis cat yang digunakan pada pengecatan beton adalah jenis cat yang tahan terhadap bahan
kimia, air, chloride, CO2, tahan terhadap UV, kelembaban udara, tidak mudah retak, mempunyai
penampilan yang menarik, estetika, daya lekat yang tinggi serta tahan terhadap abrasi.

PELAKSANAAN

Sebelum melaksanakan persiapan permukaan, harus dipastikan beton telah bebas dari segala
kerusakan (cacat) beton.

 Pengecatan cat dasar harus dilaksanakan sesuai dengan petunjuk dan persyaratan dari pabrik
pembuat.

 Cat yang terdiri atas 2 komponen (binder dan primer) harus dicampur dengan baik sehingga
merata sesuai dengan spesifikasi dari pabrik pembuat.

 dinding bata kering, dinding lalu dibersihkan dan lubang-lubang pada dinding diisi dan diratakan
seluruhnya dengan plamur / filler.

 Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, bercucuran atau bekas-bekas yang menunjukkan tanda-
tanda sapuan semprotan dan roller.

 Sapuan semua dasar dengan cat dasar dengan kuas, penyemprotan hanya diizinkan dilakukan
bila disetujui Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.

 Pengecatan kembali dilakukan bila ada cat dasar atau cat akhir yang kurang menutupi atau lepas.
Pengulangan pengecatan dilakukan sebagaimana ditunjukkan oleh Pemberi Tugas/Pengawas,
serta harus mengikuti petunjuk dan spesifikasi yang dikeluarkan pabrik yang bersangkutan.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODOLOGI PELAKSANAAN BINA MARGA


 Pembersihan permukaan harus mendapat persetujuan, pekerjaan termasuk penggunaan ongkos,
pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kain kering.

 Kerapian pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak mengotori dan mengganggu pekerjaan finishing
lain, atau pekerjaan lain yang sudah terpasang. Pekerjaan yang tidak sempurna diulang dan
diperbaiki atas tanggung jawab Pemborong.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODOLOGI PELAKSANAAN BINA MARGA


9. PEMBERSIHAN DRAINASE

Pekerjaan pemeliharaan drainase jalan antara lain:

 Pemeliharaan selokan, gorong-gorong pipa, box culvert, dan saluran pembuang, serta saluran air
sementara maupun permanen.

 Selokan dan saluran air eksisting maupun yang baru diperbaiki harus dijaga agar bebas dari semua
bahan yang lepas, sampah, endapan dan pertumbuhan tanaman yang tidak dikehendaki yang
mungkin akan menghalangi aliran air permukaan.

 Pemeliharaan semacam itu harus dilaksanakan secara teratur berdasarkan rutinitas dan segera
setelah aliran permukaan akibat hujan lebat telah berhenti mengalir.

 Selama periode hujan lebat, Unit Pengendali Mutu harus melakukan monitoring di lapangan dan
mencatat setiap sistem drainase yang kurang berfungsi akibat penyumbatan atau karena hal lain
setelah terjadinya hujan.

 Setiap kelainan pada drainase dicatat pada saat tersebut, seperti luapan air, kekurangan kapasitas,
erosi, alinyemen struktur drainase yang kurang tepat atau rancangan lainnya yang kurang cocok,
harus dicatat dan diambil langkah perbaikan jika dimungkinkan.

 Pada lokasi yang harus bebas dari tumbuh-tumbuhan meliputi di sekitar ujung gorong-gorong,
terusan gorong-gorong, selokan air yang dilapisi (lined ditch), kerb, seluruh permukaan yang dilabur
dan lantai jembatan.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODOLOGI PELAKSANAAN BINA MARGA


SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODOLOGI PELAKSANAAN BINA MARGA

Anda mungkin juga menyukai