Anda di halaman 1dari 863

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


Jalan Baluran No. 03 Telp. (0338) 5681500
SITUBONDO

BIDANG BINA MARGA

SPESIFIKASI TEKNIS JALAN

TAHUN 2017
Tempatkan Kantong Semen diatas Agregat, buka dan tuangkan semen tersebut.
Aduk bahan-bahan kering tersebut berkali-kali, sehingga bahan-bahan tersebut
bercampur secara menyeluruh.
Tambahkan air, lebih baik dengan sebuah kaleng yang dilengkapai dengan ujung
semprotan, campurkan terus, dan aduklah dengan sekop sampai beton tersebut
mempunyai warna yang seragam dengan kekentalan yang merata.

( 2 ) Penyiapan Lapangan

a. Lapangan Pekerjaan untuk penempatan beton harus disiapkan dan semua pemasangan yang
diperlukan diselesaikan hingga disetujui oleh Direksi Teknik. Bahan-bahan harus telah
diuji dan ditempatkan dengan baik, serta peralatan dalam keadaan bersih dan siap
digunakan.

b. Semua Penunjangan, pondasi-pondasi dan galian-galian harus diperiksa dan disetujui oleh
Direksi Teknik, serta dirawat dalam keadaan kering sebelum beton di cor.

c. Semua acuan, penulangan dan sarana-sarana pelengkap lainya harus ditempatkan secara
benar dan secara aman dengan pendukung untuk mencegah perpindahan tempat atau
penggeseran.

( 3 ) Acuan / Cetakan

Acuan / Cetakan harus bahan yang disetujui dan siap pakai serta cocok untuk jenis dan letak
pekerjaan beton yang harus dilaksanakan serta harus memenuhi persyaratan berikut.

i. Acuan fabrikasi dapat dari kayu atau baja dengan sambungan yang kedap terhadap
adonan dan cukup kaku untuk memelihara posisi yang diperlukan selama pengecoran,
pemadatan dan perawatan mengeras beton. Permukaan sebelah dalam dari acuan harus
bersih dari setiap kotoran lepas atau bahan-bahan lain sebelum penggunaan dan harus
disiram air sampai jenuh atau diolesi dengan minyak mineral anti karat sebelum
digunakan.

ii. Kayu dengan permukaan kasar ( tidak diserut ) dapat digunakan untuk permukaan
bangunan yang tidak nonjol keluar, tetapi kayu diserut dengan tebal yang rata harus
digunakan untuk permukaan yang nonjol keluar.

iii. Ujung-ujung tajam sisi dalam acuan harus dibuat tumpul, kecuali diperintahkan oleh
Direksi Teknik, menggunakan ganjalan segitiga dengan lebar paling sedikit 20 cm
dipasang disudut.

iv. Penguatan acuan terdidri dari baut-baut, klemp atau sarana lain yang akan dibuat
menurut keperluan untuk mencegah merenggangnya acuan selama pengecoran beton
dan acuan tersebut harus dibuat sedemikian hingga dapat dibongkar tanpa merusak
permukaan beton selesai.

v. Untuk pengecoran beton pada dasar penunjang dan pondasi, acuan tanah dapat
digunakan yang tergantung pada persetujuan Direksi Teknik. Beton tersebut akan
didukung oleh galian yang dibentuk dengan baik yang sisi dan dasarnya dirapihkan
dengan tangan sampai ukuran yang ditentukan.

vi. Acuan untuk beton yang dicor dibawah air, harus kedap air dan dijamin kekakuanya
untuk mencegah suatu penggeseran.

Buku 3 7 - 10
Spesifikasi Teknis
Catatan : Untuk fabrikasi dan perencanaan acuan dan perancah bagi jembatan-jembatan
mengacu kepada Petunjuk Perencanaan Jembatan

( 4 ) Mengangkut dan Menempatkan Beton

a. Pengangkutan beton campuran dari tempat pencampuran hingga tempat pengecoran harus
dilaksanakan secara halus dan secara efisien untuk mencegah segregasi dan kehilangan
bahan-bahan ( air, semen atau agregat ).

b. Pengangkutan campuran beton dan penempatan dengan peluncur yang miring harus
disetujui Direksi Teknik mengenai waktu pengangkutan, panjang dan kemiringan peluncur
serta cara pelaksanaan.

c. Penuangan beton tidak boleh dimulai sampai acuan, penulangan dan pekerjaan persiapan
lainya telah diselesaikan sesuai dengan persyaratan spesifikasi dan telah diperiksa serta
disetujui oleh Direksi Teknik. Untuk keperluan ini kontraktor harus memberikan kepada
Direksi Teknik pemberitahuan sebelumnya paling sedikit 24 jam.

d. Beton harus dicampur dan di cor dalam keadaan akhir di dalam jangka waktu yang lebih
pendek sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik berdasarkan semen yang digunakanya.

e. Beton harus dituangkan dalam satu cara sehingga tidak terjadi segregasi agregat dan tidak
ada beton yang harus dijatuhkan secara bebas dari satu ketinggian lebih dari 1,50 meter.

f. Pengecoran beton harus dilaksanakan sebagai satu pekerjaan yang menerus tanpa
penghentian sampai akhir yang dipersiapkan atau sampai sambungan konstruksi yang
sudah disiapkan sebelumnya.

g. Beton yang dituangkan untuk konstruksi dengan penulangan yang rapat dan untuk dinding-
dinding beton yang sempit harus ditempatkan dalam lapisan horizontal dengan tebal lebih
dari 15 cm.

( 5 ) Pengecoran Beton dalam Air

Pengecoran beton dalam air hanya akan diizinkan jika ditentukan sedemikian atau diminta untuk
keperluan perencanaan. Cara yang harus digunakan oleh kontraktor harus disetujui secara tertulis
oleh Direksi Teknik dengan persyaratan berikut harus diterapkan :

a. Dalam semua hal, beton tersebut harus dibatasi dan tidak diizinkan bercampur dengan air
sampai selesai pengecoran dan cara yang harus dipilih :

- Pengecoran beton dengan pemompaan


- Pengecoran beton dengan alat premix
- Pengecoran beton dengan alat bucket yang menuang di bawah

b. Peralatan yang digunakan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik sebelum
digunakan dan bilamana di minta demikian, kontraktor harus melaksanakan satu uji jalan
menunjukkan ( memperlihatkan ) keefektifan alat tersebut.

c. Selama pengecoran harus diperhatikan untuk menyakinkan bahwa beton tersebut tidak
menjadi kotor dengan air karena kesalahan sambungan-sambungan atau kerusakan alat.
Setiap kegagalan akan menjadi tanggung jawab kontraktor, yang akan mengambil tindakan
pencegahan dan dimana untuk membongkar dan mengganti beton rusak tersebut
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.

Buku 3 7 - 11
Spesifikasi Teknis
( 6 ) Sambungan Konstruksi

Lokasi sambungan-sambungan konstruksi bagi setiap struktur harus ditentukan


sebelumnya dan ditunjukkan pada gambar rencana, serta harus disetujui oleh Direksi
Teknik sebelum mulai pelaksanaan. Persyaratan umum berikut ini harus diterapkan :

i. Sambungan konstruksi tidak boleh ditempatkan pada sambungan bagian-bagian


struktural, kecuali ditentukan sebaliknya.

ii. Semua sambungan konstruksi harus tegak lurus kepada garis tegangan utama dan
ditempatkan pada titik-titik dengan geseran minimum.

iii. Apabila sambungan tegak diperlukan, batang-batang tulangan harus ditempatkan


memotong sambungan-sambungan untuk menentukan konstruksi yang monolit.

iv. Sambungan lidah paling sedikit 4 cm dalamnya, sedangkan untuk sambungan


konstruksi dalam dinding, pelat lantai, antara kaki-kaki dan dinding-dinding.

v. Sambungan konstruksi tidak boleh dibuat menembus dinding sayap.

vi. Dalam hal penundaan pekerjaan yang tidak terencana dikarenakan hujan atau
kemacetan pemasokan beton, kontraktor harus menyediakan tambahan tenaga dan
bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat sambungan konstruksi tambahan
menurut perintah Direksi Teknik.

( 7 ) Pemadatan Beton

a. Beton yang dipadatkan dengan mesin penggetar didalam, yang disetujui, dilengkapi
apabila diperlukan batang tangan.

Pemadatan manual hanya diizinkan jika disetujui demikian oleh Direksi Teknik dan akan
terdiri dari pemadatan di dalam campuran beton dengan tongkat pemadat, bersama-sama
dengan pemukulan yang menerus pada sisi luar cetakan.

b. Pemadatan dengan penggetar dan pemadat harus dibatasi sampai waktu yang diperlukan
untuk menghasilkan pemadatan yang memuaskan tanpa menyebabkan segresi bahan-
bahan.

c. Penggetar didalam harus dilaksanakan dengan memasukkan penggetar mesin atau alat
penggetar kedalam beton yang di cor masih segar, bebas penulangan. Alat penggetar harus
dimasuikkan dalam campuran beton sejajar dengan sumbu memanjang dan di getar selama
10 menit pada setiap lokasi berjarak masing-masing 45 cm ( lihat PBI 1971 ).

d. Jumlah penggetar yang diperlukan harus ditentukan dengan volume yang di cor setiap jam,
dengan persyaratan minimum dua penggetar untuk beton 4 kubik.

( 8 ) Penyelesaian dan Perawatan Beton

a. Pembongkaran Cetakan

i. Tidak ada acuan beton yang dibongkar sebelum beton cukup kaku dan mengeras dan
telah meraih kekuatan yang cukup untuk berdiri sendiri. Harus diperoleh izin dari
Direksi Teknik sebelum pembongkaran berlangsung, namun hal ini tidak boleh
melepaskan tanggung jawab kontraktor terhadap keselamatan pekerjaan.

Buku 3 7 - 12
Spesifikasi Teknis
BAB 3.2 URUGAN

3.2. 1 Umum

( 1 ) Uraian

a. Pekerjaan ini terdiri dari mendapatkan, mengangkut, penempatan dan memadatkan


tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembangunan pematang, pengurugan
kembali parit-parit atau galian di sekeliling pipa atau struktur serta pengurugan sampai
kepada garis batas, kemiringan, ketinggian penampang melintang yang ditentukan atau
disetujui.
b. Pekerjaan tersebut tidak termasuk pemasangan bahan filter pilihan sebagai alat dasar
untuk pipa-pipa atau saluran beton, atau sebagai bahan drainase porous yang
disediakan untuk drainase di bawah permukaan. Bahan-bahan ini dimasukkan dalam
Bab 2.7 Spesifikasi ini.

( 2 ) Definisi

a. Urugan yang dicakup oleh persyaratan-persyaratan Bab ini di bawah satu atau dua
kategori:

i. Urugan Biasa untuk pematang


ii. Urugan Pilihan untuk pematang

b. Urugan pilihan pematang digunakan untuk kondisi tanah lunak seperti rawa-rawa,
tanah payau, atau tanah yang selalu terendam air di mana diperlukan satu tanah urugan
dengan plastisitas rendah (bahan berbutir), dan juga di mana stabilitasi tanggul, talud
yang terjal atau tanah dasar harus ditimbun sampai ketinggian da pemadatan yang
tertentu.

c. Urugan yang diperlukan untuk tujuan umum seperti diuraikan pada Sub Bab 2.2.1 (1)
di atas dan tidak termasuk urugan pilihan untuk pematang, harus diperlakukan sebagai
urugan biasa untuk pematang.

( 3 ) Toleransi Ukuran

a. Ketinggian dan kemiringan akhir pematang tanah dasar dan bahu jalan, setelah
pemadatan tidak boleh ada dua centimeter lebih tinggi atau 3 cm lebih rendah dari
yang ditentukan atau disetujui.
b. Semua permukaan akhir urugan yang nampak keluar harus cukup halus dan seragam,
dan mempunyai kemiringan yang cukup menjamin limpasan bebas air permukaan.
c. Permukaan akhir talud pematang tidak boleh berbeda dari garis profil yang ditentukan
lebih dari 10 cm.

( 4 ) Contoh-contoh

a. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik hal-hal berikut ini paling
sedikit 14 hari sebelum mulai digunakannya setiap bahan sebagai urugan:

i. dua contoh bahan dengan berat masing-masing 50 kg, salah satu dari padanya
akan ditahan oleh Direksi Teknik sebagai acuan selama jangka waktu kontrak.
ii. satu persyaratan mengenai asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan
sebagai bahan urugan pilihan, bersama-sama dengan hasil pemeriksaan yang
menyatakan bahwa bahan tersebut memenuhi Spesifikasi.

Buku 3 3-7
Spesifikasi Teknis
( 5 ) Penjadwalan Pekerjaan

a. Bagian baru pematang jalan raya atau rekonstruksi harus dibangun setengah lebar,
kecuali disediakan satu pengalihan sehingga jalan tersebut dijaga terbuka untuk lalu
lintas pada setiap waktu.
b. Urugan tidak boleh dipasang, dihampar atau dipadatkan selam hujan atau di bawah
kondisi basah dan pemadatan tidak dapat dikontrol.

( 6 ) Perbaikan Urugan Yang Tidak Memuaskan Atau Tidak Stabil

a. Urugan terakhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang ditentukan atau
disetujui atau dengan toleransi permukaan yang ditentukan dalam sub bab 3.2 .1 (3) di
atas, harus diperbaiki dengan membuat terurai permukaan tersebut, dan membuang
atau menambah bahan-bahan yang diperlukan diikuti dengan pembentukan dan
pemadatan kembali.
b. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kandungan
kelembaban seperti ditentukan dalam sub bab 3.2.3 (3) atau seperti diperintahkan oleh
Direksi Teknik, harus diperbaiki dengan menggaruk bahan tersebut sampai kedalaman
15 cm atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik, yang diikuti dengan
penyiraman air yang memadai dan pencampuran secara menyeluruh dengan alat motor
grader atau peralatan lain yang disetujui.
c. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti yang ditetapkan oleh batas-batas
kandungan kelembaban yang ditentukan dalam sub bab 3.2.3 (3) atau seperti
diperintahkan oleh Direksi Teknik, harus diperbaiki di bawah kondisi cuaca kering
dengan penggarukan bahan-bahan tersebut diikuti dengan pengerjaan sebentar-
sebentar alat grader atau peralatan lain yang disetujui, dengan waktu istirahat di antara
pekerjaan-pekerjaan tersebut. Secara alternatif atau jika pengeringan yang cukup tidak
dapat dicapai dengan pengerjaan bahan lepas tersebut, Direksi Teknik dapat
memerintahkan supaya bahan tersebut dibuang dari tempat pekerjaan dan diganti
dengan bahan yang cocok dan kering.
d. Perbaikan urugan yang tidak memenuhi persyaratan kepadatan atau persyaratan sifat-
sifat bahan Spesifikasi ini, dapat meliputi kebutuhan pencampuran dengan bahan lain
yang cocok, disertai dengan penambahan kebasahan, pemadatan yang lebih dan/atau
pembuangan serta penggantian atas perintah Direksi Teknik.

3.2. 2 Bahan-bahan

( 1 ) Sumber Pengadaan

Bahan-bahan urugan harus dipilih dari sumber-sumber yang disetujui yang sesuai dengan
persyaratan Bab 1.6. Bahan-bahan dan penyimpanan dari spesifikasi ini. Pengujian klasifikasi
tanah halus dilaksanakan atas perintah Direksi Teknik, yang sesuai dengan AASHTO M145
untuk menentukan distribusi ukuran partikel dan plastisitas.

( 2 ) Syarat-Syarat Kualitas

a. Urugan Biasa Untuk Pematang

i. Urugan yang diklasifikasikan sebagai Timbunan Biasa akan terdiri dari galian
bahan tanah atau bahan-bahan berbutir-butir yang disetujui oleh Direksi Teknik
sebagai bahan yang cocok untuk digunakan dalam pekerjaan permanen seperti
yang diuraikan si bawah sub bab 3.2.1(2).

Buku 3 3-8
Spesifikasi Teknis
ii. Secara umum, urugan timbunan biasa harus diperiksa secara khusus untuk
menyingkirkan penggunaan tanah expansif atas tanah dengan plastisitas tinggi
yang diklasifikasikan sebagai A dan A7 dalam spesifikasi AASHTO M145 atau
sebagai Ch dan OH di bawah sistem klasifikasi Casagranda atau Unified.

b. Urugan Pilihan Untuk Pematang

i. Urugan yang di Klasifikasikan sebagai urugan pilihan terdiri dari bahan tanah atau
bahan batu yang memenuhi persyaratan untuk urugan tanggul biasa diatas dan
yang juga jika diuji untuk CBB laboratorium akan memiliki nilai minimum 10%.
ii. Untuk pekerjaan stabilisasi talud atau pematang atau pekerjaan-pekerjaan lain
dimana diperlukan adanya tegangan geser yang baik, urugan pilihan pematang
akan terdiri dari urugan batu, atau lempung berpasiran bergradasi baik atau
campuran lempung/kerikil dengan Indeks Plastisitas/IP (Plasticity Index/PI)
rendah tidak lebih tinggi dari 10%.
iii. Bilamana harus dilakukan pemadatan dibawah kondisi banjir atau kondisi jenuh
urugan pilihan pematang akan berupa pasir atau kerikil atau bahan bahan butiran
bersih lainnya dengan Indeks Plastisitas/IP (Plasticity Index/PI) tidak lebih besar
dari 6%.

3.2. 3 Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Penyiapan Lapangan

a. Sebelum menempatkan urugan diatas suatu lapangan, semua operasi pemotongan dan
pembersihan termasuk pengisian lubang-lubang disebabkan pembongkaran akar-akar
haru diselesaikan sesuai dengan spesifikasi, dan semua bahan-bahan yang tidak cocok
harus dibuang dari batangan tersebut seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik
b. Bilamana tingginya timbunan adalah 1 meter atau kurang, tempat pondasi timbunan
harus dipadatkan secara menyeluruh (termasuk membuat lepas-lepas, mengeringkan
atau membasahi jika diperlukan) sampai bagian puncak tanah setebal 15 cm,
memenuhi persyaratan kepadatan yang ditetapkan untuk urugan yang ditempatkan
disana.
c. Jika timbunan tersebut harus dibuat diatas sisi bukit atau dipasang diatas timbunan
baru atau timbunan lama kemiringan yang ada harus dipotong untuk membuat
permukaan dudukkan yang cukup lebar memikul peralatan pemadatan.

( 2 ) Penimbunan Urugan

a. Urugan harus disiapkan sampai permukaan yang telah dibuat dan ditebarkan dalam
lapisan-lapisan yang rata tidak melebihi ketebalan padat 20 cm, yang memenuhi
toleransi tebal lapisan yang diberikan dalam sub bab 3.2.1 (3) spesifikasi ini. Bilamana
lebih dari satu lapisan harus dipasang, lapisan lapisan tersebut sedapat mungkin harus
sama ketebalannya.

b. Urugan tanah harus diangkut secara langsung dari daerah galian bahan ketempat yang
sudah disiapkan dan dihampar (dalam cuaca kering). Pemupukan tanah pada
umumnya tidak diizinkan, khususnya selama musim hujan.

c. Pengurukan kembali diatas pipa-pipa dan dibelakang struktur harus dilakukan secara
sistematis serta sedapat mungkin segera diikuti dengan pemasangan pipa atau struktur
tersebut. Perhatian harus diberikan untuk menjamin bahwa telah diberikan waktu yang
cukup kepada sambungan pipa dengan adukan dan struktur beton untuk mendapatkan
kekuatan yang memadai sebelum pengurukan kembali.

Buku 3 3-9
Spesifikasi Teknis
Bahan-bahan batuan tidak boleh digunakan sebagai urugan kembali disekeliling pipa
atau didalam 30 cm urugan tanah dasar langsung dibawah permukaan formasi
perkerasan atau bahu jalan dan tidak ada batu dengan ukuran melebihi 10 cm akan
dimasukkan dalam urugan tersebut.

d. Kemiringan tebing harus dibentuk dan dirapikan menurut sudut talud rencana dan bagi
tebing yang tidak tinggi diberikan berm yang sesuai dengan gambar rencana serta
dibuatkan pula penyediaan untuk drainase yang memadai.

e. Untuk perlindungan tebing terhadap erosi haru dipasang gebalan rumput, dan disusun
dalam posisi diatas talud, atas petunjuk sampai memuaskan Direksi Teknik.

( 3 ) Pemadatan Urugan

a. Segera setelah penempatan dan penebaran urugan, masing-masing lapisan harus


dipadatkan menyeluruh dengan peralatan pemadatan yang cocok dan memadai yang
disetujui oleh Direksi Teknik sampai kepada persyaratan-persyaratan kepadatan
berikut:

i. Lapisan-lapisan yang lebih dari 30 cm di bawah permukaan tanah dasar harus


dipadatkan sampai 45% kepadatan kering standar maksimum yang ditetapkan
sesuai AASHTO T99. Untuk tanah-tanah yang berisi lebih dari 10% bahan-bahan
yang tertahan di atas saringan 19 mm, maka kepadatan kering maksimum yang
didapat harus disesuaikan untuk bahan-bahan yang overzise (kelewat besar)
tersebut seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

ii. Lapisan-lapisan di dalam 30 cm atau kurang, dibawah permukaan tanah dasar,


harus dipadatkan sampai 100% kepadatan kering standar maksimum yang
ditetapkan sesuai AASHTO T99 (PB. 0111-76).

iii. Tergantung kepada jenis pelaksanaan dan persyaratan khusus Direksi Teknik,
pengujian-pengujian kepadatan di lapangan dengan metode kerucut pasir harus
dilakukan di atas masing-masing lapisan urugan yang telah dipadatkan, sesuai
dengan AASHTO T191 (PB. 0103-76) dan jika hasil sesuatu pengujian
menunjukkan bahwa kepadatannya kurang dari kepadatan yang diminta,
Kontraktor harus memperbaiki pekerjaan tersebut sesuai dengan sub Bab 3.2.1
(6). Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman penuh lapisan dan di lokasi
yang ditunjukkan oleh Direksi Teknik, yang tidak boleh berjarak lebih dari 200 m.

b. Pemadatan urugan tanah harus dilakukan hanya bila kadar air bahan tersebut berada di
dalam batas 3% kurang dari kadar air optimum sampai 1% lebih dari kadar air
optimum. Kadar air optimum akan ditetapkan sebagai kadar air di mana kepadatan
kering maksimum dicapai bila tanah tersebut dipadatkan sesuai dengan AASHTO T99
(PB. 0111-76)

c. Urugan timbunan harus dipadatkan dimulai pada ujung paling luar serta masuk
ketengah dalam satu cara di mana masing-masing bagian menerima desakan
pemadatan yang sama.

d. Jika bahan urugan harus ditempatkan di atas kedua sisi sebuah pipa atau saluran beton
atau struktur, pelaksanaannya harus sedemikian sehingga urugan tersebut dibentuk
sampai ketinggian yang hampir sama di atas kedua sisi struktur.

e. Terkecuali disetujui oleh Direksi Teknik, urugan di sekitar ujung satu jembatan tidak
boleh ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang atau kepala jembatan
sampai bangunan atas dipasang.

Buku 3 3 - 10
Spesifikasi Teknis
f. Urugan di tempat-tempat yang sulit dicapai oleh peralatan pemadatan harus di
tempatkan dalam lapisan-lapisan horisontal dengan bahan-bahan lepas ketebalan tidak
melebihi 15 cm dan dipadatkan menyeluruh menggunakan mesin pemadat yang
disetujui. Harus diberikan perhatian khusus untuk menjamun tercapainya pemadatan
yang memuaskan di bawah dan di samping pipa-pipa, untuk mencegah rongga-rongga
dan untuk menjamin pipa-pipa tersebut mendapat dukungan sepenuhnya.

( 4 ) Persyaratan Pemadatan untuk Urugan Batu

a. Batu harus ditempatkan dalam lapis-lapis tidak melebihi 30 cm tebalnya atau


ketebalan lain yang diminta oleh Direksi Teknik atas dasar mutu batu dan jenis alat
pemadatan yang digunakan. Pemadatan urugan batu harus dilaksanakan dengan
pemadat berkisi-kisi, pemadat bergetar atau sebuah traktor dengan berat paling sedikit
20 ton atau peralatan berat yang sejenis. Pemadatan harus dilakukan dalam arah
memanjang sepanjang jalan, dimulai dari ujung paling luar dan mengarah ke tengah,
dan akan berlanjut sampai tidak ada pergeseran yang nampak di bawah peralatan
tersebut. Masing-masing lapisan akan terdiri dari batu bergradasi baik yang dapat
diterima dan semua rongga-rongga permukaan harus diisi dengan pecahan-pecahan
sebelum dipasang lapis berikutnya. Batu tidak boleh digunakan di bagian 15 cm
bagian atas dan dengan ukuran batu tidak melebihi 10 cm.
b. Kontraktor bertanggung jawab terhadap pemilihan cara dan peralatan untuk
mendapatkan tingkat pemadatan yang ditentukan. Bila tidak didapatkan kepadatan
yang diperlukan, pengujian lapangan harus dilaksanakan di mana jumlah lintasan
peralatan pemadatan dan kadar air diubah-ubah sampai kepadata yang diperlukan
didapat sehingga memuaskan Direksi Teknik. Hasil dan pengujian lapangan ini
kemudian harus digunakan untuk menentukan jumlah lintasan jenis alat pemadatan
dan kadar air dari semua peralatan berikutnya bagi urugan batu yang sejenis.

3.2. 4 Pengendalian Mutu

( 1 ) Test Laboratorium

Test untuk kondisi kualitas bahan urugan harus dilaksanakan kedua-duanya untuk sumber
pengadaan dan test di tempat seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik, untuk dapat memenuhi
persyaratan-persyaratan Spesifikasi ini.

Test laboratorium berikut ini dijadikan rujukan (referensi)

TABEL 3.2 1. TEST LABORATORIUM BAHAN URUGAN

RUJUKAN TEST
PENGUJIAN J E N I S
AASHTO BINA MARGA

Analisa saringan Aggregat Halus dan T 27 PB 0201- 76 Menentukan distribusi ukuran


Kasar partikel Agregat kasar dan halus

Penentuan Batas Cair dan Batas Plastis T 89 PB 0109- 76 Test plastisitas untuk batas cair
T 90 PB 0110- 76 dan indeks plastisitas
Hubungan Kadar Air Kepadatan . T 99 PB 0111- 76 Test standar Proctor mengguna-
kan palu 2,5 kg
CBR (California Bearing Ratio) T 193 PB 0113-76 Menentukan nilai dukung relatif
urugan padat

Buku 3 3 - 11
Spesifikasi Teknis
( 2 ) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan
Spesifikasi. Kontraktor harus menyediakan semua bantuan yang diperlukan dalam bentuk tenaga
kerja, pengangkutan dan pengujian.

TABEL 3.2.2 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

a. Pengujian Kepadatan urugan padat di Untuk menentukan hubungan kepadatan dan


lapangan ( Test kerucut Pasir ) kadar air pemasangan.
( AASHTO T 191 )
( PS 0103-76 ) Harus dilaksanakan untuk setiap 1000 m3
bahan timbunan sampai kedalaman penuh.

Urugan ditempatkan dalam lapisan di bawah


formasi jalan, harus diuji setiap 200 m
panjang jalan.

Untukurugan kembali disekililing struktur


atau di dalam parit gorong-gorong, paling
sedikit satu test untuk setiap bagian urugan
kembali selesai dipasang.

b. Penentuan CBR lapangan urugan padat Dengan menggunakan Dynamic Cone


Penetrometer (DCP), di lokasi yang diminta
oleh Direksi Teknik.

3.2. 5 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Bila dimasukkan dalam Daftar Penawaran, sebagai satu item pembayaran terpisah, dan
tergantung kepada ketentuan item berikutnya, urugan harus diukur dalam jumlah meter
kubik bahan padat yang ditempatkan dan diterima serta memuaskan Direksi Teknik, dan
akan diuraikan sebagai urugan timbunan bahan biasa atau urugan timbunan bahan pilihan
sesuai dengan Spesifikasi dan gambar-gambar dan disetujui oleh Direksi Teknik untuk
pekerjaan khusus di bawah kontrak.

(2) Volume yang harus diukur untuk pembayaran harus atas dasar penampang melintang dan
profil yang disetujui yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana atau diukur di lapangan
sebelum suatu urugan telah ditempatkan pada garis batas, kelandaian dan permukaan yang
disetujui atau diterima. Cara perhitugan berupa cara luas ujung rata-rata menggunakan
penampang melintang pekerjaan berjarak tidak lebih dari 25 meter, terkecuali dinyatakan
lain untuk kontrak khusus.

(3) Untuk pengukuran satu urugan sampai menjadi satu pekerjaan timbunan atau pekerjaan
sejenis yang dibangun di atas tanah rawa dimana konsolidasi tanah asli yang baik
diharapkan, marka-marka penurunan harus dipasang dan disurvai bersama-sama oleh
Direksi Teknik dan Kontraktor, Volume urugan kemudian akan ditentukan atas dasar
permukaan tanah sebelum dan sesudah penurunan.

Buku 3 3 - 12
Spesifikasi Teknis
(4) Urugan yang ditempatkan di luar garis batas dan penampang melintang yang disetujui
termasuk setiap tambahan urugan yang diperlukan untuk dudukan atau penguncian ke
dalam talud yang ada sebagai hasil penurunan pondasi tidak boleh dimasukkan dalam
volume yang harus diukur untuk pembayaran, kecuali dimana secara lain disetujui oleh
Direksi Teknik untuk mengganti bahan-bahan lunak atau tidak cocok yang ditemukan
dilapangan selama pelaksanaan.

(5) Urugan porous, bahan filter atau bahan alas dasar untuk pipa gorong-gorong, saluran
beton, saluran, saluran dilapisi, saluran porous,dinding kepala dan struktur lainnya, tidak
boleh diukur untuk pembayaran dibawah bab ini, bahan bahan tersebut harus dimasukkan
dalam harga satuan penawaran untuk bahan-bahan dan item-item koonstruksi yang
bersangkutan, yang disediakan dalam item pembayaran di bawah Bab 2.7 Spesifikasi ini.

(6) Urugan yang digunakan dimana saja diluar batas-batas lapangan kerja atau untuk
mengubur bahan-bahan buangan atau untuk penutupan dan memperbaiki galian bahan-
bahan, tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran urugan.

3.2. 6 Dasar Pembayaran

Volume urugan yang diukur sebagaimana diberikan diatas, (betapapun jaraknya pengangkutan)
akan dibayar persatuan pengukuran pada harga yang bersangkutan yang dimasukkan dalam
daftar penawaran untuk item pembayaran yang tercantum dibawah, harga-harga dan
pembayarannya merupakan kompensasi penuh untuk mendapatkan, menyerahkan, memasang,
memadatkan,menyelesaikan dan menguji bahan-bahan urugan serta semua biaya-biaya lain yang
diperlukan dalam penyelesaian yang baik pekerjaan-pekerjaan yang diuraikan dalam bab ini.

Nomer Item
Uraian Satuan Pengukuran
Pembayaran

3.2.1 Urugan Biasa untuk Timbunan Meter Kubik

3.2.2 Urugan Pilihan untuk Timbunan Meter Kubik

Buku 3 3 - 13
Spesifikasi Teknis
BAGIAN 4
BAHU JALAN

BAB 4.1 REHABILITASI BAHU JALAN

4.1. 1 Umum

( 1 ) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari peningkatan kembali dan pembentukan kembali bahu jalan yang ada,
termasuk pembersihan tumbuh-tumbuhan, pemotongan, perapihan, pengurugan dengan bahan
terpilih serta pemadatan untuk mengembalikan bahu jalan mencapai garis, kemiringan dan
dimensi yang benar yang ditunjukkan pada gambar rencana atau seperti yang diperintahkan oleh
Direksi Teknik.

( 2 ) Toleransi Ukuran

a. Permukaan final bahu jalan yang telah dipadatkan tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm
di atas atau di bawah permukaan rencana pada setiap titik.

b. Kemiringan melintang bahu jalan direncanakan sebesar 5% di mana perkerasan diberi


lapis lindung dan 6% di mana perkerasan tidak diberi lapis lindung serta sesuai dengan
Gambar Standar. Kemiringan melintang bahu jalan setelah rehabilitasi tidak boleh
berbeda lebih dari 1% terhadap kemiringan melintang rencana.

( 3 ) Pemeriksaan di lapangan

Untuk setiap pekerjaan rehabilitasi bahu jalan yang dilaksanakan di bawah Bab ini, garis batas,
kelandaian dan dimensi akan diatur di lapangan dan harus disetujui oleh Direksi Teknik sebelum
Kontraktor memulai pekerjaan.

4.1. 2 Bahan-bahan
( 1 ) Sumber bahan

a. Sumber bahan harus dipilih atas dasar diperolehnya pengadaan dengan


memperhitungkan lokasi, kualitas dan volume sumber bahan atau quarry.

b. Untuk pembangunan kembali bahu jalan tanah yang ada, bahan yang harus digunakan
harus timbunan tanggul yang dipilih terdiri dari lempung berpasiran atau lempung
kerikil yang memenuhi persyaratan Spesifikasi sub Bab 3.2.2 (3), tetapi dengan satu
ukuran partikel maksimum 37,5 mm dan dengan satu indeks plastisitas tidak lebih dari
10%, terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

c. Bilamana urugan berbutir yang cocok tidak dapat diperoleh serta tergantung kepada
ketentuan-ketentuan kontrak dan instruksi Direksi Teknik, bahu jalan dapat dibangun
dengan urugn tanggul bergradasi padat yang cocok dengan satu ukuran partikel
maksimum 37,5 mm dan dengan kandungan lempung-lumpur plastisitas rendah, yang
mampu menghambat pertumbuhan tumbuh-tumbuhan dan memberikan satu bahu jalan
yang stabil.

( 2 ) Pengujian Dan Pemilihan Bahan Bahu Jalan

Contoh-contoh dari sumber bahan yang dipilih untuk rehabilitasi bahu jalan harus diuji sampai
memenuhi persyaratan-persyaratan Spesfikasi ini, dan semua bahan yang digunakan harus
mendapat persetujuan Direksi Teknik sebelum pekerjaan dimulai.

Buku 3 4-1
Spesifikasi Teknis
4.1. 3 Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Penyiapan Lapangan

Semua tumbuh-tumbuhan harus dibongkar dari bahu jalan yang ada. Rumput, alang-alang,
semak-semak dan tumbuhan lainnya harus dipotong ulang seperlunya sebelum pembentukan
kembali.

( 2 ) Pembentukan Kembali

a. Bahu jalan yang ada harus dibentuk kembali oleh tenaga kasar, traktor atau
motorgrader, seperti yang diminta oleh Direksi Teknik.

b. Pekerjaan tersebut mencakup pembongkaran daerah-daerah yang tinggi, pengurugan


daerah-daerah rendah dengan bahan lebihan, dan pembantukan kembali bahu jalan
tersebut sampai memenuhi kelandaian, garis batas dan ketinggian menurut permintaan
Direksi Teknik, beserta penyelesaian akhir rata dengan ujung perkerasan, kecuali
diperintahkan lain. Peningkatan harus dilaksanakan dengan motorgrader atau traktor
yang dipasangi dengan satu pisau grader, dan paling sedikit dua lintasan untuk
perapihan da pembuangan bahan-bahan lebihan.

( 3 ) Pemadatan

Seluruh pembentukan kembali dan peningkatan bahu jalan harus diikuti pemadatan dengan
mesin gilas roda ban atau peralatan pemadatan lain yang cocok yang disetujui oleh Direksi
Teknik. Pemadatan harus dilaksanakan sampai memenuhi persyaratan kepadatan normal untuk
mempersiapkan tanah dasar, sesuai dengan Spesifikasi ini, dan harus ditambahkan air
seperlunya selama pemadatan untuk memberikan kandungan air yang cukup bagi
pemasangannya.

4.1. 4 Cara Pengukuran

( 1 ) Kontraktor harus memenuhi semua pembayaran untuk royalty dan kompensasi lain karena
pengoperasian lubang galian dan pengambilan bahan untuk pekerjaan rehabilitasi bahu
jalan. Pemberi tugas akan terbebas dari biaya-biaya pekerjaan tersebut.

( 2 ) Volume yang harus dibayar merupakan jumlah meter persegi rehabilitasi bahu jalan, sesuai
dengan Gambar dan Spesifikasi atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Perhitungan total harus atas dasar lebar rata-rata bahu jalan yang direhabilitasi, diukur
dengan selang 100 m dikalikan dengan total panjang pekerjaan dalam meter yang
dilaksanakan, diterima dan di setujui oleh Direksi Teknik.

( 3 ) Penyediaan tambahan urugan terpilih yang dibawa ke lapangan akan diukur dan dibayar di
bawah persyaratan spesifikasi tersebut untuk Bab 3.2 Pekerjaan Tanah, sebagai urugan
tanggul biasa atau dipilih. Urugan tersebut harus disediakan dengan kesesuaian ang ketat
terhadap instruksi Direksi Teknik.

( 4 ) Tidak ada penyediaan terpisah akan dibuatkan untuk satu galian lain atau pengurugan yang
dilaksanakan, pekerjaan demikian akan dimasukkan ke dalam item pembayaran untuk
rehabilitasi bahu jalan.

Buku 3 4-2
Spesifikasi Teknis
4.1. 5 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan seperti diatas akan dibayar pada harga kontrak per satuan pengukuran
untuk item pembayaran terdaftar di bawah. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi
penuh untuk melaksanakan semua pekerjaan kontrak termasuk pembersihan tumbuh-tumbuhan
dan akar-akar, penggalian dan pengurugan, pembentukan ulang, peningkatan, pemadatan dan
penyelesaian akhir kelandaian, garis batas dan lebar yang disetujui, beserta dengan penyediaan
semua tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan.

Nomor Item Satuan


URAIAN
Pembayaran Pengukuran

4. 1. 1 Rehabilitasi Bahu Jalan

Buku 3 4-3
Spesifikasi Teknis
BAB 4.2 BAHU JALAN BARU

4.2. 1 Umum

( 1 ) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pengangkutan, penempatan, penebaran dan pemadatan
bahan butiran yang dipilih untuk bahu jalan baru di atas satu lapis tanah dasar yang sudah
disiapkan atau permukaan lain yang disetujui, sesuai dengan garis batas, kelandaian dan dimensi
yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

( 2 ) Toleransi Ukuran

a. Permukaan final yang dipadatkan dari bahu jalan tidak boleh berbeda lebih dari 1,50
cm di atas dan di bawah permukaan rencana pada setiap titik.

b. Kemiringan melintang bahu jalan yang direncanakan adalah 5% di mana perkerasan


diberi lapis lindung, dan 6% ddi mana perkerasan tanpa lapis lindung. Permukaan
akhir bahu jalan tidak boleh berbeda lebih dari 1% terhadap kemiringan melintang dan
tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah dari 1 cm terhadap permukaan ujung
perkerasan di sekitarnya.

( 3 ) Contoh-contoh

a. Contoh bahan yang digunakan untuk bahu jalan baru harus diserahkan kepada Direksi
Teknik utuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan
dimulai, dan harus disertai dengan data hasil-hasil pengujuan sesuai dengan
persyaratan Spesifikasi untuk kualitas bahan seperti yang diuraikan dalam Spesifikasi
ini.

b. Tidak ada perubahan dalam sumber pengadaan atau bahan untuk bahu jalan akan
dibuatkan tanpa persetujuan Direksi Teknik dan setiap perubahan demikian harus
bergantung kepada penyerahan contoh bahan dan laporan pengujian untuk
pemeriksaan dan mendapatkan persetujuan di atas.

( 4 ) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan

a. Setiap bahan bahu jalan yang tidak memenuhi Spesifikasi ini, tidak perduli dipasang
atau belum, akan ditolak dan disingkirkan dari daerah kerja.

b. Setiap pekerjaan bahu jalan yang menunjukkan ketidak teraturan atau cacat karena
penanganan yang jelek atau kegagalan Kontraktor untuk mematuhi persyaratan
Spesifikasi atau Gambar Rencana, harus dibetulkan dengan perbaikan-perbaikan atau
penggantian atas beban biaya Kontraktor sehingga memuaskan Direksi Teknik.

4.2. 2 Bahan-Bahan

( 1 ) Persyaratan Umum

Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan bahu jalan baru, terdiri dari bahan
pondasi bawah yang disetujui, mematuhi bahan pondasi bawah kelas A atau kelas B sesuai
dengan Bab 5.1 Spesifikasi ini dan seperti yang diuraikan pada Gambar Rencana dan termasuk
dalam Daftar Penawaran untuk Kontrak khusus.

Buku 3 4-4
Spesifikasi Teknis
( 2 ) Gradasi

Persyaratan gradasi untuk bahan bahu jalan harus sesuai dengan tabel 5.1.1 Persyaratan Gradsi
untuk pondasi bawah, di bawah Sub Bab 5.1.2 (2) Spesifikasi ini.

( 3 ) Syarat-syarat Kualitas

Bahan-bahan yang digunakan untuk pekerjaan bahu jalan baru harus mematuhi kondisi mutu
yang ditetapkan untuk bahan pondasi bawah pada Sub Bab 5.1.2 (3) Spesifikasi ini.

4.2. 3 Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Penyiapan Lapangan

a. Penyiapan lapangan untuk menempatkan bahan bahu jalan, termasuk galian bahan
yang ada dan perapihan ujung jalan kendaraan yang ada, harus dilaksanakan seperti
ditunjukkan pada Gambar Rencana dan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

b. Tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan pekerjaan-
pekerjaan yang ditentukan di bawah Bab 3.3 Pekerjaan Tanah, untuk penyiapan tanah
dasar.

c. Selama penggalian untuk bahu jalan, harus diselenggarakan pengaturan lalu lintas oleh
Kontraktor.

d. Bahu jalan pada kedua sisi jalan tidak boleh dibangun pada waktu yang bersamaan,
harus dibangun sisi dulu, baru berikutnya pada sisi yang lain.

e. Kontraktor harus menjamin bahwa bahan tersebut ditumpuk dalam tempat yang baik,
tidak menimbulkan kemacetan lalu-lintas atau membendung aliran air.

( 2 ) Penebaran Dan Pemadatan Bahan Bahu Jalan

a. Bahan bahu jalan harus diterbarkan dan dipadatkan sesuai dengan persyaratan
spesifikasi untuk penebaran dan pemadatan bahan pondasi bawah dibawah Sub Bab
5.1.3 spesifikasi ini.

b. Sebagai tambahan kepada persyaratan-persyaratan tersebut dibawah item-item diatas


kontraktor harus mengurai dan menggaruk lapisan tanah bagian atas bahu jalan setebal
10 cm sebelum pemadatan akhir dan akan membuang semua batu dengan satu ukuran
maksimum lebih besar dari 37,5 mm.

4.2. 4 Pengendalian Mutu

Pengujian laboratori dan pengendalian Lapangan harus mematuhi persyaratan umum untuk
bahan pondasi bawah dibawah Sub Bab 5.1.4 spesifikasi ini dan seperti diperintahkan oleh
Direksi Teknik.

Buku 3 4-5
Spesifikasi Teknis
4.2. 5 Cara Pengukuran dan Pembayaran

Tidak ada pengukuran atau pembayaran terpisah dibuatkan untuk bahu jalan dibawah Bab ini.
Galian bahan yang ada, perapihan kembali ujung jalan kendaraan dengan bahan yang baik,
penyiapan formasi tanah dasar, serta pengadaan, penempatan, peadatan dan penyelesaian bahu
jalan,akan dianggap sepenuhnya telah dibayar dan dimasukkan dibawah berbagai item
pembayaran yang dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan dan bahan-bahan yang digunakan
dalam pekerjaan. Item pembayaran ini akan mencakup :

i. Galian - dibawah item pembayaran 3.1.1 / 2

ii. Penyiapan tanah dasar - dibawah item pembayaran 3.3.1

iii. Pondasi bawah kelas A / B - dibawah item pembayaran 5.1.1 / 2

Buku 3 4-6
Spesifikasi Teknis
BAGIAN 5
LAPIS PONDASI BAWAH DAN LAPIS PONDASI ATAS

BAB 5.1 LAPIS PONDASI BAWAH

5.1. 1 Umum

( 1 ) Uraian

Lapis Pondasi Bawah adalah lapisan konstruksi pembagi beban kedua yang berupa bahan
berbutir diletakkan di atas lapis tanah dasar yang dibentuk dan dipadatkan serta langsung berada
di bawah lapis pondasi atas perkerasan.

Pekerjaan Lapis Pondasi bawah terdiri dari mendapatkan, memproses, mengangkut, menebarkan,
mengairi, dan memadatkan bahan lapis pondasi bawah berbutir yang disetujui sesuai dengan
gambar-gambar dan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

Catatan : Suatu Lapisan Pondasi Bawah tidak diperlukan bilamana CBR lapis Tanah Dasar
adalah sebesar 24% atau lebih.

( 2 ) Toleransi Ukuran

a. Permukaan akhir lapis pondasi bawah harus diberi punggung atau kemiringan
melintang yang ditetapkan atau ditunjukkan pada gambar-gambar. Tidak boleh da
ketidak teraturan dalam bentuk, dan permukaan tersebut harus rata dan seragam.

b. Kemiringan dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari 1,5 cm
kurang dari yang ditunjukkan pada gambar atau diatur di lapangan da disetujui oleh
Direksi Teknik.

( 3 ) Contoh Bahan

a. Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus diserahkan kepada
Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum
pekerjaan dimulai, dan harus disertai dengan hasil-hasil data pengujian sesuai dengan
persyaratan Spesifikasi untuk kualitas dan bahan-bahan seperti diuraikan dalam
Spesifikasi ini.

b. Tidak ada perubahan mengenai sumber atau pemasok bahan lapis pondasi bawah akan
dibuat tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan harus atas dasar
penyerahan contoh-contoh bahan dan laporan pengujian untuk pemeriksaan lebih
lanjut dari persetujuan di atas.

( 4 ) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan

a. Setiap bahan lapis pondasi bawah yang tidak memenuhi spesifikasi ini, apakah
dipasang atau belum, akan ditolak atau dipindahkan dari lapangan kerja atau
digunakan sebagai urugan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

b. Setiap pekerjaan lapis pondasi bawah yang menunjukkan ketidak teraturan atau cacat
karena penanganan yang jelek atau kegagalan kontraktor untuk mematuhi persyaratan
Spesifikasi atau gambar rencana harus dibetulkan dengan perbaikan-perbaikan atau
penggantian atas beban biaya Kontraktor sampai memuaskan Direksi Teknik.

Buku 3 5-1
Spesifikasi Teknis
5.1. 2 Bahan-bahan

( 1 ) Persyaratan Umum

a. Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan lapis pondasi bawah
terdiri dari bahan-bahan berbutir dipecah dan kerikil atau kerikil pasir lempung alami,
dan harus memenuhi persyaratan untuk lapis pondasi bawah kelaas A dan kelas B
seperti yang diuraikan pada Gambar Rencana dan dimasukkan dalam Daftar
Penawaran atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

b. Bahan untuk pekerjaan lapis pondasi bawah harus bebas dari debu, zat organik, serta
bahan-bahan lain yang harus dibuang dan harus memiliki kualitas bila bahan tersebut
telah ditempatkan akan siap saling mengikat membentuk satu permukaan yang stabil
dan mantab.

c. Bila perlu dan sesuai dengan perintah Direksi Teknik, bahan-bahan dari berbagai
sumber atau pemasokan dapat disatukan dalam perbandingan yang diminta oleh
Direksi Teknik atau seperti yang ditunjukkan dengan pengujian-pengujian, untuk
dapat memenuhi persyaratan Spesifikasi bahan lapis pondasi bawah.

( 2 ) Gradasi Lapis Pondasi Bawah

Persyaratan gradasi untuk bahan lapis pondasi bawah kelas A dan kelas B diberikan dalam tabel
5.1.1 di bawah ini.

TABEL 5.1.1 PERSYARATAN GRADASI UNTUK LAPIS PONDASI BAWAH

UKURAN % LOLOS ATAS BERAT


SARINGAN
KELAS A KELAS B
mm KELAS C
(< 75 mm) (< 02,5 mm)
75.0 100 -
62.5 - 100
37.5 60 90 67 100 Maks. 100
25.0 46 78 -
19.0 40 70 40 100
9.5 24 56 25 80
4.75 13 45 16 66
2.36 6 36 10 55 Maks. 80
1.18 - 6 45
0.60 2 22 -
0.425 2 18 3 33
0.075 0 - 10 0 - 20 Maks. 15

( 3 ) Syarat-Syarat Kualitas

Bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus memenuhi syarat-syarat kualitas berikut
yang diberikan pada tabel 5.1.2

Buku 3 5-2
Spesifikasi Teknis
TABEL 5.1.2 KONDISI KUALITAS UNTUK BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH

URAIAN BATAS TEST


Batas cair Maksimum 35%
Indeks Plastisitas 4% - 12%
Ekivalensi Pair (bahan halus plastis) Minimum 25%
CBR terendam Minimum 30%
Kehilangan berat karena abrasi (500 putaran) Maksimum 40%

5.1. 3 Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Penyiapan Lapis Tanah Dasar

Lapis tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaiakan sesuai dengan pekerjaan yang
ditetapkan di bawah Pekerjaan Tanah Bab 3.3. Semua bahan sampai kedalaman 30 cm di
bawah permukaan lapis tanah dasar harus dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum
yang ditentukan oleh pengujian laboratorium PB-011-76 (AASHTO T99, Standard Proctor).

( 2 ) Pencampuran Dan Pemasangan Lapis Pondasi Bawah

a. Lapis pondasi bawah tersebut harus dicampur di lapangan jalan, terkecuali


diperintahkan lain, dengan menggunakan tenaga kerja atau motor grader. Pengadukan
yang rata diperlukan dan bahan tersebut harus dipasang dalam lapisan-lapisan tidak
melebihi 20 cm tebalnya atau ketebalan lain seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik
agar dapat mencapai tingkat pemadatan yang ditetapkan.
b. Penyiraman dengan air, bila diperlukan demikian selama pencampuran dan
penempatan harus dikontrol dengan cermat, dan dilaksanakan hanya bila diminta
demikian oleh Direksi Teknik.
c. Ketebalan lapis pondasi bawah terpasang harus sesuai dengan Gambar Rencana dan
seperti dinyatakan dalam Daftar Penawaran, atau seperti yang diperintahkan oleh
Direksi Teknik di lapangan untuk memenuhi kondisi lapis bawah dasar yang
sebenarnya.

( 3 ) Penyebaran Dan Pemadatan

a. Penyebaran akhir sampai ketebalan dan kemiringan melintang jalan yang diminta,
harus dilaksanakan dengan kelonggaran kira-kira 15% penurunan ketebalan untuk
pemadatan lapisan-lapisan lapis pondasi bawah.
Segera setelah penyebaran dan pembentukan akhir, masing-masing lapisan harus
dipadatkan sampai lebar penuh lapis pondasi bawah perkerasan, dengan mengunakan
mesin gilas roda baja atau mesin gilas roda ban pneumatik atau peralatan pemadatan
lain yang disetujui oleh Direksi Teknik.

b. Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan bahan lapis pondasi bawah akan
bergerak secara gradual dari pinggir ke tengah, sejajar dengan garis sumbu jalan dan
harus terus menerus sampai seluruh permukaan telah dipadatkan secara merata. Pada
bagian superelevasi, kemiringan melintang jalan atau kelandaian yang terjal,
penggilasan harus bergerak dari bagian yang lebih rendah ke bagian jalan yang lebih
tinggi. Setiap ketidak teraturan atau bagian amblas yag mungkin terjadi, harus
dibetulkan dengan menggaru atau meningkatkan dan menambahkan bahan lapis
pondasi bawah untuk membuat permukaan tersebut mencapai bentuk dari ketinggian
yang benar.
Buku 3 5-3
Spesifikasi Teknis
Bagian-bagian yang sempit di sekitar kereb atau dinding yang tidak dapat dipadatkan
dengan mesin gilas, harus dipadatkan dengan pemadat atau mesin tumbuk yang
disetujui.

c. Kandungan kelembaban untuk pemasanga harus dijaga di dalam batas-batas 3%


kurang dari kadar air optimum sampai 1% lebih dari kadar air optimum dengan
penyemprotan air atau pengeringan seperlunya, dan bahan lapis pondasi bawah harus
dipadatkan untuk menghasilkan kepadatan yang ditetapkan , ke seluruh ketebalan
penuh masing-masing lapisan, mencapai 100% kepadatan kering maksimum yang
ditetapkan yang sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111).

( 4 ) Pengendalian Lalu Lintas

a. Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua akibat lalu lintas yang diizinkan lewat
terhadap permukaan kerikil selama pelaksanaan pekerjaan dan akan melarang lalu
lintas tersebut bila mungkin dengan menyediakan sebuah jalan pengalihan atau dengan
pelaksanaan pekerjaan separuh lebar jalan.
b. Bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik lainnya di sekitar jalan tersebut
harus dilindungi terhadap kerusakan karena pengaruh pekerjaan, seperti lemparan batu
karena dari lalu lintas.
c. Bahan-bahan harus ditumpuk dalam satu tempat yang baik yang menjamin bahwa
tumpukan tersebut tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung aliran
air.

5.1. 4 Pengendalian Mutu

( 1 ) Test Laboratorium

a. Pengujian harus dilakukan terhadap bahan lapis pondasi bawah untuk dapat memenuhi
persyaratan spesifikasi.

b. Dua buah contoh bahan lapis pondasi bawah harus ddiuji sebelum digunakan di
lapangan (lihat Sub Bab 5.1.1 (3) Spesifikasi ini).

c. Pengujian bahan lapis pondasi bawah harus dilakukan untuk setiap 500 m3, bahan-
bahan yang ditumpuk di lapangan atau dipasang, menurut batas ukuran test
laboratorium yang diberikan pada Tabel 5.1.1, untuk memenuhi kondisi kualitas yang
diberikan dalam Spesifikasi ini atau seperti diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

TABEL 5.1.1 TEST LABORATORIUM BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH

RUJUKAN
TEST TIPE
AASHTO BINA MARGA
Analisa saringan Agregat PB 0201 76 Menentukan distribusi ukuran
T 27
Halus dan Kasar partikel agregat halus dan kasar
Penentuan Batas Cair dan T 89 PB 0109 76 Test Plastisitas untuk batas cair dan
Batas Plastis T90 PB 0110 76 indeks plastisitas
Hubungan Kepadatan Test standar proctor menggunakan
T 99 PB 0111 76
Kadar Air pemukul 2,5 kg
Menetukan nilai daya dukung lapis
CBR T 193 PB 0113 76
pondasi bawah
Ketahanan Terhadap Test agregat kasar < 37,5 mm dengan
T 96 PB 0206 76
Abrasi, Agregat Kasar menggunakan mesin Los Angeles

Buku 3 5-4
Spesifikasi Teknis
( 2 ) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan
spesifikasi. Galian untuk lubang uji dan penimbunan kembali bahan lapis pondasi bawah
dipadatkan dengan sempurna di bawah pengawasan Direksi Teknik.

TABEL 5.1.2 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR


a. Ketebalan dan keseragaman lapis pondasi Pemeriksaan visual dan pengukuran ketebalan
bawah. setiap hari. Dilakukan untuk setiap 200 panjang
lapisan pondasi bawah jalan yang dipasang.

b. Test kepadatan di tempat, Lapis Pondasi Harus dilakukan untuk setiap 200 m panjang
Bawah (test kerucut pasir) AASHTO T191, lapis pondasi bawah jalan untuk menentukan
PB 0103 76 tingkat kepadatan dengan membandingkan
terhadap test kepadatan laboratorium untuk
kepadatan kering maksimum.

c. Penentuan CBR di tempat lapis tanah Dengan menggunakan DCP, dan Dilaksanakan
dasar/lapis pondasi bawah setiap minimum 1000 m panjang jalan.

5.1. 5 Cara Pengukuran

( 1 ) Kontraktor harus memenuhi semua biaya untuk pembayaran atau royalty dan kompensasi
lain kepada pemilik lahan atau penyewa untuk operasi lubang-lubang galian bahan dan
pengambilan bahan bagi pembangunan lapis pondasi bawah. Pemberi tugas akan
dibebaskan dari semua kewajiban atau biaya untuk operasi tersebut.

( 2 ) Volume yang dibayar merupakan jumlah meter kubik lapis pondasi bawah yang dipasang
dan sesuai dengan gambar serta Spesifikasi, atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik
di lapangan, yang dipadatkan dan diterima oleh Direksi Teknik. Perhitungan volume harus
atas dasar ketebalan dan lebar lapis pondasi bawah yang diperlukan, sebagaimana yang
ditunjukkan dalam Gambar atau seperti yang disesuaikan oleh Perintah Perubahan,
dikalikan dengan panjang sebenarnya yang dipasang. Setiap penyimpangan dalam bentuk
dan ketebalan lapis pondasi bawah tidak boleh melebihi toleransi ukuran yang ditentukan
di bawah Sub Bab 5.1.1 (2).

5.1. 6 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas dibayar per satuan pengukuran pada
harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item pembayaran yang tercantum di
bawah, harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan
dan biaya-biaya yang diperlukan dalam penyelesaian lapis pondasi bawah yang diminta
sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam Bab ini.

Nomor Item
URAIAN Satuan Pengukuran
Pembayaran

5.1.1 Lapis Pondasi Bawah kelas A Meter Kubik

5.1.2 Lapis Pondasi Bawah Kelas B Meter Kubik

Buku 3 5-5
Spesifikasi Teknis
BAB 5.2 LAPIS PONDASI ATAS AGREGAT

5.2. 1 Umum

( 1 ) Uraian

Lapis Pondasi Atas jalan merupakan lapisan struktur utama di atas Lapis Pondasi Bawah (atau di
atas lapis Tanah Dasar di mana tidak dipasang Lapis Pondasi Bawah). Pembangunan lapis
pondasi atas terdiri dari pengadaan, pemrosesan, pengangkutan, penyebaran, penyiraman dengan
air dan pemadatan agregat batu atau kerikil alami pilihan dalam Lapis Pondasi Atas, di atas satu
lapis pondasi bawah atau di atas lapis tanah dasar yang telah disiapkan.

( 2 ) Toleransi Ukuran

a. Bahan agregat lapis pondasi atas harus dipasang sampai ketebalan padat maksimum 20
cm atau ketebalan yang kurang sebagaimana diperlukan untuk memenuhi persyaratan
disain seperti ditunjukkan pada Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Teknik.
b. Permukaan lapis pondasi atas harus diselesaikan mencapai lebar, kelandaian,
punggung dan kemiringan melintang jalan seperti yang ditunjukkan pada Gambar
Rencana, tidak boleh ada ketidak terturan dalam bentuk, dan permukaan harus rata dan
seragam.
c. Kelandaian dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari satu
centimeter kurang dari yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti yang
diatur di lapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik.
d. Penyimpangan maksimum dalam kehalusan permukaan jika diuji dengan satu mistar
panjang 3,0 m yang diletakkan sejajar atau melintang terhadap garis sumbu jalan tidak
boleh melebihi 1,5 cm.

( 3 ) Contoh Bahan

a. Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi atas harus diserahkan kepada
Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum
pekerjaan dimulai, beserta hail-hasil test laboratorium sesuai dengan persyaratan
spesifikasi untuk kualitas dan bahan sebagaimana diuraikan dalam spesifikasi ini.
b. Tidak boleh ada perubahan sumber pemasokan atau kualitas bahan lapis pondasi atas
yang diiznkan tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan demikian harus
disertai penyerahan tambahan contoh bahan dan hasil-hasil test lebih lanjut serta
persetujuan seperti di atas.
c. Bilaman Direksi Teknik menganggap perlu, Kontraktor akan diminta untuk melakukan
test tersebut lebih lanjut sebagaimana perlunya untuk memastikan bahwa bahan-bahan
tersebut memenuhi persyaratan spesifikasi, sebelum menempatkan bahan lapis pondasi
atas pada pekerjaan di lapangan.

( 4 ) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan

a. Setiap bahan lapis pondasi atas yang tidak memenuhi spesifikasi ini, apakah dipasang
atau belum, harus ditolak dan diletakkan di samping untuk digunakan sebagai bahan
penimbunan, atau dengan cara lain dibuang seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
b. Setiap bagian pekerjaan lapis pondasi atas yang menunjukkan ketidak teraturan atau
kerusakan dikarenakan penanganan yang jelek atau kegagalan Kontraktor untuk
memenuhi persyaratan Spesifikasi atau Gambar Rencana harus dibetulkan dengan
perbaikan atau penggantian atas beban biaya Kontraktor sehingga memuaskan Direksi
Teknik.

Buku 3 5-6
Spesifikasi Teknis
5.2. 2 Bahan-Bahan

( 1 ) Persyaratan Umum

a. Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan lapis pondasi atas
agregat, terdiri dari satu atau dua kelas bahan sebagaimana yang diperlukan dalam
kontrak khusus dan seperti yang dinyatakan dalam Daftar Penawaran.

i. Lapis Pondasi Atas Kelas A, adalah agregat batu pecah, disaring dan digradasi
yang merupakan batu pecah khas dan bersih serta semuanya lolos saringan 37,5
mm.

ii. Lapis Pondasi Kelas B Makadam ikat basah, terdiri dari kerikil, pasir, lempung
alami kualitas baik, seluruhnya lolos saringan 75 mm, dan digradasi sebagai fraksi
kasar dan fraksi halus untuk disatukan pada waktu pemasangannya ke dalam satu
lapisan lapis pondasi atas.

b. Semua lapis pondasi atas harus memenuhi persyaratan spesifikasi ini dan harus sesuai
dengan Gambar Kontrak dan seperti diuraikan sebelumnya dalam daftar Penawaran.

c. Bahan lapisan lapis pondasi atas terdiri dari potongan batu bersudut tajam yang keras,
awet dan bersih tanpa potongan-potongan yang terlalu tipis atau memanjang, dan
bebas dari batu-batu yang lunak, tidak menyatu atau bercerai berai, kotor,
mengandung zat organik atau zat-zat lain yang harus dibuang. Bahan yang bercerai
berai bila secara alternatif dibasahi dan dikeringkan, tidak boleh digunakan.

( 2 ) Makadam Ikat Basah

Bahan Pondasi Lapis Atas kelas B juga meliputi:


a. Agregat kasar yang tertahan pada saringan 4,75 mm, bialmana dihasilkan dari kerikil
tidak kurang dari 50% terhadap berat, merupakan partikel-partikel yang memiliki
paling sedikit satu bidang retak-retak dan jika perlu untuk memenuhi persyaratan atau
menghilangkan pengisi yang berlebihan, kerikil-kerikil tersebut harus disaring
sebelum dipecahkan.
b.
Agregat halus lolos saringan 4,75 mm, dan terdiri dari pasir dan bagian halus alami
atau dipecah.
( 3 ) Gradasi Lapis Pondasi Atas

Persyaratan gradasi untuk bahan lapisan lapis pondasi atas kelas A dan kelas B diberikan dalam
tabel 5.2.1 dan tabel 5.2.2 berikut:

Buku 3 5-7
Spesifikasi Teknis
TABEL 5.2.1 GRADASI AGREGAT LAPIS TABEL 5.2.1 GRADASI AGREGAT LAPIS
PONDASI ATAS KELAS A PONDASI ATAS KELAS B
MAKADAM IKAT BASAH

UKURAN UKURAN
LOLOS ATAS BERAT LOLOS ATAS BERAT
SARINGAN SARINGAN
% %
mm mm
37.5 100 Agregat kasar
19.0 64 81 75.0 100
9.5 42 60 62.5 95 100
4.75 27 45 50.0 35 70
2.36 18 33 37.5 0 15
1.18 25 25.0 05
0.60 - 19.0 -
0.425 6 16
0.075 0 18 Agregat halus
9.5 100
4.75 70 95
2.36 45 65
1.18 33 60
0.425 22 45
0.15 -
0.075 10 28

( 4 ) Syarat-Syarat Kualitas

Bahan-bahan yang harus digunakan untuk pekerjaan lapis pondasi atas harus memenuhi
syarat kualitas pada tabel 5.2.3.

TABEL 5.2.3 SYARAT-SYARAT KUALITAS BAHAN LAPIS PONDASI ATAS

BATAS UJIAN
JENIS PENGUJIAN
KELAS A KELAS B

Batas Cair Maks. 25% Maks. 35%


Indeks Plastisitas Maks. 8% 4 12%
Ekivalensi Pasir Min. 35% Min. 30%
California Bearing Ratio (direndam) Min. 60% Min. 55%
Penyerapan Air Tidak Perlu Maks. 3%
Kehilangan Berat Karena Abrasi (500 putaran) Maks. 40% Maks. 45%

Catatan : Pengujian di atas adalah jumlah minimum pengujian kualitas yang diperlukan. Bila
Direksi Teknik menganggap perlu, pengujian yang lebih luas dapat diminta untuk
menentukan kekerasan dan kebagusan kualitas batu dan bagian yang halus

Buku 3 54
Spesifikasi Teknis
5.2. 3 Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Penyiapan Lapis Pondasi Bawah

a. Jika lapis pondasi atas harus diletakkan di atas lapis pondasi bawah, permukaan
lapis pondasi bawah harus diselesaiakan sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan yang
ditentukan di bawah Bab 5.1 dan harus diatur serta dibersihkan dari kotoran-
kotoran dan setaip bahan lain yang merugikan untuk penghamparan lapis pondasi
atas.

b. Agregat lapis pondasi atas harus ditempatkan dan ditimbun bebas dari lalu lintas
serta drainase dan lintasan air di sekitarnya.

( 2 ) Pencampuran Dan Penghamparan Lapis Pondasi Atas

a. Agregat L.P.A. Kelas A

i. Agregat harus ditempatkan pada lokasi di atas L.P.B yang sudah diapkan
dalam volume yang cukup untuk menyediakan penghamparan dan pemadatan
ketebalan yang diperlukan.

ii. Agregat harus dihampar dengan tangan oleh pekerja atau dengan motor grader
sampai satu campuran yang merata, dengan batas kelembaban yang optimum,
sebagaimna ditentukan di bawah Spesifikasi.

iii. Agregat harus dihampar dalam lapisan yang tidak melebihi ketebalan 20 cm
dalam satu cara sehingga kepadatan maksimum yang telah ditetapkan dapat
dicapai.

b. Makadam Ikat Basah Kelas B

Untuk L.P.A. Makadam Ikat Basah, pertama-tama bahan tersebut harus disusun
dalam lapisan fraksi batu ukuran tunggal, dengan ukuran nominal antara 25 mm
dan 50 mm. Karena setiap lapisan dipasang dan disebarkan dengan tangan oleh
pekerja/atau dengan motor grader, agregar halus harus disebarkan, dipecah, digilas
dan diairi masuk ke dalam lapisan-lapisan tersebut, untuk menghasilkan bahan-
bahan yang padat. Tebal masing-masing lapisan yang dipadatkan tidak boleh
melebihi 10 cm atau dua kali ukuran batu maksimum.

( 3 ) Penghamparan Dan Pemadatan

a. Penghamparan akhir sampai ketebalan dan kemiringan melintang yang diperlukan,


harus dilaksanakan dengan cadangan sekitar 10% pengurangan ketebalan untuk
pemadatan bahan L.P.A. Segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir
setiap lapisan A.P.A, bahan tersebut harus dipadatkan dengan baik dengan alat
pemadat yang sesuai meliputi mesin gilas roda rata, mesin gilas jenis pneumatik
atau mesin gilas bergetar.

Buku 3 5 - 10
Spesifikasi Teknis
b. Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan harus maju sedikit demi sedikit
dari pinggir ke tengah dari perkerasan, sejajar dengan sumbu jalan dan harus
dilaksanakan dalam operasi yang terus menerus untuk membuat pemadatan
matang yang merata. Pada bagian superelevasi, miring melintang atau kemiringan
yang terjal, penggilasan harus berjalan dari bagian jalan yang lebih rendah menuju
ke bagian atas.

Setiap ketidak teraturan atau penurunan setempat yang mungkin terjadi, harus
diperbaiki dengan membongkar permukaan yang sudah dipadatkan, menggaruk,
menambah atau membuang bahan pondasi, membentuk kembali dan memadatkan
sampai permukaan akhir dan kemiringan melintang yang betul.

Bagian-bagian sempit di sekitar perkerasan sampai batu tepi atau dinding-dinding


yang tidak dapat dimasuki mesin gilas, harus dipadatkan dengan compactor (mesin
pemadat) atau penumbuk mekanikal.

c. Kadar air untuk pemasangan harus dijaga di dalam batas-batas 3% lebih rendah
dari kadar air optimum sampai 1% lebih tinggi dari kadar air optimum dengan
penyiraman air atau pengeringan bila perlu, dan bahan L.P.A. tersebut harus
dipadatkan sampai menghasilkan kepadatan 100% maksimum kepadatan kering
yang diperlukan, yang ditetapkan sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111-76).

( 4 ) Metode Pelaksanaan Persyaratan Pemadatan

Bila sarana pengujian tidak dapat diperoleh untuk pemeriksaan kerapatan pemadatan atau di
mana penggunaan bahan LPA kelas B (dengan ukuran agregat > 50 mm) membatasi
penerapan pengujian kerapata di tempat. Tabel penampilan No. 5. 2. 4 berikut untuk
pemadatan dengan mesin gilas harus dilaksanakan sebagai satu spesifikasi metoda
pelaksanaan.

( 5 ) Pengendalian Lalu lintas

a. Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua akibat lalu lintas yang diizinkan
lewat terhadap permukaan kerikil selama pelaksanaan pekerjaan dan akan
melarang lalu lintas tersebut bila mungkin dengan menyediakan sebuah jalan
pengalihan atau dengan pelaksanaan pekerjaan separuh lebar jalan.

b. Bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik lainnya di sekitar jalan tersebut


harus dilindungi terhadap kerusakan karena pengaruh pekerjaan, seperti lemparan
batu karena/dari lalu lintas.

c. Bahan-bahan harus ditumpuk dalam satu tempat yang baik yang menjamin bahwa
tumpukan tersebut tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung
aliran air.

Buku 3 5 - 11
Spesifikasi Teknis
TABEL 5.2.4 PERSYARATAN PEMADATAN DENGAN MESIN GILAS

AGREGAT GRADASI BAIK


ALAT Tebal maksimum
KATEGORI Minimum Jumlah
PEMADATAN lapisan yang
Lintasan
dipadatkan (cm)
Ton/m. lebar
Mesin Gilas Beroda 2.25 2.70 12.5 10
Rata 2.71 5.50 12.5 8
lebih dari 5.50 15.0 8

Beban roda (ton)


2.01 2.50 12.5 12
2.51 4.00 12.5 10
Mesin Gilas dengan
4.01 6.00 12.5 10
Ban Pneumatic
6.01 8.00 15.0 8
8.01 12.00 15.0 8
lebih dari 12.00 17.5 6

Beban Statik (ton/m)


0.27 0.45 7.5 16
0.46 0.70 7.5 12
0.71 1.25 12.5 12
1.26 1.80 15.0 8
Mesin Gilas Bergetar 1.81 2.30 15.0 4
2.31 2.90 17.5 4
2.91 3.60 20.0 4
3.61 4.30 22.5 4
4.31 5.00 25.0 4

5.2. 4 Pengendalian Mutu

( 1 ) Persyaratan Pengujian

Jumlah data uji penunjang yang diperlukan untuk persetujuan awal harus sesuai dengan Bab
5.2.1 (3) dan yang lebih lanjut diminta di bawah titik (2) berikut.
Sebuah program mengenai pengujian pengendalian kualitas bahan harus dilaksanakan
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan uji yang
diberikan di dalam Tabel 5.2.5.

( 2 ) Pengujian Laboratorium

Bahan Agregat L.P.A. harus diambil contohnya dan diuji untuk setiap 250 meter kubik
bahan yang dipasang, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik, yang sesuai dengan
batas perbedaan pengujian berikut untuk memenuhi syarat-syarat kualitas yang ditetapkan
pada Sub Bab 5.2.2 Spesifikasi ini.

Buku 3 5 - 12
Spesifikasi Teknis
TABEL 5.2.5 TEST LABORATORIUM BAHAN LAPIS PONDASI ATAS

RUJUKAN TEST JENIS


TEST
AASHTO PB 0201 76

Analisa saringan agregat T 27 Menentukan distribusi ukuran


PB 0201 76
halus dan agregat kasar partikel agregat halus dan
agregat kasar
Penentuan batas cair dan T 89 PB 0109 76 Pengujian plastisitas untuk batas
batas plastis T 90 PB 0110 76 cair dan Indeks Plastisitas
Bagian halus yang plastis Pengujian Ekivalensi pasir untuk
di dalam agregat T 176 - menunjukkan perbandingan
bergradasi dan tanah bagian halus dan lembung
Hubungan kelembaban T 99 PB 0111 76 Ujian standar proctor
kepadatan menggunakan palu 2,5 kilogram
California Bearing Ratio T 193 PB 0113 76 Menentukan nilai dukungan
(dipendam) tanah dan agregat
Berat jenis dan T 85 PB 0103 76 Menentukan penyerapan air oleh
penyerapan agregat kasar agregat kelas B saja
Ketahanan agregat kasar Pengujian untuk agregat < 37,5
terhadap abrasi T 96 PB 0206 - 76 mm, menggunakan mesin Los
Angeles (500 putaran)

( 3 ) Pengendalian Lapangan

Pengujian-pengujian pengendalian lapangan berikut ini harus dilakukan untuk memenuhi


persyaratan Spesifikasi. Membuat lubang uji dan pengisian kembali dengan bahan lapis
pondasi atas dipadatkan dengan baik, harus dilaksanakan oleh kontraktor di bawah
pengawasan Direksi Teknik.

Tabel 5.2.6 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

a. Ketebalan dan keseragaman lapis pondasi Pemeriksaan Visual setiap hari & pengukuran
atas ketebalan harus dilakukan untuk setiap 200 m
panjang lapis pondasi yang terpasang

b. i. Test pemadatan lapis pondasi atas Test kepadatan di tempat, untuk menentukan
(dengan cara kerucut pasir) tingkat kepadatan yang dibandingkan dengan
AASHTO T 191 test laboratorium untuk hubungan lelembaban
PB 0403 - 76 kepadatan. Dilaksanakan untuk setiap 200 m
panjang jalan.

ii. Test pemadatan dengan penggilasan Pemeriksaa visual setiap hari dan pengujian
percobaan (di mana test kepadatan dilakukan untuk setiap 200 m panjang lapis
kerucut pasir tidak dapat dilakukan) pondasi atas yang terpasang (menggunakan
mesin gilas berat)

Buku 3 5 - 13
Spesifikasi Teknis
5.2. 5 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Kontraktor harus membiayai semua pembayaran untuk setiap pungutan dan
kompensasi lainnya dalam memperoleh dan pengambilan bahan yang harus digunakan
untuk Agregat Lapis Pondasi Atas. Di bawah keadaan apapun Pemberi Tugas (Pemilik
Proyek) harus bebas dari setiap kewajiban pembayaran, terkecuali hal-hal yang sudah
termasuk dalam Daftra Penawaran.

(2) Jumlah yang harus dibayar merupakan jumlah meter kubik Lapis Pondasi Atas yang
terpasang yang sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Teknik, sudah dipadatkan dan diterima oleh Direksi
Teknik.
Perhitungan volume Lapis Pondasi Atas harus atas dasar ketebalan dan lebar lapis
pondasi yang diminta, sebagaimana terlihat pada Gambar Rencana, atau yang
disesuaikan oleh Perintah Perubahan, dikalikan dengan panjang terpasang
sebenarnya dan disetujui oleh Direksi Teknik.

Setiap penyimpangan bentuk dan ketebalan lapis pondasi atas tidak boleh melebihi
toleransi ukuran yang ditetapkan di bawah Sub Bab 5.2.1 (2).

5.2. 6 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana disediakan di atas akan dibayar per satuan
pengukuran pada harga-harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item-item
pembayaran yang diberikan di bawah, yang harga dan pembayaran tersebut akan merupakan
kompensasi penuh bagi semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam
menyelesaikan lapis pondasi atas yang diminta, sebagaimana diuraikan dalam bagian ini.

Nomor item
URAIAN Satuan Pengukuran
pembayaran

5.2.1 Agregat Lapis Pondasi Atas Kelas A Meter Kubik

5.2.2 Lapis Pondasi Atas


Makadam Ikat Basah Kelas B Meter Kubik

Buku 3 5 - 14
Spesifikasi Teknis
BAGIAN 6
LAPIS PERMUKAAN PERKERASAN

Bab 6. 5 LAPIS PERMUKAAN PENETRASI MACADAM ( LAPEN )

6.5. 1 Umum ........................................................................................ 6 - 1


6.5. 2 Bahan-bahan .............................................................................. 6 - 2
6.5. 3 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................... 6 - 4
6.5. 4 Pengendalian Mutu .................................................................... 6 - 8
6.5. 5 Cara Pengukuran Pekerjaan ....................................................... 6 - 9
6.5. 6 Dasar Pembayaran ..................................................................... 6 - 10

Bab 6. 8 ASPAL BETON ( AC )

6.8. 1 Umum ........................................................................................ 6 - 11


6.8. 2 Bahan-bahan .............................................................................. 6 - 12
6.8. 3 Persyaratan Campuran ............................................................... 6 - 14
6.8. 4 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................... 6 - 15
6.8. 5 Pengendalian Mutu .................................................................... 6 - 19
6.8. 6 Cara Pengukuran Pekerjaan ....................................................... 6 - 21
6.8. 7 Dasar Pembayaran ..................................................................... 6 - 22

Bab 6. 9 LASBUTAG

6.9. 1 Umum ........................................................................................ 6 - 23


6.9. 2 Bahan-bahan .............................................................................. 6 - 24
6.9. 3 Campuran Rencana .................................................................... 6 - 26
6.9. 4 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................... 6 - 28
6.9. 5 Pengendalian Mutu .................................................................... 6 - 33
6.9. 6 Cara Pengukuran Pekerjaan ....................................................... 6 - 35
6.9. 7 Dasar Pembayaran ..................................................................... 6 - 37

Buku 3
Spesifikasi Teknis
BAGIAN 6
LAPIS PERMUKAAN PERKERASAN

BAB 6.5 LAPIS PERMUKAAN PENETRASI MACADAM (LAPEN)

6.5.1. Umum

( 1 ) Uraian

Lapis permukaan Penetrasi Macadam terdiri dari pembangunan di atas lapis pondasi atas atau
permukaan dengan penutup yang ada yang sebelumnya sudah disiapkan, satu lapisan permukaan
perkerasan yang tebalnya antara 5-7 cm dari penetrasi batu pecah yang bersih dengan pemakaian
aspal pengikat panas. Biasanya untuk pekerjaan jalan kabupaten akan diperlukan lapis
permukaan tebal 5 cm dengan lapisan penutup aspal.

( 2 ) Toleransi Umum

a. Tebal rata-rata yang sebenarnya dipasang harus sama dengan atau tebih tebal dari tebal
nominal rencana. Dalam beberapa contoh, Direksi Teknik atas keputusannya sendiri
dapat menyetujui atau menerima ketebalan rata-rata yang lebih tipis dari tebal nominal
rencana, asalkan penetrasi macadam terpasang pada ketebalan baru yang keras dalam
semua arah. Tidak ada satu titikpun akan memiliki tebal lapis padat yang lebih dari 5
mm di bawah tebal nominal rencana.

b. Permukaan akhir harus mematuhi garis, ketinggian dan penampang melintang tipikal
sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar Rencana atau yang disetujui Direksi Teknik.
Bila diuji dengan satu mal dan batang lurus, permukaan akhir tidak boleh
menunjukkan variasi (perbedaan-perbedaan) terhadap permukaan akhir yang
diperlukan lebih besar dari 6 mm untuk panjang 3 meter.

( 3 ) Contoh Bahan

Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan kepada Direksi Teknik paling sedikit 14 hari
sebelum pekerjaan dimulai, yang diusulkan digunakan dalam pekerjaan, beserta data-data berikut
:

a. Sertifikat pabrik pembuatan mengenai bahan pengikat aspal bersama dengan data uji
menunjukkan kesssuaian dengan persyaratan kualitas spesifikasi ini yang diberikan
dalam Sub bab 6.1.2.

b. Rincian sumber pengadaan dan cara produksi agregat yang harus digunakan beserta
hasil-hasil pengujian yang menunujukkan kesesuaian dengan persyaratan kualitas dan
gradasi Spesifikasi ini yang diberikan dalam Sub bab 6.1.2.

( 4 ) Pembatasan Cuaca

Campuran beraspal hanya akan dipasang bilamana permukaan agregat kering, hujan tidak
menghantui dan bila dasar jalan yang disiapkan dalam kondisi yang memuaskan. Penyemprotan
akan diizinkan pada waktu yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

( 5 ) Syarat-Syarat pekerjaan dan Pengendalian Lalu Lintas

a. Tidak boleh ada bahan aspal dibuang ke dalam saluran tepi, parit atau jalan air.

b. Permukaan bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik di sekitar pekerjaan jalan


harus dilindungi dari setiap kerusakan yang diakibatkan oleh pekerjaan penyemprotan
aspal.
Buku 3 6-1
Spesifikasi Teknis
c. Kontraktor harus melengkapi dan memelihara di lapangan pekerjaan bilamana aspal
sedang dipanaskan, perlengkapan pengendalian dan mencegah kebakaran, dan juga
persediaan dan sarana pertolongan pertama.

d. Pengendalian lalu lintas harus dilakukan kontraktor yang sesuai dengan Syarat-syarat
Umum Kontrak, serta atas persetujuan Direksi Teknik.

e. Harus dibuatkan penyediaan untuk melaksanakan pekerjaan dengan separuh lebar jalan,
kecuali satu jalan pengalian disediakan dengan mendapat persetujuan Direksi Teknik.

f. Tidak boleh ada lalu lintas yang diizinkan di atas permukaan jalan yang baru diselesaikan
sampai permukaan penetrasi macadam dipadatkan penuh dan dilapis tutup hingga
memuaskan Direksi Teknik. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua akibat
(konsekwensi) lalu lintas yang diizikan lewat, sementara pekerjaan jalan sedang
berlangsung.

( 6 ) Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan

Lapisan akhir permukaan harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan Spesifikasi ini dan
disetujui oleh Direksi Teknik. Perbaikan penetrasi makadam yang tidak memuaskan harus atas
perintah Direksi Teknik, dan dapat meliputi pembuangan dan penggantian dengan penetrasi
macadam baru, menambahkan lapisan tambahan atau suatu kelengkapan lain yang oleh Direksi
Teknik dianggap perlu untuk memberikan penyelesaian yang memuaskan.

6.5.2. Bahan-Bahan

( 1 ) Agregat

a. Agregat terdiri dari batu pecah berupa agregat kasar, agregat kunci dan agregat penutup,
yang bersih, keras dengan kualitas seragam dan bebas dari kotoran, lempung, bahan-bahan
tumbuh-tumbuhan atau bahan lainnya yang harus dibuang.

b. Batas Perbedaan Agregat

i Agregat kasar berupa lapisan utama yang berada dalam batas-batas ukuran nominal
2,5 cm 6,25 cm, yang tergantung kepada ketebalan lapisan dengan ukuran
maksimum kurang lebih 2/3 tebal rencana.
ii Agregat kunci untuk lapisan utama (pokok) harus lolos saringan 25 mm tetapi tidak
boleh lebih dari 5% akan lolos dari saringan 9,5 mm.

iii Bila disediakan dalam Daftar Penawaran, satu lapisan penutup aspal harus diletakkan
di atas permukaan Penetrasi Macadam menggunakan agregat ukuran tunggal nominal
12,5 mm sebagaimana ditetapkan dalam bab 6.3 Spesifikasi ini.

c. Gradasi Agregat

Gradasi agregat bersama dengan tebal yang terpakai ditunjukkan dalam Tabel 6.5.1.

Buku 3 6-2
Spesifikasi Teknis
TABEL 6.5.1 GRADASI AGREGAT UNTUK LAPIS PERMUKAAN PENETRASI MACADAM

UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS


mm Tebal lapisan 5,5 7 cm Tebal lapisan 4 5 cm

Agregat Pokok
62,5 100 -
50 95 100 100
40 35 70 95 100
25 0 15 -
19 05 05
Agregat Kunci
25 100 100
19 95 100 95 100
9,5 0-5 0-5

Lapis Penutup
12,5 100
9,5 85 100
4,75 10 30
2,35 0 10

d. Syarat-Syarat Kualitas untuk Agregat

Agregat yang digunakan untuk Lapis Permukaan Penetrasi Macadam harus mematuhi syarat-syarat
kualitas yang diberikan pada Tabel 6.5.2.

TABEL 6.5.2 SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT POKOK

U R A I A N BATAS TEST

Kehilangan berat karena abrasi (500 putaran) Maksimum 40 %

Indeks serpihan (British Standart Test) Maksimum 25 %

Penahanan aspal setelah pelapisan dan pengelupasan Minimum 95 %

Catatatan : Syarat kualitas untuk agregat penutup harus sesuai dengan Bab 6.3 Tabel 6.3.3.

( 2 ) Bahan Pengikat Beraspal

a. Aspal yang digunakan harus aspal semen gradasi kekentalan atau aspal keras yang
diencerkan (cutr back), jika diminta demikian untuk Kontraktor khusus dan digunakan
menurut perintah Direksi Teknik.

i Aspal semen = (AASHTO M226-Tabel 2)


AC 10 (Ekivalen dengan Pen 80/100)
AC 20 (Ekivalen dengan Pen 60/70)

ii Aspal Keras yang diencerkan (Cut Back)


AC 10 } Diencerkan dengan kerosin untuk memenuhi persyaratan
AC 20 } tabel 6.5.3 di bawah :

Buku 3 6-3
Spesifikasi Teknis
TABEL 6.5.3 RENCANA BAHAN PENGIKAT UNTUK ASPAL CUT BACK

PERBANDINGAN KEROSIN TERHADAP MAKSIMUM


SUHU UDARA 100 BAG. ASPAL SEMEN SUHU
TERLINDUNGI
AC 10 AC 20 PENYEMPROTAN
C
(80 /100) (60 /70) C

20 11 13 140
25 7 9 155
30 3 5 165
35 0 2 180

b. Aspal emulsi dapat digunakan sebagai alternatif terhadap aspal cut back, tergantung
kepada persetujuan Direksi Teknik atas sumber pengadaan dan kualitas, dan harus mutu
CRS 1 dan CRS 2 cationic, mematuhi Spesifikasi AASHTO M208.

6.5.3. Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Peralatan Pelaksanaan

a. Jenis alat dan methode pengoperasian harus sesuai dengan Daftar Unit Produksi dan
Peralatan serta Program Kerja yang disetujui dan menurut petunjuk selanjutnya oleh
Direksi Teknik.

b. Pada umumnya akan dipilih jenis peralatan berikut

- Distributor / penyemprot aspal bertekanan


- Alat untuk pemanasan aspal
- Mesin gilas, termasuk . Tandem 6 8 ton
. Roda baja rata 6 8 ton
. Ban pneumatic 10 12 ton
- Sejumlah Dump truk yang cukup, lebih baik beserta loader
- Tangki Air (jika musim kemarau)
- Sapu, garu, gerobak dorongan, semua untuk pekerjaan manual.

( 2 ) Volume Bahan yang digunakan

Tingkat perkiraan pemakaian dan volume bahan-bahan per meter persegi luas permukaan untuk
lapisan penetrasi macadam diberikan dalam Tabel 6.5.4 berikut. Tingkat pemakaian ini
berdasarkan berbagai keperluan tebal lapisan. Ketebalan sebenarnya serta tingkat pemakaian
akhir harus sesuai dengan Daftar penawaran dan sebagaimana ditentukan oleh Direksi Teknik.

Buku 3 6-4
Spesifikasi Teknis
TABEL 6.5.4 TINGKAT PENGGUNAAN PENETRASI MACADAM

TINGKAT PENABURAN TINGKAT


TEBAL PENGGUNAAN TINGKAT
AGREGAT KASAR Kg/m2 PENGGUNAAN PENABURAN
TOTAL ASPAL PENABURAN
ASPAL KEDUA AGREGAT
LAPEN PERTAMA AGREGAT
( 50 mm ) ( 62,5 mm ) Kg/m2 PENUTUP
(cm) Kg/m2 KUNCI Kg/m2
Kg/m2
4 64 (25) - 2,0 25 1,5 14
4,5 72 (22) - 2,3 25 1,5 14
5 80 (20) - 2,5 25 1,5 14
5,5 - 99 (18) 4,0 25 1,5 14
6 - 108 (17) 4,4 25 1,5 14
6,5 - 117 (15) 4,8 25 1,5 14
7 - 126 (14) 5,2 25 1,5 14

Catatan : (1) Berat agregat lepas diambil sebagai :


50 mm ukuran maksimum nominal = 1600 kg/m3
62,5 mm ukuran maksimum nominal = 1800 kg/m3
(2) Tingkat penaburan ekivalen dalam m2/m3 ditunjukkan sebagai ( )
(3) Untuk pekerjaan jalan kabupaten tebal minimum adalah 5 cm

( 3 ) Penyiapan Lapangan

Penetrasi Macadam akan dipasang di atas pondasi yang telah dibangun sebelumnya atau di atas
permukaan dengan lapis penutup yang ada. Penyiapan akan meliputi :

a. Bila dipasang di atas pondasi jalan, pondasi tersebut harus memiliki bentuk dan profil tepat
benar dengan potongan melintang rencana, dan dipadatkan benar sampai disetujui oleh
Direksi Teknik.

b. Pondasi jalan harus juga ditutup dengan lapis aspal resap pelekat pada satu tingkat
pemakaian 0,6 ltr/m2 (lihat Sub Bab 6.2.3 Spesifikasi ini).

c. Bila diletakkan di atas permukaan dengan lapis penutup yang ada (permukaan aspal lama),
permukaan tersebut harus dilapisi aspal pelekat pada satu tingkat pemakaian tidak melebihi
0,5 ltr/m2 (lihat Sub Bab 6.2.3 Spesifikasi ini).

d. Permukaan perkerasan harus kering dan bebas dari batu-batu lepas atau suatu bahan lain
yang harus dibuang.

e. Sebelum pemasangan, agregat kasar dan agregat kunci harus ditumpuk secara terpisah di
lapangan untuk mencegah pencampuran dan harus selalu bersih.
( 4 ) Penaburan dan Pemadatan

a. Penaburan Agregat Kasar dalam Lapisan Pokok


i Agregat kasar akan ditaburkan dengan tangan atau dengan mesin dan dipadatkan
sampai kedalaman yang seragam hingga mencapai garis, profil dan kemiringan yang
dikehendaki. Sebuah mal pengujian menurut kemiringan melintang rencana perkerasan
selesai, harus digunakan untuk memperoleh keseragaman permukaan akhir.
ii Penaburan tidak boleh dilakukan lebih lanjut melebihi dari operasi penggilasan dan
penebaran panjang yang dapat diselesaikan dalam rata-rata satu hari bekerja. Agregat
segregasi atau agregat bercampur dengan tanah atau bahan asing lainnya, harus
disingkirkan dan diganti dengan agregat bergradasi yang baik.

Buku 3 6-5
Spesifikasi Teknis
b. Penggilasan dan Pemadatan Lapisan Pokok
i Lapisan agregat kasar pokok harus digilas kering dengan mesin gilas roda baja 6 8
ton sampai terpadatkan seluruhnya. Penggilasan awal akan dimulai dari sebelah
pinggir, melapis tindih bahu jalan selebar paling sedikit 30 cm, dan akan berlangsung
menuju ke tengah perkerasan. Pinggiran roda mesin gilas akan melapis tindih
hamparan sebelumnya dengan sekitar sepertiga lebar roda.
ii Setelah penggilasan awal, permukaan tersebut harus diperiksa dengan mal punggung
dan batang lurus 3 meter, dan harus mematuhi toleransi ukuran yang ditetapkan pada
Sub Bab 6.5.1 (2) dengan cadangan diberikan untuk kebutuhan pemadatan berikutnya.
Semua ketidak rataan permukaan yang melebihi batas di atas harus dibetulkan dengan
membuang atau menambah agregat seperlunya.
iii Penggilasan akan berhenti sebelum rongga-rongga dalam agregat tertutup sedemikian
jauh sehingga mencegah penetrasi yang bebas dan merata dari aspal dan agregat kunci.

c. Pemakaian Bahan Aspal (Sebelum Agregat Kunci)

i Setelah agregat kasar digilas dan diperiksa, bahan pengikat aspal akan disemprotkan
pada satu suhu yang cocok kepada jenis dan mutu bahan pengikat aspal sebagaimana
ditetapkan dalam item (ii) dibawah. Tingkat pemakaian harus sesuai dengan Tabel
6.5.4 atau sebagaimana ditentukan lain oleh Direksi Teknik.

ii Suhu pemanasan dan penyemprotan yang diperlukan untuk bahan pengikat aspal harus
berada dalam batas-batas berikut :

- Aspal Keras :
AC 10 (Pen 80/100) : Batas beda 125o C 180o C
AC 20 (Pen 60/70) : Batas beda 135o C 185o C
- Aspal Cair (Cut Back)
MC 800 : Batas beda 77o C 115o C
MC 300 : Batas beda 60o C 100o C

Aspal Cair (cut back) dilapangan, harus sesuai dengan persyaratan yang diberikan
pada Tabel 6.3.4.

iii Setiap bahan pengikat aspal yang telah dipanaskan sampai suhu penyemprotan lebih
dari 10 jam atau telah dipanaskan sampai satu panas yang melebihi suhu maksimum
yang diberikan dalam item c. ii, di atas, harus ditolak, kecuali Direksi Teknik
menentukan bahwa bahan pengikat aspal tersebut masih mematuhi kekentalan yang
diperlukan.

iv Sebelum menyemprotkan bahan pengikat aspal, bahan agregat harus kering sampai
seluruh kedalamannya.

v Bahan aspal akan disemprotkan secara lebih baik dengan distributor bertekanan merata
ke atas permukaan pada tingkat yang sudah ditetapkan. Di atas luas yang kecil, dimana
pemakaian batang penyemprot dengan slang tangan. Sebuah ceret curah hanya dapat
digunakan bilamana diberikan persetujuan oleh Direksi Teknik.

vi Apapun persyaratan 6.5.3 (4) c.1. di atas, bilamana digunakan penyemprot aspal, aspal
tersebut harus diterapkan pada temperatur yang diperlukan untuk menghasilkan
kekentalan penyemprotan koreksi.

Buku 3 6-6
Spesifikasi Teknis
d. Penggunaan Agregat Kunci

i Secepatnya setelah pemakaian aspal, agregat kunci akan ditaburkan merata di atas
permukaan dengan alat mesin penabur atau cara manual yang disetujui, digilas,
dibersihkan dengan sapu seret untuk menjamin distribusi yang merata dan digilas lagi.
Agregat kunci ekstra akan ditambahkan dengan tangan, dimana diperlukan, serta
penggilasan dan pembersihan akan berlanjut sehingga agregat tersebut tertanam
dengan baik. Setiap batu lebihan harus disingkirkan dengan disapu.

e. Penggunaan Bahan Aspal (Setelah Agregat Kunci)

Setelah agregat kunci selesai digilas dan diperiksa, bahan aspal harus diterapkan sesuai
yang ditentukan dalam Sub Bab 6.3.3. (4) c. di atas.

f. Penggunaan Agregat Penutup

Secepatnya setelah pemakaian aspal, agregat kunci akan ditaburkan merata di atas
permukaan dengan alat mesin penabur atau cara manual yang disetujui, digilas,
dibersihkan dengan sapu seret untuk menjamin distribusi yang merata dan digilas lagi.
Agregat kunci ekstra akan ditambahkan dengan tangan, dimana diperlukan, serta
penggilasan dan pembersihan akan berlanjut sehingga agregat tersebut tertanam dengan
baik. Setiap batu lebihan harus disingkirkan dengan disapu.

g. Sambungan-Sambungan

Sambungan memanjang dan melintang harus diakhiri dengan potongan tegak serta digaruk
kembali secukupnya bila diperlukan untuk lapis tindih. Bilamana permukaan baru
perbatasan dengan permukaan lama, permukaan jalan lama harus dipotong lagi membentuk
permukaan tegak, semua sambungan harus dengan hati-hati diperiksa untuk disetujui.

h. Tebal Lapisan dan Permukaan Selesai

i Tebal terpadatkan lapisan permukaan penetrasi macadam tidak boleh kurang dari yang
telah ditetapkan berada dalam toleransi seperti diuraikan dalam Sub Bab 6.5.1.
Pemeriksaan ketebalan penetrasi macadam harus seperti yang diperintahkan oleh
Direksi Teknik.

ii Pada setiap tahap pemadatan, kehalusan permukaan harus dipelihara. Harus


ditambahkan bahan-bahan pada setiap tempat dimana ada bagian ambles.

6.5.4. Pengendalian Mutu

( 1 ) Test Laboratorium

Agregat dan bahan pengikat aspal harus diuji mengenai syarat kualitas pada sumber pengadaan,
yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi ini dan untuk memenuhi test laboratorium yang
diberikan pada Tabel 6.5.5. Sertifikat pabrik pembuat serta data uji harus dilengkapi untuk
mendapatkan persetujuan Direksi Teknik, dan pengujian lebih lanjut harus dilaksanakan jika
diminta demikian oleh Direksi Teknik.

Buku 3 6-7
Spesifikasi Teknis
TABEL. 6.5.5 TEST LABORATORIUM PENETRASI MACADAM
RUJUKAN TEST
U R A I A N
AASHTO BINA MARGA
T 27 PB 0201-76 Analisa saringan agregat kasar dan halus
Ketahanan terhadap abrasi, agregat kasar ukuran kecil,
T 96 PB 0206-76
menggunakan mesin Los Angeles
BS 812 - Indeks serpihan (British Standart Test)
T 182 PB 0205-76 Pelapisan dan Pengelupasan Campuran Agregat Aspal
M 226 - Standart spesifikasi untuk aspal semen gradasi kekentalan
M 201 PA 0308-76 Kekentalan Kinematis Aspal
T 53 PA 0302-76 Titik Leleh aspal (Test Cincin dan Bola)
T 49 PA 0301-76 Penetrasi Bahan-Bahan Aspal
T 59 - Pengujian Aspal Emulsi

( 2 ) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan,
kecuali diperintahkan oleh Direksi Teknik.

TABEL 6.5.5 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN P R O S E D U R

a. Agregat
i. Analisa saringan agregat kasar Menentukan gradasi agregat untuk memenuhi Tabel 6.5.1.
dan agregat kunci. Satu test per 300 m3 tumpukan agregat.
ii. Kehilangan berat karena abrasi
Test harus dilaksanakan jika diminta demikian oleh Direksi
iii. Keserpihan
Teknik, atas dasar pemeriksaan visual kualitas bahan dan
iv. Pelapisan dan penge-lupasan
ukuran proyek
aspal
b. Bahan Pengikat Aspal
i. Temperatur Pengendalian suhu aspal yang dipanaskan diperiksa setiap
hari untuk setiap pemakaian. Batas-batas temperatur harus
patuh kepada yang ditetapkan pada Sub Bab 6.5.3 (4)
ii. Pencampuran Bila menggunakan aspal cair, pencampuran aspal semen
dengan pengencer (kerosin) harus dilaksanakan di bawah
pengendalian Direksi Teknik atau Inspektur Pekerjaan

c. Penangan Umum
i. Tingkat penaburan agregat Harus diperiksa dan diukur setiap hari
ii. Tingkat pemakaian bahan
pengikat aspal Harus diukur setiap hari untuk setiap pemakaian

iii. Kualitas Pemeriksaan setiap hari pekerjaan terselesaikan, untuk


pengendalian kualitas, keseragaman dan pemadatan

iv. Ketebalan Lapis Permukaan Tebal terpasang lapis permukaan penetrasi macadam harus
dipantau dengan pengeboran inti perkerasan atau cara lain
yang diminta Direksi Teknik.
Pengambilan inti tersebut dilakukan oleh Kontraktor di
bawah pengawasan Direksi Teknik pada suatu titik uji yang
diperintahkan.

Buku 3 6-8
Spesifikasi Teknis
6.5.5. Cara Pengukuran Pekerjaan

( 1 ) Volume lapis permukaan penetrasi macadam yang harus diukur untuk pembayaran harus
ditentukan dalam meter persegi berdasarkan hasil perkalian lebar rata-rata (diukur dan
disetujui bersama antara Direksi Teknik dan Kontraktor, dengan pengukuran lebar rata-rata
setiap 50 meter) kali panjang, sepanjang sumbu jalan, yang disetujui dan diterima oleh
Direksi Teknik.

( 2 ) Bila lapis aspal resap pelekat atau lapis pelekat dipasang, sesuai dengan persyaratan
kontrak khusus dan Daftar Penawaran, lapis aspal resap pelekat atau lapis pelekat tersebut
harus diukur dalam liter dan dibayar di bawah item pembayaran 6.2.1 atau 6.2.2
Spesifikasi ini.

( 3 ) Bilamana perbaikan-perbaikan lapis permukaan yang tidak memuaskan telah diminta


sesuai dengan Sub Bab 6.5.2 (6) Spesifikasi ini, tidak ada tambahan pembayaran yang akan
dibuat untuk pekerjaan ekstra atau volume yang diperlukan oleh berbaikan-perbaikan
tersebut.

( 4 ) Tidak ada pengukuran atau pembayaran tambahan akan dibuat untuk penyiapan lapangan
atau pengujian bahan-bahan yang diperlukan di bawah Spesifikasi ini, dan semua
pekerjaan tersebut akan dianggap telah dimasukkan dalam item pembayaran untuk Lapis
Permukaan Penetrasi Macadam.

6.5.6. Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar persatuan pengukuran pada
harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran bagi item pembayaran yang diberikan di
bawah, yang mana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk semua
pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam penyelesaian Lapis Permukaan Penetrasi
Macadam sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam Bab ini.

Nomor Item
URAIAN Satuan Pengukuran
Pembayaran

6.5.1 Lapis Permukaan Penetrasi Macadam Meter persegi

Buku 3 6-9
Spesifikasi Teknis
BAB 6.8 ASPAL BETON ( AC )

6.8.1 Umum

( 1 ) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan suatu lapis aus permukaan tahan lama dan padat dari
campuran aspal dikenal sebagai Aspal Beton (sama dengan LASTON), tersusun dari sejumlah
agregat tertentu, filler dan aspal semen dihasilkan dari instalasi campuran pusat (CMP) dan
dipasang sesuai dengan Spesifikasi-spesifikasi ini dengan ketebalan 4 cm 5 cm atau seperti
yang diminta demikian dalam Daftar Penawaran. Campuran aspal beton tersebut akan dipasang
sebagai satu lapis permukaan baru di atas lapis pondasi atas yang dibentuk sebelumnya atau
sebagai satu lapis ulang di atas suatu perkerasan dengan lapis penutup yang ada, dan perlu
digunakan di atas jalan dengan lalu lintas berat serta kemiringan terjal.

( 2 ) Toleransi Ukuran

a. Tebal rata-rata terpasang harus sama dengan atau lebih tebal dari tebal nominal
rencana. Tidak ada satu titikpun akan memiliki ketebalan Aspal Beton padat kurang
dari 90% tebal rencana. Namun tebal rencana dapat disesuaikan dengan persyarat di
lapangan atas keputusan Direksi Teknik dan yang diberitahukan secara tertulis kepada
Kontraktor.

b. Variasi permukaan selesai Aspal Beton dari tingkat dan ketinggian yang ditentukan
tidak boleh melebihi 5 mm pada suatu titik bilamana diuji dengan satu mistar batang
lurus panjang 3,0 m.

( 3 ) Contoh Bahan

Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut kepada Direksi Teknik pada paling lambat sedikit
14 hari sebelum pekerjaan dimulai :

a. Contoh bahan campuran aspal beserta rincian sumber pengadaan

b. Formula campuran pelaksanaan dan data uji pendukung yang diperoleh dari
laboratorium Instalasi Campur Pusat (CMP) yang menunjukkan kesesuaian dengan
persyaratan mutu Spesifikasi ini.

( 4 ) Pembatasan Cuaca

Aspal Beton akan dipasang hanya di bawah kondisi cuaca kering dan bilamana permukaan
perkerasan kering pula.

( 5 ) Pengendalian Lalu Lintas

a. Pengendalian lalu lintas akan dilaksanakan oleh kontraktor yang sesuai dengan syarat-
syarat umum kontrak dan disetujui oleh Direksi Teknik, serta dilakukan tindakan-
tindakan pencegahan untuk memberi petunjuk dan pengendalian lalu lintas selama
pelaksanaan pekerjaan.

b. Harus dibuat penyediaan untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan separuh
lebar perkerasan, kecuali disediakan satu pengalihan jalan yang sesuai sehingga
disetujui Direksi Teknik.

Buku 3 6 - 10
Spesifikasi Teknis
c. Tidak ada lalu lintas yang akan diizinkan di atas permukaan jalan yang baru selesai
sampai lapis permukaan aspal beton dipadatkan sepenuhnya sampai memuaskan
Direksi Teknik. Kecepatan lalu lintas di atas permukaan yang baru dipasang harus
dibatasi sampai 15 km/jam untuk paling sedikit selama 48 jam sesudah penyelesaian.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk semua akibat dari lalu lintas yang
diizinkan lewat, sementara pekerjaan jalan berlangsung.

( 6 ) Perbaikan-perbaikan Pekerjaan yang Tidak Memuaskan

Lapis permukaan selesai dari Aspal Beton harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan
Spesifikasi ini dan mendapat persetujuan Direksi Teknik. Luas lapis permukaan yang tidak
mematuhi dengan persyaratan persyaratan ini dan yang dianggap tidak memuaskan Direksi
Teknik harus diperbaiki dengan cara menyingkirkan dan mengganti, menambah lapisan tambah
dan/atau cara lain yang dipandang perlu oleh Direksi Teknik.

6.8.2 Bahan-Bahan

( 1 ) Persyaratan Umum

a. Semua bahan yang diperlukan untuk Aspal Beton akan didapat dari Dinas Pekerjaan
Umum Propinsi, Departeman Pekerjaan Umum (atas nama Kabupaten) dan dipasok
lansung ke CMP ( Instalasi Campur Pusat), kecuali DPUK membuat pengaturan
alternatif.

b. Tanggung jawab untuk menyetujui semua sumber pengadaan dan melaksanakan tes
laboratorium yang siperlukan yang berhubungan dengan campuran percobaan dan
pengendalian mutu produksi berada pada Ahli Teknik yang bertugas dan bertanggung
jawab di CMP ( Instalasi Campur Pusat).

c. Kualitas aspal beton harus memenuhi persyaratan Spesifikasi umum, Spesifikasi


Umum Bina Marga bulan maret 1989 (Buku 3 Bab 5.2).

( 2 ) Agregat

a. Agregat Kasar

Agregat Kasar terdiri dari batu atau kerikil pecah atau campuran yang sesuai dari batu
pecah dengan kerikil alami yang bersih. Gradasi agregat kasar harus sesuai dengan Tabel
6.8.1 berikut :

TABEL 6.8.1 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT KASAR UNTUK ASPAL BETON

UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS


mm ATAS BERAT

19.0 100
12.5 30 100
9.5 0 55
4.75 0 10
0.075 01

Buku 3 6 - 11
Spesifikasi Teknis
b. Agregat Halus

Agregat Halus terdiri dari pasir alam dan/atau batu tersaring dalam kombinasi yang cocok,
dan harus bersih serta bebas dari gumpalan lempung dan benda-benda lain yang harus
dibuang. Gradasi agregat halus tersebut harus sesuai dengan Tabel 6.8.2 berikut

TABEL 6.8.2 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT HALUS UNTUK ASPAL BETON

UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS


mm ATAS BERAT

9.5 100
4.75 90 100
2.36 80 100
0.60 25 100
0.075 2 11

c. Filler

Bahan filler terdiri dari debu batu sabak atau semen serta harus bebas dari suatu benda
yang harus dibuang. Ia berisi ukuran partikel yang 100% lolos saringan 0,60 mm dan tidak
kurang dari 75% atas berat partikel yang lolos saringan 0,075 (saringan basah).

d. Syarat-Syarat Kualitas Agregat Kasar

Agregat kasar yang digunakan untuk Aspal Beton harus mematuhi syarat kualitas yang
diberikan pada tabel 6.8.3 di bawah.

TABEL. 6.8.3 SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT KASAR

U R A I A N BATAS TEST

Kehilangan berat karena Abrasi Maksimum 40 %


( 500 putaran )

Penahanan aspal sesudah pelapisan dan Minimum 95 %


pengelupasan

( 3 ) Bahan Aspal

a. Bahan aspal harus AC-10 aspal semen gradasi kekentalan (kurang lebih ekivalen kepada
Pen 80/100) memenuhi persyaratan AASHTO M 226 Tabel 2.

b. Suatu bahan menyatu (adhesive) dan anti pengelupasan akan ditambahkan kepada bahan
aspal, jika diminta demikian oleh Direksi Teknik yang bertugas dan bertanggung jawab
pada CMP ( Instalasi Campur Pusat). Bahan tambahan tersebut harus satu jenis yang
disetujui Direksi Teknik yang bertugas dan harus ditambahkan dan dicampur sesuai
dengan petunjuk Pabrik Pembuat.

6.8.3 Persyaratan Campuran

( 1 ) Komposisi Campuran

a. Campuran aspal tersebut terdiri dari agregat, filler mineral dan bahan aspal. Komposisi
rencana campuran berada dalam batas-batas rencana yang diberikan pada Tabel 6.8.4.

Buku 3 6 - 12
Spesifikasi Teknis
TABEL 6.8.4 KOMPOSISI CAMPURAN

PERSENTASI ATAS BERAT TOTAL


FRAKSI RENCANA CAMPURAN
CAMPURAN PANAS
Fraksi agregat kasar 30 50
( > 2.36 mm )
Fraksi agregat halus 39 59
(2.36 mm 0.075 mm)
Fraksi filler 4.5 7.5

KANDUNGAN ASPAL ( % total campuran atas volume )

Kandungan aspal effektif - Minimum 6.2


Kandungan aspal diserap - Maksimum 1.7
Total kandungan aspal sebenarnya - Minimum 6.7
Tebal Film aspal - Minimum 8 micron

b. Perbandingan campuran final dan formula campuran pelaksanaan harus ditentukan oleh
pengujian laboratorium yang dilaksanakan oleh laboratorium CMP dan Campuran rencana
sebenarnya harus diserahkan kepada Pimpinan Proyek DPUK yang sesuai dengan
persyaratan Spesifikasi pada Sub Bab 6.8.1 (3).

( 2 ) Sifat-sifat Campuran

Sifat-sifat campuran yang harus dipatuhi oleh CMP ( Instalasi Campur Pusat ) diberikan pada
Tabel 6.8.5 di bawah.

TABEL 6.8.5 PERSYARATAN SIFAT-SIFAT CAMPURAN

SIFAT-SIFAT CAMPURAN PENGUKURAN BATAS

- Kandungan rongga udara campuran padat % atas volume total 4%-6%


campuran
- Tebal film aspal
- Kuosien Marshall micron minimum 8
- Stabilitas Marshall KN/mm 1.8 5.0
- Stabilitas Marshall tertahan (rendaman 24 Kg 550 1250
jam) % stabilitas asli minimum 75 %

6.8.4 Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Peralatan Pelaksanaan

a. Jenis peralatan dan methode operasi harus sesuai dengan Daftar Peralatan dan Instalasi
Produksi yang telah disetujui dan menurut petunjuk lebih lanjut Direksi Teknik. Pada
umumnya peralatan yang harus dipilih untuk penyebaran dan penyelesaian harus paver
(perata) bertenaga mesin sendiri yang mampu bekerja sampai garis dan ketinggian yang
diperlukan dengan penyediaan untuk pamanasan, screeding dan sambungan perata
campuran aspal beton. Akan tetapi dimana satu paver (perata) tidak dapat diperoleh dan
tergantung kepada instruksi Direksi Teknik, pemasangan dan penyebaran dapat dilakukan
dengan tenaga kerja, menggunakan garukan, sekop dan gerobak dorong.

Buku 3 6 - 13
Spesifikasi Teknis
b. Jenis peralatan berikut ini akan dipilih untuk penyebaran, pemadatan dan penyelesaian.

i. Alat Pengangkutan
Sejumlah truk angkutan yang cukup harus disediakan untuk mengangkut campuran
aspal yang sesuai dengan program pekerjaan yang telah disetujui. Truk-truk tersebut
harus dilengkapi dengan dasar logam rata ketat, dibersihkan den yang sebelumnya
dilapisi minyak bakar.

ii. Peralatan untuk Penyebaran dan Penyelesaian


Bilamana diminta demikian di bawah Daftar Penawaran dan Daftar Unit Produksi,
peralatan untuk penyebaran dan penyelesaian harus satu paver (perata) bertenaga
mesin sendiri yang mampu bekerja sampai ke garis, tingkat dari penampang melintang
yang diperlukan dan dapat memenuhi persyaratan-persyaratan terhadap volume dan
penampilan kualitas.

iii. Peralatan Pemadatan


Untuk pemadatan lapis permukaan tersebut diperlukan peralatan sebagai berikut :
- Dua buah mesin gilas roda baja (mesin gilas tiga roda atau tandem 6 ton 10 ton
total berat)
- Sebuah mesin gilas ban bertekanan dengan ban dipompa mencapai tekanan 8,5
kg/cm2 (120 lbs/sq.in)dan dengan penyediaan untuk ballast dari 1500 kg 2500 kg
muatan per roda.

iv. Peralatan untuk Penyemprot Lapis Aspal Resap Pelekat atau Lapis Aspal Pelekat.
Sebuah distributor/penyemprot aspal bertekanan harus disediakan dengan penyediaan
untuk pemanas aspal.

( 2 ) Penyiapan Lapangan

a. Pemasangan di atas lapis Pondasi Atas

i. Bila memasang di atas pondasi jalan, pondasi tersebut bentuk dan profilnya harus
sama benar dengan yang diperlukan untuk penampang melintang rencana dan
dipadatkan sepenuhnya sampai mendapat persetujuan Direksi Teknik, yang sesuai
dengan persyaratan pemadatan di bawah Bab. 5.2.3. Pondasi tersebut harus disapu
bersih dari setiap benda yang lepas dan harus dibuang.

ii. Sebelum memasang aspal beton, pondasi jalan tersebut harus dilapisi dengan Lapis
Resap Pelekat pada satu tingkat pemakaian 0,5 ltr/m2 atau tingkat lainnya menurut
perintah Direksi Teknik (lihat Sub Bab 6.2.3. Spesifikasi ini).

b. Pemasangan di atas Satu Permukaan Aspal yang ada

i. Bilamana pemasangan tersebut sebagai satu lapis ulang terhadap satu permukaan aspal
yang ada, setiap kerusakan pada permukaan perkerasan yang ada, termasuk lubang-
lubang, bagian ambles, pinggiran hancur dan cacat permukaan lainnya harus
dibetulkan dan diperbaiki sampai disetujui Direksi Teknik.

ii. Sebelum pemasangan Aspal Beton, permukaan yang ada harus kering dan dibersihkan
dari semua batu lepas dan bahan lain yang harus dibuang, dan akan dilabur dengan
lapis Aspal Pelekat yang disemprotkan pada tingkat pemakaian tidak melebihi 0,5
ltr/m2 , kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

Buku 3 6 - 14
Spesifikasi Teknis
( 3 ) Penyebaran

a. Screed samping atau cetakan yang disetujui harus dipasang sepanjang perkerasan/bahu
jalan sampai garis dan ketinggian yang diperlukan.

b. Penyebaran dengan Mesin

i. Sebelum operasi pengerasan dimulai, screed paver harus dipanaskan dan campuran
aspal harus dimasukkan/dituang ke dalam paver pada satu temperatur di dalam batas-
batas antara 140o 110o C.

ii. Selama pengoperasian paver, campuran aspal tersebut harus disebarkan dan
diturunkan sampai ketingkat, ketinggian dan bentuk penampang melintang yang
diperlukan di atas seluruh lebar perkerasan yang sepantasnya.

iii. Paver tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan yang tidak menimbulkan retak-
retak pada permukaan, cabik-cabik atau sesuatu ketidak teraturan lainnya dalam
permukaan. Tingkat penyebaran harus sebagaimana yang disetujui oleh Direksi
Teknik memenuhi persyaratan tebal rencana.

iv. Jika suatu segregasi, penyobekan atau pencukilan permukaan akan terjadi, paver
tersebut harus dihentikan dan tidak boleh berjalan kembali sampai penyebabnya
ditemukan dan diperbaiki. Penambalan yang kasar atau bahan yang telah segregasi
harus dibuat betul dengan menyebarkan bahan halus (fines) serta digaruk dengan
baik. Akan tetapi penggarukan harus dihindari sejauh mungkin, dan partikel kasar
tidak boleh disebarkan di atas permukaan yang discreed.

v. Kepedulian harus diambil untuk mencegah campuran tersebut mengumpul dan


mendingin pada sisi hooper atau dimana saja pada paver.

vi. Bilamana jalan tersebut harus diperkeras separuh lebar pada satu waktu, pengerasan
separuh lebar pertama tidak boleh lebih dari 1 kilometer di depan pengerasan separuh
lebar jalan yang kedua.

c. Penyebaran dengan Tenaga Manusia

i. Harus disediakan tenaga kerja yang cukup untuk memungkinkan truk angkutan
dibongkar muatannya, serta campuran aspal panas tersebut disebarkan dengan
penundaan minimum. Bilamana truk-truk atap dasar digunakan untuk pengiriman,
campuran tersebut harus dibongkar muatanya dengan sekop dan dituangkan secara
tegak di atas lintasan jalan sedemikian sehingga menimbulkan segregasi sesedikit
mungkin. Tidak boleh ada coba-coba dilakukan untuk menyebar campuran tersebut
secara langsung dari truk.

ii. Campuran aspal tersebut harus disebarkan dengan sekop dan garuk yang digunakan
berpasangan untuk merapikan permukaan secara final. Papan punggung jalan atau
batang lurus akan digunakan untuk mengatur permukaan diantara papan screed.

iii. Dimana diperlukan untuk penyebaran dengan tangan, kedua papan pinggir dan papan
punggung jalan harus dipasang dan campuran aspal harus disebarkan, bekerja dari
papan pinggir menuju ke papan tengah, dan ke depan dari sambungan melintang.
Penyebaran harus dilaksanakan untuk menghasilkan satu permukaan yang seragam
tanpa segregasi. Bilamana terjadi segregasi, pertikel kasar harus disingkirkan dari
permukaan sebelum pemadatan dan dibuang. Tidak ada coba-coba yang akan
dilakukan yntuk mencampur kembali dengan tangan.

Buku 3 6 - 15
Spesifikasi Teknis
( 4 ) Pemadatan Lapis Aspal Beton

a. Pengendalian Suhu

i. Secepatnya setelah campuran tersebut telah disebarkan dan menurun, permukaan


tersebut harus diperiksa dan setiap kualitas tidak baik harus diperbaiki

ii. Suhu campuran lepas terpasang harus dipantau dan pengilasan akan dimulai ketika
suhu campuran tersebut turun di bawah 100o C dan harus diselesaikan sebelum suhu
turun di bawah 65o C.

iii. Pengilasan campuran tersebut akan terdiri dari operasi terpisah, bekerja sedekat
mungkin kepada urutan penggilasan berikut ini.

WAKTU SESUDAH SUHU PENGGILASAN


PENGHAMPARAN C

1. Tahap awal penggilasan 0 10 menit 110 100


2. Penggilasan kedua/antara 10 20 menit 100 80
3. Penggilasan akhir 20 45 menit 80 65

b. Prosedur Pemadatan

i. Tahap awal penggilasan dan penggilasan final akan dikerjakan semuanya dengan
mesin gilas roda baja. Penggilasan kedua atau penggilasan antara akan dilakukan
dengan sebuah mesin gilas ban pneumatic. Mesin gilas pemadatan akan beroperasi
dengan roda kemudi sedekat mungkin ke paver.

ii. Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas roda baja, dan
6 km/jam untuk mesin gilas roda ban pneumatic serta akan selalu cukup lambat untuk
menghindari penggeseran campuran panas. Garis penggilasan tidak boleh terlalu
berubah-ubah atau arah penggilasan berbalik secara tiba-tiba, yang akan menimbulkan
penggeseran campuran.

iii. Penggilasan kedua atau penggilasan antara mengikuti sedekat sepraktis mungkin di
belakang penggilasan pemadatan awal dan harus dilaksanakan sementara campuran
tersebut masih pada satu temperatur bahwa akan menghasilkan pemadatan maksimum.
Penggilasan akhir akan dikerjakan bilamana bahan tersebut masih dalam suatu kondisi
cukup dapat dikerjakan untuk membuang semua tanda bekas mesin gilas.

iv. Penggilasan akan mulai secara memanjang pada sambungan dan dari pinggiran
sebelah luar yang akan berlangsung sejajar dengan sumbu jalan menuju ke bagian
tengah perkerasan, kecuali pada lengkungan superelevasi, penggilasan akan mulai
pada sisi rendah yang bergerak maju menuju sisi tinggi. Lintasan berikutnya dari
mesin gilas akan bertumpang tindih pada paling sedikit paruh lebar mesin gilas dan
lintasan tidak boleh berhenti pada titik-titik di tempat satu meter dari titik ujung
lintasan-lintasan sebelumnya.

v. Bila menggilas sambungan memanjang, mesin gilas pemadat pertama-tama harue


bergerak di atas jalan yang sudah dilewati sebelumnya demikian sehingga tidak lebih
dari 15 cm roda kemudi jalan/lewat di atas pinggir perkerasan yang tidak terpadatkan.
Mesin gilas harus terus menerus sepanjang lajur ini mengeser posisinya sedeikit demi
sedikit menyilang sambungan tersebut dengan lintasan berikutnya, sampai diperoleh
satu sambungan yang dipadatkan rapih secara menyeluruh.

Buku 3 6 - 16
Spesifikasi Teknis
vi. Penggilasan akan bergerak maju secara terus menerus sebagaimana diperlukan untuk
mendapatkan pemadatan yang seragam selama waktu bahwasanya campuran tersebut
dalam kondisi dapat dikerjakan dan sampai semua tanda-tanda bekas mesin gilas dan
ketidak teraturan lainnya dihilangkan. Untuk mencegah menempelnya campuran pada
mesin gilas, roda-roda tersebut harus dijaga selalu basah tetapi air yang berlebihan
tidak diizinkan.

( 5 ) Penyelesaian

a. Alat berat atau mesin gilas tidak diizinkan berdiri di atas permukaan yang baru selesai
sampai permukaan tersebut mendingin secara menyeluruh dan matang.

b. Permukaan Aspal Beton sesudah pemadatan harus halus dan rata kepada punggung jalan
dan tingkat yang ditetapkan di dalam toleransi yang ditentukan. Setiap campuran yang
menjadi lepas-lepas dan hancur, bercampur dengan kotoran atau yang telah menjadi tidak
sempurna dalam setiap arah, harus dipadatkan segera untuk menyesuaikan dengan luas di
sekitarnya dan setiap luas yang menunjukkan suatu kelebihan atau kekurangan bahan aspal
atas instruksi Direksi Teknik akan disingkirkan dan diganti. Semua tempat tinggi,
sambungan tinggi, bagian ambles dan rongga-rongga udara harus diselesaikan
sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik.

c. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan akan diselesaikan, Kontraktor harus


memperbaiki pinggiran-pinggiran dalam garis secara rapih. Setiap bahan-bahan yang
berlebihan harus dipotong lurus setelah penggilasan final, dan dibuang oleh Kontraktor
sehingga disetujui Direksi Teknik.

( 6 ) Penyelesaian Sambungan

Tidak boleh ada campuran yang dipasang pada bahan ujung yang sudah digilas sebelumnya
kecuali ujung tersebut tegak atau telah dipotong kembali sampai satu permukaan tegak. Satu
penyiraman aspal yang digunakan untuk permukaan-permukaan kontak harus dipakai tepat
sebelum tambahan campuran dipasang terhadap bahan yang digilas sebelumnya.

6.8.5 Pengendalian Mutu

( 1 ) Test Laboratorium

a. Test laboratorium harus dilaksanakan oleh Tenaga Ahli yang bertugas dan bertanggung
jawab pada CMP ( Instalasi Campur Pusat ) yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi
Umum dan untuk memenuhi persyaratan Spesifikasi yang diberikan pada Tabel 6.7.5. Data
uji harus disediakan untuk Kontraktor dan Pimpinan Proyek jika perlu, dan pengujian lebih
lanjut harus dilaksanakan bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.

b. Untuk pengujian pengendalian mutu campuran, Kontraktor harus mendapatkan dan


menyediakan catatan-catatan pengujian untuk produksi setiap hari, meliputi analisa
saringan, pengendalian suhu, kepadatan/stabilitasi/aliran Marshall dan penyerapan aspal
oleh agregat. Ujian ini dicatat dalam Tabel 6.7.6.

Buku 3 6 - 17
Spesifikasi Teknis
TABEL 6.8.5 TEST LABORATORIUM ASPAL BETON

RUJUKAN TEST
T E S T BINA T I P E
AASHTO
MARGA
Ketahanan terhadap Abrasi Agregat Test Abrasi untuk Agregat < 19 mm.
kasar ukuran kecil dengan menggu- T 96 PB 0206-76
nakan mesin Los Angeles
Pelapisan & pengelupasan campuran Penahanan aspal sesudah pelapisan dan
T 182 PB 0205-76
agregat aspal pengelupasan
Ketahanan terhadap Aliran plastis Test Marshall untuk pemilihan gradasi
campuran aspal dengan mengguna- optimum dan kandungan aspal meliputi :
kan perkakas Marshall - Nilai stabilitas Marshall
T 245 PB 0201-76
- Nilai aliran Marshall
- Kuosien Marshall
- Kepadatan Marshall
Berat jenis maksimum campuran Untuk menentukan rongga udara dalam
perkerasan aspal T 209 - campuran dan penyerapan aspal oleh
agregat
Berat jenis menyeluruh campuran Menentukan berat padat Lapis Aspal
aspal padat T 166 - Beton Pondasi Atas dengan persentasi
berat Marshall
Pengaruh panas dan udara pada Menentukan tebal film effektif minimum
T 179 -
bahan aspal

( 2 ) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan kecuali
diperintahkan Direksi Teknik. Pemotongan lubang uji dan mengembalikan ke keadaan semula
dengan bahan Aspal Beton dipadatkan dengan baik harus dikerjakan oleh Kontraktor di bawah
pengawasan Direksi Teknik.

TABEL 6.8.7 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR


i. Test permukaan perkerasan untuk Permukaan harus diuji setiap hari dengan mal punggung dan
menyesuaikan dengan punggung jalan, batang lurus panjang 3 m setelah pemadatan awal dan pemadatan
tingkat dan kemiringan melintang. akhir.

ii. Pengujian kepadatan inti Aspal Beton Contoh inti harus diambil setiap panjang 200 m, kecuali
terpasang dan dipadatkan (AASHTO T diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Kepadatan campuran
166). yang sudah dikonsolidasi yang diuji tidak boleh kurang dari 95%
contoh bahan (spesimen) padat laboratorium.

iii. Ketebalan Lapisan Permukaan. Tebal aspal beton terpasang yang harus dipantau dengan inti
perkerasan atau cara lain yang diminta oleh Direksi Teknik. Inti
tersebut harus diambil oleh Kontraktor di bawah pengawasan
Direksi Teknik pada satu titik yang diperintahkan demikian.

iv. Kualitas Pemeriksaan setiap hari pekerjaan terselesaikan untuk


penggendalian mutu, keseragaman dan pemadatan.

Buku 3 6 - 18
Spesifikasi Teknis
6.8.6 Cara Pengukuran Pekerjaan

( 1 ) Produksi lapis Aspal beton harus diukur untuk pembayaran sebagai volume yang diukur
dalam ton campuran aspal yang dikirim ke lapangan dan dapat diterima Direksi Teknik.
Pengukuran akan berdasarkan pada jumlah tiket pengiriman muatan yang diterima dan
telah dihitung, dan disertai dengan data uji yang relevan mengenai campuran pelaksanaan.
Berat janis padat ATB akan diambil sebagai 2,25 ton/m3 terkecuali dinyatakan lain.

( 2 ) Volume Aspal Beton yang disebarkan dan dipadatkan akan diukur untuk pembayaran
sebagai jumlah meter persegi terpasang dan dapat diterima oleh Direksi Teknik, dihitung
sebagai panjang bagian perkerasan yang diukur pada garis sumbu dikalikan dengan lebar
rata-rata yang diukur dan disetujui bersama diantara Kontraktor dan Direksi Teknik.

( 3 ) Tebal aspal beton yang harus diukur untuk pembayaran adalah tebal rencana padat yang
telah ditetapkan atau sebagaimana diperintahkan Direksi Teknik secara tertulis. Dalam hal
bahwa tebal padat yang dipasang kurang dari tebal rencana, penyesuaian akan dilakukan
dengan menggunakan ukuran luas yang diperbaiki sama dengan :

Tebal diukur rata-rata sebenarnya


Luas diukur sebenarnya x
Tebal rencana

Tidak ada penyesuaian yang sama dari luas diukur akan dibuat untuk tebal yang dapat
diterima yang melebihi tebal tencana, kecuali penambahan tersebut telah diminta oleh
Direksi Teknik secara tertulis.

( 4 ) Bila lapis aspal resap pelekat atau lapis aspal pelekat dipasang yang sesuai dengan
persyaratan kontrak khusus dan Daftar Penawaran, lapis resap pelekat atau lapis aspal
pelekat tersebut akan diukur dalam liter dan dibayar di bawah item pembayaran 6.2.1 dan
6.2.2 Spesifikasi ini.

( 5 ) Bilamana aspal beton diletakkan di atas lapis pondasi atas, pekerjaan mempersiapkan dan
memelihara lapis pondasi atas tidak boleh diukur untuk pembayaran dan akan dimasukkan
dalam pekerjaan yang diperlukan untuk penyelesaian lapis pondasi atas tersebut yang
sesuai dengan persyaratan Spesifikasi Bab 5.2 atau 5.3.

( 6 ) Bila Aspal Beton dipasang di atas perkerasan aspal yang ada, pekerjaan yang diperlukan
untuk membuat betul permukaan termasuk perbaikan lubang-lubang, pinggiran hancur, dan
bagian-bagian yang ambles, tidak boleh diukur dan dibayar di bawah bab ini, tetapi akan
diukur dan dibayar sesuai dengan item-item pembayaran yang relevan di bawah Bab 9.1
Spesifikasi ini.

( 7 ) Bila perbaikan lapis perata yang tidak memuaskan telah diminta sesuai dengan Sub Bab
6.8.1 (6) Spesifikasi ini, tidak ada tambahan pembayaran akan dibuat untuk pekerjaan
ekstra atau volume yang diperlukan untuk perbaikan-perbaikan.

( 8 ) Tidak ada penambahan pengukuran atau pembayaran akan dibuat untuk pengujian bahan-
bahan yang diperlukan di bawah spesifikasi ini, dan semua pekerjaan demikian akan
dianggap sudah dimasukkan dalam item pembayaran untuk pemasangan lapis Aspal Beton.

Buku 3 6 - 19
Spesifikasi Teknis
6.8.7 Dasar pembayaran

Volume yang ditentukan seperti diberikan di atas akan dibayar per satuan pengukuran pada
harga-harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item-item pembayaran yang
diberikan di bawah, yang mana harga-harga dan pembayaran merupakan kompensasi penuh bagi
semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam menyelesaikan Lapis Aspal Beton
sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam bab ini.

Nomor Item Satuan


U R A I A N
Pembayaran Pengukuran

6.8.1 Produksi Aspal Beton Ton

6.8.2 Memasang Aspal Beton Meter persegi

Buku 3 6 - 20
Spesifikasi Teknis
BAB 6.9 LASBUTAG

6.9.1 Umum

( 1 ) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan satu campuran aspal bergradasi padat yang berisi aspal
batuan asli Asbuton, agregat dan peremaja khusus, yang dikenal sebagai LASBUTAG yang akan
dicampur dingin dalam drum campuran beton berputar dan dipasang sesuai dengan Spesifikasi
ini dengan tebal 3 cm atau sebagaimana dinyatakan lain dalam Daftar Penawaran. Lasbutag akan
digunakan pada jalan lalu lintas rendah atau medium sebagai lapis aus permukaan yang dipasang
dingin, dan dapat digunakan untuk koreksi bentuk dan pekerjaan-pekerjaan perbaikan pada
perkerasan dengan lapis penutup.

( 2 ) Toleransi Ukuran

a. Tebal rata-rata terpasang harus sama dengan atau lebih tebal dari tebal nominal
rencana. Tidak ada satu titikpun akan memiliki ketebalan Lasbutag padat kurang dari
90% tebal rencana. Namun tebal rencana dapat disesuaikan dengan persyaratan di
lapangan atas keputusan Direksi Teknik dan yang diberitahukan secara tertulis kepada
Kontraktor.

b. Variasi permukaan selesai Lasbutag dari tingkat dan ketinggian yang ditentukan tidak
boleh melebihi 5 mm pada suatu titik bilamana diuji dengan satu mistar batang lurus
panjang 3,0 m.

( 3 ) Contoh Bahan

Contoh bahan yang diusulkan untuk penggunaan harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk
disetujui selama paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai dan harus disetai dengan
rincian sumber pengadaan bersama sertifkat pabrik pembuat dan data uji penunjukkan bahwa
Asbuton tersebut, agregat dan peremaja, mematuhi dengan persyaratan kualitas Spesifikasi ini.

( 4 ) Pembatasan Cuaca

Aspal Beton akan dipasang hanya di bawah kondisi cuaca kering dan bilamana permukaan
perkerasan kering pula

( 5 ) Pengendalian Lalu Lintas

a. Pengendalian lalu lintas akan dilaksanakan oleh kontraktor yang sesuai dengan syarat-
syarat umum kontrak dan disetujui oleh Direksi Teknik, serta dilakukan tindakan-
tindakan pencegahan untuk memberi petunjuk dan pengendalian lalu lintas selama
pelaksanaan pekerjaan.

b. Harus dibuat penyediaan untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan separuh
lebar perkerasan, kecuali disediakan satu pengalihan jalan yang sesuai sehingga
disetujui Direksi Teknik.
c. Tidak ada lalu lintas yang akan diizinkan di atas permukaan jalan yang baru selesai
sampai lapis permukaan Lasbutag di padatkan sepenuhnya sampai memuaskan Direksi
Teknik. Kecepatan lalu lintas di atas permukaan yang baru dipasang harus dibatasi
sampai 15 km/jam untuk paling sedikit selama 48 jam sesudah penyelesaian.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk semua akibat dari lalu lintas yang
diizinkan lewat, sementara pekerjaan jalan berlangsung.

Buku 3 6 - 21
Spesifikasi Teknis
( 6 ) Perbaikan-perbaikan Pekerjaan yang Tidak Memuaskan

Lapis permukaan selesai dari Lasbutag harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan Spesifikasi
ini dan mendapat persetujuan Direksi Teknik. Luas lapis permukaan yang tidak mematuhi
dengan persyaratan persyaratan ini dan yang dianggap tidak memuaskan Direksi Teknik harus
diperbaiki dengan cara menyingkirkan dan mengganti, menambah lapisan tambah dan/atau cara
lain yang dipandang perlu oleh Direksi Teknik.

6.9.2 Bahan-Bahan

( 1 ) Persyaratan Umum

Pada umumnya semua bahan-bahan yang digunakan untuk produksi LASBUTAG harus
memenuhi Spesifikasi Bina Marga No. 15/PT/B/1989, kecuali dinyatakan lain.

( 2 ) Persyaratan Asbuton

a. Asbuton tersebut harus jenis B-20, kecuali dinyatakan lain dan dipasok dipecah memenuhi
gradasi berikut :

Analisa Saringan (mm) Persen Lolos Atas Berat


3,00 100
0,60 35 100

Jika pemeriksaan di lapangan oleh Direksi Teknik menunjukkan bahwa gradasi ini tidak
dicapai, pemecahan lebih lanjut harus dilaksanakan oleh Kontraktor untuk menyediakan
bahan Asbuton lebih halus memenuhi persyaratan gradasi.

b. Data uji harus diserahkan untuk memenuhi mutu Asbuton mengenai kandungan aspal
beserta variasinya, kadar air, gradasi dan kepadatan yang nyata.

c. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor akan menumpuk paling sedikit 40% total volume
Asbuton yang diperlukan untuk proyek, dan akan menjaga kualitas tumpukan seterusnya.
Tumpukan tersebut harus dijaga dibawah penutup, di atas lapangan yang keras dengan
drainase baik, dengan tinggi tumpukan tidak melebihi 2 meter.

d. Jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, pencampuran lapangan dari Asbuton tersebut
harus dilaksanakan untuk memperkecil variasi tumpukan Asbuton.

e. Kandungan aspal rata-rata Asbuton yang dipasok ke lapangan adalah 19% - 21%, dengan
standart penyimpangan 1%.

f. Kadar air Asbuton pada waktu pencampuran dengan agregat dan peremaja harus kurang
dari 10% (modifikasi Spesifikasi No. 15/PT/B/1989).
( 3 ) Agregat

a. Agregat Kasar

Agregat Kasar terdiri dari batu pecah atau kerikil yang bersih, keras dan tahan lama atau
campuran batu pecah dengan kerikil alami yang bersih. Gradasi agregat kasar kurang lebih
harus sesuai dengan Tabel 6.9.1 berikut :

Buku 3 6 - 22
Spesifikasi Teknis
TABEL 6.9.1 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT KASAR

UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS


mm ATAS BERAT
19.0 100
12.5 30 100
9.5 0 55
4.75 0 10
0.075 01

b. Syarat-Syarat Kualitas Agregat Kasar

Agregat kasar yang digunakan untuk LASBUTAG harus mematuhi dengan syarat-syarat
kualitas yang diberikan pada tabel 6.9.2 di bawah.

TABEL. 6.9.2 SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT KASAR

U R A I A N BATAS TEST

Kehilangan berat karena Abrasi Maksimum 40 %


( 500 putaran )
Penahanan aspal sesudah pelapisan dan Minimum 95 %
pengelupasan

c. Agregat Halus

Agregat Halus terdiri dari pasir alam dan/atau batu pecah disaring dalam kombinasi yang
cocok, dan harus bersih serta bebas dari gumpalan lempung dan benda-benda lain yang
harus dibuang. Gradasi agregat halus tersebut harus lebih kurang sesuai dengan Tabel 6.9.3
berikut ini.

TABEL 6.9.3 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT HALUS

UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS


mm ATAS BERAT
9.5 100
4.75 98 100
2.36 93 100
0.60 76 100
0.075 08
Catatan : Pasir dgn kandungan filler rendah adalah lebih baik
(kurang dari 3% lolos 0,075 mm)

( 4 ) Peremaja

a. Peremaja campuran khusus harus digunakan tersusun dari satu campuran minyak peremaja
yang berat, aspal, kerosin dan harus didapatkan dari Stasiun Distribusi Pusat atau dicampur
di lapangan seperti diminta di bawah ketentuan-ketentuan kontrak khusus. Bila
diperintahkan demikian oleh Direksi Teknik, suatu bahan anti pengelupasan akan juga
ditambahkan kepada campuran.

b. Komposisi peremaja harus mematuhi persyaratan Spesifikasi No. 15/PT/B/1989 dan secara
ringkas diuraikan di bawah ini.

i. Minyak Peremaja berat, ini harus dibuat dari jenis minyak dasar minyak bumi
(petroleum), misalnya minyak bunker, minyak mesin, atau residu aromatik (lihat Tabel
3 Spesifikasi No. 15/PT/B/1989).

Buku 3 6 - 23
Spesifikasi Teknis
ii. Sifat-sifat dan perbandingan campuran untuk peremaja khusus bagi lasbutag
sebagaimana diminta di bawah Spesifikasi No. 15/PT/B/1989 diberikan pada Tabel
6.9.4 dan 6.9.5 di bawah ini.

TABEL 6.9.4 SIFAT-SIFAT PEREMAJA

SIFAT - SIFAT SATUAN BATAS


o
Kekentalan pada 30 C cSt 500 1500
Residu dari Destilasi 360oC % dari asli > 71
Residu dari Distilasi 290oC % dari asli < 20
Kadar air % dari berat < 0.2

TABEL 6.9.5 PERBANDINGAN CAMPURAN PEREMAJA

KOMPOSISI PEREMAJA % ATAS BERAT


Minyak peremaja berat 41
Aspal 42
Kerosin 16
Bahan anti pengelupasan 1

6.9.3 Campuran Rencana

( 1 ) Definisi Komponen-Komponen Campuran

a. Total kandungan aspal dari campuran meliputi :

Kandungan aspal dalam Asbuton +


Aspal petroleum ditambahkan ke peremaja +
Minyak peremaja berat

b. Komponen-komponen campuran agregat (termasuk kandungan mineral dalam Asbuton)


ditentukan sebagai berikut

Fraksi Agregat kasar - % atas berat dari total campuran tertahan


pada saringan 2.36 mm.

Fraksi Agregat halus - % atas berat dari total campuran antara


2.36 mm 0.075 mm.

Fraksi Filler - % atas berat dari total campuran lolos


saringan 2.35 mm.

( 2 ) Perbandingan Campuran Rencana

Campuran aspal untuk campuran Lasbutag normal, harus memenuhi persyaratan yang
diberikan pada Tabel 6.9.6 di bawah (lihat Tabel 5 Spesifikasi No. 15/PT/B/1989).

Buku 3 6 - 24
Spesifikasi Teknis
TABEL 6.9.6 PERBANDINGAN RENCANA LASBUTAG

PERSYARATAN CAMPURAN BATAS - BATAS


Maksimum ukuran partikel 19 mm

Tebal lapisan nominal 3 cm


Fraksi agregat kasar 20 40%

Fraksi filler 5 12%

Kandungan aspal :
Minimum effektif 6.2%
Maksimum diserap 1.6%
Minimum total 7.2%

Tipikal Perbandingan Campuran Rencana :


Asbuton jenis B-20 24.5%
Agregat (kombinasi) 71.0%
Peremaja 4.5%

( 3 ) Percobaan Campuran Rencana

a. Dengan mengacu kepada Tabel 6.9.6 perbandingan campuran nominal harus dipilih dan
disetujui antara Kontraktor dan Direksi Teknik untuk maksud melaksanakan percobaan di
lapangan. Campuran percobaan harus dibuat dan di uji di laboratorium di bawah perintah
Direksi Teknik mengenai stabilitas Marshall dan nilai aliran kuosien Marshall serta derajat
kepadatan (kepadatan Marshall) sesuai dengan persyaratan Spesifikasi N0. 15/PT/B/1989,
terkecuali bahwa stabilitas Marshall adalah melebihi 250 kg.

b. Berdasarkan keputusan Direksi Teknik, Kontraktor dapat diminta untuk melaksanakan


percobaan lapangan dalam tambahan atau sebagai pengganti test laboratorium. Panjang
bagian percobaan 20 meter atau satu panjang lain yang diperintahkan Direksi Teknik dan
akan termasuk pengujian kepadatan. Percobaan terpisah harus dilaksanakan untuk setiap
perubahan campuran pelaksanaan.

c. Perbaikan bagian yang tidak memenuhi persyaratan rencana harus sesuai dengan Bab 6.9.1
(6) Spesifikasi ini. Ujian bagian yang dipasang sebagai bagian percobaan lapangan akan
diterima bila dapat memuaskan dan disetujui Direksi Teknik untuk ditahan sebagai bagian
dari lapisan LASBUTAG.

6.9.4 Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Peralatan Umum

a. Persyaratan Umum

i. Jenis alat dan cara pengoperasian harus sesuai dengan Daftar Instalasi Produksi dan
Daftar Peralatan yang telah disetujui serta yang diperintahkan Direksi Teknik.

ii. Kebutuhan umum untuk proyek-proyek yang besar akan termasuk penyediaan
Instalasi Pencampuran Beton takaran untuk menyiapkan campuran Lasbutag dengan
satu kapasitas minimum 500 kg, dan untuk penghamparan serta penyelesaian peralatan
tersebut harus berupa satu paver bertenaga mesin yang disetujui dan mampu untuk
bekerja sampai garis-garis dan ketinggian yang diperlukan, dengan penyediaan untuk
Screeding dan perataan sambungan campuran aspal.
Buku 3 6 - 25
Spesifikasi Teknis
iii. Untuk proyek-proyek kecil, sebuah drum pencampur, yang berputar untuk kapasitas
minimum 200 kg biasanya akan mencukupi, dan pemasangan serta penghamparan
dapat dilaksanakan dengan tenaga manusia, menggunakan garukan, sekop dan gerobak
dorong.

iv. Untuk proyek-proyek besar, timbangan instalasi harus disediakan dan semua
pengukuran-pengukuran untuk perbandingan campuran harus dibuat atas berat.

v. Untuk proyek kecil, takaran dapat atas volume atau atas berat yang sesuai dengan
instruksi Direksi Teknik. Bila takaran volume diizinkan, kotak ukuran harus
direncanakan secara akurat dan diberi tanda yang menunjukkan kebutuhan volume
yang tapat untuk masing-masing komponen campuran pelaksanaan.

b. Jenis Peralatan berikut ini harus dimasukkan untuk pemilihan

i. Alat Pengangkut

Harus disediakan truk angkutan yang cukup untuk mengangkut campuran Lasbutag
sesuai dengan program yang telah disetujui. Truk tersebut harus dilengkapi dengan badan
metal yang bersih dan rata dan disediakan kanvas.

ii. Instalasi Pencampuran


- Untuk proyek besar sebuah Instalasi Pencampur Beton dengan kapasitas paling
sedikit 500 kg harus disediakan.
- Untuk proyek-proyek kecil dimana tingkat produksi kurang dari 6 ton/jam
Pencampuran bergerak (Mobile Mixer) akan mencukupi, atau jenis drum berputar
dengan kapasitas minimum 200 kg.

iii. Tangki bahan peremaja

Bila keperluannya adalah untuk peremaja khusus yang harus dicampur dilapangan,
harus disediakan satu tangki pencampur yang cocok, dikalibrasi dengan baik dan
dengan kapasitas paling sedikit 1000 liter.

iv. Peralatan untuk Penyebaran dan Penyelesaian

Bila diminta demikian di bawah Daftar Penawaran dan Daftar Instalasi Produksi
kontrak , peralatan untuk penyebaran dan penyelesaian harus satu paver bertenaga
mesin yang mampu bekerja sampai ke garis, tingkat dari penampang melintang yang
diperlukan dan dapat memenuhi persyaratan mengenai volume dan penampilan
kualitas.

v. Peralatan Pemadatan

Untuk pemadatan lapisan aus Lasbutag, diperlukan peralatan berikut :


- Sebuah mesin gilas roda baja (3 roda/tandem) dengan total berat 6 ton 8 ton.
- Sebuah mesin gilas roda pneumatic dipompa sampai satu tekanan 5 kg/cm2 (80
lbs/sq.in)dan dengan penyediaan ballast dari 1500 kg 2500 kg muatan per roda.

vi. Peralatan untuk penyemprot lapis aspal resap pelekat atau lapis aspal pelekat.

Sebuah distributor/penyemprot aspal harus disediakan dengan penyediaan untuk


pemanas aspal.

Buku 3 6 - 26
Spesifikasi Teknis
( 2 ) Pembuatan Lasbutag

a. Prosedur Umum

Penyiapan, pemaduan dan pencampuran Asbuton, Peremaja dan Agregat harus


dilaksanakan secara umum sesuai dengan proses yang diuraikan dalam Spesifikasi No.
15/PT/B/1989. Prosedur yang harus diikuti diuraikan secara garis besar di bawah ini.

b. Penyiapan Asbuton

i. Asbuton harus memenuhi syarat-ayarat gradasi dan mutu yang ditetapkan pada Sub
Bab 6.9.2 (2) Spesifikasi ini.

ii. Dila pemecahan dan penyaringan lebih lanjut diperlukan, ini dapat dilaksanakan
dengan tangan atau dengan menggunakan palu ayun kecil jenis pemecah, sebagaimana
diperintahkan Direksi Teknik dalam Spesifikasi ini.

iii. Contoh yang cocok harus diuji sesuai dengan permintaan Direksi Teknik untuk
menentukan kandungan aspal dan kadar air yang sebenarnya, dan bila perlu Asbuton
tersebut harus disebarkan untuk dikeringkan dan dipadatkan dengan Asbuton mutu
lebih rendah/lebih tinggi supaya memadai.

c. Pengencer Peremaja Berat

Bila peremaja harus dibuat di lapangan, prosedurnya harus sebagai berikut menggunakan
perbandingan campuran yang diberikan pada Tabel 6.9.4.

i. Minyak peremaja berat harus dipanaskan dalam tangki peremaja sampai temperatur
105o C dan volumenya dicatat.

ii. Aspal petroleum harus ditambahkan dan campuran tersebut dipanaskan serta dicampur
pada batas suhu 130o C - 150o C.

iii. Temperatur tangki harus diturunkan dibawah 130o C dan kemudian ditambahkan
kerosin bersama-sama dengan bahan anti pengelupasan (jika diperlukan).

iv. Pencampuran berikutnya dilaksanakan untuk jangka waktu tidak kurang dari 40 menit.

d. Penyiapan Agregat

Agregat kasar dan halus harus memiliki kadar air tidak lebih dari 3% yang dikombinasikan
dan dicampur kering sampai homogen sepenuhnya.

e. Penyiapan Campuran

i. Agregat dan peremaja khusus harus dicampur bersama dalam mixer sampai agregat
tersebut terlapisi dengan baik.

ii. Asbuton harus ditambahkan terakhir dan kemudian campuran kombinasi tersebut
dicampur bersama sekitar 7 menit.

f. Perawatan Campuran LASBUTAG

Campuran LASBUTAG tersebut harus ditumpuk dan dirawat di dalam daerah


penyimpanan yang kering dan tertutup untuk satu jangka waktu antara 2 3 hari sebelum
digunakan.

Buku 3 6 - 27
Spesifikasi Teknis
( 3 ) Penyiapan Lapangan

a. Pemasangan di atas Lapis Pondasi Atas

i. Bila memasang di atas pondasi jalan, pondasi tersebut bentuk dan profinya harus sama
benar dengan yang diperlukan untuk penampang melintang rencana dan dipadatkan
sepenuhnya sampai mendapat persetujuan Direksi Teknik, yang sesuai dengan
persyaratan pemadatan di bawah Bab 5.2.3. Pondasi tersebut harus disapu bersih dari
setiap benda yang lepas dan harus dibuang.
ii. Sebelum memasang Lasbutag, pondasi jalan tersebut harus dilapisi dengan Lapis
Resap Pelekat pada satu tingkat memakai 0,5 ltr/m2 atau tingkat lainnya menurut
perintah Direksi Teknik (lihat Sub Bab 6.2.3 Spesifikasi ini).

b. Memasang di atas Satu Permukaan Aspal yang ada

i. Bilamana pemasangan tersebut sebagai satu lapis ulang harus terhadap satu permukaan
dengan lapis penutup yang ada, setiap kerusakan pada permukaan perkerasan yang
ada, termasuk lubang-lubang, bagian ambles, pinggiran hancur dan cacat permukaan
lainya harus dibetulkan dan diperbaiki sampai disetujui Direksi Teknik.
ii. Sebelum pemasangan Lasbutag, permukaan yang ada harus kering dan dibersihkan
dari semua batu lepas dan bahan lain yang harus dibuang, dan akan dilabur dengan
lapis Aspal resap pelekat yang disemprotkan pada tingkat pemakaian tidak melebihi
0,5 ltr/m2 , kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

( 4 ) Penyebaran.

a. Screed samping atau cetakan yang disetujui harus dipasang sepanjang ujung perkerasan /
bahu jalan sampai garis dan ketinggian yang diperlukan.

b. Penyebaran dengan Mesin

i. Selama pengoperasian paver, campuran Lasbutag tersebut akan disebarkan dan


diturunkan sampai ke tingkat, ketinggian dan bentuk penampang melintang yang
diperlukan di atas seluruh lebar perkerasan atau di atas lebar sebagaian perkerasan
yang memungkinkan.
ii. Paver tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan yang tidak menimbulkan retak-
retak pada permukaan, cabik-cabik atau sesuatu ketidak teraturan lainnya dalam
permukaan. Tingkat penyebaran harus sebagaimana yang disetujui oleh Direksi
Teknik memenuhi persyaratan tebal rencana.
iii. Jika suatu segregasi, penyobekan atau pencukilan permukaan akan terjadi, paver
tersebut harus dihentikan dan tidak boleh berjalan kembali sampai penyebabnya
ditemukan dan diperbaiki. Penambalan yang kasar atau bahan yang telah segregasi
harus dibuat betul dengan menyebarkan bahan halus (fines) serta digaruk dengan baik.
Akan tetapi penggarukan harus dihindari sejauh mungkin, dan partikel kasar tidak
boleh disebarkan di atas permukaan yang discreed.

iv. Bilamana jalan tersebut harus diperkeras separuh lebar pada satu waktu, pengerasan
separuh lebar pertama tidak boleh lebih dari setengah pekerjaan sehari di depan
pengerasan separuh lebar jalan ulang kedua.

c. Penyebaran dengan Tenaga Manusia

i. Campuran Lasbutag tersebut harus disebarkan dengan sekop dan garuk yang
digunakan berpasangan untuk merapikan permukaan secara final. Papan punggung
jalan atau batang lurus akan digunakan untuk mengatur permukaan diantara papan
screed.
Buku 3 6 - 28
Spesifikasi Teknis
ii. Dimana diperlukan untuk penyebaran dengan tangan, kedua papan pinggir dan papan
punggung jalan harus dipasang dan campuran aspal harus disebarkan, bekerja dari
papan pinggir menuju ke papan tengah, dan ke depan dari sambungan melintang.
Penyebaran harus dilaksanakan untuk menghasilkan satu permukaan yang seragam
tanpa segregasi. Permukaan tersebut harus diperiksa dan setiap ketidak teraturan
dibetulkan dengan tangan, memasang dan menggaruk dengan LASBUTAG segar.

( 5 ) Prosedur Pemadatan

a. Penggilasan campuran tersebut terdiri dari tiga operasi yang terpisah, bekerja menurut
urutan penggilasan berikut :

1. Tahap awal penggilasan pemadatan }


2. Pengilasan kedua } di dalam satu jam
3. Pengilasan ulang ----- di dalam dua minggu

b. Tahap awal penggilasan pemadatan akan dikerjakan dengan mesin gilas roda baja paling
sedikit dua lintasan. Mesin gilas pemadat tersebut akan beroperasi dengan roda kemudi
sedekat mungkin ke paver (dimana paver digunakan untuk penyebaran). Penggilasan kedua
akan dikerjakan dengan sebuah mesin gilas ban pneumatic mengikuti langsung di
belakang penggilasan pemadatan. Pemadatan terakhir dengan pemadatan ulang mencapai
kepadatan maksimum akan diselesaikan sebaiknya bila perkerasan tersebut kering dan
panas.

c. Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas roda baja, dan 6
km/jam untuk mesin gilas roda ban pneumatic serta akan selalu cukup lambat untuk
menghindari penggeseran campuran panas. Garis penggilasan tidak boleh terlalu berubah-
ubah atau arah penggilasan berbalik secara tiba-tiba, yang akan menimbulkan penggeseran
campuran.

d. Penggilasan akan mulai secara memanjang pada sambungan dan dari pinggiran sebelah
luar yang akan berlangsung sejajar dengan sumbu jalan menuju ke bagian tengah
perkerasan, kecuali pada lengkungan superelevasi, penggilasan akan mulai pada sisi rendah
yang bergerak maju menuju sisi tinggi. Lintasan berikutnya dari mesin gilas akan
bertumpang tindih pada paling sedikit paruh lebar mesin gilas dan lintasan tidak boleh
berhenti pada titik-titik di tempat satu meter dari titik ujung lintasan-lintasan sebelumnya.

e. Penggilasan akan bergerak maju secara terus menerus sebagaimana diperlukan untuk
mendapatkan pemadatan yang seragam selama waktu bahwasanya campuran tersebut
dalam kondisi dapat dikerjakan dan sampai semua tanda-tanda bekas mesin gilas dan
ketidak teraturan lainnya dihilangkan.

( 6 ) Penyelesaian

a. Alat berat atau mesin gilas tidak diizinkan berdiri di atas permukaan yang baru selesai .

b. Permukaan LASBUTAG sesudah pemadatan harus halus dan rata kepada punggung jalan
dan tingkat yang ditetapkan di dalam toleransi yang ditentukan. Setiap campuran yang
menjadi lepas-lepas dan hancur, bercampur dengan kotoran atau yang telah menjadi tidak
sempurna dalam setiap arah, harus dipadatkan segera untuk menyesuaikan dengan luas di
sekitarnya dan setiap luas yang menunjukkan suatu kelebihan atau kekurangan bahan aspal
atas instruksi Direksi Teknik akan disingkirkan dan diganti. Semua tempat tinggi,
sambungan tinggi, bagian ambles dan rongga-rongga udara harus diselesaikan
sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik.

Buku 3 6 - 29
Spesifikasi Teknis
c. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan akan diselesaikan, Kontraktor harus
memperbaiki pinggiran-pinggiran dalam garis secara rapih. Setiap bahan-bahan yang
berlebihan harus dipotong lurus setelah penggilasan final, dan dibuang oleh Kontraktor
sehingga disetujui Direksi Teknik.

( 7 ) Penyelesaian Sambungan

a. Tidak ada campuran yang dipasang terhadap bahan yang sudah digilas sebelumnya kecuali
ujung tegak atau telah dipotong kembali sampai permukaan tegak.

b. Sambungan melintang pertama-tama harus digilas dengan mesin gilas roda baja dalam arah
melintang menggunakan papan penunjang di atas bahu jalan.

c. Bila menggilas sambungan memanjang, mesin gilas pemadatan pertama-tama harus


bergerak di atas jalur yang sudah dilapisi permukaan sebelumnya sehingga tidak lebih dari
15 cm roda kemudi berjalan di atas ujung (pinggiran) perkerasan yang tidak padat.

6.9.5 Pengendalian Mutu

( 1 ) Test Laboratorium berikut ini merupakan acuan dan ujian-ujian yang dilaksanakan
menurut perintah Direksi Teknik dapat memenuhi persyaratan-persyaratan Spesifikasi ini.

Buku 3 6 - 30
Spesifikasi Teknis
BAGIAN 1
PERSYARATAN UMUM

Bab 1. 1 RINGKASAN PEKERJAAN


1.1. 1 Uraian berbagai Pekerjaan yang termasuk dalam
Spesifikasi ini ............................................................................ 1-1
Bab 1. 2 MOBILISASI
1.2. 1 Umum ........................................................................................ 1-1
1.2. 2 Jangka Waktu Mobilisasi .......................................................... 1-2
1.2. 3 Penyiapan Lapangan .................................................................. 1-2
1.2. 4 Pengukuran dan Pembayaran .................................................... 1-2
Bab 1. 3 PENGUJIAN LAPANGAN
1.3. 1 Umum ........................................................................................ 1-3
1.3. 2 Pemenuhan terhadap Spesifikai ................................................. 1-3
1.3. 3 Pengukuran dan Pembayaran .................................................... 1-3
Bab 1. 4 PELAKSANAAN PEKERJAAN
1.4. 1 Umum ........................................................................................ 1-3
1.4. 2 Pengendalian Mutu Bahan dan Ketrampilan Kerja ................... 1-4
1.4. 3 Pengelola Lapangan dari Kontraktor ......................................... 1-4
1.4. 4 Pengendalian Lingkungan ......................................................... 1-5
1.4. 5 Pengaturan Pekerjaan di Lapangan ........................................... 1-5
1.4. 6 Pengukuran dan Pembayaran .................................................... 1-6
Bab 1. 5 STANDART RUJUKAN
1.5. 1 Uraian Umum ............................................................................ 1-6
1.5. 2 Jaminan Kualitas ....................................................................... 1-6
Bab 1. 6 BAHAN-BAHAN DAN PENYIMPANAN
1.6. 1 Umum ........................................................................................ 1 - 7
1.6. 2 Sumber Bahan-Bahan ................................................................ 1 - 8
1.6. 3 Penyimpanan Bahan .................................................................. 1 - 9
1.6. 4 Pengukuran dan Pembayaran ..................................................... 1 - 10
Bab 1. 7 PROSEDUR PERUBAHAN PEKERJAAN
1.7. 1 Umum ........................................................................................ 1 - 11
1.7. 2 Prosedur Awal ........................................................................... 1 - 12
1.7. 3 Pelaksanaan Perintah Perubahan (Change Order) .................... 1 - 12
1.7. 4 Pelaksanaan Addenda ................................................................ 1 - 13
Bab 1. 8 DOKUMEN REKAMAN PROYEK
1.8. 1 Umum ........................................................................................ 1 - 13
1.8. 2 Dokumen Rekaman Proyek ....................................................... 1 - 14
Bab 1. 9 PEKERJAAN HARIAN
1.9. 1 Umum ........................................................................................ 1 - 15
1.9. 2 Bahan-Bahan dan Peralatan ....................................................... 1 - 15
1.9. 3 Pelaksanaan Pekerjaan Harian ................................................... 1 - 16
1.9. 4 Cara Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan Harian ............... 1 17

Buku 3
Spesifikasi Teknis
SPESIFIKASI UMUM

BAGIAN 1
PERSYARATAN UMUM

BAB 1.1 RINGKASAN PEKERJAAN

1.1.1 Uraian berbagai pekerjaan yang termasuk dalam spesifikasi ini.

Ruang lingkup perkerjaan meliputi semua atau salah satu yang berikut ini.

(1) Perbaikan jalan dan penambalan di tempat yang ditunjukkan pada gambar rencana atau
yang diberi tanda di lapangan termasuk rekonstruksi dan perbaikan lapisan perkerasan
yang dianggap perlu.

(2) Pelapisan ulang atau pembuatan kembali lapis kedap permukaan perkerasan, termasuk
semua pekerjaan penyiapan permukaan atau perataan yang diperlukan.

(3) Pelebaran perkerasan dan pemindahan alinyemen sedikit, termasuk pembersihan lapangan
dan penydiaan bahu jalan serta saluran tepi yang baru seperti yang ditunjukkan pada
gambar-gambar proyek dan sebagaimana yang diminta oleh Direksi Teknik di lapangan.

(4) Rekonstruksi perkerasan termasuk membentuk kembali dan membangun lapis pondasi
bawah serta lapisan pondasi atas dan memasang lapisan permukaan pondasi atas dengan
memasang lapisan permukaan aspal yang baru sesuai dengan dokumen kontrak.

(5) Rekonstruksi atau penyediaan saluran tepi jalan yang baru baik dengan lapisan atau tanpa
lapisan dan gorong-gorong.

(6) Perbaikan struktur yang besar maupun yang kecil untuk jembatan-jembatan dan struktur
jalan lainnya yang sesuai dengan dokumen kontrak, dan menurut pertimbangan Direksi
Teknik di lapangan.

BAB 1.2 MOBILISASI

1.2.1 Umum

(1) Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontrak ini akan meliputi pekerjaan persiapan
yang diperlukan untuk pengorganisasian dan pengelolaan pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan
proyek. Ini juga akan mencakup demobilisasi setelah penyelesaian pelaksanaan pekerjaan
yang memuaskan.

(2) Kontraktor harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari kebutuhan tenaga
pelaksanaan pekerjaan tersebut dan bilamana perlu memberikan pelatihan yang memadai.

(3) Sejauh mungkin dan berdasarkan nasihat Direksi, Kontraktor harus menggunakan rute
(jalur) tertentu dan menggunakan kendaraan-kendaraan yang ukurannya sesuai dengan
kelas jalan tersebut serta membatasi muatannya untuk menghindari kerusakan jalan dan
jembatan yang digunakan untuk tujuan pengangkutan ke tempat proyek. Kontraktor harus
bertanggung jawab atas setiap kerusakan pada jalan dan jembatan, dikarenakan muatan
angkutan yang berlebihan serta harus memperbaiki kerusakan tersebut sampai mendapat
persetujuan Direksi.

(4) Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju ke lapangan pekerjaan harus dilaksanakan pada
waktu lalu lintas sepi, dan truk-truk angkutan harus dilengkapi dengan terpal.
Buku 3 1-1
Spesifikasi Teknis
1.2.2 Jangka Waktu Mobilisasi.

(1) Mobilisasi harus diselesaikan dalam waktu 30 hari setelah penandatangan kontrak,
terkecuali dinyatakan lain secara tertulis oleh Pemimpin Proyek.

(2) Pembayaran mobilisasi untuk pekerjaan yang diuraikan sebelumnya harus dimasukkan
dalam item yang dinyatakan dalam daftar item pembayaran, dan tidak boleh ada
pembayaran terpisah untuk item ini.

1.2.3 Penyiapan Lapangan

(1) Kontraktor akan menguasai lahan yang ditujukan untuk kegiatan-kegiatan pengelolaan dan
pelaksanaan pekerjaan di dalam daerah proyek.

(2) Kontraktor harus memenuhi hal-hal berikut:

a. memenuhi persyaratan Peraturan-Peraturan Nasional dan Peraturan-Peraturan


Propinsi.

b. mengadakan konsultasi dengan Direksi Teknik sebelum penempatan dan pembuatan


Kantor Proyek dan gudang-gudang serta pemasangan peralatan produksi (Plant)
konstruksi.

c. Mencegah suatu polusi terhadap milik di sekitarnya sebagai akibat dari operasi
pelaksanaan.

(3) Pekerjaan tersebut juga akan menyangkut demobilisasi dari lapangan pekerjaan setelah
selesai kontrak, meliputi pembongkaran semua instalasi, plant dan peralatan konstruksi,
serta semua bahan-bahan lebihan, semuanya berdasarkan persetuajuan Direksi Teknik.

1.2.4 Pengukuran dan Pembayaran

Pembayaran untuk pekerjaan yang sudah selesai yang didiskusikan di dalam bab ini harus
dimasukkan dalam daftar item pembayaran, dan tidak boleh ada pembayaran terpisah untuk item
ini.

BAB 1.3 PENGUJIAN LAPANGAN

1.3. 1 Umum

(1) Kontraktor harus menyelengarakan pengujian bahan-bahan dan ketrampilan untuk


pengendalian mutu yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan menurut perintah
Direksi Teknik.

(2) Pengujian-pengujian akan dilaksanakan oleh laboratorium Kabupaten atau Propinsi yang
sesuai dengan pengaturan oleh Direksi Teknik. Pengujian khusus di laboratorium pusat
harus juga dilaksanakan bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.

1.3. 2 Pemenuhan terhadap Spesifikasi

Semua pengujian harus memenuhi seperangkat standar di dalam spesifikasi. Bilamana hasil
pengujian tidak memuaskan, Kontraktor harus melakukan pekerjaan-pekerjaan perbaikan dan
peningkatannya jika diperlukan oleh Pimpinan Proyek atau Direksi Teknik, dan harus
melengkapi pengujian-pengujian untuk menunjukkan terpenuhinya spesifikasi.

Buku 3 1-2
Spesifikasi Teknis
1.3. 3 Pengukuran dan Pembayaran

Kontraktor harus bertanggung jawab membayar biaya-biaya semua pengujian yang dilaksanakan
untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Biaya pengujian yang ditentukan dalam Bab ini harus
dimasukkan dalam daftar item pembayaran, dan tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat
untuk pengujian.

BAB 1.4 PELAKSANAAN PEKERJAAN

1.4. 1 Umum

(1) Uraian

Untuk menjamin kualitas, ukuran-ukuran dan penampilan pekerjaan yang benar, Kontraktor
harus menyediakan staf teknik berpengalaman yang cocok sebagaimana ditentukan dan
memuaskan Direksi Teknik. Staf teknik tersebut jika dan bilamana diminta harus mengatur
pekerjaan lapangan, melakukan pengujian lapangan untuk pengendalian mutu bahan-bahan dan
ketrampilan kerja, mengendalikan dan mengorganisasi tenaga kerja Kontraktor dan memelihara
catatan-catatan serta dokumentasi proyek.

(2) Pemeriksaan Lapangan

Sebelum pengaturan lapangan dan pengukuran, Kontraktor harus mempelajari gambar-gambar


kontrak dan bersama-sama dengan Direksi Teknik mengadakan pemeriksaan daerah proyek, dan
pada khususnya mengukur lebar jalan, daerah milik jalan, alinyemen untuk setiap pelebaran atau
rekonstruksi drainase tepi jalan dan gorong-gorong, serta melakukan satu pemeriksaan yang
terinci semua jembatan yang diusulkan.

(3) Patok-patok kilometer dan patok stasiun harus diperiksa dan dipindahkan bila diperlukan.

(4) Pada lokasi di mana pelebaran harus dilaksanakan, potongan melintang asli harus direkam
dan diperlihatkan.

(5) Pada daerah-darerah perkerasan di mana satu pekerjaan perataan dan/atau lapis permukaan
harus dibangun, satu profil memanjang sepanjang sumbu jalan harus diukur, serta
penampang melintang diambil pada interval tertentu untuk menentukan kelandaian dan
kemiringan melintang, dan untuk menentukan pengukuran ketebalan serta lebarnya
konstruksi baru.

1.4. 2 Pengendalian Mutu Bahan dan Ketrampilan Kerja

(1) Semua bahan yang dipasok harus sesuai dengan spesifikasi dan harus disetujui oleh Direksi
Teknik. Sertifikat ujian pabrik pembuat harus diserahkan untuk semua item-item yang
dibuat pabrik termasuk aspal, semen, kapur, baja konstruksi dan kayu. Kontraktor harus
menyediakan contoh-contoh semua bahan-bahan yang diperlukan untuk pengujian dan
mendapatkan persetujuan sebelum digunakan di lapangan dan bilamana Direksi Teknik
meminta demikian, sertifikasi selanjutnya harus dilakukan atau pengujian-pengujian
dilaksanakan untuk menjamin kualitas.

(2) Semua ketrampilan kerja harus memenuhi uraian dan persyaratan spesifikasi dokumen
kontrak dan harus dilaksanakan sampai memuaskan Direksi Teknik. Bahan harus diuji di
lapangan atau dilaboratorium atas permintaan Direksi Teknik dan Kontraktor harus
membantu dan menyediakan peralatan dan tenaga untuk pemeriksaan, pengujian dan
pengukuran.

Buku 3 1-3
Spesifikasi Teknis
(3) Desain campuran untuk aspal, beton dan stabilisasi tanah harus disiapkan dan diuji sesuai
dengan spesifikasi dan tidak ada campuran boleh digunakan pada pekerjaan-pekerjaan
proyek terkecuali ia memenuhi persyaratan spesifikasi dan memuaskan Direksi Teknik.

(4) Hasil semua pengujian termasuk pemeriksaan kualitas bahan di lapangan dan disain
campuran, harus direkam dengan baik dan dilaporkan kepada Direksi Teknik.

1.4. 3 Pengelola Lapangan dari Kontraktor

(1) Kontraktor harus menunjuk seorang Pimpinan Lapangan untuk memberikan nasihat dan
mengatur pekerjaan kontrak, termasuk pengorganisasian tenaga dan peralatan Kontraktor
dan bertanggung jawab bagi pengadaan bahan-bahan yang sesuai dengan persyaratan
kontrak. Pimpinan Lapangan harus memiliki pengalaman paling sedikit selama 10 tahun
pada pekerjaan proyek dan harus Tenaga Ahli bidang sipil yang mampu.
Untuk perbaikan-perbaikan kecil dan pekerjaan pemeliharaan, persyaratan ini dapat tidak
harus dan tergantung pada konfirmasi tertulis dari Pimpinan Proyek.

(2) Kontraktor harus menyediakan layanan seorang pelaksana lapangan yang mampu dan
berpengalaman untuk mengendalikan pekerjaan lapangan dalam kontrak, termasuk
pengawasan lapangan, kualitas dan ketrampilan kerja, sesuai dengan syarat-syarat kontrak.

1.4. 4 Pengendalian Lingkungan

(1) Kontraktor harus menjamin bahwa akan diberikan perhatian yang penuh terhadap
pengendalian pengaruh lingkungan dan bahwa semua penyediaan disain serta persyaratan
spesifikasi yang berhubungan dengan polusi lingkungan dan perlindungan lahan serta
lintasan air di sekitarnya akan ditaati.

(2) Kontraktor tidak boleh menggunakan kendaraan-kendaraan yang memancarkan suara


sangat keras (gaduh), dan di dalam daerah pemukiman suatu saringan kegaduhan harus
dipasang serta dipelihara selalu dalam kondisi baik pada semua peralatan dengan motor, di
bawah pengendalian Kontraktor.

(3) Kontraktor harus juga menghindari penggunaan peralatan berat yang berisik pada daerah-
daerah tertentu sampai larut malam atau daerah-daerah rawan seperti dekat rumah sakit.

(4) Untuk mencegah polusi debu selama musim kering, Kontraktor harus melakukan
penyiraman secara teratur kepada jalan angkutan tanah atau jalan angkutan kerikil dan
harus menutupi truk angkutan dengan terpal.

1.4. 5 Pengaturan Pekerjaan di Lapangan

(1) Alinyemen jalan yang ada beserta patok kilometer yang dipasang secara benar akan
diambil sebagai acuan untuk pengaturan lapangan pekerjaan-pekerjaan proyek. Bilamana
tidak ada patok kilometer yang ditemukan, patok-patok marka atau patok-patok referensi
akan didirikan oleh Direksi Teknik sebelum dimulainya pekerjaan-pekerjaan kontrak.

(2) Jika dianggap perlu oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus mengadakan survey secara
cermat dan memasang patok beton (Bench Mark) pada lokasi yang tetap sepanjang proyek
untuk memungkinkan desain, survey perkerasan, atau pengaturan di lapangan pekerjaan
yang harus dibuat, dan juga untuk maksud sebagai referensi di masa depan.

(3) Kontraktor harus memasang tonggak-tonggak konstruksi untuk membuat garis dan
kelandaian bagi pembetulan ujung perkerasan, lebar bahu jalan, ketinggian perkerasan,
drainase samping dan gorong-gorong, sesuai dengan gambar-gambar proyek dan menurut
perintah Direksi Teknik. Persetujuan Direksi Teknik atas garis dan ketinggian tersebut
akan diperoleh sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi berikut sesuatu modifikasi

Buku 3 1-4
Spesifikasi Teknis
(perubahan) yang mungkin diperlukan oleh Direksi Teknik yang harus dilaksanakan tanpa
penundaan.

(4) Untuk pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pelebaran dan pembangunan baru,
penampang melintang harus diambil pada setiap jarak 25 meter, atau satu jarak lain yang
dianggap perlu oleh Direksi Teknik, digunakan sebagai satu dasar untuk perhitungan
volume pekerjaan yang dilaksanakan. Penampang melintang tersebut harus digambar pada
profil dengan skala dan ukuran ditentukan oleh Direksi Teknik, serta garis-garis dan
permukaan penyelesaian yang diusulkan harus ditunjukkan. Gambar-gambar profil asli
beserta tiga copy harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan
dan tanda tangan, serta untuk suatu pengesahan yang diperlukan. Yang asli dan satu copy
akan ditahan oleh Direksi Teknik dan dua copy yang sudah ditandatangani dikembalikan
kepada Kontraktor.

(5) Pekerjaan-pekerjaan jembatan harus ditata di lapangan di bawah pengendalian dan


pengaturan penuh oleh Direksi Teknik, serta dalam satu kesesuaian yang tinggi terhadap
gambar-gambar dan spesifikasi. Setiap koreksi atau perubahan dalam alinyemen atau
ketinggian harus atas dasar penyelidikan serta pengujian lapangan lebih lanjut dan harus
dilaksanakan sebagaimana diperlukan di bawah pengawasan Direksi Teknik.

(6) Jika diharuskan demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus menyediakan semua
instrumen yang diperlukan, personil, tenaga dan bahan yang diminta untuk pemeriksaan
penataan di lapangan atau pekerjaan lapangan yang relevan.

1.4. 6 Pengukuran dan Pembayaran

Semua biaya untuk pekerjaan di dalam Bab ini akan dimasukkan dalam harga satuan yang
bersangkutan dalam daftar penawaran yang akan disediakan untuk semua alat, tenaga dan bahan-
bahan yang diperlukan. Tidak akan ada pembayaran terpisah untuk pekerjaan-pekerjaan yang di
masukkan dalam Bab ini.

BAB 1.5 STANDAR RUJUKAN

1.5.1 Uraian Umum

(1) Peraturan-peraturan dan standar yang dijadikan acuan dalam Dokumen Kontrak akan
membentuk persyaratan kualitas untuk berbagai jenis pekerjaan yang harus
diselenggarakan beserta cara-cara yang digunakan untuk pengujian-pengujian yang
memenuhi persyaratan-persyaratan ini.

(2) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk penyediaan bahan-bahan dan ketrampilan kerja
yang diperlukan untuk memenuhi atau melampauiperaturan-peraturan khusus atau standar-
standar yang dinyatakan dalam spesifikasi-spesifikasi atau yang dikehendaki oleh Direksi
Teknik.

1.5.2 Jaminan Kualitas

(1) Selama Pengadaan

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melakukan pengujian semua bahan-bahan yang
diperlukan dalam pekerjaan, dan menentukan bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi atau
melebihi persyaratan khusus.

Buku 3 1-5
Spesifikasi Teknis
(2) Selama Pelaksanaan

Direksi Teknik mempunyai wewenang untuk menolak bahan-bahan, barang-barang atau


pekerjaan-pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan minimum yang ditentukan tanpa
kompensasi bagi Kontraktor.

(3) Tanggung jawab Kontraktor

Ini adalah tanggung jawab Kontraktor untuk melengkapi bukti yang diperlukan bahwa bahan-
bahan, ketrampilan kerja atau kedua-duanya sebagaimana yang diminta oleh Direksi Teknik atau
yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak memenuhi atau melebihi yang ditentukan dalam
standar-standar yang diminta. Bukti-bukti tersebut harus dalam bentuk yang dimintakan oleh
Direksi Teknik secara tertulis, dan harus termasuk satu copy hasil-hasil pengujian yang resmi.

(4) Standar-standar

Standar-standar terpakai yang menjadi acuan termasuk, namun tidak terbatas pada standar
tersebut dicantum di bawah:

Buku-buku Petunjuk Pelaksanaan Bina Marga


Standart Industri Indonesia (SII)
Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI - 1982)
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI 2 1971)
Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI 1984)
AASHTO = American Associate of State Highway and Transportation Officials
(BAGIAN 1 & 2)
ASTM = American Society for Testing and Materials
BS = British Standarts Institution
MPBJ = Manual Pemeriksaan Bahan Jalan

BAB 1.6 BAHAN-BAHAN DAN PENYIMPANAN

1.6. 1 Umum

(1) Uraian

Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan berikut:

a. Memenuhi dengan standar dan spesifikasi yang dapat dipakai

b. Untuk kekuatan, ukuran, buatan, tipe dan kualitas harus seperti yang ditentukan pada
gambar rencana atau spesifikasi-spesifikasi lain yang dikeluarkan atau yang disetujui
secara tertulis oleh Direksi Teknik.

c. Semua produksi harus baru, atau dalam kasus tanah, pasir dan agregat harus diperoleh
dari suatu sumber yang disetujui.

(2) Penyerahan

a. Sebelum mengeluarkan suatu pesanan atau sebelum perubahan satu daerah galian
untuk suatu bahan, Kontraktor harus menyediakan kepada Direksi Teknik contoh-
contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan. Contoh tersebut harus disertai
informasi mengenai sumber, lokasi sumber, dan setiap klarifikasi lain yang diperlukan
oleh Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan-persyaratan spesifikasi.

Buku 3 1-6
Spesifikasi Teknis
b. Kontraktor harus menyelenggarakan, menempatkan, memperoleh dan memproses
bahan-bahan alam yang sesuai dengan spesifikasi-spesifikasi ini serta harus
memberitahu Direksi Teknik paling sedikit 30 hari sebelumnya atau suatu jangka
waktu lain yang dinyatakan oleh Direksi Teknik secara tertulis bahwa bahan tersebut
digunakan dalam pekerjaan. Laporan ini harus berisi semua informasi yang
diperlukan. Persetujuan sebuah sumber tidak berarti bahwa semua bahan-bahan dalam
sumber tersebut disetujui.

c. Dalam kasus bahan-bahan aspal, semen, baja dan kayu struktural serta bahan-bahan
buatan pabrik lainnya, sertifikat uji pabrik pembuat diperlukansebelum persetujuan
dari Direksi Teknik diberikan. Direksi Teknik memberikan persetujuan ini secara
tertulis.

1.6. 2 Sumber Bahan-bahan

(1) Sumber-sumber

a. Lokasi sumber bahan yang mungkin, diperlihatkan dalam dokumen-dokumen atau


yang diberikan oleh Direksi Teknik, yang disediakan sebagai satu petunjuk saja. Ini
adalah tanggung jawab Kontraktor untuk mengadakan identifikasi dan memeriksa
kecocokan semua sumber bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan
untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknik.

b. Sumber bahan tidak boleh dipilih dalam sumber alam dilindungi, hutan lindung, atau
dalam daerah yang mudah terjadi longsoran atau erosi.

c. Kontraktor akan menentukan berapa banyak peralatan dan pekerjaan yang diperlukan
untuk memproduksi bahan-bahan tersebut memenuhi spesifikasi ini. Direksi Teknik
akan menolak atau menerima bahan-bahan dari sumber-sumber bahan atas dasar
persyaratan kualitas yang ditentukan dalam kontrak.

d. Tidak boleh ada kegiatan pada lokasi sumber bahan yang akan menimbulkan erosi
atau longsoran tanah, hilangnya tanah produktif atau secara lain berpengaruh
berlawanan dengan daerah sekelilingnya.

(2) Persetujuan

a. Pemesanan bahan-bahan akan diberikan jika Direksi Teknik telah memberikan


persetujuan untuk penggunaannya. Bahan-bahan tidak boleh digunakan untuk
maksud-maksud lain dari pada yang telah disetujui oleh Direksi Teknik.

b. Jika kualitas atau gradasi bahan tersebut tidak sesuai dengan kualitas yang telah
disetujui Direksi, maka Direksi dapat menolak bahan tersebut dan minta diganti.

1.6. 3 Penyimpanan Bahan

(1) Umum

Bahan-bahan harus disimpan dalam cara sedemikian rupa sehingga bahan-bahan tersebut tidak
rusak dan kualitasnya dilindungi, dan sedemikian sehingga bahan teersebut selalu siap digunakan
serta dengan mudah dapat diperiksa oleh Direksi Teknik.
Penyimpanan di atas hak milik pribadi hanya akan diizinkan jika telah diperbolehkan secara
tertulis oleh pemilik atau penyewa yang diberi kuasa.
Tempat penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan air, bebas penggalian air dan kalau
perlu ditinggikan. Bahan-bahan tidak boleh bercampur dengan tanah dasar, dan bila diperlukan
satu lapisan alas dan bahan-bahan sejenis harus dilindungi secocoknya dari hujan dan banjir.

Buku 3 1-7
Spesifikasi Teknis
(2) Penumpukan Agregat

a. Agregat batu harus ditumpuk dalam satu cara yang disetujui sedemikian sehingga
tidak ada segregasi serta untuk menjamin gradasi yang memadai. Tinggi tumpukan
maksimum adalah lima meter.

b. Masing-masing jenis berbagai agregat harus ditumpuk secara terpisah, atau


ddipisahkan dengan partisi kayu.

c. Penempatan tumpukan material dan peralatan, harus ditempat-tempat yang memadai


dan tidak boleh menimbulkan kemacetan lalu lintas dan membendung lintasa air.

d. Kontraktor harus melaksanakan penyiraman yang teratur pada jalan-jalan angkutan,


daerah lalu lintas berat lainnya serta penumpukan material lainnya, khususnya selama
musim kering.

(3) Penyimpanan Bahan-bahan Aspal

Tempat penimbunan drum-drum aspal harus ada ketinggian yang layak dan dibersihkan dari
tumbuh-tumbuhan rendah dan sampah.
Cara penumpukan untuk berbagai bahan-bahan aspal adalah sebagai berikut:

i. Drum-drum yang berisi oli pembersih harus ditumpuk diatas ujung dengan lubang
pengisian arah ke atas dan dimiringkan (dengan menempatkan sebuah sisinya di atas
sepotong kayu) untuk mencegah terkumpulnya air di atas tutup drum.

ii. Drum-drum yang berisi minyak tanah, bensin dan aspal out back harus ditumpuk di
atas sisinya dengan lubang pengisian di sebelah atas. Penutup lubang harus diuji
mengenai kekencangannya ketika ditumpuk dan pada selang waktu yang teratur
sewaktu penyimpanan.

iii. Drum-drum emulsi aspal dapat ditumpuk di atasn ujung atau di atas sisinya tetapi bila
disimpan untuk suatu jangka waktu yang panjang, drum-drum tersebut harus
digulingkan secara teratur.

(4) Penanganan dan Penyimpanan Semen

Perlu diberikan perhatian sewaktu pengangkutan semen ke tempat pekerjaan supaya semen tidak
menjadi basah atau kantong semen menjadi rusak.
Dilapngan semen tersebut harus disimpan dalam gudang yang kedap air, dengan penumpukan
yang rapih dan secara sistimatis menurut jatuh temponya, sehingga penggunaan
(konsumsi) semen dapat diatur serta semen tidak berada terlau lama dalam penyimpanan.
Biasanya jangka waktu akhir penyimpanan semen untuk kontruksi beton tidak boleh lebih dari 3
bulan. Direksi Teknik secara teratur akan memeriksa semen yang disimpan dilapangan
Dan tidak akan mengizinkan setiap semen digunakan bila didapati dalam kondisi telah mengeras.

(5) Bahan-Bahan yang ditumpuk di pinggir jalan

Direksi Teknik akan memeberikan petunjuk mengenai lokasi yang tepat untuk menumpuk bahan
bahan dipinggir jalan, dan semua tempat yang dipilih harus keras, tanah dengan drainase yang
baik, bebas dari menjadi adonan dan kering serta sama sama sekali tidak boleh melampaui batas
jalan tersebut dimana bahan-bahan tersebut dapat menimbulkan bahaya atau kemacetan lalu
lintas yang lewat.

Tempat penumpukan harus dibersihkan dari tumbuhan rendah dan sampah, dan bila perlu tanah
tersebut ditinggikan dengan grader.

Buku 3 1-8
Spesifikasi Teknis
Agregat dan kerikil harus ditumpuk secara rapih menurut ukuran mal, dengan sumbu memanjang
tumpukan tersebut biasanya sejajar dengan garis tengah jalan.
Aspal dalam drum-drum harus ditumpuk seperti diuraikan pada item (3) diatas dan dibentuk ke
dalam tempat yang teratur (tidak berserakan sepanjang jalan).

1.6. 4 Pengukuran dan Pembayaran

(1) Royalty (Keuntungan)

Semua biaya untuk kompensasi bagi pemilik lahan atau sumber bahan, misalnya sewa, royalty
(pajak) dan biaya-biaya semacam, akan dimasukkan dalam harga satuan bagi bahan-bahan yang
bersangkutan serta tidak ada pembayaran terpisah kepada Kontraktor untuk biaya-biaya ini.

(2) Pekerjaan-pekerjaan Lapangan untuk Sumber Bahan

a. Kontraktor akan menyelenggarakan semua pengaturan untuk membuka sumber bahan,


kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik secara tertulis.

b. Semua biaya yang diperlukan untuk pembukaan sumber-sumber bahan, seperti


pembongkaran tanah selimut dan tanah bagian atas, serta menimbun kembali lapangan
tersebut setelah galian diselesaikan, akan disediakan dalam harga satuan, dan tidak
ada pembayaran terpisah bagi pekerjaan ini.

BAB 1.7 PROSEDUR PERUBAHAN PEKERJAAN

1.7. 1 Umum

(1) Uraian

Perubahan-perubahan pekerjaan dapat dirintis oleh Pimpinan Proyek (atau oleh Direksi Teknik
jika dikuasakan demikian oleh Pimpinan Proyek untuk bertindak atas namanya) atau oleh
Kontraktor, dan akan disetujui dengan cara satu perintah perubahan yang ditanda tangani oleh
kedua pihak. Jika dasar pembayaran ditentukan dalam satu perintah perubahan menimbulkan
satu perubahan dalam Struktur Harga Satuan Item Pembayaran atau satu perubahan yang
diharapkan dalam besarnya kontrak, Perintah Perubahan tersebut akan dirundingkan dan
dirumuskan dalam suatu Addendum.

(2) Perintah Perubahan dan Addenda harus patuh dengan hal berikut:

a. Perintah Perubahan

Sebuah perintah tertulis yang dikeluarkan oleh Pimpinan Proyek yang diparaf oleh
Kontraktor, menunjukkan penerimaannya atas perubahan pekerjaan atau Dokumen
Kontrak dan persetujuannya atas dasar penyesuaian pembayaran dan waktu, jika ada,
untuk pelaksanaan perubahan pekerjaan tersebut. Perintah perubahan harus diterbitkan
dalam satu formulir standar dan akan mencakup semua instruksi yang dikeluarkan
oleh Pimpinan Proyek yang akan menimbulkan satu perubahan dalam Dokumen
Kontrak atau instruksi-instruksi sebelumnya yang dikeluarkan oleh Pimpinan Proyek.

b. Addenda

Satu persetujuan tertulis antara Pemilik Bangunan dan Kontraktor merumuskan satu
perubahan dalam pekerjaan atau Dokumen Kontrak yang telah menghasilkan satu
perubahan dalam susunan Harga Satuan Item Pembayaran atau satu perubahan yang
diharapkan dalam besarnya kontrak dan telah dirundingkan sebelumnya dan disetujui

Buku 3 1-9
Spesifikasi Teknis
di bawah satu perintah perubahan. Addenda juga akan dibuat pada bagian penutup
kontrak dan untuk semua perubahan-perubahan kontraktual dan perubahan teknis yang
besar tanpa memandang apakah perubahan-perubahan tersebut terjadi untuk struktural
harga atau besarnya kontrak.

(3) Penyerahan-penyerahan

a. Kontraktor akan menunjuk secara tertulis wakil perusahaannya yang diberi kuasa
untuk menerima perubahan dalam pekerjaan dan yang bertanggung jawab untuk
memberitahukan pihak-pihak lainnya dalam tenaga Kontraktor mengenai otorisasi
perubahan-perubahan tersebut.

b. Pimpinan proyek akan menunjuk secara tertulis pejabat yang diberi kuasa untuk
mengadministrasikan prosedur perubahan atas nama Pemberi Tugas.

c. Kontraktor akan membantu setiap pengajuan satu usulan lump sum, dan untuk setiap
Harga Satuan yang tidak ditentukan sebelumnya dengan data pembuktian yang cukup
untuk memungkinkan Direksi Teknik mengevaluasi usulan tersebut.

1.7. 2 Prosedur Awal

(1) Pimpinan Proyek dapat merintis Perintah Perubahan dengan memberikan kepada
Kontraktor satu pengumuman tertulis yang berisikan:

a. Satu uraian terinci perubahan yang diusulkan dan lokasinya dalam proyek.

b. Gambar-gambar dan spesifikasi-spesifikasi kelengkapan yang merinci perubahan yang


diusulkan.

c. Jangka waktu yang direncanakan untuk mengerjakan perubahan yang diusulkan


tersebut.

d. Baik perubahan yang diusulkan tersebut dapat dilaksanakan di bawah struktur Harga
Satuan Item Pembayaran yang ada maupun Suatu Harga Satuan atau Lump Sum
tambahan yang diperlukan, harus disetujui dan dirumuskan dalam satu Addendum.
Satu pengumuman demikian adalah hanya satu pemberitahuan saja, dan tidak
merupakan satu perintah untuk melaksanakan perubahan-perubahan tersebut, atau
untuk menghentikan pekerjaan yang sedang maju.

(2) Kontraktor dapat meminta satu Perintah Perubahan dengan mengajukan satu
pemberitahuan tertulis kepada Direksi Teknik, berisi:

a. Uraian perubahan yang diajukan.

b. Pernyataan alasan untuk membuat usulan perubahan.

c. Pernyataan pengaruh pada jadwal pelaksanaan, jika ada.

d. Pernyataan pengaruh yang ada pada pekerjaan-pekerjaan Sub Kontraktor yang


terpisah, jika ada.

e. Perincian apakah semua atau sebagian usulan perubahan harus dilakukan di bawah
Struktur Harga Satuan Item Pembayaran yang ada beserta dengan Suatu Harga Satuan
Tambahan atau Lump Sum yang dipertimbangkan mungkin perlu disetujui.

Buku 3 1 - 10
Spesifikasi Teknis
1.7. 3 Pelaksanaan Perintah Perubahan (Change Order)

(1) Isi masalah dalam Perintah Perubahan berdasarkan pada:

a. Permintaan Pimpinan Proyek dan Sambutan Kontraktor atas persetujuan bersama,


atau;

b. Permohonan Kontraktor untuk satu perubahan yang diterima oleh Pimpinan Proyek.

(2) Pimpinan Proyek akan mempersiapkan Perintah Perubahan tersebut dan menyediakan satu
nomor Perintah Perubahan.

(3) Perintah Perubahan tersebut akan menguraikan perubahan dalam pekerjaan-pekerjaan,


kedua-duanya penambahan atau penghapusan, dengan lampiran revisi Dokumen Kontrak
yang diperlukan untuk menetapkan perincian perubahan.

(4) Perintah Perubahan tersebut akan menetapkan dasar pembayaran satu penyesuaian waktu
yang diperlukan, sebagai akibat adanya perubahan, dan di mana perlu akan menunjukkan
setiap tambahan Harga Satuan ataupun Jumlah yang dirundingkan d antara Pimpinan
Proyek dan Kontraktor yang perlu dirumuskan dalam satu Addendum.

(5) Pimpinan Proyek akan menanda tangani dan menetapkan tanggal Perintah Perubahan
sebagai otorisasi bagi Kontraktor untuk melaksanakan perubahan tersebut.

(6) Kontraktor akan menanda tangani dan memberi tanggal Perintah Perubahan untuk
menyatakan persetujuan dengan rincian di dalamnya.

1.7. 4 Pelaksanaan Addenda

(1) Isi masalah satu Addenda berdasarkan:

a. Permintaan Pimpinan Proyek dan Jawaban Kontraktor.

b. Permohonan Kontraktor untuk perubahan, yang direkomendasi dan disettujui oleh


Pimpinan Proyek.

(2) Pimpinan Proyek akan mempersiapkan Addendum tersebut.

(3) Addendum tersebut akan menguraikan setiap perubahan kontraktual, perubahan teknik
maupun perubahan volume dalam pekerjaan, kedua tambahan maupun penghapusan
beserta revisi Dokumen Kontrak untuk menetapkan perincian perubahan dimaksud.

(4) Addendum tersebut akan menyediakan satu perhitungan ringkas setiap tabahan atau
penyesuaian Harga Satuan Item Pembayaran beserta satu perubahan dalam jumlah kontrak
atau penyesuaian dalam jangka waktu kontrak.

(5) Pimpinan Proyek dan Kontraktor akan menanda tangani Addendum tersebut dan
melampirkannya dalam Dokumen Kontrak.

Buku 3 1 - 11
Spesifikasi Teknis
BAB 1.8 DOKUMEN REKAMAN PROYEK

1.8. 1 Umum

(1) Kontraktor akan menyimpan satu rekaman pekerjaan kontrak dan akan menyelesaikan
rekaman semua perubahan pekerjaan dalam kontrak sejak dimulai sampai selesainya
pekerjaan proyek.

(2) Penyerahan-penyerahan

a. Kontraktor akan menyerahkan kepada Direksi Teknik untuk persetujuannya rekaman


proyek tersebut yang selalu dilaksanakan pada hari ke 25 tiap-tiap bulan, atau tanggal
lain menurut perintah Pimpinan Proyek.
Persetuajuan Direksi Teknik terhadap Dokumen ini diperlukan untuk persetujuan
pembayaran.

b. Kontraktor akan menyerahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan


persetuajuannya Dokumen Rekaman Proyek Akhir (Final) Pada waktu permohonan
untuk Sertifikat Penyelesaian Utama, dilengakapi dengan catatan-catatan berikut:

Tanggal
Nomor dan Jadwal Proyek
Nama dan Alamat Kontraktor
Nomor dan Judul masing-masing Dokumen Rekaman
Sertifikat bahwa masing-masing Dokumen yang diserahkan adalah lengkap dan
akurat
Tanda Tangan Kontraktor atau wakilnya yang diberi kuasa

1.8. 2 Dokumen Rekaman Proyek

(1) Perangkat Dokumen Proyek

Dengan pemenangan kontrak, Kontraktor akan mendapatkan seperangkat lengkap semua


Dokumen dari Pimpinan Proyek tanpa beban biaya, yang berkaitan dengan Kontrak.

Dokumen tersebut akan meliputi:

Persyaratan Umum Kontrak


Gambar Rencana Kontrak
Spesifikasi
Addenda
Modifikasi-modifikasi lain terhadap kontrak (jika ada)
Catatan Pengujian Lapangan

(2) Penyimpanan

Dokumen Proyek tersebut harus disimpan di dalam kantor lapangan dalam satu file dan rak dan
Kontraktor harus menjaga dan melindunginya dari kerusakan dan hilang sampai pekerjaan
selesai, serta harus memindahkan data rekaman tersebut kepada Dokumen Rekaman Proyek
Akhir (Final).
Dokumen Rekaman tersebut tidak boleh digunakan untuk tujuan pelaksanaan dan dokumen itu
harus dapat diperoleh setiap waktu untuk pemeriksaan oleh Direksi Teknik.

Buku 3 1 - 12
Spesifikasi Teknis
BAB 1.9 PEKERJAAN HARIAN

1.9. 1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari kegiatan-kegiatan kerja tertentu yang semula tidak diketahui lebih dulu
atau tidak disediakan dalam Daftar Penawaran, tetapi ternyata selama pelaksanaan menjadi jelas
diperlukan agar pelaksanaan dan penyelesaian proyek memuaskan dan dapat diukur dengan baik
dalam hal biaya-biaya, tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan.
Pengoperasian yang harus dilaksanakan di bawah Pekerjaan Harian dapat termasuk segala
sesuatu yang diperintahkan atau dikuasakan oleh Direksi Teknik dan dapat meliputi stabilisasi,
pengujian (testing), perbaikan dari lapis perkerasan yang ada, konstruksi lapisan ulang, struktur
atau pekerjaan-pekerjaan lainnya.

(2) Penyerahan

Sebelum memesan material untuk Pekerjaan Harian Kontraktor harus menyerahkan kepada
Direksi Teknik, penawaran-penawaran, untuk diminta persetujuannya, dan sesudah pemesanan
material, Kontraktor harus memberikan kepada Direksi Teknik tanda terima atau kwitansi
pembayaran lainnya yang diperlukan untuk membuktikan jumlah yang dibayar.

Pada akhir setiap hari kerja, Kontraktor harus menyerahkan suatu catatan tertulis mengenai
banyaknya jam kerja untuk tenaga kerja dan peralatan serta volume semua bahan yang
digunakan atas dasar suatu Pekerjaan Harian dan harus memperoleh tanda tangan Direksi Teknik
pada laporan ini, yang menyatakan bahwa Direksi Teknik telah menyetujui mengenai item
pembayaran dan kuantitas yang diajukan.

Kontraktor harus menyerahkan setiap claim Pekerjaan Harian sesuai dengan Bab 1.9.3 di bawah
ini.

1.9. 2 Bahan-bahan dan Peralatan

(1) Bahan-bahan

Semua bahan yang digunakan atas dasar Pekerjaan Harian harus memenuhi persyaratan mutu
dan keandalan yang diberikan pada bab-bab terkait pada spesifikasi ini. Untuk bahan-bahan yang
tidak ditetapkan secara terinci di manapun pada spesifikasi ini, maka mutu material harus seperti
yang diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Teknik.

(2) Peralatan

Peralatan-peralatan yang digunakan atas dasar Pekerjaan Harian harus memenuhi ketentuan-
ketentuan dari bab-bab yang terkait pada spesifikasi ini dan harus disetujui untuk diguanakan
oleh Direksi Teknik sebelum pekerjaan dimulai.

1.9. 3 Pelaksanaan Pekerjaan Harian

(1) Pengesahan Pekerjaan Harian

a. Pekerjaan Harian dapat diminta secara tertulis oleh Kontraktor atau diperintahkan
oleh Direksi Teknik. Pada kedua hal tersebut, pekerjaan tidak boleh dimulai, sampai
Direksi Teknik mengeluarkan secara tertulis suatu otorisasi kerja harian.

Buku 3 1 - 13
Spesifikasi Teknis
b. Otorisasi ini akan menguraikan mengenai luas dan sifat pekerjaan yang diperlukan
dengan lampiran-lampiran gambar atau Dokumen Kontrak yang diperbaiki untuk
menentukan rincian pekerjaan, dan akan menunjukkan cara untuk menentukan setiap
perubahan jumlah besarnya kontrak dan setiap perubahan dalam jangka waktu
kontrak, jika ada.

c. Direksi Teknik akan menanda tangani dan membubuhi tanggal pada otorisasi
Pekerjaan Harian sebagai pemberian wewenang atau izin kepada Kontraktor untuk
melanjutkan pekerjaan.

(2) Penampilan Pekerjaan Harian

Pengoperasian Pekerjaan Harian harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari bab-
bab yang terkait pada spesifikasi ini yang menentukan penempatan bahan-bahan, finishing
pekerjaan-pekerjaan, pengujian dan mutu pekerjaan, pemeliharaan pekerjaan serta perbaikan
setiap pekerjaan yang tidak memuaskan.
Dalam hal pekerjaan yang diperlukan harus dilaksanakan atas dasar Pekerjaan Harian yang tidak
ditentukan di manapun pada spesifikasi ini, maka pekerjaan yang harus dilaksanakan
sebagaimana diperintahkan dan disetujui oleh Direksi Teknik

(3) Claim Pekerjaan Harian

a. Pada selesainya Pekerjaan Harian, Kontraktor harus menyerahkan daftar perhitungan


beserta data pendukung untuk mendukung setiap claim-claim pekerjaan harian atas
dasar swakelola, bahan-bahan dan waktu termasuk semua catatan harianyang disetujui
oleh Direksi Teknik ditambah keterangan tambahan seperti:

i. Nama Direksi Teknik yang memerintahkan bekerja, dan tanggal perintah tersebut.

ii. Tanggal dan waktu pekerjaan dilaksanakan beserta daftar tenaga yang
dipekerjakan.

iii. Ringkasan mengenai jam-jam kerja yang digunakan, untuk semua tenaga kerja
pada Pekerjaan Harian.

iv. Ringkasan mengenai jam-jam yang digunakan untuk semua peralatan konstruksi
pada Pekerjaan Harian.

v. Apabila dapat dipakai, invoice dan tanda terima untuk setiap material, produk dan
jasa-jasa yang digunakan dalam pekerjaan yang disahkan dengan Perintah
Perubahan.

b. Konsultan akan memeriksa dan menyatakan bahwa claim Pekerjaan Harian dari
Kontraktor sebagai bagian dari permintaan pengajuan Sertifikat Pembayaran Bulanan
sesuai dengan Artikel-artikel yang terkait Persyaratan Umum Kontrak mengenai
Sertifikat dan Pembayaran.

1.9. 4 Cara Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan Harian

(1) Pengukuran dan Pembayaran Bahan-bahan

a. Material yang diukur untuk pembayaran harus jumlah bahan-bahan yang sebenarnya
dimasukkan pada Pekerjaan Harian yang dibuktikan dengan tagihan (invoice) dari
leveransir dan laporan-laporan Pekerjaan Harian yang telah disetujui.

Buku 3 1 - 14
Spesifikasi Teknis
b. Untuk material yang digunakan pada Pekerjaan Harian, pembayaran haruslah pada
harga netto yang dibayarkan oleh Kontraktor untuk materia l yang dikirim ke
lapangan, sebagaimana yang diperkuat dengan surat tagihan dari leveransir yang mana
harganya ditambah 15%. Pembayaran semacam itu harus dianggap sebagai
kompensasi penuh untuk persediaan material, termasuk harga-harga berikut ini:

i. Pengadaan dan pengiriman ke lapangan

ii. Penerimaan di lapangan, pembongkaran, pemeriksaan, penyimpanan,


perlindungan dan penanganan secara umum.

iii. Yang terbuang.

iv. Biaya-biaya administrasi dan akuntansi, dan semua biaya overhead lainnya yang
berhubungan.

v. Keuntungan.

c. Pembayaran semua material yang dimasukkan dalam Pekerjaan Harian harus dibuat
dari jumlah sementara yang dimasukkan untuk item pembayaran Material untuk
Pekerjaan Harian yang tercatat pada Daftar Penawaran.

(2) Pengukuran dan Pembayaran Tenaga Kerja

Pengukuran Tenaga Kerja untuk pembayaran di bawah Pekerjaan Harian harus dibuat
berdasar jam kerja sebenarnya yang dijamin pada Harga Satuan untuk macam-macam
kategori tenaga kerja yang dimasukkan pada Daftar Penawaran, yang harga dan
pembayarannya harus merupakan kompensasi penuh untuk biaya-biaya berikut ini:

i. Upah Tenaga Kerja, pajak, bonus, asuransi, uang cuti, perumahan, fasilitas
kesejahteraan, biaya pengobatan, uang saku lainnya yang menjadi haknya dan semua
biaya-biaya lainnya yang ditetapkan pada Peraturan Tenaga Kerja di Indonesia:
Pedoman untuk Investor Asing (Perundang-undangan Tenaga Kerja di Indonesia),
yang diterbitkan oleh Biro Hukum Departemen Tenaga Kerja.

ii. Pemakaian dan pemeliharaan perkakas manual.

iii. Biaya transportasi ke dan dari lapangan pekerjaan yang harus dilaksanakan.

iv. Semua biaya administrasi dan akuntansi yang berkaitan, pengawasan (tidak termasuk
mandor) dan semua biaya tambahan lainnya serta biaya overhead yang diperlukan
untuk mobilisasi tenaga kerja di lokasi pekerjaan.

v. Keuntungan

(3) Pengukuran

Pengukuran peralatan untuk pembayaran menurut dasar Pekerjaan Harian, baik yang
dibawa atau kepunyaan Kontraktor, harus dibuat berdasarkan jam kerja sebenarnya yang
sah dari peralatan pada harga satuan untuk bermacam-macam kategori dari peralatan yang
dimasukkan pada Dasar Penawaran, yang harga dan penawarannya akan merupakan
kompensasssi penuh untuk biaya-biaya berikut ini:

i. Sopir, Operator dan Pembantu, yang harus termasuk semua biaya yang
ditunjukkan di atas untuk tenaga kerja.

ii. Penyimpanan bahan bakar dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.

Buku 3 1 - 15
Spesifikasi Teknis
iii. Overhauls, perbaikan dan penggantian.

iv. Waktu idle (tidak bekerja) dan waktu perjalanan di lapangan.

v. Biaya-biaya pendirian perusahaan, biaya-biaya akuntansi kantor pusat dan kantor


lapangan dan semua biaya overhead lainnya.

vi. Biaya pengangkutan dari dan ke lapangan.

vii. Keuntungan

Buku 3 1 - 16
Spesifikasi Teknis
KONTRAK NO. : ____________________________ TANGGAL : ____________

NAMA KONTRAK : __________________________

CLAIM PEKERJAAN HARIAN : MATERIAL :

TOTAL
ITEM HARGA
URAIAN SATUAN VOLUME HARGA
PEMBAYARAN SATUAN
Rp.
1.9.1 Material untuk pekerjaan
harian (yang terdaftar
pada Daftar Penawaran)
(1) ------
(2) ------
(3) ------
(4) ------

SUB TOTAL

Tambahan 15% atas biaya


(Bab 1.9.4 (1))

Total Claim untuk material

Terbilang :

Saya menyatakan bahwa material di atas sudah dikirim ke lapangan dan dimasukkan dalam
Pekerjaan Harian.

Ditanda tangani, Disahkan,

Kontraktor Direksi Teknik

Catatan: Tanda terima dan surat tagihan (invoice), terlampir.

Buku 3 1 - 17
Spesifikasi Teknis
KONTRAK NO. : ___________________________ TANGGAL : ____________

NAMA KONTRAK : __________________________

CLAIM PEKERJAAN HARIAN : TENAGA KERJA :

TOTAL
ITEM BIAYA /
PEMBAYARAN
URAIAN NO. JAM BIAYA
JAM
Rp.

1.9.2 Daftar Tenaga Kerja Kontraktor


yang dipekerjakan berdasarkan
kontrak

(1) Mandor

(2) Tenaga Kerja Trampil

(3) Tenaga Kerja Tidak Trampil

(4) Tukang

Saya menerangkan bahwa Tenaga Kerja di atas telah dipekerjakan menurut dasar Pekerjaan
Harian.

Ditanda tangani Disahkan,

Kontraktor Direksi Teknik

Buku 3 1 - 18
Spesifikasi Teknis
KONTRAK NO. : ___________________________ TANGGAL : ____________

NAMA KONTRAK : __________________________

CLAIM PEKERJAAN HARIAN : _____________________ TENAGA KERJA :

TOTAL
ITEM HARGA
URAIAN SATUAN VOLUME HARGA
PEMBAYARAN SATUAN
(Rp.)

DIPINDAHKAN KE DEPAN

1.9.3 PERALATAN UNTUK PEKERJAAN


HARIAN
Jam
(1) Dum truck 3 4 m3 Jam
(2) Field bed truck 3 4 ton Jam
(3) Water tanker 3,000 4,500 liter Jam
(4) Motor grader min 100 HP Jam
(5) Wheel Loader 75 100 HP Jam
(6) Track loader 75 100 HP Jam
(7) Excavator 50 140 HP Jam
(8) Crane Capacity 10 15 ton Jam
(9) Steel wheel roller 6 9 ton (unballasted) Jam
Vibratory roller 5 8 ton (tanpa pembeban)
(10) Vibratory compactor 1,5 5,0 HP Jam
Compressor 4,000 5,000 l/min. Jam
(11) Termasuk pipa-pipa dan perkakas manual
(12) untuk semprot udara
Band blasting equipment Jam
(13) Pressure grouting equipment Jam
(14) Internal Concrate Vibrator Jam
(15) External Concrate Vibrator Jam
(16) Concrate mixer 0,3 0,5 m3 Jam
(17) Water pump 70 100 mm Jam
(18)

TOTAL HARGA UNTUK PERALATAN


YANG DIGUNAKAN PADA PEKER-
JAAN HARIAN

Saya menerangkan bahwa peralatan di atas telah disediakan oleh Kontraktor untuk digunakan di
bawah Pekerjaan Harian.

Ditanda-tangani, Disahkan,

Kontraktor Direksi Teknik

Buku 3 1 - 19
Spesifikasi Teknis
BAGIAN 2
DRAINASE

Bab 2. 3 SALURAN TANAH BARU, TERBUKA

2.3. 1 Umum ........................................................................................ 2-1


2.3. 2 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................... 2-1
2.3. 3 Cara Pengukuran Pekerjaan ....................................................... 2-2
2.3. 4 Dasar Pembayaran ..................................................................... 2-2

Bab 2. 4 SALURAN DILAPISI

2.4. 1 Umum ........................................................................................ 2-3


2.4. 2 Bahan-Bahan ............................................................................. 2-4
2.4. 3 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................... 2-4
2.4. 4 Cara Pengukuran dan Pembayaran ............................................. 2-6

Bab 2. 5 GORONG-GORONG BETON

2.5. 1 Umum ........................................................................................ 2 - 7


2.5. 2 Bahan-Bahan ............................................................................. 2 - 8
2.5. 3 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................... 2 - 9
2.5. 4 Cara Pengukuran Pekerjaan ....................................................... 2 - 10
2.5. 5 Dasar Pembayaran ..................................................................... 2 - 11

Buku 3
Spesifikasi Teknis
BAGIAN 2
DRAINASE

BAB 2.3 SALURAN TANAH BARU, TERBUKA

2.3. 1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari pembangunan saluran tanah baru yang mencapai garis, tingkat dan
profil seperti yang ditunjukkan pada gambar atau di lapangan.
Pekerjaan tersebut juga meliputi setiap pemindahan lokasi atau penjagaan arus atau saluran
irigasi yang ada yang terganggu selama pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan kontrak, memasang
gebalan rumput pada dasar saluran untuk mengurangi kecepatan air dan memperkecil erosi.

(2) Toleransi Ukuran

a. Alinyemen saluran yang jadi dan profil potongan melintang tidak boleh berubah
dariyang ditentukan atau disetujui lebih dari 5 cm pada setiap titik.

b. Ketinggian terakhir pada saluran tidak boleh berubah lebih dari 2 cm pada setiap titik,
dan dasar saluran tersebut harus cukup halus serta rata untuk menjamin aliran air yang
bebas tanpa terjadi empangan pada waktu aliran lambat.

2.3. 2 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapangan

Lokasi, panjang, arah dan kemiringan yang diperlukan dari saluran yang harus digali, beserta
dengan semua lubang tangkapan dan kuala yang bersangkutan, harus diukur (ditata)di lapangan
oleh kontraktor, sesuai dengan gambar-gambar kontrak serta petunjuk-petunjuk lainnya yang
diberikan oleh Direksi Teknik.

(2) Galian Saluran

a. Galian untuk saluran, termasuk pembentukan, peningkatan dan perapian tebing


samping harus dilaksanakan sesuai dengan gambar-gambar kontrak atau seperti
petunjuk yang lain yang diberikan oleh Direksi Teknik di lapangan.

b. Semua bahan-bahan dari galian harus dipindahkan dari lapangan ke tempat


pembuangan yang disetujui oleh Direksi Teknik.

c. Garis profil akhir saluran harus diselesaikan sampai disetujui oleh Direksi Teknik serta
setiap penyesuaian atau setiap perbaikan pekerjaan utnuk membetulkan kerusakan-
kerusakan atau penyimpangan-penyimpangan harus dilaksanakan sesuai dengan
perintah Direksi Teknik.

(3) Jalan Air Yang Ada

a. Arus atau kanal asli di sekitar tempat kerja kontrak ini tidak boleh diganggu tanpa
mendapat persetujuan dari Direksi Teknik.

b. Bahan-bahan yang mengendap di dalam arus atau daerah kanal sebagai hasil dari
pekerjaan-pekerjaan drainase harus disingkirkan bila pekerjaan tersebut telah
diselesaikan atau pada satu waktu seperti yang dimintakan oleh Direksi Teknik.
Buku 3 2-1
Spesifikasi Teknis
c. Bila jalan air yang ada dipindah sesuai dengan pekerjaan dalam kontrak, alinyemen
baru tersebut harus memelihara kemiringan dasar dan profil yang ada, terkecuali
dimintakan lain oleh Direksi Teknik.

2.3. 3 Cara Pengukuran Pekerjaan

( 1 ) Galian saluran tanah harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume
tanah yang sebenarnya disingkirkan dan dditerima oleh Direksi Teknik, yang diperlukan
untuk menyelesaiakan pekerjaan drainase.

( 2 ) Kelebihan galian dari yang ditunjukkan dalam gambar atau dari yang diperintahkan oleh
Direksi Teknik, tidak boleh diukur atau dibayar.

( 3 ) Bila ditemukan/galian batu (seperti dinyatakan dalam Bab 3.1.1. (2)), batu tersebut harus
diukur dan dibayar sebagai galian Batu dibawah item pembayaran 3.1.2 spesifikasi ini.

2.3. 4 Dasar Pembayaran

Volume-volume yang diberikan seperti diatas akan dibayar atas dasar Harga kontrak per satuan
pengukuran bagi item pembayaran yang tercantum dibawah.
Harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk melaksanakan semua
pekerjaan-pekerjaan kontrak termasuk pembersihan, galian, pembentukan kembali dan
penyelesaian saluran tanah serta kanal-kanal mencapai tingkat, garis dan profil akhir.

Nomor Item Satuan


URAIAN
Pembayaran Pengukuran

2. 3. 1 Galian Saluran dan Kanal Tanah Meter kubik

BAB 2.4 SALURAN DILAPISI

2.4. 1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan terdiri dari membangun saluran baru atau rekontruksi saluran yang ada dan
memberikan satu lapisan pasangan batu sebagaimana ditunjuk dalam gambar atau seperti yang
diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan.

Pekerjaan tersebut juga termasuk setiap pemindahan atau penjagaan arus, kanal irigasi atau jalan
air yang ada, yang terganggu selama pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan kontrak.

(2) Toleransi Ukuran

a. Ketinggian dasar saluran final tidak boleh berbeda dari yang ditentukan lebih besar
dari 1 cm pada setiap titik dan harus cukup halus serta bentuknya rata untuk menjamin
aliran air yang bebas.

b. Alinyemen aliran dan profil potongan melintang akhir (final) tidak boleh berbeda dari
yang ditentukan lebih dari 5 cm pada setiap titik.

Buku 3 2-2
Spesifikasi Teknis
c. Permukaan masing-masing batu muka pasangan batu pelapisan tidak boleh berbeda
dari permukaan normal lebih dari 3 cm.

d. Ketebalan pasangan batu harus seperti yang ditunjukkan pada gambar standar dan
tidak boleh kurang dari 20 cm, kecuali dinyatakan lain secara tertulis.

(3) Penjadwalan Pekerjaan

Selokan-selokan pertama-tama harus dipotong pendek menurut penampang melintang yang


disetujui dan dipotong final dalam persiapan untuk pelapisan termasuk perbaikan setiap
kerusakan yang dapat terjadi selama pelaksanaan, yang harus dilaksanakan sesudah penyelesaian
semua sambungan muka dan pekerjaan-pekerjaan sambungan serta jika ketinggian yang benar
dan final telah dikerjakan.

(4) Contoh-contoh

Contoh-contoh bahan yang digunakan, termasuk semen, pasir dan batu untuk pekerjaan pasangan
batu, harus diperiksa dan disetujui Direksi teknik, sebelum pekerjaan dimulai.

(5) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan

Setiap bagian pekerjaan yang menunjukkan ketidak teraturan atau cacat-cacat dikarenakan
jeleknya penanganan atau gagalnya kontraktor untuk mematuhi persyaratan spesifikasi, harus
diperbaiki oleh kontraktor sampai memuaskan Direksi Teknik tanpa ada biaya tambahan.

2.4. 2 Bahan-bahan

(1) Urugan kembali Bahan Terpilih Untuk Pelapisan Saluran

Urugan kembali yang digunakan sebagai bahan dasar dan perbaikan bagian belakang pelapisan
pasangan batu harus dari pasir, kerikil berpasir atau bahan berbutir bergradasi baik yang disetujui
lainnya dengan ukuran batu maksimum 20 mm, semuanya seperti yang ditentukan pada Bab 2.7.

(2) Bahan Filter

Bahan-bahan untuk membuat lapisan dasar menyerap air, kantong-kantong filter ataupun lubang
pelepasan pada pelapisan pekerjaan batu yang disetujui harus keras, awet, bahan berbutir yang
memenuhi persyaratan gradasi yang ditentukan pada Bab 2.7.

(3) Pasangan Batu Dengan Siar (Adonan)

a. Batu
Batu tersebut harus batu lapanan dengan permukaan kasar atau batu sumber (quarry)
kasar yang keras dalam kondisi baik, awet dan mutunya padat, tahan terhadap daya
perusakan air, serta sepenuhnya cocok digunakan sebagi pasangan batu, semuanya
seperti yang ditentukan pada Bab 1.8 Spesifikasi ini untuk pasangan batu dengan siar.

b. Adonan (Mortar)
Adonan terdiri dari semen portland (P.C) dicampur dengan agregat halus atau pasir
kasar dalam satu perbandingan 1 semen dan 3 agregat/pasir, terkecuali ditentukan lain
oleh Direksi Teknik.

c. Kelas beton K125


Beton di mana diperlukan untuk penggunaan sebagai dasar penopang pasangan batu
harus dari kelas K125 yang sesuai dengan Spesifikasi Bab 7.1 Spesifikasi ini.

Buku 3 2-3
Spesifikasi Teknis
2.4. 3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapangan

Lokasi, panjang, garis batas dan kemiringan yang diperlukan dari semua saluran-saluran yang
harus digali dan dilapisi, bersama-sama dengan semua lubang tangkapan dan kuala yang
berkaitan, harus ditata di lapangan oleh kontraktor sesuai dengan rincian pelaksanaan yang
ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik, serta
harus diperiksa dan mendapat persetujuan Direksi Teknik sebelum pelaksanaan pekerjaan
dimulai.

(2) Pelaksanaan Pelapisan Pasangan Batu Dengan Siar

a. Persiapan Pondasi

i. Ketinggian permukaan pondasi untuk saluran harus dipasang dan digali sampai
kedalaman yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti diperintahkan
oleh Direksi Teknik di lapangan untuk menjamin bahwa satu permukaan yang
baik dan memadai dapat diperoleh.

ii. Bila diperintahkan demikian oleh Direksi Teknik bahan dasar yang disetujui harus
diletakkan dan dipadatkan di tempatnya.

iii. Kecuali ditentukan lain atau ditunjukkan pada Gambar Rencana, dasar pondasi
untuk pelapisan pekerjaan batu harus normal (rata) atau dipotong bertangga rata
kepada permukaan dinding.

iv. Bila ditunjukkan pada Gambar Rencana, atau diminta lain oleh Direksi Teknik,
satu pondasi atau penopang pondasi dari beton akan diperlukan.

b. Penempatan dan Penyelesaian Akhir Pekerjaan Batu dengan Siar

Mengikuti persetujuan pondasi yang telah ditentukan, pelapisan pasangan batu dengan
siar harus dibangun sebagaimana ditentukan dalam Bab 8.1 Spesifikasi ini.

c. Penempatan Urugan Kembali

i. Urugan kembali bahan terpilih sebagaimana ditentukan harus ditempatkan dan


dipadatkan dalam lapisan yang merata di belakang pasangan batu atau di mana
saja sebagaimana diperintahkan oleh dan mendapat persetuajan Direksi Teknik.

ii. Bahan alas filter sebagaimana ditentukan harus ditempatkan dan dipadatkan dalam
lapisan tidak melebihi 15 cm tebalnya dan sesuai dengan Gambar Rencana atau
menurut perintah Direksi Teknik.

(3) Penyiapan Ajalan Air Yang Ada

a. Arus atau kanal alami di sekitar pekerjaan kontrak ini tidak boleh diganggu tanpa
persetujuan dari Direksi Teknik

b. Jika suatu galian dalam dasar aliran diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan yang
baik, Kontraktor pada selesainya pekerjaan drainase harus menguruk kembali gaian
tersebut.

c. Bahan-bahan yang mengendap dalam daerah aliran tersebut dari pondasi atau galian-
galian lainnya, harus disingkairakan sepenuhnya pada penyelesaian pembangunan.

Buku 3 2-4
Spesifikasi Teknis
(4) Relokasi Jalan Air

Bila stabilitasi tanggul atau pekerjaan-pekerjaan permanen lainnya diperlukan adanya untuk
kontrak tersebut menyebabkan penyumbatan yang tidak dapapt dihindarkan atau secara sebagian
menyumbat suatu jalan air yang ada, maka jalan air tersebut harus direlokasi (dipindahkan)
untuk menjamin aliran tidak terhalangi lewat pekerjaan tersebut pada semua tingkatan aliran
yang biasa. Relokasi jalan air tersebut akan memelihara kemiringan dasar kanal yang ada dan
harus diarahkan sedemikian sehingga tidak terjadi gerusan terhadap pekerjaan itu atau terhadap
hak milik di sekitarnya.

2.4. 4 Cara Pengukuran dan Pembayaran

Tidak ada persyaratan yang dibuat untuk pengukuran dan pembayaran saluran dilapisi di bawah
Bab ini. Akan tetapi pekerjaan konstruksi untuk saluran dilapisi harus diukur dan dibayar di
bawah item pembayaran dari Spesifikasi-spesifikasi yang terpisah berikut ini.

(1) Galian untuk pembangunan saluran baru dilapisi atau rekonstruksi saluran yang ada, harus
diukur dalam meter kubik dan dibayar sebagai Galian Drainase di bawah item pembayaran
2.3.1 Spesifikasi ini.

(2) Pelapisan pasangan batu untuk saluran-saluran harus diukur dalam meter kubik dan
dibayar sebagai pasangan batu dengan siar di bawah item pembayaran 8.1.1 Spesifikasi ini.

(3) Bahan-bahan urugan kembali yang porous atau bahan dasar filter harus diukur dalam meter
kubik dan dibayar sebagai bahan drainase porous di bawah item pembayaran 2.7.1
Spesifikasi ini.

(4) Beton dalam pondasi atau penopang pondasi harus diukur dalam meter kubik dan dibayar
sebagai beton tidak bertulang di bawah item pembayaran 7.1.2 Spesifikasi ini.

BAB 2.5 GORONG-GORONG PIPA BETON

2.5. 1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari perbaikan, perpanjangan, penggantian atau pembangunan baru gorong-
gorong pipa beton bertulang atau tanpa tulang, termasuk tembok kepala, bangunan inlet (masuk),
dan outlet (pelepasan), serta pekerjaan-pekerjaan pelindung yang berkaitan dengan gerusan,
semuanya sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini dan lokasinya ditunjukkan oleh
Direksi Teknik.

(2) Pengaturan di lapangan dan Lokasi Pekerjaan

a. Gorong-gorong baru yang ditempatkan di lapangan ditunjukkan pada Gambar-gambar


kontrak. Lokasi dan ketinggian final akan diputuskan oleh Direksi Teknik di lapangan
dan Kontraktor harus melakukan suatu pekerjaan survey tambahan sebagaimana
diminta oleh Direksi Teknik, untuk menentukan persyaratan gorong-gorong mengenai
ketinggian dan garis batas.

b. Pekerjaan perbaikan gorong-gorong harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal


pekerjaan yang ditunjukkan dalam dokumen kontrakdan sebagaimana diperintahkan

Buku 3 2-5
Spesifikasi Teknis
oleh Direksi Teknik, termasuk suatu pekerjaan perbaikan tambahan yang mungkin
ditemukan di lapangan selama pekerjaan rehabilitasi drainase.

(3) Penjadwalan Pekerjaan

a. Tidak ada pekerjaan gorong-gorong akan dimulai sampai telah diberikan


persetujuanoleh Direksi Teknik mengenai lingkup pekerjaan.

b. Tidak ada pekerjaan perkerasan atau bahu jalan akan dilaksanakan sampai seluruh
pekerjaan gorong-gorong untuk bagian proyek tersebut telah diselesaikan.

(4) Contoh-contoh

a. Contoh bahan-bahan yang digunakan, termasuk agregat beton, pasir beton, penulangan
beton, cetakan pipa beton, harus diperiksa dan harus mendapat persetujuan Direksi
Teknik sebelum pekerjaan dimulai.

b. Contoh pipa beton bertulang harus diserahkan untuk pemeriksaan dan pengujian
sebagaimana diperlukan oleh Direksi Teknik dan harus diterima sampai memuaskan
sebelum digunakan di lapangan.

(5) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan

Setiap bagian pekerjaan yang menunjukkan ketidak teraturan atau cacat-cacat karena jeleknya
penanganan atau gagalnya Kontraktor untuk mematuhi persyaratan Spesifikasi, harus dibetulkan
dengan perbaikan atau penggantian atas biaya Kontraktor sampai memuaskan Direksi Teknik.

2.5. 2 Bahan-Bahan

(1) Beton

Beton yang digunakan setiap pekerjaan struktural yang diuraikan dalam bagian ini harus
memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Bab 7.1 Spesifikasi ini untuk kelas-kelas beton
berikut:

Kelas K-225 : Struktur dan pipa gorong-gorong beton bertulang


Kelas K-175 : Pelat pondasi dan dinding-dinding
Kelas K-125 : Pondasi beton massa dan pembungkus gorong-gorong

(2) Baja Tulangan untuk Beton

Semua baja tulangan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan yang
ditentukan dalam Bab 7.2 Spesifikasi ini.

(3) Pipa Beton

a. Semua pipa-pipa beton harus pracetak dan didapat dari satu pabrik yang disetujui,
terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik untuk pencetakan di lapangan.]

b. Pipa beton bertulang secara umum harus memenuhi standart spesifikasi AASHTO No.
M-170 dan disesuaikan dengan gambar-gambar standar.

c. Pipa-pipa beton tak bertulang secara umum harus memenuhi Spesifikasi AASHTO
No. M-86 (Tabel 1A) dan disesuaikan dengan gambar-gambar standar. Pipa beton tak
bertulang harus dibatasi sampai satu diameter dalam maksimum 80 cm.

Buku 3 2-6
Spesifikasi Teknis
d. Atas dasar persetujuan Direksi Teknik, Kontraktor dapat mencetak pipa beton tidak
bertulang di lapangan, yang konstruksinya harus sepenuhnya sesuai dengan spesifikasi
ini serta dengan cetakan pipa dari baja yang harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi
Teknik sebelum digunakan.

(4) Pasangan Batu

Bahan-bahan pasangan batu yang digunakan untuk dinding dan kepala gorong-gorong dan
struktur tumpuan beban harus memenuhi persyaratan umum untuk pasangan batu, Bab 7.4
Spesifikasi ini.
Kualitas Batu harus mendapat persetujuan Direksi Teknik sebelum digunakan di lapangan.

(5) Bahan Alas

Bahan-bahan berbutir untuk alas atau untuk menguruk kembali gorong-gorong pipa dan struktur
lainnya terdiri dari kerikil dan pasir bergradasi yang memenuhi persyaratan Bab 2.7 Spesifikasi
ini.

(6) Urugan Kembali

Bahan bangunan yang digunakan untuk mengurug kembali sekeliling pipa dan di belakang
dinding kepala harus memenuhi persyaratan Bab 3.2 Urugan dari Spesifikasi ini.

2.5. 3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapangan

a. Galian dan penyiapan parit-parit serta pondasi untuk gorong-gorong pipa dan dinding
kepala harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dalam Bab 3.1 - Galian, dan
persyaratan-persyaratan selanjutnya yang diberikan dalam Spesifikasi ini.

b. Bahan-bahan alas untuk pipa gorong-gorong harus ditempatkan sesuai dengan


persyaratan Bab 2.7

(2) Pemasangan Pipa Gorong-Gorong

a. Pipa gorong-gorong tersebut harus diletakkan secara hati-hati, dengan ujung jalur
diangkat dan ujung lidah sepenuhnya masuk ke dalam alur yang bersangkutan dan
tepat dengan garis dan kemiringan yang diperlukan.

b. Sebelum pipa bagian berikutnya diletakkan, separuh bagian bawah lidah masing-
masing bagian berikutnya harus diplester dipermukaan bagian dalam dengan adukan
semen dengan ketebalan yang cukup untuk menyatukan permukaan dalam pipa yang
berbatasan tepat dan rata. Pada saat yang sama separuh bagian atas lidah dari pipa
berikutnya harus diplester sama dengan adukan.

c. Setelah pipa tersebut diletakkan, sambungan yang masih sisa harus diisi dengan
adukan dan adukan tambahan yang cukup harus digunakan untuk membentuk satu
butiran (manik-manik) sekeliling pipa. Bagian dalam sambungan harus disapu dan
diselesaikan halus. Adukan pada bagian luar harus tetap basah selama dua hari sampai
Direksi Teknik mengijinkan pelaksanaan Urugan Kembali.

Buku 3 2-7
Spesifikasi Teknis
(3) Penempatan Urugan Kembali dan Pemadatan

a. Urugan kembali dan pemadatan di sekeliling dan di atas gorong-gorong harus


dilaksanakan sebagaimana ditentukan secara rinci dalam Bab 3.2 Urugan,
menggunakan bahan-bahan terpilih yang disetujui oleh Direksi Teknik. Bahan-bahan
tersebut harus terdiri dari tanah atau kerikil, bebas dari gumpalan lempung dan benda
tumbuh-tumbuhan serta berisi batu-batu yang tidak tertahan pada saringan 25 mm.

b. Urugan tersebut diambil dengan ketebalan minimum 0,50 m di atas puncak pipa dan
kecuali dalam parit, untuk satu jarak minimum satu setengah diameter dari sumbu pipa
pada kedua sisi. Perhatian khusus harus diberikan untuk menjamin bahwa urugan
kembali di bawah pinggang pipa dipadatkan dengan baik.

c. Alat pemadatan tanah yang berat tidak boleh beroperasi lebih dekat dari 1,50 meter
kepada gorong-gorong, sampai gorong-gorong tersebut telah selesai ditutup setebal
paling sedikit 60 cm di atas bagian atas pipa.
Alat pemadatan ringan boleh dioperasikan di dalam batas-batas di atas, asalkan urugan
kembali tersebut telah ditempatkan dan dipadatkan dan memberikan penutup
minimum 30 cm di atas puncak pipa. Walaupun demikian, Kontraktor harus
bertanggung jawab untuk memperbaiki setiap kerusakan akibat dari operasi tersebut.

(4) Beton Pembungkus Pipa

Pipa-pipa harus dibungkus dengan beton yang sesuai dengan rincian yang ditunjukkan pada
Gambar Rencana atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik jika ketebalan penutup yang
harus di pasang lebih besar dari ketebalan maksimum atau kurang dari ketebalan minimum yang
ditunjukkan pada Gambar atau dalam Spesifikasi pabrik pipa untuk ukuran dan kelas pipa yang
khusus.

(5) Dinding Kepala Gorong-Gorong dan Bangunan Pelengkap

Kecuali secara lain ditunjukkan pada Gambar, lapis lindung limpahan dan bangunan pelindung
gerusan yang berkaitan dengan bangunan gorong-gorongyang tidak diperlukan untuk memikul
beban struktural yang berat, harus dibangun dengan pasangan batu dengan siar (Bab 8.1).
Kepala gorong-gororng dan dinding sayap harus dibangun menggunakan pasangan batu
plesteran (lihat Bab 7.4)

(6) Memperpanjang gorong-gorong yang ada

Bila perpanjangan gorong-gorong yang ada memerlukan pemindahan dinding kepala, dinding
sayap atau bangunan-bangunan lainnya yang berkaitan yang ada, bagian-bagian tersebut harus
dibongkar dengan hati-hati dengan satu cara untuk menghindari kerusakan-kerusakan pipa atau
elemen-elemen struktural yang harus tinggal. Jika terjadi kerusakan pada gorong-gorong yang
direncanakan untuk tetap ada, bagian-bagian yang rusak harus diganti atas biaya Kontraktor.

2.5. 4 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Volume-volume yang harus diukur untuk pembayaran bagi gorong-gorong pipa beton,
berupa jumlah meter panjang gorong-gorong pipa baru yang dipasang atau diperpanjang,
diukur dari ujung ke ujung pipa.

(2) Dinding kepala dan dinding sayap serta struktur lainnya yang berkaitan yang dibangun
dengan pasangan batu atau beton akan diukur untuk pembayaran dalam meter kubik
pekerjaan yang selesai dan diterima sesuai dengan item-item pembayaran secara terpisah
yang dimasukkan dalam spesifikasi ini.

Buku 3 2-8
Spesifikasi Teknis
(3) Penyediaan untuk galian dalam batu akan dibuatkan dibawah item pembayaran terpisah
nomor 3.1.2. Akan tetapi tidak ada pengukuran terpisah untuk pembayaran akan dibuat
untuk setiap galian lain atau pekerjaan urugan lain. Biaya pekerjaan tersebut harus
dianggap sebagai kelengkapan (incidental) dalam pelaksanaan pekerjaan gorong-gorong
pipa beton dan harus sudah dimasukkan dalam harga penawaran untuk gorong-gorong dan
untuk berbagai bahan-bahan pembangunan yang digunakan.

(4) Penyediaan untuk bahan alas berbutir terpilih atau bahan filter harus dibuat di bawah item
pembayaran yang terpisah nomor 2.7.1.

2.5. 5 Dasar Pembayaran

Volume gorong-gorong pipa yang diukur sebagaimana diberikan di atas, akan dibayar pada
Harga Kontrak per satuan pengukuran yang bersangkutan bagi masing- masing item
pembayaran yang tercantum di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Penawaran.
Harga-harga dan pembayaran ini akan merupakan kompensasi penuh bagi pengadaan dan
pemasangan semua bahan-bahan dan untuk galian serta pembuangan bahan-bahan, pemadatan,
pekerjaan acuan, urugan kembali, lubang pelepasan dan semua biaya-biaya lainnya yang
diperlukan untuk pekerjaanyang baik yang diuraikan dalam Spesifikasi ini.

Nomor Item
URAIAN Satuan Pengukuran
Pembayaran
2.5.1 GORONG-GORONG PIPA BETON
BERTULANG
(1) Diameter dalam, 60 cm Meter panjang
(2) Diameter dalam, 80 cm Meter panjang
(3) Diameter dalam, 100 cm Meter panjang
(4) Diameter dalam, 120 cm Meter panjang

2.5.2 GORONG-GORONG PIPA BETON TANPA


TULANG
(1) Diameter dalam, 60 cm Meter panjang
(2) Diameter dalam, 80 cm Meter panjang

Buku 3 2-9
Spesifikasi Teknis
BAB 3
PEKERJAAN TANAH

Bab 3. 1 GALIAN

3.1. 1 Umum ........................................................................................ 3-1


3.1. 2 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................... 3-4
3.1. 3 Cara Pengukuran Pekerjaan ....................................................... 3-6
3.1. 4 Dasar Pembayaran ..................................................................... 3-7

Bab 3. 2 URUGAN

3.2. 1 Umum ........................................................................................ 3-8


3.2. 2 Bahan-Bahan ............................................................................. 3 - 10
3.2. 3 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................... 3 - 10
3.2. 4 Pengendalian Mutu .................................................................... 3 - 13
3.2. 5 Cara Pengukuran Pekerjaan ...................................................... 3 - 14
3.2. 6 Dasar Pembayaran ..................................................................... 3 - 15

Buku 3
Spesifikasi Teknis
BAGIAN 3
PEKERJAAN TANAH

BAB 3.1 GALIAN

3.1. 1 Umum

( 1 ) Uraian

a. Pekerjaan ini terdiri dari penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan


tanah atau batu ataupun bahan-bahan lainnya dari jalan kendaraan dan sekitarnya yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan kontrak memuaskan.
b. Pekerjaan ini biasanya diperlukan untuk pembuatan jalan air dan selokan-selokan,
pembuatan parit atau pondasi pipa, gorong-gorong, saluran-saluran atau bangunan-
bangunan lainnya, untuk pembuangan bahan-bahan yang tidak cocok dan tanah bagian
atas, untuk pekerjaan stabilisasi dan pembuangan tanah longsoran, untuk galian bahan
konstruksi ataupun pembuangan bahan-bahan buangan dan pada umumnya
pembentukan kembali daerah jalan, sesuai dengan spesifikasi ini dan dalam
pemenuhan yang sangat bertanggung jawab terhadap garis batas, kelandaian dan
potongan melintang yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti
diperintahkan oleh Direksi Teknik.
c. Terkecuali untuk tujuan pembayaran, persyaratan Bab ini berlaku untuk semua
pekerjaan galian yang dilaksanakan dalam hubungan dengan kontrak, termasuk
pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dalam Bab-Bab lain, dan semua galian
diklasifikasikan dalam satu atau dua kategori, yaitu :

i. Galian Biasa
ii. Galian Batu/Padas

( 2 ) Definisi

a. Galian batu terdiri dari penggalian batu-batu besar dengan volume setengah meter
kubik atau lebih besar atau bahan konglomerat padat yang keras yang dalam pendapat
Direjsi Teknik tidak praktis untuk menggali tan pa menggunakan peralatan kerja
pneumatik, bor atau peledak. Ini tidak termasuk bahan batuan yang dalam pendapat
Direksi Teknik dapat dibuat lepas dan dipecah-pecah oleh gandengan pembelah
hidrolis atau bulddozer.

b. Semua penggalian lain akan dianggap sebagai galian biasa.

( 3 ) Toleransi Ukuran

Kelandaian, garis batas dan formasi akhir setelah penggalian tidak boleh berbeda dari yang
ditentukan lebih besar dari 2 cm pada setiap titik. Pekerjaan yang tidak memenuhi toleransi ini
harus diperbaiki sehingga memuaskan Direksi Teknik sesuai dengan Sub Bab 3.1.1 (8).

( 4 ) Pemeriksaan di Lapangan

a. Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar dibawah Bab ini, ketinggian dan garis
batasnya harus disetujui oleh Direksi Teknik, sebelum Kontraktor memulai pekerjaan.
b. Sesudah masing-masing pengalian untuk lapis tanah dasar, formasi atau pondasi
dipadatkan, Kontraktor harus memberitahukan hal tersebut kepada Direksi Teknik, dan
tidak ada bahan alas dasar atau bahan lainnya akan dipasang sampai Direksi Teknik
telah menyetujui kedalaman penggalian dan kualitas serta kekerasan bahan pondasi.

Buku 3 3-1
Spesifikasi Teknis
( 5 ) Penjadwalan Pekerjaan

a. Pembuatan parit atau pengalian lainnya memotong jalan kendaraan harus dilaksanakan
dengan menggunakan pelaksanaan setengah lebar atau secara lain diadakan
perlindungan sehingga jalan tersebut dijaga tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap
waktu.

b. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik gambar rincian semua


bangunan sementara yang diusulkan untuk digunakan, seperti penyanggaan, penguatan
cofferdam (bendungan sementara), didnding pemutus aliran rembesan (cut off) dan
bangunan-bangunan untuk pembelokan sementaran aliran sungai serta harus
mendapatkan persetujuan Direksi Teknik sesuai dengan gambar-gambar, sebelum
melakukan pekerjaan galian yang dimaksudkan menjadi perlindungan dengan
bangunan-bangunan yang diusulkan tersebut.

( 6 ) Penggunaan dan Pembuangan Bahan-Bahan Galian

a. Semua bahan-bahan yang cocok digali di dalam batas-batas dan lingkup kerja proyek,
di mana mungkin akan digunakan dengan cara yang paling efektif, untuk pembuatan
formasi pematang atau untuk urugan kembali.

b. Bahan-bahan galian yang berisikan tanah-tanah sangat organis, gambut, berisikan


akar-akar atau barang-barang tumbuhan yang banyak, dan juga tanah yang mudah
mengembang, yang menurut pendapat Direksi Teknik akan menghalangi pemadatan
bahan lapisan di atasnya atau dapat menimbulkan suatu penurunan yang tidak
dikehendaki atau kehancuran, akan diklasifikasikan sebagai tidak cocok digunakan
sebagai urugan dalam pekerjaan permanen.

c. Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan untuk timbunan, atau setiap bahan yang
tidak disetujui Direksi Teknik menjadi bahan urugan yang cocok, harus dibuang dan
diratakan dalam lapisan-lapisan tipis oleh Kontraktor di luar Daerah Milik Jalan
seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

d. Kontraktor akan bertanggung jawab untuk semua penyelenggaraan dan biaya-biaya


bagi pembuangan bahan-bahan lebihan atau bahan tidak cocok, termasuk
pengangkutannya dan mendapatkan ijin dari pemilik atau penyewa lahan di mana
buangan tersebut dilakukan.

( 7 ) Pengamanan Pekerjaan Galian

a. Selama pekerjaan penggalian, kemiringan galian yang stabil yang mampu menyangga
bangunan-bangunan, struktur atau mesin-mesin di sekitarnya harus dijaga pada seluruh
waktu, serta harus dipasang penyangga dan penguat yang memadai bila permukaan
galian yang tidak ditahan dengan cara lain dapat menjadi tidak stabil. Bila diperlukan,
Kontraktor harus menopang struktur-struktur di sekitarnya yang mungkin menjadi
tidak stabil atau menjadi berbahaya oleh pekerjaan galian.

b. Alat-alat berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau maksud-maksud semacam,


diizinkan berdiri atau beroperasi lebih dekat dari 1,5 meter dari ujung parit terbuka
atau galian pondasi, terkecuali pipa-pipa atau srtuktur telah selesai dipasang dan
ditutup dengan paling sedikit 60 cm urugan dipadatkan.

c. Bendungan sementara, dinding pemotong aliran rembesan atau sarana-sarana lain yang
mengeluarkan air dari galian, harus didisain secara baik dan cukup kuat untuk
menjamin tidak terjadinya roboh mendadak, dimungkinkan mampu mengalirkan
secara cepat bahaya banjir pada struktur.

Buku 3 3-2
Spesifikasi Teknis
d. Bilamana Kontraktor akan menggunakan bahan peledak yang diperlukan untuk
penggalian batu, bahan peledak harus disimpan, ditangani dan digunakan dengan
pengamanan yang paling tinggi dan ketat, sesuai dengan peraturan hukum Pemerintah.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mencegah setiap penggunaan peledak yang
tidak pada tempatnya, harus menjamin bahwa penanganan peledak tersebut
dipercayakan kepada orang berpengalaman dan bertanggung jawab.

e. Semua galian terbuka harus dipasang rintangan yang memadai untuk menghindari
tenaga kerja atau lain-lainya jatuh dengan tidak sengaja ke dalam galian dan setiap
galian terbuka di dalam daerah badan jalan atau bahu jalan, sebagai tambahan harus
diberi marka pada malam hari dengan drum di cat putih (atau semacamnya) dengan
lampu merah, sehingga memuaskan Direksi Teknik.

f. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengadakan perlindungan bagi setiap pipa
bawah tanah yang berfungsi, kabel-kabel, konduit atau struktur di bawah permukaan
lain yang dapat dipengaruhi dan harus bertanggung jawab untuk biaya perbaikan
setiap kerusakan yang disebabkan oleh operasinya.

( 8 ) Perbaikan Penggalian yang Tidak Memuaskan

Pekerjaan galian yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang diberikan dalam Sub Bab 3.1.1. (3)
harus diperbaiki oleh Kontraktor sebagai berikut :
a. Bahan-bahan lebihan (karena penggalian yang tidak efisien) harus dibuang dengan
galian berikutnya.
b. Daerah yang telah terlanjur digali, atau daerah dimana telah rusak atau terbongkar,
harus diurug kembali dengan urugan terpilih atau bahan pondasi bawah/pondasi atas
yang mana yang dapat diterapkan, sehingga memuaskan Direksi Teknik.

3.1. 2 Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Prosedur Umum

a. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan sekecil mungkin terjadi gangguan


terhadap bahan-bahan di bawah dan di luar batas galian yang ditentukan sebelumnya.

b. Bila bahan tersebut yang nampak keluar di atas tanah dasar atau permukaan pondasi
adalah lepas-lepas atau lunak atau secara lain tidak cocok dalam pendapat Direksi
Teknik, bahan itu secara keseluruhan harus padatkan atau dibuang seluruhnya dan
diganti dengan urugan yang cocok, seperti diperintahkan Direksi Teknik.

c. Di mana batu, lapisan keras atau bahan tidak dapat dihancurkan lainnya ditemukan
berada di atas garis formasi untuk saluran yang dilapisi, atau pada ketinggian
permukaan untuk perkerasan dan bahu jalan, atau di atas bagian dasar parit pipa atau
galian pondasi struktur, bahan tersebut harus digali terus sedalam 20 cm sampai satu
permukaan yang merata dan halus. Tidak ada runcingan-runcingan batu akan
ditinggalkan menonjol dari permukaan yang nampak keluar dan semua bahan-bahan
yang lepas-lepas harus dibuang. Profil galian yang telah ditetapkan harus
dikembalikan dengan pengurugan kembali dan dipadatkan dengan bahan pilihan yang
disetujui oleh Direksi Teknik.

d. Setiap bahan muatan di atas harus disingkirkan dari tebing yang tidak stabil sebelum
penggalian dan talud tebing harus dipotong menurut sudut rencana talud. Untuk tebing
yang tinggi harus dibuatkan bermpada setiap ketinggian tebing 5.0 m yang sesuai
dengan gambar standar.

Buku 3 3-3
Spesifikasi Teknis
e. Untuk perlindungan tebing terhadap erosi, akan dibuatkan saluran cut off (penutup
aliran rembesan) dan saluran pada kaki tebing sebagaimana ditunjukkan pada Gambar
Rencana atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan. Daerah-
daerah yang baru selesai digali, secepatnya harus dilindungi juga dengan penyediaan
lempengan rumput atau tanaman-tanaman lain yang disetujui.

f. Sesuai perintah Direksi Teknik, Kontraktor harus menjaga pekerjaan galian bebas air
dan harus melengkapi dengan pompa-pompa, peralatan dan tanaga kerja, serta
membuat tempat mengumpul, saluran sementara atau tanggul sementara seperlunya
untuk mengeluarkan atau membuang air dari daerah-daerah di sekitar galian.

( 2 ) Galian Untuk Struktur dan Pipa

a. Parit untuk pipa, gorong-gorong atau saluran beton, dan galian-galian untuk pondasi
jembatan dan struktur lainnya, harus dari satu ukuran yang memungkinkan
pemasangan material dengan baik, pemeriksaan pekerjaan dan memadatkan kembali
urugan-urugan di bawah dan di sekitar pipa atau bangunan yang bersangkutan.

b. Galian sampai permukaan akhir pondasi untuk mendukung struktur harus dilakukan
sampai tepat sebelum pendukung tersebut dipasang.

( 3 ) Penggalian Untuk Bahan Galian

a. Lubang-lubang bahan galian, apakah berada dalam DMJ (Daerah Milik Jalan) Jalan
Raya atau dimana saja, harus digali sesuai dengan ketentuan-ketentuan Spesifikasi ini.

b. Persetujuan untuk membuka satu daerah galian baru, atau mengoperasikan daerah
galian yang ada, harus diperoleh dari Direksi Teknik secara tertulis sebelum suatu
operasi galian dimulai.

c. Lubang-lubang harus dilarang atau dibatasi dimana lubang-lubang tersebut


mengganggu drainase asli atau drainase yang didisain.

d. Di sisi daerah yang miring, lubang-lubang galian bahan di atas sisi jalan yang lebih
tinggi, harus dibuat landai dan dibuat mengalirkan air untuk membawa semua air
permukaan ke saluran tepi dan ke gorong-gorong di dekatnya tanpa terjadi genangan.

e. Ujung dari satu lubang galian bahan tidak boleh lebih dekat dari 2 meter dari kaki satu
tanggul atau 10 meter dari bagian puncak satu galian.

f. Semua lubang galian bahan atau sumber bahan yang digunakan oleh Kontraktor harus
ditinggalkan dalam kondisi yang rapih dan teratur dengan sisi dan talud yang stabil
setelah pekerjaan selesai.

( 4 ) Pembuangan Bangunan sementara

a. Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik, semua struktur sementara seperti
tanggul sementara atau penyangga penguat, harus dibongkar oleh Kontraktor setelah
selesainya struktur permanen atau pekerjaan lain yang telah dilaksanakan.

b. Bahan-bahan yang dikumpulkan dari bangunan bangunan sementara tersebut tetap


menjadi milik Kontraktor atau mungkin jika disetujui dianggap cocok oleh Direksi
Teknik, disatukan ke dalam pekerjaan permanen dan dibayar di bawah item
pembayaran yang relevan dimasukkan ke dalam Daftar Penawaran.

c. Setiap bahan galian yang dapat diijinkan sementara dipasang di dalam satu jalan air,
harus dibuang dalam satu cara sehingga tidak merusak jalan air.

Buku 3 3-4
Spesifikasi Teknis
3.1. 3 Cara Pengukuran Pekerjaan

( 1 ) Galian Yang Dikecualikan Dari Pengukuran Dan Pembayaran

Banyak pekerjaan galian di bawah kontrak tersebut tidak akan diukur atau dibayar di bawah Bab
ini, dalam banyak kasus (seperti dinyatakan di bawah macam-macam bab dari Spesifikasi ini)
pekerjaan tersebut akan dimasukkan ke dalam harga penawaran untuk item-item konstruksi yang
bersangkutan.
Jenis galian yang secara khusus harus dikecualikan dari pengukuran di bawah bab ini, diuraikan
dibawah:

a. Penggalian yang dilaksanakan diluar gais batas, profil dan potongan melintang yang
disetujui tidak akan dimasukkan ke dalam volume yang harus diukur untuk
pembayaran, kecuali di mana galian yang kelewat tersebut diperlukan untuk item item
pekerjaan berikut:

i. Pembuanagan bahan-bahan lunak atau tak sesuai

ii. Pembuangan batu atau bahan-bahan sejenis lainnya

iii. Pembuangan tanah dari talud, longsorsn, tanggul sementara yang runtuh yang
sebelumnya telah diterima dan memuaskan Direksi Teknik.

b. Galian untuk saluran tanah baru dan pelapisan saluran (bab 2.3) akan diukur secara
terpisah di bawah ietm pembayaran 2.3.1.

c. Galian untuk perkerjaan drainase berikut ini, termasuk pondasi struktur akan
dikecualikan dari pengukuran.

i. Rehabilitasi saluran tepi jalan (bab 2.2)

ii. Gorong-gorong pipa beton (bab 2.5) kecuali untuk galian batu

iii. Gorong gorong pipa baja bergelombang (2.6.) kecuali untuk galian batu

iv. Drainase porous (bab 2.7) kecuali untuk galian batu

d. Pekerjaan yang dilaksanakan untuk pengembalian kondisi semula perkerasan tidak


akan diukur untuk pembayaran. Penyediaan untuk pekerjaan ini akan dimasukkan ke
dalam berbagai penawaran harga satuan untuk bahan-bahan yang digunakan dalam
operasi pemulihan kondisi semula.

e. Galian untuk rehabilitasi bahu jalan, kecuali untuk galian batu, yang akan dimasukkan
di bawah item pembayaran 4.1.1.

f. Galian untuk pekerjaan pemeliharaan rutin tidak boleh diukur untuk pembayaran.
Penyediaan untuk pekerjaan ini dimasukkan dalam penawaran harga lump sum untuk
berbagai pekerjaan pemeliharaan rutin yang dicakup dibawah bab 9.2 spesifikasi ini.

g. Galian yang dilaksanakan untuk mendapatkan bahan konstruksi (batu, agregat, tanah)
dari galian bahan atau quarry diluar batas-batas daerah pembangunan tidak boleh
diukur pembayaran. Biaya untuk pekerjaan ini harus dimasukkan dalam penawaran
harga satuan untuk bahan-bahan kontruksi.

Buku 3 3-5
Spesifikasi Teknis
( 2 ) Galian Yang Dimasukkan Untuk Pengukuran Dan Pembayaran

a. Pekerjaan galian tidak dikecualikan seperti d iatas akan diukur untuk pembayaran
sebagai volume ditempatkan dalam meter kubik bahan-bahan yang digali. Dasar
perhitungannya harus berupa penampang melintang dan profil yang ditunjukkan pada
gambar atau diukur ditempat sebelum penggalian, dan garis batas dan kemiringan dan
ketinggian pekerjaan galian akhir yang ditentukan atau diterima. Cara perhitungan
harus berupa cara luas rata-rata akhir, menggunakan penampang melintang pekerjaan
berjarak tidak lebih dari 25 meter terpisah kecuali secara lain dinyatakan untuk
Kontrak Khusus.

b. Galian batu (seperti ditentukan dibawah sub.bab 3.1.2 (2) akan diukur dalam meter
kubik batu yang diterima dan disetujui antara Kontraktor dan Direksi Teknik atas
dasar volume senyatanya yang dibuang oleh mesin gali sebagai hasil dari penggalian
di dalam garis batas dan ketinggian yang diatur oleh Direksi Teknik. Galian batu akan
diukur di bawah item pembayaran ini terhadap semua item galian dalam setiap
potongan dari Spesifikasi ini.

3.1. 4 Dasar Pembayaran

Volume galian yang diukur seperti diatas akan dibayar per satuan pengukuran pada harga-harga
yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran bagi item-item pembayaran yang tercantum di
bawah, yang harga dan pembayarannya merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan-
pekerjaan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan galian yang diperlukan
seperti diuraikan sebelumnya dalam Bab ini.

Nomer Item
URAIAN Satuan Pengukuran
Pembayaran

3.1.1 Galian Biasa Meter kubik

3.1.2 Galian Batu / Padas Meter kubik

Buku 3 3-6
Spesifikasi Teknis
BAB 3.2 URUGAN

3.2. 1 Umum

( 1 ) Uraian

a. Pekerjaan ini terdiri dari mendapatkan, mengangkut, penempatan dan memadatkan


tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembangunan pematang, pengurugan
kembali parit-parit atau galian di sekeliling pipa atau struktur serta pengurugan sampai
kepada garis batas, kemiringan, ketinggian penampang melintang yang ditentukan atau
disetujui.
b. Pekerjaan tersebut tidak termasuk pemasangan bahan filter pilihan sebagai alat dasar
untuk pipa-pipa atau saluran beton, atau sebagai bahan drainase porous yang
disediakan untuk drainase di bawah permukaan. Bahan-bahan ini dimasukkan dalam
Bab 2.7 Spesifikasi ini.

( 2 ) Definisi

a. Urugan yang dicakup oleh persyaratan-persyaratan Bab ini di bawah satu atau dua
kategori:

i. Urugan Biasa untuk pematang


ii. Urugan Pilihan untuk pematang

b. Urugan pilihan pematang digunakan untuk kondisi tanah lunak seperti rawa-rawa,
tanah payau, atau tanah yang selalu terendam air di mana diperlukan satu tanah urugan
dengan plastisitas rendah (bahan berbutir), dan juga di mana stabilitasi tanggul, talud
yang terjal atau tanah dasar harus ditimbun sampai ketinggian da pemadatan yang
tertentu.

c. Urugan yang diperlukan untuk tujuan umum seperti diuraikan pada Sub Bab 2.2.1 (1)
di atas dan tidak termasuk urugan pilihan untuk pematang, harus diperlakukan sebagai
urugan biasa untuk pematang.

( 3 ) Toleransi Ukuran

a. Ketinggian dan kemiringan akhir pematang tanah dasar dan bahu jalan, setelah
pemadatan tidak boleh ada dua centimeter lebih tinggi atau 3 cm lebih rendah dari
yang ditentukan atau disetujui.
b. Semua permukaan akhir urugan yang nampak keluar harus cukup halus dan seragam,
dan mempunyai kemiringan yang cukup menjamin limpasan bebas air permukaan.
c. Permukaan akhir talud pematang tidak boleh berbeda dari garis profil yang ditentukan
lebih dari 10 cm.

( 4 ) Contoh-contoh

a. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik hal-hal berikut ini paling
sedikit 14 hari sebelum mulai digunakannya setiap bahan sebagai urugan:

i. dua contoh bahan dengan berat masing-masing 50 kg, salah satu dari padanya
akan ditahan oleh Direksi Teknik sebagai acuan selama jangka waktu kontrak.
ii. satu persyaratan mengenai asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan
sebagai bahan urugan pilihan, bersama-sama dengan hasil pemeriksaan yang
menyatakan bahwa bahan tersebut memenuhi Spesifikasi.

Buku 3 3-7
Spesifikasi Teknis
( 5 ) Penjadwalan Pekerjaan

a. Bagian baru pematang jalan raya atau rekonstruksi harus dibangun setengah lebar,
kecuali disediakan satu pengalihan sehingga jalan tersebut dijaga terbuka untuk lalu
lintas pada setiap waktu.
b. Urugan tidak boleh dipasang, dihampar atau dipadatkan selam hujan atau di bawah
kondisi basah dan pemadatan tidak dapat dikontrol.

( 6 ) Perbaikan Urugan Yang Tidak Memuaskan Atau Tidak Stabil

a. Urugan terakhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang ditentukan atau
disetujui atau dengan toleransi permukaan yang ditentukan dalam sub bab 3.2 .1 (3) di
atas, harus diperbaiki dengan membuat terurai permukaan tersebut, dan membuang
atau menambah bahan-bahan yang diperlukan diikuti dengan pembentukan dan
pemadatan kembali.
b. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kandungan
kelembaban seperti ditentukan dalam sub bab 3.2.3 (3) atau seperti diperintahkan oleh
Direksi Teknik, harus diperbaiki dengan menggaruk bahan tersebut sampai kedalaman
15 cm atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik, yang diikuti dengan
penyiraman air yang memadai dan pencampuran secara menyeluruh dengan alat motor
grader atau peralatan lain yang disetujui.
c. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti yang ditetapkan oleh batas-batas
kandungan kelembaban yang ditentukan dalam sub bab 3.2.3 (3) atau seperti
diperintahkan oleh Direksi Teknik, harus diperbaiki di bawah kondisi cuaca kering
dengan penggarukan bahan-bahan tersebut diikuti dengan pengerjaan sebentar-
sebentar alat grader atau peralatan lain yang disetujui, dengan waktu istirahat di antara
pekerjaan-pekerjaan tersebut. Secara alternatif atau jika pengeringan yang cukup tidak
dapat dicapai dengan pengerjaan bahan lepas tersebut, Direksi Teknik dapat
memerintahkan supaya bahan tersebut dibuang dari tempat pekerjaan dan diganti
dengan bahan yang cocok dan kering.
d. Perbaikan urugan yang tidak memenuhi persyaratan kepadatan atau persyaratan sifat-
sifat bahan Spesifikasi ini, dapat meliputi kebutuhan pencampuran dengan bahan lain
yang cocok, disertai dengan penambahan kebasahan, pemadatan yang lebih dan/atau
pembuangan serta penggantian atas perintah Direksi Teknik.

3.2. 2 Bahan-bahan

( 1 ) Sumber Pengadaan

Bahan-bahan urugan harus dipilih dari sumber-sumber yang disetujui yang sesuai dengan
persyaratan Bab 1.6. Bahan-bahan dan penyimpanan dari spesifikasi ini. Pengujian klasifikasi
tanah halus dilaksanakan atas perintah Direksi Teknik, yang sesuai dengan AASHTO M145
untuk menentukan distribusi ukuran partikel dan plastisitas.

( 2 ) Syarat-Syarat Kualitas

a. Urugan Biasa Untuk Pematang

i. Urugan yang diklasifikasikan sebagai Timbunan Biasa akan terdiri dari galian
bahan tanah atau bahan-bahan berbutir-butir yang disetujui oleh Direksi Teknik
sebagai bahan yang cocok untuk digunakan dalam pekerjaan permanen seperti
yang diuraikan si bawah sub bab 3.2.1(2).

Buku 3 3-8
Spesifikasi Teknis
ii. Secara umum, urugan timbunan biasa harus diperiksa secara khusus untuk
menyingkirkan penggunaan tanah expansif atas tanah dengan plastisitas tinggi
yang diklasifikasikan sebagai A dan A7 dalam spesifikasi AASHTO M145 atau
sebagai Ch dan OH di bawah sistem klasifikasi Casagranda atau Unified.

b. Urugan Pilihan Untuk Pematang

i. Urugan yang di Klasifikasikan sebagai urugan pilihan terdiri dari bahan tanah atau
bahan batu yang memenuhi persyaratan untuk urugan tanggul biasa diatas dan
yang juga jika diuji untuk CBB laboratorium akan memiliki nilai minimum 10%.
ii. Untuk pekerjaan stabilisasi talud atau pematang atau pekerjaan-pekerjaan lain
dimana diperlukan adanya tegangan geser yang baik, urugan pilihan pematang
akan terdiri dari urugan batu, atau lempung berpasiran bergradasi baik atau
campuran lempung/kerikil dengan Indeks Plastisitas/IP (Plasticity Index/PI)
rendah tidak lebih tinggi dari 10%.
iii. Bilamana harus dilakukan pemadatan dibawah kondisi banjir atau kondisi jenuh
urugan pilihan pematang akan berupa pasir atau kerikil atau bahan bahan butiran
bersih lainnya dengan Indeks Plastisitas/IP (Plasticity Index/PI) tidak lebih besar
dari 6%.

3.2. 3 Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Penyiapan Lapangan

a. Sebelum menempatkan urugan diatas suatu lapangan, semua operasi pemotongan dan
pembersihan termasuk pengisian lubang-lubang disebabkan pembongkaran akar-akar
haru diselesaikan sesuai dengan spesifikasi, dan semua bahan-bahan yang tidak cocok
harus dibuang dari batangan tersebut seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik
b. Bilamana tingginya timbunan adalah 1 meter atau kurang, tempat pondasi timbunan
harus dipadatkan secara menyeluruh (termasuk membuat lepas-lepas, mengeringkan
atau membasahi jika diperlukan) sampai bagian puncak tanah setebal 15 cm,
memenuhi persyaratan kepadatan yang ditetapkan untuk urugan yang ditempatkan
disana.
c. Jika timbunan tersebut harus dibuat diatas sisi bukit atau dipasang diatas timbunan
baru atau timbunan lama kemiringan yang ada harus dipotong untuk membuat
permukaan dudukkan yang cukup lebar memikul peralatan pemadatan.

( 2 ) Penimbunan Urugan

a. Urugan harus disiapkan sampai permukaan yang telah dibuat dan ditebarkan dalam
lapisan-lapisan yang rata tidak melebihi ketebalan padat 20 cm, yang memenuhi
toleransi tebal lapisan yang diberikan dalam sub bab 3.2.1 (3) spesifikasi ini. Bilamana
lebih dari satu lapisan harus dipasang, lapisan lapisan tersebut sedapat mungkin harus
sama ketebalannya.

b. Urugan tanah harus diangkut secara langsung dari daerah galian bahan ketempat yang
sudah disiapkan dan dihampar (dalam cuaca kering). Pemupukan tanah pada
umumnya tidak diizinkan, khususnya selama musim hujan.

c. Pengurukan kembali diatas pipa-pipa dan dibelakang struktur harus dilakukan secara
sistematis serta sedapat mungkin segera diikuti dengan pemasangan pipa atau struktur
tersebut. Perhatian harus diberikan untuk menjamin bahwa telah diberikan waktu yang
cukup kepada sambungan pipa dengan adukan dan struktur beton untuk mendapatkan
kekuatan yang memadai sebelum pengurukan kembali.

Buku 3 3-9
Spesifikasi Teknis
Bahan-bahan batuan tidak boleh digunakan sebagai urugan kembali disekeliling pipa
atau didalam 30 cm urugan tanah dasar langsung dibawah permukaan formasi
perkerasan atau bahu jalan dan tidak ada batu dengan ukuran melebihi 10 cm akan
dimasukkan dalam urugan tersebut.

d. Kemiringan tebing harus dibentuk dan dirapikan menurut sudut talud rencana dan bagi
tebing yang tidak tinggi diberikan berm yang sesuai dengan gambar rencana serta
dibuatkan pula penyediaan untuk drainase yang memadai.

e. Untuk perlindungan tebing terhadap erosi haru dipasang gebalan rumput, dan disusun
dalam posisi diatas talud, atas petunjuk sampai memuaskan Direksi Teknik.

( 3 ) Pemadatan Urugan

a. Segera setelah penempatan dan penebaran urugan, masing-masing lapisan harus


dipadatkan menyeluruh dengan peralatan pemadatan yang cocok dan memadai yang
disetujui oleh Direksi Teknik sampai kepada persyaratan-persyaratan kepadatan
berikut:

i. Lapisan-lapisan yang lebih dari 30 cm di bawah permukaan tanah dasar harus


dipadatkan sampai 45% kepadatan kering standar maksimum yang ditetapkan
sesuai AASHTO T99. Untuk tanah-tanah yang berisi lebih dari 10% bahan-bahan
yang tertahan di atas saringan 19 mm, maka kepadatan kering maksimum yang
didapat harus disesuaikan untuk bahan-bahan yang overzise (kelewat besar)
tersebut seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

ii. Lapisan-lapisan di dalam 30 cm atau kurang, dibawah permukaan tanah dasar,


harus dipadatkan sampai 100% kepadatan kering standar maksimum yang
ditetapkan sesuai AASHTO T99 (PB. 0111-76).

iii. Tergantung kepada jenis pelaksanaan dan persyaratan khusus Direksi Teknik,
pengujian-pengujian kepadatan di lapangan dengan metode kerucut pasir harus
dilakukan di atas masing-masing lapisan urugan yang telah dipadatkan, sesuai
dengan AASHTO T191 (PB. 0103-76) dan jika hasil sesuatu pengujian
menunjukkan bahwa kepadatannya kurang dari kepadatan yang diminta,
Kontraktor harus memperbaiki pekerjaan tersebut sesuai dengan sub Bab 3.2.1
(6). Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman penuh lapisan dan di lokasi
yang ditunjukkan oleh Direksi Teknik, yang tidak boleh berjarak lebih dari 200 m.

b. Pemadatan urugan tanah harus dilakukan hanya bila kadar air bahan tersebut berada di
dalam batas 3% kurang dari kadar air optimum sampai 1% lebih dari kadar air
optimum. Kadar air optimum akan ditetapkan sebagai kadar air di mana kepadatan
kering maksimum dicapai bila tanah tersebut dipadatkan sesuai dengan AASHTO T99
(PB. 0111-76)

c. Urugan timbunan harus dipadatkan dimulai pada ujung paling luar serta masuk
ketengah dalam satu cara di mana masing-masing bagian menerima desakan
pemadatan yang sama.

d. Jika bahan urugan harus ditempatkan di atas kedua sisi sebuah pipa atau saluran beton
atau struktur, pelaksanaannya harus sedemikian sehingga urugan tersebut dibentuk
sampai ketinggian yang hampir sama di atas kedua sisi struktur.

e. Terkecuali disetujui oleh Direksi Teknik, urugan di sekitar ujung satu jembatan tidak
boleh ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang atau kepala jembatan
sampai bangunan atas dipasang.

Buku 3 3 - 10
Spesifikasi Teknis
f. Urugan di tempat-tempat yang sulit dicapai oleh peralatan pemadatan harus di
tempatkan dalam lapisan-lapisan horisontal dengan bahan-bahan lepas ketebalan tidak
melebihi 15 cm dan dipadatkan menyeluruh menggunakan mesin pemadat yang
disetujui. Harus diberikan perhatian khusus untuk menjamun tercapainya pemadatan
yang memuaskan di bawah dan di samping pipa-pipa, untuk mencegah rongga-rongga
dan untuk menjamin pipa-pipa tersebut mendapat dukungan sepenuhnya.

( 4 ) Persyaratan Pemadatan untuk Urugan Batu

a. Batu harus ditempatkan dalam lapis-lapis tidak melebihi 30 cm tebalnya atau


ketebalan lain yang diminta oleh Direksi Teknik atas dasar mutu batu dan jenis alat
pemadatan yang digunakan. Pemadatan urugan batu harus dilaksanakan dengan
pemadat berkisi-kisi, pemadat bergetar atau sebuah traktor dengan berat paling sedikit
20 ton atau peralatan berat yang sejenis. Pemadatan harus dilakukan dalam arah
memanjang sepanjang jalan, dimulai dari ujung paling luar dan mengarah ke tengah,
dan akan berlanjut sampai tidak ada pergeseran yang nampak di bawah peralatan
tersebut. Masing-masing lapisan akan terdiri dari batu bergradasi baik yang dapat
diterima dan semua rongga-rongga permukaan harus diisi dengan pecahan-pecahan
sebelum dipasang lapis berikutnya. Batu tidak boleh digunakan di bagian 15 cm
bagian atas dan dengan ukuran batu tidak melebihi 10 cm.
b. Kontraktor bertanggung jawab terhadap pemilihan cara dan peralatan untuk
mendapatkan tingkat pemadatan yang ditentukan. Bila tidak didapatkan kepadatan
yang diperlukan, pengujian lapangan harus dilaksanakan di mana jumlah lintasan
peralatan pemadatan dan kadar air diubah-ubah sampai kepadata yang diperlukan
didapat sehingga memuaskan Direksi Teknik. Hasil dan pengujian lapangan ini
kemudian harus digunakan untuk menentukan jumlah lintasan jenis alat pemadatan
dan kadar air dari semua peralatan berikutnya bagi urugan batu yang sejenis.

3.2. 4 Pengendalian Mutu

( 1 ) Test Laboratorium

Test untuk kondisi kualitas bahan urugan harus dilaksanakan kedua-duanya untuk sumber
pengadaan dan test di tempat seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik, untuk dapat memenuhi
persyaratan-persyaratan Spesifikasi ini.

Test laboratorium berikut ini dijadikan rujukan (referensi)

TABEL 3.2 1. TEST LABORATORIUM BAHAN URUGAN

RUJUKAN TEST
PENGUJIAN J E N I S
AASHTO BINA MARGA

Analisa saringan Aggregat Halus dan T 27 PB 0201- 76 Menentukan distribusi ukuran


Kasar partikel Agregat kasar dan halus

Penentuan Batas Cair dan Batas Plastis T 89 PB 0109- 76 Test plastisitas untuk batas cair
T 90 PB 0110- 76 dan indeks plastisitas
Hubungan Kadar Air Kepadatan . T 99 PB 0111- 76 Test standar Proctor mengguna-
kan palu 2,5 kg
CBR (California Bearing Ratio) T 193 PB 0113-76 Menentukan nilai dukung relatif
urugan padat

Buku 3 3 - 11
Spesifikasi Teknis
( 2 ) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan
Spesifikasi. Kontraktor harus menyediakan semua bantuan yang diperlukan dalam bentuk tenaga
kerja, pengangkutan dan pengujian.

TABEL 3.2.2 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

a. Pengujian Kepadatan urugan padat di Untuk menentukan hubungan kepadatan dan


lapangan ( Test kerucut Pasir ) kadar air pemasangan.
( AASHTO T 191 )
( PS 0103-76 ) Harus dilaksanakan untuk setiap 1000 m3
bahan timbunan sampai kedalaman penuh.

Urugan ditempatkan dalam lapisan di bawah


formasi jalan, harus diuji setiap 200 m
panjang jalan.

Untukurugan kembali disekililing struktur


atau di dalam parit gorong-gorong, paling
sedikit satu test untuk setiap bagian urugan
kembali selesai dipasang.

b. Penentuan CBR lapangan urugan padat Dengan menggunakan Dynamic Cone


Penetrometer (DCP), di lokasi yang diminta
oleh Direksi Teknik.

3.2. 5 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Bila dimasukkan dalam Daftar Penawaran, sebagai satu item pembayaran terpisah, dan
tergantung kepada ketentuan item berikutnya, urugan harus diukur dalam jumlah meter
kubik bahan padat yang ditempatkan dan diterima serta memuaskan Direksi Teknik, dan
akan diuraikan sebagai urugan timbunan bahan biasa atau urugan timbunan bahan pilihan
sesuai dengan Spesifikasi dan gambar-gambar dan disetujui oleh Direksi Teknik untuk
pekerjaan khusus di bawah kontrak.

(2) Volume yang harus diukur untuk pembayaran harus atas dasar penampang melintang dan
profil yang disetujui yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana atau diukur di lapangan
sebelum suatu urugan telah ditempatkan pada garis batas, kelandaian dan permukaan yang
disetujui atau diterima. Cara perhitugan berupa cara luas ujung rata-rata menggunakan
penampang melintang pekerjaan berjarak tidak lebih dari 25 meter, terkecuali dinyatakan
lain untuk kontrak khusus.

(3) Untuk pengukuran satu urugan sampai menjadi satu pekerjaan timbunan atau pekerjaan
sejenis yang dibangun di atas tanah rawa dimana konsolidasi tanah asli yang baik
diharapkan, marka-marka penurunan harus dipasang dan disurvai bersama-sama oleh
Direksi Teknik dan Kontraktor, Volume urugan kemudian akan ditentukan atas dasar
permukaan tanah sebelum dan sesudah penurunan.

Buku 3 3 - 12
Spesifikasi Teknis
(4) Urugan yang ditempatkan di luar garis batas dan penampang melintang yang disetujui
termasuk setiap tambahan urugan yang diperlukan untuk dudukan atau penguncian ke
dalam talud yang ada sebagai hasil penurunan pondasi tidak boleh dimasukkan dalam
volume yang harus diukur untuk pembayaran, kecuali dimana secara lain disetujui oleh
Direksi Teknik untuk mengganti bahan-bahan lunak atau tidak cocok yang ditemukan
dilapangan selama pelaksanaan.

(5) Urugan porous, bahan filter atau bahan alas dasar untuk pipa gorong-gorong, saluran
beton, saluran, saluran dilapisi, saluran porous,dinding kepala dan struktur lainnya, tidak
boleh diukur untuk pembayaran dibawah bab ini, bahan bahan tersebut harus dimasukkan
dalam harga satuan penawaran untuk bahan-bahan dan item-item koonstruksi yang
bersangkutan, yang disediakan dalam item pembayaran di bawah Bab 2.7 Spesifikasi ini.

(6) Urugan yang digunakan dimana saja diluar batas-batas lapangan kerja atau untuk
mengubur bahan-bahan buangan atau untuk penutupan dan memperbaiki galian bahan-
bahan, tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran urugan.

3.2. 6 Dasar Pembayaran

Volume urugan yang diukur sebagaimana diberikan diatas, (betapapun jaraknya pengangkutan)
akan dibayar persatuan pengukuran pada harga yang bersangkutan yang dimasukkan dalam
daftar penawaran untuk item pembayaran yang tercantum dibawah, harga-harga dan
pembayarannya merupakan kompensasi penuh untuk mendapatkan, menyerahkan, memasang,
memadatkan,menyelesaikan dan menguji bahan-bahan urugan serta semua biaya-biaya lain yang
diperlukan dalam penyelesaian yang baik pekerjaan-pekerjaan yang diuraikan dalam bab ini.

Nomer Item
Uraian Satuan Pengukuran
Pembayaran

3.2.1 Urugan Biasa untuk Timbunan Meter Kubik

3.2.2 Urugan Pilihan untuk Timbunan Meter Kubik

Buku 3 3 - 13
Spesifikasi Teknis
BAGIAN 4
BAHU JALAN

Bab 4. 1 REHABILITASI BAHU JALAN

4.1. 1 Umum ........................................................................................ 4-1


4.1. 2 Bahan-Bahan ............................................................................. 4-1
4.1. 3 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................... 4-2
4.1. 4 Cara Pengukuran Pekerjaan ....................................................... 4-2
4.1. 5 Dasar Pembayaran ..................................................................... 4-3

Bab 4. 2 BAHU JALAN BARU

4.2. 1 Umum ........................................................................................ 4-4


4.2. 2 Bahan-Bahan ............................................................................. 4-5
4.2. 3 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................... 4-5
4.2. 4 Pengendalian Mutu .................................................................... 4-6
4.2. 5 Cara Pengukuran dan Pembayaran ............................................. 4-6

Buku 3
Spesifikasi Teknis
BAGIAN 4
BAHU JALAN

BAB 4.1 REHABILITASI BAHU JALAN

4.1. 1 Umum

( 1 ) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari peningkatan kembali dan pembentukan kembali bahu jalan yang ada,
termasuk pembersihan tumbuh-tumbuhan, pemotongan, perapihan, pengurugan dengan bahan
terpilih serta pemadatan untuk mengembalikan bahu jalan mencapai garis, kemiringan dan
dimensi yang benar yang ditunjukkan pada gambar rencana atau seperti yang diperintahkan oleh
Direksi Teknik.

( 2 ) Toleransi Ukuran

a. Permukaan final bahu jalan yang telah dipadatkan tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm
di atas atau di bawah permukaan rencana pada setiap titik.

b. Kemiringan melintang bahu jalan direncanakan sebesar 5% di mana perkerasan diberi


lapis lindung dan 6% di mana perkerasan tidak diberi lapis lindung serta sesuai dengan
Gambar Standar. Kemiringan melintang bahu jalan setelah rehabilitasi tidak boleh
berbeda lebih dari 1% terhadap kemiringan melintang rencana.

( 3 ) Pemeriksaan di lapangan

Untuk setiap pekerjaan rehabilitasi bahu jalan yang dilaksanakan di bawah Bab ini, garis batas,
kelandaian dan dimensi akan diatur di lapangan dan harus disetujui oleh Direksi Teknik sebelum
Kontraktor memulai pekerjaan.

4.1. 2 Bahan-bahan
( 1 ) Sumber bahan

a. Sumber bahan harus dipilih atas dasar diperolehnya pengadaan dengan


memperhitungkan lokasi, kualitas dan volume sumber bahan atau quarry.

b. Untuk pembangunan kembali bahu jalan tanah yang ada, bahan yang harus digunakan
harus timbunan tanggul yang dipilih terdiri dari lempung berpasiran atau lempung
kerikil yang memenuhi persyaratan Spesifikasi sub Bab 3.2.2 (3), tetapi dengan satu
ukuran partikel maksimum 37,5 mm dan dengan satu indeks plastisitas tidak lebih dari
10%, terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

c. Bilamana urugan berbutir yang cocok tidak dapat diperoleh serta tergantung kepada
ketentuan-ketentuan kontrak dan instruksi Direksi Teknik, bahu jalan dapat dibangun
dengan urugn tanggul bergradasi padat yang cocok dengan satu ukuran partikel
maksimum 37,5 mm dan dengan kandungan lempung-lumpur plastisitas rendah, yang
mampu menghambat pertumbuhan tumbuh-tumbuhan dan memberikan satu bahu jalan
yang stabil.

( 2 ) Pengujian Dan Pemilihan Bahan Bahu Jalan

Contoh-contoh dari sumber bahan yang dipilih untuk rehabilitasi bahu jalan harus diuji sampai
memenuhi persyaratan-persyaratan Spesfikasi ini, dan semua bahan yang digunakan harus
mendapat persetujuan Direksi Teknik sebelum pekerjaan dimulai.

Buku 3 4-1
Spesifikasi Teknis
4.1. 3 Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Penyiapan Lapangan

Semua tumbuh-tumbuhan harus dibongkar dari bahu jalan yang ada. Rumput, alang-alang,
semak-semak dan tumbuhan lainnya harus dipotong ulang seperlunya sebelum pembentukan
kembali.

( 2 ) Pembentukan Kembali

a. Bahu jalan yang ada harus dibentuk kembali oleh tenaga kasar, traktor atau
motorgrader, seperti yang diminta oleh Direksi Teknik.

b. Pekerjaan tersebut mencakup pembongkaran daerah-daerah yang tinggi, pengurugan


daerah-daerah rendah dengan bahan lebihan, dan pembantukan kembali bahu jalan
tersebut sampai memenuhi kelandaian, garis batas dan ketinggian menurut permintaan
Direksi Teknik, beserta penyelesaian akhir rata dengan ujung perkerasan, kecuali
diperintahkan lain. Peningkatan harus dilaksanakan dengan motorgrader atau traktor
yang dipasangi dengan satu pisau grader, dan paling sedikit dua lintasan untuk
perapihan da pembuangan bahan-bahan lebihan.

( 3 ) Pemadatan

Seluruh pembentukan kembali dan peningkatan bahu jalan harus diikuti pemadatan dengan
mesin gilas roda ban atau peralatan pemadatan lain yang cocok yang disetujui oleh Direksi
Teknik. Pemadatan harus dilaksanakan sampai memenuhi persyaratan kepadatan normal untuk
mempersiapkan tanah dasar, sesuai dengan Spesifikasi ini, dan harus ditambahkan air
seperlunya selama pemadatan untuk memberikan kandungan air yang cukup bagi
pemasangannya.

4.1. 4 Cara Pengukuran

( 1 ) Kontraktor harus memenuhi semua pembayaran untuk royalty dan kompensasi lain karena
pengoperasian lubang galian dan pengambilan bahan untuk pekerjaan rehabilitasi bahu
jalan. Pemberi tugas akan terbebas dari biaya-biaya pekerjaan tersebut.

( 2 ) Volume yang harus dibayar merupakan jumlah meter persegi rehabilitasi bahu jalan, sesuai
dengan Gambar dan Spesifikasi atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Perhitungan total harus atas dasar lebar rata-rata bahu jalan yang direhabilitasi, diukur
dengan selang 100 m dikalikan dengan total panjang pekerjaan dalam meter yang
dilaksanakan, diterima dan di setujui oleh Direksi Teknik.

( 3 ) Penyediaan tambahan urugan terpilih yang dibawa ke lapangan akan diukur dan dibayar di
bawah persyaratan spesifikasi tersebut untuk Bab 3.2 Pekerjaan Tanah, sebagai urugan
tanggul biasa atau dipilih. Urugan tersebut harus disediakan dengan kesesuaian ang ketat
terhadap instruksi Direksi Teknik.

( 4 ) Tidak ada penyediaan terpisah akan dibuatkan untuk satu galian lain atau pengurugan yang
dilaksanakan, pekerjaan demikian akan dimasukkan ke dalam item pembayaran untuk
rehabilitasi bahu jalan.

Buku 3 4-2
Spesifikasi Teknis
4.1. 5 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan seperti diatas akan dibayar pada harga kontrak per satuan pengukuran
untuk item pembayaran terdaftar di bawah. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi
penuh untuk melaksanakan semua pekerjaan kontrak termasuk pembersihan tumbuh-tumbuhan
dan akar-akar, penggalian dan pengurugan, pembentukan ulang, peningkatan, pemadatan dan
penyelesaian akhir kelandaian, garis batas dan lebar yang disetujui, beserta dengan penyediaan
semua tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan.

Nomor Item Satuan


URAIAN
Pembayaran Pengukuran

4. 1. 1 Rehabilitasi Bahu Jalan

Buku 3 4-3
Spesifikasi Teknis
BAB 4.2 BAHU JALAN BARU

4.2. 1 Umum

( 1 ) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pengangkutan, penempatan, penebaran dan pemadatan
bahan butiran yang dipilih untuk bahu jalan baru di atas satu lapis tanah dasar yang sudah
disiapkan atau permukaan lain yang disetujui, sesuai dengan garis batas, kelandaian dan dimensi
yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

( 2 ) Toleransi Ukuran

a. Permukaan final yang dipadatkan dari bahu jalan tidak boleh berbeda lebih dari 1,50
cm di atas dan di bawah permukaan rencana pada setiap titik.

b. Kemiringan melintang bahu jalan yang direncanakan adalah 5% di mana perkerasan


diberi lapis lindung, dan 6% ddi mana perkerasan tanpa lapis lindung. Permukaan
akhir bahu jalan tidak boleh berbeda lebih dari 1% terhadap kemiringan melintang dan
tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah dari 1 cm terhadap permukaan ujung
perkerasan di sekitarnya.

( 3 ) Contoh-contoh

a. Contoh bahan yang digunakan untuk bahu jalan baru harus diserahkan kepada Direksi
Teknik utuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan
dimulai, dan harus disertai dengan data hasil-hasil pengujuan sesuai dengan
persyaratan Spesifikasi untuk kualitas bahan seperti yang diuraikan dalam Spesifikasi
ini.

b. Tidak ada perubahan dalam sumber pengadaan atau bahan untuk bahu jalan akan
dibuatkan tanpa persetujuan Direksi Teknik dan setiap perubahan demikian harus
bergantung kepada penyerahan contoh bahan dan laporan pengujian untuk
pemeriksaan dan mendapatkan persetujuan di atas.

( 4 ) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan

a. Setiap bahan bahu jalan yang tidak memenuhi Spesifikasi ini, tidak perduli dipasang
atau belum, akan ditolak dan disingkirkan dari daerah kerja.

b. Setiap pekerjaan bahu jalan yang menunjukkan ketidak teraturan atau cacat karena
penanganan yang jelek atau kegagalan Kontraktor untuk mematuhi persyaratan
Spesifikasi atau Gambar Rencana, harus dibetulkan dengan perbaikan-perbaikan atau
penggantian atas beban biaya Kontraktor sehingga memuaskan Direksi Teknik.

4.2. 2 Bahan-Bahan

( 1 ) Persyaratan Umum

Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan bahu jalan baru, terdiri dari bahan
pondasi bawah yang disetujui, mematuhi bahan pondasi bawah kelas A atau kelas B sesuai
dengan Bab 5.1 Spesifikasi ini dan seperti yang diuraikan pada Gambar Rencana dan termasuk
dalam Daftar Penawaran untuk Kontrak khusus.

Buku 3 4-4
Spesifikasi Teknis
( 2 ) Gradasi

Persyaratan gradasi untuk bahan bahu jalan harus sesuai dengan tabel 5.1.1 Persyaratan Gradsi
untuk pondasi bawah, di bawah Sub Bab 5.1.2 (2) Spesifikasi ini.

( 3 ) Syarat-syarat Kualitas

Bahan-bahan yang digunakan untuk pekerjaan bahu jalan baru harus mematuhi kondisi mutu
yang ditetapkan untuk bahan pondasi bawah pada Sub Bab 5.1.2 (3) Spesifikasi ini.

4.2. 3 Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Penyiapan Lapangan

a. Penyiapan lapangan untuk menempatkan bahan bahu jalan, termasuk galian bahan
yang ada dan perapihan ujung jalan kendaraan yang ada, harus dilaksanakan seperti
ditunjukkan pada Gambar Rencana dan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

b. Tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan pekerjaan-
pekerjaan yang ditentukan di bawah Bab 3.3 Pekerjaan Tanah, untuk penyiapan tanah
dasar.

c. Selama penggalian untuk bahu jalan, harus diselenggarakan pengaturan lalu lintas oleh
Kontraktor.

d. Bahu jalan pada kedua sisi jalan tidak boleh dibangun pada waktu yang bersamaan,
harus dibangun sisi dulu, baru berikutnya pada sisi yang lain.

e. Kontraktor harus menjamin bahwa bahan tersebut ditumpuk dalam tempat yang baik,
tidak menimbulkan kemacetan lalu-lintas atau membendung aliran air.

( 2 ) Penebaran Dan Pemadatan Bahan Bahu Jalan

a. Bahan bahu jalan harus diterbarkan dan dipadatkan sesuai dengan persyaratan
spesifikasi untuk penebaran dan pemadatan bahan pondasi bawah dibawah Sub Bab
5.1.3 spesifikasi ini.

b. Sebagai tambahan kepada persyaratan-persyaratan tersebut dibawah item-item diatas


kontraktor harus mengurai dan menggaruk lapisan tanah bagian atas bahu jalan setebal
10 cm sebelum pemadatan akhir dan akan membuang semua batu dengan satu ukuran
maksimum lebih besar dari 37,5 mm.

4.2. 4 Pengendalian Mutu

Pengujian laboratori dan pengendalian Lapangan harus mematuhi persyaratan umum untuk
bahan pondasi bawah dibawah Sub Bab 5.1.4 spesifikasi ini dan seperti diperintahkan oleh
Direksi Teknik.

Buku 3 4-5
Spesifikasi Teknis
4.2. 5 Cara Pengukuran dan Pembayaran

Tidak ada pengukuran atau pembayaran terpisah dibuatkan untuk bahu jalan dibawah Bab ini.
Galian bahan yang ada, perapihan kembali ujung jalan kendaraan dengan bahan yang baik,
penyiapan formasi tanah dasar, serta pengadaan, penempatan, peadatan dan penyelesaian bahu
jalan,akan dianggap sepenuhnya telah dibayar dan dimasukkan dibawah berbagai item
pembayaran yang dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan dan bahan-bahan yang digunakan
dalam pekerjaan. Item pembayaran ini akan mencakup :

i. Galian - dibawah item pembayaran 3.1.1 / 2

ii. Penyiapan tanah dasar - dibawah item pembayaran 3.3.1

iii. Pondasi bawah kelas A / B - dibawah item pembayaran 5.1.1 / 2

Buku 3 4-6
Spesifikasi Teknis
BAGIAN 5
LAPIS PONDASI BAWAH DAN
LAPIS PONDASI ATAS

Bab 5. 1 LAPIS PONDASI BAWAH

5.1. 1 Umum ........................................................................................ 5-1


5.1. 2 Bahan-bahan .............................................................................. 5-2
5.1. 3 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................... 5-3
5.1. 4 Pengendalian Mutu .................................................................... 5-4
5.1. 5 Cara Pengukuran Pekerjaan ....................................................... 5-6
5.1. 6 Dasar Pembayaran ..................................................................... 5-6

Bab 5. 2 LAPIS PONDASI ATAS AGREGAT

5.2. 1 Umum ........................................................................................ 5-7


5.2. 2 Bahan-bahan .............................................................................. 5-8
5.2. 3 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................... 5 - 10
5.2. 4 Pengendalian Mutu .................................................................... 5 - 12
5.2. 5 Cara Pengukuran Pekerjaan ....................................................... 5 - 14
5.2. 6 Dasar Pembayaran ..................................................................... 5 - 14

Buku 3
Spesifikasi Teknis
BAGIAN 5
LAPIS PONDASI BAWAH DAN LAPIS PONDASI ATAS

BAB 5.1 LAPIS PONDASI BAWAH

5.1. 1 Umum

( 1 ) Uraian

Lapis Pondasi Bawah adalah lapisan konstruksi pembagi beban kedua yang berupa bahan
berbutir diletakkan di atas lapis tanah dasar yang dibentuk dan dipadatkan serta langsung berada
di bawah lapis pondasi atas perkerasan.

Pekerjaan Lapis Pondasi bawah terdiri dari mendapatkan, memproses, mengangkut, menebarkan,
mengairi, dan memadatkan bahan lapis pondasi bawah berbutir yang disetujui sesuai dengan
gambar-gambar dan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

Catatan : Suatu Lapisan Pondasi Bawah tidak diperlukan bilamana CBR lapis Tanah Dasar
adalah sebesar 24% atau lebih.

( 2 ) Toleransi Ukuran

a. Permukaan akhir lapis pondasi bawah harus diberi punggung atau kemiringan
melintang yang ditetapkan atau ditunjukkan pada gambar-gambar. Tidak boleh da
ketidak teraturan dalam bentuk, dan permukaan tersebut harus rata dan seragam.

b. Kemiringan dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari 1,5 cm
kurang dari yang ditunjukkan pada gambar atau diatur di lapangan da disetujui oleh
Direksi Teknik.

( 3 ) Contoh Bahan

a. Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus diserahkan kepada
Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum
pekerjaan dimulai, dan harus disertai dengan hasil-hasil data pengujian sesuai dengan
persyaratan Spesifikasi untuk kualitas dan bahan-bahan seperti diuraikan dalam
Spesifikasi ini.

b. Tidak ada perubahan mengenai sumber atau pemasok bahan lapis pondasi bawah akan
dibuat tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan harus atas dasar
penyerahan contoh-contoh bahan dan laporan pengujian untuk pemeriksaan lebih
lanjut dari persetujuan di atas.

( 4 ) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan

a. Setiap bahan lapis pondasi bawah yang tidak memenuhi spesifikasi ini, apakah
dipasang atau belum, akan ditolak atau dipindahkan dari lapangan kerja atau
digunakan sebagai urugan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

b. Setiap pekerjaan lapis pondasi bawah yang menunjukkan ketidak teraturan atau cacat
karena penanganan yang jelek atau kegagalan kontraktor untuk mematuhi persyaratan
Spesifikasi atau gambar rencana harus dibetulkan dengan perbaikan-perbaikan atau
penggantian atas beban biaya Kontraktor sampai memuaskan Direksi Teknik.

Buku 3 5-1
Spesifikasi Teknis
5.1. 2 Bahan-bahan

( 1 ) Persyaratan Umum

a. Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan lapis pondasi bawah
terdiri dari bahan-bahan berbutir dipecah dan kerikil atau kerikil pasir lempung alami,
dan harus memenuhi persyaratan untuk lapis pondasi bawah kelaas A dan kelas B
seperti yang diuraikan pada Gambar Rencana dan dimasukkan dalam Daftar
Penawaran atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

b. Bahan untuk pekerjaan lapis pondasi bawah harus bebas dari debu, zat organik, serta
bahan-bahan lain yang harus dibuang dan harus memiliki kualitas bila bahan tersebut
telah ditempatkan akan siap saling mengikat membentuk satu permukaan yang stabil
dan mantab.

c. Bila perlu dan sesuai dengan perintah Direksi Teknik, bahan-bahan dari berbagai
sumber atau pemasokan dapat disatukan dalam perbandingan yang diminta oleh
Direksi Teknik atau seperti yang ditunjukkan dengan pengujian-pengujian, untuk
dapat memenuhi persyaratan Spesifikasi bahan lapis pondasi bawah.

( 2 ) Gradasi Lapis Pondasi Bawah

Persyaratan gradasi untuk bahan lapis pondasi bawah kelas A dan kelas B diberikan dalam tabel
5.1.1 di bawah ini.

TABEL 5.1.1 PERSYARATAN GRADASI UNTUK LAPIS PONDASI BAWAH

UKURAN % LOLOS ATAS BERAT


SARINGAN
KELAS A KELAS B
mm KELAS C
(< 75 mm) (< 02,5 mm)
75.0 100 -
62.5 - 100
37.5 60 90 67 100 Maks. 100
25.0 46 78 -
19.0 40 70 40 100
9.5 24 56 25 80
4.75 13 45 16 66
2.36 6 36 10 55 Maks. 80
1.18 - 6 45
0.60 2 22 -
0.425 2 18 3 33
0.075 0 - 10 0 - 20 Maks. 15

( 3 ) Syarat-Syarat Kualitas

Bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus memenuhi syarat-syarat kualitas berikut
yang diberikan pada tabel 5.1.2

Buku 3 5-2
Spesifikasi Teknis
TABEL 5.1.2 KONDISI KUALITAS UNTUK BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH

URAIAN BATAS TEST


Batas cair Maksimum 35%
Indeks Plastisitas 4% - 12%
Ekivalensi Pair (bahan halus plastis) Minimum 25%
CBR terendam Minimum 30%
Kehilangan berat karena abrasi (500 putaran) Maksimum 40%

5.1. 3 Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Penyiapan Lapis Tanah Dasar

Lapis tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaiakan sesuai dengan pekerjaan yang
ditetapkan di bawah Pekerjaan Tanah Bab 3.3. Semua bahan sampai kedalaman 30 cm di
bawah permukaan lapis tanah dasar harus dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum
yang ditentukan oleh pengujian laboratorium PB-011-76 (AASHTO T99, Standard Proctor).

( 2 ) Pencampuran Dan Pemasangan Lapis Pondasi Bawah

a. Lapis pondasi bawah tersebut harus dicampur di lapangan jalan, terkecuali


diperintahkan lain, dengan menggunakan tenaga kerja atau motor grader. Pengadukan
yang rata diperlukan dan bahan tersebut harus dipasang dalam lapisan-lapisan tidak
melebihi 20 cm tebalnya atau ketebalan lain seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik
agar dapat mencapai tingkat pemadatan yang ditetapkan.
b. Penyiraman dengan air, bila diperlukan demikian selama pencampuran dan
penempatan harus dikontrol dengan cermat, dan dilaksanakan hanya bila diminta
demikian oleh Direksi Teknik.
c. Ketebalan lapis pondasi bawah terpasang harus sesuai dengan Gambar Rencana dan
seperti dinyatakan dalam Daftar Penawaran, atau seperti yang diperintahkan oleh
Direksi Teknik di lapangan untuk memenuhi kondisi lapis bawah dasar yang
sebenarnya.

( 3 ) Penyebaran Dan Pemadatan

a. Penyebaran akhir sampai ketebalan dan kemiringan melintang jalan yang diminta,
harus dilaksanakan dengan kelonggaran kira-kira 15% penurunan ketebalan untuk
pemadatan lapisan-lapisan lapis pondasi bawah.
Segera setelah penyebaran dan pembentukan akhir, masing-masing lapisan harus
dipadatkan sampai lebar penuh lapis pondasi bawah perkerasan, dengan mengunakan
mesin gilas roda baja atau mesin gilas roda ban pneumatik atau peralatan pemadatan
lain yang disetujui oleh Direksi Teknik.

b. Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan bahan lapis pondasi bawah akan
bergerak secara gradual dari pinggir ke tengah, sejajar dengan garis sumbu jalan dan
harus terus menerus sampai seluruh permukaan telah dipadatkan secara merata. Pada
bagian superelevasi, kemiringan melintang jalan atau kelandaian yang terjal,
penggilasan harus bergerak dari bagian yang lebih rendah ke bagian jalan yang lebih
tinggi. Setiap ketidak teraturan atau bagian amblas yag mungkin terjadi, harus
dibetulkan dengan menggaru atau meningkatkan dan menambahkan bahan lapis
pondasi bawah untuk membuat permukaan tersebut mencapai bentuk dari ketinggian
yang benar.
Buku 3 5-3
Spesifikasi Teknis
Bagian-bagian yang sempit di sekitar kereb atau dinding yang tidak dapat dipadatkan
dengan mesin gilas, harus dipadatkan dengan pemadat atau mesin tumbuk yang
disetujui.

c. Kandungan kelembaban untuk pemasanga harus dijaga di dalam batas-batas 3%


kurang dari kadar air optimum sampai 1% lebih dari kadar air optimum dengan
penyemprotan air atau pengeringan seperlunya, dan bahan lapis pondasi bawah harus
dipadatkan untuk menghasilkan kepadatan yang ditetapkan , ke seluruh ketebalan
penuh masing-masing lapisan, mencapai 100% kepadatan kering maksimum yang
ditetapkan yang sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111).

( 4 ) Pengendalian Lalu Lintas

a. Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua akibat lalu lintas yang diizinkan lewat
terhadap permukaan kerikil selama pelaksanaan pekerjaan dan akan melarang lalu
lintas tersebut bila mungkin dengan menyediakan sebuah jalan pengalihan atau dengan
pelaksanaan pekerjaan separuh lebar jalan.
b. Bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik lainnya di sekitar jalan tersebut
harus dilindungi terhadap kerusakan karena pengaruh pekerjaan, seperti lemparan batu
karena dari lalu lintas.
c. Bahan-bahan harus ditumpuk dalam satu tempat yang baik yang menjamin bahwa
tumpukan tersebut tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung aliran
air.

5.1. 4 Pengendalian Mutu

( 1 ) Test Laboratorium

a. Pengujian harus dilakukan terhadap bahan lapis pondasi bawah untuk dapat memenuhi
persyaratan spesifikasi.

b. Dua buah contoh bahan lapis pondasi bawah harus ddiuji sebelum digunakan di
lapangan (lihat Sub Bab 5.1.1 (3) Spesifikasi ini).

c. Pengujian bahan lapis pondasi bawah harus dilakukan untuk setiap 500 m3, bahan-
bahan yang ditumpuk di lapangan atau dipasang, menurut batas ukuran test
laboratorium yang diberikan pada Tabel 5.1.1, untuk memenuhi kondisi kualitas yang
diberikan dalam Spesifikasi ini atau seperti diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

TABEL 5.1.1 TEST LABORATORIUM BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH

RUJUKAN
TEST TIPE
AASHTO BINA MARGA
Analisa saringan Agregat PB 0201 76 Menentukan distribusi ukuran
T 27
Halus dan Kasar partikel agregat halus dan kasar
Penentuan Batas Cair dan T 89 PB 0109 76 Test Plastisitas untuk batas cair dan
Batas Plastis T90 PB 0110 76 indeks plastisitas
Hubungan Kepadatan Test standar proctor menggunakan
T 99 PB 0111 76
Kadar Air pemukul 2,5 kg
Menetukan nilai daya dukung lapis
CBR T 193 PB 0113 76
pondasi bawah
Ketahanan Terhadap Test agregat kasar < 37,5 mm dengan
T 96 PB 0206 76
Abrasi, Agregat Kasar menggunakan mesin Los Angeles

Buku 3 5-4
Spesifikasi Teknis
( 2 ) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan
spesifikasi. Galian untuk lubang uji dan penimbunan kembali bahan lapis pondasi bawah
dipadatkan dengan sempurna di bawah pengawasan Direksi Teknik.

TABEL 5.1.2 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR


a. Ketebalan dan keseragaman lapis pondasi Pemeriksaan visual dan pengukuran ketebalan
bawah. setiap hari. Dilakukan untuk setiap 200 panjang
lapisan pondasi bawah jalan yang dipasang.

b. Test kepadatan di tempat, Lapis Pondasi Harus dilakukan untuk setiap 200 m panjang
Bawah (test kerucut pasir) AASHTO T191, lapis pondasi bawah jalan untuk menentukan
PB 0103 76 tingkat kepadatan dengan membandingkan
terhadap test kepadatan laboratorium untuk
kepadatan kering maksimum.

c. Penentuan CBR di tempat lapis tanah Dengan menggunakan DCP, dan Dilaksanakan
dasar/lapis pondasi bawah setiap minimum 1000 m panjang jalan.

5.1. 5 Cara Pengukuran

( 1 ) Kontraktor harus memenuhi semua biaya untuk pembayaran atau royalty dan kompensasi
lain kepada pemilik lahan atau penyewa untuk operasi lubang-lubang galian bahan dan
pengambilan bahan bagi pembangunan lapis pondasi bawah. Pemberi tugas akan
dibebaskan dari semua kewajiban atau biaya untuk operasi tersebut.

( 2 ) Volume yang dibayar merupakan jumlah meter kubik lapis pondasi bawah yang dipasang
dan sesuai dengan gambar serta Spesifikasi, atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik
di lapangan, yang dipadatkan dan diterima oleh Direksi Teknik. Perhitungan volume harus
atas dasar ketebalan dan lebar lapis pondasi bawah yang diperlukan, sebagaimana yang
ditunjukkan dalam Gambar atau seperti yang disesuaikan oleh Perintah Perubahan,
dikalikan dengan panjang sebenarnya yang dipasang. Setiap penyimpangan dalam bentuk
dan ketebalan lapis pondasi bawah tidak boleh melebihi toleransi ukuran yang ditentukan
di bawah Sub Bab 5.1.1 (2).

5.1. 6 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas dibayar per satuan pengukuran pada
harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item pembayaran yang tercantum di
bawah, harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan
dan biaya-biaya yang diperlukan dalam penyelesaian lapis pondasi bawah yang diminta
sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam Bab ini.

Nomor Item
URAIAN Satuan Pengukuran
Pembayaran

5.1.1 Lapis Pondasi Bawah kelas A Meter Kubik

5.1.2 Lapis Pondasi Bawah Kelas B Meter Kubik

Buku 3 5-5
Spesifikasi Teknis
BAB 5.2 LAPIS PONDASI ATAS AGREGAT

5.2. 1 Umum

( 1 ) Uraian

Lapis Pondasi Atas jalan merupakan lapisan struktur utama di atas Lapis Pondasi Bawah (atau di
atas lapis Tanah Dasar di mana tidak dipasang Lapis Pondasi Bawah). Pembangunan lapis
pondasi atas terdiri dari pengadaan, pemrosesan, pengangkutan, penyebaran, penyiraman dengan
air dan pemadatan agregat batu atau kerikil alami pilihan dalam Lapis Pondasi Atas, di atas satu
lapis pondasi bawah atau di atas lapis tanah dasar yang telah disiapkan.

( 2 ) Toleransi Ukuran

a. Bahan agregat lapis pondasi atas harus dipasang sampai ketebalan padat maksimum 20
cm atau ketebalan yang kurang sebagaimana diperlukan untuk memenuhi persyaratan
disain seperti ditunjukkan pada Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Teknik.
b. Permukaan lapis pondasi atas harus diselesaikan mencapai lebar, kelandaian,
punggung dan kemiringan melintang jalan seperti yang ditunjukkan pada Gambar
Rencana, tidak boleh ada ketidak terturan dalam bentuk, dan permukaan harus rata dan
seragam.
c. Kelandaian dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari satu
centimeter kurang dari yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti yang
diatur di lapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik.
d. Penyimpangan maksimum dalam kehalusan permukaan jika diuji dengan satu mistar
panjang 3,0 m yang diletakkan sejajar atau melintang terhadap garis sumbu jalan tidak
boleh melebihi 1,5 cm.

( 3 ) Contoh Bahan

a. Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi atas harus diserahkan kepada
Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum
pekerjaan dimulai, beserta hail-hasil test laboratorium sesuai dengan persyaratan
spesifikasi untuk kualitas dan bahan sebagaimana diuraikan dalam spesifikasi ini.
b. Tidak boleh ada perubahan sumber pemasokan atau kualitas bahan lapis pondasi atas
yang diiznkan tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan demikian harus
disertai penyerahan tambahan contoh bahan dan hasil-hasil test lebih lanjut serta
persetujuan seperti di atas.
c. Bilaman Direksi Teknik menganggap perlu, Kontraktor akan diminta untuk melakukan
test tersebut lebih lanjut sebagaimana perlunya untuk memastikan bahwa bahan-bahan
tersebut memenuhi persyaratan spesifikasi, sebelum menempatkan bahan lapis pondasi
atas pada pekerjaan di lapangan.

( 4 ) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan

a. Setiap bahan lapis pondasi atas yang tidak memenuhi spesifikasi ini, apakah dipasang
atau belum, harus ditolak dan diletakkan di samping untuk digunakan sebagai bahan
penimbunan, atau dengan cara lain dibuang seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
b. Setiap bagian pekerjaan lapis pondasi atas yang menunjukkan ketidak teraturan atau
kerusakan dikarenakan penanganan yang jelek atau kegagalan Kontraktor untuk
memenuhi persyaratan Spesifikasi atau Gambar Rencana harus dibetulkan dengan
perbaikan atau penggantian atas beban biaya Kontraktor sehingga memuaskan Direksi
Teknik.

Buku 3 5-6
Spesifikasi Teknis
5.2. 2 Bahan-Bahan

( 1 ) Persyaratan Umum

a. Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan lapis pondasi atas
agregat, terdiri dari satu atau dua kelas bahan sebagaimana yang diperlukan dalam
kontrak khusus dan seperti yang dinyatakan dalam Daftar Penawaran.

i. Lapis Pondasi Atas Kelas A, adalah agregat batu pecah, disaring dan digradasi
yang merupakan batu pecah khas dan bersih serta semuanya lolos saringan 37,5
mm.

ii. Lapis Pondasi Kelas B Makadam ikat basah, terdiri dari kerikil, pasir, lempung
alami kualitas baik, seluruhnya lolos saringan 75 mm, dan digradasi sebagai fraksi
kasar dan fraksi halus untuk disatukan pada waktu pemasangannya ke dalam satu
lapisan lapis pondasi atas.

b. Semua lapis pondasi atas harus memenuhi persyaratan spesifikasi ini dan harus sesuai
dengan Gambar Kontrak dan seperti diuraikan sebelumnya dalam daftar Penawaran.

c. Bahan lapisan lapis pondasi atas terdiri dari potongan batu bersudut tajam yang keras,
awet dan bersih tanpa potongan-potongan yang terlalu tipis atau memanjang, dan
bebas dari batu-batu yang lunak, tidak menyatu atau bercerai berai, kotor,
mengandung zat organik atau zat-zat lain yang harus dibuang. Bahan yang bercerai
berai bila secara alternatif dibasahi dan dikeringkan, tidak boleh digunakan.

( 2 ) Makadam Ikat Basah

Bahan Pondasi Lapis Atas kelas B juga meliputi:


a. Agregat kasar yang tertahan pada saringan 4,75 mm, bialmana dihasilkan dari kerikil
tidak kurang dari 50% terhadap berat, merupakan partikel-partikel yang memiliki
paling sedikit satu bidang retak-retak dan jika perlu untuk memenuhi persyaratan atau
menghilangkan pengisi yang berlebihan, kerikil-kerikil tersebut harus disaring
sebelum dipecahkan.
b.
Agregat halus lolos saringan 4,75 mm, dan terdiri dari pasir dan bagian halus alami
atau dipecah.
( 3 ) Gradasi Lapis Pondasi Atas

Persyaratan gradasi untuk bahan lapisan lapis pondasi atas kelas A dan kelas B diberikan dalam
tabel 5.2.1 dan tabel 5.2.2 berikut:

Buku 3 5-7
Spesifikasi Teknis
TABEL 5.2.1 GRADASI AGREGAT LAPIS TABEL 5.2.1 GRADASI AGREGAT LAPIS
PONDASI ATAS KELAS A PONDASI ATAS KELAS B
MAKADAM IKAT BASAH

UKURAN UKURAN
LOLOS ATAS BERAT LOLOS ATAS BERAT
SARINGAN SARINGAN
% %
mm mm
37.5 100 Agregat kasar
19.0 64 81 75.0 100
9.5 42 60 62.5 95 100
4.75 27 45 50.0 35 70
2.36 18 33 37.5 0 15
1.18 25 25.0 05
0.60 - 19.0 -
0.425 6 16
0.075 0 18 Agregat halus
9.5 100
4.75 70 95
2.36 45 65
1.18 33 60
0.425 22 45
0.15 -
0.075 10 28

( 4 ) Syarat-Syarat Kualitas

Bahan-bahan yang harus digunakan untuk pekerjaan lapis pondasi atas harus memenuhi
syarat kualitas pada tabel 5.2.3.

TABEL 5.2.3 SYARAT-SYARAT KUALITAS BAHAN LAPIS PONDASI ATAS

BATAS UJIAN
JENIS PENGUJIAN
KELAS A KELAS B

Batas Cair Maks. 25% Maks. 35%


Indeks Plastisitas Maks. 8% 4 12%
Ekivalensi Pasir Min. 35% Min. 30%
California Bearing Ratio (direndam) Min. 60% Min. 55%
Penyerapan Air Tidak Perlu Maks. 3%
Kehilangan Berat Karena Abrasi (500 putaran) Maks. 40% Maks. 45%

Catatan : Pengujian di atas adalah jumlah minimum pengujian kualitas yang diperlukan. Bila
Direksi Teknik menganggap perlu, pengujian yang lebih luas dapat diminta untuk
menentukan kekerasan dan kebagusan kualitas batu dan bagian yang halus

Buku 3 54
Spesifikasi Teknis
5.2. 3 Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Penyiapan Lapis Pondasi Bawah

a. Jika lapis pondasi atas harus diletakkan di atas lapis pondasi bawah, permukaan
lapis pondasi bawah harus diselesaiakan sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan yang
ditentukan di bawah Bab 5.1 dan harus diatur serta dibersihkan dari kotoran-
kotoran dan setaip bahan lain yang merugikan untuk penghamparan lapis pondasi
atas.

b. Agregat lapis pondasi atas harus ditempatkan dan ditimbun bebas dari lalu lintas
serta drainase dan lintasan air di sekitarnya.

( 2 ) Pencampuran Dan Penghamparan Lapis Pondasi Atas

a. Agregat L.P.A. Kelas A

i. Agregat harus ditempatkan pada lokasi di atas L.P.B yang sudah diapkan
dalam volume yang cukup untuk menyediakan penghamparan dan pemadatan
ketebalan yang diperlukan.

ii. Agregat harus dihampar dengan tangan oleh pekerja atau dengan motor grader
sampai satu campuran yang merata, dengan batas kelembaban yang optimum,
sebagaimna ditentukan di bawah Spesifikasi.

iii. Agregat harus dihampar dalam lapisan yang tidak melebihi ketebalan 20 cm
dalam satu cara sehingga kepadatan maksimum yang telah ditetapkan dapat
dicapai.

b. Makadam Ikat Basah Kelas B

Untuk L.P.A. Makadam Ikat Basah, pertama-tama bahan tersebut harus disusun
dalam lapisan fraksi batu ukuran tunggal, dengan ukuran nominal antara 25 mm
dan 50 mm. Karena setiap lapisan dipasang dan disebarkan dengan tangan oleh
pekerja/atau dengan motor grader, agregar halus harus disebarkan, dipecah, digilas
dan diairi masuk ke dalam lapisan-lapisan tersebut, untuk menghasilkan bahan-
bahan yang padat. Tebal masing-masing lapisan yang dipadatkan tidak boleh
melebihi 10 cm atau dua kali ukuran batu maksimum.

( 3 ) Penghamparan Dan Pemadatan

a. Penghamparan akhir sampai ketebalan dan kemiringan melintang yang diperlukan,


harus dilaksanakan dengan cadangan sekitar 10% pengurangan ketebalan untuk
pemadatan bahan L.P.A. Segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir
setiap lapisan A.P.A, bahan tersebut harus dipadatkan dengan baik dengan alat
pemadat yang sesuai meliputi mesin gilas roda rata, mesin gilas jenis pneumatik
atau mesin gilas bergetar.

Buku 3 5 - 10
Spesifikasi Teknis
b. Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan harus maju sedikit demi sedikit
dari pinggir ke tengah dari perkerasan, sejajar dengan sumbu jalan dan harus
dilaksanakan dalam operasi yang terus menerus untuk membuat pemadatan
matang yang merata. Pada bagian superelevasi, miring melintang atau kemiringan
yang terjal, penggilasan harus berjalan dari bagian jalan yang lebih rendah menuju
ke bagian atas.

Setiap ketidak teraturan atau penurunan setempat yang mungkin terjadi, harus
diperbaiki dengan membongkar permukaan yang sudah dipadatkan, menggaruk,
menambah atau membuang bahan pondasi, membentuk kembali dan memadatkan
sampai permukaan akhir dan kemiringan melintang yang betul.

Bagian-bagian sempit di sekitar perkerasan sampai batu tepi atau dinding-dinding


yang tidak dapat dimasuki mesin gilas, harus dipadatkan dengan compactor (mesin
pemadat) atau penumbuk mekanikal.

c. Kadar air untuk pemasangan harus dijaga di dalam batas-batas 3% lebih rendah
dari kadar air optimum sampai 1% lebih tinggi dari kadar air optimum dengan
penyiraman air atau pengeringan bila perlu, dan bahan L.P.A. tersebut harus
dipadatkan sampai menghasilkan kepadatan 100% maksimum kepadatan kering
yang diperlukan, yang ditetapkan sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111-76).

( 4 ) Metode Pelaksanaan Persyaratan Pemadatan

Bila sarana pengujian tidak dapat diperoleh untuk pemeriksaan kerapatan pemadatan atau di
mana penggunaan bahan LPA kelas B (dengan ukuran agregat > 50 mm) membatasi
penerapan pengujian kerapata di tempat. Tabel penampilan No. 5. 2. 4 berikut untuk
pemadatan dengan mesin gilas harus dilaksanakan sebagai satu spesifikasi metoda
pelaksanaan.

( 5 ) Pengendalian Lalu lintas

a. Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua akibat lalu lintas yang diizinkan
lewat terhadap permukaan kerikil selama pelaksanaan pekerjaan dan akan
melarang lalu lintas tersebut bila mungkin dengan menyediakan sebuah jalan
pengalihan atau dengan pelaksanaan pekerjaan separuh lebar jalan.

b. Bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik lainnya di sekitar jalan tersebut


harus dilindungi terhadap kerusakan karena pengaruh pekerjaan, seperti lemparan
batu karena/dari lalu lintas.

c. Bahan-bahan harus ditumpuk dalam satu tempat yang baik yang menjamin bahwa
tumpukan tersebut tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung
aliran air.

Buku 3 5 - 11
Spesifikasi Teknis
TABEL 5.2.4 PERSYARATAN PEMADATAN DENGAN MESIN GILAS

AGREGAT GRADASI BAIK


ALAT Tebal maksimum
KATEGORI Minimum Jumlah
PEMADATAN lapisan yang
Lintasan
dipadatkan (cm)
Ton/m. lebar
Mesin Gilas Beroda 2.25 2.70 12.5 10
Rata 2.71 5.50 12.5 8
lebih dari 5.50 15.0 8

Beban roda (ton)


2.01 2.50 12.5 12
2.51 4.00 12.5 10
Mesin Gilas dengan
4.01 6.00 12.5 10
Ban Pneumatic
6.01 8.00 15.0 8
8.01 12.00 15.0 8
lebih dari 12.00 17.5 6

Beban Statik (ton/m)


0.27 0.45 7.5 16
0.46 0.70 7.5 12
0.71 1.25 12.5 12
1.26 1.80 15.0 8
Mesin Gilas Bergetar 1.81 2.30 15.0 4
2.31 2.90 17.5 4
2.91 3.60 20.0 4
3.61 4.30 22.5 4
4.31 5.00 25.0 4

5.2. 4 Pengendalian Mutu

( 1 ) Persyaratan Pengujian

Jumlah data uji penunjang yang diperlukan untuk persetujuan awal harus sesuai dengan Bab
5.2.1 (3) dan yang lebih lanjut diminta di bawah titik (2) berikut.
Sebuah program mengenai pengujian pengendalian kualitas bahan harus dilaksanakan
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan uji yang
diberikan di dalam Tabel 5.2.5.

( 2 ) Pengujian Laboratorium

Bahan Agregat L.P.A. harus diambil contohnya dan diuji untuk setiap 250 meter kubik
bahan yang dipasang, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik, yang sesuai dengan
batas perbedaan pengujian berikut untuk memenuhi syarat-syarat kualitas yang ditetapkan
pada Sub Bab 5.2.2 Spesifikasi ini.

Buku 3 5 - 12
Spesifikasi Teknis
TABEL 5.2.5 TEST LABORATORIUM BAHAN LAPIS PONDASI ATAS

RUJUKAN TEST JENIS


TEST
AASHTO PB 0201 76

Analisa saringan agregat T 27 Menentukan distribusi ukuran


PB 0201 76
halus dan agregat kasar partikel agregat halus dan
agregat kasar
Penentuan batas cair dan T 89 PB 0109 76 Pengujian plastisitas untuk batas
batas plastis T 90 PB 0110 76 cair dan Indeks Plastisitas
Bagian halus yang plastis Pengujian Ekivalensi pasir untuk
di dalam agregat T 176 - menunjukkan perbandingan
bergradasi dan tanah bagian halus dan lembung
Hubungan kelembaban T 99 PB 0111 76 Ujian standar proctor
kepadatan menggunakan palu 2,5 kilogram
California Bearing Ratio T 193 PB 0113 76 Menentukan nilai dukungan
(dipendam) tanah dan agregat
Berat jenis dan T 85 PB 0103 76 Menentukan penyerapan air oleh
penyerapan agregat kasar agregat kelas B saja
Ketahanan agregat kasar Pengujian untuk agregat < 37,5
terhadap abrasi T 96 PB 0206 - 76 mm, menggunakan mesin Los
Angeles (500 putaran)

( 3 ) Pengendalian Lapangan

Pengujian-pengujian pengendalian lapangan berikut ini harus dilakukan untuk memenuhi


persyaratan Spesifikasi. Membuat lubang uji dan pengisian kembali dengan bahan lapis
pondasi atas dipadatkan dengan baik, harus dilaksanakan oleh kontraktor di bawah
pengawasan Direksi Teknik.

Tabel 5.2.6 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

a. Ketebalan dan keseragaman lapis pondasi Pemeriksaan Visual setiap hari & pengukuran
atas ketebalan harus dilakukan untuk setiap 200 m
panjang lapis pondasi yang terpasang

b. i. Test pemadatan lapis pondasi atas Test kepadatan di tempat, untuk menentukan
(dengan cara kerucut pasir) tingkat kepadatan yang dibandingkan dengan
AASHTO T 191 test laboratorium untuk hubungan lelembaban
PB 0403 - 76 kepadatan. Dilaksanakan untuk setiap 200 m
panjang jalan.

ii. Test pemadatan dengan penggilasan Pemeriksaa visual setiap hari dan pengujian
percobaan (di mana test kepadatan dilakukan untuk setiap 200 m panjang lapis
kerucut pasir tidak dapat dilakukan) pondasi atas yang terpasang (menggunakan
mesin gilas berat)

Buku 3 5 - 13
Spesifikasi Teknis
5.2. 5 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Kontraktor harus membiayai semua pembayaran untuk setiap pungutan dan
kompensasi lainnya dalam memperoleh dan pengambilan bahan yang harus digunakan
untuk Agregat Lapis Pondasi Atas. Di bawah keadaan apapun Pemberi Tugas (Pemilik
Proyek) harus bebas dari setiap kewajiban pembayaran, terkecuali hal-hal yang sudah
termasuk dalam Daftra Penawaran.

(2) Jumlah yang harus dibayar merupakan jumlah meter kubik Lapis Pondasi Atas yang
terpasang yang sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Teknik, sudah dipadatkan dan diterima oleh Direksi
Teknik.
Perhitungan volume Lapis Pondasi Atas harus atas dasar ketebalan dan lebar lapis
pondasi yang diminta, sebagaimana terlihat pada Gambar Rencana, atau yang
disesuaikan oleh Perintah Perubahan, dikalikan dengan panjang terpasang
sebenarnya dan disetujui oleh Direksi Teknik.

Setiap penyimpangan bentuk dan ketebalan lapis pondasi atas tidak boleh melebihi
toleransi ukuran yang ditetapkan di bawah Sub Bab 5.2.1 (2).

5.2. 6 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana disediakan di atas akan dibayar per satuan
pengukuran pada harga-harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item-item
pembayaran yang diberikan di bawah, yang harga dan pembayaran tersebut akan merupakan
kompensasi penuh bagi semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam
menyelesaikan lapis pondasi atas yang diminta, sebagaimana diuraikan dalam bagian ini.

Nomor item
URAIAN Satuan Pengukuran
pembayaran

5.2.1 Agregat Lapis Pondasi Atas Kelas A Meter Kubik

5.2.2 Lapis Pondasi Atas


Makadam Ikat Basah Kelas B Meter Kubik

Buku 3 5 - 14
Spesifikasi Teknis
BAGIAN 6
LAPIS PERMUKAAN PERKERASAN

Bab 6. 5 LAPIS PERMUKAAN PENETRASI MACADAM ( LAPEN )

6.5. 1 Umum ........................................................................................ 6 - 1


6.5. 2 Bahan-bahan .............................................................................. 6 - 2
6.5. 3 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................... 6 - 4
6.5. 4 Pengendalian Mutu .................................................................... 6 - 8
6.5. 5 Cara Pengukuran Pekerjaan ....................................................... 6 - 9
6.5. 6 Dasar Pembayaran ..................................................................... 6 - 10

Bab 6. 8 ASPAL BETON ( AC )

6.8. 1 Umum ........................................................................................ 6 - 11


6.8. 2 Bahan-bahan .............................................................................. 6 - 12
6.8. 3 Persyaratan Campuran ............................................................... 6 - 14
6.8. 4 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................... 6 - 15
6.8. 5 Pengendalian Mutu .................................................................... 6 - 19
6.8. 6 Cara Pengukuran Pekerjaan ....................................................... 6 - 21
6.8. 7 Dasar Pembayaran ..................................................................... 6 - 22

Bab 6. 9 LASBUTAG

6.9. 1 Umum ........................................................................................ 6 - 23


6.9. 2 Bahan-bahan .............................................................................. 6 - 24
6.9. 3 Campuran Rencana .................................................................... 6 - 26
6.9. 4 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................... 6 - 28
6.9. 5 Pengendalian Mutu .................................................................... 6 - 33
6.9. 6 Cara Pengukuran Pekerjaan ....................................................... 6 - 35
6.9. 7 Dasar Pembayaran ..................................................................... 6 - 37

Buku 3
Spesifikasi Teknis
BAGIAN 6
LAPIS PERMUKAAN PERKERASAN

BAB 6.5 LAPIS PERMUKAAN PENETRASI MACADAM (LAPEN)

6.5.1. Umum

( 1 ) Uraian

Lapis permukaan Penetrasi Macadam terdiri dari pembangunan di atas lapis pondasi atas atau
permukaan dengan penutup yang ada yang sebelumnya sudah disiapkan, satu lapisan permukaan
perkerasan yang tebalnya antara 5-7 cm dari penetrasi batu pecah yang bersih dengan pemakaian
aspal pengikat panas. Biasanya untuk pekerjaan jalan kabupaten akan diperlukan lapis
permukaan tebal 5 cm dengan lapisan penutup aspal.

( 2 ) Toleransi Umum

a. Tebal rata-rata yang sebenarnya dipasang harus sama dengan atau tebih tebal dari tebal
nominal rencana. Dalam beberapa contoh, Direksi Teknik atas keputusannya sendiri
dapat menyetujui atau menerima ketebalan rata-rata yang lebih tipis dari tebal nominal
rencana, asalkan penetrasi macadam terpasang pada ketebalan baru yang keras dalam
semua arah. Tidak ada satu titikpun akan memiliki tebal lapis padat yang lebih dari 5
mm di bawah tebal nominal rencana.

b. Permukaan akhir harus mematuhi garis, ketinggian dan penampang melintang tipikal
sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar Rencana atau yang disetujui Direksi Teknik.
Bila diuji dengan satu mal dan batang lurus, permukaan akhir tidak boleh
menunjukkan variasi (perbedaan-perbedaan) terhadap permukaan akhir yang
diperlukan lebih besar dari 6 mm untuk panjang 3 meter.

( 3 ) Contoh Bahan

Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan kepada Direksi Teknik paling sedikit 14 hari
sebelum pekerjaan dimulai, yang diusulkan digunakan dalam pekerjaan, beserta data-data berikut
:

a. Sertifikat pabrik pembuatan mengenai bahan pengikat aspal bersama dengan data uji
menunjukkan kesssuaian dengan persyaratan kualitas spesifikasi ini yang diberikan
dalam Sub bab 6.1.2.

b. Rincian sumber pengadaan dan cara produksi agregat yang harus digunakan beserta
hasil-hasil pengujian yang menunujukkan kesesuaian dengan persyaratan kualitas dan
gradasi Spesifikasi ini yang diberikan dalam Sub bab 6.1.2.

( 4 ) Pembatasan Cuaca

Campuran beraspal hanya akan dipasang bilamana permukaan agregat kering, hujan tidak
menghantui dan bila dasar jalan yang disiapkan dalam kondisi yang memuaskan. Penyemprotan
akan diizinkan pada waktu yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

( 5 ) Syarat-Syarat pekerjaan dan Pengendalian Lalu Lintas

a. Tidak boleh ada bahan aspal dibuang ke dalam saluran tepi, parit atau jalan air.

b. Permukaan bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik di sekitar pekerjaan jalan


harus dilindungi dari setiap kerusakan yang diakibatkan oleh pekerjaan penyemprotan
aspal.
Buku 3 6-1
Spesifikasi Teknis
c. Kontraktor harus melengkapi dan memelihara di lapangan pekerjaan bilamana aspal
sedang dipanaskan, perlengkapan pengendalian dan mencegah kebakaran, dan juga
persediaan dan sarana pertolongan pertama.

d. Pengendalian lalu lintas harus dilakukan kontraktor yang sesuai dengan Syarat-syarat
Umum Kontrak, serta atas persetujuan Direksi Teknik.

e. Harus dibuatkan penyediaan untuk melaksanakan pekerjaan dengan separuh lebar jalan,
kecuali satu jalan pengalian disediakan dengan mendapat persetujuan Direksi Teknik.

f. Tidak boleh ada lalu lintas yang diizinkan di atas permukaan jalan yang baru diselesaikan
sampai permukaan penetrasi macadam dipadatkan penuh dan dilapis tutup hingga
memuaskan Direksi Teknik. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua akibat
(konsekwensi) lalu lintas yang diizikan lewat, sementara pekerjaan jalan sedang
berlangsung.

( 6 ) Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan

Lapisan akhir permukaan harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan Spesifikasi ini dan
disetujui oleh Direksi Teknik. Perbaikan penetrasi makadam yang tidak memuaskan harus atas
perintah Direksi Teknik, dan dapat meliputi pembuangan dan penggantian dengan penetrasi
macadam baru, menambahkan lapisan tambahan atau suatu kelengkapan lain yang oleh Direksi
Teknik dianggap perlu untuk memberikan penyelesaian yang memuaskan.

6.5.2. Bahan-Bahan

( 1 ) Agregat

a. Agregat terdiri dari batu pecah berupa agregat kasar, agregat kunci dan agregat penutup,
yang bersih, keras dengan kualitas seragam dan bebas dari kotoran, lempung, bahan-bahan
tumbuh-tumbuhan atau bahan lainnya yang harus dibuang.

b. Batas Perbedaan Agregat

i Agregat kasar berupa lapisan utama yang berada dalam batas-batas ukuran nominal
2,5 cm 6,25 cm, yang tergantung kepada ketebalan lapisan dengan ukuran
maksimum kurang lebih 2/3 tebal rencana.
ii Agregat kunci untuk lapisan utama (pokok) harus lolos saringan 25 mm tetapi tidak
boleh lebih dari 5% akan lolos dari saringan 9,5 mm.

iii Bila disediakan dalam Daftar Penawaran, satu lapisan penutup aspal harus diletakkan
di atas permukaan Penetrasi Macadam menggunakan agregat ukuran tunggal nominal
12,5 mm sebagaimana ditetapkan dalam bab 6.3 Spesifikasi ini.

c. Gradasi Agregat

Gradasi agregat bersama dengan tebal yang terpakai ditunjukkan dalam Tabel 6.5.1.

Buku 3 6-2
Spesifikasi Teknis
TABEL 6.5.1 GRADASI AGREGAT UNTUK LAPIS PERMUKAAN PENETRASI MACADAM

UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS


mm Tebal lapisan 5,5 7 cm Tebal lapisan 4 5 cm

Agregat Pokok
62,5 100 -
50 95 100 100
40 35 70 95 100
25 0 15 -
19 05 05
Agregat Kunci
25 100 100
19 95 100 95 100
9,5 0-5 0-5

Lapis Penutup
12,5 100
9,5 85 100
4,75 10 30
2,35 0 10

d. Syarat-Syarat Kualitas untuk Agregat

Agregat yang digunakan untuk Lapis Permukaan Penetrasi Macadam harus mematuhi syarat-syarat
kualitas yang diberikan pada Tabel 6.5.2.

TABEL 6.5.2 SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT POKOK

U R A I A N BATAS TEST

Kehilangan berat karena abrasi (500 putaran) Maksimum 40 %

Indeks serpihan (British Standart Test) Maksimum 25 %

Penahanan aspal setelah pelapisan dan pengelupasan Minimum 95 %

Catatatan : Syarat kualitas untuk agregat penutup harus sesuai dengan Bab 6.3 Tabel 6.3.3.

( 2 ) Bahan Pengikat Beraspal

a. Aspal yang digunakan harus aspal semen gradasi kekentalan atau aspal keras yang
diencerkan (cutr back), jika diminta demikian untuk Kontraktor khusus dan digunakan
menurut perintah Direksi Teknik.

i Aspal semen = (AASHTO M226-Tabel 2)


AC 10 (Ekivalen dengan Pen 80/100)
AC 20 (Ekivalen dengan Pen 60/70)

ii Aspal Keras yang diencerkan (Cut Back)


AC 10 } Diencerkan dengan kerosin untuk memenuhi persyaratan
AC 20 } tabel 6.5.3 di bawah :

Buku 3 6-3
Spesifikasi Teknis
TABEL 6.5.3 RENCANA BAHAN PENGIKAT UNTUK ASPAL CUT BACK

PERBANDINGAN KEROSIN TERHADAP MAKSIMUM


SUHU UDARA 100 BAG. ASPAL SEMEN SUHU
TERLINDUNGI
AC 10 AC 20 PENYEMPROTAN
C
(80 /100) (60 /70) C

20 11 13 140
25 7 9 155
30 3 5 165
35 0 2 180

b. Aspal emulsi dapat digunakan sebagai alternatif terhadap aspal cut back, tergantung
kepada persetujuan Direksi Teknik atas sumber pengadaan dan kualitas, dan harus mutu
CRS 1 dan CRS 2 cationic, mematuhi Spesifikasi AASHTO M208.

6.5.3. Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Peralatan Pelaksanaan

a. Jenis alat dan methode pengoperasian harus sesuai dengan Daftar Unit Produksi dan
Peralatan serta Program Kerja yang disetujui dan menurut petunjuk selanjutnya oleh
Direksi Teknik.

b. Pada umumnya akan dipilih jenis peralatan berikut

- Distributor / penyemprot aspal bertekanan


- Alat untuk pemanasan aspal
- Mesin gilas, termasuk . Tandem 6 8 ton
. Roda baja rata 6 8 ton
. Ban pneumatic 10 12 ton
- Sejumlah Dump truk yang cukup, lebih baik beserta loader
- Tangki Air (jika musim kemarau)
- Sapu, garu, gerobak dorongan, semua untuk pekerjaan manual.

( 2 ) Volume Bahan yang digunakan

Tingkat perkiraan pemakaian dan volume bahan-bahan per meter persegi luas permukaan untuk
lapisan penetrasi macadam diberikan dalam Tabel 6.5.4 berikut. Tingkat pemakaian ini
berdasarkan berbagai keperluan tebal lapisan. Ketebalan sebenarnya serta tingkat pemakaian
akhir harus sesuai dengan Daftar penawaran dan sebagaimana ditentukan oleh Direksi Teknik.

Buku 3 6-4
Spesifikasi Teknis
TABEL 6.5.4 TINGKAT PENGGUNAAN PENETRASI MACADAM

TINGKAT PENABURAN TINGKAT


TEBAL PENGGUNAAN TINGKAT
AGREGAT KASAR Kg/m2 PENGGUNAAN PENABURAN
TOTAL ASPAL PENABURAN
ASPAL KEDUA AGREGAT
LAPEN PERTAMA AGREGAT
( 50 mm ) ( 62,5 mm ) Kg/m2 PENUTUP
(cm) Kg/m2 KUNCI Kg/m2
Kg/m2
4 64 (25) - 2,0 25 1,5 14
4,5 72 (22) - 2,3 25 1,5 14
5 80 (20) - 2,5 25 1,5 14
5,5 - 99 (18) 4,0 25 1,5 14
6 - 108 (17) 4,4 25 1,5 14
6,5 - 117 (15) 4,8 25 1,5 14
7 - 126 (14) 5,2 25 1,5 14

Catatan : (1) Berat agregat lepas diambil sebagai :


50 mm ukuran maksimum nominal = 1600 kg/m3
62,5 mm ukuran maksimum nominal = 1800 kg/m3
(2) Tingkat penaburan ekivalen dalam m2/m3 ditunjukkan sebagai ( )
(3) Untuk pekerjaan jalan kabupaten tebal minimum adalah 5 cm

( 3 ) Penyiapan Lapangan

Penetrasi Macadam akan dipasang di atas pondasi yang telah dibangun sebelumnya atau di atas
permukaan dengan lapis penutup yang ada. Penyiapan akan meliputi :

a. Bila dipasang di atas pondasi jalan, pondasi tersebut harus memiliki bentuk dan profil tepat
benar dengan potongan melintang rencana, dan dipadatkan benar sampai disetujui oleh
Direksi Teknik.

b. Pondasi jalan harus juga ditutup dengan lapis aspal resap pelekat pada satu tingkat
pemakaian 0,6 ltr/m2 (lihat Sub Bab 6.2.3 Spesifikasi ini).

c. Bila diletakkan di atas permukaan dengan lapis penutup yang ada (permukaan aspal lama),
permukaan tersebut harus dilapisi aspal pelekat pada satu tingkat pemakaian tidak melebihi
0,5 ltr/m2 (lihat Sub Bab 6.2.3 Spesifikasi ini).

d. Permukaan perkerasan harus kering dan bebas dari batu-batu lepas atau suatu bahan lain
yang harus dibuang.

e. Sebelum pemasangan, agregat kasar dan agregat kunci harus ditumpuk secara terpisah di
lapangan untuk mencegah pencampuran dan harus selalu bersih.
( 4 ) Penaburan dan Pemadatan

a. Penaburan Agregat Kasar dalam Lapisan Pokok


i Agregat kasar akan ditaburkan dengan tangan atau dengan mesin dan dipadatkan
sampai kedalaman yang seragam hingga mencapai garis, profil dan kemiringan yang
dikehendaki. Sebuah mal pengujian menurut kemiringan melintang rencana perkerasan
selesai, harus digunakan untuk memperoleh keseragaman permukaan akhir.
ii Penaburan tidak boleh dilakukan lebih lanjut melebihi dari operasi penggilasan dan
penebaran panjang yang dapat diselesaikan dalam rata-rata satu hari bekerja. Agregat
segregasi atau agregat bercampur dengan tanah atau bahan asing lainnya, harus
disingkirkan dan diganti dengan agregat bergradasi yang baik.

Buku 3 6-5
Spesifikasi Teknis
b. Penggilasan dan Pemadatan Lapisan Pokok
i Lapisan agregat kasar pokok harus digilas kering dengan mesin gilas roda baja 6 8
ton sampai terpadatkan seluruhnya. Penggilasan awal akan dimulai dari sebelah
pinggir, melapis tindih bahu jalan selebar paling sedikit 30 cm, dan akan berlangsung
menuju ke tengah perkerasan. Pinggiran roda mesin gilas akan melapis tindih
hamparan sebelumnya dengan sekitar sepertiga lebar roda.
ii Setelah penggilasan awal, permukaan tersebut harus diperiksa dengan mal punggung
dan batang lurus 3 meter, dan harus mematuhi toleransi ukuran yang ditetapkan pada
Sub Bab 6.5.1 (2) dengan cadangan diberikan untuk kebutuhan pemadatan berikutnya.
Semua ketidak rataan permukaan yang melebihi batas di atas harus dibetulkan dengan
membuang atau menambah agregat seperlunya.
iii Penggilasan akan berhenti sebelum rongga-rongga dalam agregat tertutup sedemikian
jauh sehingga mencegah penetrasi yang bebas dan merata dari aspal dan agregat kunci.

c. Pemakaian Bahan Aspal (Sebelum Agregat Kunci)

i Setelah agregat kasar digilas dan diperiksa, bahan pengikat aspal akan disemprotkan
pada satu suhu yang cocok kepada jenis dan mutu bahan pengikat aspal sebagaimana
ditetapkan dalam item (ii) dibawah. Tingkat pemakaian harus sesuai dengan Tabel
6.5.4 atau sebagaimana ditentukan lain oleh Direksi Teknik.

ii Suhu pemanasan dan penyemprotan yang diperlukan untuk bahan pengikat aspal harus
berada dalam batas-batas berikut :

- Aspal Keras :
AC 10 (Pen 80/100) : Batas beda 125o C 180o C
AC 20 (Pen 60/70) : Batas beda 135o C 185o C
- Aspal Cair (Cut Back)
MC 800 : Batas beda 77o C 115o C
MC 300 : Batas beda 60o C 100o C

Aspal Cair (cut back) dilapangan, harus sesuai dengan persyaratan yang diberikan
pada Tabel 6.3.4.

iii Setiap bahan pengikat aspal yang telah dipanaskan sampai suhu penyemprotan lebih
dari 10 jam atau telah dipanaskan sampai satu panas yang melebihi suhu maksimum
yang diberikan dalam item c. ii, di atas, harus ditolak, kecuali Direksi Teknik
menentukan bahwa bahan pengikat aspal tersebut masih mematuhi kekentalan yang
diperlukan.

iv Sebelum menyemprotkan bahan pengikat aspal, bahan agregat harus kering sampai
seluruh kedalamannya.

v Bahan aspal akan disemprotkan secara lebih baik dengan distributor bertekanan merata
ke atas permukaan pada tingkat yang sudah ditetapkan. Di atas luas yang kecil, dimana
pemakaian batang penyemprot dengan slang tangan. Sebuah ceret curah hanya dapat
digunakan bilamana diberikan persetujuan oleh Direksi Teknik.

vi Apapun persyaratan 6.5.3 (4) c.1. di atas, bilamana digunakan penyemprot aspal, aspal
tersebut harus diterapkan pada temperatur yang diperlukan untuk menghasilkan
kekentalan penyemprotan koreksi.

Buku 3 6-6
Spesifikasi Teknis
d. Penggunaan Agregat Kunci

i Secepatnya setelah pemakaian aspal, agregat kunci akan ditaburkan merata di atas
permukaan dengan alat mesin penabur atau cara manual yang disetujui, digilas,
dibersihkan dengan sapu seret untuk menjamin distribusi yang merata dan digilas lagi.
Agregat kunci ekstra akan ditambahkan dengan tangan, dimana diperlukan, serta
penggilasan dan pembersihan akan berlanjut sehingga agregat tersebut tertanam
dengan baik. Setiap batu lebihan harus disingkirkan dengan disapu.

e. Penggunaan Bahan Aspal (Setelah Agregat Kunci)

Setelah agregat kunci selesai digilas dan diperiksa, bahan aspal harus diterapkan sesuai
yang ditentukan dalam Sub Bab 6.3.3. (4) c. di atas.

f. Penggunaan Agregat Penutup

Secepatnya setelah pemakaian aspal, agregat kunci akan ditaburkan merata di atas
permukaan dengan alat mesin penabur atau cara manual yang disetujui, digilas,
dibersihkan dengan sapu seret untuk menjamin distribusi yang merata dan digilas lagi.
Agregat kunci ekstra akan ditambahkan dengan tangan, dimana diperlukan, serta
penggilasan dan pembersihan akan berlanjut sehingga agregat tersebut tertanam dengan
baik. Setiap batu lebihan harus disingkirkan dengan disapu.

g. Sambungan-Sambungan

Sambungan memanjang dan melintang harus diakhiri dengan potongan tegak serta digaruk
kembali secukupnya bila diperlukan untuk lapis tindih. Bilamana permukaan baru
perbatasan dengan permukaan lama, permukaan jalan lama harus dipotong lagi membentuk
permukaan tegak, semua sambungan harus dengan hati-hati diperiksa untuk disetujui.

h. Tebal Lapisan dan Permukaan Selesai

i Tebal terpadatkan lapisan permukaan penetrasi macadam tidak boleh kurang dari yang
telah ditetapkan berada dalam toleransi seperti diuraikan dalam Sub Bab 6.5.1.
Pemeriksaan ketebalan penetrasi macadam harus seperti yang diperintahkan oleh
Direksi Teknik.

ii Pada setiap tahap pemadatan, kehalusan permukaan harus dipelihara. Harus


ditambahkan bahan-bahan pada setiap tempat dimana ada bagian ambles.

6.5.4. Pengendalian Mutu

( 1 ) Test Laboratorium

Agregat dan bahan pengikat aspal harus diuji mengenai syarat kualitas pada sumber pengadaan,
yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi ini dan untuk memenuhi test laboratorium yang
diberikan pada Tabel 6.5.5. Sertifikat pabrik pembuat serta data uji harus dilengkapi untuk
mendapatkan persetujuan Direksi Teknik, dan pengujian lebih lanjut harus dilaksanakan jika
diminta demikian oleh Direksi Teknik.

Buku 3 6-7
Spesifikasi Teknis
TABEL. 6.5.5 TEST LABORATORIUM PENETRASI MACADAM
RUJUKAN TEST
U R A I A N
AASHTO BINA MARGA
T 27 PB 0201-76 Analisa saringan agregat kasar dan halus
Ketahanan terhadap abrasi, agregat kasar ukuran kecil,
T 96 PB 0206-76
menggunakan mesin Los Angeles
BS 812 - Indeks serpihan (British Standart Test)
T 182 PB 0205-76 Pelapisan dan Pengelupasan Campuran Agregat Aspal
M 226 - Standart spesifikasi untuk aspal semen gradasi kekentalan
M 201 PA 0308-76 Kekentalan Kinematis Aspal
T 53 PA 0302-76 Titik Leleh aspal (Test Cincin dan Bola)
T 49 PA 0301-76 Penetrasi Bahan-Bahan Aspal
T 59 - Pengujian Aspal Emulsi

( 2 ) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan,
kecuali diperintahkan oleh Direksi Teknik.

TABEL 6.5.5 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN P R O S E D U R

a. Agregat
i. Analisa saringan agregat kasar Menentukan gradasi agregat untuk memenuhi Tabel 6.5.1.
dan agregat kunci. Satu test per 300 m3 tumpukan agregat.
ii. Kehilangan berat karena abrasi
Test harus dilaksanakan jika diminta demikian oleh Direksi
iii. Keserpihan
Teknik, atas dasar pemeriksaan visual kualitas bahan dan
iv. Pelapisan dan penge-lupasan
ukuran proyek
aspal
b. Bahan Pengikat Aspal
i. Temperatur Pengendalian suhu aspal yang dipanaskan diperiksa setiap
hari untuk setiap pemakaian. Batas-batas temperatur harus
patuh kepada yang ditetapkan pada Sub Bab 6.5.3 (4)
ii. Pencampuran Bila menggunakan aspal cair, pencampuran aspal semen
dengan pengencer (kerosin) harus dilaksanakan di bawah
pengendalian Direksi Teknik atau Inspektur Pekerjaan

c. Penangan Umum
i. Tingkat penaburan agregat Harus diperiksa dan diukur setiap hari
ii. Tingkat pemakaian bahan
pengikat aspal Harus diukur setiap hari untuk setiap pemakaian

iii. Kualitas Pemeriksaan setiap hari pekerjaan terselesaikan, untuk


pengendalian kualitas, keseragaman dan pemadatan

iv. Ketebalan Lapis Permukaan Tebal terpasang lapis permukaan penetrasi macadam harus
dipantau dengan pengeboran inti perkerasan atau cara lain
yang diminta Direksi Teknik.
Pengambilan inti tersebut dilakukan oleh Kontraktor di
bawah pengawasan Direksi Teknik pada suatu titik uji yang
diperintahkan.

Buku 3 6-8
Spesifikasi Teknis
6.5.5. Cara Pengukuran Pekerjaan

( 1 ) Volume lapis permukaan penetrasi macadam yang harus diukur untuk pembayaran harus
ditentukan dalam meter persegi berdasarkan hasil perkalian lebar rata-rata (diukur dan
disetujui bersama antara Direksi Teknik dan Kontraktor, dengan pengukuran lebar rata-rata
setiap 50 meter) kali panjang, sepanjang sumbu jalan, yang disetujui dan diterima oleh
Direksi Teknik.

( 2 ) Bila lapis aspal resap pelekat atau lapis pelekat dipasang, sesuai dengan persyaratan
kontrak khusus dan Daftar Penawaran, lapis aspal resap pelekat atau lapis pelekat tersebut
harus diukur dalam liter dan dibayar di bawah item pembayaran 6.2.1 atau 6.2.2
Spesifikasi ini.

( 3 ) Bilamana perbaikan-perbaikan lapis permukaan yang tidak memuaskan telah diminta


sesuai dengan Sub Bab 6.5.2 (6) Spesifikasi ini, tidak ada tambahan pembayaran yang akan
dibuat untuk pekerjaan ekstra atau volume yang diperlukan oleh berbaikan-perbaikan
tersebut.

( 4 ) Tidak ada pengukuran atau pembayaran tambahan akan dibuat untuk penyiapan lapangan
atau pengujian bahan-bahan yang diperlukan di bawah Spesifikasi ini, dan semua
pekerjaan tersebut akan dianggap telah dimasukkan dalam item pembayaran untuk Lapis
Permukaan Penetrasi Macadam.

6.5.6. Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar persatuan pengukuran pada
harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran bagi item pembayaran yang diberikan di
bawah, yang mana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk semua
pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam penyelesaian Lapis Permukaan Penetrasi
Macadam sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam Bab ini.

Nomor Item
URAIAN Satuan Pengukuran
Pembayaran

6.5.1 Lapis Permukaan Penetrasi Macadam Meter persegi

Buku 3 6-9
Spesifikasi Teknis
BAB 6.8 ASPAL BETON ( AC )

6.8.1 Umum

( 1 ) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan suatu lapis aus permukaan tahan lama dan padat dari
campuran aspal dikenal sebagai Aspal Beton (sama dengan LASTON), tersusun dari sejumlah
agregat tertentu, filler dan aspal semen dihasilkan dari instalasi campuran pusat (CMP) dan
dipasang sesuai dengan Spesifikasi-spesifikasi ini dengan ketebalan 4 cm 5 cm atau seperti
yang diminta demikian dalam Daftar Penawaran. Campuran aspal beton tersebut akan dipasang
sebagai satu lapis permukaan baru di atas lapis pondasi atas yang dibentuk sebelumnya atau
sebagai satu lapis ulang di atas suatu perkerasan dengan lapis penutup yang ada, dan perlu
digunakan di atas jalan dengan lalu lintas berat serta kemiringan terjal.

( 2 ) Toleransi Ukuran

a. Tebal rata-rata terpasang harus sama dengan atau lebih tebal dari tebal nominal
rencana. Tidak ada satu titikpun akan memiliki ketebalan Aspal Beton padat kurang
dari 90% tebal rencana. Namun tebal rencana dapat disesuaikan dengan persyarat di
lapangan atas keputusan Direksi Teknik dan yang diberitahukan secara tertulis kepada
Kontraktor.

b. Variasi permukaan selesai Aspal Beton dari tingkat dan ketinggian yang ditentukan
tidak boleh melebihi 5 mm pada suatu titik bilamana diuji dengan satu mistar batang
lurus panjang 3,0 m.

( 3 ) Contoh Bahan

Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut kepada Direksi Teknik pada paling lambat sedikit
14 hari sebelum pekerjaan dimulai :

a. Contoh bahan campuran aspal beserta rincian sumber pengadaan

b. Formula campuran pelaksanaan dan data uji pendukung yang diperoleh dari
laboratorium Instalasi Campur Pusat (CMP) yang menunjukkan kesesuaian dengan
persyaratan mutu Spesifikasi ini.

( 4 ) Pembatasan Cuaca

Aspal Beton akan dipasang hanya di bawah kondisi cuaca kering dan bilamana permukaan
perkerasan kering pula.

( 5 ) Pengendalian Lalu Lintas

a. Pengendalian lalu lintas akan dilaksanakan oleh kontraktor yang sesuai dengan syarat-
syarat umum kontrak dan disetujui oleh Direksi Teknik, serta dilakukan tindakan-
tindakan pencegahan untuk memberi petunjuk dan pengendalian lalu lintas selama
pelaksanaan pekerjaan.

b. Harus dibuat penyediaan untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan separuh
lebar perkerasan, kecuali disediakan satu pengalihan jalan yang sesuai sehingga
disetujui Direksi Teknik.

Buku 3 6 - 10
Spesifikasi Teknis
c. Tidak ada lalu lintas yang akan diizinkan di atas permukaan jalan yang baru selesai
sampai lapis permukaan aspal beton dipadatkan sepenuhnya sampai memuaskan
Direksi Teknik. Kecepatan lalu lintas di atas permukaan yang baru dipasang harus
dibatasi sampai 15 km/jam untuk paling sedikit selama 48 jam sesudah penyelesaian.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk semua akibat dari lalu lintas yang
diizinkan lewat, sementara pekerjaan jalan berlangsung.

( 6 ) Perbaikan-perbaikan Pekerjaan yang Tidak Memuaskan

Lapis permukaan selesai dari Aspal Beton harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan
Spesifikasi ini dan mendapat persetujuan Direksi Teknik. Luas lapis permukaan yang tidak
mematuhi dengan persyaratan persyaratan ini dan yang dianggap tidak memuaskan Direksi
Teknik harus diperbaiki dengan cara menyingkirkan dan mengganti, menambah lapisan tambah
dan/atau cara lain yang dipandang perlu oleh Direksi Teknik.

6.8.2 Bahan-Bahan

( 1 ) Persyaratan Umum

a. Semua bahan yang diperlukan untuk Aspal Beton akan didapat dari Dinas Pekerjaan
Umum Propinsi, Departeman Pekerjaan Umum (atas nama Kabupaten) dan dipasok
lansung ke CMP ( Instalasi Campur Pusat), kecuali DPUK membuat pengaturan
alternatif.

b. Tanggung jawab untuk menyetujui semua sumber pengadaan dan melaksanakan tes
laboratorium yang siperlukan yang berhubungan dengan campuran percobaan dan
pengendalian mutu produksi berada pada Ahli Teknik yang bertugas dan bertanggung
jawab di CMP ( Instalasi Campur Pusat).

c. Kualitas aspal beton harus memenuhi persyaratan Spesifikasi umum, Spesifikasi


Umum Bina Marga bulan maret 1989 (Buku 3 Bab 5.2).

( 2 ) Agregat

a. Agregat Kasar

Agregat Kasar terdiri dari batu atau kerikil pecah atau campuran yang sesuai dari batu
pecah dengan kerikil alami yang bersih. Gradasi agregat kasar harus sesuai dengan Tabel
6.8.1 berikut :

TABEL 6.8.1 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT KASAR UNTUK ASPAL BETON

UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS


mm ATAS BERAT

19.0 100
12.5 30 100
9.5 0 55
4.75 0 10
0.075 01

Buku 3 6 - 11
Spesifikasi Teknis
b. Agregat Halus

Agregat Halus terdiri dari pasir alam dan/atau batu tersaring dalam kombinasi yang cocok,
dan harus bersih serta bebas dari gumpalan lempung dan benda-benda lain yang harus
dibuang. Gradasi agregat halus tersebut harus sesuai dengan Tabel 6.8.2 berikut

TABEL 6.8.2 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT HALUS UNTUK ASPAL BETON

UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS


mm ATAS BERAT

9.5 100
4.75 90 100
2.36 80 100
0.60 25 100
0.075 2 11

c. Filler

Bahan filler terdiri dari debu batu sabak atau semen serta harus bebas dari suatu benda
yang harus dibuang. Ia berisi ukuran partikel yang 100% lolos saringan 0,60 mm dan tidak
kurang dari 75% atas berat partikel yang lolos saringan 0,075 (saringan basah).

d. Syarat-Syarat Kualitas Agregat Kasar

Agregat kasar yang digunakan untuk Aspal Beton harus mematuhi syarat kualitas yang
diberikan pada tabel 6.8.3 di bawah.

TABEL. 6.8.3 SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT KASAR

U R A I A N BATAS TEST

Kehilangan berat karena Abrasi Maksimum 40 %


( 500 putaran )

Penahanan aspal sesudah pelapisan dan Minimum 95 %


pengelupasan

( 3 ) Bahan Aspal

a. Bahan aspal harus AC-10 aspal semen gradasi kekentalan (kurang lebih ekivalen kepada
Pen 80/100) memenuhi persyaratan AASHTO M 226 Tabel 2.

b. Suatu bahan menyatu (adhesive) dan anti pengelupasan akan ditambahkan kepada bahan
aspal, jika diminta demikian oleh Direksi Teknik yang bertugas dan bertanggung jawab
pada CMP ( Instalasi Campur Pusat). Bahan tambahan tersebut harus satu jenis yang
disetujui Direksi Teknik yang bertugas dan harus ditambahkan dan dicampur sesuai
dengan petunjuk Pabrik Pembuat.

6.8.3 Persyaratan Campuran

( 1 ) Komposisi Campuran

a. Campuran aspal tersebut terdiri dari agregat, filler mineral dan bahan aspal. Komposisi
rencana campuran berada dalam batas-batas rencana yang diberikan pada Tabel 6.8.4.

Buku 3 6 - 12
Spesifikasi Teknis
TABEL 6.8.4 KOMPOSISI CAMPURAN

PERSENTASI ATAS BERAT TOTAL


FRAKSI RENCANA CAMPURAN
CAMPURAN PANAS
Fraksi agregat kasar 30 50
( > 2.36 mm )
Fraksi agregat halus 39 59
(2.36 mm 0.075 mm)
Fraksi filler 4.5 7.5

KANDUNGAN ASPAL ( % total campuran atas volume )

Kandungan aspal effektif - Minimum 6.2


Kandungan aspal diserap - Maksimum 1.7
Total kandungan aspal sebenarnya - Minimum 6.7
Tebal Film aspal - Minimum 8 micron

b. Perbandingan campuran final dan formula campuran pelaksanaan harus ditentukan oleh
pengujian laboratorium yang dilaksanakan oleh laboratorium CMP dan Campuran rencana
sebenarnya harus diserahkan kepada Pimpinan Proyek DPUK yang sesuai dengan
persyaratan Spesifikasi pada Sub Bab 6.8.1 (3).

( 2 ) Sifat-sifat Campuran

Sifat-sifat campuran yang harus dipatuhi oleh CMP ( Instalasi Campur Pusat ) diberikan pada
Tabel 6.8.5 di bawah.

TABEL 6.8.5 PERSYARATAN SIFAT-SIFAT CAMPURAN

SIFAT-SIFAT CAMPURAN PENGUKURAN BATAS

- Kandungan rongga udara campuran padat % atas volume total 4%-6%


campuran
- Tebal film aspal
- Kuosien Marshall micron minimum 8
- Stabilitas Marshall KN/mm 1.8 5.0
- Stabilitas Marshall tertahan (rendaman 24 Kg 550 1250
jam) % stabilitas asli minimum 75 %

6.8.4 Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Peralatan Pelaksanaan

a. Jenis peralatan dan methode operasi harus sesuai dengan Daftar Peralatan dan Instalasi
Produksi yang telah disetujui dan menurut petunjuk lebih lanjut Direksi Teknik. Pada
umumnya peralatan yang harus dipilih untuk penyebaran dan penyelesaian harus paver
(perata) bertenaga mesin sendiri yang mampu bekerja sampai garis dan ketinggian yang
diperlukan dengan penyediaan untuk pamanasan, screeding dan sambungan perata
campuran aspal beton. Akan tetapi dimana satu paver (perata) tidak dapat diperoleh dan
tergantung kepada instruksi Direksi Teknik, pemasangan dan penyebaran dapat dilakukan
dengan tenaga kerja, menggunakan garukan, sekop dan gerobak dorong.

Buku 3 6 - 13
Spesifikasi Teknis
b. Jenis peralatan berikut ini akan dipilih untuk penyebaran, pemadatan dan penyelesaian.

i. Alat Pengangkutan
Sejumlah truk angkutan yang cukup harus disediakan untuk mengangkut campuran
aspal yang sesuai dengan program pekerjaan yang telah disetujui. Truk-truk tersebut
harus dilengkapi dengan dasar logam rata ketat, dibersihkan den yang sebelumnya
dilapisi minyak bakar.

ii. Peralatan untuk Penyebaran dan Penyelesaian


Bilamana diminta demikian di bawah Daftar Penawaran dan Daftar Unit Produksi,
peralatan untuk penyebaran dan penyelesaian harus satu paver (perata) bertenaga
mesin sendiri yang mampu bekerja sampai ke garis, tingkat dari penampang melintang
yang diperlukan dan dapat memenuhi persyaratan-persyaratan terhadap volume dan
penampilan kualitas.

iii. Peralatan Pemadatan


Untuk pemadatan lapis permukaan tersebut diperlukan peralatan sebagai berikut :
- Dua buah mesin gilas roda baja (mesin gilas tiga roda atau tandem 6 ton 10 ton
total berat)
- Sebuah mesin gilas ban bertekanan dengan ban dipompa mencapai tekanan 8,5
kg/cm2 (120 lbs/sq.in)dan dengan penyediaan untuk ballast dari 1500 kg 2500 kg
muatan per roda.

iv. Peralatan untuk Penyemprot Lapis Aspal Resap Pelekat atau Lapis Aspal Pelekat.
Sebuah distributor/penyemprot aspal bertekanan harus disediakan dengan penyediaan
untuk pemanas aspal.

( 2 ) Penyiapan Lapangan

a. Pemasangan di atas lapis Pondasi Atas

i. Bila memasang di atas pondasi jalan, pondasi tersebut bentuk dan profilnya harus
sama benar dengan yang diperlukan untuk penampang melintang rencana dan
dipadatkan sepenuhnya sampai mendapat persetujuan Direksi Teknik, yang sesuai
dengan persyaratan pemadatan di bawah Bab. 5.2.3. Pondasi tersebut harus disapu
bersih dari setiap benda yang lepas dan harus dibuang.

ii. Sebelum memasang aspal beton, pondasi jalan tersebut harus dilapisi dengan Lapis
Resap Pelekat pada satu tingkat pemakaian 0,5 ltr/m2 atau tingkat lainnya menurut
perintah Direksi Teknik (lihat Sub Bab 6.2.3. Spesifikasi ini).

b. Pemasangan di atas Satu Permukaan Aspal yang ada

i. Bilamana pemasangan tersebut sebagai satu lapis ulang terhadap satu permukaan aspal
yang ada, setiap kerusakan pada permukaan perkerasan yang ada, termasuk lubang-
lubang, bagian ambles, pinggiran hancur dan cacat permukaan lainnya harus
dibetulkan dan diperbaiki sampai disetujui Direksi Teknik.

ii. Sebelum pemasangan Aspal Beton, permukaan yang ada harus kering dan dibersihkan
dari semua batu lepas dan bahan lain yang harus dibuang, dan akan dilabur dengan
lapis Aspal Pelekat yang disemprotkan pada tingkat pemakaian tidak melebihi 0,5
ltr/m2 , kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

Buku 3 6 - 14
Spesifikasi Teknis
( 3 ) Penyebaran

a. Screed samping atau cetakan yang disetujui harus dipasang sepanjang perkerasan/bahu
jalan sampai garis dan ketinggian yang diperlukan.

b. Penyebaran dengan Mesin

i. Sebelum operasi pengerasan dimulai, screed paver harus dipanaskan dan campuran
aspal harus dimasukkan/dituang ke dalam paver pada satu temperatur di dalam batas-
batas antara 140o 110o C.

ii. Selama pengoperasian paver, campuran aspal tersebut harus disebarkan dan
diturunkan sampai ketingkat, ketinggian dan bentuk penampang melintang yang
diperlukan di atas seluruh lebar perkerasan yang sepantasnya.

iii. Paver tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan yang tidak menimbulkan retak-
retak pada permukaan, cabik-cabik atau sesuatu ketidak teraturan lainnya dalam
permukaan. Tingkat penyebaran harus sebagaimana yang disetujui oleh Direksi
Teknik memenuhi persyaratan tebal rencana.

iv. Jika suatu segregasi, penyobekan atau pencukilan permukaan akan terjadi, paver
tersebut harus dihentikan dan tidak boleh berjalan kembali sampai penyebabnya
ditemukan dan diperbaiki. Penambalan yang kasar atau bahan yang telah segregasi
harus dibuat betul dengan menyebarkan bahan halus (fines) serta digaruk dengan
baik. Akan tetapi penggarukan harus dihindari sejauh mungkin, dan partikel kasar
tidak boleh disebarkan di atas permukaan yang discreed.

v. Kepedulian harus diambil untuk mencegah campuran tersebut mengumpul dan


mendingin pada sisi hooper atau dimana saja pada paver.

vi. Bilamana jalan tersebut harus diperkeras separuh lebar pada satu waktu, pengerasan
separuh lebar pertama tidak boleh lebih dari 1 kilometer di depan pengerasan separuh
lebar jalan yang kedua.

c. Penyebaran dengan Tenaga Manusia

i. Harus disediakan tenaga kerja yang cukup untuk memungkinkan truk angkutan
dibongkar muatannya, serta campuran aspal panas tersebut disebarkan dengan
penundaan minimum. Bilamana truk-truk atap dasar digunakan untuk pengiriman,
campuran tersebut harus dibongkar muatanya dengan sekop dan dituangkan secara
tegak di atas lintasan jalan sedemikian sehingga menimbulkan segregasi sesedikit
mungkin. Tidak boleh ada coba-coba dilakukan untuk menyebar campuran tersebut
secara langsung dari truk.

ii. Campuran aspal tersebut harus disebarkan dengan sekop dan garuk yang digunakan
berpasangan untuk merapikan permukaan secara final. Papan punggung jalan atau
batang lurus akan digunakan untuk mengatur permukaan diantara papan screed.

iii. Dimana diperlukan untuk penyebaran dengan tangan, kedua papan pinggir dan papan
punggung jalan harus dipasang dan campuran aspal harus disebarkan, bekerja dari
papan pinggir menuju ke papan tengah, dan ke depan dari sambungan melintang.
Penyebaran harus dilaksanakan untuk menghasilkan satu permukaan yang seragam
tanpa segregasi. Bilamana terjadi segregasi, pertikel kasar harus disingkirkan dari
permukaan sebelum pemadatan dan dibuang. Tidak ada coba-coba yang akan
dilakukan yntuk mencampur kembali dengan tangan.

Buku 3 6 - 15
Spesifikasi Teknis
( 4 ) Pemadatan Lapis Aspal Beton

a. Pengendalian Suhu

i. Secepatnya setelah campuran tersebut telah disebarkan dan menurun, permukaan


tersebut harus diperiksa dan setiap kualitas tidak baik harus diperbaiki

ii. Suhu campuran lepas terpasang harus dipantau dan pengilasan akan dimulai ketika
suhu campuran tersebut turun di bawah 100o C dan harus diselesaikan sebelum suhu
turun di bawah 65o C.

iii. Pengilasan campuran tersebut akan terdiri dari operasi terpisah, bekerja sedekat
mungkin kepada urutan penggilasan berikut ini.

WAKTU SESUDAH SUHU PENGGILASAN


PENGHAMPARAN C

1. Tahap awal penggilasan 0 10 menit 110 100


2. Penggilasan kedua/antara 10 20 menit 100 80
3. Penggilasan akhir 20 45 menit 80 65

b. Prosedur Pemadatan

i. Tahap awal penggilasan dan penggilasan final akan dikerjakan semuanya dengan
mesin gilas roda baja. Penggilasan kedua atau penggilasan antara akan dilakukan
dengan sebuah mesin gilas ban pneumatic. Mesin gilas pemadatan akan beroperasi
dengan roda kemudi sedekat mungkin ke paver.

ii. Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas roda baja, dan
6 km/jam untuk mesin gilas roda ban pneumatic serta akan selalu cukup lambat untuk
menghindari penggeseran campuran panas. Garis penggilasan tidak boleh terlalu
berubah-ubah atau arah penggilasan berbalik secara tiba-tiba, yang akan menimbulkan
penggeseran campuran.

iii. Penggilasan kedua atau penggilasan antara mengikuti sedekat sepraktis mungkin di
belakang penggilasan pemadatan awal dan harus dilaksanakan sementara campuran
tersebut masih pada satu temperatur bahwa akan menghasilkan pemadatan maksimum.
Penggilasan akhir akan dikerjakan bilamana bahan tersebut masih dalam suatu kondisi
cukup dapat dikerjakan untuk membuang semua tanda bekas mesin gilas.

iv. Penggilasan akan mulai secara memanjang pada sambungan dan dari pinggiran
sebelah luar yang akan berlangsung sejajar dengan sumbu jalan menuju ke bagian
tengah perkerasan, kecuali pada lengkungan superelevasi, penggilasan akan mulai
pada sisi rendah yang bergerak maju menuju sisi tinggi. Lintasan berikutnya dari
mesin gilas akan bertumpang tindih pada paling sedikit paruh lebar mesin gilas dan
lintasan tidak boleh berhenti pada titik-titik di tempat satu meter dari titik ujung
lintasan-lintasan sebelumnya.

v. Bila menggilas sambungan memanjang, mesin gilas pemadat pertama-tama harue


bergerak di atas jalan yang sudah dilewati sebelumnya demikian sehingga tidak lebih
dari 15 cm roda kemudi jalan/lewat di atas pinggir perkerasan yang tidak terpadatkan.
Mesin gilas harus terus menerus sepanjang lajur ini mengeser posisinya sedeikit demi
sedikit menyilang sambungan tersebut dengan lintasan berikutnya, sampai diperoleh
satu sambungan yang dipadatkan rapih secara menyeluruh.

Buku 3 6 - 16
Spesifikasi Teknis
vi. Penggilasan akan bergerak maju secara terus menerus sebagaimana diperlukan untuk
mendapatkan pemadatan yang seragam selama waktu bahwasanya campuran tersebut
dalam kondisi dapat dikerjakan dan sampai semua tanda-tanda bekas mesin gilas dan
ketidak teraturan lainnya dihilangkan. Untuk mencegah menempelnya campuran pada
mesin gilas, roda-roda tersebut harus dijaga selalu basah tetapi air yang berlebihan
tidak diizinkan.

( 5 ) Penyelesaian

a. Alat berat atau mesin gilas tidak diizinkan berdiri di atas permukaan yang baru selesai
sampai permukaan tersebut mendingin secara menyeluruh dan matang.

b. Permukaan Aspal Beton sesudah pemadatan harus halus dan rata kepada punggung jalan
dan tingkat yang ditetapkan di dalam toleransi yang ditentukan. Setiap campuran yang
menjadi lepas-lepas dan hancur, bercampur dengan kotoran atau yang telah menjadi tidak
sempurna dalam setiap arah, harus dipadatkan segera untuk menyesuaikan dengan luas di
sekitarnya dan setiap luas yang menunjukkan suatu kelebihan atau kekurangan bahan aspal
atas instruksi Direksi Teknik akan disingkirkan dan diganti. Semua tempat tinggi,
sambungan tinggi, bagian ambles dan rongga-rongga udara harus diselesaikan
sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik.

c. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan akan diselesaikan, Kontraktor harus


memperbaiki pinggiran-pinggiran dalam garis secara rapih. Setiap bahan-bahan yang
berlebihan harus dipotong lurus setelah penggilasan final, dan dibuang oleh Kontraktor
sehingga disetujui Direksi Teknik.

( 6 ) Penyelesaian Sambungan

Tidak boleh ada campuran yang dipasang pada bahan ujung yang sudah digilas sebelumnya
kecuali ujung tersebut tegak atau telah dipotong kembali sampai satu permukaan tegak. Satu
penyiraman aspal yang digunakan untuk permukaan-permukaan kontak harus dipakai tepat
sebelum tambahan campuran dipasang terhadap bahan yang digilas sebelumnya.

6.8.5 Pengendalian Mutu

( 1 ) Test Laboratorium

a. Test laboratorium harus dilaksanakan oleh Tenaga Ahli yang bertugas dan bertanggung
jawab pada CMP ( Instalasi Campur Pusat ) yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi
Umum dan untuk memenuhi persyaratan Spesifikasi yang diberikan pada Tabel 6.7.5. Data
uji harus disediakan untuk Kontraktor dan Pimpinan Proyek jika perlu, dan pengujian lebih
lanjut harus dilaksanakan bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.

b. Untuk pengujian pengendalian mutu campuran, Kontraktor harus mendapatkan dan


menyediakan catatan-catatan pengujian untuk produksi setiap hari, meliputi analisa
saringan, pengendalian suhu, kepadatan/stabilitasi/aliran Marshall dan penyerapan aspal
oleh agregat. Ujian ini dicatat dalam Tabel 6.7.6.

Buku 3 6 - 17
Spesifikasi Teknis
TABEL 6.8.5 TEST LABORATORIUM ASPAL BETON

RUJUKAN TEST
T E S T BINA T I P E
AASHTO
MARGA
Ketahanan terhadap Abrasi Agregat Test Abrasi untuk Agregat < 19 mm.
kasar ukuran kecil dengan menggu- T 96 PB 0206-76
nakan mesin Los Angeles
Pelapisan & pengelupasan campuran Penahanan aspal sesudah pelapisan dan
T 182 PB 0205-76
agregat aspal pengelupasan
Ketahanan terhadap Aliran plastis Test Marshall untuk pemilihan gradasi
campuran aspal dengan mengguna- optimum dan kandungan aspal meliputi :
kan perkakas Marshall - Nilai stabilitas Marshall
T 245 PB 0201-76
- Nilai aliran Marshall
- Kuosien Marshall
- Kepadatan Marshall
Berat jenis maksimum campuran Untuk menentukan rongga udara dalam
perkerasan aspal T 209 - campuran dan penyerapan aspal oleh
agregat
Berat jenis menyeluruh campuran Menentukan berat padat Lapis Aspal
aspal padat T 166 - Beton Pondasi Atas dengan persentasi
berat Marshall
Pengaruh panas dan udara pada Menentukan tebal film effektif minimum
T 179 -
bahan aspal

( 2 ) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan kecuali
diperintahkan Direksi Teknik. Pemotongan lubang uji dan mengembalikan ke keadaan semula
dengan bahan Aspal Beton dipadatkan dengan baik harus dikerjakan oleh Kontraktor di bawah
pengawasan Direksi Teknik.

TABEL 6.8.7 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR


i. Test permukaan perkerasan untuk Permukaan harus diuji setiap hari dengan mal punggung dan
menyesuaikan dengan punggung jalan, batang lurus panjang 3 m setelah pemadatan awal dan pemadatan
tingkat dan kemiringan melintang. akhir.

ii. Pengujian kepadatan inti Aspal Beton Contoh inti harus diambil setiap panjang 200 m, kecuali
terpasang dan dipadatkan (AASHTO T diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Kepadatan campuran
166). yang sudah dikonsolidasi yang diuji tidak boleh kurang dari 95%
contoh bahan (spesimen) padat laboratorium.

iii. Ketebalan Lapisan Permukaan. Tebal aspal beton terpasang yang harus dipantau dengan inti
perkerasan atau cara lain yang diminta oleh Direksi Teknik. Inti
tersebut harus diambil oleh Kontraktor di bawah pengawasan
Direksi Teknik pada satu titik yang diperintahkan demikian.

iv. Kualitas Pemeriksaan setiap hari pekerjaan terselesaikan untuk


penggendalian mutu, keseragaman dan pemadatan.

Buku 3 6 - 18
Spesifikasi Teknis
6.8.6 Cara Pengukuran Pekerjaan

( 1 ) Produksi lapis Aspal beton harus diukur untuk pembayaran sebagai volume yang diukur
dalam ton campuran aspal yang dikirim ke lapangan dan dapat diterima Direksi Teknik.
Pengukuran akan berdasarkan pada jumlah tiket pengiriman muatan yang diterima dan
telah dihitung, dan disertai dengan data uji yang relevan mengenai campuran pelaksanaan.
Berat janis padat ATB akan diambil sebagai 2,25 ton/m3 terkecuali dinyatakan lain.

( 2 ) Volume Aspal Beton yang disebarkan dan dipadatkan akan diukur untuk pembayaran
sebagai jumlah meter persegi terpasang dan dapat diterima oleh Direksi Teknik, dihitung
sebagai panjang bagian perkerasan yang diukur pada garis sumbu dikalikan dengan lebar
rata-rata yang diukur dan disetujui bersama diantara Kontraktor dan Direksi Teknik.

( 3 ) Tebal aspal beton yang harus diukur untuk pembayaran adalah tebal rencana padat yang
telah ditetapkan atau sebagaimana diperintahkan Direksi Teknik secara tertulis. Dalam hal
bahwa tebal padat yang dipasang kurang dari tebal rencana, penyesuaian akan dilakukan
dengan menggunakan ukuran luas yang diperbaiki sama dengan :

Tebal diukur rata-rata sebenarnya


Luas diukur sebenarnya x
Tebal rencana

Tidak ada penyesuaian yang sama dari luas diukur akan dibuat untuk tebal yang dapat
diterima yang melebihi tebal tencana, kecuali penambahan tersebut telah diminta oleh
Direksi Teknik secara tertulis.

( 4 ) Bila lapis aspal resap pelekat atau lapis aspal pelekat dipasang yang sesuai dengan
persyaratan kontrak khusus dan Daftar Penawaran, lapis resap pelekat atau lapis aspal
pelekat tersebut akan diukur dalam liter dan dibayar di bawah item pembayaran 6.2.1 dan
6.2.2 Spesifikasi ini.

( 5 ) Bilamana aspal beton diletakkan di atas lapis pondasi atas, pekerjaan mempersiapkan dan
memelihara lapis pondasi atas tidak boleh diukur untuk pembayaran dan akan dimasukkan
dalam pekerjaan yang diperlukan untuk penyelesaian lapis pondasi atas tersebut yang
sesuai dengan persyaratan Spesifikasi Bab 5.2 atau 5.3.

( 6 ) Bila Aspal Beton dipasang di atas perkerasan aspal yang ada, pekerjaan yang diperlukan
untuk membuat betul permukaan termasuk perbaikan lubang-lubang, pinggiran hancur, dan
bagian-bagian yang ambles, tidak boleh diukur dan dibayar di bawah bab ini, tetapi akan
diukur dan dibayar sesuai dengan item-item pembayaran yang relevan di bawah Bab 9.1
Spesifikasi ini.

( 7 ) Bila perbaikan lapis perata yang tidak memuaskan telah diminta sesuai dengan Sub Bab
6.8.1 (6) Spesifikasi ini, tidak ada tambahan pembayaran akan dibuat untuk pekerjaan
ekstra atau volume yang diperlukan untuk perbaikan-perbaikan.

( 8 ) Tidak ada penambahan pengukuran atau pembayaran akan dibuat untuk pengujian bahan-
bahan yang diperlukan di bawah spesifikasi ini, dan semua pekerjaan demikian akan
dianggap sudah dimasukkan dalam item pembayaran untuk pemasangan lapis Aspal Beton.

Buku 3 6 - 19
Spesifikasi Teknis
6.8.7 Dasar pembayaran

Volume yang ditentukan seperti diberikan di atas akan dibayar per satuan pengukuran pada
harga-harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item-item pembayaran yang
diberikan di bawah, yang mana harga-harga dan pembayaran merupakan kompensasi penuh bagi
semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam menyelesaikan Lapis Aspal Beton
sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam bab ini.

Nomor Item Satuan


U R A I A N
Pembayaran Pengukuran

6.8.1 Produksi Aspal Beton Ton

6.8.2 Memasang Aspal Beton Meter persegi

Buku 3 6 - 20
Spesifikasi Teknis
BAB 6.9 LASBUTAG

6.9.1 Umum

( 1 ) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan satu campuran aspal bergradasi padat yang berisi aspal
batuan asli Asbuton, agregat dan peremaja khusus, yang dikenal sebagai LASBUTAG yang akan
dicampur dingin dalam drum campuran beton berputar dan dipasang sesuai dengan Spesifikasi
ini dengan tebal 3 cm atau sebagaimana dinyatakan lain dalam Daftar Penawaran. Lasbutag akan
digunakan pada jalan lalu lintas rendah atau medium sebagai lapis aus permukaan yang dipasang
dingin, dan dapat digunakan untuk koreksi bentuk dan pekerjaan-pekerjaan perbaikan pada
perkerasan dengan lapis penutup.

( 2 ) Toleransi Ukuran

a. Tebal rata-rata terpasang harus sama dengan atau lebih tebal dari tebal nominal
rencana. Tidak ada satu titikpun akan memiliki ketebalan Lasbutag padat kurang dari
90% tebal rencana. Namun tebal rencana dapat disesuaikan dengan persyaratan di
lapangan atas keputusan Direksi Teknik dan yang diberitahukan secara tertulis kepada
Kontraktor.

b. Variasi permukaan selesai Lasbutag dari tingkat dan ketinggian yang ditentukan tidak
boleh melebihi 5 mm pada suatu titik bilamana diuji dengan satu mistar batang lurus
panjang 3,0 m.

( 3 ) Contoh Bahan

Contoh bahan yang diusulkan untuk penggunaan harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk
disetujui selama paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai dan harus disetai dengan
rincian sumber pengadaan bersama sertifkat pabrik pembuat dan data uji penunjukkan bahwa
Asbuton tersebut, agregat dan peremaja, mematuhi dengan persyaratan kualitas Spesifikasi ini.

( 4 ) Pembatasan Cuaca

Aspal Beton akan dipasang hanya di bawah kondisi cuaca kering dan bilamana permukaan
perkerasan kering pula

( 5 ) Pengendalian Lalu Lintas

a. Pengendalian lalu lintas akan dilaksanakan oleh kontraktor yang sesuai dengan syarat-
syarat umum kontrak dan disetujui oleh Direksi Teknik, serta dilakukan tindakan-
tindakan pencegahan untuk memberi petunjuk dan pengendalian lalu lintas selama
pelaksanaan pekerjaan.

b. Harus dibuat penyediaan untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan separuh
lebar perkerasan, kecuali disediakan satu pengalihan jalan yang sesuai sehingga
disetujui Direksi Teknik.
c. Tidak ada lalu lintas yang akan diizinkan di atas permukaan jalan yang baru selesai
sampai lapis permukaan Lasbutag di padatkan sepenuhnya sampai memuaskan Direksi
Teknik. Kecepatan lalu lintas di atas permukaan yang baru dipasang harus dibatasi
sampai 15 km/jam untuk paling sedikit selama 48 jam sesudah penyelesaian.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk semua akibat dari lalu lintas yang
diizinkan lewat, sementara pekerjaan jalan berlangsung.

Buku 3 6 - 21
Spesifikasi Teknis
( 6 ) Perbaikan-perbaikan Pekerjaan yang Tidak Memuaskan

Lapis permukaan selesai dari Lasbutag harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan Spesifikasi
ini dan mendapat persetujuan Direksi Teknik. Luas lapis permukaan yang tidak mematuhi
dengan persyaratan persyaratan ini dan yang dianggap tidak memuaskan Direksi Teknik harus
diperbaiki dengan cara menyingkirkan dan mengganti, menambah lapisan tambah dan/atau cara
lain yang dipandang perlu oleh Direksi Teknik.

6.9.2 Bahan-Bahan

( 1 ) Persyaratan Umum

Pada umumnya semua bahan-bahan yang digunakan untuk produksi LASBUTAG harus
memenuhi Spesifikasi Bina Marga No. 15/PT/B/1989, kecuali dinyatakan lain.

( 2 ) Persyaratan Asbuton

a. Asbuton tersebut harus jenis B-20, kecuali dinyatakan lain dan dipasok dipecah memenuhi
gradasi berikut :

Analisa Saringan (mm) Persen Lolos Atas Berat


3,00 100
0,60 35 100

Jika pemeriksaan di lapangan oleh Direksi Teknik menunjukkan bahwa gradasi ini tidak
dicapai, pemecahan lebih lanjut harus dilaksanakan oleh Kontraktor untuk menyediakan
bahan Asbuton lebih halus memenuhi persyaratan gradasi.

b. Data uji harus diserahkan untuk memenuhi mutu Asbuton mengenai kandungan aspal
beserta variasinya, kadar air, gradasi dan kepadatan yang nyata.

c. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor akan menumpuk paling sedikit 40% total volume
Asbuton yang diperlukan untuk proyek, dan akan menjaga kualitas tumpukan seterusnya.
Tumpukan tersebut harus dijaga dibawah penutup, di atas lapangan yang keras dengan
drainase baik, dengan tinggi tumpukan tidak melebihi 2 meter.

d. Jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, pencampuran lapangan dari Asbuton tersebut
harus dilaksanakan untuk memperkecil variasi tumpukan Asbuton.

e. Kandungan aspal rata-rata Asbuton yang dipasok ke lapangan adalah 19% - 21%, dengan
standart penyimpangan 1%.

f. Kadar air Asbuton pada waktu pencampuran dengan agregat dan peremaja harus kurang
dari 10% (modifikasi Spesifikasi No. 15/PT/B/1989).
( 3 ) Agregat

a. Agregat Kasar

Agregat Kasar terdiri dari batu pecah atau kerikil yang bersih, keras dan tahan lama atau
campuran batu pecah dengan kerikil alami yang bersih. Gradasi agregat kasar kurang lebih
harus sesuai dengan Tabel 6.9.1 berikut :

Buku 3 6 - 22
Spesifikasi Teknis
TABEL 6.9.1 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT KASAR

UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS


mm ATAS BERAT
19.0 100
12.5 30 100
9.5 0 55
4.75 0 10
0.075 01

b. Syarat-Syarat Kualitas Agregat Kasar

Agregat kasar yang digunakan untuk LASBUTAG harus mematuhi dengan syarat-syarat
kualitas yang diberikan pada tabel 6.9.2 di bawah.

TABEL. 6.9.2 SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT KASAR

U R A I A N BATAS TEST

Kehilangan berat karena Abrasi Maksimum 40 %


( 500 putaran )
Penahanan aspal sesudah pelapisan dan Minimum 95 %
pengelupasan

c. Agregat Halus

Agregat Halus terdiri dari pasir alam dan/atau batu pecah disaring dalam kombinasi yang
cocok, dan harus bersih serta bebas dari gumpalan lempung dan benda-benda lain yang
harus dibuang. Gradasi agregat halus tersebut harus lebih kurang sesuai dengan Tabel 6.9.3
berikut ini.

TABEL 6.9.3 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT HALUS

UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS


mm ATAS BERAT
9.5 100
4.75 98 100
2.36 93 100
0.60 76 100
0.075 08
Catatan : Pasir dgn kandungan filler rendah adalah lebih baik
(kurang dari 3% lolos 0,075 mm)

( 4 ) Peremaja

a. Peremaja campuran khusus harus digunakan tersusun dari satu campuran minyak peremaja
yang berat, aspal, kerosin dan harus didapatkan dari Stasiun Distribusi Pusat atau dicampur
di lapangan seperti diminta di bawah ketentuan-ketentuan kontrak khusus. Bila
diperintahkan demikian oleh Direksi Teknik, suatu bahan anti pengelupasan akan juga
ditambahkan kepada campuran.

b. Komposisi peremaja harus mematuhi persyaratan Spesifikasi No. 15/PT/B/1989 dan secara
ringkas diuraikan di bawah ini.

i. Minyak Peremaja berat, ini harus dibuat dari jenis minyak dasar minyak bumi
(petroleum), misalnya minyak bunker, minyak mesin, atau residu aromatik (lihat Tabel
3 Spesifikasi No. 15/PT/B/1989).

Buku 3 6 - 23
Spesifikasi Teknis
ii. Sifat-sifat dan perbandingan campuran untuk peremaja khusus bagi lasbutag
sebagaimana diminta di bawah Spesifikasi No. 15/PT/B/1989 diberikan pada Tabel
6.9.4 dan 6.9.5 di bawah ini.

TABEL 6.9.4 SIFAT-SIFAT PEREMAJA

SIFAT - SIFAT SATUAN BATAS


o
Kekentalan pada 30 C cSt 500 1500
Residu dari Destilasi 360oC % dari asli > 71
Residu dari Distilasi 290oC % dari asli < 20
Kadar air % dari berat < 0.2

TABEL 6.9.5 PERBANDINGAN CAMPURAN PEREMAJA

KOMPOSISI PEREMAJA % ATAS BERAT


Minyak peremaja berat 41
Aspal 42
Kerosin 16
Bahan anti pengelupasan 1

6.9.3 Campuran Rencana

( 1 ) Definisi Komponen-Komponen Campuran

a. Total kandungan aspal dari campuran meliputi :

Kandungan aspal dalam Asbuton +


Aspal petroleum ditambahkan ke peremaja +
Minyak peremaja berat

b. Komponen-komponen campuran agregat (termasuk kandungan mineral dalam Asbuton)


ditentukan sebagai berikut

Fraksi Agregat kasar - % atas berat dari total campuran tertahan


pada saringan 2.36 mm.

Fraksi Agregat halus - % atas berat dari total campuran antara


2.36 mm 0.075 mm.

Fraksi Filler - % atas berat dari total campuran lolos


saringan 2.35 mm.

( 2 ) Perbandingan Campuran Rencana

Campuran aspal untuk campuran Lasbutag normal, harus memenuhi persyaratan yang
diberikan pada Tabel 6.9.6 di bawah (lihat Tabel 5 Spesifikasi No. 15/PT/B/1989).

Buku 3 6 - 24
Spesifikasi Teknis
TABEL 6.9.6 PERBANDINGAN RENCANA LASBUTAG

PERSYARATAN CAMPURAN BATAS - BATAS


Maksimum ukuran partikel 19 mm

Tebal lapisan nominal 3 cm


Fraksi agregat kasar 20 40%

Fraksi filler 5 12%

Kandungan aspal :
Minimum effektif 6.2%
Maksimum diserap 1.6%
Minimum total 7.2%

Tipikal Perbandingan Campuran Rencana :


Asbuton jenis B-20 24.5%
Agregat (kombinasi) 71.0%
Peremaja 4.5%

( 3 ) Percobaan Campuran Rencana

a. Dengan mengacu kepada Tabel 6.9.6 perbandingan campuran nominal harus dipilih dan
disetujui antara Kontraktor dan Direksi Teknik untuk maksud melaksanakan percobaan di
lapangan. Campuran percobaan harus dibuat dan di uji di laboratorium di bawah perintah
Direksi Teknik mengenai stabilitas Marshall dan nilai aliran kuosien Marshall serta derajat
kepadatan (kepadatan Marshall) sesuai dengan persyaratan Spesifikasi N0. 15/PT/B/1989,
terkecuali bahwa stabilitas Marshall adalah melebihi 250 kg.

b. Berdasarkan keputusan Direksi Teknik, Kontraktor dapat diminta untuk melaksanakan


percobaan lapangan dalam tambahan atau sebagai pengganti test laboratorium. Panjang
bagian percobaan 20 meter atau satu panjang lain yang diperintahkan Direksi Teknik dan
akan termasuk pengujian kepadatan. Percobaan terpisah harus dilaksanakan untuk setiap
perubahan campuran pelaksanaan.

c. Perbaikan bagian yang tidak memenuhi persyaratan rencana harus sesuai dengan Bab 6.9.1
(6) Spesifikasi ini. Ujian bagian yang dipasang sebagai bagian percobaan lapangan akan
diterima bila dapat memuaskan dan disetujui Direksi Teknik untuk ditahan sebagai bagian
dari lapisan LASBUTAG.

6.9.4 Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Peralatan Umum

a. Persyaratan Umum

i. Jenis alat dan cara pengoperasian harus sesuai dengan Daftar Instalasi Produksi dan
Daftar Peralatan yang telah disetujui serta yang diperintahkan Direksi Teknik.

ii. Kebutuhan umum untuk proyek-proyek yang besar akan termasuk penyediaan
Instalasi Pencampuran Beton takaran untuk menyiapkan campuran Lasbutag dengan
satu kapasitas minimum 500 kg, dan untuk penghamparan serta penyelesaian peralatan
tersebut harus berupa satu paver bertenaga mesin yang disetujui dan mampu untuk
bekerja sampai garis-garis dan ketinggian yang diperlukan, dengan penyediaan untuk
Screeding dan perataan sambungan campuran aspal.
Buku 3 6 - 25
Spesifikasi Teknis
iii. Untuk proyek-proyek kecil, sebuah drum pencampur, yang berputar untuk kapasitas
minimum 200 kg biasanya akan mencukupi, dan pemasangan serta penghamparan
dapat dilaksanakan dengan tenaga manusia, menggunakan garukan, sekop dan gerobak
dorong.

iv. Untuk proyek-proyek besar, timbangan instalasi harus disediakan dan semua
pengukuran-pengukuran untuk perbandingan campuran harus dibuat atas berat.

v. Untuk proyek kecil, takaran dapat atas volume atau atas berat yang sesuai dengan
instruksi Direksi Teknik. Bila takaran volume diizinkan, kotak ukuran harus
direncanakan secara akurat dan diberi tanda yang menunjukkan kebutuhan volume
yang tapat untuk masing-masing komponen campuran pelaksanaan.

b. Jenis Peralatan berikut ini harus dimasukkan untuk pemilihan

i. Alat Pengangkut

Harus disediakan truk angkutan yang cukup untuk mengangkut campuran Lasbutag
sesuai dengan program yang telah disetujui. Truk tersebut harus dilengkapi dengan badan
metal yang bersih dan rata dan disediakan kanvas.

ii. Instalasi Pencampuran


- Untuk proyek besar sebuah Instalasi Pencampur Beton dengan kapasitas paling
sedikit 500 kg harus disediakan.
- Untuk proyek-proyek kecil dimana tingkat produksi kurang dari 6 ton/jam
Pencampuran bergerak (Mobile Mixer) akan mencukupi, atau jenis drum berputar
dengan kapasitas minimum 200 kg.

iii. Tangki bahan peremaja

Bila keperluannya adalah untuk peremaja khusus yang harus dicampur dilapangan,
harus disediakan satu tangki pencampur yang cocok, dikalibrasi dengan baik dan
dengan kapasitas paling sedikit 1000 liter.

iv. Peralatan untuk Penyebaran dan Penyelesaian

Bila diminta demikian di bawah Daftar Penawaran dan Daftar Instalasi Produksi
kontrak , peralatan untuk penyebaran dan penyelesaian harus satu paver bertenaga
mesin yang mampu bekerja sampai ke garis, tingkat dari penampang melintang yang
diperlukan dan dapat memenuhi persyaratan mengenai volume dan penampilan
kualitas.

v. Peralatan Pemadatan

Untuk pemadatan lapisan aus Lasbutag, diperlukan peralatan berikut :


- Sebuah mesin gilas roda baja (3 roda/tandem) dengan total berat 6 ton 8 ton.
- Sebuah mesin gilas roda pneumatic dipompa sampai satu tekanan 5 kg/cm2 (80
lbs/sq.in)dan dengan penyediaan ballast dari 1500 kg 2500 kg muatan per roda.

vi. Peralatan untuk penyemprot lapis aspal resap pelekat atau lapis aspal pelekat.

Sebuah distributor/penyemprot aspal harus disediakan dengan penyediaan untuk


pemanas aspal.

Buku 3 6 - 26
Spesifikasi Teknis
( 2 ) Pembuatan Lasbutag

a. Prosedur Umum

Penyiapan, pemaduan dan pencampuran Asbuton, Peremaja dan Agregat harus


dilaksanakan secara umum sesuai dengan proses yang diuraikan dalam Spesifikasi No.
15/PT/B/1989. Prosedur yang harus diikuti diuraikan secara garis besar di bawah ini.

b. Penyiapan Asbuton

i. Asbuton harus memenuhi syarat-ayarat gradasi dan mutu yang ditetapkan pada Sub
Bab 6.9.2 (2) Spesifikasi ini.

ii. Dila pemecahan dan penyaringan lebih lanjut diperlukan, ini dapat dilaksanakan
dengan tangan atau dengan menggunakan palu ayun kecil jenis pemecah, sebagaimana
diperintahkan Direksi Teknik dalam Spesifikasi ini.

iii. Contoh yang cocok harus diuji sesuai dengan permintaan Direksi Teknik untuk
menentukan kandungan aspal dan kadar air yang sebenarnya, dan bila perlu Asbuton
tersebut harus disebarkan untuk dikeringkan dan dipadatkan dengan Asbuton mutu
lebih rendah/lebih tinggi supaya memadai.

c. Pengencer Peremaja Berat

Bila peremaja harus dibuat di lapangan, prosedurnya harus sebagai berikut menggunakan
perbandingan campuran yang diberikan pada Tabel 6.9.4.

i. Minyak peremaja berat harus dipanaskan dalam tangki peremaja sampai temperatur
105o C dan volumenya dicatat.

ii. Aspal petroleum harus ditambahkan dan campuran tersebut dipanaskan serta dicampur
pada batas suhu 130o C - 150o C.

iii. Temperatur tangki harus diturunkan dibawah 130o C dan kemudian ditambahkan
kerosin bersama-sama dengan bahan anti pengelupasan (jika diperlukan).

iv. Pencampuran berikutnya dilaksanakan untuk jangka waktu tidak kurang dari 40 menit.

d. Penyiapan Agregat

Agregat kasar dan halus harus memiliki kadar air tidak lebih dari 3% yang dikombinasikan
dan dicampur kering sampai homogen sepenuhnya.

e. Penyiapan Campuran

i. Agregat dan peremaja khusus harus dicampur bersama dalam mixer sampai agregat
tersebut terlapisi dengan baik.

ii. Asbuton harus ditambahkan terakhir dan kemudian campuran kombinasi tersebut
dicampur bersama sekitar 7 menit.

f. Perawatan Campuran LASBUTAG

Campuran LASBUTAG tersebut harus ditumpuk dan dirawat di dalam daerah


penyimpanan yang kering dan tertutup untuk satu jangka waktu antara 2 3 hari sebelum
digunakan.

Buku 3 6 - 27
Spesifikasi Teknis
( 3 ) Penyiapan Lapangan

a. Pemasangan di atas Lapis Pondasi Atas

i. Bila memasang di atas pondasi jalan, pondasi tersebut bentuk dan profinya harus sama
benar dengan yang diperlukan untuk penampang melintang rencana dan dipadatkan
sepenuhnya sampai mendapat persetujuan Direksi Teknik, yang sesuai dengan
persyaratan pemadatan di bawah Bab 5.2.3. Pondasi tersebut harus disapu bersih dari
setiap benda yang lepas dan harus dibuang.
ii. Sebelum memasang Lasbutag, pondasi jalan tersebut harus dilapisi dengan Lapis
Resap Pelekat pada satu tingkat memakai 0,5 ltr/m2 atau tingkat lainnya menurut
perintah Direksi Teknik (lihat Sub Bab 6.2.3 Spesifikasi ini).

b. Memasang di atas Satu Permukaan Aspal yang ada

i. Bilamana pemasangan tersebut sebagai satu lapis ulang harus terhadap satu permukaan
dengan lapis penutup yang ada, setiap kerusakan pada permukaan perkerasan yang
ada, termasuk lubang-lubang, bagian ambles, pinggiran hancur dan cacat permukaan
lainya harus dibetulkan dan diperbaiki sampai disetujui Direksi Teknik.
ii. Sebelum pemasangan Lasbutag, permukaan yang ada harus kering dan dibersihkan
dari semua batu lepas dan bahan lain yang harus dibuang, dan akan dilabur dengan
lapis Aspal resap pelekat yang disemprotkan pada tingkat pemakaian tidak melebihi
0,5 ltr/m2 , kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

( 4 ) Penyebaran.

a. Screed samping atau cetakan yang disetujui harus dipasang sepanjang ujung perkerasan /
bahu jalan sampai garis dan ketinggian yang diperlukan.

b. Penyebaran dengan Mesin

i. Selama pengoperasian paver, campuran Lasbutag tersebut akan disebarkan dan


diturunkan sampai ke tingkat, ketinggian dan bentuk penampang melintang yang
diperlukan di atas seluruh lebar perkerasan atau di atas lebar sebagaian perkerasan
yang memungkinkan.
ii. Paver tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan yang tidak menimbulkan retak-
retak pada permukaan, cabik-cabik atau sesuatu ketidak teraturan lainnya dalam
permukaan. Tingkat penyebaran harus sebagaimana yang disetujui oleh Direksi
Teknik memenuhi persyaratan tebal rencana.
iii. Jika suatu segregasi, penyobekan atau pencukilan permukaan akan terjadi, paver
tersebut harus dihentikan dan tidak boleh berjalan kembali sampai penyebabnya
ditemukan dan diperbaiki. Penambalan yang kasar atau bahan yang telah segregasi
harus dibuat betul dengan menyebarkan bahan halus (fines) serta digaruk dengan baik.
Akan tetapi penggarukan harus dihindari sejauh mungkin, dan partikel kasar tidak
boleh disebarkan di atas permukaan yang discreed.

iv. Bilamana jalan tersebut harus diperkeras separuh lebar pada satu waktu, pengerasan
separuh lebar pertama tidak boleh lebih dari setengah pekerjaan sehari di depan
pengerasan separuh lebar jalan ulang kedua.

c. Penyebaran dengan Tenaga Manusia

i. Campuran Lasbutag tersebut harus disebarkan dengan sekop dan garuk yang
digunakan berpasangan untuk merapikan permukaan secara final. Papan punggung
jalan atau batang lurus akan digunakan untuk mengatur permukaan diantara papan
screed.
Buku 3 6 - 28
Spesifikasi Teknis
ii. Dimana diperlukan untuk penyebaran dengan tangan, kedua papan pinggir dan papan
punggung jalan harus dipasang dan campuran aspal harus disebarkan, bekerja dari
papan pinggir menuju ke papan tengah, dan ke depan dari sambungan melintang.
Penyebaran harus dilaksanakan untuk menghasilkan satu permukaan yang seragam
tanpa segregasi. Permukaan tersebut harus diperiksa dan setiap ketidak teraturan
dibetulkan dengan tangan, memasang dan menggaruk dengan LASBUTAG segar.

( 5 ) Prosedur Pemadatan

a. Penggilasan campuran tersebut terdiri dari tiga operasi yang terpisah, bekerja menurut
urutan penggilasan berikut :

1. Tahap awal penggilasan pemadatan }


2. Pengilasan kedua } di dalam satu jam
3. Pengilasan ulang ----- di dalam dua minggu

b. Tahap awal penggilasan pemadatan akan dikerjakan dengan mesin gilas roda baja paling
sedikit dua lintasan. Mesin gilas pemadat tersebut akan beroperasi dengan roda kemudi
sedekat mungkin ke paver (dimana paver digunakan untuk penyebaran). Penggilasan kedua
akan dikerjakan dengan sebuah mesin gilas ban pneumatic mengikuti langsung di
belakang penggilasan pemadatan. Pemadatan terakhir dengan pemadatan ulang mencapai
kepadatan maksimum akan diselesaikan sebaiknya bila perkerasan tersebut kering dan
panas.

c. Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas roda baja, dan 6
km/jam untuk mesin gilas roda ban pneumatic serta akan selalu cukup lambat untuk
menghindari penggeseran campuran panas. Garis penggilasan tidak boleh terlalu berubah-
ubah atau arah penggilasan berbalik secara tiba-tiba, yang akan menimbulkan penggeseran
campuran.

d. Penggilasan akan mulai secara memanjang pada sambungan dan dari pinggiran sebelah
luar yang akan berlangsung sejajar dengan sumbu jalan menuju ke bagian tengah
perkerasan, kecuali pada lengkungan superelevasi, penggilasan akan mulai pada sisi rendah
yang bergerak maju menuju sisi tinggi. Lintasan berikutnya dari mesin gilas akan
bertumpang tindih pada paling sedikit paruh lebar mesin gilas dan lintasan tidak boleh
berhenti pada titik-titik di tempat satu meter dari titik ujung lintasan-lintasan sebelumnya.

e. Penggilasan akan bergerak maju secara terus menerus sebagaimana diperlukan untuk
mendapatkan pemadatan yang seragam selama waktu bahwasanya campuran tersebut
dalam kondisi dapat dikerjakan dan sampai semua tanda-tanda bekas mesin gilas dan
ketidak teraturan lainnya dihilangkan.

( 6 ) Penyelesaian

a. Alat berat atau mesin gilas tidak diizinkan berdiri di atas permukaan yang baru selesai .

b. Permukaan LASBUTAG sesudah pemadatan harus halus dan rata kepada punggung jalan
dan tingkat yang ditetapkan di dalam toleransi yang ditentukan. Setiap campuran yang
menjadi lepas-lepas dan hancur, bercampur dengan kotoran atau yang telah menjadi tidak
sempurna dalam setiap arah, harus dipadatkan segera untuk menyesuaikan dengan luas di
sekitarnya dan setiap luas yang menunjukkan suatu kelebihan atau kekurangan bahan aspal
atas instruksi Direksi Teknik akan disingkirkan dan diganti. Semua tempat tinggi,
sambungan tinggi, bagian ambles dan rongga-rongga udara harus diselesaikan
sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik.

Buku 3 6 - 29
Spesifikasi Teknis
c. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan akan diselesaikan, Kontraktor harus
memperbaiki pinggiran-pinggiran dalam garis secara rapih. Setiap bahan-bahan yang
berlebihan harus dipotong lurus setelah penggilasan final, dan dibuang oleh Kontraktor
sehingga disetujui Direksi Teknik.

( 7 ) Penyelesaian Sambungan

a. Tidak ada campuran yang dipasang terhadap bahan yang sudah digilas sebelumnya kecuali
ujung tegak atau telah dipotong kembali sampai permukaan tegak.

b. Sambungan melintang pertama-tama harus digilas dengan mesin gilas roda baja dalam arah
melintang menggunakan papan penunjang di atas bahu jalan.

c. Bila menggilas sambungan memanjang, mesin gilas pemadatan pertama-tama harus


bergerak di atas jalur yang sudah dilapisi permukaan sebelumnya sehingga tidak lebih dari
15 cm roda kemudi berjalan di atas ujung (pinggiran) perkerasan yang tidak padat.

6.9.5 Pengendalian Mutu

( 1 ) Test Laboratorium berikut ini merupakan acuan dan ujian-ujian yang dilaksanakan
menurut perintah Direksi Teknik dapat memenuhi persyaratan-persyaratan Spesifikasi ini.

Buku 3 6 - 30
Spesifikasi Teknis
TABEL 6.9.7 TEST LABORATORIUM LASBUTAG

RUJUKAN TEST T I P E
T E S T BINA
AASHTO
MARGA

Analisa saringan agregat Menentukan ukuran partikel dan


kasar dan halus T 27 PB 0201-76 distribusi agregat kasar dan halus

Bahan halus plastis dalam Test ekivalensi pasir untuk


agregat bergradasi dan tanah T 176 - menunjukkan perbandingan fines
dan lempung

Ketahanan terhadap abrasi Test abrasi untuk agregat < 19


agregat kasar ukuran kecil mm.
T 96 PB 0206-76
dengan menggunakan mesin
Los Angeles

Total kandungan air agregat Menentukan % dari penguapan


dengan pengeringan kelembaban dalam contoh bahan
T 255 -
agregat dengan pengeringan dan
penimbangan

Pelapisan dan pengelupasan Penahanan aspal sesudah pela-


campuran agregat aspal T 182 PB 0205-76 pisan dan pengelupasan

Distilasi lembab atau Menentukan (dengan penguku-


menguap dalam campuran ran langsung) fraksi-fraksi
perkerasan aspal T 110 - lembab atau penguapan dari
aspal yang terkandung dalam
asbuton

Ketahanan terhadap aliran Test Marshall untuk pemilihan


plastis campuran aspal gradasi optimum dan kandungan
meng-gunakan perkakas bahan pengikat termasuk :
Marshall T 245 PB 0201-76 - Nilai stabilitas Marshall
- Nilai aliran Marshall
- Kuosien Marshall
- Kepadatan Marshall

Berat jenis maksimum Untuk menentukan rongga udara


campuran perkerasan aspal T 209 - dalam campuran dan aspal yang
diserap oleh agregat

Berat jenis menyeluruh Menentukan berat jenis Lasbutag


campuran aspal padat T 166 - padat dengan persentasi berat
jenis Marshall

Buku 3 6 - 31
Spesifikasi Teknis
( 2 ) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan
terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Pemotongan lubang uji untuk contoh ini
dan mengembalikan ke keadaan semula dengan bahan Lasbutag dipadatkan dengan baik
harus dikerjakan oleh Kontraktor di bawah pengawasan Direksi Teknik.

TABEL 6.9.8 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

i. Test permukaan perkerasan untuk Permukaan harus diuji setiap hari dengan
kecocokan dengan punggung jalan, batang lurus panjang 3 m setelah pemadatan
kemiringan melintang dan tingkat awal dan akhir.
yang telah ditentukan

ii. Pengujian kepadatan lapangan dari Test harus dilakukan setiap 200 meter,
Lasbutag terpasang dan dipadatkan kecuali diperintahkan lain oleh Direksi
(cara kerucut pasir AASHTO T Teknik. Berat jenis permukaan padat tidak
191) boleh kurang dari 98% berat jenis Marshall

iii. Ketebalan Lapisan Permukaan Tebal LASBUTAG terpasang harus


dipantau dengan inti perkerasan atau cara
lain pada lokasi test yang diminta Direksi.

iv. Test pengendalian mutu Pengujian pengendalian mutu Lasbutag


campur yang masih segar harus dilakukan
untuk setiap 100 ton produksi atau suatu
volume lain menurut perintah Direksi
Teknik. Test-test harus sesuai dengan
persyaratan Spesifikasi Tabel 6.9.7.

6.9.6 Cara Pengukuran

( 1 ) Pengadaan Asbuton akan diukur untuk pembayaran sebagai volume yang diukur dalam ton
dari Asbuton yang dikirim ke lapangan dan dapat diterima oleh Direksi Teknik.
Pengukuran berdasarkan jumlah tiket pengiriman muatan uang diterima dan telah dihitung.

( 2 ) Pengadaan dan penyiapan peremaja khusus akan diukur untuk pembayaran sebagai volume
yang diukur dalam ton dari aspal petroleum yang digunakan dalam penyiapan peremaja
khusus. Penyediaan untuk pengadaan komponen peremaja lain termasuk minyak peremaja
berat, kerosin dan bahan anti pengelupasan akan dicadangkan dalam harga satuan (dari
aspal petroleum).

( 3 ) Volume LASBUTAG disebar dan dipadatkan akan diukur untuk pembayaran sebagai
jumlah meter persegi terpasang dan dapat diterima Direksi Teknik, dihitung sebagai
panjang bagian perkerasan yang diukur pada garis sumbu dikalikan dengan lebar rata-rata
yang diukur dan disetujui bersama antara Kontraktor dengan Direksi Teknik.

( 4 ) Tebal LASBUTAG yang harus diukur untuk pembayaran adalah tebal rencana padat yang
telah ditetapkan atau sebagaimana diperintahkan Direksi Teknik secara tertulis. Dalam hal
bahwa tebal padat dipasang kurang dari tebal rencana, maka akan dilakukan penyesuaian
dengan menggunkan ukuran luas yang diperbaiki, sama dengan berikut :

Buku 3 6 - 32
Spesifikasi Teknis
Tebal diukur rata-rata sebenarnya
Luas diukur sebenarnya x
Tebal rencana

Tidak ada penyesuaian yang sama dari luas diukur akan dibuat untuk tebal yang dapat
diterima yang melebihi tebal tencana, kecuali penambahan tersebut telah diminta oleh
Direksi Teknik secara tertulis.

( 5 ) Bila lapis aspal resap pelekat atau lapis aspal pelekat dipasang yang sesuai dengan
persyaratan kontrak khusus dan Daftar Penawaran, lapis resap pelekat atau lapis aspal
pelekat tersebut akan diukur dalam liter dan dibayar di bawah item pembayaran 6.2.1 dan
6.2.2 Spesifikasi ini.

( 6 ) Bilamana LASBUTAG diletakkan di atas lapis pondasi atas, pekerjaan mempersiapkan


dan memelihara lapis pondasi atas tidak boleh diukur untuk pembayaran dan akan
dimasukkan dalam pekerjaan yang diperlukan untuk penyelesaian lapis pondasi atas
tersebut yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi Bab 5.2 atau 5.3.

( 7 ) Bila LASBUTAG dipasang di atas perkerasan aspal yang ada, pekerjaan yang diperlukan
untuk membuat betul permukaan termasuk perbaikan lubang-lubang, pinggiran hancur, dan
bagian-bagian yang ambles, tidak boleh diukur dan dibayar di bawah bab ini, tetapi akan
diukur dan dibayar sesuai dengan item-item pembayaran yang relevan di bawah Bab 9.1
Spesifikasi ini.

( 8 ) Bila perbaikan LASBUTAG yang tidak memuaskan telah diminta sesuai dengan Sub Bab
6.8.1 (6) Spesifikasi ini, tidak ada tambahan pembayaran akan dibuat untuk pekerjaan
ekstra atau volume yang diperlukan untuk perbaikan-perbaikan.

( 9 ) Tidak ada penambahan pengukuran atau pembayaran akan dibuat untuk pengujian bahan-
bahan yang diperlukan di bawah spesifikasi ini, dan semua pekerjaan demikian akan
dianggap sudah dimasukkan dalam item pembayaran untuk pemasangan lapis
LASBUTAG.

6.9.7 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan seperti diberikan di atas akan dibayar per satuan pengukuran pada
harga-harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item-item pembayaran yang
diberikan di bawah, yang mana harga-harga dan pembayaran merupakan kompensasi penuh bagi
semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam menyelesaikan LASBUTAG
sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam bab ini.

Nomor Item Satuan


U R A I A N
Pembayaran Pengukuran

6.9.1 Asbuton (jenis harus ditentukan) Ton

6.9.2 Aspal Petroleum (peremaja Khusus) Ton

6.9.3 Memasang LASBUTAG Meter persegi

Buku 3 6 - 33
Spesifikasi Teknis
BAGIAN 7
KONSTRUKSI BETON

Bab 7. 1 PEKERJAAN BETON

7.1. 1 Umum ........................................................................................ 7-1


7.1. 2 Bahan-bahan .............................................................................. 7-4
7.1. 3 Perencanaan Campuran Beton ................................................... 7-6
7.1. 4 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................... 7 - 10
7.1. 5 Pengendalian Mutu .................................................................... 7 - 15
7.1. 6 Cara Pengukuran Pekerjaan ....................................................... 7 - 17
7.1. 7 Dasar Pembayaran ..................................................................... 7 - 18

Bab 7. 2 BAJA TULANGAN UNTUK BETON

7.2. 1 Umum ........................................................................................ 7 - 19


7.2. 2 Bahan-bahan .............................................................................. 7 - 21
7.2. 3 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................... 7 - 21
7.2. 4 Cara Pengukuran Pekerjaan ....................................................... 7 - 22
7.2. 5 Dasar Pembayaran ..................................................................... 7 - 23

Buku 3
Spesifikasi Teknis
BAGIAN 7
KONSTRUKSI BETON

BAB 7.1 PEKERJAAN BETON

7.1. 1 Umum

( 1 ) Uraian

a. Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding antara semen, air dan agregat
bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan mengeras menurut bentuk yang
diminta/disyaratkan dan membentuk satu bahan yang padat, keras dan tahan lama (
awet ), yang memiliki karasteristik tertentu.

b. Agregat meliputi baik yang kasar maupun yang halus, bergradasi, tetapi jumlah
agregat halus yang dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan, apabila
dicampur dengan semen akan cukup untuk mengisi rongga-rongga antara agregat
kasar serta memberikan suatu permukaan akhir yang halus.

c. Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air yang
dimasukkan kedalam campuran harus dipertahankan sampai jumlan minimum yang
diperlukan untuk memudahkan pengerjaan/selama pencampuran.

d. Bahan tambahan kepada campuran beton seperti bahan memasukkan udara atau bahan
kimia untuk memperlambat atau mempercepat waktu pengerasan, tidak diperbolehkan
kecuali diminta demikian didalam persyaratan kontrak khusus.

( 2 ) Peraturan ( Code ) Beton

Persyaratan-persyaratan peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI tahun 1971 atau perbaikan
yang terakhir harus sepenuhnya diterapkan kepada semua pekerjaan beton, terkecuali dinyatakan
secara lain atau yang mengacu kepada pemeriksaan AASHTO dan spesifikasi khusus yang tidak
disebut dalam PBI 1971.

( 3 ) Kelas kelas Beton

Klasifikasi dan rujukan mutu beton harus seperti yang diberikan pada Tabel 7. 1. 1.

Buku 3 7-1
Spesifikasi Teknis
TABEL 7. 1. 1. KELAS-KELAS BETON

RUJUKAN
KELAS JENIS URAIAN
MUTU

I B0 Non Struktural Untuk alas beton kusus dan perataan pondasi


Beton massa tanpa tulangan untuk dasar
K.125 Struktural
pondasi, penutup pipa
Beton dengan penulangan ringan digunakan
K.175 Struktural untuk pondasi pelat, dinding-dinding kaison,
II kereb dan jalan setapak
Konstruksi beton bertulang termasuk gelagar-
gelagar, kolom-kolom lantai/pelat
K.225 Struktural
lantai/dinding penahan, gorong-gorong pipa,
gorong-gorong kotak/persegi
Beton bertulang mutu tinggi untuk lantai
K.275 sampai
III Struktural Jembatan, dan bagian-bagian konstruksi utama
K.350
lainya
Bagian-bagian konstruksi beton pratekan dan
K.400 Struktural
tiang-tiang beton pracetak
Catatan : Kelas Khusus K. 225 digunakan untuk beton didalam air

( 4 ) Toleransi

Toleransi Dimensi :
Struktur dengan Panjang keseluruhan s/d. 6,00 m + 5 mm
Struktur dengan Panjang Lebih dari 6,00 m + 15 mm
Panjang Balok, Slab Lantai, Kolom dan Dinding 0,00
Antar Kepala Jembatan (Abutment) + 10 mm

Toleransi Posisi (dari Titik Acuan) + 10 mm


Alinyemen Vertikal untuk Kolom-kolom dan Dinding-dinding + 10 mm

Toleransi Ketinggian permukaan + 10 mm

Toleransi untuk Selimut Beton diatas Baja Tulangan :


Selimut sampai 5 cm atau lebih 0 ~ + 10 mm
Selimut dari 5 sampai 1 cm + 10 mm

( 5 ) Penyerahan

a. Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semua bahan-bahan yang digunakan untuk


pekerjaan beton bersama-sama dengan data-data pengujian yang menunjukkan kecocokan
dengan persyaratan mutu spesifikasi ini.

b. Apabila diisyaratkan demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus menyerahkan


gambar-gambar rincian semua pekerjaan acuan yang digunakan pada pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan.

c. Kontraktor akan melapor kepada Direksi Teknik paling sedikit 24 jam sebelum
pencampuran atau pengecoran beton.

( 6 ) Penyimpanan bahan-bahan
Buku 3 7-2
Spesifikasi Teknis
a. Agregrat harus disimpan secara terpisah sesuai dengan ukuran-ukuran untuk mencegah
terjadinya pencampuran. Semen harus disimpan secara metodologi dan rapi mengikuti
waktu penyerahanya, sehingga pemakainya dapat diatur dan semen tidak akan menjadi
terlalu lama disimpan. Waktu kedaluwarsa penyimpanan semen beton konstruksi tidak
boleh lebih dari 3 bulan. Semen yang sudah mengeras tidak diizinkan digunakan dalam
pekerjaan-pekerjaan konstruksi.

b. Selama pengangkutan semen sampai ke gudang atau lapangan kerja harus dijaga sehingga
semen tidak lembab atau kantong rusak. Keadaan penyimpanan untuk bahan-bahan yang
harus dipakai dilapangan, harus memenuhi persyaratan yang disebutkan dalam pasal-pasal
mengenai karakteristik bahan-bahan (N1-3) dan spesifikasi penyimpanan bahan-bahan (
PBI 1971, pasal 3 . 9 )

( 7 ) Kondisi Cuaca

Pada umumnya, pencampuran, pengangkutan dan pengecoran beton harus dilakukan pada
keadaan cuaca kering. Apabila keadaan cuaca tidak menentu, kontraktor harus mengambil
tindakan pencegahan yang diperlukan untuk melindungi campuran beton terhadap hujan dan
Direksi Teknik harus menentukan apakah campuran dan pengecoran beton akan dilanjutkan atau
ditunda sampai membaiknya keadaan cuaca.

Kontraktor tidak boleh/dapat menurut penggantian terhadap kerusakan beton dan ditolaknya
karena hujan.

( 8 ) Perbaikan-perbaikan pekerjaan Beton yang tidak memuaskan

a. Pekerjaan beton yang tidak memenuhi persyaratan spesifikasi mengenai toleransi (


kelonggaran ), sifat campuran beton atau penyelesaian akhir permukaan, harus diperbaiki
menurut perintah Direksi Teknik dan dapat meliputi :

Perubahan dalam perbandingan campuran


Pembongkaran atau perkuatan bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan tidak
memuaskan oleh Direksi Teknik.
Perawatan tambahan bagian-bagian yang pengujian-pengujian betonya tidak
memuaskan

b. Dalam terjadi perselisihan antara kontraktor dan Direksi Teknik mengenai mutu pekerjaan
beton, Direksi Teknik akan meminta kontraktor untuk melakukan pengujian lagi, untuk
dapat membuat penilaian mutu yang adil ( benar )

7.1. 2 Bahan

( 1 ) Semen

a. Semen yang digunakan untuk pekerjaan Beton harus dipilih berasal dari salah satu jenis
P.C. ( Portland Cement ) berikut ini, yang memenuhi standart Spesifikasi AASHTO M85 :
Tipe I : Pemakaian umum tanpa sifat-sifat khusus
Tipe II : Pemakaian umum dengan ketahanan terhadap sulfat moderat (sedang)
Tipe III : Digunakan jika diperlukan pencapaian kekuatan awal yang tinggi
Tipe IV : Digunakan jika diperlukan panas hidrasi yang rendah
Tipe V : Digunakan jika diperlukan ketahanan ( resistensi ) sulfat yang tinggi

b. Kecuali diizinkan secara lain oleh Direksi Teknik, semen yang digunakan pada pekerjaan
harus diperoleh dari satu sumber pabrik.

Buku 3 7-3
Spesifikasi Teknis
( 2 ) Air

Air yang digunakan untuk pencampuran dan perawatan beton harus bersih dan bebas dari bahan-
bahan yang berbahaya seperti Oli, garam, asam, alkali, gula atau bahan-bahan organik. Direksi
Teknik dapat meminta kontraktor untuk mengadakan pengujian air yang berasal dari suatau
sumber yang dipertimbangkan bermutu yang meragukan ( Rujukan pengujian AASHTO T26 ).

( 3 ) Agregat

a. Persyaratan Umum

i. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat kasar dan halus,
berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai alam atau kerikil dan
pasir dari sumber yang disaring semua agregat alam harus dicuci
ii. Agregat tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi yang diberikan pada Tabel 7 . 1
. 2 dan dengan mutu ( sifat ) yang diberikan pada Tabel 7 . 1 . 3
iii. Ukuran maximum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga perempat ruang bebas
maximum diantara batang-batang tulangan atau antara batang tulangan dan cetakan.
( acuan )
iv. Agregat halus harus bergradasi/baik dari kasar sampai halus dengan hampir seluruh
partikel lolos saringan 4,75 mm.
v. Semua Agregat halus bebas dari sejumlah cacat kotoran organik dan jika dimintakan
demikian oleh Direksi Teknik harus diadakan pengujian kandungan organik
menggunakan pengujian Colorimetric AASHTO T21. Setiap agregat yang gagal pada
test warna, harus ditolak.
vi. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton konstruksi

b. Gradasi Agregat
Gradasi agregat kasar dan agregat halus harus memenuhi persyaratan Tabel. 7 . 1 . 2 .
berikut ini, kecuali bila bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan gradasi ini tidak
perlu ditolak, apabila kontraktor dapat menunjukkan dengan campuran percobaan dan
pengujian bahwa beton yang memenuhi persyaratan sifat-sifat campuran yang diuraikan
dapat dihasilkan.

TABEL 7 . 1 . 2 . PERSYARATAN GRADASI AGREGAT

PENUNJUKAN
PROSENTASI LOLOS BERDASARKAN BERAT
SARINGAN
STANDAR IMPERIAL AGREGAT
PILIHAN AGREGAT KASAR
( mm ) ( inches ) HALUS
50 2 100
37 1 95-100 100
25 1 - 95-100 100
19 3/4 35-70 - 90-100 100
13 1/2 - 25-60 - 90-100
9,5 3/8 100 10-30 - 20-55 40-70
4,75 # 4 95-100 2-5 0-10 0-10 0-15
2,36 # 8 - 0-5 0-5 0-5
1,18 # 16 45-80 - - -
0,3 # 50 10-30
0,15 # 100 2-5

Buku 3 7-4
Spesifikasi Teknis
c. Syarat-syarat Mutu Agregat

Agregat untuk pekerjaan beton harus memenuhi keadaan mutu berikut ini yang diberikan
pada Tabel 7 . 1 . 3 di bawah.

TABEL 7 . 1 . 3 SYARAT SYARAT KEADAAN MUTU AGREGAT

BATAS PENGUJIAN
URAIAN AGREGAT AGREGAT
KASAR HALUS

Kehilangan berat karena keausan 40 % -


( 500 putaran )
Kehilangan kesempurnaan sodium sulfat 12 % 10 %
Setelah 5 putaran
Prosentase gumpalan lempung dan 2% 0,5 %
Partikel serpih
Bahan-bahan yang lolos saringan 0,075 mm 1% 0,3 %
( # 200 )

( 4 ) Filler ( bahan pengisi ) sambungan

a. Bahan pengisi yang dituangkan untuk sambungan-sambungan harus memenuhi persyaratan


AASHTO M 173 Jenis elastis dituangkan panas.

b. Bahan pengisi yang dibentuk sebelumnya untuk sambungan-sambungan harus memenuhi


persyaratan AASHTO M 153.

Filler Bentuk Karet Spons ( bunga karang ) dan Filler Gabus Sambungan Muat.

7.1. 3 Perencanaan Campuran Beton

( 1 ) Persyaratan Perencanaan Campuran ( berdasarkan Berat )

Untuk semua pekerjaan beton utama dan pekerjaan beton konstruksi, perbandingan-
perbandingan bahan untuk perencanaan campuran harus ditentukan menggunakan cara yang
ditetapkan dalam PBI terakhir dan harus sesuai dengan batasan yang diberikan padsa Tabel 7 . 1
. 4. Sesuai dengan pilihan agregat kasar yang diberikan pada Tabel 7 . 1 . 2 .

Buku 3 7-5
Spesifikasi Teknis
TABEL 7 . 1 . 4 PERBANDINGAN DISAIN CAMPURAN BETON
( BERDASARKAN BERAT )

BERAT UKURAN AGREGAT MAX. PERBANDINGAN


KELAS SEMEN YANG DISARANKAN (mm) AIR/SEMEN OPTIMUM
BETON TOTAL PERBAN- DGN. BERAT
KELAS A KELAS B
kg/m3 DINGAN kg/m3
K 400 > 425 25.0 19.0 0.35 150
K 350 425 25.0 19.0 0.42 180
K 275 400 25.0 19.0 0.42 170
K 225 350 37.5 25.0 0.46 160
K 175 300 37.5 25.0 0.50 150
K 125 250 50.0 25.0 0.52 130
B I/0 225 50.0 37.5 0.60 135

K 225
400 37.5 25.0 or 19.0 0.53 210
(didalam air)

( 2 ) Persyaratan Perencanaan Campuran ( berdasarkan Volume )

Untuk pekerjaan beton yang kecil dan tergantung kepada persetujuan Direksi Teknik secara
tertulis, bahan-bahan untuk beton dapat ditakar berdasarkan volume atau suatu kombinasi berat
dan volume tindakan pencegahan berikut ini harus dilakukan :

a. Semen harus selalu diukur berdasarkan berat 40 kg tiap kantong.


b. Agregat dapat diukur berdasarkan volume, menggunakan kotak-kotak ukuran yang
direncanakan secara baik dengan kapasitas yang ditentukan secara jelas. Kotak-kotak
tersebut harus diisi sampai berlebih dan agregat lebihan (surplus) diratakan dengan perata
diatas.

c. Jika pasir diukur berdasarkan volume, harus dibuatkan persyaratan mengenai pasir yang
mengembang karena kadar air.
i. Pasir basah biasanya akan mengembang kurang lebih 25 % berdasarkan volume dan
untuk pekerjaan yang kecil, nilai-nilai berikut ini dpt diambil utk kadar air.

Kondisi Pasir Kandungan Air

Pasir amat basah 100 130 kg/m3


Pasir basah sedang 60 65 kg/m3
Pasir lembab 30 - 35 kg/m3

ii. Jika diperlukan demikian oleh Direksi Teknik, pengujian lapangan harus dilakukan
untuk menentukan besarnya pengembangan.

d. Air untuk pencampuran harus diukur secara teliti dalam sebuah tempat yang sesuai.

e. Penakaran beton berdasarkan volume, akan dipilih dari salah satu campuran berikut, yang
diberikan pada Tabel 7.1. 5.

Buku 3 7-6
Spesifikasi Teknis
TABEL 7.1. 5 PERBANDINGAN CAMPURAN BETON UNTUK PEKERJAAN-
PEKERJAAN KECIL ( BERDASARKAN VOLUME )

LAMPIRAN VOLUME UNTUK 200 KG BETON


NOMINAL PASIR (M) AIR (LITER)
(DGN VOL. SEMEN AGG. KELAS PEKERJAAN
BAHAN (40 KG) PASIR PASIR
LEMBAB KERING KASAR
KERING) KANTONG LEMBAB KERING
Gelagar,plat Lantai,
1:2:3 5 0.34 0.28 0.42 54 100
Kolom btn bertulang
Plat lantai, beton ber-
1:2:4 5 0.34 0.28 0.57 82 109 tulang dan btn tanpa
tulangan
Beton massa,dinding
1 : 2,5 : 5 5 0.41 0.34 0.68 95 132 penahan dan peker-jaan
umum
1:3:6 5 0.51 0.42 0.85 114 154 Pondasi beton massa
Catatan : Semen 40 kg bervolume 0.035 m

( 3 ) Campuran Percobaan

Kontraktor harus memastikan perbandingan campuran dan bahan-bahan yang diusulkan dengan
membuat dan mengadakan pengujian campuran percobaan yang disaksikan oleh Direksi Teknik,
menggunakan peralatan jenis yang sama seperti yang digunakan dalam pekerjaan. Campuran
percobaan akan diperlakukan dapat diterima, asalkan hasil-hasil pengujian memuaskan dan
memenuhi semua persyaratan perbandingan campuran seperti ditentukan dalam Tabel 7.1.6.

( 4 ) Persyaratan Sifat-sifat Campuran

a. Semua beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan kekuatan
tekan dan slump ( penurunan ) seperti ditentukan dalam Tabel 7 . 1 . 6 . di bawah atau
yang disetujui Direksi Teknik bilamana contoh bahan, perawatan dan pengujian-pengujian
sesuai dengan yang disebutkan dalam spesifikasi ini.

TABEL 7.1. 6. PERSYARATAN SIFAT CAMPURAN BETON

Slump yang
Kekuatan Tekan Minimum kg/cm2
Diizinkan ( mm )
Kelas Kubus Silinder
Beton 15 x 15 x 15 cm 15 x 30 cm Tanpa
Digetar
digetar
7 hari 28 hari 7 hari 28 hari

K 400 40 - 60 -
K 350 225 350 190 290 40 - 60 -
K 275 175 275 145 230 40 - 60 -
K 225 145 225 120 185 40 - 60 -
K 175 110 175 90 145 40 - 60 50 - 80
K 125 80 125 65 100 - 40 - 100

K. 225
145 225 120 185 - 75 - 175
(dalam air)

Catatan : Untuk pengujian kekuatan tekan yang dilakukan dengan contoh uji silinder, persyaratan
kekuatan harus diturunkan menjadi sekitar 83 % dari kekuatan kubus

Buku 3 7-7
Spesifikasi Teknis
b. Beton untuk pekerjaan kecil yang ditakar berdasarkan volume sesuai dengan Tabel 7.1.5
harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan dan slump minimum yang diberikan pada Tabel
7.1.7.

TABEL 7.1. 7 SIFAT-SIFAT CAMPURAN BETON UNTUK PEKERJAAN KECIL

Kekuatan Tekan Minimum


Slump yang
Campuran Silinder
Kubus 15 cm diizinkan (mm)
Nominal 15 cm X 30 cm tanpa digetar
7 hari 28 hari 7 hari 28 hari
1:2:3 175 260 145 215 -
1:2:4 150 210 125 175 60 - 100
1 : 2,5 : 5 90 125 75 100 40 - 100
1:3:6 - - - -

c. Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump, pada umumnya akan dianggap di bawah
standar dan tidak boleh digunakan dalam pekerjaan, terkecuali Direksi Teknik dapat
menyetujui penggunaan terbatas beton tersebut untuk pekerjaan dengan kelas rendah.

d. Selama hasil-hasil pengujian 7 hari memberikan kekuatan dibawah yang ditentukan,


kontraktror tidak boleh mengecor setiap beton berikutnya, sampai masalah hasil-hasil
kekuatan di bawah ketentuan tersebut diketahui dan kontraktor telah mengambil langkah-
langkah demikian yang akan menyakinkan bahwa produksi beton memenuhi persyaratan
spesifikasi sehingga memuaskan Direksi Teknik.

Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan 28 hari yang ditetapkan, yang diberikan pada
Tabel 7.1.6 dan Tabel 7.1.7 akan dianggap tidak memuaskan dan pekerjaan-pekerjaan
tersebut harus diperbaiki seperti yang ditetapkan pada Bab 7.1.1 (8).

Direksi Teknik akan memperhitungkan kemungkinan cacat-cacat karena kesalahan


pengambilan contoh bahan, perbedaan-perbedaan statistik, persiapan contoh uji yang buruk
dan dapat meminta pengujian-pengujian lebih lanjut untuk dilaksanakan sebelum
mengambil putusan akhir.

( 5 ) Penyesuaian Campuran

a. Penyesuaian Kemudahan Dikerjakan

i. Bilamana tidak memungkinkan mendapatkan beton campuran yang tidak dikehendaki


dan kemudahan dikerjakan dengan perbandingan-perbandingan yang ditetapkan
menurut aslinya, Direksi Teknik akan memerintahkan perubahan-perubahan dalam
berat atau volume agregat sebagaimana yang diperlukan , asalkan kandungan semen
yang ditujukan menurut calon aslinya tidak diganti atau perbandingan air/semen yang
ditetapkan dengan pengujian kekuatan tekan untuk kekuatan yang memadai dilampaui.

ii. Menghasilkan kembali beton yang telah dicampur dengan menambah air atau dengan
cara lain tidak diperbolehkan. Campuaran tambahan untuk meningkatkan kemudahan
dikerjakan, dapat diizinkan tergantung kepada persetujuan Direksi Teknik seperti
dinyatakan di bawah.

b. Penyesuaian Kekuatan

i. Bilamana beton tidak memenuhi kekuatan yang telah ditentukan atau telah disetujui,
kadar semen harus ditambah seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

Buku 3 7-8
Spesifikasi Teknis
ii. Tidak ada perubahan sumber atau sifat bahan-bahan akan dibuat tanpa perintah tertulis
Direksi Teknik serta tidak ada bahan-bahan baru yang akan digunakan sampai Direksi
Teknik telah menyetujui bahan-bahan tersebut secara tertulis dan telah dicalonkan
perbandingan-perbandingan baru berdasarkan pengujian campuran percobaan yang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor

c. Bahan Tambahan Campuran

i. Jika dimintakan demikian untuk kontrak khusus atau menurut perintah Direksi Teknik
secara tertulks, bahan tambahan campuran dapat digunakan untuk meningkatkan mutu
beton, pengikatan dan waktu mengeras. Jenis serta volume bahan tambahan campuran
tersebut harus disetujui oleh Direksi Teknik dan akan digunakan secara ketat sesuai
dengan petunjuk pabrik pembuat

ii. Kemanfaatan bahan tambahan campuran tersebut harus di uji dalam campuran
percobaan sebelum pemakaian penuh dalam pekerjaan di lapangan.

7.1. 4 Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Pencampuran Beton Dilapangan

a. Mencampur dengan pencampur ( Mixer ) beton

Beton akan dicampur dilapangan dengan sebuah pencampur yang dijalankan dengan mesin
serta jenis yang disetujui, mengenai syarat dan ukuran-ukuran yang menjamin suatu
campuran yang merata/homogen.

i. Untuk semua pekerjaan besar dan jika diminta demikian oleh Direksi Teknik,
pencampur tersebut harus dilengkapi dengan sarana penyimpanan air dan satu sarana
pengukuran untuk mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap takaran.

ii. Waktu pencampuran tidak boleh kurang dari 1,50 menit untuk mesin-mesin sampai
kapasitas m. Diatas ukuran ini, jangka waktu pencampuran minimum harus
ditambah 15 detik untuk setiap penambahan 112 m campuran beton.

iii. Mesin Pencampur (Mixer) tersebut pertama-tama harus dimuati/diisi dengan agregat
yang sudah ditakar beserta semen dan dicampur kering untuk waktu yang pendek
sebelum ditambah air.

iv. Sebelum mencampurkan satu takaran beton baru, mesin Pencampur tersebut harus
dikosongkan sama sekali dari takaran sebelumnya.

b. Mencampur dengan Tangan (Manual)

Untuk pekerjaan-pekerjaan kecil, dan yang tidak dimungkinkan menggunakan Mesin


Pencampur (Mixer), Direksi Teknik dapat menyetujui pencampuran beton secara manual
sesuai dengan Prosedur berikut :

i. Pencampuran dengan Tangan/Manual harus dilakukan diatas satu permukaan (alas)


yang keras, bersih dan kedap air.

ii. Urutan pencampuran beton yang menggunakan Tangan/ Manual adalah sebagai
berikut :

Ukurlah Volume Agregat Kasar dan Agregat Halus yang diperlukan dengan Alat
takaran kotak, dan tempatkan Agregat Halus diatas Agregat Kasar.

Buku 3 7-9
Spesifikasi Teknis
Tempatkan Kantong Semen diatas Agregat, buka dan tuangkan semen tersebut.
Aduk bahan-bahan kering tersebut berkali-kali, sehingga bahan-bahan tersebut
bercampur secara menyeluruh.
Tambahkan air, lebih baik dengan sebuah kaleng yang dilengkapai dengan ujung
semprotan, campurkan terus, dan aduklah dengan sekop sampai beton tersebut
mempunyai warna yang seragam dengan kekentalan yang merata.

( 2 ) Penyiapan Lapangan

a. Lapangan Pekerjaan untuk penempatan beton harus disiapkan dan semua pemasangan yang
diperlukan diselesaikan hingga disetujui oleh Direksi Teknik. Bahan-bahan harus telah
diuji dan ditempatkan dengan baik, serta peralatan dalam keadaan bersih dan siap
digunakan.

b. Semua Penunjangan, pondasi-pondasi dan galian-galian harus diperiksa dan disetujui oleh
Direksi Teknik, serta dirawat dalam keadaan kering sebelum beton di cor.

c. Semua acuan, penulangan dan sarana-sarana pelengkap lainya harus ditempatkan secara
benar dan secara aman dengan pendukung untuk mencegah perpindahan tempat atau
penggeseran.

( 3 ) Acuan / Cetakan

Acuan / Cetakan harus bahan yang disetujui dan siap pakai serta cocok untuk jenis dan letak
pekerjaan beton yang harus dilaksanakan serta harus memenuhi persyaratan berikut.

i. Acuan fabrikasi dapat dari kayu atau baja dengan sambungan yang kedap terhadap
adonan dan cukup kaku untuk memelihara posisi yang diperlukan selama pengecoran,
pemadatan dan perawatan mengeras beton. Permukaan sebelah dalam dari acuan harus
bersih dari setiap kotoran lepas atau bahan-bahan lain sebelum penggunaan dan harus
disiram air sampai jenuh atau diolesi dengan minyak mineral anti karat sebelum
digunakan.

ii. Kayu dengan permukaan kasar ( tidak diserut ) dapat digunakan untuk permukaan
bangunan yang tidak nonjol keluar, tetapi kayu diserut dengan tebal yang rata harus
digunakan untuk permukaan yang nonjol keluar.

iii. Ujung-ujung tajam sisi dalam acuan harus dibuat tumpul, kecuali diperintahkan oleh
Direksi Teknik, menggunakan ganjalan segitiga dengan lebar paling sedikit 20 cm
dipasang disudut.

iv. Penguatan acuan terdidri dari baut-baut, klemp atau sarana lain yang akan dibuat
menurut keperluan untuk mencegah merenggangnya acuan selama pengecoran beton
dan acuan tersebut harus dibuat sedemikian hingga dapat dibongkar tanpa merusak
permukaan beton selesai.

v. Untuk pengecoran beton pada dasar penunjang dan pondasi, acuan tanah dapat
digunakan yang tergantung pada persetujuan Direksi Teknik. Beton tersebut akan
didukung oleh galian yang dibentuk dengan baik yang sisi dan dasarnya dirapihkan
dengan tangan sampai ukuran yang ditentukan.

vi. Acuan untuk beton yang dicor dibawah air, harus kedap air dan dijamin kekakuanya
untuk mencegah suatu penggeseran.

Buku 3 7 - 10
Spesifikasi Teknis
Catatan : Untuk fabrikasi dan perencanaan acuan dan perancah bagi jembatan-jembatan
mengacu kepada Petunjuk Perencanaan Jembatan

( 4 ) Mengangkut dan Menempatkan Beton

a. Pengangkutan beton campuran dari tempat pencampuran hingga tempat pengecoran harus
dilaksanakan secara halus dan secara efisien untuk mencegah segregasi dan kehilangan
bahan-bahan ( air, semen atau agregat ).

b. Pengangkutan campuran beton dan penempatan dengan peluncur yang miring harus
disetujui Direksi Teknik mengenai waktu pengangkutan, panjang dan kemiringan peluncur
serta cara pelaksanaan.

c. Penuangan beton tidak boleh dimulai sampai acuan, penulangan dan pekerjaan persiapan
lainya telah diselesaikan sesuai dengan persyaratan spesifikasi dan telah diperiksa serta
disetujui oleh Direksi Teknik. Untuk keperluan ini kontraktor harus memberikan kepada
Direksi Teknik pemberitahuan sebelumnya paling sedikit 24 jam.

d. Beton harus dicampur dan di cor dalam keadaan akhir di dalam jangka waktu yang lebih
pendek sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik berdasarkan semen yang digunakanya.

e. Beton harus dituangkan dalam satu cara sehingga tidak terjadi segregasi agregat dan tidak
ada beton yang harus dijatuhkan secara bebas dari satu ketinggian lebih dari 1,50 meter.

f. Pengecoran beton harus dilaksanakan sebagai satu pekerjaan yang menerus tanpa
penghentian sampai akhir yang dipersiapkan atau sampai sambungan konstruksi yang
sudah disiapkan sebelumnya.

g. Beton yang dituangkan untuk konstruksi dengan penulangan yang rapat dan untuk dinding-
dinding beton yang sempit harus ditempatkan dalam lapisan horizontal dengan tebal lebih
dari 15 cm.

( 5 ) Pengecoran Beton dalam Air

Pengecoran beton dalam air hanya akan diizinkan jika ditentukan sedemikian atau diminta untuk
keperluan perencanaan. Cara yang harus digunakan oleh kontraktor harus disetujui secara tertulis
oleh Direksi Teknik dengan persyaratan berikut harus diterapkan :

a. Dalam semua hal, beton tersebut harus dibatasi dan tidak diizinkan bercampur dengan air
sampai selesai pengecoran dan cara yang harus dipilih :

- Pengecoran beton dengan pemompaan


- Pengecoran beton dengan alat premix
- Pengecoran beton dengan alat bucket yang menuang di bawah

b. Peralatan yang digunakan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik sebelum
digunakan dan bilamana di minta demikian, kontraktor harus melaksanakan satu uji jalan
menunjukkan ( memperlihatkan ) keefektifan alat tersebut.

c. Selama pengecoran harus diperhatikan untuk menyakinkan bahwa beton tersebut tidak
menjadi kotor dengan air karena kesalahan sambungan-sambungan atau kerusakan alat.
Setiap kegagalan akan menjadi tanggung jawab kontraktor, yang akan mengambil tindakan
pencegahan dan dimana untuk membongkar dan mengganti beton rusak tersebut
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.

Buku 3 7 - 11
Spesifikasi Teknis
( 6 ) Sambungan Konstruksi

Lokasi sambungan-sambungan konstruksi bagi setiap struktur harus ditentukan


sebelumnya dan ditunjukkan pada gambar rencana, serta harus disetujui oleh Direksi
Teknik sebelum mulai pelaksanaan. Persyaratan umum berikut ini harus diterapkan :

i. Sambungan konstruksi tidak boleh ditempatkan pada sambungan bagian-bagian


struktural, kecuali ditentukan sebaliknya.

ii. Semua sambungan konstruksi harus tegak lurus kepada garis tegangan utama dan
ditempatkan pada titik-titik dengan geseran minimum.

iii. Apabila sambungan tegak diperlukan, batang-batang tulangan harus ditempatkan


memotong sambungan-sambungan untuk menentukan konstruksi yang monolit.

iv. Sambungan lidah paling sedikit 4 cm dalamnya, sedangkan untuk sambungan


konstruksi dalam dinding, pelat lantai, antara kaki-kaki dan dinding-dinding.

v. Sambungan konstruksi tidak boleh dibuat menembus dinding sayap.

vi. Dalam hal penundaan pekerjaan yang tidak terencana dikarenakan hujan atau
kemacetan pemasokan beton, kontraktor harus menyediakan tambahan tenaga dan
bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat sambungan konstruksi tambahan
menurut perintah Direksi Teknik.

( 7 ) Pemadatan Beton

a. Beton yang dipadatkan dengan mesin penggetar didalam, yang disetujui, dilengkapi
apabila diperlukan batang tangan.

Pemadatan manual hanya diizinkan jika disetujui demikian oleh Direksi Teknik dan akan
terdiri dari pemadatan di dalam campuran beton dengan tongkat pemadat, bersama-sama
dengan pemukulan yang menerus pada sisi luar cetakan.

b. Pemadatan dengan penggetar dan pemadat harus dibatasi sampai waktu yang diperlukan
untuk menghasilkan pemadatan yang memuaskan tanpa menyebabkan segresi bahan-
bahan.

c. Penggetar didalam harus dilaksanakan dengan memasukkan penggetar mesin atau alat
penggetar kedalam beton yang di cor masih segar, bebas penulangan. Alat penggetar harus
dimasuikkan dalam campuran beton sejajar dengan sumbu memanjang dan di getar selama
10 menit pada setiap lokasi berjarak masing-masing 45 cm ( lihat PBI 1971 ).

d. Jumlah penggetar yang diperlukan harus ditentukan dengan volume yang di cor setiap jam,
dengan persyaratan minimum dua penggetar untuk beton 4 kubik.

( 8 ) Penyelesaian dan Perawatan Beton

a. Pembongkaran Cetakan

i. Tidak ada acuan beton yang dibongkar sebelum beton cukup kaku dan mengeras dan
telah meraih kekuatan yang cukup untuk berdiri sendiri. Harus diperoleh izin dari
Direksi Teknik sebelum pembongkaran berlangsung, namun hal ini tidak boleh
melepaskan tanggung jawab kontraktor terhadap keselamatan pekerjaan.

Buku 3 7 - 12
Spesifikasi Teknis
ii. Jangka waktu minimum yang diperlakukan antara pengecoran dan pembongkaran
acuan diberikan pada Tabel 7.1. 8

iii. Untuk memudahkan penyelesaian, acuan yang digunakan pada pekerjaan hiasan,
tangga, parapet dan lain-lain dapat dibongkar setelah 12 jam

TABEL 7.1. 8 WAKTU PENCOPOTAN UNTUK PEMBONGKARAN ACUAN

WAKTU
LOKASI DALAM STRUKTUR PERSYARATAN KEKUATAN
MINIMUM

Pinggiran dinding, kolom, balok,kereb. 2 hari Acuan yang didukung oleh penyokong
atau perancah lain tidak boleh
Dasar lantai ( slab ) 12-14 hari dibongkar sampai beton tersebut telah
meraih paling sedikit 60 % kekuatan
Dukungan di bawah gelagar bawah, 14 hari rencana
balok, rangka atau lengkungan

b. Permukaan Selesai

i. Kecuali deperkenankan lain permukaan beton harus diselesaikan segera setelah


pembongkaran cetakan. Seluruh sarana penunjang dari kayu atau logam dan lidah-
lidah tonjolan dari adukan harus dibongkar.

ii. Permukaan yang tidak sempurna harus dibuat bagus sehingga disetujui oleh Direksi
Teknik. Apabila ada rongga-rongga besar nampak keluar, beton harus disumbingkan
kembali sampai bahan yang keras, dibasahi oleh air dan dilapisi dengan lapisan pasta
semen tipis. Adukan beton terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian pasir harus
dilapiskan kemudian sampai bentuk permukaan yang diperlukan.

c. Perawatan Beton

i. Dimulai segera setelah pengecoran beton harus dilindungi terhadap hujan lebat, panas
matahari atau setiap kerusakan fisik yang dapat memindahkan beton tersebut.

ii. Untuk menjamin pengerasan dan hidrasi beton, harus dirawat dengan menutup dengan
pasir basah, anyaman atau selimut rawatan yang harus direndam dengan air untuk satu
jangka waktu paling sedikit 3 hari dan kemudian dirawat dalam keadaan lembab untuk
4 hari berikutnya.

iii. Cetakan yang dalam posisinya harus juga dijaga tetap basah.

d. Pemeriksaan Akhir Pekerjaan Beton

Pada umumnya pekerjaan beton tersebut dapat diterima setelah berumur 28 hari, asalkan
semua cara dan kondisi sebagaimana diataur dalam spesifikasi dan ditunjukkan dalam
gambar rencana telah diisi selengkapnya. Penyimpangan dari gambar Rencana, spesifikasi
dan atau petunjuk-petunjuk Direksi Teknik yang dapat menyebabkan kesalahan atau
kerusakan kepada pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud dan memerlukan beton tersebut
harus dibongkar dan harus diperbaharui yang sesuai dengan spesifikasi dan petunuk-
petunjuk Direksi Teknik, harus merupakan tanggung jawab kontraktor dan biaya perbaikan
dan pembaharuan harus ditanggung oleh kontraktor.

Buku 3 7 - 13
Spesifikasi Teknis
7.1. 5 Pengendalian Mutu

( 1 ) Pengujian pengujian Laboratorium

Pengujian-pengujian laboratorium ini harus merupakan rujukan dan pengujian-pengujian


dilaksanakan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan-persyaratan
spesifikasi ini.

TABEL 7.1. 9 PENGUJIAN LABORATORIUM UNTUK BETON

REFERENSI
PENGUJIAN
PENGUJIAN TIPE
BINA
AASHTO
MARGA
Analisa saringan agregat Untuk memenuhi persyaratan gradasi
halus & kasar T. 27 PB 0201-76 menentukan ukuran dan distribusi partikel
agregat kasar dan agregat halus
Kekeruhan organik dalam Menentukan kekeruhan organik dengan
pasir untuk beton T.21 PB 0207-76 menggunakan larutan sodium hydroxida dan
mengacu kepada penyelesaian warna standar
Jumlah bahan-bahan lebih Menentukan total volume bahan-bahan yang
halus dari saringan 0,075 lebih halus dari 0,075 mm.
dalam agregat T.11 PB 0208-76 Catatan : Mungkin diperlukan penerapan
prosedur basah dan prosedur
kering dibawah T. 27
Mutu air yang harus Penentuan kesamaan atau dekalinitas total zat
digunakan dalam beton T.26 PB 0301-76 padat dan inorganik

Gumpalan lempung dan Menentukan dengan % gumpalan lempung


partikel-partikel pecahan T.112 - dan partikel-partikel pecahan dasar agregat
dalam agregat halus ( Setelah pengujian T. 11 )
Kekerasan agregat oleh Menentukan kekerasan agregat terhadap
penggunaan sodium sulfat T.104 - keausan cuaca
atau magnesium sulfat

Ketahanan terhadap abrasi Test abrasi untuk pengujian agregat kasar


agregat kasar ukuran kecil ( 87,5 mm )
dengan menggunakan T.96 PB 0206-76
mesin las angelor

Kekuatan tekan contoh uji Pengujian kekuatan tekan contoh bahan beton
beton silinder pada 7 hari dan 28 hari, memenuhi
T.22 - persyaratan spesifikasi
( Tabel referensi 6.4.3 (3) dan 6.4.3 (4)

( 2 ) Pengendalian Lapangan

Pengujian-pengujian pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi


persyaratan spesifikasi. Memotong suatu contoh bahan inti beton dan pemulihanya harus
dikerjakan oleh Kontraktor memenuhi perintah dan berdasarkan persetujuan oleh Direksi Teknik.

Buku 3 7 - 14
Spesifikasi Teknis
TABEL 7.1.10 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

a. Menempatkan dan merawat Beton Pemeriksaan setiap hari untuk persiapan pekerjaan
termasuk galian, cetakan, penulangan dan untuk
pemadatan, pengakhiran serta perawatan.

b. Pembongkaran Cetakan Pemeriksaan setiap hari catatan-catatan dan jadwal


kerja Kontraktor, pemeriksaan dan persetujuan
pembongkaran.

c. Test untuk pembongkaran Agregat Test-test pengendalian yang sederhana harus dilakukan
halus jika diminta oleh Direksi Teknik untuk menentukan
kandungan air dalam agregat sebelum pencampuran.

d. Test Slump untuk kekentalan dan Test ( penurunan ) untuk setiap takaran besar hasil
kemudahan dikerjakan, campuran beton dan seperti, serta jika diminta oleh Direksi
Beton basah. Teknik.
AASHTO 7-119, PB 0101-7

e. Test kekuatan tekan Suatu test kekuatan tekan ( dengan tipe contoh bahan
AASHTO T. 22 uji ) yang harus dilakukan untuk setiap 60 cm3 beton
campuran yang di Cor. Sebagai tambahan paling
sedikit satu test untuk setiap bagian struktur yang
terpisah. Dimana mutu beton menjadi perselisihan,
contoh bahan uji inti harus dipotong dan diuji seperti
diperintahkan oleh Direksi Teknik.

f. Test Agregat halus untuk Test harus dilakukan seperti dan jika jika diperintahkan
Gumpalan Lempung dan Partikel- oleh Direksi Teknik untuk memeriksa mutu agregat
partikel pecahan halus atau pasir yang digunakan dilapangan.
AASHTO T. 112

7.1. 6 Cara Pengukuran Pekerjaan

( 1 ) Volume beton yang diukur untuk pembayaran haruslah dalam meter kubik beton yang
digunakan dan diterima didalam pekerjaan dan sesuai dengan ukuran-ukuran yang
ditunjukkan pada gambar rencana beserta kelas-kelas beton atau seperti diperintahkan oleh
Direksi Teknik.

Tidak ada pengurangan volume beton yang diambil dengan pipa atau barang lain yang
ditanam sepeti penulangan, penghentian air, lubang-lubang drainase dan pipa-pipa
berdiameter 20 cm atau kurang.

( 2 ) Beton tersebut harus ditempatkan dan diterima untuk pengukuran dan pembayaran seperti :
a. Beton struktur bertulang kelas K-175, K-225, K-275, K-350, dan K-400 (kelas yang
sebenarnya harus dicantumkan dalam daftar penawaran).
b. Beton tidak bertulang kelas K-125 dan B-0.

( 3 ) Tidak ada tambahan kelonggaran atau pengukuran akan dibuat untuk galian atau pekerjaan
persiapan lainnya, bagi acuan atau perancah untuk balok-balok dan slab dengan panjang 5
meter atau kurang ( tidak termasuk konstruksi jembatan ), pemompaan, penyelesaian,
perawatan mengeras, penyediaan lubang lepas dan urugan kembali terhadap struktur beton
yang barusan selesai. Semua pekerjaan demikian dan pekerjaan lain yang berhubungan
dengan penyelesaian yang memuaskan dari pekerjaan beton, akan dianggap termasuk
dalam harga penawaran untuk pekerjaan beton.

Buku 3 7 - 15
Spesifikasi Teknis
( 4 ) penyediaan secara terpisah akan dibuat untuk pengukuran dan pembayaran bagi pekerjaan
catakan yang digunakan dalam pelaksanaan jembatan beton yang sesuai dengan Item
pembayaran bersangkutan dimasukkan dalam Spesifikasi Umum Jembatan Kabupaten.

( 5 ) Volume baja tulangan, bahan filter porous dan Item pembayaran lain yang digunakan
dalam pekerjaan tersebut tidak boleh diukur untuk pembayaran dibawah ini, akan tetapi
akan diukur dan dimasukkan untuk pembayaran di bawah Item pembayaran terpisah yang
disediakan di tempat lain dalam spesifikasi ini.

( 6 ) Apabila perbaikan-perbaikan pekerjaan beton yang tidak memuaskan telah diperintahkan


yang sesuai dengan sub Bab 7.1.1 (8) spesifikasi ini, tidak ada pembayaran tambahan yang
dibuat untuk pekerjaan extra ( tambahan ) atau volume yang diperlukan bagi perbaikan-
perbaikan tersebut.

7.1. 7 Dasar Pembayaran

Volume-volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar untuk pengukuran
per satuan harga-harga yang dimasukkan dalam daftar penawaran untuk Item pembayaran yang
diberikan di bawah ini, yang harga dan pembayaranya harus merupakan konpensasi penuh semua
pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam penyelesaian pekerjaan Beton seperti
diuraikan sebelumnya dalam Bab ini.

Nomor Item Satuan


U R A I A N
Pembayaran Pengukuran

7.1. 1 Beton Struktur Bertulang Meter kubik

7.1. 2 Beton Tidak Bertulang Meter kubik

Buku 3 7 - 16
Spesifikasi Teknis
BAB 7.2 BAJA TULANGAN UNTUK BETON

7.2. 1 Umum

( 1 ) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pemotongan, pembongkaran dan penempatan batang baja
tulangan dan pengelasan anyaman untuk penulangan beton, sesuai dengan Spesifikasi dan
gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

( 2 ) Toleransi

a. Fabrikasi

Pembengkokan antara penulangan yang sejajar tidak boleh kurang dari diameter batang
atau ukuran maximum agregat kasar ditambah 1 cm dengan minimum 3,0 cm yang mana
lebih besar.

b. Kelonggaran penempatan

i. Jarak antara penulangan yang sejajar tidak boleh kurang dari diameter batang atau
ukuran maximum agregat kasar ditambah 1 cm, dengan minimum 3,0 cm, yang mana
lebih besar.

ii. Apabila penulangan dalam balok terdiri dari lebih satu lapis batang, penulangan lapis
atas diletakkan tepat diatas lapis bawah penulangan dengan ruang bebas/jarak vertikal
minimum 2,5 cm.

c. Penutup beton ( terhadap tulangan )

i. Batang tulangan baja harus diletakkan sedemikian rupa sehingga penutup beton
minimum menutupi pinggir luar penulangan, diberikan pada Tabel 7.2.1 untuk
bebrapa macam kondisi yang didapat.

ii. Untuk beton bertulang dibawah muka air yang tidak dapat dijangkau atau beton yang
akan digunakan untuk penyaluran kotoran atau cairan yang membuat karat, penutup
minimum harus dirtambah menjadi 7,5 cm.

TABEL 7.2. 1 PENUTUP BETON SAMPAI PENULANGAN

Ukuran batang Permukaan beton


Permukaan beton Permukaan beton tidak
tulangan yang harus terbuka dibawah
dapat dijangkau terbuka (didalam)
ditutup permukaan air
Batang dia. 16 mm dan
2,5 cm 4,0 cm 5,0 cm
lebih kecil

Batang diatas dia. 16


4,5 cm 5,0 cm 6,0 cm
mm
Ukuran toleransi penutup tulangan harus 5 mm

( 3 ) Penyerahan

a. Paling sedikit 14 hari sebelum dimulainya pekerjaan, kontraktor harus menyerahkan


kepada Direksi Teknik untuk disetujui, rincian diagram pembongkaran dan daftar batang
untuk penulangan yang diisyaratkan.

Rincian ini harus sesuai dengan gambar pelaksanaan yang disediakan untuk kontrak atau
sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik.
Buku 3 7 - 17
Spesifikasi Teknis
b. Kontraktor juga menyediakan daftar sertifikat pabrik pembuat yang memberikan mutu
batang-batang tulangan dan berat satuan dalam kilogram tiap ukuran dan mutu batang atau
dengan baja yang dilas untuk digunakan dalam pekerjaan.

( 4 ) Penyimpanan dan Penanganan

a. Kontraktor harus menyediakan penulangan ke lapangan pekerjaan yang diikat dan ditandai
yang sesuai, menunjukkan ukuran batang, panjang, ukuran dan informasi lainya yang
diperlukan untuk identifikasi yang baik.

b. Kontraktor harus menangani dan menyimpan semua batang tulangan dengan cara yang
baik untuk mencegah penyimpangan, karat, atau kerusakan yang lain.

( 5 ) Perbaikan Kualitas Baja atau Penanganan yang tidak memuaskan

a. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memastikan ketepatan daftar batang dan
diagram pembengkokan dan untuk menyakinkan bahwa daftar urutan dipakai dengan
benar. Baja tulangan disediakan yang tidak sesuai dengan persyaratan yang sebenarnya
atau spesifikasi harus ditolak dan diganti atas biaya kontraktor.

b. Baja tulangan dengan setiap kerusakan berikut harus tidak diizinkan didalam pekerjaan.

i. Panjang batang, ketebalan dan bengkok yang melebihi toleransi pabrik yang diuraikan
dalam PBI 1971 ( M1 2 )
ii. Baja tulangan tidak sesuai dengan diagram pembengkokan atau daftar batang kecuali
dimodifikasi atas permintaan Direksi Teknik.
iii. Baja tulangan karatan atau rusak dan ditolak Direksi Teknik.

c. Kontraktor harus menyediakan fasilitas di lapangan bersama dengan pengadaan batang-


batang lurus untuk pembuatan dan penggantian baja yang ditolak oleh Direksi Teknik atau
sebaliknya ditemukan tidak baik untuk digunakan. Di dalam hal kesalahan pembuatan,
batang tidak harus dibengkokkan kembali atau diluruskan tanpa persetujuan Direksi
Teknik atau dilakukan dengan lain cara yang akan merusak atau melemahkan baja.

Pembengkokan ulang batang harus dilakukan dengan cara dingin dan jangan digunakan
batang yang sudah dibengkokkan pada tempat yang sama lebih dari dua kali dalam
pekerjaan.

7.2. 2 Bahan bahan

( 1 ) Batang Baja Penulangan

a. Batang baja penulangan polos atau batang ulir sesuai dengan persyaratan PBI 1971 (M1
2). Kecuali dinyatakan lain mutu baja digunakan untuk beton bertulang biasa harus mutu U
24 dengan tegangan leleh 2400 kg/mc2
Catatan : Untuk baja yang lebih tinggi harus digunakan hanya apabila dinyatakan secara
khusus dalam daftar penawaran.

b. Baja penulangan harus didapat dari pabrik pembuat yang disetujui dan harus disertai
dengan sertifikasi pengujian yang memastikan kecocokan mutu. Jika mutu baja diragukan
Direksi Teknik dapat meminta baja tersebut minta diuji.

c. Baja penulangan harus disediakan bersih dan bebas dari debu, lumpur, minyak, gemuk atau
karat.

Buku 3 7 - 18
Spesifikasi Teknis
( 2 ) Penulangan Anyaman Baja

Anyaman baja untuk penggunaan sebagai penulangan beton harus dilas kawat baja pabrik sesuai
dengan AASHTO M. 55 dan harus diadakan dalam lembar rata atau gulungan seperti yang
disyaratkan oleh Direksi Teknik.

( 3 ) Penopang ( ganjal ) Penulangan

Penopang yang digunakan untuk menahan penulangan ditempat harus dibentuk dari batang
kawat ringan atau dengan menggunakan blok beton pracetak ( 3 X 3 cm ) dibuat dari adukan
semen ( 1 : 3 ).
Tidak ada jenis lain penopang akan diizinkan kecuali seizin Direksi Teknik.

( 4 ) Kawat Pengikat Penulangan

Kawat pengikat yeng digunakan untuk pengikatan dan pengamatan batang tulangan baja, harus
kawat baja sesuai dengan PBI 1971 ( M 1 2 ) dan disetujui Direksi Teknik.

7.2. 3 Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Pabrikasi Baja Tulangan

Batang tulangan baja harus dipotong dengan panjang yang dibengkokkan secara hati-hati
menurut bentuk dan ukuran yang diperlukan.
Batang tulangan mutu tinggi harus dibengkokkan dua kali. Pemasangan batang tulangan harus
dilarang , kecuali apabila disetujui oleh Direksi Teknik, dimana harus dipertahankan sampai
kepada pemanasan minimum atau dilaksanakan dengan kemungkinan pemanasan yang paling
rendah.
Apabila jari-jari pembengkokkan untuk batang tulangan tidak ditunjukkan di dalam gambar
rencana, ini harus paling sedikit 5 kali diameter batang yang bersangkutan (untuk mutu 24) atau
6,5 kali diameter batang yang bersangkutan ( untuk mutu yang lebih tinggi ). Kait dan begel
harus dibengkokkan sesuai dengan PBI 1971 ( N. 1 2 ).

( 2 ) Penempatan dan Pengikatan

a. Penulangan harus dibersihkan secepatnya sebelum penggunaan untuk menjadi kondisi


pengikatan yang baik.

b. Penulangan harus ditempatkan dengan tepat sesuai dengan gambar dan petunjuk Direksi
Teknik dan dalam batas toleransi yang diuraikan pada Bab. 6.3.1. b. Dalam keadaan
apapun penulangan dilarang terletak langsung di atas acuan.

c. Batang baja penulangan harus diikat bersama dengan kokoh untuk menghindari
perpindahan tempat selama penulangan dan penempatan beton. Penempatan batang
bersilang atau begel kepada baja tegangan utama harus tidak diizinkan.

d. Penyambungan batang baja penulangan harus disesuaikan dengan PBI 1971 (M.12) dan
diuraikan lebih lanjut di bawah ini.

i. Semua baja tulangan harus diletakkan dalam panjang sepenuhnya seperti dinyatakan
dalam gambar. Penyambungan batang baja, kecuali ditunjukkan lain pada gambar,
tidak akan diizinkan tanpa persetujuan Direksi Teknik. Setiap penyambungan yang
demikian yang disetujui harus selang-seling sejauh mungkin dan ditempatkan pada
titik tegangan tarik minimum.
ii. Apabila sambungan tertindih ( lappid splice ) disetujui panjang tonjolan harus 40 kali
diameter dan batang-batang harus dilengkapi dengan kait.
Buku 3 7 - 19
Spesifikasi Teknis
iii. Pengelasan batang baja tulangan tidak diizinkan kecuali terinci pada gambar atau
diizinkan secara tertulis oleh Direksi Teknik.

e. Kawat ikat harus kokoh dengan akhir puntiran menghadap ke dalam beton.

f. Tulangan anyaman baja harus ditempatkan dalam sepanjang-panjang yang dapat


dilaksanakan dengan penyambungan panjang bertindih selebar satu anyaman penuh.
Anyaman harus dipotong untuk memasang sudut-sudut dan bukaan-bukaan dan harus
dihentikan pada sambungan-sambungan antara slab.

7.2. 4 Cara Pengukuran Pekerjaan

( 1 ) a. Jumlah baja tulangan yang harus diukur untuk pembayaran akan ditentukan sebagai
jumlah kilogram selesai dipasang dan diterima oleh Direksi Teknik. Jumlah kilogram
batang baja penulangan yang dipasang akan dihitung dengan total panjang yang
sebenarnya dalam meterbatang terpasang dikalikan berat satuan yang disetujui dalam
kilogram tiap kilo meter panjang batang.

b. Jumlah kilogram anyaman baja yang dilas terpasang harus dihitung dengan luas jumlah
yang sebenarnya dalam meter persegi dikalikan dengan satuan berat yang disetujui
dalam kilogram tiap meter persegi anyaman baja.

c. Berat satuan yang disetujui oleh Direksi Teknik harus didasarkan pada berat normal
yang disediakan oleh pabrik pembuat baja.

( 2 ) Kawat ikat, jepit, pemisah dan penopang lain yang digunakan unutk penempatan
pemasangan baja penulangan ditempat tidak boleh dimasukkan dalam berat yang harus
dibayar.

( 3 ) Penulangan yang digunakan untuk pembuatan gorong-gorong pipa atau setiap konstruksi
lainya, untuk mana dibuatkan penyediaan yang terpisah bagi pembayaran, tidak boleh
diukur untuk pembayaran didalam Bab ini.

7.2. 5 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana yang ditentukan diatas, akan dibayar persatuan
pengukuran pada harga yang dimasukkan dalam daftar penawaran untuk Item pembayaran yang
diberikan di bawah, yang mana harga-harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi
penuh untuk semua pekerjaan dan biaya yang diperlukan, termasuk pengadaan, fabrikasi,
pemasangan dan pengujian serta pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan perlu untuk
penyelesaian pekerjaan yang memuaskan.

Nomor Item Satuan


U R A I A N
Pembayaran Pengukuran

7.2. 1 Baja tulangan ( U 24 ) Kilogram

7.2. 2 Anyaman baja dengan las Kilogram


( mutu anyaman harus ditentukan )

Buku 3 7 - 20
Spesifikasi Teknis
BAGIAN 8
PEKERJAAN LAIN-LAIN

Bab 8. 1 PASANGAN BATU DENGAN SIAR

8.1. 1 Umum ........................................................................................ 8-1


8.1. 2 Bahan-bahan .............................................................................. 8-2
8.1. 3 Pelaksanaan Pasangan Batu dengan Siar ................................... 8-2
8.1. 4 Pengendalian Lapangan ............................................................. 8-3
8.1. 5 Pengukuran dan Pembayaran .................................................... 8-4
8.1. 6 Dasar Pembayaran ..................................................................... 8-4

Bab 8. 5 RAMBU-RAMBU LALU LINTAS, PATOK PENUNJUK,


PATOK KILOMETER

8.5. 1 Umum ........................................................................................ 8-5


8.5. 2 Bahan-bahan .............................................................................. 8-5
8.5. 3 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................... 8-7
8.5. 4 Pengendalian Mutu .................................................................... 8-9
8.5. 5 Cara Pengukuran dan Pembayaran ............................................ 8-9

Buku 3
Spesifikasi Teknis
BAGIAN 8
PEKERJAAN LAIN-LAIN

BAB 8.1 PASANGAN BATU DENGAN SIAR

8.1. 1 Umum

( 1 ) Uraian

a. Pekerjaan ini terdiri dari melapis bagian samping dan memberi pekerjaan dasar
selokan dan saluran serta membangun lintasan air kecil lainya dengan pasangan batu
dengan siar yang memenuhi garis-garis, kemiringan dan ukuran yang ditunjukkan
pada gambar rencana atau menurut petunjuk Direksi.

b. Dalam beberapa hal, bilamana dimintakan mutu tinggi dari bahan-bahan dan
penanganan, Direksi dapat memerintahkan bahwa, untuk pasangan batu plesteran
harus digunakan sebagai pengganti pasangan batu dengan siar.

( 2 ) Toleransi Ukuran

a. Pada umumnya bidang muka permukaan masing-masing batu muka tidak boleh
berbeda dari rata-rata permukaan profil lebih dari 3 cm.

b. Ukuran masing-masing batu untuk pasangan batu dengan siar harus berada dalam
kepantasan dengan persyaratan berikut, dengan berat minimum 6 kg.

Tebal minimum = 10 cm
Batas lebar = 15 18 cm
Batas panjang = 15 30 cm

c. Permukaan rata-rata profil tidak boleh berbeda dengan lebih dari keterangan sebagai
berikut :

Selokan / saluran masuk = 2 cm


Penampang melintang selokan / saluran = 5 cm
Bak pengumpul, bantaran = 2 cm

( 3 ) Contoh Bahan

Dua contoh yang menggambarkan batu yang diambil dari sumber pengadaan harus diserahkan
kepada Direksi untuk mendapat persetujuan pada paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan
dimulai.

( 4 ) Kondisi Lapangan

Semua penggalian dan formasi harus dijaga bebas dari air dalam keadaan untuk pelaksanaan
pasangan batu dengan siar dan kontraktor harus menyediakan semua alat yang diperlukan beserta
tenaga kerja untuk membuang atau mengalirkan air dari lapangan pekerjaan.

( 5 ) Perbaikan Pekerjaan yang tidak Memuaskan

a. Pasangan batu dengan siar yang tidak memenuhi toleransi ukuran yang diberikan pada
sub Bab. 8.1.1 (2) harus diperbaiki oleh kontraktor sesuai dengan petunjuk Direksi.

b. Kontraktor harus bertanggung jawag atas kesetabilan normal dan penyelesaian


pasangan batu dengan siar serta mengganti setiap bagian yang dalam pertimbangan
Buku 3 8-1
Spesifikasi Teknis
Direksi menjadi berbahaya atau bergeser karena jeleknya penanganan atau kelalaian
Kontraktor. Namun demikian kontraktor tidak bertanggung jawab terhadap kerusakan
karena bencana alam sepeerti Gempa Bumi atau Banjir Bandang, asalkan bahwa
pasangan batu yang rusak tersebut sebelumnya telah dapat diterima dan disetujui oleh
Direksi Teknik.

8.1. 2 Bahan-bahan

( 1 ) Batu

a. Bahan batu terdiri dari batu lapangan atau batu tambang, kasar tidak pecah, yang baik,
keras, awet, padat, tahan terhadap pelapukan dan cocok digunakan sebagai pasangan batu
dengan siar.
b. Ukuran-ukuran harus dalam kecocokan yang dapat dipertanggung jawabkan dengan
toleransi ukuran dan bentuk yang telah ditetapkan serta kualitas tumpukan batu harus
diperiksa dan disetujui Direksi sebelum digunakan.

( 2 ) Adonan ( Siar )

Adonan yang digunakan untuk menanam dan menyambung pasangan batu dengan siar harus
adonan semen mematuhi persyaratan umum Bab. 7.3 Spesifikasi tersebut dengan perbandingan
satu bagian semen terhadap tiga bagian pasir.

( 3 ) Drainase porous

Bahan berbutiran yang digunakan untuk drainase porous harus memenuhi persyaratan Bab 3.7
Spesifikasi ini.

8.1. 3 Pelaksanaan Pasangan Batu dengan Siar

(1) Penyiapan Formasi atau Pondasi

a. Formasi untuk perkerasan pasangan batu dengan siar harus disiapkan sesuai dengan
persyaratan Ba 2 . 4 Saluran dilapisi

b. Pondasi atau parit-parit untuk dinding atau struktur pasangan batu dengan siar harus digali
dan disesuaikan dengan persyaratan Bab 3 . 1 Galian

c. Lapis bawah ( bantalan ) saringan permeable ( menyerap air ) untuk pasangan batu dan
kantong-kantong saringan untuk lubang pelepasan harus disediakan, bila ditentukan atau
diperintahkan oleh Direksi Teknik sesuai dengan persyaratan Bab 2 . 7 Drainase Porous

(2) Pemasangan Pekerjaan Batu

a. Batu tersebut harus bersih, siap untuk dipasangan dan direndam dengan air sepantasnya,
cukup waktu untuk menyerap air sebelum pemasangan.
b. Adonan segar paling sedikit tebal 3 cm harus dipasangan di atas formasi yang telah
disiapkan dan lapis bawah batu ditanam secara mantap. Pekerjaan akan berkembang dari
bagian bawah tebing ke atas dan setiap lapis batu harus dipasang dengan adonan segar
masing-masing batu rapat terhadap yang lain, memberikan tebal perkerasan yang
diperlukan ( diukur tegak lurus pada tebing ). Adonan tersebut harus dipasangan sampai
mengisi penuh semua ruang diantara batu-batu dan sambungan-sambungan sampai
penyesaian yang rapi dan teratur.

Buku 3 8-2
Spesifikasi Teknis
c. Bilamana pasangan batu harus dipasang dalam parit-parit untuk konstruksi lubang
penampungan atau dinding cut off ( dinding penghalang aliran air di bawah tanah ), batu-
batu tersebut harus secara penuh ditanam dalam adonan yang dipasang pada lapisan
berikutnya ke atas sampai ketinggian permukaan. Harus diberikan cetakan ( begesting )
jika diminta demikian oleh Direksi Teknik untuk membatasi pasangan tersebut dan
permukaan lapisan-lapisan adonan harus dibingkai sampai ketinggian puncak permukaan
di atas pasangan batu.
d. Permukaan batu harus diselesaikan secepatnya mengikuti pengerasan awal dengan
penyapuan menggunakan sebuah sikat kaku.
e. Bilamana ditetapkan atau dimintakan demikian oleh Direksi Teknik muka perkerasan atau
pelapisan yang nampak harus dilapisi dengan lapis permukaan adonan semen sekitar 1 cm
tebalnya, terdiri dari perbandingan campuran satu bagian adonan semen terhadap dua
bagian pasir kasar. Adonan semen harus mengunci dengan baik ke dalam pasangan batu
dan dipulir sampai batu permukaan selesai yang rata.
f. Permukaan-permukaan selesai pasangan batu harus dijaga tetap lembab selama paling
sedikit 3 hari dan dilindungi dari panas matahari, bila diminta demikian oleh Direksi
Teknik.
g. Bila pasangan batu dengan siar tersebut sudah cukup kuat dan tidak lebih dari 10 hari
setelah penyelesaian pekerjaan pemasangan, urugan kembali dikerjakan sebagaimana
ditetapkan atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik, yang sesuai dengan
persyaratan yang relevan dari Spesifikasi pada Bab 3 . 2.
h. Tebing dan bahu jalan di sekitarnya harus dirapihkan dan diselesaikan sehingga menjamin
saling berhubungan yang ketat dengan pasangan batu bersiar dan harus diberi bentuk
sepantasnya sampai ke permukaan, untuk menyediakan kemantapan dan drainase yang
tidak terhalangai serta mencegah gerusan pada pinggiran/ujung-ujung tersebut.

8.1. 4 Pengendalian Lapangan

Pengendalian lapangan dan pemeriksaan pekerjaan akan dilakukan setiap hari selama
pelaksanaan pekerjaan untuk menjamin dipatuhinya persyaratan Spesifikasi ini, dengan acuan
khusus kepada batas-batas toleransi, kondisi lapangan pekerjaan dan penanganan.

8.1. 5 Pengukuran dan Pembayaran

a. Pasangan batu akan diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume normal
pekerjaan terselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume teoritis ditentukan dengan
tebal yang telah ditetapkan serta garis dan penampang melintang yang disetujui untuk
bentuk dan panjangnya.

b. Setiap bahan terpasang yang melebihi volume teoritis yang disetujui, tidak boleh diukur
atau dibayar.

c. Penggalian untuk selokan drainase yang harus dilapisi dengan pasangan batu dengan siar
akan diukur untuk pembayaran yang sesuai dengan Bab 3 . 1 Spesifikasi ini.

d. Bahan saringan porous yang diperlukan untuk lapis dasar atau urugan kembali ataupun
dalam kantong-kantong saringan berbutiran akan diukur dan dibayar sebagai drainase
porous, sebagaimana diatur dalam Bab 2 . 7 Spesifikasi ini. Tidak ada pengukuran atau
pembayaran terpisah akan dibuat untuk penyediaan atau pemasangan lubang pelepasan
terbuat dari pipa atau untuk suatu cetakan lain atau urugan kembali yang diperlukan.

Buku 3 8-3
Spesifikasi Teknis
e. Beton yang disediakan sebagai pondasi pasangan batu atau untuk setiap pekerjaan lain
yang diterima tidak boleh diukur untuk pembayaran dibawah Bab ini, tetapi akan
dimasukkan dalam harga satuan dan Item pembayaran untuk beton pada Bab 7 . 1
Spesifikasi ini.

8.1. 6 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana ditentukan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak
persatuan pengukuran untuk Item pembayaran yang tercantum di bawah dan ditunjukkan dalam
daftar penawaran, yang mana harga dan pembayaran tersebut akan merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan-bahan, untuk semua penyiapan formasi
atau pondasi yang diperlukan, untuk pembuatan lubang pelepasan dan sambungan konstruksi
pekerjaan tersebut, untuk urugan kembali dan penyelesain, dan untuk semua pekerjaan dan biaya
lainya yang diperlukan atau yang biasa bagi penyelesaian yang pantas pekerjaan-pekerjaan yang
diuraikan sebelumnya dalam Spesifikasi ini.

Nomor Item Satuan


U R A I A N
Pembayaran Pengukuran

8.1. 1 Pasangan Batu dengan Siar Meter kubik

BAB 8.5 RAMBU-RAMBU LALU LINTAS, PATOK PENUNJUK,


PATOK KILOMETER

8.5. 1 Umum

( 1 ) Uraian

a. Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, perakitan dan pemasangan atau penggantian
rambu lalu lintas, patok-patok penunjuk dan patok-patok kilometer pada lokasi jalan
sebagaimana diperintahkan Direksi.

b. Pekerjaan pemasangan akan meliputi semua penggalian pondasi, urugan kembali,


pengangkeran, penunjangan dan memebuat kencang.

( 2 ) Contoh Bahan

Jika tidak dinyatakan lain, contoh bahan-bahan berikut yang diuraikan dalam spesifikasi ini,
harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum
pekerjaan dimulai.

a. Satu liter kaleng dari setiap jenis dan warna cat, bersama-sama dengan data pabrik
pembuat mengenai komposisi, cara pemakaian, usia pakai dan umur kaleng.
b. Sebuah patok baja bulat galvanisasi untuk rambu lalu lintas.
c. Sebuah plat tanda dengan pengecatan yang sudah selesai.
d. Sebuah patok kilometer.

Buku 3 8-4
Spesifikasi Teknis
( 3 ) Standar Referensi

Rambu lalu lintas harus dari ukuran, warna,jenis dan bidang mengkilat yang diuraikan
sebelumnya oleh DLLAJR dan seperti ditunjukkan pada gambar standar.

( 4 ) Penjadwalan Pekerjaan

Tanda-tanda dan patok-patok yang harus disediakan di bawah kontrak ini, harus dipatok dan
dipasang sesuai dengan program pekerjaan yang disediakan oleh Direksi.

( 5 ) Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan

Semua Item yang harus dipasok di bawah kontrak ini yang tidak memenuhi persyaratan
spesifikasi atau dalam pendapat Direksi dianggap tidak memuaskan, harus diperbaiki oleh
kontraktor atas beban biaya kontraktor.

8.5. 2 Bahan-Bahan

( 1 ) Penyimpanan Bahan

Penyimpanan cat dan bahan-bahan lain harus memnuhi persyaratan Bab 1.6 Bahan dan
penyimpanan spesifikasi ini.

( 2 ) Plat Rambu Lalu lintas ( Gambar E2/1-3 )

Plat rambu lalu lintas harus diperbaiki dengan lembaran datar aluminium campuran keras No.
5052-H3K memenuhi standar spesifikasi ASTM B209 dan memiliki satu ketebalan minimum 2
mm. Lembaran-lembaran tersebut harus diproses secara baik sebelum digunakan sebagai plat
rambu lalu lintas serta dibuat sesuai dengan standar gambar rencana.

( 3 ) Rangka Plat Rambu Lalu lintas ( Gambar E2/1-3 )

Rangka plat harus dipabrikasi dengan aluminium campuran potongan menonjol No. 6063 T6
mematuhi ASTM B221. Penguatan plat rambu lalu lintas akan diperlukan bilamana ukuran tanda
tersebut melebihi satu meter.

( 4 ) Patok-patok Rambu Lalu lintas ( Gambar E2/1-3 )

Patok rambu akan dibuat dari plat baja dengan tebal minimum 3,7 mm, galvanisasi celup panas,
memenuhi ASTM A 120 dengan diameter antara 40 60 mm dan dari berbagai panjang total
untuk memenuhi jenis rambu sebagaiman ditunjukkan pada Gambar Standar ( E2/3/3 ). Semua
ujung terbuka akan diberi penutup untuk mencegah masuknya air dan patok tersebut akan
dipasok lengkap dengan pipa fitting dan tutup patok, semua sebagaimana ditunjukkan pada
Gambar Standar.

( 5 ) Skrup, Mur, Baut dan Cincin

Barang-barang ini harus dipabrikasi dengan aluminium atau dengan baja tegangan tinggi.

( 6 ) Cat

Semua pelapisan, cat dan email yang digunakan dalam persiapan rambu, patok-patok dan fitting,
harus dari mutu paling baik, khususnya dibuat untuk tujuan yang dilayaninya, dan dari jenis
dengan merek dagang yang dapat diterima oleh Direksi. Cat untuk bagian-bagian baja harus dari
kandungan oxida seng tinggi berisikan minimum tujuh kilogram oxida seng perseratus liter cat.

Buku 3 8-5
Spesifikasi Teknis
Untuk menjamin kecocokanya, cat dasar, cat bawah dan cat penyelesaian, dimana mungkin dari
pabrik yang sama. Semua bahan harus digunakan didalam batas waktu yang ditetapkan oleh
pabrik.

( 7 ) Lapis Mengkilap

Lapis menkilap harus dari mutu keteknikan scatchlite atau bahan pemantul warna lainya yang
disetujui. Wajah dari masing-masing tanda harus memantul cahaya yang sesuai dengan
persyaratan DLLAJR dan wajah masing-masing patok petunjuk harus memantulkan cahaya.

( 8 ) Patok Beton

a. Patok-patok beton yang digunakan sebagai patok-patok penunjuk dan patok-patok


kilometer harus dipracetak dari beton kelas K 175, dibuat sesuai dengan persyaratan Bab 7
. 1.

b. Patok patok tersebut harus dicetak dengan ukuran yang memenuhi Gambar Standar dari
keseluruhan ukuran berikut :

I. Patok KM standar ( Gambar E1/1 )

Panjang total 160 cm


Potongan ( persegi ) 30 cm
Rabat atas 30 cm dalam

II. Patok HM standar ( Gambar E1/2 )

Panjang total 80 cm
Potongan ( segitiga ) 14 cm

III. Patok baton standar ( Gambar E1/2 )

Panjang total 100 cm


Potongan ( persegi ) 20 cm

c. Semua patok harus dilengkapi dengan ujung yang dibentuk sebagaimana yang ditunjukkan
dalam gambar dan ditandai yang cocok serta dicat.

d. Patok tersebut harus diberi tulanagn dengan batang-batang baja yang dibentuk, dibengkok
dan kait sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar, dengan batang tulangan memanjang
8 m dan begel ( batang keliling ) 6 mm. Baja tulangan tersebut harus sesuai dengan
persyaratan Bab 1 . 2 Spesifikasi ini.

( 9 ) Pondasi Beton

Beton yang diperlukan untuk blok pondasi harus campuran berdasarkan volume dengan
perbandingan 1 : 2, 5 : 5 yang sesuai dengan persyaratan Bab 7.1 Spesifikasi ini.

8.5. 3 Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Penggalian dan urugan kembali

a. Lubang-lubang harus digali sampai kedalaman dan bentuk yang diperlukan untuk pondasi
beton bagi rambu lalu lintas dan untuk dasar pato-patok beton, seperi ditunjukkan pada
gambar rencana atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi di lapangan.
Buku 3 8-6
Spesifikasi Teknis
b. Urugan kembali akan dilaksanakan dengan menggunakan bahan yang cocok yang disetujui
Direksi dan hrus dipadatkan dalam lapisan-lapisan 15 cm. Bahan penggalian yang berlebih
harus dibuang oleh Kontraktor menurut petunjuk Direksi.

( 2 ) Pemasangan Patok-patok

a. Patok baja untuk rambu lalu lintas harus dipasang tegak dalam posisi di dalam cetakan
blok pondasi sebelum pengecoran beton sdan harus didukung yang baik oleh penunjang
untuk mencegah gerakan selama pengecoran dan pemadatan beton. Patok patok tersebut
ditempatkan seperti ditunjukkan pada Gambar Rencana atau sebagaimana ditunjukkan di
lapangan oleh Direksi.

Blok pondasi beton tersebut di cetak menurut ukuran dan bentuk yang ditunjukkan pada
Gambar Standar dengan tinggi total 55 cm dan potongan persegi 40 X 40 cm. Blok pondasi
tersebut harus di dalam sekitar 35 cm masuk tanah.

b. Patok kilometer dan patok penunjuk dari beton akan dipasang seperti ditunjukkan pada
Gambar Standar dan di tanam masuk kedalam tanah pada kedalaman sebagai berikut :

- Patok KM standar tinggi 160 cm = 60 cm


- Patok HM standar tinggi 80 cm = 35 cm
- Patok beton standar tinggi 100 cm = 80 cm

( 3 ) Pemasangan Panel Rambu

a. Panel-panel rambu harus dipasang oleh Kontraktor sesuai dengan rincian yang ditunjukkan
pada Gambar Rencana. Setiap pecah-pecah atau bengkok-bengkok panel tersebut akan
merupakan Direksi untuk meminta penggantian panel tersebut atas beban Kontraktor.
b. Bagian-bagian yang nonjol dari penguat pada permukaan rambu harus dicat dengan email
menyamakan dengan warna latar belakang yang utama.
c. Semua rambu lalu lintas yang baru dipasang harus ditutup dengan kantong sampai
pembukaanya diperintahkan oleh Direksi.

( 4 ) Pengecatan Patok-patok dan Plat Rambu

Pada dasarnya satu lapis cat dasar, satu lapis cat bawah dan satu lapis penyelesaian harus
dilapiskan. Semua cat harus diperiksa mengenai kecocokanya dengan jenis barang yang harus di
cat dan harus memenuhi persyaratan Sub Bab 8.5. 2 (6). Spesifikasi ini beserta satu warna yang
dapat diterima seperti diuraikan pada Gambar Rencana.

a. Patok beton harus di cat seperti yang ditunjukkan pada Gambar Standar ( E1/1-2 ) yang
sesuai dengan dartar lokasi dan rambu yang harus dipasok untuk kontrak khusus.

b. Patok baja harus dibersihkan menyeluruh, bebas dari lemak, karatan dan kerak, serta di cat
menurut warna dan penyelesaian yang diminta Direksi. Kecuali diperintahkan lain, cat
dasar harus dari cat dasar pencegah karat.

c. Plat rambu lalu lintas harus bersih dan siap pakai dan cat dilapiskan kepada permukaan
kering dengan semprotan bertekanan yang membentuk satu film yang rata dan halus.
Pengeringan cat tersebut harus dengan panas lampu. Plat rambu harus dibuat sesuai dengan
satu jadwal yang disiapkan untuk kontrak tersebut.

Buku 3 8-7
Spesifikasi Teknis
8.5. 4 Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu akan dilaksanakan oleh Direksi sejauh yang diperlukan untuk menjamin
bahwa syarat-syarat kualitas yang mengacu kepada Spesifikasi ini dipatuhi. Data uji yang cukup
dan sertifikat pabrik harus diadakan oleh Kontraktor untuk pelulusan dan persetujuan bahan-
bahan tersebut.

8.5. 5 Cara Pengukuran dan Pembayaran

( 1 ) Volume yang diukur untuk rambu lalu lintas, patok penunjuk dan patok kilometer adalah
jumlah sebenarnya rambu lalu lintas dan patok-patok yang dilengkapi dan dipasang sesuai
dengan daftar dan Gambar kotrak dan yang dapat diterima oleh Direksi.

( 2 ) Volume yang diukur sebagaimana diberikan di atas akan dibayar pada harga satuan
kontrak persatuan pengukuran untuk Item-Item pembayaran yang tercantum di bawah, dan
diberikan dalam daftar penawaran, yang mana harga-harga dan pembayaran tersebut
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua barang-barang, tenaga, paralatan,
alat tentengan dan lain-lain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang
memuaskan sesuai dengan bab dan Spesifikasi ini.

Nomor Item Satuan


U R A I A N
Pembayaran Pengukuran

8.5. 1 Rambu Lalu Lintas Meter kubik

8.5. 2 Rambu Penunjuk Meter kubik

8.5. 3 Patok Kilometer Meter kubik

Buku 3 8-8
Spesifikasi Teknis
B. SPESIFIKASI KHUSUS

Spesifikasi Khusus yang terdapat dalam bagian ini adalah memuat Syarat-syarat Teknis yang
belum tercantum dalam Spesifikasi Umum dan atau berkaitan dengan pekerjaan yang akan
dilaksanakan oleh kontraktor.

LAPISAN PONDASI BAWAH KONSTRUKSI TELLFORD

I. Umum

1. Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan pemasangan suatu lapisan dengan sistem
TELLFORD Yaitu suatu lapisan dengan pasir, batu belah 10 15, batu pengunci 5 7
dan lapisan permukaan.

2. Pekerjaan yang berhubungan dengan seksi antara lain :


(a) Pemeliharaan terhadap lalu lintas
(b) Material dan penyimpanan
(c) Lapisan Penetrasi Macadam Leveling

II. Material

Material harus terdiri dari :


(a) Pasir
(b) Batu belah 10 15
(c) Batu pengunci 5 7
(d) Lapis permukaan umum yang menggunakan Penetrasi Macadam Leveling

Tebal lapisan pasir ditetapkan berdasarkan rumusan :

1
Hps C xHbt 5cm
6

Dimana :

Hps = Tinggi lapisan pasir


Hbt = Tinggi lapisan batu belah ( rata-rata 10 15 cm )
Factor C tergantung kondisi pasir yaitu :
C = 2 bila pasir tidak dipadatkan
C = 1,75 bila pasir dipadatkan dengan diinjak-injak orang
C = 1,50 bila pasir dipadatkan dengan truck
C = 1,25 bila pasir dipadatkan dengan roller

Batu belah maupun batu pengunci harus berkualitas baik dan memenuhi persyaratan
terhadap umur batuan, abrasinya maksimum 40 % pada 500 putaran bila diuji dengan
Abrasi Los Angeles.

Spesifikasi Khusus
III. Pemasangan

1. Persiapan Lapangan
Permukaan yang akan dipasang perkerasan Tellford harus dipersiapkan seperti
dibawah ini :
( a ) Profil memanjang atau melintang harus dipersiapkan dan disesuaikan dengan
Gambar rancangan.
( b ) Permukaan harus dibersihkan dari kotoran yang mengganggu.

2. Pemasangan dan pemadatan


a. Penghamparan lapisan pasir dilaksanakan dengan tenaga manusia dengan ketebalan
5 cm ( bervariasi ).
b. Batu belah ukuran 10 15 cm dipasang dengan tenaga manusia ( manual ) dalam
posisi berdiri.
c. Batu pengunci ukuran 5 7 cm dipasang diatas susunan batu belah tersebut diatas
dan dipadatkan dengan mesin penggilas roda 3 berkapasitas 6 8 ton yang bergerak
dengan kecepatan 3 km/jam. Pemadatan diteruskan sehingga terkunci, tertanam dan
stabil serta sesuai dengan persyaratan yang tertera pada Spesifikasi Umum.

3. Pemeliharaan batu pengunci


Kontraktor harus memelihara permukaan lapisan batu pengunci tersebut diatas supaya
dalam kondisi yang baik dan stabil sampai pelaksanaan lapis permukaan.

IV. Pengukuran dan Pembayaran

1. Pengukuran
Kualitas untuk pekerjaan lapisan permukaan Tellford yang diukur untuk pembayaran
harus merupakan jumlah meter kubik material yang dipasang dan diterima dan
dihitung atas dasar hasil kali luas yang diukur dan tebal nominal rancangan.

2. Dasar Pembayaran
Kuantitas yang diukur menurut ketentuan diatas, harus dibayar menurut harga kontrak
persatuan pengukuran, untuk mata pembayaran yang tercantum dibawah ini, dimana
harga dan pembayaran tersebut harusnya merupakan konpensasi penuh untuk
menyediakan dan memasang seluruh material termasuk semua buruh, alat, pengujian,
alat-alat kecil dan hal-hal yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan seperti yang
ditentukan dalam seksi ini.

Nomor Item Satuan


U R A I A N
Pembayaran Pengukuran

5.4 Lapis Pondasi Bawah Tellford Meter kubik

Spesifikasi Khusus
Tempatkan Kantong Semen diatas Agregat, buka dan tuangkan semen tersebut.
Aduk bahan-bahan kering tersebut berkali-kali, sehingga bahan-bahan tersebut
bercampur secara menyeluruh.
Tambahkan air, lebih baik dengan sebuah kaleng yang dilengkapai dengan ujung
semprotan, campurkan terus, dan aduklah dengan sekop sampai beton tersebut
mempunyai warna yang seragam dengan kekentalan yang merata.

( 2 ) Penyiapan Lapangan

a. Lapangan Pekerjaan untuk penempatan beton harus disiapkan dan semua pemasangan yang
diperlukan diselesaikan hingga disetujui oleh Direksi Teknik. Bahan-bahan harus telah
diuji dan ditempatkan dengan baik, serta peralatan dalam keadaan bersih dan siap
digunakan.

b. Semua Penunjangan, pondasi-pondasi dan galian-galian harus diperiksa dan disetujui oleh
Direksi Teknik, serta dirawat dalam keadaan kering sebelum beton di cor.

c. Semua acuan, penulangan dan sarana-sarana pelengkap lainya harus ditempatkan secara
benar dan secara aman dengan pendukung untuk mencegah perpindahan tempat atau
penggeseran.

( 3 ) Acuan / Cetakan

Acuan / Cetakan harus bahan yang disetujui dan siap pakai serta cocok untuk jenis dan letak
pekerjaan beton yang harus dilaksanakan serta harus memenuhi persyaratan berikut.

i. Acuan fabrikasi dapat dari kayu atau baja dengan sambungan yang kedap terhadap
adonan dan cukup kaku untuk memelihara posisi yang diperlukan selama pengecoran,
pemadatan dan perawatan mengeras beton. Permukaan sebelah dalam dari acuan harus
bersih dari setiap kotoran lepas atau bahan-bahan lain sebelum penggunaan dan harus
disiram air sampai jenuh atau diolesi dengan minyak mineral anti karat sebelum
digunakan.

ii. Kayu dengan permukaan kasar ( tidak diserut ) dapat digunakan untuk permukaan
bangunan yang tidak nonjol keluar, tetapi kayu diserut dengan tebal yang rata harus
digunakan untuk permukaan yang nonjol keluar.

iii. Ujung-ujung tajam sisi dalam acuan harus dibuat tumpul, kecuali diperintahkan oleh
Direksi Teknik, menggunakan ganjalan segitiga dengan lebar paling sedikit 20 cm
dipasang disudut.

iv. Penguatan acuan terdidri dari baut-baut, klemp atau sarana lain yang akan dibuat
menurut keperluan untuk mencegah merenggangnya acuan selama pengecoran beton
dan acuan tersebut harus dibuat sedemikian hingga dapat dibongkar tanpa merusak
permukaan beton selesai.

v. Untuk pengecoran beton pada dasar penunjang dan pondasi, acuan tanah dapat
digunakan yang tergantung pada persetujuan Direksi Teknik. Beton tersebut akan
didukung oleh galian yang dibentuk dengan baik yang sisi dan dasarnya dirapihkan
dengan tangan sampai ukuran yang ditentukan.

vi. Acuan untuk beton yang dicor dibawah air, harus kedap air dan dijamin kekakuanya
untuk mencegah suatu penggeseran.

Buku 3 7 - 10
Spesifikasi Teknis
Catatan : Untuk fabrikasi dan perencanaan acuan dan perancah bagi jembatan-jembatan
mengacu kepada Petunjuk Perencanaan Jembatan

( 4 ) Mengangkut dan Menempatkan Beton

a. Pengangkutan beton campuran dari tempat pencampuran hingga tempat pengecoran harus
dilaksanakan secara halus dan secara efisien untuk mencegah segregasi dan kehilangan
bahan-bahan ( air, semen atau agregat ).

b. Pengangkutan campuran beton dan penempatan dengan peluncur yang miring harus
disetujui Direksi Teknik mengenai waktu pengangkutan, panjang dan kemiringan peluncur
serta cara pelaksanaan.

c. Penuangan beton tidak boleh dimulai sampai acuan, penulangan dan pekerjaan persiapan
lainya telah diselesaikan sesuai dengan persyaratan spesifikasi dan telah diperiksa serta
disetujui oleh Direksi Teknik. Untuk keperluan ini kontraktor harus memberikan kepada
Direksi Teknik pemberitahuan sebelumnya paling sedikit 24 jam.

d. Beton harus dicampur dan di cor dalam keadaan akhir di dalam jangka waktu yang lebih
pendek sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik berdasarkan semen yang digunakanya.

e. Beton harus dituangkan dalam satu cara sehingga tidak terjadi segregasi agregat dan tidak
ada beton yang harus dijatuhkan secara bebas dari satu ketinggian lebih dari 1,50 meter.

f. Pengecoran beton harus dilaksanakan sebagai satu pekerjaan yang menerus tanpa
penghentian sampai akhir yang dipersiapkan atau sampai sambungan konstruksi yang
sudah disiapkan sebelumnya.

g. Beton yang dituangkan untuk konstruksi dengan penulangan yang rapat dan untuk dinding-
dinding beton yang sempit harus ditempatkan dalam lapisan horizontal dengan tebal lebih
dari 15 cm.

( 5 ) Pengecoran Beton dalam Air

Pengecoran beton dalam air hanya akan diizinkan jika ditentukan sedemikian atau diminta untuk
keperluan perencanaan. Cara yang harus digunakan oleh kontraktor harus disetujui secara tertulis
oleh Direksi Teknik dengan persyaratan berikut harus diterapkan :

a. Dalam semua hal, beton tersebut harus dibatasi dan tidak diizinkan bercampur dengan air
sampai selesai pengecoran dan cara yang harus dipilih :

- Pengecoran beton dengan pemompaan


- Pengecoran beton dengan alat premix
- Pengecoran beton dengan alat bucket yang menuang di bawah

b. Peralatan yang digunakan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik sebelum
digunakan dan bilamana di minta demikian, kontraktor harus melaksanakan satu uji jalan
menunjukkan ( memperlihatkan ) keefektifan alat tersebut.

c. Selama pengecoran harus diperhatikan untuk menyakinkan bahwa beton tersebut tidak
menjadi kotor dengan air karena kesalahan sambungan-sambungan atau kerusakan alat.
Setiap kegagalan akan menjadi tanggung jawab kontraktor, yang akan mengambil tindakan
pencegahan dan dimana untuk membongkar dan mengganti beton rusak tersebut
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.

Buku 3 7 - 11
Spesifikasi Teknis
( 6 ) Sambungan Konstruksi

Lokasi sambungan-sambungan konstruksi bagi setiap struktur harus ditentukan


sebelumnya dan ditunjukkan pada gambar rencana, serta harus disetujui oleh Direksi
Teknik sebelum mulai pelaksanaan. Persyaratan umum berikut ini harus diterapkan :

i. Sambungan konstruksi tidak boleh ditempatkan pada sambungan bagian-bagian


struktural, kecuali ditentukan sebaliknya.

ii. Semua sambungan konstruksi harus tegak lurus kepada garis tegangan utama dan
ditempatkan pada titik-titik dengan geseran minimum.

iii. Apabila sambungan tegak diperlukan, batang-batang tulangan harus ditempatkan


memotong sambungan-sambungan untuk menentukan konstruksi yang monolit.

iv. Sambungan lidah paling sedikit 4 cm dalamnya, sedangkan untuk sambungan


konstruksi dalam dinding, pelat lantai, antara kaki-kaki dan dinding-dinding.

v. Sambungan konstruksi tidak boleh dibuat menembus dinding sayap.

vi. Dalam hal penundaan pekerjaan yang tidak terencana dikarenakan hujan atau
kemacetan pemasokan beton, kontraktor harus menyediakan tambahan tenaga dan
bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat sambungan konstruksi tambahan
menurut perintah Direksi Teknik.

( 7 ) Pemadatan Beton

a. Beton yang dipadatkan dengan mesin penggetar didalam, yang disetujui, dilengkapi
apabila diperlukan batang tangan.

Pemadatan manual hanya diizinkan jika disetujui demikian oleh Direksi Teknik dan akan
terdiri dari pemadatan di dalam campuran beton dengan tongkat pemadat, bersama-sama
dengan pemukulan yang menerus pada sisi luar cetakan.

b. Pemadatan dengan penggetar dan pemadat harus dibatasi sampai waktu yang diperlukan
untuk menghasilkan pemadatan yang memuaskan tanpa menyebabkan segresi bahan-
bahan.

c. Penggetar didalam harus dilaksanakan dengan memasukkan penggetar mesin atau alat
penggetar kedalam beton yang di cor masih segar, bebas penulangan. Alat penggetar harus
dimasuikkan dalam campuran beton sejajar dengan sumbu memanjang dan di getar selama
10 menit pada setiap lokasi berjarak masing-masing 45 cm ( lihat PBI 1971 ).

d. Jumlah penggetar yang diperlukan harus ditentukan dengan volume yang di cor setiap jam,
dengan persyaratan minimum dua penggetar untuk beton 4 kubik.

( 8 ) Penyelesaian dan Perawatan Beton

a. Pembongkaran Cetakan

i. Tidak ada acuan beton yang dibongkar sebelum beton cukup kaku dan mengeras dan
telah meraih kekuatan yang cukup untuk berdiri sendiri. Harus diperoleh izin dari
Direksi Teknik sebelum pembongkaran berlangsung, namun hal ini tidak boleh
melepaskan tanggung jawab kontraktor terhadap keselamatan pekerjaan.

Buku 3 7 - 12
Spesifikasi Teknis
BAB 3.2 URUGAN

3.2. 1 Umum

( 1 ) Uraian

a. Pekerjaan ini terdiri dari mendapatkan, mengangkut, penempatan dan memadatkan


tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembangunan pematang, pengurugan
kembali parit-parit atau galian di sekeliling pipa atau struktur serta pengurugan sampai
kepada garis batas, kemiringan, ketinggian penampang melintang yang ditentukan atau
disetujui.
b. Pekerjaan tersebut tidak termasuk pemasangan bahan filter pilihan sebagai alat dasar
untuk pipa-pipa atau saluran beton, atau sebagai bahan drainase porous yang
disediakan untuk drainase di bawah permukaan. Bahan-bahan ini dimasukkan dalam
Bab 2.7 Spesifikasi ini.

( 2 ) Definisi

a. Urugan yang dicakup oleh persyaratan-persyaratan Bab ini di bawah satu atau dua
kategori:

i. Urugan Biasa untuk pematang


ii. Urugan Pilihan untuk pematang

b. Urugan pilihan pematang digunakan untuk kondisi tanah lunak seperti rawa-rawa,
tanah payau, atau tanah yang selalu terendam air di mana diperlukan satu tanah urugan
dengan plastisitas rendah (bahan berbutir), dan juga di mana stabilitasi tanggul, talud
yang terjal atau tanah dasar harus ditimbun sampai ketinggian da pemadatan yang
tertentu.

c. Urugan yang diperlukan untuk tujuan umum seperti diuraikan pada Sub Bab 2.2.1 (1)
di atas dan tidak termasuk urugan pilihan untuk pematang, harus diperlakukan sebagai
urugan biasa untuk pematang.

( 3 ) Toleransi Ukuran

a. Ketinggian dan kemiringan akhir pematang tanah dasar dan bahu jalan, setelah
pemadatan tidak boleh ada dua centimeter lebih tinggi atau 3 cm lebih rendah dari
yang ditentukan atau disetujui.
b. Semua permukaan akhir urugan yang nampak keluar harus cukup halus dan seragam,
dan mempunyai kemiringan yang cukup menjamin limpasan bebas air permukaan.
c. Permukaan akhir talud pematang tidak boleh berbeda dari garis profil yang ditentukan
lebih dari 10 cm.

( 4 ) Contoh-contoh

a. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik hal-hal berikut ini paling
sedikit 14 hari sebelum mulai digunakannya setiap bahan sebagai urugan:

i. dua contoh bahan dengan berat masing-masing 50 kg, salah satu dari padanya
akan ditahan oleh Direksi Teknik sebagai acuan selama jangka waktu kontrak.
ii. satu persyaratan mengenai asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan
sebagai bahan urugan pilihan, bersama-sama dengan hasil pemeriksaan yang
menyatakan bahwa bahan tersebut memenuhi Spesifikasi.

Buku 3 3-7
Spesifikasi Teknis
( 5 ) Penjadwalan Pekerjaan

a. Bagian baru pematang jalan raya atau rekonstruksi harus dibangun setengah lebar,
kecuali disediakan satu pengalihan sehingga jalan tersebut dijaga terbuka untuk lalu
lintas pada setiap waktu.
b. Urugan tidak boleh dipasang, dihampar atau dipadatkan selam hujan atau di bawah
kondisi basah dan pemadatan tidak dapat dikontrol.

( 6 ) Perbaikan Urugan Yang Tidak Memuaskan Atau Tidak Stabil

a. Urugan terakhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang ditentukan atau
disetujui atau dengan toleransi permukaan yang ditentukan dalam sub bab 3.2 .1 (3) di
atas, harus diperbaiki dengan membuat terurai permukaan tersebut, dan membuang
atau menambah bahan-bahan yang diperlukan diikuti dengan pembentukan dan
pemadatan kembali.
b. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kandungan
kelembaban seperti ditentukan dalam sub bab 3.2.3 (3) atau seperti diperintahkan oleh
Direksi Teknik, harus diperbaiki dengan menggaruk bahan tersebut sampai kedalaman
15 cm atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik, yang diikuti dengan
penyiraman air yang memadai dan pencampuran secara menyeluruh dengan alat motor
grader atau peralatan lain yang disetujui.
c. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti yang ditetapkan oleh batas-batas
kandungan kelembaban yang ditentukan dalam sub bab 3.2.3 (3) atau seperti
diperintahkan oleh Direksi Teknik, harus diperbaiki di bawah kondisi cuaca kering
dengan penggarukan bahan-bahan tersebut diikuti dengan pengerjaan sebentar-
sebentar alat grader atau peralatan lain yang disetujui, dengan waktu istirahat di antara
pekerjaan-pekerjaan tersebut. Secara alternatif atau jika pengeringan yang cukup tidak
dapat dicapai dengan pengerjaan bahan lepas tersebut, Direksi Teknik dapat
memerintahkan supaya bahan tersebut dibuang dari tempat pekerjaan dan diganti
dengan bahan yang cocok dan kering.
d. Perbaikan urugan yang tidak memenuhi persyaratan kepadatan atau persyaratan sifat-
sifat bahan Spesifikasi ini, dapat meliputi kebutuhan pencampuran dengan bahan lain
yang cocok, disertai dengan penambahan kebasahan, pemadatan yang lebih dan/atau
pembuangan serta penggantian atas perintah Direksi Teknik.

3.2. 2 Bahan-bahan

( 1 ) Sumber Pengadaan

Bahan-bahan urugan harus dipilih dari sumber-sumber yang disetujui yang sesuai dengan
persyaratan Bab 1.6. Bahan-bahan dan penyimpanan dari spesifikasi ini. Pengujian klasifikasi
tanah halus dilaksanakan atas perintah Direksi Teknik, yang sesuai dengan AASHTO M145
untuk menentukan distribusi ukuran partikel dan plastisitas.

( 2 ) Syarat-Syarat Kualitas

a. Urugan Biasa Untuk Pematang

i. Urugan yang diklasifikasikan sebagai Timbunan Biasa akan terdiri dari galian
bahan tanah atau bahan-bahan berbutir-butir yang disetujui oleh Direksi Teknik
sebagai bahan yang cocok untuk digunakan dalam pekerjaan permanen seperti
yang diuraikan si bawah sub bab 3.2.1(2).

Buku 3 3-8
Spesifikasi Teknis
ii. Secara umum, urugan timbunan biasa harus diperiksa secara khusus untuk
menyingkirkan penggunaan tanah expansif atas tanah dengan plastisitas tinggi
yang diklasifikasikan sebagai A dan A7 dalam spesifikasi AASHTO M145 atau
sebagai Ch dan OH di bawah sistem klasifikasi Casagranda atau Unified.

b. Urugan Pilihan Untuk Pematang

i. Urugan yang di Klasifikasikan sebagai urugan pilihan terdiri dari bahan tanah atau
bahan batu yang memenuhi persyaratan untuk urugan tanggul biasa diatas dan
yang juga jika diuji untuk CBB laboratorium akan memiliki nilai minimum 10%.
ii. Untuk pekerjaan stabilisasi talud atau pematang atau pekerjaan-pekerjaan lain
dimana diperlukan adanya tegangan geser yang baik, urugan pilihan pematang
akan terdiri dari urugan batu, atau lempung berpasiran bergradasi baik atau
campuran lempung/kerikil dengan Indeks Plastisitas/IP (Plasticity Index/PI)
rendah tidak lebih tinggi dari 10%.
iii. Bilamana harus dilakukan pemadatan dibawah kondisi banjir atau kondisi jenuh
urugan pilihan pematang akan berupa pasir atau kerikil atau bahan bahan butiran
bersih lainnya dengan Indeks Plastisitas/IP (Plasticity Index/PI) tidak lebih besar
dari 6%.

3.2. 3 Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Penyiapan Lapangan

a. Sebelum menempatkan urugan diatas suatu lapangan, semua operasi pemotongan dan
pembersihan termasuk pengisian lubang-lubang disebabkan pembongkaran akar-akar
haru diselesaikan sesuai dengan spesifikasi, dan semua bahan-bahan yang tidak cocok
harus dibuang dari batangan tersebut seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik
b. Bilamana tingginya timbunan adalah 1 meter atau kurang, tempat pondasi timbunan
harus dipadatkan secara menyeluruh (termasuk membuat lepas-lepas, mengeringkan
atau membasahi jika diperlukan) sampai bagian puncak tanah setebal 15 cm,
memenuhi persyaratan kepadatan yang ditetapkan untuk urugan yang ditempatkan
disana.
c. Jika timbunan tersebut harus dibuat diatas sisi bukit atau dipasang diatas timbunan
baru atau timbunan lama kemiringan yang ada harus dipotong untuk membuat
permukaan dudukkan yang cukup lebar memikul peralatan pemadatan.

( 2 ) Penimbunan Urugan

a. Urugan harus disiapkan sampai permukaan yang telah dibuat dan ditebarkan dalam
lapisan-lapisan yang rata tidak melebihi ketebalan padat 20 cm, yang memenuhi
toleransi tebal lapisan yang diberikan dalam sub bab 3.2.1 (3) spesifikasi ini. Bilamana
lebih dari satu lapisan harus dipasang, lapisan lapisan tersebut sedapat mungkin harus
sama ketebalannya.

b. Urugan tanah harus diangkut secara langsung dari daerah galian bahan ketempat yang
sudah disiapkan dan dihampar (dalam cuaca kering). Pemupukan tanah pada
umumnya tidak diizinkan, khususnya selama musim hujan.

c. Pengurukan kembali diatas pipa-pipa dan dibelakang struktur harus dilakukan secara
sistematis serta sedapat mungkin segera diikuti dengan pemasangan pipa atau struktur
tersebut. Perhatian harus diberikan untuk menjamin bahwa telah diberikan waktu yang
cukup kepada sambungan pipa dengan adukan dan struktur beton untuk mendapatkan
kekuatan yang memadai sebelum pengurukan kembali.

Buku 3 3-9
Spesifikasi Teknis
Bahan-bahan batuan tidak boleh digunakan sebagai urugan kembali disekeliling pipa
atau didalam 30 cm urugan tanah dasar langsung dibawah permukaan formasi
perkerasan atau bahu jalan dan tidak ada batu dengan ukuran melebihi 10 cm akan
dimasukkan dalam urugan tersebut.

d. Kemiringan tebing harus dibentuk dan dirapikan menurut sudut talud rencana dan bagi
tebing yang tidak tinggi diberikan berm yang sesuai dengan gambar rencana serta
dibuatkan pula penyediaan untuk drainase yang memadai.

e. Untuk perlindungan tebing terhadap erosi haru dipasang gebalan rumput, dan disusun
dalam posisi diatas talud, atas petunjuk sampai memuaskan Direksi Teknik.

( 3 ) Pemadatan Urugan

a. Segera setelah penempatan dan penebaran urugan, masing-masing lapisan harus


dipadatkan menyeluruh dengan peralatan pemadatan yang cocok dan memadai yang
disetujui oleh Direksi Teknik sampai kepada persyaratan-persyaratan kepadatan
berikut:

i. Lapisan-lapisan yang lebih dari 30 cm di bawah permukaan tanah dasar harus


dipadatkan sampai 45% kepadatan kering standar maksimum yang ditetapkan
sesuai AASHTO T99. Untuk tanah-tanah yang berisi lebih dari 10% bahan-bahan
yang tertahan di atas saringan 19 mm, maka kepadatan kering maksimum yang
didapat harus disesuaikan untuk bahan-bahan yang overzise (kelewat besar)
tersebut seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

ii. Lapisan-lapisan di dalam 30 cm atau kurang, dibawah permukaan tanah dasar,


harus dipadatkan sampai 100% kepadatan kering standar maksimum yang
ditetapkan sesuai AASHTO T99 (PB. 0111-76).

iii. Tergantung kepada jenis pelaksanaan dan persyaratan khusus Direksi Teknik,
pengujian-pengujian kepadatan di lapangan dengan metode kerucut pasir harus
dilakukan di atas masing-masing lapisan urugan yang telah dipadatkan, sesuai
dengan AASHTO T191 (PB. 0103-76) dan jika hasil sesuatu pengujian
menunjukkan bahwa kepadatannya kurang dari kepadatan yang diminta,
Kontraktor harus memperbaiki pekerjaan tersebut sesuai dengan sub Bab 3.2.1
(6). Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman penuh lapisan dan di lokasi
yang ditunjukkan oleh Direksi Teknik, yang tidak boleh berjarak lebih dari 200 m.

b. Pemadatan urugan tanah harus dilakukan hanya bila kadar air bahan tersebut berada di
dalam batas 3% kurang dari kadar air optimum sampai 1% lebih dari kadar air
optimum. Kadar air optimum akan ditetapkan sebagai kadar air di mana kepadatan
kering maksimum dicapai bila tanah tersebut dipadatkan sesuai dengan AASHTO T99
(PB. 0111-76)

c. Urugan timbunan harus dipadatkan dimulai pada ujung paling luar serta masuk
ketengah dalam satu cara di mana masing-masing bagian menerima desakan
pemadatan yang sama.

d. Jika bahan urugan harus ditempatkan di atas kedua sisi sebuah pipa atau saluran beton
atau struktur, pelaksanaannya harus sedemikian sehingga urugan tersebut dibentuk
sampai ketinggian yang hampir sama di atas kedua sisi struktur.

e. Terkecuali disetujui oleh Direksi Teknik, urugan di sekitar ujung satu jembatan tidak
boleh ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang atau kepala jembatan
sampai bangunan atas dipasang.

Buku 3 3 - 10
Spesifikasi Teknis
f. Urugan di tempat-tempat yang sulit dicapai oleh peralatan pemadatan harus di
tempatkan dalam lapisan-lapisan horisontal dengan bahan-bahan lepas ketebalan tidak
melebihi 15 cm dan dipadatkan menyeluruh menggunakan mesin pemadat yang
disetujui. Harus diberikan perhatian khusus untuk menjamun tercapainya pemadatan
yang memuaskan di bawah dan di samping pipa-pipa, untuk mencegah rongga-rongga
dan untuk menjamin pipa-pipa tersebut mendapat dukungan sepenuhnya.

( 4 ) Persyaratan Pemadatan untuk Urugan Batu

a. Batu harus ditempatkan dalam lapis-lapis tidak melebihi 30 cm tebalnya atau


ketebalan lain yang diminta oleh Direksi Teknik atas dasar mutu batu dan jenis alat
pemadatan yang digunakan. Pemadatan urugan batu harus dilaksanakan dengan
pemadat berkisi-kisi, pemadat bergetar atau sebuah traktor dengan berat paling sedikit
20 ton atau peralatan berat yang sejenis. Pemadatan harus dilakukan dalam arah
memanjang sepanjang jalan, dimulai dari ujung paling luar dan mengarah ke tengah,
dan akan berlanjut sampai tidak ada pergeseran yang nampak di bawah peralatan
tersebut. Masing-masing lapisan akan terdiri dari batu bergradasi baik yang dapat
diterima dan semua rongga-rongga permukaan harus diisi dengan pecahan-pecahan
sebelum dipasang lapis berikutnya. Batu tidak boleh digunakan di bagian 15 cm
bagian atas dan dengan ukuran batu tidak melebihi 10 cm.
b. Kontraktor bertanggung jawab terhadap pemilihan cara dan peralatan untuk
mendapatkan tingkat pemadatan yang ditentukan. Bila tidak didapatkan kepadatan
yang diperlukan, pengujian lapangan harus dilaksanakan di mana jumlah lintasan
peralatan pemadatan dan kadar air diubah-ubah sampai kepadata yang diperlukan
didapat sehingga memuaskan Direksi Teknik. Hasil dan pengujian lapangan ini
kemudian harus digunakan untuk menentukan jumlah lintasan jenis alat pemadatan
dan kadar air dari semua peralatan berikutnya bagi urugan batu yang sejenis.

3.2. 4 Pengendalian Mutu

( 1 ) Test Laboratorium

Test untuk kondisi kualitas bahan urugan harus dilaksanakan kedua-duanya untuk sumber
pengadaan dan test di tempat seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik, untuk dapat memenuhi
persyaratan-persyaratan Spesifikasi ini.

Test laboratorium berikut ini dijadikan rujukan (referensi)

TABEL 3.2 1. TEST LABORATORIUM BAHAN URUGAN

RUJUKAN TEST
PENGUJIAN J E N I S
AASHTO BINA MARGA

Analisa saringan Aggregat Halus dan T 27 PB 0201- 76 Menentukan distribusi ukuran


Kasar partikel Agregat kasar dan halus

Penentuan Batas Cair dan Batas Plastis T 89 PB 0109- 76 Test plastisitas untuk batas cair
T 90 PB 0110- 76 dan indeks plastisitas
Hubungan Kadar Air Kepadatan . T 99 PB 0111- 76 Test standar Proctor mengguna-
kan palu 2,5 kg
CBR (California Bearing Ratio) T 193 PB 0113-76 Menentukan nilai dukung relatif
urugan padat

Buku 3 3 - 11
Spesifikasi Teknis
( 2 ) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan
Spesifikasi. Kontraktor harus menyediakan semua bantuan yang diperlukan dalam bentuk tenaga
kerja, pengangkutan dan pengujian.

TABEL 3.2.2 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

a. Pengujian Kepadatan urugan padat di Untuk menentukan hubungan kepadatan dan


lapangan ( Test kerucut Pasir ) kadar air pemasangan.
( AASHTO T 191 )
( PS 0103-76 ) Harus dilaksanakan untuk setiap 1000 m3
bahan timbunan sampai kedalaman penuh.

Urugan ditempatkan dalam lapisan di bawah


formasi jalan, harus diuji setiap 200 m
panjang jalan.

Untukurugan kembali disekililing struktur


atau di dalam parit gorong-gorong, paling
sedikit satu test untuk setiap bagian urugan
kembali selesai dipasang.

b. Penentuan CBR lapangan urugan padat Dengan menggunakan Dynamic Cone


Penetrometer (DCP), di lokasi yang diminta
oleh Direksi Teknik.

3.2. 5 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Bila dimasukkan dalam Daftar Penawaran, sebagai satu item pembayaran terpisah, dan
tergantung kepada ketentuan item berikutnya, urugan harus diukur dalam jumlah meter
kubik bahan padat yang ditempatkan dan diterima serta memuaskan Direksi Teknik, dan
akan diuraikan sebagai urugan timbunan bahan biasa atau urugan timbunan bahan pilihan
sesuai dengan Spesifikasi dan gambar-gambar dan disetujui oleh Direksi Teknik untuk
pekerjaan khusus di bawah kontrak.

(2) Volume yang harus diukur untuk pembayaran harus atas dasar penampang melintang dan
profil yang disetujui yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana atau diukur di lapangan
sebelum suatu urugan telah ditempatkan pada garis batas, kelandaian dan permukaan yang
disetujui atau diterima. Cara perhitugan berupa cara luas ujung rata-rata menggunakan
penampang melintang pekerjaan berjarak tidak lebih dari 25 meter, terkecuali dinyatakan
lain untuk kontrak khusus.

(3) Untuk pengukuran satu urugan sampai menjadi satu pekerjaan timbunan atau pekerjaan
sejenis yang dibangun di atas tanah rawa dimana konsolidasi tanah asli yang baik
diharapkan, marka-marka penurunan harus dipasang dan disurvai bersama-sama oleh
Direksi Teknik dan Kontraktor, Volume urugan kemudian akan ditentukan atas dasar
permukaan tanah sebelum dan sesudah penurunan.

Buku 3 3 - 12
Spesifikasi Teknis
(4) Urugan yang ditempatkan di luar garis batas dan penampang melintang yang disetujui
termasuk setiap tambahan urugan yang diperlukan untuk dudukan atau penguncian ke
dalam talud yang ada sebagai hasil penurunan pondasi tidak boleh dimasukkan dalam
volume yang harus diukur untuk pembayaran, kecuali dimana secara lain disetujui oleh
Direksi Teknik untuk mengganti bahan-bahan lunak atau tidak cocok yang ditemukan
dilapangan selama pelaksanaan.

(5) Urugan porous, bahan filter atau bahan alas dasar untuk pipa gorong-gorong, saluran
beton, saluran, saluran dilapisi, saluran porous,dinding kepala dan struktur lainnya, tidak
boleh diukur untuk pembayaran dibawah bab ini, bahan bahan tersebut harus dimasukkan
dalam harga satuan penawaran untuk bahan-bahan dan item-item koonstruksi yang
bersangkutan, yang disediakan dalam item pembayaran di bawah Bab 2.7 Spesifikasi ini.

(6) Urugan yang digunakan dimana saja diluar batas-batas lapangan kerja atau untuk
mengubur bahan-bahan buangan atau untuk penutupan dan memperbaiki galian bahan-
bahan, tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran urugan.

3.2. 6 Dasar Pembayaran

Volume urugan yang diukur sebagaimana diberikan diatas, (betapapun jaraknya pengangkutan)
akan dibayar persatuan pengukuran pada harga yang bersangkutan yang dimasukkan dalam
daftar penawaran untuk item pembayaran yang tercantum dibawah, harga-harga dan
pembayarannya merupakan kompensasi penuh untuk mendapatkan, menyerahkan, memasang,
memadatkan,menyelesaikan dan menguji bahan-bahan urugan serta semua biaya-biaya lain yang
diperlukan dalam penyelesaian yang baik pekerjaan-pekerjaan yang diuraikan dalam bab ini.

Nomer Item
Uraian Satuan Pengukuran
Pembayaran

3.2.1 Urugan Biasa untuk Timbunan Meter Kubik

3.2.2 Urugan Pilihan untuk Timbunan Meter Kubik

Buku 3 3 - 13
Spesifikasi Teknis
BAGIAN 4
BAHU JALAN

BAB 4.1 REHABILITASI BAHU JALAN

4.1. 1 Umum

( 1 ) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari peningkatan kembali dan pembentukan kembali bahu jalan yang ada,
termasuk pembersihan tumbuh-tumbuhan, pemotongan, perapihan, pengurugan dengan bahan
terpilih serta pemadatan untuk mengembalikan bahu jalan mencapai garis, kemiringan dan
dimensi yang benar yang ditunjukkan pada gambar rencana atau seperti yang diperintahkan oleh
Direksi Teknik.

( 2 ) Toleransi Ukuran

a. Permukaan final bahu jalan yang telah dipadatkan tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm
di atas atau di bawah permukaan rencana pada setiap titik.

b. Kemiringan melintang bahu jalan direncanakan sebesar 5% di mana perkerasan diberi


lapis lindung dan 6% di mana perkerasan tidak diberi lapis lindung serta sesuai dengan
Gambar Standar. Kemiringan melintang bahu jalan setelah rehabilitasi tidak boleh
berbeda lebih dari 1% terhadap kemiringan melintang rencana.

( 3 ) Pemeriksaan di lapangan

Untuk setiap pekerjaan rehabilitasi bahu jalan yang dilaksanakan di bawah Bab ini, garis batas,
kelandaian dan dimensi akan diatur di lapangan dan harus disetujui oleh Direksi Teknik sebelum
Kontraktor memulai pekerjaan.

4.1. 2 Bahan-bahan
( 1 ) Sumber bahan

a. Sumber bahan harus dipilih atas dasar diperolehnya pengadaan dengan


memperhitungkan lokasi, kualitas dan volume sumber bahan atau quarry.

b. Untuk pembangunan kembali bahu jalan tanah yang ada, bahan yang harus digunakan
harus timbunan tanggul yang dipilih terdiri dari lempung berpasiran atau lempung
kerikil yang memenuhi persyaratan Spesifikasi sub Bab 3.2.2 (3), tetapi dengan satu
ukuran partikel maksimum 37,5 mm dan dengan satu indeks plastisitas tidak lebih dari
10%, terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

c. Bilamana urugan berbutir yang cocok tidak dapat diperoleh serta tergantung kepada
ketentuan-ketentuan kontrak dan instruksi Direksi Teknik, bahu jalan dapat dibangun
dengan urugn tanggul bergradasi padat yang cocok dengan satu ukuran partikel
maksimum 37,5 mm dan dengan kandungan lempung-lumpur plastisitas rendah, yang
mampu menghambat pertumbuhan tumbuh-tumbuhan dan memberikan satu bahu jalan
yang stabil.

( 2 ) Pengujian Dan Pemilihan Bahan Bahu Jalan

Contoh-contoh dari sumber bahan yang dipilih untuk rehabilitasi bahu jalan harus diuji sampai
memenuhi persyaratan-persyaratan Spesfikasi ini, dan semua bahan yang digunakan harus
mendapat persetujuan Direksi Teknik sebelum pekerjaan dimulai.

Buku 3 4-1
Spesifikasi Teknis
4.1. 3 Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Penyiapan Lapangan

Semua tumbuh-tumbuhan harus dibongkar dari bahu jalan yang ada. Rumput, alang-alang,
semak-semak dan tumbuhan lainnya harus dipotong ulang seperlunya sebelum pembentukan
kembali.

( 2 ) Pembentukan Kembali

a. Bahu jalan yang ada harus dibentuk kembali oleh tenaga kasar, traktor atau
motorgrader, seperti yang diminta oleh Direksi Teknik.

b. Pekerjaan tersebut mencakup pembongkaran daerah-daerah yang tinggi, pengurugan


daerah-daerah rendah dengan bahan lebihan, dan pembantukan kembali bahu jalan
tersebut sampai memenuhi kelandaian, garis batas dan ketinggian menurut permintaan
Direksi Teknik, beserta penyelesaian akhir rata dengan ujung perkerasan, kecuali
diperintahkan lain. Peningkatan harus dilaksanakan dengan motorgrader atau traktor
yang dipasangi dengan satu pisau grader, dan paling sedikit dua lintasan untuk
perapihan da pembuangan bahan-bahan lebihan.

( 3 ) Pemadatan

Seluruh pembentukan kembali dan peningkatan bahu jalan harus diikuti pemadatan dengan
mesin gilas roda ban atau peralatan pemadatan lain yang cocok yang disetujui oleh Direksi
Teknik. Pemadatan harus dilaksanakan sampai memenuhi persyaratan kepadatan normal untuk
mempersiapkan tanah dasar, sesuai dengan Spesifikasi ini, dan harus ditambahkan air
seperlunya selama pemadatan untuk memberikan kandungan air yang cukup bagi
pemasangannya.

4.1. 4 Cara Pengukuran

( 1 ) Kontraktor harus memenuhi semua pembayaran untuk royalty dan kompensasi lain karena
pengoperasian lubang galian dan pengambilan bahan untuk pekerjaan rehabilitasi bahu
jalan. Pemberi tugas akan terbebas dari biaya-biaya pekerjaan tersebut.

( 2 ) Volume yang harus dibayar merupakan jumlah meter persegi rehabilitasi bahu jalan, sesuai
dengan Gambar dan Spesifikasi atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Perhitungan total harus atas dasar lebar rata-rata bahu jalan yang direhabilitasi, diukur
dengan selang 100 m dikalikan dengan total panjang pekerjaan dalam meter yang
dilaksanakan, diterima dan di setujui oleh Direksi Teknik.

( 3 ) Penyediaan tambahan urugan terpilih yang dibawa ke lapangan akan diukur dan dibayar di
bawah persyaratan spesifikasi tersebut untuk Bab 3.2 Pekerjaan Tanah, sebagai urugan
tanggul biasa atau dipilih. Urugan tersebut harus disediakan dengan kesesuaian ang ketat
terhadap instruksi Direksi Teknik.

( 4 ) Tidak ada penyediaan terpisah akan dibuatkan untuk satu galian lain atau pengurugan yang
dilaksanakan, pekerjaan demikian akan dimasukkan ke dalam item pembayaran untuk
rehabilitasi bahu jalan.

Buku 3 4-2
Spesifikasi Teknis
4.1. 5 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan seperti diatas akan dibayar pada harga kontrak per satuan pengukuran
untuk item pembayaran terdaftar di bawah. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi
penuh untuk melaksanakan semua pekerjaan kontrak termasuk pembersihan tumbuh-tumbuhan
dan akar-akar, penggalian dan pengurugan, pembentukan ulang, peningkatan, pemadatan dan
penyelesaian akhir kelandaian, garis batas dan lebar yang disetujui, beserta dengan penyediaan
semua tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan.

Nomor Item Satuan


URAIAN
Pembayaran Pengukuran

4. 1. 1 Rehabilitasi Bahu Jalan

Buku 3 4-3
Spesifikasi Teknis
BAB 4.2 BAHU JALAN BARU

4.2. 1 Umum

( 1 ) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pengangkutan, penempatan, penebaran dan pemadatan
bahan butiran yang dipilih untuk bahu jalan baru di atas satu lapis tanah dasar yang sudah
disiapkan atau permukaan lain yang disetujui, sesuai dengan garis batas, kelandaian dan dimensi
yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

( 2 ) Toleransi Ukuran

a. Permukaan final yang dipadatkan dari bahu jalan tidak boleh berbeda lebih dari 1,50
cm di atas dan di bawah permukaan rencana pada setiap titik.

b. Kemiringan melintang bahu jalan yang direncanakan adalah 5% di mana perkerasan


diberi lapis lindung, dan 6% ddi mana perkerasan tanpa lapis lindung. Permukaan
akhir bahu jalan tidak boleh berbeda lebih dari 1% terhadap kemiringan melintang dan
tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah dari 1 cm terhadap permukaan ujung
perkerasan di sekitarnya.

( 3 ) Contoh-contoh

a. Contoh bahan yang digunakan untuk bahu jalan baru harus diserahkan kepada Direksi
Teknik utuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan
dimulai, dan harus disertai dengan data hasil-hasil pengujuan sesuai dengan
persyaratan Spesifikasi untuk kualitas bahan seperti yang diuraikan dalam Spesifikasi
ini.

b. Tidak ada perubahan dalam sumber pengadaan atau bahan untuk bahu jalan akan
dibuatkan tanpa persetujuan Direksi Teknik dan setiap perubahan demikian harus
bergantung kepada penyerahan contoh bahan dan laporan pengujian untuk
pemeriksaan dan mendapatkan persetujuan di atas.

( 4 ) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan

a. Setiap bahan bahu jalan yang tidak memenuhi Spesifikasi ini, tidak perduli dipasang
atau belum, akan ditolak dan disingkirkan dari daerah kerja.

b. Setiap pekerjaan bahu jalan yang menunjukkan ketidak teraturan atau cacat karena
penanganan yang jelek atau kegagalan Kontraktor untuk mematuhi persyaratan
Spesifikasi atau Gambar Rencana, harus dibetulkan dengan perbaikan-perbaikan atau
penggantian atas beban biaya Kontraktor sehingga memuaskan Direksi Teknik.

4.2. 2 Bahan-Bahan

( 1 ) Persyaratan Umum

Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan bahu jalan baru, terdiri dari bahan
pondasi bawah yang disetujui, mematuhi bahan pondasi bawah kelas A atau kelas B sesuai
dengan Bab 5.1 Spesifikasi ini dan seperti yang diuraikan pada Gambar Rencana dan termasuk
dalam Daftar Penawaran untuk Kontrak khusus.

Buku 3 4-4
Spesifikasi Teknis
( 2 ) Gradasi

Persyaratan gradasi untuk bahan bahu jalan harus sesuai dengan tabel 5.1.1 Persyaratan Gradsi
untuk pondasi bawah, di bawah Sub Bab 5.1.2 (2) Spesifikasi ini.

( 3 ) Syarat-syarat Kualitas

Bahan-bahan yang digunakan untuk pekerjaan bahu jalan baru harus mematuhi kondisi mutu
yang ditetapkan untuk bahan pondasi bawah pada Sub Bab 5.1.2 (3) Spesifikasi ini.

4.2. 3 Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Penyiapan Lapangan

a. Penyiapan lapangan untuk menempatkan bahan bahu jalan, termasuk galian bahan
yang ada dan perapihan ujung jalan kendaraan yang ada, harus dilaksanakan seperti
ditunjukkan pada Gambar Rencana dan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

b. Tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan pekerjaan-
pekerjaan yang ditentukan di bawah Bab 3.3 Pekerjaan Tanah, untuk penyiapan tanah
dasar.

c. Selama penggalian untuk bahu jalan, harus diselenggarakan pengaturan lalu lintas oleh
Kontraktor.

d. Bahu jalan pada kedua sisi jalan tidak boleh dibangun pada waktu yang bersamaan,
harus dibangun sisi dulu, baru berikutnya pada sisi yang lain.

e. Kontraktor harus menjamin bahwa bahan tersebut ditumpuk dalam tempat yang baik,
tidak menimbulkan kemacetan lalu-lintas atau membendung aliran air.

( 2 ) Penebaran Dan Pemadatan Bahan Bahu Jalan

a. Bahan bahu jalan harus diterbarkan dan dipadatkan sesuai dengan persyaratan
spesifikasi untuk penebaran dan pemadatan bahan pondasi bawah dibawah Sub Bab
5.1.3 spesifikasi ini.

b. Sebagai tambahan kepada persyaratan-persyaratan tersebut dibawah item-item diatas


kontraktor harus mengurai dan menggaruk lapisan tanah bagian atas bahu jalan setebal
10 cm sebelum pemadatan akhir dan akan membuang semua batu dengan satu ukuran
maksimum lebih besar dari 37,5 mm.

4.2. 4 Pengendalian Mutu

Pengujian laboratori dan pengendalian Lapangan harus mematuhi persyaratan umum untuk
bahan pondasi bawah dibawah Sub Bab 5.1.4 spesifikasi ini dan seperti diperintahkan oleh
Direksi Teknik.

Buku 3 4-5
Spesifikasi Teknis
4.2. 5 Cara Pengukuran dan Pembayaran

Tidak ada pengukuran atau pembayaran terpisah dibuatkan untuk bahu jalan dibawah Bab ini.
Galian bahan yang ada, perapihan kembali ujung jalan kendaraan dengan bahan yang baik,
penyiapan formasi tanah dasar, serta pengadaan, penempatan, peadatan dan penyelesaian bahu
jalan,akan dianggap sepenuhnya telah dibayar dan dimasukkan dibawah berbagai item
pembayaran yang dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan dan bahan-bahan yang digunakan
dalam pekerjaan. Item pembayaran ini akan mencakup :

i. Galian - dibawah item pembayaran 3.1.1 / 2

ii. Penyiapan tanah dasar - dibawah item pembayaran 3.3.1

iii. Pondasi bawah kelas A / B - dibawah item pembayaran 5.1.1 / 2

Buku 3 4-6
Spesifikasi Teknis
BAGIAN 5
LAPIS PONDASI BAWAH DAN LAPIS PONDASI ATAS

BAB 5.1 LAPIS PONDASI BAWAH

5.1. 1 Umum

( 1 ) Uraian

Lapis Pondasi Bawah adalah lapisan konstruksi pembagi beban kedua yang berupa bahan
berbutir diletakkan di atas lapis tanah dasar yang dibentuk dan dipadatkan serta langsung berada
di bawah lapis pondasi atas perkerasan.

Pekerjaan Lapis Pondasi bawah terdiri dari mendapatkan, memproses, mengangkut, menebarkan,
mengairi, dan memadatkan bahan lapis pondasi bawah berbutir yang disetujui sesuai dengan
gambar-gambar dan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

Catatan : Suatu Lapisan Pondasi Bawah tidak diperlukan bilamana CBR lapis Tanah Dasar
adalah sebesar 24% atau lebih.

( 2 ) Toleransi Ukuran

a. Permukaan akhir lapis pondasi bawah harus diberi punggung atau kemiringan
melintang yang ditetapkan atau ditunjukkan pada gambar-gambar. Tidak boleh da
ketidak teraturan dalam bentuk, dan permukaan tersebut harus rata dan seragam.

b. Kemiringan dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari 1,5 cm
kurang dari yang ditunjukkan pada gambar atau diatur di lapangan da disetujui oleh
Direksi Teknik.

( 3 ) Contoh Bahan

a. Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus diserahkan kepada
Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum
pekerjaan dimulai, dan harus disertai dengan hasil-hasil data pengujian sesuai dengan
persyaratan Spesifikasi untuk kualitas dan bahan-bahan seperti diuraikan dalam
Spesifikasi ini.

b. Tidak ada perubahan mengenai sumber atau pemasok bahan lapis pondasi bawah akan
dibuat tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan harus atas dasar
penyerahan contoh-contoh bahan dan laporan pengujian untuk pemeriksaan lebih
lanjut dari persetujuan di atas.

( 4 ) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan

a. Setiap bahan lapis pondasi bawah yang tidak memenuhi spesifikasi ini, apakah
dipasang atau belum, akan ditolak atau dipindahkan dari lapangan kerja atau
digunakan sebagai urugan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

b. Setiap pekerjaan lapis pondasi bawah yang menunjukkan ketidak teraturan atau cacat
karena penanganan yang jelek atau kegagalan kontraktor untuk mematuhi persyaratan
Spesifikasi atau gambar rencana harus dibetulkan dengan perbaikan-perbaikan atau
penggantian atas beban biaya Kontraktor sampai memuaskan Direksi Teknik.

Buku 3 5-1
Spesifikasi Teknis
5.1. 2 Bahan-bahan

( 1 ) Persyaratan Umum

a. Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan lapis pondasi bawah
terdiri dari bahan-bahan berbutir dipecah dan kerikil atau kerikil pasir lempung alami,
dan harus memenuhi persyaratan untuk lapis pondasi bawah kelaas A dan kelas B
seperti yang diuraikan pada Gambar Rencana dan dimasukkan dalam Daftar
Penawaran atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

b. Bahan untuk pekerjaan lapis pondasi bawah harus bebas dari debu, zat organik, serta
bahan-bahan lain yang harus dibuang dan harus memiliki kualitas bila bahan tersebut
telah ditempatkan akan siap saling mengikat membentuk satu permukaan yang stabil
dan mantab.

c. Bila perlu dan sesuai dengan perintah Direksi Teknik, bahan-bahan dari berbagai
sumber atau pemasokan dapat disatukan dalam perbandingan yang diminta oleh
Direksi Teknik atau seperti yang ditunjukkan dengan pengujian-pengujian, untuk
dapat memenuhi persyaratan Spesifikasi bahan lapis pondasi bawah.

( 2 ) Gradasi Lapis Pondasi Bawah

Persyaratan gradasi untuk bahan lapis pondasi bawah kelas A dan kelas B diberikan dalam tabel
5.1.1 di bawah ini.

TABEL 5.1.1 PERSYARATAN GRADASI UNTUK LAPIS PONDASI BAWAH

UKURAN % LOLOS ATAS BERAT


SARINGAN
KELAS A KELAS B
mm KELAS C
(< 75 mm) (< 02,5 mm)
75.0 100 -
62.5 - 100
37.5 60 90 67 100 Maks. 100
25.0 46 78 -
19.0 40 70 40 100
9.5 24 56 25 80
4.75 13 45 16 66
2.36 6 36 10 55 Maks. 80
1.18 - 6 45
0.60 2 22 -
0.425 2 18 3 33
0.075 0 - 10 0 - 20 Maks. 15

( 3 ) Syarat-Syarat Kualitas

Bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus memenuhi syarat-syarat kualitas berikut
yang diberikan pada tabel 5.1.2

Buku 3 5-2
Spesifikasi Teknis
TABEL 5.1.2 KONDISI KUALITAS UNTUK BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH

URAIAN BATAS TEST


Batas cair Maksimum 35%
Indeks Plastisitas 4% - 12%
Ekivalensi Pair (bahan halus plastis) Minimum 25%
CBR terendam Minimum 30%
Kehilangan berat karena abrasi (500 putaran) Maksimum 40%

5.1. 3 Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Penyiapan Lapis Tanah Dasar

Lapis tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaiakan sesuai dengan pekerjaan yang
ditetapkan di bawah Pekerjaan Tanah Bab 3.3. Semua bahan sampai kedalaman 30 cm di
bawah permukaan lapis tanah dasar harus dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum
yang ditentukan oleh pengujian laboratorium PB-011-76 (AASHTO T99, Standard Proctor).

( 2 ) Pencampuran Dan Pemasangan Lapis Pondasi Bawah

a. Lapis pondasi bawah tersebut harus dicampur di lapangan jalan, terkecuali


diperintahkan lain, dengan menggunakan tenaga kerja atau motor grader. Pengadukan
yang rata diperlukan dan bahan tersebut harus dipasang dalam lapisan-lapisan tidak
melebihi 20 cm tebalnya atau ketebalan lain seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik
agar dapat mencapai tingkat pemadatan yang ditetapkan.
b. Penyiraman dengan air, bila diperlukan demikian selama pencampuran dan
penempatan harus dikontrol dengan cermat, dan dilaksanakan hanya bila diminta
demikian oleh Direksi Teknik.
c. Ketebalan lapis pondasi bawah terpasang harus sesuai dengan Gambar Rencana dan
seperti dinyatakan dalam Daftar Penawaran, atau seperti yang diperintahkan oleh
Direksi Teknik di lapangan untuk memenuhi kondisi lapis bawah dasar yang
sebenarnya.

( 3 ) Penyebaran Dan Pemadatan

a. Penyebaran akhir sampai ketebalan dan kemiringan melintang jalan yang diminta,
harus dilaksanakan dengan kelonggaran kira-kira 15% penurunan ketebalan untuk
pemadatan lapisan-lapisan lapis pondasi bawah.
Segera setelah penyebaran dan pembentukan akhir, masing-masing lapisan harus
dipadatkan sampai lebar penuh lapis pondasi bawah perkerasan, dengan mengunakan
mesin gilas roda baja atau mesin gilas roda ban pneumatik atau peralatan pemadatan
lain yang disetujui oleh Direksi Teknik.

b. Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan bahan lapis pondasi bawah akan
bergerak secara gradual dari pinggir ke tengah, sejajar dengan garis sumbu jalan dan
harus terus menerus sampai seluruh permukaan telah dipadatkan secara merata. Pada
bagian superelevasi, kemiringan melintang jalan atau kelandaian yang terjal,
penggilasan harus bergerak dari bagian yang lebih rendah ke bagian jalan yang lebih
tinggi. Setiap ketidak teraturan atau bagian amblas yag mungkin terjadi, harus
dibetulkan dengan menggaru atau meningkatkan dan menambahkan bahan lapis
pondasi bawah untuk membuat permukaan tersebut mencapai bentuk dari ketinggian
yang benar.
Buku 3 5-3
Spesifikasi Teknis
Bagian-bagian yang sempit di sekitar kereb atau dinding yang tidak dapat dipadatkan
dengan mesin gilas, harus dipadatkan dengan pemadat atau mesin tumbuk yang
disetujui.

c. Kandungan kelembaban untuk pemasanga harus dijaga di dalam batas-batas 3%


kurang dari kadar air optimum sampai 1% lebih dari kadar air optimum dengan
penyemprotan air atau pengeringan seperlunya, dan bahan lapis pondasi bawah harus
dipadatkan untuk menghasilkan kepadatan yang ditetapkan , ke seluruh ketebalan
penuh masing-masing lapisan, mencapai 100% kepadatan kering maksimum yang
ditetapkan yang sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111).

( 4 ) Pengendalian Lalu Lintas

a. Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua akibat lalu lintas yang diizinkan lewat
terhadap permukaan kerikil selama pelaksanaan pekerjaan dan akan melarang lalu
lintas tersebut bila mungkin dengan menyediakan sebuah jalan pengalihan atau dengan
pelaksanaan pekerjaan separuh lebar jalan.
b. Bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik lainnya di sekitar jalan tersebut
harus dilindungi terhadap kerusakan karena pengaruh pekerjaan, seperti lemparan batu
karena dari lalu lintas.
c. Bahan-bahan harus ditumpuk dalam satu tempat yang baik yang menjamin bahwa
tumpukan tersebut tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung aliran
air.

5.1. 4 Pengendalian Mutu

( 1 ) Test Laboratorium

a. Pengujian harus dilakukan terhadap bahan lapis pondasi bawah untuk dapat memenuhi
persyaratan spesifikasi.

b. Dua buah contoh bahan lapis pondasi bawah harus ddiuji sebelum digunakan di
lapangan (lihat Sub Bab 5.1.1 (3) Spesifikasi ini).

c. Pengujian bahan lapis pondasi bawah harus dilakukan untuk setiap 500 m3, bahan-
bahan yang ditumpuk di lapangan atau dipasang, menurut batas ukuran test
laboratorium yang diberikan pada Tabel 5.1.1, untuk memenuhi kondisi kualitas yang
diberikan dalam Spesifikasi ini atau seperti diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

TABEL 5.1.1 TEST LABORATORIUM BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH

RUJUKAN
TEST TIPE
AASHTO BINA MARGA
Analisa saringan Agregat PB 0201 76 Menentukan distribusi ukuran
T 27
Halus dan Kasar partikel agregat halus dan kasar
Penentuan Batas Cair dan T 89 PB 0109 76 Test Plastisitas untuk batas cair dan
Batas Plastis T90 PB 0110 76 indeks plastisitas
Hubungan Kepadatan Test standar proctor menggunakan
T 99 PB 0111 76
Kadar Air pemukul 2,5 kg
Menetukan nilai daya dukung lapis
CBR T 193 PB 0113 76
pondasi bawah
Ketahanan Terhadap Test agregat kasar < 37,5 mm dengan
T 96 PB 0206 76
Abrasi, Agregat Kasar menggunakan mesin Los Angeles

Buku 3 5-4
Spesifikasi Teknis
( 2 ) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan
spesifikasi. Galian untuk lubang uji dan penimbunan kembali bahan lapis pondasi bawah
dipadatkan dengan sempurna di bawah pengawasan Direksi Teknik.

TABEL 5.1.2 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR


a. Ketebalan dan keseragaman lapis pondasi Pemeriksaan visual dan pengukuran ketebalan
bawah. setiap hari. Dilakukan untuk setiap 200 panjang
lapisan pondasi bawah jalan yang dipasang.

b. Test kepadatan di tempat, Lapis Pondasi Harus dilakukan untuk setiap 200 m panjang
Bawah (test kerucut pasir) AASHTO T191, lapis pondasi bawah jalan untuk menentukan
PB 0103 76 tingkat kepadatan dengan membandingkan
terhadap test kepadatan laboratorium untuk
kepadatan kering maksimum.

c. Penentuan CBR di tempat lapis tanah Dengan menggunakan DCP, dan Dilaksanakan
dasar/lapis pondasi bawah setiap minimum 1000 m panjang jalan.

5.1. 5 Cara Pengukuran

( 1 ) Kontraktor harus memenuhi semua biaya untuk pembayaran atau royalty dan kompensasi
lain kepada pemilik lahan atau penyewa untuk operasi lubang-lubang galian bahan dan
pengambilan bahan bagi pembangunan lapis pondasi bawah. Pemberi tugas akan
dibebaskan dari semua kewajiban atau biaya untuk operasi tersebut.

( 2 ) Volume yang dibayar merupakan jumlah meter kubik lapis pondasi bawah yang dipasang
dan sesuai dengan gambar serta Spesifikasi, atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik
di lapangan, yang dipadatkan dan diterima oleh Direksi Teknik. Perhitungan volume harus
atas dasar ketebalan dan lebar lapis pondasi bawah yang diperlukan, sebagaimana yang
ditunjukkan dalam Gambar atau seperti yang disesuaikan oleh Perintah Perubahan,
dikalikan dengan panjang sebenarnya yang dipasang. Setiap penyimpangan dalam bentuk
dan ketebalan lapis pondasi bawah tidak boleh melebihi toleransi ukuran yang ditentukan
di bawah Sub Bab 5.1.1 (2).

5.1. 6 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas dibayar per satuan pengukuran pada
harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item pembayaran yang tercantum di
bawah, harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan
dan biaya-biaya yang diperlukan dalam penyelesaian lapis pondasi bawah yang diminta
sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam Bab ini.

Nomor Item
URAIAN Satuan Pengukuran
Pembayaran

5.1.1 Lapis Pondasi Bawah kelas A Meter Kubik

5.1.2 Lapis Pondasi Bawah Kelas B Meter Kubik

Buku 3 5-5
Spesifikasi Teknis
BAB 5.2 LAPIS PONDASI ATAS AGREGAT

5.2. 1 Umum

( 1 ) Uraian

Lapis Pondasi Atas jalan merupakan lapisan struktur utama di atas Lapis Pondasi Bawah (atau di
atas lapis Tanah Dasar di mana tidak dipasang Lapis Pondasi Bawah). Pembangunan lapis
pondasi atas terdiri dari pengadaan, pemrosesan, pengangkutan, penyebaran, penyiraman dengan
air dan pemadatan agregat batu atau kerikil alami pilihan dalam Lapis Pondasi Atas, di atas satu
lapis pondasi bawah atau di atas lapis tanah dasar yang telah disiapkan.

( 2 ) Toleransi Ukuran

a. Bahan agregat lapis pondasi atas harus dipasang sampai ketebalan padat maksimum 20
cm atau ketebalan yang kurang sebagaimana diperlukan untuk memenuhi persyaratan
disain seperti ditunjukkan pada Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Teknik.
b. Permukaan lapis pondasi atas harus diselesaikan mencapai lebar, kelandaian,
punggung dan kemiringan melintang jalan seperti yang ditunjukkan pada Gambar
Rencana, tidak boleh ada ketidak terturan dalam bentuk, dan permukaan harus rata dan
seragam.
c. Kelandaian dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari satu
centimeter kurang dari yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti yang
diatur di lapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik.
d. Penyimpangan maksimum dalam kehalusan permukaan jika diuji dengan satu mistar
panjang 3,0 m yang diletakkan sejajar atau melintang terhadap garis sumbu jalan tidak
boleh melebihi 1,5 cm.

( 3 ) Contoh Bahan

a. Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi atas harus diserahkan kepada
Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum
pekerjaan dimulai, beserta hail-hasil test laboratorium sesuai dengan persyaratan
spesifikasi untuk kualitas dan bahan sebagaimana diuraikan dalam spesifikasi ini.
b. Tidak boleh ada perubahan sumber pemasokan atau kualitas bahan lapis pondasi atas
yang diiznkan tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan demikian harus
disertai penyerahan tambahan contoh bahan dan hasil-hasil test lebih lanjut serta
persetujuan seperti di atas.
c. Bilaman Direksi Teknik menganggap perlu, Kontraktor akan diminta untuk melakukan
test tersebut lebih lanjut sebagaimana perlunya untuk memastikan bahwa bahan-bahan
tersebut memenuhi persyaratan spesifikasi, sebelum menempatkan bahan lapis pondasi
atas pada pekerjaan di lapangan.

( 4 ) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan

a. Setiap bahan lapis pondasi atas yang tidak memenuhi spesifikasi ini, apakah dipasang
atau belum, harus ditolak dan diletakkan di samping untuk digunakan sebagai bahan
penimbunan, atau dengan cara lain dibuang seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
b. Setiap bagian pekerjaan lapis pondasi atas yang menunjukkan ketidak teraturan atau
kerusakan dikarenakan penanganan yang jelek atau kegagalan Kontraktor untuk
memenuhi persyaratan Spesifikasi atau Gambar Rencana harus dibetulkan dengan
perbaikan atau penggantian atas beban biaya Kontraktor sehingga memuaskan Direksi
Teknik.

Buku 3 5-6
Spesifikasi Teknis
5.2. 2 Bahan-Bahan

( 1 ) Persyaratan Umum

a. Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan lapis pondasi atas
agregat, terdiri dari satu atau dua kelas bahan sebagaimana yang diperlukan dalam
kontrak khusus dan seperti yang dinyatakan dalam Daftar Penawaran.

i. Lapis Pondasi Atas Kelas A, adalah agregat batu pecah, disaring dan digradasi
yang merupakan batu pecah khas dan bersih serta semuanya lolos saringan 37,5
mm.

ii. Lapis Pondasi Kelas B Makadam ikat basah, terdiri dari kerikil, pasir, lempung
alami kualitas baik, seluruhnya lolos saringan 75 mm, dan digradasi sebagai fraksi
kasar dan fraksi halus untuk disatukan pada waktu pemasangannya ke dalam satu
lapisan lapis pondasi atas.

b. Semua lapis pondasi atas harus memenuhi persyaratan spesifikasi ini dan harus sesuai
dengan Gambar Kontrak dan seperti diuraikan sebelumnya dalam daftar Penawaran.

c. Bahan lapisan lapis pondasi atas terdiri dari potongan batu bersudut tajam yang keras,
awet dan bersih tanpa potongan-potongan yang terlalu tipis atau memanjang, dan
bebas dari batu-batu yang lunak, tidak menyatu atau bercerai berai, kotor,
mengandung zat organik atau zat-zat lain yang harus dibuang. Bahan yang bercerai
berai bila secara alternatif dibasahi dan dikeringkan, tidak boleh digunakan.

( 2 ) Makadam Ikat Basah

Bahan Pondasi Lapis Atas kelas B juga meliputi:


a. Agregat kasar yang tertahan pada saringan 4,75 mm, bialmana dihasilkan dari kerikil
tidak kurang dari 50% terhadap berat, merupakan partikel-partikel yang memiliki
paling sedikit satu bidang retak-retak dan jika perlu untuk memenuhi persyaratan atau
menghilangkan pengisi yang berlebihan, kerikil-kerikil tersebut harus disaring
sebelum dipecahkan.
b.
Agregat halus lolos saringan 4,75 mm, dan terdiri dari pasir dan bagian halus alami
atau dipecah.
( 3 ) Gradasi Lapis Pondasi Atas

Persyaratan gradasi untuk bahan lapisan lapis pondasi atas kelas A dan kelas B diberikan dalam
tabel 5.2.1 dan tabel 5.2.2 berikut:

Buku 3 5-7
Spesifikasi Teknis
TABEL 5.2.1 GRADASI AGREGAT LAPIS TABEL 5.2.1 GRADASI AGREGAT LAPIS
PONDASI ATAS KELAS A PONDASI ATAS KELAS B
MAKADAM IKAT BASAH

UKURAN UKURAN
LOLOS ATAS BERAT LOLOS ATAS BERAT
SARINGAN SARINGAN
% %
mm mm
37.5 100 Agregat kasar
19.0 64 81 75.0 100
9.5 42 60 62.5 95 100
4.75 27 45 50.0 35 70
2.36 18 33 37.5 0 15
1.18 25 25.0 05
0.60 - 19.0 -
0.425 6 16
0.075 0 18 Agregat halus
9.5 100
4.75 70 95
2.36 45 65
1.18 33 60
0.425 22 45
0.15 -
0.075 10 28

( 4 ) Syarat-Syarat Kualitas

Bahan-bahan yang harus digunakan untuk pekerjaan lapis pondasi atas harus memenuhi
syarat kualitas pada tabel 5.2.3.

TABEL 5.2.3 SYARAT-SYARAT KUALITAS BAHAN LAPIS PONDASI ATAS

BATAS UJIAN
JENIS PENGUJIAN
KELAS A KELAS B

Batas Cair Maks. 25% Maks. 35%


Indeks Plastisitas Maks. 8% 4 12%
Ekivalensi Pasir Min. 35% Min. 30%
California Bearing Ratio (direndam) Min. 60% Min. 55%
Penyerapan Air Tidak Perlu Maks. 3%
Kehilangan Berat Karena Abrasi (500 putaran) Maks. 40% Maks. 45%

Catatan : Pengujian di atas adalah jumlah minimum pengujian kualitas yang diperlukan. Bila
Direksi Teknik menganggap perlu, pengujian yang lebih luas dapat diminta untuk
menentukan kekerasan dan kebagusan kualitas batu dan bagian yang halus

Buku 3 54
Spesifikasi Teknis
5.2. 3 Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Penyiapan Lapis Pondasi Bawah

a. Jika lapis pondasi atas harus diletakkan di atas lapis pondasi bawah, permukaan
lapis pondasi bawah harus diselesaiakan sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan yang
ditentukan di bawah Bab 5.1 dan harus diatur serta dibersihkan dari kotoran-
kotoran dan setaip bahan lain yang merugikan untuk penghamparan lapis pondasi
atas.

b. Agregat lapis pondasi atas harus ditempatkan dan ditimbun bebas dari lalu lintas
serta drainase dan lintasan air di sekitarnya.

( 2 ) Pencampuran Dan Penghamparan Lapis Pondasi Atas

a. Agregat L.P.A. Kelas A

i. Agregat harus ditempatkan pada lokasi di atas L.P.B yang sudah diapkan
dalam volume yang cukup untuk menyediakan penghamparan dan pemadatan
ketebalan yang diperlukan.

ii. Agregat harus dihampar dengan tangan oleh pekerja atau dengan motor grader
sampai satu campuran yang merata, dengan batas kelembaban yang optimum,
sebagaimna ditentukan di bawah Spesifikasi.

iii. Agregat harus dihampar dalam lapisan yang tidak melebihi ketebalan 20 cm
dalam satu cara sehingga kepadatan maksimum yang telah ditetapkan dapat
dicapai.

b. Makadam Ikat Basah Kelas B

Untuk L.P.A. Makadam Ikat Basah, pertama-tama bahan tersebut harus disusun
dalam lapisan fraksi batu ukuran tunggal, dengan ukuran nominal antara 25 mm
dan 50 mm. Karena setiap lapisan dipasang dan disebarkan dengan tangan oleh
pekerja/atau dengan motor grader, agregar halus harus disebarkan, dipecah, digilas
dan diairi masuk ke dalam lapisan-lapisan tersebut, untuk menghasilkan bahan-
bahan yang padat. Tebal masing-masing lapisan yang dipadatkan tidak boleh
melebihi 10 cm atau dua kali ukuran batu maksimum.

( 3 ) Penghamparan Dan Pemadatan

a. Penghamparan akhir sampai ketebalan dan kemiringan melintang yang diperlukan,


harus dilaksanakan dengan cadangan sekitar 10% pengurangan ketebalan untuk
pemadatan bahan L.P.A. Segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir
setiap lapisan A.P.A, bahan tersebut harus dipadatkan dengan baik dengan alat
pemadat yang sesuai meliputi mesin gilas roda rata, mesin gilas jenis pneumatik
atau mesin gilas bergetar.

Buku 3 5 - 10
Spesifikasi Teknis
b. Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan harus maju sedikit demi sedikit
dari pinggir ke tengah dari perkerasan, sejajar dengan sumbu jalan dan harus
dilaksanakan dalam operasi yang terus menerus untuk membuat pemadatan
matang yang merata. Pada bagian superelevasi, miring melintang atau kemiringan
yang terjal, penggilasan harus berjalan dari bagian jalan yang lebih rendah menuju
ke bagian atas.

Setiap ketidak teraturan atau penurunan setempat yang mungkin terjadi, harus
diperbaiki dengan membongkar permukaan yang sudah dipadatkan, menggaruk,
menambah atau membuang bahan pondasi, membentuk kembali dan memadatkan
sampai permukaan akhir dan kemiringan melintang yang betul.

Bagian-bagian sempit di sekitar perkerasan sampai batu tepi atau dinding-dinding


yang tidak dapat dimasuki mesin gilas, harus dipadatkan dengan compactor (mesin
pemadat) atau penumbuk mekanikal.

c. Kadar air untuk pemasangan harus dijaga di dalam batas-batas 3% lebih rendah
dari kadar air optimum sampai 1% lebih tinggi dari kadar air optimum dengan
penyiraman air atau pengeringan bila perlu, dan bahan L.P.A. tersebut harus
dipadatkan sampai menghasilkan kepadatan 100% maksimum kepadatan kering
yang diperlukan, yang ditetapkan sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111-76).

( 4 ) Metode Pelaksanaan Persyaratan Pemadatan

Bila sarana pengujian tidak dapat diperoleh untuk pemeriksaan kerapatan pemadatan atau di
mana penggunaan bahan LPA kelas B (dengan ukuran agregat > 50 mm) membatasi
penerapan pengujian kerapata di tempat. Tabel penampilan No. 5. 2. 4 berikut untuk
pemadatan dengan mesin gilas harus dilaksanakan sebagai satu spesifikasi metoda
pelaksanaan.

( 5 ) Pengendalian Lalu lintas

a. Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua akibat lalu lintas yang diizinkan
lewat terhadap permukaan kerikil selama pelaksanaan pekerjaan dan akan
melarang lalu lintas tersebut bila mungkin dengan menyediakan sebuah jalan
pengalihan atau dengan pelaksanaan pekerjaan separuh lebar jalan.

b. Bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik lainnya di sekitar jalan tersebut


harus dilindungi terhadap kerusakan karena pengaruh pekerjaan, seperti lemparan
batu karena/dari lalu lintas.

c. Bahan-bahan harus ditumpuk dalam satu tempat yang baik yang menjamin bahwa
tumpukan tersebut tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung
aliran air.

Buku 3 5 - 11
Spesifikasi Teknis
TABEL 5.2.4 PERSYARATAN PEMADATAN DENGAN MESIN GILAS

AGREGAT GRADASI BAIK


ALAT Tebal maksimum
KATEGORI Minimum Jumlah
PEMADATAN lapisan yang
Lintasan
dipadatkan (cm)
Ton/m. lebar
Mesin Gilas Beroda 2.25 2.70 12.5 10
Rata 2.71 5.50 12.5 8
lebih dari 5.50 15.0 8

Beban roda (ton)


2.01 2.50 12.5 12
2.51 4.00 12.5 10
Mesin Gilas dengan
4.01 6.00 12.5 10
Ban Pneumatic
6.01 8.00 15.0 8
8.01 12.00 15.0 8
lebih dari 12.00 17.5 6

Beban Statik (ton/m)


0.27 0.45 7.5 16
0.46 0.70 7.5 12
0.71 1.25 12.5 12
1.26 1.80 15.0 8
Mesin Gilas Bergetar 1.81 2.30 15.0 4
2.31 2.90 17.5 4
2.91 3.60 20.0 4
3.61 4.30 22.5 4
4.31 5.00 25.0 4

5.2. 4 Pengendalian Mutu

( 1 ) Persyaratan Pengujian

Jumlah data uji penunjang yang diperlukan untuk persetujuan awal harus sesuai dengan Bab
5.2.1 (3) dan yang lebih lanjut diminta di bawah titik (2) berikut.
Sebuah program mengenai pengujian pengendalian kualitas bahan harus dilaksanakan
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan uji yang
diberikan di dalam Tabel 5.2.5.

( 2 ) Pengujian Laboratorium

Bahan Agregat L.P.A. harus diambil contohnya dan diuji untuk setiap 250 meter kubik
bahan yang dipasang, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik, yang sesuai dengan
batas perbedaan pengujian berikut untuk memenuhi syarat-syarat kualitas yang ditetapkan
pada Sub Bab 5.2.2 Spesifikasi ini.

Buku 3 5 - 12
Spesifikasi Teknis
TABEL 5.2.5 TEST LABORATORIUM BAHAN LAPIS PONDASI ATAS

RUJUKAN TEST JENIS


TEST
AASHTO PB 0201 76

Analisa saringan agregat T 27 Menentukan distribusi ukuran


PB 0201 76
halus dan agregat kasar partikel agregat halus dan
agregat kasar
Penentuan batas cair dan T 89 PB 0109 76 Pengujian plastisitas untuk batas
batas plastis T 90 PB 0110 76 cair dan Indeks Plastisitas
Bagian halus yang plastis Pengujian Ekivalensi pasir untuk
di dalam agregat T 176 - menunjukkan perbandingan
bergradasi dan tanah bagian halus dan lembung
Hubungan kelembaban T 99 PB 0111 76 Ujian standar proctor
kepadatan menggunakan palu 2,5 kilogram
California Bearing Ratio T 193 PB 0113 76 Menentukan nilai dukungan
(dipendam) tanah dan agregat
Berat jenis dan T 85 PB 0103 76 Menentukan penyerapan air oleh
penyerapan agregat kasar agregat kelas B saja
Ketahanan agregat kasar Pengujian untuk agregat < 37,5
terhadap abrasi T 96 PB 0206 - 76 mm, menggunakan mesin Los
Angeles (500 putaran)

( 3 ) Pengendalian Lapangan

Pengujian-pengujian pengendalian lapangan berikut ini harus dilakukan untuk memenuhi


persyaratan Spesifikasi. Membuat lubang uji dan pengisian kembali dengan bahan lapis
pondasi atas dipadatkan dengan baik, harus dilaksanakan oleh kontraktor di bawah
pengawasan Direksi Teknik.

Tabel 5.2.6 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

a. Ketebalan dan keseragaman lapis pondasi Pemeriksaan Visual setiap hari & pengukuran
atas ketebalan harus dilakukan untuk setiap 200 m
panjang lapis pondasi yang terpasang

b. i. Test pemadatan lapis pondasi atas Test kepadatan di tempat, untuk menentukan
(dengan cara kerucut pasir) tingkat kepadatan yang dibandingkan dengan
AASHTO T 191 test laboratorium untuk hubungan lelembaban
PB 0403 - 76 kepadatan. Dilaksanakan untuk setiap 200 m
panjang jalan.

ii. Test pemadatan dengan penggilasan Pemeriksaa visual setiap hari dan pengujian
percobaan (di mana test kepadatan dilakukan untuk setiap 200 m panjang lapis
kerucut pasir tidak dapat dilakukan) pondasi atas yang terpasang (menggunakan
mesin gilas berat)

Buku 3 5 - 13
Spesifikasi Teknis
5.2. 5 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Kontraktor harus membiayai semua pembayaran untuk setiap pungutan dan
kompensasi lainnya dalam memperoleh dan pengambilan bahan yang harus digunakan
untuk Agregat Lapis Pondasi Atas. Di bawah keadaan apapun Pemberi Tugas (Pemilik
Proyek) harus bebas dari setiap kewajiban pembayaran, terkecuali hal-hal yang sudah
termasuk dalam Daftra Penawaran.

(2) Jumlah yang harus dibayar merupakan jumlah meter kubik Lapis Pondasi Atas yang
terpasang yang sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Teknik, sudah dipadatkan dan diterima oleh Direksi
Teknik.
Perhitungan volume Lapis Pondasi Atas harus atas dasar ketebalan dan lebar lapis
pondasi yang diminta, sebagaimana terlihat pada Gambar Rencana, atau yang
disesuaikan oleh Perintah Perubahan, dikalikan dengan panjang terpasang
sebenarnya dan disetujui oleh Direksi Teknik.

Setiap penyimpangan bentuk dan ketebalan lapis pondasi atas tidak boleh melebihi
toleransi ukuran yang ditetapkan di bawah Sub Bab 5.2.1 (2).

5.2. 6 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana disediakan di atas akan dibayar per satuan
pengukuran pada harga-harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item-item
pembayaran yang diberikan di bawah, yang harga dan pembayaran tersebut akan merupakan
kompensasi penuh bagi semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam
menyelesaikan lapis pondasi atas yang diminta, sebagaimana diuraikan dalam bagian ini.

Nomor item
URAIAN Satuan Pengukuran
pembayaran

5.2.1 Agregat Lapis Pondasi Atas Kelas A Meter Kubik

5.2.2 Lapis Pondasi Atas


Makadam Ikat Basah Kelas B Meter Kubik

Buku 3 5 - 14
Spesifikasi Teknis
BAGIAN 6
LAPIS PERMUKAAN PERKERASAN

Bab 6. 5 LAPIS PERMUKAAN PENETRASI MACADAM ( LAPEN )

6.5. 1 Umum ........................................................................................ 6 - 1


6.5. 2 Bahan-bahan .............................................................................. 6 - 2
6.5. 3 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................... 6 - 4
6.5. 4 Pengendalian Mutu .................................................................... 6 - 8
6.5. 5 Cara Pengukuran Pekerjaan ....................................................... 6 - 9
6.5. 6 Dasar Pembayaran ..................................................................... 6 - 10

Bab 6. 8 ASPAL BETON ( AC )

6.8. 1 Umum ........................................................................................ 6 - 11


6.8. 2 Bahan-bahan .............................................................................. 6 - 12
6.8. 3 Persyaratan Campuran ............................................................... 6 - 14
6.8. 4 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................... 6 - 15
6.8. 5 Pengendalian Mutu .................................................................... 6 - 19
6.8. 6 Cara Pengukuran Pekerjaan ....................................................... 6 - 21
6.8. 7 Dasar Pembayaran ..................................................................... 6 - 22

Bab 6. 9 LASBUTAG

6.9. 1 Umum ........................................................................................ 6 - 23


6.9. 2 Bahan-bahan .............................................................................. 6 - 24
6.9. 3 Campuran Rencana .................................................................... 6 - 26
6.9. 4 Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................... 6 - 28
6.9. 5 Pengendalian Mutu .................................................................... 6 - 33
6.9. 6 Cara Pengukuran Pekerjaan ....................................................... 6 - 35
6.9. 7 Dasar Pembayaran ..................................................................... 6 - 37

Buku 3
Spesifikasi Teknis
BAGIAN 6
LAPIS PERMUKAAN PERKERASAN

BAB 6.5 LAPIS PERMUKAAN PENETRASI MACADAM (LAPEN)

6.5.1. Umum

( 1 ) Uraian

Lapis permukaan Penetrasi Macadam terdiri dari pembangunan di atas lapis pondasi atas atau
permukaan dengan penutup yang ada yang sebelumnya sudah disiapkan, satu lapisan permukaan
perkerasan yang tebalnya antara 5-7 cm dari penetrasi batu pecah yang bersih dengan pemakaian
aspal pengikat panas. Biasanya untuk pekerjaan jalan kabupaten akan diperlukan lapis
permukaan tebal 5 cm dengan lapisan penutup aspal.

( 2 ) Toleransi Umum

a. Tebal rata-rata yang sebenarnya dipasang harus sama dengan atau tebih tebal dari tebal
nominal rencana. Dalam beberapa contoh, Direksi Teknik atas keputusannya sendiri
dapat menyetujui atau menerima ketebalan rata-rata yang lebih tipis dari tebal nominal
rencana, asalkan penetrasi macadam terpasang pada ketebalan baru yang keras dalam
semua arah. Tidak ada satu titikpun akan memiliki tebal lapis padat yang lebih dari 5
mm di bawah tebal nominal rencana.

b. Permukaan akhir harus mematuhi garis, ketinggian dan penampang melintang tipikal
sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar Rencana atau yang disetujui Direksi Teknik.
Bila diuji dengan satu mal dan batang lurus, permukaan akhir tidak boleh
menunjukkan variasi (perbedaan-perbedaan) terhadap permukaan akhir yang
diperlukan lebih besar dari 6 mm untuk panjang 3 meter.

( 3 ) Contoh Bahan

Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan kepada Direksi Teknik paling sedikit 14 hari
sebelum pekerjaan dimulai, yang diusulkan digunakan dalam pekerjaan, beserta data-data berikut
:

a. Sertifikat pabrik pembuatan mengenai bahan pengikat aspal bersama dengan data uji
menunjukkan kesssuaian dengan persyaratan kualitas spesifikasi ini yang diberikan
dalam Sub bab 6.1.2.

b. Rincian sumber pengadaan dan cara produksi agregat yang harus digunakan beserta
hasil-hasil pengujian yang menunujukkan kesesuaian dengan persyaratan kualitas dan
gradasi Spesifikasi ini yang diberikan dalam Sub bab 6.1.2.

( 4 ) Pembatasan Cuaca

Campuran beraspal hanya akan dipasang bilamana permukaan agregat kering, hujan tidak
menghantui dan bila dasar jalan yang disiapkan dalam kondisi yang memuaskan. Penyemprotan
akan diizinkan pada waktu yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

( 5 ) Syarat-Syarat pekerjaan dan Pengendalian Lalu Lintas

a. Tidak boleh ada bahan aspal dibuang ke dalam saluran tepi, parit atau jalan air.

b. Permukaan bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik di sekitar pekerjaan jalan


harus dilindungi dari setiap kerusakan yang diakibatkan oleh pekerjaan penyemprotan
aspal.
Buku 3 6-1
Spesifikasi Teknis
c. Kontraktor harus melengkapi dan memelihara di lapangan pekerjaan bilamana aspal
sedang dipanaskan, perlengkapan pengendalian dan mencegah kebakaran, dan juga
persediaan dan sarana pertolongan pertama.

d. Pengendalian lalu lintas harus dilakukan kontraktor yang sesuai dengan Syarat-syarat
Umum Kontrak, serta atas persetujuan Direksi Teknik.

e. Harus dibuatkan penyediaan untuk melaksanakan pekerjaan dengan separuh lebar jalan,
kecuali satu jalan pengalian disediakan dengan mendapat persetujuan Direksi Teknik.

f. Tidak boleh ada lalu lintas yang diizinkan di atas permukaan jalan yang baru diselesaikan
sampai permukaan penetrasi macadam dipadatkan penuh dan dilapis tutup hingga
memuaskan Direksi Teknik. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua akibat
(konsekwensi) lalu lintas yang diizikan lewat, sementara pekerjaan jalan sedang
berlangsung.

( 6 ) Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan

Lapisan akhir permukaan harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan Spesifikasi ini dan
disetujui oleh Direksi Teknik. Perbaikan penetrasi makadam yang tidak memuaskan harus atas
perintah Direksi Teknik, dan dapat meliputi pembuangan dan penggantian dengan penetrasi
macadam baru, menambahkan lapisan tambahan atau suatu kelengkapan lain yang oleh Direksi
Teknik dianggap perlu untuk memberikan penyelesaian yang memuaskan.

6.5.2. Bahan-Bahan

( 1 ) Agregat

a. Agregat terdiri dari batu pecah berupa agregat kasar, agregat kunci dan agregat penutup,
yang bersih, keras dengan kualitas seragam dan bebas dari kotoran, lempung, bahan-bahan
tumbuh-tumbuhan atau bahan lainnya yang harus dibuang.

b. Batas Perbedaan Agregat

i Agregat kasar berupa lapisan utama yang berada dalam batas-batas ukuran nominal
2,5 cm 6,25 cm, yang tergantung kepada ketebalan lapisan dengan ukuran
maksimum kurang lebih 2/3 tebal rencana.
ii Agregat kunci untuk lapisan utama (pokok) harus lolos saringan 25 mm tetapi tidak
boleh lebih dari 5% akan lolos dari saringan 9,5 mm.

iii Bila disediakan dalam Daftar Penawaran, satu lapisan penutup aspal harus diletakkan
di atas permukaan Penetrasi Macadam menggunakan agregat ukuran tunggal nominal
12,5 mm sebagaimana ditetapkan dalam bab 6.3 Spesifikasi ini.

c. Gradasi Agregat

Gradasi agregat bersama dengan tebal yang terpakai ditunjukkan dalam Tabel 6.5.1.

Buku 3 6-2
Spesifikasi Teknis
TABEL 6.5.1 GRADASI AGREGAT UNTUK LAPIS PERMUKAAN PENETRASI MACADAM

UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS


mm Tebal lapisan 5,5 7 cm Tebal lapisan 4 5 cm

Agregat Pokok
62,5 100 -
50 95 100 100
40 35 70 95 100
25 0 15 -
19 05 05
Agregat Kunci
25 100 100
19 95 100 95 100
9,5 0-5 0-5

Lapis Penutup
12,5 100
9,5 85 100
4,75 10 30
2,35 0 10

d. Syarat-Syarat Kualitas untuk Agregat

Agregat yang digunakan untuk Lapis Permukaan Penetrasi Macadam harus mematuhi syarat-syarat
kualitas yang diberikan pada Tabel 6.5.2.

TABEL 6.5.2 SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT POKOK

U R A I A N BATAS TEST

Kehilangan berat karena abrasi (500 putaran) Maksimum 40 %

Indeks serpihan (British Standart Test) Maksimum 25 %

Penahanan aspal setelah pelapisan dan pengelupasan Minimum 95 %

Catatatan : Syarat kualitas untuk agregat penutup harus sesuai dengan Bab 6.3 Tabel 6.3.3.

( 2 ) Bahan Pengikat Beraspal

a. Aspal yang digunakan harus aspal semen gradasi kekentalan atau aspal keras yang
diencerkan (cutr back), jika diminta demikian untuk Kontraktor khusus dan digunakan
menurut perintah Direksi Teknik.

i Aspal semen = (AASHTO M226-Tabel 2)


AC 10 (Ekivalen dengan Pen 80/100)
AC 20 (Ekivalen dengan Pen 60/70)

ii Aspal Keras yang diencerkan (Cut Back)


AC 10 } Diencerkan dengan kerosin untuk memenuhi persyaratan
AC 20 } tabel 6.5.3 di bawah :

Buku 3 6-3
Spesifikasi Teknis
TABEL 6.5.3 RENCANA BAHAN PENGIKAT UNTUK ASPAL CUT BACK

PERBANDINGAN KEROSIN TERHADAP MAKSIMUM


SUHU UDARA 100 BAG. ASPAL SEMEN SUHU
TERLINDUNGI
AC 10 AC 20 PENYEMPROTAN
C
(80 /100) (60 /70) C

20 11 13 140
25 7 9 155
30 3 5 165
35 0 2 180

b. Aspal emulsi dapat digunakan sebagai alternatif terhadap aspal cut back, tergantung
kepada persetujuan Direksi Teknik atas sumber pengadaan dan kualitas, dan harus mutu
CRS 1 dan CRS 2 cationic, mematuhi Spesifikasi AASHTO M208.

6.5.3. Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Peralatan Pelaksanaan

a. Jenis alat dan methode pengoperasian harus sesuai dengan Daftar Unit Produksi dan
Peralatan serta Program Kerja yang disetujui dan menurut petunjuk selanjutnya oleh
Direksi Teknik.

b. Pada umumnya akan dipilih jenis peralatan berikut

- Distributor / penyemprot aspal bertekanan


- Alat untuk pemanasan aspal
- Mesin gilas, termasuk . Tandem 6 8 ton
. Roda baja rata 6 8 ton
. Ban pneumatic 10 12 ton
- Sejumlah Dump truk yang cukup, lebih baik beserta loader
- Tangki Air (jika musim kemarau)
- Sapu, garu, gerobak dorongan, semua untuk pekerjaan manual.

( 2 ) Volume Bahan yang digunakan

Tingkat perkiraan pemakaian dan volume bahan-bahan per meter persegi luas permukaan untuk
lapisan penetrasi macadam diberikan dalam Tabel 6.5.4 berikut. Tingkat pemakaian ini
berdasarkan berbagai keperluan tebal lapisan. Ketebalan sebenarnya serta tingkat pemakaian
akhir harus sesuai dengan Daftar penawaran dan sebagaimana ditentukan oleh Direksi Teknik.

Buku 3 6-4
Spesifikasi Teknis
TABEL 6.5.4 TINGKAT PENGGUNAAN PENETRASI MACADAM

TINGKAT PENABURAN TINGKAT


TEBAL PENGGUNAAN TINGKAT
AGREGAT KASAR Kg/m2 PENGGUNAAN PENABURAN
TOTAL ASPAL PENABURAN
ASPAL KEDUA AGREGAT
LAPEN PERTAMA AGREGAT
( 50 mm ) ( 62,5 mm ) Kg/m2 PENUTUP
(cm) Kg/m2 KUNCI Kg/m2
Kg/m2
4 64 (25) - 2,0 25 1,5 14
4,5 72 (22) - 2,3 25 1,5 14
5 80 (20) - 2,5 25 1,5 14
5,5 - 99 (18) 4,0 25 1,5 14
6 - 108 (17) 4,4 25 1,5 14
6,5 - 117 (15) 4,8 25 1,5 14
7 - 126 (14) 5,2 25 1,5 14

Catatan : (1) Berat agregat lepas diambil sebagai :


50 mm ukuran maksimum nominal = 1600 kg/m3
62,5 mm ukuran maksimum nominal = 1800 kg/m3
(2) Tingkat penaburan ekivalen dalam m2/m3 ditunjukkan sebagai ( )
(3) Untuk pekerjaan jalan kabupaten tebal minimum adalah 5 cm

( 3 ) Penyiapan Lapangan

Penetrasi Macadam akan dipasang di atas pondasi yang telah dibangun sebelumnya atau di atas
permukaan dengan lapis penutup yang ada. Penyiapan akan meliputi :

a. Bila dipasang di atas pondasi jalan, pondasi tersebut harus memiliki bentuk dan profil tepat
benar dengan potongan melintang rencana, dan dipadatkan benar sampai disetujui oleh
Direksi Teknik.

b. Pondasi jalan harus juga ditutup dengan lapis aspal resap pelekat pada satu tingkat
pemakaian 0,6 ltr/m2 (lihat Sub Bab 6.2.3 Spesifikasi ini).

c. Bila diletakkan di atas permukaan dengan lapis penutup yang ada (permukaan aspal lama),
permukaan tersebut harus dilapisi aspal pelekat pada satu tingkat pemakaian tidak melebihi
0,5 ltr/m2 (lihat Sub Bab 6.2.3 Spesifikasi ini).

d. Permukaan perkerasan harus kering dan bebas dari batu-batu lepas atau suatu bahan lain
yang harus dibuang.

e. Sebelum pemasangan, agregat kasar dan agregat kunci harus ditumpuk secara terpisah di
lapangan untuk mencegah pencampuran dan harus selalu bersih.
( 4 ) Penaburan dan Pemadatan

a. Penaburan Agregat Kasar dalam Lapisan Pokok


i Agregat kasar akan ditaburkan dengan tangan atau dengan mesin dan dipadatkan
sampai kedalaman yang seragam hingga mencapai garis, profil dan kemiringan yang
dikehendaki. Sebuah mal pengujian menurut kemiringan melintang rencana perkerasan
selesai, harus digunakan untuk memperoleh keseragaman permukaan akhir.
ii Penaburan tidak boleh dilakukan lebih lanjut melebihi dari operasi penggilasan dan
penebaran panjang yang dapat diselesaikan dalam rata-rata satu hari bekerja. Agregat
segregasi atau agregat bercampur dengan tanah atau bahan asing lainnya, harus
disingkirkan dan diganti dengan agregat bergradasi yang baik.

Buku 3 6-5
Spesifikasi Teknis
b. Penggilasan dan Pemadatan Lapisan Pokok
i Lapisan agregat kasar pokok harus digilas kering dengan mesin gilas roda baja 6 8
ton sampai terpadatkan seluruhnya. Penggilasan awal akan dimulai dari sebelah
pinggir, melapis tindih bahu jalan selebar paling sedikit 30 cm, dan akan berlangsung
menuju ke tengah perkerasan. Pinggiran roda mesin gilas akan melapis tindih
hamparan sebelumnya dengan sekitar sepertiga lebar roda.
ii Setelah penggilasan awal, permukaan tersebut harus diperiksa dengan mal punggung
dan batang lurus 3 meter, dan harus mematuhi toleransi ukuran yang ditetapkan pada
Sub Bab 6.5.1 (2) dengan cadangan diberikan untuk kebutuhan pemadatan berikutnya.
Semua ketidak rataan permukaan yang melebihi batas di atas harus dibetulkan dengan
membuang atau menambah agregat seperlunya.
iii Penggilasan akan berhenti sebelum rongga-rongga dalam agregat tertutup sedemikian
jauh sehingga mencegah penetrasi yang bebas dan merata dari aspal dan agregat kunci.

c. Pemakaian Bahan Aspal (Sebelum Agregat Kunci)

i Setelah agregat kasar digilas dan diperiksa, bahan pengikat aspal akan disemprotkan
pada satu suhu yang cocok kepada jenis dan mutu bahan pengikat aspal sebagaimana
ditetapkan dalam item (ii) dibawah. Tingkat pemakaian harus sesuai dengan Tabel
6.5.4 atau sebagaimana ditentukan lain oleh Direksi Teknik.

ii Suhu pemanasan dan penyemprotan yang diperlukan untuk bahan pengikat aspal harus
berada dalam batas-batas berikut :

- Aspal Keras :
AC 10 (Pen 80/100) : Batas beda 125o C 180o C
AC 20 (Pen 60/70) : Batas beda 135o C 185o C
- Aspal Cair (Cut Back)
MC 800 : Batas beda 77o C 115o C
MC 300 : Batas beda 60o C 100o C

Aspal Cair (cut back) dilapangan, harus sesuai dengan persyaratan yang diberikan
pada Tabel 6.3.4.

iii Setiap bahan pengikat aspal yang telah dipanaskan sampai suhu penyemprotan lebih
dari 10 jam atau telah dipanaskan sampai satu panas yang melebihi suhu maksimum
yang diberikan dalam item c. ii, di atas, harus ditolak, kecuali Direksi Teknik
menentukan bahwa bahan pengikat aspal tersebut masih mematuhi kekentalan yang
diperlukan.

iv Sebelum menyemprotkan bahan pengikat aspal, bahan agregat harus kering sampai
seluruh kedalamannya.

v Bahan aspal akan disemprotkan secara lebih baik dengan distributor bertekanan merata
ke atas permukaan pada tingkat yang sudah ditetapkan. Di atas luas yang kecil, dimana
pemakaian batang penyemprot dengan slang tangan. Sebuah ceret curah hanya dapat
digunakan bilamana diberikan persetujuan oleh Direksi Teknik.

vi Apapun persyaratan 6.5.3 (4) c.1. di atas, bilamana digunakan penyemprot aspal, aspal
tersebut harus diterapkan pada temperatur yang diperlukan untuk menghasilkan
kekentalan penyemprotan koreksi.

Buku 3 6-6
Spesifikasi Teknis
d. Penggunaan Agregat Kunci

i Secepatnya setelah pemakaian aspal, agregat kunci akan ditaburkan merata di atas
permukaan dengan alat mesin penabur atau cara manual yang disetujui, digilas,
dibersihkan dengan sapu seret untuk menjamin distribusi yang merata dan digilas lagi.
Agregat kunci ekstra akan ditambahkan dengan tangan, dimana diperlukan, serta
penggilasan dan pembersihan akan berlanjut sehingga agregat tersebut tertanam
dengan baik. Setiap batu lebihan harus disingkirkan dengan disapu.

e. Penggunaan Bahan Aspal (Setelah Agregat Kunci)

Setelah agregat kunci selesai digilas dan diperiksa, bahan aspal harus diterapkan sesuai
yang ditentukan dalam Sub Bab 6.3.3. (4) c. di atas.

f. Penggunaan Agregat Penutup

Secepatnya setelah pemakaian aspal, agregat kunci akan ditaburkan merata di atas
permukaan dengan alat mesin penabur atau cara manual yang disetujui, digilas,
dibersihkan dengan sapu seret untuk menjamin distribusi yang merata dan digilas lagi.
Agregat kunci ekstra akan ditambahkan dengan tangan, dimana diperlukan, serta
penggilasan dan pembersihan akan berlanjut sehingga agregat tersebut tertanam dengan
baik. Setiap batu lebihan harus disingkirkan dengan disapu.

g. Sambungan-Sambungan

Sambungan memanjang dan melintang harus diakhiri dengan potongan tegak serta digaruk
kembali secukupnya bila diperlukan untuk lapis tindih. Bilamana permukaan baru
perbatasan dengan permukaan lama, permukaan jalan lama harus dipotong lagi membentuk
permukaan tegak, semua sambungan harus dengan hati-hati diperiksa untuk disetujui.

h. Tebal Lapisan dan Permukaan Selesai

i Tebal terpadatkan lapisan permukaan penetrasi macadam tidak boleh kurang dari yang
telah ditetapkan berada dalam toleransi seperti diuraikan dalam Sub Bab 6.5.1.
Pemeriksaan ketebalan penetrasi macadam harus seperti yang diperintahkan oleh
Direksi Teknik.

ii Pada setiap tahap pemadatan, kehalusan permukaan harus dipelihara. Harus


ditambahkan bahan-bahan pada setiap tempat dimana ada bagian ambles.

6.5.4. Pengendalian Mutu

( 1 ) Test Laboratorium

Agregat dan bahan pengikat aspal harus diuji mengenai syarat kualitas pada sumber pengadaan,
yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi ini dan untuk memenuhi test laboratorium yang
diberikan pada Tabel 6.5.5. Sertifikat pabrik pembuat serta data uji harus dilengkapi untuk
mendapatkan persetujuan Direksi Teknik, dan pengujian lebih lanjut harus dilaksanakan jika
diminta demikian oleh Direksi Teknik.

Buku 3 6-7
Spesifikasi Teknis
TABEL. 6.5.5 TEST LABORATORIUM PENETRASI MACADAM
RUJUKAN TEST
U R A I A N
AASHTO BINA MARGA
T 27 PB 0201-76 Analisa saringan agregat kasar dan halus
Ketahanan terhadap abrasi, agregat kasar ukuran kecil,
T 96 PB 0206-76
menggunakan mesin Los Angeles
BS 812 - Indeks serpihan (British Standart Test)
T 182 PB 0205-76 Pelapisan dan Pengelupasan Campuran Agregat Aspal
M 226 - Standart spesifikasi untuk aspal semen gradasi kekentalan
M 201 PA 0308-76 Kekentalan Kinematis Aspal
T 53 PA 0302-76 Titik Leleh aspal (Test Cincin dan Bola)
T 49 PA 0301-76 Penetrasi Bahan-Bahan Aspal
T 59 - Pengujian Aspal Emulsi

( 2 ) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan,
kecuali diperintahkan oleh Direksi Teknik.

TABEL 6.5.5 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN P R O S E D U R

a. Agregat
i. Analisa saringan agregat kasar Menentukan gradasi agregat untuk memenuhi Tabel 6.5.1.
dan agregat kunci. Satu test per 300 m3 tumpukan agregat.
ii. Kehilangan berat karena abrasi
Test harus dilaksanakan jika diminta demikian oleh Direksi
iii. Keserpihan
Teknik, atas dasar pemeriksaan visual kualitas bahan dan
iv. Pelapisan dan penge-lupasan
ukuran proyek
aspal
b. Bahan Pengikat Aspal
i. Temperatur Pengendalian suhu aspal yang dipanaskan diperiksa setiap
hari untuk setiap pemakaian. Batas-batas temperatur harus
patuh kepada yang ditetapkan pada Sub Bab 6.5.3 (4)
ii. Pencampuran Bila menggunakan aspal cair, pencampuran aspal semen
dengan pengencer (kerosin) harus dilaksanakan di bawah
pengendalian Direksi Teknik atau Inspektur Pekerjaan

c. Penangan Umum
i. Tingkat penaburan agregat Harus diperiksa dan diukur setiap hari
ii. Tingkat pemakaian bahan
pengikat aspal Harus diukur setiap hari untuk setiap pemakaian

iii. Kualitas Pemeriksaan setiap hari pekerjaan terselesaikan, untuk


pengendalian kualitas, keseragaman dan pemadatan

iv. Ketebalan Lapis Permukaan Tebal terpasang lapis permukaan penetrasi macadam harus
dipantau dengan pengeboran inti perkerasan atau cara lain
yang diminta Direksi Teknik.
Pengambilan inti tersebut dilakukan oleh Kontraktor di
bawah pengawasan Direksi Teknik pada suatu titik uji yang
diperintahkan.

Buku 3 6-8
Spesifikasi Teknis
6.5.5. Cara Pengukuran Pekerjaan

( 1 ) Volume lapis permukaan penetrasi macadam yang harus diukur untuk pembayaran harus
ditentukan dalam meter persegi berdasarkan hasil perkalian lebar rata-rata (diukur dan
disetujui bersama antara Direksi Teknik dan Kontraktor, dengan pengukuran lebar rata-rata
setiap 50 meter) kali panjang, sepanjang sumbu jalan, yang disetujui dan diterima oleh
Direksi Teknik.

( 2 ) Bila lapis aspal resap pelekat atau lapis pelekat dipasang, sesuai dengan persyaratan
kontrak khusus dan Daftar Penawaran, lapis aspal resap pelekat atau lapis pelekat tersebut
harus diukur dalam liter dan dibayar di bawah item pembayaran 6.2.1 atau 6.2.2
Spesifikasi ini.

( 3 ) Bilamana perbaikan-perbaikan lapis permukaan yang tidak memuaskan telah diminta


sesuai dengan Sub Bab 6.5.2 (6) Spesifikasi ini, tidak ada tambahan pembayaran yang akan
dibuat untuk pekerjaan ekstra atau volume yang diperlukan oleh berbaikan-perbaikan
tersebut.

( 4 ) Tidak ada pengukuran atau pembayaran tambahan akan dibuat untuk penyiapan lapangan
atau pengujian bahan-bahan yang diperlukan di bawah Spesifikasi ini, dan semua
pekerjaan tersebut akan dianggap telah dimasukkan dalam item pembayaran untuk Lapis
Permukaan Penetrasi Macadam.

6.5.6. Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar persatuan pengukuran pada
harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran bagi item pembayaran yang diberikan di
bawah, yang mana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk semua
pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam penyelesaian Lapis Permukaan Penetrasi
Macadam sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam Bab ini.

Nomor Item
URAIAN Satuan Pengukuran
Pembayaran

6.5.1 Lapis Permukaan Penetrasi Macadam Meter persegi

Buku 3 6-9
Spesifikasi Teknis
BAB 6.8 ASPAL BETON ( AC )

6.8.1 Umum

( 1 ) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan suatu lapis aus permukaan tahan lama dan padat dari
campuran aspal dikenal sebagai Aspal Beton (sama dengan LASTON), tersusun dari sejumlah
agregat tertentu, filler dan aspal semen dihasilkan dari instalasi campuran pusat (CMP) dan
dipasang sesuai dengan Spesifikasi-spesifikasi ini dengan ketebalan 4 cm 5 cm atau seperti
yang diminta demikian dalam Daftar Penawaran. Campuran aspal beton tersebut akan dipasang
sebagai satu lapis permukaan baru di atas lapis pondasi atas yang dibentuk sebelumnya atau
sebagai satu lapis ulang di atas suatu perkerasan dengan lapis penutup yang ada, dan perlu
digunakan di atas jalan dengan lalu lintas berat serta kemiringan terjal.

( 2 ) Toleransi Ukuran

a. Tebal rata-rata terpasang harus sama dengan atau lebih tebal dari tebal nominal
rencana. Tidak ada satu titikpun akan memiliki ketebalan Aspal Beton padat kurang
dari 90% tebal rencana. Namun tebal rencana dapat disesuaikan dengan persyarat di
lapangan atas keputusan Direksi Teknik dan yang diberitahukan secara tertulis kepada
Kontraktor.

b. Variasi permukaan selesai Aspal Beton dari tingkat dan ketinggian yang ditentukan
tidak boleh melebihi 5 mm pada suatu titik bilamana diuji dengan satu mistar batang
lurus panjang 3,0 m.

( 3 ) Contoh Bahan

Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut kepada Direksi Teknik pada paling lambat sedikit
14 hari sebelum pekerjaan dimulai :

a. Contoh bahan campuran aspal beserta rincian sumber pengadaan

b. Formula campuran pelaksanaan dan data uji pendukung yang diperoleh dari
laboratorium Instalasi Campur Pusat (CMP) yang menunjukkan kesesuaian dengan
persyaratan mutu Spesifikasi ini.

( 4 ) Pembatasan Cuaca

Aspal Beton akan dipasang hanya di bawah kondisi cuaca kering dan bilamana permukaan
perkerasan kering pula.

( 5 ) Pengendalian Lalu Lintas

a. Pengendalian lalu lintas akan dilaksanakan oleh kontraktor yang sesuai dengan syarat-
syarat umum kontrak dan disetujui oleh Direksi Teknik, serta dilakukan tindakan-
tindakan pencegahan untuk memberi petunjuk dan pengendalian lalu lintas selama
pelaksanaan pekerjaan.

b. Harus dibuat penyediaan untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan separuh
lebar perkerasan, kecuali disediakan satu pengalihan jalan yang sesuai sehingga
disetujui Direksi Teknik.

Buku 3 6 - 10
Spesifikasi Teknis
c. Tidak ada lalu lintas yang akan diizinkan di atas permukaan jalan yang baru selesai
sampai lapis permukaan aspal beton dipadatkan sepenuhnya sampai memuaskan
Direksi Teknik. Kecepatan lalu lintas di atas permukaan yang baru dipasang harus
dibatasi sampai 15 km/jam untuk paling sedikit selama 48 jam sesudah penyelesaian.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk semua akibat dari lalu lintas yang
diizinkan lewat, sementara pekerjaan jalan berlangsung.

( 6 ) Perbaikan-perbaikan Pekerjaan yang Tidak Memuaskan

Lapis permukaan selesai dari Aspal Beton harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan
Spesifikasi ini dan mendapat persetujuan Direksi Teknik. Luas lapis permukaan yang tidak
mematuhi dengan persyaratan persyaratan ini dan yang dianggap tidak memuaskan Direksi
Teknik harus diperbaiki dengan cara menyingkirkan dan mengganti, menambah lapisan tambah
dan/atau cara lain yang dipandang perlu oleh Direksi Teknik.

6.8.2 Bahan-Bahan

( 1 ) Persyaratan Umum

a. Semua bahan yang diperlukan untuk Aspal Beton akan didapat dari Dinas Pekerjaan
Umum Propinsi, Departeman Pekerjaan Umum (atas nama Kabupaten) dan dipasok
lansung ke CMP ( Instalasi Campur Pusat), kecuali DPUK membuat pengaturan
alternatif.

b. Tanggung jawab untuk menyetujui semua sumber pengadaan dan melaksanakan tes
laboratorium yang siperlukan yang berhubungan dengan campuran percobaan dan
pengendalian mutu produksi berada pada Ahli Teknik yang bertugas dan bertanggung
jawab di CMP ( Instalasi Campur Pusat).

c. Kualitas aspal beton harus memenuhi persyaratan Spesifikasi umum, Spesifikasi


Umum Bina Marga bulan maret 1989 (Buku 3 Bab 5.2).

( 2 ) Agregat

a. Agregat Kasar

Agregat Kasar terdiri dari batu atau kerikil pecah atau campuran yang sesuai dari batu
pecah dengan kerikil alami yang bersih. Gradasi agregat kasar harus sesuai dengan Tabel
6.8.1 berikut :

TABEL 6.8.1 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT KASAR UNTUK ASPAL BETON

UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS


mm ATAS BERAT

19.0 100
12.5 30 100
9.5 0 55
4.75 0 10
0.075 01

Buku 3 6 - 11
Spesifikasi Teknis
b. Agregat Halus

Agregat Halus terdiri dari pasir alam dan/atau batu tersaring dalam kombinasi yang cocok,
dan harus bersih serta bebas dari gumpalan lempung dan benda-benda lain yang harus
dibuang. Gradasi agregat halus tersebut harus sesuai dengan Tabel 6.8.2 berikut

TABEL 6.8.2 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT HALUS UNTUK ASPAL BETON

UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS


mm ATAS BERAT

9.5 100
4.75 90 100
2.36 80 100
0.60 25 100
0.075 2 11

c. Filler

Bahan filler terdiri dari debu batu sabak atau semen serta harus bebas dari suatu benda
yang harus dibuang. Ia berisi ukuran partikel yang 100% lolos saringan 0,60 mm dan tidak
kurang dari 75% atas berat partikel yang lolos saringan 0,075 (saringan basah).

d. Syarat-Syarat Kualitas Agregat Kasar

Agregat kasar yang digunakan untuk Aspal Beton harus mematuhi syarat kualitas yang
diberikan pada tabel 6.8.3 di bawah.

TABEL. 6.8.3 SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT KASAR

U R A I A N BATAS TEST

Kehilangan berat karena Abrasi Maksimum 40 %


( 500 putaran )

Penahanan aspal sesudah pelapisan dan Minimum 95 %


pengelupasan

( 3 ) Bahan Aspal

a. Bahan aspal harus AC-10 aspal semen gradasi kekentalan (kurang lebih ekivalen kepada
Pen 80/100) memenuhi persyaratan AASHTO M 226 Tabel 2.

b. Suatu bahan menyatu (adhesive) dan anti pengelupasan akan ditambahkan kepada bahan
aspal, jika diminta demikian oleh Direksi Teknik yang bertugas dan bertanggung jawab
pada CMP ( Instalasi Campur Pusat). Bahan tambahan tersebut harus satu jenis yang
disetujui Direksi Teknik yang bertugas dan harus ditambahkan dan dicampur sesuai
dengan petunjuk Pabrik Pembuat.

6.8.3 Persyaratan Campuran

( 1 ) Komposisi Campuran

a. Campuran aspal tersebut terdiri dari agregat, filler mineral dan bahan aspal. Komposisi
rencana campuran berada dalam batas-batas rencana yang diberikan pada Tabel 6.8.4.

Buku 3 6 - 12
Spesifikasi Teknis
TABEL 6.8.4 KOMPOSISI CAMPURAN

PERSENTASI ATAS BERAT TOTAL


FRAKSI RENCANA CAMPURAN
CAMPURAN PANAS
Fraksi agregat kasar 30 50
( > 2.36 mm )
Fraksi agregat halus 39 59
(2.36 mm 0.075 mm)
Fraksi filler 4.5 7.5

KANDUNGAN ASPAL ( % total campuran atas volume )

Kandungan aspal effektif - Minimum 6.2


Kandungan aspal diserap - Maksimum 1.7
Total kandungan aspal sebenarnya - Minimum 6.7
Tebal Film aspal - Minimum 8 micron

b. Perbandingan campuran final dan formula campuran pelaksanaan harus ditentukan oleh
pengujian laboratorium yang dilaksanakan oleh laboratorium CMP dan Campuran rencana
sebenarnya harus diserahkan kepada Pimpinan Proyek DPUK yang sesuai dengan
persyaratan Spesifikasi pada Sub Bab 6.8.1 (3).

( 2 ) Sifat-sifat Campuran

Sifat-sifat campuran yang harus dipatuhi oleh CMP ( Instalasi Campur Pusat ) diberikan pada
Tabel 6.8.5 di bawah.

TABEL 6.8.5 PERSYARATAN SIFAT-SIFAT CAMPURAN

SIFAT-SIFAT CAMPURAN PENGUKURAN BATAS

- Kandungan rongga udara campuran padat % atas volume total 4%-6%


campuran
- Tebal film aspal
- Kuosien Marshall micron minimum 8
- Stabilitas Marshall KN/mm 1.8 5.0
- Stabilitas Marshall tertahan (rendaman 24 Kg 550 1250
jam) % stabilitas asli minimum 75 %

6.8.4 Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Peralatan Pelaksanaan

a. Jenis peralatan dan methode operasi harus sesuai dengan Daftar Peralatan dan Instalasi
Produksi yang telah disetujui dan menurut petunjuk lebih lanjut Direksi Teknik. Pada
umumnya peralatan yang harus dipilih untuk penyebaran dan penyelesaian harus paver
(perata) bertenaga mesin sendiri yang mampu bekerja sampai garis dan ketinggian yang
diperlukan dengan penyediaan untuk pamanasan, screeding dan sambungan perata
campuran aspal beton. Akan tetapi dimana satu paver (perata) tidak dapat diperoleh dan
tergantung kepada instruksi Direksi Teknik, pemasangan dan penyebaran dapat dilakukan
dengan tenaga kerja, menggunakan garukan, sekop dan gerobak dorong.

Buku 3 6 - 13
Spesifikasi Teknis
b. Jenis peralatan berikut ini akan dipilih untuk penyebaran, pemadatan dan penyelesaian.

i. Alat Pengangkutan
Sejumlah truk angkutan yang cukup harus disediakan untuk mengangkut campuran
aspal yang sesuai dengan program pekerjaan yang telah disetujui. Truk-truk tersebut
harus dilengkapi dengan dasar logam rata ketat, dibersihkan den yang sebelumnya
dilapisi minyak bakar.

ii. Peralatan untuk Penyebaran dan Penyelesaian


Bilamana diminta demikian di bawah Daftar Penawaran dan Daftar Unit Produksi,
peralatan untuk penyebaran dan penyelesaian harus satu paver (perata) bertenaga
mesin sendiri yang mampu bekerja sampai ke garis, tingkat dari penampang melintang
yang diperlukan dan dapat memenuhi persyaratan-persyaratan terhadap volume dan
penampilan kualitas.

iii. Peralatan Pemadatan


Untuk pemadatan lapis permukaan tersebut diperlukan peralatan sebagai berikut :
- Dua buah mesin gilas roda baja (mesin gilas tiga roda atau tandem 6 ton 10 ton
total berat)
- Sebuah mesin gilas ban bertekanan dengan ban dipompa mencapai tekanan 8,5
kg/cm2 (120 lbs/sq.in)dan dengan penyediaan untuk ballast dari 1500 kg 2500 kg
muatan per roda.

iv. Peralatan untuk Penyemprot Lapis Aspal Resap Pelekat atau Lapis Aspal Pelekat.
Sebuah distributor/penyemprot aspal bertekanan harus disediakan dengan penyediaan
untuk pemanas aspal.

( 2 ) Penyiapan Lapangan

a. Pemasangan di atas lapis Pondasi Atas

i. Bila memasang di atas pondasi jalan, pondasi tersebut bentuk dan profilnya harus
sama benar dengan yang diperlukan untuk penampang melintang rencana dan
dipadatkan sepenuhnya sampai mendapat persetujuan Direksi Teknik, yang sesuai
dengan persyaratan pemadatan di bawah Bab. 5.2.3. Pondasi tersebut harus disapu
bersih dari setiap benda yang lepas dan harus dibuang.

ii. Sebelum memasang aspal beton, pondasi jalan tersebut harus dilapisi dengan Lapis
Resap Pelekat pada satu tingkat pemakaian 0,5 ltr/m2 atau tingkat lainnya menurut
perintah Direksi Teknik (lihat Sub Bab 6.2.3. Spesifikasi ini).

b. Pemasangan di atas Satu Permukaan Aspal yang ada

i. Bilamana pemasangan tersebut sebagai satu lapis ulang terhadap satu permukaan aspal
yang ada, setiap kerusakan pada permukaan perkerasan yang ada, termasuk lubang-
lubang, bagian ambles, pinggiran hancur dan cacat permukaan lainnya harus
dibetulkan dan diperbaiki sampai disetujui Direksi Teknik.

ii. Sebelum pemasangan Aspal Beton, permukaan yang ada harus kering dan dibersihkan
dari semua batu lepas dan bahan lain yang harus dibuang, dan akan dilabur dengan
lapis Aspal Pelekat yang disemprotkan pada tingkat pemakaian tidak melebihi 0,5
ltr/m2 , kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

Buku 3 6 - 14
Spesifikasi Teknis
( 3 ) Penyebaran

a. Screed samping atau cetakan yang disetujui harus dipasang sepanjang perkerasan/bahu
jalan sampai garis dan ketinggian yang diperlukan.

b. Penyebaran dengan Mesin

i. Sebelum operasi pengerasan dimulai, screed paver harus dipanaskan dan campuran
aspal harus dimasukkan/dituang ke dalam paver pada satu temperatur di dalam batas-
batas antara 140o 110o C.

ii. Selama pengoperasian paver, campuran aspal tersebut harus disebarkan dan
diturunkan sampai ketingkat, ketinggian dan bentuk penampang melintang yang
diperlukan di atas seluruh lebar perkerasan yang sepantasnya.

iii. Paver tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan yang tidak menimbulkan retak-
retak pada permukaan, cabik-cabik atau sesuatu ketidak teraturan lainnya dalam
permukaan. Tingkat penyebaran harus sebagaimana yang disetujui oleh Direksi
Teknik memenuhi persyaratan tebal rencana.

iv. Jika suatu segregasi, penyobekan atau pencukilan permukaan akan terjadi, paver
tersebut harus dihentikan dan tidak boleh berjalan kembali sampai penyebabnya
ditemukan dan diperbaiki. Penambalan yang kasar atau bahan yang telah segregasi
harus dibuat betul dengan menyebarkan bahan halus (fines) serta digaruk dengan
baik. Akan tetapi penggarukan harus dihindari sejauh mungkin, dan partikel kasar
tidak boleh disebarkan di atas permukaan yang discreed.

v. Kepedulian harus diambil untuk mencegah campuran tersebut mengumpul dan


mendingin pada sisi hooper atau dimana saja pada paver.

vi. Bilamana jalan tersebut harus diperkeras separuh lebar pada satu waktu, pengerasan
separuh lebar pertama tidak boleh lebih dari 1 kilometer di depan pengerasan separuh
lebar jalan yang kedua.

c. Penyebaran dengan Tenaga Manusia

i. Harus disediakan tenaga kerja yang cukup untuk memungkinkan truk angkutan
dibongkar muatannya, serta campuran aspal panas tersebut disebarkan dengan
penundaan minimum. Bilamana truk-truk atap dasar digunakan untuk pengiriman,
campuran tersebut harus dibongkar muatanya dengan sekop dan dituangkan secara
tegak di atas lintasan jalan sedemikian sehingga menimbulkan segregasi sesedikit
mungkin. Tidak boleh ada coba-coba dilakukan untuk menyebar campuran tersebut
secara langsung dari truk.

ii. Campuran aspal tersebut harus disebarkan dengan sekop dan garuk yang digunakan
berpasangan untuk merapikan permukaan secara final. Papan punggung jalan atau
batang lurus akan digunakan untuk mengatur permukaan diantara papan screed.

iii. Dimana diperlukan untuk penyebaran dengan tangan, kedua papan pinggir dan papan
punggung jalan harus dipasang dan campuran aspal harus disebarkan, bekerja dari
papan pinggir menuju ke papan tengah, dan ke depan dari sambungan melintang.
Penyebaran harus dilaksanakan untuk menghasilkan satu permukaan yang seragam
tanpa segregasi. Bilamana terjadi segregasi, pertikel kasar harus disingkirkan dari
permukaan sebelum pemadatan dan dibuang. Tidak ada coba-coba yang akan
dilakukan yntuk mencampur kembali dengan tangan.

Buku 3 6 - 15
Spesifikasi Teknis
( 4 ) Pemadatan Lapis Aspal Beton

a. Pengendalian Suhu

i. Secepatnya setelah campuran tersebut telah disebarkan dan menurun, permukaan


tersebut harus diperiksa dan setiap kualitas tidak baik harus diperbaiki

ii. Suhu campuran lepas terpasang harus dipantau dan pengilasan akan dimulai ketika
suhu campuran tersebut turun di bawah 100o C dan harus diselesaikan sebelum suhu
turun di bawah 65o C.

iii. Pengilasan campuran tersebut akan terdiri dari operasi terpisah, bekerja sedekat
mungkin kepada urutan penggilasan berikut ini.

WAKTU SESUDAH SUHU PENGGILASAN


PENGHAMPARAN C

1. Tahap awal penggilasan 0 10 menit 110 100


2. Penggilasan kedua/antara 10 20 menit 100 80
3. Penggilasan akhir 20 45 menit 80 65

b. Prosedur Pemadatan

i. Tahap awal penggilasan dan penggilasan final akan dikerjakan semuanya dengan
mesin gilas roda baja. Penggilasan kedua atau penggilasan antara akan dilakukan
dengan sebuah mesin gilas ban pneumatic. Mesin gilas pemadatan akan beroperasi
dengan roda kemudi sedekat mungkin ke paver.

ii. Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas roda baja, dan
6 km/jam untuk mesin gilas roda ban pneumatic serta akan selalu cukup lambat untuk
menghindari penggeseran campuran panas. Garis penggilasan tidak boleh terlalu
berubah-ubah atau arah penggilasan berbalik secara tiba-tiba, yang akan menimbulkan
penggeseran campuran.

iii. Penggilasan kedua atau penggilasan antara mengikuti sedekat sepraktis mungkin di
belakang penggilasan pemadatan awal dan harus dilaksanakan sementara campuran
tersebut masih pada satu temperatur bahwa akan menghasilkan pemadatan maksimum.
Penggilasan akhir akan dikerjakan bilamana bahan tersebut masih dalam suatu kondisi
cukup dapat dikerjakan untuk membuang semua tanda bekas mesin gilas.

iv. Penggilasan akan mulai secara memanjang pada sambungan dan dari pinggiran
sebelah luar yang akan berlangsung sejajar dengan sumbu jalan menuju ke bagian
tengah perkerasan, kecuali pada lengkungan superelevasi, penggilasan akan mulai
pada sisi rendah yang bergerak maju menuju sisi tinggi. Lintasan berikutnya dari
mesin gilas akan bertumpang tindih pada paling sedikit paruh lebar mesin gilas dan
lintasan tidak boleh berhenti pada titik-titik di tempat satu meter dari titik ujung
lintasan-lintasan sebelumnya.

v. Bila menggilas sambungan memanjang, mesin gilas pemadat pertama-tama harue


bergerak di atas jalan yang sudah dilewati sebelumnya demikian sehingga tidak lebih
dari 15 cm roda kemudi jalan/lewat di atas pinggir perkerasan yang tidak terpadatkan.
Mesin gilas harus terus menerus sepanjang lajur ini mengeser posisinya sedeikit demi
sedikit menyilang sambungan tersebut dengan lintasan berikutnya, sampai diperoleh
satu sambungan yang dipadatkan rapih secara menyeluruh.

Buku 3 6 - 16
Spesifikasi Teknis
vi. Penggilasan akan bergerak maju secara terus menerus sebagaimana diperlukan untuk
mendapatkan pemadatan yang seragam selama waktu bahwasanya campuran tersebut
dalam kondisi dapat dikerjakan dan sampai semua tanda-tanda bekas mesin gilas dan
ketidak teraturan lainnya dihilangkan. Untuk mencegah menempelnya campuran pada
mesin gilas, roda-roda tersebut harus dijaga selalu basah tetapi air yang berlebihan
tidak diizinkan.

( 5 ) Penyelesaian

a. Alat berat atau mesin gilas tidak diizinkan berdiri di atas permukaan yang baru selesai
sampai permukaan tersebut mendingin secara menyeluruh dan matang.

b. Permukaan Aspal Beton sesudah pemadatan harus halus dan rata kepada punggung jalan
dan tingkat yang ditetapkan di dalam toleransi yang ditentukan. Setiap campuran yang
menjadi lepas-lepas dan hancur, bercampur dengan kotoran atau yang telah menjadi tidak
sempurna dalam setiap arah, harus dipadatkan segera untuk menyesuaikan dengan luas di
sekitarnya dan setiap luas yang menunjukkan suatu kelebihan atau kekurangan bahan aspal
atas instruksi Direksi Teknik akan disingkirkan dan diganti. Semua tempat tinggi,
sambungan tinggi, bagian ambles dan rongga-rongga udara harus diselesaikan
sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik.

c. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan akan diselesaikan, Kontraktor harus


memperbaiki pinggiran-pinggiran dalam garis secara rapih. Setiap bahan-bahan yang
berlebihan harus dipotong lurus setelah penggilasan final, dan dibuang oleh Kontraktor
sehingga disetujui Direksi Teknik.

( 6 ) Penyelesaian Sambungan

Tidak boleh ada campuran yang dipasang pada bahan ujung yang sudah digilas sebelumnya
kecuali ujung tersebut tegak atau telah dipotong kembali sampai satu permukaan tegak. Satu
penyiraman aspal yang digunakan untuk permukaan-permukaan kontak harus dipakai tepat
sebelum tambahan campuran dipasang terhadap bahan yang digilas sebelumnya.

6.8.5 Pengendalian Mutu

( 1 ) Test Laboratorium

a. Test laboratorium harus dilaksanakan oleh Tenaga Ahli yang bertugas dan bertanggung
jawab pada CMP ( Instalasi Campur Pusat ) yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi
Umum dan untuk memenuhi persyaratan Spesifikasi yang diberikan pada Tabel 6.7.5. Data
uji harus disediakan untuk Kontraktor dan Pimpinan Proyek jika perlu, dan pengujian lebih
lanjut harus dilaksanakan bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.

b. Untuk pengujian pengendalian mutu campuran, Kontraktor harus mendapatkan dan


menyediakan catatan-catatan pengujian untuk produksi setiap hari, meliputi analisa
saringan, pengendalian suhu, kepadatan/stabilitasi/aliran Marshall dan penyerapan aspal
oleh agregat. Ujian ini dicatat dalam Tabel 6.7.6.

Buku 3 6 - 17
Spesifikasi Teknis
TABEL 6.8.5 TEST LABORATORIUM ASPAL BETON

RUJUKAN TEST
T E S T BINA T I P E
AASHTO
MARGA
Ketahanan terhadap Abrasi Agregat Test Abrasi untuk Agregat < 19 mm.
kasar ukuran kecil dengan menggu- T 96 PB 0206-76
nakan mesin Los Angeles
Pelapisan & pengelupasan campuran Penahanan aspal sesudah pelapisan dan
T 182 PB 0205-76
agregat aspal pengelupasan
Ketahanan terhadap Aliran plastis Test Marshall untuk pemilihan gradasi
campuran aspal dengan mengguna- optimum dan kandungan aspal meliputi :
kan perkakas Marshall - Nilai stabilitas Marshall
T 245 PB 0201-76
- Nilai aliran Marshall
- Kuosien Marshall
- Kepadatan Marshall
Berat jenis maksimum campuran Untuk menentukan rongga udara dalam
perkerasan aspal T 209 - campuran dan penyerapan aspal oleh
agregat
Berat jenis menyeluruh campuran Menentukan berat padat Lapis Aspal
aspal padat T 166 - Beton Pondasi Atas dengan persentasi
berat Marshall
Pengaruh panas dan udara pada Menentukan tebal film effektif minimum
T 179 -
bahan aspal

( 2 ) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan kecuali
diperintahkan Direksi Teknik. Pemotongan lubang uji dan mengembalikan ke keadaan semula
dengan bahan Aspal Beton dipadatkan dengan baik harus dikerjakan oleh Kontraktor di bawah
pengawasan Direksi Teknik.

TABEL 6.8.7 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR


i. Test permukaan perkerasan untuk Permukaan harus diuji setiap hari dengan mal punggung dan
menyesuaikan dengan punggung jalan, batang lurus panjang 3 m setelah pemadatan awal dan pemadatan
tingkat dan kemiringan melintang. akhir.

ii. Pengujian kepadatan inti Aspal Beton Contoh inti harus diambil setiap panjang 200 m, kecuali
terpasang dan dipadatkan (AASHTO T diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Kepadatan campuran
166). yang sudah dikonsolidasi yang diuji tidak boleh kurang dari 95%
contoh bahan (spesimen) padat laboratorium.

iii. Ketebalan Lapisan Permukaan. Tebal aspal beton terpasang yang harus dipantau dengan inti
perkerasan atau cara lain yang diminta oleh Direksi Teknik. Inti
tersebut harus diambil oleh Kontraktor di bawah pengawasan
Direksi Teknik pada satu titik yang diperintahkan demikian.

iv. Kualitas Pemeriksaan setiap hari pekerjaan terselesaikan untuk


penggendalian mutu, keseragaman dan pemadatan.

Buku 3 6 - 18
Spesifikasi Teknis
6.8.6 Cara Pengukuran Pekerjaan

( 1 ) Produksi lapis Aspal beton harus diukur untuk pembayaran sebagai volume yang diukur
dalam ton campuran aspal yang dikirim ke lapangan dan dapat diterima Direksi Teknik.
Pengukuran akan berdasarkan pada jumlah tiket pengiriman muatan yang diterima dan
telah dihitung, dan disertai dengan data uji yang relevan mengenai campuran pelaksanaan.
Berat janis padat ATB akan diambil sebagai 2,25 ton/m3 terkecuali dinyatakan lain.

( 2 ) Volume Aspal Beton yang disebarkan dan dipadatkan akan diukur untuk pembayaran
sebagai jumlah meter persegi terpasang dan dapat diterima oleh Direksi Teknik, dihitung
sebagai panjang bagian perkerasan yang diukur pada garis sumbu dikalikan dengan lebar
rata-rata yang diukur dan disetujui bersama diantara Kontraktor dan Direksi Teknik.

( 3 ) Tebal aspal beton yang harus diukur untuk pembayaran adalah tebal rencana padat yang
telah ditetapkan atau sebagaimana diperintahkan Direksi Teknik secara tertulis. Dalam hal
bahwa tebal padat yang dipasang kurang dari tebal rencana, penyesuaian akan dilakukan
dengan menggunakan ukuran luas yang diperbaiki sama dengan :

Tebal diukur rata-rata sebenarnya


Luas diukur sebenarnya x
Tebal rencana

Tidak ada penyesuaian yang sama dari luas diukur akan dibuat untuk tebal yang dapat
diterima yang melebihi tebal tencana, kecuali penambahan tersebut telah diminta oleh
Direksi Teknik secara tertulis.

( 4 ) Bila lapis aspal resap pelekat atau lapis aspal pelekat dipasang yang sesuai dengan
persyaratan kontrak khusus dan Daftar Penawaran, lapis resap pelekat atau lapis aspal
pelekat tersebut akan diukur dalam liter dan dibayar di bawah item pembayaran 6.2.1 dan
6.2.2 Spesifikasi ini.

( 5 ) Bilamana aspal beton diletakkan di atas lapis pondasi atas, pekerjaan mempersiapkan dan
memelihara lapis pondasi atas tidak boleh diukur untuk pembayaran dan akan dimasukkan
dalam pekerjaan yang diperlukan untuk penyelesaian lapis pondasi atas tersebut yang
sesuai dengan persyaratan Spesifikasi Bab 5.2 atau 5.3.

( 6 ) Bila Aspal Beton dipasang di atas perkerasan aspal yang ada, pekerjaan yang diperlukan
untuk membuat betul permukaan termasuk perbaikan lubang-lubang, pinggiran hancur, dan
bagian-bagian yang ambles, tidak boleh diukur dan dibayar di bawah bab ini, tetapi akan
diukur dan dibayar sesuai dengan item-item pembayaran yang relevan di bawah Bab 9.1
Spesifikasi ini.

( 7 ) Bila perbaikan lapis perata yang tidak memuaskan telah diminta sesuai dengan Sub Bab
6.8.1 (6) Spesifikasi ini, tidak ada tambahan pembayaran akan dibuat untuk pekerjaan
ekstra atau volume yang diperlukan untuk perbaikan-perbaikan.

( 8 ) Tidak ada penambahan pengukuran atau pembayaran akan dibuat untuk pengujian bahan-
bahan yang diperlukan di bawah spesifikasi ini, dan semua pekerjaan demikian akan
dianggap sudah dimasukkan dalam item pembayaran untuk pemasangan lapis Aspal Beton.

Buku 3 6 - 19
Spesifikasi Teknis
6.8.7 Dasar pembayaran

Volume yang ditentukan seperti diberikan di atas akan dibayar per satuan pengukuran pada
harga-harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item-item pembayaran yang
diberikan di bawah, yang mana harga-harga dan pembayaran merupakan kompensasi penuh bagi
semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam menyelesaikan Lapis Aspal Beton
sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam bab ini.

Nomor Item Satuan


U R A I A N
Pembayaran Pengukuran

6.8.1 Produksi Aspal Beton Ton

6.8.2 Memasang Aspal Beton Meter persegi

Buku 3 6 - 20
Spesifikasi Teknis
BAB 6.9 LASBUTAG

6.9.1 Umum

( 1 ) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan satu campuran aspal bergradasi padat yang berisi aspal
batuan asli Asbuton, agregat dan peremaja khusus, yang dikenal sebagai LASBUTAG yang akan
dicampur dingin dalam drum campuran beton berputar dan dipasang sesuai dengan Spesifikasi
ini dengan tebal 3 cm atau sebagaimana dinyatakan lain dalam Daftar Penawaran. Lasbutag akan
digunakan pada jalan lalu lintas rendah atau medium sebagai lapis aus permukaan yang dipasang
dingin, dan dapat digunakan untuk koreksi bentuk dan pekerjaan-pekerjaan perbaikan pada
perkerasan dengan lapis penutup.

( 2 ) Toleransi Ukuran

a. Tebal rata-rata terpasang harus sama dengan atau lebih tebal dari tebal nominal
rencana. Tidak ada satu titikpun akan memiliki ketebalan Lasbutag padat kurang dari
90% tebal rencana. Namun tebal rencana dapat disesuaikan dengan persyaratan di
lapangan atas keputusan Direksi Teknik dan yang diberitahukan secara tertulis kepada
Kontraktor.

b. Variasi permukaan selesai Lasbutag dari tingkat dan ketinggian yang ditentukan tidak
boleh melebihi 5 mm pada suatu titik bilamana diuji dengan satu mistar batang lurus
panjang 3,0 m.

( 3 ) Contoh Bahan

Contoh bahan yang diusulkan untuk penggunaan harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk
disetujui selama paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai dan harus disetai dengan
rincian sumber pengadaan bersama sertifkat pabrik pembuat dan data uji penunjukkan bahwa
Asbuton tersebut, agregat dan peremaja, mematuhi dengan persyaratan kualitas Spesifikasi ini.

( 4 ) Pembatasan Cuaca

Aspal Beton akan dipasang hanya di bawah kondisi cuaca kering dan bilamana permukaan
perkerasan kering pula

( 5 ) Pengendalian Lalu Lintas

a. Pengendalian lalu lintas akan dilaksanakan oleh kontraktor yang sesuai dengan syarat-
syarat umum kontrak dan disetujui oleh Direksi Teknik, serta dilakukan tindakan-
tindakan pencegahan untuk memberi petunjuk dan pengendalian lalu lintas selama
pelaksanaan pekerjaan.

b. Harus dibuat penyediaan untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan separuh
lebar perkerasan, kecuali disediakan satu pengalihan jalan yang sesuai sehingga
disetujui Direksi Teknik.
c. Tidak ada lalu lintas yang akan diizinkan di atas permukaan jalan yang baru selesai
sampai lapis permukaan Lasbutag di padatkan sepenuhnya sampai memuaskan Direksi
Teknik. Kecepatan lalu lintas di atas permukaan yang baru dipasang harus dibatasi
sampai 15 km/jam untuk paling sedikit selama 48 jam sesudah penyelesaian.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk semua akibat dari lalu lintas yang
diizinkan lewat, sementara pekerjaan jalan berlangsung.

Buku 3 6 - 21
Spesifikasi Teknis
( 6 ) Perbaikan-perbaikan Pekerjaan yang Tidak Memuaskan

Lapis permukaan selesai dari Lasbutag harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan Spesifikasi
ini dan mendapat persetujuan Direksi Teknik. Luas lapis permukaan yang tidak mematuhi
dengan persyaratan persyaratan ini dan yang dianggap tidak memuaskan Direksi Teknik harus
diperbaiki dengan cara menyingkirkan dan mengganti, menambah lapisan tambah dan/atau cara
lain yang dipandang perlu oleh Direksi Teknik.

6.9.2 Bahan-Bahan

( 1 ) Persyaratan Umum

Pada umumnya semua bahan-bahan yang digunakan untuk produksi LASBUTAG harus
memenuhi Spesifikasi Bina Marga No. 15/PT/B/1989, kecuali dinyatakan lain.

( 2 ) Persyaratan Asbuton

a. Asbuton tersebut harus jenis B-20, kecuali dinyatakan lain dan dipasok dipecah memenuhi
gradasi berikut :

Analisa Saringan (mm) Persen Lolos Atas Berat


3,00 100
0,60 35 100

Jika pemeriksaan di lapangan oleh Direksi Teknik menunjukkan bahwa gradasi ini tidak
dicapai, pemecahan lebih lanjut harus dilaksanakan oleh Kontraktor untuk menyediakan
bahan Asbuton lebih halus memenuhi persyaratan gradasi.

b. Data uji harus diserahkan untuk memenuhi mutu Asbuton mengenai kandungan aspal
beserta variasinya, kadar air, gradasi dan kepadatan yang nyata.

c. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor akan menumpuk paling sedikit 40% total volume
Asbuton yang diperlukan untuk proyek, dan akan menjaga kualitas tumpukan seterusnya.
Tumpukan tersebut harus dijaga dibawah penutup, di atas lapangan yang keras dengan
drainase baik, dengan tinggi tumpukan tidak melebihi 2 meter.

d. Jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, pencampuran lapangan dari Asbuton tersebut
harus dilaksanakan untuk memperkecil variasi tumpukan Asbuton.

e. Kandungan aspal rata-rata Asbuton yang dipasok ke lapangan adalah 19% - 21%, dengan
standart penyimpangan 1%.

f. Kadar air Asbuton pada waktu pencampuran dengan agregat dan peremaja harus kurang
dari 10% (modifikasi Spesifikasi No. 15/PT/B/1989).
( 3 ) Agregat

a. Agregat Kasar

Agregat Kasar terdiri dari batu pecah atau kerikil yang bersih, keras dan tahan lama atau
campuran batu pecah dengan kerikil alami yang bersih. Gradasi agregat kasar kurang lebih
harus sesuai dengan Tabel 6.9.1 berikut :

Buku 3 6 - 22
Spesifikasi Teknis
TABEL 6.9.1 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT KASAR

UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS


mm ATAS BERAT
19.0 100
12.5 30 100
9.5 0 55
4.75 0 10
0.075 01

b. Syarat-Syarat Kualitas Agregat Kasar

Agregat kasar yang digunakan untuk LASBUTAG harus mematuhi dengan syarat-syarat
kualitas yang diberikan pada tabel 6.9.2 di bawah.

TABEL. 6.9.2 SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT KASAR

U R A I A N BATAS TEST

Kehilangan berat karena Abrasi Maksimum 40 %


( 500 putaran )
Penahanan aspal sesudah pelapisan dan Minimum 95 %
pengelupasan

c. Agregat Halus

Agregat Halus terdiri dari pasir alam dan/atau batu pecah disaring dalam kombinasi yang
cocok, dan harus bersih serta bebas dari gumpalan lempung dan benda-benda lain yang
harus dibuang. Gradasi agregat halus tersebut harus lebih kurang sesuai dengan Tabel 6.9.3
berikut ini.

TABEL 6.9.3 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT HALUS

UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS


mm ATAS BERAT
9.5 100
4.75 98 100
2.36 93 100
0.60 76 100
0.075 08
Catatan : Pasir dgn kandungan filler rendah adalah lebih baik
(kurang dari 3% lolos 0,075 mm)

( 4 ) Peremaja

a. Peremaja campuran khusus harus digunakan tersusun dari satu campuran minyak peremaja
yang berat, aspal, kerosin dan harus didapatkan dari Stasiun Distribusi Pusat atau dicampur
di lapangan seperti diminta di bawah ketentuan-ketentuan kontrak khusus. Bila
diperintahkan demikian oleh Direksi Teknik, suatu bahan anti pengelupasan akan juga
ditambahkan kepada campuran.

b. Komposisi peremaja harus mematuhi persyaratan Spesifikasi No. 15/PT/B/1989 dan secara
ringkas diuraikan di bawah ini.

i. Minyak Peremaja berat, ini harus dibuat dari jenis minyak dasar minyak bumi
(petroleum), misalnya minyak bunker, minyak mesin, atau residu aromatik (lihat Tabel
3 Spesifikasi No. 15/PT/B/1989).

Buku 3 6 - 23
Spesifikasi Teknis
ii. Sifat-sifat dan perbandingan campuran untuk peremaja khusus bagi lasbutag
sebagaimana diminta di bawah Spesifikasi No. 15/PT/B/1989 diberikan pada Tabel
6.9.4 dan 6.9.5 di bawah ini.

TABEL 6.9.4 SIFAT-SIFAT PEREMAJA

SIFAT - SIFAT SATUAN BATAS


o
Kekentalan pada 30 C cSt 500 1500
Residu dari Destilasi 360oC % dari asli > 71
Residu dari Distilasi 290oC % dari asli < 20
Kadar air % dari berat < 0.2

TABEL 6.9.5 PERBANDINGAN CAMPURAN PEREMAJA

KOMPOSISI PEREMAJA % ATAS BERAT


Minyak peremaja berat 41
Aspal 42
Kerosin 16
Bahan anti pengelupasan 1

6.9.3 Campuran Rencana

( 1 ) Definisi Komponen-Komponen Campuran

a. Total kandungan aspal dari campuran meliputi :

Kandungan aspal dalam Asbuton +


Aspal petroleum ditambahkan ke peremaja +
Minyak peremaja berat

b. Komponen-komponen campuran agregat (termasuk kandungan mineral dalam Asbuton)


ditentukan sebagai berikut

Fraksi Agregat kasar - % atas berat dari total campuran tertahan


pada saringan 2.36 mm.

Fraksi Agregat halus - % atas berat dari total campuran antara


2.36 mm 0.075 mm.

Fraksi Filler - % atas berat dari total campuran lolos


saringan 2.35 mm.

( 2 ) Perbandingan Campuran Rencana

Campuran aspal untuk campuran Lasbutag normal, harus memenuhi persyaratan yang
diberikan pada Tabel 6.9.6 di bawah (lihat Tabel 5 Spesifikasi No. 15/PT/B/1989).

Buku 3 6 - 24
Spesifikasi Teknis
TABEL 6.9.6 PERBANDINGAN RENCANA LASBUTAG

PERSYARATAN CAMPURAN BATAS - BATAS


Maksimum ukuran partikel 19 mm

Tebal lapisan nominal 3 cm


Fraksi agregat kasar 20 40%

Fraksi filler 5 12%

Kandungan aspal :
Minimum effektif 6.2%
Maksimum diserap 1.6%
Minimum total 7.2%

Tipikal Perbandingan Campuran Rencana :


Asbuton jenis B-20 24.5%
Agregat (kombinasi) 71.0%
Peremaja 4.5%

( 3 ) Percobaan Campuran Rencana

a. Dengan mengacu kepada Tabel 6.9.6 perbandingan campuran nominal harus dipilih dan
disetujui antara Kontraktor dan Direksi Teknik untuk maksud melaksanakan percobaan di
lapangan. Campuran percobaan harus dibuat dan di uji di laboratorium di bawah perintah
Direksi Teknik mengenai stabilitas Marshall dan nilai aliran kuosien Marshall serta derajat
kepadatan (kepadatan Marshall) sesuai dengan persyaratan Spesifikasi N0. 15/PT/B/1989,
terkecuali bahwa stabilitas Marshall adalah melebihi 250 kg.

b. Berdasarkan keputusan Direksi Teknik, Kontraktor dapat diminta untuk melaksanakan


percobaan lapangan dalam tambahan atau sebagai pengganti test laboratorium. Panjang
bagian percobaan 20 meter atau satu panjang lain yang diperintahkan Direksi Teknik dan
akan termasuk pengujian kepadatan. Percobaan terpisah harus dilaksanakan untuk setiap
perubahan campuran pelaksanaan.

c. Perbaikan bagian yang tidak memenuhi persyaratan rencana harus sesuai dengan Bab 6.9.1
(6) Spesifikasi ini. Ujian bagian yang dipasang sebagai bagian percobaan lapangan akan
diterima bila dapat memuaskan dan disetujui Direksi Teknik untuk ditahan sebagai bagian
dari lapisan LASBUTAG.

6.9.4 Pelaksanaan Pekerjaan

( 1 ) Peralatan Umum

a. Persyaratan Umum

i. Jenis alat dan cara pengoperasian harus sesuai dengan Daftar Instalasi Produksi dan
Daftar Peralatan yang telah disetujui serta yang diperintahkan Direksi Teknik.

ii. Kebutuhan umum untuk proyek-proyek yang besar akan termasuk penyediaan
Instalasi Pencampuran Beton takaran untuk menyiapkan campuran Lasbutag dengan
satu kapasitas minimum 500 kg, dan untuk penghamparan serta penyelesaian peralatan
tersebut harus berupa satu paver bertenaga mesin yang disetujui dan mampu untuk
bekerja sampai garis-garis dan ketinggian yang diperlukan, dengan penyediaan untuk
Screeding dan perataan sambungan campuran aspal.
Buku 3 6 - 25
Spesifikasi Teknis
iii. Untuk proyek-proyek kecil, sebuah drum pencampur, yang berputar untuk kapasitas
minimum 200 kg biasanya akan mencukupi, dan pemasangan serta penghamparan
dapat dilaksanakan dengan tenaga manusia, menggunakan garukan, sekop dan gerobak
dorong.

iv. Untuk proyek-proyek besar, timbangan instalasi harus disediakan dan semua
pengukuran-pengukuran untuk perbandingan campuran harus dibuat atas berat.

v. Untuk proyek kecil, takaran dapat atas volume atau atas berat yang sesuai dengan
instruksi Direksi Teknik. Bila takaran volume diizinkan, kotak ukuran harus
direncanakan secara akurat dan diberi tanda yang menunjukkan kebutuhan volume
yang tapat untuk masing-masing komponen campuran pelaksanaan.

b. Jenis Peralatan berikut ini harus dimasukkan untuk pemilihan

i. Alat Pengangkut

Harus disediakan truk angkutan yang cukup untuk mengangkut campuran Lasbutag
sesuai dengan program yang telah disetujui. Truk tersebut harus dilengkapi dengan badan
metal yang bersih dan rata dan disediakan kanvas.

ii. Instalasi Pencampuran


- Untuk proyek besar sebuah Instalasi Pencampur Beton dengan kapasitas paling
sedikit 500 kg harus disediakan.
- Untuk proyek-proyek kecil dimana tingkat produksi kurang dari 6 ton/jam
Pencampuran bergerak (Mobile Mixer) akan mencukupi, atau jenis drum berputar
dengan kapasitas minimum 200 kg.

iii. Tangki bahan peremaja

Bila keperluannya adalah untuk peremaja khusus yang harus dicampur dilapangan,
harus disediakan satu tangki pencampur yang cocok, dikalibrasi dengan baik dan
dengan kapasitas paling sedikit 1000 liter.

iv. Peralatan untuk Penyebaran dan Penyelesaian

Bila diminta demikian di bawah Daftar Penawaran dan Daftar Instalasi Produksi
kontrak , peralatan untuk penyebaran dan penyelesaian harus satu paver bertenaga
mesin yang mampu bekerja sampai ke garis, tingkat dari penampang melintang yang
diperlukan dan dapat memenuhi persyaratan mengenai volume dan penampilan
kualitas.

v. Peralatan Pemadatan

Untuk pemadatan lapisan aus Lasbutag, diperlukan peralatan berikut :


- Sebuah mesin gilas roda baja (3 roda/tandem) dengan total berat 6 ton 8 ton.
- Sebuah mesin gilas roda pneumatic dipompa sampai satu tekanan 5 kg/cm2 (80
lbs/sq.in)dan dengan penyediaan ballast dari 1500 kg 2500 kg muatan per roda.

vi. Peralatan untuk penyemprot lapis aspal resap pelekat atau lapis aspal pelekat.

Sebuah distributor/penyemprot aspal harus disediakan dengan penyediaan untuk


pemanas aspal.

Buku 3 6 - 26
Spesifikasi Teknis
( 2 ) Pembuatan Lasbutag

a. Prosedur Umum

Penyiapan, pemaduan dan pencampuran Asbuton, Peremaja dan Agregat harus


dilaksanakan secara umum sesuai dengan proses yang diuraikan dalam Spesifikasi No.
15/PT/B/1989. Prosedur yang harus diikuti diuraikan secara garis besar di bawah ini.

b. Penyiapan Asbuton

i. Asbuton harus memenuhi syarat-ayarat gradasi dan mutu yang ditetapkan pada Sub
Bab 6.9.2 (2) Spesifikasi ini.

ii. Dila pemecahan dan penyaringan lebih lanjut diperlukan, ini dapat dilaksanakan
dengan tangan atau dengan menggunakan palu ayun kecil jenis pemecah, sebagaimana
diperintahkan Direksi Teknik dalam Spesifikasi ini.

iii. Contoh yang cocok harus diuji sesuai dengan permintaan Direksi Teknik untuk
menentukan kandungan aspal dan kadar air yang sebenarnya, dan bila perlu Asbuton
tersebut harus disebarkan untuk dikeringkan dan dipadatkan dengan Asbuton mutu
lebih rendah/lebih tinggi supaya memadai.

c. Pengencer Peremaja Berat

Bila peremaja harus dibuat di lapangan, prosedurnya harus sebagai berikut menggunakan
perbandingan campuran yang diberikan pada Tabel 6.9.4.

i. Minyak peremaja berat harus dipanaskan dalam tangki peremaja sampai temperatur
105o C dan volumenya dicatat.

ii. Aspal petroleum harus ditambahkan dan campuran tersebut dipanaskan serta dicampur
pada batas suhu 130o C - 150o C.

iii. Temperatur tangki harus diturunkan dibawah 130o C dan kemudian ditambahkan
kerosin bersama-sama dengan bahan anti pengelupasan (jika diperlukan).

iv. Pencampuran berikutnya dilaksanakan untuk jangka waktu tidak kurang dari 40 menit.

d. Penyiapan Agregat

Agregat kasar dan halus harus memiliki kadar air tidak lebih dari 3% yang dikombinasikan
dan dicampur kering sampai homogen sepenuhnya.

e. Penyiapan Campuran

i. Agregat dan peremaja khusus harus dicampur bersama dalam mixer sampai agregat
tersebut terlapisi dengan baik.

ii. Asbuton harus ditambahkan terakhir dan kemudian campuran kombinasi tersebut
dicampur bersama sekitar 7 menit.

f. Perawatan Campuran LASBUTAG

Campuran LASBUTAG tersebut harus ditumpuk dan dirawat di dalam daerah


penyimpanan yang kering dan tertutup untuk satu jangka waktu antara 2 3 hari sebelum
digunakan.

Buku 3 6 - 27
Spesifikasi Teknis
( 3 ) Penyiapan Lapangan

a. Pemasangan di atas Lapis Pondasi Atas

i. Bila memasang di atas pondasi jalan, pondasi tersebut bentuk dan profinya harus sama
benar dengan yang diperlukan untuk penampang melintang rencana dan dipadatkan
sepenuhnya sampai mendapat persetujuan Direksi Teknik, yang sesuai dengan
persyaratan pemadatan di bawah Bab 5.2.3. Pondasi tersebut harus disapu bersih dari
setiap benda yang lepas dan harus dibuang.
ii. Sebelum memasang Lasbutag, pondasi jalan tersebut harus dilapisi dengan Lapis
Resap Pelekat pada satu tingkat memakai 0,5 ltr/m2 atau tingkat lainnya menurut
perintah Direksi Teknik (lihat Sub Bab 6.2.3 Spesifikasi ini).

b. Memasang di atas Satu Permukaan Aspal yang ada

i. Bilamana pemasangan tersebut sebagai satu lapis ulang harus terhadap satu permukaan
dengan lapis penutup yang ada, setiap kerusakan pada permukaan perkerasan yang
ada, termasuk lubang-lubang, bagian ambles, pinggiran hancur dan cacat permukaan
lainya harus dibetulkan dan diperbaiki sampai disetujui Direksi Teknik.
ii. Sebelum pemasangan Lasbutag, permukaan yang ada harus kering dan dibersihkan
dari semua batu lepas dan bahan lain yang harus dibuang, dan akan dilabur dengan
lapis Aspal resap pelekat yang disemprotkan pada tingkat pemakaian tidak melebihi
0,5 ltr/m2 , kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

( 4 ) Penyebaran.

a. Screed samping atau cetakan yang disetujui harus dipasang sepanjang ujung perkerasan /
bahu jalan sampai garis dan ketinggian yang diperlukan.

b. Penyebaran dengan Mesin

i. Selama pengoperasian paver, campuran Lasbutag tersebut akan disebarkan dan


diturunkan sampai ke tingkat, ketinggian dan bentuk penampang melintang yang
diperlukan di atas seluruh lebar perkerasan atau di atas lebar sebagaian perkerasan
yang memungkinkan.
ii. Paver tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan yang tidak menimbulkan retak-
retak pada permukaan, cabik-cabik atau sesuatu ketidak teraturan lainnya dalam
permukaan. Tingkat penyebaran harus sebagaimana yang disetujui oleh Direksi
Teknik memenuhi persyaratan tebal rencana.
iii. Jika suatu segregasi, penyobekan atau pencukilan permukaan akan terjadi, paver
tersebut harus dihentikan dan tidak boleh berjalan kembali sampai penyebabnya
ditemukan dan diperbaiki. Penambalan yang kasar atau bahan yang telah segregasi
harus dibuat betul dengan menyebarkan bahan halus (fines) serta digaruk dengan baik.
Akan tetapi penggarukan harus dihindari sejauh mungkin, dan partikel kasar tidak
boleh disebarkan di atas permukaan yang discreed.

iv. Bilamana jalan tersebut harus diperkeras separuh lebar pada satu waktu, pengerasan
separuh lebar pertama tidak boleh lebih dari setengah pekerjaan sehari di depan
pengerasan separuh lebar jalan ulang kedua.

c. Penyebaran dengan Tenaga Manusia

i. Campuran Lasbutag tersebut harus disebarkan dengan sekop dan garuk yang
digunakan berpasangan untuk merapikan permukaan secara final. Papan punggung
jalan atau batang lurus akan digunakan untuk mengatur permukaan diantara papan
screed.
Buku 3 6 - 28
Spesifikasi Teknis
ii. Dimana diperlukan untuk penyebaran dengan tangan, kedua papan pinggir dan papan
punggung jalan harus dipasang dan campuran aspal harus disebarkan, bekerja dari
papan pinggir menuju ke papan tengah, dan ke depan dari sambungan melintang.
Penyebaran harus dilaksanakan untuk menghasilkan satu permukaan yang seragam
tanpa segregasi. Permukaan tersebut harus diperiksa dan setiap ketidak teraturan
dibetulkan dengan tangan, memasang dan menggaruk dengan LASBUTAG segar.

( 5 ) Prosedur Pemadatan

a. Penggilasan campuran tersebut terdiri dari tiga operasi yang terpisah, bekerja menurut
urutan penggilasan berikut :

1. Tahap awal penggilasan pemadatan }


2. Pengilasan kedua } di dalam satu jam
3. Pengilasan ulang ----- di dalam dua minggu

b. Tahap awal penggilasan pemadatan akan dikerjakan dengan mesin gilas roda baja paling
sedikit dua lintasan. Mesin gilas pemadat tersebut akan beroperasi dengan roda kemudi
sedekat mungkin ke paver (dimana paver digunakan untuk penyebaran). Penggilasan kedua
akan dikerjakan dengan sebuah mesin gilas ban pneumatic mengikuti langsung di
belakang penggilasan pemadatan. Pemadatan terakhir dengan pemadatan ulang mencapai
kepadatan maksimum akan diselesaikan sebaiknya bila perkerasan tersebut kering dan
panas.

c. Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas roda baja, dan 6
km/jam untuk mesin gilas roda ban pneumatic serta akan selalu cukup lambat untuk
menghindari penggeseran campuran panas. Garis penggilasan tidak boleh terlalu berubah-
ubah atau arah penggilasan berbalik secara tiba-tiba, yang akan menimbulkan penggeseran
campuran.

d. Penggilasan akan mulai secara memanjang pada sambungan dan dari pinggiran sebelah
luar yang akan berlangsung sejajar dengan sumbu jalan menuju ke bagian tengah
perkerasan, kecuali pada lengkungan superelevasi, penggilasan akan mulai pada sisi rendah
yang bergerak maju menuju sisi tinggi. Lintasan berikutnya dari mesin gilas akan
bertumpang tindih pada paling sedikit paruh lebar mesin gilas dan lintasan tidak boleh
berhenti pada titik-titik di tempat satu meter dari titik ujung lintasan-lintasan sebelumnya.

e. Penggilasan akan bergerak maju secara terus menerus sebagaimana diperlukan untuk
mendapatkan pemadatan yang seragam selama waktu bahwasanya campuran tersebut
dalam kondisi dapat dikerjakan dan sampai semua tanda-tanda bekas mesin gilas dan
ketidak teraturan lainnya dihilangkan.

( 6 ) Penyelesaian

a. Alat berat atau mesin gilas tidak diizinkan berdiri di atas permukaan yang baru selesai .

b. Permukaan LASBUTAG sesudah pemadatan harus halus dan rata kepada punggung jalan
dan tingkat yang ditetapkan di dalam toleransi yang ditentukan. Setiap campuran yang
menjadi lepas-lepas dan hancur, bercampur dengan kotoran atau yang telah menjadi tidak
sempurna dalam setiap arah, harus dipadatkan segera untuk menyesuaikan dengan luas di
sekitarnya dan setiap luas yang menunjukkan suatu kelebihan atau kekurangan bahan aspal
atas instruksi Direksi Teknik akan disingkirkan dan diganti. Semua tempat tinggi,
sambungan tinggi, bagian ambles dan rongga-rongga udara harus diselesaikan
sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik.

Buku 3 6 - 29
Spesifikasi Teknis
c. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan akan diselesaikan, Kontraktor harus
memperbaiki pinggiran-pinggiran dalam garis secara rapih. Setiap bahan-bahan yang
berlebihan harus dipotong lurus setelah penggilasan final, dan dibuang oleh Kontraktor
sehingga disetujui Direksi Teknik.

( 7 ) Penyelesaian Sambungan

a. Tidak ada campuran yang dipasang terhadap bahan yang sudah digilas sebelumnya kecuali
ujung tegak atau telah dipotong kembali sampai permukaan tegak.

b. Sambungan melintang pertama-tama harus digilas dengan mesin gilas roda baja dalam arah
melintang menggunakan papan penunjang di atas bahu jalan.

c. Bila menggilas sambungan memanjang, mesin gilas pemadatan pertama-tama harus


bergerak di atas jalur yang sudah dilapisi permukaan sebelumnya sehingga tidak lebih dari
15 cm roda kemudi berjalan di atas ujung (pinggiran) perkerasan yang tidak padat.

6.9.5 Pengendalian Mutu

( 1 ) Test Laboratorium berikut ini merupakan acuan dan ujian-ujian yang dilaksanakan
menurut perintah Direksi Teknik dapat memenuhi persyaratan-persyaratan Spesifikasi ini.

Buku 3 6 - 30
Spesifikasi Teknis
BAB 2
PEKERJAAN TANAH

1. UMUM

1.01 Pembersihan Lapangan


Kontraktor harus membersihkan lokasi pekerjaan untuk saluran dan bangunan pelengkap
lainnya yang ada di lokasi dari semua tumbuhan (seperti bambu dan lainnya), termasuk
pohon-pohon mengganggu di areal kegiatan.

1.02 Pekerjaan Tanah


Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran dan
ketinggian yang telah disyaratkan dalam gambar kontrak, atau menurut ukuran dan ketinggian
lainnya sesuai dengan yang diperintahkan oleh Direksi.

Ukuran yang berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak yang menerus harus
dikoordinasikan dan ditunjukkan kepada Direksi terlebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan
pada setiap tempat di lokasi kegiatan.

Yang dimaksud dengan "Ketinggian Tanah" dalam buku Spesifikasi Teknis ini adalah "Tinggi
Permukaan Tanah" sesudah pembersihan lokasi dan sebelum pekerjaan tanah dimulai.

1.03 Jalan Masuk


Kontraktor harus memanfaatkan dan memelihara jaringan jalan masuk yang sudah ada beserta
bangunan pclengkap lainnya, yaitu jalan masuk yang sudah dilewati selama pelaksanaan fisik
berlangsung gun a pengangkutan material, pengukuran dan pengawasan pelaksanaan kegiatan.

1.04 Luasnya Penggalian


Luas areal penggalian harus seminimal mungkin atau menurut petunjuk Direksi, untuk
pekerjaan konstruksi. Penggalian dimulai dari muka tanah dengan rnengambil lebar yang
cukup sesuai gambar rencana atau sesuai petunjuk yang ditentukan Direksi.

Perbaikan atau pembangunan saluran terbuka dan saluran tertutup (pipa) harus dibatasi
panjangnya dan harus dengan persetujuan Direksi secara tertulis. Untuk pekerjaan lanjutan
yang cukup panjang, maka jika tidak ada ijin tertulis dari Direksi, Kontraktor harus
merampungkan terlebih dahulu pekerjaan hingga disetujui Direksi, sebelum melanjutkan pad a
segmen atau bagian panjang selanjutnya.

1.05 Tanah Pinjaman (Borrow Area)


Bila dalam suatu kondisi disebutkan atau diperintahkan oleh Direksi, bahwa bahan timbunan
yang diperlukan untuk pekerjaan harus diambilkan dari daerah pinjaman (borrow area) yang
ditunjuk dan disetujui Direksi, serta setelah dilakukan pemeriksaan dan pengujian material.

Sebelum penggalian pada tanah tersebut, lapisan permukaan tanahnya harus dikupas dan
dibersihkan dari tanaman-tanaman termasuk akar-akamya. Atau sesuai petunjuk Direksi
permukaan tanah tersebut harus dikupas hingga kedalaman 0,25 m, dan hasil kupasan
ditimbun disekitar lokasi galian.

Setelah penggalian selesai dilaksanakan, Kontraktor harus mengembalikan kondisi pada


daerah tersebut dalam keadaan rapi hingga disetujui Direksi, termasuk seluruh pekerjaan tanah
yang dibutuhkan untuk mencegah terjadinya penggenangan air pada areal tersebut.

PEKERJAAN TANAH 1
Apabila tanah pinjaman tersebut merupakan sawah atau tegalan, maka tanah yang dikupas
tidak boleh lebih dari 0,50 m, kecuali ditentukan lain oleh Direksi. Setelah pekerjaan
penggalian selesai, maka daerah tersebut harus dikembalikan seperti keadaan semula hingga
bisa difungsikan kembali sebagai lahan pertanian, termasuk seluruh kondisi yang berkaitan
dengan pengairan dan drainase pada daerah tersebut.

Batas tanah pinjaman minimal harus 20,00 meter diluar batas areal pekerjaan tetap.
Kontraktor harus menggali, memuat, rnengangkut, rnernbuang, membentuk dan memadatkan
bahan-bahan timbunan tersebut diatas sesuai dengan ketentuan pada Pasal 1.07 atau
2.02 dalam spesifikasi ini.

1.06 Percobaan Pendahuluan untuk Bahan Timbunan


Bila dibutuhkan dan diperintahkan oleh Direksi, seluruh bahan-bahan yang diusulkan untuk
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan timbunan, maka bahan tersebut harus melalui
pemeriksaan dan pengujian laboratorium menurut ketentuan BS 1377 guna mendapatkan
karakteristik dan sifat-sifat dari bahan tersebut.

1.07 Pemadatan Khusus pada Timbunan


Pemadatan timbunan khusus harus terdiri dari bahan-bahan yang telah disetujui Direksi.
Bahan timbunan dihampar per lapisan, harus datar dan memiliki ketebalan yang merata
dengan kemiringan keluar, kemudian dipadatkan hingga didapatkan tebal padat tidak lebih
dari 15 cm.

Kandungan air dari tanah timbunan harus dijaga sedemikian sehingga tetap dalam kondisi
kadar air optimum dan diperoleh pemadatan yang optimal. Pemadatan harus menggunakan
alat berat seperti mesin giling, alat pemadat, penggetar atau alat lainnya yang sesuai dan
disetujui Direksi, sehingga menghasilkan kepadatan yang maksimal Tidak Kurang dari 95 %
dari kepadatan kering berdasarkan ketentuan BS 1377 test 11.

Apabila menurut Direksi, kapadatan timbunan kurang dari 95 % dari kapadatan kering, maka
Kontraktor harus melakukan kembali pemadatan dengan beberapa lintasan, atau Direksi dapat
menerima kepadatan minimal yang tidak boleh kurang dari 90 % dari kepadatan kering
maksimum untuk pemadatan khusus timbunan ini. Pelaksanaan pengujian kepadatan harus
berdasarkan pada BS 1377, yang nantinya akan sering dilaksanakan oleh Direksi selama
pekerjaan pemadatan timbunan berlangsung.

1.08 Penggalian Tanah Jelek


Jika suatu bahan yang jelek terdapat dilokasi pondasi, maka Kontraktor harus memindahkan dan
membuang material tersebut ke tempat yang telah disetujui Direksi, Jika tidak ada ketetntuan lain, atau
perintah lain dari Direksi, Kontraktor harus mengisi bekas galian material jelek tersebut sesuai dengan
fungsinya, untuk Bangunan diisi dengan Pasangan batu, untuk Tanggul diisi dengan material Timbunan
Pilihan, untuk Badan Jalan, Saluran Pipa, Pasangan tegak dan lapis pelindung tebing diisi dengan
material berbutir yang telah disetujui.

Jika Kontraktor menjumpai suatu bahan yang menurut pendapatnya kurang baik, maka harus segera
dikoordinasikan dan melaporkan seeara tertulis kepada Direksi, untuk dapat ditentukan baik-buruknya
kualitas material tersebut. Seluruh kerugian atas biaya sehubungan dengan kondisi material yang
jelek akan ditanggung sepenuhnya oleh Kontraktor.

PEKERJAAN TANAH 2
1.09 Penyiapan Tanah
Sebelum pelaksanaan pekerjaan timbunan, permukaan tanah yang akan ditimbun harus disiapkan dan
dibersihkan dari segala macam dan jenis tanaman berikut seluruh akar-akarnya.
Sebelurn dimulainya pekerjaan timbunan, permukaan tanah harus digaruk hingga kedalaman yang
lebih besar dari retak-retak tanah yang ada, atau paling tidak hingga kedalaman 15 cm, dimana kadar
air dari tanah yang akan digaruk (tanah asli) harus dijaga kelembabannya, atau dijaga agar tetap dalam
kadar air optimum yang dilakukan dengan penyemprotan air.
Kalau pelaksanaan pemadatan terhenti, maka permukaan tanah timbunan harus digaruk kembali, dan
kadar airnya diperiksa ulang sebelum pekerjaan pemadatan timbunan dilaksanakan kembali.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan penimbunan, seluruh lubang atau bekas galian harus ditutup terlebih
dahulu, termasuk pematang sawah, dan pekerjaan baru bisa dilaksanakan setelah seluruh
penutupan lubang atau bekas galian telah disetujui Direksi.

1.10 Tambahan untuk Penurunan Tanah pada Tanggul

Kontraktor harus memperhitungkan tambahan pengisian material untuk pemadatan sendiri, serta
penurunan yang terjadi pada Tanggul, baik itu disebutkan atau tidak, maka tinggi, lebar dan ukuran
permukaan yang telah selesai dilaksanakan, pada akhir Masa Pemeliharaan harus sesuai dengan tinggi
dan ukuran yang ditunjukkan dalam gambar rencana.

2. SALURAN

Semua pasal yang termasuk di dalam pekerjaan tanah secara umum yaitu dari pasal
1.01, pasa! 1.10 berlaku untuk bagian saluran-saluran kecuali apabila kedua pasal
bertentangan, maka bagian dari pasal di bawah ini yang berlaku.

2.01. Penggalian dan Pembuangan


Tanah galian dari saluran-saluran pengairan atau pembuangan harus dibuang di luar tanggul
atau di suatu tempat yang ditentukan oleh Direksi.

Tanah dari galian tersebut dapat digunakan kalau menurut pertimbangan Direksi dapat
dipertanggungjawabkan secara Teknis. Kontraktor harus menyiapkan rencana pelaksanaan
pekerjaan tanah untuk setiap bagian dari pekerjaan pad a suatu saat, dengan detail lokasi
dan program penggalian dari saluran dan membuang tanahnya sebagai timbunan.

Kontraktor harus mengajukan usul karena pelaksanaan pekerjaan selambat-Iambatnya 14 hari


sebelum tanggal yang dimaksudkannya untuk dimulai pekerjaan dari tiap-tiap bagian
pekerjaan, sebagai pemberitahuan kepada Direksi. Rencana itu harus berisi keterangan
keterangan tentang penilaian Kontraktor terhadap tanah kelabihan yang harus ditempatkan di
tanggul pembuangan terpisah.

2.02. Tanggul / Timbunan Tanah


Tanggul untuk saluran pembawa, saluran pembuang, jalan dan lain-Iainnya, apabila tidak
dinyatakan lain harus dibentuk dari tanah hasil galian dari saluran pembawa atau saluran
pembuang itu, bila memungkinkan.

Bila bahan untuk tangguI itu tidak memungkinkan atau kurang bila diambil dari hasil galian
saluran pembawa atau saluran pembuang, maka kekurangan bahan-bahan diatas harus diambil
dari tanah pinjaman seperti yang disyaratkan pada Pasal 1.05.

Tanggul untuk saluran dengan ketinggian melebihi tanah asli harus dibuat rapat air, dan tidak
boleh ada tanda-tanda rembesan sesudah diisi dengan debit maksimum dalam waktu panjang.

PEKERJAAN TANAH 3
Tanggul dan tanggul yang dipakai sebagai jalan inspeksi atau jalan masuk harus dibentuk
seperti yang diuraikan atau dibuat dengan cara lain yang disetujui Direksi.

Bahan timbunan dihampar horizontal dengan ketebalan merata secara berlapis-lapis, dan
setiap lapis tidak boleh mempunyai ketebalan lebih dari 0,25 m.

Pemadatan harus dilaksanakan dengan mesin penggilas, mesin pemadat, mesin penggetar
atau cara lain yang disetujui sehingga hasil pemadatan mencapai tidak kurang 90% dari
pemadatan kering yang dilaksanakan menurut BS 1377 test 11.

Pengujian kepadatan menurut BS 1377 akan sering dilakukan oleh Direksi selama
pelaksanaan pemadatan berlangsung.

Timbunan di atas tanah asli di belakang bangunan baru, terkecuali yang telah disebutkan
dalam Pasal 1.07, harus dipadatkan seperti yang diuraikan diatas untuk tanggul-tangggul yang
dipakai untuk jalan inspeksi. Apabila tidak ditentukan lain dalam gambar atau atas perintah
Direksi, maka semua tanggul harus mempunyai kemiringan (slope) 1 : 40 ke arah luar.

Tanggul yang merupakan jalan inspeksi atau jalan masuk hams dibuat dengan arah dan
kemiringan sedemikian rupa sehingga dapat dilalui dengan aman dan mudah oleh kendaraan
ringan dan harus tetap dipelihara sampai akhir masa pemeliharaan.

2.03. Ketelitian dalam Pekerjaan Tanah


Ketelitian mengenai tinggi dan ukuran dapat diizinkan sebagai diterangkan di bawah ini,
apabila luas rata-rata penampang basah saluran untuk panjang 500 m, seperti yang tertera pada
gam bar atau yang diperintahkan oleh Direksi.
Dasar saluran : + 0.05m atau - 0.1O m tegak Level puncak timbunan: + 0.1 cm tegak Dasar
kemiringan timbunan: 0.05m mendatar Puncak kemiringan timbunan : + 0.1 cm mendatar

Garis sumbu dari saluran, tanggul dan jalan harus diletakkan dengan teliti dan tidak boleh
dipengaruhi oleh toleransi terse but diatas.

Semua permukaan harus diselesaikan dengan rapi dan halus.

2.04. Peralihan
Pada setiap tampang lintang, peralihan harus dibuat pada dasar dan talud saluran harus dibuat
sedemikian rupa, sehingga peru bah an ke arah tegak atau mendatar tidak lebih dari 1 : 10.

2.05. Celah-celah pada Tanggul


Dimana perlu pada tempat bangunan atau pada tempat yang diperintahkan, Kontraktor harus
meninggalkan atau membuat celah-celah tanggul, kemudian membangun kembali seperti
semula setelah selesai bangunan terse but.

2.06. Longsoran di Talud


Kontraktor harus mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan, untuk; mencegah
terjadinya longsoran dari talud galian dan tanggul. Dalam hal terjadinya longsoran, Kontraktor
harus memperbaiki semua pekerjaan dan kerusakan yang bersangkutan dan melaksanakan
setiap perubahan yang diperlukan sampai memuaskan Direksi.

2.07. Kelebihan Penggalian dan Tanah-tanah Longsoran


Jika saluran digali atau tanggul dibuat tidak sesuai dari yang disebutkan, Kontraktor hams
membangunnya kembali seperti ditentukan menurut petunjuk Direksi.

PEKERJAAN TANAH 4
3. AVOUR / KALI

Semua pasal yang termasuk di dalam pekerjaan tanah secara umum yaitu dari pasal
1.01, pasa! 1.10 berlaku untuk bagian avour / kali kecuali apabila kedua pasal bertentangan,
maka bagian dari pasal di bawah ini yang berlaku.
3.01. Penggalian dan Pembuangan
Tanah galian dari avour / kali atau pembuangan harus dibuang di luar tanggul atau di suatu
tempat yang ditentukan oleh Direksi.

Tanah dari galian tersebut dapat digunakan kalau menurut pertimbangan Direksi dapat
dipertanggungjawabkan secara Teknis. Kontraktor harus menyiapkan rencana pelaksanaan
pekerjaan tanah untuk setiap bagian dari pekerjaan pad a suatu saat, dengan detail lokasi
dan program penggalian dari saluran dan membuang tanahnya sebagai timbunan.

Kontraktor harus mengajukan usul karena pelaksanaan pekerjaan selambat-Iambatnya 14 hari


sebelum tanggal yang dimaksudkannya untuk dimulai pekerjaan dari tiap-tiap bagian
pekerjaan, sebagai pemberitahuan kepada Direksi. Rencana itu harus berisi keterangan
keterangan tentang penilaian Kontraktor terhadap tanah kelabihan yang harus ditempatkan di
tanggul pembuangan terpisah.

3.02. Cara Penggalian


Kontraktor harus menyampaikan usulnya mengenai cara-cara penggalian dalah hal ini menggunakan
Alat Berat Exavator, termasuk detail dari konstruksi penahan yang mungkin diperlukan guna
mendapat persetujuan Direksi secara tertulis, sekurang-kurangnya 14 hari sebelum dimuiainya
pekerjaan, sehingga keamanan penggaliannya terjamin.

3.03. Tanggul / Timbunan


Tanggul untuk avour / kali, jalan dan lain-Iainnya, apabila tidak dinyatakan lain harus
dibentuk dari tanah hasil galian dari avour / kali itu, bila memungkinkan.

Bila bahan untuk tangguI itu tidak memungkinkan atau kurang bila diambil dari hasil galian
avour / kali, maka kekurangan bahan-bahan diatas harus diambil dari tanah pinjaman seperti
yang disyaratkan pada Pasal 1.05.

Tanggul untuk avour / kali dengan ketinggian melebihi tanah asli harus dibuat rapat air, dan
tidak boleh ada tanda-tanda rembesan sesudah diisi dengan debit maksimum dalam waktu
panjang.

Tanggul dan tanggul yang dipakai sebagai jalan inspeksi atau jalan masuk harus dibentuk
seperti yang diuraikan atau dibuat dengan cara lain yang disetujui Direksi.

Bahan timbunan dihampar horizontal dengan ketebalan merata secara berlapis-lapis, dan
setiap lapis tidak boleh mempunyai ketebalan lebih dari 0,25 m.

Pemadatan harus dilaksanakan dengan mesin penggilas, mesin pemadat, mesin penggetar
atau cara lain yang disetujui sehingga hasil pemadatan mencapai tidak kurang 90% dari
pemadatan kering yang dilaksanakan menurut BS 1377 test 11.

Pengujian kepadatan menurut BS 1377 akan sering dilakukan oleh Direksi selama
pelaksanaan pemadatan berlangsung.

Timbunan di atas tanah asli di belakang bangunan baru, terkecuali yang telah disebutkan
dalam Pasal 1.07, harus dipadatkan seperti yang diuraikan diatas untuk tanggul-tangggul yang
dipakai untuk jalan inspeksi. Apabila tidak ditentukan lain dalam gambar atau atas perintah
Direksi, maka semua tanggul harus mempunyai kemiringan (slope) 1 : 40 ke arah luar.

PEKERJAAN TANAH 5
Tanggul yang merupakan jalan inspeksi atau jalan masuk haus dibuat dengan arah dan
kemiringan sedemikian rupa sehingga dapat dilalui dengan aman dan mudah oleh kendaraan
ringan dan harus tetap dipelihara sampai akhir masa pemeliharaan.

3.04. Ketelitian dalam Pekerjaan Tanah


Ketelitian mengenai tinggi dan ukuran dapat diizinkan sebagai diterangkan di bawah ini,
apabila luas rata-rata penampang basah saluran untuk panjang 500 m, seperti yang tertera pada
gam bar atau yang diperintahkan oleh Direksi.
Dasar saluran : + 0.05m atau - 0.10 m tegak Level puncak timbunan: + 0.1 cm tegak Dasar
kemiringan timbunan: 0.05m mendatar Puncak kemiringan timbunan : + 0.1 cm mendatar

Garis sumbu dari saluran, tanggul dan jalan harus diletakkan dengan teliti dan tidak boleh
dipengaruhi oleh toleransi terse but diatas.

Semua permukaan harus diselesaikan dengan rapi dan halus.

3.05. Peralihan
Pada setiap tampang lintang, peralihan harus dibuat pada dasar dan talud saluran harus dibuat
sedemikian rupa, sehingga peru bah an ke arah tegak atau mendatar tidak lebih dari 1 : 10.

3.06. Celah-celah pada Tanggul


Dimana perlu pada tempat bangunan atau pada tempat yang diperintahkan, Kontraktor harus
meninggalkan atau membuat celah-celah tanggul, kemudian membangun kembali seperti
semula setelah selesai bangunan terse but.

3.07. Longsoran di Talud


Kontraktor harus mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan, untuk; mencegah
terjadinya longsoran dari talud galian dan tanggul. Dalam hal terjadinya longsoran, Kontraktor
harus memperbaiki semua pekerjaan dan kerusakan yang bersangkutan dan melaksanakan
setiap perubahan yang diperlukan sampai memuaskan Direksi.

3.08. Kelebihan Penggalian dan Tanah-tanah Longsoran


Jika saluran digali atau tanggul dibuat tidak sesuai dari yang disebutkan, Kontraktor hams
membangunnya kembali seperti ditentukan menurut petunjuk Direksi.

4. BANGUNAN

4.01. Pekerjaan Pengeringan


Kontraktor harus menjaga agar galian bebas dari air selama masa pembangunan. Cara
menjaga galian bebas dari air, pengeringan dan pembuangan air harus dilaksanakan dengan
cara yang dapat disetujui oleh Direksi.

Kontraktor harus menjamin setiap waktu adanya peralatan yang baik dan cukup di lapangan
guna menghindari terputusnya pekerjaan pengeringan.

PEKERJAAN TANAH 6
4.02. Cara Penggalian
Kontraktor harus menyampaikan usulnya mengenai cara-cara penggalian, termasuk detail dari
konstruksi penahan yang mungkin diperlukan guna mendapat persetujuan Direksi secara
tertulis, sekurang-kurangnya 14 hari sebelum dimuiainya pekerjaan, sehingga keamanan
penggaliannya terjamin.

4.03. Penggalian pada Bangunan


Penggalian harus dilaksanakan sedemikian hingga masih memungkinkan dikerjakan
pengeringan yang cukup, dapat membuat penyokong bagi tebing gal ian, dan masih cukup
ruangan untuk pembuatan acuan, pengecoran beton, memasang pasangan batu
dan melaksanakan timbunan, termasuk pemadatannya dan lain-lain kegiatan pekerjaan lainnya.

4.04. Penggalian untuk Pipa


Dasar penggalian untuk pipa/buis beton akhirnya harus dirapikan dengan tangan atau dengan
metoda lain yang disetujui atau diperintahkan Direksi, secepatnya sebelum pipa diletakkan.

4.05. Kelebihan Penggalian


PenggaIian yang melebihi batas yang ditentukan pada gambar atau yang diperintahkan
menurut pasaI 3.03 harus diisi kembaIi oleh Kontraktor dengan tanah yang dipadatkan
sebagaimana yang dikehendaki Direksi.

4.06. Perapian Permukaan Galian dengan Tangan


Dasar gaIian yang akan menerima beton, pasangan batu atau isian yang dipadatkan, 0.15m
yang terakhir dari galian harus dirapikan dengan tangan, atau dengan cara lain yang mungkin
dibenarkan atau diperintahkan oIeh Direksi. Hal ini dilakukan setelah pembesihan semua
lumpur pada waktu akan menempatkan beton, pasangan batu atau isian.

4.07. Pemilihan dan Pemadatan Tanah Isian


Dimana pengisian kembaIi di bawah muka tanah dan dekat dengan bengunan diperlukan,
bahan yang akan dipakai harus disetujui oleh Direksi dan dipadakan sesuai pasaI 1.07.

6. JALAN INSPEKSI

6.01. Umum

Sepanjang tepi saluran pada umumnya dibuat jalan inspeksi. Jalan inspeksi ini
biasanya ditempatkan diatas salah satu tanggul dari saluran tetapi kadang-kadang pada jalur
jalan yang sudah ada dan dekat dengan saluran.

PEKERJAAN TANAH 7
BAB 3
PEKERJAAN BETON

1. BAHAN-BAHAN

1.01 Semen
Semen yang dipergunakan dalam pelaksanaan kegiatan hams Portland Cement (PC), Produksi
Dalam Negeri dan sesuai dengan Standart PBI-1971. NI-2. Kontraktor harus menycdiakan contoh
(sample) Semen sesuai permintaan Direksi, baik sample dari Gudang Logistik Kontraktor, maupun
sample semen dari Pabrik, atau dengan melakukan pengujian material semen di laboratorium
Pengujian bahan sesuai Standart PBI-1971. NI-2.

Portland Cement yang disimpan di lapangan hams memenuhi persyaratan teknis


penyimpanan, bila Portland Cement telah mengeras maka tidak bisa dan tidak boleh
digunakan sebagai bahan campuran beton dan spesi pasangan.

1.02 Bahan Batuan


Bahan batuan untuk beton dan adukan harus memenuhi Standart sesuai dengan standart yang
berlaku pada PBI-1971. NI-2

(i) Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir. Penambahan bahan lainnya seperti pasir
dari batu pecah bisa diijinkan sesuai dengan petunjuk Direksi, bilamana pasir yang ada dianggap
memiliki gradasi yang tidak memenuhi standart atau spesifikasi teknis. Kandungan maksimum
lempung, lanau dan debu tidak boleh lebih dari 3 % terhadap perbandingan berat.

(ii) Bahan batuan (kerikil) hams memenuhi standar gradasi material batuan sesuai
spesifikasi teknis, memiliki permukaan yang kasar dan merupakan batu pecah.
Apabila klas beton disyaratkan harus memiliki nilai abrasi yang baik, maka bahan batuan
harus diambil dari lokasi setempat yang menurut penilaian Direski adalah yang terbaik.

Kontraktor harus mengirim contoh material apabila dibutuhkan oleh Direksi. Disamping itu Kontraktor
harus membuat percobaan dari contoh material sesuai dengan PBI 1971 secara rutin dengan
frekuensi yang disetujui Direksi serta mengirimkan kepada Direksi setiap copy laporan test.

Apabila test abrasi dibutuhkan oleh Direksi, maka Kontraktor harus melakukannya.
Bahan batuan untuk beton tahan abrasi harus berberat jenis 2,6 dan nilai tahan abrasi harus
berberat jenis 2,6 dan nilai tanah arus kurang dari 15 % apabila diuji rnenurut PBI 1971

1.03 Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan membuat adukan harus dari
sumber yang disetujuii oleh Direksi dan memenuhi Pasal 9 Standar Nasional Indonesia PUBI.

1.04 Zat Tambahan


Beton dan adukan harus dibuat dari semen, pasir, kerikil dan air sebagaimana
ditentukan. Tidak boleh ada campuran bahan-bahan lain dengan beton atau adukan tanpa
persetujuan Direksi. Kontraktor boleh memakai zat pelambat untuk memudahkan persiapan
pembuatan sambungan-sambungan cor, bagaimana susunannya zat pelambat dan cara
pemakaiannya harus mendapat persetujuan Direksi.

1.05 Penyiapan Bahan-bahan Bangunan


Semua semen harus dikirim ketempat pekerjaan dalam karung kertas yang ditandai, utuh
dan tertutup sepatutnya atau bungkusan lainnya yang disetujui. Semua semen harus
disimpan dalam gudang tidak terpengaruh oleh cuaca, dilengkapi khusus untuk
maksud-maksud terse but.

III. PEKERJAAN BETON 1


Lantai dari gudang harus dinaikkan diatas permukaan tanah untuk mencegah pengisapan
air. Penyimpanan ditempat terbuka dapat diijinkan pada pekerjaan kecil dengan
penguasaan tertulis dari Direksi, dalam hal mana selalu ditempatkan diatas tempat yang
dilindungi dengan tutup yang tahan air menurut persetujuan Direksi.

Masing-masing kiriman semen harus disimpan terpisah sedemikian, sehingga ada jalan
masuk dengan mudah untuk pemeriksaan dan pengujian.

Setelah disetujui Direksi penggunaan semen harus menurut urutan pengiriman.

Tiap jenis batuan pasir dan kerikil maupun batu merah, dan batu-batu harus disimpan
dalam petak-petak terpisah atau dihalaman yang tanahnya ditutup dengan lembaran logam
atau tutup lainnya yang keras dan bersih, yang haruis bisa kering sendiri dan
dilindungi dari percampuran dengan tanah atau benda-benda lainnya yang merusak.

Tulangan baja harus disimpan jauh dari tanah yang diganjal untuk mencegah
perubahan bentuknya.

2. ACUAN DAN PEKERJAAN PENYELESAIAN.

2.01. Acuan
Acuan harus dibuat untuk tetap kaku selama pengecoran dan pengerasan selama dari
beton dan untuk memperoleh bentuk permukaan yang diperlukan. Kontraktor harus
menyerahkan rencana rencana dan penjelasan tentang acuan dan harus membuat contoh-
contoh acuan untuk mendapt pengesahan Direksi.

Acuan harus dipasang dengan sernpurna, sesuai dengan bentuk-bentuk dan ukuran yang
benar dari pekerjaan beton, yang ditunjukkan dalam gam bar. Cara pendukungan
yang akan menghasilkan lubang-lubang tali kawat yang membentang pada seluruh lebar
dari permukaan kepermukaan beton tidak dibenarkan. Acuan penutup harus dibuat pada
permukaan beton, dimana kemiringannya lebih curam dari 1 : 3 (1 atas 3).

Acuan untuk permukaan beton harus sedemikian rupa untuk mencegah hilangnya
bahan bahan dari beton dan bisa menghasilkan permukaan beton yang padat. Jika
dibutuhkan oleh Direksi acuan untuk permukaan beton yang kelihatan harus
sedemikian rupa sehingga menghasilkan permukaan yang halus tanpa adanya garis atau
kelihatan terputus.
Tiap kali sebelum pembetonan dimulai, acuan harus diperiksa dengan teliti dan dibersihkan.
Pembetonan hanya boleh dimulai apabila Direksi sudah memeriksa dan memberi
persetujuan
terhadap acuan yang telah dibangun.

Untuk pembetonan di cuaca panas atau kering, Kontraktor harus membuat rencana acuan
dan membukanya, sehingga permukaan-permukaan beton dapat terlihat untuk dimulai
pearawatan sesegera mungkin.

Acuan hanya boleh dibuka dengan ijin Direksi dan pekerjaan pembukaan seyelah mendapt ijin
Harus dilaksanakan dibawah pengawasan seorang mandor yang berwenang. Harus
diberi perhatian yang besar pada waktu pembukaan acuan untuk menghindari
kegoncangan atau pembalikan tegangan beton.

Dalam hal mana Direksi berpendapat bahwa usul Kontraktor untuk membuka acuan belum
pada waktunya baik berdasarkan perhitungan cuaca atau dengan alasan lainnya, maka ia
boleh memerintahkan Kontraktor untuk menunda pembukaan acuan dan Kontraktor tidak
boleh menuntut kerugian atas penundaan tersebut.

III. PEKERJAAN BETON 2


2.02. Perancah
Tiang-tiang eetakan harus dipasang diatas papan kayu yang kokoh dan harus mudah
distel dengan baji. Tiang peraneah boleh mempunyai paling banyak satu sambungan
yang tidak disokong kerah samping.

Bambu tidak boleh digunakan untuk tiang-tiang peraneah, stabilitas perlu dipikirkan terutama
terhadap berat sendiri beton, serta beban-beban lain yang timbul selama pengecoran
seperti akibat getaran alat penggetar, berat pekerja dll.

2.03. Pekerjaan Permukaan


Untuk penyelesaian permukaan beton harus dibedakan dua jenis, sebagaiman
diuraikan berikut:
(i) Penyelesaian kasar

Penyelesaian kasar dari beton adalah penyelesaian yang dihasilkan oleh cor yang
menggunakan eetakan dari kayu yang digergaji baik dan disambung-sambung dengan
tanjam dan siku-siku.
Permukaan beton yang diacu dengan penyelesaian kasar, harus teratur bebas dari
tonjolan tapi tetap agak kasar dan denagn tanda-tanda dari sambungan, mata-mata kayu
masih tampak.
Permukaan beton yang tanpa acuan dan ditentukan dengan penyelesaian kasar, harus
digaruk rata dengan kayu lis tetapi dengan mutu yang sama seperti muka beton yang
diacu dan dengan penyelesaian kasar.

(ii) Penyelesaian halus


Penyelesaian halus adalah penyelesaian yang dihasilkan oleh pemakaian papan kayu
rata, plywood atau pelat baja untuk aeuan. Muka beton yang diaeu dan diselesaiakan
dengan hal us harus bebas dari tanda-tanda kayu, lekuk-lekuk dan lain-linn kesalahan
pemotongan. Pola dari papan cetak harus teratur, muka beton yang diaeu dengan
penyelesaian halus harus digaruk kemudian digosok halus dengan penggosok kayu atau
baja sampai rata dan dengan mutu yang sama seperti yang diaeu.

Kecuali ditentukan lain maka penyelesaian halus harus dituntut untuk permukaan beton yang
tetap kelihatan

Muka beton yang terbuka, kedap air harus digosok halus dengan eetok baja sampai
halus. Muka beton yang tampak lainnya harus digosok dengan penggosok/lepa kayu
sampai halus.

Pekerjaan menggosok harus dilakukan setelah beton cukup keras agar tidak terjadi
timbulnya air dengan butiran halus dipermukaan.
Muka beton tidak boleh diperbaiki tanpa ijin Direksi sesudah dibongkar cetakkannya.

3. KELAS BETON DAN MUTU PEKERJAAN

3.01. Kelas-kelas Beton


Kelas-kelas beton yang dipergunakan dalam pekerjaan dan batasan dari bahan-bahan
pokok untuk tiap kelas, harus sesuai dengan Standar Indonesia PBI 71, NI-2

Bila dipandang perlu oleh Direksi, perbandingan campuran beton akan ditentukan diperbaiki
selama pekerjaan berlangsung Kontraktor tidak boleh merubah perbandingan campuran
beton atau sumber dari bahan-bahan tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.

III. PEKERJAAN BETON 3


3.02. Perbandingan Campuran
Kontraktor harus menentukan perbandingan bahan untuk beton sesuai dengan klasnya
sampai mendapat persetujuan Direksi. Penentuan perbandingan diatas harus sesuai dengan
petunjuk Standar Nasional Indonesia PBI 71, NI-2, kecuali ditentukan oleh Direksi.
Kontraktor tidak boleh merubah perbandingan atau sumber bahan yang sudah disetujui
tanpa persetujuan dari Direksi lebih dahulu. Persetujuan dari Direksi tentang campuran
yang diusulkan tidak akan diberikan sebelum Kontraktor mengadakan percobaan campuran
dengan pengujiannya untuk tiap kelas be.on dan telah menyerahkan keterangan lengkap
hasil percobaannya tentang mutu pekerjaan (faktor kepadatan dan slump), kekuatan dan
berat jenis kepada Direksi untuk persetujuannya.
Kontraktor tidak boleh mulai dengan pekerjaan sebelum usul campuran tersebut disetujui.

3.03. Campuran Percobaan (Trial Mixes)


Kontraktor hams membuat campuran percobaan untuk setiap klas beton dengan memakai
alatalat yang sama yang akan dipakai dipekerjakan.

Campuran percobaan akan diijinkan bila kekuatan dari uji kubus yang diambil dari setiap
kelas beton memenuhi syarat-syarat Spesifikasi untuk masing-masing kelas beton
memenuhi syarat-syarat Spesifikasi untuk masing-masing kelas beton. Pembuatan contoh dan
pengujiannya harus memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-2, PBI 1971

3.04. Pengujian Beton.


Kontraktor hams melaksanakan pengujian beton menurut prosedur yang digariskan.
Dalam Standar Nasional Indonesia, NI-2, PBI 1971
Kontraktor hams mengambil eontoh beton untuk test kubus dari eampuran pereobaan dan
dari tempat penuangan beton pada pekerjaan kemudian dirawat seperlunya dan
menyerahkan kepada Laboratorium yang disetujui untuk diadakan pengujian sesuai
diperintahkan. Kubus-kubus harus dibuat dalam eetakan 15 cm x 15 cm x 15 cm seperti
disyaratkan dalam Standar Nasional Indonesia, NI-2, PBI 1971

Kontraktor harus menjaga untuk menghindari kerusakan pada kubus-kubus UJ!


sepanjang tahap pengujian. Selama pengeeoran Kontraktor hams selalu melakukan
Slump Test pada saat memulai pengeeoran. Test-test itu hams dilakukan berdasar
Standard Nasional Indonesia, NI-2, PBI 1971. Kecuali ditentukan lain maka hasil test
hams sesuai dengan tabel 4.4.1 dari Standar Nasional Indonesia, NI-2., PBI 1971

Kontraktor harus pasti bahwa untuk tiap test dibuat laporan, yang menjelaskan hasil-hasil
tersebut dalam satuan metrik. Kontraktor diwajibkan membuat laporan itu dengan format
yang disetujui Direksi dan penyerahannya dilalukan dalam rangkap tiga tidak lebih dari 3
hari setelah test itu dilaksanakan.

Kontraktor hams juga menyerahkan laporan tekanan udara, temperatur beton dan bahan-
bahan beton untuk mendapat persetujuan dari Direksi. Kontraktor hams menyediakan
peralatan dan tenaga dilapangan untuk melaksanakan pereobaan kubus, slump dan
juga alat pencatat temperatur.

III. PEKERJAAN BETON 4


3.05. Mengawasi dan Mencampur Bahan Beton
Kontraktor harus mencapai dengan hati - hati bahan-bahan dari tiap kelas beton
dengan perbandingan berdasar ukuran volume. Air harus ditambahkan pada bahan batuan,
pasir dan semen didalam mesin pengaduk mekanis, banyaknya harus menurut jumblah
paling kecil yang diperlukan untuk memperoleh pemadatan penuh. Alat pengukur air harus
menunjukkan banyaknya air yang diperlukan dan direncana agar secara otomatis berhenti
bile jumlah air tersebut sudah dialirkan dalam campuran. Dan kemudian bahan-bahan beton
seluruhnya harus benar-benar tercampur. Beton pracampur boleh digunakan dengan
mendapat persetujuan Direksi lebih dahulu. Apabila pencampuran beton diijinkan dilakukan
dengan tenaga manusia, maka semen, batuan dan pasir harus dicampur diatas lantai kayu
yang rapat. Bahan-bahan harus diaduk paling sedikit dua kali dalam keadaan kering dan
paling sedikit tiga kali sesudah air dicampurkan, sampai campuran beton mencapai warna
dan kekentalan yang samalmerata.

Kontraktor harus merencfanakan tempat dari alat pencampur dan tempat bahan-bahan
untuk memberi ruang kerja yang cukup. Rencana ini harus diserahkan untuk mendapat
persetujuan Direksi, sebelum alat pencampur dan bahan-bahan ditempatkan.
3.06. Mengangkut, Menempatkan dan Memadatkan Beton
Beton harus diangkut sedemikian rupa sehingga sampai ditempat penuangan, beton masih
mempunyai mutu yang ditentukan dan kekentalan yang memenuhi, dan tak
terjadi penambahan atau pengurangan apapun sejak meninggalkan tempat adukan.
Kontraktor harus mendapat persetujuan Direksi atas pengaturan yang direncanakan,
sebelum pekerjaan pembetonan dimulai. Beton tidak diperbolehkan untuk dijatuhkan dari
ketinggian lebih dan 1,5 m, ketebalan beton dalam tuangan tidak boleh lebih dari 1,0 m
untuk satu kali pengecoran.

Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ketempat sambungan cor


yang direncana sebelumnya. Kontraktor harus mengingat pemadatan dan beton adalah
pekerjaan yang penting dengan tujuan untuk menghasilkanbeton rapat air dengan kepadatan
maximum. Pemadatan harus dibantu dengan pemakaian mesin penggetar dari jenis
tenggelam, tepai tidak mengakibatkan bergetarnya tulangan dan acuan. lumlah dan jenis
alat getar yang tersedia untuk dipakai pad a setiap masa pembetonan, harus dengan
persetujuan Direksi.

3.07. Sambungan Cor


Penjelasan dan kedudukan dari tempat sambungan-sambungan cor harus diserahkan
kepada Direksi untuk mendapat persetujuan scbelum mulai dengan pengecoran.

Tempat sambungan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga pengaruh dari


penyusutan dan suhu sangat diperkecil. Dimana pekerjaan beton panjang atau luas dan
menurut Direksi Pelaksanaannya lebih praktis, maka Kontraktor harus mengatur
rencana pelaksanaan sedemikian rupa, sehingga sebelum beton baru dicorkan menyambung
yang lama, beton sudah berumur 4 minggu.

Sambungan cor harus rapat air, dan harus dibentuk dalam garis-garis lurus dengan acuan
yang kaku tegak lurus pad a garis tegangan pokok dan sejauh mungkin dapat dilaksanakan,
maka tempat gay a lintang/geser yang terkecil. Sambungan itu merupakan jenis pertemuan
biasa, keeuali jika jenis lain dikehendaki oleh Direksi. Sebelum beton yang baru dieor
disamping beton yang sudah mengeras, beton yang lama hams dibersihkan dari batuan diatas
seluruh penampangnya dan meninggalkan permukaan kasar yang bersih serta bebas dari buih
semen.

III. PEKERJAAN BETON 5


3.08. Pembetonan Diatas Permukaan Yang tidak Kedap Air
Kontraktor tidak boleh melaksanakan pengecoran pada permukaan yang tidak kedap
air sebelum permukaan itu ditutup dengan kulit / membran kedap air atau bahan kedap
lainnya yang disetujui oleh Direksi.

3.10. Pembetonan Dalam Cuaca Yang Tidak Menguntungkan.


Kontraktor tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan deras tanpa perlindungan,
Kontraktor harus menyiapkan alat pelindung beton terhadap hujan dan terik siuar matahari
sebelum pengecoran.
Apabila suhu udara melebihi 35 derajat Celcius Kontraktor tidak boleh mengecor tanpa
persetujuan Direksi dan tanpa mengambil tindakan pencegahan seperlunya untuk menjaga
supaya suhu beton pada waktu pencarnpuran dan penuangan kurang dari 35 derajat
Celcius misalnya dengan menjaga bahan-bahan beton dan acuan agar terlindungi dari matahari,
atau menyernprot air pada bahan batuan dan acuan.

3.11. Melindungi dan Merawat Beton


Sampai beton rnengeras seluruhnya dalarn waktu tidak kurang dari 7 hari, Kontraktor harus
melindungi beton dari pengaruh jelek dari angin, matahari, suhu tinggi atau rendah pergantian
atau pembalikan derajat suhu, pembebanan sebelum waktunya, lendutan atau tumbukan
dan air tanah yang rnerusak.
Jika tidak ditentukan lain oleh Direksi, Permukaan beton yang kelihatan hams dijaga
supaya terus basah sesudah dicor, tidak kurang dari 7 hari untuk beton dengan semen
Portland, atau 3 hari untuk beton dengan semen yang cepat mengeras. Permukaan seperti
itu segera setelah dibuka acuannya, maka harus segera ditutup dengan karung goni yang
dibasahkan atau pasir atau lain-lian bahan yang mungkin disetujui Direksi. Kontraktor hams
membuat perlengkapan khusus atas permintaan Direksi untuk perawatan dan pembasahan
yang dimaksud sepanjang masa dari 6 sampai 24 jam sesudah pengecoran beton dengan
semen yang cepat mengeras.

III. PEKERJAAN BETON 6


BAB 4
PEKERJAAN PASANGAN BATU

1. BAHAN-BAHAN

1.01 Batu
Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam gam bar-gam bar
seperti dalarn pekerjaan pasangan batu atau lapisan dinding penahan, haruslah
batu yang bersih dan keras, tahan lama dan sejenisnya atas persetujuan Direksi,
serta bersih dari campuran besi, noda noda, lubang-lubang (porous), ban yak
mengandung pasir, cacat atau ketidak-sempumaan lainnya. Batu tersebut harus
diambil dari sumber material batu yang telah disetujui Direksi.

1.02 Adukan

Jika tidak ditentukan lain, adukan untuk pekerjaan pasangan harus dibuat dari semen
Portland dan pasir dengan perbandingan 1 : 4 atau seperti yang ditentukan dalam
gambar rencana untuk tiap jenis pekerjaan.

Jika tidak ditentukan lain jenis adukan/spesi dipakai untuk pekerjaan pasangan
kedap air dibuat perbandingan 1 PC : 4 PSr. Beberapa singkatan yang
digunakan dalarn pekerjaan pasangan dan beton seperti PC untuk Portland Cement,
Ps untuk Pasir, Kr untuk Kerikil.

Pasir harus sarna dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan beton pasal 3.1.02.
Pasir harus memiliki gradasi yang baik dan memiliki kekasaran yang memungkinkan
untuk menghasilkan carnpuran spesil mortar yang baik sesuai dengan spesifikasi
teknik.

Semen yang digunakan harus Portland Cement yang sarna dengan yang
disyaratkan untuk pekerjaan beton pad a pasal 3.1 .01. Air yang digunakan harus air
bersih sesuai dengan yang disyaratkan pada pasal 3.1.03 dalam spesifikasi teknik
ini. Volume air yang digunakan harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan agar didapatkan campuran spesi yang baik dan rata.

3. PASANGAN BATU

3.01 Ukuran Batu


Pasangan batu harus terdiri dari batu yang dipecahkan dengan palu secara kasar dan
berukuran sembarangan, sehingga kalau dipasang bisa saling menutup. Setiap batu
harus memp[unyai berat antara 6 Kg sampai 23 Kg, akan tetapi batu yang
lebih kecil dapat dipakai at as persutujuan Direksi. Ukuran maksimum harus
memperhatikan tebal dinding, tetapi harus memperhatikan batasa berat seperti
tercantum diatas. Sebagai contoh : sebuah batu berukuran 0,20 x 0,20 x 0,25 m3 akan
mempunyai berat kira-kira 25 Kg.

3.02 Alas dan Sambungan


Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum dipasang
dan harus diletakkan dengan alasanya tegak lurus kepada arah tegangan pokok.
Setiap batu harus diberi atas adukan, semua sambungan diisi padat dengan adukan
pada waktu pekerjaan berlangsung. Tebal adukan tidak lebih dari 50 mm lebarnya,
serta tidak boleh ada batu berimpit satu sarna lainnya.

Batu tidak boleh disisipkan sesudah semua batu selesai dipasang.

IV. PEKERJAAN PASANGAN BATU 1


3.03 Pasangan Batu Muka
Pada pasangan batu yang terlihat dibuat pasangan batu muka, batu muka harus
mempunyai bentuk seragam dan bersudut dengan ukuran tebal minimum 15 ern;
kecuali ada perrnintaan lain dari Direksi. Perrnukaan batu muka harus merata setelah
dipasang. Pasangan batu muka harus bersatu dengan batu-batu belah yang
dipasang didalamnya dan paling sedikit ada satu batu pengikat (pengunci) untuk
tiap-tiap meter persegi. Pemasangan batu muka harus dikerjakan secara
bersama-sama dengan pasangan batu inti agar supaya pengikat dipasang dengan
sebaik-baiknya.

Batu harus dipilih dan dilekakkan dengan hati-hati sehingga tebal adukan tidak
kurang dari pada rata-rata 1 cm, Semua pekerjaan batu muka yang kelihatan harus
disiar, adukan untuk siaran harus campuran 1 PC : 2 Psr, kecuali ditentukan lain
oleh Direksi. Sebelum pekerjaan siaran dimulai semua bidang sambungan diantara
batu muka harus dikorek sebelum adukan mengeras (atau dibetel untuk pasangan
lama).
Pekerjaan siar dapat dibagi atas :
a. Siar tenggelam (masuk kedalam 1 cm dari perrnukaan batu
b Siar rata (rata dengan perrnukaan batu)
c. Siar timbul (timbul 1 cm, lebar tidak kurang 2 crn)
d. Kecuali ditentukan lain semua pekerjaan siar harus siar tenggelam

3.04 Pipa Peresapan (Suling-suling)


Tembok-tembok penahan, pasangan miring dan tembok-tembok kepala harus
dilengkapi dengan suling-suling, Suling-suling harus dibuat dari pipa PVC dengan
diameter 50 mm dan paling tidak satu buah untuk setiap 2 m2 luas perrnukaan.
Setiap ujung pemasukan suling suling harus dilengkapi dengan saringan. Suling-
suling dipasang bersamaan dengan pasangan batu Jan disisakan 0,20 m keluar
sisi belakang pasangan batu guna pemasangan saringan sebelum diurug. Pada
pasangan miring saringan krikil juga dibuat bersamaan dengan pasangan batu.

Saringan terdiri atas lapisan ijuk yang dipasang pada ujung pipa menonjol keluar
pasangan, dibungkus dengan kerikil atau batu pecah sekeliling pipa setebal 15
ern. Saringan kerikil tersebut dibungkus lagi dengan ijuk untuk membatasi saringan
dari tanah asli atau tanah urug.

3.05 Bronjong dan Matras


Dimana ditunjukkan dalam gambar-gambar, Pemborong harus menyediakan bronjong kawat
dan menempatkannya dalam keadaan seperti diuraikan dibawah ini, termasuk
penyiapan permukaan tanahnya, seperti ditentukan dalarn pasal 4.4.01. Batu-batu untuk
bronjong harus seperti yang ditentukan dalarn pasal 1.01 dengan ukuran tidak kurang dari
15 cm dan tidak lebih dari 25 cm. Batu yang dipilih berbentuk bulat.

Bronjong kotak dan bersusun harus mempunyai batas pemisah bagian dalam dengan bahan
kawat dan bentuk anyaman yang sarna. Batas pemisah ditempatkan sedemikian
sehingga membentuk matras berukuran 2 m x 0.50 m. Hubungan antara bronjong atau
matras harus terikat erat dengan kawat pada ujung-ujungnya sehingga menjadi satu
kesatuan. Bronjong untuk penahan tanah harus ditempatkan bagian yang
bersinggungan dengan tanah diberi lapisan filter kerikil, geotextile atau lapisan ijuk.
Pengerjaan bronjong harus sesuai dengan SNI-PBUI-1982. Apabila bronjong ditempatkan
pada lapisan saringan maka harus dikerjakan dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan
saringan. Batu harus diletakkan dalam bronjong dengan hati-hati untuk mencegah
kerusakan kawatnya. Bronjong harus diikat kawat dengan erat-erat pada bronjong yang
berdampingan sepanjang tepinya. Ukuran dari bronjong seperti ditunjukkan didalam gambar
atau diperintahkan oleh Direksi, dengan anyaman dalam bentuk segi 6 beraturan yang jarak
sisi-sisinya 10-8 cm, serta sisi anyaman yang dililit harus terdiri dari tiga lilitan. Kecuali

IV. PEKERJAAN PASANGAN BATU 2


ditentukan lain oleh Direksi, maka ukuran kawat yang digunakan adalah berdiameter 2,7 mm

3.06 Sambungan Gerak Sederhana.


Apabila diperintahkan atau tertera dalam gambar, perlu diadakan sambungan gerak
sederhana pada bagian pasangan batu yang tidak direncanakan untuk
menahan air. Umumnya sambungan gerak sederhana dibutuhkan bilamana
terdapat suatu penyambungan dengan bangunan lama dan bangunan baru serta
bangunan lama akan mempunyai nilai penurunan (settlement) yang berbeda.
Sambungan gerak sederhana dapat dibentuk dengan memasang susunan batuan
yang terdiri dari batuan bergradasi (saringan kerikil atau filter) dibelakang
pasangan batu pada bagian sambungan setinggi sambungan tadi. Saringan ini
harus terdiri dari batu dan kerikil terpilih dan baik. Untuk menahan longsomya
saringan ini harus diberi lapisan penutup ijuk setebal 3 cm atau geotextile membrane

3.07 Contoh pekerjaan


Untuk pekerjaan pasangan batu yang besar seperti pekerjaan lining yang panjang,
Pemborong harus membangun contoh tampang tembok, sehingga mutu dan
wujudnya disetujui oleh Direksi. Semua pekerjaan berikutnya harus sederajat
dengan atau lebih baik dari contoh yang disetujui

3.08 Perlindungan dan Perawatan


Dalam membangun pekerjaan pasangan batu dalam cuaca yang tidak
menguntungkan dan dalam melindungi dan merawat pekerjaan yang telah selesai,
Pemborong harus memnuhi persyaratan yang sarna seperti yang ditentukan untuk
beton.

Pekerjaan pasangan tidak boleh dilaksanakan pada hujan deras atau hujan yang
cukup lama yang dapat mengakibatkan adukan larut. Adukan yang telah dipasang
dan larut karen a hujan harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan pasangan
selanjutnya diteruskan. Pekerja tidak boleh berdiri diatas pasangan batu atau
pasangan batu kosong yang belum mantap.

3.09 Geotextile
(Geotekstil / Filter Fabrics) adalah salah satu bahan Geosynthetics (Geosintetik) yang tembus
air, yang dapat digunakan / berfungsi sebagai separator, filter, proteksi, dan perkuatan. Bahan
dasar pembuatannya adalah Polyesther atau Polyprophilene. Secara umum terbagi menjadi
dua jenis : Non Woven dan Woven. Dalam hal ini Geotextile yang dipergunakan untuk
memperkuat pasangan Bronjong adalah Geotextile Non Woven.
Adapun Geotextile Non Woven disebut Filter Fabric (Pabrik) adalah jenis Geotextile yang
tidak teranyam, berbentuk seperti karpet kain. Umumnya bahan dasarnya terbuat dari bahan
polimer Polyesther (PET) atau Polypropylene (PP). Adapun fungsinya adalah sebagai Filter (
Penyaring ), Separator ( Pemisah ), Stabilization ( Stabilisator ), Fungsi Geotextile yang lain
adalah sebagai pengganti karung goni pada proses curing beton untuk mencegah terjadinya
retak-retak pada proses pengeringan beton baru.
Cara memasang geotextile ada beberapa cara pemasangan yaitu :
1. Geotextile harus dibentangkan diatas tanah yang tidak bergelombang atau tidak berkerut
dengan tehnik perataan tanah

2. Usahakan memasang geotextile dengan tehknik overlapping dan penyambungan geotextile


yang jelas sesuai aturan seperti berikut :
pemasangan geotextile pada daerah yang berbelok belok atau seperti kurva sebaiknya
di pasang mengikuti arah kelokan
Untuk penyambungan Geotextile jika Overlap dilebihkan (0,5 m 1 m) jika di jahit
dilebihkan (>10 cm)
.

IV. PEKERJAAN PASANGAN BATU 3


3.10 Urugan Kembali
Sebelum melaksanakan "Urugan Kembali" pada muka pasangan batu yang tak
kelihatan, pasangan batunya harus diplester dengan adukan 1 PC : 4 Ps setebal 2 cm
(berapen).

Urugan tidak boleh dilaksanakan sebelum mendapat persetujuan Direksi dan bahan urugan
harus pasir yang kasar dan mudah dilalui air. Kerikil yang teratur ukurannya sehingga dapat
meneegah kehilangan pasir harus dipasang pada akhir lubang pembuang air.

4. PEKERJAAN PERLIDUNGAN

4.01. Penyiapan Permukaan Tanah untuk Lantai Kerja


Pemborong harus menyiapkan perrnukaan galian tanah untuk pondasi dengan lapisan lantai
kerja menurut ukuran yang ditentukan. Kemudian penyaringan kerikil seperti ditentukan
ditekankan ditempatkan diatas perrnukaan tanah tersebut, dengan ketebalan yang
sesuai dengan gambar untuk membuat perrnukaan yang rata dan sejajar dengan
perrnukaan yang direneanakan untuk lantai kerja.

4.02. Lantai Kerja Batu Kosong


Dirnana ditrinjukkan dalam garnbar-gambar, pemborong harus rnenyediakan dan
meletakkan lantai kerja batu kosong, terdiri dari batu peeah kasar sedemikian sehingga
semuanya cocok satu sarna lain. Tiap batu mempunyai panjang dan lebar yang tidak
kurang dari 20 cm dan tebal yang tidak kurang dari yang tertera dalam gambar. Batu harus
diberi landasan pasir dan diletakkan pada dasar alamiah sedemian, sehingga perrnukaan
yang telah selesai merupakan bidang yang benar-benar rata.

IV. PEKERJAAN PASANGAN BATU 4


4.03. Drain dari Batu
Dirnana ditunjukkan dalarn gambar-gambar, pemborong harus membuat drain dari
batu yang dibungkus dengan ijuk menurut ukuran yang ditentukan. Drain harus terdiri dari
parit parit yang digali dan diisi kernbali dengan batu belah yang dibungkus dengan ijuk.
Batu belah harus terdiri dari batu seperti ditentukan dalam pasal 4.1.01 yang akan tertinggal
diatas ayakan 40 mm.

4.04. Batu Kosong (Rip-Rap)


Batu untuk rip-rap harus keras, padat dan tahan lama dengan berat jenis tidak kurang dari
2,4. Tiap-tiap batu harus mempunyai ukuran bentuk kira-kira sarna dengan ukuran 20-30 em
untuk slope protection dan minimal 40 cm untuk penahan gerusan pada bendung dan
pekerjaan sungai lainnya.

Pekerjaan lindungan dengan rip-rap termasuk pula penyediaan lapisan filter kerikil
pasir seperti ditunjukkan dalam gambar.

4.05. Pekerjaan Plesteran


Apabila dipermukaan dinding dan lantai dari pasangan batu kali yang ada maupun yang baru
harus diplester dengan adukan 1 Pc : 3 Ps. Adukan untuk pekerjaan plestersn harus
memenuhi persyaratan pasal 4.1.03 untuk bahan dan eampuran. Pekerjaan plesteran
dikerjakan secara 2 lapis sampai ketebalan 2 em. Apabila tidak diperintahkan lain pasangan
harus diplester pada bagian atas dari dinding, ujung-ujung saluran dan untuk 0, 10m di
bawah tepi atas dinding atau sesuai dengan yang tertera pada gambar. Tempat kedudukan
pintu Rornijn, temboknya harus diplester liein penuh dari batas lengkung depan sanpai hilir
pada looplank (Jembatan Pelayanan

Pertemuan pasangan (Plesteran sudut) selebar 8-10 em untuk bangunan kecil dan 15 cm
untuk bangunan yang besar sedang pada samping kusen pintu-pintu sorong, diplester
tegak selebar 20 cm. Plesteran juga dilakukan pada alur skot balk. Sebelum pekerjaan
plesteran dilakukan maka bidang dasar harus dibuat kasar dan bersih. Pekerjaan
plesteran harus rata, lurus, rapi dan halus. Setelah pekerjaan plesteran eukup kering,
kemudian harus dipelihara dengan siraman air secara rutin

IV. PEKERJAAN PASANGAN BATU 5


BAB 5
PERLENGKAPAN DIREKSI

5.01 Kantor Sementara di Lapangan


Apabila diminta oleh Direksi, Kontraktor harus menyediakan atau menyewa sebuah kantor
sementara di lapangan, termasuk untuk fasilitas parkir mobil, dan perlengkapan lainnya
seperti meja kursi tamu, meja kursi untuk staf, berikut perlengkapan ATK yang akan dipakai
sendiri oleh Direksi beserta seluruh staf di lapangan. Kantor ini harus berada dengan tempat
erdekat di lapangan atau bertempat sesuai dengan petunjuk dan ketentuan Direksi. Kantor
sementara ini harus memilki luas lantai minimal 45 m".

Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan Kantor sementara atau Kantor Direksi
harus sesuai dengan spesifikasi teknik, dan apabila tidak ada harus menggunakan bahan
engganti yang memiliki kualitas yang setara dan baik. Pada dasarnya, Kontraktor harus
mcnyesuaikan dengan standar urn urn dari konstruksi.

Luas lantai dari Kantor Direksi ini harus terbagi-bagi dalam beberapa ruangan
menurut petunjuk Direksi. Permukaan tanah harus dibersihkan dan dibuat rata, dan
pada daerah sekitamya dibuat dengan kemiringan yang mengarah ke sisi luar bangunan
kantor Direksi. Kontruksi dari Kantor Direksi ini diperbolehkan dengan menggunakan bahan
kayu, pasangan bata atau batako. Bila digunakan konstruksi kayu, maka bangunan harus
didirikan di atas tanah dasar plat beton dengan ketebalan minimum 15 cm, dan
dindingnya menggunakan bahan "Fibre board' yang dipasang rangkap dengan jarak antar
papan minimallS em atau dengan menggunakan bahan sejenis yang telah disetujui oleh
Direksi.

Tiang penyangga dinding (kolom) harus berdiri di atas pondasi batu kali. Tembok batas
atau dinding blok semen harus memiliki ketebalan minimal 13 cm di atas pondasi beton
atau pasangan batu kali dengan ukuran 30 x 25 cm dan disampul dengan spesi (dipelur)
bagian luar dan dalam tembok dengan adukan spesi 1 PC : 3 Psr, dengan tebal sampul spesi
minimal 2 cm. Lantai Kantor Direksi harus digunakan plat beton dengan ketebalan minimum
15 cm.

Ketinggian lantai kantor minimal harus 50 cm lebih tinggi dari tanah dasar di sekitar kantor,
dimana lantai ini harus diplester hal us. Semua lantai dan dinding harus dibuat rapat
air, sehingga dapat meneegah perembesan air ke atas dinding.

Atap Kantor harus dari konstruksi besi atau bahan lain yang memiliki mutu yang setara
atau lebih baik yang disetujui Direksi. Atap Kantor harus dibuat sedemikian rupa
sehingga membentuk serambi luar selebar tidak kurang dari 2,00 meter pada kedua sisi
kantor. Kantor harus dilengkapi dengan pintu dan jendela, serta peralatn kantor layaknya,
seperti lemari, meja-kursi dan lain sebagainya.

Kantor dan area Parkir kendaraan harus dipasang pagar setinggi kurang lebih 1,80
meter dengan kawat berduri. Pintu keluar area parkir menggunakan kunei ganda,
sedangkan pintu keluar untuk orang menggunakan kunei tunggal. Bentuk dan konstruksi
Pagar harus sesuai dengan persetujuan Direksi.

Semua bagian dalam dan luar bangunan harus di-cat, bagian luar bawah dari pasangan
bata harus di-cat bitumen setebal 2 lapis, dan dinding bagian dalam di-cat dengan Cat
Tembok. Semua pekerjaan kayu harus di-cat dasar dan di-cat kayu setebal 2 lapis. Semua
wama dari macam danjenis cat harus dengan persetujuan Direksi.

V. PERLENGKAPAN DIREKSI 1
Kantor Direksi harus delengkapi dengan instalasi air, termasuk kloset jongkok, septic tank
dengan peresapannya, juga dilengkapi dengan penyediaan air bersih untuk kebutuhan
minum dan mencuci. Perlengkapan lainnya seperti penerangan dan generatomya
juga harus disediakan sesuai dengan perintah Direksi.

Kontraktor diijinkan menyewa rumah penduduk setempat untuk digunakan sebagai


kantor Direksi. Bilamana perlu rumah penduduk tersebut harus diperbaiki terlebih dahulu,
sehingga sesuai dengan yang disyaratkan dan ketentuan Direksi.

Halaman kantor sementara atau kantor Direksi tersebut harus diratakan dan dibuat kemiringan
yang cukup untuk menghindari terjadinya genangan air, serta dilengkapi dengan
lapis perkerasan minimal untuk parkir 2 (dua) buah kendaraan.

Kantor, alat perlengkapan dan pelayanan harus disiapkan oleh Kontraktor dalam waktu 30
hari sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja oleh Direksi. Kontraktor harus
menjaga kantor terse but dalam keadaan baik, terawat dan bersih, termasuk seluruh
perlengkapan yang ada di dalamnya, berikut halaman kantor sebagaimana tertera di atas.

Apabila diperintahkan oleh Direksi, kantor sementara harus dipindahkan, dan


lapangan dikembalikan seperti dalam keadaan semula, maka bilamana mungkin harus
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan persetujuan Direksi. Semua bahan dan
perlengkapan bekas bongkaran tetap menjadi hak milik Kontraktor.

5.02 Kantor yang Dapat Dipindahkan

Apabila diperintahkan oleh Direksi, Kontraktor harus menyediakan atau membangun


sebuah kantor yang dapat dipindahkan, termasuk untuk fasilitas parkir mobil, dan
perJengkapan lainnya seperti meja kursi tarnu, meja kursi untuk staf, berikut perlengkapan A
TK yang akan dipakai oleh Direksi dan Staf, pada tempat yang telah ditentukan dan ditunjuk
oleh Direksi.

Apabila dalam masa pelaksanaan, Kontraktor diperintahkan untuk memindahkan lokasi


Kantor, maka Kontraktor hams segera memindahkan dan membangun kembali Kantor
tersebut pada lokasi/tempat yang baru sesuai dengan lokasi/tempat yang telah ditentukan
dan ditunjuk oleh Direksi.

5.03 Bantuan untuk Direksi

Kontraktor harus membantu pihak Direksi dan Staf, dalam hal pelaksanaan pekerjaan
dengan menyediakan tenaga kerja dan peralatan kerja yang dibutuhkan setiap harinya.
Hal ini dipandang perlu guna kelancaran kerja dan tertib administrasi.

5.04 Peralatan Pengukuran dan Perlengkapannya

Kontraktor hams menyediakan dan memelihara Peralatan pengukuran dan


perlengkapannya untuk dipakai dan digunkan oleh Direksi, seperti yang tertuang dan
tertulis dalarn daftar peralatan dalam pasal-pasal pada Spesifikasi Khusus.

Alat pengukuran dan perlengkapannya hams dalam kondisi bam, atau dalam kondisi
baik, atau sesuai dcngan persetujuan Direksi, serta harus dipeliharan dan dirawat
dengan baik. Bilarnan hilang atau rusak, maka hams segera diganti dengan alat yang sarna.

Penjelasan secukupnya atau buku pandual penggunaan alat hams diserahkan


bersama penawaran, guna keperluan penilaian terhadap mutu alat pengukuran dan
perlengkapannya yang disediakan dan digunakan di lapangan oleh Kontraktor.
Seluruh peralatn dan perlengkapan yang digunakan selama periode pelaksanaan tidak

V. PERLENGKAPAN DIREKSI 2
boleh diganti atau ditukar, kecuali atas perintah dan persetujuan Direksi.
Semua alat dpengukuran dan perlengkapannya tetap merupakan milik Kontraktor.

5.05 Transportasi

Kontraktor hams menyediakan sarana transportasi atau kendaraan yang akan dipakai
oleh Direksi dan Staf dalam pelaksaaan pekerjaan, seperti yang tertuang dan tertulis dalam
pasal pasal pada Spesifikasi Khusus. Kendaraan tersebut harus dipeliharan dan dirawat
dengan baik, sehingga selalu siap dan layak pakai setiap saat gun a keperluan pelaksanaan
pekerjaan.

Andaikata suatu kendaraan menurut pendapat Direksi tidak dapat atau tidak layak pakai,
maka Kontraktor hams segera mengganti kendaraan tersebut tanpa penundaan.

Kontraktor hams menyediakan pengemudi yang cakap, serta semua keperluan lain seperti
bahan bakar, pelumas dan sebagainya atas tanggungan biaya Kontraktor sehubungan
dengan pemakaian, pemeliharaan, perijinan dan asuransi. Setelah selesai pelaksanaan
sesuai Kontrak, kendaraan hams dikembalikan kepada Kontraktor.

Kendaraan itu tidak boleh ditukar dalam waktu pelaksaaan kontrak, kecuali dengan ijin
atau atas perintah Direksi.

5.06 Foto-foto

Kontraktor hams menyediakan dan menyerahkan foto-foto lokasi dan foto-foto pelaksanaan
pekerjaan kepada Direksi. Foto-foto terse but hams berwama yang dapat menunjukkan
lokasi pekerjaan dan kegiatan selama periode konstruksi guna keperluan pelaporan
yang dapat menunjukkan Kondisi Awal, Kondisi saat Pelaksaaan, dan Kondisi
Akhir setelah dilaksanakan, atau foto-foto detail atau kondisi khusus sesuai perintah Direksi.

Pada setiap tahap pengambilan garnbar untuk setiap lokasi, harus dari titik pandangan
dan arah yang sarna yang sudah ditentukan lebih dahulu, sehingga dapat menunjukkan
kemajuan pekerjaan setiap tahapnya. Bilarnana mungkin, bagian latar belakang supaya
diusahakan adanya suatu tanda-tanda tertentu (khusus) untuk memudahkan dalam
mengenali lokasi tersebut dalarn gambar foto. Foto Negatif dan hasil cetaknya hams asli
tidak boleh direkayasa, atau diubah atau diedit melalui media komputer atau media lainnya.

Sebelum pengambilan garnbar-gambar, maka harus dibuat rencanaldenah yang


menunjukkan lokasi, posisi kamera berikut arah bidikannya, kemudian diserahkan kepada
Direksi sebagai koordinasi dan persetujuan.

Hasil cetak Foto harus berukuran seragam yaitu 120 x 90 mm, dan diberi catatan
sebagai berikut:
Nama DI
Detail Kontrak
Nama Bangunan atau Lokasi Saluran
Tanggal Pengambilan
Tahap Pelaksanaan

Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi dengan suatu set foto-
foto pilihan yang menerangkan tahapan pada peri ode tersebut. Demikian juga pada
akhir pelaksanaan Kontrak, maka semua foto-foto harus diserahkan kepada Direksi dalam
Album album Foto. Foto-foto ditempelkan dalam album secara berurutan sesuai lokasi dan
tahapan kegiatan masing-rnasing. Tiap obyek harus dilengkapi tahapan-tahapan kondisi
mulai dari progres 0 %, 50 % dan kondisi 100 % yang ditempel dalam satu halaman.

V. PERLENGKAPAN DIREKSI 3
Penyerahan laporan atau Album foto ini sebanyak 6 (enam) rangkap dan 1 (satu) Album
negatifnya. Setiap Album harus diberi keterangan atau tanda yang sama untuk memudahkan dalam
mengidentifikasi antara Negatif Filem dengan Hasil cetaknya.

Semua Album menjadi milik Pemberi Tugas dan tanpa seijin Pernberi Tugas, tidak boleh diberikan
atau dipinjamkan kepada Pihak lain dengan dalih apapun.

5.07 Gambar Kerja (Shop Drawing)

Kontraktor harus menyiapkan dan menyediakan Gambar Kerja (Shop Drawing) guna keperluan
kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan, juga sebagai media bagi Direksi guna memberikan
penjelasan tiap bagian dari pekerjaan pokok berikut pekerjaan-pekerjaan sementara yang dianggap
penting.

Kontraktor harus menyediakan gambar kerja berdasarkan gambar desain (rencana), gambar
standar, permukaan tanah asli, ketinggian/elevasi akhir, sesuai dengan yang diperintahkan dan
persyaratan dari Direksi.

Ukuran dan susunan gambar harus sarna dengan gambar standar dalam Dokumen Kontrak.

5.08 Gambar-gambar Pelaksanaan

Kontraktor harus membuat garnbar-gambar pelaksanaan sebagai kebutuhan dan acuan untuk
pelaksanaan, dimana gambar tersebut harus dicetak dan diserahkan kepada Direksi untuk
mendapat persetujuan. Gambar-gambar yang telah disetujui dapat dicetak diatas kertas Kalkir yang
diserahkan kepada Direksi dan dapat digunakan sebagai referensi untuk Gambar Terlaksana saat
pelaksanaan selesai.

V. PERLENGKAPAN DIREKSI 4
BAB VII
SPESIFlKASI KHUSUS

VII.01 Sambungan Dengan Pasangan Batu yang Ada (lama)

Sebelum pasangan batu baru dilaksanakan, maka permukaan pasangan batu lama harus dibuat
dengan kasar terlebih dahulu, dibersihkan dari noda, kotoran dan debu, disikat dan disiram (dibasahi)
dengan air bersih sampai jenuh.

Pasangan batu baru dilaksanakan, apabila pasangan batu lama sudah bersih dari noda, kotoran,
debu berbentuk kasar dan cukup basah

VII.02 Siaran dan Plesteran Pada Pasangan Batu yang Ada (lama)

VII.02.01 Pekerjaan Siaran pada pasangan batu lama dilaksanakan setelah pasangan batu lama
bersih dari debu, lumpur dan kotoran lainnya; dan sesudah itu eukup disiram (dibasahi) dengan
air bersih.
VII.02.02 Voeg lama harus dibongkar (dibetel) sampai batas spesi pasangan batu lama, kemudian
pekerjaan siar dilaksanakan.
VII.02.03 Plesteran yang baru setebal 1 em dilaksanakan setelah permukaan pasangan batu lama bersih
dari noda, kotoran dan permukaan eukup kasar (dibetel), kemudian dibasahi dengan air
bersih.

VII.03. Pekerjaan Bouwplank.

(a.) Patok Bouwplank harus ditanam kedalam tanah sampai kuat, sehingga tidak mudah dicabut/
tersabut dan menggunakan kayu ukuran 5/7 cm.
(b.) Jarak patok dari sisi galian pondasi minimal 1.00 m dan jarak patok satu dengan patok
lainnnya maksimal 2.00 m
(c.) Papan Bouwplank menggunakan kayu kelas 2 (dua) ukuran 2/20 cm dan bidang sebelah
atas harus diserut/ diketam sampai rata.
(d.) Penentuan tinggi papan Bouwplank disesuaikan dengan peil reneana, dan harus disetujui
oleh Direksi.
(e.) Pasangan Bouwplank harus saling siku (90)
Untuk mendapatkan keretakan (garis horizontal) Bouwplank yang maksimal, dapat
menggunakan selang air atau pesawat ukur seperti water pass dan Theodolith

VII.04. Pekerjaan Tanah.

(a.) Tanah untuk lokasi bangunan harus diratakan lebih dahulu dan dibersihkan dari
akar-akar pepohonan sampai yang sekecil-keclnya harus digali ; kemudian
dibuang/disingkirkan dari daerah dimana bangunan tersebut akan dibangun.
(b.) Tanah sisanya dapat digunakan untuk meratakan lokasi atau diangkut keluar bila
temyata tanah tersebut kelebihan.
(c.) Tanah untuk urugan tidak boleh diambil dari lokasi pembangunan, kecuali seizin
Direksi
(d.) Kedalaman galian pondasi harus sesuai dan sebelum pondasi dipasang harus mendapat
persetujuan dari Direksi.
(e.) Tanah bekas galian yang mengandung sampah humus tidak dibenarkan untuk
pekerjaan urugan.

Anda mungkin juga menyukai