Perbaikan dan perkuatan tanah merupakan usaha yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas karakteristik tanah, utamanya parameter kuat geser tanah yang akan mendukung sebuah
struktur sehingga mampu menahan beban struktur yang akan dibangun dengan deformasi yang
dizinkan. Secara garis besar perbaikan dan perkuatan tanah dimaksudkan untuk :
Menaikkan modulus
Mengurangi kompressibilitas
https://junaidawally.blogspot.com/2015/09/perbaikan-dan-perkuatan-tanah-dengan.html?m=1
Perkuatan tanah adalah salah satu cara metoda perbaikan tanah. Perbaikan
tanah dimaksudkan untuk :
2. Mengurangai compresibilitas.
3. Mengurai Swelling.
4. Mengurangi permeabilitas.
Perbaikan tanah cara kimia yaitu stabilisasi tanah dengan bahan kimia
seperti semen, kapur, dll.
Jika beban pondasi sangat besar maka tanah tidak mampu memikul
beban. Untuk meningkatkan daya dukung tanah kita dapat memakai
cerucuk.
Jika beban pondasi sangat besar maka tanah tidak mampu memikul
beban. Untuk meningkatkan daya dukung tanah kita dapat memakai
cerucuk. Tambahan daya dukung tanah terjadi karena adanya
tambahan tanahan geser dari cerucuk.
Dimana :
Dimana :
SF = Faktor keamanan
MT = Momen tahanan
MR = Momen runruh
Pada kondisi dipasang perkuatan tanah arah horizontal maka untuk
meruntuhkan lereng harus menarik perkuatan tanah , sehingga factor
keamanan terhadap longsor adalah :
Dimana :
Pada kondisi dipasang perkuatan tanah dengan tiang pancang maka untuk
runtuh harus memutus tiang pancang. Dengan demikian maka factor
keamanan terhadap longsor adalah :
Dimana :
Tahan terhadap degradasi bahan kimia. Bahan perkuatan tanah dari metal
maupun diri polimer akan mudah bereaksi jika kena bahan kimia. Untuk itu maka
bahan perkuatan perlu dipilih yang sesuai kondisi tanah.
Dimana :
t = pengurangan ketebalan.
Dimana :
To = tebal awal
t = kehilangan ketebalan.
https://id.scribd.com/doc/91182875/PERKUATAN-TANAH-LUNAK-2011-2012
Secara Bahasa,
Geosynthetics (geosintetik) bersal dari kata geo (bumi), dan synthetics (buatan), sehingga
geosintetik merupakan material buatan manusia yang digunakan untuk pekerjaan yang
berhubungan dengan bumi atau tanah.
Secara Istilah,
Geosintetik merupakan material buatan manusia, terutama polymer (sejenis plastik) yang
digunakan dalam pekerjaan-pekerjaan ketekniksipilan yang berhubungan dengan tanah dan
batuan.
1. Karena terbuat dari bahan polimer maka bahan ini tidak terdegradasi atau rusak oleh mikroba.
1. Geotekstil ; bahan yang dapat meloloskan air dari anyaman (woven) atau tanpa anyaman (non-
woven) dari benang-benang atau serat-serat sintetik yang digunakan dalam pekerjaan tanah.
2. Geogrid ; geotekstil yang berupa lubang-lubang berbentuk segi empat (geotextile grid) atau
lubang berbentuk jaring (geotextile net), biasanya terbuat dari bahan Polyester (PET) atau High
Density Polyethyline (HDPE).
5. Geocell ; geosintetik berbentuk sel-sel sebagai bahan penahan erosi atau perkuatan, terbuat
dari bahan High Density Polyethylene (HDPE).
6. Geospacer ; bahan sintetis yang ditempatkan di antara dua bahan sintetis lain biasanya
digunakan pada konstruksi drain.
Fungsi geosintetik :
1. Perkuatan (Reinforcement) ; sebagai kekuatan tanah dan perataan beban. example : untuk
perkuatan lereng, perkuatan tanah dasar timbunan tanggul, jalan, lapangan parkir, run way dll.
2. Separator (Separation) ; untuk mencegah bercampurnya agregat pilihan dengan lapisan asli
tanah lunak. example : sebagai pemisah antara lapisan tanah lunak dengan lapisan batu pecah
sub base jalan.
3. Drainase (Drainage) ; untuk mengalirkan air baik secara horisontal maupun secara vertikal.
example : geosintetik untuk vertical drain.
4. Filtrasi (Filtration) ; sebagai pelindung dimana air bisa melewati bahan ini tetapi bahan
tersebut dapat menahan butiran-butiran tanah. example : pada struktur tebing pelindung pantai.
5. Penahan cairan (Containment) ; sebagai penahan air. example : pada bangunan embung,
pelapis tanggul sungai, tempat pengolahan limbah berbahaya.
https://www.google.com/amp/s/aboutsoil.wordpress.com/2012/07/27/perbaikan-tanah-
dengan-geosintetik/amp/
Geosintetik berasal dari kata geo yang berarti tanah dan sintetik yang berarti
tiruan. Jadi geosintetik berarti bahan tiruan (sintetik) atau bahan yang bukan merupakan
bahan alami yang penggunaannya berhubungan dengan tanah atau batuan (Suryolelono,
2000). Bahan sintetis ini dapat berupa bahan-bahan yang berasal dari polimerisasi hasil
industri-industri minyak bumi, serat-serat sintetis, kain, baja dan lain lain. Dalam
perkembangan selanjutnya geosintetik adalah bahan sintetis berupa serat-serat sintetis yang
dianyam, tanpa anyam atau bentuk lainnya yang digunakan dalam pekerjaan pekerjaan
tanah.
Secara garis besar peran geosintetik pada bangunan sipil dibagi menjadi dua yaitu
peran mekanik dan peran hidrolis. Peran mekanik umumnya berhubungan dengan
pekerjaan-pekerjaan struktur, antara lain perkuatan tanah, perataan beban dan pemisah dua
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/5644/SE
NJA%2520RUM%2520BAB%2520II.pdf%3Fsequence%3D3%26isAllowed
%3Dy&ved=2ahUKEwjJ3PGHherhAhUL7HMBHWZHDegQFjABegQIAxAB&usg=AOvVaw3SU4sV_cyy
d4wkV7a1aCfx
Agar bangunan aman terhadap guling, maka resultante semua gaya yang
bekerja pada bagian bangunan di atas bidang horisontal, termasuk gaya angkat,
harus memotong bidang ini pada teras. Tidak boleh ada tarikan pada bidang irisan
mana pun. Besarnya tegangan dalam bangunan dan pondasi harus tetap
Tekanan tanah lateral yang diakibatkan oleh tanah urug di belakang dinding
penahan, cenderung menggulingkan dinding dengan pusat rotasi pada ujung kaki
depan pelat fondasi. Momen penggulingan ini dilawan oleh momen akibat berat
sendiri dinding penahan dan momen akibat berat tanah diatas fondasi.
dan lain-lain perlu diperhatikan terhadap gerusan yang diakibatkan oleh aliran air
sehingga mengurangi besarnya tekanan pasif. Untuk ini tekanan tanah pasif dapat
SF = > 1,5
Dimana :
Tahanan tanah pasif oleh tanah yang berada di depan kaki dinding depan sering
diabaikan dalam hitungan stabilitas. Jika tahanan tanah pasif yang ditimbulkan
oleh pengunci dasar fondasi diperhitungkan, maka nilainya harus direduksi untuk
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.uny.ac.id/1971/1/KAJIAN%2520ULANG
%2520STABILITAS%2520GESER%2520DAN%2520GULING%2520PARAFET%2520DI
%2520SUNGAI
%2520G.pdf&ved=2ahUKEwjpjpWQjerhAhUXaI8KHQ6OCh0QFjAAegQIAhAB&usg=AOvVa
w2-7uSiCG8zQWefhUdBK6Z1
menimbulkan gaya dorong sehingga dinding akan bergeser. Bila dinding penahan
tanah dalam keadaan stabil, maka gaya-gaya yang bekerja dalam keadaan
seimbang (∑F = 0 dan ∑M = 0). Perlawanan terhadap gaya dorong ini terjadi pada
bidang kontak antara tanah dasar dinding penahan tanah dengan tanah dasar
pondasi ( Suryolelono,1994).
SF = ……………………………………………………………...(2-43)
( )
di mana:
= koefisien gesekan
SF = faktor keamanan
Tabel 2.3 Harga-harga perkiraan untuk koefisien gesekan
Bahan F
Kerikil 0,50
Pasir 0,40
Lempung 0,30
(SF) yang dapat diterima adalah: 2,0 untuk kondisi pembebanan normal dan 1,25
untuk faktor gelincir yang hanya didasarkan pada gesekan saja (persamaan 2-43)
ternyata terlampaui, maka bangunan bisa dianggap aman jika faktor keamanan
dari rumus itu yang mencakup geser (persamaan 2-44), sama dengan atau lebih
.( ) .
Σ(H) ≤ …………………………………………………..(2-44)
di mana:
2
c = satuan kekuatan geser bahan (kN/m )
hanya mencakup gesekan saja, yakni 2,0 untuk kondisi normal dan 1,25 untuk kondisi
ekstrem.
Untuk beton, c (satuan kekuatan geser) boleh diambil 1.100 kN/m ( = 110
Tf/m ). Persamaan (2-44) mungkin hanya digunakan untuk bangunan itu sendiri.
Kalau rumus untuk pondasi tersebut akan digunakan, perencana harus yakin bahwa
itu kuat dan berkualitas baik berdasarkan hasil pengujian. Untuk bahan pondasi
nonkohesi, harus digunakan rumus yang hanya mencakup gesekan saja (persamaan 2-
43).
Besarnya daya dukung tanah yang diizinkan berbeda-beda tergantung jenis tanah dasar
pondasi yang dapat berupa tanah lempung, pasir atau campuran lempung pasir dan jenis
tanah keras berupa cadas, batu dan lain-lain. Analisa stabilitas terhadap daya dukung tanah
Jenis tanah berupa tanah lempung, tanah pasir atau tanah campuran.
diizinkan, maka terjadi keruntuhan daya dukung seperti yang tergambar di bawah ini.
https://ilmutehniksipil.blogspot.com/2016/02/analisis-stabilitas-konstuksi-retaining.html?
m=1
Metode analisis tegangan efektif dengan menggunakan parameter efektif juga dapat
dilakukan, akan tetapi dibutuhkan estimasi tekanan air pori lapangan yang akurat.
Selain itu dibutuhkan pula pengujian triaksial terkonsolidasi-tak terdrainse (CU) untuk
26
mendapatkan parameter efektif untuk analisis. Karena estimasi tekanan air pori
lapangan tidak mudah dilakukan, maka selama konstruksi harus dipasang pisometer
untuk menghitung kecepatan penimbunan. Dengan demikian prosedur perencanaan
yang digunakan pada pedoman ini menggunakan analisis tegangan total, karena
dianggap lebih sesuai dan lebih sederhana untuk perencanaan perkuatan timbunan.
Tinggi timbunan, H;
Panjang timbunan, L;
Beban luar (beban tambahan atau surcharge, beban sementara, beban dinamik atau
beban lalu lintas);
Beban lalu lintas tidak perlu dimasukkan dalam analisis penurunan pada tanah
lempung. Untuk gambut berserat pembebanan pada Tabel 3.1 harus
ditambahkan, dan diperhitungkan pada seluruh lebar permukaan timbunan. Untuk
kasus tanah dasar yang sangat lunak (cu antara 1-5 kPa), timbunan rendah
kurang dari 1m serta untuk jalan akses maka tidak diperlukan beban lalu lintas
dalam analisis stabilitas.
28
Tabel 3.1. Beban Lalu Lintas untuk Analisis Stabilitas
rata (LHR)
< 10.000 12
< 20.000 12
< 6.000 10
< 500 10
Langkah 2: Buat profil tanah dan tentukan sifat teknis tanah pondasi
Kuat geser tak terdrainase (undrained) cu untuk kondisi jangka pendek (akhir
konstruksi);
Parameter kuat geser terdrainase (drained), c’ dan φ’, untuk kondisi jangka
panjang;
Faktor kimia dan biologis yang dapat merusak perkuatan seperti daerah tambang,
pembuangan limbah dan daerah industri.
Klasifikasi tanah;
timbunan
Kasus apabila lapisan tebal tanah lunak jauh lebih besar daripada lebar timbunan:
dengan pengertian :
FK =q ............................................................................. [3-3]
ult
Pmax
dengan pengertian :
P = A g γ m + q. W ............................................................... [3-4]
avg
B
dengan pengertian :
Dengan adanya geosintetik, diasumsikan akan terjadi distribusi beban yang merata pada seluruh lebar
geosintetik
30
Ag = luas penampang melintang timbunan (m2)
FK =q .............................................................................. [3-5]
ult
Pavg
Kasus apabila lapisan tanah lunak tidak terlalu tebal, lakukan analisis peremasan
(squeezing). Jika tebal lapisan tanah lunak (D s) di bawah timbunan kurang dari
panjang lereng b, maka faktor keamanan terhadap keruntuhan akibat peremasan
dihitung dengan persamaan berikut:
dengan pengertian :
U
M
dengan pengertian :
31
(Sumber: Hotlz dkk, 1998)
Apabila faktor keamanan pada timbunan yang tidak diperkuat lebih besar daripada
nilai minimum yang disyaratkan, maka tidak dibutuhkan perkuatan. Lanjutkan ke
Langkah 7;
Apabila faktor keamanan lebih kecil daripada nilai minimum yang dibutuhkan, maka
hitung kekuatan geosintetik yang dibutuhkan (T g) untuk memperoleh faktor
keamanan yang ditargetkan (lihat Gambar 3.6):
Tg = FKR.MD - MR [3-8]
..... .. ... .. .. ... .. ... .. .. ... .. ... .. .. ... .. ... .. .. ... .. ... .. .. ... ..
R.cos(θ - β )
dengan pengertian :
Tg = FKR.MD - MR [3-8]
= sudut antara garis tangen busur lingkaran dan garis horizontal (o)
RFID
Tg,ult
β= θ/2
β= θ
- Momen penahan dari perkuatan
geosintetik: Mr = Tg [R cos (θ - β )] ,
dengan φ ≤ β ≤ θ
M T .R.cos (θ - β )
FKR MR Mr R g
MD MD
R.cos(θ - β )
untuk D/B < 0.4 dan tanah dengan kompresibilitas sedang hingga tinggi
(contohnya lempung lunak dan gambut)
dengan pengertian:
Lakukan analisis stabilitas pergerakan lateral atau analisis stabilitas gelincir baji
(Gambar 3.7);
Apabila faktor keamanan hasil perhitungan lebih besar daripada FK minimum yang
dibutuhkan, maka perkuatan untuk moda keruntuhan ini tidak dibutuhkan;
Apabila faktor keamanan tidak mencukupi, maka tentukan kekuatan geosintetik yang
dibutuhkan untuk stabilitas gelincir lateral, Tls (lihat Gambar 3.7);
1γ K + q.H.K
H2
m a a
2
ls R a
2 m
dengan pengertian :
Tls = kekuatan geosintetik yang dibutuhkan untuk stabilitas gelincir lateral (kN)
= beban (kN/m2)
timbunan rendah.
Gambar 3.7. Putusnya Perkuatan dan Tergelincirnya Timbunan pada Tanah Pondasi
34
RFCR
RFID
RFD
Tls,ult
Kekuatan geosintetik yang dibutuhkan untuk stabilitas gelincir lateral (T ls) harus
dinaikkan untuk memperhitungkan kerusakan saat instalasi, rangkak dan
durabilitas:
dengan pengertian:
Tabel 3.2. Rentang RFCR Geosintetik Jenis Polimer (Holtz dkk, 1998)
Jenis polimer RFCR
Untuk kasus umum, tentukan kuat tarik rencana Td yang merupakan nilai terbesar
dari Tg,ult (persamaan 3.9) dan Tls,ult (persamaan 3.11);
1 γ H2 K q.H.K
m a a
2
FK
2.b.γ m.tanφsg .
..............................................................
[3-12]
Ka (γ m H 2q)
dengan pengertian :
35
Ka
γm
φsg
2
− φ
= tan 45 = koefisien tekanan tanah aktif
= beban (kN/m2)
= sudut geser antara geosintetik-timbunan (derajat); sebagai perkiraan awal, asumsikan φsg
= 2/3 φ.
(Sumber: Hotlz dkk, 1998)
J T [3-13]
ls, ult
=
εgeosintetik .........................................................................
dengan pengertian:
rotasional (kN)
36
Batasan regangan untuk timbunan di atas gambut adalah:
A. Cek kapasitas daya dukung dan stabilitas geser rotasional di ujung timbunan
(Langkah 5 dan Langkah 6);
Gunakan kekuatan dan elongasi dari Langkah 7 dan Langkah 8 untuk mengontrol
penyebaran timbunan selama konstruksi serta penyimpangan pada konstruksi
selanjutnya;
Tentukan kekuatan tarik rencana dan elongasi rencana menurut ASTM D 4595 atau
RSNI M-05-2005. Modulus geosintetik harus ditentukan dengan modulus sekan
yang didefinisikan dengan titik regangan nol dan titik batas regangan rencana
(dari Langkah 8);
Tetapkan kekuatan sambungan (Tkeliman) yang diukur dengan metode uji ASTM D
4884 atau ISO 10321:2008, yaitu sama dengan kekuatan yang dibutuhkan pada
arah memanjang timbunan;
Langkah 12: Tetapkan tahapan dan prosedur konstruksi (lihat subbab 3.6.).
37
Langkah 13: Tetapkan persyaratan observasi konstruksi (lihat subbab 3.6.4).
Syarat-syarat pengujian;
Tebang seluruh pohon dan tunggul pohon sampai rata dengan permukaan tanah;
38
Untuk kondisi tanah yang bergelombang akibat banyaknya gundukan dan sisa
penebangan pohon, pertimbangkan pembuatan lantai kerja sebagai dasar
penempatan perkuatan.
a. Tempatkan geosintetik dengan arah panjang gulungan (arah mesin) tegak lurus
terhadap arah memanjang timbunan. Arah sambungan tidak boleh sejajar dengan
arah memanjang timbunan, sehingga:
Gulungan geosintetik harus dikirim dengan jumlah panjang geosintetik arah mesin
tak tersambung yang sama dengan atau kelipatan yang lebih besar dari lebar
dasar rencana timbunan.
Geosintetik sebaiknya dibuat dengan lebar pembuatan (arah mesin) yang selebar
mungkin untuk menghindari sambungan;
Buka gulungan geosintetik secara hati-hati dengan posisi melintang terhadap arah
memanjang timbunan. Usahakan jangan menyeret gulungan geosintetik;
cacat yang berukuran lebih kecil dari yang tertera pada no. 1) diperbaiki dengan
memotong dan membuang panel jahitan yang rusak saja, kemudian
menjahitnya kembali apabila memungkinkan;
39
3.6.3 Prosedur Penimbunan, Penghamparan dan Pemadatan
Tahapan konstruksi untuk tanah pondasi yang sangat lunak (saat terjadi
pembentukan gelombang lumpur) diperlihatkan pada Gambar 3.9. Tahapannya
diuraikan sebagai berikut;
Gunakan truk dan peralatan yang sesuai dengan asumsi perencanaan kinerja
konstruksi;
Gunakan buldoser atau loader ringan atau alat lainnya untuk menyebarkan
material timbunan;
Kaki timbunan sebaiknya diperpanjang hingga selebar satu atau dua panel ke
arah sisa rencana timbunan.
40
pemadatan. Untuk timbunan tak berbutir dapat digunakan jenis alat pemadatan
yang lain.
Tahapan pelaksanaan:
hamparkan gulungan geotekstil secara menerus menjadi beberapa pita (strip) yang melintang arah rencana
timbunan, sambungkan strip-strip tersebut;
timbun ujung-ujung jalan akses dan jaga agar geotekstil tidak sampai terlipat;
lakukan penimbunan di bagian tengah dalam untuk mempertahankan tarik pada geotekstil;
Gambar 3.10. Penimbunan di Antara Kaki Berem di Atas Tanah yang Sangat
Lunak (CBR < 1) dengan Kemungkinan Adanya Lapisan Lumpur
41
Pada kondisi ketika lapisan lumpur tidak ditemukan dan tanahnya relatif agak
lunak, lakukan langkah-langkah pemasangan berikut (lihat Gambar 3.11):
Tempatkan geosintetik tanpa lipatan atau kerutan, jika perlu tarik dengan tangan
sampai rapih sebelum penghamparan bahan timbunan.
Hamparkan bahan timbunan dengan simetris, dari bagian tengah ke bagian luar
hingga membentuk huruf U (membentuk lengkung ke arah dalam) seperti
diperlihatkan dalam tampak atas penghamparan pada Gambar 3.11. Gunakan
penghamparan tersebut untuk mempertahankan tarik pada geosintetik.
Batasi ukuran dan berat dari alat konstruksi agar alur roda pada penghamparan
lapis pertama timbunan tidak lebih dari 75 mm.
Gambar 3.11 Penimbunan di Atas Geotekstil pada Kondisi Tanah Agak Lunak
(CBR > 1) dimana Tidak Ada Kemungkinan Terjadinya Gelombang Lumpur
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://darmadi18.files.wordpress.com/2013/05/perku
atan-tanah-dengan-
geosintetik.pdf&ved=2ahUKEwiXoqaokurhAhV37HMBHd0tCZMQFjAAegQIAhAB&usg
=AOvVaw3lBG75cHvEAveizH_8nvu9
8
material yang berbeda gradasinya (anti kontaminasi). Sedangkan peran hidrolis berhubungan
dengan fungsi geosintetik sebagai bahan drain dalam pekerjaan drainase dan sebagai filter
untuk pekerjaan filtrase.
Kuat tarik, kuat geser yang tinggi serta nilai rangkak yang rendah merupakan bahan
yang dapat dipergunakan untuk perkuatan tanah dalam arti memperbaiki sifat-sifat mekanis
tanah tersebut. Sedangkan kuat tarik, kuat tembus (puncture resistance), dan kuat sobek (burts
resistance) merupakan karakteristik yang diperlukan dalam penggunaan geosintetik sebagai
pemisah antara 2 lapisan bahan yang saling berhubungan seperti misalnya subgrade dan
subbase pada struktur perkerasan jalan.