Anda di halaman 1dari 110

Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT telah memberikan


rahmat-Nya sehingga penyusunan Modul Mineplan and Design Studi Kasus
Batubara ini dapat terselesaikan dengan baik.
Modul ini berisi tentang materi Perencanaan Tambang (Mine Plan
Design) yang merupakan penentuan persyaratan ekonomis maupun teknik
untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan yang sangat penting serta
urutan teknis pelaksanaannya, terutama yang berkaitan dengan tahapan
kegiatan untuk mencapai target produksi. kegiatan yang dilakukan untuk
membuat langkah – langkah atau tahapan – tahapan yang akan di kerjakan
dalam kegiatan penambangan. Dimulai dari tahapan pra penambangan
hingga tahap pasca tambang.

Semoga modul ini dapat memberikan manfaat serta memperkaya


pengetahuan seputar Perencanaan Tambang kepada para pembaca dan
dapat diterapkan di dunia Pertambangan.
Boyolali, Maret 2020

Tim Penyusun
Ground Mine Indonesia

The Best Place for Learning.. 1


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

DAFTAR ISI

PRAKATA ................................................................................................. 1

DAFTAR ISI ............................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 4

BAB II PROSES MEMBUAT PERENCANAAN TAMBANG ..................... 7

2.1 Perencanaan Secara “SMART” ................................................ 7


2.2 Sistem Pertambangan .............................................................. 9
2.3 Penyusunan Perencanaan...................................................... 14
2.4 Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan dan
perancangan tambang antara lain : ........................................ 16
2.5 Kedududukan perencanaan tambang dalam aktifitas kerja. ... 18
2.6. Materi dasar perencanaan tambang ....................................... 22
BAB III MATERI ISI PERENCANAAN TAMBANG ................................. 25

3.1 Sasaran (Objective) ................................................................ 25


3.2 Penjadwalan ........................................................................... 25
3.3 Layout (Tata letak) .................................................................. 26
3.4 Sistem Operasi ....................................................................... 26
3.5 Pekerjaan persiapan ............................................................... 26
3.6 Peralatan ................................................................................ 27
BAB IV SUMBERDAYA DAN CADANGAN MINERAL .......................... 28

4.1 Klasifikasi Sumberdaya Dan Cadangan Mineral ..................... 28


4.2 Dasar Klasifikasi ..................................................................... 31
4.2.1 Tingkat Keyakinan Geologi ........................................................ 31

4.2.2 Pengkajian Layak Tambang ....................................................... 31

BAB V PERANCANGAN TAMBANG TERBUKA ................................... 33

5.1 Perancangan .......................................................................... 33


5.2 Perancangan Tambang Terbuka ............................................ 35
5.4 Desain Disposal/Waste Dump ................................................ 46

The Best Place for Learning.. 2


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

BAB VI TUTORIAL DESAIN PERENCANAAN TAMBANG ................... 49

6.1 Pembuatan Peta Topografi .................................................... 49


6.2 Korelasi Stratigrafi .................................................................. 52
6.3 Evaluasi Cadangan ................................................................. 72
6.4 Rencana Penambangan ......................................................... 87
6.5 Perhitungan Volume Pit .......................................................... 96
6.6 Rencana Short Term............................................................. 105
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 110

The Best Place for Learning.. 3


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

BAB I
PENDAHULUAN

Pertambangan merupakan sektor industri primer yang digunakan


menyongkong industry lainnya. Industri primer bersifat tidak dapat
diperbaharui dan keterdapatannya pun tidak cukup banyak di alam, hanya di
beberapa tempat saja dengan pembetukan memakan waktu jutaan tahun.
Maka dari itu sebelum mengambil barang tambang tersebut perlu adanya
perencanaan yang matang. Tujuan perencanaan merupakan hal yang harus
ditetapkan sebelum kegiatan itu sendiri dilaksanakan. Penentuan tujuan,
pengidentifikasian kegiatan, antisipasi hambatan mengalokasikannya serta
cara-cara penetapan tingkat keberhasilan suatu kegiatan harus dilakukan
sebelum kegiatan itu dimulai. Ini berarti, bahwa dalam setiap kegiatan pada
pokoknya terdapat dua tahap yaitu tahap perencanaan dan tahap
pelaksanaan.
Keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan itu
tergantung kepada keberhasilan dalam melaksanakan masing-masing tahap
tersebut. Perencanaan yang baik, belum dapat menjamin keberhasilan suatu
usaha, meskipun sebaliknya, rencana yang baik harus diikuti oleh
pelaksanaan yang terkontrol dan terarah. Untuk membantu perencanaan
dengan baik, perlu dipahami teori perencanaan dan aplikasinya, sedangkan
untuk melaksanakan rencana baik yang dipelajari ilmu manajemen.
Jadi dari pengertian perencanaan, dapat disimpulkan bahwa
perencanaan adalah suatu proses untuk menetapkan tujuan, menyediakan
fasilitas serta lingkungan tertentu,mengidentifikasikan pra syarat untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sejarah perkembangan perencanaan sudah ada sejak peradaban awal
manusia. Bangsa sparta 2500 tahun yang lalu telah merencanakan
pendidikan untuk merealisasikan tujuan militer, sosial, dan ekonomi mereka.
Ditinjau dari ilmu, maka

The Best Place for Learning.. 4


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

perencanaan dikenal manusia semenjak abad 18. Teori perencanaan


pembangunan telah dimulai sejak awal 1950-an dan telah mendapatkan
tanggapan positif dan negara-negara yang sedang berkembang.
Definisi perencanaan, bisa ditinjau dari berbagai sudut pandang,
diantarannya adalah sebagai berikut :
1. Ditinjau dari segi kegiatan teknik
Perencanaan adalah penentuan syarat-syarat terhadap sasaran
kegiatan serta urutan pelaksanaan dalam berbagai macam operasi
yang harus dilaksanakan untuk pencapaian tujuan kegiatan.
2. Ditinjau dari segi organisasi
Perencenanaan adalah pemilihan tujuan dan arti dari pencapaian
tujuan tersebut dimana termasuk di dalamnya penegasan sasaran dan
pemilihan cara pengambilan keputusan dalam jalan mencapai tujuan.
3. Ditinjau dari segi produk akhir.
Perencanaan adalah merumuskan sasaran dan tujuan yang akan
dicapai didasarkan oleh kebijaksanaan, masyarakat, lingkungan,
ekonomi, teknologi, dan nilai-nilai keindahan.
Dalam hal jenis-jenis perencanaan, dikenal berbagai jenis
perecanaan, karena perencaan mencakup banyak aktivitas. Contoh
perencanaan yang paling sederhana adalah “perencanaan perjalanan”
seseorang dari rumahnya ke suatu tempat yang jauh. Orang tersebut harus
menentukan pilihan diantara beberapa alternatif rute perjalanan dan metode
transportasinya, kemudian juga harus memperhatikan sumber-sumberyang
dimilikinya (uang, jenis transportasi, lain-lain), waktu yang tersedia, dan
lokasi tempat tujuannya. Untuk itu, ia harus merencanakan schedule dari
berbagai perjalanan itu. Jenis perencaan lain, misal perencanaan
pembangunan hotel, perencanaan pembangunan jalan, dan perencanaan
lain lagi yang bersifat menyeluruh ialah perencanaan ekonomi (biasa
disebut perencanaan pembangunan ekonomi atau cukup disebut
perencanaan pembangunan-development planing).
Pada dasarnya perencanaan dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu :
1. Perencanaan Strategis

The Best Place for Learning.. 5


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Yaitu perencanaan yang bersifat menyeluruh dan menciptakan


strategi untuk mencapainya. Misalnya pada perencanaan
pembangunan, para ahli ekonomi di departemen keuangan atau yang
bekerja di suatu badan perencanaan harus memberikan
advis/memasukan dalam menentukan pilihan diantara berbagai
alternatif, seperti apakah menaikan pajak (termasuk jenis-jenis
pajaknya) atau menurunkan pengeluaran pemerintah (termasuk jenis-
jenis pengeluaran negara).
2. Perencanaan Operasional
Yaitu perencanaan yang sangat terikat kepada sistem keuangan
dimana tujuan kegiatan dan cara pelaksanaan perencaan dinilai oleh
suatu sistem keuangan yang harus mendapatkan suatu keuntungan.
Misal, perencanaan pembangunan hotel, perencanaan tambang, atau
contoh lain perencanaan proyek. Proyek bisa berwujud suatu proyek
fisik, misal proyek pembangunan rumah sakit, juga bisa berwujud
proyek non fisik, misal proyek non fisik, misal proyek perbaikan gizi
masyarakat.
Waktu dibutuhkannya perencanaan adalah ketikan suatu kegiatan
penting akan dilakukan, atau pada :
1. Pada saat akan dibuatnya suatu proyek.
2. Pada saat ingin diadakan perbaikan, misalnya untuk menekan biaya,
peningkatan produksi atau hal lainnya.
3. Pada awal tahun dengan tujuan kegiatan yang baru..
4. Per tiga bulan interval, dimana hal ini memberikan waktu dan
kemungkinan untuk menilai dan menyempurnakan perencanaan.

The Best Place for Learning.. 6


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

BAB II
PROSES MEMBUAT PERENCANAAN TAMBANG

2.1 Perencanaan Secara “SMART”


Pada perencanaan (Planning), sering kita dengar “bahwa
planning”harus dibuat secara smart.
SMART
 Spesific
 Measurable
 Attainable
 Realistic/reasonable
 And Timely
Apa yang dimaksud smart tersebut ?
2.1.1 Spesific
Perencanaan yang akan dibuat/disusun harus spesifik, yang artinya
bahwa pada suatu pertambangan, mau menambang apa nama bahan gaian
nya, dimana (lokasi), produksi akhirnya berupa apa, bagaimana
kwalitas/spesifikasi yang diinginkan, dan berapa jumlahnya (kwalitas &
kwantitas).
2.1.2 Measurable
Semua yang akan direncanakan harus terukur (dapat dikwanti-
fikasikan =). Bahan galian yang akan ditambang berada dimana, berapa
jumlah, berapa jumlah bahan galian yang terukur (Cadangan terukur),
disekitar lokasi bahan galian ada apa saja. Misal ada :
 Lapisan tanah/material penutup
Berapa tebalnya, berapa jumlahnya, sifat fisik (berat jenis, swell
factor), mekanis (kuat tekan/daya dukung) dan komposisi kimianya
bagaimana (Oksidan, Sulfida , Karbonat, Silikat). Asam apa basa.
Berapa pHnya ?

The Best Place for Learning.. 7


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

 Pemukiman
Berapa jumlah penduduk disekitar lokasi bahan galian yang akan
dibuat perencanaan tambangnya. Yang sudah bekerja berapa (apa
macam kerjanya: petani, pedagang, pegawai, pengusaha industri
rumahan, buruh, dl). Apa ada yang tidak bekerja? Penduduk laki-
laki berapa, wanita berapa, distribusi usianya. Jumlah rumah yang
ada dilokasi bahan galian yang mau dibuat perenanaan
tambangnya berapa? rumah permanent (tembok), setengah
permanent, dan bukan permanent (dinding kayu atau bambu).
Bagaimana budaya/kebiasaan kehidupan mereka/tata sosialnya.
 Tata guna lahan bagaimana
Luas sawah dengan dairi irigasi berapa, sawah tadah hujan berapa,
panennya setiap hektar pertahun berapa. Lahan tegalan bukan
tanamanan bukan padi ada apa tidak. Kalau ada luasanya berapa
? ditanami apa ? hasilnya setiap tahun berapa.
 Fasilitas umum & fasilitas sosial (fasum & fasos)
Apakah ada puskesmas / pasar / tempat atau baai pertemuan (Balai
desa) kegiatanya rute, apa hanya hari-2 tertentu saja. Apa ada
saran jalan ? Jalannya jalan desa apa jalan dari PU, kalau ada daya
dukung jalan desa berapa, kalau jalan dari PU (Kabupaten/Propinsi)
kelas jalannya kelas berapa. Berapa panjang jalan-jalan tsb
disekitar lokasi bahan galian yang mau disusun perencanaan
tambangnya.
Dan lain-lain yang harus didata secara terukur. Misalnya Curah
hujan, sungai, kedalaman air didalam sumur-sumur penduduk
2.1.3 Attainable
Yang dimaksud ini, adalah data yang diperlukan bisa diperoleh, dan
data yang diolah/divalidasi, dapat dipergunakan untuk menyusun
perencanaan tambang kalau tidak, maka diperlukan data sekunder. Apakah
data sekunder dapat/bisa diperoleh sesuai degan kekuarangan data yang
diperoleh dilapngan, dan sesuai dengan maksud / tujuan (produksi)
perencanaan tambang yang akan disusun.

The Best Place for Learning.. 8


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

2.1.4 Realistic/reasonable
Perencanaan harus realistis, disesuaikan dengan jumlah cadangan
bahan galian macam produk akhir yang dikhehendaki. Dan jumlah produksi
dan disesuaikan dengan kondisi di sekitar dan harga jual dipasaran. Misal
tambang batu andesit. Produk akhir berupa slab/ornament dengan sasaran
produk akhir 1 juta M2. Kalau lokasi endapan batu andesit sarana
insfrastruktur belum mendukung, dan kalau tetap akan dilaksanakan tidak
realistic, karena antara akan membutuhkan investasi yang sangat besar,
sedangkan harga jualnya nantinya diharga harga pasar. Sehingga tidak usah
disusun perencanaanya.
2.1.5 Timely
Maksutnya penyusunan perencanaan secara keseluruhan harus
dihitung membutuhkan berapa lama. Setiap tahapan perencanaan,
implementasinya harus sesuai dengan jadwal yang disusun dalam
perencanaan. Kalau tidak akan mengganggu masalah pendanaan (di per
Bank an ) dan perijinan , yang akhirnya meminbulkan ketidakpercayaan
kepada penanam modal (investor).
2.2 Sistem Pertambangan
Di industri pertambangan, macam-macam penambangan biasa
disebut SISTEM PENAMBANGAN. Sistem, adalah suattu komponen dari
kegiatankegiatan kerja atau kumpulan dari komponen-komponen (atau
sektor kegiatan) yang saling berinteraksi dan mempunyai suatu funsi yang
tertutup. Didasarakan pada tempat kegiatan penggalian, apakah di
permukaan bumi ataukah di bawah permukaan bumi, maka sistem
penambangan ada 2, yaitu :
1. Tambang terbuka (Surface mining)
2. Tambang Bawah Tanah (Underground Mining)
Tambang terbuka ialah semua cara atau kegiatan penambangan yang
dilakukan dekat atau pada permukaan bumi, dan tempat kerja langsung
berhubung dengan udara luar (bisa melihat langit).

The Best Place for Learning.. 9


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Tambang bawah tanah adalah semua cara atau kegiatan


penambangan yang dilakukan dibawah permukaan bumi, tempat kerja tidak
langsung berhubungan dengan udara luar dan tidak bisa melihat langit.
2.2.1 Faktor-faktor yang menentukan sistem tambang
Dalam pemilihan sistem tambang, apakah suatu bahan galian akan
ditambang terbuka atau ditambang secara tambang bawah tanah, maka
harus diperhatikan faktor-faktor yang menentukan pemilhan cara
penambangan.
Faktor yang menentukan ialah:
Faktor ekonomis yaitu cara mana yang akan memberikan keuntungan
terbesar. Bila dengan tambang terbuka akan memberkan keuntungan besar
dibanding dengan sisterm tambang bawah tanah maka dipilih tambang
terbuka, begitu pula sebaliknya. Dalam faktor ekonomis harus diperhatikan
tentang :

Gambar 2.1
Penyebaran Cebakan Endapan Bahan Galian
a. Cut of Grade (COG)
Yaitu batas kadar terendah dari penyebaran cebakan endapan bahan galian
yang masih menguntungkan untuk ditambang ditijau dari segi teknis dan
lingkungan saat itu.

The Best Place for Learning.. 10


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

b. Break Even Cost Differential between 2 mining method


Yaitu angka titik balik penentu pemilihan sistem penambangan terbuka atau
bawah tanah .
Break Even Cost Differential between 2 mining method
= mining cost Tb. Bawah Tanah/ Ton ore – mining cost Tb. Terbuka/ Ton
Ore
Striping Cost/ Ton Overburden
Mining cost : ialah semua biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menggali
endapan bahan galian (bijih) termasuk biaya pengoperasian alat-alat, upah
tenaga kerja, biaya perawatan dan biaya untuk sarana-sarana lainnya.
Stripping Cost : ialah semua biaya – biaya yang diperlukan untuk menggali
overburden (lapisan tanah penutup) termasuk biaya pengoperasian alat-alat,
upah tenaga kerja, dan baiay perawatan yang diperlukan untuk penggalian
overburden (lapisan tanah penutup)
Contoh :
Suatu Endapan bahan galian (Misal biji emas):
1. Bila ditambang dengan sistem tambang bawah tanah :
Mining costnya = Rp 40.000,-/ton bijih
2. Bila ditambang dengan sistem tambang terbuka :
Mining costnya = Rp 6000,-/ ton bijih.
Stripping Costnya = Rp 7000,-/ ton bijih
Berapa angka titik balik (break even) penentu pemilihan sistem tambang ?
Penyelesaiannya :
Break even cost differential betwen 2 mining method
= mining cost Tb. Bawah Tanah/ Ton ore – mining cost Tb. Terbuka/ Ton Ore
Striping Cost/ Ton Overburden
Break even cost = Rp 40.000,- ton bijih – Rp 6.000,-/ton bijih
Rp 7000,-/ ton overburden
= Rp 34.000,-/ ton bijih
Rp 7.000,-/ ton Overburden
= 4,88/ ton bijih
1 ton overburden

The Best Place for Learning.. 11


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Ini artinya, pada kondisi ekonomis tersebut, yaitu dengan stripping Cost
= Rp 7000,-/ ton overburden, maka angka titik balik pemilihan sistem
tambang adalah :
= 4,88 ton oveburden
1 ton bijih
Ini artinya, apabila dalam kegiatan penambangan nantinya harus dikupas
tanah penutup sebesar 4,88 ton overburden ( atau kurang dari itu ) untuk
memperoleh 1 ton biijih emas harus dikupas lapisan tanah penutup lebih dari
4,88 ton overburden, maka sistem tambang yang dipilih adalah sistem
TAMBANG BAWAH TANAH.
Dalam pemilihan sistem tambang disamping faktor ekonomis, factor
kedua adalah mining recovery.
2. Mining Recovery
Sistem Tambang yang dipilih adalah sistem yang bisa memberikan
mining recovey (perolehan tambang) yang maksimal. Mining recovery
(Perolehan Tambang) adalah perbandingan antara jumlah cadangan yang
bisa digali atau ditambang (cadangan tertambang dari desain) dengan jumlah
cadangan yang diperkirakan (angka ini diperoleh dari eskplorasi).
Mining Recovery
= Bahan Galian yang dapat digali (cadangan tertambang-desain)
Cadangan yang terdesain (eksplorasi)
Bila dengan sistem tambang terbuka bisa diperoleh mining recovery yang
lebih besaar darippada dengan sistem penambangan bawah tanah, maka
akan dipilih penambangan dengan sistem terbuka atau dapat dua-2 nya
diterapkan, yaitu tambang terbuka dahulu kemudian diteruskan dengan
tambang bawah tanah, seperti gambar dibawah ini.
2.2.2 Dasar pemilihan peralatan tambang dan transportasi tambang
dasar pemilihan peralatan & transportasi tambang adalah :
 Sistem dan metode tambang
Alat-alat transportasi pada tambang terbuka pemilihannya lebih luar
dari pada tambang bawah tanah, misalnya transportasi tamban
terbuka dengan sistem berjenjang. Alat-alat transportasi pada

The Best Place for Learning.. 12


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

tambang terbuka ukurannya umunya tidak terrbatas (yang membatasi


adalah skala produksinya). Pada tambang bawah tanah alat
produksinya sangat terbatas karena tergantung ruuang gerak yang
terbatas sehingga yang menentukan alat tmbang bawah tanah adalah
ruang kerja dan lorong angkut.
 Jenis bahan galian yang akan ditambang (bijih non bijih)
Peralatan transportasi untuk bahan galian bijih bentuk alat transportasi
(back berbeda dengan peralatan transportasi untuk bahan galian non
alasanya adalah bahan galian bijih umumnya memiliki berat jenis lebih
besar dibandingkan bahan galian non bijih.
 Skala Produksi
Alat transportasi untuk skala produksi besar dan skala produksi kecil
berbeda. Perbedaannya untuk skala produksi yang lebih besar
menggunakan alat produksi yang besar sedangkan apabila skala
produksi kecil menggunakan alat produksi kecil.
 Keadaan topografi di daerah topografi di daerah penambangan
(keberadaan bahan galian yang hasil galiannya akan di transport ke
tempat tujuan).
Alat transportasi tambang yang dipergunakan untuk mengangkut hasil
penambangan (baik bijih maupun non bijih) pada suatu daerah dengan relief
topografi terjal umumnya menggunakan lori gantung (cable way).

The Best Place for Learning.. 13


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Gambar 2.2
Tambang Terbuka (Open Pit) diteruskan Tambang Bawah Tanah
Sebelum melakukan kegiatan transportasi dalam kegiatan
penambangan umunya ada pekerjaan pengupasan dan penambangan
bahan galian itu sendiri. Baik pada kegiatan pengupasan maupun
penambangan bahan galian diperlukan : peralatan yang akan dibahas disini
adalah : Bulldozer, Back Hoe. Sedangkan alat transportasi yang akan
dibicarakan disini adalah truck.
2.3 Penyusunan Perencanaan
Dalam melakukan penyusunan perencanaan tambang, si pembuat
rencana harus menguasai :
1. Dasar background
2. Data
3. Sintesa

The Best Place for Learning.. 14


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Tanpa memiliki pengetahuan tambang, tentunya kurang bisa


menyusun perencanaan tambang. Data apa yang diperlukan, dan seberapa
banyak memerlukanya, lalau bagaimana mengolah dan menangani data,
akan sangar berperan dalam menyusun perencanaan tambang. Misalnya
perencanaan tambang batu gamping untuk pabrik semen. Maka sebeum
disusun rencananya, harus dapat ditentukan terlebih dahulu berapa sasaran
produksi batu gamping per tahun. Sasaran produksi batu gamping pertahun
bergantung pada sasaran produksi semennya. Untuk dapat menentukan
sasaran produksi semen, maka harus diperoleh data tentang kebutuhan
semen dan tentang pasokan semen. Beda antara kebuutuhan dan pasokan
semen itulah yang merupakan sasaran produksi semen dari industri/pabrik
semen ang akan dibangun.
Penyusun rencana tambang yang dibekali dengan bekal pengetahuan
ekonometri atau yang didampingi dengan ahli ekonometri akan sangat
membantu pengolahan data.
Pengetahuan yang harus dimiliki seseorang yang akan menyusun
perencanaan tambang, cukup banyak. Namun pengetahuan yang banyka
ragamny, belum cukup bisa menyusun perencanaan tamang apabila yang
bersangkuan tidak bisa mensitesakan, tidak bisa memadukan.
Secara garis besar rencana tambang disusun melalui dua tahap yaitu
:
1. Tahap formulasi
2. Tahap program
Urutan-urutan tahap formulasi :
1. Gagasan dasar.
2. Penjagaan (Reconnaissance investigation).
3. Penelitian tentang kemungkiinan-kemungkinan pelaksanaa teknisnya
(Technical Apprasial).
Dari Technical Apprasial, diperoleh jawaban :
a. Mungkin,
b. Belum mungkin,
c. Tidak mungkin.

The Best Place for Learning.. 15


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

4. Jika mungkin, maka dipelajari “seberapa jauh hubungan” antara nilai


yang diinvestasikan terhadap utilitynya-nya.
Kegiatan ini disebut “economic feasibility investigation”. Dari rencana
tahap formulasi, :
1. Data yang diperlukan dan berapa
2. Perkiraan waktu yang diperlukan
3. Perkiraan biaya yang diperlukan
4. Cost benefit ratio, yaitu perbandingan antara cost yang ddikeluarkan
dan utilitynya.
Umumnya, pengertian program meliputi setiap aktivitas atau
serangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan bisa diidentifikasikan
(seperti pengerti proyek) namun tidak perlu harus memiliki lokasi geografi
tertentu.
Rencana Tahap Program menunujukan :
1. Target / sasaran keseluruhan telah di perinci ke dalam target-target
bagian.
2. Setiap kebutuhan atau pekerjaannya sudah dirumuskan dengan tepat
fungsi serta kebutuhannya.
3. Setiap bagian atau pekerjaan telah ditentukan waktu jadwal
pelaksanaannya serta jumlah anggaran yang diperlukan.
2.4 Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan dan
perancangan tambang antara lain :
Perencanaan adalah penentuan persyaratan yang harus dipenuhi dari
segiteknik dan ekonomi serta pelaksanaan teknik dariberbagai sub kegiatan
yng harus dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran kegiatan
tersebut.
1. Studi kelayakan
Awal dari perencanaan tambang adalah study kelayakan yang
telah disusun disetujui untuk dilaksanakan perusahaan.
2. Jumlah cadangan dan umur panjang
Perhitungan jumlah cadangan harus akurat karena terkait erat
dengan produksi, umur alat dan umur tambang. Apabila umur

The Best Place for Learning.. 16


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

tambang relatif singkat/pendek, maka perhitungan kebutuhan


alat harus sesuai dengan umur tambang tersebut.
3. Stripping ratio
Perlu perhitungan beberapa luas daerah yang akan ditambang,
jumlah tanah penutup yang akan digali, jumlah beban galian
yang akan terambil, lokasi pembuangan tanah penutup apakah
dapat menampung.
4. Batas maksimum kedalaman lubang
Batas maksimum kedalam tambang dan dimensi jenjang
ditentukan oleh kadar/kualitas, ketebala, kemiringan bahan
galian dan ketebalan tanah penutup.
5. Cut off grade
Yang dimaksud dengan Cut off grade yaitu kadar/kualitas
terendah atau kadar/kualitas terendah rata-rata yang masih
memberikan keuntungan apabila bahan galian tersebut
ditambang.
6. Pengaruh struktur geologi
Struktur geologi sangat berpengaruh terhadap stabilitas lereng,
terutama pada daerah sedimen. Struktur geologi meliputi :
retakan, patahan, dan lipatan. Bila kondisi batun cukup kuat,
maka sudut lereng lebih besar daripada sedimentasi.
7. Menentukan dimensi jenjang
Dimensi jenjang yaitu : panjang, lebar, dan tinggi, perlu dibuat
dengan benar yang bertujuan agar jenjang tersebut mampu
menampung seluruh alat beroperasi dengan aman. Untuk
menentukan dimensi jenjaang perlu adanya kajian dari geoteknik
dan hidrogeology.
8. Memilih sistem penirisan sesuai
Dengan studi geohidrologi dapat diketahui tingkat kejenuhan dri
batuan, sehingga perencanaan jenjang akurat. Jika jenjang
tersebut mempunyai tendensi banyak mengandung air maka
kemiringan jenjang harus landai. Untuk mengurangi biaya

The Best Place for Learning.. 17


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

kelongsoran tersebut maka perlu direncanakan suatu sistem


penirisan yang baik.
9. Nilai dari bahan galian
Fluktuasi dari bahan galian menentukan jumlah cadangan yang
dapat ditambang dan umur tambang.
10. Biaya produksi
Besarnya biaya yang diperlukan untuk memperoleh produk
(bahan galian) diluar biaya stripping dan dinatakan dalam satuan
per ton atau metere.
11. Biaya stripping over burden
Dinyatakan dalam satuan biaya per ton atau meter3 bahan
galian. Untuk memperoleh besaran tersebut dikaitkan dengan
stripping ratio.
12. Penentuan sarana jalan, pelabuhan, lokasi penimbunan bahan
galian dan tanah penutup, bengkel, kantor, messkarywan dll
2.5 Kedududukan perencanaan tambang dalam aktifitas kerja.
Perencanaan adalah suatu kunci untuk memecahkan persoalan atau
kegiatan kerja yang dihadapi. Pada hakikat perencanaan sudah merupakan
sebagian dari cara berfikir dalam kehidupan sehari. Karena secara sadar
atau tiddak manusia selalu menggunakan perencanaan dalam
memecahkan persoalan yang dihadapinyawalau tingkat perencanaan itu
merupakan perencanaan yang mudah dan sederhana.
Penyusunan atau merencanakan satu perencanaan merupakan suatu
bagian yang penting dari proses atau sistem yang menghabiskan suatu
produk yang terjadi setelah melalui tahap-tahap aktivitas dan kerja.
Peencanaan tidak mempunyai arti apa-apa, apabila tidak ada
hasilnya, tidak ada manfaatnya, tidak ada produknya. Untuk itu ada empat
unsur pokok yang terkait dalam aktivitas kerja, yaitu :
1. Perencanaan/Pemograman
2. Pelaksanaan Perencanaan
3. Pengawasan/Pelaporan
4. Evaluasi.

The Best Place for Learning.. 18


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

1. Perencanaan
a) Persiapan Perencanaan.
1. Tinjauan keadaan, yaitu latar belakang perlu tidaknya adanya
perubahan atau rencana yang harus dibayarkan.
2. Perkiraan keadaan waktu yang akan dilalui pelaksanaan
perencanaan karena situasi dan kondisi saat akan datang belum
tentu sama seperti sekarang.
3. Penetapan tujuan rencana, apa yang ingin dicapai dan bila
dicapai.
4. Penentuan pioritas tujuan kegiatan, bila beberapa tujuan tidak
tercapai dalam waktu bersamaan, tujuan mana yang harus
didahulukan.
5. Identifikasi kebijaksanaan atau kegiatan kerja yang diperlukan
dalam perencanaan.
6. Persetujuan terhadap rencana dari pihak yang berwenang dalam
orgaisasi.
7. Penentuan sumber-sumber apa yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan, apakah sumber tersebut telah dipunyai dan
apa yang masih harus diusahakan.
b) Analisa data yang diperlukan, informasi tepat yang didapat dan cara
pendekatan untuk materi isi perencanaan.
c) pengembangan beberapa altrnatif usaha pencapaian tujuan.
d) pemilihan alternatif yang terbaik.
e) Pengembangan alternatif penyangga beila terjadi hambatan pada
alternatif utama.
f) penyusunan program perencanaan, penyusunan yang lebih teliti
menennai tujuan,waktu, jadwal kegiatan, pembiayan, cara atau
pelaksanaan sehingga tujuan dapat selesai pada waktu yang
ditentukan atau yang diminta.

The Best Place for Learning.. 19


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

2. Pelaksanaan Perencanaan
Hal-hal yang dibutuhkan untuk memulai kegiatan kerja dan bergerak
secara nyata siapa yang harus mengeluarkan instruksi dan kepada
siapa, serta pelaksanaan secara fisik dan langsung.
3. Pengawasan
Untuk melihat apakah pelaksanaan dilakukan secara efektif dan
menyeluruh apakah tiap-tiap kepala bagian bagian misalnya
mengetahui sampai di mana kemajuan yang dicapai dibagiannya.
Tujuan pengawasan antara lain adalah :
a) Apakah pelaksanaan perencanaan berjalan sesuai dengan apa
yang digariskan.
b) Bila terjadi penyimpangan akan cepat diketahui berapa jauh
penyimpangan terjadi.
c) Dapat diadakan koreksi dengan cepat terhadap penyimpangan
yang terjadi.
4. Evaluasi
Menilai keberhasilan atau sejauh mana perencanaan telah berjalan
dan apa yang telah dicapai, sebagai data perbaikan atau
penyempurnaan perencanaan bila diperlukan dan lebih efektif lagi
dalam pencapaian tujuan agar tepat pada waktunya.
Perencanaan adalah suau kegiatan yang sangat penting bagi seorang
manajer atau pimpinan di stiap tingkat organisasi. Perencanaan sangat
erat hubungannya dengan pekerjaan lain yang berkaitan satu dengan
lainnya, antara lain yaitu :
1. Memecahkan persoalan
2. Mengambil kepurusan
3. Melaksanakan keputusan.
Walaupun pada dasarnya perencanaan itu secara keseluruhan sudah
merupakan proses pengambilan keputusan. Secara skematis proses
perencanaan dalam diri seorang eksekutif berjalan sebagai berikut :

The Best Place for Learning.. 20


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

INPUT EKSEKUTIF OUTPUT


Pemasukan data Pemeriksaan HASIL.YANG
kelengkapan DIHARAPKAN

Gambar 2.3
Skema Perencanaan
Pelaksanaan keputusan yang diambil adalah hasil dari beberapa
alternatif perencanaan dan cara pelaksanaan yang terbaik dari hasil
informasi atau data yang masuk sebagai input. Informasi dan data harus
benar dan lengkap. Output yang dihasilkan, kualitasnya tergantung dari :
1. Kualitas input
2. Tepat dan lengkapnya proses intelektual dari eksekutif
Sifat dari perencanaan :
1. Mengandung unsur perkiraan. Oleh karena itu harus selalau
memperhitungkan kemungkinan terjadinya penyimpangan-
penyimpangan pada saat pelaksanaan. Makin cermat rencana, berarti
makin kecil terjadinya penyimpngan.
2. Rencana keseluruhan dari pekerjaan teridiri dari bagian-bagian
rencana. Tiap bagian pekerjaan memiliki bagian rencananya. Tiap
pelaksana bagian pekerjaan berpedoman pada bagian rencannya.
3. Harus dilaksanakan pengawasan sewaktu pekerjaan sedang berjalan.
Apakah sesusai dengan rencana atau tidak.
4. Target atau sasaran suatu pekerjaan mungkin tidak sesuai dengan
yang direncanakan karena :
a) kondisi nyata lapangan
b) kesulitan praktis lapangan
c) perkembangan baru yang terjadi dilapangan belum seluruhnya
diperhitungkan atau ditampung dalam rencana tersebut.
5. Rencana itu sifatnya “Flexible”.
Dalam melaksakan suatu pekerjaan sesuai dengan rencana, mungkin
terjadi ketidakberesan. Ketidakberesan ini mungkin :

The Best Place for Learning.. 21


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

1. orang yang melaksananakan salah.


2. memang rencananya yang salah.
2.6. Materi dasar perencanaan tambang
Materi yang perlu dipahami adalah
1. Iklim
2. Analisa lingkungan dan resources
3. Konsep pemasaran
4. Feasibility Study
5. Project Proposal
6. Project Apprasial
1. Iklim
Iklim dan cuaca sangat mempengaruhi suatu aktivitas kerja yang
bersifat terbuka misalnya kegiatan penambangan, sehingga sangat erat
hubungannya dengan pembuatan perencanaan aktivitas kerja tersebut. Iklim
dan cuaca didalam perencanaan sangat mempengaruhi, antara lain dalam :
a. Penjadwalan waktu kegiatan kerja, yaitu umur proyek, tahap-tahap
pelaksanaan, jam kerja efektif.
b. Pemilihan alat-alat operasi dan pembantu, yait dalam jenis peralatan,
efisiensi dan jumlah alat.
c. Teknik pelaksanaan dan operasi.
d. Sistem penirisan (drainase), dan sistem pembuangan air
e.Pengadaan air
f. Overhead cost dalam jaminan kesehatan dan perlengkapan personil.

2. Analisa lingkungan dan resorces


Perencanaan sangat membutuhkan data dan infomasi mengenai
sarana-sarana perencanaan. Daftar sarana yang dibutuhkan perlu dibuat,
baik mengenai sarana yang telah ada maupun yang belum ada secara
terperinci. Sarana yang dibutuhkan dapat bermacam dan tidak sama
jumlahnya ditiap tiap perencanaan, dargantung dari tujuan dan sasaran
perencanaan tersebut.
Sumber informasi secara umum dapat diapat antra lain :

The Best Place for Learning.. 22


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

- Pihak lingkungan
1) Peraturan dan kebijaksanaan pemerintah.
2.) Kehidupan sosial masyarakat.
3) Perekonomian
4) Teknik yang sedang berkembang saat itu
5) Faktor Produksi.
3. Konsep Pemasaran
Banyak sekali definisi yang dikemukakan mengenai pemasaran dan
diantaranya pemasaran adalah suatu proses menagerial dimana produksi
diseimbangkan dengan pasar dan terjadi perpindahan hak milik sebagai
proses akhir tersebut.
Pandangan konsep pemasaran antara lain :
a) Orieentasi pasar dan langganan
b) Sub-ordinasi dari anspirasi untuk mecapai sasaran perusahaan
c) Kesatuan dan kegiatan perusahaan
Aktivitas pemasaran dibagai menjadi tiga antara lain :
1.Aktivitas Produksi
2.Aktivitas Distribusi Secara Fisik
3.Aktivitas Penunjang
4. Feasibility study (Studi kelayakan)
Feasibility study mencakup tujuan, perkiraan, dan perhitungan
mengenai aspek yang mencakup tentang masalah itu.
Feasibility study diperlukan jika ada gagasan untuk
a) menanamkan modal daam suatu kegiatan usaha atau kegiatan
kerja yang sifatnya prasarana atau menghasilkann pendapatan.
b) menanamkan modal dalam suatu kegiatan usaha yang baru akan
dimulai, ditunjukan untuk dengan sengaja memperoleh keuntungan.
c) merubah dan memperbaiki sistem kerja dalam aspek-aspek
kegiatan tertentu dalam perusahaan yang sedang berjala, agar dapat
mencapai tingkat efisiensi lebih tinngi.
Ada beberapa Feasibility study (studi kelayakan), antara lain
- Studi kelayakan ekonomi

The Best Place for Learning.. 23


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

- Studi kelayakan teknik eporasi


- Studi kelayakan permodalan
- Studi kelayakan hukum dan sosial

The Best Place for Learning.. 24


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

BAB III
MATERI ISI PERENCANAAN TAMBANG

Perencanaan tambang merupakan suatu tahapan yang penting dalam


operasi penambangan. Data yang diperlukan dalam perencanaan tambang
meliputi jumlah cadangan, kualitas bahan galian, geoteknik, ongkos
penambangan, pengolahan dan pemurnian.
Aspek perencanaan tambang berhubungan dengn waktu, dan tidak
berkaitan dengan masalah geometri, misalnya perhitungan kebutuhan alat
dan tenaga kerja, perkiraan biaya capital dan biaya operasi.
Perencanaan suatu tambbang terbuka ynag modern memerlukan
model coemputer dari sumber daya yang akan ditambang, baik block model
untuk tambang bijih atau kuari, maupun grided seam model untuk endapan
tabular seperti batubara. Dua aspek penting dalam pekerjaan perencanaan
tambang adalah perencanaan pit atau penentuan pit atau penentuan batas
akhir penambangan dan pentahapan, penjadwalan produksi hingga ke
perencanaan tahunan dan bulanan.
3.1 Sasaran (Objective)
Dalam penentuan sasaran kegiatan perlu dijelaskan atau disebutkan
sasarannya secara nyata. Sasaran yang ditentukan secara nyata dalam
bentuk angka lebih mudah pencapaianya karena semua usaha terpusat
kesatu arah yang pasti dan tidak dibaurkan oleh ketidakpastian.
Dalam kegiatan penambangan sasaran dapat ditentukan berdasarkan
tingkat produksi yang akan dihasilkan, antara lain yaitu :
1.Ore (bijih) langsng dari tambang dengan kadar dan ukuran tertentu.
2.Ore setelah mengalami proses peningkatan kadar (misal dengan
pencucian)
3.Dalam bentuk metal.
3.2 Penjadwalan
Faktor waktu dalam perencanaan merupakan faktor yang sangat
penting karena perencanaan adalah “fungsi dari waktu”. Jika pekerja harus

The Best Place for Learning.. 25


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

diselesaikan dalam suatu batas waktu yang disediakan pekerjaan tersebut.


Untuk tujuan tersebut diperlukan suatu perencanaan pengaturan yang tepat,
maka timbul kebutuhan untuk menyatakan rencana itu secara tertulis.
3.3 Layout (Tata letak)
Layout adalah penentuan dari penyusunan atau penampatan fasilitas
fisik dan penampatan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan
suatu produk. Tujuan lay-out adalah menempatkan fasilitas fisik dan tenaga
kerja dan “software” sekecil mungkin, dan waktu yang minimal dalam proses
kerjanya di tiap-tiap bagian.
3.4 Sistem Operasi
Sistem operasi yang dimaksud adalah sistem kegiatan yang dipakai
dalam pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Dalam kegiatan
penambangan dikenal dengan 3 sistem penambangan, yaitu :
1.Tambang terbuka
2.Tambang bawah tanah
3.Kombinasi antara tambang terbuka dan tambang bawah tanah.
Penentuan sistem operasi yang dipakai antara lain berdasarkan :
a. Jumah dan nilai deposit
b. Bentuk, tebal, letak dan kedalaman dan serta kemiringan deposit.
c. Harga pasaran bahan galian yang kumaksud
d. Modal yang tersedia
e. Striping ratio dan break even stripping ratio
f. Sifat fisik dan kimia dari pada deposit, batuan dan tanah sekitarnya
g. Cut off grade deposit
h. Batas ekonomis cadangan.
3.5 Pekerjaan persiapan
Pekerjaan persiapan adalah pekerjaan atau kegiatan dalam taraf awal
dan taraf pengembangan sebelum taraf produksi. Pekerjaan persiapan dalam
kegiatan penambangan antara lain mencakup dan tergantung dari pada hal-
hal :
1. Perizinan
2. Kondisi daerah yaitu misalnya topografi, letak dan vegetsi

The Best Place for Learning.. 26


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

3. Penentuan lokasi, pengukuran dan pemetaan termasuk peta-


peta kerja dengan berskala 1 : 1000 atau 1 : 2500.
4. Pembersihan tanah dan areal.
5. Pengupasan dan pemindahan tanah.
6. Lay-out yang direncakan.
7. Pembuatan atau pembangunan antara fisik baik untuk kegiatan
produksi maupun penunjang.
3.6 Peralatan
Faktor peralatan dalam perencanaan memegang peranan yyang
sangat penting, karena akibat pemilihan peralatan yang tidak tepat akan
sangat mempengaruhi produksi, biaya produksi serta waktu efektif kerja
sehari-hari.

The Best Place for Learning.. 27


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

BAB IV
SUMBERDAYA DAN CADANGAN MINERAL

Keberadaan bahan galian di dalam perut bumi dapat diketahui dari


sejumlah indikasi adanya bahan galian tersebut di permukaan bumi.
Keadaan seperti ini memberikan kesempatan kepada para ahli untuk
melakukan penyelidikan lebih lanjut, baik secara geologi, geofisika,
pemboran maupun lainnya.
Penyelidikan secara geologi pada dasarnya belum dapat
menentukan secara teliti dan kuantitatif informasi mengenai bahan galian
tersebut, akan tetapi bahan galian tersebut sudah dapat dikategorikan
adanya sumberdaya (resource). Bila penyelidikan dilakukan secara lebih
teliti, yaitu dengan menggunakan berbagai macam metode (geofisika,
geokimia, pemboran dan lainnya), maka bahan galian tersebut sudah
dapat diketahui dengan lebih pasti, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif. Dengan demikian bahan galian dapat dikategorikan sebagai
cadangan (reserve).
Sumberdaya adalah bagian dari endapan yang diharapkan dapat
dimanfaatkan dan diolah lebih lanjut secara ekonomis. Sumberdaya ini
dapat meningkat menjadi cadangan setelah dilakukan kajian kelayakan dan
dinyatakan layak untuk ditambang secara ekonomis dan sesuai dengan
teknologi yang ada.

4.1 Klasifikasi Sumberdaya Dan Cadangan Mineral


Menurut Standar Nasional Indonesia tentang Pedoman Pelaporan,
Sumberdaya, dan Cadangan Mineral (SNI 4726:2011) Klasifikasi
Sumberdaya Mineral dan Cadangan menurut Badan Standarisasi Nasional
(BSN) adalah:

a. Sumberdaya Mineral (Mineral Resource)


Sumberdaya Mineral (Mineral Resource) adalah satu konsentrasi atau
keterjadian dari material yang memiliki nilai ekonomi pada atau diatas kerak
bumi, dengan bentuk, kualitas, dan kuantitas tertentu yang memiliki

The Best Place for Learning.. 28


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

keprospekan yang beralasan untuk pada akhirnya dapat diekstraksi secara


ekonomis.

Klasifikasi Sumberdaya Mineral meliputi:


1) Sumberdaya Mineral Tereka (Inferred Mineral Resource).
Sumberdaya mineral yang tonase, kadar, dan kandungan mineral dapat
diestimasi dengan tingkat keyakinan geologi rendah. Hal ini direka dan
diasumsikan dari adanya bukti geologi tetapi tidak diferivikasi kemenerusan
geologi atau kadarnya. Hal ini hanya berdasarkan dari informasi yang
diperoleh melalui teknik yang memadai dari lokasi mineralisasi seperti
singkapan, paritan uji, sumur uji, dan lubang bor tetapi kualitas dan tingkat
kepercayaanya terbatas atau tidak jelas. Jarak antara titik pengamatan
maksimum dua ratus meter. Spasi ini bisa diperlebar dengan justifikasi
teknis yang bisa dipertanggungjawabkan seperti analisa geostatistika.
2) Sumberdaya Mineral Tertunjuk (Indicated Mineral Resource).
Sumberdaya mineral yang tonase, densitas, bentuk, karakteristik fisik,
kadar, dan kandungan mineralnya dapat diestimasi dengan tingkat
keyakinan yang wajar. Hal ini didasarkan pada hasil eksplorasi, dan
informasi pengambilan dan pengujian percontoh yang didapatkan melalui
teknik yang tepat dari lokasi-lokasi mineralisasi seperti singkapan, paritan
uji, sumuran uji, terowongan uji dan lubang bor. Lokasi pengambilan data
masih terlalu jarang atau spasinya belum tepat untuk memastikan
kemenerusan geologi dan/atau kadar, tetapi secara spasial cukup untuk
mengasumsikan kemenerusannya. Jarak antara titik pengamatan
maksimum seratus meter. Spasi ini bisa diperlebar dengan justifikasi teknis
yang bisa dipertanggungjawabkan seperti analisa geostatistika.
3) Sumberdaya Mineral Terukur (Measured Mineral Resource).
Sumberdaya mineral yang tonase, densitas, bentuk, karakteristik fisik,
kadar, dan kandungan mineralnya dapat diestimasi dengan tingkat
keyakinan yang tinggi. Hal ini didasarkan pada hasil eksplorasi rinci dan
tepercaya, dan informasi pengambilan dan pengujian percontoh yang
didapatkan melalui teknik yang tepat dari lokasi-lokasi mineralisasi seperti
singkapan, paritan uji, sumuran uji, terowongan uji dan lubang bor. Lokasi

The Best Place for Learning.. 29


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

informasi pada kategori ini secara spasial adalah cukup rapat dengan spasi
maksimum lima puluh meter untuk memastikan kemenerusan geologi dan
kadar. Spasi ini bisa diperlebar dengan justifikasi teknis yang bisa
dipertanggungjawabkan seperti analisa geostatistika.

b. Cadangan (Reserve)
Cadangan (Reserve) adalah bagian dari sumberdaya mineral terukur
dan/atau tertunjuk yang dapat ditambang secara ekonomis. Hal ini
termasuk tambahan material dilusi ataupun material hilang, yang
kemungkinan terjadi ketika material tersebut ditambang.

Klasifikasi Cadangan meliputi:


1) Cadangan Terkira (Probable Reserve)
Bagian sumberdaya mineral terunjuk yang ekonomis untuk ditambang,
dan dalam beberapa kondisi juga merupakan bagian dari sumberdaya
mineral terukur. Hal ini termasuk material dilusi ataupun material hilang,
yang kemungkinan terjadi ketika material tersebut ditambang. Pada
klasifikasi ini pengkajian dan studi yang tepat sudah dilakukan, dan
termasuk pertimbangan dan modifikasi dari asumsi yang realistis atas faktor
– faktor penambangan, pengolahan atau pemurnian, ekonomi, pemasaran,
hukum, lingkungan, sosial, dan peraturan pemerintah. Pada saat laporan
dibuat, pengkajian ini menunjukan bahwa ekstraksi telah dapat dibenarkan
dan masuk akal.
2) Cadangan Terbukti (Proved Recerve)
Bagian dari sumberdaya mineral terukur yang ekonomis untuk
ditambang. Hal ini termasuk material dilusi ataupun material hilang, yang
kemungkinan terjadi ketika material tersebut ditambang. Pada klasifikasi ini
pengkajian dan studi yang tepat sudah dilakukan, dan termasuk
pertimbangan dan modifikasi dari asumsi yang realistis atas faktor – faktor
penambangan, pengolahan atau pemurnian, ekonomi, pemasaran, hukum,
lingkungan, sosial, dan peraturan pemerintah. Pada saat laporan dibuat,
pengkajian ini menunjukan bahwa ekstraksi telah dapat dibenarkan dan
masuk akal.

The Best Place for Learning.. 30


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Gambar 4.1 Hubungan Antara Hasil Eksplorasi, Sumberdaya Mineral dan


Cadangan Mineral

4.2 Dasar Klasifikasi


Klasifikasi sumberdaya dan cadangan mineral didasarkan pada dua
kriteria, yaitu : tingkat keyakinan geologi dan pengkajian layak tambang.

4.2.1 Tingkat Keyakinan Geologi


Tingkat keyakinan geologi ditentukan oleh kerapatan titik
pengamatan, kualitas data, dan keandalan interpretasi geologi yang
diperoleh dari tiga tahap eksplorasi, yaitu :
a. Prospeksi
b. Eksplorasi Umum
c. Eksplorasi Rinci
4.2.2 Pengkajian Layak Tambang
a. Pengkajian layak tambang berdasarkan faktor pengibah yang
meliputi faktor-faktor penambangan, pengolahan/pemurnian,
ekonomi, pemasaran, hukum, lingkungan, sosial, dan peraturan
pemerintah.
b. Pengkajian layak tambang akan menentukan apakah sumberdaya
mineral akan berubah menjadi cadangan atau tidak.

The Best Place for Learning.. 31


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

c. Berdasarkan pengkajian ini, bagian sumberdaya mineral yang layak


tambang berubah menjadi cadangan sedangkan yang belum layak
tambang tetap menjadi sumberdaya mineral.

The Best Place for Learning.. 32


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

BAB V
PERANCANGAN TAMBANG TERBUKA

5.1 Perancangan
Perancangan desain adalah sebagai bagian dari proses
perencanaaan yang berkaitan dengan dengan masalah - masalah geometri
dan tidak berhubungan dengan waktu.
Contoh :
1. Perancangan batas akhir penambangan.
2. Tahapan Penambangan (Push Back )
3. Urutan Penambangan ( Mine Scheduling )
4. Peracangan disposal/waste dump
Untuk mengusahakan bahan galian dapat di produksi maka harus ada
perancang desain tambang sesuai kondisi topografi, karateristik endapan
bahan galian.

Rancangan penambangan terdiri dari beberapa lingkup kerja yaitu :

1. Perancangan desain tambang jangka Panjang


2. Perancangan kemajuan timbunan
3. Perancangan kemajuan tambang
4. Perancangan jalan angkut
5. Perancangan kolam air sementara (sump)
6. Perancangan sediment pont
Dengan adanya desain tambang maka target produksi dan umur tambang
dapat ditentukan. Selain itu design Tambang juga sebagai salah satu
tahapan utama dalam penentuan studi kelayakan apakah bahan galian
tersebut prospek atau tidak jika dilakukan penambangan.

Aspek yang mempengaruhi perancangan desain tambang :


1. Topografi
2. Jenis dan Model geologi bahan galian
3. Batas IUP
4. Alat yang dimiliki

The Best Place for Learning.. 33


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

5. Jenis batuan penutup


6. Kondisi iklim
7. Status kepemilikan lahan
Faktor Faktor yang mempengaruhi perancangan desain Tambang
a) Cut Of Grade ( COG )
Yaitu batas kadar terendah dari penyebaran cebakan mineral yang
masih menguntungkan untuk ditambang ditinjau dari segi teknis
dan lingkungan saat itu.
b) Stripping Ratio ( SR )
Yaitu perbandingan antara jumlah material penutup (waste)
terhadap jumlah material biji (ore). Pada tambang bijih, SR
biasanya dinyatakan dalam bcm waste/ton ore. Pada tambang
batubara sering dipakai m3 overburden/ton coal.
SR = BCM Waste
Ton ore
Untuk geometri penambangan yang ditetapkan, nisbah
pengupasan merupakan fungsi dari kadar batas.

c) Break Even Striping Ratio ( BESR )


BESR adalah perbadingan antara nilai dari bahan galian dengan
biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan bahan galian
tersebut. SR tertentu dimana nilai bahan galian tersebut
mendapatkan keuntungan yang optimal disebut BESR optimum.

Jika kadar biji diketahui dan jika semua keuntungan bersih dari
penambangan biji tersebut dipakai untuk mengupas tanah penutup
(overburden / stripping), berapa jumlah tanah penutup yang dapat dikupas
?

Inilah Konsep BESR.

BESR = ( Pendapatan – biaya penambangan dan pengolahan ) / ton


Biaya Pengupasan / BCM waste
Nilai BESR adalah 0 pada titik BECOG (tidak dapat mendukung Stripping)
0 = ( Pendapatan – biaya penambangan dan pengolahan ) / ton
Biaya Pengupasan / Bcm waste

The Best Place for Learning.. 34


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

0 = Pendapatan – Biaya penambangan dan pengolahan ) / ton pendpatan/


ton = biaya penambangan dan pengolahan / ton untuk harga komoditas ,
perolehan , ukuran pabrik , tingkat produksi dan ongkos tertentu, BESR
merupakan fungsi linier dari kadar bijih. BESR merupakan masukan dalam
metode perancangan tambang secara manual.
5.2 Perancangan Tambang Terbuka
5.2.1 Geometri Jenjang
Geometri Jenjang terdiri dari tinggi jenjang, sudut lereng jenjang
tunggal, sudut lereng jenjang tunggal, dan lebar dari jenjang penangkap
(catch bench). Rancangan geoteknik jenjang biasanya dinyatakan dalam
bentuk parameter- parameter untuk ketiga aspek ini.
Pada operasi di pit, pengontrolan sudut lereng biasanya dialkukan
menandai lokasi pucuk jenjang (crest) yang diiinginkan menggunakan
bendera kecil. Operator shovel diperintahkan untuk menggali sampai
mangkuk nya lokasi bendera tersebut atau menandai lokasi dengan lubang
tembak. Komponen dasar pada open pit adalah jenjang (gambar 5.1)
bagian jenjang adalah :

a. Geometri jenjang

Gambar 5.1 Bagian – Bagian Jenjang

The Best Place for Learning.. 35


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

b. Jenjang kerja
Jenjang kerja (work bench) merupakan bagian dari jenjang yang berfungsi
sebagai tempat bekerja bagi peralatan tambang.

Gambar 5.2 Working Bench dan Safety Bench

c. Jenjang penangkap (catch bench)


Jenjang penangkap merupakan jenjang yang berada diantara jenjang
utama yang dibuat guna menangkap material yang jatuh atau runtuh dari
jenjang sebelumnya. Ukuran dari jenjang ini biasanya relatif kecil dari
jenjang utamanya .

(Sumber : Hustrulid dan kuchta, 1995)


Gambar 5.3 Jenjang penangkap (catch bench)

The Best Place for Learning.. 36


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

d. Geometri Jenjang Penangkap

( Sumber : Hustrulid dan kuchta, 1995 )


Gambar 5.4 Geometri Jenjang Penangkap

e. Overall Slope Angle


Merupakan sudut kemiringan dari keseluruhan jenjang yang akan dibuat di
front penambangan. Kemiringan ini diukur dari crest paling atas sampai
dengan toe paling akhir penambangan.
Berikut ini adalah suatu lereng yang terdiri dari 5 jenjang (Gambar 5.5)
dimana sudut lereng nya dibuat dengan garis yang menghubungkan kaki
lereng yang paling rendah sampai ke puncak lereng yang paling tinggi
sehingga kemiringan lereng keseluruhannya (overall pit slope) dapat
dihitung sebagai berikut.
∅ ( overall ) = tan-1 5 x 50 = 50.4o
4 𝑥 35 + 5x 50
tan 75

The Best Place for Learning.. 37


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

( Sumber : Hustrulid dan kuchta, 1995)


Gambar 5.5 Overall Slope Angle

f. Overall Slope Angle With Ramp


Pengertian sama dengan overall slope angle, namun pada bagian
pertengahan overall slope diberi salah satu jenjang yang dimensi ukurannya
lebih lebar dan digunakan sebagai jalan angkut.

Gambar 5.6 Overall Slope With Ramp

The Best Place for Learning.. 38


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Desain tambang dibuat berdasarkan geometri jenjang tambang yang telah


ditentukan. Langkah Langkah pembuatan desain pit adalah sebagai berikut
:

A. Membuat Model Topografi


Model topografi dibuat berdasarkan data hasil pengukuran yang diambil dari
lapangan.

Gambar 5.7 Model Topografi

B. Menentukan Dimensi Pit Bottom


Ukuran pit bottom ini dasarkan pada ukuran alat muat dan alat angkut yang
dipakai. Dimensi Panjang dari pit bottom disesuaikan dengan panjang
horizontal crest ke crest hasil perhitungan desain jalan tambang.

Gambar 5.8 Plotting Pit Bottom

The Best Place for Learning.. 39


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

C. Membuat Crest sesuai dengan geometri jenjang penambangan yang


telah ditentukan.

Gambar 5.9 Plotting Garis Crest

D. Menghapus garis crest yang berpotongan dengan garis kontur pada


peta dasar. Elevasi crest harus sama dengan ketinggian garis kontur
yang akan dihapus.

Gambar 5.10 Menghapus Garis Crest Pada Elevasi Topografi


E. Pembuatan garis toe sesuai dimensi jenjang yang telah ditentukan.
Garis toe ini dapat digambarkan dengan warna berbeda dengan garis
crest atau dengan garis garis putus- putus.

The Best Place for Learning.. 40


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Gambar 5.11 Plotting Garis Toe


F. Untuk memeriksa hasil penggambaran perlu dilakukan beberapa
sayatan terhadap desain pit yang telah digambarkan. Langkah ini perlu
dilakukan untuk memperbaiki kesalahan apabila dalam penggambaran
garis crest toe menyimpang terhadap garis kontur pada peta dasar

Gambar 5.12 Pemotongan Kontur dan Pembuatan Sayatan

The Best Place for Learning.. 41


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

G. Membuat Gambar sayatan yang telah ditentukan pada langkah


sebelumnya.

Gambar 5.13 Penampang Pit (bukaan tambang)


5.3.3 Dasar Desain jalan Tambang (Ramp)
Pada suatu tambang yang baru letak jalan (Ramp) keluar tambang
sangat penting untuk diperhitungkan jalan tambang pada umumnya
merupakan akses ke lokasi pembuangan tanah penutup (waste dump) dan
peremuk (crusher). Faktor topografi merupakan pertimbangan utama untuk
pembuatan desain ramp. Prosedur pembuatan jalan tambang adalah
berikut :
Tahap 1 : plot crest pada peta dasar. Plotting crest ini dasarkan pada letak
dan ukuran model cadangan diorit dan batu gamping. Di samping pit bottom
dengan ukuran tertentu, dioffset dengan jarak crest to crest sebanyak 3 kali.

Gambar 5.14 Plotting Crest

The Best Place for Learning.. 42


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Tahap 2 : plot crest dan toe dengan dimensi pit bottom yang telah
ditentukan. Jarak crest dan toe diplot berdasarkan geometri jenjang.

Gambar 5.15 Plot Crest dan Toe

Tahap 3 : buatlah titik awal sebagai dasar akses masuk ramp, plot titik
selanjutnya memotong garis crest berikutnya. Jarak antar titik dari crest satu
dengan lainya berdasarkan geometri jenjang penambangan. Lebar dan
kemiringan jalan yang telah ditentukan. Membuat titik awal crest pada
jenjang paling atas. Menentukan titik crest pada jenjang berikutnya ( ke
bawah ) dengan sudut tertentu, didapat sudut yang dibentuk antara jalan
dan crest, didapat jarak horizontal antar level jenjang

Gambar 5.16 Titik awal sebagai Akses Jalan Masuk

The Best Place for Learning.. 43


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Tahap 4 : hubungan titik – titik A, B, C, D, Garis ini merupakan Akses


Perencanaan dan Perancangan Tambang

Gambar 5.17 Membuat Garis Akses ke Tambang

Tahap 5 : buatlah garis vertikal dan horisontal yang masing masing sejajar
satu dengan yang lainnya.

Gambar 5.18 Membuat Garis Vertikal Dan Horizontal

Tahap 6 : hubungkan garis horisontal dari setiap titik ke garis crest masing
masing, setelah itu hapuslah crest yang tidak terpakai

The Best Place for Learning.. 44


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Gambar 5.19 Menghapus Crest yang tidak terpakai

Tahap 7 : hubungkan setiap titik dan plot ke toe hingga membentuk ramp
kearah pit

Gambar 5.20 Menghubungkan Tiap Titik Dan Plot Toe


5.3.4 Kemiringan Jalan ( Grade )
Kemiringan jalan angkut berhubungan langsung dengan kemampuan alat
angkut baik dalam mengatasi tanjakan maupun dalam pengereman pada
saat alat angkut berisi muatan maupun dalam keadaan kosong. Kemiringan
jalan angkut dinyatakan dalam persen ( % ). Dalam pengertiannya
kemiringan ( α ) 1 % berarti jalan tersebut naik atau turun 1 meter atau turun
1 ft untuk setiap jarak mendatar sebesar 100 meter atau 100 ft

The Best Place for Learning.. 45


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Δℎ
Grade = Δ𝑥 x 100 %

Keterangan :
Δℎ = Beda tinggi antara dua titik yang diukur
Δ𝑥 = Jarak datar antara dua titik yang diukur
jalan di pit tambang pada umumnya berkisar pada kemiringan 8 % sampai
12 % kemiringan jalan diusahakan selalu konstan untuk mengurangi
kemungkinan truk harus mengubah transmisi yang mengakibatkan cepat
ausnya mesin kendaraan.

Gambar 5.21 Kemiringan ( Grade ) Jalan Angkut 10 %


Kemiringan :
Panjang A- B = 100 meter
Panjang B- C = 10 meter

5.4 Desain Disposal/Waste Dump


Disposal atau waste dump adalah tempat pembuangan dan
penimbunan lapisan tanah penutup. Lokasi tanah penutup. Lokasi
penimbunan juga merupakan bagian dari pekerjaan perencanaan tambang.
Faktor – Faktor yang harus di pertimbangkan dalam perencananan
penimbunan adalah :

The Best Place for Learning.. 46


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

- Jarak buang dari pit ke lokasi buangan, semakin jauh maka alat angkut
yang dibutuhkan semakin banyak.
- Kestabilan dasar timbunan Dan kestabilan lereng timbunan
- Pengaturan pengaliran air ke lokasi buangan, potensi terjadinya erosi di
lokasi timbunan karena material timbunan pada umumnya mudah sekali
tererosi (material lepas)
- Pertimbangan reklamasi dan lingkungan, dalam pembuangan harus
diatur sedemikian rupa sehingga material yang berpotensi menjadikan
air asam diletakkkan dibagian bawah diselimuti material yang tidak
berpotensi membentuk air asam (sistem kapsul).
- Penentuan Overall Slope Angel harus mendapatkan rekomendasi dari
penelitian Geoteknik. Juga bisa menggunakan pendekatan Angel of
repose dari material tersebut. ( lihat Tabel 5.1)
Tabel 5.1 Angle of Repose

ANGLE OF REPOSE FOR ROCK


Type of Rock Angle of repose in degrees
Pure loose sand 32 -34
Loose sand with clay 37
Wet sand 22
Pure loose gravel 37
Dry loose clay 37
Solid clay 40-45
Moist clay 20-25
Wet clay 16
Lumpy stone rock 38
Coal 34-40
Various ore 38-42

Berdasarkan lokasinya disposal dibagi menjadi dua :


1. Lokasi buangan diluar tambang (Out Pit Dump)
Lokasi buangan diluar bekas tambang diusahakan tidak terlalu besar
karena harus melakukan penimbunan kembali kedalam pit (backfilling)
dan areal yang harus direklamasi lebih bisa diperkecil. Tipe out pit dump
pada umumnya :
- Head of valley fill (ujung lembah)
- Cross valley fill (pertemuan lembah)

The Best Place for Learning.. 47


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

- Side hill dumps (lereng bukit)


- Flat land pile dump (daerah datar)

Gambar 5.22 Disposal (Out pit Dump)


2. Lokasi buangan diarea bekas bukaan tambang (in pit dump)
In pit dump adalah disposal yang dibuat pada dibukaan tambang yang
sudah tidak ada batubaranya lagi (mine out). Sudut lereng disposal pada
umumnya mengacu kepada rekomendasi geoteknik, atau bisa juga dari
sudut jatuhan material (angle of repose), yaitu sudut yang terbentuk jika
material tumpuk secara alami. Untuk memperkecil terjadinya erosi sudut
lereng biasanya dibuat lebih landau lagi.

Gambar 5.23 Disposal (In pit Dump)

The Best Place for Learning.. 48


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

BAB VI
TUTORIAL DESAIN PERENCANAAN TAMBANG

6.1 Pembuatan Peta Topografi


Input data topo
Buat desain file topo melalui explorer

import data topo dari dxf/dwg

The Best Place for Learning.. 49


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Pembuatan surface dengan triangle


Buat suface topo dengan triangle
Model-triangle-design

Pembuatan kontur

The Best Place for Learning.. 50


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

The Best Place for Learning.. 51


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

6.2 Korelasi Stratigrafi


Buat scema dengan format seperti di bawah ini

Scema - create

The Best Place for Learning.. 52


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

The Best Place for Learning.. 53


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

The Best Place for Learning.. 54


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

The Best Place for Learning.. 55


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

The Best Place for Learning.. 56


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Scema yang telah dibuat kemudian diaktifkan dengan cara spt di bawah
ini

Setup – current model

Tampilan grafis dari bor disetting seperti dibawah ini

The Best Place for Learning.. 57


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

The Best Place for Learning.. 58


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Kemudian import data bornya, untuk formatnya seperti di bawah ini

The Best Place for Learning.. 59


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Kemudian buatlah area lembar kerja (sheet) seperti di bawah ini

Explorer – spec – sheet - create

The Best Place for Learning.. 60


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Surface dengan format grid perlu dibuat lembar kerjanya, untuk format
seperti dibawah ini :

Explore – spec – gridspec - create

Kemudian buat model data bor yang sudah masuk di desain file kedalam
data tabel seperti di bawah ini :

The Best Place for Learning.. 61


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Setelah selesai model stratigrafi dalam format tabel kemudian buat


modelnya dalam bentuk grid. Setelah pekerjaan dilakukan maka pekerjaan
untuk stratigrafi telah selesai dilakukan dan data stratigrafi dalam format
grid tersebut menjadi dasar untuk pekerjaan selanjutnya

OUTPUT GTAFIS STARTIGRAFI


Membuat kontur struktur => Graphic- contur –multi

The Best Place for Learning.. 62


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

The Best Place for Learning.. 63


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

The Best Place for Learning.. 64


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Menbuat section startigrafi

Graphic-section-stratmodel

The Best Place for Learning.. 65


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

The Best Place for Learning.. 66


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

The Best Place for Learning.. 67


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Membuat Outcrop

Graphic-extend-outcrop

The Best Place for Learning.. 68


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Quality

Data hasil analisis laboratorium baik proximate, ultimate dan sebagainya


dapat dimasukkan ke dalam Stramodel kemudian dibuat modelnya.

1. Membuat Definisi Quality

Semua quality yang akan dimodel harus dibuat definisinya terlebih dahulu.
Definisi quality akan menentukan semua parameter yang berhubungan
dengan suatu nilai quality tertentu dan akan digunakan pada saat
pengopersian yang berkaitan dengan quality.

Menu: QUALITY>DEFINITION>CREATE

The Best Place for Learning.. 69


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

2. Menentukan Key Quality

Menu: QUALITY>KEY QUALITY>CREATE

Pada saat perhitungan reserves, nilai tonase akan ditentukan oleh nilai-nilai
relative density (insitu), moisture (ROM) dan Yield (production/washibility).
Nilai-nilai tersebut mengacu terhadap nilai-nilai yang ada dalam suatu
definisi quality. Oleh karena itu nama-nama definisi quality yang akan
digunakan sebagai acuan harus ditentuka dalam key Quality.

3. Membuat Spesifikasi Model Quality

Spesikasi Model Quality harus dibuat untuk digunakan dalam pembuatan


model surface quality. Surface quality akan dibuat pada saat membuat
komposit quality. Surface-surface quality model tersebut akan digunakan
pada saat perhitungan reserves maupun pembuatan output grafis seperti
isopach.

Menu: QUALITY>QUALITY MODEL>CREATE

The Best Place for Learning.. 70


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

4. Quality Default
Nilai default untuk setiap kode quality dapat dibuat dalam project. Nilai
default yang dimasukkan akan digunakan dalam penentuan nilai quality
dalam perhitungan reserves pada saat tidak dijumpai nilai aktual dalam data
quality.

5. Mengatur Model Quality

Lebih dari satu spesifikasi model quality dapat dibuat dalam project, tapi
hanya satu model quality saja yang akan digunakan sebagai acuan dalam
setiap pengoperasian yang berhubungan dengan quality. Oleh karena itu
model quality harus diatur terlebih dahulu sebelum melakukan
pengoperasian yang berhubungan dengan model quality sehingga dapat
diakses oleh module yang berkaitan.
Menu: SETUP>CURRENT MODEL

The Best Place for Learning.. 71


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

6.3 Evaluasi Cadangan


1. Desain File : Evaluasi Cadangan
Buatlah desain file dengan nama evaluasi. File tersebut dipergunakan untuk
prosesing desain evalusi cadangan.
Explorer – desain file - evaluasi

2. Buat master evaluasi cadangan

The Best Place for Learning.. 72


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

3. Generate Strip
Buat desain strip sejajar. Desain strip adalah metode evaluasi cadangan
dengan cara membuat blok-blok dari garis sejajar dan garis tegak lurus
(pembaginya). Desain strip masih berupa 2D. Secara otomatis tersimpan di
desain file blok.
Strip desain – generate strip

The Best Place for Learning.. 73


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

The Best Place for Learning.. 74


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

4. Intersect strip
Strip awal dan strip pembagi dapat di-intersect agar saling berpotongan
membentuk strip batter block akhir.

The Best Place for Learning.. 75


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

4. Solid

Setelah strip telah siap maka dapat dibuat solid. Solid adalah desain tiangle
yang berupa 3d (ruang) yang mempunyai side difinition. Solid dapat
digunakan untuk penghitungan reserve. Nama lain jg dapat disebut block
model.

Strip desain – generate solid

The Best Place for Learning.. 76


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

5. Setting Unit

Page – preference - unit

The Best Place for Learning.. 77


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

6. Perhitungan Cadangan
Reserve – generate sample from solid
Format setup

Format interval

The Best Place for Learning.. 78


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Format geologi

Format surface sets

The Best Place for Learning.. 79


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Format bench

Format Quality

The Best Place for Learning.. 80


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

7. Mining Reserve

Menu: Reserves>Mining Reserves

Fungsi dari menu mining reserves adalah untuk memodifikasi table file
hasil perhitungan reserve dengan membuat kolom hasil perhitungan
volume losses, volume dilution, tanonase raw recoverable, tonase ROM
dan tonase product.

8. Reserve Acummulate

Fungsi dari menu ini adalah untuk mengakumulasikan table sample yang
telah dibuat agar dapat dibuat laporannya atau diformat ulang. Umumnya
dilakukan jika pada tahap pembuatan sample hal tersebut belum dilakukan
atau hasil akumulasi ingin disimpan dalam output table file yang berbeda.

The Best Place for Learning.. 81


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Kemudian export ke exel utk diedit

The Best Place for Learning.. 82


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Edit di exel

Kemudian import kembali ke tabel semula

The Best Place for Learning.. 83


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

9. Reserve Reformat block


Fasilitas menu ini akan memunculkan tiga tab form (Reporting, Slopes dan
Other) yang digunakan untuk memilih kolom table hasil reserve yang dapat
diformat ulang baik kedalam format table reserve lain yang lebih sederhana.
Ketiga form tersebut akan menampilkan nama-nama kolom dalam table
reserve yang original. Anda tinggal memilih kolom-kolom mana yang akan
dimasukkan kedalam table reserve baru hasil format ulang dengan cara
memilih pada setiap field kolom yang diinginkan.
Menu: Reserves>Reformat-Block

The Best Place for Learning.. 84


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Kemudian export kembali untuk edit

The Best Place for Learning.. 85


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Edit di exel

Kemudian buatlah tabel untuk import data akhir

The Best Place for Learning.. 86


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Terakhir postkan data SR tersebut ke dalam desain grafis

6.4 Rencana Penambangan


Pembuatan pit dengan singgle slope 60, tinggi jenjang 10 mtr dan lebar
bench 5 mtr.

1. Buat boundary pit

The Best Place for Learning.. 87


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

2. Mengatur Nama Side Definition yang Diberlakukan


Menu: Strip_Design>Tag Design Segment

The Best Place for Learning.. 88


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

3. Insert Ramp

Tahap selanjutnya dalam pembuatan desain ramp adalah menentukan


lokasi ramp dengan cara menyisipkannya pada line atau poligon yang
telah dibuat.

Menu : Strip_Design-Ramp>Insert Ramp

The Best Place for Learning.. 89


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

4. Proyeksi Crest dan Toe

Setelah itu anda dapat memulai proses pembuatan pit dengan


memproyeksikan polygon pit dasar ke setiap bench sehingga membentuk
desain yang terdiri dari Crest, Toe, Ray dan Ramp.

Menu: Strip Design>Ramp>Project And Offset

The Best Place for Learning.. 90


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

5. Bench Definition

Proses awal pembuatan desian ramp adalah mencakup pengaturan desain


bench pada elevasi-elevasi konstan atau terhadap surface-surface. Elevasi
yang konstan lebih mudah untuk digunakan dan harus digunakan jika
bench-bench hampir horisontal. Anda dapat mempergunakan salah satu
atau keduannya.

The Best Place for Learning.. 91


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Pembuatan disposal dengan singgle slope 45, tinggi tinggi jenjang 10 mtr
dan lebar bench 5 mtr.

1. Buat boundary disposal

Mengatur Nama Side Definition yang Diberlakukan

Menu: Strip_Design>Tag Design Segment

The Best Place for Learning.. 92


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

The Best Place for Learning.. 93


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

2. Insert Ramp

Tahap selanjutnya dalam pembuatan desain ramp adalah menentukan


lokasi ramp dengan cara menyisipkannya pada line atau poligon yang
telah dibuat.

Menu Strip_Design-Ramp>Insert Ramp

The Best Place for Learning.. 94


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

3. Proyeksi Crest dan Toe

Setelah itu anda dapat memulai proses pembuatan pit dengan


memproyeksikan polygon pit dasar ke setiap bench sehingga membentuk
desain yang terdiri dari Crest, Toe, Ray dan Ramp.

Menu: Strip Design>Ramp>Project And Offset

The Best Place for Learning.. 95


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

6.5 Perhitungan Volume Pit

1. Format setup

2. Format interval

The Best Place for Learning.. 96


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

3. Format surface sets

4. Mining Reserve

Menu: Reserves>Mining Reserves

Fungsi dari menu mining reserves adalah untuk memodifikasi table file
hasil perhitungan reserve dengan membuat kolom hasil perhitungan
volume losses, volume dilution, tanonase raw recoverable, tonase ROM
dan tonase product.

The Best Place for Learning.. 97


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

5. Reserve Acummulate

Fungsi dari menu ini adalah untuk mengakumulasikan table sample yang
telah dibuat agar dapat dibuat laporannya atau diformat ulang. Umumnya
dilakukan jika pada tahap pembuatan sample hal tersebut belum dilakukan
atau hasil akumulasi ingin disimpan dalam output table file yang berbeda.

Kemudian export ke exel utk diedit

The Best Place for Learning.. 98


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Edit di exel

Kemudian import kembali ke tabel semula

The Best Place for Learning.. 99


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

6. Reserve Reformat block

Fasilitas menu ini akan memunculkan tiga tab form (Reporting, Slopes dan
Other) yang digunakan untuk memilih kolom table hasil reserve yang dapat
diformat ulang baik kedalam format table reserve lain yang lebih sederhana.
Ketiga form tersebut akan menampilkan nama-nama kolom dalam table
reserve yang original. Anda tinggal memilih kolom-kolom mana yang akan
dimasukkan kedalam table reserve baru hasil format ulang dengan cara
memilih pada setiap field kolom yang diinginkan.

Menu: Reserves>Reformat-Block

The Best Place for Learning.. 100


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

The Best Place for Learning.. 101


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Kemudian export kembali untuk edit

Edit di exel

The Best Place for Learning.. 102


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Perhitungan volume Kapasitas Disposal


Format setup

Format interval

The Best Place for Learning.. 103


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Format surface stets

The Best Place for Learning.. 104


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

6.6 Rencana Short Term


Berikut contoh plan target bulanan
Dalan hal ini target perbulan adalah OB : 700,000 bcm dan coal 60,000
Mt, dengan SR 1 : 11
Pertama kita buat dulu EWH ( efektif working hour )

DESCRIPTION OVERBURDEN REMOVAL TOTAL / AVG

TOTAL DAYS AND SHIFTS :


Calender days days 31
Holidays and shutdown days 0
Fridays days 5
Safety Talk Schedule days 5
Shifts/day 2 2
Hrs/shift 12 12

TOTAL HOURS :
MOHH (hrs) 744
a. Uncontrollable lost time :
- Rainy % 8.3%
(hrs) 62.0
b. Controllable lost time :
- slippery 30% % of rainy (hrs) 18.6
- holidays and shutdown (hrs) 0.0
Meal and Rest 60 min/shift (hrs) 97.0
Praying 30 min/day (hrs) 15.5
Shift Change 10 min/shift (hrs) 10.3
Friday Pray 120 min/day (hrs) 10.0
Safety Talk 60 min/week (hrs) 5.0
Refueling 15 min/day (hrs) 7.8
Over Shift 660 min/week 55.0
Total lost time (Truck) (S) (hrs) 281.2
Total lost time (Other) (S) (hrs) 273.4
Effective Working Hours 462.8

The Best Place for Learning.. 105


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

DESCRIPTION COAL ACTIVITY TOTAL / AVG

TOTAL DAYS AND SHIFTS :


Calender days days 31
Holidays and shutdown days 0
Fridays days 5
Safety Talk Schedule days 5
Shifts/day 2 2
Hrs/shift 12 12

TOTAL HOURS :
MOHH (hrs) 744
a. Uncontrollable lost time :
- Rainy % 8.3%
(hrs) 62.0
b. Controllable lost time :
- slippery 45% % of rainy (hrs) 27.9
- holidays and shutdown (hrs) 0.0
Meal and Rest 60 min/shift (hrs) 97.0
Praying 30 min/day (hrs) 15.5
Shift Change 10 min/shift (hrs) 10.3
Friday Pray 120 min/day (hrs) 10.0
Safety Talk 660 min/week (hrs) 55.0
Refueling 15 min/day (hrs) 7.8
Customer Problem 10 min/shift (hrs) 10.3
Total lost time (Truck) (S) (hrs) 295.8
Total lost time (Other) (S) (hrs) 288.0
Effective Working Hours 448.2

The Best Place for Learning.. 106


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Selanjutnya kita tentukan kebutuhan unit (target by flleet)


Apr 2019
Unit
EQUIP. QUANTITY
PC300 -
PC 1250 4

ZS4141 -
HD 465 12

EQUIP. PROD'ty
PC300 170
PC 1250 500

ZS4141 51
HD 465 200

EQUIP. PA
PC300 95%
PC 1250 95%
OVERBURDEN

ZS4141 92%
HD 465 92%

EQUIP. UA
PC300 61%
PC 1250 61%

ZS4141 59%
HD 465 59%

EQUIP. CAPACITY (BCM)


PC300 0.00
PC 1250 868772.98
-
Sub Total 868,773

ZS4141 0.00
HD 465 970359.57
-
Sub Total 970,360

Capacity 865,468

Match Factor 1.00

The Best Place for Learning.. 107


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

Apr 2019
Unit
EQUIP. QUANTITY
PC300 1
JS205LS -

FM350 4
-
-

EQUIP. PROD'ty
PC300 160
JS205LS 86

FM350 32

EQUIP. PA
PC300 95%
JS205LS 0%
COAL MINING

FM350 92%

EQUIP. UA
PC300 65%
JS205LS 0%

FM350 62%

EQUIP. CAPACITY (TONS)


PC300 73,401
JS205LS -
-
Sub Total 73,401

FM350 55,558
-
-
Sub Total 55,558

Capacity 73,401

Match Factor 0.76

Selanjutnya kita buat target by desain

The Best Place for Learning.. 108


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

1, tentukan dulu areanya :

2. Buat plan shorttermnya sesuai dengan target by fleet

The Best Place for Learning.. 109


Mineplan and Design Studi Kasus Batubara

DAFTAR PUSTAKA

Cummins; ‘SME Mining Engineering Hand Book’, vol 1 & 2 ; The American
Insititute of mining Metalurgical and Petrolium Engginering Inc;
New York;1973
Hartman H.L (1987) : Introductory Mining Engginering John wiley & sons,
New York ( 231-240 )
Hastrulid, W.,Kuchta (1995) : Open Pit Mine Planning and Design, Volume
1 Fundamental, A.A. Balkema/Roterdam/Brookfield, 212-248
Pfleider,”Surface Mining”; The American institute of Mining Metalurgical
and Petrolium Engineering Inc; New York;1972
Waterman Sulistiyana (2015) : Perencanaan Tambang, Anugrah
Print,Yogyakarta

The Best Place for Learning.. 110

Anda mungkin juga menyukai