PRAKATA
Tim Penyusun
Ground Mine Indonesia
DAFTAR ISI
PRAKATA ................................................................................................. 1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PROSES MEMBUAT PERENCANAAN TAMBANG
Pemukiman
Berapa jumlah penduduk disekitar lokasi bahan galian yang akan
dibuat perencanaan tambangnya. Yang sudah bekerja berapa (apa
macam kerjanya: petani, pedagang, pegawai, pengusaha industri
rumahan, buruh, dl). Apa ada yang tidak bekerja? Penduduk laki-
laki berapa, wanita berapa, distribusi usianya. Jumlah rumah yang
ada dilokasi bahan galian yang mau dibuat perenanaan
tambangnya berapa? rumah permanent (tembok), setengah
permanent, dan bukan permanent (dinding kayu atau bambu).
Bagaimana budaya/kebiasaan kehidupan mereka/tata sosialnya.
Tata guna lahan bagaimana
Luas sawah dengan dairi irigasi berapa, sawah tadah hujan berapa,
panennya setiap hektar pertahun berapa. Lahan tegalan bukan
tanamanan bukan padi ada apa tidak. Kalau ada luasanya berapa
? ditanami apa ? hasilnya setiap tahun berapa.
Fasilitas umum & fasilitas sosial (fasum & fasos)
Apakah ada puskesmas / pasar / tempat atau baai pertemuan (Balai
desa) kegiatanya rute, apa hanya hari-2 tertentu saja. Apa ada
saran jalan ? Jalannya jalan desa apa jalan dari PU, kalau ada daya
dukung jalan desa berapa, kalau jalan dari PU (Kabupaten/Propinsi)
kelas jalannya kelas berapa. Berapa panjang jalan-jalan tsb
disekitar lokasi bahan galian yang mau disusun perencanaan
tambangnya.
Dan lain-lain yang harus didata secara terukur. Misalnya Curah
hujan, sungai, kedalaman air didalam sumur-sumur penduduk
2.1.3 Attainable
Yang dimaksud ini, adalah data yang diperlukan bisa diperoleh, dan
data yang diolah/divalidasi, dapat dipergunakan untuk menyusun
perencanaan tambang kalau tidak, maka diperlukan data sekunder. Apakah
data sekunder dapat/bisa diperoleh sesuai degan kekuarangan data yang
diperoleh dilapngan, dan sesuai dengan maksud / tujuan (produksi)
perencanaan tambang yang akan disusun.
2.1.4 Realistic/reasonable
Perencanaan harus realistis, disesuaikan dengan jumlah cadangan
bahan galian macam produk akhir yang dikhehendaki. Dan jumlah produksi
dan disesuaikan dengan kondisi di sekitar dan harga jual dipasaran. Misal
tambang batu andesit. Produk akhir berupa slab/ornament dengan sasaran
produk akhir 1 juta M2. Kalau lokasi endapan batu andesit sarana
insfrastruktur belum mendukung, dan kalau tetap akan dilaksanakan tidak
realistic, karena antara akan membutuhkan investasi yang sangat besar,
sedangkan harga jualnya nantinya diharga harga pasar. Sehingga tidak usah
disusun perencanaanya.
2.1.5 Timely
Maksutnya penyusunan perencanaan secara keseluruhan harus
dihitung membutuhkan berapa lama. Setiap tahapan perencanaan,
implementasinya harus sesuai dengan jadwal yang disusun dalam
perencanaan. Kalau tidak akan mengganggu masalah pendanaan (di per
Bank an ) dan perijinan , yang akhirnya meminbulkan ketidakpercayaan
kepada penanam modal (investor).
2.2 Sistem Pertambangan
Di industri pertambangan, macam-macam penambangan biasa
disebut SISTEM PENAMBANGAN. Sistem, adalah suattu komponen dari
kegiatankegiatan kerja atau kumpulan dari komponen-komponen (atau
sektor kegiatan) yang saling berinteraksi dan mempunyai suatu funsi yang
tertutup. Didasarakan pada tempat kegiatan penggalian, apakah di
permukaan bumi ataukah di bawah permukaan bumi, maka sistem
penambangan ada 2, yaitu :
1. Tambang terbuka (Surface mining)
2. Tambang Bawah Tanah (Underground Mining)
Tambang terbuka ialah semua cara atau kegiatan penambangan yang
dilakukan dekat atau pada permukaan bumi, dan tempat kerja langsung
berhubung dengan udara luar (bisa melihat langit).
Gambar 2.1
Penyebaran Cebakan Endapan Bahan Galian
a. Cut of Grade (COG)
Yaitu batas kadar terendah dari penyebaran cebakan endapan bahan galian
yang masih menguntungkan untuk ditambang ditijau dari segi teknis dan
lingkungan saat itu.
Ini artinya, pada kondisi ekonomis tersebut, yaitu dengan stripping Cost
= Rp 7000,-/ ton overburden, maka angka titik balik pemilihan sistem
tambang adalah :
= 4,88 ton oveburden
1 ton bijih
Ini artinya, apabila dalam kegiatan penambangan nantinya harus dikupas
tanah penutup sebesar 4,88 ton overburden ( atau kurang dari itu ) untuk
memperoleh 1 ton biijih emas harus dikupas lapisan tanah penutup lebih dari
4,88 ton overburden, maka sistem tambang yang dipilih adalah sistem
TAMBANG BAWAH TANAH.
Dalam pemilihan sistem tambang disamping faktor ekonomis, factor
kedua adalah mining recovery.
2. Mining Recovery
Sistem Tambang yang dipilih adalah sistem yang bisa memberikan
mining recovey (perolehan tambang) yang maksimal. Mining recovery
(Perolehan Tambang) adalah perbandingan antara jumlah cadangan yang
bisa digali atau ditambang (cadangan tertambang dari desain) dengan jumlah
cadangan yang diperkirakan (angka ini diperoleh dari eskplorasi).
Mining Recovery
= Bahan Galian yang dapat digali (cadangan tertambang-desain)
Cadangan yang terdesain (eksplorasi)
Bila dengan sistem tambang terbuka bisa diperoleh mining recovery yang
lebih besaar darippada dengan sistem penambangan bawah tanah, maka
akan dipilih penambangan dengan sistem terbuka atau dapat dua-2 nya
diterapkan, yaitu tambang terbuka dahulu kemudian diteruskan dengan
tambang bawah tanah, seperti gambar dibawah ini.
2.2.2 Dasar pemilihan peralatan tambang dan transportasi tambang
dasar pemilihan peralatan & transportasi tambang adalah :
Sistem dan metode tambang
Alat-alat transportasi pada tambang terbuka pemilihannya lebih luar
dari pada tambang bawah tanah, misalnya transportasi tamban
terbuka dengan sistem berjenjang. Alat-alat transportasi pada
Gambar 2.2
Tambang Terbuka (Open Pit) diteruskan Tambang Bawah Tanah
Sebelum melakukan kegiatan transportasi dalam kegiatan
penambangan umunya ada pekerjaan pengupasan dan penambangan
bahan galian itu sendiri. Baik pada kegiatan pengupasan maupun
penambangan bahan galian diperlukan : peralatan yang akan dibahas disini
adalah : Bulldozer, Back Hoe. Sedangkan alat transportasi yang akan
dibicarakan disini adalah truck.
2.3 Penyusunan Perencanaan
Dalam melakukan penyusunan perencanaan tambang, si pembuat
rencana harus menguasai :
1. Dasar background
2. Data
3. Sintesa
1. Perencanaan
a) Persiapan Perencanaan.
1. Tinjauan keadaan, yaitu latar belakang perlu tidaknya adanya
perubahan atau rencana yang harus dibayarkan.
2. Perkiraan keadaan waktu yang akan dilalui pelaksanaan
perencanaan karena situasi dan kondisi saat akan datang belum
tentu sama seperti sekarang.
3. Penetapan tujuan rencana, apa yang ingin dicapai dan bila
dicapai.
4. Penentuan pioritas tujuan kegiatan, bila beberapa tujuan tidak
tercapai dalam waktu bersamaan, tujuan mana yang harus
didahulukan.
5. Identifikasi kebijaksanaan atau kegiatan kerja yang diperlukan
dalam perencanaan.
6. Persetujuan terhadap rencana dari pihak yang berwenang dalam
orgaisasi.
7. Penentuan sumber-sumber apa yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan, apakah sumber tersebut telah dipunyai dan
apa yang masih harus diusahakan.
b) Analisa data yang diperlukan, informasi tepat yang didapat dan cara
pendekatan untuk materi isi perencanaan.
c) pengembangan beberapa altrnatif usaha pencapaian tujuan.
d) pemilihan alternatif yang terbaik.
e) Pengembangan alternatif penyangga beila terjadi hambatan pada
alternatif utama.
f) penyusunan program perencanaan, penyusunan yang lebih teliti
menennai tujuan,waktu, jadwal kegiatan, pembiayan, cara atau
pelaksanaan sehingga tujuan dapat selesai pada waktu yang
ditentukan atau yang diminta.
2. Pelaksanaan Perencanaan
Hal-hal yang dibutuhkan untuk memulai kegiatan kerja dan bergerak
secara nyata siapa yang harus mengeluarkan instruksi dan kepada
siapa, serta pelaksanaan secara fisik dan langsung.
3. Pengawasan
Untuk melihat apakah pelaksanaan dilakukan secara efektif dan
menyeluruh apakah tiap-tiap kepala bagian bagian misalnya
mengetahui sampai di mana kemajuan yang dicapai dibagiannya.
Tujuan pengawasan antara lain adalah :
a) Apakah pelaksanaan perencanaan berjalan sesuai dengan apa
yang digariskan.
b) Bila terjadi penyimpangan akan cepat diketahui berapa jauh
penyimpangan terjadi.
c) Dapat diadakan koreksi dengan cepat terhadap penyimpangan
yang terjadi.
4. Evaluasi
Menilai keberhasilan atau sejauh mana perencanaan telah berjalan
dan apa yang telah dicapai, sebagai data perbaikan atau
penyempurnaan perencanaan bila diperlukan dan lebih efektif lagi
dalam pencapaian tujuan agar tepat pada waktunya.
Perencanaan adalah suau kegiatan yang sangat penting bagi seorang
manajer atau pimpinan di stiap tingkat organisasi. Perencanaan sangat
erat hubungannya dengan pekerjaan lain yang berkaitan satu dengan
lainnya, antara lain yaitu :
1. Memecahkan persoalan
2. Mengambil kepurusan
3. Melaksanakan keputusan.
Walaupun pada dasarnya perencanaan itu secara keseluruhan sudah
merupakan proses pengambilan keputusan. Secara skematis proses
perencanaan dalam diri seorang eksekutif berjalan sebagai berikut :
Gambar 2.3
Skema Perencanaan
Pelaksanaan keputusan yang diambil adalah hasil dari beberapa
alternatif perencanaan dan cara pelaksanaan yang terbaik dari hasil
informasi atau data yang masuk sebagai input. Informasi dan data harus
benar dan lengkap. Output yang dihasilkan, kualitasnya tergantung dari :
1. Kualitas input
2. Tepat dan lengkapnya proses intelektual dari eksekutif
Sifat dari perencanaan :
1. Mengandung unsur perkiraan. Oleh karena itu harus selalau
memperhitungkan kemungkinan terjadinya penyimpangan-
penyimpangan pada saat pelaksanaan. Makin cermat rencana, berarti
makin kecil terjadinya penyimpngan.
2. Rencana keseluruhan dari pekerjaan teridiri dari bagian-bagian
rencana. Tiap bagian pekerjaan memiliki bagian rencananya. Tiap
pelaksana bagian pekerjaan berpedoman pada bagian rencannya.
3. Harus dilaksanakan pengawasan sewaktu pekerjaan sedang berjalan.
Apakah sesusai dengan rencana atau tidak.
4. Target atau sasaran suatu pekerjaan mungkin tidak sesuai dengan
yang direncanakan karena :
a) kondisi nyata lapangan
b) kesulitan praktis lapangan
c) perkembangan baru yang terjadi dilapangan belum seluruhnya
diperhitungkan atau ditampung dalam rencana tersebut.
5. Rencana itu sifatnya “Flexible”.
Dalam melaksakan suatu pekerjaan sesuai dengan rencana, mungkin
terjadi ketidakberesan. Ketidakberesan ini mungkin :
- Pihak lingkungan
1) Peraturan dan kebijaksanaan pemerintah.
2.) Kehidupan sosial masyarakat.
3) Perekonomian
4) Teknik yang sedang berkembang saat itu
5) Faktor Produksi.
3. Konsep Pemasaran
Banyak sekali definisi yang dikemukakan mengenai pemasaran dan
diantaranya pemasaran adalah suatu proses menagerial dimana produksi
diseimbangkan dengan pasar dan terjadi perpindahan hak milik sebagai
proses akhir tersebut.
Pandangan konsep pemasaran antara lain :
a) Orieentasi pasar dan langganan
b) Sub-ordinasi dari anspirasi untuk mecapai sasaran perusahaan
c) Kesatuan dan kegiatan perusahaan
Aktivitas pemasaran dibagai menjadi tiga antara lain :
1.Aktivitas Produksi
2.Aktivitas Distribusi Secara Fisik
3.Aktivitas Penunjang
4. Feasibility study (Studi kelayakan)
Feasibility study mencakup tujuan, perkiraan, dan perhitungan
mengenai aspek yang mencakup tentang masalah itu.
Feasibility study diperlukan jika ada gagasan untuk
a) menanamkan modal daam suatu kegiatan usaha atau kegiatan
kerja yang sifatnya prasarana atau menghasilkann pendapatan.
b) menanamkan modal dalam suatu kegiatan usaha yang baru akan
dimulai, ditunjukan untuk dengan sengaja memperoleh keuntungan.
c) merubah dan memperbaiki sistem kerja dalam aspek-aspek
kegiatan tertentu dalam perusahaan yang sedang berjala, agar dapat
mencapai tingkat efisiensi lebih tinngi.
Ada beberapa Feasibility study (studi kelayakan), antara lain
- Studi kelayakan ekonomi
BAB III
MATERI ISI PERENCANAAN TAMBANG
BAB IV
SUMBERDAYA DAN CADANGAN MINERAL
informasi pada kategori ini secara spasial adalah cukup rapat dengan spasi
maksimum lima puluh meter untuk memastikan kemenerusan geologi dan
kadar. Spasi ini bisa diperlebar dengan justifikasi teknis yang bisa
dipertanggungjawabkan seperti analisa geostatistika.
b. Cadangan (Reserve)
Cadangan (Reserve) adalah bagian dari sumberdaya mineral terukur
dan/atau tertunjuk yang dapat ditambang secara ekonomis. Hal ini
termasuk tambahan material dilusi ataupun material hilang, yang
kemungkinan terjadi ketika material tersebut ditambang.
BAB V
PERANCANGAN TAMBANG TERBUKA
5.1 Perancangan
Perancangan desain adalah sebagai bagian dari proses
perencanaaan yang berkaitan dengan dengan masalah - masalah geometri
dan tidak berhubungan dengan waktu.
Contoh :
1. Perancangan batas akhir penambangan.
2. Tahapan Penambangan (Push Back )
3. Urutan Penambangan ( Mine Scheduling )
4. Peracangan disposal/waste dump
Untuk mengusahakan bahan galian dapat di produksi maka harus ada
perancang desain tambang sesuai kondisi topografi, karateristik endapan
bahan galian.
Jika kadar biji diketahui dan jika semua keuntungan bersih dari
penambangan biji tersebut dipakai untuk mengupas tanah penutup
(overburden / stripping), berapa jumlah tanah penutup yang dapat dikupas
?
a. Geometri jenjang
b. Jenjang kerja
Jenjang kerja (work bench) merupakan bagian dari jenjang yang berfungsi
sebagai tempat bekerja bagi peralatan tambang.
Tahap 2 : plot crest dan toe dengan dimensi pit bottom yang telah
ditentukan. Jarak crest dan toe diplot berdasarkan geometri jenjang.
Tahap 3 : buatlah titik awal sebagai dasar akses masuk ramp, plot titik
selanjutnya memotong garis crest berikutnya. Jarak antar titik dari crest satu
dengan lainya berdasarkan geometri jenjang penambangan. Lebar dan
kemiringan jalan yang telah ditentukan. Membuat titik awal crest pada
jenjang paling atas. Menentukan titik crest pada jenjang berikutnya ( ke
bawah ) dengan sudut tertentu, didapat sudut yang dibentuk antara jalan
dan crest, didapat jarak horizontal antar level jenjang
Tahap 5 : buatlah garis vertikal dan horisontal yang masing masing sejajar
satu dengan yang lainnya.
Tahap 6 : hubungkan garis horisontal dari setiap titik ke garis crest masing
masing, setelah itu hapuslah crest yang tidak terpakai
Tahap 7 : hubungkan setiap titik dan plot ke toe hingga membentuk ramp
kearah pit
Δℎ
Grade = Δ𝑥 x 100 %
Keterangan :
Δℎ = Beda tinggi antara dua titik yang diukur
Δ𝑥 = Jarak datar antara dua titik yang diukur
jalan di pit tambang pada umumnya berkisar pada kemiringan 8 % sampai
12 % kemiringan jalan diusahakan selalu konstan untuk mengurangi
kemungkinan truk harus mengubah transmisi yang mengakibatkan cepat
ausnya mesin kendaraan.
- Jarak buang dari pit ke lokasi buangan, semakin jauh maka alat angkut
yang dibutuhkan semakin banyak.
- Kestabilan dasar timbunan Dan kestabilan lereng timbunan
- Pengaturan pengaliran air ke lokasi buangan, potensi terjadinya erosi di
lokasi timbunan karena material timbunan pada umumnya mudah sekali
tererosi (material lepas)
- Pertimbangan reklamasi dan lingkungan, dalam pembuangan harus
diatur sedemikian rupa sehingga material yang berpotensi menjadikan
air asam diletakkkan dibagian bawah diselimuti material yang tidak
berpotensi membentuk air asam (sistem kapsul).
- Penentuan Overall Slope Angel harus mendapatkan rekomendasi dari
penelitian Geoteknik. Juga bisa menggunakan pendekatan Angel of
repose dari material tersebut. ( lihat Tabel 5.1)
Tabel 5.1 Angle of Repose
BAB VI
TUTORIAL DESAIN PERENCANAAN TAMBANG
Pembuatan kontur
Scema - create
Scema yang telah dibuat kemudian diaktifkan dengan cara spt di bawah
ini
Surface dengan format grid perlu dibuat lembar kerjanya, untuk format
seperti dibawah ini :
Kemudian buat model data bor yang sudah masuk di desain file kedalam
data tabel seperti di bawah ini :
Graphic-section-stratmodel
Membuat Outcrop
Graphic-extend-outcrop
Quality
Semua quality yang akan dimodel harus dibuat definisinya terlebih dahulu.
Definisi quality akan menentukan semua parameter yang berhubungan
dengan suatu nilai quality tertentu dan akan digunakan pada saat
pengopersian yang berkaitan dengan quality.
Menu: QUALITY>DEFINITION>CREATE
Pada saat perhitungan reserves, nilai tonase akan ditentukan oleh nilai-nilai
relative density (insitu), moisture (ROM) dan Yield (production/washibility).
Nilai-nilai tersebut mengacu terhadap nilai-nilai yang ada dalam suatu
definisi quality. Oleh karena itu nama-nama definisi quality yang akan
digunakan sebagai acuan harus ditentuka dalam key Quality.
4. Quality Default
Nilai default untuk setiap kode quality dapat dibuat dalam project. Nilai
default yang dimasukkan akan digunakan dalam penentuan nilai quality
dalam perhitungan reserves pada saat tidak dijumpai nilai aktual dalam data
quality.
Lebih dari satu spesifikasi model quality dapat dibuat dalam project, tapi
hanya satu model quality saja yang akan digunakan sebagai acuan dalam
setiap pengoperasian yang berhubungan dengan quality. Oleh karena itu
model quality harus diatur terlebih dahulu sebelum melakukan
pengoperasian yang berhubungan dengan model quality sehingga dapat
diakses oleh module yang berkaitan.
Menu: SETUP>CURRENT MODEL
3. Generate Strip
Buat desain strip sejajar. Desain strip adalah metode evaluasi cadangan
dengan cara membuat blok-blok dari garis sejajar dan garis tegak lurus
(pembaginya). Desain strip masih berupa 2D. Secara otomatis tersimpan di
desain file blok.
Strip desain – generate strip
4. Intersect strip
Strip awal dan strip pembagi dapat di-intersect agar saling berpotongan
membentuk strip batter block akhir.
4. Solid
Setelah strip telah siap maka dapat dibuat solid. Solid adalah desain tiangle
yang berupa 3d (ruang) yang mempunyai side difinition. Solid dapat
digunakan untuk penghitungan reserve. Nama lain jg dapat disebut block
model.
5. Setting Unit
6. Perhitungan Cadangan
Reserve – generate sample from solid
Format setup
Format interval
Format geologi
Format bench
Format Quality
7. Mining Reserve
Fungsi dari menu mining reserves adalah untuk memodifikasi table file
hasil perhitungan reserve dengan membuat kolom hasil perhitungan
volume losses, volume dilution, tanonase raw recoverable, tonase ROM
dan tonase product.
8. Reserve Acummulate
Fungsi dari menu ini adalah untuk mengakumulasikan table sample yang
telah dibuat agar dapat dibuat laporannya atau diformat ulang. Umumnya
dilakukan jika pada tahap pembuatan sample hal tersebut belum dilakukan
atau hasil akumulasi ingin disimpan dalam output table file yang berbeda.
Edit di exel
Edit di exel
3. Insert Ramp
5. Bench Definition
Pembuatan disposal dengan singgle slope 45, tinggi tinggi jenjang 10 mtr
dan lebar bench 5 mtr.
2. Insert Ramp
1. Format setup
2. Format interval
4. Mining Reserve
Fungsi dari menu mining reserves adalah untuk memodifikasi table file
hasil perhitungan reserve dengan membuat kolom hasil perhitungan
volume losses, volume dilution, tanonase raw recoverable, tonase ROM
dan tonase product.
5. Reserve Acummulate
Fungsi dari menu ini adalah untuk mengakumulasikan table sample yang
telah dibuat agar dapat dibuat laporannya atau diformat ulang. Umumnya
dilakukan jika pada tahap pembuatan sample hal tersebut belum dilakukan
atau hasil akumulasi ingin disimpan dalam output table file yang berbeda.
Edit di exel
Fasilitas menu ini akan memunculkan tiga tab form (Reporting, Slopes dan
Other) yang digunakan untuk memilih kolom table hasil reserve yang dapat
diformat ulang baik kedalam format table reserve lain yang lebih sederhana.
Ketiga form tersebut akan menampilkan nama-nama kolom dalam table
reserve yang original. Anda tinggal memilih kolom-kolom mana yang akan
dimasukkan kedalam table reserve baru hasil format ulang dengan cara
memilih pada setiap field kolom yang diinginkan.
Menu: Reserves>Reformat-Block
Edit di exel
Format interval
TOTAL HOURS :
MOHH (hrs) 744
a. Uncontrollable lost time :
- Rainy % 8.3%
(hrs) 62.0
b. Controllable lost time :
- slippery 30% % of rainy (hrs) 18.6
- holidays and shutdown (hrs) 0.0
Meal and Rest 60 min/shift (hrs) 97.0
Praying 30 min/day (hrs) 15.5
Shift Change 10 min/shift (hrs) 10.3
Friday Pray 120 min/day (hrs) 10.0
Safety Talk 60 min/week (hrs) 5.0
Refueling 15 min/day (hrs) 7.8
Over Shift 660 min/week 55.0
Total lost time (Truck) (S) (hrs) 281.2
Total lost time (Other) (S) (hrs) 273.4
Effective Working Hours 462.8
TOTAL HOURS :
MOHH (hrs) 744
a. Uncontrollable lost time :
- Rainy % 8.3%
(hrs) 62.0
b. Controllable lost time :
- slippery 45% % of rainy (hrs) 27.9
- holidays and shutdown (hrs) 0.0
Meal and Rest 60 min/shift (hrs) 97.0
Praying 30 min/day (hrs) 15.5
Shift Change 10 min/shift (hrs) 10.3
Friday Pray 120 min/day (hrs) 10.0
Safety Talk 660 min/week (hrs) 55.0
Refueling 15 min/day (hrs) 7.8
Customer Problem 10 min/shift (hrs) 10.3
Total lost time (Truck) (S) (hrs) 295.8
Total lost time (Other) (S) (hrs) 288.0
Effective Working Hours 448.2
ZS4141 -
HD 465 12
EQUIP. PROD'ty
PC300 170
PC 1250 500
ZS4141 51
HD 465 200
EQUIP. PA
PC300 95%
PC 1250 95%
OVERBURDEN
ZS4141 92%
HD 465 92%
EQUIP. UA
PC300 61%
PC 1250 61%
ZS4141 59%
HD 465 59%
ZS4141 0.00
HD 465 970359.57
-
Sub Total 970,360
Capacity 865,468
Apr 2019
Unit
EQUIP. QUANTITY
PC300 1
JS205LS -
FM350 4
-
-
EQUIP. PROD'ty
PC300 160
JS205LS 86
FM350 32
EQUIP. PA
PC300 95%
JS205LS 0%
COAL MINING
FM350 92%
EQUIP. UA
PC300 65%
JS205LS 0%
FM350 62%
FM350 55,558
-
-
Sub Total 55,558
Capacity 73,401
DAFTAR PUSTAKA
Cummins; ‘SME Mining Engineering Hand Book’, vol 1 & 2 ; The American
Insititute of mining Metalurgical and Petrolium Engginering Inc;
New York;1973
Hartman H.L (1987) : Introductory Mining Engginering John wiley & sons,
New York ( 231-240 )
Hastrulid, W.,Kuchta (1995) : Open Pit Mine Planning and Design, Volume
1 Fundamental, A.A. Balkema/Roterdam/Brookfield, 212-248
Pfleider,”Surface Mining”; The American institute of Mining Metalurgical
and Petrolium Engineering Inc; New York;1972
Waterman Sulistiyana (2015) : Perencanaan Tambang, Anugrah
Print,Yogyakarta