Anda di halaman 1dari 23

KAJIAN TEKNIS PENGARUH KEMIRINGAN JALAN

ANGKUT TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR


DUMPTRUCK PADA PENGANGKUTAN BATUBARA DI
PT KALIMANTAN PRIMA PERSADA

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:
DIMAS ILHAM ADITYA
112170109

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2021
KAJIAN TEKNIS PENGARUH KEMIRINGAN JALAN
ANGKUT TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR
DUMPTRUCK PADA PENGANGKUTAN BATUBARA DI
PT KALIMANTAN PRIMA PERSADA

Oleh:
DIMAS ILHAM ADITYA
112170109

Disetujui Oleh
Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan
Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Tanggal : Januari 2021

Koordinator Program Studi,


Sarjana Teknik Pertambangan Dosen Wali,

Ir. Wawong Dwi Ratminah, MT. Ir. Priyo Widodo, MT.


NIP.19620919 199009 2 001 NIP. 19581118 199003 1 001
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan
hidayahNya sehingga penyusunan Proposal Skripsi dengan judul Kajian Teknis
Pengaruh Kemiringan Jalan Angkut Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Dumptruck
Pada Pengangkutan Batubara di Tambang Batubara PT. Kalimantan Prima
Persada ini dapat diselesaikan. Proposal skripsi ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk mengerjakan skripsi pada program Strata-1 di Program Studi Teknik
Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta.

Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:


1. Dr. Muhhamad Irhas Effendi, M.S Rektor UPN “Veteran” Yogyakarta
2. Dr.Ir. Suharsono, MT Dekan FTM UPN “Veteran” Yogyakarta
3. Ir. Wawong Dwi Ratminah, MT Koordinator Program Studi Teknik
Pertambangan FTM UPN “Veteran” Yogyakarta
4. Ir. Priyo Widodo, MT selaku dosen wali
5. Semua pihak yang telah membantu.

Akhirnya semoga proposal ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pada


umumnya dan khusunya ilmu pertambangan. Saya memohon maaf jika terjadi
kesalahan dalam pembuatan dan penulisan proposal ini. Semoga tugas ini dapat
bermanfaat.

Yogyakarta, Januari 2021


Penyusun,

( Dimas Ilham Aditya )

iii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
BAB
I. PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah.................................................................. 1
1.2. Tujuan Penelitian ............................................................................ 2
1.3. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.4. Batasan Masalah............................................................................. 2
1.5. Manfaat Penelitian.......................................................................... 3

II. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 4


2.1 Dasar Teori..................................................................................... 4
2.2. Metode Pengambilan Data dan Sampel ...................................... 13
2.3. Cara Pendekatan dan Metode Penelitian...................................... 14

III. RENCANA PENYELESAIAN PENELITIAN ....................................... 15


3.1. Pengolahan dan Analisis Data................................................... 15
3.2. Penyelesaian Masalah................................................................ 15
3.3. Hasil yang Diharapkan............................................................... 15
3.4. Rencana Kegiatan Penelitian..................................................... 15
3.5. Rencana Daftar Isi...................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 18

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Usaha pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral
atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi,
studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,
pengangkutan dan penjualan, serta pasca tambang. Dalam usaha di bidang
pertambangan ada dua hal yang menjadi tujuan perusahaan dalam mencapai profit
atau kekuatan meningkatkan revenue (pendapatan) dan mengurangi cost (biaya
operasional) salah satu biaya operasional yaitu bahan bakar.
Bahan bakar merupakan bahan (material) yang dikonsumsi untuk
menghasilkan energi. Klasifikasi bahan bakar di bagi menjadi 3 bentuk yaitu,
bahan bakar padat (batubara, kokas, kayu dan arang), bahan bakar cair (minyak
bumi) dan bahan bakar gas (natural gas, petroleum gas dan bio gas). Seiring
dengan kemajuan zaman, kebutuhan akan bahan bakar samakin meningkat.
Penggunaan bahan bakar digunakan dalam berbagai sektor salah satunya adalah
sektor pertambangan.
Pada sektor pertambangan penggunaan bahan bakar didasarkan pada jenis
peralatan dari setiap kegiatan penambaan. Salah satu bahan bakar yang umum di
gunakan adalah bahan bakar cair (solar), digunakan dalam peralatan mekanis
untuk melakukan aktivitas penambangan yaitu pembongkaran, pemuatan dan
pengangkutan serta kegiatan penunjang lainnya yaitu pengolahan.
Dump truck merupakan salah satu alat mekanis yang menjadi alat angkut
utama pada kegiatan penambangan khusus nya pada tambang terbuka. Dalam
penggunaan nya, dump truck membutuhkan berbagai kebutuhan operasional,
salah satunya yaitu kebutuhan akan bahan bakar minyak (solar). Secara umum
kebutuhan operasional dump truck meliputi konsumsi solar, konsumsi pelumas

1
mesin, konsumsi pelumas hidrolik, konsumsi pelumas transmisi, konsumsi gemuk
(grease), biaya perbaikan dan perawatan dan biaya operator.
Banyak fakor yang mempengaruhi besar atau kecil nya konsumsi solar
pada dump truck. Diantaranya kemiringhan jalan (grade), tahanan kemiringan
(grade resitance), tahanan gulir (rolling resistance), tahanan udara (aerodynamic
resistance), rimpull, kecepatan, jarak angkut dan daya. Penggunaan mesin pada
dump truck akan menjadi berlebih apabila grade terlalu menanjak, sehingga truck
mengeluarkan tenaga lebih besar karena adanya tahanan kemiringan yang harus
diatasi dan grade yang terlalu curam dapat menyebabkan menurunnya produksi.
Penggunaan solar sebagai bahan bakar memberikan pengaruh yang cukup
besar terhadap biaya operasional. Saat ini kebutuhan solar semakin meningkat dan
ketersediaan solar semakin terbatas, oleh karena itu penting dilakukan kajian
teknis konsumsi bahan bakar terhadap alat angkut agar dapat diketahui berapa
jumlah bahan bakar yang dihabiskan dalam satu kali produksi.

1.2. Permasalahan
Adapun permasalahan yang didapat dalam melakukan penelitian ini meliputi :
1. Berapa Konsumsi pada bahan bakar alat angkut ?
2. Berapa produksi alat angkut ?
3. Berapa perbandingan antara fuel consumption dengan produksi ?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi konsumsi bahan bakar ?

1.3. Tujuan Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk :
1. Mengetahui konsumsi bahan bakar yang digunakan pada alat angkut dengan
memperhatikan factor kemiringan jalan angkut.
2. Mengetahui berapa produksi yang di hasilkan alat angkut.
3. Mengetahui perbandingan antara fuel consumption dengan capaian produksi.
4. Mengkaji factor apa saja yang mempengaruhi konsumsi bahan bakar

1.4. Batasan Masalah


Adapun batasan-batasan masalah dalam penilitian ini meliputi:
1. Analisis konsumsi untuk bahan bakar alat angkut.

2
2. Perhitungan konsumsi bahan bakar pada saat mesin dihidupkan dan digunakan
untuk pekerjaan pengangkutan hasil penambangan.
3. Kelengkapan kendaraan/aksesoris elektronik dianggap sangat kecil
(diabaikan)
4. Pengambilan data untuk menghitung konsumsi bahan bakar dimulai dari front
penambangan sampai ke stockyard.

1.5. Manfaat Penelitian


Diharapkan penelitian ini merupakan rumusan kalimat yang menunjukan
adanya hasil, sesuatu yang akan di capai dalam sebuah penelitian. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Menghitung fuel consumtion pada alat angkut.
2. Menghitung produksi dump truck.
3. Menghitung perbandingan konsumsi bahan bakar dengan produksi.
Manfaat penelitian merupakan dampak dari pencapaian tujuan. Manfaat dari
penelitian ini adalah sebagai masukan pada PT. Kalimantan Prima Persada terkait
konsumsi bahan bakar dan fuel ratio.

3
BAB II
METEDOLOGI PENELITIAN

2.1. Dasar Teori

II.1.1 Dump truck


Dump truck adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan
material pada jarak menengah sampai jarak jauh (500 meter atau lebih).
Muatannya di isikan oleh alat muat, sedangkan untuk membongkar muatan nya,
dump truck di kelompokkan ke dalam dua golongan yaitu :
1. On Hight Way Dump Truck, muatannya lebih kecil dari 20 m3
2. Off Hight Way Dump truck, muatannya lebih besar dari 30 m3

II.1.2 Sistem Penggerak


Daya mesin dan gigi pengoperasian merupakan faktor utama yang
menentukan besar nya tenaga yang tersedia pada mesin. Mesin menggerakkan alat
konversi torsi yang menggerakkan transmisi dan terhubung dengan drive shaft
untuk kemudian mengontrol diferensial kontrol kemudi. Melalui diferensial
tersebut, roda gigi dan roda ban dapat digerakkan.
Perangkat penggerak kedua, selain mesin adalah transmisi atau gearbox.
Gearbox terdiri dari 2 macam, diantaranya gearbox horizontal dan gearbox
vertical. Gearbox horizontal dipakai untuk mesin bersilinder 2, 3, dan 4.
Sedangkan Gearbox vertical di pakai untuk mesin bersilinder 4 dan 6. Jenis
transmisi terbagi menjadi 3 yaitu transmisi manual, transmisi otomatis, transmisi
semi-otomatis atau continuously variable transmission (CVT).

4
II.1.3 Ban
Ban adalah salah satu komponen kendaraan yang krusial karena
bersentuhan langsung dengan jalan, sekaligus sebagai output terakhir dari tenaga
yang di hasilkan oleh mesin. Fungsi utama ban adalah untuk menahan berat
kendaraan dan muatan yang bersinggungan langsung dengan tanah,
mengendalikan jalannya kendaraan saat bergerak maju dan mundur, meneruskan
tenaga dari mesin sehingga kendaraan dapat berjalan dengan baik. Agar ban dapat
bekerja secara optimal, pemilihan ban harus di sesuaikan dengan kondisi kerja di
lapangan.
Ketidak sesuaian dalam pemilihan jenis ban dapat berpengaruh
terhadap nilai tahanan gulir. Semakin besar nilai tahanan gulir, semakin besar
tenaga yang di keluarkan maka semakin banyak bahan bakar yang di perlukan.

II.1.4 Efektivitas Penggunaan Alat Mekanis


2.1.4.1 Mechanical Availability
Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanis yang
sesungguhnya dari alat yang sedang digunakan. Persamaan untuk availability
index (A.I) sebagai berikut :

A.I=W/W+R x 100%

Dimana W adalah jumlah jam kerja alat, dan R adalah jumlah jam untuk
perbaikan

2.1.4.2 Physical Availability


Merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang sedang
dipergunakan. Persamaan nya untuk Physical Aavailability (P.A) adalah :
P.A= W+R/W+R+S x 100%

Dimana, S adalah jumlah jam suatu alat yang tidak dapat di pergunakan
padahal alat tersebut tidak rusak dan dalam keadan siap beroperasi. W+R+S
adalah jumlah seluruh jam jalan dimana alat di jadwalkan untuk beroperasi.

5
2.1.4.3 Use Of Availability
Menunjukkan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh suatu alat
untuk beroperasi pada saat alat tersebut digunakan (available). Persamaan untuk
use of availability (U.A) adalah :

U.A = W/W+S x 100%

2.1.4.4 Effective Utilization


Menunjukkan berapa persen dari waktu kerja yang tersedia dapat
dimanfaatkan untuk kerja produktif. Effective Utilization (U.A) sebenarnya sama
dengan pengertian efisiensi kerja.

E.U = W/W+R+S x 100%

II.1.5 Produksi Alat Angkut


Dasar beroperasi nya alat angkut meliputi loading, hauling dumpling,
Returning. Bila dirinci lebih lanjut meliputi start loading, akhir loading, hauling,
tiba disposal, mulai dumpling, akhir dumpling, returning, (load road), tiba di
loading road area. Taksiran produksi alat angkut dapat di hitumg dengan
menggunakan formula sebagai berikut:

P = E x 1XH/CT

Dimana, P adalah taksiran produksi (m3/jam), E adalah efektif jam


kerja (%), I adalah swell faktor (%), H adalah Kapasitas bak (m3), CT adalah
waktu edar (jam).

II.1.6 Bahan Bakar Solar


Bahan bakar solar adalah bahan bakar minyak hasil sulingan dari minyak
bumi mentah. Bahan bakar ini berwarna kuning coklat yang jernih. Penggunaan

6
solar pada umumnya adalah untuk bahan bakar semua jenis diesel dengan putaran
tinggi (diatas 1000 rpm), yang juga dapat digunakan sebagai bahan bakar dalam
pembakaran langsung dalam dapur-dapur kecil yang terutama diinginkan
pembakaran yang bersih. Bahan bakar solar mempunyai sifat-sifat utama, yaitu:
a. Tidak mempunyai warna atau hanya sedikit kekuningan dan berbau
b. Encer dan tidak mudah menguap pada suhu normal
c. Mempunyai titik nyala tinggi (400C sampai 100oC)
d. Terbakar secara spontan pada suhu 350oC
e. Mempunyai berat jenis sekitar 0.82-0.87 (gr/ml)
f. Mampu menimbulkan panas yang besar (10.500 kcal/kg)

II.1.6.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Bahan Bakar


Pada kendaraan off road, konsumsi bahan bakar tidak berpengaruh pada
karakteristik mesin saja, tetapi juga di pengaruhi oleh tahanan yang
mempengaruhi gaya gerak kendaraan, kondisi jalan angkut, rimpull, kecepatan,
dan tenaga pa da alat (Wong, 2001)

II.1.7 Tahanan-Tahanan Yang Mempengaruhi Gaya Gerak Kendaraan


1. Tahanan Gulir (Rolling Resistance)
Rolling Resistance (RR) yang harus di perhitungkan hanyalah untuk alat
berat/besar yang beroda ban. Besaran RR bisa dengan (%) dan bisa pula dengan
lbs. Nilai dari suatu tahanan gulir dipengaruhi oleh berat, semakin besar berat
yang diterima oleh ban akan menyebabkan semakin besar nilai dari tahanan gulir,
hal ini berhubungan dengan gaya tarik yang di perlukan untuk mendorong
kendaraan, semakin besar muatan yang diangkut maka semakin besar pula gaya
tarik yang dibutuhkan untuk menarik muatan, keadaan jalan yang semakin keras
dan nilai rata tahanan gulirnya juga kecil dan tipe permukaan jalan akan
memberikan tahanan gulir yang berbeda. Secara praktis tahanan gulir dapat
dihitung dengan rumus:

RR = W x Crr

7
Dimana W adalah berat kendaraan (Kg) dan Crr merupakan koefisien tahanan
gulir. Tabel koefisien tahanan gulir dapat dilihat pada tabel 7.1

Tabel 7.1 Koefision Tahanan Gulir


No Kondisi Permukaan Jalan Nilai Koefisien (%)
.
1. Jalan terpelihara dan ban tidak terbenan 2
2. Jalan terpelihara dan ban agak 3,5
tenggelam
3. Ban terbenam, sedikit basah 5
4. Keadaan jalan jelek 8
5. Jalan berpasir gembur, jalan kerikil 10
6. Keadaan jalan sangat jelek 15-20
(Sumber : Tenriajeng, 2003)

2. Tahanan Kemiringan (Grade Resistance)


Tahanan kemiringan adalah gaya berat yang melawan atau membantu gerak
kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilaluinya. Tahanan kemiringan itu
tergantung dari dua faktor yaitu besar kemiringan dan berat kendaraan. Untuk
mendapat nilai tahanan kemiringan dapat ditentukan dengan rumus
(Prodjosumarto, 1996)

P = W x Kemiringan jalan (%)

Dimana, P adalah tahanan kemiringan (Kg)

3. Tahanan Udara (Aerodynamic Resistance)


Tahanan udara pada suatu kendaraan disebabkann oleh dua hal yaitu, pressure
drag karena bentuk mobil dan gesekan pada permukaan mobil. Tahanan udara,
dapat dihitung dengan rumus (Suganda dalam Nuryono,2014)

Ra = ½ x Cd x ρµ x Af

8
Dimana, Ra adalah tahanan udara, Cd adalah koefisien hambatan
aerodinamis, ρµ adalah density udara (1.164 Kg/m3) dan Af adalah luas bagian
depan kendaraan (m2).

II.1.8 Kondisi Jalan Angkut


1. Kemiringan Jalan (Grade)
Kemiringan jalan (grade) merupakan salah satu faktor penting yang
harus diamati secara detail dalam kajian terhadap kondisi jalan angkut. Hal
tersebut dikarenakan, kemiringan jalan angkut berhubungan langsung dengan
kemampuan alat angkut. Kemiringan jalan angkut biasanya di nyatakan dalam
satuan(%). Secara umum, kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan
baik oleh alat angkut adalah 10%-15% atau – 4.5°, hal ini didasarkan pada
kekuatan mesin alat angkut ketika membawa beban berat. Kemiringan jalan secara
keseluruhan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Prodjosumarto, 1996):

Grade = Δh/ΔX x 100%

Grade merupakan kemiringan jalan (%) , Δh merupakan beda tinggi antara dua
titik yang diukur (m), Δx merupakan jarak datar antara dua titik yang diukur (m).

2. Material Perkerasan jalan.


Material perkerasan yaitu material yang digunakan untuk melapisi
permukaan sub grade. Berdasarkan atas sifat dasarnya, material perkerasan
diklasifikasikan menjadi empat kategori yaitu:
a. Material berbutir
Material berbutir terdiri dari kerikil dari sungai atau agregat batuan hasil
mesin pemecah batu (crusher).
b. Material terikat
Material terikat adalah material perkerasan yang dihasilkan dengan
menambah semen, atau zat cair lainnya dalam jumlah tertentu untuk menghasilkan
bahan yang terikat.
c. Aspal

9
Aspal adalah kombinasi bitumen dengan agregat yang dicampur,
dihamparkan dan dipadatkan dalam kondisi yang masih panas.
d. Beton semen
Beton semen adalah agregat yang dicampur semen secara basah. Lapisan
beton semen dapat digunakan sebagai fondasi bawah pada perkerasan lentur dan
kaku.
II.1.9 Rimpull
Merupakan besarya kekuatan tarik (pulling force) yang dapat diberikan
oleh mesin suatu alat kepada permukaan roda atau ban penggeraknya yang
menyentuh permukaan jalur jalan. Rimpull biasanya dinyatakan dalam (Ibs), dan
dihitung dengan rumus:

RP = HP x 375 x Efisiensi mesin/ V

Dimana RP merupakan rimpull atau kekuatan tarik (Kg), HP merupakan


tenaga mesin dan v adalah kecepatan (Km/jam). Rimpull atau drawbar pull suatu
alat tergantung pada kekuatan mesin dan kecepatan bergeraknya. Untuk setiap
kendaraan rimpull atau drawbar pull yang dihasilkan pada suatu gear ratio
berbeda-beda besannya.

II.1.10 Waktu Tempuh


Waktu tempuh merupakan durasi waktu yang dibutuhkan suatu kendaraan
untuk melewati jalur jalan tertentu dimana besar kecilnya nilai waktu tempuh ini
bergantung pada kecepatan dan panjang jalur jalan. Waktu tempuh dapat pula
disebut waktu angkut atau hauling time. Perlu diketahui bahwa waktu tempuh
berbeda dengan waktu daur, waktu daur atau cycle time adalah siklus dari operasi
unit yang dibagi menjadi beberapa bagian atau sub operasi dalam satu siklus
seperti load, haul, dump, return dimana didalamnya terdapat jumlah durasi waktu
untuk menjadi satu siklus disebut cycle time (Hartman dalam Nuryono, 2014).
Waktu tempuh diketahui berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar minyak
suatu kendaraan. Hal ini disebabkan karena adanya durasi waktu yang dibutuhkan
suatu kendaraan untuk melewati jalur jalan tertentu.

10
II.1.11 Kecepatan
Kecepatan merupakan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh suatu
jarak tertentu, dinyatakan dalam jarak persatuan waktu. Dalam dunia
pertambangan, besar kecil nya nilai kecepatan berpengaruh terhadap durasi waktu
tempuh dari suatu alat angkut. Secara teori semakin rendah kecepatan suatu alat
angkut maka akan semakin besar pula waktu tempuhnya dan begitu juga
sebaliknya. Sehingga semakin lama durasi waktu tempuh dari suatu alat angkut
tentu akan menyebabkan semakin besar juga konsumsi bahan bakar minyaknya.
Namun kecepatan yang terlalu tinggi juga menyebabkan putaran mesin menjadi
lebih cepat sehingga dapat rnenyebabkan peningkatan dalam konsumsi bahan
bakar. Jadi dapat dikatakan bahwa kecepatan berpengaruh terhadap konsumsi
bahan bakar minyak. Kecepatan yang terlalu tinggi atau terlalau rendah juga dapat
menyebabkan meningkatnya konsumsi bahan bakar. Secara umum kecepatan
suatu alat angkut dapat diketahui dengan persamaan, yaitu:

V = s/t

Dimana s, merupakan jarak (m) dan t adalah waktu tempuh (jam).

2.1.13 Tenaga (Power) yang dibutuhkan


Power atau tenaga adalah banyaknya usaha yang harus dilakukan per
satuan waktu (Saber dalam Nuryono, 2014). Sedangkan usaha adalah gaya yang
diperlukan untuk memindahkan sesuatu dari suatu tempat ke tempat yang lain
dimana int dapat berupa dorongan (push), tarikan (pull) atau mengangkat (lift)
(Indonesianto, 2001). Power atau tenaga dapat dinyatakan dalam kilowatt (kW),
horse power (HP), dan satuan tenaga lainnya. Pada alat-alat mekanis seperti dump
truk, excavator, bulldozer, dan alat- alat mekanis lainnya satuan tenaga yang lebih
sering digunakan ialah horse power atau tenaga kuda.
Nilai horse power yang digunakan mesin dapat berbeda-beda tergantung kondisi
medan kerja dari alat mekanis yang digunakan. Untuk menghitung nilai horse

11
power atau tenaga pada mesin karena adanya kondisi medan yang berbeda-beda
terutama grade jalan, dapat digunakan persamaan
Hp = Tenaga tarik x v/375 x eff mesin

Dimana 375 merupakan nilai konstanta untuk merubah satuan kg km/jam menjadi
satuan tenaga kilowatt (kw).
Perhitungan tenaga yang dibutuhkan tergantung pada gaya-gaya yang bekerja
pada kendaraan tersebut. Daya atau power yang bekerja pada kendaraan atau
dump truck adalah:
1. Daya Tahanan Gelinding (Power Rolling Resistance)
2. Daya Tahanan Kelandaian (Power Grade Resistance)
3. Daya Tahanan Aerodinamis (Power Aerodynamic)

2.1.14 Konsumsi Bahan Bakar Pada Mesin Diesel


Konsumsi bahan bakar merupakan fungsi dari tenaga (power) yang
dibutuhkan kendaraan untuk menggerakkan mesin. Dalam industri pertambangan,
alat angkut dipakai untuk mengangkut material sepanjang puluhan hingga ratusan
kilometer setiap tahun sehingga bahan bakar menjadi komponen utama yang
berkontribusi besar pada biaya operasi penambangan. Untuk menentukan
besarnya konsumsi bahan bakar (kg/jam), dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:

m = Ma + Mk

Dimana m merupakan masa konsumsi bahan bakar (Kg/jam), Ma adalah


masa konsumsi bahan bakar dari loading point ke dumping point, dan Mk adalah
masa konsumsi bahan bakar dari dumping point ke loading point. Untuk
memperoleh nilai ms dan mk dapat menggunakan rumus:

Ma + mk = (P. x Bfa) + (Pk x Bfk)

Pe = Ve x (a x V.2) + (b x WI) (7.15)

12
Ps = Vb x (a x Vb2) + (c x We) (7.16)
Dimana Pa adalah tenaga yang dibutuhkan dump truk untuk mengangkut
material dari loading point ke dumping point (Kw), Pb adalah tenaga yang
dibutuhkan dump truk untuk kembali dari dumping point ke loading point, Bfi
adalah brake specific fuel consumption untuk loading point ke dumping point, Bfk
adalah brake specific fuel untuk dumping point ke loading point, Va adalah
kecepatan angkut rata-rata dari loading point ke dumping point (Km/jam), Vk
adalah kecepatan angkut rata-rata dari dumping point ke loading point (Km/jam),
abc adalah konstanta, Wr adalah berat kendaraan bermuatan (Kg) dan WE adalah
berat kendaraan kosong (Kg).
Untuk mencari nilai konstanta a, b, dan c dapat dilihat pada persamaan:
a=1/2xCd x ρµ x Af
b.(g x cos 0 x (f+Crr) + (g x sin o)
c=(g x cos o x (f + Crr) - (g x sin o)

Dimana g adalah percepatan gravitasi (m/s2), o adalah sudut kemiringan


jalan f adalah kcefesien gesekan ban dengan permukaan jalan. Untuk memperoleh
konsumsi bahan balcar per jam pada alat anglcut dapat ditentukan dari persamaan:

FC = m x 60/ca / FD

Dimana FC adalah Fuel Consumption (Liter/Jam), m adalah masa


konsumsi bahan bakar (Kg/jam), dan FD adalah densitas bahan bakar (gr/liter).

2.1.15 Fuel Ratio


Fuel ratio merupakan nilai rasio yang menunjukan perbandingan antara
penggunaan bahan bakar (liter/jam) dengan produksi yang dihasilkan (m3/jam).
Nilai fuel ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

FR = FC/P

Dimana FR adalah fuel ratio (liter/m3)

13
2.1
2.2 Metode Pengambilan Data dan Sampel
Penelitian dimulai dengan observasi lapangan untuk mendapatkan data
primer. Data primer ditunjang dengan data sekunder. Lalu dilanjutkan dengan
studi pustaka untuk dilakukan analisis dari data dan teori yang ada. Data yang
telah terkumpul diolah dengan cara matematis dan Software . Setelah Ituakan
didapatkan korelasi antara hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan
permasalahan yang diteliti
2.3 Cara Pendekatan dan Metode Penelitian
Dalam penyelesaian permasalahan penelitian ini, tahap-tahap yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Studi literatur, brosur-brosur, laporan penelitian terdahulu
2. Penelitian langsung di lapangan, meliputi :
a. Orientasi lapangan.
b. Penentuan titik-titik pengamatan.
c. Checking terhadap permasalahan
3. Pengambilan data, antara lain :
a. Primer
Data primer dikumpulkan melalui pengamatan langsung dilokasi
penilitan seperti cycle time
b. Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari tempat penelitian.
Data pendukung ini meliputi spesifikasi alat, peta topografi area tambang,
dan peta kesampaian daerah.
4. Pengolahan data,
Dari data yang didapat, kemudian dihitung dengan menggunakan rumus-
rumus yang ada serta dengan bantuan software excell.
5. Analisis pengolahan data
Menganalisa hasil dari pengolahan data dan memberikan alternatif
perbaikan sistem yang diberikan.
6. Kesimpulan

14
BAB III
RENCANA PENYELESAIAN PENELITIAN

3.1. Pengolahan dan Analisis Data


Permasalahan yang timbul di lapangan melanjutkannya, mempelajari, dan
dikaji dengan berdasarkan data yang ada dan ditunjang dengan berbagai teori dan
literatur kemudian permasalahan tersebut dicari alternatif penyelesainnya.

3.2. Penyelesaian Masalah


Penyelesaian dimulai dari :
1. Menghitung konsumsi bahan bakar yang digunakan pada alat angkut dengan
memperhatikan factor kemiringan jalan angkut.
2. Perhitungan berapa hasil produksi alat angkut.
3. Merumuskan perbandingan antara fuel consumption dengan capaian produksi.
4. Menentukan factor yang mempengaruhi konsumsi bahan bakar.

3.3. Hasil yang Diharapkan

15
Penelitian ini memberikan rekomendasi mengenai kajian konsumsi bahan bakar
alat angkut terhadap kemiringan jalan angkut kepada PT. Kalimantan Prima
Persada

3.4. Rencana Kegiatan Penelitian


Penelitian direncanakan dilaksanakan pada 1 Maret 2021 hingga 1 Juni 2021 .
Berikut adalah rencana penelitian mingguan .

Rencana Kegiatan Penelitian


No Kegiatan Waktu (minggu)
.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Pengamatan di
lapangan

2. Pengambilan Data
Primer & Sekunder

3. Pengolahan Data

4. Analisa Data

5. Pembuatan Draft

3.5. Rencana Daftar Isi

16
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penelitian
1.3 Permasalahan
1.4 Cara Penyelesaian Masalah
1.5 Hasil yang diharapkan

II. TINJAUAN UMUM


2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah
2.2 Keadaan Topografi
2.3 Iklim dan Curah Hujan
2.4 Keadaan Daerah Kerja
2.5 Kegiatan Penambangan
III. DASAR TEORI
3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kegiatan Pengupasan
3.2 Pembersihan Lahan
3.3 Metode Pengupasan
3.4 Produksi Alat Mekanis
IV. PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP
3.1 Jumlah Lapisan Tanah Penutup
3.2 Alat Mekanis Yang Digunakan
3.3 Pembersihan Lahan

17
3.4 Metode Pengupasan Yang Digunakan
3.5 Penimbunan Lapisan Tanah Penutup
V. PEMBAHASAN
5.1 Pembersihan Lahan
5.2 Produksi Alat Mekanis
5.3 Perbaikan Pengupasan
5.4 Pengaturan Penggunaan Alat Muat dan Alat Angkut
5.6 Penentuan Lokasi Penimbunan Tanah Penutup
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

18
RENCANA DAFTAR PUSTAKA

1. Bieniawski, Z. T. 1989. Engineering Rock Mass Classifications. Wiley


Interscience Publication : New York.
2. Hermans, B. 2017. Propertis Geometri Silinder Motor Bakar,
http://www.google.com/geometrisilinder, (diakses tanggal 30 Mei 2019).
3. Jieun Baek, dan Yosoon Choi. 2017. A New Method for Haul Road Design
in Open – Pit Mines to Support Efficient Truck Haulage Operation.
4. Peurifoy, RL et al. 2006. Contruction Planning Equipment and Methods, 7th
Edition. McGraw-Hill : New York.
5. Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Graha
Ilmu : Yogyakarta.

19

Anda mungkin juga menyukai