Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS KESTABILAN TEROWONGAN MENGGUNAKAN

METODE ROCK TUNNELLING QUALITY INDEX (Q-SYSTEM) DI


TAMBANG BATUAN ULTRABASA CV. JAMER MANDIRI KOTA
JAYAPURA DISTRIK HERAM, KAMPUNG YOKA

Sevriadi A. Duma1, Yesaya C.O.W. Adii2, Rio J. Hutapea3, Valdy A. Iding4, Maulana
Lutfi5, Muhamad Asmar6, Natanael Tandi Padang7, Zidane Tuasela8, Angga
Wicaksono9, Jemz L. Ansaka10, Henokh Silambi11, Priskila Felle12, Gerson Nawipa13,
Boni Aitrem14, Lasian Tera Samori15
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan-S1, Universitas Cenderawasih (UNCEN) Jayapura.
E-mail: yesayachristian98@gmail.com

Abstrak
Analisis mengenai penentuan kelas massa batuan dan pemilihan jenis penyangga di lakukan dengan
menggunakan analisis empiris atau observasi/percobaan yaitu dengan metode scanline, menggunakan input
parameter pemetaan struktur, sifat fisik dan mekanik material, serta karateristik dari bidang kekar. Analisis
empirik dilakukan dengan menggunakan Q–System yang bertujuan untuk mengetahui kelas massa batuan
di daerah penelitian dan menentukan pemilihan jenis penyanggaan yang sesuai dengan kelas massa batuan.
Kelas massa batuan di daerah penelitian ditambang batuan ultrabasa Cv. Jamer Mandiri Kampung Yoka
Kota Jayapura yaitu berdasarkan Q-System termasuk dalam kelas batuan E atau Very Poor dengan nilai Q
= 0,22. Rekomendasi penyanggaan menurut Q-System secara umum pada daerah penelitian bukaan
tambang batuan ultrabasa Cv. Jamer Mandiri Kampung Yoka, Kota Jayapura adalah Spot Bolting (SB)
atau pembautan titik. Selain itu didapatkan juga nilai faktor keamanan (FK) untuk kemantapan terowongan
yang dihitung menggunakan kriteria keruntuhan dari Mohr-Coulumb yaitu sebesar 1,21. Ini menunjukan
bahwa terowongan dalam keadaan stabil berdasarkan nilai tegangan mayor (σ1) dan tegangan minor (σ3)
yang bekerja pada terowongan, yang diperoleh dari Software Phase2. Serta, penentuan arah umum
diskontinuitas dan penentuan jenis longsoran menggunakan sterionet yaitu longsoran bidang.

Kata Kunci : Q-System, Stress Reduction Factor (SFR), Rock Quality Designation (RQD), Terowongan,
Kekar, Batuan Ultrabasa, Peyangga.

Abstract
The analysis regarding the determination of rock mass class and the selection of the type of support is
carried out using empirical analysis or observation/experiment, namely the scanline method, using the
input parameters of the structure mapping, the physical and mechanical properties of the material, as well
as the characteristics of the joint plane. Empirical analysis was carried out using the Q-System which aims
to determine the rock mass class in the study area and determine the selection of the type of support that is
in accordance with the rock mass class. The rock mass class in the study area is mined by Cv. Jamer
Mandiri Yoka Village, Jayapura City which is based on the Q-System included in rock class E or Very
Poor with a value of Q = 0,22. Supporting recommendations according to the Q-System in general in the
research area of ultramafic rock mine openings of Cv. Jamer Mandiri Yoka Village, Jayapura City is a
Spot Bolting (SB) or bolting point. In addition, the safety factor (FK) value for tunnel stability was also
obtained which was calculated using the Mohr-Coulumb failure criterion, which was 1.22. This shows that
the tunnel is in a stable condition based on the value of the major stress (σ1) and minor stress (σ3) acting
on the tunnel, which is obtained from the Software Phase2. Also, determining the general direction of the
discontinuity and determining the type of landslide using a stereonet, namely landslide field.

Keywords : Q-System, Stress Reduction Factor (SFR), Rock Quality Designation (RQD), Tunnel, Joint,
Ultramafic Rock, Support.
PENDAHULUAN D. Pengumpulan Data
Potensi terjadinya ketidakstabilan disekitar Jenis data yang dikumpulkan pada
lubang bukaan tambang bawah tanah penelitian yaitu data primer dan data sekunder,
membutuhkan penanganan khusus, terutama sebagai berikut :
masalah faktor keamanan dan perencanaan
penyangga. Untuk mengidentifikasi nilai 1. Data Primer
kualitas massa batuan dan rekomendasi jenis a. Sampel Batuan
penyangga menggunakan metode Q-System. b. Dimensi Terowongan
Analisis ini menyatakan kestabilan lubang c. Sifat Fisik Batuan
bukaan dipengaruhi oleh sifat fisik dan d. Kuat Tekan Uniaksial
mekanik batuan penyusun terowongan, tekanan e. Pengukuran Rock Quality Designation
air tanah, kodisi struktur geologi seperti adanya (RQD)
kekar sebagai bidang lemah, dan tegangan yang f. Jumlah Kekar (Joint Set Number/Jn)
bekerja pada terowongan. Maka perlu g. Kekerasan Kekar (Joint Roughness
dilakukan pengamatan pada lubang bukaan dan Number/Jr)
pengujian sampel batuan sebagai penyusun h. Derajat Alterasi (Joint Alterasi
lubang bukaan. Number/Ja)
i. Aliran Air Tanah (Water reduction
METODE PENELITIAN Number/Jw)
Metodologi penelitian yang digunakan j. SRF (Stress Reduction Factor)
dalam penelitian adalah sebagai berikut.
2. Data Sekunder
A. Studi Literatur a. Peta Topografi
Studi literatur dilakukan dengan membaca b. Peta Lokasi Penelitian
penelitian-penelitian terdahulu mengenai teknik c. Peta Kesampaian Daerah
terowongan dengan Q-System untuk
rekomendasi penyangga, mengenai metode E. Pengolahan dan Analisis Data
scanline, dan sterionet. Data yang dikumpulkan kemudian diolah
dengan Microsoft Excel dan aplikasi softwere
B. Perumusan Maslah dips dan Software Phase2 untuk mendapatkan
Menentukan hal-hal yang menjadi focus nilai Q dan untuk penentuan arah umum
perhatian pada penelitian mengenai kestabilan diskontinuitas pada struktur-struktur geologi
terowongan menggunakan metode Rock (kekar, sesar, lipatan) dan penentuan jenis
Tunnelling Quality Index (Q-System) longsoran yang terbentuk dengan data sudut
ditambang Batuan Ultrabasa Cv. Jamer Mandiri geser dalamnya. Serta untuk mendapatkan nilai
Kampung Yoka, Kota Jayapura, Meanstress (Tegangan) yang bekerja pada
Tunnel dengan kriteria Mhor-Coulumb. Pada
C. Penelitian Lapangan pengolahan data menggunakan Software
Dilakukan untuk memperoleh data primer Phase2 ini juga untuk menghitung nilai
seperti sampel batuan dimensi, terowongan, tegangan mayor (σ1) dan tegangan minor (σ3)
sifat fisik batuan, kuat tekan uniaksial(Schmidt yang nantinya digunakan untuk menghitung
Hammer), pengukuran Rock Quality faktor keamanan pada tunnel.
Designation (RQD), jumlah kekar (Joint Set
Number/Jn), kekasaran kekar (Joint Roughness F. Laporan Akhir
Number/Jr), derajat alterasi (Joint Alterasi Penyusunan jurnal sebagai hasil akhir dari
Number/Ja), faktor pengurangan air (Water penelitian mengenai Kestabilan Terowongan
reduction Number/Jw), SRF (Stress Reduction Menggunakan Metode Rock Tunnelling Quality
Factor). Index (Q-System) ditambang batuan ultrabasa
Cv. Jamer Mandiri Kampung Yoka, Kota
1
Jayapura. 1. Rock Quality ungan
Designation Dari hasil
DAERAH (RQD) nilai pengolahan data
PENELITIAN Tabel 1 Hasil lapangan
Pengolahan Data Q: menggunakan
Lapangan Microsoft Excel
maka akan
didapatkan jumlah
set kekar dan nilai ʎ
yang akan
digunakan dalam
persamaan RQD.
batuan dan jenis Persamaan RQD
penyangga yang menurut Priest and
digunakan dihitung Hudson (1983)
dengan (persamaan adalah sebagai
1) berikut ini : berikut :

𝑅𝑄𝐷 = 100 × 𝑒−0,1 × ʎ × (1 + 0,


Keterangan : ʎ)
Gambar 1 Peta RQD : Rock Berdasasrkan
Lokasi Daerah Quality Designation
Penelitian
Jn : Jumlah hasil pengolahan
Pasang Kekar dan analisis data
Lokasi Jr
lapangan diperoleh
penelitian terletak di :
Kampung Yoka, Tingkat nilai : RQD = 99,32
Distrik Heram, Kota Kekasar %
Jayapura yang an
Tabel 2 Nilai Kualitas
memiliki koordinat Kekar Batuan (RQD)
lokasi Eeasting Ja
459104 m E & :
Northing 9712109 Alterasi
m S serta dapat Kekar
ditempuh dengan Jw : Aliran Air
menggunakan Tanah
kendaraan roda dua SRF : Stress
dari Universitas
Reduc Maka, dari
Cenderawasih
Tabel 2 Nilai
dengan jarak 4,43
tion Kualitas Batuan
km dan 10 menit
(RQD) di dapatkan
perjalanan.
Factor bahwa kualitas
HASIL DAN batuan adalah
Param sangat bagus
PEMBAHASAN
A. Q-System dengan 0-7 kekar
eter
Untuk per m3.
menentukan nilai perhit
2. Jumlah Pasang
klasifikasi massa
Kekar (Jn)
2
Tabel 3 Nilai Jn Pasang Kekar nilai Jr = 3.
Berdasarkan Jumlah 5. Faktor
Jumlah Tabel 5 Nilai Ja 4. Alterasi Pengurangan
Pasang Kekar (Jn) Berdasarkan
Kekar (Ja) Air
Mineral Pengisi
yang didapatkan Nilai faktor
Nilai Alterasi
dari data lapangan pengurangan air
Kekar (Ja) diperoleh
yang kemudian (Jw) di peroleh dari
berdasarkan jenis
diolah data kelembaban
mineral pengisi
menggunakan kekar di daerah
kekar. Sehingga,
Microsoft Excel penelitian. Oleh
berdasarkan data
yaitu di dapatkan karena itu
yang di peroleh di
3 Joint Sets dapat didapatkan nilai Jw
lokasi penelitian
dilihat dari Tabel 1 = 1.0 berdasarkan
bahwa hampir
Pengolahan Data Table 6 karena
keseluruhan kekar di
Lapangan yang kelembaban kekar
isi oleh mineral
berwarna merah di daerah penelitian
kuarsa yang rapat
merupakan arah tergolong lembab.
dan keras. Maka,
Join Set 1, yang berdasarkan tabel Tabel 6 Nilai Jw
berwarna kuning diperoleh nilai Ja = Berdasarkan Tingkat
Kelembapan
merupakan arah 0,75.
Join Set 2 dan
yang berwarna
hijau merupakan
arah Join Set 3,
sehingga nilai yang
di peroleh
berdasarkan Tabel
3 adalah Jn = 9.
6. Stress
3. Tingkat Reduction
Kekerasan Factor (SRF)
Kekar (Jr)
Faktor
Tabel 4 Nilai Jr penurunan tekanan
Berdasarkan (SRF) dipengaruhi
Tingkat Kekerasan
oleh tegangan
vertical / gravitasi
(σ1) dan kuat tekan
uniaksial dengan
Schmidt Hammer
(σ1).

a) Tegangan
kekar (Jr) yang Vertikal /
diperoleh Gravitasi (σ1)
berdasarkan
penelitian di 𝜎1 = ɣ x h
lapangan pada Table
4 yaitu kasar dan Keterangan : si (Ton/m2) ɣ =
Rata-rata σ1 = Tegangan Berat jenis
bergelombang,
tingkat kekasaran Vertikal/Gravita h = Kedalaman
sehingga diperoleh
3
terowongan (m) Faktor
penurunan tekanan
𝜎1 = 2,04 x (SRF) diperoleh
500 berdasarkan
𝜎1 = 1020 persamaan berikut :
ton/m2
𝜎1 = 10 Mpa
SRF = σc / σ1
Keterangan :
b) Kuat Tekan SRF
Uniaksial
dengan =
Schmidt Faktor
Hammer (σc) penurun
an
tekanan Tabel 8 Nilai SRF
σc

= Kuat
tekan
uniaksi
al
σ1 = Tegangan
Vertical / Gravitasi

S
R
F
= 28,22 Gambar
/ 2
P
1 e
0 n
= g
u
2 k
u
,
r
8
a
2 n

M
K
p
u
a a
t

T
e
k
a
n

U
n
i
a
4
k n
s g
i
a
u
l k
u
d r
e a
n
n
g
a
n k
u
S a
c t
h
m
i t
d e
t k
a
H
n
a
m
m u
e n
r i
a
(
k
σ
c s
) i
a
B l
e
r d
d e
a n
s g
a a
r n
k
a S
n c
h
h m
a i
s d
i t
l
H
p a
e m
m
5
e al
dengan
r
Schmid
t Dari
( Hamm
perhitungan di atas,
σ er (σc)
di dapatkanlah hasil
c
SRF dari Tabel 8
)
adalah 200.
,
7. Berat Jenis
m
a
k
a

d
i

p
Gambar 3 Pengujian
e Sampel Batuan Di
r Laboratorium
o pasokan air,
l Tabel 9 Hasil Uji sehingga
e Laboratorium didapatkan nilai
h Sampel Batuan ESR = 1,6.
meter di bawah
n permukaan tanah.
i Maka,
l σ
Tabel
a 10 1
i Berat =
Jenis
2
σ ,
c 0
4
= g
r/
Dari hasil uji
2 c
laboratorium yang
8 m
dilakukan, 3
,
didapatkan berat
2 x
jenis (ɣ) batuan
2 5
adalah = 2,04.
0
M 8. Kedalaman 0
p Terowongan m
a (h)
Diketahui σ
Tabel 7 Hasil Kuat bahwa kedalaman 1
Penguj Tekan terowongan =
ian Uniaksi diumpamakan 500 1
6
t Tabel
o 11
Berdasarkan
Nilai
n ESR perhitungan di atas,
/ didapatkanlah nilai Gambar 4 Kurva
c Q sebesar = 0,22. Rekomendasi Jenis
m Penyangga Pada
3
10. Rekomendasi Tambang Batuan
Ultrabasa CV. Jamer
x Jenis Mandiri Kampung
Berdasarkan Yoka Berdasarkan
5 Nilai Q-System Nilai Q-System
0 Parameter
0 rekomendasi jenis Kelas massa
penyangga yaitu : batuan di daerah
m c) Span penelitian
σ1= 500 ton/m2 Diketahui a) Nilai Q ditambang batuan
σ1= 4,98 Mpa bahwa panjang Nilai Q yang ultrabasa Cv. Jamer
span di tambang dipeoleh dari hasil Mandiri Kampung
9. Perhitungan batuan ultrabasa perhitungan Yoka, Kota
Nilai Q Cv. Jamer Mandiri menggunakan Jayapura yaitu
Kampung Yoka, persamaan 1 adalah berdasarkan Q–
Kota Jayapura Q = 0,22. System termasuk
adalah 10 meter. dalam kelas batuan
b) Nilai ESR E atau Very Poor
Dik : Berdasarkan dengan nilai Q =
S penelitian bahwa 0,22. Rekomendasi
p terowongan penyanggaan
a diumpamakan untuk menurut Q-System
n difungsikan sebagai secara umum pada
= 10 daerah penelitian
m bukaan tambang
e batuan ultrabasa Cv.
t Jamer Mandiri
e Kampung Yoka,
r Kota Jayapura
adalah Spot Bolting
E (SB) atau
S pembautan titik.
R Dari semua
= 1,6 hasil pembahasan di 
Maka : atas, berikut ini
Equivalen Dimensi = adalah desain P
1,6 rancangan
terowongan dengan a
𝑅𝑄𝐷 𝐽𝑟 𝐽𝑤 dimensi :
Q𝐽𝑛= x
𝐽𝑎 𝑆𝑅𝐹 x n
99,32 3 1
Q= 9 x 0,75
x 200
 Tinggi =4 j
m
Q = 11,035 x 4 x 0,005
 Lebar =4 a
Q = 0,22 m
7
n
Pada Gambar 7
g diperoleh bahwa
:
= 10
1) Terdapat
m bidang lincir
bebas
(daylight)
berarti
Gamb
D kemiringan ar 7
bidang lurus Sterio
e lebih kecil net 1

daripada Oleh karena


n
kemiringan Gambar 5 Desain itu diperoleh tipe
g lereng Terowongan longsoran yaitu
2) Arah bidang Longsoran
a perlapisan Bidang.
(bidang
n lemah) sejajar C. Nilai
atau Meanstress
mendekati (Tegangan)
dengan arah Yang
S
lereng Bekerja
u (maksimum Pada
berbeda 200). Tambang
p 3) Kemiringan Batuan
bidang luncur Ultrabasa
p atau lebih Gambar 6 CV. Jamer
besar daripada Tampak Depan Mandiri
o Desain
sudut geser Kampung
Terowongan
r dalam Yoka, Kota
batuannya. Jayapura
t 4) Terdapat Menggunak
bidang geser an Software
(tidak terdapat Phase 2
gaya penahan) Untuk
: pada kedua menghitung nilai
sisi longsoran. meanstress pada
 Panjang Rock
Bolt = 2,6 tambang batuan
ultrabasa Cv.
 Tebal Scottrete
=9 Jamer Mandiri
Kampung Yoka,
 Jumlah Rock
Bolt = 64 Kota Jayapura
peneliti
menggunakan
bantuan Software
Phase2 dengan
kriteria Mhor-

8
Coulumb. digunakan untuk n
Software menghitung
Phase2 ini faktor keamanan P
juga untuk pada lereng e
menghitung tambang batuan n
nilai tegangan ultrabasa Cv. e
mayor (σ1) Jamer Mandiri n
dan tegangan Kampung Yoka, t
minor (σ3) Kota Jayapura. u
yang nantinya a
n

B. P J
e e
n n
e i
n s
t
u L
a o
n n
g
A s
r o
a r
h a
n
U
m M
u e
m n
g
D g
i u
s n
k a
o k
n a
t n
i
n S
u o
i f
t t
a w
s a
r
D e
a
9
D dengan nilai rata- keamanan
i rata untuk tegangan digunakan sebagai
p mayor 22,5 Mpa. acuan dalam
s Untuk Sigma 3 (σ3) mengoptimalkan
Gambar 10
pada tambang penyangga yang
Meanstress
Tunnel batuan ultrabasa digunakan
Tambang Cv. Jamer Mandiri berdasarkan analisis
Batuan Kampung Yoka, jenis dan besarnya
Ultrabasa Cv. Kota Jayapura deformasi yang
Jamer Mandiri
dengan nilai terjadi. Menurut
Kampung Yoka
maksimum sebesar Bieniewski (1989)
10,45 Mpa nilai FK > 1
Setelah sedangkan nilai menjelaskan
dilakukan Sigma 3 (σ3) terowongan dalam
pemodelan minimum sebesar keadaan stabil, FK
Gambar 8
terowongan -0,55 Mpa dengan = 1 menjelaskan
Tegangan Mayor
(σ1) Tambang menggunakan nilai rata- rata dalam keadaan
Batuan Software Phase2 tegangan minor kritis, dan FK < 1
Ultrabasa Cv. tambang batuan 4,95Mpa. Nilai tidak stabil.
Jamer Mandiri ultrabasa Cv. Jamer Meanstress Sebelum
Kampung Yoka
Mandiri Kampung (tegangan) pada penyanggaan
pada tambang keadaan lubang
batuan ultrabasa bukaan sangat
Cv. Jamer Mandiri rentan terjadinya
Kampung Yoka, runtuhan pada
Kota Jayapura beberapa bidang
didapatkan nilai lemah, maka dari itu
meanstress perhitungan FK
maksimum sebesar dengan kriteria
13,20 MPa runtuhan Mohr-
sedangkan nilai Coulumb dilakukan
meanstress untuk
Yoka, Kota Jayapura
Gambar 9 minimumnya menanggulangi
didapatkan nilai
Tegangan Minor sebesar 1,20 Mpa failure pada lubang
Sigma 1 (σ1)
(σ3) Tambang dengan nilai rata- bukaaan. Nilai
maksimum sebesar
Batuan rata meanstress 7,2 Faktor Keamanan
37,50 MPa
Ultrabasa Cv. Mpa. (FK) untuk
sedangkan nilai
Jamer Mandiri kemantapan
Sigma 1 (σ1) D. Nilai Faktor
Kampung Yoka terowongan dapat
minimum sebesar Keamanan ditentukan jika
7,50 Mpa Tambang tegangan mayor
Batuan (σ1) dan tegangan
Ultrabasa minor (σ3) yang
CV. Jamer bekerja pada
Mandiri terowongan tersebut
Kampung diketahui. Pada
Yoka, Kota penelitian ini
Jayapura perhitungan faktor
Faktor
1
0
keamanan dihitung B b 1007
menggunakan a a 0110
kriteria keruntuhan b r 122-
dari Mohr- 3 i skr-
Coulumb. Adapun - n 2015
Keterangan :
persamaan yang A i pdf/
FK : Faktor
digunakan untuk m - 27,45
Keamanan
menghitung Faktor ( ) 0,66 +2,118.0,75
σ1 : Tegangan Mayor
Keamanan (FK) F https://www.
(Mpa K
dapat dilihat pada academ
) σ3 : Tegangan =
persamaan berikut ia.edu/4
Mino
ini : 047379
r
(Mpa 9/LAP
) ORA
N_RES
𝜃 : Sudut 5. Berdasarkan MI_KU
Geser Dalam (°) Software Dips LIAH_
C : Kohesi tipe longsoran
(Mpa) LAPA
yaitu NGAN
Longsoran _II_D
Setelah Bidang. (13,73) 0,66 atau Very Poor
FK =
+2,118.0,75
(8,78) dengan nilai Q
dilakukan DAFTAR
9.0618 +1,5885 = 0,22
PUSTAKA FK = (8,78) 2. Rekomendasi
perhitungan
https://www.ngi.no/ 10,6503 penyanggaan
menggunakan FK = (8,78)
menurut Q-
persamaan https://ecampus.stti FK = 1,21 > 1 System secara
didapatkan nilai nd.ac.id/sttind/ umum pada
Faktor Keamanan AmbilLampir KESIMPULAN daerah
(FK) pada tambang an?
Adapun penelitian
batuan ultrabasa Cv. ref=2899&juru
kesimpulan yang di bukaan tambang
Jamer Mandiri san=&jenis=It
peroleh dari batuan ultrabasa
Kampung Yoka, em&usin
penelitian ini, yaitu : Cv. Jamer
Kota Jayapura gId=false&do
1. Kelas massa Mandiri
dengan nilai Faktor wnload=false
batuan di Kampung Yoka,
Keamanan sebesar &clazz=ais.dat
daerah Kota Jayapura
1,21 ini abase.model.fi
penelitian adalah Spot
menunjukan bawah le.LampiranLa
ditambang Bolting (SB)
dalam keadaan in
batuan ultrabasa atau pembautan
stabil.
https://www.courseh Cv. Jamer titik.
22,5 +4,95 ero.com/file/895937 3. Rancangan
31/07 Mandiri
( )
4
, Kampung dimensi
F 2
sin 9
5 terowongan
K 41,45+
)
Yoka, Kota
= 2,118.c 2 Jayapura yaitu dengan Tinggi =
os
41,45 berdasarkan Q– 4, Lebar = 4,
(2 System Panjang = 10,
2
,
5 termasuk dalam Panjang Rock
− kelas batuan E Bolt = 2,6,
Tebal Scottrete
1
1
= 9, Jumlah I_PT_ANTA
Rock Bolt = M_UPBE_PO
64. NGKOR_KA
4. Faktor B
Keamanan UPATEN_BO
(FK) untuk GOR_PROVI
kemantapan NSI_JAWA_
terowongan BARAT_ITN
yang dihitung Y_2019
menggunakan
kriteria Irwandi Arif, 2016,
keruntuhan dari Geoteknik
Mohr- Tambang, PT.
Coulumb yaitu Gramedia
sebesar 1,21. Pustaka
Utama,
Jakarta.

Made Astawa Ray,


dkk, 2011,
Mekanika
Batuan,
Institut
Teknologi
Bandung,
Bandung.

1
2

Anda mungkin juga menyukai