Anda di halaman 1dari 4

ANALISA KEBUTUHAN PENYANGGA PADA TAMBANG BAWAH

TANAH PT ANTAM TBK UBPE PONGKOR

Putri Marwandha Hatini


1
Universitas Trisakti, Fakultas Kebumian dan Energi, Jurusan Teknik Pertambangan

Abstract
Massa batuan di daerah tempat penelitian yaitu Ciurug X-Cut 662 Level 600 berada pada kelas V (poor rock) yang
menunkukan bahwa batuan tersebut buruk. Dengan kondisi massa batuan yang buruk tersebut apakah sistem penyanggan
yang sudah ada masih sanggup menopangnya dan apakah lubang bukaan tersebut masih tetap dalam keadaan stabil. Analisis
penyanggan dengan menggunakan klasifiksi RMR dengan mengitung beban runtuhan yang akan disangga sehingga dapat di
lihat apakah penyanggan yang sudah ada maish sanggup atau harus ada rekomendasi penyanggan yang baru setelah di
analisis didapatkan hasil dimana bebab rubruhan hanya sebesar 32,65125 sedangkan kekuatan support untuk shotcrete
sebesar 53,244 dapat ditarik kesimpulan bahwa penyanggan yang sudah da masih layak dipakai dan tidak permu ada
rekomendasi baru. Samun bila kita lihat pada table klasifikasi RMR langsung penyanggan yang cocok untuk batuan kelas V
(poor rock) adalah menggunakan rockbolt sepanjang 4-5 meter dengan spasi 1-1,1.5 di atap dan dinding dan ditambah wire
mesh. Shotcrete dengan tebal diatap 100-150mm dan 100mm disamping. Menggunakan medium ribs dengan spasi 1.5m

Kata-kata kunci: RMR, Penyanggan, batuan kelas V(poorrock)

Abstract
The rock mass in the area where the study was Ciurug X-Cut 662 Level 600 was in class V (poor rock) which indicated that
the rock was bad. With the condition of the poor rock mass whether the existing buffer system is still able to support it and
whether the opening hole is still stable. Customer analysis using classification of RMR by calculating the collapse load that
will be supported so that it can be seen whether the existing subscriber is capable or there must be a new customer
recommendation after analysis shows that the rubbuhan is only 32.65125 while the support strength for shotcrete is 53,244
can be concluded that the subscriber that is already in use is still suitable to use and no need for new recommendations.
Samun, if we look at the classification table of the direct subscriber RMR that is suitable for class V (poor rock), is to use
rockbolt 4-5 meters long with spaces 1-1.1.5 on the roof and walls and wire mesh. Shotcrete is 100-150mm thick and 100mm
thick beside. Using medium ribs with 1.5m spaces

Keywords: RMR, support, rock class V(poorrock)

*Putri Marwandha (corresponding author):


E-mail: marwandhap@gmail.com
Tel: +62-81905183405

I. PENDAHULUAN mengalami deformasi besar karena kuat tekan-nya


Kegiatan utama yang dilakukan penambangan dibawah tegangan yang terjadi. Untuk mengatasi
bawah tanah ialah pembuatan lubang bukaan untuk ketidak stabilan lubang bukaan penambangan Ciurug
jalan masuk, pengambilan bijih dari badan bijih level 600 XC 662, maka diperlukan sistem
dimassa batuan, dan pengangkutan bijih ke penyanggaan yang tepat dan optimal . Penelitian ini
permukaan. Penggalian lubang bukaan dapat akan membahas strategi desain penyanggaan yang
menyebabkan perubahan distribusi tegangan pada tepat dan optimal untuk rencana penambangan di
massa batuan sehingga bisa berpotensi terjadinya lokasi X-cut 662 ke Utara L.600 tambang Ciurug
ketidakstabilan disekitar lubang bukaan, seperti (CU).
terjadinya runtuhan. Permasalahan ini sering
dihadapi pada sistem penambangan bawah tanah, II. Kajian Pustaka
potensi ketidak stabilan yang terjadi pada lubang II.1 Rock Mass Rating (RMR)
bukaan bawah tanah akan selalu membutuhkan Sistem Rock Mass Rating (RMR) atau
penangan khusus terutama untuk menjaga sering juga dikenal sebagai Geomechanics
keselamatan pekerja, dan mencegah terganggunya Classification dikembangkan oleh Bieniawski
produksi. Perbedaan kondisi geologi ini akan pada tahun 1972 – 1989. Metode klasifikasi RMR
berpengaruh terhadap karakteristik massa batuan merupakan metode yang sederhana dalam
disetiap area penambangannya. Di area penggunaannya dan parameter - parameter yang
penambangan Ciurug, penelitian difokuskan pada digunakan dapat diperoleh baik dari data lubang
level 600 cross cut 662, lokasi ini berada pada kelas bor maupun dari pemetaan geoteknik struktur
massa batuan V (very poor rock) dengan nilai kuat bawah tanah. Klasifikasi massa batuan tersebut
tekan intact rock sangat rendah sedangkan nilai terbagi menjadi lima kelas dengan rentang nilai 0
distribusi stress disekitar terowongan lebih besar. untuk batuan paling lemah dan 100 untuk batuan
Hal ini jelas memperlihatkan bahwa batuan akan ya ng kuat. Namun pada kenyataannya akan sangat

35
sulit untuk menemukan batuan dengan nilai Kemudian dapat diprediksi beban rencana yang
tersebut, karena pada umumnya nilai klasifikasi harus disangga dengan persamaan sebagai berikut.
batuan RMR akan berada disekitar rentang nilai Menghitung daya dukung penyanggaan
tengah. Pada dasarnya, nilai parameter klasifikasi
massa batuan mencerminkan kondisi massa batuan W '=W × FK (4)
tersebut. Nilai yang lebih tinggi menunjukan
bahwa kondisi massa batuan yang lebih baik Menghitung daya dukung Splitset
(Bieniawski, 1989). Secara umum, klasifikasi F ss =L× Pss × n (5)
massa batuan ini adalah berdasarkan enam
parameter, yakni:
Menghitung beban massa batuan W’
1 Uniaxial Compressive Strength (UCS) atau
W’ – Fss  0 , maka perhitungan SELESAI
kuat tekan dari batuan;
W’ – Fss  0 , maka perhitungan dilanjutkan kepada
2 Rock Quality Designation (RQD);
3 Spasi diskontinuitas; tahapan selanjutnya
4 Kondisi diskontinuitas;
5 Kondisi airtanah; dan Menghitung kelebihan beban batuan. selanjutnya
DIKURANGI dengan daya dukung penyanggaan
6 Orientasi diskontinuitas.
Setelah diperoleh nilai RMR, maka RMR dapat tambahan. Opsi penyanggaan tambahan tersebut
antara lain :
digunakan untuk berbagai keperluan seperti
mengetahui kelas dari massa batuan, memperkirakan  MAF Bolt; panjang 2.4m,  = 47mm, daya
kohesi dan sudut geser dalam untuk tiap kelas massa dukung (Fmafb) = Pmafb . n, dimana P = daya
batuan, menentukan stand-up time untuk berbagai dukung MAF Bolt, yaitu 10 ton (untuk RMC
kelas massa batuan, memperkirakan beban yang IV) dan 15 ton (untuk RMC III) per set, dan n =
harus disangga dan tinggi runtuhnya, serta jumlah set.
memperkirakan kebutuhan penyangga.  HBeam / Steel Set; daya dukung (Fhb) = Phb . n,
dimana Phb = daya dukung Hbeam/Steel Sset
II.2 Menentukan Kondisi Massa Batuan Dengan dengan besar daya dukung = 32 ton / set.
Menggunakan Klasifikasi Sistem RMR.  Shotcrete; UCS 28 hari = min. 35 Mpa. Per-
Langkah-langkah untuk menentukan kondisi massa samaan daya dukung shotcrete (Fsc) per 1m ke-
batuan dengan menggunakan klasifikasi Sistem majuan berdasarkan Pakalnis (2005) ialah,
RMR. Berdasarkan nilai RMR-nya, suatu massa Fsc =  . A (6)
batuan dapat dikategorikan ke dalam lima kelas  = (0.2 UCS28d) . 100 (7)
massa batuan dan juga dideskripsikan. Untuk A = t . Span (8)
masing-masing kelas massa batuan tersebut dapat  Cribbing; Fcb = Pcb . n, dimana Pcb = daya
diperkirakan nilai kohesi dan sudut geser dalam dukung cribbing dengan besar daya dukung =
seperti terlihat pada Tabel 2.1 90 ton / set.
Menghitung W’ – (Fss + Fmafb + Fhb + Fsc + Fcb)  0;
Tabel 2.1. Kelas Massa Batuan, Kohesi, dan Sudut kekuatan kombinasi beberapa penyanggaan harus
Geser Dalam Berdasarkan RMR melebihi beban sisa massa batuan.
Parameter Propertis Massa Rock Mass Rating (RMR)
Batuan III. Metode Penelitian
Bobot RMR 100-81 80-61 60-41 40-21 < 20 Penelitian ini akan menganalisis kestabilan lubang
bukaan untuk dapat mendesain penyanggaan yang
Kelas Batuan I II III IV V tepat dan optimal pada terowongan. Analisis
Klasifikasi Massa Batuan Sangat menggunakan dua metode yaitu metode empiris dan
Sangat Baik Baik Sedang Jelek
Jelek metode numerik. Metode empiris ialah penilaian
300-400 100-200
Kohesi Massa Batuan > 400 kPa
kPa
200-300 kPa
kPa
< 100 kPa terhadap kualitas massa batuan menggunakan
Klasifikasi Q-System. Klasifikasi Q-System
Sudut Geser Dalam Massa Batuan > 450 350 - 450 250 - 350 150 - 250 < 150
digunakan sebagai acuan untuk membuat
rekomendasi penyanga. Dengan metode numerik,
Memprediksi beban yang harus disangga dan tinggi analisis dilakukan secara detail dengan
runtuhan berdasarkan nilai RMR. PT Antam UBPE memperhatikan kondisi di sekitar lubang bukaan
Pongkor membuat persamaan untuk menghitung menggunakan metode elemen hingga
beban yang akan diterima penyangga berdasarkan
nilai RMR sebagai berikut. IV. Hasil dan Pembahasan
100−RMR 4.1 Menghitung Nilai Bobot Total Batuan
Hp= ×S (1) Dari data sekunder yang didapatkan nilai bobot
100
batuan dapar dihitung sebagai berikut
P=Hp × γ (2)
W =P× A (3)

36
P=Hp × γ
P=3.15 × 2.1
3
Tabel 4.1 Parameter Massa Batuan P=6.615t /m
Host
Parameter
Ro ck Menghitung berat massa batuan yang akan
UCS 1 disanggah oleh penyangga
RQD 8
J. Spasing 8 W =P× A
J. Condition 10 W =6.615×(4.5 ×1)
Ground Water W =29.7675 ton
15
Condition
Tabel 4.4 Standar nilai FK yang digunakan di UBPE
Adj. Rating -12 Pongkor
Total RMR 30
No. Kegunaan Terowongan FK
Niali RMR diatas dapat ditentukan kelas massa 1 Akses Development 1.5
batuannya dengan menggunkan Tabel 4.2 2 Stope Produksi 1.25
3 Sill/Crown Pillar Robbing 2
Tabel 4.2 Kelas Massa Batuan Berdasarkan RMR
Parameter Propertis Massa Rock Mass Rating (RMR)
Batuan Hitung beban rencana yang harus disangga
Bobot RMR 100-81 80-61 60-41 40-21 < 20 W '=W × FK
'
Kelas Batuan I II III IV V W =29.7675 ×1.5
'
Klasifikasi Massa Batuan Sangat Baik Baik Sedang Jelek
Sangat W =44,65125 ton
Jelek
Kohesi Massa Batuan 300-400 100-200
> 400 kPa
kPa
200-300 kPa
kPa
< 100 kPa Tabel 4.5 Kelas Massa Batuan
Kelas Massa Pull Out Strength
Sudut Geser Dalam Massa Batuan > 450 350 - 450 250 - 350 150 - 250 < 150
No Batuan (t/m)
1 I – II (Good Rock) 2.5
Dari tabel 4.2 kelas massa batuan pada area
penelitian berada pada kelas IV dengan klasifikasi 2 III (Fair Rock) 2
massa batuan jelek, bernilai kohesi sebesar 100-200 3 IV (Poor Rock) 1.5
kPa dan nilai sudut gesek dalam 15ᵒ - 25ᵒ. V (Very Poor
4 Rock) <1
4.2 Memprediksi Beban yang Disangga F ss =L× Pss × n
Memprediksi beban yang harus disangga dan
tinggi runtuhan berdasarkan nilai RMR. PT Antam F ss =2,4 ×1 ×5
UBPE Pongkor membuat persamaan untuk F ss =12 ton
menghitung beban yang akan diterima penyangga Menghitung beban massa batuan W’
berdasarkan nilai RMR sebagai berikut. = W’ – Fss
= 44,65125 – 12
Tabel 4.3 Standar Acuan = 32,65125
s (lebar tunnel W’ – Fss  0 , maka perhitungan SELESAI
4.5
(m)) W’ – Fss  0
g (t/m3) 2.1 32,65125 0
W’ – Fss  0 , maka perhitungan dilanjutkan kepada
Menghitung tinggi runtuhan pada lubang bukaan tahapan selanjutnya
 MAF Bolt (RMC IV)
100−RMR (Fmafb) = Pmafb . n
Hp= ×S (Fmafb) = 10 ton . 5
100 (Fmafb) = 50ton
100−30  Shotcrete
Hp= × 4,5
100 Fsc =  . A
Hp=3.15 meter Fsc = ((0,2 35) x 100) x (4,5 x 0,1)
Fsc = 53,244

Dengan menggunaakan penambahan penyanggan


Menghitung tekanan massa batuan MAF Bolt dan Shotcrete sudah sangat berlebihan,

37
maka dari itu dapat dipilih salah satu, karena beban 100mm disamping. Menggunakan medium ribs
yang akan disangga hanya sebesar 32,651, dengan spasi 1.5m
penambahan support MAF Bolt sudah dapat
menanggulangi batuan yang ada didaerah
penellitian. Begitu pula shotcrete dapat menahan
beban sebanyak 53,244. Namun bila dilihat dari jenis
batuan yang berada pada daerah penelitian support V. Kesimpulan
yang cocok digunakan adalah menggunakan Dari analisis yang dilakukan menunjukan bahwa
shotecrete. kondisi masa batuan pada daerah penelitian yang
Klasifikasi RMR juga dapat memberikan berada pada kelas V (poor rock) masih dapat
perhitungan untuk perkuatan yang disangga menggunakan shotcrete setebal 100mm.
direkomendasikan berdasarkan masing-masing nilai namun bila dilihat dari tabel klasifikasi RMR
kelas klasifikasi RMR akhir. penyanggan yang tepat pada kondisi massa batuan
kelas V (poor rock) adalah dengan menggunakan
Tabel 4.6 Panduan Penggalian dan Penyanggaan rockbolt sepanjang 4-5 meter dengan spasi 1-1,1.5 di
Terowongan Berdasarkan RMR (Bieniawski, 1989) atap dan dinding dan ditambah wire mesh. Shotcrete
dengan tebal diatap 100-150mm dan 100mm
disamping. Menggunakan medium ribs dengan spasi
1.5m

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak
Ryan yang telah membimbing penulis untuk
menyelesaikan tugas akhir dan memberikan data-
data terkait penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
1. Betournay, M., 2005. Failure Mechanisms,
Stability Aspect, and Analysis Techniques for
Abandoned Canadian Metal Mines, Post Mining
Dengan menggunakan nili RMR dan melihat tabel 2005, pp. 1-16, France.
4.2 dapat langsung menentukan kebutuhan 2. Pratam, R., 2018. WI Penentuan Kebutuhan
penyanggan yang optimal. Penyangga Tunnel, PT Antam Tbk UBPE
Penyanggan dengan nilai RMR 30 masuk pada kelas Pongkor, 1-3, Pongkor.
IV–PoorRock dengan RMR 21-40, dengan 3. Williams, O., 1997. Engineering and Design
menggunakan rockbolt sepanjang 4-5 meter dengan Tunnel and Shaft in Rock, U.S Army Corps of
spasi 1-1,1.5 di atap dan dinding dan ditambah wire Engineer, pp. 6-11 – 6.23, Washington.
mesh. Shotcrete dengan tebal diatap 100-150mm dan

38

Anda mungkin juga menyukai