Anda di halaman 1dari 26

TUGAS

GEOMEKANIKA
PERHITUNGAN RMR & SMR

Salma Fauziandini
270110180165
Kelas B
Outline

Overview RMR
Overview SMR
Perhitungan Data
Hasil & Kesimpulan
Open Pit Slope Model
Overview RMR
ROCK MASS RATING (RMR)
Rock Mass Rating (RMR) adalah salah satu metode klasifikasi
massa batuan yang digunakan untuk mengetahui kualitas suatu
massa batuan (Bieniawski, 1989)

RMR terdiri dari 5 parameter utama dan 1 parameter


pengontrol untuk membagi massa batuan.
1. Kuat Tekan Batuan utuh (UCS)
2. Rock Quality Designation (RQD)
3. Jarak diskontinu/ kekar
4. Kondisi diskontinu / kekar
5. Kondisi air tanah
6. Orientasi kekar
RMR CLASSIFICATION OF ROCK MASSES
(BIENIAWSKI, 1989)
JOINT CONDITION
(ANGLE BETWEEN JOINT AND SLOPE)
METHOD OF EXCAVATION
TOTAL RATING
Overview SMR
SLOPE MASS RATING (SMR)
Slope Mass Rating (SMR) adalah nilai sudut kemiringan lereng maksimum massa
batuan (dalam kondisi stabil), yang ditentukan olehnilai RMR-nya (=nilai
ketahanannya).

Prosedur perhitungan SMR berdasarkan RMR menggunakan beberapa rumus


berikut:
1. Laubscher (1975) 2. Romana (1980)
SMR = RMR + (F1 x F2 x F3) + F4
3. Hall (1985)
SMR = 0.65 RMR + 25
4. Orr (1992)
SMR = 35 ln RMR - 71
MAKNA F PADA PERHITUNGAN ROMANA
F1 mencerminkan paralelisme antara arah kekar dan arah lereng,
F2 memperlihatkan kemiringan kekar,
F3 memperlihatkan hubungan kemiringan kekar dengan kemiringan lereng,
F4 merupakan penyesuaian untuk metoda pengupasan.
MAKNA F PADA PERHITUNGAN ROMANA
Perhitungan Data
Hasil & Kesimpulan
Berdasarkan data perhitungan RMR yang telah dilakukan, sampel batuan dapat digolongkan menjadi
3 kelas, yaitu kelas 2, 3, dan 4.
KELAS 2
Terdapat 7 sampel jenis batuan yang termasuk ke dalam kelas 2 pada kedalaman yang berbeda - beda. Batuan pada
kelas ini memiliki kondisi yang baik dan relatif stabil dengan longsoran berupa beberapa blok batuan (topling). Pada
kelas ini, kadang kala diperlukan daya dukung untuk menunjang stabilitasnya.
KELAS 3
Terdapat 9 sampel jenis batuan yang termasuk ke dalam kelas 3 pada kedalaman yang berbeda - beda. Batuan pada
kelas ini memiliki kondisi yang normal dan sebagian relatif stabil dengan longsoran berupa longsoran baji dan
longsoran pada beberapa kekar. Pada kelas ini, diperlukan daya dukung yang sistematis untuk menunjang
stabilitasnya.
KELAS 4
Terdapat 2 sampel jenis batuan yang termasuk ke dalam kelas 4 pada kedalaman 0-3,05 m. Batuan pada kelas ini
memiliki kondisi yang buruk dan tidak stabil dengan longsoran planar atau longsoran baji besar. Pada kelas ini,
diperlukan koreksi daya dukung yang penting untuk meningkatkan stabilitasnya.
Berdasarkan perhitungan SMR yang telah dilakukan, maka diperoleh nilai terkecil dari keempat prosedur perhitungan
sebagai berikut (diberi highlight kuning):

Nilai SMR (ter-rendah)


tersebut kemudian dijadikan
acuan dalam membuat model
lereng open pit.
Open Pit Slope Model
Setelah besar sudut dan tinggi (kedalaman)
lereng tunggal diketahui, maka selanjutnya
dicari lebar lereng tunggal (bench width)
sebagai berikut:
Model 1
Lereng terdiri dari 18 bench (setiap bench mewakili 1 jenis batuan)
Model 2
Lereng terdiri dari 8 bench (setiap bench mewakili beberapa jenis batuan)
Model 2 dibuat sebagai rekomendasi lereng dengan bentuk yang lebih ideal, karena pada implementasinya, seorang geotechnical
engineer sulit untuk menginstruksikan operator eskavator dalam melakukan penggalian pada kedalaman yang bervariasi dengan sudut
yang bervariasi pula.

Besar sudut setiap bench saya tentukan dengan memilih sudut terkecil dari masing - masing material yang menyusun bench
tersebut.
Tinggi bench jika mengacu pada Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.555.K/26/M.PE/1995 Pasal 241, perlu
diketahui metode penggalian lereng untuk menentukan tinggi lereng tunggal (bench), sedangkan pada soal tidak diketahui,
sehingga tinggi lereng tunggal yang saya buat mengacu pada buku "Guidelines for Open Pit Slope Design" oleh John Read & Peter
Stacey (2009) yang menjelaskan bahwa Ketinggian bench dalam kisaran 10–18 m umum ditemukan di sebagian besar tambang
terbuka besar. 15 m merupakan tinggi yang paling umum, tetapi keputusan akhir biasanya dibuat dengan menyesuaikan ketinggian
dengan kapasitas peralatan penggalian. Kemudian saya memilih 14,6 m karena ingin membagi tinggi overall slope sebesar 116,9 m
menjadi beberapa bench dengan tinggi yang sama rata juga nilai tersebut mendekati 15 m (tinggi umum lereng tambang terbuka
menurut John Read & Peter Stacey).
Lebar Bench ditentukan melalui perhitungan;
Bench Width minimum = 0,2 x (bench height) + 4,5
= (0,2 x 14,6) + 4,5
= 7, 42 m
Lebar tersebut merupakan lebar minimum, sehingga saya buat lebar pada model dengan menambah 2 m agar lereng lebih landai.
Overall slope yang terbentuk pada lereng model 2 memiliki besar sudut 34 derajat.
Terima Kasih
Mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan
REFERENSI BACAAN
Fauzunora, Erva A. (2021). Tugas Akhir: Pemetaan Geologi dan Analisis Kualitas Massa Batuan dengan Metode
Rock Mass Rating (RMR) di Daerah Rancah, Ciamis, Jawa Barat. Jakarta: Universitas Pertamina.

Hasria, Anshari E., & Ningrat, H. (2019). Klasifikasi Kualitas Massa Batuan Dengan Metode Rock Mass Rating (Rmr)
Terhadap Kestabilan Lereng Pada Kecamatan Wolasi, Konawe Selatan, Sulawei Tenggara. Jurnal Rekayasa
Geofisika Indonesia Edisi Mei 2019.

Rahman, R. A., & Jusfarida. (2019). Analisis Kestabilan Lereng dan Rekomendasi Lereng Final di Blok Tuban
Penambangan Batugamping Bagian Utara PT. Semen Indonesia (PERSERO) Tbk. PROSIDING, Seminar Teknologi
Kebumian dan Kelautan I.

Read, J., & Stacey, P. (2009). Guidelines for Open Pit Slope Design. CSIRO Publishing: New Zealand, Australia.

Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 555.K/26/M.PE/1995 Tahun 1995 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pertambangan Umum.

Anda mungkin juga menyukai