Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim,
Assalaamu’alaikum w.r w.b
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan
banyak nikmat kepada makhluk-Nya. Atas berkat dan ridho-Nya penulis dapat
menyelesaikan Laporan Awal Praktikum Peledakan ini tepat pada waktu yang
telah ditentukan. Tak lupa shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membimbing kita selaku umat-Nya kepada jalan
kebenaran, sehingga segala aktivitas kita di alam dunia terarah sebaik mungkin.
Penulis menyadari laporan ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk dapat
lebih menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
siapapun yang membaca terkhusus untuk penulis sebagai pembuat serta
bertujuan untuk memenuhi parameter nilai dan kelulusan pada praktikum kuliah
ini.
Wassalaamu’alaikum w.r w.b

Bandung, 11 Desember 2019


Penulis

Arif Rahman Hizen


100.701.17.094

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………….. i


DAFTAR ISI …………………………………………………………….... ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………. 1
1.2 Maksud dan Tujuan ……………………………………….. 1
1.2.1 Maksud …………………………………………… 1
1.2.2 Tujuan …………………………………………….. 1

BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………. 2


2.1 Peledakan ...................................................................... 2
2.2 Perbedaan Undergroud dan Surface Blasting................ 2
2.3 Pola Pemboran Tambang Bawah Tanah........................ 4

BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN ……………………………. 7


3.1 Tugas ............................................................................ 7
3.2 Pembahasan.................................................................. 7

BAB IV ANALISIS …………………………………………………… 14


BAB V KESIMPULAN ……………………………….……………… 15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap batuan mempunyai karakteristik fisik yang berbeda-beda antara
setiap jenis batuan. Oleh sebab itu pada setiap jenis batuan dalam proses
kegiatan peledakan untuk pertambangan perlakuannya akan berbeda pula.
Salah satu kegiatan yang dilakukan pada saat proses penambangan melakukan
kegiatan pembongkaran dengan menggunakan metode peledakan (blasting).
Dalam kegiatan peledakan proses penggunaan peledakan harus
proporsional serta harus disesuaikan dengan beberapa parameter untuk
memenuhi syarat peledakan dalam pertambangan. Salah satu paremeter dalam
kegiatan peledakan adalah proses pembuat lubang ledak dengan
mempertimbangkan pola dan arah pemboran yang dilakukan pada
pertambangan tambang bawah tanah (underground).
Dalam kegiatan peledakan yang dilakukan dengan menggunan metode
uderground blasting harus memenuhi parameter untuk mendapatkan hasil
peledakan yang diinginkan dengan cara melakukan penyesuaian pola dan arah
pemboran serta besarnya lubang ledak yang diinginkan yang bertujuan untuk
menghindari kesalahan pada saat proses peledakan. Oleh karena itu dalam
peladakan harus mempelajari dan memahami pola pemboran secara mendetail.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum peledakan mengenai pola dan arah pemboran
surface blasting ini yaitu agar memahami tentang pemboran underground
blasting secara mendetail.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah :
1. Dapat menggambarkan pola pemboran underground blasting Fan cut.
2. Dapat menggambarkan pola pemboran underground blasting Burn cut
3. Dapat menggambarkan pola pemboran underground Wedge & Pyramid.

1
2

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Peledakan
Peledakan yaitu merupakan proses kegiatan pemecahan suatu massa
batuan untuk mendapatkan fragmen atau pecahan dari batuan tersebut proses
peledakan ini bertujuan untuk memudahkan dalam proses pemuatan dengan
menggunakan bahan peledak, jadi dapat didefinisikan peledakan dalam
penambangan mempunyai tujuan untuk memudahkan dalam proses
pengangkutan dengan mengubah massa batuan menjadi berukuran lebih kecil.
Adapun aplikasi dari peledakan ialah:
1. Penelitian geologi
2. Penambangan terbuka
3. Penambangan bawah tanah.
4. Eksplorasi seismik
5. Konstruksi

Sumber : Raditya, 2014


Foto 2.1
Peledakan

2.2 Perbedaan Antara Surface dan Underground Blasting


Pada kegiatan peledakan pertambangan yang menggunakan metode
tambang terbuka yang bertujuan untuk mendapatkan hasil bahan galian sesuai
target produksi yang diinginkan dapat dilakukan dengan menggunakan alat berat

2
3

atau menggunakan metode peledakan. Untuk menerapkan metode peledakan


dalam sistem tambang terbuka atau surface blasting harus memperhatikan pola
– pola pemboran untuk membuat lubang ledang yang akan mempengaruhi
terhadap proses peledakan yang dilakukan. Pola pemboran dalam peledakan
sendiri yaitu suatu pola dalam pembuatan lubang ledak yang bertujuan
untuk menempatkan bahan ledak dan agen peledak secara sistematis. Selain
dari pola pemboran arah dari peledakan juga harus diperhatikan karena
menunjang dalam kegiatan peledakan secara umum arah dari pemboran terbagi
menjadi tiga yaitu arah vertikal, arah horizontal serta arah miring.
Sementara pada kegiatan peledakan pertambangan yang menggunakan
metode tambang bawah tanah luas area menjadi terbatas karena dimensi
disesuaikan dengan lubang bukaan sehingga volume hasil peledakanpun akan
terbatas hal ini karena dipengaruhi oleh kedalaman dari lubang bor yang
menyebabkan produksi kecil, selain itu pada tambang bawah tanah sistem
ventilasi yang baik akan mempengaruhi produktifitas kerja dalam pengeboran
untuk mencapai produktivitas yang tinggi.
Adapun ada beberapa faktor yang membedakan anatara tambang terbuka
dan tambang bawah tanah diantaranya yaitu :
1. Luas Area
Pada tambang terbuka luasan area lebih luas karena tidak terbatas oleh
lubang bukaan seperti tambang bawah tanah.
2. Volume Hasil Peledakan.
Volume hasil peledakan tambang terbuka lebih besar sehingga target
produksi bisa direncanakan lebih besar, sementara tambang bawah tanah
volume hasil peledakannya terbatas.
3. Suplai Udara Segar
Suplai udara tambang terbuka tidak ada kendala karena berada di atas
permukaan, sementara tambang bawah tanah tergantung sistem ventilasi
yang baik.
4. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja tambang terbuka relatif lebih aman karena
berhubungan langsung dengan atmosfer sementara tambang terbuka
keselamatan kerja rentan terjadi kecelakaan karena berada dibawah

permukaan dengan ruang yang terbatas.

3
4

2.3 Pola Pemboran Tambang Bawah Tanah


Dalam kegiatan peledakan dilakukannya pengeboran yang bertujuan
untuk membuat lubang ledak, dimana lubang ledak tersebut nantinya akan diisi
oleh bahan peledak, dalam peledakan tambang bawah tanah untuk mencapai
tingkat produksi yang diinginkan maka diperlukan pola pengeboran yang
mendetail dalam penentuan setiap lubang ledak agar sesuai dan target produksi
terpenuhi.
Dalam tambang bawah tanah pembuatan lubang maju atau pembuatan
tunnel diperlukaan pembuatan bidang bebas (freeface) yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan dalam kegiatan peledakan dalam tambang tanah bidang
bebas sering disebut cut hole. Bidang bebas dalam tambang bawah tanah atau
cut hole merupakan suatu lubang bukaan yang dibuat pada suatu bidang (face)
yang tidak dapat bidang bebas (free face) yang dimana kedalaman lubang bor
disesuaikan dengan kemajuan yang diperoleh selain itu dalam pembuatan
lubang maju diperlukannya relief atau breast hole, angle hole dan trim hole.
Adapun pola pemboran cut hole pada tambang bawah tanah terbagi
menjadi :
1. Wedge cut atau V-cut
Pola pemboran wedge cut merupakan pembuatan lubang yang dibuat
membentuk sudut ±60° terhadap bidang bebas, pada wedge cut biasanya
terdiri dari empat atau enam lubang yang berpasangan yang mempunyai
diameter sama dan pemboran mengarah pada satu titik ,pola pemboran ini
dapat diterapkan pada segala jenis batuan akan tetapi pada batuan yang
keras kurang efektif digunakan.

Sumber :fFajri 2014


Gambar 2.1

4
5

Wedge Cut
2. Fan cut
Fan cut merupakan pola pemboran yang memiliki bentuk hampir sama
dengan wedge cut, akan tetapi pada pemboran fan cut posisi dari arah
pemboran tidak berada ditengah bukaan tetapi posisinya berada pada
pada dinding bukaan atau lantai dasar, pola pemboran ini tidak seperti
pola pemboran wedge cut yang bisa diterapkan pada semua batuan, pola
pemboran ini sangat baik untuk digunakan dalam peledakan batuan yang
berlapis atau pada vein yang tipis.

Sumber :Fajri, 2014


Gambar 2.2
Fan Cut
3. Burn cut
Pola pemboran burn cut merupakan pola peledakan yang dimana lubang
ledaknya tegak lurus terhadap bidang vertikal atau pada bidang bebas,
dalam pemboran dengan pola burn cut terdapat lubang tertentu yang
sengaja dikosongkan tidak diisi bahan peledak yang bertujuan untuk
mendapatkan bidang bebas yang kecil. Pola pemboran ini sangat efektif
digunakan pada batuan yang mempunyai resistensi tinggi.

Sumber : Fajri, 2014


Gambar 2.5

5
6

Burn Cut
4. Pyramid cut
Pola pemboran pyramid cut atau biasa disebut pola pemboran diamond
cut merupakan pola pemboran yang dikembangkangkan dari wedge cut,
pada pembuatan pola pemboran ini menggunakan empat atau enam
lubang yaang berpasangan dan mempunyai diameter yang sama dan
pemborannya mengarah pada satu titik, sehingga akan terbentuk pola
pengeboran mirip dengan bentuk pyramid. Pola pemboran ini sangat
efektif digunakan untuk bataun yang mempunyai resistensi kuat karena
pada bagian puncak piramid terkonsentrasi bahan peledak kuat. Akan
tetapi karena penggunaan bahan peledak yang banyak pada puncak
pyramid pola pemboran ini menghasilkan getaran yang kuat dan adanya
batuan kecil yang terlempar disekitar area lubang bor pada saat
peledakan dilakukan.

Sumber :Fajri 2014


Gambar 2.2
Pyramid Cut

6
BAB III
TUGAS DAN PEMBHASAN

3.1 Tugas
Gambarkan Penampang terowongan (4 tampak ) dikertas milimeter
block dan di Coreldraw bagianya menggunakan 4 pola peledakan underground,
dengan
1. Abutmant berbentuk persegi dengan tinggi 09,4 meter, dan tinggi roof
1,2 meter.
2. Abutment berbentuk persegi panjang dengan lebar 09,4 m dan tinggi
7,5 m, tinggi roof 1,5 meter.

3.2 Pembahasan
1. Abutmant berbentuk persegi dengan tinggi 09,4 meter, dan tinggi roof
1,2 meter.

Sumber :Dokumen Praktikum Peledakan 2019


Gambar 3.1
Fan Cut
Pola pemboran fan cut ini merupakan pola yang umum digunakan pada
peledakan tambang bawah tanah yang mana pada pola ini terdapat arah
pemboran yang berbeda yang bertujuan untuk mebuat percabangan ataupun
belokan, dan terdapat lubang kosong ditengah yang digunakan sebagai freeface

7
seperti pada tambang terbuka namun pada tambang bawah tanah disebut
dengan empty hole.

Sumber :Dokumen Praktikum Peledakan 2019


Gambar 3.2
Burn Cut
Pola pemboran burn cut ini merupakan pola yang umum digunakan
pada peledakan tambang bawah tanah seperti halnya fan cut, yang mana pada
pola ini semua arah pemboran lurus dan terdapat lubang kosong ditengah yang
digunakan sebagai freeface seperti pada tambang terbuka namun pada tambang
bawah tanah disebut dengan empty hole.

Sumber :Dokumen Praktikum Peledakan 2019


Gambar 3.3
Wedge Cut

8
Pola wedge cut ini merupakan pola dimana bagian dari tengah lubang
dibagi menjadi tiga titik, sehingga terdapat masing-masing tiga titik yang
mengarah pada satu titik maka terdapat enam titik yang difokuskan terhadap tiga
titik yang jadi pusat, pola ini sangat jarang digunakan di Indonesia dikarenakan
polanya yang agak susah sehinga kegiatan peledakan tambang bawah tanah di
Indonesia jarang menggunakan pola ini

Sumber :Dokumen Praktikum Peledakan 2019


Gambar 3.4
Pyramid Cut
Pada pola pyramid cut ini memiliki prinsip yang hamper sama dengan
pola wedge cut namu bedanya lima titik yang di tengah dipusatkan arahnya
pada empty hole sehingga membentuk pola seperti bangunan piramida , sama
halnya dengan pola wedge cut pola ini jarang digunakan dalam kegiatan
peledakan tamabang bawah tanah di Indonesia.

9
2. Abutmant berbentuk persegi dengan tinggi 07,5 meter, dan tinggi roof
1,2 meter dengan lebar 09,4 meter.

Sumber :Dokumen Praktikum Peledakan 2019


Gambar 3.5
Fan Cut
Pola pemboran fan cut ini merupakan pola yang umum digunakan pada
peledakan tambang bawah tanah yang mana pada pola ini terdapat arah
pemboran yang berbeda yang bertujuan untuk mebuat percabangan ataupun
belokan, dan terdapat lubang kosong ditengah yang digunakan sebagai freeface
seperti pada tambang terbuka namun pada tambang bawah tanah disebut
dengan empty hole.

S
umber :Dokumen Praktikum Peledakan 2019
Gambar 3.6
Burn Cut

10
Pola pemboran burn cut ini merupakan pola yang umum digunakan
pada peledakan tambang bawah tanah seperti halnya fan cut, yang mana pada
pola ini semua arah pemboran lurus dan terdapat lubang kosong ditengah yang
digunakan sebagai freeface seperti pada tambang terbuka namun pada tambang
bawah tanah disebut dengan empty hole.

Sumber :Dokumen Praktikum Peledakan 2019


Gambar 3.7
Wedge Cut
Pola wedge cut ini merupakan pola dimana bagian dari tengah lubang
dibagi menjadi tiga titik, sehingga terdapat masing-masing tiga titik yang
mengarah pada satu titik maka terdapat enam titik yang difokuskan terhadap tiga
titik yang jadi pusat, pola ini sangat jarang digunakan di Indonesia dikarenakan
polanya yang agak susah sehinga kegiatan peledakan tambang bawah tanah di
Indonesia jarang menggunakan pola ini

11
Sumber :Dokumen Praktikum Peledakan 2019
Gambar 3.8
Pyramid Cut
Pada pola pyramid cut ini memiliki prinsip yang hamper sama dengan
pola wedge cut namu bedanya lima titik yang di tengah dipusatkan arahnya
pada empty hole sehingga membentuk pola seperti bangunan piramida , sama
halnya dengan pola wedge cut pola ini jarang digunakan dalam kegiatan
peledakan tambang bawah tanah di Indonesia.

12
BAB IV
ANALISIS

Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan maka dapat


dianalisisis bahwasanya pada pola pengeboran untuk kegiatan peledakan
tambang bawah tanah terdapat beberapa pola yang memiliki persamaan dan
juga sedikit perbedaan namun dari ke empat pola yang digunakan yang paling
beda hanya pada pola pyramid cut dan juga pola wedge cut, berdasarkan
pembahasan pada pola fan cut terdapat dua arah yang mana pada arah
pertama lurus sesuai dengan abutment sedangkan arah yang satunya lagi
berbelok yang mana bertujuan untuk membuat belokan dan juga percabangan ,
pada pola fan cut yang pertama dengan tinggi 9,4 m dan juga lebar 9,4 m
dengan tinggi roof yang berbentuk setengah elif dengan tinggi 1,2 dengan delay
yang ditentuka yang akan pertama kali meledak yaitu bagian tengah sehingga
hasilnya akan mengarah pada bagian lubang kosong yang disebut dengan
empty hole, sedangkan yang terakhir meleak adalah bagian lubang yang berjajar
dibagian bawah yang bertujuan untuk menghempaskan dan mengumpulkan hasil
peledakan yang terebih dahulu meledak, sehingga bagian bawah dari abutment
akan rata yang akan digunakan sebagai jalan, yang mana jumalah bahan
peledak pada tiap bagian akan memiliki perbedaan terutama pada bagian bawah
diakarenakan beban yang lebih banyak dan juga lebih berat sehingga
membutuhkan bahan peledak yang banyak.
Pada pola burn cut pada intinya tidak jauh beda dengan pola fan cut
namun pada pola ini semua lubang memiliki arah yang sama dan pada delay
yang digunakan pun hampir sama namun pada pola ini dibutuhkan pembuatan
lubang yang lurus dan setidaknya meskipun ada perbedaan tidak terlalu jauh
sehingga bentuk yang diinginkan dari hasil akhir dan juga fragmentasi yang
dihasilkan sesuai dengan apa yang diinginkan , pada pola ini yang pertama kali
meledak sama dengan pada pola fan cut begitupun yang terkahir meledak yaitu
bagian bawahnya.
Sedangkan pada pola pyramid cut dan juga pola wedge cut memiliki pola
yang hampir sama yaitu terdapat beberapa lubang yang dipusatkan pada titik

13
tertentu bedanya apabila poal pyramid dipusatkan pada satu titik sedangkan
pada
Pola wedge cut dipusatkan pada tiga titik yang masing masing titik memiliki tiga
lubang yang mengarah dan pada bagian tengah terdapat titik yang kosong yaitu
empty hole.
Apabila dibandingkan dari keempat pola yang digunakan akan memiliki
keunggulan dan juga kelemahan masing-masing diantaranya pada pola fan cut
dan juga burn cut bahan peldak yang digunakan tidak terlalu banyak dan juga
ketika pembuatan pola pengeboran tidak susah sehingga dalam estimasi waktu
yang digunakanpun maksimal, sedangkan pada pola pyramid dan juga pola
wedge cut membutuhkan bahan peledak yang agak banyak dan juga pada
pembuatan pola lubang ledaknya agak lama dan juga agak susah dikarenakan
dibutuhkan akurasi yang psa untuk membentuk pola yang diinginkan, terutama
pada sudut yang dinginkan harus dilakukan yang sangat ahli pada pengeboran
lubangnya, apabila terjadi kesalahan dalam pola pengeboranya maka hasil
fragmentasi dan bentuk abutment tidak akan sesuai dengan apa yang dinginkan
sehingga kemungkinan untuk rugi akan besar, maka dari itu pada kegiatan
peledakan tambang bawah tanah di Indonesia jarang digunakan kedua pola ini.

14
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahan dan juga analisis yang telah dilakukan maka


dapat disimpulkan bahwasanya :
1. Pada pembuatan pola fan cut dapat digambarkan dengan beberapa
nampak yang mana pada Nampak atas akan terlihat beberapa lubang
yang membelok, dan apabila dilihat secara 3D maka dapat terlihat jelas
lubang yang memeiliki arah yang berbeda.
2. Pada pola burn cut apabila dilihat dari berbagai arah dan juga pada
bentuk 3D nya terlihat sama karena pada pola ini semua lubang yang
digunakan memiliki arah yang sama.
3. Pada pola wedge cut dan juga pola pyramid cut maka dapat dilihat dari
nampak atas terdapat beberapa lubang yang memusat pada satu titik ,
begitupun opada bentuk 3D sangat terlihat jelas bahwasanya pada pola
pyramid terdapat beberapa lubang yang memusat dan membentuk seperti
bangunan piramida sedangkan pada poal wedge cut terdaoat enam
lubang yang membentuk segi tiga yang masing masing pusat memiliki
tigab arah lubang.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Arief, 2015, “Proses Pengeboran Tambang Bawah tanah”,


academia.edu, Diakses pada tanggal 11 Desember 2019
pukul 01:46 WIB.

2. Fajri, 2014, “Proses Pengeboran” dokumen.tips, Diakses pada tanggal


11 Desember 2019 pukul 23:10 WIB.

3. Nadia, 2019, “Proses Peladakan dan Pembuatan Lubang Ledak”,


dokumen.tips, Diakses pada tanggal 11 Desember 2019 pukul
01:39 WIB.

4. Regidwi, 2015, “Pola dan Arah Pemboran”, scribd.com, Diakses


pada tanggal 11 Desember 2019 pukul 02:22 WIB.

16

Anda mungkin juga menyukai