Anda di halaman 1dari 31

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum. Wr. Wb
Puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat ridha dan
hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan awal praktikum mengenai
Geometri Peledakan Pada Surface Blasting. Tak lupa pula shalawat serta salam
kita junjungkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
zaman kegelapan ke zaman yang terang menderang seperti saat ini.
Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada asisten Laboratorium Tambang karena atas bimbingannya penulis dapat
menyelesaikan laporan awal mengenai Geometri Peledakan Pada Surface
Blasting.
Penulis juga sadar bahwa masih banyak kesalahan dalam penulisan,
kesalahan pada format, ataupun pada isi laporan yang jauh dari apa yang
diharapkan, segala bentuk kesalahan tersebut penulis berharap agar dapat
menjadi maklumat karena masih dalam tahap pembelajaran. Namun penulis
berusaha untuk dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut, sehingga
laporan ini akan menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Wassalamualaikum. Wr. Wb

Bandung, 13 November 2019


Penyusun,

Mursalin Hasruddin
100.701.17.029

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Maksud dan Tujuan ......................................................................... 1
1.2.1 Maksud ................................................................................ 1
1.2.2 Tujuan .................................................................................. 1
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 2
2.1 Geometri Peledakan ........................................................................ 2
2.1.1 Diameter Lubang Bor ........................................................... 3
2.1.2 Ketinggian Jenjang (L) dan Kedalaman Lubang Bor (H) ...... 3
2.1.3 Burden, Spacing, Subdrilling, dan Stemming ....................... 4
2.2 Kolom Isian Bahan Peledak (Explosive Column) ............................. 6
2.3 Menghitung Berat Bahan Peledak Dalam Kolom Isian ..................... 6
2.4 Powder Factor ................................................................................. 6
2.5 Decking (Deck Loading) .................................................................. 7
2.6 Prinsip Priming ................................................................................ 7
2.6.1 Primer .................................................................................. 7
2.6.2 Diameter dan Panjang Primer .............................................. 8
2.6.3 Posisi Primer ........................................................................ 8
2.7 Pertimbangan Geologis ................................................................... 8
BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 9
3.1 Tugas .............................................................................................. 9
3.2 Pembahasan ................................................................................. 10
BAB IV ANALISA .................................................................................... 27
BAB V KESIMPULAN ............................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 29

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teknik peledakan dan teknik pemboran sangatlah berkaitan, hal ini didasari
dengan kegiatan peledakan yang mana sebelum peledakan dilakukan, maka
pemboran dibutuhkan terlebih dahulu. Dunia tambang telah menyetujui hal
tersebut karena keterkaitannya satu sama lain. Pemberaian batuan atau
fragmentasi sangat dipengaruhi oleh lubang dari hasil pemboran yang telah
direncanakan dan dilakukan.
Pola pemboran akan sangat mempengaruhi pemberaian fragmentasi,
khususnya pada tambang terbuka yang mana tidak terbatasi oleh lingkungan
sekitarnya, melainkan hanya terbatasi wilayah usaha penambangannya dan
pemukiman warga. Pola pemboran yang baik dan benar akan sangat mendukung
untuk terjadinya hasil fragmentasi yang baik.
Dalam hal itu, Geometri peledakan akan lebih diperjelas pada praktikum
teknik peledakan mengenai geometri peledakan surface blasting di universitas
islam bandung.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum geometri peledakan surface blasting adalah agar
dapat memahami dan menentukan pola dan arah pemboran yang tepat pada
tambang terbuka .
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan yang akan dilakukan dalam praktikum geometri peledakan
pada surface blasting adalah seperti berikut :
1. Mengetahui geometri peledakan tambang terbuka
2. Mengetahui penentuan geometri peledakan surface blasting.
3. Mengetahui jumlah lubang ledak sesuai dengan produksi.

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Geometri Peledakan


Pada dasarnya, kondisi batuan disetiap daerah akan berbeda walaupun
jenis dari batuan tersebut mempunyai jenis yang sama. Hal tersebut dapat
disebabkan dari genesa batuan yang mana akan mempengaruhi karakteristik
massa batuan baik secara fisik maupun mekanik. Dalam penentuan geometri
peledakan sangat diperngaruhi oleh kondisi batuannya.
Selain kasus diatas, adapun penentuan geometri peledakan ditentukan
berdasarkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya. Faktor-faktor yang
mempengaruhinya adalah:
1. Diameter lubang bor
2. Burden dan spacing
3. Tinggi jenjang
4. Fragmentasi
5. Struktur batuan
6. Arah lemparan
7. Kestabilan jenjang
8. Perlidungan terhadap lingkungan sekitar
9. Bahan peledak yang digunakan

Sumber: KJL, 2014


Gambar 2.1
Geometri Peledakan

2
3

Ket:
B : Burden
L : Kedalaman kolom lubang ledak
S : Spacing
T : Penyumbat atau stemming
H : Tinggi jenjang
PC : Isian utama atau primary charge / powder column
J : Subdrilling
2.1.1 Diameter Lubang Bor
Dalam pemilihan diameter lubang ledak dapat dipengaruhi oleh besarnya
produksi yang telah direncanakan. Apabila diameter lubang semakin besar maka
produksi juga akan semakin besar, dengan syarat alat bor yang digunakan dan
kondisi batuannya yang sama. Adapun faktor yang membatasi besar kecilnya
diameter lubang ledak, yaitu:
1. Ukuran fragmentasi dari hasil peledakan
2. Isian bahan peledak utama harus lebih kecil daripada perhitungan teknis
3. Keperluan penggalian batuan yang dilakukan secara selektif.
Untuk mengontrol desain dengan hasil fragmentasi yang baik, diameter
lubang ledak harus berkisar antara 0,5 sampai 10 dari tinggi jenjang.
D = 5 – 10 K………………………………………(6.1)
Ket:
D : Diameter lubang bor, mm
K : Tinggi jenjang, m

2.1.2 Ketinggian Jenjang (L) dan Kedalaman Lubang Bor (H)


Ketinggian jenjang memiliki hubungan yang erat dengan parameter
geometri peledakan lainnya. Ketinggian maksimum jenjang biasanya dipengaruhi
oleh kemampuan alat bor dan ukuran bucket dan juga tinggi maksimum dari
jangkauan alat muat. Umumnya, kegiatan peledakan yang dilakukan di tambang
dengan metoda penambangan quarry mempunyai diameter lubang yang besar
dan tinggi jenjang berkisar antara 10 – 15 m. Adapun pertimbangan lain yang harus
diperhatikan, yaitu kestabilan jenjang, yang bisa saja diakibat oleh getaran
peledakan sebelumnya.
4

Sumber: KJL, 2014


Gambar 2.2
Hubungan Diameter Lubang Ledak Dengan Ketinggian Jenjang
Hubungan antara diameter lubang ledak dengan ketinggian jenjang dapat
dirumuskan dengan:
K = 0,1 – 0,2 de ………………………………(6.2)
Ket:
K : Tinggi jenjang, m
de : Diameter lubang ledak, mm
2.1.3 Burden, Spacing, Subdrilling, dan Stemming
Dalam kegiatan peledakan terdapat istilah yang disebut dengan burden,
spacing, subdrilling dan stemming, yaitu:
1. Burden (B)
Burden adalah jarak tegak lurus antara lubang ledak dengan bidang bebas
(freeface) yang panjangnya tergantung pada karakteristik dari batuan dan
juga bahan peledak yang akan digunakan. Penentuan jarak burden
merupakan langkah awal yang dilakukan untuk dapat memperoleh hasil
peledakan yang sesuai dengan rencana. Secara umum, jarak burden yang
optimal biasanya berada diantara 25 – 40 diameter lubang.
B = 25 – 40 de……………………………………(63)
Ket:
B : Burden, mm
de : Diameter lubang bor, mm
Adapun perhitungan dengan menggunakan rumus Konya, yaitu:
5

3 SGe
B = 3.15 de √ …………………………….…(6.4)
SGr

Ket:
B : Burden, ft
SGe : Specific Grafity Bahan Peledak
SGr : Specific Grafity Batuan
de : Diameter bahan peledak, in
2. Spacing (S)
Spacing adalah jarak antara lubang ledak yang dirangkai dalam satu baris
(row) dan diukur sejajar terhadap bidang bebas (freeface). Penerapan jarak
spacing harus mempertimbangkan terhadap perbandingan dengan burden
agar mendapatkan cakupan energi peledakan yang cukup untuk
meghasilkan fragmentasi batuan yang sesuai dengan rencana. Optimum
spacing berkisar antara 1,1 – 1,4 burden, yaitu:
KB x de (in)
B= ……………………………………(6.5)
12
Ket:
KB : Konstanta Burden
de :Diameter lubang bor, inch
3. Subdrilling (J)
Subdrilling adalah panjang lubang ledak yang berada dibawah garis lantai
jenjang. Subdrilling berfungsi untuk membuat lantai jenjang mejadi lebih
rata setelah diledakan. apabila jarak subdrilling terlalu besar maka akan
menghasilkan efek getaran tanah (ground vibration), begitupun sebaliknya
apabila subdrilling terlalu kecil maka akan menghasilkan tonjolan (toe)
pada lantai jenjang karena batuan yang tidak terpotong dilantai jenjang.
Adapun rumus yang digunakan dalam perhitungan subdrilling, yaitu:
Menurut C.J. Konya
J = Kj x B……………………………………(6.6)
Menurut R.L. Ash

3 SGe x VoD2 3 SGrSTD


Kjkor = KjSTD x √𝑺𝑮𝒆 x √ …………(6.7)
2 SGr
𝑺𝑻𝑫 𝒙 VoDSTD
6

Ket:
Kj : Subdrilling ratio 0,2 – 0,4
B : Burden
J : Stemming
4. Stemming
Stemming adalah material penutup dalam lubang bor yang terletak diatas
kolom isian bahan peledak. Stemming berfungsi untuk menutup gas-gas
dari hasil ledakan hal ini dilakukan agar gas tersebut dapat menekan
batuan dengan kekuatan yang besar. Material yang digunakan sebagai
stemming harus diperhatikan, hal ini disababkan karena apabila ukuran
material stemming halus, maka material tersebut akan sangat mudah untuk
terdorong oleh gelombang udara bertekanan tinggi sehingga berkurangnya
daya dorong dari bahan peledak tersebut. Ukuran stemming tergantung
pada jarak burden (B).
S = (0,7 - 1) x B………………………………(6.8)
Ket:
S : Stemming
B : Burden

2.2 Kolom Isian Bahan Peledak (Explosive Column)


Faktor yang sangat penting dalam kesuksesan hasil ledakan adalah
distribusi bahan peledak yang baik merata. Hal ini disebabkan karena seluruh
energy yang diberikan akan termanfaatkan secara merata dalam proses ledakan.

2.3 Menghitung Berat Bahan Peledak Dalam Kolom Isian


Berat dari bahan peledak didalam kolom isian disetiap lubang bornya
merupakan fungsi dari density, kolom isian bahan peledak dan diameter. Berat
bahan peledak (loading factor) dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Loading Factor = Loading Density x Panjang Kolom Isian…......(6.9)

2.4 Powder Factor


Powder factor (PF) atau yang sering disebut juga dengan Specific Charge
Weight merupakan jumlah bahan peledak yang dipakai untuk dapat memperoleh
satu satuan volume atau berat fragmentasi peledakan, satuannya dari PF
biasanya kg/m³ atau kg/ton. Pemanfaatan PF sendiri cenderung mengarah pada
7

nilai ekonomis dari suatu proses peledakan. Hal ini disebabkan karena berkaitan
dengan harga dari bahan peledak yang digunakan dan juga perolehan fragmentasi
peledakan.
Terdapat 4 cara untuk menyatakan powder factor:
1. Berat bahan peledak per volume batuan yang diledakkan (kg/m3)
2. Berat bahan peledak per berat batuan yang diledakkan (kg/ton)
3. Volume batuan per berat bahan peledak (m3/kg)
4. Berat batuan per berat bahan peledak (ton/kg)
Untuk menghitung dengan basis volume tiap lubang bor:
V = (B x S x H)………………………………....(6.10)
Untuk menghitung dengan basis berat tiap lubang bor:
W = V x ρ…………………………………...(6.11)
Ket:
V : Volume, m3
S : Spacing, m
B : Burden, m
H : Tinggi jenjang, m
W : Berat batuan, ton
ρ : Density batuan, ton/m3

2.5 Decking (Deck Loading)


Decking merupakan salah satu cara dalam membagi kolom isian dari
bahan peledak menjadi beberapa bagian. Kolom isian bahan peledak diisi dengan
material pengisi dan stemming. Cara ini sering diterapkan pada struktur batuan
yang berlapis atau terdapat rongga-rongga. Decking juga berfungsi untuk
mengurangi terjadinya ground vibration. Jarak minimal dari decking adalah 6 kali
diameter lubang.

2.6 Prinsip Priming


Prinsip dari priming sendiri terdiri dari primer, diameter dan panjang primer,
serta posisi primer.
2.6.1 Primer
Primer merupakan suatu bahan peledak peka detonator, yaitu bahan
peledak yang berbentuk cartridge berupa pasta atau keras, yang telah dipasang
8

detonator yang kemudian diletakkan di dalam kolom lubang ledak. Bahan peledak
ANFO kurang sensitive terhadap detonator murni, sehingga ditambahkannya
primer agar memiliki ledakan yang cukup besar.
2.6.2 Diameter dan Panjang Primer
Ukuran diameter primer terhadap kolom ANFO adalah sebesar 3 in.
kemudian panjang primer yang dibutuhkan untuk mencapai VoD harus sma besar
atau lebih daripada diameternya.
2.6.3 Posisi Primer
Posisi primer sendiri terbagi menjadi 2 yaitu top priming dan bottom
priming. Prinsip priming harus mencakup:
1. Daya ledak yang besar atau > 80 kbar
2. Diameter sama dengan diameter kolom ANFO
3. Cukup panjang untuk mencapai VoD.

2.7 Pertimbangan Geologis


Kondisi batuan sangat mempengaruhi geometri peledakan dan pemakaian
bahan peledak serta fragmentasinya. Selain faktor kondisi batuannya, adapun
faktor lain seperti tinggi jenjang, diameter lubang bor, proses penghancuran dan
fragmentasinya. Elemen yang penting adalah; bedding planes, joint, dip, dan
rongga-rongga.
9

BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
1. Bahan galian emas dengan batuan imduk diorite akan dilakukan
peledakan, jika diketahui:
Kbstd = 29
Ksstd = 1,1
Kjstd = 0,4
Ktstd = 1,0
ρe ANFO = 1,15 gr/cc (Poured ANFO)
VOD ANFO = 12000 fps
ρe std = 1,4 gr/cc
` ρr = 2,75 ton/m3
ρr std = 2,8 ton/m3
de = 5 inch
H = 16 m
2. PT. MLT mentargetkan 30.000 ton gamping/hari. Dilakukan peledakan 3
kali sehari. Diketahui tinggi jenjang 12 m dengan lebar 20 m, kemiringan
jenjang 700. Bahan peledak yang digunakan adalah ANFO dengan VOD =
11.482 dan SGe 0,82 gr/cc. SGr batuan 2,7 ton/m3, dengan diameter
lubang bor 3,5 inch. Hitung Powder Factor jika diketahui Stiffness Ratio =
3, kerjakan dalam C.J. Konya dan R.L. Ash.
3. Untuk mencapai target Produksi batubara 1,5 juta ton/tahun, PT. Bengkulu
perlu mengupas overburden berupa berupa sandstone sebanyak 6 juta
BCM. Densitas OB rata-rata 2,2 ton/m3 dan bahan peledak yang akan
digunakan adalah ANFO dengan densitas 0,85 gr/cc. dengan
7/8
menggunakan alat bor dengan diameter 7 dan tinggi jenjang 17 m, hitung
seluruh parameter geometri peledakan, jumlah bahan peledak total,
Powder Factor. Bench Tegak. Kerjakan dalam C.J. Konya dan R.L. Ash
dan tentukan jumlah lubang ledak perhari jika dalam sehari dilakukan satu
kali peledakan.

9
10

4. PT. Minimoy mencoba mencapai target produksi batubara 2 juta ton/tahun


dan perlu mengupas overburden sebanyak 7 juta BCM (SR 3,5:1).
Densitas OB hasil pengujian rata-rata 2,5 ton/m3 dan bahan peledak yang
akan digunakan adalah ANFO dengan densitas 0,85 gr/cc. alat bor yang
dimiliki Tamrock type Drilltech D25K yang mampu membuat lubang
berdiameter 5 inch. Fragmentasi hasil peledakan harus baik, artinya sesuai
dimensi mangkok shovel dan dengan airblast, flyrock serta getaran kurang.
Alat muat yang dipakai jenis Shovel cat 5320B yang mampu menjangkau
sampai 20 m. Hitunglah seluruh parameter geometri peledakan, jumlah
bahan peledak total dan Powder Factor. Gambarkan sketsa lubang
ledaknya dengan geometri yang telah dihitung. (AutoCAD).
5. Untuk mencapai target produksi batugamping sebanyak 1,5 juta ton/tahun,
PT.MMA melakukan kegiatan peledakan pada batugamping. Densitas
gamping rata-rata 2,6 ton/m3 dengan densitas standar 2,7 ton/m3 dan
bahan peledak yang akan digunakan adalah ANFO dengan densitas 0,85
gr/cc. dengan menggunakan alat bor dengan diameter 3,5 inch dan tinggi
jenjang 10 m, hitung seluruh parameter geometri peledakan, jumlah bahan
peledak total, Powder Factor, bench tegak. Kerjakan dalam C.J. Konya dan
R.L. Ash. Diketahui Crushing Plant Recovery sebesar 80%, Blasting
Recovery sebesar 85%. Tentukan jumlah lubang ledak perhari jika dalam
sehari dilakuakn 2 kali peledakan. Jumlah hari kerja dalam satu bulan 25
hari.

3.2 Pembahasan
1. Diketahui:
Kbstd = 29
Ksstd = 1,1
Kjstd = 0,4
Ktstd = 1,0
ρe ANFO = 1,15 gr/cc (Poured ANFO)
VOD ANFO = 12000 fps
ρe std = 1,4 gr/cc
` ρr = 2,75 ton/m3
ρr std = 2,8 ton/m3
11

de = 5 inch
H = 16 m
Ditanya:
Geometri peledakan dalam R.L. Ash dan hitung PF.
Jawab:
R.L. Ash
- Kb = Kbstd x AF1 x AF2

3 2 3 SGr std
SGe x VOD
= 29 x √ x √
SGe std x VOD std2 SGr

3 1,15 gr/cc x 120002 fps 3 2,8 ton/m3


= 29 x √ 2 x √
1,4 gr/cc x 12750 fps 2,75 ton/m3

= 29 x 0,899436779 x 1,006024242
= 26,2408009
- Burden (B)
Kb x de (inch)
B =( ) x 0,3048
12
26,2408009 x 5 inch
=( ) x 0,3048
12
= 3,332581714 m
- Spasi (S)
S = Ks std x B
= 1,1 x 3,332581714 m
= 3,665839886 m
- Subdrilling (J)
J = Kj std x B
= 0,4 x 3,332581714 m
= 1,333032686 m
- Stemming (T)
T = Kt std x B
= 1,0 x 3,332581714 m
= 3,332581714 m
- Loading Density (LD)
12

LD = 0,508 x De2 x SGe


= 0,508 x 52 x 1,15
= 0,508 x 25 x 1,15
= 14,605 kg/m
- Panjang kolom isian (PC)
PC = (H + J) - T
= (16 + 1,333032686) - 3,332581714 m
= 14,00045097 m
- W Handak (W)
W = LD x PC
= 14,605 kg/m x 14,00045097 m
= 204, 4765864 kg
- Volume (V)
V =BxSxH
= 3,332581714 m x 3,665839886 m x 16 m
= 195,4673755 m3
- Tonase (ton)
Ton = (B x S x H) x SGr
= 195,4673755 m3 x 2,75 ton/m3
= 537,5352827 ton
- Powder Factor (PF)
W Handak W Handak
PF = →
Volume (kg/bcm) tonase (kg/ton)
204,4765864 kg 204,4765864 kg
= →
195,4673755 m3 537,5352827 ton
= 1,046090612 kg/m3 → 0,380396586 kg/ton
2. Diketahui:
Tp = 30.000 ton gamping / hari
Tinggi jenjang = 12 m
Lebar jenjang = 20 m
Miring jenjang = 700
SGe ANFO = 0,82 gr/cc (Poured ANFO)
VOD ANFO = 11480 fps
` SGr gamping = 2,7 ton/m3
13

Stiffness ratio = 3
diameter = 3,5 inch
Peledakan = 3 x sehari
Ditanya:
Hitung PF dalam R.L. Ash dan Konya
Jawab:
R.L. Ash
- Burden (B)
L 12
B = = = 4 m = 13,123 ft
SR 3
- Spasi (S)
S = Ks std x B
= 1,3 x 4 m
= 5,2 m
- Subdrilling (J)
J = Kj std x B
= 0,4 x 4 m
= 1,6 m
- Stemming (T)
T = Kt std x B
= 1,0 x 4 m
=4m
- Loading Density (LD)
LD = 0,508 x De2 x SGe
= 0,508 x 3,52 x 0,82
= 5,103 kg/m
- Powder Coloum (PC)
PC = (H + J) - T
= (12 + 1,6) - 4 m
= 9,6 m
- W Handak (W)
W = LD x PC
= 5,103 kg/m x 9,4 m
= 48,98 kg
14

- Volume (V)
V =BxSxH
= 4 m x 5,2 m x 12 m
= 246,9 m3
- Powder Factor (PF)
W Handak
PF =
Volume (kg/bcm)
48,98 kg
=
246,9 m3
= 0,1962 kg/m3
C.J. Konya
L
- SR =
B
L 12
-B = = = 4 m = 13,123 ft
SR 3

3 SGe
- B = 3,15 x de x √
SGr

B
de =
SGe 3
3,15 x √
SGr

4,8
=
3 0,82
3,15 x √ 2,7

= 2,266 m
= 5,55 inch
- Spasi (S)
L + 7B
S =
8
12 + 7 x 4,8
=
8
= 5,7 m
- Subdrilling (J)
J = Kj std x B
= 0,4 x 4,8 m
= 1,92 m
15

- Stemming (T)
T = Kt std x B
= 1,0 x 4,8m
= 4,8 m
- Loading Density (LD)
LD = 0,508 x De2 x SGe
= 0,508 x 5,552 x 0,82
= 12,83 kg/m
- Powder Coloum (PC)
PC = (H + J) - T
= (16 m + 1,92 m) – 4,8 m
= 9,12 m
- W Handak (W)
W = LD x PC
= 12,83 kg/m x 9,12 m
= 117 kg
- Powder Factor (PF)
W Handak
PF =
Volume (kg/bcm)
117 kg
=
4,8 x 5,7 x 12
= 0,356 kg/BCM
3. Diketahui:
Tp Batubara = 1,5 juta ton/tahun
Tp OB sandstone = 6 juta BCM/tahun
SGr OB sandstone = 2,2 juta ton/m3
SGe ANFO = 0,85 gr/cc (Poured ANFO)
de = 77/8 inch → 7,875”
Tinggi jenjang = 17 m
Ditanya:
- Geometri peledakan berdasarkan R.L. Ash dan C.J Konya
- Tentukan jumlah lubang ledak jika dalam sehari dilakukan satu kali
peledakan
Jawab:
16

R.L. Ash
- Kb = Kbstd x AF1 x AF2

3 SGe x VOD2 3 SGr std


= 29 x √ x √
SGe std x VOD std2 SGr

3 0,85 gr/cc x 130002 fps 3 2,8 ton/m3


= 29 x √ 2 x √
0,85 gr/cc x 15000 fps 2,2 ton/m3

= 24,63
- Burden (B)
Kb x de (inch)
B =( ) x 0,3048
12
24,63 x 7,875 inch
=( ) x 0,3048
12
= 4,92 m
- Spasi (S)
S = Ks std x B
= 1,1 x 4,925 m
= 5,42 m
- Subdrilling (J)
J = Kj std x B
= 0,4 x 4,92 m
= 1,97 m
- Stemming (T)
T = Kt std x B
= 0,7 x 4,925 m
= 3,45 m
- Loading Density (LD)
LD = 0,508 x De2 x SGe
= 0,508 x 52 x 1,15
= 0,508 x 25 x 1,15
= 14,605 kg/m
- Powder Coloum (PC)
PC = (H + J) - T
17

= (17 + 1,97) - 3,45 m


= 15,52 m
- W Handak (W)
W = LD x PC
= 14,605 kg/m x 15,52 m
= 415,59 kg
- Powder Factor (PF)
W Handak
PF =
Volume (kg/bcm)
325,406 kg
=
4,9 x 5,4 x 7
= 0,717 kg/m3
- Jumlah lubang ledak
Tp Batubara
=
Volume x 25 hari/bulan x 12 bulan/tahun
6.000.000
=
4,9 x 5,4 x 7 x 25 hari/bulan x 12 bulan/tahun
= 44,07 → 45 lubang
- Peledak Total
W total = WH x n
= 415,56 x 45
= 18312,99 kg

C.J. Konya
L
- SR =
B
L 12
-B = = = 4 m = 13,123 ft
SR 3

3 SGe
- B = 3,15 x de x √
SGr

3 0,85
B = 3,15 x 7,875 x √ 2,2

= 18,067 inch
= 5,5 m
18

- Spasi (S)
S = Ks std x B
= 1,4 x 5,5 m
= 7,7 m
- Subdrilling (J)
J = Kj std x B
= 0,4 x 5,5 m
= 2,2 m
- Stemming (T)
T = Kt std x B
= 0,7 x 5,5 m
= 3,85 m
- Loading Density (LD)
LD = 0,508 x De2 x SGe
= 0,508 x 7,8752 x 0,85
= 26,778 kg/m
- Powder Coloum (PC)
PC = (H + J) - T
= (17 + 2,2) – 3,85 m
= 15,35 m
- W Handak (W)
W = LD x PC
= 26,778 kg/m x 15,35 m
= 411,04232 kg
- Powder Factor (PF)
W Handak
PF =
Volume (kg/bcm)
411,042 kg
=
5,5 x 7,7 x 17
= 0,571 kg/m3
- Jumlah lubang ledak
Tp Batubara
n =
Volume x 25 hari/bulan x 12 bulan/tahun
19

6.000.000
=
5,5 x 7,7 x 17 x 25 hari/bulan x 12 bulan/tahun
= 27,8 → 28 lubang
- Peledak Total
W total = WH x n
= 411,04232 kg x 28
= 11509,1844 kg
4. Diketahui:
Tp Batubara = 2 juta ton/tahun
Tp OB = 7 juta BCM/tahun
SGr OB = 2,5 juta ton/m3
SGe ANFO = 0,85 gr/cc (Poured ANFO)
de = 5 inch
Tinggi alat = 20 m
Ditanya:
- Parameter geometri
- Berat bahan peledak
- PF
Jawab:
R.L. Ash
- Kb = Kbstd x AF1 x AF2

3 2 3 SGr std
SGe x VOD
= 29 x √ x √
SGe std x VOD std2 SGr

3 1,15 gr/cc x 127502 fps 3 2,5 ton/m3


= 29 x √ 2 x √
1,4 gr/cc x 14000 fps 2,8 ton/m3

= 22,62
- Burden (B)
Kb x de (inch)
B =( ) x 0,3048
12
26,2408009 x 5 inch
=( ) x 0,3048
12
= 2,87 m
20

- Spasi (S)
S = Ks std x B
= 1,4 x 2,87 m
= 4,018 m
- Subdrilling (J)
J = Kj std x B
= 0,4 x 2,87 m
= 1,15 m
- Stemming (T)
T = Kt std x B
= 0,7 x 2,87 m
= 2,009 m
- Loading Density (LD)
LD = 0,508 x De2 x SGe
= 0,508 x 52 x 0,85
= 0,508 x 25 x 0,85
= 10,795 kg/m
- Powder Coloum (PC)
PC = (H + J) - T
= ((2,87 x 3,5) + 1,15) – 2,87 m
= 9,186 m
- W Handak (W)
W = LD x PC
= 10,795 kg/m x 9,186 m
= 99,16 kg
- Powder Factor (PF)
W Handak
PF =
Volume (kg/bcm)
99,16 kg
=
2,87 x 4,018 x (2,87 x 3,5)

= 0,86 kg/BCM
- Jumlah lubang ledak
Tp Batubara
n =
Volume x 25 hari/bulan x 12 bulan/tahun
21

7.000.000
=
2,87 x 4,018 x (2,87 x 3,5) x 25 hari/bulan x 12 bulan/tahun

= 202 lubang
- Peledak Total
W total = WH x n
= 99,16 kg x 202
= 20030,32 kg

C.J. Konya
L
- SR =
B
L 12
-B = = = 4 m = 13,123 ft
SR 3

3 SGe
- B = 3,15 x de x √
SGr

3 0,85
B = 3,15 x 5 x √ 2,5

= 10,99 ft
= 3,35 m
- Spasi (S)
S = Ks std x B
= 1,1 x 3,35 m
= 3,685 m
- Subdrilling (J)
J = Kj std x B
= 0,4 x 3,35 m
= 1,34 m
- Stemming (T)
T = Kt std x B
= 0,7 x 3,35 m
= 2,345 m
- Loading Density (LD)
LD = 0,508 x De2 x SGe
22

= 0,508 x 52 x 0,85
= 10,795 kg/m
- Powder Coloum (PC)
PC = (H + J) - T
= ((3,5 x 3,35) + 1,34) - 2,345 m
= 10,72 m
- W Handak (W)
W = LD x PC
= 10,795 kg/m x 10,72 m
= 115,7224 kg
- Powder Factor (PF)
W Handak
PF =
Volume (kg/bcm)
115,7224 kg
=
3,35 x 3,685 x (3,35 x 3,5) m3

= 0,8 kg/m3
- Jumlah lubang ledak
Tp Batubara
n =
Volume x 25 hari/bulan x 12 bulan/tahun
7.000.000
=
3,35 x 3,68 x (3,35 x 3,5)

= 4842716 lubang
- Peledak Total
W total = WH x n
= 115,7224 kg x 4842716
= 5.604.088,655 kg/tahun

5. Diketahui:
Tp = 1,5 juta ton/tahun
SGr = 2,6 ton/m3
SGr std = 2,7 ton/m3
SGe = 0,85 gr/cc
de = 3,5 inch
L = 10 m
23

Ditanya:
- Geometri peledakan
- Jumlah bahan peledak
- PF
Jawab:
R.L. Ash
- Kb = Kbstd x AF1 x AF2

3 2 3 SGr std
SGe x VOD
= 29 x √ x √
SGe std x VOD std2 SGr

3 0,85 gr/cc x 116252 fps 3 2,7 ton/m3


= 29 x √ 2 x √
0,85 gr/cc x 11000 fps 2,6 ton/m3

= 21,01
- Burden (B)
Kb x de (inch)
B =( ) x 0,3048
12
21,01 x 3,5 inch
=( ) x 0,3048
12
= 1,87 m
- Spasi (S)
S = Ks std x B
= 1,1 x 1,87 m
= 2,057 m
- Subdrilling (J)
J = Kj std x B
= 0,4 x 1,87 m
= 0,748 m
- Stemming (T)
T = Kt std x B
= 1,0 x 1,87 m
= 1,87 m
- Loading Density (LD)
LD = 0,508 x De2 x SGe
24

= 0,508 x 3,52 x 0,85


= 5,28 kg/m
- Powder Coloum (PC)
PC = (H + J) - T
= (10 + 0,748) – 1,87 m
= 8,878 m
- W Handak (W)
W = LD x PC
= 5,28 kg/m x 8,878 m
= 46,88 kg
- Powder Factor (PF)
W Handak
PF =
Volume (kg/bcm)
46,88 kg
=
1,87 x 2,057 m3
= 1,22 kg/BCM
- Jumlah lubang ledak
Tp Batubara / RCP / RB
n =
Volume x 25 hari/bulan x 12 bulan/tahun
1.500.000 / 80% / 85%
=
(1,87 x 2,57 x 10) x 25 hari/bulan x 12 bulan/tahun

= 95,6 → 96 lubang
- Peledak Total
W total = WH x n
= 46,88 kg x 96
= 4500,48 kg

C.J. Konya
L
- SR =
B
L 12
-B = = = 4 m = 13,123 ft
SR 3

3 SGe
- B = 3,15 x de x √
SGr
25

3 0,85
B = 3,15 x 3,5 x √ 2,6

= 7,59 ft
= 2,315 m
- Spasi (S)
S = Ks std x B
= 1,4 x 2,315 m
= 3,241 m
- Subdrilling (J)
J = Kj std x B
= 0,4 x 2,315 m
= 0,926 m
- Stemming (T)
T = Kt std x B
= 1,0 x 2,315 m
= 2,315 m
- Loading Density (LD)
LD = 0,508 x De2 x SGe
= 0,508 x 3,52 x 0,85
= 5,28 kg/m
- Powder Coloum (PC)
PC = (H + J) - T
= (10 + 0,926) – 2,315 m
= 8,611 m
- W Handak (W)
W = LD x PC
= 5,28 kg/m x 8,611 m
= 45,47 kg
- Powder Factor (PF)
W Handak
PF =
Volume (kg/bcm)
45,47 kg
=
(2,315 x 3,241 x 100)
26

= 0,606 kg/BCM
- Jumlah lubang ledak
Tp Batubara / RCP / RB
n =
Volume x 25 hari/bulan x 12 bulan/tahun
1.500.000 / 80% / 85%
=
(2,315 x 3,241 x 10)x 25 hari/bulan x 12 bulan/tahun

= 49 lubang kg/m3
- Peledak Total
W total = WH x n
= 45,47 kg x 49
= 2228,03 kg
BAB IV
ANALISA

Pengaruh ukuran geometri terhadap proses kegiatan peledakan sangat


berpengaruh untuk hasil fragmentasi atau proses pemecahan batuan. Penentuan
tersebut dimulai dari penentuan jarak burden, spasi, powder coloum, stemming,
tinggi jenjang, dan kedalaman lubang yang harus diperhatikan karakteristik dari
batuan serta kondisi geologi lokasi peledakan agar hasil peledakan atau
fragmentasi sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya.
Penentuan geometri peledakan harus dilakukan dengan teliti, baik itu
pentuan tempat ataupun perhitungan yang dilakukan. Hal ini dikarenakan
perhitungan ataupun penentuan lokasi dan pola peledakan sangat berpegaruh,
khususnya penentuan burden. Burden mempunyai peran yang sangat penting
terhadap hasil peledakan atau fragmentasi, apabila terjadi kesalahan dalam
penentuan serta perhitungan burden, maka akan berakibat adanya missfire
ataupun flying rock. Flying rock disebabkan karena lubang ledak yang terlalu
dekat dengan freeface yang akan berpengaruh terhadap gelombang ledaknya,
ataupun sebaliknya, yaitu tidak akan menghasilkan fragmentasi akibat jarak
lubang ledak yang terlalu jauh terhadap freeface.
Stemming juga berperan sebagai distributor gelombang ledak, hal ini
disebabkan karena lubang ledak yang tertutup oleh material yang ukurannya lebih
kasar atau hasil dari material bor lubang itu sendiri akan mentutup atau
memperkecil celah yang akan ditembus oleh gelombang atau energy ledak itu
sendiri. Namun, akan berakibat flying rock apabila material stemming yang
digunakan berukuran lebih kecil dari formasi lapisan tersebut.
Hasil dari perhitungan dengan menggunakan metode R.L. Ash dan C.J.
Konya akan berbeda berdasarkan analisa, akan tetapi nilai tersebut tidak akan
berbeda jauh. Sehingga dalam pengaplikasiannya boleh menggunakan kedua
metode terebut.

27
BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan praktikum mengenai geometri


peledakan pada surface blasting, adalah:
1. Geometri peledakan terdiri dari burden, spacing, subdrilling, stemming,
diameter lubang bor, dan tinggi jenjang. Setiap bagian dari geometri
peledakan saling berkaitan. Sehingga akan sangat berpengaruh terhadap
hasil ledakannya.
2. Penentuan geometri peledakan didasarkan pada kebutuhan yang telah
direncanakan sebelumnya, dan juga mempertimbangkan faktor yang
mempengaruhi geometri peledakan.
3. Dalam penentuan jumlah bor dipengaruhi oleh banyaknya target produksi
yang telah ditentukan sebelumnya serta volume dan tonase yang dapat
diberaikan oleh satu lubang ledak. Apabila semakin besar target produksi
maka semakin banyak jumlah lubang ledak. Begitupun sebaliknya apabila
target produksi sedikit, maka jumlah lubang ledak pun sedikit.

28
DAFTAR PUSTAKA

1. Ir. Zaenal M.T dan Staff Asisten Laboratorium Tambang 2019, “Modul
Praktikum Teknik Peledakan”, Fakultas Teknik Pertambangan
Universitas Islam Bandung.

2. Calvin J. Konya, 1990. “Surface Blast Design”. Precision Blasting Service :


Montville, Ohio

3. Robert Hopler. 1998 “ISSE Blasters’ Handbook”. Presents the 17th edition.

4. Anonimous, 2004. “Kursus Juru Ledak Bahan Galian” PUSDIKLAT


MINERBA. Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral. Bandung,
Indonesia

5. Astuti, Royani. 2014. “Teknik Peledakan”, royanifudjia.blogspot.co.id.


Diakses pada tanggal 10 November 2019. Pukul 20.01 WIB. (Referensi
Internet)

Anda mungkin juga menyukai