Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLOGI EKSPLORASI

ACARA 4
TEKNIK PEMBORAN

NAMA : MUHAMAD ADRIAN PRATAMA


NIM : 2009086028
KELOMPOK : 7 (TUJUH)
ASISTEN : DEBBY DENISA N. S.
NIM : 1909086001

LABORATORIUM GEOLOGI DAN SURVEI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Operasi pengeboran merupakan pekerjaan yang membutuhkan biaya besar atau padat
modal, menggunakan teknologi tinggi dan beresiko tinggi. Para personel yang bekerja pada
operasi pengeboran harus mempunyai pengetahuan yang baik juga tentang keselamatan
kerja. Sehingga operasi pengeboran dapat berjalan lancar, dan kecelakaan kerja dapat
dihindari.

Pengeboran adalah usaha secara teknis membuat lubang dengan aman sampai menembus
lapisan formasi yang kaya akan minyak atau gas. Lubang tersebut kemudian dilapisi
dengan casing dan disemen, dengan maksud untuk menghubungkan lapisan formasi
tersebut dengan permukaan bumi yang memungkikan penambangan minyak atau gas
secara komersial. Secara umum tujuan membuat lubang bor adalah untuk: Membuktikan
bahwa adanya minyak atau gas dalam suatu reservoir yang ditembus dan sebagai Sarana
mengalirkan minyak atau gas dari reservoir ke permukaan bumi. Makin banyaknya
permasalahan dalam operasi pengeboran menuntut perkembangan teknologi yang lebih
canggih. Pada perkembangannya beberapa metode pengeboran telah digunakan, beberapa
metode pengeboran selama ini yang dilakukan antara lain : bor tumbuk (lubang bor dibuat
dengan menumbuk numbukkan mata bor pada lapisan tanah yang akan ditembus. Mata bor
tersebut terbuat dari semacam lonjongan pipa casing dan diikat pada cable yang ujungnya
dibuat bergigi yang kuat untuk merusak batuan, sedang cuttingnya masuk dalam silinder
yang merupakan perangkap atau trap, kemudian diangkat kepermukaan untuk dibuang.
Untuk menjaga agar dinding lubang agar tidak runtuh maka secara bertahap casing
diturunkan. Bor tumbuk menurut sejarahnya pernah mencapai sampai 1.300 meter), dan
Bor putar (lubang sumur dengan memutar rangkaian bor sampai di mata bor agar lapisan
batuan mudah dihancurkan.

Oleh karena itu, praktikum kali ini dilakukan dengan tujuan agar praktikan dapat
memahami dasar teknik pengeboran yang meliputi pengertian pengeboran dan kegiatan
sebelum pengeboran, jenis-jenis pengeboran, sistem pengeboran putar, sistem
penyemenan, macam – macam alat yang digunakan saat penegeboran dan well completion.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang di dapat dari praktikum ini adalah :
a. Untuk mengetahui metode apa saja yang digunakan dalam teknik pengeboran.
b. Untuk mengetahui fungsi dari rangkaian dari pipa bor dalam teknik pengeboran.
c. Untuk mengetahui klasifikasi dan fungsi dari mata bor yang digunakan dalam
pemboran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengeboran sumur minyak pertama kali dilakukan oleh KolonelEdwin L. Drake di dekat
Titusville, Pennsylvania, Amerika Serikat pada tanggal 22 Agustus 1859 dengan
menggunakan metode pemboran yang masih sangat sederhana yaitu pemboran tumbuk,
sampai kedalaman 21 meter. Sedangkan di Indonesia pengeboran sumur minyak pertama
kali dilakukan oleh seorang Belanda bernama Jan Reerink. Reerink menancapkan bor
pencarian minyak bumi di Cibodas Tangat, Kecamatan Majalengka, Jawa Barat, tahun
1871. Karena kurang pengalaman, pengetahuan, dan peralatan, usaha Reerink hanya
mencapai 33 meter. Dan berhadapan dengan longsoran-longsoran tanah, sehingga
pemboran pertamanya ini dihentikan pada tahun 1872. Pemboran kedua dilakukan lagi tapi
hanya setengah meter jaraknya dari lobang pertama. Mencapai kedalaman 22 meter dan
terjadi longsoran tanah. Karena tidak komersil maka sumur ini akhirnya ditinggalkan
(Pamungkas, 2004).

Pengalaman kerja pemboran sebelumnya yang belum berhasil itu telah menyadarkan
Reerink bahwa harus melakukan persiapan peralatan dan pengetahuan yang lebih mantap.
Setelah belajar di Amerika Serikat dan membawa serta seorang ahli AS dengan peralatan
bor baru, Reerink melakukan pemboran pada 1874 di daerah Cirebon itu. Setelah berulang-
ulang gagal, pekerjaan itu dihentikan 16 Desember 1874. Demikian usaha pertama
pencarian minyak di bumi Nusantara ini belum berujung pada keberhasilan. Sampai 1881
tak terdengar lagi kegiatan lain dalam pencarian minyak di Hindia Belanda
(Pamungkas, 2004).

Jika pemboran pertama dilakukan di Jawa Barat, tapi keberhasilan pertama penemuan
minyak bumi secara komersial adalah di daerah Langkat, Sumatera Utara. Adalah Aeilko
Janszoon Zijlker, seorang pemimpin perkebunan tembakau Belanda yang rupanya punya
bakat dan semangat wirausaha. Sehingga operasi pengeboran dapat berjalan lancer setelah
berjuang beberapa tahun, akhirnya berhasil dengan sumur Telaga Tunggal I, disusul
sumur-sumur lainnya di Telaga Said, Sumatera Utara Operasi pengeboran merupakan
pekerjaan yang membutuhkan biaya besar atau padat modal, menggunakan teknologi
tinggi dan beresiko tinggi (Pamungkas, 2004).
Pemboran eksplorasi adalah pemboran sumur-sumur yang dilakukan untuk membuktikan
ada tidaknya hidrokarbon serta untuk mendapatkan data-data bawah permukaan sebanyak
mungkin. Langkah-langkah di dalam pemboran eksplorasi adalah sebagai berikut:
a. Pembuatan rencana pemboran: titik koordinat, elevasi, perkiraan lithologi dan
tekanan formasi, program lumpur, konstruksi sumur, program coring, analisa
cutting, logging dan testing.
b. Persiapan pemboran: Pembuatan jalan, jembatan, pemilihan Menara bor dan
peralatan yang sesuai, pemasangan alat pembantu (jaringan telekomunikasi, air,
listrik) perhitungan perkiraan biaya pemboran.
c. Pemboran eksplorasi sekaligus mengumpulkan data-data formasi melalui coring
dan pemeriksaan cutting.
d. Test produksi dengan Drill Stem Test (DST) dan survey lubang bor dengan logging.
(Pamungkas, 2004).

Pemboran deliniasi adalah pemboran sumur-sumur yang bertujuan untuk mencari batas-
batas penyebaran migas pada lapisan penghasilnya. Langkah-langkah pada pemboran
deliniasi adalah sebagai berikut:
a. Pemboran deliniasi (biasanya 3 atau 4 buah sumur, masing-masing disebelah utara,
selatan, timur, barat dari antiklinnya).
b. Analisa data
c. Perhitungan perkiraan besarnya cadangan dengan metoda volumetrik.
d. Perencanaan jumlah dan letak sumur pengembangan yang harus dibor untuk
mengeksploitasi lapisan tersebut
(Pamungkas, 2004).

Pemboran pengembangan adalah pemboran sumur yang akan difungsikan sebagai sumur-
sumur produksi. Pada awal pengembangan jarak/spasi sumur masih lebar yang selanjutnya
diperkecil sesuai kemampuan pengurasannya. Langkah-langkah di dalam pemboran
pengembangan adalah:
a. Perencanaan dan persiapan pemboran.
b. Pemboran sumur-sumur pengembangan.
c. Penyelesaian sumur-sumur pengembangan.
d. Perencanaan dan persiapan pemasangan fasilitas produksi.
e. Kegiatan memproduksikan dan transportasi.
(Pamungkas, 2004).

Sistim peralatan utama pemboran terdiri dari 5 (lima) komponen yaitu: sistim tenaga,
sistim pengangkat, sistim putar, sistim sirkulasi dan sistim pencegah sembur liar.
1. Sistem Tenaga
Sistim tenaga dalam suatu operasi pemboran terdiri dari dua subkomponen utama, yaitu:
a. Power Supply Equipment
Tenaga yang dibutuhkan pada suatu operasi pemboran dihasilkan oleh mesin-mesin
besar, yang dikenal dengan "prime mover unit" (penggerak utama). Tenaga yang
dihasilkan tersebut digunakan untuk keperluan-keperluan sebagai berikut: sirkulasi
lumpur, hoisting, dan rotary drill string.
b. Distribution (Transmission) Equipment
Berfungsi untuk meneruskan atau menyalurkan tenaga daripenggerak utama, yang
diperlukan untuk suatu operasi pemboran. Sistim distribusi (transmisi) yang biasa
digunakan ada dua macam, yaitu sistim transmisi mekanis dan sistim transmisi listrik
(electric). Rig tidak akan berfungsi dengan baik bila distribusi tenaga yang diperoleh
tidak mencukupi. Oleh sebab itu diusahakan tenaga yang hilang karena adanya
transmisi atau distribusi tersebut dikurangi sekecil mungkin, sehingga kerja mesin akan
lebih efisien. Sistim tenaga yang dipasang pada suatu unit operasi pemboran secara
prinsip harus mampu memenuhi keperluan-keperluan sebagai berikut: fungsi angkat,
fungsi rotasi, fungsi pemompaan, dan fungsi penerangan.

Gambar 2.1 Sistim Tenaga


2. Sistem Pengangkatan
Sistim pengangkatan dalam pemboran memegang peranan yang sangat penting, mengingat
bahwa sistim pengangkatan ini adalah sistim yang mendapat beban, baik beban vertikal
maupun horizontal. Beban vertikal yang dialami berasal dari beban menara itu sendiri,
beban drill string, casing string, tegangan dari fast line, beban karena tegangan deadline
serta beban dari blok-blok. Sedangkan beban horizontal berasal dari tiupan angin yang
mana hal ini sangat terasa mempengaruhi beban sistim pengangkatan pada pemboran di
lepas pantai (off shore). Sistim pengangkatan terdiri dari dua sub komponen, yaitu:
a. Struktur penyangga (supporting structure)
Struktur penyangga (rig), adalah suatu kerangka sebagai platform yang berfungsi
sebagai penyangga peralatan pemboran. Kerangka ini diletakkan di atas titik bor.
Fungsi utamanya untuk trip, serta untuk menahan beban yang terjadi akibat peralatan
bor itu sendiri maupun beban dari luar. Struktur penyangga meliputi:
• Substructure: Fungsinya untuk menahan beban tekan yang berasal dari peralatan
pemboran itu sendiri.
• Rig Floor: Fungsinya untuk menampung peralatan pemboran yang berukuran kecil,
tempat berdirinya menara dan sebagai tempat kerja para roughneck.
• Drilling Tower (derrick): Fungsi utamanya untuk memberikan ruang kerja yang
cukup untuk pengangkatan dan penurunan drill collar serta casing string. Oleh sebab
itu tinggi dan kekuatannya harus sesuai dengan keperluan.
b. Peralatan pengangkatan (hoisting equipment)
Peralatan pengangkatan yang terdapat pada suatu operasi pemboran terdiri dari
drawwork, overhead tools dan drilling line.
• Drawwork: Drawwork merupakan otak dari suatu unit pemboran karena melalui alat
ini seorang driller melakukan dan mengatur operasi pemboran. Fungsi utama dari
drawwork adalah :
 Memindahkan tenaga dari prime mover ke rangkaian pipa bor selama pemboran
berlangsung.
 Memindahkan tenaga dari prime mover ke rotary drive, dan
 Memindahkan tenaga dari prime mover ke chathead untuk menyambung atau
melepas section rangkaian pipa bor.
• Overhead Tools: Rangkaian overhead tools terdiri dari crown block, travelling block,
hook, dan elevator.
 Crown block, merupakan kumpulan roda yang ditem-patkan pada puncak
menara (sebagai blok diam).
 Travelling Block, merupakan roda yang digantung di bawah crown block, di atas
lantai bor.
 Hook, berfungsi untuk menggantung swivel dan rangkaian pipa bor selama
operasi pemboran.
 Elevator, merupakan klem (penjepit) yang ditempatkan (digantung) pada salah
satu sisi travelling block atau hook dengan elevator links, berfungsi untuk
menurunkan atau menaikkan pipa dari lubang bor.
• Drilling Line: Drilling line sangat penting dalam operasi pemboran karena berfungsi
untuk menahan atau menarik beban yang diderita oleh hook. Drilling line terbuat dari
baja dan merupakan kumpulan dari kawat yang kecil, diatur sedemikian rupa
sehingga merupakan suatu lilitan. Lilitan dari kabel pemboran terdiri dari 6
kumpulan dan satu bagian yang disebut core.

Gambar 2.2 Sistim Pengangkatan


3. Sistem Pemutar
Fungsi utama sistim pemutar adalah untuk memutar rangkaian pipa bor dan memberikan
beban pada bagian atas dari pahat selama operasi pemboran berlangsung. Selain itu
peralatan putar juga berfungsi untuk menggantungkan rangkaian pipa bor yaitu dengan slip
yang dipasang pada rotary table ketika disambung atau melepas bagian-bagian drill pipe.
Sistim pemutar ini terdiri dari tiga sub komponen utama, yaitu:
a. Peralatan putar (rotary assembly)
Peralatan putar ditempatkan pada lantai bor di bawah crown block dan diatas lubang.
Peralatan putar terdiri dari Meja putar, Master bushing, Kelly bushing, dan Rotary Slip.
• Meja putar (rotary table) berfungsi untuk :
 Meneruskan gaya putar dari drawwork ke rangkaian pipa bor melalui kelly
bushing dan kelly.
 Menahan pipa bor dalam lubang pada saat penyambungan atau pelepasan pipa
bor dilakukan.
• Master bushing merupakan bagian dari rotary table yang berfungsi sebagai
dudukan kelly bushing atau rotary slip.
• Kelly bushing berfungsi untuk meneruskan tenaga putar dari rotary table ke
rangkaian pipa bor selama operasi pemboran berlangsung.
• Rotary Slip berfungsi sebagai penggantung rangkaian pipa bor pada saat dilakukan
penyambungan ataupun pelepasan bagian rangkaian pipa bor. Pemasangannya
dilakukan dengan cara memasukkannya ke dalam master bushing
b. Rangkaian pipa bor
Rangkaian pipa bor merupakan suatu rangkaian yang menghubungkan antara swivel
dan mata bor, dan berfungsi untuk :
1. Menaik turunkan mata bor
2. Memberikan beban di atas pahat untuk penembusan
3. Meneruskan putaran ke mata bor
4. Menyalurkan fluida pemboran yang bertekanan ke mata bor.
Rangkaian pipa bor secara berurutan terdiri dari Swivel, Kelly, Drill Pipe, Drill Collar.
• Swivel, mempunyai fungsi untuk :
 Memberikan kebebasan rangkaian pipa bor untuk berputar.
 Memberikan perpaduan gerak vertikal dengan gerak berputar dapat bekerja
bersama-sama.
 Sebagai penghubung antara rotary hose dengan kelly.
• Kelly merupakan rangkaian pipa bor dengan irisan luar berbentuk segi tiga, empat,
enam. Kelly dimasukkan kedalam kelly bushing, yang berfungsi untuk meneruskan
gaya putar (torsi) dari rotary table ke kelly kemudian diteruskan ke seluruh
rangkaian pipa bor.
• Drill Pipe (DP) Merupakan bagian dari rangkaian pipa bor yang panjangnya
tergantung dari kedalaman pemboran, sehingga biasanya berjumlah paling paling
banyak untuk mencapai kedalaman lubang bor yang diinginkan. Fungsi utama dari
drill pipe adalah sebagai berikut :
 Menghubungkan kelly terhadap Drill Collar.
 Meneruskan aliran lumpur bor dari swivel ke mata bor.
 Memberikan panjang rangkaian bor, untuk menembus formasi yang lebih
dalam.
 Memungkinkan naik turunnya rangkaian pipa dan mata bor.
 Meneruskan putaran dari meja putar ke mata bor.
• Drill Collar (DC) mempunyai bentuk seperti drill pipe, akan tetapi diameter
dalamnya lebih kecil dan diameter luarnya sama dengan diameter luar dari tool
joint drill pipe. Fungsi drill collar dalam rangkaian pipa bor adalah sebagai berikut:
 Sebagai pemberat sehingga rangkaian pipa bor tetap dalam kondisi tegang
untuk menahan gaya yang menyebabkan terjadinya pembelokan lubang,
selama pemboran berlangsung.
 Membuat agar putaran rangkaian bor stabil.
 Memperkuat bagian bawah dari rangkaian pipa bor agar mampu menahan
adanya gaya puntiran.
c. Mata bor atau pahat (bit)
Mata bor merupakan ujung paling bawah dari rangkaian pipa bor yang secara langsung
bersentuhan dengan lapisan formasi. Mata bor berfungsi untuk menghancurkan batuan
dan menembus formasi sampai pada kedalaman yang diinginkan. Berdasarkan
fungsinya mata bor diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Drag bit, tidak mempunyai roda-roda yang dapat bergerak dan membor dengan
gaya keruk dari bladenya. Bit jenis ini biasanya digunakan pada formasi lunak dan
plastik.
2. Roller Cone, Merupakan bit yang mempunyai kerucut (cone) yang dapat berputar
untuk menghancurkan batuan. Pada masing-masing cone terdapat gigi-gigi. Gigi
yang relatif panjang dan jarang atau renggang digunakan pada pemboran formasi
lunak, sedangkan gigi yang relatif pendek dan berdekatan digunakan untuk
menembus formasi batuan yang sedang sampai keras.
3. Diamond Bit, Pengeboran dengan menggunakan diamond bit sifatnya bukan
penggalian, tetapi berprinsip pada proses penggoresan dari butir-butir intan yang
dipasang pada matriks besi sehingga laju pemboran yang terjadi adalah lambat.
Pemakaian intan dipertimbangkan karena karena intan dianggap zat padat yang
paling keras dan abrasif, dan pada prakteknya pemakaian diamond bit pada operasi
pemboran mempunyai umur yang relatif panjang (awet) sehingga mengurangi
frekuensi round trip, dengan demikian akan mengurangi biaya pemboran.
d. Specialized Down Hole Tools
Specialized down hole tools merupakan peralatan khusus yang digunakan untuk
mengontrol kerja rangkaian pipa bor selama operasi pemboran berlangsung.
Specialized down hole tools yang umum digunakan adalah :
1. Stabilizer
2. Rotary Reamers
3. Sock Absorber
4. Sistem Sirkulasi
Tujuan utama dari sistim sirkulasi pada suatu operasi pemboran adalah untuk
mensirkulasikan fluida pemboran (lumpur bor) ke seluruh sistim pemboran, sehingga
lumpur bor mampu mengoptimalkan fungsinya. Sistim sirkulasi pada dasarnya terdiri dari
empat komponen, yaitu :
1. Fluida pemboran (lumpur bor),
2. Tempat persiapan,
3. Peralatan sirkulasi, dan
4. Conditioning area.
5. Sistem Pencegahan Semburan Liar
Fungsi utama dari sistim pencegahan semburan liar (BOP Sistem) adalah untuk menutup
lubang bor ketika terjadi “kick”. Blowout terjadi karena masuknya aliran fluida formasi
yang tak terkendalikan ke permukaan. Blowout biasanya diawali dengan adanya “kick”
yang merupakan suatu intrusi fluida formasi bertekanan tinggi kedalam lubang bor. Intrusi
ini dapat berkembang menjadi blowout bila tidak segera diatasi. Rangkaian peralatan
sistim pencegahan semburan liar (BOP Sistem) terdiri dari dua sub komponen utama yaitu
Rangkaian BOP Stack, Accumulator dan Sistim Penunjang.
(Pamungkas, 2004).

Drill stem (Batang Bor) adalah suatu rangkaian pipa-pipa penghubung dari swivel sampai
kemata bor dan mempunyai fungsi utama untuk :
1. Menurunkan dan menaikkan mata bor
2. Memberikan beban pada mata bor untuk penembusan/pemecahan batuan.
3. Menyalurkan dan meneruskan gaya putar ke mata bor
4. Menyalurkan lumpur bor (cairan pemboran) bertekanan tinggi ke mata bor.
Batang bor berpegangan pada wash pipe dan travelling block dan memanjang melalui
lubang meja putar sampai kedasar lubang sumur, sebagai sebuah poros pemutar mata
bor. Batang bor terdiri dari Kelly (pipa segi), Upper kelly cock dan lower kelly cock,
Kelly saver sub (sambungan penghemat pipa segi ), Drill pipe, Drill collar, Spesialized
down hole tools (Kemendikbud, 2015).

Pemboran berarah adalah suatu seni membelokkan lubang sumur untuk kemudian
diarahkan ke suatu sasaran tertentu di dalam formasi yang tidak terletak vertikal dibawah
mulut sumur. Di dalam membor suatu formasi, sebenarnya selalu diinginkan lubang yang
vertikal, karena dengan lubang yang vertikal, kecuali operasinya lebih mudah, juga
umumnya biayanya lebih murah dari pada pemboran berarah. Jadi pemboran berarah hanya
dilakukan karena alasan-alasan dan keadaan yang khusus saja. Setelah perencanaan dibuat
dan praktek pemboran berarah dilaksanakan, tentu dilakukan pengukuran sudut kemiringan
dan arah lubang bor (dilakukan survei). Apabila pada titik-titik survei tersebut terjadi
penyimpangan, maka lubang bor diarahkan kembali ke arah yang telah ditetapkan. Dalam
pelaksanaan pemboran berarah masalah yang terjadi jauh lebih kompleks dibandingkan
dengan pemboran konvensional (secara vertikal), salah satu diantaranya sering terjadinya
penyimpangan pada titik-titik survei lintasan sumur tersebut. Oleh sebab itu, diperlukan
metode perhitungan hasil survey lintasan sumur yang tepat dan akurat, dan akan dilakukan
perhitungan hasil survei dengan 3 metode yaitu Metode Minimum Of Curvature,
Tangential dan Angle Averaging, dimana dari ketiga metode tersebut manakah yang
mendekati dengan hasil perencanaan lintasan pemboran (Afrilia, 2017).

Pengeboran produksi (production drilling) merupakan salah satu proses awal yang
dilakukan di setiap tambang terbuka untuk menghasilkan lubang siap ledak (blast holes).
Lubang siap ledak tersebut kemudian diledakkan dengan menggunakan bahan peledak
yang sudah ditentukan di bagian peledakan (blasting group) untuk menghasilkan material
hancur hasil peledakan (broken muck) yang selanjutnya digali oleh alat gali oleh dan
dimuat oleh alat angkut (drump truck). Proses pengeboran terdiri atas beberapa tahapan
kegiatan yang dimulai dengan perencanaan pengeboran dan penandaan lokasi pengeboran
di lapangan oleh bagian Drill & Blast Engineering Design dan Survei. Tahapan inti dalam
rangkaian proses pengeboran produksi meliputi persiapan dan pembersihan lokasi
pengeboran serta pelaksanaan pengeboran produksi. Selain melakukan pengeboran
produksi, bagian ini juga melakukan pengeboran pre-split untuk tujuan pemotongan
dinding dan pengeboran ulang serta pengeboran proyek khusus (Mahler, 2008).

1. Sistem tenaga (Power System)


Hampir sebagian besar daya yang tersedia pada rig dikonsumsi oleh hoisting system
dan circulating system dan sistem lainnya hanya sedikit mengkonsumsi daya yang
tersedia. Untungnya, hoisting dan circulating system ini tidak memerlukan daya pada
waktu yang besamaan, sehingga mesin (power system) yang sama dapat menyediakan
daya untuk kebutuhan kedua sistem tersebut. Total daya yang umum diperlukan pada
sebuah rig adalah bervariasi antara 1000-3000 hp. Untuk rig modern, sumber
penggeraknya biasanya berasal dari internal-combusition diesel engine dan secara
umum ditinjau dari cara mentransmisikan daya dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
1. Diesel electric type (electrical transmission system)
2. Direct drive type (mechanical transmission system)
2. Sistem Pengangkatan (Hoisting System)
Sistem pengangkatan (hoisting system) merupakan salah satu komponen utama dari
peralatan pemboran. Fungsi utamanya adalah menyediakan ruang kerja cukup untuk
pengangkatan dan penurunan rangkaian pipa bor dan peralatan lainnya. Sistem
pengangkatan terdiri dari dari dua sub komponen utama, yaitu:
a. Struktur penyangga (Supporting Structure) yang lebih dikenal dengan nama ”rig”
adalah konstruksi menara kerangka baja yang ditempatkan diatas titik bor,
berfungsi untuk menyangga peralatan-peralatan pemboran. Strukturnya terdiri
dari:
- Drilling tower (derrick atau mast)
- Substructure
- Rig floor
b. Peralatan pengangkatan (hoisting equipment), meliputi:
- Drawwork
- Overhead tools
- Drilling line
(Buntoro, 2015).
3. Sistem Putar (Rotating System)
Fungi dari sistem putar (Rotating System) adalah mentransmisikan putaran meja putar
(rotary table) ke bit, melalui media drillstring (swivel, Kelly, drill pipe, dan drill
collar). Komponen-komponen utama dari sistem putar adalah:
- Swivel
- Kelly
- Rotary table
- Drill pipe
- Drill colar
Kelly adalah rangkaian pipa yang pertama dibawah swivel dengan bentuk penampang
melintang berupa segi empat atau segi enam, sehingga dapat melanjutkan putaran dari
rotary table ke rangkaian dibawahnya. Drill pipe diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Range 1, panjangnya 18 – 22 ft
b. Range 2, panjangnya 27 – 23 ft (yang paling sering digunakan)
c. Range 3, panjangnya 38 – 45 ft.
4. Sistem Sirkulasi (Circulating System)
Fungsinya adalah mengangkat serbuk bor (cutting) dari dasar lubang bor ke
permukaan melalui media lumpur pemboran. Lumpur pemboran (drilling fluids)
adalah berupa suspense dari clay dan material lainnya dalam air, dan agar cutting
dapat terangkat ke permukaan maka lumpur pemboran harus mempunyai visikositas
dan laju alir yang cukup. Selain itu, lumpur pemboran harus mempunyai sifat
mengagar (gel) pada saat tidak ada sirkulasi (statis), agar cutting tidak mengendap di
dasar lubang bor yang dapayt menyebabkan rangkaian pipa terjepit. Komponen-
komponen utama dari sistem sirkulasi adalah:
- Mud pumps
- Mud pits
- Mud mixing equipment
- Conditioning equipment.
5. Sistem Pencegah Semburan Liar (BOP System)
Fungsinya adalah mencegah aliran fluida formasi yang tidak terkendali dari lubang bor
dengan cara menutup sumur dengan menggunakan peralatan BOP stack. Komponen-
komponen utama dari sistem pencegah semburan liar adalah:
- Blowout preventer stack (annular preventer, ram preventer, drilling spool dan
casing head).
- Accumulator unit, merupakan hydraulic pressure unit yang menyimpan fluida
bertekanan tinggi dan berfungsi untuk mengontrol (membuka atau menutup) BOP
stack dalam keadaaan darurat, yaitu pada saat ada ”kick”. Komponen penunjang
pada BOP system, meliputi choke manifold, befungsi untuk menjaga agar tidak
terjadi intrusi susulan dari fluida pada saat mengeluarkan “kick”. Kill line,
berfungsi untuk mengalirkan lumpur berat ke dalam lubang bor hingga tekanan
hidrostatik lumpur dapat mencegah masuknya fluida formasi.
(Buntoro, 2015).

Drill stem (Batang Bor) adalah suatu rangkaian pipa-pipa penghubung dari swivel sampai
kemata bor dan mempunyai fungsi utama untuk:
• Menurunkan dan menaikkan mata bor
• Memberikan beban pada mata bor untuk penembusan/pemecahan batuan.
• Menyalurkan dan meneruskan gaya putar ke mata bor
• Menyalurkan lumpur bor (cairan pemboran) bertekanan tinggi ke mata bor.
(Kemendikbud, 2015).

Kelly adalah suatu pipa baja yang sangat kuat dan tebal, badannya berbentuk segi-segi,
untuk memungkinkan dapat diangkat naik turun dan diputar oleh Rotary table. Fungsi dari
Kelly adalah :
• Penghubung antara swivel dan Rangkaian Pemboran untuk dapat menaikkan,
menurunkan dan memutar.
• Meneruskan tenaga gerak putar dari Rotary Table ke rangkaian pemboran.
• Memungkinkan rangkaian pemboran bergerak turun sambil berputar selama
pemboran.
• Sebagai sarana penerus aliran sirkulasi cairan pemboran dari swivel menuju ke
rangkaian dibawahnya.
Kelly merupakan bagian tunggal yang paling panjang di antara bagian batang bor.
Panjangnya total sekitar 40 ft, tapi ada juga yang 43, 46, dan 54 ft. Kelly harus lebih
panjang dari setiap satu single pipa bor (yang kira – kira 30 ft panjangnya) karena pada
waktu penambahan joint (Batangan) pipa bor, kita harus menaikan pipa ini sampai
tingginya mencapai sebagian dari Kelly, di atas pemutar (Kemendikbud, 2015).

Drill Pipe atau Pipa Bor adalah pipa baja yang dibuat khusus untuk mengebor, merupakan
sambungan pipa terpanjang dalam susunan rangkaian pipa pemboran, terletak diantara
kelly dan drill collar. Fungsi Drill Pipe adalah:
• Menghubungkan kelly dengan drill collar
• Memperpanjang drill stem untuk memungkinkan penambahan kedalaman lubang
bor.
• Memungkinkan menaikkan dan menurunkan pahat bor.
• Meneruskan tenaga gerak putar dari rotary table ke pahat bor.
(Kemendikbud, 2015).

Heavy Weight Drill Pipe dikembangkan sejak tahun 1960, adalah merupakan pipa yang
menyerupai drill pipe, berdinding lebih tebal dan lebih berat. Fungsi HW DP adalah :
1. Sebagai rangkaian transisi dengan berat antara drill pipe dan drill collar, dan dibuat
dengan bentuk menyerupai drillpipe agar lebih mudah dalam handingnya.
2. Sebagai pemberat yang fleksibel pada rangkaian pemboran berarah (directional
drilling).
3. Sebagai rangkaian pemberat pada rig kecil untuk mengebor lubang yang relatif kecil
diameternya.
(Kemendikbud, 2015).

Drill collar adalah pipa baja yang tebal dan relatif sangat berat. Dalam susunan rangkaian
pemboran terletak diantara pahat bor dan drill pipe. Fungsi drill collar adalah:
• Memberikan beban pada pahat bor, sehingga pahat dapat menembus lapisan tanah
yang terkadang cukup keras.
• Memberikan effek kekakuan rangkaian pemboran bagian bawah, untuk
mempertahankan kelurusan lubang bor.
• Untuk menempatkan bottom hole assembly, terutama pada pemboran berarah.
• Dengan beratnya drill collar ini akan memberi efek tegangan tarik pada seluruh
drill pipe yang diatasnya, sehingga akan cenderung lurus selama proses pemboran.
(Kemendikbud, 2015).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Adapun peralatan dan bahan pada praktikum ini adalah :
3.1.1 Alat
a. Mesin Bor
b. Batang Bor
c. Pipa Bor
d. Mata Bor
3.1.2 Bahan
a. Core Box

3.1.3 Prosedur Pelaksanaan


a. Disipakan alat – alat bor.
b. Dipasang komponen seperti pipa bor yang diperlukan pada saat proses pemboran.
c. Dipasang komponen berupa batang bor umtuk menyambungkan batang bor dengan
mesin bor.
d. Dipasang mata bor sesuai dengan kebutuhan pemboran dilapangan.
e. Setelah komponen – komponen selesai maka mesin bor dapat dinyalakan dengan
menyalurkan air dari kolam pemboran ke pipa bor agar mesin tidak aus dan proses
pemboran dapat dilakukan.
f. Pada tahapan akhir pemboran setelah didapatkan sample coring maka dapat
dikeluarkan dari pipa pemboran.
g. Sampel core dapat dipindahkan pada core box agar tidak terganggu material lain.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

d.1 Peran kegiatan pemboran dalam eksplorasi


Dalam industri pertambangan, pemboran merupakan kegiatan yang penting pada tahap
eksplorasi. Eksplorasi adalah kegiatan yang bertujuan memperoleh informasi mengenai
kondisi geologi untuk menemukan dan memperoleh perkiraan cadangan mineral dan
batubara diwilayah kerja yang ditentukan. Oleh sebab itu untuk mendapatkan informasi
mengenai kondisi geologi diwilayah tersebut maka dilakukan pemboran. Tujuan utama
dari pemboran eksplorasi adalah mengambil dan merekam data geologi yang ditembus alat
bor. Data ini berupa rekaman catatan hasil pengamatan pada saat pemboran eksplorasi.
Dari contoh batuan (core) yang diambil khususnya sifat atau ciri batuan (litologi) serta
gejala geologi lainnya. Dalam suatu tahapan eksplorasi, diperlukan pengambilan sampel
melalui pengeboran. Dalam hal ini, peran kegiatan pengeboran merupakan salah satu
bagian dari kegiatan eksplorasi langsung untuk mendapatkan data-data geologi di bawah
permukaan bumi. Kemudian pengeboran juga dilakukan untuk membuktikan ada tidaknya
suatu cekungan atau area lain mengandung minyak, gas dan sumber daya lainnya di bawah
permukaan bumi. Dalam suatu kegiatan eksplorasi batubara, pengeboran dilakukan untuk
mengetahui data-data geologi bawah permukaannya (subsurface) antara lain yaitu, batuan
apa saja yang ada dibawah permukaan, urutan stratigrafi batuan, posisi keterdapatan
batubara,ketebalan batubara, untuk mendapatkan sampel batubara dalam analisis kualitas
daribatubara, termasuk untuk penelitian lainnya, seperti geologi teknik ataupun
geohidrologi yang bertujuan untuk mendapatkan data geologi teknik dan muka air tanah.
Peran lain dari kegiatan pengeboran ini adalah untuk menambah informasi yang berguna
untuk meningkatkan kelas sumberdaya dan cadangan serta menambah keyakinan informasi
geologi.

d.2 Pengeboran berdasarkan tujuannya


A. Berdasarkan Tujuan Pengeboran
Jenis pengeboran ini didasarkan pada tujuan yang akan dicapai dalam melakukan operasi
pengeboran. Berdasarkan tujuannya pengeboran dibagi menjadi :
1. Pengeboran Eksplorasi
Tujuan pengeboran eksplorasi ini adalah untuk membuktikan ada tidaknya suatu
cekungan mengandung minyak dan atau gas bumi. Pada permulaan pengeboran ini,
data-data pengeboran yang akurat belum tersedia sehingga memerlukan perencanaan
yang tepat dengan memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan masalah yang terjadi
selama proses operasi pengeboran. Selain itu diperlukan pengamatan yang teliti selama
proses pengeboran dilakukan karena kedalaman lapisan batuan yang memiliki sifat-
sifat batuan berbeda yang ditembus oleh mata bor belum diketahui, data-data sifat-sifat
batuan yang diamati perlu dicatat sesuai kedalamannya. Pada kenyataannya kedalaman
akhir (target) yang dituju dalam pengeboran masih berubah hal ini bias diamati pada
data serbuk bor serta data logging. Oleh karenanya konstruksi sumur yang meliputi
desain casing, penyemenan, lumpur, bit dan material lainnya menyebabkan biaya
pengeboran lebih mahal. Sumur eksplorasi sering disebut sebagai sumur “Wild Cat”,
artinya selama operasi pengeboran akan didapati banyak masalah pengeboran yang
akan ditemukan yang mengakibatkan waktu lebih lama dan biaya lebih mahal
dikarenakan tujuan pengeboran eksplorasi adalah untuk mendapatkan data seakurat
mungkin. Pada umumnya pengeboran eksplorasi dilakukan pertama kali, titik
lokasinya berada di atas puncak suatu perangkap reservoir yang berbentuk Antiklin.
Pada reservoir terdapat tiga lapisan fluida yang tersusun dari atas ke bawah sesuai
dengan densitasnya yaitu gas yang memiliki densitas paling ringan berada di atas
kemudihan di bawahnya minyak dan di bawah minyak terdapat air. Pertama kali
pengeboran menembus reservoir akan melalui zona mengandung gas dan kemudian
melalu zona minyak di bawahnya, dan akan menembus zona air. Secara umum
dibawah lapisan minyak terdapat air sebagai batas bawah suatu reservoir minyak.
Batas-batas antara ketiga fluida reservoir tersebut sering disebut dengan Gas Oil
Contact (GOC) untuk batas antara gas dengan minyak dan Water Oil Contact (WOC)
untuk batas antara minyak dan air. Bila pengeboran pada puncak perangkap tidak
menemukan hidrokarbon, reservoir tersebut kosong atau yang disebut dengan dry hole.

2. Pengeboran Deliniasi
Pengeboran ini bertujuan untuk meningkatkan pengurasan terhadap reservoir produksi
sekaligus meningkatkan produksi.Pengeboran sumur eksploitasi memerlukan biaya
jauh lebih murah karena data-data sumur sudah lengkap seperti kedalam dan ketebalan
reservoir, jenis dan sifat batuan yang ditembus mata bor dan lain-lain. Sumur
eksplorasi dapat diubah fungsinya menjadi sumur eksploitasi dengan catatan sumur
eksplorasi tersebut bernilai ekonomis untuk diproduksiakan. Sumur-sumur yang
memproduksikan minyak disebut juga dengan sumur produksi. Jadi sumur eksploitasi
yang berhasil, juga merupakan sumur produksi.

3. Pengeboran Eksploitasi
Pengeboran ini bertujuan untuk meningkatkan pengurasan terhadap reservoir produksi
sekaligus meningkatkan produksi.Pengeboran sumur eksploitasi memerlukan biaya
jauh lebih murah karena data-data sumur sudah lengkap seperti kedalam dan ketebalan
reservoir, jenis dan sifat batuan yang ditembus mata bor dan lain-lain. Sumur
eksplorasi dapat diubah fungsinya menjadi sumur eksploitasi dengan catatan sumur
eksplorasi tersebut bernilai ekonomis untuk diproduksiakan. Sumur-sumur yang
memproduksikan minyak disebut juga dengan sumur produksi.

B. Berdasarkan Lokasi Pengeboran


Jenis pengeboran ini didasarkan pada lokasi dimana pengeboran ini dilakukan.
Berdasarkan letak dari titik lokasi, pengeboran dibedakan menjadi : pengeboran darat
(Onshore) dan pengeboran lepas pantai (Offshore) Pengeboran darat adalah semua
kegiatan pengeboran yang titik lokasinya berada di daratan. Istilah lainnya adalah Onshore
Drilling. Pengeboran lepas pantai adalah kegiatan pengeboran yang titik lokasinya berada
di laut lepas pantai samapai perairan yang dalam. Akan tetapi dapat dimasukkan juga untuk
pengeboran lepas pantai bila titik lokasinya berada pada lingkungan yang berair, seperti
pengeboran di sungai, di rawa dan di danau namun dengan persyratan kedalam tertentu.
Istilah lain untuk pengeboran lepas pantai adalah Offshore Drilling.

C. Berdasarkan Bentuk Lubang


Jenis pengeboran ini didasarkan pada bentuk lubang yang dibuat atau dibentuk pada
operasi pengeboran yang dilakukan. Berdasarkan bentuk lubangnya, pengeboran
dibedakan menjadi : Pengeboran tegak (straight hole drilling/vertical drilling) dan
Pengeboran berarah (directional dan horizontal drilling).
1. Pengeboran Lurus
Pengeboran lurus disebut juga dengan pengeboran vertikal atau Straight Hole Drilling.
Artinya pengeboran yang dilakukan mulai dari titik lokasi di permukaan, lubang
dipertahankan lurus vertikal sampai ke titik target. Pengeboran yang digolongan dalam
pengeboran lurus atau straight hole drilling, adalah bila memenuhi persyaratan.
Pengeboran masih dalam suatu kerucut dengan sudut 5 , untuk ketinggian kerucut
10.000 ft. Kerucut ini dibentuk dari titik awal pengeboran di permukaan sampai
kedalaman mencapai 10.000 ft dengan kemiringan kerucut sebesar 50. Selama lubang
yang dibentuk pada operasi pengeboran yang dilakukan masih berada di dalam lingkup
kerucut tersebut maka pengeboran ini termasuk pengeboran lurus/vertikal/straight hole.
Lubang boleh membelok, asal dog leg maksimum adalah 3 per 100 ft. Pada
kenyataanya lubang tidak mungkin bisa dipertahankan selurus mungkin, hal ini
dikarenakan kondisi lapisan batuan yang memiliki sifat-sifat yang berbeda sehingga
akan berpengaruh pada kondisi lubang pengeboran. Sehingga lubang pengeboran akan
sedikit membelok atau sering dinamakan dog leg. Hal ini diperbolehkan asalkan
pembelokannya tidak melebihi 30 per 100 ft dan selama berada pada kerucut seperti
penjelasan di atas. Jika lubang sumur yang dibuat masuk ke dalam kerucut seperti
gambar 3.6, maka jenis pengeborannya termasuk kelompok straight hole
drilling. Apabila dog legnya lebih kecil dari 3 /100 ft, tapi lubang sumur keluar dari
kerucut maka jenis pengeborannya bukan lagi termasuk kelompok straight hole
drilling.

2. Pengeboran Berarah atau Horisontal


Didalam melakukan pengeboran suatu formasi, selalu diharapkan pengeboran dengan
lubang yang lurus/vertikal, karena pengeboran dengan lubang yang lurus/vertikal selain
dalam operasinya lebih mudah, juga pada umumnya biayanya menjadi lebih murah.
Namun karena kondisi-kondisi tertentu, pengeboran lurus/vertikal tidak bisa dilakukan
oleh karenanya perlu dilakukan pengeboran yang bisa diarahkan sesuai kondisi-kondisi
tersebut. Pengeboran yang dilakukan dengan cara mengarahkan lubang biasa disebut
dengan pengeboran berarah atau pengeboran horisontal (Directional and Horizontal
Drilling). Beberapa faktor-faktor penyebab dilakukannya pengeboran berarah atau
horizontal (Directional and Horizontal Drilling) adalah geografi, geologi dan
pertimbangan ekonomi.
d.3 Alat Bor
d.3.1 Gambar Alat Bor Rig

Gambar 4.1 Alat Bor Rig

d.3.2 Penjelasan Macam – macam Komponen Alat Bor Serta Cara Kerjanya
A. Sistem Angkat

Gambar 4.2 Sistem Pengangkatan

Sistim pengangkatan dalam pemboran memegang peranan yang sangat penting, mengingat
bahwa sistim pengangkatan ini adalah sistim yang mendapat beban, baik beban vertikal
maupun horizontal.
Beban vertikal yang dialami berasal dari beban menara itu sendiri, beban drill string,
casing string, tegangan dari fast line, beban karena tegangan deadline serta beban dari
blok-blok. Sedangkan beban horizontal berasal dari tiupan angin yang mana hal ini sangat
terasa mempengaruhi beban sistim pengangkatan pada pemboran di lepas pantai (off
shore). Sistim pengangkatan terdiri dari dua sub komponen, yaitu:
1. Struktur penyangga (supporting structure)
2. Peralatan pengangkatan (hoisting equipment)
a. Struktur Penyangga
Struktur penyangga (rig), adalah suatu kerangka sebagai platform yang berfungsi
sebagai penyangga peralatan pemboran. Kerangka ini diletakkan di atas titik bor.
Fungsi utamanya untuk trip, serta untuk menahan beban yang terjadi akibat
peralatan bor itu sendiri maupun beban dari luar. Struktur penyangga meliputi :
- Substructure
Fungsinya untuk menahan beban tekan yang berasal dari peralatan pemboran
itu sendiri.
- Rig Floor
Fungsinya untuk menampung peralatan pemboran yang berukuran kecil,
tempat berdirinya menara dan sebagai tempat kerja para roughneck.
- Drilling Tower (derrick)
Fungsi utamanya untuk memberikan ruang kerja yang cukup untuk
pengangkatan dan penurunan drill collar serta casing string. Oleh sebab itu
tinggi dan kekuatannya harus sesuai dengan keperluan. Ada dua tipe menara
pemboran :
 Type standart (derrick), dan
 Type portable (Mast).
b. Peralatan Pengangkatan
Peralatan pengangkatan yang terdapat pada suatu operasi pemboran terdiri dari
drawwork, overhead tools dan drilling line.
- Drawwork
Drawwork merupakan otak dari suatu unit pemboran karena melalui alat ini
seorang driller melakukan dan mengatur operasi pemboran. Fungsi utama dari
drawwork adalah :
 Memindahkan tenaga dari prime mover ke rangkaian pipa bor selama
pemboran berlangsung.

 Memindahkan tenaga dari prime mover ke rotary drive, dan

 Memindahkan tenaga dari prime mover ke chathead untuk menyambung


atau melepas section rangkaian pipa bor.
- Overhead Tools
Rangkaian overhead tools terdiri dari crown block travelling block, hook, dan
elevator.
 Crown block, merupakan kumpulan roda yang ditem-patkan pada puncak
menara (sebagai blok diam).
 Travelling Block, merupakan roda yang digantung di bawah crown block,
di atas lantai bor.
 Hook, berfungsi untuk menggantung swivel dan rangkaian pipa bor selama
operasi pemboran.
 Elevator, merupakan klem (penjepit) yang ditempatkan (digantung) pada
salah satu sisi travelling block atau hook dengan elevator links, berfungsi
untuk menurunkan atau menaikkan pipa dari lubang bor.
- Drilling Line
Drilling line sangat penting dalam operasi pemboran karena berfungsi untuk
menahan atau menarik beban yang diderita oleh hook. Drilling line terbuat dari
baja dan merupakan kumpulan dari kawat yang kecil, diatur sedemikian rupa
sehingga merupakan suatu lilitan. Lilitan dari kabel pemboran terdiri dari 6
kumpulan dan satu bagian yang disebut core.

Gambar 4.3 Drilling Mast


B. Sistem Putar (Rotaring System)
Fungsi utama sistim pemutar adalah untuk memutar rangkaian pipa bor dan
memberikan beban pada bagian atas dari pahat selama operasi pemboran berlangsung.
Selain itu peralatan putar juga berfungsi untuk menggantungkan rangkaian pipa bor
yaitu dengan slip yang dipasang pada rotary table ketika disambung atau melepas
bagian-bagian drill pipe. Sistim pemutar ini terdiri dari tiga sub komponen utama, yaitu
:
a. Peralatan Putar (rotary assembly)
Peralatan putar ditempatkan pada lantai bor di bawah crown block dan diatas
lubang. Peralatan putar terdiri dari Meja putar, Master bushing, Kelly bushing, dan
Rotary Slip.
- Meja putar
Meja putar (rotary table) berfungsi untuk :
 Meneruskan gaya putar dari drawwork ke rangkaian pipa bor melalui kelly
bushing dan kelly.
 Menahan pipa bor dalam lubang pada saat penyambungan atau pelepasan
pipa bor dilakukan.
- Master bushing
Master bushing merupakan bagian dari rotary table yang berfungsi sebagai
dudukan kelly bushing atau rotary slip.
- Kelly bushing
Kelly bushing berfungsi untuk meneruskan tenaga putar dari rotary table ke
rangkaian pipa bor selama operasi pemboran berlangsung.
- Rotary Slip
Rotary slip akan berfungsi sebagai penggantung rangkaian pipa bor pada saat
dilakukan penyambungan ataupun pelepasan bagian rangkaian pipa bor.
Pemasangannya dilakukan dengan cara memasukkannya ke dalam master
bushing.
C. Rangkaian pipa bor
Rangkaian pipa bor merupakan suatu rangkaian yang menghubungkan antara swivel
dan mata bor, dan berfungsi untuk :
1. Menaik turunkan mata bor.
2. Memberikan beban di atas pahat untuk penembusan.
3. Meneruskan putaran ke mata bor.
4. Menyalurkan fluida pemboran yang bertekanan ke mata bor. Rangkaian pipa bor
secara berurutan terdiri dari Swivel, Kelly, Drill Pipe, dan Drill Collar.
a. Swivel Alat ini mempunyai fungsi untuk
- Memberikan kebebasan rangkaian pipa bor untuk berputar.
- Memberikan perpaduan gerak vertikal dengan gerak berputar dapat bekerja
bersama-sama.
- Sebagai penghubung antara rotary hose dengan Kelly
b. Kelly
Kelly merupakan rangkaian pipa bor dengan irisan luar berbentuk segi tiga,
empat, enam. Kelly dimasukkan kedalam kelly bushing, yang berfungsi untuk
meneruskan gaya putar (torsi) dari rotary table ke kelly kemudian diteruskan ke
seluruh rangkaian pipa bor
c. Drill Pipe (DP)
Merupakan bagian dari rangkaian pipa bor yang panjangnya tergantung dari
kedalaman pemboran, sehingga biasanya berjumlah paling paling banyak untuk
mencapai kedalaman lubang bor yang diinginkan. Fungsi utama dari drill pipe
adalah sebagai berikut :
 Menghubungkan kelly terhadap Drill Collar.
 Meneruskan aliran lumpur bor dari swivel ke mata bor.
 Memberikan panjang rangkaian bor, untuk menembus formasi yang lebih
dalam.
 Memungkinkan naik turunnya rangkaian pipa dan mata bor.
 Meneruskan putaran dari meja putar ke mata bor.
d. Drill Collar (DC)
Drill collar mempunyai bentuk seperti drill pipe, akan tetapi diameter dalamnya
lebih kecil dan diameter luarnya sama dengan diameter luar dari tool joint drill
pipe. Fungsi drill collar dalam rangkaian pipa bor adalah sebagai berikut :
 Sebagai pemberat sehingga rangkaian pipa bor tetap dalam kondisi tegang
untuk menahan gaya yang menyebabkan terjadinya pembelokan lubang,
selama pemboran berlangsung.
 Membuat agar putaran rangkaian bor stabil.
 Memperkuat bagian bawah dari rangkaian pipa bor agar mampu menahan
adanya gaya puntiran.

Gambar 4.4 Jenis-Jenis Penampang kelly

D. Mata bor atau pahat (bit)


Mata bor merupakan ujung paling bawah dari rangkaian pipa bor yang secara langsung
bersentuhan dengan lapisan formasi. Mata bor berfungsi untuk menghancurkan batuan
dan menembus formasi sampai pada kedalaman yang diinginkan. Berdasarkan
fungsinya mata bor diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Drag bit
Drag bit tidak mempunyai roda-roda yang dapat bergerak dan membor dengan gaya
keruk dari bladenya . Bit jenis ini biasanya digunakan pada formasi lunak dan
plastic.

Gamabr 4.5 Drag Bit

2. Roller – cone
Merupakan bit yang mempunyai kerucut (cone) yang dapat berputar untuk
menghancurkan batuan. Pada masing-masing cone terdapat gigi-gigi. Gigi yang
relatif panjang dan jarang atau renggang digunakan pada pemboran formasi lunak,
sedangkan gigi yang relatif pendek dan berdekatan digunakan untuk menembus
formasi batuan yang sedang sampai keras.

Gambar 4.6 Rolling Cutter Bit

3. Diamond bit
Pengeboran dengan menggunakan diamond bit sifatnya bukan penggalian, tetapi
berprinsip pada proses penggoresan dari butir-butir intan yang dipasang pada
matriks besi sehingga laju pemboran yang terjadi adalah lambat. Pemakaian intan
dipertimbangkan karena karena intan dianggap zat padat yang paling keras dan
abrasif, dan pada prakteknya pemakaian diamond bit pada operasi pemboran
mempunyai umur yang relatif panjang (awet) sehingga mengurangi frekuensi round
trip, dengan demikian akan mengurangi biaya pemboran.

Gambar 4.6 Diamond Bit


E. Specialized Down Hole Tools
Specialized down hole tools merupakan peralatan khusus yang digunakan untuk
mengontrol kerja rangkaian pipa bor selama operasi pemboran berlangsung.
Specialized down hole tools yang umum digunakan adalah :
1. Stabilizer.
2. Rotary Reamers.
3. Sock Absorber.
a. Stabilizer
Stabilizer digunakan sebagai bottom hole assembly untuk menjaga kestabilan bit
dan DC dalam lubang bor selama berlangsung operasi pemboran.
b. Rotary
Reamers Merupakan peralatan yang digunakan pda operasi pemboran terutama
menjaga ukuran lubang bor.
c. Shock Absorbers
Sering juga disebut "shock sub" , merupakan peralatan yang diletakkan pada bagian
bawah section DC untuk mengurangi getaran dan kejutan yang ditimbulkan oleh
"cutting action of the bit" ketika membor batuan keras patahan dan selang-seling
batuan keras-lunak, hal ini akan mengurangi terjadinya kerusakan rangkaian pipa
bor dan rig.

F. Sistem Sirkulasi
Tujuan utama dari sistim sirkulasi pada suatu operasi pemboran adalah untuk
mensirkulasikan fluida pemboran (lumpur bor) ke seluruh sistim pemboran, sehingga
lumpur bor mampu mengoptimalkan fungsinya. Sistim sirkulasi pada dasarnya terdiri
dari empat komponen, yaitu :
1. Fluida pemboran (lumpur bor)
Fluida pemboran merupakan suatu campuran cairan dari beberapa komponen yang
dapat terdiri dari : air, minyak, tanah liat (clay), bahan kimia, gas, udara, busa
maupun detergent. Di lapangan fluida dikenal sebagai "lumpur" (mud). Lumpur
pemboran merupakan faktor yang penting serta sangat menentukan dalam
mendukung kesuksesan suatu operasi pemboran. Fungsi lumpur dalam suatu
operasi pemboran antara lain sebagai berikut :
 Mengangkat cutting ke permukaan.
 Mendinginkan dan melumasi bit dan drill string.
 Memberi dinding lubang bor dengan mud cake.
 Mengontrol tekanan formasi.
 Menahan cutting dan material pemberat sirkulasi lumpur dihentikan.
 Melepaskan pasir dan cutting dipermukaan.
 Menahan sebagian berat drill pipe dan cutting (bouyancy efect).
 Mengurangi effek negatif pada formasi.
 Mendapatkan informasi (mud log, sampel log).
 Media logging.
2. Tempat persiapan
Ditempatkan pada tempat dimulai sistim sirkulasi. Tempat persiapan lumpur
pemboran terdiri dari peralatan-peralatan yang diatur untuk memberikan fasilitas
persiapan atau "treatment" lumpur bor. Peralatan yang digunakan untuk persiapan
pembuatan lumpur pemboran meliputi :
a. Mud house merupakan gudang untuk menyimpan additives.
b. Steel mud pits/tank merupakan bak penampung lumpur di permukaan terbuat
dari baja.
c. Mixing hopper merupakan peralatan yang digunakan untuk menambah additive
ke dalam lumpur.
d. Chemical mixing barrel merupakan peralatan untuk menambah bahan-bahan
kimia kedalam lumpur.
e. Bulk Storage bins merupakan bin yang berukuran besar digunakan untuk
menambah additive dalam jumlah yang banyak.
f. Water tank merupakan tangki penyimpan air yang digunakan pada tempat
persiapan lumpur.
g. Reserve pit merupakan kolam yang besar digunakan untuk menampung
kelebihan lumpur.
3. Peralatan sirkulasi
Peralatan sirkulasi merupakan komponen utama dalam sistim sirkulasi. Peralatan
ini mengalirkan lumpur pemboran dari peralatan sirkulasi, turun kerangkaian pipa
bor dan naik ke anullus serbuk bor kepermukaan menuju conditioning area sebelum
kembali ke mud pits untuk sirkulasi kembali. Peralatan sirkulasi terdiri dari
beberapa komponen alat, yaitu :
a. Mud pit
b. Mud pump
c. Pump discange and return lines
d. Stand pipe
e. Rotary hose
4. Conditioning area
Ditempatkan dekat rig. Area ini terdiri dari peralatan-peralatan khusus yang
digunakan untuk membersihkan lumpur bor setelah keluar dari lubang bor. Fungsi
utama peralatan ini adalah untuk membersihkan umpur bor dari serbuk bor
(cutting) dan gas-gas yang terikut. Peralatan yang digunakan pada conditioning
area terdiri dari :
a. Settling tank merupakan bak terbuat dari baja digunakan untuk menampung
lumpur bor selama conditioning.
b. Reserve pits merupakan kolam besar yang digunakan untuk menampung cutting
dari dalam lubang bor dan menampung kelebihan lumpur bor.
c. Mud - Gas separator merupakan suatu peralatan yang memisahkan gas yang
terlarut dalam lumpur bor dalam jumlah yang besar.
d. Shale Shaker merupakan peralatan yang memisahkan cutting yang besar-besar
dari lumpur bor.
e. Degasser merupakan peralatan yang memisahkan butir-butir pasir dari lumpur
bor.
f. Desilter merupakan peralatan yang memisahkan partikel-partikel cutting yang
berukuran paling halus dari lumpur bor.

G. Sistem Tenaga (Power System)


Sistem tenaga dalam operasi pengeboran terdiri dari power suplayequipment, yang
dihasilkan oleh mesin-mesin besar yang biasa dikenal dengan nama “prime mover” dan
distribution equipment yang berfungsi untuk meneruskan tenaga yang diperlukan untuk
mendukung jalannya kegiatan pengeboran.

H. Sistem Pencegahan Semburan Liar (Blow Out Preventer System)


Lumpur pengeboran merupakan pencegah semburan liar (blow out) yang utama atau
primer, sedangkan blowout preventer (BOP) system merupakan pencegah blowout
sekunder. Apabila kick sudah terjadi, segera penutupan sumur sesuai prosedur
kemudian dilakukan sirkulasi untuk mematikannya. Blowout merupakan hambatan
dalam operasi pengeboran yang paling banyak menimbulkan kerugian. Semburan liar
(blow out) ini adalah peristiwa mengalirnya fluida formasi dari dalam sumur secara
tidak terkendali. Penyebab terjadinya well kick adalah karena tekanan didalam lubang
bor (hydrostatic pressure) lebih kecil dari tekanan formasi, yang disebabkan oleh:
a. Lubang Bor Tidak Tidak Penuh.
b. Swabbing Sewaktu Trip.
c. Lumpur Yang Kurang Berat.
d. Loss Circulation.

Setiap kick pasti didahului oleh tanda-tanda atau gejala-gejala di permukaan. Maka
pekerja bor sangat perlu untuk mengetahui tanda-tanda ini. Karena kunci utama dari
keberhasilan pencegahan semburan liar ini adalah apabila para pekerja bor bisa
mengetahui tanda-tanda kick secara dini. Adapun tanda-tanda kick adalah :

Untuk keperluan penutupan sumur diperlukan suatu perlengkapan khusus yang disebut
peralatan pencegah semburan liar (blowout preventer equipments). Peralatan ini harus
memiliki dan memenuhi persyaratanserta dapat melakukan beberapa tugas penting
sebagai berikut :
1. Dapat melakukan penutupan lubang sumur dalam keadaan lubang kosong, atau ada
pipa didalamnya dan dapat untuk melakukan stripping.
2. Dapat menahan tekanan sumur tertinggi yang akan timbul.
3. Dapat dipergunakan untuk mengendalikan tekanan saat sirkulasi mematikan kick.
4. Dapat untuk menggantung drill pipe (hangging off), memotong drill pipe pada
keadaan darurat, dan dapat dengan mudah melepas riser dari subsea BOP stack.
5. Memiliki sistem peralatan cadangan (redundancy) apabila salah satu rusak, khusus
untuk pengeboran lepas pantai dengan subsea BOP stack.g. Adanya Gas Cut Mud.

Peralatan pencegah semburan liar ditempatkan pada kepala casing atau kepala sumur
langsung dibawah rotary table pada lantai bor. BOP stack meliputi :
a. Annular preventer, ditempatkan paling atas dari susunan BOP Stack. Annular
preventer berisi rubber packing elemen yang dapat menutup lubang annulus baik
lubang dalam keadaan kosong ataupun ada rangkaian pipa bor.
b. Ram Preventer, dapat menutup lubang annulus untuk ukuran pipa tertentu, atau
pada keadaan tidak ada pipa bor dalam lubang.
c. Drilling Spools, terletak diantara preventers. Drilling spools berfungsi sebagai
tempat pemasangan choke line (yang mensirkulasikan “kick” keluar dari lubang
bor) dan kill line (yang memompakan lumpur berat).
d. Casing head (well head), merupakan alat tambahan pada bagian atas casing yang
berfungsi sebagai pondasi BOP Stack.
e. Accumulator unit ditempatkan sekitar seratus meter dari rig. Accumulator unit
bekerja pada BOP Stack dengan “high pressure Hydraulis” (saluran hidrolik
bertekanan tinggi).

4.4 Macam – macam Metode Pengeboran


1. Cable tool drilling (Bor tumbuk). Lubang bor dibuat dengan mengebor ke dalam
lapisan tanah. Mata bor terdiri dari jenis casing oval yang terpasang pada kabel.
Kedua ujung kabel terbuat dari gigi yang kuat dan merusak batu sedangkan stek
dimasukkan ke dalam silinder, yang merupakan perangkap, dan diangkat ke
permukaan. Untuk pembuangan. Casing diturunkan secara bertahap untuk
mencegah dinding lubang bor runtuh. Bor telah mencapai maksimum 1.300 meter
di masa lalu.
2. Rotary Drilling (Bor Putar) Pada tahun 1903, metode rotasi diperkenalkan di
ladang minyak Top Spindle di Pennsylvania, AS. Pengeboran putar ditujukan untuk
mengebor lubang bor dengan cara memutar tali bor ke mata bor sehingga formasi
batuan dapat dengan mudah dihancurkan saat mengeluarkan serutan menggunakan
sistem sirkulasi air berlumpur pengeboran. Pengeboran putar didukung oleh lima
sistem utama yang sangat penting untuk kelancaran proses pengeboran.
a. Sistem Tenaga (Power System).
b. Sistem Pengangkat (Hoisting System).
c. Sistem Putar (Rotating System).
d. Sistem Sirkulasi (Circulating System).
e. Sistem Pencegahan Semburan Liar (BOP System).
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan beberapa kesimpulan diantaranya
adalah :
a. Dalam Teknik pengeboran metode yang digunakan ada 2, yaitu metode Cable tool
drilling (Bor tumbuk) Lubang bor dibuat dengan mengebor ke dalam lapisan tanah.
Mata bor terdiri dari jenis casing oval yang terpasang pada kabel. Kedua ujung kabel
terbuat dari gigi yang kuat dan merusak batu sedangkan stek dimasukkan ke dalam
silinder, yang merupakan perangkap, dan diangkat ke permukaan. dan Rotary Drilling
(Bor Putar) Pengeboran putar ditujukan untuk mengebor lubang bor dengan cara
memutar tali bor ke mata bor sehingga formasi batuan dapat dengan mudah
dihancurkan saat mengeluarkan serutan menggunakan sistem sirkulasi air berlumpur
pengeboran.
b. Rangkaian pipa bor merupakan suatu rangkaian yang menghubungkan antara swivel
dan mata bor, dan berfungsi untuk, Menaik turunkan mata bor, Memberikan beban di
atas pahat untuk penembusan, Meneruskan putaran ke mata bor, dan Menyalurkan
fluida pemboran yang bertekanan ke mata bor.
c. Berdasarkan fungsinya mata bor diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu : Drag bit
(digunakan pada formasi lunak dan plastic), Roller – cone (digunakan untuk
menembus formasi batuan yang sedang sampai keras), dan Diamond bit (Digunakan
untuk formasi batuan yang sangat keras).

5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya, praktikan dapat mencoba dan mengetahui cara
melakukan pemboran yang sesuai dengan peraturan dan SOP dalam pemboran secara
langsung.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Drs. M. Mustagfirin. 2013. Dasar-dasar Teknik Pemboran. Jakarta : Departemen


Pendidikan Nasional.

Bunda, Anggi Afrilia Nur. 2017. Evaluasi Lintasan Pemboran Dengan Berbagai Metode
Pada Sumur A-25 Lapangan B. Jakarta : Universitas Trisakti. VOLUME VI No. 4,
DESEMBER 2017.

Mahler, Armando dkk. 2008. Dari Grasberg Sampai Amamapare: Proses Penambangan
Tembaga & Emas Mulai Hulu Hingga Hilir. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.

Pamungkas, Joko. 2004. Pengantar Teknik Perminyakan (TM-110) Buku II


PengantarTeknik Pemboran . Yogyakarta : Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran”.

Tim Pusdiklat & Konstruksi. 2018. Modul 1 Dasar-Dasar Pemboran Pelatihan


Pemboran. Bandung : Kementerian PUPR.

Samarinda, 10 Oktober 2022


Asisten, Praktikan

Debby Denisa N. S. Muhamad Adrian Pratama


Nim. 1909086001 Nim. 20090086028
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai