GEOLOGI EKSPLORASI
ACARA 4
TEKNIK PEMBORAN
Pengeboran adalah usaha secara teknis membuat lubang dengan aman sampai menembus
lapisan formasi yang kaya akan minyak atau gas. Lubang tersebut kemudian dilapisi
dengan casing dan disemen, dengan maksud untuk menghubungkan lapisan formasi
tersebut dengan permukaan bumi yang memungkikan penambangan minyak atau gas
secara komersial. Secara umum tujuan membuat lubang bor adalah untuk: Membuktikan
bahwa adanya minyak atau gas dalam suatu reservoir yang ditembus dan sebagai Sarana
mengalirkan minyak atau gas dari reservoir ke permukaan bumi. Makin banyaknya
permasalahan dalam operasi pengeboran menuntut perkembangan teknologi yang lebih
canggih. Pada perkembangannya beberapa metode pengeboran telah digunakan, beberapa
metode pengeboran selama ini yang dilakukan antara lain : bor tumbuk (lubang bor dibuat
dengan menumbuk numbukkan mata bor pada lapisan tanah yang akan ditembus. Mata bor
tersebut terbuat dari semacam lonjongan pipa casing dan diikat pada cable yang ujungnya
dibuat bergigi yang kuat untuk merusak batuan, sedang cuttingnya masuk dalam silinder
yang merupakan perangkap atau trap, kemudian diangkat kepermukaan untuk dibuang.
Untuk menjaga agar dinding lubang agar tidak runtuh maka secara bertahap casing
diturunkan. Bor tumbuk menurut sejarahnya pernah mencapai sampai 1.300 meter), dan
Bor putar (lubang sumur dengan memutar rangkaian bor sampai di mata bor agar lapisan
batuan mudah dihancurkan.
Oleh karena itu, praktikum kali ini dilakukan dengan tujuan agar praktikan dapat
memahami dasar teknik pengeboran yang meliputi pengertian pengeboran dan kegiatan
sebelum pengeboran, jenis-jenis pengeboran, sistem pengeboran putar, sistem
penyemenan, macam – macam alat yang digunakan saat penegeboran dan well completion.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang di dapat dari praktikum ini adalah :
a. Untuk mengetahui metode apa saja yang digunakan dalam teknik pengeboran.
b. Untuk mengetahui fungsi dari rangkaian dari pipa bor dalam teknik pengeboran.
c. Untuk mengetahui klasifikasi dan fungsi dari mata bor yang digunakan dalam
pemboran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengeboran sumur minyak pertama kali dilakukan oleh KolonelEdwin L. Drake di dekat
Titusville, Pennsylvania, Amerika Serikat pada tanggal 22 Agustus 1859 dengan
menggunakan metode pemboran yang masih sangat sederhana yaitu pemboran tumbuk,
sampai kedalaman 21 meter. Sedangkan di Indonesia pengeboran sumur minyak pertama
kali dilakukan oleh seorang Belanda bernama Jan Reerink. Reerink menancapkan bor
pencarian minyak bumi di Cibodas Tangat, Kecamatan Majalengka, Jawa Barat, tahun
1871. Karena kurang pengalaman, pengetahuan, dan peralatan, usaha Reerink hanya
mencapai 33 meter. Dan berhadapan dengan longsoran-longsoran tanah, sehingga
pemboran pertamanya ini dihentikan pada tahun 1872. Pemboran kedua dilakukan lagi tapi
hanya setengah meter jaraknya dari lobang pertama. Mencapai kedalaman 22 meter dan
terjadi longsoran tanah. Karena tidak komersil maka sumur ini akhirnya ditinggalkan
(Pamungkas, 2004).
Pengalaman kerja pemboran sebelumnya yang belum berhasil itu telah menyadarkan
Reerink bahwa harus melakukan persiapan peralatan dan pengetahuan yang lebih mantap.
Setelah belajar di Amerika Serikat dan membawa serta seorang ahli AS dengan peralatan
bor baru, Reerink melakukan pemboran pada 1874 di daerah Cirebon itu. Setelah berulang-
ulang gagal, pekerjaan itu dihentikan 16 Desember 1874. Demikian usaha pertama
pencarian minyak di bumi Nusantara ini belum berujung pada keberhasilan. Sampai 1881
tak terdengar lagi kegiatan lain dalam pencarian minyak di Hindia Belanda
(Pamungkas, 2004).
Jika pemboran pertama dilakukan di Jawa Barat, tapi keberhasilan pertama penemuan
minyak bumi secara komersial adalah di daerah Langkat, Sumatera Utara. Adalah Aeilko
Janszoon Zijlker, seorang pemimpin perkebunan tembakau Belanda yang rupanya punya
bakat dan semangat wirausaha. Sehingga operasi pengeboran dapat berjalan lancer setelah
berjuang beberapa tahun, akhirnya berhasil dengan sumur Telaga Tunggal I, disusul
sumur-sumur lainnya di Telaga Said, Sumatera Utara Operasi pengeboran merupakan
pekerjaan yang membutuhkan biaya besar atau padat modal, menggunakan teknologi
tinggi dan beresiko tinggi (Pamungkas, 2004).
Pemboran eksplorasi adalah pemboran sumur-sumur yang dilakukan untuk membuktikan
ada tidaknya hidrokarbon serta untuk mendapatkan data-data bawah permukaan sebanyak
mungkin. Langkah-langkah di dalam pemboran eksplorasi adalah sebagai berikut:
a. Pembuatan rencana pemboran: titik koordinat, elevasi, perkiraan lithologi dan
tekanan formasi, program lumpur, konstruksi sumur, program coring, analisa
cutting, logging dan testing.
b. Persiapan pemboran: Pembuatan jalan, jembatan, pemilihan Menara bor dan
peralatan yang sesuai, pemasangan alat pembantu (jaringan telekomunikasi, air,
listrik) perhitungan perkiraan biaya pemboran.
c. Pemboran eksplorasi sekaligus mengumpulkan data-data formasi melalui coring
dan pemeriksaan cutting.
d. Test produksi dengan Drill Stem Test (DST) dan survey lubang bor dengan logging.
(Pamungkas, 2004).
Pemboran deliniasi adalah pemboran sumur-sumur yang bertujuan untuk mencari batas-
batas penyebaran migas pada lapisan penghasilnya. Langkah-langkah pada pemboran
deliniasi adalah sebagai berikut:
a. Pemboran deliniasi (biasanya 3 atau 4 buah sumur, masing-masing disebelah utara,
selatan, timur, barat dari antiklinnya).
b. Analisa data
c. Perhitungan perkiraan besarnya cadangan dengan metoda volumetrik.
d. Perencanaan jumlah dan letak sumur pengembangan yang harus dibor untuk
mengeksploitasi lapisan tersebut
(Pamungkas, 2004).
Pemboran pengembangan adalah pemboran sumur yang akan difungsikan sebagai sumur-
sumur produksi. Pada awal pengembangan jarak/spasi sumur masih lebar yang selanjutnya
diperkecil sesuai kemampuan pengurasannya. Langkah-langkah di dalam pemboran
pengembangan adalah:
a. Perencanaan dan persiapan pemboran.
b. Pemboran sumur-sumur pengembangan.
c. Penyelesaian sumur-sumur pengembangan.
d. Perencanaan dan persiapan pemasangan fasilitas produksi.
e. Kegiatan memproduksikan dan transportasi.
(Pamungkas, 2004).
Sistim peralatan utama pemboran terdiri dari 5 (lima) komponen yaitu: sistim tenaga,
sistim pengangkat, sistim putar, sistim sirkulasi dan sistim pencegah sembur liar.
1. Sistem Tenaga
Sistim tenaga dalam suatu operasi pemboran terdiri dari dua subkomponen utama, yaitu:
a. Power Supply Equipment
Tenaga yang dibutuhkan pada suatu operasi pemboran dihasilkan oleh mesin-mesin
besar, yang dikenal dengan "prime mover unit" (penggerak utama). Tenaga yang
dihasilkan tersebut digunakan untuk keperluan-keperluan sebagai berikut: sirkulasi
lumpur, hoisting, dan rotary drill string.
b. Distribution (Transmission) Equipment
Berfungsi untuk meneruskan atau menyalurkan tenaga daripenggerak utama, yang
diperlukan untuk suatu operasi pemboran. Sistim distribusi (transmisi) yang biasa
digunakan ada dua macam, yaitu sistim transmisi mekanis dan sistim transmisi listrik
(electric). Rig tidak akan berfungsi dengan baik bila distribusi tenaga yang diperoleh
tidak mencukupi. Oleh sebab itu diusahakan tenaga yang hilang karena adanya
transmisi atau distribusi tersebut dikurangi sekecil mungkin, sehingga kerja mesin akan
lebih efisien. Sistim tenaga yang dipasang pada suatu unit operasi pemboran secara
prinsip harus mampu memenuhi keperluan-keperluan sebagai berikut: fungsi angkat,
fungsi rotasi, fungsi pemompaan, dan fungsi penerangan.
Drill stem (Batang Bor) adalah suatu rangkaian pipa-pipa penghubung dari swivel sampai
kemata bor dan mempunyai fungsi utama untuk :
1. Menurunkan dan menaikkan mata bor
2. Memberikan beban pada mata bor untuk penembusan/pemecahan batuan.
3. Menyalurkan dan meneruskan gaya putar ke mata bor
4. Menyalurkan lumpur bor (cairan pemboran) bertekanan tinggi ke mata bor.
Batang bor berpegangan pada wash pipe dan travelling block dan memanjang melalui
lubang meja putar sampai kedasar lubang sumur, sebagai sebuah poros pemutar mata
bor. Batang bor terdiri dari Kelly (pipa segi), Upper kelly cock dan lower kelly cock,
Kelly saver sub (sambungan penghemat pipa segi ), Drill pipe, Drill collar, Spesialized
down hole tools (Kemendikbud, 2015).
Pemboran berarah adalah suatu seni membelokkan lubang sumur untuk kemudian
diarahkan ke suatu sasaran tertentu di dalam formasi yang tidak terletak vertikal dibawah
mulut sumur. Di dalam membor suatu formasi, sebenarnya selalu diinginkan lubang yang
vertikal, karena dengan lubang yang vertikal, kecuali operasinya lebih mudah, juga
umumnya biayanya lebih murah dari pada pemboran berarah. Jadi pemboran berarah hanya
dilakukan karena alasan-alasan dan keadaan yang khusus saja. Setelah perencanaan dibuat
dan praktek pemboran berarah dilaksanakan, tentu dilakukan pengukuran sudut kemiringan
dan arah lubang bor (dilakukan survei). Apabila pada titik-titik survei tersebut terjadi
penyimpangan, maka lubang bor diarahkan kembali ke arah yang telah ditetapkan. Dalam
pelaksanaan pemboran berarah masalah yang terjadi jauh lebih kompleks dibandingkan
dengan pemboran konvensional (secara vertikal), salah satu diantaranya sering terjadinya
penyimpangan pada titik-titik survei lintasan sumur tersebut. Oleh sebab itu, diperlukan
metode perhitungan hasil survey lintasan sumur yang tepat dan akurat, dan akan dilakukan
perhitungan hasil survei dengan 3 metode yaitu Metode Minimum Of Curvature,
Tangential dan Angle Averaging, dimana dari ketiga metode tersebut manakah yang
mendekati dengan hasil perencanaan lintasan pemboran (Afrilia, 2017).
Pengeboran produksi (production drilling) merupakan salah satu proses awal yang
dilakukan di setiap tambang terbuka untuk menghasilkan lubang siap ledak (blast holes).
Lubang siap ledak tersebut kemudian diledakkan dengan menggunakan bahan peledak
yang sudah ditentukan di bagian peledakan (blasting group) untuk menghasilkan material
hancur hasil peledakan (broken muck) yang selanjutnya digali oleh alat gali oleh dan
dimuat oleh alat angkut (drump truck). Proses pengeboran terdiri atas beberapa tahapan
kegiatan yang dimulai dengan perencanaan pengeboran dan penandaan lokasi pengeboran
di lapangan oleh bagian Drill & Blast Engineering Design dan Survei. Tahapan inti dalam
rangkaian proses pengeboran produksi meliputi persiapan dan pembersihan lokasi
pengeboran serta pelaksanaan pengeboran produksi. Selain melakukan pengeboran
produksi, bagian ini juga melakukan pengeboran pre-split untuk tujuan pemotongan
dinding dan pengeboran ulang serta pengeboran proyek khusus (Mahler, 2008).
Drill stem (Batang Bor) adalah suatu rangkaian pipa-pipa penghubung dari swivel sampai
kemata bor dan mempunyai fungsi utama untuk:
• Menurunkan dan menaikkan mata bor
• Memberikan beban pada mata bor untuk penembusan/pemecahan batuan.
• Menyalurkan dan meneruskan gaya putar ke mata bor
• Menyalurkan lumpur bor (cairan pemboran) bertekanan tinggi ke mata bor.
(Kemendikbud, 2015).
Kelly adalah suatu pipa baja yang sangat kuat dan tebal, badannya berbentuk segi-segi,
untuk memungkinkan dapat diangkat naik turun dan diputar oleh Rotary table. Fungsi dari
Kelly adalah :
• Penghubung antara swivel dan Rangkaian Pemboran untuk dapat menaikkan,
menurunkan dan memutar.
• Meneruskan tenaga gerak putar dari Rotary Table ke rangkaian pemboran.
• Memungkinkan rangkaian pemboran bergerak turun sambil berputar selama
pemboran.
• Sebagai sarana penerus aliran sirkulasi cairan pemboran dari swivel menuju ke
rangkaian dibawahnya.
Kelly merupakan bagian tunggal yang paling panjang di antara bagian batang bor.
Panjangnya total sekitar 40 ft, tapi ada juga yang 43, 46, dan 54 ft. Kelly harus lebih
panjang dari setiap satu single pipa bor (yang kira – kira 30 ft panjangnya) karena pada
waktu penambahan joint (Batangan) pipa bor, kita harus menaikan pipa ini sampai
tingginya mencapai sebagian dari Kelly, di atas pemutar (Kemendikbud, 2015).
Drill Pipe atau Pipa Bor adalah pipa baja yang dibuat khusus untuk mengebor, merupakan
sambungan pipa terpanjang dalam susunan rangkaian pipa pemboran, terletak diantara
kelly dan drill collar. Fungsi Drill Pipe adalah:
• Menghubungkan kelly dengan drill collar
• Memperpanjang drill stem untuk memungkinkan penambahan kedalaman lubang
bor.
• Memungkinkan menaikkan dan menurunkan pahat bor.
• Meneruskan tenaga gerak putar dari rotary table ke pahat bor.
(Kemendikbud, 2015).
Heavy Weight Drill Pipe dikembangkan sejak tahun 1960, adalah merupakan pipa yang
menyerupai drill pipe, berdinding lebih tebal dan lebih berat. Fungsi HW DP adalah :
1. Sebagai rangkaian transisi dengan berat antara drill pipe dan drill collar, dan dibuat
dengan bentuk menyerupai drillpipe agar lebih mudah dalam handingnya.
2. Sebagai pemberat yang fleksibel pada rangkaian pemboran berarah (directional
drilling).
3. Sebagai rangkaian pemberat pada rig kecil untuk mengebor lubang yang relatif kecil
diameternya.
(Kemendikbud, 2015).
Drill collar adalah pipa baja yang tebal dan relatif sangat berat. Dalam susunan rangkaian
pemboran terletak diantara pahat bor dan drill pipe. Fungsi drill collar adalah:
• Memberikan beban pada pahat bor, sehingga pahat dapat menembus lapisan tanah
yang terkadang cukup keras.
• Memberikan effek kekakuan rangkaian pemboran bagian bawah, untuk
mempertahankan kelurusan lubang bor.
• Untuk menempatkan bottom hole assembly, terutama pada pemboran berarah.
• Dengan beratnya drill collar ini akan memberi efek tegangan tarik pada seluruh
drill pipe yang diatasnya, sehingga akan cenderung lurus selama proses pemboran.
(Kemendikbud, 2015).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
2. Pengeboran Deliniasi
Pengeboran ini bertujuan untuk meningkatkan pengurasan terhadap reservoir produksi
sekaligus meningkatkan produksi.Pengeboran sumur eksploitasi memerlukan biaya
jauh lebih murah karena data-data sumur sudah lengkap seperti kedalam dan ketebalan
reservoir, jenis dan sifat batuan yang ditembus mata bor dan lain-lain. Sumur
eksplorasi dapat diubah fungsinya menjadi sumur eksploitasi dengan catatan sumur
eksplorasi tersebut bernilai ekonomis untuk diproduksiakan. Sumur-sumur yang
memproduksikan minyak disebut juga dengan sumur produksi. Jadi sumur eksploitasi
yang berhasil, juga merupakan sumur produksi.
3. Pengeboran Eksploitasi
Pengeboran ini bertujuan untuk meningkatkan pengurasan terhadap reservoir produksi
sekaligus meningkatkan produksi.Pengeboran sumur eksploitasi memerlukan biaya
jauh lebih murah karena data-data sumur sudah lengkap seperti kedalam dan ketebalan
reservoir, jenis dan sifat batuan yang ditembus mata bor dan lain-lain. Sumur
eksplorasi dapat diubah fungsinya menjadi sumur eksploitasi dengan catatan sumur
eksplorasi tersebut bernilai ekonomis untuk diproduksiakan. Sumur-sumur yang
memproduksikan minyak disebut juga dengan sumur produksi.
d.3.2 Penjelasan Macam – macam Komponen Alat Bor Serta Cara Kerjanya
A. Sistem Angkat
Sistim pengangkatan dalam pemboran memegang peranan yang sangat penting, mengingat
bahwa sistim pengangkatan ini adalah sistim yang mendapat beban, baik beban vertikal
maupun horizontal.
Beban vertikal yang dialami berasal dari beban menara itu sendiri, beban drill string,
casing string, tegangan dari fast line, beban karena tegangan deadline serta beban dari
blok-blok. Sedangkan beban horizontal berasal dari tiupan angin yang mana hal ini sangat
terasa mempengaruhi beban sistim pengangkatan pada pemboran di lepas pantai (off
shore). Sistim pengangkatan terdiri dari dua sub komponen, yaitu:
1. Struktur penyangga (supporting structure)
2. Peralatan pengangkatan (hoisting equipment)
a. Struktur Penyangga
Struktur penyangga (rig), adalah suatu kerangka sebagai platform yang berfungsi
sebagai penyangga peralatan pemboran. Kerangka ini diletakkan di atas titik bor.
Fungsi utamanya untuk trip, serta untuk menahan beban yang terjadi akibat
peralatan bor itu sendiri maupun beban dari luar. Struktur penyangga meliputi :
- Substructure
Fungsinya untuk menahan beban tekan yang berasal dari peralatan pemboran
itu sendiri.
- Rig Floor
Fungsinya untuk menampung peralatan pemboran yang berukuran kecil,
tempat berdirinya menara dan sebagai tempat kerja para roughneck.
- Drilling Tower (derrick)
Fungsi utamanya untuk memberikan ruang kerja yang cukup untuk
pengangkatan dan penurunan drill collar serta casing string. Oleh sebab itu
tinggi dan kekuatannya harus sesuai dengan keperluan. Ada dua tipe menara
pemboran :
Type standart (derrick), dan
Type portable (Mast).
b. Peralatan Pengangkatan
Peralatan pengangkatan yang terdapat pada suatu operasi pemboran terdiri dari
drawwork, overhead tools dan drilling line.
- Drawwork
Drawwork merupakan otak dari suatu unit pemboran karena melalui alat ini
seorang driller melakukan dan mengatur operasi pemboran. Fungsi utama dari
drawwork adalah :
Memindahkan tenaga dari prime mover ke rangkaian pipa bor selama
pemboran berlangsung.
2. Roller – cone
Merupakan bit yang mempunyai kerucut (cone) yang dapat berputar untuk
menghancurkan batuan. Pada masing-masing cone terdapat gigi-gigi. Gigi yang
relatif panjang dan jarang atau renggang digunakan pada pemboran formasi lunak,
sedangkan gigi yang relatif pendek dan berdekatan digunakan untuk menembus
formasi batuan yang sedang sampai keras.
3. Diamond bit
Pengeboran dengan menggunakan diamond bit sifatnya bukan penggalian, tetapi
berprinsip pada proses penggoresan dari butir-butir intan yang dipasang pada
matriks besi sehingga laju pemboran yang terjadi adalah lambat. Pemakaian intan
dipertimbangkan karena karena intan dianggap zat padat yang paling keras dan
abrasif, dan pada prakteknya pemakaian diamond bit pada operasi pemboran
mempunyai umur yang relatif panjang (awet) sehingga mengurangi frekuensi round
trip, dengan demikian akan mengurangi biaya pemboran.
F. Sistem Sirkulasi
Tujuan utama dari sistim sirkulasi pada suatu operasi pemboran adalah untuk
mensirkulasikan fluida pemboran (lumpur bor) ke seluruh sistim pemboran, sehingga
lumpur bor mampu mengoptimalkan fungsinya. Sistim sirkulasi pada dasarnya terdiri
dari empat komponen, yaitu :
1. Fluida pemboran (lumpur bor)
Fluida pemboran merupakan suatu campuran cairan dari beberapa komponen yang
dapat terdiri dari : air, minyak, tanah liat (clay), bahan kimia, gas, udara, busa
maupun detergent. Di lapangan fluida dikenal sebagai "lumpur" (mud). Lumpur
pemboran merupakan faktor yang penting serta sangat menentukan dalam
mendukung kesuksesan suatu operasi pemboran. Fungsi lumpur dalam suatu
operasi pemboran antara lain sebagai berikut :
Mengangkat cutting ke permukaan.
Mendinginkan dan melumasi bit dan drill string.
Memberi dinding lubang bor dengan mud cake.
Mengontrol tekanan formasi.
Menahan cutting dan material pemberat sirkulasi lumpur dihentikan.
Melepaskan pasir dan cutting dipermukaan.
Menahan sebagian berat drill pipe dan cutting (bouyancy efect).
Mengurangi effek negatif pada formasi.
Mendapatkan informasi (mud log, sampel log).
Media logging.
2. Tempat persiapan
Ditempatkan pada tempat dimulai sistim sirkulasi. Tempat persiapan lumpur
pemboran terdiri dari peralatan-peralatan yang diatur untuk memberikan fasilitas
persiapan atau "treatment" lumpur bor. Peralatan yang digunakan untuk persiapan
pembuatan lumpur pemboran meliputi :
a. Mud house merupakan gudang untuk menyimpan additives.
b. Steel mud pits/tank merupakan bak penampung lumpur di permukaan terbuat
dari baja.
c. Mixing hopper merupakan peralatan yang digunakan untuk menambah additive
ke dalam lumpur.
d. Chemical mixing barrel merupakan peralatan untuk menambah bahan-bahan
kimia kedalam lumpur.
e. Bulk Storage bins merupakan bin yang berukuran besar digunakan untuk
menambah additive dalam jumlah yang banyak.
f. Water tank merupakan tangki penyimpan air yang digunakan pada tempat
persiapan lumpur.
g. Reserve pit merupakan kolam yang besar digunakan untuk menampung
kelebihan lumpur.
3. Peralatan sirkulasi
Peralatan sirkulasi merupakan komponen utama dalam sistim sirkulasi. Peralatan
ini mengalirkan lumpur pemboran dari peralatan sirkulasi, turun kerangkaian pipa
bor dan naik ke anullus serbuk bor kepermukaan menuju conditioning area sebelum
kembali ke mud pits untuk sirkulasi kembali. Peralatan sirkulasi terdiri dari
beberapa komponen alat, yaitu :
a. Mud pit
b. Mud pump
c. Pump discange and return lines
d. Stand pipe
e. Rotary hose
4. Conditioning area
Ditempatkan dekat rig. Area ini terdiri dari peralatan-peralatan khusus yang
digunakan untuk membersihkan lumpur bor setelah keluar dari lubang bor. Fungsi
utama peralatan ini adalah untuk membersihkan umpur bor dari serbuk bor
(cutting) dan gas-gas yang terikut. Peralatan yang digunakan pada conditioning
area terdiri dari :
a. Settling tank merupakan bak terbuat dari baja digunakan untuk menampung
lumpur bor selama conditioning.
b. Reserve pits merupakan kolam besar yang digunakan untuk menampung cutting
dari dalam lubang bor dan menampung kelebihan lumpur bor.
c. Mud - Gas separator merupakan suatu peralatan yang memisahkan gas yang
terlarut dalam lumpur bor dalam jumlah yang besar.
d. Shale Shaker merupakan peralatan yang memisahkan cutting yang besar-besar
dari lumpur bor.
e. Degasser merupakan peralatan yang memisahkan butir-butir pasir dari lumpur
bor.
f. Desilter merupakan peralatan yang memisahkan partikel-partikel cutting yang
berukuran paling halus dari lumpur bor.
Setiap kick pasti didahului oleh tanda-tanda atau gejala-gejala di permukaan. Maka
pekerja bor sangat perlu untuk mengetahui tanda-tanda ini. Karena kunci utama dari
keberhasilan pencegahan semburan liar ini adalah apabila para pekerja bor bisa
mengetahui tanda-tanda kick secara dini. Adapun tanda-tanda kick adalah :
Untuk keperluan penutupan sumur diperlukan suatu perlengkapan khusus yang disebut
peralatan pencegah semburan liar (blowout preventer equipments). Peralatan ini harus
memiliki dan memenuhi persyaratanserta dapat melakukan beberapa tugas penting
sebagai berikut :
1. Dapat melakukan penutupan lubang sumur dalam keadaan lubang kosong, atau ada
pipa didalamnya dan dapat untuk melakukan stripping.
2. Dapat menahan tekanan sumur tertinggi yang akan timbul.
3. Dapat dipergunakan untuk mengendalikan tekanan saat sirkulasi mematikan kick.
4. Dapat untuk menggantung drill pipe (hangging off), memotong drill pipe pada
keadaan darurat, dan dapat dengan mudah melepas riser dari subsea BOP stack.
5. Memiliki sistem peralatan cadangan (redundancy) apabila salah satu rusak, khusus
untuk pengeboran lepas pantai dengan subsea BOP stack.g. Adanya Gas Cut Mud.
Peralatan pencegah semburan liar ditempatkan pada kepala casing atau kepala sumur
langsung dibawah rotary table pada lantai bor. BOP stack meliputi :
a. Annular preventer, ditempatkan paling atas dari susunan BOP Stack. Annular
preventer berisi rubber packing elemen yang dapat menutup lubang annulus baik
lubang dalam keadaan kosong ataupun ada rangkaian pipa bor.
b. Ram Preventer, dapat menutup lubang annulus untuk ukuran pipa tertentu, atau
pada keadaan tidak ada pipa bor dalam lubang.
c. Drilling Spools, terletak diantara preventers. Drilling spools berfungsi sebagai
tempat pemasangan choke line (yang mensirkulasikan “kick” keluar dari lubang
bor) dan kill line (yang memompakan lumpur berat).
d. Casing head (well head), merupakan alat tambahan pada bagian atas casing yang
berfungsi sebagai pondasi BOP Stack.
e. Accumulator unit ditempatkan sekitar seratus meter dari rig. Accumulator unit
bekerja pada BOP Stack dengan “high pressure Hydraulis” (saluran hidrolik
bertekanan tinggi).
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan beberapa kesimpulan diantaranya
adalah :
a. Dalam Teknik pengeboran metode yang digunakan ada 2, yaitu metode Cable tool
drilling (Bor tumbuk) Lubang bor dibuat dengan mengebor ke dalam lapisan tanah.
Mata bor terdiri dari jenis casing oval yang terpasang pada kabel. Kedua ujung kabel
terbuat dari gigi yang kuat dan merusak batu sedangkan stek dimasukkan ke dalam
silinder, yang merupakan perangkap, dan diangkat ke permukaan. dan Rotary Drilling
(Bor Putar) Pengeboran putar ditujukan untuk mengebor lubang bor dengan cara
memutar tali bor ke mata bor sehingga formasi batuan dapat dengan mudah
dihancurkan saat mengeluarkan serutan menggunakan sistem sirkulasi air berlumpur
pengeboran.
b. Rangkaian pipa bor merupakan suatu rangkaian yang menghubungkan antara swivel
dan mata bor, dan berfungsi untuk, Menaik turunkan mata bor, Memberikan beban di
atas pahat untuk penembusan, Meneruskan putaran ke mata bor, dan Menyalurkan
fluida pemboran yang bertekanan ke mata bor.
c. Berdasarkan fungsinya mata bor diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu : Drag bit
(digunakan pada formasi lunak dan plastic), Roller – cone (digunakan untuk
menembus formasi batuan yang sedang sampai keras), dan Diamond bit (Digunakan
untuk formasi batuan yang sangat keras).
5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya, praktikan dapat mencoba dan mengetahui cara
melakukan pemboran yang sesuai dengan peraturan dan SOP dalam pemboran secara
langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Bunda, Anggi Afrilia Nur. 2017. Evaluasi Lintasan Pemboran Dengan Berbagai Metode
Pada Sumur A-25 Lapangan B. Jakarta : Universitas Trisakti. VOLUME VI No. 4,
DESEMBER 2017.
Mahler, Armando dkk. 2008. Dari Grasberg Sampai Amamapare: Proses Penambangan
Tembaga & Emas Mulai Hulu Hingga Hilir. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.