Proses pembuatan lubang meliputi pemberaian batuan dari batuan yang tak terkonsolidasi. Pembuatan
lubang juga termasuk pembersihan pecahan dan material tak terkonsolidasi dari bawah mata bor
sehingga pemberaian dapat terus berlangsung. Pembuatan lubang dapat berupa proses mekanik atau pun
proses- proses yang lain. Metode-metode pembuatan lubang berdasarkan pemberaian mekanik adalah: a.
Pengeboran cable tool b. Pengeboran putar auger c. Pengeboran putar d. Pengeboran top hole hammer e.
Pengeboran putar down hole hammer f. Pengeboran putar slim hole
Gambar 1. Contoh tipe pengeboran berdasarkan pembuatan lubang. 2. Metode pembersihan dan
penyetabilan lubang Karena lubang bor telah dibuat dan cutting dibersihkan dari muka mata bor, maka
cutting harus dibersihkan semuanya dari lubang bor dan dilakukan penyetabilan dinding lubang bor. Jika
lubang bor tidak terbuka dan bersih maka proses pengeboran tidak bisa
Contoh tipe pengeboran berdasarkan pembersihan lubang .
3. Kedalaman dan ukuran lubang Tipe pengeboran harus sesuai dengan kedalaman dan
ukuran lubang bor yang diinginkan. Sebagai contoh bor auger tangan hanya dapat
melakukan pengeboran pada beberapa meter kedalaman dan ukuran lubang yang kecil.
Beberapa tipe pengeboran dapat diaplikasikan pada rentang ukuran lubang bor tertentu,
a. Cable tool, ukuran lubang 100 mm s/d 400 mm (4-16 in) dan sampai kedalaman
1.500 m (5.000 ft) b. Slim rotary (diamond), ukuran lubang 30 mm s/d 100 mm (1-4 in)
dan sampai kedalaman 1.500 m (5plikasinya seperti cable tool untuk pengeboran air,
rotary untuk pengeboran minyak, hammer untuk pengeboran pada kuari, dll. Dalam hal
ini klasifikasi lebih banyak ditentukan oleh sifat formasi seperti ditunjukkan dalam
daftar berikut: a. Pengeboran pada formasi yang terkonsolidasi Cable - Sampel bagus 1
0
Mata bor akan memecahkan batuan terkosolidasi menjadi kepingan kecil,atau akan melepaskan butiran – butiran pada
lapisan.Kepingan atau hancuran tersebut merupakan campuran lumpur dan fragmen batuan pada bagian dasar lubang,
jika di dalam lubang tidak dijumpai air, perlu ditambahkan air guna membentuk fragmen batuan (slurry).Pertambahan
• Prinsip Pemboran Mesin bor mempunyai prinsip dasar gerakan yaitu gerakan berputar spindel utama (n)
dan gerakan/laju pemakanan (f). a. Putaran mata bor ( n ) Gerakan putaran mata bor ini merupakan
gerakan berputarnya spindel mesin bor. Gerakan ini sering disebut gerakan utama ( main motion ).
Besarnya putaran spindel ini tergantung oleh material benda kerja, material mata bor dan diameter mata
bor. Gerakan utama ini diukur dalam m/menit. b. Laju pemakanan ( f )
Laju pemakanan adalah gerakan turunnya mata bor menuju benda kerja tiap satuan waktu. Besarnya laju
pemakanan ini mempengaruhi kualitas permukaan hasil lubang. Laju pemakanan diukur dalam
mm/putaran. Gerak berputar spindel utama dihasilkan dari gerak putar motor utama yang diteruskan
melalui beberapa sistem transmisi yaitu : a. Sistem transmisi sabuk (belt) (1) Biasanya digunakan untuk
mesin bor meja atau mesin yang dayanya kecil. (2) Jika terjadi kelebihan beban memungkinkan adanya
selip sehingga aman tetapi efisiensi dayanya rendah. b. Sistem transmisi roda gigi (gear) (1) Biasanya
digunakan untuk mesin bor yang dayanya besar. (2) Efisiensi daya tinggi, tidak memungkinkan adanya
selip. c. Sistem transmisi gabungan sabuk dan roda gigi Ukuran dari mesin bor ditentukan oleh beberapa
hal, yaitu : a. Jarak dari tiang ke poros utama b. Besarnya mata bor yang dapat dipasang c. Panjang
langkah poros utama d. Jarak dari permukaan meja ke spindel utama
• Pola Pemboran Pola pemboran yang digunakan tergantung pada akses permukaan. Pada daerah yang tidak
mengalami kendala akses, pola pemboran yang digunakan dibuat dengan grid yang teratur pada zona mineralisasi.
Lubang bor pertama digunakan untuk proyeksi dip anomali bawah permukaan atau interpretasi pusat anomali
geofisika (anomali geokimia) dibawah permukaan. (Balfas,2015) Pemboran dilakukan untuk dapat menentukan
batas (outline) dari beberapa endapan dan juga kemenerusan dari endapan tersebut yang berfungsi untuk
perhitungan cadangan. Metode pemboran yang akan digunakan bergantung kepada akses permukaan. Pada daerah
yang tidak mengalami kendala akses pola pemboran yang digunakan adalah persegi panjang dengan bentuk teratur.
Lubang bor pertama digunakan untuk proyeksi dip dari anomali bawah permukaan atau interpretasi pusat anomali
geofisika (atau anomali geokimia) di bawah permukaan. Program berikutnya direncanakan setelah melihat hasil
dari sejumlah lubang bor pada daerah target. Spasi lubang bor didasarkan pada antisipasi ukuran target, atau
pengalaman sebelumnya terhadap endapan yang sejenis dan dari sejumlah kegiatan pemboran di lokasi tersebut.
Lokasi pemboran dan orientasi titik bor selanjutnya didasarkan pada sukses pemboran pada lubang pertama. Jika
pemboran pada lubang pertama tidak memberikan keyakinan geologi yang pasti maka daerah target lain harus
dicoba. Penentuan pola pemboran secara normal dilakukan dengan grid yang teratur pada suatu zona mineralisasi.
Hal ini akan memberikan data statistik yang baik dan penampang geologi dengan proyeksi minimum. Pagaran
sangat baik dibuat pada jarak 200–400 m dengan interval lubang antara 100–200 m sehingga memberikan ruang
untuk pengisian kembali. Letak lubang khusus sangat penting dan biasanya dibor dengan sudut siku-siku terhadap
arah kemiringan rata-rata. Sebagai contoh, pada Gambar 6.16 dapat dilihat beberapa tahapan pemboran
berdasarkan anamoli geokimia :