Anda di halaman 1dari 26

Mesin Bor

23 Feb
MESIN BOR
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam pemilihan mesin
bor yang digunakan, diantaranya meliputi:

Tipe/ model mesin bor

Diameter lubang

Sliding stroke

Berat mesin bor

Power unit

Kemampuan rotasi/ tumbuk per satuan waktu

Hoisting capacity (kapasitas)

Dimensi (panjang x lebar x tinggi)

Didalam pemboran ada beberapa jenis mesin bor diantaranya adalah sebagai berikut
a)

Mesin Bor Tumbuk

b)

Mesin Bor Putar

c)

Mesin Bor Putar Hidrolik

a)

Mesin Bor Tumbuk

Mesin bor tumbuk yang biasanya disebut cable tool atau spudder rig yang diopersikan dengan
cara mengangkat dan menjatuhkan alat bor berat secara berulang- berulang ke dalam lubang
bor.
Mata bor akan memecahkan batuan terkosolidasi menjadi kepingan kecil,atau akan
melepaskan butiran butiran pada lapisan.Kepingan atau hancuran tersebut merupakan
campuran lumpur dan fragmen batuan pada bagian dasar lubang, jika di dalam lubang tidak
dijumpai air, perlu ditambahkan air guna membentuk fragmen batuan (slurry).Pertambahan
volume slurry sejalan dengan kemajuan pemboran yang pada jumlah terentu akan
mengurangi daya tumbuk bor.
Bila kecepatan laju pemboran sudah menjadi sangat menjadi sangat lambat, slurry diangkat
ke permukaan dengan menggunakan timba (bailer) atau sand pump. Beberapa factor yang
mempengaruhi kecepatan laju pemboran (penetrasi) dalam pemboran tumbuk diantaranya
adalah:

Kekerasan lapisan batuan

Diameter kedalam lubang bor

Jenis mata bor

Kecepatan dan jarak tumbuk

Beban pada alat bor

Kapasitas mesin bor tunbuk sangat tergantung pada berat perangkat penumbuk yang
merupakan fungsi dari diameter mata bor, diameter dan panjang drill-stemnya. Adapun
beberapa kelebihan dan kekurangan mesin bor tumbuk jika dibandingkan denngan mesin bor
putar dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kelebihannya:
1. Ekonomis: -Harga lebih murah sehingga depresiasi lebih kecil
2. Biaya transportasi lebih murah
3. Biaya operasi dan pemeliharaannya lebih rendah
4. Penyiapan rig untuk pemboran lebih cepat
5. Menghasilkaaan contoh pemboraan yang lebih baik
6. Tanpa sistem sirkulasi.

7. Lebih mempermudah pengenalan lokasi akifer


8. Kemungkinan kontaminasi karena pemboran relative lebih kecil
Kekurangannya:
1. Kecepatan laju pemboran rendah
2. Sering terjadi sling putus
3. Tidak bisa mendapatkan core
4. Tidak memiliki saran pengontrol kestabilan lubang bor
5. Terbatasnyaa personil yang berpengalaman
6. Pada formasi yang mengalami swelling clay akan menghadapi banyak hambatan
b)

Mesin Bor Putar

Mesin bor putar merupakan jenis mesin bor yang mempuyai mekanisme yang paling
sederhana, untuk memecahkan batuan menjadi kepingan kecil, mata bor hanya mengandalkan
putaran mesin dan beban rangkaian stang bor. Jika pemboran dilakukan pada formasi batuan
yang cukup keras, maka rangkain stang bor dapat ditambah dengan stang pemberat. Kepingan
batuan yang hancur oleh gerusan mata bor akan terangkat ke permukaan karena dorongan
fluida. Contoh yang populer dari jenis ini adalah meja putar dan elektro motor.Pada jenis
meja putar, putaran vertical yang dihasilkan oleh mesin penggerak dirubah menjadi putaran
horizontal oleh sebuah meja bulat yang ada pada bagian bawahnya terdapat alur alur yang
berpola konsentris, sedangkan pada elektro motor, energi mekanik yang digunakan untuk
memutar rangkaian stang bor berasal dari generator listrik yang dihubungkan pada sebuah
elektro motor.
Komponen komponen utama dari mesin bor putar adalah:

Swivel

Kelly bar

Stabilizer

Mata bor

Stang bor

Stang pemberat
i.

Mesin Bor- Hidrolik

Pada mesin bor putar hidrolik, pembebanan pada mata bor terutama diatur oleh sistem
hidrolik yang terdapat pada unit mesin bor, disamping beban yang berasal dari berat stang bor
dan mata bor. Cara kerja dari jenis mesin bor ini adala mengombinasikan tekanan hidrolik,
stang bo dan putaran mata bor di atas formasi batuan.
Formasi batuan yang tergerus akan terbawa oleh fluida bor ke permukaan melalui rongga
anulus atau melalui rongga stang bor yang bergantung pada sistem sirkulasi fluida bor yang
digunakan.
Adapun contoh mesin bor putar hidrolik adalah:
a. Top Drive
Unit pemutar pada jenis Top Drive bergerak turun naik pada menara, tenaganya berasal dari
unit transmisi hidrolik yang digerakkan oleh pompa.
Penetrasinya dapat langsung sepanjang stang bor yang dipakai (umumnya sepanjang 3,6m 9
m), sehingga jenis mempuyai kinerja yang paling baik.
b. Spindle
Pada jenis ini pemutarannya bersifat statis, kemajuan pemboran sangat dipengaruhi oleh
panjang spindle (umumnya antara 60 m 100 m), dan tekanan hidrolik yang dibutuhkan.
Adapun spesifikasi mesin bor yang digunakan adalah:

Merk

Kapasitas

Berat

Kemampuan rotasi

Dimensi

Diameter lubang

Tipe/ model

Leave a comment
Posted by aphiin on February 23, 2013 in Peledakan, Pemboran

Tags: batuan, mesin bor, penetrasi, sand pump

Mata Bor
23 Feb
Mata bor merupakan salah satu komponen dalam pemboran yang digunakan khususnya
sebagai alat pembuat lubang (hole making tool). Gaya yang bekerja pada bit agar bit dapat
bekerja sesuai dengan yang diharapkan secara garis besar terbagi atas dua macam, yaitu gaya
dorong dan gaya putar.
Keekfetifan penetrasi yang dilakukan pada pemboran tergantung pada kedua gaya jenis ini.
Gaya dorong dapat dihasilkan melalui tumbukan yang dilakukan pada pemboran
tumbuk,pemuatan bit, tekanan dibawah permukaan. Gaya putar dapat dihasilakan pada
mekanisme pemboran putar dengan bantuan mesin putar mekanik yang dapat memutar bit
(setelah ditransmisikan oleh stang bor) dan dengan bantuan gaya dorong static mengabrasi
batuan yang ditembus. Gaya dorong yang bersifat static yang secara tidak langsung turut
menunjang gaya- gaya tersebut diatas misalnya berat dari stang bor dan berat rig.
Faktor- faktor yang harus diperhatiakan dalam pemilihan bit yaitu:
1. Ukuran dan bentuk mata bor
2. Ukuran gigi mata bor
3. Berat mata bor
4. Kekerasan matriks.

Adapun beberapa jenis mata bor diantaranya


a)

Mata Bor Rotasi

Mata Bor Pisau

Air Coring Bits

Roller Bits

b)

Mata Bor Tumbuk

Cross Bit

Button Bit

Chisel Bit

c)

Mata Bor Auger

Tipe Kelly

Tipe Auger

d)

Mata Bor pada Pengeboran Kabel

Mata Bor Tabung

Mata Bor Chisel

e)

Mata Bor Intan

Mata Bor Formasi Lunak

Surface Set Bits

Impregnated Bits

Unduh Selengkapnya disni


Leave a comment
Posted by aphiin on February 23, 2013 in Peledakan, Pemboran

Tags: chisel bit, cross bit, formasi, islam, penetrasi, religion

Drilling
07 Sep
Pemboran dapat dilakukan untuk bermacam-macam tujuan :
Penempatan bahan peledak; pemercontohan (merupakan metoda sampling utama dalam
eksplorasi); dalam tahap development : penirisan, test fondasi dan lain-lain; dan dalam tahap
eksplotasi untuk penempatan baut batuan & kabel batuan (dalam batubara pemboran lebih
banyak dibuat untuk pemasangan baut batuan bolting daripada untuk peledakan). Jika
dihubungkan dengan peledakan, penggunaan terbesar adalah sebagai pemboran produksi.
Komponen Operasi dari Sistem Pemboran

Ada 4 komponen fungsional utama. Fungsi ini dihubungkan dengan penggunaan energi oleh
sistem pemboran di dalam melawan batuan dengan cara sebagai berikut :

Mesin bor, sumber energi adalah penggerak utama, mengkonversikan energi dari
bentuk asal (fluida, elektrik, pnuematik, atau penggerak mesin combustion) ke energi
mekanik untuk mengfungsikan sistem.

Batang bor (rod) mengtransmisikan energi dari penggerak utama ke mata bor (bit).

Mata bor (bit) adalah pengguna energi didalam sistem, menyerang batuan secara
makanik untuk melakukan penetrasi.

Sirkulasi fluida untuk membersihkan lubang bor, mengontrol debu,mendinginkan bit


dan kadang-kadang mengstabilkan lubang bor.

Ketiga komponen pertama adalah komponen fisik yang mengontrol proses penetrasi,
sedangkan komponen keempat adalah mendukung penetrasi melalui pengangkatan cuttings.
Mekanisme penetrasi, dapat dikategorikan kedalam 2 golongan secara mekanik yaitu rotasi
dan tumbukan (percussion) atau selanjutnya kombinasi keduanya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi unjuk kerja pemboran :
1. Variabel operasi, mempengaruhi keempat komponen sistem pemboran (drill, rod, bit dan
fluid). Variabel dapat dikontrol pada umumnya dan mencakup dua kategori dari faktor-faktor
kekuatan pemboran :
a)
tenaga pemboran, energi semburan dan frekuensi, kecepatan putar, daya dorong dan
rancangan batang bor dan
b)
sifat-sifat fluida dan laju alirnya.
2. Faktor-faktor lubang bor, meliputi : ukuran, panjang, inklinasi lubang bor; tergantung pada
persyaratan dari luar, jad i merupakan variabel bebas. Lubang bor di tambang terbuka pada
umumnya 15 45 cm (6-18 inch). Sebagai perbandingan, untuk tambang bawah tanah 4-17,5
cm (1,5-7 in.).
3. Faktor-faktor batuan, faktor bebas yang terdiri dari : sifat-sifat batuan, kondisi geologi,
keadaan tegangan yang bekerja pada lubang bor yang sering disebut sebagai drillability
factors yang menentukan drilling strength dari batuan (kekuatan batuan untuk bertahan
terhadap penetrasi) dan membat asi unjuk kerja pemboran.
4. Faktor-faktor pelayanan, yang terdiri dari pekerja dan supervisi, ketersediaan tenaga,
tempat kerja, cuaca dan lain-lain, juga merupakan faktor bebas.
Parameter Performansi (Unjuk Kerja)
Untuk memilih dan mengevaluasi sistem pemboran yang optimal, ada 4 parameter yang harus
diukur at au dipe rkirakan,yaitu :
1. Energi proses dan konsumsi daya (power)
2. Laju penetrasi
3. Lama penggunaan bit (umur)
4. Biaya (biaya kepemilikan + biaya operasi)

Pemilihan Alat Bor


Pemilihan suatu alat produksi haruslah melalui suatu prosedur yang telah didefinisikan
dengan baik. Hal ini merupakan persoalan rancangan rekayasa yang sebenarnya (true
engineering design) yang memerlukan suatu pertimbangan harga. Langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut :
1. Mendeterminasi dan menentukan spesifikasi kondisi-kondisi dimana alat bor akan
digunakan, seperti faktor-faktor yang berhubungan dengan pekerjaan (pekerja, lokasi, cuaca
dan lain-lain) dengan konsiderasi keselamatan kerja.
2. Menetapkan tujuan untuk fase pemecahan batuan dari siklus operasi produksi kedalam
tonase, fragmentasi, throw, vibrasi dan lain-lain (mempertimbangkan batasan pemuatan dan
pengangkutan, stabilitas kemiringan lereng, kapasitas crusher, kuota produksi, geometri pit,
dll) .
3. Atas dasar pada persyaratan peledakan, merancang pola lubang bor (ukuran dan kedalaman
lubang ledak, kemiringan, burden dan spasi).
4. Menentukan faktor drillability untuk jenis batuan yang diantisipasi, mengindentifikasikan
metoda pemboran yang mendekati kelayakan .
5. Men-spesifikasikan variabel operasi untuk tiap sistem dibawah pengamatan, meliputi :
mesin bor, batang bor, mata bor dan sirkulasi fluida.
6. Memperhitungkan parameter unjuk kerja, termasuk ketersediaan alat, biaya dan
perbandingan. Mengamati sumber tenaga dan memilih spesifikasi. Item biaya yang besar
adalah mata bor, depresiasi alat bor, tenaga kerja, pemeliharaan, energi dan fluida. Umur bit
dan biaya merupakan hal yang kritis namun sulit untuk diproyeksikan.
7. Memilih sistem pemboran yang memuaskan semua persyaratan biaya keseluruhan yang
rendah dan memperhatikan keselamatan kerja.
Pemotongan (Cutting)
Jika pemotongan merupakan bagian integral dari siklus produksi, hal itu dilakukan dengan
mesin yang dirancang sesuai dengan karakteristik batuan/mineral yang diinginkan. Pada saat
ini, pemotongan (cutting) dilakukan pada dua aplikasi utama, yaitu :
1. Batubara dan mineral non-metal yang lebih lunak (tambang bawah tanah); jenisnya : Chain
cutting machine, shortwall (fixed bar) atau universal (movable-bar).
2. Batuan dimensi (tambang terbuka)
a. Channeling machine, percussion atau flame jet
b. Saw, wire, atau rotary
Tujuan dari kegiatan cutting adalah menghasilkan kerf yang dapat mengurangi atau menge
liminir peledakan. Aksi penetrasi dasar dalam pemotongan batuan atau batubara sama dengan
pemboran.
Penggalian Mekanik (Mechanical Excavating)
Aplikasi penggalian secara mekanis pada tambang terbuka a.l.:
1. Penggaru (Ripper) Tanah yang sangat kompak, batubara, atau batuan yang lunak
atau telah mengalami pelapukan.
2. Bucket Wheel Excavator (BWE) & cutting-head excavators
Tanah dan batubara.
3. Auger and highw all miners

Batubara
4. Mesin Gali Mangkuk mekanis (MGM Mechanical dredges)
Endapan aluvial/placer, koral dan tanah (di bawah air). Sebagai perbandingan, penggalian
secara mekanis pada tambang bawah tanah dilakukan sebagai berikut :
1. Continous miner dan longwall shearer Batubara atau batuan non-logam yang lunak
2. Boom-type miner (roadheader) dan Tunnel-boring, raise -boring, serta shaft-sinking
machine Batuan lunak sampai sedang-keras.

Sumber : http://dasuha.wordpress.com/education-file/
1 Comment
Posted by aphiin on September 7, 2012 in Pemboran

Tags: batuan, islam, kadang kadang, penetrasi, religion, sumber energi

Pengeboran Geoteknik
22 Jun

Site Preparation
1. Persiapan awal

Posisikan tenda/lokasi kerja di tempat yang aman dari potensi : 1) Kejatuhan ranting,
cabang atau pohon yang kering. 2) Tergenang air karena lokasi tenda/kerja lebih
rendah dari elevasi titik bor

Posisikan seng tempat menyimpan core sample diposisi yang benar sehingga sample
core split dengan mudah ditempatkan di atas seng (tidak perlu dibolak-balik dan akan
membuat bingung)

Pastikan memberi kayu pengaman disemua sisi seng (tempat core) agar tidak tergores
(safety). Begitu juga bila seng dipakai sebagai atap pelindung corebox, sebisa
mungkin semua tepi seng dibalut dengan lakban (isolasi).

Untuk tempat penyimpanan corebox, sebisa mungkin terhindar dari sorotan sinar
matahari langsung, terutama corebox yang belum penuh/difoto

Pastikan daerah kerja tidak pada daerah/posisi miring sehingga potensi untuk
slippery atau tergelincir/jatuh. Pengaturan air buangan harus diperhatikan, demikian
juga dengan air dari aktivitas bor agar tidak menggenangi areal kerja/jalan kendaraan.

2. Selama Drilling

(Keep in your mind), ingat satu perjanjian yang mutlak bahwa dimana dan kapanpun,
posisi Bottom dari sample/core selalu disebelah kanan Anda.

Menentukan recovery dan RQD

Ingat bahwa panjang total setiap line corebox = 105 cm, jadi bilan Anda dapat sample
core utuh/tidak pecah, panjang >1 meter, maka kita harus potong sample core hanya
sepanjang 1 meter dan tidak perlu diisi sampai line corebox penuh, karena itu berarti
panjang 1 line core akan menjadi 1,05 meter atau 105 cm.

Untuk menentukan kedalaman sample core, harus diperhatikan jarak terdekat sample
terhadap tepi corebox bila posisi sample sudah di dalam corebox

Sampling :

1. Pastikan bottom sample dikanan Anda


2. Sewaktu memotong sample agar berhati-hati. Cari landasan tempat potong bagian
yang agak keras agar sewaktu memotong sample tidak melengkung sehingga mudah
patah
3. Foto sample dengan lebih dulu menyiapkan form foto. Sewaktu mem-foto sample
core atau corebox, hindari ada bayangan atau dalam kondisi sebagian kena cahaya dan
sebagian lagi gelap
4. Bungkus sample dengan plastik, beri tanda panah arah bottom lalu bungkus, lalu
bungkus lagi dengan aluminium foil dan juga diberi tanda panah arah bottom, setelah
itu dikuatkan dengan lakban (isolasi). Terakhir dimasukkan ke paralon lalu dilakban
dan bila panjang paralon kelebihan agar dipotong dulu sesuai panjang sample. Kadang
sample lebih panjang dari paralon yang ada, kalau begini maka pastikan selalu
membalut dengan koran/kertas bekas di kedua ujung sample, lalu diikat dengan
lakban, beri label sample dengan depht sample dan No borehole, sebisa mungkin
dibuat label dikedua sisi sample agar bila salah satu terhapus/rusak, kita masih punya
satu label dibagian sebelahnya
5. Jangan dilupa, sample dibawa setiap hari ke camp dan simpan dekat kamar
6. Corebox yang telah difoto, supaya dijadwalkan untuk dibawa pulang ke camp
Sumber :http://arfa-manaf.blogspot.com/search?updated-max=2011-12-20T09:10:0008:00&max-results=7
Leave a comment
Posted by aphiin on June 22, 2012 in Pemboran

Tags: core sample, islam, isolasi, religion, rqd, sinar matahari

K3 Pemboran
05 Apr
Keselamatan Kerja Pemboran
Pasal 228
Tata-cara
1) Kepala Teknik Tambang atau petugas yang bertanggung jawab untuk setiap pekerjaan
pemboran harus membuat tata-cara kerja sesuai jenis alat bor yang dipakai.
2) Pengawas Operasional dan Pengawas Teknis harus memastikan bahwa pekerjaan
pemboran dilakukan berdasarkan tata-cara kerja yang ditetapkan.
Pasal 229
Persiapan Lokasi dan Pemancangan Instalasi Bor
1) Lokasi pemboran harus ditempatkan pada jarak yang cukup aman dari hantaran kabel
listrik udara, kabel tanah atau saluran pipa.
2) Lokasi pemboran harus diamankan dari masuknya orang dan hanya orang yang diberi
izin yang diperbolehkan masuk ke dalam daerah tersebut dan harus tersedia jalan keluar
darurat.
3) Pada lokasi pemboran harus disediakan sarana tempat mencuci, mengganti dan
menyimpan pakaian serta barang pribadi, kecuali pada lokasi yang berdekatan tersedia sarana
tersebut.
4) Apabila peralatan bor akan dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lainnya maka pipa bor,
perkakas dan peralatan lainnya harus diamankan dan tiang bor harus ditempatkan pada posisi
yang aman. Sewaktu memindahkan alat bor ke tempat yang baru, juru bor harus dibantu oleh
pembantu juru bor.
5) Dilarang melakkan pekerjaan lain dibawah atau berdekatan dengan derek bor yang
sedang dipancangkan atau dibongkar, atau pada saat tiang bor dinaikan-diturunkan.
6) Menaikan atau menurunkan tiang bor harus dilaksanakan pada kondisi atau cahaya yang
cukup terang.
7) Tindakan pengaman harus dilakukan untuk menjaga derek bor atau tiang bor dari
kerusakan yang diakibatkan oleh tiupan angin kencang sewaktu memancang, membongkar
atau menaikan.
8) Dalam hal menaikan atau menurunkan derek bor atau tiang bor portable, petunjuk dari
pabrik pembuatnya harus benar-benar diikuti. Dilarang menggunakan derek bor atau tiang
bor dengan beban yang melebihi batas beban maksimum.
9) Lampu penerangan harus diatur dengan baik, tempat kerja pemboran dan rak tempat pipa
cukup terang atau tidak menyilaukan mata juru bor. Bila perlu, lampu peringatan untuk
lalulintas udara harus dipasang pada puncak derek bor atau tiang bor dan harus mematuhi
peraturan lalulintas udara. Lampu penerangan harus dilengkapi dengan dudukan atau
pelindung lampu.
10) Instalasi bor harus dioperasikan pada permukaan yang datar dan jika bekerja pada suatu
teras, harus diatur pada jarak yang aman sekurang-kurangnya 3 meter dari ujung teras. Ketika
sedang beroperasi instalasi bor harus diatur agar poros longitudinalnya tegak lurus dengan
ujung teras.
Pasal 230
Penetapan Daerah Berbahaya

1) Dalam hal pemboran menembus lapisan atau endapan yang mengeluarkan gas atau zat
cair bertekanan yang beracun atau mudah terbakar, Kepala Teknik Tambang atau petugas
yang bertanggung jawab untuk pekerjaan tersebut harus segera menghentikan pemboran dan
menetapkan daerah tersebut sebagai daerah berbahaya.
2) Kepala Teknik Tambang harus menetapkan pedoman tentang tindakan pencegahan yang
harus dilakukan pada daerah berbahaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
3) Pedoman sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) termasuk larangan merokok atau
menggunakan api terbuka, larangan penggunaan mesin motor bakar, standar konstruksi atau
penggunaan alat listrik, cara penyumbatan lubang bor dalam keadaan darurat, dan
mencantumkan jumlah dan jenis alat bantu pernafasan serta alat pelindung diri yang harus
tersedia dilokasi pemboran.
Pasal 231
Pemboran Eksplorasi
1) Untuk daerah pemboran eksplorasi harus tersedia peta situasi yang selalu diperbaharui
sekurang-kurangnya 1:2500, dilengkapi dengan garis bujur astronomis, termasuk keadaan
daerah dalam radius 500 meter dari setiap lubang bor atau sampai batas kuasa pertambangan
apabila batas kuasa pertambangan kurang dari 500 meter.
2) Peta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus menggambarkan:
a. seluruh bangunan, pabrik, dan jalur pipa:
b. lokasi semua lubang bor dengan nomor yang berurut baik yang sudah selesai atau masih
dilaksanakan dan
c. semua jalan, sungai, dan mata air.
3) Penampang setiap lubang bor harus digambar dengan skala 1:1000 untuk kedalamannya
dan 1:20 untuk lebarnya selalu diperbaharui datanya sekurang-kurangnya 1 bulan sekali atau
segera setelah selesai dikerjakan.
4) Gambar penampang sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) harus menunjukkan:
a. lapisan-lapisan tanah;
b. kandungan bahan galian;
c. batas kandungan air;
d. jenis pelindung lubang bor dan
e. alat penyumbat aliran.
5) Pada pemboran harus ada buku kerja yang selalu diisi mengenai:
a. Tata cara pengeboran;
b. Keadaan lapisan batuan;
c. Formasi batuan yang telah di bor;
d. Kedalaman yang dicapai dan letak dari setiap endapan;
e. Kemajuan per hari;
f. Ukuran lubang dan pipa bor yang digunakan;
g. Cara menyumbat aliran air dan
h. Hasil dari uji percobaan dan alat penutup lapisan air.
6) Apabila adanya air artesis mengakibatkan berubahnya peta situasi, peta penampang, buku
kerja pemboran, dan endapan bahan galian tertentu, kopi perubahan tersebut harus segera
dikirimkan kepada Kepala Inspeksi Tambang.
7) Semua lubang bor yang tidak diperlukan lagi harus ditimbun kembali dengan material
padat.
Pasal 232
Pencegahan Umum
1) Sebelum memulai kegiatan pemboran, lokasi-lokasi pemboran harus diperiksa untuk
menjamin keamanan pada pekerja pemboran.

2) Alat pemadam api portabel dari jenis ukuran yang sesuai harus tersedia dalam jumlah
cukup dan dalam keadaan siap pakai serta terawat dengan baik.
3) Topi dan sepatu alat pengaman serta alat pelindung diri lainnya harus dipakai oleh para
pekerja pada atau di sekitar alat pemboran.
4) Sebelum memulai pekerjaan pada setiap permulaan gilir kerja, pekerja tambang harus
memeriksa dan memastikan bahwa peralatan dalam keadaan aman untuk digunakan. Kondisi
tidak aman dan tindakan penanggulangan yang dilakukan harus dicatat didalam buku
pemboran.
5) Dilarang menjalankan dan memindahkan instalasi bor, kecuali semua pekerja telah
berada di tempat yang aman.
6) Bagian yang bergerak yang dapat menyebabkan kecelakaan atau cidera harus diberi
pengamanan. Pengaman rantai penggerak harus cukup kuat menahan benturan rantai yang
putus.
7) Tangga, jalan bertangga, pegangan tangga, pagar pengaman pada lantai, dan pada
instalasi bor harus dirawat dalam keadaan baik. Dilarang menempatkan , menyimpan atau
meletakan barang di tangga, jalan bertangga, maupun lantai kerja.
8) Operator dilarang meninggalkan alat bor yang sedang beroperasi.
9) Pekerja pemboran dan orang lain harus berada pada jarak yang aman dari pipa bor yang
sedang bergerak. Dilarang melintasi pipa bor yang sedang bergerak.
10) Pekerja pemboran dilarang memegang batang bor atau meletakan tangan mereka diatas
alat penjepit (chuck) sewaktu pemboran sedang dilakukan.
11) Pada waktu listrik mati, alat pengendali bor harus dinetralkan sampai listrik hidup
kembali.
12) Lubang bor yang sedang tidak dipergunakan harus ditutup atau dipagari.
13) Dilarang melakukan pemboran dengan sistem pembilasan lumpur (mud flush)kecuali
apabila dilengkapi dengan alat untuk memberikan peringatan apabila terjadi kehilangan
lumpur.
Pasal 233
Pengamanan Pada Instalasi Pemboran
1) Derek bor atau tiang bor harus diperiksa sebelum dipancangkan atau dipasang. Perkakas
dan barang kecil lainnya yang diperlukan pada waktu pemancangan harus diikat atau dijaga
jangan sampai terjatuh. Perkakas yang berat dan peralatan tidak boleh diangkat dengan
tangan dan harus tersedia alat untuk mengangkat dan menurunkan ke lantai kerja.
2) Sistem isyarat dengan tangan yang sudah dikenal, harus digunakan pada waktu
pengangkatan atau penderekan dan dilakukan oleh orang yang telah ditunjuk atau ditentukan
untuk memberikan isyarat. Dalam keadaan bagaimanapun dilarang menggunakan alat
pengangkat atau derek angkat untuk menaikan atau menurunkan pekerja.
3) Juru derek harus memakai sabuk pengaman setiap mengangkat dan memasang pipa. Tali
sabuk pengaman harus diikatkan kuat ke tiang derek bor 3 meter diatas lantai kerja dan
terhindar dari terbelit pada roda gigi yang sedang berputar.
4) Apabila digunakan bangunan tambahan di sekeliling lantai instalasi bor harus dipasang
pagar pengaman dengan tinggi sekurang-kurangnya 90 sentimeter dan bingkai lantai 15
sentimeter. Jalan, jalan bertangga dan lantai harus mempunyai permukaan anti slip.
5) Dilarang mempekerjakan orang yang gugup di tempat yang tinggi pada alat pemboran.
Pekerja tambang yang bekerja di tempat yang tinggi pada alat pemboran harus memakai
sabuk pengaman dan tali penyelamat, juga dilengkapi dengan tali untuk mengikat perkakas.
6) Daerah kerja instalasi bor dan lantai mesin penggerak bor (draw works) harus
mempunyai sekurang-kurangnya dua jalan keluar yang ditempatkan berseberangan dan bebas
rintangan.
7) Tali penyelamat pada setiap lantai kerja yang berbahaya di derek bor harus dirawat.

8) Motor listrik yang digunakan menggerakan mesin penggerak harus mempunyai alat
khusus sebagai tambahan pada alat pengendali motor yang dapat digunakan sebagai alat
untuk menghentikan motor dalam keadaan darurat. Motor listrik dan peralatan lainnya yang
digerakan dengan tenaga listrik harus dihubungkan dengan tanah atau dibumikan.
9) Juru derek dilarang berada diatas derek-bor dan semua pekerja harus berada jauh dari
lantai instalasi bor pada waktu mengatasi stang bor atau pipa penahan yang terjepit. Pada saat
memasukan atau menarik stang bor dari lubang bor, para pekerja harus berada pada tempat
yang aman.
10)Peti atau rak harus disediakan untuk menyimpan mata bor dan perkakas lainnya.
11)Blok katrol yang digantungkan pada derek bor dan tiang bor portabel, harus dilengkapi
dengan pengaman yang dapat mencegah kabel penarik terlepas dari alur katrol.
Pasal 234
Bor Bangka
1) Selama memperbesar dan mendalamkan lubang bor, pipa penahan harus tetap pada
posisi tegak.
2) Dilarang lebih dari dua orang berdiri diatas lantai kerja pada waktu memulai pembuatan
lubang bor dan dilarang lebih dari empat orang berdiri pada lantai sesudah pipa penahan
terpampang kuat.
3) Sekeliling tepi lantai kerja putar harus dilengkapi dengan bingkai setinggi 15 sentimeter.
4) Semua perkakas tidak boleh diletakan bebas diatas lantai kerja putar.
5) Pada mesin bor putar, pemasangan dan pembongkaran instalasi bor serta pembersihan
mulut lubang bor dilakukan secara manual, maka bor harus diamankan dan diputuskan
hubungannya dengan sumber arus listrik atau motor penggerak.
Pasal 235
Peringatan dan Tanda Lain
Tanda peringatan atau larangan untuk orang yang tidak berhak, lampu terbuka, merokok dan
bahaya lainnya harus dipasang pada tempat yang mudah dilihat serta tanda yang
menunjukkan letak alat pemadam api dan kotak P3K.
Pasal 236
Bor Tangan
Sebelum bor tangan angin dipindahkan dari suatu daerah kerja ke daerah kerja lainnya,
kompresor harus dimatikan dan selangnya harus dilepaskan.
Pasal 237
Instalasi Bor Terapung
1) Geladak kerja pada lantai kerja terapung sekurang-kurangnya 50 sentimeter di atas
permukaan air pada waktu pasang naik dan harus dilengkapi dengan pagar pengaman,
bingkai lantai, dan alat pengaman lainnya. Lantai kerja terapung harus dibuat kedap air dan
harus diperiksa sekurang-kurangnya sekali dalam seminggu.
2) Setiap sudut geladak kerja, harus diikatkan ke jangkar yang memadai beratnya. Kawat
jangkar harus direntangkan dengan kencang yang panjangnya lima kali dalamnya air. Letak
jangkar didasar air, harus diberi tanda.
3) Setiap instalasi bor terapung harus dilengkapi dengan :
a. baju pelampung dengan jumlah sekurang-kurangnya 110 persen dari jumlah pekerja
tambang terbanyak yang berada di geladak dan disimpan pada tempat yang mudah dilihat dan
dijangkau;
b. pengait tanpa mata dengan tangkai yang panjangnya tidak kurang dari 5 meter dan
dengan tali yang masing-masing panjangnya tidak kurang dari 25 meter dalam jumlah yang
cukup dan
c. pelampung bulat dengan panjang tali 25 meter sekurang-kurangnya 3 buah.

4) Selama gilir kerja, harus tersedia perahu penolong dengan kapasitas sekurang-kurangnya
150 persen dari jumlah pekerja tambang dalam gilir kerja tersebut.
5) Apabila diduga atau diperkirakan akan terjadi gelombang besar, instalasi bor terapung
harus dipindahkan pada jarak sekurang-kurangnya 40 meter dari lokasi bor semula dan
dijangkarkan. Semua pekerja harus segera meninggalkan instalasi bor tersebut.
6) Sistem komunikasi radio dua arah harus tersedia antara instalasi bor terapung dengan
stasiun di darat.
Pasal 238
Kapal Bor
1) Setiap kapal dan kapal bantu yang digunakan untuk pekerjaan pemboran harus tunduk
kepada peraturan pelayaran yang berlaku.
2) Derek bor atau tiang bor pada kapal bor harus dilengkapi dengan :
a. bendera perusahaan dan tanda peringatan yang sesuai dan jelas terlihat pada waktu siang;
b. lampu merah pada puncak kapal dan jelas terlihat dari jarak sekurang-kurangnya dua mil
laut dan
c. satu atau lebih lampu biasa yang dipasang antara ketinggian 6 meter dan 30 meter di atas
permukaan laut dan jelas terlihat dari jarak sekurang-kurangnya 5 mil laut pada waktu gelap.
3) Lampu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf c, harus dirancang untuk dapat
mengirimkan Kode Morse (..___ ) huruf U serentak dan terus menerus selama 15 detik.
4) Setiap kapal bor harus dilengkapi dengan pembangkit tenaga listrik cadangan.
5) Setiap kapal bor, harus dilengkapi dengan alat keselamatan kerja yang cukup untuk
memadamkan kebakaran, penyelamatan di laut dan untuk pekerjaan pemboran.
Leave a comment
Posted by aphiin on April 5, 2012 in Pemboran

Tags: cara kerja, hantaran, juru, kabel listrik, pekerjaan, tiang

Pemboran dan Peledakan


05 Apr
A. Pemboran
Pemboran dilaksanakan untuk membuat lubang ledak yang kemudian diisi oleh bahan
peledak. Metode pemboran yang digunakan berupa pemboran lubang vertical dan horizontal.
Peralatan Pemboran
Dalam melakukan pemboran diperlukan alat bor dan compressor sebagai alat penggerak,
dalam proses pemboran alat-alat bor biasa dibagi menjadi dua.
1.
Digunakan dengan tenaga manusia (manual driven)

Bor Tumbuk

Bor Aguer


2.

Bor Bangka
Digunakan dengan tenaga mesin (machine driven)

Bor Tumbuk (percussive)

Bor Putar (rotaries)

Bor Tumbuk Putar (rotaries percussive)

Sedangkan compressor, adalah alat untuk menekankan udara besar sehingga menghasilkan
udara bertekanan tinggi, fungsinya untuk menggerakkan alat bor (CRD) dan membersihkan
material-material kecil yang terdapat dalam lubang bor.
Pola Pemboran
Pola pemboran adalah suatu pola/ rangakaian yang digunakan dalam membuat lubang bor
dan penentuan pola pemboran yang dipengaruhi oleh kekerasan dan keadaan daerah tambang
yang akan dibongkar, pola pemboran antara lain.
B. Peledakan
Peledakan merupakan proses untuk melepaskan batuan atau mineral yang pada umumnya
mempunyai kekerasan yang sedang sampai dengan massif, selain itu kegiatan peledakan
dilakukan untuk membongkar batuan dari batuan induknya sesuai dengan ukuran yang
diinginkan alat peremuk batuan, yaitu kurang dari 50cm.
Adapun tujuan utama dari suatu operasi peledakan yaitu, untuk mendapatkan suatu tingkatan
fragmentasi tertentu di samping pemindahan batuan berhasil atau tidaknya suatu peledakan
dapat dilihat dari hasil produk dan ditinjau dari segi jumlah fragmentasi dan aman tanpa
menimbulkan suatu yang tidak diinginkan atau bisa disebut kecelakaan.Peledakan yang
digunakan di perusahaan, disesuaikan dengan kekerasan batuan dan besar batuan.
Sifat Bahan Peledakan
Jenis bahan peledak sifatnya bervariasi tergantung dari pabrik yang membuatnya, diantaranya
yaitu:

Strength (kekuatan). Strength adalah ukuran yang dipergunakan untuk mengukur


energi yang terkandung di dalamnya dan kerja yang dilakukan oleh bahan peledak.

Density, Berat per satuan volume

Sensitivity, adalah mudah atau tidaknya suatu reaksi peledakan dari bahan peledak

Velocity of detonation. Kecepatan perambatan peledakan, kecepatan ini bisa diukur


dengan micro timer

Fumes Characteristic, adalah sifat yang menggambarkan banyak sedikitnya gas


beracun yang terjadi setelah peledakan.

Chemical Stability, adalah ukuran bahan peledak dalam penyimpanan/handling

Peralatan Peledakan

Blasting Machine, Blasting machine mempunyai fungsi sebagai sumber nyala arus
lisrik.

Kabel listrik. Kabel listrik mempunyai peranan sebagai penghantar listrik.

Primer (power gell), Primer merupakan penyalaan utama atau peledakan utama.

Detonator, Detonator berperan sebagai peledak awal. Jenis-jenis detonator,


yaitu: Detonator biasa, Detonator listrik, dan Detonator khusus

Geometri Peledakan
Geometri peledakan merupakan kemponen-komponen dalam peran lapangan untuk
melakukan peledakan, sehingga proses peledakan berjalan lancar. Untuk mendapatkan hasil
peledakan yang baik diperlukan suatu perencanaan terhadap besaran geometri.
Adapun unsur-unsur geometri peledakan, yaitu:

B (Burden) yaitu jarak lubang ledak kebidangan bebas dan jarak tegak lurus dari
lubang isian bahan peledak dengan bidang bebas.

S (Spacing) yaitu jarak antara penutup lubang bor yang dirangkai dalam baris.

T (Stemming) yaitu tanah penutup lubang ledak dari material penampet cutting hasil
pemboran.

L (Tinggi Jenjang) yaitu jarak lubang ke lantai jenjang.

H (Kedalaman Lubang) yaitu penjumlahan dari stemming ditambah panjang isian.

PC (panjang isian) yaitu kedalaman lubang dikurangi panjang isian.

J (Subdrilling) yaitu kelebihan panjang lubang ledak.

Bahan Peledak
Bahan peledak yang digunakan ANFO (Amonium Nitrate Fuel Oil), dengan perbandingan
AN 94,5 kg dan FO 5,5 liter, mempunyai density 0,9 gr 1 cc, produksi Cikampek Indonesia.
Untuk menguatkan ledakan, digunakan Power Gell yang mempunyai density 1,44 gr/cc,
produksi Australia.
Bahan peledak juga merupakan bahan yang penting dalam pemecahan batuan, khususnya
dalam perusahaan-perusahaan pertambangan. Ledakan ditimbulkan karena adanya loncatan
bunga api kawat listrik yang dibungkus dengan pelastik agar terlindung dari air.
Bahan Peledak yang Diizinkan
Pengawasan dari pemerintah itu penting demi keamanan dan keselamatan. Biro
pertambangan AS yang bernama USBM (United State Burreau Of Mines) telah menetapkan
syarat-syarat/ bahan peledak yang berhak dipakai, yaitu:
a.
Bahan peledak yang tidak menghasilkan gas beracun
b.
Temperature ledakan rendah
c.
Api ledak pendek.

Proses Pengisian Bahan Peledak

Lubang tembak yang telah dibuat dengan kedalaman 6 m dipersiapkan untuk


pengisian bahan peledak.

Setelah lubang tembak selesai, kita masukan ANFO, Primer (detonator + power gell)

Sisa lubang yang belum terisi bahan peledak, diisi dan dipadatkan oleh materialmaterial hasil pemboran sebagai pemampat (stemming).

Antara lubang bor yang sejajar dipasang connecting wire yang panjang, sedangkan antara
baris dipasang delay sebagai penunda waktu ledak
Leave a comment
Posted by aphiin on April 5, 2012 in Peledakan, Pemboran

Tags: batuan, dari hasil, kecelakaan, kekerasan, lubang, sifat bahan

Drilling / Pengeboran
29 Mar
Drilling / Pemboran
Pemboran dapat dilakukan untuk bermacam-macam tujuan :
Penempatan bahan peledak; pemercontohan (merupakan metoda sampling utama dalam
eksplorasi); dalam tahap development : penirisan, test fondasi dan lain-lain; dan dalam tahap
eksplotasi untuk penempatan baut batuan & kabel batuan (dalam batubara pemboran lebih
banyak dibuat untuk pemasangan baut batuan bolting daripada untuk peledakan). Jika
dihubungkan dengan peledakan, penggunaan terbesar adalah sebagai pemboran produksi.
Komponen Operasi dari Sistem Pemboran
Ada 4 komponen fungsional utama. Fungsi ini dihubungkan dengan penggunaan energi oleh
sistem pemboran di dalam melawan batuan dengan cara sebagai berikut :

Mesin bor, sumber energi adalah penggerak utama, mengkonversikan energi dari
bentuk asal (fluida, elektrik, pnuematik, atau penggerak mesin combustion) ke energi
mekanik untuk mengfungsikan sistem.

Batang bor (rod) mengtransmisikan energi dari penggerak utama ke mata bor (bit).

Mata bor (bit) adalah pengguna energi didalam sistem, menyerang batuan secara
makanik untuk melakukan penetrasi.

Sirkulasi fluida untuk membersihkan lubang bor, mengontrol debu,mendinginkan bit


dan kadang-kadang mengstabilkan lubang bor.

Ketiga komponen pertama adalah komponen fisik yang mengontrol proses penetrasi,
sedangkan komponen keempat adalah mendukung penetrasi melalui pengangkatan cuttings.
Mekanisme penetrasi, dapat dikategorikan kedalam 2 golongan secara mekanik yaitu rotasi
dan tumbukan (percussion) atau selanjutnya kombinasi keduanya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi unjuk kerja pemboran :
1. Variabel operasi, mempengaruhi keempat komponen sistem pemboran (drill, rod, bit
dan fluid). Variabel dapat dikontrol pada umumnya dan mencakup dua kategori dari
faktor-faktor kekuatan pemboran :
1. tenaga pemboran, energi semburan dan frekuensi, kecepatan putar, daya dorong dan
rancangan batang bor dan
2. sifat-sifat fluida dan laju alirnya.

1. Faktor-faktor lubang bor, meliputi : ukuran, panjang, inklinasi lubang bor; tergantung
pada persyaratan dari luar, jad i merupakan variabel bebas. Lubang bor di tambang
terbuka pada umumnya 15 45 cm (6-18 inch). Sebagai perbandingan, untuk
tambang bawah tanah 4-17,5 cm (1,5-7 in.).
1. Faktor-faktor batuan, faktor bebas yang terdiri dari : sifat-sifat batuan, kondisi
geologi, keadaan tegangan yang bekerja pada lubang bor yang sering disebut sebagai
drillability factors yang menentukan drilling strength dari batuan (kekuatan batuan
untuk bertahan terhadap penetrasi) dan membat asi unjuk kerja pemboran.
1. 4. Faktor-faktor pelayanan, yang terdiri dari pekerja dan supervisi, ketersediaan
tenaga, tempat kerja, cuaca dan lain-lain, juga merupakan faktor bebas.
Parameter Performansi (Unjuk Kerja)
Untuk memilih dan mengevaluasi sistem pemboran yang optimal, ada 4 parameter yang harus
diukur at au dipe rkirakan,yaitu :
1. Energi proses dan konsumsi daya (power)
2. Laju penetrasi
3. Lama penggunaan bit (umur)
4. Biaya (biaya kepemilikan + biaya operasi)
Pemilihan Alat Bor
Pemilihan suatu alat produksi haruslah melalui suatu prosedur yang telah didefinisikan
dengan baik. Hal ini merupakan persoalan rancangan rekayasa yang sebenarnya (true

engineering design) yang memerlukan suatu pertimbangan harga. Langkah-langkahnya


adalah sebagai berikut :
1. Mendeterminasi dan menentukan spesifikasi kondisi-kondisi dimana alat bor akan
digunakan, seperti faktor-faktor yang berhubungan dengan pekerjaan (pekerja, lokasi,
cuaca dan lain-lain) dengan konsiderasi keselamatan kerja
2. Menetapkan tujuan untuk fase pemecahan batuan dari siklus operasi produksi
kedalam tonase, fragmentasi, throw, vibrasi dan lain-lain (mempertimbangkan batasan
pemuatan dan pengangkutan, stabilitas kemiringan lereng, kapasitas crusher, kuota
produksi, geometri pit, dll) .
3. Atas dasar pada persyaratan peledakan, merancang pola lubang bor (ukuran dan
kedalaman lubang ledak, kemiringan, burden dan spasi).
4. Menentukan faktor drillability untuk jenis batuan yang diantisipasi,
mengindentifikasikan metoda pemboran yang mendekati kelayakan .
5. Men-spesifikasikan variabel operasi untuk tiap sistem dibawah pengamatan, meliputi :
mesin bor, batang bor, mata bor dan sirkulasi fluida.
6. Memperhitungkan parameter unjuk kerja, termasuk ketersediaan alat, biaya dan
perbandingan. Mengamati sumber tenaga dan memilih spesifikasi. Item biaya yang
besar adalah mata bor, depresiasi alat bor, tenaga kerja, pemeliharaan, energi dan
fluida. Umur bit dan biaya merupakan hal yang kritis namun sulit untuk
diproyeksikan.
7. Memilih sistem pemboran yang memuaskan semua persyaratan biaya keseluruhan
yang rendah dan memperhatikan keselamatan kerja.
Pemotongan (Cutting)
Jika pemotongan merupakan bagian integral dari siklus produksi, hal itu dilakukan dengan
mesin yang dirancang sesuai dengan karakteristik batuan/mineral yang diinginkan. Pada saat
ini, pemotongan (cutting) dilakukan pada dua aplikasi utama, yaitu :
1.
2.

i.
Batubara dan mineral non-metal yang lebih lunak (tambang bawah tanah);
jenisnya : Chain cutting machine, shortwall (fixed bar) atau universal (movable-bar).
ii.

Batuan dimensi (tambang terbuka)

1. Channeling machine, percussion atau flame jet


2. Saw, wire, atau rotary
Tujuan dari kegiatan cutting adalah menghasilkan kerf yang dapat mengurangi atau menge
liminir peledakan. Aksi penetrasi dasar dalam pemotongan batuan atau batubara sama dengan
pemboran.
Penggalian Mekanik (Mechanical Excavating)

Aplikasi penggalian secara mekanis pada tambang terbuka a.l.:

a) Penggaru (Ripper) Tanah yang sangat kompak, batubara, atau batuan yang lunak atau
telah mengalami pelapukan.
b) Bucket Wheel Excavator (BWE) & cutting-head excavators Tanah dan batubara.
c) Auger and highw all miners Batubara
d) Mesin Gali Mangkuk mekanis (MGM Mechanical dredges)
Endapan aluvial/placer, koral dan tanah (di bawah air). Sebagai perbandingan, penggalian
secara mekanis pada tambang bawah tanah dilakukan sebagai berikut :
1. Continous miner dan longwall shearer Batubara atau batuan non-logam yang lunak
2. Boom-type miner (roadheader) dan Tunnel-boring, raise -boring, serta shaft-sinking
machine Batuan lunak sampai sedang-keras.
PEMUATAN DAN PENGGALIAN
Penanganan Material (Material Handling)
Semua satuan operasi yang terlihat dalam penggalian atau pemindahan tanah/batuan selama
penambangan disebut penanganan material (material handling). Pada siklus operasi, dua
operasi utama adalah pemuatan dan transportasi, dan jika transportasi vertikal diperlukan,
kerekan (hoisting) akan menjadi operasi opsi ketiga. Penanganan material pada tambang
mekanisasi modern berpusat pada peralatan. Skala peralatan pada tambang terbuka semakin
bertambah besar. Batas atas ukuran truk meningkat menjadi 300 ton, 170 m3 untuk drag line ,
140 m3 untuk shovel dan 8400 m3 untuk bucket wheel excavator.
Pemilihan Alat

Secara garis besar, ada empat faktor yang pemilihan alat ekskavasi (P fileider, 1973 a,
Martinetal, 1982 dalam Hartman, 1987), yaitu :
1. Faktor performansi (unjuk kerja)
Faktor ini berhubungan langsung dengan produktifitas mesin, dan meliputi : kecepatan putar,
tenaga yang tersedia, jarak penggalian, kapasitas bucket, kecepatan tempuh, dan reliabilitas.
1. Faktor desain
Mencakup kecakapan pekerja, teknologi yang digunakan, jenis pengawasan dan tenaga
(power) yang tersedia.
1. Faktor penunjang (Support)

2. Faktor biaya

1. Pengangkutan
Material dalam jumlah besar dalam industri pertambangan ditransport dengan haulage
(pemindahan ke arah horizontal) dan hoisting (pemindahan vertikal).
Leave a comment
Posted by aphiin on March 29, 2012 in Pemboran

Tags: batuan, energi mekanik, kadang kadang, mesin bor, sumber energi

MyNiceProfile.com

Search

Aphiin.Menu
o Al-Kisah (8)
o Analisis Batubara (4)
o Analisis Lereng (1)
o Artikel (16)
o Bacaan Menakjubkan (Miracle Reading) (5)

o Bahan Galian Industri (4)


o Batu Bara (13)
o Batuan (5)
o Da'wah (1)
o Dunia Kerja (4)
o Dunia Pertambagan (12)
o Ekonomi Teknik (2)
o Eksplorasi (8)
o Geology (7)
o Ilmu Pertambangan (13)
o Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (2)
o Info (4)
o Isipol (1)
o K3 dan Lingkungan Tambang (6)
o Kecerdasan (2)
o Kesehatan (39)
o Kimia (11)
o Kristalografi dan Mineralogi (22)
o Kunci Kesuksesan (3)
o Mekanika Batuan (6)
o Mekanika Tanah (14)
o Mine Planning (7)
o Peledakan (17)
o Pemboran (9)

o Pencucian Batu Bara (3)


o Pengolahan Bahan Galian (9)
o Perpetaan (1)
o Reklamasi Tambanag (2)
o Rumus Pacaran (23)
o Sekilas (1)
o SOP Pengambilan Sampel (4)
o Stabilitas Lereng (1)
o Tambang Bawah Tanah (9)
o Tambang Terbuka (Open Pit Mining) (8)
o Teknik Terowongan (11)
o Tips (11)
o Trik (8)
o Uncategorized (7)
o UU Pertambangan (1)
o Ventilasi Tambang (2)

Time To Death

M
Apr
1
8
15
22
29

Who Am I

T
2
9
16
23
30

W
3
10
17
24

September 2014
T
4
11
18
25

5
12
19
26

S
6
13
20
27

S
7
14
21
28

Blog Stats
o 189,753 hits

My Twitter @aphin_17
o Apa komrntator indonesia ni. Koment kiq permainan pendek.pendek
panjang.panjang bung^__^ 1 day ago
o We won it five times!!!^__^ 1 day ago
o Selfie w/ korwil @BIGREDS_SMRD #narses abeeesss #YNWA
#WeGoAgain #travelingkops http://t.co/xSSn4VGOmY^__^ 3 days ago
o RT @SekilasKenangan: Selamat pagi kamu. Have a good day yaa :)^__^
3 days ago
o RT @OhTweetFRONTAL: DEMEN AMAT SIH INTROSPEKSI ORANG
LAIN,SEMENTARA DIRI LO SENDIRI AJA MASIH BOBROK.^__^
3 days ago
o RT @infoLengkap: Tahukah Anda, untuk memproduksi 1 kaleng minuman
ringan diperlukan 70 kaleng bekas hasil daur ulang.^__^ 3 days ago
o RT @FaktaGoogle: Pada zaman Mesir kuno, orang-orang menggunakan
selaput bagian dalam kulit ular kobra sebagai kondom.^__^ 3 days ago

Click Here now

air tanah aksi panas amerika serikat analisis mengenai dampak lingkungan antara dua atom
atom bahan galian bahan kimia bakteri batuan batuan sedimen batubara bau mulut berat
air hujan

badan buah buahan butuh cara kerja curah hujan dalam bahasa inggris
hormon kortisol human-rights ilmu pengetahuan

islam

dari hasil detik galian gerakan

jawaban jaw crusher jika tidak

kadang

kadang kecelakaan kerja kekasih kerak bumi kereta api kesuburan kromatografi kuari larutan
lubang minyak bumi molekul mulai national sleep foundation nyaman pasangan pekerjaan

penambangan penetrasi penyakit jantung peredaran darah perhatian peta geologi pinggul pori pori
reaksi kimia rekahan

religion

romantis rumah tangga

senyawa kimia sering sinar matahari

studi kelayakan sulit tidur sumber daya sumber energi tambang tambang bawah tanah tekanan darah

akan travel urutan vacation

tidak

Anda mungkin juga menyukai