Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Salah satu kegiatan penting dalam usaha pertambangan adalah
kegiatan pemboran. Pengeboran adalah kegiatan dengan metode langsung
untuk memperoleh data-data di bawah permukaan yang berhubungan dengan
dimensi, letak, keadaan geologi maupun aspek kualitas dan kuantitas dari
suatu bahan galian atau target pemboran lainnya.
Dari setiap pemboran biasanya dibuat sebuah laporan pemboran. Di
dalamnya dicatat dengan cermat material-material apa saja yang telah
ditemukan, dan selain itu juga kecepatan penetrasi dan perilaku material
terhadap alat pemboran.

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang ada, dapat diidentifikasi masalah
yaitu jenis-jenis mesin bor apa saja yang dapat digunakan dalam kaitannya di
dunia pertambangan.

C. Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah yang ada, masalah dibatasi hanya pada dua
jenis mesin bor yaitu bor mesin putar dan bor mesin tumbuk.

D. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bor mesin putar?
2. Apa yang dimaksud dengan bor mesin tumbuk?

E. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Memenuhi tugas teknik pengeboran dan penggalian.
2. Mengetahui tentang jenis-jenis alat bor
2

3. Menjelaskan tentang jenis-jenis bor yang digunakan dalam usaha
pertambangan

F. Manfaat
1. Memperdalam ilmu pengetahuan tentang jenis-jenis mesin bor yang sering
digunakan dalam dunia pertambangan.
2. Menjadi referensi ilmu yang berkaitan dengan teknik pengeboran dan
penggalian.
3. Menambah pengetahuan baru bagi pembaca.






















3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mesin Bor
Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat
pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut.
Pengeboran juga berarti kegiatan dengan metode langsung untuk memperoleh
data-data di bawah permukaan yang berhubungan dengan dimensi, letak,
keadaan geologi maupun aspek kualitas dan kuantitas dari suatu bahan galian
atau target pemboran lainnya.
Cara kerja mesin bor adalah dengan cara memutar mata pisau
dengan kecepatan tertentu dan ditekan ke suatu benda kerja. Fungsi utama
dari mesin bor adalah untuk melubangi benda kerja dengan ukuran-ukuran
tertentu.

B. Bor Mesin Putar (Rotary Dlilling)
Mesin bor putar merupakan jenis mesin bor yang mempuyai
mekanisme yang paling sederhana, untuk memecahkan batuan menjadi
kepingan kecil, mata bor hanya mengandalkan putaran mesin dan beban
rangkaian stang bor. Jika pemboran dilakukan pada formasi batuan yang
cukup keras, maka rangkain stang bor dapat ditambah dengan stang pemberat.
Kepingan batuan yang hancur oleh gerusan mata bor akan terangkat ke
permukaan karena dorongan fluida.
Contoh yang populer dari jenis ini adalah meja putar dan elektro
motor.Pada jenis meja putar, putaran vertikal yang dihasilkan oleh mesin
penggerak dirubah menjadi putaran horizontal oleh sebuah meja bulat yang
ada pada bagian bawahnya terdapat alur-alur yang berpola konsentris,
sedangkan pada elektro motor, energi mekanik yang digunakan untuk
memutar rangkaian stang bor berasal dari generator listrik yang dihubungkan
pada sebuah elektro motor.
Komponen-komponen utama dari mesin bor putar adalah:
4

Swivel
Kelly bar
Stabilizer
Mata bor
Stang bor
Stang pemberat

1. Prinsip Operasi Bor Mesin Putar
a. Lubang dalam formasi dibuat oleh gerakan putar dari pahat untuk
mengeruk batuan dan menembus dengan suatu rangkaian batang bor
yang berlubang (pipa).
b. Rangkaian pipa bor disambungkan pada mesin sumber penggerak
dengan berbagai macam alat transmisi, seperti kelly dan rotary table,
chuck ataupun langsung.
c. Sumber penggerak yaitu mesin bensin, diesel dan sebagainya, atau
dengan perantaraan kompresor/motor listrik.
d. Pelumas/pendingin (air, lumpur, udara). Cairan pelumas dipompakan
lewat pipa, keluar lewat pahar bor kembali lewat lobang bor di luar
pipa (casing) atau sebaliknya.
e. Pompa sebagai penggerak/penekan cairan pelumas.
f. Pipa/batang di atas tanah ditahan/diatur dengan menggantungkannya
pada suatu menara (derrick) dengan sistem katrol atau dipandu lewat
suatu rak (rack) untuk keperluan menyambungnya atau mencabut serta
melepaskannya dari rangkaian.
g. Untuk memperdalam lubang bor rangkaian pipa bor ditekan secara
hidrolik atau mekanik maupun karena bebannya sendiri.
h. Contoh batuan hasil kerukan mata bor didapatkan sebagai:
Serbuk bor (drill-cuttings) yang dibawa ke permukaan oleh lumpur
bor atau air pembilas. Serbuk penggerusan batuan dibawa oleh air
pembilas ke permukaan sambil mendinginkan mata bor.
5

Inti bor (drill core) yang diambil melalui bumbung pengambil inti
(core barrel).
i. Untuk pengambilan inti mata bor yang digunakan bersifat bolong di
tengah sehingga batuan berbentuk cylinder masuk ke dalamnya dan
ditangkap oleh core barrel. Mata bor ini biasanya menggunakan gigi
dari intan atau baja tungsten.
j. Bumbung inti (core barrel) diangkat ke permukaan
Dicabut dengan mengangkat seluruh rangkaian batang bor ke
permukaan setiap kali seluruh bumbung terisi.
Dicabut lewat tali kawat (wireline) melalui lubang pipa dengan
kabel.
k. Pipa selubung penahan runtuhnya dinding lubang bor (casing)
dipasang setiap kedalaman tertentu tercapai, untuk kemudian
dilanjutkan dengan matabor yang berukuran kecil (telescoping). Pipa
selubung dipasang untuk mengatasi adanya masalah seperti masuknya
air formasi secara berlebihan (water influks), kehilangan sirkulasi
lumpur pemboran karena adanya kekosongan, dalam formasi, atau
lemahnya lapisan yang ditembus.

2. Mesin Bor Ringan (Portable Drilling Rig)
Ciri dari pemboran ini selain mudah diangkut secara manual pada
umumnya menggunakan topdrive dengan motor bakar kecil (2 tak) yang
ikut turun naik dengan turun naiknya batang bor yang dipandu oleh rel
atau rack. Tekanan pada matabor dapat ditingkatkan dengan menyuruh
orang mendudukinya (awak mesin bor 20-26).
Alat bor ini dapat dibagi dalam bagian-bagian kecil dan dapat
diangkut oleh orang secara manual. Kapasitas alat bor ini hanya
maksimum 50 meter, banyak digunakan untuk pemboran seismik (shot
holes) dan sering merupakan rakitan sendiri dengan menggunakan mesin
pompa. Laju tembus adalah 30-40 m/hari, relatif sangat murah.
Pengambilan inti tidak dimungkinkan. Biaya $5.90/hari.
6

Alat ini termasuk alat bor kecil dengan topdrive yang dipasang
pada truck, dengan memasangi rak (rel) yang memandu batang bor,
dimana motor penggeraknya dipasang pada ujung atas batang bor, dan
mesin bergeser ikut dengan turunnya dengan batang bor. Dengan topdrive
ini pemboran miring dimungkinkan secara terbatas dengan memiringkan
raknya.

Gambar 1. Mesin Bor Ringan (Portable Drilling Rig)

3. Mesin Pemboran Inti (Diamond Drilling Rigs)
Alat pemboran ini adalah alat standart dan yang paling populer
untuk eksplorasi cebakan mineral. Nama Diamond Drilling Rig digunakan
karena alat ada yang paling banyak dipakai untuk pengintian (coring) yang
menggunakan matabor dari intan.
Mesin ini berukuran relatif kecil dan dipasang pakai roda atau
batang luncur (skids), ditarik dengan bulldozer, kendaraan 4-wheel drive
atau ditarik dengan winch pada tempat yang sulit dijangkau, atau
digantung dengan slung di bawah helicopter.
Gerakan putar dari mesin ditransmisikan pada pipa bor dengan
chuck, dan oleh karenanya dapat membor ke semua arah, termasuk ke atas
(dari terowongan). Untuk pengoperasiannya sering dipasang kaki tiga dari
pipa besi untuk mengendalikan pemasangan/pencabutan batang bor
dengan menggantungkannya pada sistem katrol dengan swivel yang
disambungkan pada pipa selang untuk menyalurkan cairan pembilas dari
7

pompa lumpur. Kelemahan dari alat bor ini adalah berkecepatan rendah,
terutama sewaktu operasi pengambilan inti (coring operations).

Gambar 2. Mesin Pemboran Inti (Diamond Drilling Rigs)

4. Mesin Bor Rotari (Rotary Drilling Rigs)
Jenis alat bor ini dinamakan demikian karena gerak putar dari
sumber penggerak/mesin ditransmisikan pada batang bor dengan meja
putar (rotary table), sehingga hanya dapat membor ke vertikal ke bawah.
Alat pemboran yang digolongkan jenis ini pada umumnya lebih
besar dan berkekuatan lebih besar, harus dipasang pada truk dan tidak
cocok untuk lokasi-lokasi yang sulit dicapai. Alat pemboran jenis ini juga
termasuk pemboran untuk minyak dan gas bumi.
Pada umumnya digunakan untuk operasi tanpa pengambilan inti
(noncoring operation). Kecepatan pemboran tinggi, terutama jika tidak
dilakukan pengambilan inti, namun jika diperlukan bumbung inti (core
barrel) dapat dipasang.
Jenis dari mesin bor rotari ini antara laian:
a. Mayhew 1000 Rig
Alat ini dipasang pada truk (6 x 6 Cusromline Carrier Truck),
memakai lumpur berbasis air atau udara dengan menggunakan
kompressor berkapasitas rendah. Kecepatan tembusnya sangat tinggi
(175 m/hari tanpa pengintian, 35 m/hari dengan pengintian).
8

b. Dando 250
Dipasang di atas traktor, yang tidak terlalu stabil sehingga memerlukan
dukungan bulldozer. Alat ini memiliki kompressor berkapasitas tinggi
dan dapat dengan mudah mencapai kedalam akhir (TD) 120 m. Namun
mempunyai laju tembus (penetration rate) lebih rendah (130 m/hari
tanpa pengintian, 30 m/hari dengan pengintian).

Gambar 3. Mesin Bor Rotari (Rotary Drilling Rigs)

5. Pemboran Aliran Bilas Balik (Counterflush Drill)
Air pembilas masuk dari casing, keluar melalui pipa bor,
membawa conto, yang tidak tercampur dengan rontokan dari dinding
lubang bor, namun untuk mendapatkan ke dalam conto ini harus
memperhitungkan kecepatan tidak seteliti bor inti.

Gambar 4. Pemboran Aliran Bilas Balik (Counterflush Drill)
9

C. Bor Mesin Tumbuk (Percussion Drilling)
Jenis mesin pemboran ini sudah jarang dipakai lagi dalam eksplorasi.
Batuan dipecah dengan pahat yang ditumbuk, dan conto diambil dengan bailer
atau drive sampler. Conto yang didapat tidak murni. Pemboran dengan jenis
ini umumnya digunakan dalam eksplorasi dasar pada soil, gravel, endapan
pasir. Dimana sebagian besar batuan yang dihasilkan telah mengalami
gangguan, karena proses pemborannya dilakukan dengan menumbuk tanpa
menimbulkan moment putar. Hasil dari pemboran tersebut kemudian dibawa
ke laboratorium.
1. Keunggulan Bor Tumbuk
Bor tumbuk mempunyai keunggulan karena dapat menembus
bongkah dalan cebakan pasir/kerikil dengan cepat dengan
memecahkannya, conto yang didapatkan dalam drive sampler atau bailer
cukup akurat dan relatif murah dan peralatannya cukup sederhana.
Pekerjaan ikutan sehubungan dengan pemboran tumbuk
memberikan keunggulan sebagai berikut :
a. Dapat mengukur Bulk Density dari tanah, lempung (clay), pasir (sand),
kerikil (gravel) dan lain-lain, dalam keadaan asli di lapangan.
b. Dapat mengukur koefisien perbandingan antara tanah terpadat dengan
yang tak terpadat langsung di lapangan.

2. Bor Tumbuk Talikawat (Cable Tool Rig)
Alat cable tool rig, yang juga disebut churn drilling rig adalah alat
bor yang paling tua yang digunakan untuk pemboran minyak maupun
eksplorasi mineral, dan kini masih dipakai. Alat ini bentuknya sederhana
yang terdiri suatu menara, berbentuk segitiga atau bentuk lain yang pada
puncaknya dilengkapi dengan sistim katrol. Pada katrol ini dibentangkan
talikawat baja yang disambungkan dengan suatu mesin motor penggerak
lewat suatu roda gila sehingga memberikan gerakan turun naik pada ujung
talikawat di bawah menara bor ini. Pada ujung talikawat ini digantungkan
suatu mata bor berupa pahat yang dilengkapi batang logam sebagai
10

pemberat diatasnya. Penetrasi pada formasi dilakukan dengan menarik
talikawat ke atas oleh mesin penggerak, dan kemudian melepasnya
sehingga pahat menumbuk formasi di bawahnya.
Setelah gerakan ini dilakukan beberapa kali, maka pahat diganti
dengan suatu alat pengambil conto yang disebut bailer suatu tabung atau
bumbung baja yang dibawahnya diberi sistim katup. Dengan
menjatuhkannya bailer ini ke dalam lubang maka hancuran batuan ataupun
sedimen lepas masuk ke dalam tabung dan terperangkap oleh katup dan
dapat diangkat untuk memperolehnya. Air sering dimasukkan ke dalam
lubang bor untuk membersihkan lubang, tetapi tidak dalam tekanan yang
terlalu tinggi (maksimum 100 l/menit).

Gambar 5. Alat Bor Tumbuk Talikawat (Cable Tool Rig)

3. Bor Tumbuk Biasa
Ada beberapa macam alat bor tumbuk ini yang terutama digunakan
untuk batuan keras dalam operasi pertambangan. Alat ini biasanya
dipasang di atas suatu truk atau traktor, dan sangat mudah dioperasikan
dalam segala arah sudut.
11


Gambar 6. Alat Bor Tumbuk Biasa

4. Bor Palu (Hammer Drill)
Mesin bor yang juga disebut Wagon Drill (Chaucier dan Morer,
1987) itu terdiri dari palu yang bergerak vertikal dan dipasang sepanjang
suatu peluncur (slide) yang dipasang pada suatu kendaraan seperti truk
atau traktor. Palu ini memukul-mukul suatu rangkaian batang bor yang
pada ujungnya dipasangi suatu matabor. Jenis Wagon Drills yang ringan
(Atlas BVB) dapat mencapai kedalaman rata-rata 30 meter dan maksimum
50-60 meter. Jenis Wagon Drills yang besar (Altas Roc 601) rata-rata 70
sampai 100 meter. Conto yang didapatkan adalah serpihan batuan yang
ditiup oleh udara yang dikompresikan melalui pipa bor, dan ditangkan
diluar oleh alat khusus yang disebut cyclone sample chamber.
Kelemahan dari Wagon Drill adalah perolehan conto yang kecil
(5kg/m), karena diameter lubang yang didapatkan adalah 40-50 mm.

Gambar 7. Bor Palu (Hammer Drill)
12

5. Bor Palu Dalam Lubang (Down-Hole Hammer Drill)
Pada alat bor ini palu didapatkan langsung dipasang di atas drive
sampler, berbentuk suatu silinder yang bergerak turun naik secara lancar
(smooth) dan digerakan oleh udara tertekan dari compressor melalui pipa
bor. Mata bor disini dapat pula melakukan gerak rotasi atau putar.
Kedalaman rata-rata yang dapat dicapai alat ini adalah 80=100 meter,
tetapi dapat pula dirancang untuk mencapai kedalaman 300-1000 meter,
dengan menggunakan pipa selubung (casing). Diameter lubang yang
dibuat adalah 65-170 mm, sehingga dapat perolehan conto (sample
recovery) yang lebih besar daripada Wagon Drill. Namun biayanya 3
sampai 4 kali biaya pemboran permeter daripada Wagon Drill. Hammer
Drill jenis ini diklasifikasikan sebagai bor palu ringan (Light Hammer
Drill, Ingersoll type).

Gambar 8. Alat Bor Palu Dalam Lubang (Down-Hole Hammer Drill)

6. Bor Tumbuk dengan Drive Sampler
Perkembangan dari bor tumbuk atau percussiun drilling adalah
pemasangan apa yang disebut drive sampler sebagai pengganti matabor.
Alat bor ini hanya cocok dipergunakan untuk lapisan tanah atau sedimen
lepas. Alat ini berupa sepotong pipa dengan ujungnya terbuka dan tajam.
13

Tabung baja ini mempunyai bentuk dengan panjang yang berlainan,
kurang lebih 91,44 cm dan diameternya (bagian luar) 7,62 cm. Alat ini
dilengkapi dengan cincin (ring) yang gunanya untuk penyesuaian bila
diameternya akan mencapai 12,7 cm. Sedangkan pada sampler bagian atas
terdapat lubang untuk lewat air/lumpur pemboran, yang dilengkapi dengan
katub pengatur, katub ini gunanya untuk :
a. Masuknya lumpur pemboran pada saat diangkat
b. Mencegah cebakan udara dan air dalam tabung yang akan menjadi
pengganggu naiknya conto atau rusaknya conto batuan.
Katup bola pengatur tidak selalu effektif penuh, karena kadang-
kadang hal itu akan menyumbat katub dan menahan untuk tetap terbuka.
Drive sampler ini yang bertindak sebagai alat bor, mempunyai dinding
dengan ketebalan 5 inci, alat ini diselubungi dengan pipa pelindung
(casing). Ada beberapa macam peralatan drive sampler, alat ini telah
dikembangkan untuk berbagai macam soil, yaitu dengan menggunakan
dinding sampler yang tipis. Membuat dinding yang setipis mungkin ini
dimaksudkan untuk pengendalian sisipan conto batuan. Banyak juga drive
sampler telah dikembangkan untuk berbagai mekanisme guna
mendapatkan conto batuan sebaik mungkin.

Gambar 9. Bor Tumbuk dengan Drive Sampler

14

D. Pengambilan Conto Dan Perekaman Data Dari Lubang Bor (Drill-Hole
Logging)
Tujuan utama dari pemboran adalah mengambil dan merekam data
yang ditembus lubang bor. Data ini berupa rekaman catatan hasil pengamatan
pada conto batuan, khususnya litologi serta gejala geologi lainnya. Jenis conto
yang didapatkan adalah :
1. Serbuk bor (Cuttings)
Conto ini adalah hasil kerukan dari matabor yang kemudian
dibawa oleh air pembilas ke permukaan. Setap kemajuan selang
kedalaman tertentu suatu conto yang diambil mewakili selang kedalaman
tertentu dan dicatat. Conto ini dibersihkan dan dideskripsikan. Hasil
deskripsi conto ini tidak akurat mengingat :
a. Conto tersebut harus menempuh jarak dari kedalaman sampai ke
permukaan, sedang dalam waktu yang sama mata bor sudah maju lebih
dalam lagi. Kedalaman yang diwakili conto itu harus dikoreksi atau
disetel terhadap data lain, seperti laju kecepatan pemboran atau log
talikawat.
b. Conto tersebut sering tercampur dengan serbuk dari selang kedalaman
yang ada di atasnya, sehingga kadangkala diketemukan lebih dari 2
jenis litologi yang berasal kedalaman yang berbeda. Untuk ini persen
berbagai jenis litologi ini harus dicatat untuk mengetahui litologi mana
merupakan guguran dan mana yang dari kedalaman asli. Untuk ini
dapat pula dilakukan pembandingan dengan hasil tafsiran litologi dari
log talikawat maupun data lain seperti laju kecepatan pemboran.
c. Conto ini merupakan serbuk, keratan atau hancuran dari batuan,
sehingga hanya deskripsi tekstur dan susunan mineral yang dapat
diamati, sedangkan gejala-gejala geologi seperti struktur, kekompakan
dan lain-lain tidak teramati.



15

2. Inti bor (drill core)
Pada eksplorasi cebakan mineral termasuk batubara data geologi
biasanya didasarkan atas pengamatan dan pendeskripsian conto inti bor.
a. Pengintian Penuh (Full Coring). Pengambilan inti dilakukan secara
penuh dari permukaan sampai kedalaman akhir pemboran. Ini yang
biasa dilakukan dalam eksplorasi untuk cebakan mineral.
b. Pengintian Setempat (Spot Coring). Pemboran dilakukan sebagai
lubang terbuka (open hole) yang kemudian diikuti dengan pengintian
hanya dilakukan pada selang kedalaman tertentu yang diinginkan,
misalnya beberapa meter di atas zone cebakan dan beberapa meter
dibawahnya. Untuk ini sering diperlukan lapisan petunjuk stratigrafi
berdasarkan log geofisika dari sumur terdekat yang sengaja dibor
sebagai pilot drill hole, untuk operasi ini sering dilakukan pilot and
part-coring.
c. Pengintian Sentuh (Touch Coring). Pengintian dimulai segera setelah
matabor mencapai beberapa meter di atas target pengintian (bentuk
pengintian setempat yang kurang dapat dipercayai).
d. Pengintian Inti Terorientasi (Oriented Core Sample). Dengan
menggunakan alat tertentu, dimungkinkan dimana orientasi kedudukan
asli dari conto didalam tanah dapat ditentukan. Hal ini sering
dilakukan untuk mempelajari kedudukan struktur geologi dari lapisan
maupun dari rekahan atau jalur-jalur mineralisasi.
e. Perolehan Inti (Core Recovery). Pengambilan inti pemboran tidak
selalu seluruh selang kedalaman dapat diwakili oleh panjang inti yang
diperoleh. Hal ini disebabkan kemungkinan gugurnya bahagian bawah
dari inti sewaktu diangkat dalam bumbung inti (core barrel). Besarnya
perolehan inti (core recovery) dinyatakan dalam persen (% core
recovery), dengan mengukur panjang conto inti yang diperoleh dan
membandingkannya dengan panjang bumbung.


16

BAB III
KESIMPULAN
Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong
yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut. Berdasarkan
cara kerjanya mesin bor dibagi menjadi dua jenis, yaitu mesin bor putar dan mesin
bor tumbuk.
Mesin bor putar merupakan jenis mesin bor yang mempuyai mekanisme
yang paling sederhana, untuk memecahkan batuan menjadi kepingan kecil, mata
bor hanya mengandalkan putaran mesin dan beban rangkaian stang bor.
Komponen-komponen utama dari mesin bor putar adalah swivel, kelly bar,
stabilizer, mata bor, stang bor, dan stang pemberat.
Jenis mesin pemboran dengan mesin bor tumbuk sudah jarang dipakai lagi
dalam eksplorasi. Batuan dipecah dengan pahat yang ditumbuk, dan conto diambil
dengan bailer atau drive sampler. Conto yang didapat tidak murni. Pemboran
dengan jenis ini umumnya digunakan dalam eksplorasi dasar pada soil, gravel,
endapan pasir. Dimana sebagian besar batuan yang dihasilkan telah mengalami
gangguan, karena proses pemborannya dilakukan dengan menumbuk tanpa
menimbulkan moment putar.

Anda mungkin juga menyukai