DASAR TEORI
lapisan geologi dalam keadaan jenuh dan jumlah yang cukup (identik dengan
akuifer). Air tanah merupakan salah satu sumber kebutuhan air bagi kehidupan
Secara umum dalam pelaksanaan pengeboran suatu lubang pada benda kerja
diperlukan suatu mesin bor yang bekerja baik dan teliti. Mesin dapat mengebor
benda kerja secara terus menerus dan mempunyai kecepatan poros yang dapat
Mesin bor adalah suatu jenis mesin yang gerakannya memutarkan alat
pemotong (mata bor) yang arah pemakaian mata bor hanya pada sumbu mesin
tersebut.
9
3.3.Jenis-jenis Mesin Pemboran
Didalam pemboran ada beberapa jenis mesin bor diantaranya adalah sebagai
berikut:
Mesin bor tumbuk biasanya disebut cable tool atau spudder rig yang
dioperasikan dengan cara mengangkat dan menjatuhkan alat bor berat secara
berulang- berulang ke dalam lubang bor. Mata bor akan memecahkan batuan
lumpur dan fragmen batuan pada bagian dasar lubang, jika di dalam lubang
tidak dijumpai air, perlu ditambahkan air guna membentuk fragmen batuan
(slurry). Bila kecepatan laju pemboran sudah menjadi sangat lambat, slurry
Sumber: http://theg2s.blogspot.co.id/p/blog-page.html
10
3.3.2.Mesin Bor Putar
kecil, mata bor hanya mengandalkan putaran mesin dan beban pada rangkaian
stang bor. Jika pemboran dilakukan pada formasi batuan yang cukup keras,
maka rangkaian stang bor dapat ditambah dengan stang pemberat. Kepingan
batuan yang hancur oleh gerusan mata bor akan terangkat ke permukaan
Sumber: https://fileq.wordpress.com/tag/mesin-bor/
11
3.3.3.Mesin Bor Putar – Hidrolik (Hydraulic Rotary)
adanya mekanisme pemboran, digerakkan oleh air dan juga tergantung pada
Dari ketiga jenis mesin bor diatas maka dalam kegiatan kerja praktek yang
Nusa Tenggara Timur, menggunakan Mesin Bor Putar. Pada dasarnya berfungsi
untuk memecahkan batuan menjadi kepingan kecil, dan mata bor hanya
mengandalkan putaran mesin dan beban rangkaian stang bor. Jika pemboran
dilakukan pada formasi batuan yang cukup keras, maka rangkaian stang bor dapat
3.4.1.Sifat Batuan
Sifat batuan yang berpengaruh pada penetrasi dan sebagai konsekuensi pada
1. Kekerasan
12
”Moh’s test” digunakan untuk menentukan nomor urutan macam-macam
mineral lain. Dalam skala Mohs, suatu mineral akan dapat menggores
Lunak 2–3 10 – 30
2. Kekuatan (Strength)
yang bekerja pada batuan tersebut baik secara statis maupun dinamis
3. Elastisitas
13
regangan aksial. Modulus elastisitas sangat tergantung pada komposisi
seperti modulus elastisitas pada arah yang sejajar bidang perlapisan selalu
4. Plastisitas
5. Abrasifitas
6. Tekstur
antar butir, bobot isi, dan ukuran butir. Tekstur juga mempengaruri
14
7. Struktur Geologi
3.4.2.Rock Drillability
Umur dan kondisi mesin bor sangat berpengaruh, karena semakin lama umur
3.4.4.Keterampilan Operator
Hambatan dalam pemboran umumnya terjadi karena kondisi batuan dan tempat
a. Kondisi batuan
adanya timbunan dan sisipan tanah. Hambatan ini terjadi pada saat
15
b. Keadaan Cuaca
Hambatan yang muncul dari lapangan pada saat pemboran dipengaruhi oleh
cuaca terutama jika terjadi hujan yang menyebabkan medan menjadi basah
menurun.
c. Alat Bor
Hambatan yang sering muncul dari alat bor adalah dari Bit yang sudah aus,
tekanan dari lumpur bor pada pipa penghisap kurang,. Hal ini disebabkan
debu hasil pemboran tertumpuk di atas rod yang semakin lama semakin padat
yang akan mengkibatkan alat bor tidak dapat bergerak atau macet.
Hambatan yang sering juga terjadi pada saat proses pemboran adalah mesin
3.6.Produktifitas Pemboran
lubang bor dengan kedalaman tertentu dalam waktu tertentu. Hal tersebut dapat
dipengaruhi oleh:
16
Menurut Kamus Besar Bahasa Indoensia, Efisiensi adalah kemampuan
menjalankan tugas dengan baik dan tepat dengan tidak membuang waktu,
digunakan oleh alat untuk produksi dengan waktu yang tersedia dikali seratus
sebagai berikut :
𝑇1
Eff = 𝑥100% ......................................................................... ( 3.1 )
𝑇2
Dimana :
3.6.2.Kecepatan Pemboran
Kecepatan pemboran adalah kedalaman yang dapat dicapai oleh suatu alat bor
Dimana :
17
3.6.3.Waktu Edar Alat Bor (Cycle Time)
Cycle Time pemboran merupakan waktu yang dihitung untuk setiap satu
siklus kerja dari alat bor. Pada kegiatan pemboran dengan dua stang bor, cycle
Dimana :
operator.
𝑤𝑒+𝑠
PA = 𝑥 100% ........................................................................... ( 3.4 )
𝑇
Dimana :
18
T = Jumlah Waktu Tersedia (menit)
faktor mekanis seperti faktor pengisian bahan bakar dan perbaikan suku
cadang.
We
MA = We+R 𝑥 100% ......................................................................... ( 3.5 )
Dimana :
Adalah tingkat penggunaan alat atau pemakaian alat dalam kondisi setiap
setiap pakai atau untuk mengetahui alat mekanis yang beroperasi pada saat
alat mekanis itu dapat digunakan. Yang mana jumlah jam kerja produktif
dan jumlah setiap pakai dipandang sebagai jam kerja sebagai jam kerja
keseluruhan.
We
UA = 𝑥 100% ......................................................................... ( 3.6 )
We+S
Dimana :
19
4. Efisiensi Kerja (Effective of Utilization / EU )
Adalah tingkat produktvitas alat ( jam kerja produktif ) atau waktu yang
digunakan alat - alat mekanis beroperasi dari waktu kerja yang disediakan.
𝑊𝑒
EU = 𝑊𝑒+𝑅+𝑆 𝑥100% ........................................................................ ( 3.7 )
Dimana :
Dimana :
EU = Efisieensi Kerja ( % )
PA = Efisiensi Operasional ( % )
UA = Efisiensi Waktu ( % )
20