1. STA 1
Pada STA ini saat diamati pada bagian atasnya terlihat betukan singkapan
yang memiliki bentuk seperti bantal dan guling berwarna hitam gelap.
Sehingga diketahui bahwa singkapan tersebut merupakan singkapan pillow
lava yang merupakan jenis batuan beku non fragmental, Dimana pada bagian
bantalnya tersebut terlihat pula bentukan rekahan melingkar, dimana
diinterpretasikan itu adalah struktur radial yang membentuk pola bantal pada
singkapan ini. Setelah diamati secara lebih dekat dan secara makroskopis,
diketahui singkapan ini litologinya memiliki ukuran butir yang halus,
granularitas nya equiranular (afanitik), kristalinitas holokristlain dan batas
antar kritalnya euhedral. Selain itu berdasarkan kenampakannya yang
berwarna hitam gelap diinterpretasikan batuan ini memiliki tersusun oleh
mafik. Selain itu pada bagian bawa dari singkapan ini terdapat pula litologi
lainnya yang memiliki kenampakan berwarna merah dan saat diamati lebih
dekat secara megaskopis terlihat pada singkapan tersebut adanya perselingan
batulempung merah dengan rijang. Dimana pada batulempung merahnya
memiliki kenampakan ukuran butir yang sangat halus, yaitu <1/256 mm
( Wentworth,1922). sedangkan pada rijangnya memiliki kenampakan warna
lebih pekat merahnya daripada lempung merah dan butirannya lebih kesat saat
dipegang. Setelah itu pada bagian bawah singkapan ini lagi, yang mana pada
bagian sungainya terdapat singkapan lainnya. Singkapan tersebut saat diamati
lebih dekat lagi pada komposisinya terlihat ada bagian yang berwarna merah
marun gelap seperti warna rijang. Komposisi tersebut ada mineral garnet. Dari
hal tersebut diketahui bawha singkapan tersebut merupakan singkapan
metamorf.
Merekah Merekah
Ilustrasi pembentukan lava bantal dan perlapisan lemung merah dengan rijang
2. STA 2
Pada STA ini saat diamati terlihat memiliki kenampakan berwarna gelap,
yaitu hijau kehitaman. Dan setelah diamati lebih dekat lagi secara megaskopis
apat terlihat pada batuan ini seperti memiliki serabut namun tidak begitu jelas.
Dimana berdasarkan kenampakan awalnya tersebut dapat diketahui bahwa
batuan ini adalah batuan metamorf. Setelah itu saat dideskripsi lagi
diinterpretasikan litologinya memiliki ketahanan terhadap kristalnya relict.
Hal ini berdasarkan masih terlihatnya mineral yang berwarna hijau gelap yang
diindikasikan sebagai mineral piroksen. Selain itu saat dilihat lagi bentukan
kristalnya secara megaskopis seperti membentuk pola lepidoblastik dengan
ukuran kristalnya yang halus dan batas antar kristal hipidiomorf. Setelah itu
pada batuan dari singkapan nya tidak terlihat adanya penjajaran mineral
sehingga diketahui batuan ini masih memiliki struktur non foliasi. Pada
litologinya ini berdasarkan kenampakan megaskopisnya dapat terlihat
komposisinya yang memiliki ciri berwarna hijau gelap, memiliki kilap kaca,
tingkat kekerasan 5-6 Skala Mohs, dan tidak tembus cahaya. Sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa mineral tersebut adalah piroksen. Selain itu terdapat
pula mineral dengan kenampakan warna hijau namun lebih muda, kilapnya
cahaya dan kekerasannya 5,5-6 Skala Mohs. Mineral tersebut adalah mineral
olivin.