Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dilihat dari asal bahasanya geologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri
dari atas dua kata yaitu geo dan logos. Geo berarti bumi dan logos berarti ilmu
(knowledge). Dengan demikian geologi merupakan ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang gejala-gejala yang berkaitan dengan proses terbentuknya
bumi, keberadaan bumi serta fenomena lainnya yang berkaitan dengan bentukan-
bentukan alam.
Sedangkan geologi struktur merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang bentuk-bentuk arsitektur kerak bumi beserta gejala-
gejala geologi yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan bentuk
(deformasi) pada batuan yang membentuk kerak bumi.
Dalam mempelajari struktur geologi kita harus mengamati, mengukur dan
menganalisa struktur batuan. Struktur batuan adalah kenampakan batuan (bentuk
atau geometri) yang menempati ruang dan dan terbentuk akibat suatu proses
tertentu (tektonik dan non tektonik). Berdasarkan pada proses pembentukannya,
struktur batuan dibedakan menjadi struktur primer dan struktur sekunder.
Dalam struktur geologi geometri yang mengenai distribusi tiga dimensi
tubuh batuan dan permukaannya yang datar maupun terlipat berserta susunan
internalnya. Prinsip geometri suatu bidang atau garis adalah unsur yang
mempunyai kedudukan atau orientasi yang pasti di dalam ruang dan hubungan
antara satu dan lainnya dapat di deskripsikan. Suatu bidang atau garis harus
mempunnyai komponen kedudukan, yang umumnya dinyatakan dalamkordinat
grafis, arah dan besaran kecondongan.
Sebagaimana diketahui bahwa batuan-batuan yang tersingkap di muka bumi
maupun yang terekam Sebagaimana diketahui bahwa batuan-batuan yang
tersingkap dimuka bumi maupun yang terekam melalui hasil pengukuran
geofisika memperlihatkan bentuk-bentuk arsitektur yang bervariasi dari satu
tempat ke tempat lainnya. Dalam geologi struktur ada beberapa macam analisa
struktur diantaranya adalah struktur garis. Kedudukan sebuah struktur garis
diwakili oleh sepasang angka penunjaman (plunge) dan arah penunjaman (trend).

Struktur Garis 1
Jika struktur garis tersebut terbentuk pada sebuah struktur bidang yang
kedudukannya diketahui, maka orientasi struktur garistersebut dapat diwakili oleh
sebuah angka yang disebut pitch.
Dalam pengertian geologi, suatu struktur garis dapat berdiri sendiri,
misalnyastruktur garis berupa arah butiran mineral dan arah memanjangnya suatu
tubuh batuan. Pada umumnya struktur garis berada pada suatu struktur bidang,
misalnya sumbu perlipatan pada bidang perlapisan, gores-garis pada bidang sesar,
lineasi mineral pada bidang foliasi.
Penunjaman sebuah struktur garis adalah sudut yang dibentuk oleh struktur
garis tersebut dengan bidang horizontal, diukur pada bidang vertikal. Nilai dari
penunjaman berkisar antara 0° dan 90°, penunjaman 0° dimiliki oleh garis
horizontal, dan penunjaman 90° dimiliki oleh garis vertikal. Secara umum,
penunjaman yang berkisar antara 0° dan 20° dianggap landai (shallow),
penunjaman yang berkisar antara 20° dan 50° dianggap sedang (moderate), dan
penunjaman yang berkisar antara 50° dan 90° dianggap terjal (steep).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini adalah :
1. Mengetahui definisi dan mampu menggambarkan struktur garis ke dalam
proyeksi dua dimensi (secara grafis).
2. Menentukan trend, plunge dan rake/pitch suatu garis pada suatu bidang.
3. Menentukan kedudukan struktur garis yang merupakan perpotongan dua
bidang.

1.3 Alat dan Bahan


a. Alat
Peralatan yang digunakan pada saat praktikum adalahsebagai berikut:
1. Alat tulis lengkap
2. Clipboard
3. Kompas
4. Busur
5. Penggaris

Struktur Garis 2
b. Bahan
Bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah sebagai berikut:
1. HVS
2. LKS
1.4 Prosedur Kerja
1.4.1 Pengukuran trend
1. Tempelkan bidang bantu sesuai garis
2. Buka kompas
3. Tempelkan kompas pada bidang bantu dengan mata lembu ke arah
penunjaman
4. Stabilkan mata lembu, dan baca nilai yang tertera
1.4.2 Pengukuran plunge
1. Buka kompas
2. Tempelkan kompas pada bagian W
3. Atur nivo tabung sampai stabil
4. Baca nilai yang tertera pada skala dalam
1.4.3 Pengukuran rake / pitch
1. Buka kompas
2. Membuat kedudukan strike
3. Menduplikasi garis pada bidang bantu
4. Ukur menggunakan busur dari kedudukan strike terhadap garis

Struktur Garis 3
BAB II
DASAR TEORI
Geologi struktur adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
struktur-struktur individual (kerak bumi) seperti antiklin, trust (sesar sungkup),
sesar-sesar liniasi, kekar dan lipatan dalam satu unit tektonik pada kerak bumi.
Struktur pada geologi dibagi menjadi dua jenis yaitu struktur primer dan struktur
sekunder (Adhitya, 2021).
Menurut Hardiyanto (2002) garis adalah unsur geometri yang merupakan
kumpulan titik-titik dapat berbentuk garis lurus maupun lengkung. Struktur garis
merupakan struktur batuan yang membentuk geometri garis, antara lain gores
garis, sumbu lipatan, dan perpotongan dua bidang. Struktur garis dapat berupa
bnetukan garis yang nampak di alam atau pada batuan yang mencerminkan suatu
proses deformasi.
Struktur garis adalah struktur batuan berbentuk garis yang mempunyai arah
dan kedudukan. Struktur garis dijumpai sebagai sumbu lipatan, garis, sesar dan
sebagainya. Garis merupakan unsur dari bidang sehingga kedudukannya dapat
mengikuti suatu bidang dan dapat juga berdiri sendiri sebagai struktur garis.
stuktur garis dalam geologi struktur dapat dibedakan menjadi dua, yaitu struktur
garis riil dan struktur garis semu. Struktur garis riil adalah struktur garis yang arah
dan kedudukannya dapat diamati secara langsung dilapangan misalnya gores yang
terdapat pada bidang sesar. Struktur garis semu adalah struktur garis yang arah
serta kedudukannya ditafsirkan dari orientasi suatu unsur struktur yang
membentuk pada suatu kelurusan atau liniasi. Liniasi adalah keadaan dimana
mineral-mineral prismatic membentuk kenampakan penjajaran pada batuan seperti
genggaman pensil. Contohnya pada suatu fragmen breksi besar, mineral-mineral
pada batuan beku, arah liniasi pada struktur batuan, kelurusan sungai, topografi
dan sebagainya (Fahri, 2011).
Berdasarkan pembentukannya, struktur garis dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu Struktur garis primer meliputi liniasi atau penjajaran dari mineral
yang terdapat pada batuan beku tertentu dan arah liniasi dari struktursedimen.
Struktur garis sekunder meliputi garis gores liniasi memanjang fragmen breksi
sesar, kelurusan dari sungai, garis poros lipatan, topografi dan lain-lain. Dalam

Struktur Garis 4
mempelajari struktur garis, ada beberapa istilah yang digunakan dan harus
dipahami, agar mempermudah dalam menggambarkannya. Istilah-istilah yang
sering digunakan adalah : Plunge yakni sudut vertikal antara sebuah garis dengan
proyeksi garis tersebut pada bidang horisontal. Trend yakni jurus dari bidang
vertikal yang melalui garis dan menunjukkan arah penunjaman garis tersebut.
Pitch yakni sudut antara garis dengan jurus dari bidang yang memuat garis
tersebut (Djauhari, 2009).
Bearing yakni suatu jurus bidang vertikal yang melalui suatu garis tetapi
tidak menunjukkan suatuarah daripada penunjaman garis itu atau menunjukkan
arah dimana salah satu arahnya merupakan sudut pelurus (Michelle,2009).
Pitch/rake adalah besaran sudut lancip antara garis dengan horizontal yang
diukur pada bidang dimana garis tersebut terletak. Kisaran nilai pitch adalah antar
0° dan 90°. Jika arah penunjaman sejajar dengan garis jurus,maka pitch= 0°. Jika
arah penunjaman tegak lurus garis jurus,maka pitch= 90°. Arah penunjaman
sebuah struktur garis adalah arah dari proyeksi struktur garis tersebut ke bidang
horizontal. Struktur garis dan proyeksinya harus terletak pada bidang vertikal
yang sama. Arah penunjaman dapat dideskripsikan dengan menggunakan
konvensi kuadran ataupun konvensi azimuth. Arah penunjaman harus menunjuk
pada arah ke mana struktur garis tersebut menunjam (Fahri, 2011).
Arah penunjaman atau Trend adalah garis horizontal atau jurus dari bidang
vertikal yang melalui garis, yang menunjukkan arah kecondongan garis
tersebut.Arah penunjaman dapat dideskripsikan menggunakan konveksi azimuth
ataupu kuadran. Arah penunjaman harus menunjuk kepada arah kemana struktur
garis tersebut menunjam. Struktur garis yang menunjam ke timur tidak sama
dengan struktur garis yang menunjam kebarat. Kedua struktur garis tersebut
berlawanan arah.Penunjaman atau Plunge adalah besaran sudut pada bidang
vertikal , antara garis dengan bidang horizontal. Nilai dari penunjaman berkisar
antara 0° dan 90°, penunjaman 0° dimiliki oleh garis horizontal, dan penunjaman
90° dimiliki oleh garis vertikal. Secara umum, penunjaman yang berkisar antar 0°
dan 20° dianggap landau atau shallow, penunjaman yang berkisar antara 20° dan
50° dianggap sedang (moderat),dan penunjaman yang berkisar antara 50° dan 90°
dianggap terjal atau steep (Pinarto,2001).

Struktur Garis 5
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Berikut merupakan hasil yang didapat dari praktikum struktur garis
yang dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2022, pada hari Sabtu, yang
berlokasi di ruang 001 FST Universitas Jambi.
Untuk lokasi pengukuran trend, plunge, dan pitich, dilakukan pada
tempat yang sama,jadi untuk dip dan strike ketiga titik sama
N 120 oE/72 o

a. Titik 1
Trend : 154 o
Plunge : 25o
Pitch : 72 o
25 o, N 154 o E/ 72 o

b. Titik 2
Trend : 145 o
Plunge : 25 o
Pitch : 80 o
25 o, N 145 o E/ 80 o

c. Titik 3
Trend : 135 o
Plunge : 25 o
Pitch : 85 o
25 o, N 135 o E/ 85 o

Struktur Garis 6
3.2 Pembahasan
Setelah dilakukan praktikum pada tanggal 22 Oktober hari Sabtu, yang
berlokasi di ruang 001 Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi, berikut
merupakan hasil dan pembahasan yang didapat dari praktikum struktur garis
tersebut
Struktur garis yang merupakan Struktur garis adalah struktur batuan
berbentuk garis yang mempunyai arah dan kedudukan. Struktur garis dijumpai
sebagai sumbu lipatan, garis, sesar dan sebagainya. Garis merupakan unsur dari
bidang sehingga kedudukannya dapat mengikuti suatu bidang dan dapat juga
berdiri sendiri sebagai struktur garis.
Struktur garis dibedakan menjadi empat macam, yaitu struktur garis riil,
struktur garis semu, struktur garis vertikal, dan struktur garis horizontal. Struktur
garis riil adalah struktur garis yang arah dan kedudukannya dapat diamati secara
langsung dilapangan misalnya gores yang terdapat pada bidang sesar. Sedangkan
struktur garis semu merupakanstruktur garis yang arah serta kedudukannya
ditafsirkan dari orientasi suatu unsur struktur yang membentuk pada suatu
kelurusan atau liniasi. Liniasi adalah keadaan dimana mineral-mineral prismatic
membentuk kenampakan penjajaran pada batuan seperti genggaman pensil.
Contohnya pada suatu fragmen breksi besar, mineral-mineral pada batuan beku,
arah liniasi pada struktur batuan, kelurusan sungai, topografi dan sebagainya.
Struktur garis vertikal merupakan struktur garis yang arah dan kedudukannya
vertikal, dan yang terakhir adalah struktur garis horizontal. Struktur garis
horizontal adalah struktur garis yang arah dan kedudukannya horizontal.
Berdasarkan pembentukannya, struktur garis dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu Struktur garis primer meliputi liniasi atau penjajaran dari mineral
yang terdapat pada batuan beku tertentu dan arah liniasi dari struktursedimen.
Struktur garis sekunder meliputi garis gores liniasi memanjang fragmen breksi
sesar, kelurusan dari sungai, garis poros lipatan, topografi dan lain-lain.
Pada praktikum kali ini dilakukan tiga pengukuran yaitu trend, plunge, dan
rake/pitch . Ketiga pengukuran tersebut dilakukan pada satu lokasi. Trend adalah
garis horizontal atau jurus dari bidang vertikal yang melalui garis, yang
menunjukkan arah kecondongan garis tersebut.Arah penunjaman dapat

Struktur Garis 7
dideskripsikan menggunakan konveksi azimuth ataupu kuadran. Arah penunjaman
harus menunjuk kepada arah kemana struktur garis tersebut menunjam. Struktur
garis yang menunjam ke timur tidak sama dengan struktur garis yang menunjam
kebarat. Cara melakukan pengukuran arah penunjaman (trend dilakukan sebagai
berikut
1. Menempelkan alat bantu berupa clipboard pada posisi tegak dan sejajar
dengan arah yakni struktur garis yang diukur kemudian
2. Tempelkan sisi “W” atau “E” kompas pada posisi kanan atau kiri alat
bantu dengan visir kompas (sigt hing arm) mengarah pada penunjaman
struktur garis.
3. Kompas dihorizontalkan (nivo mata sapi dalam keadaan horizontal)
4. Harga yang ditunjuk oleh jarum utara kompas adalah harga arah
penunjamannya (trend).
Pengukuran selanjutnya adalah pengukuran plunge. Plunge adalah besaran sudut
pada bidang vertikal , antara garis dengan bidang horizontal. Nilai dari
penunjaman berkisar antara 0° dan 90°, penunjaman 0° dimiliki oleh garis
horizontal, dan penunjaman 90° dimiliki oleh garis vertikal. Secara umum,
penunjaman yang berkisar antar 0° dan 20° dianggap landau atau shallow,
penunjaman yang berkisar antara 20° dan 50° dianggap sedang (moderat),dan
penunjaman yang berkisar antara 50° dan 90° dianggap terjal atau steep. Cara
pengukuran plunge sebagai berikut.
1. Menempelkan sisi “W” kompas pada sisi atas alat bantu yang masih dalam
keaadan vertikal.
2. Kemudian klinometer diputar hingga gelembung pada nivo tabung berada
di tengah nivo
3. Besar sudut penunjaman (plunge) merupakan besaran sudut vertikal yang
ditunjukkan oleh penunjuk pada skala klinometer.
4. Baca skala dalam, itu merupakan harga/angka plunge
Yang terakhir adalah rake/pitch. Reke / pitch adalah besaran sudut lancip antara
garis dengan horizontal yang diukur pada bidang dimana garis tersebut terletak.
Kisaran nilai pitch adalah antar 0° dan 90°. Jika arah penunjaman sejajar dengan
garis jurus,maka pitch= 0°. Jika arah penunjaman tegak lurus garis jurus,maka

Struktur Garis 8
pitch= 90°. Arah penunjaman sebuah struktur garis adalah arah dari proyeksi
struktur garis tersebut ke bidang horizontal. Struktur garis dan proyeksinya harus
terletak pada bidang vertikal yang sama. Arah penunjaman dapat dideskripsikan
dengan menggunakan konvensi kuadran ataupun konvensi azimuth. Arah
penunjaman harus menunjuk pada arah ke mana struktur garis tersebut menunjam
Pengukuran azimuth (sudut yang diukur searah jarum jam dari sembarang titik
acuan) dan slope (ukuran kemiringan dari suatu garis) juga dilakukan di dalam
praktikum dengan menggunakan sasaran objek tertentu oleh praktikan. Untuk cara
pengukurann rake/pitch adalah sebagai berikut.
1. Menetukan strike pada bidang yang akan diukur
2. Membuat garis horizontal pada bidang dimana struktur garis tesebut
terdapat (garis horizontal sama dengan jurus dari bidang tersebut) yang
memotong struktur garis.
3. Kemudian diukur besar dari sudut lancip yang dibentuk oleh garis
horizontal (dengan menggunakan busur derajat).
4. Sudut yang terdapat merupakan angka/nilai pitch
Bearing yakni suatu jurus bidang vertikal yang melalui suatu garis tetapi
tidak menunjukkan suatuarah daripada penunjaman garis itu atau menunjukkan
arah dimana salah satu arahnya merupakan sudut pelurus. Pengukuran azimuth
(sudut yang diukur searah jarum jam dari sembarang titik acuan) dan slope
(ukuran kemiringan dari suatu garis) juga dilakukan di dalam praktikum dengan
menggunakan sasaran objek tertentu oleh praktikan.
Kedudukan struktur bidang secara lengkap dideskripsikan oleh penunjaman
dan arah penunjaman. Penunjaman (dua digit angka) ditulis terlebih dahulu,
diikuti dengan arah penunjaman (tiga digit angka), keduanya dipisahkan oleh
tanda koma. Sebagai contoh, struktur garis yang menunjam 48° pada arah N300°E
ditulis 48°, N300°E atau 48°, N60°W. Simbol peta untuk suatu struktur garis
adalah sebuah panah yang digambar sejajar dengan arah penunjaman struktur
garis tersebut. Sebuah angka dituliskan di dekat simbol panah untuk menandakan
sudut penunjamannya. Seringkali, simbol panah untuk struktur garis digambarkan
bersamaan dengan struktur bidang di mana struktur garis tersebut diamati dan
diukur.

Struktur Garis 9
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini adalah :
1. Struktur garis yang merupakan struktur batuan yang membentuk
geometri garis.
2. Berikut cara menentukan plunge dan rake/pitch suatu garis pada suatu
bidang.
a. Trend
1) Tempelkan bidang bantu sesuai garis
2) Buka kompas
3) Tempelkan kompas pada bidang bantu dengan mata lembu ke
arah penunjaman
4) Stabilkan mata lembu, dan baca nilai yang tertera
b. Plunge
1) Buka kompas
2) Tempelkan kompas pada bagian W
3) Atur nivo tabung sampai stabil
4) Baca nilai yang tertera pada skala dalam
c. Rake / pitch
1) Buka kompas
2) Membuat kedudukan strike
3) Menduplikasi garis pada bidang bantu
4) Ukur menggunakan busur dari kedudukan strike terhadap garis
3. Struktur garis yang merupakan perpotongan antara dua bidang
Penyelesaian secara grafis:
a Menggambar strike batu gamping dan intrusi dyke yang
berpotongan di O, kemudian membuat kontur struktur dari
masing-masing strikenya
b Setelah itu menghubungkan garis dengan titik pertemuan O1, O2
dan O3 yang merupakan bearingnya kemudian mengukur sudut
bearing tersebut dari garis hijau yang merupakan garis bearing

Struktur Garis 10
terhadap arah utara, garis putus-putus hijau menunjukkan besaran
dari bearingnya.
c Langkah selanjutnya membuat garis tegak lurus dari titik O2
sepanjang 1 cm dan dar i titik O3 sepanjang 2 cm, kemudian dari
tersebut dihubungkan denga membuat garis dari O1 ke bagia n
ujung dari ga ris- garis tersebut, garis berwarna pink merupakan
garis plunge. Besaran sudut dari plunge diukur dari garis bearing
terhadap garis plunge. Garis putus-putus pin k merupak an
besaran sudut dari plungenya.
d Langkah selanjutnya membuat garis tegak lurus dari titik O2
sepanjang 1 cm dan dari titik O3 sepanjang 2 cm, kemudian dari
tersebut dihubungkan dengan membuat garis dari O1 ke bagian
ujung dari garis-garis tersebut, garis berwarna pink me upakan
garis plunge. Besaran sudut dari plunge diukur dari garis bearing
terhadap garis plunge. Garis putus-putus pink merupakan besaran
sudut dari plungenya.

4.2 Saran
Disarankan lebih memahami materi yang diberikan oleh aslab, agar
kedepannya menjadi lebih mengerti lagi apa yang ingin dipelajari saat praktikum.

Struktur Garis 11
DAFTAR PUSTAKA
Adhitya, B., & dkk. 2021. Pembuatan Maket Geologi Struktur Sebagai Bahan
Ajar Di Jurusan Teknik Kebumian Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Jambi. Jurnal Pengabdian Masyarakat , Hal. 279.
Danang, Endarto. 2005. Pengantar Geologi Dasar . Semarang: LPP dan UNS
Press.
Fahri. 2011. Geologi Dinamik. Bandung: Gupindo.
Hadisurya, D. 2004. Buku Catatan Geologi Struktur . Yogyakarta: Jurusan
Teknik Pertambangan UPNVYK.
Michelle. 2009. Geologi Dinamik. Jakarta: Musalima.
Pinarto. 2001. Panduan Praktikum Geologi Struktur. UGM. Yogyakarta.
Noor, D. 2009. Pengantar Geologi. Bogor: Graha Ilmu.
Wahyudiono, J. 2011. Polidefomasi Pada Batuan Kelompok Embuluh Rajang di
Daerah Bhayangkara, Kalimantan Timur. Jurnal Geologi dan Sumberdaya
Mineral , Hal. 21.
Zuhdi. 2019. Buku Ajar Pengantar Geologi. Mataram: Duta Pustaka Ilmu.

Struktur Garis 12

Anda mungkin juga menyukai