Horizontal
Pengkuran Jarak Optis
Jarak optis di dapatkan dari pembacaan benang pada rambu
baik dengan bantuan alat Theodolit maupun Sipat Datar
(Waterpass). Setiap pembacaan benang silang (cross hair)
harus selalu terkontrol untuk menghindari kesalahan
pembacaan.
Perkembangan terakhir pada dekade terakhir adalah pengkuran jarak elektronik (elektronik distance
measuring instrument - EDM).
Alat ini menentukan panjang berdasarkan pada perubahan fase yang tejadi sewaktu energi
elektromegnetik dengan panjang gelombang yang diketahui , merambat sari satu ujung garis ke
ujung yang lain dan kembali.
Dengan EDM modern, jarak jarak otomatis ditunjukkan secara digital dan biasanya alat ini juga
dilengkapi reduksi arah horizontal dan vertical
a.Klasifikasi Alat EDM
Instrument elektro optis, memancarkan sinar
laser termodulasi atau sinar infra merah yang
panjang gelombangnya sedikit melewati wialayah
tampak pada spektrum.
Jika beda elevasi yang dipakai maka harus diketahui tinggi instrumen (he) dan reflektor (hr).
Contoh hitungan : Sebuah jarak miring 165.360 m dikur dari A ke B yang masing-masing elevasinya
447.401m dan 445.389 m. Hitung jarak AB jika tinggi instrumen (he) = 1,417 m dan tinggi reflektor (hr) = 1,625 m
Pengukuran Sudut
Secara garis besar sudut dapat dibedakan kedalam 2 kelompok, yaitu (1) sudut horizontal dan (2) sudut vertikal
Sudut Horizontal
Secara umum sudut horizontal diartikan sebagai sudut yang dibentuk oleh dua daris pada bidang hozirontal.
Dalam ukur tanah seringkali sudut horizontal ini dikaitkan dengan arah, seperti :
a. Sudut azimut, yaitu sudut yang dimulai dari arah Utara atau Selatan magnit bergerak searah jarum jam sampai
di arah yang dimaksud
b. Sudut jurusan, yaitu sudut yang dimulai dari arah Utara atau Selatan bumi bergerak searah jarum jam sampai
di arah yang dimaksud
c. Sudut bearing, yaitu sudut yang dimulai dari arah Utara atau Selatan bergerak searah atau kebalikan jarum jam
sampai di arah yang dimaksud maksimal di arah Timur atau Barat
d. Sudut kiri sudut kanan adalah sudut yang dibentuk oleh garis yang dimaksud dengan perpanjangan garis
sebelumnya ke arah kiri atau kanan
Pengukuran Sudut Horizontal
Dalam ilmu ukur tanah, yang di maksudkan dengan sudut horizontal (mendatar)
merupakan sudut pada bidang datar (proyeksi sudut yang terbentuk dari dua titik di
permukaan bumi).
Kemudian jika teropong kita putar dan di arahkan ke titik B, maka sudut yang
terbentuk adalah (…).
Untuk pengukuran sudut kita ambil perjanjian perputaran teropong dari kiri ke
kanan.
Sehingga sudut yang terbentuk merupakan selisih pembacaan di titik B dan A (BA).
Untuk mendapatkan sudut pada bidang
proyeksi secara langsung, maka pembacaan
ke arah titik A di muka bumi dan proyeksinya
(A’) tidak boleh terdapat pertentangan.