Anda di halaman 1dari 12

Pengukuran Jarak dan Sudut

Horizontal
Pengkuran Jarak Optis
Jarak optis di dapatkan dari pembacaan benang pada rambu
baik dengan bantuan alat Theodolit maupun Sipat Datar
(Waterpass). Setiap pembacaan benang silang (cross hair)
harus selalu terkontrol untuk menghindari kesalahan
pembacaan.

Dari gambar sebuah alat ukur (Theodolit) digunakan untuk


mengkur jarak (Tacheometry) dengan sudut kemiringan
(garis visier) teropong sebesar h (helling). Selsih
pembacaan benag silang (Ba-BB) adalah y. maka jarak
miring dari pengkuran optis
Pengukuran Jarak Elektronik

Perkembangan terakhir pada dekade terakhir adalah pengkuran jarak elektronik (elektronik distance
measuring instrument - EDM).

Alat ini menentukan panjang berdasarkan pada perubahan fase yang tejadi sewaktu energi
elektromegnetik dengan panjang gelombang yang diketahui , merambat sari satu ujung garis ke
ujung yang lain dan kembali.

Dengan EDM modern, jarak jarak otomatis ditunjukkan secara digital dan biasanya alat ini juga
dilengkapi reduksi arah horizontal dan vertical
a.Klasifikasi Alat EDM
Instrument elektro optis, memancarkan sinar
laser termodulasi atau sinar infra merah yang
panjang gelombangnya sedikit melewati wialayah
tampak pada spektrum.

Instrumen gelombang renik memancarkan


gelombang renik dengan frekuensi 3-35 CHz
Selain itu pengglongan juga sering dikaitkan dengan
jarak jangkaun yang umumnya mencapai 5 km
untuk jangkaun jarak pendek.

Terdapat juga instrumen yang dapat menjangkau


jarak mencapai 100 km, alat ini cocok untuk
pengkuran geodetis. Gambar 4.4. Prosedur EDM
yang disempurnakan
Prinsip Pengukuran Jarak Horizontal Menggunakan EDM
EDM mengukur jarak miring dan dapat mereduksi secara otomatis jika sudut verticalnya diketahui.
Reduksi jarak miring didasarkan pada perbedaan elevasi atau sudut vertical.

Jika beda elevasi yang dipakai maka harus diketahui tinggi instrumen (he) dan reflektor (hr).

Contoh hitungan : Sebuah jarak miring 165.360 m dikur dari A ke B yang masing-masing elevasinya
447.401m dan 445.389 m. Hitung jarak AB jika tinggi instrumen (he) = 1,417 m dan tinggi reflektor (hr) = 1,625 m
Pengukuran Sudut
Secara garis besar sudut dapat dibedakan kedalam 2 kelompok, yaitu (1) sudut horizontal dan (2) sudut vertikal

Sudut Horizontal
Secara umum sudut horizontal diartikan sebagai sudut yang dibentuk oleh dua daris pada bidang hozirontal.
Dalam ukur tanah seringkali sudut horizontal ini dikaitkan dengan arah, seperti :

a. Sudut azimut, yaitu sudut yang dimulai dari arah Utara atau Selatan magnit bergerak searah jarum jam sampai
di arah yang dimaksud
b. Sudut jurusan, yaitu sudut yang dimulai dari arah Utara atau Selatan bumi bergerak searah jarum jam sampai
di arah yang dimaksud
c. Sudut bearing, yaitu sudut yang dimulai dari arah Utara atau Selatan bergerak searah atau kebalikan jarum jam
sampai di arah yang dimaksud maksimal di arah Timur atau Barat
d. Sudut kiri sudut kanan adalah sudut yang dibentuk oleh garis yang dimaksud dengan perpanjangan garis
sebelumnya ke arah kiri atau kanan
Pengukuran Sudut Horizontal
Dalam ilmu ukur tanah, yang di maksudkan dengan sudut horizontal (mendatar)
merupakan sudut pada bidang datar (proyeksi sudut yang terbentuk dari dua titik di
permukaan bumi).

Untuk mendapatkan sudut pada bidang proyeksi secara langsung, maka


pembacaan ke arah titik A di muka bumi dan proyeksinya (A’) tidak boleh terdapat
pertentangan.

Kemudian jika teropong kita putar dan di arahkan ke titik B, maka sudut yang
terbentuk adalah (…).
Untuk pengukuran sudut kita ambil perjanjian perputaran teropong dari kiri ke
kanan.
Sehingga sudut yang terbentuk merupakan selisih pembacaan di titik B dan A (BA).
Untuk mendapatkan sudut pada bidang
proyeksi secara langsung, maka pembacaan
ke arah titik A di muka bumi dan proyeksinya
(A’) tidak boleh terdapat pertentangan.

Kemudian jika teropong kita putar dan di


arahkan ke titik B, maka sudut yang terbentuk
adalah (…). Untuk pengukuran sudut kita
ambil perjanjian perputaran teropong dari kiri
ke kanan. Sehingga sudut yang terbentuk
merupakan selisih pembacaa di titik B dan A
(B-A).
Tiga persyaratan dasar untuk menentukan
sebuah sudut diantaranya adalah garis awal atau
acuan, arah perputaran dan jarak (besar) sudut.

Bacaan sudut merupakan bacaan sudut


pada Theodolit (alat sejenis) ketika
membidik arah tertentu. Sudut
merupakan selisih antara dua bacaan
sudut. Alat diletakkan di titik A, diarahkan
ke B, bacaan sudutnya adalah 30°. Alat
kemudian diputar ke kanan dan diarahkan
ke C, diperoleh bacaan sudut 90°. Maka
sudut BAC = Sudut Bacaan AC - Sudut
Bacaan AB = 90°-30° = 60°.
Jenis-jenis sudut horizontal
Jenis-jenis sudut horizontal yang paling biasa diukur dalam pekerjaan pengukuran tanah adalah sudut dalam,
sudut ke kanan dan sudut belokan.
Karena ketiga jenis sudut diatas sangat berbeda maka jenis sudut yang dipakai harus ditunjukkan dengan jelas
dalam catatan lapangan.
Sudut dalam, terlihat dalam gambar ada di sebelah dalam poligon tertutup dan sudut luar terletak di luar poligon
tertutup.
Sudut luar merupakan axplement (pelingkar) dari sudut dalam. Keuntungan mengukur sudut luar adalah
penggunaannya sebagai pengecekan, karena jumlah sudut dalam dan sudut luar pada satu stasiun (titik) harus sama
dengan 360°.
Seperti digambarkan dalam gambar sudut dalam dapat diputar searah jarum jam (ke kanan) atau berlawanan jarum
jam (ke kiri). Menurut definisi, sudut ke kanan diukur searah jarum jam dari stasiun belakang ke stasiun depan. Catatan,
selama pengukuran berjalan, biasanya stasiun diberi nama urutan hurup abjad atau angka naik.
Perhatikan bahwa poligon pada gambar adalah ‘kanan’ dan ’kiri’ – yaitu sama dalam bentuk tetapi berkebalikan seperti
tangan kanan dan tangan kiri.
Gambar (b) ditunjukkan hanya untuk menekankan bahwa sebuah kesalahan serius dapat terjadi jika sudut-sudut searah
dan berlawanan arah jarum jam dicampur aduk. Karenanya harudipakai prosedur yang seragam, misalnya bila mungkin
selalu mengukur sudut searah jarumjam dan arah putaran ditunjukkan dalam buku lapangan dengan sebuah sketsa.
Sudut Dalam Sudut belokan diukur ke kanan (searah jarum jam)
dari perpanjang garis belakang ke stasiun depan. Sudut belokan
selalu lebih kecil dari 180 derajad dan arah putaran ditentukan
dengan jalan menambahkan ka dan ki pada harga numerisnya.
Jadi sudut B seperti gambar dibawah ini adalah Kanan (Ka) dan
sudut di C adalah Kiri (ki)

Anda mungkin juga menyukai