Anda di halaman 1dari 48

LUMPUR PEMBORAN

Fungsi Lumpur Pemboran

• Mengangkat cutting ke permukaan.


• Mendinginkan dan melumasi pahat dan rangkaian
pipa.
• Membentuk mud cake yang tipis dan licin.
• Mengontrol tekanan formasi.
• Menahan cutting dan material-material pemberat
pada suspensi bila sirkulasi terhenti untuk
sementara.
• Melepaskan pasir dan cutting dipermukaan.
• Menahan sebagian berat drillpipe dan casing.
• Mengurangi efek pada formasi.
• Media informasi.
• Media logging.
Komposisi Lumpur
Pemboran

•Komponen cair.
•Komponen padatan.
• Reaktif solids.
• Inert solids.
Kereaktifan dan Spesifik Gravitasi dari Komposisi Cairan dan Padatan15)

Cairan Padatan
1. Air Tawar 1. Gravitasi rendah SG = 2.5
2. Air Asin a. tidak reaktif : pasir, chert,
3. Minyak limestone, beberapa shale
4. Campuran dari cairan diatas b. Reaktif : lempung (clays)
2. Gravitasi
a. Barite, SG = 4.2
b. Bijih besi dan galena, SG = 7
Addictife Lumpur

•Material Pemberat
• Barite (BaSO4)
• Mempunyai spesifik gravitasi antara 4,25 – 4,35, biasanya
dipergunakan untuk operasi pemboran yang melewati zona gas
bertekanan tinggi yang dangkal.
• Galena (PbS)
• Mempunyai spesifik gravitasi 6,7 – 7,0, fungsi utamanya adalah
untuk mematikan sumur apabila tekanan dari formasi yang besar.
• Calcium Carbonat (CaCO3)
• Mempunyai spesifik gravitasi 2,75, material ini digunakan untuk
lumpur jenis oil base mud. Kalsium karbonat biasanya
dipergunakan untuk operasi pemboran yang dalam.
Gambar 1. Mud Balance
Addictife Lumpur

•Pengental
• Wyoming bentonite, merupakan material yang berfungsi
untuk menaikkan viskositas lumpur jenis fresh water
mud, dimana tiap penambahan material ini kedalam air
sebanyak 20 lb/bbl akan dapat memberikan viskositas
sebesar kurang lebih 36 detik mursh funnel.
• Attapulgit, merupakan material clay yang
berfungsi untuk menaikkan viskositas pada
lumpur jenis salt water base mud.
• Extra high yield bentonite
• High yield clay
Viscosity

Shear Rate

Gambar 2. Plot Rectaangular dari Viskositas vs Shear Rate


Gambar 4. Marsh Funnel
MARSH FUNNEL FANN VG VISCOMETER ROTOR SLEEVE SPEEDS (RPM)
-----------------------------------------------
KNOP SPEED SWITCH
SPRING POSITION HICH LOW
-----------------------------------------------
UP 200 100
CENTRE 6 3
LENS DOWN 600 300
-----------------------------------------------

DIAL

GEAR TRAIN
--------------------------------------
ROTOR SHEAR RATE
1500 cc SPEED AT BOB SEC
--------------------------------------
ROTOR 3 5,1
SLEEVE 6 30,2
100 170,0
200 341,0
300 511,0
600 1022,0
--------------------------------------
Note: For Standard BOP and Sleeve
BOB
SYNCHRONOUS
MOTOR
CUP
SCREEN

SPEED CONTROL
SWITCH

Gambar 5. Skema Marsh Funnel dan Fan VG Viscometer


Gambar Van VG
Addictife Lumpur

•Pengencer
• Calcium ligno sulfonate, sangat baik untuk dispersant pada calcium
treated muds ataupun lime treated muds.
• Phospat, dipakai sebagai thinner pada low pH muds dimana pada
temperatur tidak lebih dari 180 0F, karena pada temperatur
tersebut phospat akan pecah menjadi orthophospat dan sering
dipaaki untuk keadaan lumpur yang terkontaminasi dengan semen.
• Sodium, Acid PyroPhospat (SAPP), mempunyai pH kurang lebih 4,
fungsinya untuk memperbaiki keadaan lumpur yang terkontaminasi
dengan semen serta dapat digunakan untuk menurunkan
viskositas.
• Quebracho, dengan penambahan 2% dari volume lumpur dapat
memperbaiki air tapisan dan menurunkan viskositas lumpur.
• Bahan penurunan viskositas yang lainnya antara lain : Chrome ligno
sulfonate, Processed lignite, Alkaline.
Addictife Lumpur

• Fluid-Loss Reducer
• Pregelatinized starch
• Digunakan pada salt water muds pada temperatur di bawah 200 oF dan
diproduksi dari sari pati jagung dan kentang.
• Sodium carboxymethyl cellulose
• Tersedia dalam beberapa tingkatan tergantung dari derajat polymerazation ,
tahan terhadap garam dan temperatur tapi tidak lebih dari 300oF.
• Dispersants
• Contohnya adalah lignites, lignosulfanates.
• Mengurangi partikel clay menjadi jarak koloidal, dimana efekif terhadap
permeabilitas filter cake dan dapat digunakan pada fresh water sitem
,temperatur stabil bervariasi tergantung pilihan
• Emulsified
• Tidak biasa digunakan untuk fluid loss reducer,tetapi dapat digunakan untuk
mengurangi permeabilitas cake,temperatur bervariasi dengan kombinasi yang
berbed
Standard Filter
Press (HPHT)
Sand Content
Addictife Lumpur

• Material Loss Circulation


• Milmica, merupakan material mika yang tidak
mengikis peralatan dan mempunyai bentuk yang
kasar.
• Kwik seal, material yang sangat efektif untuk
mencegah hilangnya lumpur pada formasi porous.
• Mill-plug, merupakan material berbentuk butir,
yang mempunyai stregth sangat tinggi yang
berfungsi untuk menutup formasi yang pecah.
Addictife Lumpur

•Pengontrol Korosi
• Noxygen, berfungsi sebagai katalisator sodium sulfide
yang berupa tepung, digunakan untuk membersihkan
oksigen yang dapat menimbulakn korosi. Material ini
biasanya dipakai secara rutin pada operasi pemboran.
• Noxigen L, berfungsi sebagai pembersih oksigen
yang terdapat dalam lumpur, adapun bentuk dari
noxigen ini berupa larutan dengan konsentrasi
11,2 lb/bbl ammoniumbi sulfide
Tool Kit
Addictife Lumpur

•Pengontrol Ph
• Caustic Soda (NaOH), mempunyai kadar alkohol
yang tinggi dan berfungsi mengontrol pH pada
water base muds.
• Soda Ash, adalah material kering yang
dipergunakan untuk mengendapakan ion
Ca++ pada water base muds.
Addictife Lumpur

• Fluccolant.
• Fluxit (buatan Magcobar)
• Baroflac (buatan Baroid)
Addictife Lumpur

• Emulsifier
• Mogco Mul (buatan Magcobar)
• Trimulsi (buatan Baraoid)
• Atlasol (buatan Mil White)
• Imco – Ceox (buatan IMC)
HPHT Standard Filter Press
_
OH __
O

Na+ Na+
__
_ _
O __
OH OH
O

Na + Na +
__
O _
OH

Skema diagram yang menununjukkan monmorillonite sebagai


plat-plat yang menyerap (mengabsorpsi) sodium
C
Viscosity, cp

B
A

Solid Content, vol %

Gambar 6. Viskositas vs Kadar Padatan


Klasifikasi Lumpur
Pemboran
HIDROLIKA FLUIDA PEMBORAN
Hidrolika
Rheologi Lumpur Pemboran

• Sifat Aliran Lumpur Pemboran


• Laminer
• Turbulen
• Sumbat
RHEOLOGI FLUIDA PEMBORAN

SIFAT ALIRAN

Laminer, gerak aliran partikel-partikel fluida yang


bergerak pada laju yang lambat, adalah teratur dan
geraknya sejajar dengan aliran (dinding)
Turbulen, fluida bergerak dengan kecepatan yang lebih
besar dan partikel-partikel fluida bergerak tidak teratur.
Plug Flow, aliran khusus fluida plastis, dimana shear
terjadi dekat dinding pipa, dan ditengah terjadi aliran
tanpa shear.
Hidrolika
Klasifikasi Lumpur Pemboran

• Newtonian
• Non Newtonian
• bingham plastic,
• power law,
• dan modified power law
Shear stress () lb/100 sqft
Bingham Plastic

Pseudoplastic

Dilatant

Shear rate (r) sec-1


Shear rate (pressure loss)

Bingham Plastic
Pseudoplastic

Newtonion

Shear rate (flow rate)

Plot Koordinat Shear Stress vs Shear Rate


SHEAR STRESS, LB/100 sqft)
INTERCEPT=YIELD VALUE (YV)

GELSTRENGTH)

300 RPM 600 RPM

SHEAR RATE, SEC-1


SHEAR STRESS, LB/100 sqft)

Bingham Plastic

Slope : Plastic Viscosity (PV)

Yield Point (YP) : Minimum shear stress required to initiate flow

SHEAR RATE, SEC-1

Persamaan Bingham Plastic


Hidrolika
Kehilangan Tekanan pada
Sistem Sirkulasi

• Kehilangan Tekanan pada Surface Connection


• Kehilangan Tekanan pada Drill String
• Kehilangan Tekanan pada Anulus DP dan DC
• Kehilangan Tekanan pada bit
KEHILANGAN TEKANAN PADA SISTEM
SIRKULASI

Dalam setiap aliran suatu fluida, maka kehilangan


tekanan akan selalu terjadi, meskipun sangat
halus permukaan pipa yang dipakai, begitu juga
pada proses sirkulasi lumpur pemboran pada
seluruh sistem aliran. Perhitungannya dapat
dilakukan secara praktis dan analitis.
Hidrolika
Kapasitas Pengangkatan Cutting
KECEPATAN ALIR ANULUS
Kecepatan Slip (Vs) adalah kecepatan minimum dimana cutting
dapat mulai terangkat atau dalam praktek merupakan
pengurangan antara kecepatan lumpur dengan kevcepatan
cutting

Vs = Vl - Vp

Pada kondisi normal, aliran anulus laminer

Kecepatan lumpur di anulus harus diantara kecepatan slip dan


kecepatan kritis.
BIT HYDRAULIC
Konsep ini mengoptimasikan aliran lumpur pada bit
sedemikian rupa shg dapat membantu laju
penembusan (ROP).

Fungsi fluida membantu melepaskan batuan yang


masih melekat pada dipecahkan oleh bit, kemudian
fluida yang telah mengandung cutting tersebut
mentransfer cutting ke permukaan

Faktor yang mempengaruhi disain hidrolika :

• Ukuran dan geometri sistem sirkulasi


• Sifat fisik fluida pemboran
• Pola aliran
DAYA TEKANAN DAN POMPA

Pompa yang digunakan dalam pemboran adalah pompa


piston dengan efisiensi total penggunaan adalah 70%.

Besarnya Hp merupakan pencerminan kekuatan suatu


pompa, sehingga sebagai pegangan awal harga yang
dipegang tetap konstan dengan ef 65%.

Tekanan maksimum pompa mempunyai efsiensi 65%.


Hidrolika

Hidrolika Pada Pahat

• Bit Hidraulik Horse Power (BHHP)


• Bit Hydraulik Impact (BHI)
• Jet Velocity (JV)
Hidrolika

Metode Analisa
Pengangkatan Cutting

• Ratio Transport Serbuk Bor


• Konsentrasi Serbuk Bor
• Indeks Pengendapan Serbuk Bor

Anda mungkin juga menyukai