Disusun oleh
LABORATORIUM KOMPUTER
JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN & ENERGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan hikmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul MAKALAH
PRAKTIKUM APLIKASI SOFTWARE PERMINYAKAN ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi Ujian Tengah
Semester (UTS) pada Praktikum Aplikasi Software Perminyakan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang aplikasi pipesim bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Praktikan
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................5
II.4 Network..........................................................................................................................13
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi berbahan fosil minyak bumi masih menjadi energi yang utama dalam
penggunaannya. Seiringberkembangnya energi alternatif seperti gas alam, mulai menarik
banyak perhatian kalangan industri. Gas alam yang tersedia saat ini tentu masih jauh
melimpah dibandingkan dengan minyak bumi yang sudah sangat dominan, tentunya gas alam
menjadi kandidat utama yang dapat menggantikan posisi minyak bumi. Proses eksplorasi dan
eksploitasi sudah dilakukan dalam pencarian gas bumi. Pekerjaan kegiatan dimulai dari tahap
awal sampai dengan tahap akhir produksi gas bumi. Seiring dengan berproduksinya suatu
reservoir gas, tentu mengalami penurunan tekanan. Kehilangan tekanan pada sistem produksi
dapat terjadi pada berbagai posisi, dimulai dari reservoir hingga separator yang digunakan
untuk mengolah gas tersebut yang selanjutnya nanti akan siap untuk dipasarkan. Pekerjaan
setelah pengeboran dilakukan komplesi untuk penyelesaian sebelum produksi dapat
dilakukan. Pada komplesi, terjadi kehilangan tekanan karena turbulensi dari aliran pada
formasi, akibat damage atau kerusakan pada formasi akibat over balance perforation.
Kehilangan tekanan juga dapat terjadi pada pipa produksi bawah permukaan (tubing) atau
pipa di surface (flowline).
BAB II
TEORI DASAR
Pipesim adalah program perangkat lunak simulasi aliran yang digunakan untuk
memodelkan aliran multiphase. Perusahaan menengah dan besar di industri minyak dan gas
menggunakan Pipesim untuk memahami perilaku fluida dalam sistem mereka. Sebagai
bagian dari penggunaan normal, Pipesim dapat mengoptimalkan produksi dan
mengidentifikasi serta mendiagnosis tantangan operasional dengan bantuan kapabilitas
computational fluid dynamics (CFD). Bisnis telah bergantung pada Pipesim selama lebih dari
tiga dekade. Mereka menggunakan perangkat lunak untuk tiga tipe dasar pemodelan aliran:
Aliran multifase, perpindahan panas, dan perilaku fluida. Selain fungsi inti tersebut,
pengguna menikmati beberapa kemampuan paling inovatif dari kategori perangkat lunak ini.
Misalnya, Pipesim menyediakan model mekanistik tiga fase bawaan serta alat canggih untuk
pemodelan PVT. Perkiraan produksi lanjutan adalah salah satu fitur utama Pipesim.
Menggunakan simulator aliran multiphase bawaan, aplikasi dapat menggantikan rumus yang
rumit dengan model empiris. Hasilnya, perusahaan dapat memperoleh data reservoir tanpa
harus menutup sumur.
Pengguna juga dapat berinteraksi dengan Pipesim melalui aplikasi Microsoft Office
seperti Excel dan Access. Pemrogram dapat membuat aplikasi khusus menggunakan C ++
dan mengintegrasikannya dengan Pipesim. Pengembang Pipesim menawarkan banyak
aplikasi lain yang dapat berintegrasi dengan Pipesim. Selain itu, Pipesim terintegrasi dengan
banyak aplikasi pihak ketiga yang biasa digunakan oleh perusahaan di sektor energi.
Keuntungan Pipesim termasuk ekosistem Python yang dapat diakses yang memungkinkan
peluang kustomisasi yang hampir tak terbatas. Sebuah lubang sumur grafis adalah manfaat
lain yang memungkinkan pengguna untuk membuat dan menganalisis model dengan baik
secara visual. Schlumberger baru-baru ini meningkatkan perangkat lunak untuk
memanfaatkan sepenuhnya daya komputasi yang tersedia. Pemecah jaringan paralelnya
menjalankan simulasi lebih cepat dari sebelumnya dengan menyeimbangkan beban kerja
digital aplikasi. Harga untuk Schlumberger Pipesim tidak tersedia untuk umum. Calon
pembeli harus mengunjungi situs web pengembang untuk meminta penawaran khusus. Selain
dukungan implementasi dan pelatihan awal, Schlumberger menawarkan berbagai layanan
pelatihan minyak dan gas yang dapat membantu perusahaan mendapatkan nilai maksimal dari
investasi mereka di Pipesim. Baik Anda perusahaan minyak dan gas lokal, regional, atau
global, Pipesim adalah aplikasi hebat yang dapat membantu Anda dan tim Anda bekerja lebih
cepat dan lebih cerdas.
Baik gas bebas maupun gas yang berasal dari larutan minyak, keduanya memiliki
tenaga, dimana pada kondisi tertentu tenaga tersebut dapat menaikkan fluida dari dasar sumur
ke permukaan melalui tubing tanpa memerlukan tenaga bantuan yang berasal dari luar.
Metoda produksi yang mempergunakan tenaga yang berasal dari reservoir untuk
menaikkan fluida dari dasar sumur inilah yang disebut dengan metoda sembur alam. Untuk
menjaga sumur-sumur produksi tetap berproduksi dalam jangka waktu semburan
yang agak lama, maka pada alat christmas tree dipasang choke yang mempunyai diameter
jauh lebih kecil dari pada diameter tubing.
Pada prinsipnya metoda produksi sumur sembur alam yang memanfaatkan perbedan tekanan
yang ada antara tekanan reservoir dengan tekanan lubang sumur. Sehingga secara alamiah
adanya perbedaan tekanan ini akan mengalirkan fluida ke permukaan. Agar recovery yang
didapat optimum maka dilakukan analisa performance sumurnya yaitu inflow performance,
vertical lift performance dan bean performance.
Inflow Performance Inflow Performance adalah aliran air , minyak dan gas dari formasi
menuju ke dalam sumur (dasar sumur), yang dipengaruhi oleh productivity index-nya atau
lebih umum disebut Inflow Performance Relationship (IPR).
Sembur alam adalah salah satu metode pengangkatan minyak ke permukaan dengan
menggunakan tenaga atau tekanan yang berasal dari reservoir/formasi dimana sumur berada.
Sumur sembur alam dapat diproduksikan dengan atau tanpa “jepitan” (choke) di permukaan.
Sebagian besar sumur sembur alam menggunakan choke di permukaan dengan berbagai
alasan, antara lain:
1. Sebagai pengaman
2. Untuk mempertahankan produksi, sebesar yang diinginkan
3. Mempertahankan batas atas laju produksi, untuk mencegah masuknya pasir
4. Untuk memproduksikan reservoir pada laju yang paling efisien
5. Untuk mencegah water atau gas coning
Dalam merencanakan produksi, produksi optimum sumur selalu merupakan sasaran, sehingga
berdasarkan kondisi optimum inilah peralatan produksi dapat direncanakan dengan baik
dalam hal dimensi, kekuatan (grade), jumlah/panjang, macam alat maupun spesifikasi
lainnya. Faktor yang mendasari tercapainya kondisi optimum adalah cadangan, ulah aliran
fluida untuk dapat diproduksi, interaksi atau hubungan antara kelakuan formasi berproduksi
dengan kondisi atau parameter produksi di permukaan (Psp, Pwh). Disamping faktor-faktor
yang telah disebutkan tadi, faktor berikut ini dapat juga merupakan faktor yang
mempengaruhi perencanaan peralatan produksi seperti :
Fleksibilitas untuk sistem produksi di masa yang akan datang (artificial lift).
Peralatan dari sumur sembur alam pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua komponen besar,
yaitu peralatan di atas permukaan dan di bawah permukaan.
Casing head
Tubing head
Manometer tekanan dan temperature
Master valve gate
Wing valve
Choke
Check valve
Tubing
Packer
Nipple
Sliding sleeve door
Bottom hole choke
Blast joint
Flow coupling
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan laju produksi maupun
menganalisa kelakuan sumur sembur alam, yaitu:
Dalam perencanaan sumur sembur alam, selain mengetahui keadaan reservoir sumur
yang bersangkutan, juga harus mengetahui mekanisme pendorongnya dan beberapa metoda
yang digunakan untuk menentukan aliran fluida dalam tubing, juga harus
diketahui bagaimana perencanaan peralatan sumur tersebut.
Untuk perencanaan peralatan sumur sembur alam, terdapat dua hal yang
perlu diperhatikan, yaitu verifikasi tubing dari segi kekuatan bahan dan penentuan panjang
dan diameter tubing yang digunakan. Hal tersebut harus dipahami agar tidak terjadi kesalahan
dalam perencanaan peralatan sumur sembur alam.
Khususnya yang akan dibicarakan di bawah ini adalah cara produksi dengan gas lift.
Gas lift merupakan salah satu metode pengangkatan buatan di samping metode pemompaan,
setelah cara sembur alam tidak dapat dilakukan.
Gas lift didefinisikan sebagai suatu proses/ metode pengangkatan fluida dari lubang sumur
dengan cara menambahkan gas/ menginjeksikan gas yang relative bertekanan tinggi ke dalam
kolom fluida.
Pada gas lift ini diperlukan tekanan injeksi yang tinggi, sehingga diperlukan juga kompresor
yang mempunyai horse power yang tinggi pula, oleh karenanya dibuat agar horse power
kompresor kecil tetapi tekanannya tinggi, yaitu dengan menggunakan valve.
Tersedianya gas yang memadai untuk injeksi, baik dari reservoir itu sendiri maupun
dari tempat lain.
Fluid level masih tinggi
Pada proses gas lift, pengangkatan fluida didasarkan pada salah satu cara sebagai berikut :
Proses dari pada gas lift dapat diterangkan dari sebagai berikut :
Cairan yang ada pada annulus ditekan oleh gas injeksi, akibatnya permukaan cairan sekarang
berada di bawah valve, pada saat ini valve yang pertama membuka sehingga gas akan masuk
pada tubing, sehingga density minyak turun akibatnya gradient tekanan kecil dan minyak
dapat diangkat ke atas.
Beberapa kelebihan gas lift dibandingkan dengan metode pengangkatan buatan lain, yaitu :
Biaya peralatan awal biasanya lebih tinggi karena harus pakai kompresor
Pasir yang ikut terproduksi tidak merusak kebanyakan instalasi gas lift. Sifat pasir abrasive.
Gas lift tidak tergantung/ dipengaruhi oleh design sumur. Mau vertical atau directional well
bisa dipakai.
Umur peralatan lebih lama.
Biaya operasi biasanya lebih kecil.
Ideal untuk sumur-sumur dengan GOR tinggi.
II.4 Network
diameter choke, critical pressure ratio, batas toleransi laju alir kritis
ditentukan.
utama.
Dalam memproduksi suatu sumur, baik itu sumur minyak ataupun gas, sangat
diperlukan adanya informasi mengenai kelakuan dari reservoirnya.. Kelakuan reservoir
biasanya ditunjukkan dengan adanya aliran (inflow) dari reservoir itu sendiri yang
disebabkan adanya tekanan reservoir (Pr). Aliran dari reservoir kedalam lubang sumur
tergantung dari drawdown atau pressure drop dalam reservoir, Pr – Pwf, dimana Pwf adalah
tekanan alir didasar sumur (bottomhole flowing pressure) Aliran dari reservoir ke lubang
sumur tersebut dinamakan inflow performance, dan kurva yang dihasilkan antara laju
produksi dengan tekanan alir dasar sumur disebut inflow performance relationship, atau lebih
dikenal dengan istilah kurva IPR. Jadi kurva IPR merupakan kurva yang menunjukkan
kelakuan produksi suatu sumur.
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Gambar III.1 Design Vertical Natural Flow Well
PEMBAHASAN
Aplikasi Pipesim milik Schlumberger ini bertujuan untuk mendesain casing dan peralatan di
atas permukaan. Pada ujian kali ini kami mahasiswa/i Teknik Perminyakan ditugaskan untuk
membuat pengerjaan well serta jika sudah selesai,well tersebut akan di masukkan data well
diberikan,praktikan diminta untuk membuat 1 network yang terdiri dari 8 sumur dimana 5
sumur diantaranya yaitu sumur natural flow,sumur vertical +artificial lift (ESP),sumur gas
lift, sumur horizontal, dan sumur horizontal+artificial lift (ESP). Sumur tersebut wajib
Sumur pertama yang akan dibuat yaitu sumur Vertical Natural Flow. Pertama
praktikan memasukkan OD casing 20” dan ID 19” , OD Casing kedua sebesar 16” dan ID
15,124” di kedalaman 4227ft , OD casing yang ketiga sebesar 10,75” dan ID 9,95” di
kedalaman 4727ft , OD casing terakhir sebesar 7” dan ID 6,456” di kedalaman 5727ft , untuk
Liner OD yang digunakan 4,5” dan ID nya 4” dari kedalaman 5727ft sampai kedalaman
7527ft. Setelah melakukan penyusunan casing dan liner maka praktikan akan menentukan
penyusunan tubing nya ukuran OD tubing yang digunakan sebesar 5,5” dan ID 4,67” sampai
kedalaman 7027ft. Alat di atas permukaan sudah selesai maka praktikan akan menyusun alat
7327ft dengan pressure 2550 psia , Temperature 321°F , PI 8 STB/(d.psi). Setelah perforasi
dilakukan,praktikan menyusun fluid model nya dengan nilai GOR 350 SCF/STB , Watercut
35% , dan API 30°. Setelah semua sudah disusun dan tidak ada kesalahan (validation) yang
salah,maka praktikan akan melakukan Nodal Analysis nya,grafik akan muncul setelah di run.
Nodal Analysis pada sumur Vertikal Natural Flow ini menunjukkan tekanan dan laju alir
yang terjadi bahwa sumur tersebut mampu berproduksi di tekanan dan laju alir tesebut tanpa
bantuan artificial lift di Tekanan 1404,087 psia dan laju alir 7613,934 STB/d dimana terjadi
Sumur kedua yang akan dibuat yaitu Vertikal Artificial Lift. Artificial Lift yang
dipakai untuk sumur ini adalah ESP, Hal pertama praktikan memasukkan OD casing 20” dan
ID 19” di kedalaman 3527ft , OD Casing kedua sebesar 16” dan ID 15,01” di kedalaman
4227ft , OD casing yang ketiga sebesar 10,75” dan ID 10,05” di kedalaman 4727ft , OD
casing terakhir sebesar 7” dan ID 6,276” di kedalaman 5727ft , untuk Liner OD yang
digunakan 4,5” dan ID nya 4” dari kedalaman 5727ft sampai kedalaman 7527ft. Setelah
melakukan penyusunan casing dan liner maka praktikan akan menentukan penyusunan tubing
nya ukuran OD tubing yang digunakan sebesar 5,5” dan ID 4,5” sampai kedalaman 7027ft.
Alat di atas permukaan sudah selesai maka praktikan akan menyusun alat di bawah
permukaan yaitu Packer di kedalaman 4691,163ft. Karena pada sumur kali ini menggunakan
artificial lift maka tambahkan artificial lift (ESP) dan pilih manufacturer yang sekiranya pas
untuk pemasangan sumur ini lalu setelah itu baru dilakukan Perforasi dilakukan di kedalaman
7327ft dengan pressure 2550 psia , Temperature 321°F , PI 8 STB/(d.psi). Setelah perforasi
dilakukan,praktikan menyusun fluid model nya dengan nilai GOR 350 SCF/STB , Watercut
35% , dan API 30°. Perancangan sumur sudah selesai maka praktikan baru bisa menjalankan
grafik Nodal Analysis setelah tidak ada validation yang terdapat. Dapat dilihat di titik yang
berpotongan dengan tekanan 1625,264 psia dam laju alir 7397,885 STB/d menunjukkan
bahwa tekanan dan laju alir yang terjadi,sumur tersebut mampu berproduksi di tekanan dan
Sumur ketiga yang akan dibuat adalah Horizontal Natural Flow Well. Hal pertama
yang dilakukan adalah menyusun casing sama seperti sumur-sumur sebelumnya. Pertama
praktikan memasukkan OD casing 20” dan ID 19” di kedalaman 3527ft , OD Casing kedua
sebesar 16” dan ID 15,01” di kedalaman 4227ft , OD casing yang ketiga sebesar 10,75” dan
5727ft , untuk Liner OD yang digunakan 4,5” dan ID nya 4” dari kedalaman 5727ft sampai
kedalaman 7527ft. Setelah melakukan penyusunan casing dan liner maka praktikan akan
menentukan penyusunan tubing nya ukuran OD tubing yang digunakan sebesar 5,5” dan ID
4,67” sampai kedalaman 7027ft. Alat di atas permukaan sudah selesai maka praktikan akan
menyusun alat di bawah permukaan yaitu Packer di kedalaman 5500ft. Perforasi dilakukan di
Setelah perforasi dilakukan,praktikan menyusun fluid model nya dengan nilai GOR 350
SCF/STB , Watercut 35% , dan API 30°. Dan sumur horizontal dibuat agar membentuk sudut
90°. Jika diberikan nilai productivity index sebesar 3 STB, maka tidak dapat berjalan karena
sumur yang dilakukan adalah sumur horizontal dengan jenis alirannya distributed, apabila
productivity index nya lebih besar dari 1 saat jenis aliran distributed dan horizontal maka
tidak akan dapat di running hasil P/T profile dan hasil nodal analysis nya.
Sumur keempat yang akan dibuat adalah Horizontal Artificial Lift Well. Hal pertama
yang dilakukan adalah menyusun casing sama seperti sumur-sumur sebelumnya. Pertama
praktikan memasukkan OD casing 20” dan ID 19” di kedalaman 3527ft , OD Casing kedua
sebesar 16” dan ID 15,01” di kedalaman 4227ft , OD casing yang ketiga sebesar 10,75” dan
5727ft , untuk Liner OD yang digunakan 4,5” dan ID nya 4” dari kedalaman 5727ft sampai
kedalaman 7527ft. Setelah melakukan penyusunan casing dan liner maka praktikan akan
menentukan penyusunan tubing nya ukuran OD tubing yang digunakan sebesar 5,5” dan ID
4,67” sampai kedalaman 7027ft. Alat di atas permukaan sudah selesai maka praktikan akan
menyusun alat di bawah permukaan yaitu Packer di kedalaman 5500ft. Karena pada sumur
kali ini menggunakan artificial lift maka tambahkan artificial lift (ESP) dan pilih
manufacturer yang sekiranya pas untuk pemasangan sumur ini lalu setelah itu baru dilakukan
Perforasi dilakukan di kedalaman 7327ft dengan pressure 2550 psia , Temperature 321°F , PI
8 STB/(d.psi). Setelah perforasi dilakukan,praktikan menyusun fluid model nya dengan nilai
GOR 350 SCF/STB , Watercut 35% , dan API 30°. Dan sumur horizontal dibuat agar
Pada sumur Gas Lift well sebagai sumur yang terakhir,praktikan akan mengubah
mode nya menjadi Simple dan Dimention Option menjadi Wall Thickness dengan ukuran ID
Casing 7,025” di kedalaman 13527ft dan wall thickness sebesar 0,3”. Lalu masukkan
kedalaman tubing 12727ft dengan ID Tubing 3,548ft dan wall thickness 0,226”. Setelah itu
dilakukan lah gas lift response untuk mengetahui nilai optimum gas injection rate sebesar 1
mmscf/d, setelah dilakukan gas lift response maka dilakukan deepest injection point yang
dimana tempat peletakan gas lift paling dalam ada pada kedalaman 12517,44ft dan tekanan
sebesar 2550psia. Setelah dilakukan gas lift response,maka praktikan melakukan gas lift
design dengan minimum port size 0,125” , pressure 2550 psia , watercut 35% dan GOR
350SCF/STB. Setelah dijalankan hasil nya maka praktikan bisa meng-Install Design Gas Lift
tsb.
1 separator 3 fasa. Dan alat lainnya menggunakan compressor untuk gas lalu menuju sink,
generic pump untuk minyak lalu diteruskan ke sink dan air langsung menuju ke sink.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan pada makalah ini, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Vertical Natural Flow Well menghasilkan nilai produksi dengan tekanan 1404,087
psia dan laju alir 7613,934 STB/d
2. Vertical Artificial Lift Well menghasilkan nilai produksi dengan tekanan 1625,264
psia dam laju alir 7397,885 STB/d
3. Pada sumur horizontal dikarenakan productivity index nya lebih besar dari 1 dan
jenis aliran nya distributed maka tidak dapat di running hasil P/T profile dan hasil
nodal analysis nya.
4. Dengan adanya Artificial Lift dapat menaikkan laju alir produksi nya.
5. Pada network berjalan dengan baik,tidak ada validation yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA