Anda di halaman 1dari 38

Novia Rita, ST.

MT

Refence :
1. Teknica, Reservoir Simulation, 2001
2. Schlumberger - Applied Reservoir Simulation
 Simulasi reservoir didefinisikan sebagai proses
pemanfaatan model buatan yang
menggambarkan kelakuan reservoir yang
sebenarnya, sehingga dapat digunakan untuk
mempelajari, mengetahui ataupun
memperkirakan kinerja aliran fluida pada
sistem reservoir tersebut (H.B. Crichlow, 1977)
Suatu model sifat-sifatnya diasumsikan
menggambarkan keadaan reservoir. Model tersebut
memiliki dua tipe, yaitu model fisik dan model
matematik, model fisik dimodelkan dengan
menggunakan objek yang tampak sehingga mudah
untuk diteliti atau dievaluasi, sedangkan model
matematik menggunakan persamaan matematik yang
memperhitungkan sifat-sifat atau kelakuan fisik, kimia
dan thermal dari reservoir dalam
penginterpretasiannya. Perumusan matematik sangat
sulit untuk dipecahkan menggunakan metode analitis,
sehingga pemecahannya menggunakan cara numerik
(misal finite difference).
 adalah untuk memperkirakan sifat dari
reservoir terhadap berbagai cara produksi dan
membantu memahami proses reservoir serta
meramalkan kinerja dalam menetukan cara
eksploitasi yang optimum
Simulator reservoir menghasilkan suatu output
data dan seorang engineer harus bisa menganalisa
data tersebut untuk memperoleh hasil yang
mereka inginkan. Program simulasi dapat
digunakan untuk mempelajari suatu reservoir
yang mempunyai suatu sumur, suatu kumpulan
sumur atau beberapa sumur yang saling
mempengaruhi
OBJECTIVE OF SIMULATION

Original Oil in Production Economic Fluid Movement In


Place Schedules Parameters Reservoir

Gas Storage Single Well Optimization Of


studies Petroleum System
1. Memperkirakan kinerja reservoir pada berbagai
tahapan dan metode produksi yang diterapkan
(Primary Recovery, Pressure Maintenance, Secondary
Recovery dan Enhanced Oil Recovery).
2. Mempelajari pengaruh laju alir terhadap perolehan
minyak dengan menentukan laju alir maksimum
(Maximum Efficient Rate, MER).
3. Menentukan jumlah dan lokasi sumur untuk
mendapatkan perolehan minyak yang optimum.
4. Menentukan pola sumur injeksi dan produksi
untuk mengoptimalkan pola penyapuan.
5. Memperhitungkan adanya indikasi coning
dalam menentukan interval komplesi yang
optimum serta pemilihan jenis sumur, vertikal
atau horizontal.
6. Menganalisa aquifer dan proses pergerakan air
pada proses pendorongan.
 Black Oil Simulation
 Thermal Simulation
 Compositional Simulation
Simulasi reservoir jenis ini digunakan untuk
kondisi isothermal, aliran simultan dari minyak,
gas dan air yang berhubungan dengan viskositas,
gaya gravitasi dan gaya kapiler. Istilah black oil
digunakan untuk menunjukkan bahwa fasa
hidrokarbon reservoir dipandang sebagai suatu
jenis cairan homogen dan tidak ditinjau dari
komposisi kimianya. Komposisi fasa dianggap
konstan walau kelarutan gas dalam minyak dan
air ikut diperhitungkan. Hasil studi ini biasanya
digunakan untuk studi injeksi air dan juga untuk
peramalan
Simulasi ini banyak digunakan untuk studi aliran
fluida, perpindahan panas maupun reaksi kimia.
Simulasi thermal banyak digunakan untuk studi
injeksi uap panas dan pada proses perolehan
minyak tahap lanjut (In Situ Combustion).
Simulasi reservoir ini digunakan untuk berbagai
komposisi fasa hidrokarbon yang berubah
terhadap tekanan. Biasanya simulasi ini digunakan
untuk studi perilaku reservoir yang berisi Volatile-
Oil dan Gas Condensate.
 Persiapan data
 Pembuatan Model Simulasi
 Input data
 Inisialisasi data
 History Matching
 Prediksi
Persiapan data bertujuan untuk mendapatkan data
yang valid dan sesuai kebutuhan didasarkan pada
tujuan dan prioritas simulasi. Prosentase
keakuratan hasil simulasi yang dilakukan,
ditentukan oleh validitas data yang digunakan,
sehingga tanpa data yang memadai gambaran
yang diharapkan tidak akan tercipta atau bahkan
akan memberikan informasi yang menyesatkan.
Data yang dibutuhkan untuk melakukan simulasi
dapat diperoleh dari berbagai sumber data yang
memungkinkan. Sebagian besar dari data tersebut
tidak dapat langsung dipakai, tetapi memerlukan
proses pengolahan sehingga dihasilkan data yang
siap pakai. Pemilihan sumber data serta
pengolahan juga sangat berpengaruh terhadap
kesiapan data itu sendiri, yang pada akhirnya juga
berpengaruh terhadap hasil simulasi secara
keseluruhan.
SIMULATOR

INPUT

FLUID ROCK PRODUCTION FLOW RATE MECHANICAL ECONOMIC MISCELLANEO


DATA DATA DATA DATA DATA DATA US DATA

Casing $/bbl
size
Bo, μo K qo PI $/well Skin
Tubing
Bg, μg  qg II size Econ. Fracture
limit
Bw, μw Sw qw MER Lift workover
capacity
Rs, Rsw H Pbph
ENGINEER
DEPTH
 Data Fluida Reservoir
Fluida reservoir memiliki sifat-sifat yang harus
dievaluasi setiap waktu sepanjang dilakukannya
proses simulasi reservoir pada kondisi
pengosongan (depletion), atau pada beberapa
mekanisme tahap kedua dan ketiga. Sifat-sifat
fluida reservoir yang tergantung pada tekanan
antara lain : Faktor volume formasi (Bo), Viskositas
fluida (μo), Perbandingan minyak dan gas terlarut
(Rs).
 Data Batuan Reservoir
Beberapa parameter dibutuhkan untuk
mengetahui aspek fisik dari reservoir untuk
kemudian dievaluasi perubahannya sepanjang
proses simulasi yang harus memasukkan beberapa
data. Data yang di butuhkan tersebut adalah
Permeabilitas (k), Porosity (f), Ketebalan formasi
(h), Ketinggian formasi, Kompressibilitas (c),
Permeabilitas relatif (Kr), Saturasi fluida formasi
(S), Tekanan kapiler (Pc).
 Data Produksi Fluida
Data produksi dibutuhkan untuk menjalankan operasi
simulator dalam model kejadian (history mode) dan
informasi yang dibutuhkan diperkirakan dari catatan
sumur produksi. Data produksi yang dibutuhkan
tersebut adalah data produksi minyak, air dan gas
yang dihitung dengan parameter waktu. Kebanyakan
sumur memiliki catatan data produksi minyak yang
lengkap, walaupun dalam kondisi tertentu beberapa
ada data produksi air dan gas yang hilang. Kehilangan
data tersebut harus diperkirakan dalam history mode.
Prosedur yang sederhana dengan menggunakan plot
data produksi dan smoothing curve.
 Data Laju Aliran / Flow Rate
Data laju aliran dibutuhkan simulator untuk
menghitung kapasitas produksi suatu sumur dalam
sistemnya. Data tersebut didasarkan pada Indeks
produktivitas (PI), Indeks Injeksi fluida (II), Besarnya
laju alir optimum, serta maksimum tekanan
Drawdown. Berbeda dengan sumur sembur alami dan
gas lift yang memerlukan beberapa korelasi untuk
pemecahan permasalahannya, karena pada umumnya
menunjukkan beberapa laju sensitivitas untuk rasio
minyak dan gas (GOR), tekanan dasar sumur (BHP)
dan laju alir fluida.
 Data Mekanik dan Operasional
Data ini dibutuhkan untuk memperkirakan biaya
operasional kinerja sumur yaitu dengan
mengetahui peralatan mekanis sumur untuk
berproduksi seperti ukuran casing, ukuran tubing,
serta kapasitas pengangkatan.
 Data Ekonomi
Dengan memasukkan data ekonomi seperti
besarnya biaya produksi per sumur dan harga
minyak per barrelnya, sehingga dapat ditentukan
besarnya perolehan dan keuntungan yang akan
didapatkan.
 Data Penunjang
Data penunjang seperti adanya faktor skin,
rekahan, ataupun data perbaikan sumur,
dimaksudkan untuk menambah data yang
dimasukkan dalam simulator sehingga akan
diperoleh hasil yang akurat serta informasi yang
lebih jelas. Namun data tersebut adalah bila ada
dan diperlukan untuk dimasukkan dalam
simulator.
 Data Geologi
Data Geologi (peta struktur, isoporositas,
isopermeabilitas) yang akurat diperoleh dari
korelasi antara survey geofisika dan logging
 Pemilihan model simulasi dilakukan secara
sistematik yang disertai dengan analisa
terhadap parameter-parameter terkait,
sehingga di dapatkan model yang optimum
untuk melakukan simulasi reservoir sesuai
dengan tujuan dan prioritas simulasi.
Pembuatan model yang dimaksud meliputi
pembuatan grid dan pemilihan model
reservoir dari sudut pandang dimensi.
 Pemilihan Grid (Gridding)
Desain grid harus memperhatikan batas antara gas dan air
pada reservoir, juga luas reservoir (batas-batas reservoir)
atau batas dimana ketebalan pasir bernilai nol. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam penentuan sel adalah
sebagai berikut :
 Perbedaan panjang sumbu x maupun y sel yang
berdampingan tidak boleh melebihi 3 kali.
 Ukuran sel tidak harus seragam.
 Tiap sumur harus dipisahkan minimum oleh satu sel.
 Perubahan maksimum saturasi sel tidak boleh melebihi
5%.
 Perubahan maksimum tekanan sel tidak boleh
melebihi 200 psi.
 Pembuatan Grid dilakukan dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Posisi Grid
Penempatan grid pada simulasi reservoir yang
menjadi pedoman adalah bahwa reservoir yang
disimulasikan harus terlingkupi oleh grid. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam membuat grid
reservoir adalah :
 Grid harus melingkupi seluruh bagian reservoir

 Grid harus melingkupi semua sumur yang aktif

 Grid sejajar dengan ketebalan lapisan produktif


 Ukuran Grid
Ukuran grid sangat mempengaruhi tingkat
ketelitian perhitungan cadangan dan pergerakan
fluida reservoir yang dilakukan simulator. Ukuran
sel yang semakin kecil akan menghasilkan
perhitungan yang dilakukan simulator semakin
teliti dan juga akan menambah jumlah sel
keseluruhan sehingga akan membutuhkan waktu
yang lebih lama pada saat dijalankan karena kerja
simulator semakin berat.
Penentuan ukuran grid yang baik perlu memperhatikan:
 Dapat mengidentifikasikan saturasi dan tekanan pada
suatu posisi yang spesifik sesuai kebutuhan studi.
 Dapat menggambarkan geometri, geologi dan properti
reservoir mula-mula dengan jelas.
 Dapat menggambarkan saturasi dinamis dan profil
tekanan cukup detail untuk mendapatkan hasil yang
obyektif.
 Pergerakan fluida pada model cukup pantas.

 Dapat cocok dengan penyelesaian matematis simulator


sehingga hasil aliran fluida akurat dan stabil.
 Sel Pasif
Pengertian sel pasif adalah dalam sel mempunyai
harga ketebalan lapisan nol, maka sel tersebut
harus dinonaktifkan, sehingga simulator secara
otomatis tidak akan melakukan perhitungan
apapun terhadap sel tersebut.
Tipe Grid
 Grid pada model simulasi digunakan untuk
menterjemahkan bentuk discrette pada persamaan
finite difference. Jenis grid yang digunakan pada
pemodelan ditentukan berdasarkan tujuan dari
simulasi. Sistem grid yang dapat digunakan pada
model simulasi adalah sebagai berikut :
 Block Centered, parameter yang saling bergantung
dihitung pada tengah-tengah sel atau blok (tidak
ada titik pada boundary).
 Lattice atau Corner Point, parameter yang saling
bergantung dihitung pada titik perpotongan garis
grid. Ada beberapa titik pada batas grid.
Pemasukan data ke simulator bisa dilakukan dengan tiga cara :
Typing yaitu dengan mengetikkan data yang ada ke kolom isian
yang sudah tersedia.
Digitizing yaitu proses perekaman koordinat x dan y dari peta
geologi yang sudah ada sebanyak mungkin dengan interval
sekecil mungkin agar dapat membentuk garis batas peta yang
baik. Langkah yang dilakukan adalah:
 Menempel peta pada suatu kertas besar.
 Memplot koordinat garis masing-masing peta (top struktur,
isoporositas, isopermeabilitas , ketebalan vertikal).
 Memplot koordinat sumur yang menembus lapisan batuan
yang sama.
 Menulis dan menyimpan data tersebut ke file digitasi.
 Importing
yaitu memasukkan data dalam bentuk file yang
sudah diatur dari program lain, sehingga akan
mempermudah dalam usaha memasukkan data.
Pemasukan data yang sangat banyak dapat diolah
dengan program lain sesuai dengan format
masukan data pada simulator dan setelah selesai
dapat diambil sekaligus tanpa mengisi satu
persatu.
Inisialisasi merupakan pengkajian ulang data yang
dimasukkan ke dalam simulator. Kekurangan data
yang dimasukkan akan mengakibatkan proses
inisialisasi tidak akan berjalan. Simulator akan
menunjukkan data apa yang belum dimasukkan. Data
yang harus dimasukkan dalam inisialisasi ini adalah
sistem grid reservoir, sifat fisik reservoir, seperti top
struktur, ketebalan gross dan net, permeabilitas serta
data PVT. Proses yang sudah berjalan dengan baik
akan menghasilkan berupa reservoir semua kondisi
awal dan terutama adalah volume reservoir awal, baik
minyak (Original Oil in Place) , gas (Original Gas in
Place) dan air.
 History matching merupakan proses
memodifikasi parameter yang digunakan
dalam pembuatan model, agar tercipta
keselarasan antara model dengan kondisi
nyata, yang didasarkan pada data parameter
terukur selama periode waktu tertentu. Tahap
ini sangat menentukan dalam melakukan
simulasi reservoir.
Proses ini dilakukan untuk membuat kondisi dan
kinerja model reservoir hasil simulasi menyerupai
kondisi dan kinerja reservoir sesungguhnya. Data
lapangan menunjukkan kondisi dan kinerja
sesungguhnya. Keselarasan ditunjukkan dengan
grafik tekanan terhadap waktu dan produksi
terhadap waktu. Penyelarasan dilakukan apabila
keselarasan antara model dengan reservoir
sesungguhnya belum terjadi
Prediksi atau peramalan merupakan tahap akhir
dalam melakukan simulasi reservoir setelah proses
production history macth selesai. Tahap ini bertujuan
untuk mengetahui atau melihat perilaku reservoir
yang disimulasi pada masa yang akan datang
berdasarkan kondisi yang diharapkan, dalam hal
ini dilakukan production run sampai waktu yang
dikehendaki
Peramalan yang dapat dilakukan melalui simulasi
reservoir antara lain :
 Hubungan tekanan reservoir dengan produksi
kumulatif fluida, seperti terlihat pada gambar 4.30.
 Hubungan tekanan reservoir dengan waktu
 Hubungan laju produksi fluida dengan tekanan
reservoir
 Hubungan laju produksi fluida dengan waktu,
seperti terlihat pada gambar 4.31.
 Besarnya ultimate recovery untuk berbagai skenario
produksi.
 Jumlah dan penyebaran pola sumur.

Anda mungkin juga menyukai