Anda di halaman 1dari 20

`

MAKALAH
REKAYASA PERANGKAT LUNAK
MODEL – MODEL DALAM PENGEMBANGAN
PROGRAM
Dosen Pengampu : Mustika, S.Kom., M.Kom.

Disusun Oleh :

Kelas A

Rahmat Hidayatullah Aziz : 21430096


M. Reynald Setiawan : 21430101

PRODI ILMU KOMPUTER


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2022/2023

1
`
KATA PENGATARuhjb

Segala puja hanya bagi Allah yang Maha Pengasi lagi Maha Penyayang.
Berkat limpahan karunia nikmatnya saya dapat menyelesaikan makalah
ini dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Rekayasa Perangkat Lunak.

Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan
dari berbagai pihak. Untuk itu saya ucapkan banyak terima kasih atas
segala partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini.

Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan


kekeliruan di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata
bahasa maupun isi. Sehingga penulis secara terbuka menerima segala
kritik dan saran positif dari pembaca.

Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk masyarakat umumnya, dan untuk saya sendiri
khususnya.

Metro .18 Mei 2023

Penulis

2
`

Daftar Isi

Judul ....................................................................................................................................................1
KATA PENGATAR............................................................................................................................2
Daftar Isi..............................................................................................................................................3
BAB I Prndahuluan .............................................................................................................................4
1. Latar Belakang.........................................................................................................................4
1. Rumusan Masalah....................................................................................................................4
2. Tujuan......................................................................................................................................4
BAB II Pembagasan ............................................................................................................................5
1. Jurnal Model SDLC..................................................................................................................5
2. Jurnal Model Spiral..................................................................................................................9
3. Jurnal Model Waterfall...........................................................................................................11
4. Jurnal Model Prototype..........................................................................................................13
5. . Jurnal Model RAD..............................................................................................................15
6. Jurnal Model Multifactor........................................................................................................17
BAB [[I Penutup................................................................................................................................19
Kesimpulan....................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................20

3
`

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penggunaan model dalam pengembangan perangkat lunak telah menjadi semakin
penting dalam beberapa tahun terakhir. Model dapat membantu pengembang perangkat
lunak dalam berbagai aspek pengembangan, mulai dari perencanaan hingga
implementasi dan pengujian.
Selain itu, model juga dapat digunakan dalam proses desain perangkat lunak, seperti
merancang arsitektur sistem dan mengidentifikasi alur kerja. Dalam hal ini, model dapat
membantu mengurangi risiko kesalahan dan kegagalan dalam implementasi.
Dalam keseluruhan, penggunaan model dalam pengembangan perangkat lunak telah
membawa manfaat besar dalam mempercepat dan meningkatkan kualitas
pengembangan perangkat lunak. Dalam dunia yang semakin terhubung dan berkembang
pesat, model akan terus menjadi alat yang sangat berharga dalam pengembangan
perangkat lunak masa depan.

1. Rumusan Masalah
2. Membahas jurnal tentang penggunaan model
3. Bagaimana penjelasan tahapan setiap model?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan setiap model?
5. Apa model tambahan yang di tambahkan?

2. Tujuan
1. Memahami jurnal tentang penggunaan model
2. Mengetahui penjelasan tahapan setiap model
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan setiap model
4. Mengetahui model tambahan yang di tambahkan

4
`
BAB II
Pembahasan

Sistem Informasi Laporan Keuangan pada Salon Berbasis


Website Dengan Metode SDLC
1. Jurnal Model SDLC
Abstrak
Jimmy Salon merupakan salah satu bisnis yang bergerak di bidang jasa tata rias
rambut. Jimmy salon beroperasi sudah hampir 37 tahun. Jimmy salon berdiri pada tahun 1983
didirikan oleh Bapak Jimmy Waworuntu. Jimmy Salon terletak di Kompleks Pertokoan Nakula
Plaza blok B-3 Jalan Nakula, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Pelaporan
keuangan di Jimmy Salon sudah terkomputerisasi namun masih menggunakan perangkat lunak
microsoft excel sehingga untuk membuat laporan keuangan memakan waktu cukup lama dan
laporan keuangan yang dihasilkan belum mampu menghasilkan laporan yang optimal. Tujuan
dibangunnya sistem ini adalah untuk membantu administrator dalam menghasilkan laporan
keuangan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode SDLC. Metode pengujian yang
digunakan adalah black box testing. Hasil dari sistem yang telah dibangun yaitu sistem telah
berhasil dibuat berdasarkan kebutuhan usaha. Sistem berhasil memberikan laporan arus kas,
laporan neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan modal.

METODE PENELITIAN

a. Pendefinisian Kebutuhan (Requirements Definition)


Proses pendefinisian kebutuhan dilakukan untuk menentukan kebutuhan perangkat lunak
sehingga pengguna dapat memahami fungsionalitas perangkat lunak yang dibutuhkan pengguna.
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data dengan cara melakukan observasi dan wawancara
yang dilakukan pada PT. Grha Kusuma Residence yang bertempat di Jalan Anyelir Gg Tlutugsari
no 1 Kota Denpasar, Bali.
b. Desain Sistem dan Perangkat Lunak (System and Software Design)
Tahap ini mengubah kebutuhan perangkat lunak dari tahap sebelumnya menjadi representasi
desain sehingga dapat diimplementasikan sebagai perangkat lunak pada tahap selanjutnya. Pada
tahap ini dirancang Data Flow Diagram (DFD), Perancangan Basis Data, hingga perancangan
antar muka perangkat lunak.

c. Implementasi dan Pengujian Unit (Implementation and Unit Testing)


Desain pada tahap sebelumnya diterjemahkan ke dalam perangkat lunak. Hasil dari fase ini
adalah program komputer berdasarkan desain yang dibuat selama fase desain.
d. Integrasi dan Pengujian Sistem (Integration and System Testing)
Fungsi utama perangkat lunak harus dapat berjalan secara logis dan fungsional. Harus dapat
dipastikan semua bagian diuji. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan kesalahan (error) dan
memastikan output yang dihasilkan memenuhi kebutuhan pengguna. Tahap ini diujikan dengan
blackbox testing.
e. Penggunaan dan Pemeliharaan (Operation and Maintenance)
Pada tahap ini, perangkat lunak yang telah di implementasikan dan diujikan sebelumnya
diberikan kepada pengguna dan diberikan maintenance.

5
`
Pembahasan

3.1.1 Identifikasi permasalahan


Tahap identifikasi permasalahan dilakukan untuk mengumpulkan data baik dari
data primer seperti observasi dan wawancara maupun data sekunder seperti studi
pustaka dan dokumentasi. Tahap ini juga bertujuan untuk mempermudah informasi
mengenai harapan dari pengguna sistem yang akan dikembangkan. Pada Sistem
Informasi Laporan Keuangan Jimmy Salon terdapat dua elemen sistem yang berperan
dalam berjalannya sistem. Elemen-elemen yang terdapat pada sistem ini adalah
karyawan dan pemilik. Interaksi/ proses kerja yang dilakukan oleh Sistem Informasi
Laporan Keuangan Jimmy Salon yaitu karyawan akan melakukan penginputan data
setiap transaksi pendapatan melalui jasa service dan penjualan produk serta transaksi
pengeluaran kas untuk menghasilkan laporan arus kas, laporan neraca, laporan laba rugi,
dan laporan perubahan modal. Analisis kebutuhan fungsional dari rancang bangun
sistem informasi laporan keuangan Jimmy Salon adalah sistem harus dapat melakukan
hak akses login untuk setiap pengguna. Pengguna dapat melakukan login dengan
password yang sudah ditentukan. Selain itu, sistem harus dapat melakukan pengelolaan
data user, data pendapatan, data pengeluaran, data daftar service dan produk, data
laporan arus kas, data laporan neraca, data laporan laba rugi, dan data laporan
perubahan modal.

3.1.2 Use Case Diagram


Pada use case diagram terdapat dua aktor dalam sistem yaitu karyawan dan pemilik. Dalam
sistem ini karyawan dan pemilik harus melakukan login terlebih dahulu sebelum ke halaman utama.
Berikut adalah gambar dari use case diagram dari penelitian rancang bangun sistem informasi
laporan keuangan pada Jimmy Salon ini.

3.1.3 User Interface Design


User interface design merupakan bentuk tampilan grafis yang berhubungan langsung
dengan pengguna dimana user interface dimaksudkan untuk menggambarkan kebutuhan
pengguna dalam suatu disain yang berisi penggambaran fitur-fitur yang ada dalam penelitian
ini.

3.2 Integration and System Testing


Pengujian sistem ini dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang dirancang dapat
berfungsi dengan baik. Metode pengujian yang digunakan adalah metode blackbox testing yang
akan memeriksa jalannya sistem apakah telah sesuai atau tidak. Blackbox testing merupaka
pengujian yang berfokus pada fungsional sistem. Berikut tabel blackbox testing penelitian
rancang bangun sistem informasi laporan keuangan pada Jimmy Salon ini pada bagian tambah
jasa service.

3.1 Operation and Maintenance


Pemeliharaan sistem informasi yang digunakan untuk mengelola sistem informasi ini
dengan cara melakukan pengecekan secara berkala terhadap data dan proses yang ada pada
perangkat lunak untuk dapat tetap menghasilkan luaran yang sesuai dengan harap

6
`

Kekurangan SDLC :
1. Biaya Tinggi
SDLC memerlukan banyak sumber daya dan waktu, sehingga biaya yang
dibutuhkan cukup tinggi.
2. Rigiditas
SDLC memiliki kerangka kerja yang ketat dan terstruktur, sehingga membatasi
kemampuan tim pengembangan software untuk bereksperimen dan mencoba
hal-hal baru.
3. Waktu Yang Dibutuhkan
Proses SDLC cukup panjang dan memakan waktu, sehingga membutuhkan waktu
yang lama untuk menyelesaikan pengembangan software.

4. Kemampuan Kustomisasi
Kerangka kerja SDLC tidak selalu sesuai dengan setiap proyek pengembangan
software, sehingga membutuhkan kustomisasi untuk memenuhi kebutuhan
setiap proyek.
5. Kurangnya Fleksibilitas
SDLC memiliki prosedur dan tahapan yang ketat, sehingga membatasi kemampuan
tim pengembangan software untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan
dan kebutuhan.
6. Reliance Pada Dokumentasi
SDLC sangat bergantung pada dokumentasi, sehingga jika dokumentasi tidak akurat
atau tidak lengkap, proses pengembangan software dapat menjadi kacau.
7. Kurangnya Fokus Pada Pengguna
Dalam SDLC, fokus utama adalah pada proses pengembangan software, bukan pada
kebutuhan dan harapan pengguna.

7
`

KESIMPULAN

Rancang bangun sistem informasi laporan keuangan pada Jimmy Salon telah dilakukan
dengan baik. Proses sistem informasi laporan keuangan pada Jimmy Salon ini dimulai dari
pengumpulan data dengan beberapa metode yaitu observasi, wawancara dan studi pustaka.
Setelah mendapatkan data yang dibutuhkan selanjutnya menganalisis dan merancang sistem,
dilanjutkan dengan merancang user interface sistem yang akan dibangun sesuai dengan
perancangan sistem, kemudian sistem dibangun dengan pemograman PHP dan DBMS MYSQL.
Hasil dari sistem yang telah dibangun yaitu sistem telah berhasil dibuat berdasarkan kebutuhan
usaha. Sistem berhasil memberikan laporan arus kas, laporan neraca, laporan laba rugi, dan
laporan perubahan modal.

8
`

Aplikasi Pemasangan Layanan Reguler Smart


PT.PLN (Persero) menggunakan Spiral Model
2. Jurnal Model Spiral
Abstrak
PT.PLN (persero) WS2JB Area Palembang adalah perusahaan yang bergerak di bidang
Energi Listrik yang merupakan salah satu perusahaan BUMN di kota Palembang.
Perkembangan teknologi telah membawa PT.PLN (persero) dengan kebutuhan akan
informasi. Layanan mengenai pemasangan daya listrik PT.PLN (persero) disebut sebagai
layanan Reguler Smart (RESA). Dalam proses pemasangan Layanan RESA dan proses
penyimpanan data pemasangan layanan RESA PT. PLN (Persero) WS2JB yang digunakan
saat ini belum terkomputerisasi secara keseluruhan. Hal ini menyebabkan staff administrasi
kesulitan dalam pengolahan data serta proses birokrasi yang terlalu panjang menyebabkan
proses pemasangan layanan RESA memakan waktu yang lama. Selain itu, proses
administrasi yang masih menggunakan paper seperti formulir pengajuan pemasangan RESA
menyebabkan data tidak tertata rapi, data menjadi bertumpuk, sehingga memerlukan tempat
ruang penyimpan yang cukup besar seperti lemari dan ruangan arsip khusus, serta
menyulitkan dalam proses pencarian data. Dalam pembuatan aplikasi ini digunakan metode
pengembangan sistem yaitu Spiral Model. Aplikasi ini menyediakan basisdata yang dapat
menyimpan data-data pemasangan layanan RESA, sehingga tidak memerlukan ruang khusus
/ lemari untuk meletakkan arsip / tumpukan kertas. Selain itu, dapat mempercepat proses
pemasangan layanan RESA, dikarenakan proses birokrasi yang terpusat pada staff admin
saja. Sehingga tidak perlu menunggu waktu 3-4 hari, pemasangan layanan RESA sudah
dapat dilakukan.

METODE PENELITIAN

Dalam Spiral Model, pengembangan tidak dilakukan langsung secara penuh


dari kebutuhan aplikasi yang dikembangkan, namun aplikasi akan
dikembangkan secara bertahap dengan menggunakan prototype. Hal ini
ditujukan agar fungsi-fungsi yang terdapat pada sistem dapat lebih terfokus,
sehingga mengoptimalkan proses pengujian pada sistem ya
Metode perancangan, tahapan-tahapan yang dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini, peneliti menentukan nama dari aplikasi ini. Aplikasi ini diberi nama
Aplikasi Pemasangan Layanan RESA menggunakan Model Spiral. Aplikasi bertujuan
untuk mempermudah dalam pengolahan data serta mempercepat proses birokrasi dalam
pemasangan layanan RESA.
2. Tahap Analisis dan Desain
Pada tahap ini melakukan analisis pada bagaimana proses pemasangan layanan RESA
yang berjalan saat ini, pengumpulan data, mengetahui kekurangan dan
permasalahannya. Selain itu, pada tahap ini peneliti melakukan desain aplikasi yang
akan dibuat.
3. Membangun Prototype
Pada tahap ini membangun prototype yang terdiri dari prototype form pemasangan,
memo pemasangan, surat jalan pemasangan serta laporan hasil pemasangan layanan
RESA.
4. Pengujian Aplikasi
Pada tahap ini melakukan pengujian aplikasi dengan menggunakan metode black-box
untuk memastikan form dan menu berfungsi dengan baik.

9
`

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Perencanaan
Aplikasi ini diberi nama Aplikasi Pemasangan Layanan RESA menggunakan Model
Spiral. Aplikasi bertujuan untuk mempermudah dalam pengolahan data serta mempercepat
proses birokrasi dalam pemasangan layanan RESA.Aplikasi ini terdiri beberapa user dimana
user terdiri dari pelanggan, staff admin, dan staff trans energi. Adapun data yang dibutuhkan
untuk pembuat aplikasi layanan pelanggan Reguler Smart terdiri dari pelanggan, data
pengajuan pemasangan layanan RESA, data pembayaran layanan RESA,data Memo
pemasangan layanan RESA, data Surat jalan pemasangan layanan RESA, data Wilayah, data
Admin, data Laporan Hasil Pemasangan

3.1.1 Analisis Resiko


Adapun analisis resiko yang dilakukan oleh peneliti dalam pembuatan aplikasi
pemasangan layanan RESA adalah sebagai berikut:
1. Dalam pembuatan aplikasi ini, jika terdapat kekurangan Sumber Daya/personil, maka
resiko yang terjadi adalah waktu pengerjaan akan menjadi semakin lama, tidak tepat
waktu serta mengakibatkan pengeluaran biaya yang tidak terduga diluar perkiraan
sehingga mempengaruhi rencana proyek pembuatan aplikasi pemasangan layanan
RESA.
2. Adanya sumber daya/personil yang tidak terlatih maka resiko yang terjadi adalah
mempengaruhi hasil dan penurunan kualitas dari pembuatan aplikasi pemasangan
layanan RESA.

. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan prototype aplikasi layanan pelanggan RESA dalam menunjang
pengolahan data diperoleh beberapa kesimpulan yaitu :
1. Aplikasi ini dapat mempermudah staff admin dalam pengolahan data pemasangan
layanan RESA serta dalam pencarian datanya.
2. Aplikasi ini menyediakan basisdata yang dapat menyimpan data-data pemasangan
layanan RESA, sehingga tidak memerlukan ruang khusus / lemari untuk meletakkan
arsip / tumpukan kertas.
3. Aplikasi ini, mempercepat proses pemasangan layanan RESA, dikarenakan proses
birokrasi yang terpusat yaitu pada staff admin saja. Sehingga tidak perlu menunggu
waktu 3-4 hari, pemasangan layanan RESA sudah dapat dilakukan

SARAN

1. Aplikasi ini dapat dikembangkan dengan menambahkan fitur-fitur yang tidak hanya
melayani pemasangan Layanan Reguler Smart (RESA), namun juga melayani
pencabutan Layanan Reguler Smart (RESA).
2. Untuk penelitian selanjutnya, dalam pengembangan aplikasi ini tidak hanya menggunakan
model spiral namun juga dapat menggunakan model waterfall dan model RAPID Aplication
Development (RAD)

10
`

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI


PENGOLAHAN DATA PERSEDIAAN BARANG BERBASIS
DEKSTOP DENGAN MODEL WATERFALL
3. Jurnal Model Waterfall

Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurasi dan relevan penulis melakukan teknik pengumpulan data
yaitu:
1. Studi Pustaka
Studi Pustaka yang dilakukan,yaitu dengan mempelajari serta mengumpulkan teori-teori yang
relevan dengan topik yang dibahas guna memperoleh data serta informasi tertulis yang
berhubungan dengan masalah yang dikemukakan.
2. Studi Lapangan
Studi lapangan adalah aktivitas peninjauan yang dilakukan secara langsung untuk
memperoleh data-data yang diperlukan dalam pengembangan sistem. Adapun metode
lapangan yang digunakan adalah
a. Observasi
Dalam hal ini penulis melakukan observasi atau pengamatan langsung pada PT.Sakura Yasa
Prima.
b. Wawancara
Adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden yang dapat dipercaya
sebagai masukan untuk melengkapi penelitian ini.

Analisis Data

Pada tahapan analisa data, data dan informasi lapangan yang diperoleh selama
observasi dan wawancara yaitu yang bersumber dari PT. Sakura Yasa Prima akan
dilakukan analisis dan diharapkan dapat menghasilkan analisis permasalahan yang ada,
kendala- kendala yang terjadi pada sistem yang selama ini digunakan, sehingga penulis
dapat mencari pemecahan masalah dari hal-hal tersebut. Dari tahap analisis ini maka
akan menentukan bentuk sistem yang selanjutnya akan dirancang.

Pengembangan Sistem

Pada penelitian ini penulis melakukan pengembangan sisem dengan model waterfall
yaitu model yang menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial
atau urut dimulai dari analisis, desain, pengkodean, pengujian dan tahap support (Rosa
dan Shalahuddin, 2011) sedangkan untuk tools yang digunakan adalah UML yaitu salah
satu tools yang digunakan untuk pengembangan system berorientasi objeck (Jacobson,
I., Booch, G., & Rumbaugh, J. 1996).

11
`

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Kebutuhan

Berdasarkan proses persediaan barang pada PT. Sakura Yasa Prima, maka tahapan pertama
dilakukan adalah analisa kebutuhan, berikut ini merupakan spesifikasi kebutuhan (system
requirement) dari sistem persediaan. Bagian gudang dapat masuk ke sistem persediaan, didalam
sistem bagian gudang dapat menginput barang masuk dan barang keluar serta mencetak laporan
persediaan yang nantinya akan diberikan kepada pimpinan.
A. Analisa kebutuhan user akan system
1. Bagian gudang melakukan login dengan menginput user/NIK dan password
2. Bagian gudang dapat Mengelola menu
supplier
3. Mengelola menu karyawan
4. Mengelola menu transaksi masuk
5. Mengelola menu transaksi keluar

KESIMPULAN

Setelah melakukan pengumbulan, analisa dan pengolahan data maka dapat diambil kesimpulan
dari hasil penelitian ini banyaknya pengeluaran barang yang tidak sesuai dengan pencatatan
dikarenakan banyaknya pekerjaan yang dilakukan dengan manual; adanya system informasi
pengelolaan data persediaan barang pada PT. Sakura Yasa Prima maka system yang telah
terkomputerisasi; sistem yang terkomputerisasi akan mempermudah segala aktifitas operasional
perusahaan; kesalahan-kesalahan yang terjadi dengan menggunakan sistem manual dapat
diminimalkan dengan sistem yang telah terkomputerisasi; sistem yang sudah terkomputerisasi
mampu menghasilkan informasi atau keluaran yang lebih tepat dan akurat guna membantu
kelancaran pekerjaan sehari-hari, dan model waterfall cukup evektif digunakan sebagai model
pengembangan system karena langkah- langkahnya mudah untuk diterapkan.

12
`

Penerapan Metode Prototype dalam Perancangan Aplikasi


SIPINJAM Berbasis Website
pada Credit Union Canaga Antutn
4. Jurnal Model Prototype

1. Metode Pengembangan Perangkat Lunak


Bentuk dari prototype pada gambar 1 merupakan versi awal dari tahapan sebuah
sistem software yang digunakan dalam mempresentasikan gambaran dari ide, eksperimen dari
sebuah rancangan, mencari sebanyak mungkin masalah yang ada serta penyelesaian terhadap
masalah tersebut [5]. Sistem dengan model prototype mengijinkan pengguna agar mengetahui
seperti apa tahapan sistem dibuat sehingga sistem mampu beroperasi dengan baik.

Metode prototype digunakan pada penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan


representasi dari pemodelan aplikasi yang akan dibuat. Rancangan aplikasi awal mulanya
berbentuk mockup selanjutnya akan dievaluasi oleh pengguna. Setelah mockup dievaluasi pengguna
tahap selanjutnya mockup menjadi bahan rujukan bagi pengembang software untuk merancang
aplikasi.

2. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data digunakan dalam pada tahap pengambilan data-data yang
diperlukan, teknik ini diantaranya adalah wawancara, observasi dan studi pustaka. Observasi
dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap objek di CU Canaga Antutn yang beralamat di
Desa Menyumbung, Kecamatan Hulu Sungai, Kabupaten Ketapang. Wawancara dilakukan
langsung dengan bapak Leo Pede, SE. selaku ketua CU untuk memperoleh informasi yang lengkap
dan benar. Melakukan studi pustaka dengan mencari referensi yang berkaitan dengan judul sebagai
alat bantu dalam mencari informasi- informasi yang dibutuhkan.

3. Kelebihan dan kekurangan model Prototype

Kelebihan Model Prototype


1. Menghemat waktu dan Biaya pengembangan
2. Adanya keterlibatan pemilik sistem sehingga kesalahan sistem bisa
diminimalisir dari awal proses
3. Membantu anggota tim untuk berkomunikasi secara efektif
4. Klien memiliki kepuasan tersendiri karena sudah memiliki gambaran dari
sistem yang akan dibuat.
5. Implementasi atau penggunaan sistem lebih mudah karena klien sudah tahu
gambaran sistem sebelumnya
6. Kemudahan dalam memperkirakan pengembangan sistem selanjutnya
7. Memungkinkan klien untuk mempersiapkan perangkat lunak yang cocok
dengan sistem yang akan dibuat.

13
`

Kekurangan Model Prototype


1. Prototype adalah metode yang menghabiskan banyak waktu jika klien kurang
puas ditahapan awal.
2. Klien terus menerus menambah requirement dari sistem, pengen dibuatkan
yang seperti inilah seperti itulah, sehingga menambah kompleksitas pembuatan
sistem.
3. Sistem akan terhambat jika komunikasi kedua belah pihak tidak berjalan secara
efektif.

5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai rancangan aplikasi SIPINJAM yang telah
dirancang, peneliti mengambil kesimpulan bahwa aplikasi ini dapat berjalan dengan baik sesuai
yang harapkan sehingga dapat membantu meningkatkan performa CU Canaga Antutn dalam
pengolahan data simpan pinjam seperti mengelola data anggota, simpanan, pinjaman, angsuran dan
lain sebagainya. Semua rekaman data transaksi bisnis tersimpan rapi dan terstruktur menggunakan
basis data dan dapat digunakan kembali serta mudah dalam melakukan pencarian data.
Sistem informasi simpan pinjam ini dapat dievaluasi dan dikembangkan lebih lanjut agar
sistem ini menjadi jauh lebih baik. Contohnya seperti membuat desain tampilan (user interface)
agar menjadi lebih menarik dan ramah dengan pengguna (user friendly), sistem informasi simpan
pinjam dikembangkan juga menjadi aplikasi berbasis mobile, sehingga pengguna sistem (user)
dapat mengakses melalui media smartphone.

14
`

MODEL RAPID APPLICATION DEVELOPMENT (RAD) DALAM


PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN BELAJAR
MENGAJAR
5. . Jurnal Model RAD

Abstrak
Perkembangan teknologi komputer sangat cepat, baik dari segi perangkat keras maupun perangkat lunak dan juga
paket aplikasi yang digunakan sebagai alat bantu untuk mengolah data serta memberikan informasi terperinci,
akurat dan efisien.Untuk merancang, membuat serta mengimplementasikan suatu sistem informasi dalam
pendataan jadwal belajar mengajar sangat penting dalam dunia pendidikan, karena mempermudah dan
memperlancar kegiatan pengolahan data, pencarian data terkait dengan jadwal belajar yang diperlukan dalam
pengambilan keputusan. SMA Swasta Raksana Medan memiliki masalah dalam mengola penjadwalan karena
masih menggunakan sistem penjadwalan manual. Maka dari itu dengan sebuah sistem informasi penjadwalan
belajar mengajar dengan metode Rapid Application Development (RAD dapat meningkatkan efektifitas yang
sesuai dengan kebutuhan pada SMA Swasta Raksana Medan agar akifitas penjadwalan dapat dilaksanakan
dengan baik.

1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan saat ini sangat berkembang pesat sehingga
memberikan kemudahan bagi semua kalangan. Kemajuan di bidang komputer juga memiliki
dampak kemajuan di bidang informasi. Disaat ini suatu informasi sangatlah dibutuhkan baik di
instansi pemerintahan maupun swasta. Menjadikan komputer sebagai alat untuk membantu dunia
pendidikan dan dunia pekerjaan dalam mencari informasi. Sistem informasi sangat dibutuhkan
manusia dalam menyelesaikan berbagai masalah seperti persoalan yang rumit di dalam dunia
pendidikan, bisnis dan lain sebagainya. Sebagai contoh adalah didalam pendidikan
SMA Swasta Raksana Medan adalah salah satu lembaga pendidikan yang masih memiliki
kelemahan-kelemahan dalam pembuatan jadwal belajar dan mengajar. Dikarenakan sistem
pembuatan jadwal masih manual. Hal ini dapat memperlambat dalam pembuatan penjadwalan yang
setiap saat bisa berubah.
Agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar pada SMA Swasta Raksana
Medan dibutuhkan sebuah sistem informasi penjdwalan belajar mengajar menggunakan metode
Rapid Application Development (RAD) karena model proses pembangunan perangkat lunak yang
tergolong dalam teknik inkremental (bertingkat) serta menekankan pada siklus pembangunan
pendek, singkat, dan cepat

Keuntungan Rapid Application Developme nt (RAD)


Rapid Application Development (RAD) mempunyai keuntungan berikut:
a. Sangat berguna dilakukan pada kondisi user tidak memahami kebutuhan-kebutuhan apa saja yang
digunakan pada proses pengembangan perangkat lunak.
b. Rapid Application Development (RAD) mengikuti tahapan pengembangan sistem sepeti umumnya, tetapi
mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada (reusable object) sehingga
pengembang tidak perlu membuat dari awal lagi dan waktu lebih singkat berkisar antara 60 hari•90 hari.
c. Karena mempunyai kemampuan untuk menggunakan komponen yang sudah ada dan waktu yang lebih
singkat maka membuat biaya menjadi lebih rendah dalam menggunakan Rapid Application
Development (RAD).

15
`

3 Metodologi Penelitian
3.1 Metode Pengembangan Sistem
Dalam pengembangan sistem informasi penjadwalan belajar mengajar ini, penelitian menggunakan
metode Rapid Application Development (RAD). Dalam penelitian ini memilih metode Rapid
Application Development (RAD) karena tahapan-tahapannya terstruktur,pengembangan
perangkat lunak dapat dilakukan dalam waktu yang cepat dengan menekankan pada siklus yang
pendek, software yang dikembangkan dapat diketahui hasilnya tanpa menunggu waktu yang lama
karena pengerjaannya di bagi ke dalam modul-modul dan alasan utama menggunakan metode
pengembangan Rapid Application Development (RAD) adalah metode pengembangan ini akan
bekerja dengan baik jika diterapkan pada aplikasi yang berskala kecil.

Hasil Penelitian
Dari penelitian ini dihasilkan sebuah aplikasi sistem informasi penjadwalan belajar mengajar di
SMA Swasta Raksana Medan. Hasil dari perancangan penjadwalan belajar mengajar dapat di lihat
dari beberapa tampilan berikut.

Tampilan Form Login


Form login merupakan sebagai pintu utama untuk mengontrol seluruh isi database sehingga
dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Untuk dapat masuk kedalam menu utama kita harus
terlebih dahulu memasukkan username dan password yang tepat dan jika username dan password
salah maka kita tidak akan bisa masuk ke menu utama.

Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang penulis peroleh adalah sebagai berikut:
1. Dalam proses pembuatan sistem yang baru dapat diketahui bahwa untuk menyusun suatu informasi
yang baik, tahap- tahap yang perlu dilakukan adalah dengan mempelajari sistem yang ada, kemudian
mendesain suatu sistem yang dapat mengatasi masalah serta mengimplementasikan sistem yang
didesain.
2. Dengan menerapkan sistem komputerisasi pada penjadwalan maka proses pembuatan jadwal belajar
mengajar akan semakin cepat dan tidak sering mengalami keterlambatan dalam pembuatan jadwal.

16
`

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PEGAWAI


BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE MULTIFACTOR
EVOLUTION PROCESS (MFEP) (STUDI KASUS: RSUP H. ADAM
MALIK MEDAN)
6. Jurnal Model Multifactor
Abstrak
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam Malik Medan setiap tahunnya memberikan penghargaan
kepada pegawai yang berprestasi. Dalam proses penilaian pegawai berprestasi masih secara manual dan
sangat tidak efektif, sehingga dirasa kurang optimal dan memerlukan banyak waktu baik dalam
menyusun laporan maupun proses memutuskan calon pegawai berprestasi. Untuk menyelesaikan
persoalan tersebut, maka diperlukan suatu Sistem Pendukung Keputusan (SPK) untuk menbantu pihak
rumah sakit dalam memilih pegawai yang berkualitas dan berpretasi. Dalam pengambilan keputusan,
model yang dipakai dalam SPK ini adalah MultiFactor Evalution Process (MFEP). Pada metode MFEP
ini pengambilan keputusan dilakukan dengan memberikan pertimbangan subjektif dan intuitif terhadap
faktor yang dianggap penting. Pertimbangan tersebut berupa pemberiaan bobot atas multifactor yang
terlibat dan dianggap penting. Aplikasi yang digunakan dalam pembuatan sistem ini adalah bahasa
pemprogramana PHP untuk pembuatan programnya dan MySql untuk pembuatan database. Dengan
menggunakan sistem pendukung keputusan ini, pemilihan pegawai berprestasi pada RSUP H. Adam
Malik Medan menjadi lebih efektif dan efisien serta menutup kemungkinan terjadinya kecurangan.

1. Pendahuluan
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam Malik Medan beralamat di Jl. Bunga Lau No. 17
Medan, Kelurahan Kemenangan, Kecamatan Medan Tuntungan. Lokasi RSUP H. Adam Malik
Medan ini agak berada di daerah pedalaman, yaitu berjarak ± 1km dari Jalan Jamin Ginting yang
merupakan jalan raya menuju ke arah berastagi. Lokasi daerah yang di pedalaman ini sangat
mendukung bagi para pasien, karena suasana tenang di daerah tersebut akan semakin mempercepat
proses penyembuhan diri pasien.
RSUP H. Adam Malik Medan setiap tahunnya memberikan penghargaan kepada pegawai
yang berprestasi. Namun proses dalam penilaian pegawai berprestasi masih dilakukan secara
manual dan sangat tidak efektif. Sehingga dirasa kurang optimal dan memerlukan banyak waktu
baik dalam menyusun laporan maupun memutuskan calon pegawai berprestasi. RSUP H. Adam
Malik Medan saat ini memiliki sistem penentuan karyawan berprestasi yang masih bersifat
subjektif atau berdasarkan pada pendapat pribadi. Penilai yang biasanya adalah manajer atau
pemimpin pengambil keputusan di rumah

sakit tersebut. Dalam hal ini sering kali terdapat beberapa kendala yang terjadi, di antaranya
penilaian tidak objektif, karena tidak memiliki standar penilaian, tidak adanya transparansi
terhadap kriteria dan bobot penilaian, sehingga terkadang memunculkan pertanyaan dan
ketidakjelasan. Hal ini akan menggangu stabilitas kinerja pegawai di rumah sakit tersebut.
Penilaian kinerja pegawai yang berlangsung selama ini di RSUP H. Adam Malik Medan
sering dilakukan dengan cara yang kurang jelas dan tidak transparan. Hal ini akan
mengakibatkan banyak masalah yang menggangu hubungan antara pegawai dengan pihak rumah
sakit. Sering kali banyak pegawai yang tidak puas dengan keputusan–keputusan sepihak yang
diberikan oleh pihak rumah sakit mengenai pemilihan pegawai berprestasi. Hal ini terjadi karena
kurang keterbukaannya pihak rumah sakit dalam proses penilaian kinerja pegawai dan tidak
adanya sistem yang jelas dalam penilaian kinerja pegawai.

17
`

a. Pengertian Sistem
Untuk dapat memperoleh suatu hasil yang optimal dari suatu perencanaan kegiatan- kegiatan
yang penting, maka diperlukan adanya suatu sistem yang tepat guna mencapai tujuan yang
diharapkan. Keberadaan suatu sistem sangat penting untuk mengolah data yang ada dalam suatu
perusahaan hingga dapat dihasilkan suatu sistem informasi yang berguna sebagai bahan pembantu
dalam mengambil keputusan.
Dalam suatu sistem terdapat beberapa subsistem-subsistem yang saling bekerja sama satu
dengan lainnya guna mendukung semua kegiatan yang ada dalam perusahaan yang
sifatnya rutin. Dengan menjalankan suatu sistem yang benar dan teratur sesuai dengan prosedur
yang berlaku, maka dapat membantu kelancaran kegiatan yang dilakukan perusahaan sehingga
tujuan perusahaan dapat tercapai.
Untuk mengenal sistem secara lebih baik dan benar, maka berikut ini pendapat pakar
mengenai pengertian sistem: “Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.
Sistem adalah sebuah tatanan (keterpaduan) yang terdiri atas sejumlah komponen
fungsional (dengan satu fungsi atau tugas khusus) yang saling berhubungan dan secara bersama-
sama bertujuan untuk memenuhi suatu proses pekerjaan tertentu. (Nasikin, 2011)
Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang
membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan (Oetomo, B. S. 2002). Sistem bisa
ditafsirkan sebagai kesatuan elemen yang memiliki keterkaitan Beberapa elemen dapat
digabungkan menjadi 1 unit, kelompok, atau komponen sistem tertentu (Rochim, Taufiq. 2002).
Metode Multifactor Evaluation Process (MFEP)

Multifactor Evaluation Process (MFEP) adalah metode kuantitatif yang menggunakan


weighting system. Dalam pengambilan keputusan multifaktor, pengambil keputusan secara
subyektif dan intuitif menimbang berbagai faktor yang mempunyai pengaruh penting terhadap
alternatif pilihan mereka. Untuk keputusan yang berpengaruh secara strategis, lebih dianjurkan
menggunakan sebuah pendekatan kuantitatif seperti MFEP. Dalam MFEP pertama-tama seluruh
kriteria yang menjadi faktor penting dalam melakukan pertimbangan diberikan
pembobotan (weighting) yang sesuai. Langkah yang sama juga dilakukan
terhadap alternatif-alternatif yang akan dipilih, yang kemudian dapat dievaluasi berkaitan dengan
factor-faktor pertimbangan tersebut. Metode MFEP menentukan bahwa alternatif dengan nilai
tertinggi adalah solusi. (Khaidir, 2014)
Proses pemilihan alternatif terbaik menggunakan weighting system, dimana metode tersebut
merupakan metode kuantitatif, disebut sebagai metode Multifactor Evaluation Process (MFEP).
Multifactor evaluation process banyak digunakan dengan alasan:
b. Konsepnya sederhana dan mudah dipahami;
c. Komputasinya efesien;
d. Memiliki kemampuan untuk mengukur kinerja relatif dan alternatif-alternatif keputusan dalam bentuk
matematis yang sederhana.
Di bawah ini merupakan langkah-langkah proses perhitungan metode MFEP menurut Debi
Mariza Nitbani (2012) :
a. Menentukan faktor dan bobot faktor dimana total pembobotan harus sama dengan 1 (Σ pembobotan =
1), yaitu factor weight.
b. Mengisikan nilai untuk setiap faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dari data-
data yang akan diproses, nilai yang dimasukkan dalam proses pengambilan keputusan merupakan
nilai objektif, yaitu sudah pasti, factor evaluation yang nilaianya antara 0 hingga 1.

Kesimpulan dan Saran


Setelah melakukan penelitian, maka terdapat beberapa kesimpulan dari penelitian ini, yaitu:
a. Sistem pendukung keputusan untuk menentukan pegawai berprestasi pada RSUP H. Adam Malik
Medan dapat diselesesaikan dengan menggunakan metode Multifactor Evalution Process (MFEP).
b. Penggunaan metode Multifactor Evalution Process (MFEP) dilakukan dengan menentukan kirteria-
kriteria, dan setiap kriteria terdapat nilai-nilianya. Sehingga saat memberikan penilaian terhadap pegawai
tersebut maka akan dikalikan dengan nilai kriteria yang sudah ditetapkan sebelumnya.

18
`

BAB III
KESIMPULAN
1

Kesimpulan
Dalam kesimpulan, setiap model pengembangan perangkat lunak memiliki kelebihan
dan kelemahan masing-masing. Pemilihan model yang tepat harus didasarkan pada
karakteristik proyek, tujuan pengembangan, kebutuhan pengguna, dan lingkungan
pengembangan yang ada. Penting bagi pengembang perangkat lunak untuk memahami
dan menerapkan model yang sesuai guna mencapai kesuksesan dalam pengembangan
perangkat lunak.

19
`

DAFTAR PUSTAKA

[1] N. M. M. R. Desmayani and I. M. S. Suardikha, “Pengaruh Penganggaran Partisipatif,


Locus of Control dan Pemberian Reward terhadap Budgetary Slack,” E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, vol. 16, no. 2, pp. 1121–1148, 2016.
[2] Kridalukmana, d.k.k. 2014. Rancang angun Aplikasi Layanan Perawatan dan Penitipan
Hewan Berbasis Gateway pada toko Petshop PetZone.Jurnal Teknologi dan Sistem
Komputer, vol. 2, no. 1
[3] Mukhlisin, S. W., Rachmat, H., & Mulyana, T. (2016). Perancangan Sistem Storage And
Retrieval Machine Pada Simulasi Automated Storage And Retrieval System
[4] R. Adwiya, “Perancanaan Strategis SI/TI Menggunakan Four Stage Model Pada Dinas Pendidikan
Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat,” Khatulistiwa Inform., vol. 3, no. 2, pp. 180–198, 2015.
[5] Hadi, Rahadian, 2004, Membuat laporan dengan Crystal Report 8.5 dan Visual Basic 6.0, PT Alex Media
Komputindo, Jakarta.
[6] Hadi, Rahadian, 2004, Membuat laporan dengan Crystal Report 8.5 dan Visual Basic 6.0, PT Alex Media
Komputindo, Jakarta.

20

Anda mungkin juga menyukai