Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
ridhonya kepada penulis, dengan segala daya dan upaya serta atas izinnya penulis
dapat menyeleseikan makalah ini dalam menambah nilai untuk Ujian Tengah
Semester (UTS)
Sholawat dan salam semoga senantiasa tetap tercurah limpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah mengangkat umat manusia dari
alam yang penuh dengan kejahiliyaan sampai ke alam yang penuh dengan cahaya
ilmiah.
Dengan terselesainya makalah ini yang berjudul ”Penerapan model-model proses
yang dapat digunakan di perangkat lunak”
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
berbagai pihak yang telah membantu memberikan ide, saran, bimbingan, serta
motivasi dan doanya. Sepatutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. KH. Moh. Zuhri Zaini, BA, dan seluruh keluarga besar pengasuh Pondok
Pesantren Nurul Jadid
2. KH. Abdul Hamid Wahid, M.Pd, selaku Rektor Universitas Nurul Jadid
3. Moh. Furqan, M.Kom, Selaku Dekan Fakultas Teknik di Universitas
Nurul Jadid
4. Fuadz Hasyim, M.Kom, selaku Ketua Jurusan Informatika di Universitas
Nurul Jadid
5. Maulidiansyah, M.kom, selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah
Manajemen Proyek Perangkat Lunak di Universitas Nurul Jadid
6. Segenap Dosen Universitas Nurul Jadid yang dengan rela dan ikhlas
memberikan ilmunya selama penulis menuntut ilmu dibangku kuliah.

i
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharap
kritik dan saran apabila pembaca menemuka kesalahan dan kekeliruan demi
perbaikan dikemudian hari. Harapan penulis mudah-mudahan makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan bagi penulis dan pembaca.
Amin...

Paiton, 14 November 2019

Penulis

ii
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................................. iii
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ................................................................................................. 1
C. Tujuan penulisan .................................................................................................. 1
BAB II................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 2
A. Model Proses Perangkat Lunak dan penerapannya .......................................... 2
1. Model Waterfall…………………………………………………………………………………………………......2

2. Model Spiral…………………………………………………………………………………………………………....3

3. Model Incremental…………………………………………………………………………………………..6

4. Model Evolusi…………………………………………………………………………………………………8

5. Model Prototype………………………………………………………………................................9
6. Model V / V-Model……………………………………………………………………………………….11

7. Model Rapid Application Development (RAD)…………………………………….........12

BAB III ............................................................................................................................. 15


PENUTUP ........................................................................................................................ 15
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 15
B. Saran .................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam dunia teknologi sekarang pengembangan dalam bidang


informatikan telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dengan
perkembangan ini, dalam bidang informatika tidak hanya menghasilkan hanya
dalam pengembangan program perangkat lunak saja, melainkan pengambangan
dalam bidang suatu permodelan yang bersifat komplek.
Dalam pembuatan sebuah perangkat lunak yang haruslah memiliki Teknik
analisa kebutuhan dan teknik permodelan yang baik, supaya terwujudnya suatu
perangkat lunak yang baik. Dengan hal tersebut maka perlulah suatu pengenalan
mengenai permodelan dalam suatu pembangunan Perangkat Lunak (Software).
Berdasarkan tugas yang kami peroleh, kami hanya membatasi penjelasan
mengenai permodelan ini.

B. Rumusan masalah
1. Apa saja model model proses yang dapat di gunakan di perangkat lunak

C. Tujuan penulisan
1. Menjelaskan model model proses yang digunakan di perangkat lunak
2. Supaya kita bisa menerapkan model proses ini di perangkat lunak

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Model Proses Perangkat Lunak dan penerapannya
Model proses merupakan suatu deskripsi yang disederhanakan dari proses
perangkat lunak dan kemudian dipresentasikan dengan sudut pandang tertentu.
Model proses ini bisa saja mencakup suatu kegiatan yang termasuk dalam bagian
dari proses perangkat lunak tersebut dan produk perangkat lunak.
Adapun model proses perangkat lunak itu sendiri dibagi menjadi sebagai berikut:
1. Model Waterfall

Model Waterfall merupakan salah satu model untuk perencanaan dari


sebuah Perangkat Lunak. Model Waterfall adalah salah satu model klasik yang
bersifat sistematis. Mengapa disebut sistematis ? Karena model ini dikerjakan
secara berurutan. Penggunaan model ini dalam penerapan di kehidupan sehari-hari
sangatlah memakan waktu dan sangat sedikit dipakai membuat software. Namun
model ini cocok untuk bisnis kecil.

contoh model waretfall

Kelebihan Model Waterfall :

1. Merupakan model pengembangan paling handal dan paling lama


digunakan.

2
2. Cocok untuk sistem software yang bersifat generik.
3. Pengerjaan projek sistem akan terjadwal dengan baik dan mudah
dikontrol.

Kekurangan Model Waterfall :

1. Persyaratan sistem harus digambarkan dengan jelas.


2. Rincian proses harus benar-benar jelas dan tidak boleh berubah ubah
3. Sulit untuk mengadaptasi jika terjadi perubahan spesifikasi pada suatu
tahapan pengembangan

Contoh Studi Kasus :

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, telah mempengaruhi


aktivitas perpustakaan dalam pengolahan informasi. Perpustakaan dapat
diibaratkan sebagai satu kesatuan. Dalam artian, sebuah perpustakaan merupakan
satu kesatuan sistem yang saling mempengaruhi satu sama lain untuk mencapai
tujuan tertentu. Tetapi dengan pertumbuhan sebuah perpustakaan, ada kalanya
suatu sistem pada sebuah perpustakaan menjadi tidak efektif dan efisien dalam
menangani permasalahan yang muncul. Seperti misalnya, kebutuhan pengolahan
data yang semakin meningkat, aturan pengolahan data yang semakin bervariasi,
aturan dari dalam atau luar perpustakaan, dapat digunakan sebagai indikator
adanya permasalahan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan suatu
sistem yang dapat mendukung operasi yang bersifat manajerial dan kegiatan
strategi dari suatu perpustakaan demi tercapainya tujuan, sebuah sistem yang
dinamakan sistem informasi.

2. Model Spiral

Model spiral (spiral model) adalah model pengembangan software dimana


proses digambarkan sebagai spiral. Setiap loop akan mewakili satu fase dari
proses pembuatan/perancangan software. Loop paling dalam berfokus pada
kelayakan dari sistem, loop selanjutnya tentang definisi dari kebutuhan, loop
berikutnya berkaitan dengan desain sistem dan seterusnya, seperti gambar
berikut:

3
contoh model spiral

Kelebihan Model Spiral :

1. Setiap tahap pengerjaan dibuat prototyping sehingga kekurangan dan apa


yang diharapkan oleh client dapat diperjelas dan juga dapat menjadi acuan
untuk client dalam mencari kekurangan kebutuhan.
2. Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar.
3. Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup
perangkat lunak komputer.
4. Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi
terhadap resiko setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja
selama proses.
5. Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada
setiap keadaan di dalam evolusi produk.
6. Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan
memasukkannya ke dalam kerangka kerja iteratif.
7. Membutuhkan pertimbangan langsung terhadap resiko teknis sehingga
mengurangi resiko sebelum menjadi permaslahan yang serius.

4
Kekurangan Model Spiral :

1. Banyak konsumen (Client) tidak percaya bahwa pendekatan secara


evolusioner dapat dikontrol oleh kedua pihak.
2. Model spiral mempunyai resiko yang harus dipertimbangkan ulang oleh
konsumen dan developer.
3. Memerlukan tenaga ahli untuk memperkirakan resiko, dan harus
mengandalkannya supaya sukses.
4. Belum terbukti apakah metode ini cukup efisien karena usianya yang
relatif baru.
5. Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi
masalah yang serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
6. Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian
yang absolute.

Contoh Studi Kasus :

Sidik jari (bahasa Inggris: fingerprint) adalah hasil reproduksi tapak jari baik yang
sengaja diambil, dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada
benda karena pernah tersentuh kulit telapak tangan atau kaki. Kulit telapak adalah
kulit pada bagian telapak tangan mulai dari pangkal pergelangan sampai kesemua
ujung jari, dan kulit bagian dari telapak kaki mulai dari tumit sampai ke ujung jari
yang mana pada daerah tersebut terdapat garis halus menonjol yang keluar satu
sama lain yang dipisahkan oleh celah atau alur yang membentuk struktur tertentu.
Identifikasi sidik jari, dikenal dengan daktiloskopi adalah ilmu yang mempelajari
sidik jari untuk keperluan pengenalan kembali identitas orang dengan cara
mengamati garis yang terdapat pada guratan garis jari tangan dan telapak kaki.
Daktiloskopi berasal dari bahasa Yunani yaitu dact ylos yang berarti jari jemari
atau garis jari, dan scopein yang artinya mengamati atau meneliti. Kemudian dari
pengertian itu timbul istilah dalam bahasa Inggris, dactyloscopy yang kita kenal
menjadi ilmu sidik jari. Fleksibilitas dari gelombang pada kulit berarti tidak ada
dua sidik jari atau telapak tangan yang sama persis pada setiap detailnya.
Pengenalan sidik jari melibatkan seorang pakar, atau sebuah sistem pakar
komputer, yang menentukan apakah dua sidik jari berasal dari jari.

5
Identifikasi berdasarkan sidik jari adalah daerah aktif penelitian di biometrik
menerapkan berbagai umum dan teknik kode domain-spesifik optimasi untuk
secara efisien melaksanakan tahap pendaftaran, yang mengambil sebagai masukan
serangkaian gambar sidik jari dan menghasilkan diadaptasi packet pohon dan
template wavelet domain yang terkait. Itu kode untuk identifikasi sebenarnya
kemudian dihasilkan automati-Cally dari deskripsi matematika. Algoritma
identifikasi sidik jari kembali quires perhitungan matematika yang berat,
sehinggasatu al-gorithm bisa memiliki runtimes berbeda tergantung pada
Implementasi algoritma. Algoritma ini terdiri dari 2 tahap, tahap pelatihan dan
tahap verifikasi. Namun penting untuk memiliki efisien pelaksanaan tahap
pelatihan untuk memungkinkan pengembang algoritma untuk dengan cepat
menjalankan dan menguji uji beda kasus. Tahap verifikasi dilakukan secara on-
line sehingga itu perlu secepat mungkin. Kualitas sidik jari sistemidentifikasi
tidak hanya tergantung pada keakuratan.

3. Model Incremental

Dalam model Incremental ini proses pengerjaan perangkat lunak akan


dilakukan perbagian sehingga bagian selanjutnya akan dikerjakan setelah bagian
awal telah selesai dan selanjutnya sampai menghasilkan perangkat lunak yang
lengkap dengan semua fungsi yang diperlukan dan pengerjaan perangkat lunak
berakhir. Sebelum pengerjaan perangkat lunak akan dilakukan perancangan
arsitektur software sebagai kerangka dalam pengerjaan perbagian.

Kelebihan Model Incremental :

1. Resiko yang rendah pada pengembangan sistem.


2. Mengutamakan fungsi-fungsi pada sistem perangkat lunak sehingga
kemudahan pemakaian sistem yang paling di utamakan.
3. Tahap awal adalan dasar dari pembuatan tahap berikutnya (dikerjakan
secara terurut).
4. Cocok digunakan bila pembuat software tidak banyak/kekurangan
pembuat
5. Mampu mengakomodasi perubahan kebutuhan customer.

6
6. Mengurangi trauma karena perubahan sistem. Klien dibiasakan perlahan-
lahan menggunakan produknya bagian per bagian.
7. Memaksimalkan pengembalian modal investasi konsumen.

Kekurangan Model Incremental :

1. Hanya akan berhasil jika tidak ada staffing untuk penerapan secara
menyeluruh.
2. Penambahan staf dilakukan jika hasil incremental akan dikembangkan
lebih lanjut.
3. Hanya cocok untuk proyek dengan skala kecil.
4. kemungkinan tiap bagian tidak dapat diintegrasikan.

Contoh Studi Kasus:

Dalam sebuah software, adanya sebuah Graphical User Interface akan jauh lebih
memudahkan pengguna software untuk berinteraksi dengan software, dikarenakan
tampilan GUI akan jauh lebih meminimalkan kesalahan penggunaan dari user
daripada pada aplikasi yang berbasis console. Selain itu, aplikasi yang
menggunakan GUI akan jauh lebih menarik dan user-friendly daripada aplikasi
yang berbasis console

Aplikasi yang akan dibuat adalah aplikasi yang akan dijalankan pada perangkat
mobile (handphone), karena memang aplikasi mobile banking lebih ditujukan
untuk mengimbangi mobilitas seseorang dengan tetap dapat melaksanakan
aktifitas perbankan. aplikasi disini bukanlah aplikasi besar yang berlevel
enterprise, sehingga baris kodennya juga tidak terlalu banyak.

Software yang nantinya dikembangkan haruslah memenuhi beberapa kriteria


diantaranya : aplikasinya tidak membutuhkan resource yang besar, dapat berjalan
di perangkat mobile, kecepatan proses transaksi haruslah cepat, aplikasi nantinya
bisa dikembangkan lebih lanjut untuk mengimbangi kebutuhan pengguna
software.

7
4. Model Evolusi

Model evolusi adalah sebuah model yang berulang-ulang. Model ini


memiliki karakteristik yang memungkinkan para programmer mengembangkan
perangkat lunaknya menjadi semakin lengkap di tiap versinya. Model ini
diterapkan karena persyaratan (requierement) sering berubah sehingga hasil akhir
dari sebuah produk tidak akan realistis, dimana edisi komplit dari produk tersebut
mustahil dikeluarkan dikarenakan deadline market yang begitu ketat. Oleh karena
itu lebih baik mengeluarkan versi limited untuk memperkenalkannya terlebih
dahulu dan programmer dapat membuat model dari sebuah design untuk
mengakomodasikan produk, yang secara bertahap akan diselesaikan dari waktu ke
waktu.

contoh model evolusi

Kelebihan Model Evolusi :

1. Meningkatkan kemampuan memimpin dan mengatur sesuatu dengan


pengembangan diri.
2. Menciptakan suasana yang sadar akan kualitas suatu produk.
3. Fungsi inti dari quality control dalam perusahaan besar pada tingkat
lokakarya.
4. Meningkatkan kebersamaan untuk mencapai suatu hasil dan semangat
kerja karyawan.
5. Meningkatkan kualitas dengan biaya efektif.
6. Membebaskan manajemen.

8
7. pekerja Shop Floor adalah lokasi terbaik untuk mengidentifikasi masalah.

Kekurangan Model Evolusi :

1. Intensitas pekerjaan meningkat karena masalah akan lebih banyak dari


pada yang diperkirakan.
2. Manajemen perlu berkomitmen untuk sistem yang berkualitas, jika sebuah
solusi dari sebuah masalah tidak dapat diterapkan maka itu bisa membuat
frustasi para pekerja.
3. Dapat memiliki efek negatif pada hubungan industrial.
4. Dapat fokus pada masalah duniawi.

Contoh studi kasus:

Proyek SITINA dimulai dengan kebutuhan terhadap suatu sistem EDM utilitas
yang harus melalukan pemantauan dengan mudah, benar-benar otomatis, pada
pembangkit listrik tenaga air . Tujuan utama adalah untuk mengembangkan
aplikasi dengan biaya rendah yang memungkinkan dewan direksi untuk
memonitor pembangkit listrik tersebut dan mengambil data statistik pada produksi
mereka.
Hal ini tidak dalam melingkupi penjelasan rinci tentang SITINA . Namun, seperti
yang dapat kita lihat dari akhir arsitektur umum pada Gambar 1, kita berhadapan
dengan sistem yang kompleks dengan SCADA/EMS2 yang terbentuk dari
penggunaan banyak teknologi dari beberapa produk-produk perangkat lunak yang
berbeda.

5. Model Prototype
Prototype merupakan salah satu metode pengembangan perangat lunak
yang banyak digunakan. Dengan metode prototyping ini pengembang dan
pelanggan dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem. Prototyping,
dimulai dengan pengumpulan kebutuhan, mendefinisikan objektif keseluruhan
dari software, mengidentifikasikan segala kebutuhan, kemudian dilakukan
“perangcangan kilat” yang difokuskan pada penyajian aspek yang diperlukan.

9
contoh model prototyping

Kelebihan :

1. Prototype melibatkan user dalam analisa dan desain.


2. Punya kemampuan menangkap requirement secara konkret daripada secara
abstrak.
3. Untuk digunakan secara standalone.
4. Digunakan untuk memperluas SDLC.
5. Mempersingkat waktu pengembangan Sistem Informasi

Kekurangan :

1. Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.


2. Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
3. Bisanya kurang fleksible dalam mengahdapi perubahan.
4. Prototype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah

Contoh Studi Kasus :

Dalam pelaksanaannya, system akademik yang berjalan di Sekolah Menengah


Pertama Negeri 20 Bandung dirasa belum optimal, hal ini dikarenakan sistem
yang digunakan masih bersifat manual. Dengan permasalahan tersebut maka

10
muncul berbagai permasalahan terutama pada proses pendaftaran, registrasi,
pembagian kelas, pembagian wali kelas, proses penilaian serta informasi
mengenai perkembangan siswa kepada orang tua. Untuk itu, diperlukan suatu
sistem informasi yang mampu mendukung pengambilan keputusan
dalammemperoleh informasi kegiatan akademik. Pembuatan Sistem Informasi
Akademik Sekolah Menengah Pertama Negeri 20 Bandung menggunakan
pendekatan terstruktur, sedangkan metode pengembangan menggunakan
prototype dengan teknik pengumpulan data observasidan wawancara, sedangkan
alat yang digunakan dalam merancang sistem berupa Flow Map, Diagram
Konteks, DFD dan pengembangan aplikasi berbasis desktop.Sistem yang
dibangun disajikan secara client server sehingga dapat diakses beberapa
komputer. Sistem yang dibangun diharapkan dapat mengatasi sebagian besar
permasalahan yang ada seperti melakukan validasi kerangkapan data registrasi
dan nilai siswa, pembagian kelas dan penilaian.

6. Model V / V-Model.

Bisa dikatakan model ini merupakan perluasan dari model waterfall.


Disebut sebagai perluasan karena tahap-tahapnya mirip dengan yang terdapat
dalam model waterfall. Jika dalam model waterfall proses dijalankan secara
linear, maka dalam model V proses dilakukan bercabang. Dalam model V ini
digambarkan hubungan antara tahap pengembangan software dengan tahap
pengujiannya.

11
contoh model v-model

Kelebihan v model :

1. V Model sangat fleksibel. V Model mendukung project tailoring dan


penambahan dan pengurangan method dantool secara dinamik. Akibatnya
sangat mudah untuk melakukan tailoring pada V Model agar sesuai
dengan suatu proyek tertentu dan sangat mudah untuk menambahkan
method dan tool baru atau menghilangkan method dan tool yang dianggap
sudah obsolete.
2. V Model dikembangkan dan di-maintain oleh publik. Userdari V Model
berpartisipasi dalam change control boardyang memproses semua change
request terhadap V Model.

Kekurangan v model :

1. V Model adalah model yang project oriented sehingga hanya bisa


digunakan sekali dalam suatu proyek.
2. V Model terlalu fleksibel dalam arti ada beberapa activitydalam V Model
yang digambarkan terlalu abstrak sehingga tidak bisa diketahui dengan
jelas apa yang termasuk dalamactivity tersebut dan apa yang tidak.

7. Model Rapid Application Development (RAD)

Rapid Aplication Development (RAD) adalah sebuah model proses


perkembanganperangkat lunak sekuensial linier yang menekankan siklus
perkembangan yang sangat pendek (kira-kira 60 sampai 90 hari). Model RAD ini
merupakan sebuah adaptasi “kecepatan tinggi” dari model sekuensial linier
dimana perkembangan cepat dicapai dengan menggunakan pendekatan konstruksi
berbasis komponen.

12
contoh model RAD

Kelebihan Model RAD :

1. Lebih efektif dari Pengembangan Model waterfall/sequential linear dalam


menghasilkan sistem yang memenuhi kebutuhan langsung dari pelanggan.
2. Cocok untuk proyek yang memerlukan waktu yang singkat.
3. Model RAD mengikuti tahap pengembangan sistem seperti pada
umumnya, tetapi mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali
komponen yang ada sehingga pengembang tidak perlu membuatnya dari
awal lagi sehingga waktu pengembangan menjadi lebih singkat dan
efisien.

Kekurangan Model RAD :

1. Model RAD menuntut pengembangan dan pelanggan memiliki komitmen


di dalam aktivitas rapid-fire yang diperlukan untuk melengkapi sebuah
sistem, di dalam kerangka waktu yang sangat diperpendek. Jika komitmen
tersebut tidak ada, proyek RAD akan gagal.

13
2. Tidak semua aplikasi sesuai untuk RAD, bila system tidak dapat
dimodulkan dengan teratur, pembangunan komponen penting pada RAD
akan menjadi sangat bermasalah.
3. RAD tidak cocok digunakan untuk sistem yang mempunyai resiko teknik
yang tinggi.
4. Membutuhkan Tenaga kerja yang banyak untuk menyelesaikan sebuah
proyek dalam skala besar.
5. Jika ada perubahan di tengah-tengah pengerjaan maka harus membuat
kontrak baru antara pengembang dan pelanggan.

Contoh studi kasus:

RAD sangat tepat diterapkan untuk sistem yang telah jelas dan lengkap
kebutuhannya, di mana terdapat komponen-komponen yang dapat dipakai kembali
dalam proyek yang berskala kecil dengan waktu pengembangan perangkat lunak
yang singkat.

14
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Model proses perangkat lunak adalah sekumpulan tahap, tugas dan


aktivitas yang dibutuhkan untuk secara effisien mentransformasikan kebutuhan
pemakai ke suatu solusi perangkat lunak yang efektif.
Pemodelan proses perangkat lunak (Software Process Modeling) bertujuan untuk
merepresentasikan aktivitas yang terjadi selama pembuatan perangkat lunak dan
perubahan-perubahannya.

B. Saran
Dihapkan jangan pernah bangga atas ilmu yang anda dapatkan sekarang,
terus belajar dan cari ilmu sebanyak mungkin, penulis berharap pembaca bisa
mengembangkan makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://sulemigoreng.blogspot.co.id/2014/08/pengembangan-software-dengan-
berbagai.html
http://rizkyahf.blogspot.co.id/2014/08/model-pengembangan-perangkat-
lunak.html
http://fiskaregina88.blogspot.co.id/2014/08/model-pengembangan-perangkat-
lunak.html
http://imamprayogopujiono.blogspot.co.id/2013/04/kelebihan-dan-kekurangan-
model-proses.html
http://komandankempong.blogspot.com/2011/09/model-proses-rekayasa-
perangkat-lunak.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Proses_pengembangan_perangkat_lunak

16

Anda mungkin juga menyukai