Anda di halaman 1dari 21

SATURASI AIR FORMASI

LAPORAN
IX

Oleh

KUMALA GALUH HAIVA

071002000024

LABORATORIUM PENILAIAN FORMASI


FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2022
LEMBARAN PENGESAHAN

NAMA : MUHAMMAD AR RAFII S


NIM : 071001800072
KELOMPOK : A1
PARTNER : 1. DZHULVIEQAR
2. RADEN FADLI
3. MUHAMMAD AR RAFII S
TGL. PRATIKUM : 30 MEI 2022
TGL. PENERIMAAN : 03 JUNI 2022
ASISTEN : 1. FIRMANSYAH ACHMAD
2. NILA MUTIYA HANI
3. DEWI LATIFATUL AINI
NILAI :

Tanda Tangan Tanda Tangan

(………………….) (KUMALA GALUH HAIVA)


Asisten Pratikan
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN………………………….………………………i
DAFTAR ISI……………………………………….………………………..ii
DAFTAR TABEL……………………………….………….……………….iii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………….………………………..iv
BAB I PENDAHULUAN……………………….…………………………..1
1.1 Latar belakang……………………….……………………………...1
1.2 Tujuan Percobaan………………….………………………………..2
BAB II TEORI DASAR……………………….……...……………………..3
BAB III HASIL PENGAMATAN….………………………………….……5
BAB IV ANALISIS DAN HASIL PERHITUNGAN………………………6
BAB V PEMBAHASAN…………………………………………………....8
1.1 Pembahasan…………………………………………………………8
1.2 Tugas Internet……………………………………………………….10
BAB VI KESIMPULAN…………………………………………….……….11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...……12
LAMPIRAN A TUGAS INTERNET……………………………………...…13
LAMPIRAN B TUGAS INTERNET……………………………………...…14

ii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
III.1 Saturasi Air Formasi……………………………………….5

iiiiiiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
A TUGAS INTERNET………….…….……………………...13
B HASIL PENGAMATAN…………………………………..14

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sebagai mahasiswa jurusan Teknik Perminyakan, mata kuliah penilaian


formasi dan laboratorium penilaian formasi merupakan cabang ilmu dari
Teknik perminyakan yang mempelajari tentang formasi atau batuan serta
permasalahan yang berhubungan dengan keberhasilan dalam menemukan
hidrokarbon. Tujuan dari penilaian formasi adalah mengidentifikasi reservoir,
memperkirakan cadanngan hidrokarbon, serta memperkirakan perolehan
hidrokarbon dari suatu lapangan yang memliki potensi adanya hidrokarbon.
Dalam dunia perminyakan, seorang engineer dituntut agar memiliki
kemampuan untuk dapat menganalisa hasil dari data-data hasil penilaian
formasi dan menentukan letak zona produktif dalam suatu reservoir. Penilaian
formasi dilakukan setelah sumur di bor untuk memasukan alat yang disebut
wireline yang kemudian hasil dari logging dianalisa agar dapat menentukan
zona-zona yang berpotensi sebagai tempat terakumulasinya hidrokarbon.
Cadangan hidrokarbon dipengaruhi oleh karakteristik batuan reservoir antara
lain ketebalan (h), porositas, dan saturasi air (sw). Data yang di dapat
kemudian di periksa dimana dapat menunjukan tentang lithologi secara umum
dari formasi yang di tembus oleh bit dan mungkin juga mampu memperkirakan
banyaknya minyak dan gas di suatu lapangan formasi. Kurva log akan
memberikan informasi yang cukup tentang sifat fisik batuan dan fluida. Maka
dari itu praktikum penilaian formasi sangatlah penting dalam proses
penyelesaian sumur dan bagi mahasiswa sebagai gambaran dari perkerjaan
yang akan kita temui nanti di dunia perkerjaan dimana praktikum ini dapat
membantu mahasiswa untuk mengembangkan dan memperdalam ilmu
pengetahuan mereka di bidang perminyakkan.

1
1.2 Tujuan Percobaan
1. Dapat menentukan kedalaman zona prospek
2. Dapat menentukan nilai SW dengan metode Archie
3. Dapat menentukan nilai SW dengan metode Ratio
4. Dapat menentukan nilai SW dengan metode Simandoux
5. Dapat menentukan nilai SW dengan metode Indonesia

2
BAB II
TEORI DASAR

Permasalahan akan menjadi lebih rumit apabila kita akan menentukan


nili saturasi air pada suatu reservoar dimana pada daerah tersebut belum pernah
ada penelitian yang dilakukan baik berupa pemboran ataupun penelitian
lainnya. Dalam kasus ini, untuk menentukan nilai saturasi air perlu dilakukan
penelitian secara bertahap. Dimulai dari penentuan jenis formasi,apakah berupa
shaly-sand formation atau berupa clean sand formation Metode Water
Saturation Pada Clean Sand Formation hanya mengandung pasir tanpa ada
kandunganshale .
Pada clean sand formation perhitungan nilai saturasi air yang dilakukan
cenderung lebih mudah jika dibandingkan dengan yang dilakukan pada shaly-
sand formation, contohnya metode Archie , pada mulanya Archie berhasilkan
membuat 2 hubungan empiris yang dinamakan index resistivitas dan faktor
formasi dengan menggabungkan persamaan pertama dan keduanya
terbentuklah persamaan yang paling dikenal dengan nama persamaan saturasi
air archie. Metode Archie ini memiliki kelebihan diantaranya dapat dengan
baik menentukan nilai saturasi air pada reservoar yang tidak memiliki
kandungan shale atau clean sand formation.Pada beberapa kasus metode archie
juga dapat dengan baik menentukan nilai saturasi air pada reservoar yang
memiliki kandungan batuan karbonat. Selain itu, metode ini sangat baik dalam
melakukan perhitungan water saturation pada formasi yang memiliki kadar
salinitas air yang tinggi atau saline water. selain itu, metode ini juga tidak
memperhitungkan cara persebaran dan jenis shale yang ada. Padahal jenis shale
yang berbeda tentu akan menyebabkan dampak yang berbeda pula pada
pembacaan log.Selain itu, metode ini sangat baik dalam melakukan

3
perhitungan water saturation pada formasi yang mengandung low salinity
water / fresh water. Selain itu, metode ini tidak memperhitungkan cara
persebaran dan jenis shale yang ada, contohnya metode simandoux dan metode
Indonesia. Simandoux mempublikasikan persamaan saturasi yang dibuatnya,
dimana pada saat itu banyak berbagai kalangan yang menerimanya. Persamaan
saturasi yang dipublikasikannya ini berdasarkan log resisitivitas, log densitas
dan log neutron (dalam Dewan, J. T., 1983). Metode simandoux menggunakan
log densitas dan log neutron untuk menentukan porositas. Adapun fraksi
lempung dapat ditentukan dari log Gamma Ray, SP dan indikator kehadiran
shale lainnya. Akan tetapi simandoux memiliki beberapa kekurangan
diantaranya adalah bahwa metode ini hanya dapat mengcover zona linear pada
gambar skematik di bawah ini (salinitas tinggi) dan tidak memperhitungkan
cara persebaran dan jenis shale yang ada. Padahal jenis shale yang berbeda
tentu akan menyebabkan dampak yang berbeda pula pada pembacaan log.
Metode Indonesia ini memiliki kelebihan diantaranya adalah pada metode ini
kehadiran shale sudah mulai diperhitungkan. Selain itu, metode ini sangat baik
dalam melakukan perhitungan water saturation pada formasi yang mengandung
low salinity water / fresh water. Selain itu, metode ini juga dapat mengkover
zona non-linear tetapi metode ini memiliki kekurangan diantaranya adalah
bahwa metode ini hanya dapat mengcover zona non-linear dan metode ini tidak
memperhitungkan cara persebaran dan jenis shale yang ada. Padahal jenis shale
yang berbeda tentu akan menyebabkan dampak yang berbeda pula pada
pembacaan log.

4
Tabel III.1 Saturasi Air Formasi

5
BAB III
HASIL PENGAMATAN
BAB IV
ANALISIS DAN HASIL PERHITUNGAN

SW Archie : ((a/por)*(rw/rt))^1/n
SW Archie : ((0.65/0.0127)*(2.146/15))^1/2 = 3.662
SW Archie : ((0.65/0.0122)*(1.676/14))^1/2 = 3.190
SW Archie : ((0.65/0.0125)*(2.346/12))^1/2 = 5.084
SW Archie : ((0.65/0.0124)*(0.036/11))^1/2 = 0.087
SW Archie : ((0.65/0.0121)*(0.036/10))^1/2 = 0.098
SW Archie : ((0.65/0.0125)*(0.036/10))^1/2 = 0.094
SW Archie : ((0.65/0.0125)*(0.036/10))^1/2 = 0.094
SW Archie : ((0.65/0.0126)*(0.036/10))^1/2 = 0.094
SW Archie : ((0.65/0.0127)*(0.036/10))^1/2 = 0.093
SW Archie : ((0.65/0.0123)*(0.036/9.5))^1/2 = 0.101

SW Simandoux :
((c*rw)/por^m)*((sqrt(((5*por^m)/(rw*rt))+((vsh/rtsh)^2)))-(vsh/rtsh)
SW Simandoux:
((0.45*1.676)/0.0127^2.15)*((sqrt(((5*0.0127^2.15)/(2.146*14))+((0.35
5/10)^2)))-(0.355/10) = 2.110
SW Simandoux:
((0.45*2.146)/0.0122^2.15)*((sqrt(((5*0.0122^2.15)/(1.676*15))+((0.29
1/10)^2)))-(0.291/10) = 2.749
SW Simandoux:
((0.45*2.346)/0.0125^2.15)*((sqrt(((5*0.0125^2.15)/(2.346*15))+((0.33
6/10)^2)))-(0.336/10) = 2.779
SW Simandoux:
((0.45*0.036)/0.0124^2.15)*((sqrt(((5*0.0124^2.15)/(0.036*15))+((0.38
4/10)^2)))-(0.384/10) = 2.334
SW Simandoux:
((0.45*0.036)/0.0121^2.15)*((sqrt(((5*0.0121^2.15)/(0.036*15))+((0.4/
10)^2)))-(0.4/10) = 2.464
SW Simandoux:
((0.45*0.036)/0.0125^2.15)*((sqrt(((5*0.0125^2.15)/(0.036*15))+((0.32
7/10)^2)))-(0.327/10) = 2.83
SW Simandoux:
((0.45*0.036)/0.0125^2.15)*((sqrt(((5*0.0125^2.15)/(0.036*15))+((0.35
5/10)^2)))-(0.355/10) = 2.674
SW Simandoux:
((0.45*0.036)/0.0126^2.15)*((sqrt(((5*0.0126^2.15)/(0.036*15))+((0.23
6/10)^2)))-(0.236/10) = 3.478
SW Simandoux:
((0.45*0.036)/0.0127^2.15)*((sqrt(((5*0.0127^2.15)/(0.036*15))+((0.24
5/10)^2)))-(0.245/10) = 3.384
SW Simandoux:
((0.45*0.036)/0.0123^2.15)*((sqrt(((5*0.0126^2.15)/(0.036*15))+((0.22
7/10)^2)))-(0.227/10) = 3.733

SW Indonesia: (1/((sqrt(rt))*((vsh*(1-
(vsh/2)))/(sqrt(rtsh)))+(por^m/(sqrt(a*rw))))^2/n
SW Indonesia: (1/((sqrt(15))*((0.355*(1-
(0.355/2)))/(sqrrt(10)))+(0.0127^2.15/(sqrt(0.65*2.146))))^2/2 = 3.916
SW Indonesia: (1/((sqrt(14))*((0.291*(1-
(0.291/2)))/(sqrrt(10)))+(0.0122^2.15/(sqrt(0.65*1.676))))^2/2 = 5.776
SW Indonesia: (1/((sqrt(12))*((0.336*(1-
(0.336/2)))/(sqrrt(10)))+(0.0125^2.15/(sqrt(0.65*2.346))))^2/2 = 5.32
SW Indonesia: (1/((sqrt(11))*((0.382*(1-
(0.382/2)))/(sqrrt(10)))+(0.0124^2.15/(sqrt(0.65*0.036)))^2/2 = 4.748
SW Indonesia: (1/((sqrt(10))*((0.4*(1-
(0.4/2)))/(sqrrt(10)))+(0.0121^2.15/(sqrt(0.65*0.036)))^2/2 = 4.868
SW Indonesia: (1/((sqrt(10))*((0.327*(1-
(0.327/2)))/(sqrrt(10)))+(0.0125^2.15/(sqrt(0.65*0.036))))^2/2 = 6.648
SW Indonesia: (1/((sqrt(10))*((0.355*(1-
(0.355/2)))/(sqrrt(10)))+(0.0125^2.15/(sqrt(0.65*0.036))))^2/2 = 5.855
SW Indonesia: (1/((sqrt(10))*((0.236*(1-
(0.236/2)))/(sqrrt(10)))+(0.0126^2.15/(sqrt(0.65*0.036))))^2/2 = 11.45
SW Indonesia: (1/((sqrt(10))*((0.245*(1-
(0.245/2)))/(sqrrt(10)))+(0.0127^2.15/(sqrt(0.65*0.036))))^2/2 = 10.73
SW Indonesia: (1/((sqrt(9.5))*((0.227*(1-
(0.227/2)))/(sqrrt(10)))+(0.0123^2.15/(sqrt(0.65*0.036))))^2/2 = 12.9

6 87
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan Percobaan

Pada tanggal 15 november 2020 dan 19 november 2020, praktikan


melakukan percobaan laboratorium penilaian formasi mengenai saturasi air via
zoom dimana Saturasi air atau kejenuhan air adalah besarnya fraksi dari pori-
pori batuan formasi yang terisi oleh air. Simbol untuk saturasi air adalah Sw.
Perhitungan saturasi air dapat dibagi menjadi dua perhitungan Sw, yaitu pada
clean formation dan shaly formation. dalam percobaan yang menggunakan excel
ini dibutuhkan nilai dari kedalaman zona prospek, temperature formasi,
resistivitas, porositas effektif, Vsh GR, Rw, Rmf/Rw, Rxo/Rt yang kemudian
nilai-nilai tersebut dapat membantu dalam mencari nilai saturasi air formasi
dengan 4 metode yaitu metode Archie, metode ratio, metode simandoux, dan
metode Indonesia. Sebelumnya terdapat pula nilai-nilai yang dibutuhkan diluar
table seperti rtsh, a, n, m, dan C dimana a,m,n adalah nilai ketetapan yang
bergantung pada jenis batuan yang terkandung dalam formasi tersebut. A
merupakan factor turtuositas, m merupakan factor sementasi, dan n merupakan
eksponen saturasi. Pada percobaan kali ini nilai rtsh adalah 10, a adalah 0.65, n
adalah 2, m adalah 2.15, dan C adalah 0.45. Kemudian Adanya shale atau serpih
dalam suatu formasi dapat menyebabkan kekeliruan dalam pehitungan porositas
dan saturasi air. Ketika shale terdapat dalam suatu formasi, maka peralatan log
porositas seperti sonic log, density log, dan neutron log akan merekam harga
porositas yang terlalu besar. Perhitungan volume shale dibutuhkan untuk
mengoreksi log-log porositas yang akan digunakan untuk perhitungan porositas
efektif. Pertama -tama menghitung saturasi air dengan metode pertama yaitu
metode archie yang didapat dari hasil perkalian antara hasil dari pembagian a
dengan porositas effektif dan pembagian rw dengan rt yang dipangkatkan seper

8
n dan mendapatkan nilai saturasi air pada masing-masing kedalaman secara
berurutan adalah 3.66, 3.18, 5.08, 0.08, 0.0942, 0.0944, 0.0938, 0.092, dan 0.1.
Kemudian hitung saturasi air dengan metode kedua yaitu metode ratio dimana
hasil perhitungannya pada kedalaman 1562, 1562.5556, 1563.11111,
1563.66667, 1564.22222, 1564.77778, 1565.33333, 1565.88889, 1566.44444,
dan 1567 adalah sama yaitu 100. Selanjutnya, hitung saturasi air menggunakan
metode ketiga yaitu metode simandoux yang secara berurutan menghasilkan
nilai 2.11, 2.75, 2.77, 2.33, 2.46, 2.83, 2.46, 2.83, 2.67, 3.47, 3.38, dan 3.73.
Kemudian cari nilai saturasi air dengan metode Indonesia yang menghasilkan
nilai secara berurutan adalah 3.91, 5.77, 5.32, 4.74, 4.86, 6.64, 5.85, 11.45,
10.72, dan 12.90. menentukan ketebalan dari suatu zona produktif dari suatu
reservoir diperlukan harga cut-off. Cut-off tersebut dapat terbagi menjadi dua
yaitu cut-off lithology dan cut-off saturasi. Yang mana pada cut-off lithology
yang menjadi batasan adalah nilai volume shale, porositas, dan permeabilitas.
Cut-off lapisan atau batasan lapisan merupakan suatu nilai yang menjadi acuan
untuk menghilangkan bagian reservoir yang dianggap tidak produktif. Nilai cut-
off dapat ditentukan dari data log, data core, data test produksi dan pengalaman
lapangan.

9 10
5.2 Tugas Internet
Waxman-Smith Method

Persamaan / model Waxman-Smits adalah perpanjangan semi empiris dari


persamaan Archie, dengan mempertimbangkan konduktivitas tambahan yang
disebabkan oleh serpih.Persamaan / model Waxman-Smits banyak digunakan
untuk batupasir serpih yang tersebar.Tetapi lebih mudah untuk memulai
dengan persamaan untuk batupasir yang mengandung air sepenuhnya.
Waxman-Smits dimulai dengan persamaan tetapi menggantikan CW dengan
konduktivitas air yang setara , sehingga memperhitungkan konduktivitas tanah
liat tambahan. Ini terjadi melalui Lapisan Air Terikat Tanah Liat. .
Waxman-Smits menggunakan m * konstan daripada m sebagai eksponen
sementasinya.Persamaan Waxman-Smits untuk batupasir serpih bantalan air
menjadi, Waxman-Smits, oleh karena itu, memperkenalkan Faktor Resistivitas
Formasi yang dimodifikasi, F * Faktor penting dalam konduktivitas tanah liat
adalah mobilitas ion-cat. Hal ini menimbulkan konduktansi ekivalen per ion
cat, yang disebut B. B untuk jenis tertentu air garam hanya bergantung pada
salinitas dan suhu air garam Persamaan Waxman-Smits untuk batu pasir shaly
bantalan hidrokarbon dimulai dengan persamaan untuk batu pasir bantalan
hidrokarbon bersih seperti yang kita lakukan untuk batu pasir bantalan air di
atas.
Source:
https://www.academia.edu/35261420/Saturation_Modelling_Using_The_Waxman_Smits_Model_Equation_In_Saturation_
Determination_In_Dispersed_Shaly_Sands

10
BAB VI
KESIMPULAN

1. Nilai dari kedalaman zona prospek secara berurutan adalah 1562, 1562.5556,
1563.11111, 1563.66667, 1564.22222, 1564.77778, 1565.33333, 1565.88889,
1566.44444, dan 1567
2. Nilai Sw dalam metode archie secara berurutan adalah 3.66, 3.18, 5.08, 0.08,
0.0942, 0.0944, 0.0938, 0.092, dan 0.1
3. Nilai Sw dalam metode ratio pada kedalaman 1562, 1562.5556, 1563.11111,
1563.66667, 1564.22222, 1564.77778, 1565.33333, 1565.88889, 1566.44444,
dan 1567 adalah 10
4. Nilai Sw dalam metode simandoux secara berurutan adalah 2.11, 2.75, 2.77,
2.33, 2.46, 2.83, 2.46, 2.83, 2.67, 3.47, 3.38, dan 3.73
5. Nilai Sw dalam metode Indonesia secara berurutan adalah 3.91, 5.77, 5.32,
4.74, 4.86, 6.64, 5.85, 11.45, 10.72, dan 12.90

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Harsono, A. 1997, Evaluasi Formasi dan Aplikaisi Log, Schlumberger. Oil


field service, Jakarta
2. Nugrahanti, Asri dan Sumantri, R. 2014. Penilaian Formasi I. Jakarta:
Universitas Trisakti
3. Sitoresmi, Ratnayu. 2016. Diktat Petunjuk Praktikum Penilaian Formasi.
Jakarta: Universitas Trisakti
4. https://www.scribd.com/doc/243831390/Porositas
5. https://www.scribd.com/doc/78263863809/Saturasi-Air

1213
LAMPIRAN A
TUGAS INTERNET

13
LAMPIRAN B
HASIL PENGAMATAN

14

Anda mungkin juga menyukai