Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP


MINERAL DAN ENERGI
(Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan)
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Jahidin, S.Si., M.Si.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1V

1. AFFAN : R1A123001
2. AMIRWANTO : R1A123003
3. FILMA : R1A123005
4. LINDA WATI : R1A123007
5. MUHAMMAD ERWIN JAYA : R1A123009
6. NUR HUDAYATI : R1A123011
7. RINTIA AGUSTIAWATI : R1A123013
8. YUDIS ANDRIAN RAMADHAN : R1A123015
9. YUNISA LAMBIO : R1A123017

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 1
C. Tujuan ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sumberdaya Mineral dan Energi ...................................................... 3
B. Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan Energi .................................... 4
C. Mineral Ekonomis Indonesia ............................................................ 5
D. Kegunaan Sumberdaya Mineral dan Energi ..................................... 7
E. Masalah Sumberdaya Mineral dan Energi ........................................ 9
F. Indikator Kerusakan dan Pencemaran
Sumberdaya Mineral dan energy ...................................................... 11
G. Manajemen Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan Energi .............. 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara yang memiliki daratan luas dan laut yang luas,
menjadikan negara ini dengan aset sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya
itu salah satunya yaitu sumber daya mineral. Sumber daya mineral melimpah di
Indonesia dengan berbagai jenisnya. Mulai dari emas, intan, timah, belerang, dan
bahan tambang lainnya merupakan sumber daya mineral yang melimpah di Indonesia.
Berbagai sumber daya mineral yang ada di Indonesia perlu kita ketahui
macamnya. Sumber daya tersebut juga harus dikelola dan dikembangkan dengan baik
agar memberi manfaat bagi manusia. Eksploitasi terhadap berbagai sumber daya
mineral tidaklah boleh sembarangan, harus menjaga lingkungan dan keberlanjutan,
sehingga dapat diwariskan kepada anak cucu kita. Untuk itu dalam makalah ini akan
dijelaskan tentang sumber daya mineral dan macam sumber daya mineral. Penting
bagi kita menyadari akan hasil bumi kita dan cara mengelolanya.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dapat dirumuskan sebagai


berikut:

1. Apa itu mineral dan energy?


2. Apa sajakah yang termasuk ke dalam pengklasifikasian Sumber Daya
Mineral dan Energi ?
3. Apa saja masalah Sumber Daya Mineral dan Energi yang terjadi ?
4. Bagaimana manajemen Sumber Daya Mineral dan Energi.

1
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan pembuatan makalah adalah
sebagai berikut :

1. Mengetahui apa itu mineral dan energi bagi kehidupan.


2. Mengetahui pengklasifikasian Sumber Daya Mineral dan Energi.
3. Mengetahui masalah Sumber Daya Mineral dan Energi yang terjadi.
4. Mengetahui manajemen Sumber Daya Mineral dan Energi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sumberdaya Mineral dan Energi


Menurut Undang-undang No 3 Tahun 2014, Mineral adalah senyawa
anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta
susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk
lepas atau padu. Contoh mineral yang ada dibumi bisa berupa kuarsa, feldspar,
biotit,hematit, kalsit, besi, emas primer, tembaga, nikel, bauksit, dan perak.
Sumber daya mineral merupakan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui (unrenewable resources). Jumlahnya sumber daya tersebut sangat
terbatas dan proses pembentukan serta pemulihannya membutuhkan waktu lama.
Untuk itu, pemanfaatannya harus digunakan seefektif dan seefisien mungkin. Sumber
daya mineral (mineral resource) adalah endapan mineral yang diharapkan dapat
dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya mineral sendiri menurut keyakinan geologi
dapat berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang
dan memenuhi kriteria layak tambang.
Menurut Undang Undang No 30 Tahun 2007, Energi adalah kemampuan
untuk melakukan kerja yang dapat berupa panas, cahaya, mekanika, kimia dan
elektromagnetika. Sumber daya energi sangat penting, karena sumber daya energi
merupakan segala sesuatu yang berguna dalam membangun nilai didalam kondisi
dimana kita menemukannya. Untuk itu sumber daya energi adalah aset untuk
pemenuhan kepuasan dan utilitas manusia.
Sumber daya energi bisa meliputi semua yang terdapat di bumi baik yang
hidup maupun benda mati, berguna bagi manusia, terbatas jumlahnya dan
penguasaannya memenuhi kriteria teknologi, ekonomi, sosial dan lingkungan.
Sumber daya energi di sisi lain merupakan sumber daya yang digunakan untuk
kebutuhan menggerakan energi melalui proses transformasi panas maupun
transformasi energi lainnya.

3
Sumber daya energi terdiri dari sumber daya alam non-hayati mineral patra,
yaitu minyak bumi dan gas bumi, mineral seperti batubara dan uranium. Sumber daya
energi di luar air dan minyak/gas bumi, seperti panas bumi, surya, angin, arus laut,
pasang surut, panas laut serta sumber daya alam hayati seperti kayu bakar. Energi itu
sendiri dapat berupa energi kimiawi, listrik, gelombang, nuklir, mekanis, dan panas.
Sesuatu dapat dikatakan sebagai sumber daya harus memiliki 2 kriteria, yaitu:
1. Harus ada pengetahuan, teknologi atau keterampilan (skill) untuk
memanfaatkannya.
2. Harus ada permintaan (demand) terhadap sumber daya tersebut.

B. Klasifikasi Sumber Daya Mineral dan Energi


1. Jenis-jenis sumber daya energi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Sumber daya energi yang dapat diperbaharui
Sumber daya energi yang dapat diperbaharui atau dapat diisi kembali atau
tidak terhabiskan (renewable) adalah sumber daya energi yang bisa
dihasilkan kembali baik secara alamiah maupun dengan bantuan manusia.
b. Sumber daya energi yang tidak dapat diperbaharui
Sumber daya energi yang tidak dapat diperbaharui adalah sumber daya
energi yang habis sekali pakai. Misalnya: minyak bumi, gas bumi, dan
batu bara.
2. Klasifikasi Sumber Daya Mineral :
a. Sumber daya mineral hipotetik (hypothetical mineral resource)
Sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh
berdasarkan perkiraan pada tahap survei tinjau.
b. Sumber daya mineral tereka (inferred mineral resource)
Sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh
berdasarkan hasil tahap prospeksi.
c. Sumber daya mineral terujuk (indicated mineral resource)

4
Sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh
berdasarkan hasil tahap eksplorasi umum.
d. Sumber daya mineral terukur (measured mineral resurce)
Sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh
berdasarkan hasil tahap eksplorasi rinci.
e. Sumber daya mineral pra keleyakan (prefeasibility mineral resource)
Dinyatakan berpotensi ekonomis dari hasil studi pra kelayakan yang
biasanya dilaksanakan di daerah eksplorasi rinci dan eksplorasi umum.
f. Sumber daya mineral kelayakan (feasibility mineral resource)
Dinyatakan berpotensi ekonomis dari hasil studi kelayakan atau suatu
kegiatan penambangan yang sebelumnya dilakukan di daerah eksplorasi
rinci.
C. Mineral Ekonomis Indonesia
Indonesia dikenal sebagai negara dengan sumber daya alam mineral logam
serta nonlogam yang melimpah dan beraneka ragam sehingga dari zaman kolonial
hingga sekarang, banyak negara berlomba untuk menguasai sumber daya alam
mineral di Indonesia. Berbagai cara dilakukan oleh negara-negara tersebut untuk
mengeruk keuntungan besar secara leluasa dalam pengelolaan sumber dasmalam
mineral bagi kepentingan negaranya. Pada masa kolonial Belanda, kegiatan
eksplorasi.
Pada masa kemerdekaan, pemerintah secara maksimal telah mengusahakan
eksplorasi dan eksploitasi sumber daya mineral untuk menopang pembiayaan APBN.
Adapun upaya yang dilakukan adalah mengusahakan tambang mineral yang ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan bahan baku bagi industri dalam negeri, memperluas
lapangan kerja, dan menambah devisa melalui kegiatan ekspor. Peningkatan industri
pertambangan mineral juga dilakukan melalui penganekaragaman hasil tambang
mineral yang diolah secara efektif guna meningkatkan nilai tambah yang maksimal
bagi kepentingan nasional.

5
Industri pertambangan merupakan salah satu tulang punggung perekonomian
nasional yang sangat strategis bagi pemerintah pusat maupun pemerintah Merah.
Pertambangan juga merupakan industri yang memiliki multiplier effect yang besar
sekaligus sebagai penggerak utama (prime mover) pembangunan nasional.
Berdasarkan data yang diperoleh, volume dan nilai ekspor sektor industri
pertambangan terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Peningkatan
pendapatan bagi pemerintah pusat dan daerah dapat dioptimalkan dari cadangan yang
tersedia dan juga dari peningkatan harga komoditas mineral yang terus berlangsung.
Dalam hal ini, pemerintah juga perlu menginventarisasi wilayah dan cadangan
berbagai bahan galian mineral yang belum dieksplorasi dan dipetakan secara optimal.
Ini dilakukan agar pemerintah lebih mudah dalam melakukan perencanaan
pengelolaan di masa mendatang.
Tahap berikutnya dari pengembangan industri pertambangan nasional adalah
meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral secara maksimal, baik untuk
pemenuhan kebutuhan dalam negeri maupun ekspor melalui proses pengolahan dan
pemurnian yang dilakukan di dalam negeri. Keberadaan UU No. 4 Tahun 2009 dan
Permen ESDM No. 7 Tahun 2012 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral
Melalui Kegiatan Pengolahan Mineral adalah wujud dari upaya mewujudkan hal
tomebut. Semangat dari undang-undang dan peraturan menteri ESDM ini juga
merupakan upaya pengendalian ekspor mineral dalam rangka memaksimalkan
manfaat sumber daya mineral bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat
Indonesia. Upaya ini harus dilakukan mengingat sumber daya mineral merupakan
sumber daya tidak terbarukan, jumlahnya terbatas, dan suatu saat akan habis.
Peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat diupayakan dengan
memperbanyak jumlah kegiatan ekonomi yang terjadi pada rantai produksi di dalam
negeri. Kewajiban bagi pelaku industri mineral untuk melakukan proses pengolahan
dan pemurnian di dalam negeri tentu saja akan meningkatkan manfaat ekonomi bagi
masyarakat dari salah satu rantai produksi domestik tersebut. Pada akhirnya,
peningkatan kegiatan ekonomi dari rantai produksi tersebut akan membuka peluang

6
usaha dan perluasan lapangan kerja yang dapat mendorong tumbuhnya ekonomi
masyarakat sehingga kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara luas juga
akan meningkatkan.
D. Kegunaan Sumber Daya Mineral dan Energi
a. Peranan Energi dalam pembangunan di Indonesia
Energi merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan bagi
tercapainya sasaran pembangunan. Peranan energi untuk pembangunan di
Indonesia mencakup dua hal yaitu sebagai sumber dana pembangunan
(penerimaan pemerintah) yang berasal dari devisa (ekspor) dan yang utama
untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri yang dibutuhkan dalam
pembangunan.
b. Peranan energi sebagai sumber penerimaan negara
Penerimaan negara dari sektor minyak dan gas bumi (penerimaan
migas), memberikan sumbangan yang cukup penting dalam perekonomian
Indonesia. Walaupun peranan minyak dan gas bumi dalam penerimaan negara
relatif semakin menurun, namun dalam jangka waktu lima tahun terakhir
(1996/97-1999/2000) rata-rata penerimaan minyak dan gas bumi
dibandingkan dengan jumlah penerimaan dalam negeri masih mencakup yaitu
sekitar 30%. Penerimaan minyak dan gas bumi dipengaruhi antara lain oleh
besarnya tingkat produksi minyak mentah dan kondesat, volume ekspor LNG
dan LPG, harga minyak mentah dan biaya produksi. Unsur lain yang juga
penting dan mempengaruhi besarnya penerimaan minyak dan gas adalah nilai
tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Selain sebagai sumber
penerimaan negara, minyak dan gas bumi juga berperan sebagai sumber
penerimaan devisa.
c. Peranan energi untuk kebutuhan konsumsi dalam negeri.
Dalam hal ini terlihat bahwa hubungan perekonomian dengan energi
sedemikian kuat, peningkatan kegiatan ekonomi biasanya diikuti dengan
meningkatnya konsumsi energi. Di Indonesia tercermin dari meningkatnya

7
pertumbuhan ekonomi sebesar 7% per tahun mengakibatkan pertumbuhan
konsumsi energi meningkat sebesar 10%. Hubungan tersebut disebut dengan
”elastisitas energi” terhadap kegiatan energi, atau dapat didefenisikan sebagai
perubahan pertumbuhan konsumsi energi sebagai akibat perubahan
pertumbuhan konsumsi energi sebagai akibat perubahan kegiatan ekonomi.
Listrik sebagai Sumber Daya Energi Tenaga listrik merupakan sarana
produksi maupun sarana kehidupan sehari-hari yang memegang peranan
penting dalam upaya mencapai sasaran pembangunan. Sebagai sarana
produksi, tersedianya tenaga listrik dalam jumlah dan mutu pelayanan yang
baik serta harga yang terjangkau merupakan penggerak utama dan sangat
mendorong laju pembangunan di berbagai sektor lain.
Pembangunan di berbagai sektor ini sangat penting bagi tercapainya
tujuan pembangunan seperti menciptakan lapangan kerja, meningkatkan
pendapapatan nasional, mengubah struktur ekonomi, yang pada gilirannya
akan meningkatkan permintaan tenaga listrik. Di samping itu, tersedianya
tenaga listrik yang merata dan dipergunakan secara luas untuk keperluan
sehari-hari akan dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan
masyarakat.
Minyak bumi, gas bumi dan batu bara merupakan sumber daya energi
yang dapat dimanfaatkan untuk memproduksi listrik. Pemanfaatan minyak
bumi, gas bumi dan batu bara sebagai pemasok untuk memproduksi listrik di
Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Keterbatasan cadangan
minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri menyebabkan
pemerintah mengambil kebijaksanaan untuk melakukan diversifikasi energi
untuk sektor Pembangkit Listrik Negara (PLN) bentuk diversifikasi ini telah
dapat dirasakan dengan berdirinya pusat pembangkit listrik tenaga air, tenaga
gas, maupun panas bumi.
Sebagai salah satu bentuk energi yang sudah siap dipergunakan oleh
konsumen, tenaga listrik merupakan salah satu faktor yang menentukan untuk

8
mencapai sasaran pembangunan, sehingga perlu diusahakan serasi, selaras,
dan serempak dengan tahap pembangunan nasional. Hal ini berarti bahwa
sasaran pembangunan ketenagalistrikan harus selalu menunjang setiap tahap
pembangunan nasional baik dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
maupun dalam mendorong peningkatan ekonomi.
E. Masalah Sumber Daya Mineral dan Energi
Kegiatan pertambangan sering menjadi sorotan negatif dan perhatian banyak
pihak. Di satu sisi kegiatan pertambangan membawa dampak perubahan lingkungan.
Namun di sisi lain, tidak dapat dipungkiri bahwa secara makro kegitan pertambangan
memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pembangunan nasional.
Permasalahan dalam pengusahaan pertambangan dan batubara di Indonesia,
yaitu :
1. Penguasaan negara atas bahan galian tambang batubara sangat besar. Konsepsi
Hak Menguasai Negara merupakan masalah serius dalam praktik pertambangan di
Indonesia. Konsepsi ini kerap melahirkan berbagai kebijakan salah kaprah yang
berdampak bagi penduduk lokal. Dari konsepsi ini pula trecipta tindakan-
tindakan negara yang tidak bijak.
2. Kebijakan pertambangan batubara lebih berpihak pada modal asing.
Keberpihakan pemerintah kepada investor asing nampak pada pasal 5 Peraturan
Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000, yang menyatakan “Perjanjian dan komitmen
Internasional yang berlaku dan akan dibuat oleh pemerintah juga berlaku bagi
daerah otonom.” Ketentuan tersebut memperlihatkan betapa pemerintah sangat
melindungi pengusaha asing yang telah menanamkan modalnya di Indonesia.
Substansi tersebut akan membahayakan bagi daerah sebab apabila pemerintah
pusat mengadakan perjanjian internasional berkaitan dengan pertambnagan
batubara, maka daerah akan tunduk dengan apa yang dilakukan pemerintah
tersebut.
3. Konflik pemilikan lahan dengan penduduk lokal dan meniadakan posisi
masyarakat adat. Besarnya kekuasaan pemerintah untuk mengeluarkan ijin kuasa

9
pertambangan batubara mengakibatkan secara sepihak pemerintah dapat
mengklaim suatu wilayah sebagai tanah negara bebas dan memberikan kuasa
pertambangan pada perusahaan tambang berakibat terampasnya wilayah hidup
rakyat. Hal ini yang memicu konflik kepemilikan lahan dan penduduk lokal.
4. Tumpang tindih lahan dengan sektor lain. Industri pertambangan merupakan
industri yang memakan lahan. Untuk mengeruk bahan tambang diperlukan
ketersediaan areal tambang yang sangat luas. Hal ini yang memicu tumpang
tindih peruntukan lahan dengan sektor lain.
5. Pelanggaran HAM dalam pengusahaan pertambangan batubara
Pengusahaan pertambangan batubara sering memunculkan konflik dengan
masyarakat sekitar areal pertambangan. Dalam penyelesaian sengketa seringkali
diwarnai dengan pelanggaran HAM. Seperti yang terjadi di kasus PT. KPC
dengan masyarakat Desa Sekerat yang mengalami intimidasi selama proses ganti
rugi lahan kebunnya. Kasus PT Thailand di Kalimantan Timur sarat dengan
perampasan tanah adat, kebun dan hutan tanpa ganti rugi.
6. Ketiadaan konsep pencadangan energy. Perspektif yang dimiliki untuk menggali
dan memanfaatkan semaksimal mungkin bahan tambang dengan tidak memiliki
konsep mineral reserve, tak memiliki strategi untuk mengelola agar kekayaan
bahan tambang masih bisa digali terus oleh generasi yang akan datang, atau lebih
panjang pemanfaatannya. Akibatnya, dimana pun bahan galian terpendam akan
segera digali.
7. Tidak berpihak pada lingkungan. Adanya perusahaan pertambangan menimbulkan
berbagai masalah lingkungan bagi kawasan sekitar areal penambangan. Seperti
rusaknya lahan pertanian, sungai, hutan, dan lainnya yang berakibat pada
kehidupan masyarakat sekitar.
8. Reklamasi lahan paksa penambangan tidak dilakukan.
Perusahaan yang telah selesai melakukan penambangan harus melakukan
reklamasi lahan. Hal tersebut sudah tercantum dalam Undang – Undang
Pertambangan Nomor 4 Tahun 2009. Namun dalam pelaksanaannya tidak

10
berjalan efektif. Lahan bekas tambang dibiarkan menjadi danau yang beracun.
Hal ini terjadi karena tidak adanya sanksi tegas bagi perusahaan tamban yang
melakukan pelanggaran.
9. Rakyat akan mudah dikriminalkan.
Persoalan lain yaitu konsep kriminalisasi terhadap rakyat melalui Undang –
Undang Pertambangan untuk meminggirkan hak rakyat atas bahan tambang. Hal
tersebut tercantum pada pasal 32 ayat 2 Undang- Undang Nomor 4 Tahun 2009
yaitu “Dihukum dengan hukuman selama tiga bulan dengan denda setinggi –
tingginya sepuluh ribu rupiah, barang siapa yang berhak atas tanah merintangi
atau mengganggu usaha pertambangan yang sah.” Penyelesaian atas sengketa
berkaitan dengan penambahan batubara hendaknya dapat memenuhi rasa keadilan
para pihak yang bersengketa.

F. Indikator Kerusakan dan Pencemaran Sumber Daya Mineral dan Energi.

Beberapa indikator mengenai terjadinya kerusakan sumber daya mineral dan


energi ini dapat kita perhatikan dari uraian berikut ini :

a. Semakin banyak dan meluasnya lubang-lubang bekas galian mineral tambang


atau bekas galian tanah untuk pembuatan “bata” dan genting yang dibiarkan
tanpa upaya reklamasi.
b. Semakin luasnya areal semak-semak belukar dan tanah gundul bekas
penebangan hutan ilegal dan peladangan bakar yang tidak dihijaukan kembali.
c. Semakin menurunnya tingkat kesuburan tanah/lahan untuk budidaya pertanian,
karena siklus pemanfaatan lahan yang terlalu intensif tanpa upaya penyuburan
kembali (refertilization).
d. Semakin banyaknya terjadi tanah longsor di wilayah pegunungan/perbukitan,
dan tanah terbuka bekas penggalian tambang permukaan (emas, timah,
batubara dan lain-lain).

11
e. Semakin bertambahnya areal lahan kritis akibat dibiarkan begitu saja dan
terbakar setiap tahun.
f. Semakin kecilnya debit air sungai dari tahun ke tahun.
g. Semakin besarnya perbedaan debit air sungai pada musim hujan dengan musim
kemarau.
h. Semakin dalamnya permukaan air tanah dan mengeringnya sumur penduduk di
daerah ketinggian.
i. Adanya penetrasi air asin pada sumur penduduk di beberapa kota
pantai/pesisir.
j. Semakin kecilnya “Catchment Water Areas” (daya serap lahan terhadap
curahan air hujan).
k. Semakin tingginya pencemaran air sungai (terutama sungai-sungai di Pulau
Jawa).
l. Semakin menyempitnya luas areal hutan lindung/hutan alami sebagai akibat
“illegal logging”, (pencurian kayu) terutama di Pulau Jawa.
m.Semakin luasnya HPH dan HTI yang kurang diimbangi dengan upaya reboisasi
yang berhasil (karena seringnya dimanipulasi).
n. Semakin maraknya pertanian ilegal di kawasan tanah/hutan negara akibat
desakan kebutuhan penduduk miskin, terutama di pulau Jawa.
o. Semakin berkurangnya keragaman/jumlah “species” tumbuhan dan hewan liar,
karena banyak yang telah punah sebagai akibat kebakaran hutan dan perburuan
hewan yang sering terjadi.
G. Manajemen Pegelolaan Sumber Daya Mineral dan Energi
Menyadari bahwa fungsi sumber daya alam mineral sebagai sumber daya
alam yang tidak terbaharui, masih memegang peranan penting didalam pembangunan
nasional di masa mendatang, maka perlu dikembangkan visi, misi kebijaksanaan,
strategi dan program pembangunan energi dan sumber daya mineral yang
berlandaskan paradigma dan konsep pembangunan berkelanjutan dalam mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur. (Sillitoe,1999) Sehingga pengelolaan energi dan

12
sumber daya mineral yang berwawasan kemasyarakatan dan lingkungan hidup
didasarkan pada empat faktor mendasar yaitu:

- Pemerataan dan Keadilan


Pemanfaatan sumber daya alam dalam hal ini energi dan sumber daya mineral
untuk semaksimal mgkin untuk kemakmuran rakyat merupakan dasar kebijaksanaan
pembangunan energi dan sumber daya mineral yang berwawasan kemasyarakatan dan
lingkungan hidup. Konsep kemitraan dan eksistensi yang bersinergi antara kegiatan
pertambangan tradisional, skala kecil menengah dan skala besar perlu dikembangkan,
sehingga memberikan kepastian kepada masyarakat, dunia usaha dan pemerintah
tentang arah, lingkup ruang gerak dan tingkat keleluasaan didalam pelaksanaan
pembanguann energi dan sumber daya mineral yang berwawasan kemasyarakatan dan
lingkungan hidup.

- Pendekatan Integratif
Pelaksanaan pembangunan energi dan sumber daya mineral harus
dilaksanakan melalui pendekatan kewilayahan yang terintegrasi, dengan
memperhatikan daya dukung sosial, dan keberlanjutan fungsi lingkungan hidup,
keterpaduan seluruh sektor dalam pemanfaatan segenap potensi kekayaan alam dan
sumber daya manusia, optimasi dari seluruh potensi dari pemanfaatan seluruh potensi
yang dimiliki secara merata dan keberkeadilan dengan menerapkan atas konservasi
sumber daya alam serta efisiensi dalam pengusahaannya.

- Wawasan Jangka Panjang


Sumber daya mineral adalah sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui oleh karena itu eksploitasinya perlu dilaksanakan dengan asas efisiensi
yang berlandaskan pada pencapaian nilai tambah yang maksimal. Pemanfaatan
sumber daya alam mineral juga harus didasarkan kepada wawasan keberlanjutan
sehingga apabila sumber daya alam habis dieksploitasi tidak menimbulkan biaya
sosial bagi generasi masa depan. Kegiatan pasca tambang harus dikembangkan

13
berdasarkan dimensi ruang dan waktu sehingga ‘reklasifikasi’ dari kegiatan
pemanfaatan energi dan sumberdaya mineral menjadi kegiatan lainnya (industri,
pertanian, pariwisata, dll) dapat dikembangkan secara simultan.

- Menghargai Keanekaragaman
Indonesia sebagai negara dan bangsa yang pluralistis, harus dapat
menghargai keanekaragamannya dan menjadikan basis pembangunan energi dan
sumber daya mineral karena keberhasilannya sangat ditentukan oleh kondisi sosial
budaya ekonomi dan ekologi sekitar wilayah kegiatan.
Untuk dapat melaksanakan pembangunan energi dan sumber daya mineral
yang berwawasan kemasyarakatan dan lingkungan hidup diperlukan keikutsertaan
segenap pelakunya (stakeholder) dalam suatu kemitraan yang sinergi.
Kemitraan yang sinergis dapat dilaksanakan berdasarkan beberapa hal
dibawah ini :
 Segenap pelaku pembangunan mempunyai visi dan persepsi yang sama
tentang makna pembangunan energi dan sumber daya mineral.
 Segenap pelaku pembangunan mengetahui peran dan posisinya serta peran
dan posisi mitranya.
 Menghargai posisi mitranya dan berpikir positif serta mendukung tugas dan
fungsi mitranya.
 Setiap pelaku memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi
yang diciptakan demi kepentingan bersama dalam kerangka pencapaian
tujuan.
 Dalam menjalankan tugasnya dan fungsinya setiap pelaku harus berpegang
pada etika sosial, etos kerja dan profesionalime.

14
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pentingnya sumber daya mineral dan energi bagi kehidupan adalah untuk
pemenuhan kepuasan dan utilitas manusia. Sumber daya mineral dan energi
sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia, hampir semua kebutuhan
hidup manusia berkaitan dengan sumber daya mineral dan energi. Misalnya,
sebagai sumber energi dan bahan bakar.
2. Sumber daya mineral dapat diklafikasikan menjadi :
- Hipotetik
- Tereka
- Terujuk
- Terukur
- Pra kelayakan
- Kelayakan

Sumber daya energi dapat diklafikasikan menjadi :

- Dapat diperbaharui
- Tidak dapat diperbaharui
3. Masalah Sumber Daya Mineral dan Energi :
- Penguasaan negara atas bahan galian tambang batubara sangat besar
- Kebijakan pertambangan batubara lebih berpihak pada modal asing
- Konflik pemilikan lahan dengan penduduk lokal dan meniadakan posisi
masyarakat adat
- Tumpang tindih lahan dengan sektor lain
- Pelanggaran HAM dalam pengusahaan pertambangan batubara
- Ketiadaan konsep pencadangan energi
- Tidak berpihak pada lingkungan

15
- Reklamasi lahan paksa penambangan tidak dilakukan
- Rakyat akan mudah dikriminalkan
4. Manajemen Sumber Daya Mineral dan Energi :
- Pemerataan dan Keadilan
- Pendekatan integrative
- Wawasan jangka panjang
- Menghargai Keanekaragaman
B. Saran
1. Sebaiknya kita lebih mengetahui dan memahami pentingnya wawasan
lingkungan bagi mahasiswa.
2. Sebaiknya kita mengetahui dan memahami apa sajakah yang termasuk ke
dalam masalah lingkungan.
3. Sebaiknya mahasiswa mengetahui hubungan antara wawasan lingkungan
dengan masalah lingkungan.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/34732621/
SUMBER_DAYA_MINERAL_DAN_ENERGI
Mukarrom,F. 2023. Ekonomi Mineral Indonesia. Yogyakarta : Andi
Undang Undang Republik Indonesi Nomor 3 Tahun 2020
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2007

17

Anda mungkin juga menyukai