Anda di halaman 1dari 21

Land Clearing

Tahapan pekerjaan penambangan umumnya diawali


dengan mempersiapkan lahan, yaitu mulai dari
pemotongan pepohonan hutan, pembabatan sampai
ke pembakaran hasilnya, yang dinamakan land clearing.
Jadi land clearing dapat diartikan sebagai suatu aktivitas
pembersihan material hutan yang meliputi pepohonan,
hutan belukar sampai alang-alang.
Variabel yang mempengaruhi pekerjaan land clearing
yaitu :
• Pepohonan yang tumbuh
• Kondisi dan daya dukung tanah
• Topografi
• Hujan dan perubahan cuaca
• Sfesifikasi pekerjaan
Pengupasan Tanah Pucuk (top soil)
Maksud pemindahan tanah pucuk adalah
untuk menyelamatkan tanah tersebut agar
tidak rusak sehingga masih mempunyai unsur
tanah yang masih asli, sehingga tanah pucuk
ini dapat diguanakan dan ditanami kembali
untuk kegiatan reklamasi.
Tanah pucuk yang dikupas tersebut akan
dipindahkan ke tempat penyimpanan
sementara atau langsung di pindahkan ke
timbunan. Hal tersebut bergantung pada
perencanaan dari perusahaan.
Pengupasan Tanah
Penutup (stripping overburden)
Bila material tanah penutup merupakan
material lunak (soft rock) maka tanah
penutup tersebut akan dilakukan penggalian
bebas. Namun bila materialnya merupakan
material kuat, maka terlebih dahulu dilakukan
pembongkaran dengan peledakan (blasting)
kemudian dilakukan kegiatan penggalian.
Peledakan yang akan dilakukan perlu
dirancang sedemikian rupa hingga sesuai
dengan produksi yang diinginkan.
Pengeboran Peledakan
Pemboran dapat dilakukan untuk bermacam-macam tujuan,
antara lain adalah untuk penempatan bahan peledak,
pemercontohan (merupakan metoda sampling utama dalam
eksplorasi), dalam tahap development seperti penirisan dan tes
pondasi, serta dalam tahap eksploitasi untuk penempatan baut
batuan & kabel batuan. Jika dihubungkan dengan operasi
peledakan, penggunaan terbesar adalah pemboran produksi.
Urutan pekerjan peledakan adalah pemboran, pemuatan
bahan peledak, penyambungan rangkaian peledakan dan
penembakan. Prinsip pemboran adalah mendapatkan kualitas
lubang ledak yang tinggi dengan pemboran yang cepat dan
dalam posisi yang tepat. Guna mendapatkan hasil peledakan
yang baik, yaitu volume bongkaran lapisan batuan yang besar
dengan fragmentasi yang sesuai untuk dimanfaatkan serta biaya
yang seminimal mungkin
Pada peledakan jenjang posisi dari suatu lubang ledak dapat
memberikan keuntungan maupun kerugian dalam memperoleh
hasil peledakan yang baik. Dalam upaya menghasilkan
fragmentasi batuan yang diinginkan serta mengurangi terjadinya
bahaya flyrock yang merupakan akibat sampingan dari proses
peledakan, maka terlebih dahulu perlu ditinjau pemakaian arah
lubang ledak. Pada perinsipnya terdapat dua cara untuk
membuat lubang ledak, yaitu membor dengan lubang miring
dan membor dengan lubang tegak.
Penggalian dan Pemuatan
Semua satuan operasi yang terlihat dalam penggalian atau
pemindah tanah/batuan selama penambangan disebut
penangan material (material handling). Pada siklus operasi,
dua operasi utama pemuatan dan transportasi dengan
kerekan sebagai operasi optimal ketiga, jika transportasi
vertikal diperlukan.
Pola pemuatan yang digunakan tergantung pada kondisi
lapangan operasi pengupasan serta alat mekanis yang
digunakan dengan asumsi bahwa setiap alat angkut yang
datang, mangkuk (bucket) alat gali muat sudah terisi penuh
dan siap ditumpahkan. Setelah alat angkut terisi penuh
segera keluar dan dilanjutkan dengan alat angkut lainnya
sehingga tidak terjadi waktu tunggu pada alat angkut
maupun alat gali-muatnya.
Pola pemuatan pada operasi pengangkutan di tambang
terbuka dikelompokkan berdasarkan posisi back hoe
terhadap front penggalian dan posisi dump truck terhadap
1. Frontal cut
Back hoe berhadapan dengan muka jenjang atau front penggalian. Pada pola ini
back hoe memuat pertama pada dump truck sebelah kanan sampai penuh dan
berangkat, setelah itu dilanjutkan pada dump truck sebelah kiri.
2. Paralel cut with Drive-by
Back hoe bergerak melintang dan sejajar dengan front penggalian. Pola ini
ditetapkan apabila lokasi pemuatan memiliki dua akses dan berdekatan dengan
lokasi penimbunan. Sudut putar rata-rata lebih besar daripada sudut frontal cut,
tetapi waktu tunggu bagi back hoe dan dump truck lebih kecil daripada parallel cut
with turn and back.
3. Parallel cut with turn and back
Parallel cut with turn and back terdiri dari dua metode berdasarkan cara
pemuatannya, yaitu:
Single stopping, dump truck kedua menunggu selagi back hoe memuat ke dump
truck pertama. Setelah dump truck pertama berangkat, dump truck kedua berputar
dan mundur. Saat dump truck kedua diisi, dump truck ketiga datang dan menunggu
untuk bermanuver dan seterusnya.
Double stopping, dump truck memutar dan mundur ke salah satu sisi back hoe
selagi back hoe memuati dump truck pertama. Begitu dump truck pertama
berangkat, back hoe mengisi dump truck kedua. Ketika dump truck kedua diisi
dump truck ketiga datang dan seterusnya.
Pola pemuatan dapat dilihat dari beberapa keadaan yang ditunjukkan
alat gali-muat dan alat angkut, yaitu :
1. Pola pemuatan berdasarkan jumlah penempatan posisi alat angkut
untuk dimuati terhadap posisi alat gali muat.
Single back up, yaitu alat angkut memposisikan diri untuk dimuat pada
satu tempat sedangkan alat angkut berikutnya menunggu alat angkut
pertama dimuati sampai penuh, setelah alat angkut pertama
berangkat maka alat angkut kedua memposisikan diri untuk dimuati
sedangkan truk ketiga menunggu, dan begitu seterusnya.
Double back up, yaitu alat angkut memposisikan diri untuk dimuati pada
dua tempat, kemudian alat gali muat mengisi salah satu alat angkut
sampai penuh setelah itu mengisi alat angkut kedua yang sudah
memposisikan diri di sisi lain sementara alat angkut kedua diisi, alat
angkut ketiga memposisikan diri di tempat yang sama dengan alat
angkut pertama dan seterusnya.
2. Pola pemuatan yang didasarkan pada keadaan alat gali muat
yang berada di atas atau di bawah jenjang.
Top Loading, yaitu alat gali muat melakukan penggalian dengan
menempatkan dirinya di atas jenjang atau alat angkut berada di
bawah alat gali muat
Bottom Loading, yaitu alat gali muat melakukan penggalian dengan
menempatkan dirinya di jenjang yang sama dengan posisi alat angkut.
Pengangkutan (Hauling)
Material dalam jumlah besar dalam industri
pertambangan di transport dengan haulage
(pemindahan tanah ke arah horisontal) dan
hoisting (pemindahan tanah ke arah vertikal).
Beberapa bagian dari pengangkutan ini meliputi
:
Pengangkutan batubara dari daerah
penambangan ke tempat penumpukan (ROM
Stockpile/Temporary Stockpile)
Pengangkutan waste/overburden ke lokasi
waste dump/dump area (baik berupa tanah
pucuk/humus ataupun lapisan penutup).
Reklamasi
Revegetasi dan Reklamasi adalah suatu
kegiatan untuk memperbaiki lahan bekas
tambang atau lahan terbuka, dan
pengelolaannya sesudah selesainya
penambangan. Reklamasi dan Revegetasi
bertujuan memperbaiki lahan bekas tambang
untuk pelestarian lingkungan dan
penanggulangan resiko akibat dampak dari
pertambangan. Jadi Revegetasi dan Reklamasi
adalah bagian integral dari rencana
keseluruhan operasional pertambangan secara
terpadu dimulai Perencanaan, exsploetasi
sampai penggunaan lahan baru pasca
penambangan. Tujuan akhir dari rencana
reklamasi adalah untuk menyakinkan bahwa
lahan bekas tambang dikembalikan pada
penggunaan yang produktif

Anda mungkin juga menyukai