100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
95 tayangan21 halaman
Tahapan pekerjaan penambangan meliputi land clearing, pengupasan tanah pucuk dan tanah penutup, peledakan, penggalian, pemuatan, pengangkutan, dan reklamasi. Land clearing melibatkan pembersihan material hutan. Pengupasan tanah dilakukan untuk menyelamatkan tanah pucuk dan memindahkan tanah penutup. Peledakan digunakan untuk memfasilitasi penggalian. Berbagai pola pemuatan dan pengangkutan digunakan untuk
Deskripsi Asli:
dfefef
Judul Asli
Geo30 Analisis Flyrock Untuk Mengurangi Radius Aman Alat Pada Peledakan Overburden Penambangan Batubara_6
Tahapan pekerjaan penambangan meliputi land clearing, pengupasan tanah pucuk dan tanah penutup, peledakan, penggalian, pemuatan, pengangkutan, dan reklamasi. Land clearing melibatkan pembersihan material hutan. Pengupasan tanah dilakukan untuk menyelamatkan tanah pucuk dan memindahkan tanah penutup. Peledakan digunakan untuk memfasilitasi penggalian. Berbagai pola pemuatan dan pengangkutan digunakan untuk
Tahapan pekerjaan penambangan meliputi land clearing, pengupasan tanah pucuk dan tanah penutup, peledakan, penggalian, pemuatan, pengangkutan, dan reklamasi. Land clearing melibatkan pembersihan material hutan. Pengupasan tanah dilakukan untuk menyelamatkan tanah pucuk dan memindahkan tanah penutup. Peledakan digunakan untuk memfasilitasi penggalian. Berbagai pola pemuatan dan pengangkutan digunakan untuk
dengan mempersiapkan lahan, yaitu mulai dari pemotongan pepohonan hutan, pembabatan sampai ke pembakaran hasilnya, yang dinamakan land clearing. Jadi land clearing dapat diartikan sebagai suatu aktivitas pembersihan material hutan yang meliputi pepohonan, hutan belukar sampai alang-alang. Variabel yang mempengaruhi pekerjaan land clearing yaitu : • Pepohonan yang tumbuh • Kondisi dan daya dukung tanah • Topografi • Hujan dan perubahan cuaca • Sfesifikasi pekerjaan Pengupasan Tanah Pucuk (top soil) Maksud pemindahan tanah pucuk adalah untuk menyelamatkan tanah tersebut agar tidak rusak sehingga masih mempunyai unsur tanah yang masih asli, sehingga tanah pucuk ini dapat diguanakan dan ditanami kembali untuk kegiatan reklamasi. Tanah pucuk yang dikupas tersebut akan dipindahkan ke tempat penyimpanan sementara atau langsung di pindahkan ke timbunan. Hal tersebut bergantung pada perencanaan dari perusahaan. Pengupasan Tanah Penutup (stripping overburden) Bila material tanah penutup merupakan material lunak (soft rock) maka tanah penutup tersebut akan dilakukan penggalian bebas. Namun bila materialnya merupakan material kuat, maka terlebih dahulu dilakukan pembongkaran dengan peledakan (blasting) kemudian dilakukan kegiatan penggalian. Peledakan yang akan dilakukan perlu dirancang sedemikian rupa hingga sesuai dengan produksi yang diinginkan. Pengeboran Peledakan Pemboran dapat dilakukan untuk bermacam-macam tujuan, antara lain adalah untuk penempatan bahan peledak, pemercontohan (merupakan metoda sampling utama dalam eksplorasi), dalam tahap development seperti penirisan dan tes pondasi, serta dalam tahap eksploitasi untuk penempatan baut batuan & kabel batuan. Jika dihubungkan dengan operasi peledakan, penggunaan terbesar adalah pemboran produksi. Urutan pekerjan peledakan adalah pemboran, pemuatan bahan peledak, penyambungan rangkaian peledakan dan penembakan. Prinsip pemboran adalah mendapatkan kualitas lubang ledak yang tinggi dengan pemboran yang cepat dan dalam posisi yang tepat. Guna mendapatkan hasil peledakan yang baik, yaitu volume bongkaran lapisan batuan yang besar dengan fragmentasi yang sesuai untuk dimanfaatkan serta biaya yang seminimal mungkin Pada peledakan jenjang posisi dari suatu lubang ledak dapat memberikan keuntungan maupun kerugian dalam memperoleh hasil peledakan yang baik. Dalam upaya menghasilkan fragmentasi batuan yang diinginkan serta mengurangi terjadinya bahaya flyrock yang merupakan akibat sampingan dari proses peledakan, maka terlebih dahulu perlu ditinjau pemakaian arah lubang ledak. Pada perinsipnya terdapat dua cara untuk membuat lubang ledak, yaitu membor dengan lubang miring dan membor dengan lubang tegak. Penggalian dan Pemuatan Semua satuan operasi yang terlihat dalam penggalian atau pemindah tanah/batuan selama penambangan disebut penangan material (material handling). Pada siklus operasi, dua operasi utama pemuatan dan transportasi dengan kerekan sebagai operasi optimal ketiga, jika transportasi vertikal diperlukan. Pola pemuatan yang digunakan tergantung pada kondisi lapangan operasi pengupasan serta alat mekanis yang digunakan dengan asumsi bahwa setiap alat angkut yang datang, mangkuk (bucket) alat gali muat sudah terisi penuh dan siap ditumpahkan. Setelah alat angkut terisi penuh segera keluar dan dilanjutkan dengan alat angkut lainnya sehingga tidak terjadi waktu tunggu pada alat angkut maupun alat gali-muatnya. Pola pemuatan pada operasi pengangkutan di tambang terbuka dikelompokkan berdasarkan posisi back hoe terhadap front penggalian dan posisi dump truck terhadap 1. Frontal cut Back hoe berhadapan dengan muka jenjang atau front penggalian. Pada pola ini back hoe memuat pertama pada dump truck sebelah kanan sampai penuh dan berangkat, setelah itu dilanjutkan pada dump truck sebelah kiri. 2. Paralel cut with Drive-by Back hoe bergerak melintang dan sejajar dengan front penggalian. Pola ini ditetapkan apabila lokasi pemuatan memiliki dua akses dan berdekatan dengan lokasi penimbunan. Sudut putar rata-rata lebih besar daripada sudut frontal cut, tetapi waktu tunggu bagi back hoe dan dump truck lebih kecil daripada parallel cut with turn and back. 3. Parallel cut with turn and back Parallel cut with turn and back terdiri dari dua metode berdasarkan cara pemuatannya, yaitu: Single stopping, dump truck kedua menunggu selagi back hoe memuat ke dump truck pertama. Setelah dump truck pertama berangkat, dump truck kedua berputar dan mundur. Saat dump truck kedua diisi, dump truck ketiga datang dan menunggu untuk bermanuver dan seterusnya. Double stopping, dump truck memutar dan mundur ke salah satu sisi back hoe selagi back hoe memuati dump truck pertama. Begitu dump truck pertama berangkat, back hoe mengisi dump truck kedua. Ketika dump truck kedua diisi dump truck ketiga datang dan seterusnya. Pola pemuatan dapat dilihat dari beberapa keadaan yang ditunjukkan alat gali-muat dan alat angkut, yaitu : 1. Pola pemuatan berdasarkan jumlah penempatan posisi alat angkut untuk dimuati terhadap posisi alat gali muat. Single back up, yaitu alat angkut memposisikan diri untuk dimuat pada satu tempat sedangkan alat angkut berikutnya menunggu alat angkut pertama dimuati sampai penuh, setelah alat angkut pertama berangkat maka alat angkut kedua memposisikan diri untuk dimuati sedangkan truk ketiga menunggu, dan begitu seterusnya. Double back up, yaitu alat angkut memposisikan diri untuk dimuati pada dua tempat, kemudian alat gali muat mengisi salah satu alat angkut sampai penuh setelah itu mengisi alat angkut kedua yang sudah memposisikan diri di sisi lain sementara alat angkut kedua diisi, alat angkut ketiga memposisikan diri di tempat yang sama dengan alat angkut pertama dan seterusnya. 2. Pola pemuatan yang didasarkan pada keadaan alat gali muat yang berada di atas atau di bawah jenjang. Top Loading, yaitu alat gali muat melakukan penggalian dengan menempatkan dirinya di atas jenjang atau alat angkut berada di bawah alat gali muat Bottom Loading, yaitu alat gali muat melakukan penggalian dengan menempatkan dirinya di jenjang yang sama dengan posisi alat angkut. Pengangkutan (Hauling) Material dalam jumlah besar dalam industri pertambangan di transport dengan haulage (pemindahan tanah ke arah horisontal) dan hoisting (pemindahan tanah ke arah vertikal). Beberapa bagian dari pengangkutan ini meliputi : Pengangkutan batubara dari daerah penambangan ke tempat penumpukan (ROM Stockpile/Temporary Stockpile) Pengangkutan waste/overburden ke lokasi waste dump/dump area (baik berupa tanah pucuk/humus ataupun lapisan penutup). Reklamasi Revegetasi dan Reklamasi adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki lahan bekas tambang atau lahan terbuka, dan pengelolaannya sesudah selesainya penambangan. Reklamasi dan Revegetasi bertujuan memperbaiki lahan bekas tambang untuk pelestarian lingkungan dan penanggulangan resiko akibat dampak dari pertambangan. Jadi Revegetasi dan Reklamasi adalah bagian integral dari rencana keseluruhan operasional pertambangan secara terpadu dimulai Perencanaan, exsploetasi sampai penggunaan lahan baru pasca penambangan. Tujuan akhir dari rencana reklamasi adalah untuk menyakinkan bahwa lahan bekas tambang dikembalikan pada penggunaan yang produktif