Anda di halaman 1dari 184

RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029

PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

KATA PENGANTAR

Dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan


berkelanjutan serta melaksanakan kaidah pertambangan yang baik sesuai dengan
Undang-Undang Nomor
3 tahun 2020 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara yang mewajibkan semua Izin Usaha
Pertambangan (IUP) Operasi Produksi Menyusun Dokumen Rencana Pascatambang.

PT. Cikondang Kancana Prima (CKP) merupakan perusahaan pertambangan yang


bergerak dibidang pertambangan Emas DMP yang telah mendapatkan IUP Operasi
Produksi berdasarkan Surat Keputusan Bupati Cianjur Nomor 503/Tmb.839/DPSDA.P,
tanggal 25 Maret 2010, tentang Persetujuan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi
Produksi kepada PT Cikondang Kancana Prima, Komoditas Mineral Logam (Emas
DMP), berlokasi di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa
Barat, seluas 2.410 Ha, berlaku selama 20 tahun.

Melalui laporan ini, CKP berencana untuk melakukan penyusunan dokumen Rencana
Pascatambang terhadap area terganggu dari aktivitas pertambangan yang telah
dilakukan yang dituangkan dalam 1 (satu) laporan yaitu Dokumen Pascatambang
periode Tahun 2025-2029. Penyusunan laporan ini merujuk kepada Keputusan Menteri
ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018 Lampiran IV Matriks 3 dan 3.1.

Dokumen ini akan digunakan sebagai acuan CKP dalam melaksanakan program
pascatambang, karenanya tim penyusun sangat mengharapkan masukan, tanggapan,
koreksi, dan saran untuk bisa meningkatkan informasi sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian Dokumen Rencana Pascatambang ini.

Atas perhatiannya dan kerjasamanya, kami ucapakan terima kasih.

Cianjur, 15 Juni 2023


PT. Cikondang Kancana Prima

Nitin Patni
Direktur

I
RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

INTISARI

Dalam rangka memenuhi ketentuan yang berlaku sebagaimana tertuang di dalam


Undang- undang No 3 Tahun 2020 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara dan
Keputusan Menteri ESDM No. 1827K/30/MEM/2018 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Kaidah Teknik Penambangan Yang Baik, maka PT. Cikondang Kancana Prima
sebagai pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi (OP),
melaksanakan penyusunan Dokumen Rencana Pascatambang (RPT) dengan
memperhatikan prinsip lingkungan hidup, keselamatan dan kesehatan kerja, sosial
budaya dan ekonomi masyarakat serta konservasi bahan galian.
Kondisi awal lahan pada wilayah IUP OP PT. Cikondang Kancana Prima merupakan
Kawasan Hutan Produksi (HP) dan APL (Area Penggunaan Lain). PT. Cikondang
Kancana Prima melakukan kegiatan penambangan pada lokasi di Desa Karyamukti,
Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur dengan jumlah Sumberdaya Terukur dan
Sumberdaya Terindikasi sebesar 799.348 ton dan Cadangan Terkira dan Cadangan
Terbukti sebesar 400.000 ton yang terhitung di dalam Studi Kelayakan tahun 2013,
sehingga diperkirakan umur tambang PT. Cikondang Kancana Prima sekitar 10 tahun.
SK IUP OP PT. Cikondang Kancana Prima akan berakhir pada tahun 2025, maka
sebelum tambang berakhir akan dilakukan kajian Studi kelayakan terhadap sisa
cadangan tersebut. Apabila ekonomis maka dapat mengajukan perpanjangan IUP
Operasi produksi dan apabila tidak ekonomis akan dikembalikan kepada pemerintah
melalui mekanisme yang telah ditentukan setelah dilakukan kegiatan pascatambang.
Rencana lahan terganggu untuk kegiatan pertambangan Emas PT. Cikondang Kancana
Prima meliputi bukaan tunnel tambang, fasilitas pengolahan dan fasilitas penunjang.
Pada akhir penambangan tahun 2025 akan terdapat 1 buah tunnel bekas tambang serta
beberapa fasiltas penunjang seluas 7,913 ha, dimana sebagian besar lahan ini akan
direklamasi dan revegetasi sedangkan beberapa bangunan akan diserahkan untuk
dimanfaatkan oleh masyarakat lingkartambang.
Program pascatambang yang akan dilaksanakan oleh PT. Cikondang Kancana Prima
adalahsebagai berikut:
1. Reklamasi pada lahan bekas tapak tambang dan lahan bekas fasilitas penunjang.
2. Pembongkaran fasilitas pengolahan emas dan reklamasi lahan bekas fasilitas
pengolahan, termasuk fasilitas pengelolaan tailing pengolahan.
3. Melanjutkan program pengembangan sosial, budaya dan ekonomi sampai pada
masatransisi.

II
RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

4. Pemeliharaan & Perawatan

a) Kestabilan daerah bekas tambang underground


b) Tanaman hasil revegetasi
c) Kestabilan/ keamanan social ekonomi masyarakat sekitar tambang
5. Pemantauan
Jumlah biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan program pascatambang PT.
Cikondang Kancana Prima adalah sebesar Rp . 11.399.850.000 Penempatan
jaminan pascatambang akan mengikuti pedoman penyusunan Rencana Pascatambang
pada KepmenESDM No.1827 Tahun 2018.

III
RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

BATANG TUBUH

BAB I.
BAB ini merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang hal-hal yang melatar
belakangi kewajiban penyusunan dokumen ini, selain itu beberapa informasi seperti:
tujuan, dasar hukum, ruang lingkup pembahasan, status perizinan, dan lain
sebagainya tertera pada bab ini.

BAB II.
BAB II merupakan bab yang menceritakan tentang kondisi wilayah secara umum, yang
didalamnya tersaji informasi, pencapaian lokasi, kordinat, sarana dan prsaranan yang
tersedia, status dan peruntukan lahan, informasi rona awal seperti: topografi dan
morfoogi, kondisi air permukaan serta kegiatan lainnya di sekitar lokasi
penambanagan.

BAB III.
BAB III merupakan bab yang menceritakan proses penambangan. Di dalamnya tersaji
beberapa hal yang langsung berkaitan dengan kegiatan tambang antara lain: kondisi
cadangan awal, bagaimana sistem dan metode penambangan yang dilakukan,
tahapan penambangan, termasuk juga rencana produksi, bagaimana proses
pengolahan yang dilakukan, dilengkapi dengan informasi jumlah dan jenis alat yang
digunakan dalam setiap tahap.

BAB IV.
Bab ini mencertiakan tentang rencana rona lingkungan akhir setelah penambangan.
Didalamnya dijelaskan peruntukan lahan Pascatambang, bagaimana perkiraan
topografi danmorfologi pada konfisi Pascatambang.

BAB V
Bab V menarasikan konsultasi dan konsensus terhadap para pemangku kepentingan
(stake holder). Bentuk benefit yang diperoleh masyarakat melalui program PPM / CSR
dijelaskan pada bab ini. Selain itu juga disinggung tentang alternatif tataguna lahan
Pascatambang.

BAB VI
Bab ini merupakan bab yang paling substantif dari laporan ini. Berisi tentang program
apa saja yang akan dilakukan pada era Pascatambang. Luasan areal yang direklamasi

IV
RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

per tahun akan diceritakan dalam bab ini. Selain itu, upaya pemeliharaan lahan
Pascatambang juga bagian yang tidak terpisahkan dalam bab ini.

BAB VII
Bab VII ini bercerita tentang bagaimana upaya pemantauan yang dilakukan atas
program- program yang sudah dilaksanakan yang mencakup dua hal penting yaitu
pemantauan lingkungan fisik dan kualitas air permukaan.

BAB VIII
Seluruh program-program yang ada agar dapat terlaksana dengan baik dan sistematis,
harus dikelola dalam sebuah manajemen yang baik, perangkat-perangkat yang terkait
dalam upaya pelaksanaan program ini dibuat organisasinya. Sistem dan tatakelola
organisasi dalampelaksanaanya dijelaskan pada bab ini.

BAB IX
Setelah program yang ada dieksekusi dan dilakukan pemantauan, maka dibutuhkan
indikator keberhasilannya, hal ini dilakukan agar dapat menilai keberhasilan program
yang terlaksana. Pada Bab ini akan diceritakan keberhasilan program-program yng
dilaksanakan sebelumnya. Didalamnya disajikan standard keberhasilan pada beberapa
lokasi seperti lokasi penambangan, pengolahan, dan fasilitas lainnya.

BAB X.
Program-program yang akan dilaksanakan tentu sangat berkorelasi dengan biaya. Bab
ini berisi tentang kisaran biaya yang dibutuhkan selama pelaksanaan penutupan
tambang, baik biaya langsung maupun biaya tidak langsung, yang keduanya akan
dikumulatifkan menjadi total biaya yang dibutuhkan.

V
RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... I


INTISARI .................................................................................................................... II
BATANG TUBUH ......................................................................................................IV
DAFTAR ISI ...............................................................................................................VI
DAFTAR TABEL .....................................................................................................VIII
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................X
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................XI
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1. LATAR BELAKANG ...................................................................................... 1
1.1.1. Identitas Perusahaan ............................................................................. 2
1.1.2. Landasan Hukum Dan Peraturan Yang Berlaku ..................................... 2
1.1.3. Status Perizinan Pertambangan ............................................................. 4
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN ............................................................................... 5
1.3. PENDEKATAN DAN RUANG LINGKUP ....................................................... 6
BAB II PROFIL WILAYAH .......................................................................................... 1
2.1. LOKASI DAN KESAMPAIAN WILAYAH........................................................ 1
2.1.1. Lokasi .................................................................................................... 1
2.1.2. Kesampaian Daerah dan Sarana Penghubung ...................................... 3
2.2. KEPEMILIKAN DAN PERUNTUKAN LAHAN................................................ 3
2.3. RONA LINGKUNGAN AWAL ...................................................................... 10
2.3.1. Morfologi dan Sifat Kimia Fisika Tanah ................................................ 10
2.3.2. Kualitas Udara dan Kebisingan ............................................................ 14
2.3.3. Air Permukaan ..................................................................................... 16
2.3.4. Air Tanah ............................................................................................. 26
2.3.5. Biologi Akuatik dan Terrestrial.............................................................. 32
2.3.6. Sosial, Ekonomi dan Budaya ............................................................... 41
2.4. KEGIATAN LAIN DI SEKITAR TAMBANG .................................................. 49
BAB III DESKRIPSI KEGIAT AN PERT AMBANGAN ................................................. 1
3.1. Keadaan Cadangan Awal ............................................................................. 1
3.2. Metoda Penambangan .................................................................................. 8
3.2.1. Tata Cara Penambangan ....................................................................... 8
3.2.2. Tahapan Kegiatan Penambangan .......................................................... 8
3.2.3. Rencana Produksi .................................................................................. 8
3.3. Pengolahan atau Pemurnian ....................................................................... 13
3.3.1. Studi Pengolahan................................................................................. 13
3.3.2. Tata Cara Pemurnian dan Pengolahan ................................................ 15
3.4. Fasilitas Penunjang..................................................................................... 15
BAB IV RONA LINGKUNGAN AKHIR LAHAN PASCATAMBANG ........................ 16
4.1. Keadaan Cadangan Tersisa........................................................................ 16
4.2. Peruntukan Lahan......................................................................................... 4
4.3. Morfologi ....................................................................................................... 5
4.4. Air Permukaan dan Air Tanah ....................................................................... 6
4.4.1. Air Permukaan ....................................................................................... 6
4.4.2. Air Tanah ............................................................................................... 9
4.5. Kuatitas Udara, Debu dan Kebisingan........................................................... 9
4.5.1. Kualitas Udara ....................................................................................... 9
4.5.2. Kebisingan ............................................................................................. 9
4.6. Biota Akuatik dan Terrestrial ....................................................................... 10
4.6.1. Biota Terrestrial ................................................................................... 11

VI
RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

4.6.2. Biota Akuatik ........................................................................................ 11


4.7. Sosial Ekonomi dan Budaya ....................................................................... 12
BAB V HASIL KONSULTASI DENGAN PEMANGKU KEPENTINGAN ..................... 1
5.1. Proses dan Hasil Diskusi dengan Pemangku Kepentingan ........................... 1
5.2. Hasil Survei Pendapat Pemangku Kepentingan ............................................ 9
BAB VI PROGRAM PASCATAMBANG ..................................................................... 1
6.1. Reklamasi Pada Sisa Bekas Tambang dan Lahan Di Luar Bekas Tambang . 4
6.1.1. Tapak Bekas Tambang ........................................................................ 10
6.1.2. Fasilitas Pengolahan dan Pemurnian ................................................... 14
6.1.3. Fasilitas Penunjang.............................................................................. 16
6.2. Pemeliharaan.............................................................................................. 23
6.2.1. Pemeliharaan dan Perawatan Tapak Bekas Tambang ......................... 23
6.2.2. Pemeliharaan dan Perawatan Tanaman Hasil Revegetasi................... 23
6.3. Pengembangan Sosial, Budaya dan Ekonomi............................................. 26
6.3.1. Penanganan Tenaga Kerja .................................................................. 26
6.3.2. Corporate Social Responsibility............................................................ 27
BAB VII PEMANTAUAN LINGKUNGAN PASCATAMBANG .................................... 1
7.1. Kestabilan Fisik............................................................................................. 2
7.2. Air Permukaan dan Air Tanah ....................................................................... 3
7.2.1. Pemantauan Kualitas Air Permukaan ..................................................... 5
7.2.2. Pemantauan Kualitas Air Tanah ............................................................. 6
7.3. Biota Akuatik dan Terrestrial ......................................................................... 7
7.3.1. Flora dan Fauna Terrestrial .................................................................... 7
7.3.2. Flora dan Fauna Akuatik ........................................................................ 8
7.4. Sosial, Budaya dan Ekonomi ...................................................................... 13
BAB VIII ORGANISASI PASCATAMBANG ............................................................... 1
8.1. Organisasi .................................................................................................... 1
8.2. Jadwal Pelaksanaan Pascatambang ............................................................. 4
BAB IX KRITERIA KEBERHASILAN .................................................................................... 7
BAB X RENCANA BIAYA PASCATAMBANG ........................................................... 1
10.1. Biaya Langsung ............................................................................................ 3
10.1.1. Biaya Pada Tapak Bekas Tambang ....................................................... 3
10.1.2. Biaya Pada Fasilitas Pengolahan dan Pemurnian .................................. 4
10.1.3. Biaya Pada Fasilitas Pendukung ............................................................ 4
10.1.4. Pengembangan Sosial, Budaya dan Ekonomi........................................ 4
10.1.5. Biaya Pemeliharaan ............................................................................... 4
10.1.6. Biaya Pemantauan ................................................................................. 5
10.2. Biaya Tidak Langsung................................................................................... 6
10.2.1. Biaya Pemantauan................................................................................. 6
10.2.2. Biaya Perencanaan Pascatambang ....................................................... 6
10.2.3. Biaya Administrasi dan Keuntungan Pihak Ketiga Sebagai Pelaksana
Pascatambang .............................................................................................. 6
10.2.4. Biaya Supervisi ...................................................................................... 6
10.3. Total Biaya .................................................................................................. 10
Lampiran.................................................................................................................... 1

VII
RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

DAFTAR TABEL

Tabel 2- 1 Koordinat wilayah IUP-OP CKP................................................................. 1


Tabel 2- 2 Rencana Alokasi Pemanfaatan Ruang Kabupaten Cianjur ......................... 4
Tabel 2- 3 Rangkuman Karakteristik Kimia Tanah..................................................... 11
Tabel 2- 4 Hasil pengukuran kualitas udara ambien .................................................. 15
Tabel 2- 5 Perhitungan Indeks PI dengan Baku Mutu PP No. 82 Tahun2001 ............ 17
Tabel 2- 6 Perhitungan Indeks PI dengan Baku Mutu Kepmen LH No. 202 Tahun 2004
................................................................................................................................. 18
Tabel 2- 7 Aliran limpasan di sekitar rencana kegiatan.............................................. 19
Tabel 2- 8 Debit sungai sekitar rencana kegiatan ...................................................... 19
Tabel 2- 9 Kualitas air bekas tambang ...................................................................... 20
Tabel 2- 10 Hasil analisis kualitas air permukaan ...................................................... 20
Tabel 2- 11 Perhitungan nilai indeks pencemaran air permukaan berdasarkan baku
mutu PP 82 Tahun 2001 ........................................................................................... 23
Tabel 2- 12 Perhitungan nilai indeks pencemaran air permukaan berdasarkan baku
mutu Kepmen LH No. 202 Tahun 2004 ..................................................................... 24
Tabel 2- 13 Hasil analisa sedimen ............................................................................ 26
Tabel 2- 14 Kedalaman muka air tanah..................................................................... 27
Tabel 2- 15 Hasil analisis kualitas air tanah............................................................... 29
Tabel 2- 16 Indeks pencemaran air tanah di sekitar lokasi rencana tambang ............ 31
Tabel 2- 17 Jenis-Jenis ikan yang ditemukan di sekitar lokasi penambangan ........... 33
Tabel 2- 18 Daftar tanaman di sekitar lokasi kegiatan CKP ....................................... 34
Tabel 2- 19 Jenis mammalia di sekitar lokasi rencana tambang ................................ 37
Tabel 2- 20 Jenis-jenis reptil dan amphibi ................................................................. 38
Tabel 2- 21 Jenis burung di sekitar lokasi rencana tambang ..................................... 39
Tabel 2- 22 Skala kualitas lingkungan berdasarkan keanekaragaman burung ........... 40
Tabel 2- 23 Luas wilayah, banyaknya rumah tangga, jumlah penduduk dan kepadatan
penduduk di desa-desa sekitar lokasi tambang Tahun 2012 ..................................... 41
Tabel 2- 24 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin tahun 2012 ............................. 41
Tabel 2- 25 Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan ................................... 42
Tabel 2- 26 Banyaknya penduduk menurut mata pencaharian .................................. 43
Tabel 2- 27 Jumlah pengguna air minum berdasarkan sumber air tahun 2012 .......... 47
Tabel 2- 28 Jumlah sarana kesehatan di tiap desa ................................................... 48
Tabel 2- 29 Jumlah tenaga kesehatan di tiap ............................................................ 48
Tabel 4- 1 Hasil perhitungan sumber daya dan cadangan dengan standar JORC ....... 2
Tabel 4- 2 Rencana produksi penambangan ............................................................... 4
Tabel 4- 3 Peruntukan lahan sampai dengan akhir tambang ....................................... 5
Tabel 4- 4 Hasil analisis kualitas air permukaan .......................................................... 7
Tabel 4- 5 Kualitas air bekas tambang ........................................................................ 8
Tabel 4- 6 Rona lingkungan akhir lahan tambang dan kondisi biota pada saat akhir
tambang .................................................................................................................... 10
Tabel 6- 1 . Rencana penyelesaian kegiatan reklamasi lahan terganggu pada masa
pascatambang ............................................................................................................ 5
Tabel 6- 2 Jenis-jenis tanaman pionir dan tanaman buah untuk kegiatan reklamasi.... 9
Tabel 6- 3 Jenis cover crop untuk kegiatan reklamasi ............................................... 10
Tabel 6- 4 Luasan Reklamasi Fasilitas Tambang ...................................................... 11
Tabel 6- 5 Luasan Reklamasi Kolam Sedimen Pond ................................................. 12
Tabel 6- 6 Luasan Reklamasi Tailing Dam ................................................................ 13
Tabel 6- 7 Luasan Reklamasi Jalan Tambang .......................................................... 14
Tabel 6- 8 Luasan Reklamasi Rawa Buatan.............................................................. 14
Tabel 6- 9 Jenis dan kapasitas peralatan pengolahan ............................................... 15

VIII
RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Tabel 6- 10 Rencana reklamasi lahan bekas fasilitas penunjang milik CKP .............. 16
Tabel 6- 11 Area terkontaminasi yang perlu diremediasi ........................................... 18
Tabel 6- 12 Program pemeliharaan tanaman ............................................................ 24
Tabel 6- 13 Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat .................... 28
Tabel 7- 1 Parameter Kualitas Air serta Metode/Alat yang Digunakan ........................ 4
Tabel 7- 2 Metode pengumpulan dan analisis data kualitas udara dan kebisingan ... 10
Tabel 7- 3 Baku mutu kualitas udara ambien (berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999). 10
Tabel 7- 4 Parameter dan Metode Analisis Kualitas Udara........................................ 11
Tabel 7- 5 Tingkat kebisingan penggunaan lahan / kesehatan lingkungan ................ 11
Tabel 7- 6 Parameter dan Metode Analisis Kualitas Tanah ....................................... 12
Tabel 7- 7 Tolok ukur dan metode pemantauan aspek sosial ekonomi pascatambang
................................................................................................................................. 14
Tabel 7- 8 Matrik rencana pemantauan lingkungan pascatambang........................... 15
Tabel 8- 1 Jumlah tenaga kerja pada masa pascatambang......................................... 2
Tabel 8- 2 Jadwal Pelaksanaan Program Pascatambang 2025 sd 2029 ..................... 6
Tabel 9- 1 Kriteria keberhasilan program pascatambang CKP..................................... 2
Tabel 10- 1 Rekapitulasi biaya langsung kegiatan pascatambang ............................ 5
Tabel 10- 2 Biaya tidak langsung kegiatan pascatambang .......................................... 6
Tabel 10- 3 Rekapitulasi rencana biaya pascatambang (x 1000 Rp) ......................... 11

IX
RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2- 1 Peta Situasi Tambang ............................................................................ 2


Gambar 2- 2 Peta kesampaian wilayah ....................................................................... 3
Gambar 2- 3 Peta Rencana tata ruang wilayah kabupaten Cianjur tahun 2011-2031.. 8
Gambar 2- 4 Peta kawasan hutan ............................................................................... 9
Gambar 2- 5 Peta topografi wilayah IUP-OP CKP ..................................................... 12
Gambar 2- 6 Peta kelas lereng ................................................................................. 13
Gambar 2- 7 Peta hidrologi ....................................................................................... 25
Gambar 2- 8 Peta pola aliran air tanah...................................................................... 28
Gambar 4- 1 Area sumberdaya dan cadangan emas CKP .......................................... 3
Gambar 4- 2 Peta Situasi Rona Awal ........................................................................ 13
Gambar 4- 3Peta Situasi Rona Awal Pascatambang ................................................ 14
Gambar 4- 4 Peta Situasi Rencana Rona Akhir Pascatambang ................................ 15
Gambar 5- 1 Kegiatan Diskusi PT CKP dengan Pemangku Kepentingan .................... 9
Gambar 5- 2 Sesi Tanya Jawab Kegiatan Diskusi PT CKP dengan Pemangku
Kepentingan ................................................................................................................ 9
Gambar 5- 3 Hasil Survei Tanaman Pada Lahan Revegetasi.................................... 10
Gambar 5- 4 Hasil Survei Bentuk Lain Lahan Pascatambang Selain Revegetasi ...... 11
Gambar 5- 5 Hasil Survei Pengelolaan Sarana Bekas Tambang PT CKP ................. 12
Gambar 5- 6 Hasil Survei Pengelolaan Pekerja PT CKP Ketika Proses Pascatambang
................................................................................................................................. 13
Gambar 5- 7 Hasil Survei Program Lingkungan Sosial Ketika Pascatambang yang
Diinginkan Oleh Pemangku Kepentingan .................................................................. 14
Gambar 6- 1 Pola penanaman cover crop................................................................... 7
Gambar 6- 2 Pola titik tanam tampak dari atas............................................................ 8
Gambar 6- 3 Pola titik tanam tampak dari samping ..................................................... 8
Gambar 6- 4 Cara penanaman bibit pohon ................................................................ 9
Gambar 6- 5 Penutupan Bekas Penambangan PT. CKP ................................................ 19
Gambar 6- 6 Penutupan Bekas Tunnel ....................................................................... 20
Gambar 6- 7 Kontruksi Penutup Lubang Tambang dan Tunnel ................................. 20
Gambar 6- 8 Penyiangan dan pendangiran tanaman ................................................ 25
Gambar 6- 9 Pemupukan lanjutan tanaman .............................................................. 25
Gambar 6- 10 Skenario Penanganan Karyawan Pasca Tambang ............................. 26
Gambar 6- 11 Prioritas Program CSR Pascatambang ...................................................... 28
Gambar 6- 12 Peta rona akhir pascatambang ........................................................... 30
Gambar 7- 1 Peta lokasi pemantauan pascatambang ............................................... 17
Gambar 10- 1 Grafik biaya perencanaan pascatambang ............................................ 7
Gambar 10- 2 Grafik biaya administrasi dan keuntungan kontraktor ........................... 8
Gambar 10- 3 Grafik biaya supervisi ........................................................................... 9

X
RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

DAFTAR LAMPIRAN

1. Peta Situasi Rona Awal................................................................................. 1


2. Peta Situasi Lokasi Pertambangan ............................................................... 2
3. Peta Situasi Rona Awal Pascatambang ........................................................ 3
4. Peta Situasi Rencana Rona Akhir Pascatambang ......................................... 4
5. Peta Lokasi Pemantauan .............................................................................. 5

XI
RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

PT Cikondang Kancana Prima (CKP) adalah perusahaan Perseroan Terbatas


Penanaman Modal Dalam Negeri yang bergerak dalam bidang pertambangan
emas dan mineral pengikutnya (Emas DMP), didirikan berdasarkan Akta No. 20
tanggal 14 September 2004, dibuat dihadapan DR. Herlien, S.H., Notaris di
Bandung, dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum Dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.W8-
00997.HT.01.01-TH.2006, tanggal 19 Desember 2006.

Berdasarkan Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham CKP yang


dituangkan dalam Akta No. 02, tanggal 1 Januari 2016, dibuat di hadapan Sri
Rahayu, SH, Notaris di Bekasi, Penerimaan Pemberitahuan dari Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.03- 0001857,
tanggal 11 Januari 2016, saham CKP dimiliki oleh PT Gunung Rosa Grup 85%,
dan PT Sinergi Pratama Mulia 15%.

Mengacu kepada Kepmen Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor
1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Pertambangan
Yang Baik, perusahaan diwajibkan menyampaikan dokumen Rencana
Pascatambang atau revisinya jika terjadi berubahan atas dokumen-dokumen
tersebut. Perubahan dokumen Rencana Pascatambang ini disusun berdasarkan
format sesuai Permen ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018 dan PP 78 tahun
2010. Substansi penyusunan revisi Dokumen Rencana Pascatambang ini
menekankan pada aspek-aspek seperti jadwal pelaksanaan, kondisi kualitas
lingkungan, perkembangan tata ruang, penduduk dan aktivitas sosial ekonomi
masyarakat setempat.

BAB I. PENDAHULUAN I-1


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

1.1.1. Identitas Perusahaan

Adapun susunan Dewan Komisaris dan Direksi CKP berdasarkan Risalah Rapat
CKP yang dituangkan dalam Akta No. 12, tanggal 21 Oktober 2015, dibuat di
hadapan Sri Rahayu, SH, Notaris di Kota Bekasi, Penerimaan Pemberitahuan
dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-
AH.01.03-0973792, tanggal 21 Oktober 2015, adalah sebagai berikut:
a. Nama Perusahaan : PT Cikondang Kancana Prima
b. Penanggung Jawab : Nitin Patni
c. Jabatan : Direktur
d. Alamat Perusahaan
Kantor Pusat : Graha Irama, 16th Floor, Jl. H.R. Rasuna Said,
Blok X-1, Kav 1-2, Jakarta Selatan – 12950
Telp : (021) 526-1555
Fax : (021) 526-1507

Keberadaan Pertambangan Emas CKP di Desa Karyamukti Kecamatan


Campaka Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat telah mendukung
pengembangan wilayah melalui peningkatan pendapatan daerah, pembukaan
kesempatan kerja, pembangunan berbagai sarana dan prasarana daerah,
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sekitar, pemberian bantuan
langsung, dan lain-lain. Oleh karena itu, perkembangan peran perusahaan
tambang ini berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap pencapaian
sasaran pengembangan wilayah.

1.1.2. Landasan Hukum Dan Peraturan Yang Berlaku

Guna mengantisipasi berbagai masalah sosial dan lingkungan hidup yang terjadi
pada waktu tambang telah tutup, maka pemerintah telah membuat
kebijaksanaan tentang Pascatambang, antara lain termuat dalam Undang-
undang nomor 3 Tahun 2020, tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
Dalam Undang-undang tersebut, pasal yang mengatur tentang penutupan
tambang yaitu pasal 96, pasal 97, pasal 100 dan pasal 101. Ketentuan lebih
detail mengenai pascatambang diatur dalam peraturan Pemerintah nomor 78
Tahun 2010, tentang Reklamasi dan Pascatambang, kemudian pada tahun

BAB I. PENDAHULUAN I-2


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

2014 telah diterbitkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2018 tentang
Pelaksanaan Reklamasi dan Pascatambang pada Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara, yang mengatur dan memberi pedoman
secara rinci tentang pascatambang.

Disamping ketiga sumber hukum tersebut, terdapat beberapa peraturan dan


pedoman yang terkait dan wajib dipertimbangkan dalam perencanaaan dan
pelaksanaan program pascatambang.

Berikut ini beberapa peraturan perundangan yang diacu oleh CKP di dalam
pelaksanaan penyusunan Dokumen Rencana Pascatambang.
a) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 Tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara. Menjadi acuan dalam kewajiban
rehabilitasi dan reklamasi di kawasan hutan.
b) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
c) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan.
d) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang. Menjadi acuan dalam menetapkan kondisi lingkungan setelah
pascatambang.
e) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan. Menjadi acuan pada waktu pemberhentian tenaga kerj.
f) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya
Air. Menjadi acuan dalam perlindungan dan pelestarian sumber daya air.
g) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas. Menjadi acuan tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dari
perusahaan.
h) Peraturan Pemerintah No. 78 tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pascatambang.
i) Peraturan Pemerintah nomor 76 Tahun 2008, tentang rehabilitasi dan reklamasi
hutan.
j) Peraturan Pemerintah nomor 41 Tahun 2009 tentang kualitas udara ambien dan
kebisingan.

BAB I. PENDAHULUAN I-3


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

k) Peraturan Pemerintah nomor 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air


dan pengendalian pencemaran air.
l) Peraturan pemerintah No.101 tahun 2014, tentang pengelolaan limbah B3.
m) Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 26 tahun 2018 tentang
Pelaksanaan Reklamasi dan Pascatambang.
n) Peraturan Menteri Kehutanan No. P.4/Menhut-II/2011 tentang Pedoman
Reklamasi Hutan.
o) Peraturan Menteri Kehutanan No.P.60/Menhut-II /2009 tentang pedoman
evaluasi kesuksesan reklamasi hutan.
p) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 4 Tahun 2014 tentang kualitas
udara.
q) Izin Lokasi No. 503/3239/ILOK/BPPTPM tanggal 22 Juli 2016 dari Bupati Cianjur
melalui Kantor Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal
(BPPT&PM) Kabupaten Cianjur.
r) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor No. 492 Tahun 2010
tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum;
s) Peraturan Menteri ESDM Nomor 1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik

1.1.3. Status Perizinan Pertambangan

Status perizinan usaha pertambangan CKP telah memasuki tahapan Operasi


Produksi, sejak tahun 2010, berdasarkan Surat Keputusan Bupati Cianjur Nomor
503/Tmb.839/DPSDA.P, tanggal 25 Maret 2010, tentang Persetujuan Izin Usaha
Pertambangan (IUP) Operasi Produksi kepada PT Cikondang Kancana Prima,
Komoditas Mineral Logam (Emas DMP), berlokasi di Desa Karyamukti,
Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, seluas 2.410 Ha, berlaku
selama 20 tahun.

IUP OP CKP telah Clear & Clean (C&C) berdasarkan pengumuman C&C tahap
ke IX bulan Juli 2013 nomor urut 147 Dirjen Minerba. Dalam rangka persiapan
penambangan yang akan dilakukan di wilayah IUP- nya, CKP juga telah
memperoleh beberapa izin terkait, yaitu :

BAB I. PENDAHULUAN I-4


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

a) Izin Peruntukan dan Penggunaan Tanah (IPPT) No. 503/3061/IPPT/BPPT&PM


tanggal 30 Juni 2016 dari Bupati Cianjur melalui Kantor Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPPT&PM) Kabupaten Cianjur.
b) Izin Lokasi No. 503/3239/ILOK/BPPTPM tanggal 22 Juli 2016 dari Bupati Cianjur
melalui Kantor Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal
(BPPT&PM) Kabupaten Cianjur.
c) Izin Mendirikan Bangunan (IMB) No. 503/3066/IMB/BPPTPM/2016 tanggal 11Juli
2016dari Bupati Cianjur melalui Kantor Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan
Penanaman Modal (BPPT&PM) Kabupaten Cianjur.
d) Izin Gangguan (HO) No. 503/Was.3698/HO/BPPTPM/2013 tanggal 23 Agustus
2016dari Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal
Kabupaten Cianjur.
e) Persetujuan AMDAL (ANDAL, RKL dan RPL) No. 660.01/1990/BLHD/2014,
tanggal 20 Juni 2014 dari Bupati Cianjur
f) Izin Lingkungan No. 660.1/2484/BPPTPM tanggal 23 Juni 2014 dari Bupati
Cianjur. Izin Lingkungan tersebut telah disesuaikan menjadi Izin Lingkungan
No.660.1/5878/ILK/BPPTPM/2016 tanggal 30 Desember 2016.
g) Izin Prinsip Penanaman Modal Dalam Negeri No. 93/32/IP/PMDN/2016 tanggal 6
September 2016 dari Gubernur Jawa Barat melalui Badan Penanaman Modal
dan Perijinan Terpadu provinsi Jawa Barat.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud penyusunan Dokumen Rencana Pascatambang CKP ini adalah untuk


menginformasikan kepada Stakeholder tentang jadwal Rencana Pasca
Tambang, dampak dan perlakuan yang mungkin timbul akibat pasca tambang di
PT CKP sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827 K/30/MEM/2018
tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik.

Tujuan dari penyusunan Dokumen RPT ini adalah untuk:

1. Memberikan informasi jadwal pelaksanaan pasca tambang CKP tahun 2025;

2. Memperkirakan, memperhitungkan dan merencanakan lahan bekas aktivitas


tambang dan pengolahan serta penunjang setelah selesai dilakukan
penambangan di CKP;

BAB I. PENDAHULUAN I-5


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

3. Menegaskan kembali komitmen CKP dalam memperbaiki kondisi lingkungan pada


lahan bekas aktivitas tambang dan pengolahan sehingga bermanfaat sesuai
peruntukannya;
4. Membuat rancangan rehabilitasi dalam rangka memulihkan lingkungan fisik, kimia,
biologi yang terganggu selama kegiatan pertambangan;
5. Memperoleh persetujuan Rencana Pasca Tambang dari Kementrian Energi dan
Sumber Daya Mineral.

1.3. PENDEKATAN DAN RUANG LINGKUP

Kegiatan penyusunan Rencana Pascatambang ini menggunakan pendekatan


prinsip keberlanjutan dan kelestarian lingkungan hidup, keselamatan dan
kesehatan kerja, serta konservasi bahan galian.

Prinsip-prinsip Iingkungan hidup meliputi :

a) Kualitas air permukaan, air tanah, dan tanah serta udara sesuai baku mutu
lingkungan;

b) Stabilitas dan keamanan timbunan batuan penutup, kolam tailing/pencucian, lahan


bekas tambang serta struktur buatan (man-made structure) lainnya;

c) Keanekaragaman hayati;

d) Pemanfaatan lahan bekas tambang sesuai dengan peruntukannya; dan

e) Aspek sosial, budaya, dan ekonomi.

Pendekatan yang digunakan di dalam penyusunan Dokumen Rencana


Pascatambang CKP, secara garis besar antara lain :
a. Mengikuti/sejalan dengan peraturan perundangan dan, standar yang terkait.
b. Dapat diterima pemangku kepentingan.
c. Sesuai/mempertimbangkan harapan dan keinginan publik
d. Target terjaminnya keselamatan, terpeliharanya lingkungan dan pembangunan
berkelanjutan.
e. Akan memberikan informasi secara transparan kepada pemangku kepentingan
mengenai akan kondisi tambang dan kemungkinan gangguan yang akan terjadi
akibat kegiatan operasi tambang dan apabila tambang telah ditutup.

BAB I. PENDAHULUAN I-6


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

f. Akan melakukan komunikasi secara terbuka dengan pemangku kepentingan,


termasuk masyarakat sekitar tambang tentang program pascatambang.
g. Mendorong terciptanya komitmen dari perusahaan bersama pemangku
kepentingan untuk terciptanya program pascatambang yang baik.
h. Terjadinya partisipasi yang efektif dari seluruh pemangku kepentingan
i. Pendekatan site specific atau mempertimbangkan kondisi spesifik keadaan
daerah/lingkungan dan keadaan tambangnya.
j. Bertanggung jawab aspek teknik dan sosial-ekonomi.
k. Memperhatikan / sinergi dengan rencana pembangunan daerah.
l. Mempertimbangkan aspek teknis dan ekonomis.

BAB I. PENDAHULUAN I-7


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

BAB II PROFIL WILAYAH

2.1. LOKASI DAN KESAMPAIAN WILAYAH


2.1.1. Lokasi

Wilayah IUP-OP CKP seluas 2.410 Ha secara administratif terletak di desa


Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Secara geografis, wilayah IUP-OP CKP terletak pada koordinat geografis paling
selatan adalah 7o 2’ 8,8” LS, paling utara 6 o 58’ 54,8” LS, paling timur 107 o 6’
24,8” BT dan paling barat 107 o 4’ 13,6” BT. Batas koordinat dan peta wilayah
IUP-OP CKP seperti Tabel 2.1 dan Gambar 2.1.

Tabel 2- 1 Koordinat wilayah IUP-OP CKP


Garis Bujur (BT) Garis Lintang (LS)
No
° ‘ “ ° ‘ “
1 107 4 13,6 7 2 8,8
2 107 6 24,8 7 2 8,8
3 107 6 24,8 6 58 54,8
4 107 4 13,6 6 58 54,8

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 1


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Gambar 2- 1 Peta Situasi Tambang

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 2


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

2.1.2. Kesampaian Daerah dan Sarana Penghubung

Lokasi IUP-OP CKP terletak sekitar 125 km di sebelah tenggara Jakarta, berada
di ketinggian sekitar 940 m di atas permukaan laut, pada daerah yang
mempunyai kelerengan sedang - terjal, dan mempunyai ketebalan soil sekitar 9
m. Sebagian besar daerah tertutup oleh perkebunan teh Gunung Rosa.

Lokasi rencana tambang terletak sekitar 12 km dari jalan aspal yang


menghubungkan Cianjur - Sukabumi, dapat dicapai selama 4 jam dari Jakarta
menggunakan kendaraan roda 4.

Lokasi penambangan emas Cikondang dapat dicapai melalui jalur darat dengan
menggunakan kendaraan roda empat dari Jakarta. Perjalanan dari Jakarta
menuju Cikondang sepanjang 137 km dapat ditempuh selama 4 jam, melalui
Puncak Bogor.

Gambar 2- 2 Peta kesampaian wilayah

2.2. KEPEMILIKAN DAN PERUNTUKAN LAHAN

Wilayah proyek dan sekitarnya terutama merupakan daerah pertanian dan


perkebunan. Lahan pertanian ini banyak digunakan untuk kegiatan ladang dan
untuk perkebunan digunakan untuk perkebunan teh. Di sebelah utara dan timur
proyek terdapat sebuah lahan HGU perkebunan Gunung Rosa yang
dikembangkan. Kegiatan perkebunan pada daerah ini telah menghilangkan

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 3


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

sebagian besar daripada hutan. Pada saat ini tidak terdapat lagi hutan primer di
sekitar wilayah proyek dan bahkan hutan sekunder juga telah banyak mengalami
perubahan.

Peruntukan lahan kegiatan pertambangan emas Cikondang dalam Peraturan


Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 17 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Cianjur Tahun 2011-2031, IUP-OP CKP seluas 2.410 Ha
berada pada 2 kawasan, yaitu Kawasan Hutan Produksi dan Kawasan Budidaya
Perkebunan/Tanaman Tahunan, seperti terlihat pada Gambar 2.3.

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Pengukuhan Penatagunaan dan Tenurial


Kawasan Hutan Nomor: S.58/KUH-5/2014 tentang Peta Telaahan Ijin Usaha
Pertambangan Operasi Produksi (IUP-OP) a.n. PT Cikondang Kancana Prima,
wilayah IUP-OP CKP berada pada Kawasan Hutan Produksi seluas 842 Ha dan
Area Penggunaan Lain (APL) seluas 1.568 Ha. Gambar 2.4.

Tabel 2- 2 Rencana Alokasi Pemanfaatan Ruang Kabupaten Cianjur


Alokasi Pemanfaatan Ruang Lokasi (Kecamatan) Area (Ha)
Area Lindung
Hutan Lindung a. Kec. Agrabinta; b. Kecamatan 24.838
Bojongpicung; c. Kecamatan
Campaka; d. Kecamatan
Campakamulya; e. Kecamatan
Cibeber; f. Kecamatan Cibinong;
g. Kecamatan Cidaun; h.
Kecamatan Cijati; i. Kecamatan
Cikadu; j. Kecamatan
Cikalongkulon; k. Kecamatan
Cipanas; l. Kecamatan Gekbrong;
m. Kecamatan Haurwangi; n.
Kecamatan Naringgul; o.
Kecamatan Kadupandak; p.
Kecamatan Leles; q. Kecamatan
Naringgul;
r. Kecamatan Pacet; s. Kecamatan
Pagelaran; t.Kecamatan Pasirkuda;
u.
Kecamatan Sindangbarang; v.

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 4


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Kecamatan Sukanagara; w.
Kecamatan Sukaresmi; x.
Kecamatan Takokak; y.
Kecamatan Tanggeung.
Kawasan Yang Memberikan a. Kecamatan Cipanas; b. 19.503
Perlindungan Terhadap Kawasan Kecamatan Pacet; c. Kecamatan
Bawahannya Sukaresmi; d. Kecamatan
Cugenang; e. Kecamatan
Cikalongkulon; f. Kecamatan
Gekbrong; g. Kecamatan
Warungkondang; h. Kecamatan
Campakamulya; i. Kecamatan
Sukanagara; j. Kecamatan
Pagelaran; k. Kecamatan
Tanggeung; l. Kecamatan Cibinong;
m. Kecamatan Cikadu;
n. Kecamatan Pasirkuda; o.
Kecamatan Naringgul; p.
Kecamatan Cidaun.
Kawasan Perlindungan Setempat a. Waduk Cirata berada di
Kecamatan Mande, Kecamatan
Cikalongkulon, Kecamatan
Ciranjang dan Kecamatan
Haurwangi; b. Waduk Cibuni
berada di Kecamatan Kadupandak;
c. Waduk Cimaskara berada di
KecamatanCibinong; d. rencana
Waduk Cisokan berada di
Kecamatan Cibeber dan
Kecamatan Campaka; e. Situ
Leuwisoro, Situ Galuga, Situ Eceng,
Situ Citambur, Situ Tamiang Rawa
Beber, Rawa Kalong, Rawa Getok,
Rawa Gede I, dan Rawa Benteur
berada di Kecamatan Pagelaran; f.
Situ Sukamanah, Situ Patat, Rawa
Gede II, dan Rawa Hideung berada
di Kecamatan Tanggeung; g. Situ
Hideung dan Situ Tangkil beradadi
Kecamatan Cibinong.

Area Budidaya
Hutan Produksi Terbatas a. Kecamatan Cipanas; b. 21.198
Kecamatan Sukaresmi; c.
Kecamatan Cibeber; d.
Kecamatan Cikalongkulon; e.

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 5


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Kecamatan Bojongpicung; f.
Kecamatan Ciranjang; g.
Kecamatan Campaka; h.
Kecamatan Takokak; i. Kecamatan
Sukanagara; j.Kecamatan
Pagelaran; k. Kecamatan Cibinong;
l.
Kecamatan Cijati; m. Kecamatan
Cikadu; n. Kecamatan Kadupandak;
o. Kecamatan Leles; p. Kecamatan
Naringgul;
q. Kecamatan Pasirkuda; r.
Kecamatan Sindangbarang; s.
Kecamatan Agrabinta
Pertanian a. Kecamatan Pacet; b. Kecamatan 21.502
Cipanas; c. Kecamatan Cugenang;
d. Kecamatan Sukaresmi; e.
Kecamatan Cikalongkulon; f.
Kecamatan Mande; g. Kecamatan
Sukaluyu; h. Kecamatan
Haurwangi; i. Kecamatan Ciranjang;
j. Kecamatan Gekbrong; k.
Kecamatan Warungkondang; l.
Kecamatan Cilaku; m. Kecamatan
Cibeber; n. Kecamatan Campaka;
o. Kecamatan Campakamulya; p.
Kecamatan Sukanagara; q.
Kecamatan Takokak; r. Kecamatan
Pagelaran; s. Kecamatan
Tanggeung; t. Kecamatan Cibinong;
47 u. Kecamatan Kadupandak; v.
Kecamatan Leles; w. Kecamatan
Agrabinta; x. Kecamatan
Sindangbarang.

Pertambangan Mineral Logam a. Kecamatan Cikalongkulon; b. 52.891


Kecamatan Gekbrong; c.
Kecamatan Cibeber; d. Kecamatan
Campaka; e.
Kecamatan Takokak; f.

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 6


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Kecamatan Tanggeung; g.
Kecamatan Pagelaran; h.
Kecamatan Kadupandak; i.
Kecamatan Cijati; j. Kecamatan
Agrabinta; k. Kecamatan
Sindangbarang; l. Kecamatan
Cidaun; m. Kecamatan Naringgul.

Perikanan Tangkap di setiap kecamatan 1.751


Lainnya
IUP PT Cikondang Kancana Prima, Surat Kecamatan Campaka 2.410
Keputusan Bupati Cianjur Nomor
503/Tmb.839/DPSDA.P, tanggal 25
Maret 2010
Sumber : Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 17 Tahun 2012, Rencana
Tata RuangWilayah (RTRWK) Kabupaten Cianjur tahun 2011 – 2031

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 7


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Gambar 2- 3 Peta Rencana tata ruang wilayah kabupaten Cianjur tahun 2011-2031

BAB II. PROFIL WILAYAH


II - 8
RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Gambar 2- 4 Peta kawasan hutan

II - 9
BAB II. PROFIL WILAYAH
RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

2.3. RONA LINGKUNGAN AWAL

2.3.1. Morfologi dan Sifat Kimia Fisika Tanah

Topografi di daerah Pertambangan Emas CKP merupakan dataran tinggi berupa


pegunungan dan dataran bergelombang, dengan kemiringan lahan berkisar dari
datar ke curam (kemiringan 10 % - 40 %). Daerah ini didominasi oleh lahan
subur/basah. Sementara dataran lembah termasuk sungai dan anak-anak
sungai, membentuk lembah datar sampai bergelombang dengan kemiringan
lahan berkisar antara0 % hingga 8 %. Daerah ini didominasi oleh lahan basah.

Tanah di daerah survei digolongkan menjadi tanah yang terbentuk pada kondisi
basah di dataran rendah, dan kering di dataran tinggi. Tanah yang terbentuk
pada kondisi kering didapatkan dari material vulkanik termasuk di antaranya
tufadacite, vulkanik tua, epiklastik, piroklastik, andesit, dan breksia andesit.
Tanah yang terbentuk dalam kondisi basah berasal dari sediment aluvial dan
koluvial. Lahan di dataran tinggi terdiri dari 2 typic hapludults dan podsolir haplic
dan di dataran rendah didominasi typic endoaquepts dan typic epiaquepts atau
Glesol.

Secara umum, lapisan humus (topsoil) mempunyai rongga (porous) yang lebih
besar daripada lapisan tanah di bawahnya. Permeabilitas tanah di daerah studi
dikategorikan rendah sampai sedang. Pada beberapa lokasi perladangan di
lapisan atas termasuk lambat, dikarenakan adanya pemadatan atau kurangnya
konservasi.

Kondisi stabilitas agregat tanah di lapisan atas relatif baik. Kondisi tanah berkisar
antara stabil dan sangat stabil.

Karakteristik kimia tanah di lokasi sekitar proyek sebagaimana hasil analisis


laboratorium dirangkum pada Tabel 2.3. Berdasarkan karakteristik fisik dan
kimia, tanah di daerah studi cocok untuk menunjang pertumbuhan tanaman yang
tahan terhadap kondisi tanah masam (acid-tolerant) terutama di daerah dataran
tinggi. Secara umum, kondisi tanah tidak dapat mendukung kondisi pertanian
dengan produktivitas tinggi.

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 10


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Tabel 2- 3 Rangkuman Karakteristik Kimia Tanah

Keterangan: ANDAL Pertambangan Emas PT CKP, 2010

Berdasarkan penilaian terhadap beberapa parameter kimia tanah, terlihat bahwa


jenis tanah di semua lokasi tergolong rata-rata pada kategori rendah sampai
sedang untuk kandungan unsur haranya, Selain itu nilai pH tanah juga
menunjukkan kondisi sangat masam. Keasaman (pH) tanah yang optimal bagi
pertumbuhan kebanyakan tanaman adalah antara 5,6-6,0. Pada tanah dengan
pH lebih rendah dari 5.6, pada umumnya pertumbuhan tanaman menjadi
terhambat akibat rendahnya ketersediaan unsur hara penting seperti fosfor dan
nitrogen. Bila pH lebih rendah dari 4.0 pada umumnya terjadi kenaikan Al3+
dalam larutan tanah yang berdampak secara fisik merusak sistem perakaran
terutama akar-akar muda, sehingga pertumbuhan tanaman menjadia terhambat.
Nilai pH di lokasi rencana tapak proyek didaerah penelitian termasuk dalam
kualitas lingkungan yang sedang.

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 11


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Gambar 2- 5 Peta topografi wilayah IUP-OP CKP

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 12


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Gambar 2- 6 Peta kelas lereng

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 13


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Berdasarkan perhitungan tanah yang hilang, semua bagian dataran tinggi di


daerah perbukitan yang mengelilingi lembah merupakan daerah rawan erosi.
Pada lahan yang ditanami, walaupun terdapat teras-teras yang sederhana, laju
erosi tanah ternyata cukup tinggi. Laju tanah yang hilang akibat erosi dapat
dihitung dan ditampilkan dengan menggunakan Tingkat Bahaya Erosi (TBE)
untuk setiap Satuan Peta Tanah (SPT). (Referensi Dokumen Studi Analisi
Dampak Lingkungan tahun 2010 halaman II.10- II19)

2.3.2. Kualitas Udara dan Kebisingan

Berdasarkan lokasi IUP-OP CKP yang berada di wilayah pegunungan dengan


ketinggian 900-1000 mdpl, kualitas udara di sekitar lokasi IUP- OP CKP
termasuk dalam kategori baik karena di lokasi masih banyak pepohonan dan
masih didominasi oleh perkebunan teh. Pemukiman di lokasi IUP-OP CKP
tergolong masih jarang sehingga volume kendaraan bermotor sebagai sumber
polusi udara masih sedikit. Hal ini juga menyebabkan tingkat kebisingan di
wilayah IUP-OP CKP masih lengang dengan nilai nilai untuk tingkat kebisingan
antara 42 dB sampai 64 dB.

Parameter contoh kualitas udara ambient dalam studi ini meliputi debu/partikel,
sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), karbon monoksida (CO), Debu
(Total Suspended Particulates). Baku mutu kualitas udara ambient mengacu
pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran Udara.

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 14


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Tabel 2- 4 Hasil pengukuran kualitas udara ambien

Sumber : ANDAL 2010


Keterangan :
St.1 = Kampung Cibereum Ds. Karyamukti St.2 = Kampung Babakannagrak Desa
SukadanaSt.3 = Kampung Pasirmala Desa Karyamukti St.4 = Kampung Rawaekek Desa Sukadana
St.5 = Desa Wangunjaya St.6 = Tapak Proyek
(-) Tidak ada nilai (tt) Tidak terdeteksi
*) Baku mutu berdasarkan PPRI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
**) Baku mutu berdasarkan Kep-50/MENLH/XI/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebauan

Debu (Total Suspended Particulates). Hasil pengukuran debu selama 24 jam


pada saat musim hujan dan musin kemarau menunjukkan bahwa konsentrasinya
masih di bawah baku mutu yaitu 230 µg/Nm³. Konsentrasi debu berkisar antara
35,5 µg/Nm³ hingga 38,46 µg/Nm³ pada musim hujan dan berkisar antara 17,72
µg/Nm³ hingga 38,16 µg/Nm³ pada musim kemarau. Konsentrasi debu pada saat
musim kemarau lebih rendah dibandingkan dengan pada saat musim hujan.

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 15


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Nitrogen dioksida (NO2). Hasil pengukuran NO2 selama 24 jam di enam lokasi
pada saat musim hujan dan musin kemarau menunjukkan bahwa konsentrasi
NO2 masih jauh dibawah baku mutu yaitu 400 µg/Nm³. Pada musim hujan,
konsentrasi NO2 berkisar antara 0,15 µg/Nm³ hingga 0,57 µg/Nm³ dan pada
musim kemarau berkisar antara 0,004 µg/Nm³ hingga 0,1 µg/Nm³. Hasil
pengukuran mengindikasikan bahwa kecenderungan penurunan konsentrasi
NO2 pada saat survei musim kemarau lebih rendah dibandingkan dengan survei
musim hujan untuk keseluruhan lokasi pengukuran. Sumber utama emisi NO2
berasal dari bahan bakar mesin jenis bensin.

Karbon Monoksida (CO). Hasil pengukuran CO selama 24 jam di enam lokasi


pengambilan sampel pada saat musim hujan dan musin kemarau menunjukkan
bahwa hasilnya masih jauh di bawah baku mutu (30000 µg/Nm³ – 8 jam).
Konsentrasi CO pada musim hujan berkisar antara 138 µg/Nm³ hingga 230
µg/Nm³ sedangkan pada musim kemarau berkisar antara 131 µg/Nm³ hingga 203
µg/Nm³. Konsentrasi CO pada saat survei musim kemarau lebih rendah
dibandingkan dengan survei musim hujan untuk keseluruhan lokasi. Sumber
utama emisi CO berasal dari kegiatan pembakaran tidak sempurna dari bahan
bakar padat dan cair yang relatif tinggi. (Referensi Dokumen Studi Analisi
Dampak Lingkungan tahun 2010 halaman II.4-II.5).

2.3.3. Air Permukaan

Air permukaan digunakan oleh penduduk yang tinggal berdekatan dengan


Sungai Cikondang. Air tersebut digunakan untuk keperluan mandi, mencuci
pakaian dan sering untuk memasak, walaupun sebagian besar penduduk
mempunyai akses untuk mendapatkan air sumur untuk keperluan domestik. Air
permukaan di Sungai Cikondang juga digunakan oleh PETI (Penambang Tanpa
Ijin), ketika masih beroperasi, untuk trommol dalam mengekstraksi emas. Air
limbah dari kegiatan PETI dibuang ke sungai bersamaan dengan zat pencemar,
antara lain merkuri.

Pengelolaan air yang dilakukan selama operasional berhasil menjaga kualitas air
yang keluar dari lokasi tambang sehingga memenuhi baku mutu air limbah.
Analisis laboratorium dari contoh air permukaan selanjutnya dibandingkan
dengan baku mutu air kelas I (untuk air minum dan kegiatan lain) yang terdapat

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 16


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

pada Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air. Ringkasan hasil analisa laboratorium
(AMDAL Pertambangan Emas Cibaliung, 2004) diuraikan berikut ini.

Dari hasil analisa hidrologi, di sekitar tapak proyek terdapat beberapa sungai-
sungai kecil seperti Sungai Nagrak, Sungai Nagri, Sungai Tugu Sungai Cibitung
yang bermuara di sungai besar Sungai Cikondang. Pada umumnya, arah aliran
air permukaan di sekitar tapak proyek mengalir menuju Utara. Berdasarkan hasil
analisa sampel dan perhitungan indeks pencemaran, kualitas air di Sungai
Cikondang telah sendiri telah mengalami pencemaran berat dengan nilai PI
sebesar 10,73 (baku mutu PP. 82 Tahun 2001) serta pencemaran sedang
dengan nilai PI sebesar 9,02 (baku mutu Kepmen LH. No 202 Tahun 2004).

Saat kegiatan berlangsung dapat diketahui bahwa nilai Indeks Pencemaran


berdasarkan baku mutu PP No. 82 Tahun 2001 pada air permukaan di Sungai
Cikondang akan meningkat menjadi 13,06 (cemar berat), sedangkan nilai indeks
pencemaran berdasarkan baku mutu Kepmen LH No. 202 Tahun 2004 menjadi
9,15 (cemar sedang). Hasil prakiraan dampak penurunan kualitas air tanah yang
telah dilakukan dengan perhitungan dengan indeks PI disajikan pada Tabel 2.5
dan 2.6

Tabel 2- 5 Perhitungan Indeks PI dengan Baku Mutu PP No. 82 Tahun2001

Sampel
No Parameter Li S. Cikondang
Ci Ci/Li
1 Residu Terlarut 1000 107 5,63
2 Residu Tersuspensi 400 24 2,86
3 Keasaman (pH) 7 3,1 0,54
4 Oksigen Terlarut (DO) 3 3 0,15
5 BOD 6 1,92 0,27
6 Nitrit (NO2-N) 0,06 0,004 0,14
7 Tembaga (Cu) 0,02 15,88 15,4991
8 Kadmium (Cd) 0,01 0,017 2,152
9 Seng (Zn) 0,05 99,75 17,500
10 Timbal (Pb) 0,05 1,35 8,15682
11 Arsen (As) 0,03 0,0893 3,369
12 Air Raksa (Hg) 0,002 1,08 14,662
Ci/Li rata2 5,91
Ci/Li Maksimum 17,50
Nilai PI 13,06

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 17


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Tabel 2- 6 Perhitungan Indeks PI dengan Baku Mutu Kepmen LH No. 202 Tahun
2004
Sampel
No Parameter Li S. Cikondang
Ci Ci/Li
1 Residu Tersuspensi 400 24 0,06
2 Keasaman (pH) 6-9 5,5 0,00
3 Oksigen Terlarut (DO) 3 3 0,15
4 Tembaga (Cu) 2 15,88 5,4991
5 Kadmium (Cd) 0,1 0,017 0,17
6 Seng (Zn) 5 99,75 7,49971
7 Timbal (Pb) 1 1,34 1,34
8 Arsen (As) 0,5 0,0893 0,18
9 Nikel (Ni) 0,5 0,03 0,06
10 Krom Total 1 0,023 0,02
11 Air Raksa (Hg) 0,005 1,08 12,6723
Ci/Li rata2 2,75
Ci/Li Maksimum 12,67
Nilai PI 9,15

Sungai - sungai di sekitar areal pertambangan berupa sungai – sungai kecil, dan
bermuara ke Sungai Cikondang. Debit air permukaan pada sungai - sungai yang
terdapat di areal pertambangan adalah berfluktuasi dan tergantung pada kondisi
musim. Hasil kajian air limpasan pada lokasi rencana kegiatan disajikan pada
Tabel 2.7.

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 18


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Tabel 2- 7 Aliran limpasan di sekitar rencana kegiatan


Intesitas Daerah Tangkapan
Koefisien Run off
Hujan Hujan
Lokasi
I A Q
C
(mm/jam) (km 2) (m 3/detik)
Tapak Proyek 0,42 16,49 5 9,63
Pabrik Pengolahan 0,42 16,49 3 5,78
Tailing Storage Facility 0,42 16,49 4 7,70
Sumber : Hasil Analisis, 2010

Berdasarkan hasil perhitungan dengan Metode Rasional (US Soil Conservation


Service, 1973), debit air limpasan di lokasi tapak tambang, pabrik pengolahan,
dan tailing storage facility secara berturut-turut adalah sebesar 11,48 m3/dtk, 6,89
m3/dtk, 9,19 m3/dtk. Air hujan yang telah masuk ke dalam tanah kemudian keluar
lagi ke permukaan tanah dan mengalir ke bagian yang lebih rendah.

Tabel 2- 8 Debit sungai sekitar rencana kegiatan


Lebar Kedalaman Kecepatan Debit
Nama Sungai
(m) (m) (m/detik) (m 3/detik)
Sungai Nagrak 2 1 0,3 0,6
Sungai Tugu 3 1 0,3 0,9
Sungai Nagri 2 1 0,3 0,6
Sungai Cibitung 5 3 0,3 4,5
Sungai Cikondang 5 3 0,3 4,5
Sumber : Hasil Analisis, 2010

CKP sebelumnya telah menguji kualitas air yang berada di bekas tambang
bawah tanah. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.9.

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa terdapat beberapa parameter


air berada di atas baku mutu yang diperbolehkan (PP 82 Tahun 2001), seperti
parameter pH, Fe, turbiditas, Zn, lead, Cu, Mg, Mn, dan TDS.

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 19


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Tabel 2- 9 Kualitas air bekas tambang

Sumber: ANDAL 2010

Disamping itu, telah dilakukan pula pengujian terhadap kualitas air permukaan.
Pengujian kualitas air permukaan dilakukan dengan menganalisa air sungai di
sekitar daerah rencana tambang.

Hasil analisa air sungai tersebut disajikan pada Tabel 2.10.

Tabel 2- 10 Hasil analisis kualitas air permukaan


BAKU
STASIUN
PARAMETER SATUAN MUTU **)
1 2 3 4 5 6 7 KLS III
FISIKA
O
Suhu C 24,4 27,7 28,1 26,8 26,1 23,3 23,4 Deviasi 3
DHL µmhos 70,03 60,8 53,6 340 83,3 65,8 194,7 (-)
Residu Terlarut mg/L 19 39 24 208 41 27 107 1000
Residu Tersuspensi mg/L 8,4 6,3 12,4 28 4,1 3,3 24 400
KIMIA
Keasaman (pH) - 5,73* 5,75* 5,03* 4,45* 5,5* 6,03 5,5* 6-9
Oksigen Terlarut (DO) mg/L 4,4* 4,1* 4,5* 3,5* 3 3,1* 3 3
COD mg/L 19,68 18,7 12,79 9,84 27,55 6,89 4,92 50
BOD mg/L 7,68* 7,29* 4,99 3,84 10,74* 2,69 1,92 6
Ammonia (NH3) mg/L 0,0008 0,0017 0,0007 0,0024 0,0009 0,0002 0,0004 (-)
Nitrat (NO3-N) mg/L 0,147 0,253 0,179 0,147 0,211 0,189 0,232 20
Nitrit (NO2-N) mg/L 0,029 0,128* 0,033 0 0,04 0 0,004 0,06

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 20


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

BAKU
STASIUN
PARAMETER SATUAN MUTU **)
1 2 3 4 5 6 7 KLS III
Sulfat (SO4) mg/L 29,5 22,25 17,5 210 27 25,25 48 (-)
Fosfat (PO4-P) mg/L 0,124 0,094 0,103 0,161 0,113 0,108 0,145 1
Klorida (Cl) mg/L 3,97 7,44 4,96 6,95 3,97 2,48 4,96 (-)
Minyak Lemak mg/L <0,1 <0,1 <0,1 <0,1 <0,1 <0,1 <0,1 1
Surfaktan mg/L <0,006 0,026 <0,006 0,055 0,037 <0,006 0,031 0,2
Sulfida (H2S) mg/L Tt tt tt tt tt tt tt 0,002
Tembaga (Cu) mg/L 0,052* 0,056* 0,075* 1,797* 0,084* 0,035* 0,254* 0,02
Kadmium (Cd) mg/L <0,0001 <0,0001 <0,0001 0,0834 <0,0001 <0,0001 0,017* 0,01
Seng (Zn) mg/L 0,062* 0,099* 0,313* 45,08* 0,497* 0,152* 7,725* 0,05
Besi (Fe) mg/L 0,222 0,143 0,328 1,622 0,241 0,156 0,106 (-)
Timbal (Pb) mg/L <0,01 <0,01 <0,01 0,158* 0,059* <0,01 <0,01 0,03
Arsen (As) mg/L 0,0044 0,0045 0,0084 0,669 0,0473 0,0035 0,089 1
Nikel (Ni) mg/L 0,01 0,01 <0,01 0,05 0,01 <0,01 0,03 (-)
Krom Total mg/L <0,001 <0,001 0,001 0,005 <0,001 0,004 0,023 (-)
Air Raksa (Hg) ppb <0,09 0,18* 0,54* 1,98* 1,26* 0,45* 1,08* 0,002

Sumber : ANDAL 2010


Keterangan:
Lokasi Pengambilan sampel:
St.1 = Sungai Nagrak St.2 = Sungai Nagri St.3 = Sungai Tugu
St.4 = Sungai Tugu sesudah Tapak Proyek
St.5 = Sungai Tugu sebelum Tapak Proyek
St.6 = Sungai Cibitung St.7 = Sungai Cikondang(-) Tidak ada nilai
(tt) Tidak terdeteksi
*) Telah melebihi Baku Mutu
**) Baku Mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran air (Kelas III)

Hasil perhitungan nilai indeks pencemaran pada air permukaan di daerah


rencana tambang berdasarkan baku mutu PP No. 82 Tahun 2001 dan Kepmen
LH No. 202 Tahun 2004 telah disajikan secara berurutan pada Tabel 2.7 dan
Tabel 2.11. Hasil perhitungan Indeks Pencemaran tersebut menyatakan bahwa
kondisi air permukaan di lokasi rencana kegiatan telah tercemar sedang sampai
berat dengan nilai Indeks Pencemaran bervariasi antara 5,17 sampai 11,90
(cemar sedang sampai berat). Parameter air yang sangat berpengaruh secara
signifikan terhadap pencemaran tersebut adalah air raksa (Hg), yang mana
konsentrasinya dalam air permukaan telah jauh melebihi baku mutu lingkungan,
baik baku mutu pada PP No. 82 Tahun 2001 maupun baku mutu pada Kepmen
LH No. 202 Tahun 2004. Tercemarnya air permukaan oleh air raksa (Hg) diduga
akibat kegiatan pengolahan emas rakyat yang telah dilakukan di sekitar lokasi

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 21


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

rencana kegiatan sampai saat ini.

Berdasarkan hasil analisa sampel dan perhitungan indeks pencemaran, kualitas


air di Sungai Cikondang sendiri telah mengalami pencemaran berat dengan nilai
PI sebesar 10,73 (baku mutu PP. 82 Tahun 2001) serta pencemaran sedang
dengan nilai PI sebesar 9,02 (baku mutu Kepmen LH. No 202 Tahun 2004).

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 22


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Tabel 2- 11 Perhitungan nilai indeks pencemaran air permukaan berdasarkan baku mutu PP 82 Tahun 2001

Sampel
No. Parameter Li 1 2 3 4 5 6 7
Ci Ci/Li Ci Ci/Li Ci Ci/Li Ci Ci/Li Ci Ci/Li Ci Ci/Li Ci Ci/Li
1 Residu Terlarut 1000 19 0,02 39 0,04 24 0,02 208 0,21 41 0,04 27 1,42 107 0,11
2 Residu Tersuspensi 400 8,4 0,02 6,3 0,02 12,4 0,03 28 0,07 4,1 0,01 3,3 0,39 24 0,06
3 Keasaman (pH) 7 5,73 0,82 5,75 0,82 5,03 0,72 4,45 0,64 5,5 0,79 6,03 1,05 5,5 0,79
4 Oksigen Terlarut (DO) 3 4,4 0,26 4,1 0,72 4,5 1,14 3,5 0,16 3 1,00 3,1 0,15 3 1,00
5 BOD 6 7,68 1,10 7,29 1,04 4,99 0,71 3,84 0,55 10,74 1,79 2,69 0,38 1,92 0,32
6 Nitrit (NO2-N) 0,06 0,029 0,48 0,128 2,13 0,033 0,55 0 0,00 0,04 0,67 0 0,00 0,004 0,07
7 Tembaga (Cu) 0,02 0,052 2,60 0,056 2,80 0,075 3,75 1,797 10,7676 0,084 4,20 0,035 0,67 0,254 12,70
8 Kadmium (Cd) 0,01 0,0001 0,01 0,0001 0,01 0,0001 0,01 0,0834 8,34 0,0001 0,01 0,0001 1,00 0,017 1,70
9 Seng (Zn) 0,05 0,062 1,467 0,099 2,483 0,313 4,983 45,08 15,775 0,497 5,987 0,152 3,414 7,725 11,945
10 Timbal (Pb) 0,05 0,01 0,20 0,01 0,20 0,01 0,20 0,158 3,16 0,059 1,18 0,01 1,00 0,01 0,20
11 Arsen (As) 0,03 0,00 0,15 0,0045 0,15 0,0084 0,28 0,669 7,7415 0,0473 1,58 0,0035 0,80 0,0893 3,369
12 Air Raksa (Hg) 0,002 0,09 9,266 0,18 10,771 0,54 13,157 1,98 15,978 1,26 14,997 0,45 12,761 1,08 14,662
Ci/Li rata2 1,37 1,77 2,13 5,28 2,69 1,92 3,91
Ci/Li maksimum 9,27 10,77 13,16 15,98 15,00 12,76 14,66
Nilai PI 6,62 7,72 9,42 11,90 10,77 9,12 10,73
Sumber :ANDAL 2010 Evaluasi terhadap Nilai PI :
Keterangan: 0 ≤ PI ≤ 1,0 = m em enuhi baku mutu/kondisi
Lokasi Pengambilan sampel: baik 1,0 ≤ PI ≤ 5,0 = cemar ringan 5,0 ≤ PI
St.1 = Sungai Nagrak ≤ 10 = cemar sedang
St.2 = Sungai Nagri PI > 10 = cemar berat
St.3 = Sungai Tugu
St.4 = Sungai Tugu sesudah Tapak Proyek
St.5 = Sungai Tugu sebelum Tapak Proyek
St.6 = Sungai Cibitung
St.7 = Sungai Cikondang

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 23


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Tabel 2- 12 Perhitungan nilai indeks pencemaran air permukaan berdasarkan baku mutu Kepmen LH No. 202 Tahun 2004
Sampel
No. Parameter Li 1 2 3 4 5 6 7
Ci Ci/Li Ci Ci/Li Ci Ci/Li Ci Ci/Li Ci Ci/Li Ci Ci/Li Ci Ci/Li
1Residu Tersuspensi 400 8,4 0,02 6,3 0,02 12,4 0,03 28 0,07 4,1 0,01 3,3 0,39 24 0,06
2Keasaman (pH) 6-9 5,73 0,00 5,75 0,00 5,03 0,00 4,45 0,00 5,5 0,00 6,03 1,05 5,5 0,00
3Tembaga (Cu) 2 0,052 0,03 0,056 0,03 0,075 0,04 1,797 0,90 0,084 0,04 0,035 0,67 0,254 0,13
4Kadmium (Cd) 0,1 0,0001 0,00 0,0001 0,00 0,0001 0,00 0,0834 0,83 0,0001 0,00 0,0001 1,00 0,017 0,17
5Seng (Zn) 5 0,062 0,01 0,099 0,02 0,313 0,06 45,08 9,02 0,497 0,10 0,152 2,45 7,725 1,55
7Timbal (Pb) 1 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,158 0,16 0,059 0,06 0,01 1,00 0,01 0,01
8Arsen (As) 0,5 0,0044 0,01 0,0045 0,01 0,0084 0,02 0,669 1,34 0,0473 0,09 0,0035 0,80 0,0893 0,18
9Nikel (Ni) 0,5 0,01 0,02 0,01 0,02 0,01 0,02 0,05 0,10 0,01 0,02 0,01 1,00 0,03 0,06
10Krom Total 1 0,001 0,00 0,001 0,00 0,001 0,00 0,005 0,01 0,001 0,00 0,004 4,00 0,023 0,02
11Air Raksa (Hg) 0,005 0,09 7,27636 0,18 8,78151 0,54 11,1671 1,98 13,9885 1,26 13,007 0,45 10,77121 1,08 12,6723
Ci/Li rata2 0,74 0,89 1,13 2,64 1,33 2,31 1,48
Ci/Li maksimum 7,28 8,78 11,17 13,99 13,01 10,77 12,67
Nilai PI 5,17 6,24 7,94 10,07 9,25 7,79 9,02
Sumber : ANDAL, 2010 Evaluasi terhadap Nilai PI :
Keterangan: 0 ≤ PI ≤ 1,0 = m em enuhi baku mutu/kondisi
Lokasi Pengambilan sampel: baik 1,0 ≤ PI ≤ 5,0 = cem ar ringan 5,0 ≤ PI ≤
St.1 = Sungai Nagrak 10 = cemar sedang
St.2 = Sungai Nagri PI > 10 = cemar berat
St.3 = Sungai Tugu
St.4 = Sungai Tugu sesudah Tapak Proyek
St.5 = Sungai Tugu sebelum Tapak Proyek
St.6 = Sungai Cibitung
St.7 = Sungai Cikondang

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 24


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Gambar 2- 7 Peta hidrologi

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 25


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Pada (tiga) sungai dilakukan analisis terhadap sampel sedimen, meliputi Sungai
Nagrak, Sungai Nagri dan Sungai Tugu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana pencemaran logam berat akibat adanya penambangan rakyat yang
telah dilakukan sampai saat ini. Hasil analisis sedimen tersebut dapat dilihat pada
Tabel 2.13.

Tabel 2- 13 Hasil analisa sedimen


STASIUN
NO PARAMETER SATUAN
1 2 3
1 Tembaga (Cu) ppm 57,36 134,88 422,88
2 Timbal (Pb) ppm 20,16 194,16 382,08
3 Seng (Zn) ppm 149 529 1850
4 Nikel (Ni) ppm 8,04 11,4 47,04
5 Besi (Fe) ppm 92360 85490 99870
6 Kadmium (Cd) ppm 0,36 2,28 8,64
7 Krom Total ppm 53,16 67,2 228
8 Arsen (As) ppm 36,5 58,5 105,1
9 Air Raksa (Hg) ppb 303 2091 11273
Sumber : ANDAL 2010

Keterangan :
St.1 = Sungai Nagrak St.2 = Sungai Nagri St.3 = Sungai Tugu
*) Baku Mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001Tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran air

Berdasarkan hasil analisa tersebut dapat diketahui bahwa logam berat akibat
penambangan dan pengolahan emas yang dilakukan oleh rakyat, telah
mengalami pengendapan dan terakumulasi sebagai sedimen pada badan sungai.
(Referensi Dokumen Studi Analisi Dampak Lingkungan tahun 2010 halaman
II.19- II27)

2.3.4. Air Tanah

Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan pada waktu AMDAL, diketahui


kedalaman muka air tanah didaerah penelitian berkisar antara 1 - 5 meter dari
permukaan. Sedangkan pola aliran air tanah mengalir dari Selatan menuju Utara.
Kedalaman air tanah tersebut disajikan pada Tabel 2.14.

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 26


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Tabel 2- 14 Kedalaman muka air tanah


Koordinat Tinggi Permukaan Kedalaman
No. Lokasi
X Y (m) Air Tanah (m)
Kampung Cibereum, Desa
1 729207 9227103 918 1
Karyamukti
Kampung Babakannagrak,
2 732265 9225884 976 6,7
Desa Sukadana
Kampung Pasirmala,Desa
3 729447 9225741 967 1
Karyamukti
Kampung Rawaekek, Desa
4 732743 9224557 1021 1
Sukadana
5 Desa Wangunjaya 729958 9221797 1120 1
6 Rencana tapak tambang 732000 9224500 995 150
Sumber : ANDAL 2010

Pola aliran air tanah di daerah rencana tambang dapat diketahui dengan
melakukan pemodelan terhadap kondisi muka air tanah di tapak proyek
Pemodelan tersebut dilakukan dengan software Modflow 3.1. Hasil pemodelan
yang berupa Peta Aliran Air Tanah dapat dilihat pada Gambar 2.8.

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 27


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Gambar 2- 8 Peta pola aliran air tanah

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 28


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Disamping itu, telah dilakukan pengujian terhadap kualitas air tanah di daerah
penelitian yang telah disajikan pada Tabel 2.15.

Tabel 2- 15 Hasil analisis kualitas air tanah


STASIUN BAKU
NO PARAMETER SATUAN
1 2 3 4 5 6 MUTU**)
FISIKA
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
1 Bau - berbau Tidak berbau
berbau berbau berbau berbau berbau
Residu terlarut
2 mg/L 37 24 37 39 0 520 1000
(TDS)
3 Kekeruhan Skala NTU 4,55 4,55 5,6* 5,6* 8,05* 51,1* 5
O
4 Suhu C 24,2 23,7 25,4 25,3 22,8 25,7 ± 3ºC
5 Warna Skala TCU 2,44 1,08 3,75 3,28 2,11 43,3* 15
KIMIA
1 pH - 3,86* 4,04* 4,1* 4,7* 4,34* 4,69* 6,5 – 8,5
2 Nitrat sebagai N mg/L 0,02 0,035 0,023 0,024 0,023 0,023 50
3 Nitrit sebagai N mg/L 0 0 0 0,054 0 0 3
Kesadahan sbg
4 mg/L 8 12 20 28 4 1400* 500
CaCO3
5 Klorida (Cl-) mg/L 2,48 2,48 12,41 8,93 4,96 6,95 250
6 Ammonia (NH3) mg/L 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,003 1,5
7 Krom Total mg/L 0,006 0,001 <0,001 0,013 0,001 0,01 0,05
8 Arsen (As) mg/L 0,0001 <0,0001 0,0003 0,0026 0,0002 1,416 (-)
9 Nikel (Ni) mg/L 0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 0,2* 0,02
10 Besi (Fe) mg/L 0,085 0,071 0,03 0,013 0,079 2,564* 0,3
11 Seng (Zn) mg/L 0,143 0,328 0,093 0,118 0,118 66,45* 3
12 Tembaga (Cu) mg/L 0,055 0,063 0,047 0,052 0,055 5,761* 2
13 Kadmium (Cd) mg/L 0,0014 0,0009 0,0011 <0,0001 <0,0001 0,2522* 0,003
14 Timbal (Pb) mg/L <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 0,36* 0,01
15 Air Raksa (Hg) ppb <0,09 0,18 0,09 <0,09 0,36 0,18 >3
16 Sulfat (SO4) mg/L 24,75 22 27 29,5 29,5 312,5* 250
BIOLOGI
1 Total coliform JPT/100 ml 0 0 90* 0 40 0 50
2 MPN E. Coli JPT/100 ml 0 0 40* 0 0 0 0
Sumber : ANDAL, 2010
Keterangan :
St.1 = Kampung Cibereum Desa Karyamukti
St.2 = Kampung Babakannagrak Desa Sukadana
St.3 = Kampung Pasirmala Desa Karyamukti
St.4 = Kampung Rawaekek Desa Sukadana
St.5 = Desa Wangunjaya
St.6 = Tapak Proyek
(-) Tidak Ada Nilai
*) Telah melebihi Baku Mutu
**) Baku Mutu berdasarkan Permenkes No. 907/Menkes/SK/VII/2002 tanggal 29 Juli 2002
tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 29


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Berdasarkan hasil analisa tersebut dapat diketahui bahwa terdapat beberapa


parameter yang telah melebihi baku mutu lingkungan, baik parameter fisika, kima
maupun biologi. Parameter fisika dan kimia yang melebihi baku mutu lingkungan
tersebut antara lain adalah kekeruhan, warna. keasaman (pH), kesadahan, Nikel
(Ni), Besi (Fe), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Kadmium (Cd), Timbal (Pb), Sulfat
(SO4). Sedangkan parameter biologi yang melebihi baku mutu lingkungan antara
lain meliputi Total Coliform dan E. Coli. Hampir semua parameter fisik dan kimia
dari sampel air tanah yang diambil di tapak proyek telah melebihi baku mutu
lingkungan. Di sisi lain, kandungan Total Coliform dan E. Coli yang melebihi baku
mutu lingkungan ditemukan di Kampung Pasirmala, Desa Karyamukti.

Selanjutnya analisa tingkat pencemaran dengan metode indeks pencemaran


atau pollution index (Kepmen LH No. 115 Tahun 2003) juga dilakukan
terhadap kualitas air tanah di daerah rencana tambang. Sedangkan baku mutu
yang digunakan dalam perhitungan indeks pencemaran air tanah (Lij) adalah
baku mutu yang berdasarkan pada Permenkes No. 907/Menkes/SK/VII/2002
tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.

Hasil perhitungan nilai indeks pencemaran pada air tanah di daerah rencana
tambang telah disajikan pada Tabel 2.16. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut
dapat diketahui bahwa pada umumnya kualitas air tanah selain di pemukiman
sekitar tapak proyek mengalami pencemaran ringan dengan nilai PI berkisar
antara 2,0 sampai 2,59. Di sisi lain, kualitas air tanah di rencana kegiatan telah
tercemar sedang dengan nilai PI sebesar 7,9. Pencemaran pada air tanah
tersebut disebabkan karena rencana tapak proyek merupakan bekas tambang
bawah tanah yang mana terdapat material sulfida yang telah mengalami oksidasi
akibat reaksinya dengan air dan udara, sehingga membentuk air asam tambang.

(Referensi Dokumen Studi Analisi Dampak Lingkungan tahun 2010 halaman


II.28- II36)

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 30


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Tabel 2- 16 Indeks pencemaran air tanah di sekitar lokasi rencana tambang


Sampel
No. Parameter Li 1 2 3 4 5 6
Ci Ci/Li Ci Ci/Li Ci Ci/Li Ci Ci/Li Ci Ci/Li Ci Ci/Li
1 pH 6,5 – 8,5 3,86 3,64 4,04 3,46 4,1 3,40 4,7 2,80 4,34 3,16 4,69 2,810
2 Nitrat sebagai N 50 0,02 0,0004 0,035 0,0007 0,023 0,0005 0,024 0,0005 0,023 0,0005 0,02 0,0005
3 Nitrit sebagai N 3 0 0 0 0 0 0 0,054 0,02 0 0 0 0
4 Kesadahan sbg CaCO3 500 8 0,26 12 0,72 20 1,14 28 0,16 4 0,01 1400 2,80
5 Klorida (Cl-) 250 2,48 0,35 2,48 0,35 12,41 1,77 8,93 1,28 4,96 0,02 6,95 0,028
6 Ammonia (NH3) 1,5 0,0001 0,00 0,0001 0,00 0,0001 0,00 0,0001 0,00 0,0001 0,00 0,00 0,002
7 Krom Total 0,05 0,006 0,12 0,001 0,02 0,001 0,02 0,013 0,26 0,001 0,02 0,01 0,20
8 Nikel (Ni) 0,02 0,01 0,50 0,01 0,50 0,01 0,50 0,01 0,50 0,01 0,50 0,20 6,00
9 Besi (Fe) 0,3 0,085 0,28 0,071 0,24 0,03 0,10 0,013 0,04 0,079 0,26 2,56 8,55
10 Seng (Zn) 3 0,143 0,05 0,328 0,11 0,093 0,03 0,118 0,04 0,118 0,04 66,45 7,73
11 Tembaga (Cu) 2 0,055 0,03 0,063 0,03 0,047 0,02 0,052 0,03 0,055 0,03 5,76 2,88
12 Kadmium (Cd) 0,003 0,0014 0,47 0,0009 0,30 0,0011 0,37 0,0001 0,03 0,0001 0,03 0,25 10,62
13 Timbal (Pb) 0,01 0,01 1,00 0,01 1,00 0,01 1,00 0,01 1,00 0,01 1,00 0,36 8,78
14 Air Raksa (Hg) 3 0,09 0,03 0,18 0,06 0,09 0,03 0,09 0,03 0,36 0,12 0,18 0,06
15 Sulfat (SO4) 250 24,75 0,10 22 0,09 27 0,11 29,5 0,12 29,5 0,12 312,5 1,25
Ci/Li rata2 0,46 0,46 0,57 0,42 0,35 3,45
Ci/Li maksimum 3,64 3,46 3,40 2,80 3,16 10,62
Nilai PI 2,59 2,47 2,44 2,00 2,25 7,90
Sumber : ANDAL 2010
Keterangan :
Evaluasi terhadap Nilai PI :
St.1 = Kampung Cibereum Desa Karyamukti St.2 = Kampung Babakannagrak Desa Sukadana
0 ≤ PI ≤ 1,0 = memenuhi baku mutu/kondisi baik
St.3 = Kampung Pasirmala Desa Karyamukti St.4 = Kampung Rawaekek Desa Sukadana
1,0 ≤ PI ≤ 5,0 = cemar ringan 5,0 ≤ PI ≤ 10 =
St.5 = Desa Wangunjaya St.6 = Tapak Proyek
cemar sedang
Li = Baku Mutu berdasarkan Permenkes No. 907/Menkes/SK/VII/2002 tanggal 29 Juli 2002
PI > 10 = cemar berat
tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 31


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

2.3.5. Biologi Akuatik dan Terrestrial

1. Biologi akuatik
A. Plankton

Plankton adalah suatu organisme yang melayang dan terbawa arus air.
Secara umum plankton dikelompokkan menjadi 2 golongan utama, yaitu
fitoplankton yang bersifat autotropik (hidup sebagai produsen) serta
zooplankton (hidup sebagai konsumen). Distribusi, komposisi dan
keanekaragaman jenis plankton sangat dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan perairan. Material yang masuk pada perairan akibat kegiatan di
daratan akan mempengaruhi kehidupan plankton dan akan mendominansi
dari suatu perairan. Hal ini dapat mengakibatkan keanekaragaman jenis
plankton menjadi rendah. Kualitas lingkungan dari suatu perairan dapat
diketahui melalui perhitungan indeks diversitas (keanekaragaman jenis).

Dari hasil analisis plankton yang dilakukan laboratorium maka ditemukan 21


jenis fitoplankton dan 15 jenis zooplankton. Jumlah jenis zooplankton yang
lebih kecil dari fitoplankton hal ini dikarenakan zooplankton mempunyai
kedudukan yang lebih tinggi dalam rantai makanan. Keanekaragaman
Simpson jenis fitoplankton di lokasi sekitar kegiatan antara 0,229 - 0,714.
Apabila keanekaragaman Simpson jenis fitoplankton dibandingkan dengan
kriteria dari (Odum, 1975) maka perairan sekitar kegiatan penambangan
kondisinya masih stabil/baik kecuali di lokasi Sungai Nagrak dan Sungai
Tugu setelah bercampur dengan Sungai Cibitung.

Keanekaragaman Simpson jenis zooplankton di lokasi sekitar kegiatan


berkisar antara 0,50 - 0,763. Apabila keanekaragaman Simpson jenis
zooplankton dibandingkan dengan kriteria dari (Odum, 1978) maka perairan
sekitar kegiatan penambangan kondisinya masih stabil/baik kecuali di lokasi
Sungai Tugu setelah bercampur dengan Sungai Cibitung.

Keanekaragaman Simpson jenis plankton di lokasi sekitar kegiatan antara


0,661 - 0,859.Apabila keanekaragaman Simpson jenis plankton
dibandingkan dengan kriteria dari (Odum, 1975) maka perairan sekitar
kegiatan penambangan kondisinya masih stabil/baik.

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 32


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

B. Benthos

Benthos adalah organisme yang hidup menetap di dasar perairan yang


memiliki kemampuan untuk mendaur ulang bahan–bahan organik,
membantu proses mineralisasi, dan berperan penting dalam rantai makanan,
sehingga benthos dapat digunakan sebagai indikator pencemaran dan
produktivitas perairan. Habitat ideal bagi benthos yaitu sungai berarus
tenang dengan dasar badan perairan yang berlumpur atau berpasir. Dengan
adanya kegiatan penambangan di darat maka akan mempengaruhi
kehidupanbenthos.

Dari hasil pengamatan ditemukan 10 jenis benthos dengan jenis yang


terbanyak adalah Chironomus sp. Keanekaragaman Shannon jenis benthos
di lokasi sekitar kegiatan antara 0,00 – 1,682. Apabila keanekaragaman jenis
benthos dibandingkan dengan kriteria dari (Lee et al, 1978) maka perairan
sekitar kegiatan penambangan umumnya kondisi sudah buruk dan Sungai
Tugu sebelum tapak proyek, Sungai Tugu sesudah tapak proyek serta
Sungai Tugu setelah bercampur dengan Sungai Cibitung kondisinya dari
buruk sampai sangat buruk. Hal tersebut dikarenakan sebelum adanya
kegiatan penambangan yang dilakukan oleh CKP telah ada kegiatan
penambangan yang dilakukan oleh masyarakat.

C. Nekton (ikan)

Berdasarkan hasil wawancara dengan penduduk lokal di sungai tempat


pembuangan air dari mulut lubang tambang dan sungai-sungai kecil di
sekitar tambang, jenis-jenis ikan yang teridentifikasi sebanyak 5 jenis.
Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.17.

Tabel 2- 17 Jenis-Jenis ikan yang ditemukan di sekitar lokasi penambangan


No Nama lokal Nama ilmiah
1 Bogo Ophiocephalus gachua
2 Nila Thalassoma lunare
3 Mujaer Tilapia mossambica
4 Lele Clarias batrachus
5 Beunteur Puntius binotatus

Kehidupan nekton dipengaruhi oleh kualitas perairan antara lain suhu,


kekeruhan, salinitas, pH, dan oksigen terlarut (DO).Apabila ada pencemar

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 33


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

masuk ke dalam perairan dapat menggangu kelangsungan hidup biota air


diantaranya ikan. (Referensi Dokumen Studi Analisi Dampak Lingkungan
tahun 2010 halaman II.43- II46)

2. Biologi terrestrial

A. Flora
Jenis vegetasi di daerah rencana tambang sebagian besar merupakan
tanaman budidaya yaitu perkebuan teh (Camellia sinensis) yang
merupakan milik perusahaan perkebunan dan kebun teh (Tea sinensis) milik
rakyat yang bercampur dengan tanaman jeungjing (Parasianthes falcataria).
Disamping tanaman tersebut terdapat juga tanaman kopi (Cofea Arabica),
alpukat (Persea Americana), mangga (Mangifera indica), sirsak (Annona
Americana), cabe rawit (Capsicum frutescens), dan kelapa (Cocos nicifera).

Di luar daerah perkebunan terdapat beberapa jenis tanaman seperti terlihat


pada Tabel 2.18.

Tabel 2- 18 Daftar tanaman di sekitar lokasi kegiatan CKP


Lokasi
No Nama lokal Nama ilmiah Kegunaan
1 2 3 4 5 6
1 Puspa Schima walichii x x x Industri
2 Kaso Saccharum spontaneum x x x Gulma
3 Jeungjing Parasianthes falcataria x x x Industri
4 Ki endog Xanthophyllum excelsum x Industri
5 Harendong Melastoma sp. x x x x Gulma
7 Manii Maessopsis eminii x x x x Pelindung
8 Cebreng Gamellina arborea x x Pelindung
9 Kayu manis Cinnamomum x x x x Penyedap
zeylanicum
10 Pinus Pinus mercusii x Industri
11 Bitarua Quercus sp. Industri
12 Rasamala Altingia excels x x Industri
13 Paku resam Gleichenia linearis Gulma
14 Akasia Acasia moniliformis x x x Industri
15 Pisang Musa paradissiaca x x x x Buah-buahan
16 Tangkil Gnetum gnemon x x x x Sayur
17 Jambu batu Psidium guajava x x x x x x Buah-buahan
18 Kaliandra Caliandra surinamensis x x x x x Kayu bakar
19 Arben Rubus rosaefolius x Buah-buahan
20 Paku Nephrolepis sp. x x Gulma
21 Jukut kawat Cynodon dactylon x Gulma
22 Bambu tali Gigantochloa apus x x x x x x Industri
23 Bitung Dendrocalamus asper x x x Industri
24 Nangka Artocarpus heterophyllus x x x x x x Buah-buahan

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 34


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Lokasi
No Nama lokal Nama ilmiah Kegunaan
1 2 3 4 5 6
25 Kersen Muntingia calabora x Buah-buahan
26 Mangga Mangifera indica x x x x x Buah-buahan
27 Durian Durio zibethinus x x x x x x Buah-buahan
28 Kawung Arenga pinnata x x x x x Industri
29 Cengkeh Eugenia aromatica x x x x Obat
30 Alpukat Persea americana x x Buah-buahan
31 Peuteuy Parkia speciosa x x x x x Penyedap
32 Muncang Aleuritas moluccana x x Penyedap
33 Rambutan Nephelium lappaceum x x x x Buah-buahan
34 Jengkol Pitecelobium dulce x Penyedap
35 Hamerang Ficus fulva x Industri
minyak
36 Kina Cinchona pubeschens Obat
37 Kibeusi Dracaena fragrans x x x x Hias
38 Kopi Cofea Arabica x x x x x Penyedap
39 Jambu air Syzygium aqueum x x x x x Buah-buahan
40 Limus Mangifera odorata x x x x x x Buah-buahan
41 Wera Hibiscus rosasinensis x x x Hias
42 Kelapa Cocos nucifera x x x x x Industri
43 Hanjuang Cordyline fruticosa x x x x Hias
44 Mahoni Swiethania mahagoni x x x x x Industri
45 Suren Toona sureni x x x x Industri
46 Sampeu Manihot esculenta x x x x x x Pangan
47 Padi Oryza sativa x x x x Pangan
48 Danas Ananas comosus x x x x Buah-buahan
49 Labu Sechium edulis x x x x x Sayur
50 Bawang daun Allium fistulosum x x Sayur
51 Leunca Solanum nigrum x x x Sayur
52 Pepaya Carica papaya x x x x Buah-buahan
53 Lame Alstonia scholaris x Industri
54 Katuk Sauropus androginus x x x Sayur
55 Jeruk bali Citrus grandis x x x Buah-buahan
56 Randu Ceiba pentandra x x Industri
57 Cabe merah Capsicum annum x x x x Penyedap
58 Tomat Lycopersicon lycopersicum x x x Sayur
59 Taleus Colocasia sp. x x x x Pangan
60 Jabon Anthocephalus cadamba x x x Industri
61 Jagung Zea mays x x Pangan
62 Genjer Limnocharis flava x Sayur
63 Kangkung Ipomoea aquatica x x Sayur
64 Waregu Raphis excels x x x Hias
65 Kaliki/jarak Ricinus communis x Industri
66 Laja Alpinia galanga x x x x Penyedap
67 Ros Rosa hybrid x Hias
68 Tebu Saccharum offcinarum x x x Industri
69 Cemara kipas Thuja occidentalis x Hias

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 35


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Lokasi
No Nama lokal Nama ilmiah Kegunaan
1 2 3 4 5 6
70 Kiara/beringin Ficus sp. x Hias
71 Kopo Syzygium pycnanthum x Industri
72 Campoleh Medehuca cuneata x x
73 Peuteuy cina Leucaena leucephala x Sayur
74 Jeruk Citrus sinensis x x x x x x Buah-buahan
75 Kucubung Datura metel x Hias
76 Cengek Capsicum frutescen x x x x x Penyedap
77 Kapol Amomum cardamomum x Obat
78 Ubi jalar Ipomoea batatas x x x x Pangan
79 Kedondong Spandias pinnata x x x x x Buah-buahan
80 Kapas Gossipiu barbadensis x x Industri
81 Hiris Cajanus cajan x Sayur
82 Ganyong Canna edulis x Pangan
83 Berenuk Cresentia eujete x x Hias
84 Kacang Arachis hypogaea x Sayur
85 Lidah buaya Aloe vera. x x x Hias
86 Kelor Moringa oleifera x x Obat
87 Teureup Artocarpus elasticus x Industri
88 Salak Salacca edulis x x x x Buah-buahan
89 Tisuk Hibiscus macrophyllus x x Industri
90 Karet Ficus elastic x Hias
munding
91 Bidara Zizypus sp. x Pelindung
92 Kol Brassica olaracea x Sayur
93 Sente Alocsia macrorrhiza x x Hias
94 Babadotan Ageratum conyzoides x x x x Gulma
95 Jambu bol Syzygium malaccense x x x Buah-buahan
96 Ki piit Maesa latifolia x x x x Industri
97 Kisireum Eugenia cymosa x Industri
98 Sereh Cymbopogon citratus x x x x Penyedap
99 Surawung Ocimum basilicum x Sayur
100 Jati Tectona grandis x x x Industri
101 Lamtoro GungLeucaena Leucephala x Industri
102 Patah tulang Pedilanthus sp. x Hias
103 Saninten Castonopsis argentea Industri
104 Ilat Cyperus sp. x x x Gulma
105 Paku rane Selaginella sp. x Gulma
106 Rotan Calamus sp. x Industri
107 Rumput gajah Pennisetrum purpureum x Industri
108 Jaat Psophocarpus tetragonolobus x Sayur
109 Kecapi Sandoricum koetjape x x Buah-buahan
110 Jambe Areca catechu x x Obat
111 Sirsak Annona muricata x x x x Buah-buahan
112 Coklat Theobroma cacao x Industri
Jumlah Jenis 56 47 54 50 49 48

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 36


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Sumber : ANDAL 2010 Lokasi :


1. Kampung Nagrak Desa Sukadana
2. Kampung Rawa Ekek Desa Sukadana
3. Kampung Sindang hayu Desa Mangun Jaya
4. Kampung Cibeureum Desa Karyamukti
5. Kampung Babakan Sari Desa Karyamukti
6. Kampung Sudi Desa Karyamukti

B. Fauna
Jenis-jenis satwa liar yang terdapat di wilayah berdasarkan studin AMDAL
2014 meliputi mamalia, burung, reptil, dan amphibia.

Mammalia
Dari hasil wawancara dan jejak serta pengamatan langsung, jenis mammalia
yang terdapat di sekitar penambangan ini antara lain dapat dilihat pada
Tabel 2.19.

Tabel 2- 19 Jenis mammalia di sekitar lokasi rencana tambang


Lokasi
No Nama lokal Nama ilmiah
1 2 3 4 5 6
1 Monyet Macaca fascicularis w
2 Lasun Herpestes javanicus* w w W
3 Careuh Paradoxurus hermaphroditus w w w w W
4 Bajing Tupai glis L L L L L
5 Tikus rumah Rattus rattus w w w w w W
6 Babi Susbarbatus w w J
Sumber: AMDAL 2014Lokasi :
1. Kampung Nagrak Desa Sukadana
2. Kampung Rawa Ekek Desa Sukadana
3. Kampung Sindang hayu Desa Mangun Jaya
4. Kampung Cibeureum Desa Karyamukti
5. Kampung Babakan Sari Desa Karyamukti
6. Kampung Sudi Desa Karyamukti
W = wawancara; L = langsung terlihat; J =jejak;

* Dilindungi berdasarkan PP No.7 Tahun 1999

Berdasarkan hasil pengamatan di dekat lokasi rencana tambang


teridentifikasi 6 jenis mamalia. Jenis mamalia yang dilindungi pada keenam
lokasi sebanyak 1 jenis yaitu lasun (Herpestes javanicus). Jumlah jenis
mamalia yang sedikit hal ini berhubungan dengan habitat yang umumnya
adalah kebun teh (Camellia sinensis). Oleh karena itu skala kualitas

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 37


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

lingkungan adalah 2 (KL-2).

Reptil dan amphibi


Di sekitar lokasi rencana tambang teridentifikasi sebanyak 6 jenis reptil dan 1
jenis amphibi. Jenis reptil dan amphibi yang teridentifikasi didasarkan pada
hasil wawancara. Reptil yang ditemukan berdasarkan hasil wawancara yaitu:
Kobra (Naja sp.), ular welang (Bungarus fasciatus), ular pucuk
(Gonyosoma oxycephalum), ular koros (Ptyas korros), ular phyton (Phyton
reticulatus), ular cai (Enhydris enhydris), sedangkan reptil yang ditemukan
secara langsung yaitu: cicak (Cosymbotus platyurus), bunglon (Bronchocela
jubata), kadal (Mabuia multifasciata), toke (Gecko gecko), dan biawak
(Varanus salvator). Amphibi yang ditemukan berdasarkan hasil pengamatan
langsung yaitu katak (Bufo bufo). Hewan reptil dan amphibi yang terdapat
pada lokasi rencana penambangan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
2.20.

Tabel 2- 20 Jenis-jenis reptil dan amphibi

No Nama lokal Nama ilmiah


Reptil
1 Ular pucuk Gonyosoma oxycephalum
2 Ular welang Bungarus fasciatus
3 Ular koros Ptyas korros
4 Kobra Naja sp.
5 Phyton* Phyton reticulatus
6 Ular cai Enhydris enhydris
7 Kadal Mabuia multifasciata
8 Biawak Varanus salvator
9 Toke Gecko gecko
10 Bunglon Bronchocela jubata
11 Cicak Cosymbotus platyurus
Amphibia
1 Katak Bufo bufo
Sumber: ANDAL 2010
Keterangan: * Dilindungi berdasarkan PP No.7 Tahun 1999

Aves (burung)
Jenis burung yang ditemukan pada enam lokasi studi sebanyak 27 jenis,
dimana jumlah jenis ditiap lokasi antara 17 - 20 jenis. Perbedaan jumlah
jenis yang teridentifikasi ditiap lokasi dikarenakan mobilitas burung yang
cukup tinggi dan faktor waktu. Jenis burung-burung yang dilindungi di enam

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 38


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

lokasi teridentifikasi sebanyak 5 jenis seperti raja udang (Alcedo meninting),


burung madu belukar (Anthreptes singalensis), pijantung kecil
(Arachnothera longirostra), cekakak cina (Halcyon pileata), burung madu
sriganti (Nectarina jugularis), dimana ditiap lokasi ditemukan burung antara 3
- 5 jenis yang dilindungi. Keanekaragaman jenis burung pada enam lokasi
studi antara 2,61 – 2,90.

Berdasarkan habitatnya, burung-burung yang teridentifikasi umumnya


ditemukan pada areal habitat terbuka atau semak belukar antara lain:
kutilang (Pycnonotus aurigaster), tekukur (Streptopelea chinensis), perkutut,
bondol (Lonchura leucogastroides), greja (Passer montanus), cerucuk
(Pycnonotus goiavier) dan burung madu belukar (Anthreptes singalensis).
Jadi burung-burung tersebut menunjukkan hidup di habitat yang sudah
terbuka.

Burung yang teridentifikasi di sekitar lokasi rencana tambang selengkapnya


dapat dilihat pada Tabel 2.21.

Tabel 2- 21 Jenis burung di sekitar lokasi rencana tambang


Lokasi
No Nama Ilmiah Nama Lokal
1 2 3 4 5 6
1 Acridotheres javanicus Raja udang biru 1 2 1
2 Alcedo meninting* Raja udang 1 1 2
3 Aethopyga siparaja Burung madu 2 1 1 3
4 Anthreptes singalensis* Burung madu belukar 1 1 2 1 2 1
5 Apus affinis Kepinis 2 3 4 3 3 2
6 Arachnothera longirostra* Pijantung kecil 1 1 2 1 1
7 Colacallia esculenta Walet sapi 3 2 2 1 3
8 Copsychus saularis Kucica kampung 1 2 1 1 1
9 Corvus enca Gagak 1 1 1
10 Coturnix chinensis Puyuh batu 1
11 Dicrurus macrocercus Srigunting 1 1 1 1
12 Geopelia striata Perkutut 3 1 1 2 1 2
13 Halcyon pileata* Cekakak cina 1 1 1 1
14 Lonchura leucogastroides Bondol 2 4 3 3 5
15 Loriculus galgulus Serindit melayu 1 2 1 1 1
16 Megalaima haemacephala Takur ungkut ungkut 1 1 1
17 Meiglyptes tristis Caladi batu 1
18 Nectarina jugularis* Burung madu sriganti 1 1 1 1
19 Orthotomus atrogularis Cinenen belukar 2 3 1 2 3 2
20 Padda oryzyvora Gelatik jawa 1
21 Passer montanus Greja 4 5 4 1 5 6

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 39


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Lokasi
No Nama Ilmiah Nama Lokal
1 2 3 4 5 6
22 Pycnonotus aurigaster Kutilang 5 6 3 3 3 2
23 Pycnonotus goiavier Cercuk 3 1 2 2 2 1
24 Spilornis cheela Elang ular 1 1
25 Streptopelea chinensis Tekukur 1 3 1 1 3 1
26 Prinia familiaris Ciblek
27 Zosterops palpebrosus Kacamata 3 3 2 1 1
Jumlah 38 38 37 30 33 33
Jumlah jenis 19 18 19 20 17 17
I D Shannon 2,78 2,65 2,83 2,90 2,66 2,61
Evennes 0,94 0,91 0,96 0,96 0,94 0,92

Sumber: ANDAL 2010Lokasi :


1. Kampung Nagrak Desa Sukadana
2. Kampung Rawa Ekek Desa Sukadana
3. Kampung Sindang hayu Desa Mangun Jaya
4. Kampung Cibeureum Desa Karyamukti
5. Kampung Babakan Sari Desa Karyamukti
6. Kampung Sudi Desa Karyamukti
* Dilindungi berdasarkan PP No.7 Tahun 1999

Berdasarkan indeks keanekaragaman dan keberadaan jenis yang


terlindungi, skala kualitas lingkungan secara keseluruhan pada lokasi
kegiatan termasuk dalam KL-4 (kualitas lingkungan sedang). Selengkapnya
skala kualitas lingkungan berdasarkan keanekaragaman burung terlihat
pada Tabel 2.22.

Tabel 2- 22 Skala kualitas lingkungan berdasarkan keanekaragaman burung


Keberadaan Jenis Burung yang Dilindungi dan/atau Jenis Penting (endemik, langka,
relik, nilai ekonomis tinggi, nilai budaya tinggi, nilai ekologi tinggi, dll)
H’
Tidak ada jenis
1-5 Jenis > 5 Jenis 1-5 Jenis > 5 Jenis
dilindungi dan/atau
Penting Penting dilindungi dilindungi
penting
<1 KL-1 KL-2 KL-3 KL-4 KL-5
1- 2 KL-2 KL-3 KL-4 KL-4 KL-5
2,01-2,5 KL-3 KL-4 KL-4 KL-5 KL-5
2,51-3 KL-4 KL-4 KL-5 KL-5 KL-5
>3 KL-5 KL-5 KL-5 KL-5 KL-5
Sumber : ANDAL 2010

(Referensi Dokumen Studi Analisi Dampak Lingkungan tahun 2010 halaman II.36- II43)

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 40


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

2.3.6. Sosial, Ekonomi dan Budaya

A. Kependudukan
Secara keseluruhan Kecamatan Campaka mempunyai luas wilayah 142,87 km2
dan terdiri dari 11 desa. Kondisi demografis desa-desa di sekitar lokas rencana
tambang terutama dilihat dari struktur kependudukan, proses kependudukan, serta
ketenagakerjaan tahun2012 terangkum pada tabel-tabel berikut.

Tabel 2- 23 Luas wilayah, banyaknya rumah tangga, jumlah penduduk dan


kepadatanpenduduk di desa-desa sekitar lokasi tambang Tahun 2012

Sumber: ANDAL 2010

Berdasarkan tabel di atas dapat dibaca bahwa total penduduk yang tinggal di
Kecamatan Campaka tahun 2012 adalah 66.694 jiwa dengan rata-rata kepadatan
penduduk perkilometer persegi adalah 466 jiwa. Kondisi di desa-desa sekitar
lokasi rencana tambang dibandingkan dengan kondisi di Kecamatan Campaka
umumnya mempunyai tingkat kepadatan penduduk lebih rendah, kecuali Desa
Cimenteng dengan tingkat kepadatan 549 jiwa/km2. Untuk kepadatan perrumah
tangga di Kecamatan Campaka adalah 3,25 jiwa atau hampir sama dengan rata-
rata kepadatan per rumah di desa-desa sekitar lokasi rencana tambang (3,24
jiwa).

Tabel 2- 24 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin tahun 2012


Sebaran Penduduk
No Nama Desa
L P Jumlah Sex Ratio
1 Wangunjaya 2.727 2.789 5.516 97,78
2 Sukadana 2.762 2.731 5.493 101,13
3 Karyamukti 2.747 2.667 5.414 103,56
Kecamatan Campaka 33.404 33.290 66.694 100,34
Sumber: ANDAL 2010

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 41


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Berdasarkan komposisi penduduk di Kecamatan Campaka menurut jenis kelamin,


nampak bahwa penduduk dengan jenis kelamin laki- laki lebih banyak bila
dibandingkan dengan perempuan dengan rasio 100,34. Di sekitar lokasi rencana
tambang, Desa Sukadana, Desa Karyamukti mempunyai kondisi yang sama
dengan Kecamatan Campaka. Untuk Desa Wangunjaya jumlah penduduk berjenis
kelamin perempuan lebih banyak dari penduduk laki-laki dengan rasio 97,78 –
98,45. (Referensi Dokumen Studi Analisi Dampak Lingkungan tahun 2010
halaman II.46- II.50)

B. Tingkat pendidikan
Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan adalah struktur penduduk
menurut jenjang pendidikan yang ditamatkan. Gambaran demografi penduduk di
sekitar lokasi rencana tambang menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan
kondisi tahun 2012 adalah sebagai berikut.

Tabel 2- 25 Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan

Sumber : ANDAL 2010

Dari tabel tentang struktur penduduk menurut jenjang pendidikannya, dapat


diamati bahwa jumlah penduduk di Kecamatan Campaka tahun 2012 yang
memiliki pendidikan rendah (sampai dengan tamat SD) cukup besar (87,78%),
tamat pendidikan menengah (SLTP/SLTA) 11,64% dan selebihnya (0,58%)
merupakan penduduk yang memiliki jenjang pendidikan setingkat akademi /
Perguruan Tinggi.

Kondisi yang sama juga terjadi di desa-desa sekitar lokasi rencana tambang
dimana struktur yang ada adalah mayoritas penduduk berpendidikan setingkat SD,
kemudian diikuti dengan penduduk dengan status tamat SLTP/SLTA serta yang
berpendidikan Akademi / Perguruan Tinggi prosentasenya masih relatif kecil
(0,31% – 0,50%).

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 42


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

C. Mata pencaharian penduduk


Secara keseluruhan jenis mata pencaharian penduduk di desa-desa wilayah studi
cukup beragam. Jenis dan jumlah mata pencaharian penduduk kondisi tahun 2012
seperti tabel di bawah ini.

Tabel 2- 26 Banyaknya penduduk menurut mata pencaharian

Sumber : ANDAL 2010

Dari beberapa tabel di atas terlihat bahwa mata pencaharian penduduk yang
tinggal di Kecamatan Campaka cukup beragam. Mulai dari pegawai negeri
(PNS/TNI) maupun yang bekerja di swasta sebagai karyawan / buruh, sampai
dengan yang berprofesi sebagai wirausaha diberbagai bidang (pertambangan,
angkutan, industri rumah tangga, konstruksi), disamping banyak juga yang
menekuni usaha di bidang pertanian.

Mata pencaharian utama penduduk di Kecamatan Campaka mayoritas adalah


sebagai petani dan buruh dengan prosentase masing-masing 41% (petani) dan
38% (buruh). Profesi lain yang digeluti penduduk di Kecamatan Campaka adalah
pegawai / karyawan 10%, usaha mandiri sebagai wiraswasta / wirausaha
sebanyak 9%, dan sebagai PNS/TNI termasuk Pensiunan 2%.

Demikian pula mayoritas penduduk di wilayah studi mempunyaiprofesi utama yang


sama yaitu sebagai petani dan buruh. Sebagai sampel di Desa Karyamukti buruh
merupakan profesi utama yang paling banyak digeluti penduduk dengan jumlah
38%, disusul petani 29%. Profesi lain yang cukup besar adalah sebagai karyawan
23%, seterusnya wiraswasta 9% dan PNS/TNI 1%. Bila dilihat lebih detil, buruh
yang dimaksud adalah buruh tani dan tambang, sedang profesi petani adalah
pertanian tanaman pangan / padi. Bekerja di perkebunan swasta sebagai
karyawan perkebunan teh termasuk profesi yang banyak dilakukan penduduk
Desa Karyamukti, selain yang berwirausaha dibidang pertambangan dan
perdagangan.

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 43


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

D. Ekonomi
Persentase penduduk yang mempunyai penghasilan per bulan dibawah Rp.
1.000.000,- (Satu Juta Rupiah) cukup besar (56%). Dengan nominal itu berarti
masih cukup banyak penduduk di sekitar lokasi tapak proyek yang mempunyai
penghasilan di bawah UMK Kab. Cianjur tahun 2014. (Rp. 1.500.000,-).

Hasil wawancara dengan penduduk, penghasilan dibawah Rp. 1 juta sebagian


diperoleh dari profesi sebagai buruh, diantaranya buruh pemetik teh yang perbulan
rata-rata memperoleh Rp. 500.000,- (Lima Ratus Ribu Rupiah), atau sebagai
karyawan seperti Satpam yang memperoleh gaji sekitar Rp. 22.000,- per hari atau
sekitar Rp. 600.000,- – Rp. 700.000,- perbulan.

Penghasilan yang hampir sama diperoleh penduduk yang berprofesi sebagai


penambang (buruh tambang / PETI). Setelah dibagi dengan pengelola tambang,
hasil tambang yang diperoleh kemudian dijual dan dibagi dengan anggota
kelompok penambang (rata-rata 10 orang), penghasilan yang diperoleh perorang
per hari +Rp. 20.000,- (Dua Puluh Ribu Rupiah). Dengan akan beroperasinya
perusahaan tambang CKP sangat diharapkan dapat meningkatkan penghasilan
penduduk khususnya penambang rakyat / PETI yang direkrut sebagai karyawan
paling tidak sesuai dengan UMK Kabupaten Cianjur yang saat ini diberlakukan.
Referensi Dokumen Studi Analisi Dampak Lingkungan tahun 2010 halaman II.50-
II55)

E. Sosial budaya
Masyarakat Cianjur sebagai bagian Propinsi Jawa Barat / Pasundan adalah
pendukung kebudayaan Sunda. Dalam berkomunikasi mereka menggunakan
bahasa Sunda-Priangan yang lebih “murni” dan “halus” dibandingkan dengan
bahasa Sunda non-Priangan, seperti orang: Banten, Karawang, Bogor, dan
Cirebon. Selain faktor sejarah dari pengaruh budaya Mataram-Islam, juga ada
kemungkinan bahwa iklim-iklim dan lingkungan alam memberikan pengaruh
kepada aspek-aspek tertentu dari bahasa (Harsojo, 1999:308).

Kedua faktor itu (bahasa dan kebudayaan) yang kemudian menjadi jatidiri orang
Sunda. Tumbuh dan berkembangnya kebudayaan Sunda itu sendiri, termasuk
budaya masyarakat Cianjur, tidak lepas dari adanya kontak-kontak dengan
kebudayaan lain. Ini bermakna bahwa masyarakat Sunda terbuka dan mudah
sekali menerima (menyerap) unsur-unsur budaya lain, kemudian menjadikannya
sebagai bagian dari budayanya.

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 44


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Masyarakat Cianjur, sebagaimana masyarakat Sunda lainnya, dalam menentukan


siapa-siapa yang termasuk dalam kerabatnya mengacu pada garis keturunan garis
ayah dan ibu. Dengan perkataan lain, prinsip keturunan yang mereka anut adalah
bilateral (kerabat tidak hanya didasarkan pada garis keturunan ayah seperti halnya
masyarakat Batak dan atau ibu saja seperti halnya masyarakat Minangkabau,
tetapi keduanya). Bentuk keluarga terpenting adalah keluarga-batih. Keluarga ini
terdiri atas suami, isteri, dan anak-anak yang diperoleh dari perkawinan atau
adopsi.

Agama-agama besar yang ada di Indonesia, seperti: Islam, Kristen, Katolik,


Budha, dan Hindu, semuanya ada di daerah Cianjur. Namun demikian, agama
yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Cianjur adalah agama Islam. Dan,
mereka pada umumnya dapat dikategorikan sebagai santri (orang-orang yang
patuh terhadap ajaran-ajaran Islam). Meskipun demikian, dalam kehidupan sehari-
hari, bukan berarti bahwa mereka tidak lepas dari unsur-unsur non-Islam. Hal itu
tercermin adanya kunjungan- kunjungan ke makam-makam suci sebagai tanda
kaul atau untuk menyampaikan permohonan dan restu sebelum mengadakan
sesuatu usaha, pesta atau perlawatan.

Aktivitas sistem religi (agama dan kepercayaan) yang paling nampak dalam
kehidupan sehari-hari adalah pelaksanaan upacara. Salah satu upacara yang
menonjol adalah apa yang disebut sebagai slamatan. Upacara slamatan
merupakan suatu upacara terpenting bagi masyarakat Sunda pada umumnya dan
khususnya masyarakat Cianjur, terutama yang ada di pedesaan. Slamatan itu
sendiri biasanya dilakukan pada hari Kamis malam (malam Jumat). Upacara ini
biasanya dipimpin oleh modin seorang guru ngaji. Upacara yang diikuti oleh para
tetangga ini diawali dengan mengucapkan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan
surat yang sama.

Hasil budaya (Kebudayaan) Sunda antara lain berupa kesenian, diantaranya


adalah kesenian Sisingaan, Tarian Khas Sunda, Wayang Golek, permainan anak-
anak, dan alat musik serta kesenian musik tradisional Sunda yang bisanya
dimainkan pada pagelaran kesenian.

Sisingaan adalah kesenian khas sunda yang menampilkan 2–4 boneka singa yang
diusung oleh para pemainnya sambil menari. Sisingaan sering digunakan dalam
acara tertentu, seperti pada acara khitanan.

Wayang golek adalah boneka kayu yang dimainkan berdasarkan karakter tertentu

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 45


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

dalam suatu cerita perwayangan. Wayang dimainkan oleh seorang dalang yang
menguasai berbagai karakter maupun suara tokoh yang dimainkan. Jaipongan
adalah pengembangan dan akar dari tarian klasik. Tarian Ketuk Tilu, sesuai
dengan namanya Tarian ketuk tilu berasal dari nama sebuah instrumen atau alat
musik tradisional yang disebut ketuk sejumlah 3 buah.

Alat musik khas sunda yaitu angklung, rampak kendang, suling, kecapi, goong,
calung. Angklung adalah instrumen musik yang terbuat dari bambu yang unik dan
enak didengar. Sedang rampak kendang adalah beberapa kendang (instrumen
musik tradisionalsunda) yang dimainkan bersama – sama secara serentak.

Tidak boleh dilupakan juga di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten


Cianjur yang merupakan lokasi tapak proyek terdapat peninggalan sejarah berupa
situs megalit yang terletak di Gunung Padang. Situs Gunung Padang merupakan
situs prasejarahpeninggalan kebudayaan Megalitikum.

Luas kompleks "bangunan" kurang lebih 900 m², terletak pada ketinggian 885 m
dpl, dan areal situs ini sekitar 3 ha, menjadikannya sebagai kompleks punden
berundak terbesar di Asia Tenggara.

Sampai saat ini Gunung Padang merupakan salah satu peninggalan arkeologi
yang diselubungi banyak misteri. Misteri yang timbul menyiratkan banyak hal yang
berbau mistis, mitos, klenik, legenda, dongeng, dan sejenisnya. Mengenai asal-
usul nama Gunung Padang banyak yang mengatakan bahwa dahulu di tempat ini
akan didirikan istana Raja Siliwangi. Cerita yang berkembang istana harus selesai
dibangun dalam satu hari satu malam, tetapi sampai matahari terbit dan ayam
berkokok istana belum juga selesai, maka tempat ini lalu diberi nama padang atau
siang, maksudnya kesiangan.

Salah satu susunan batu di Teras 5 Gunung Padang oleh masyarakat setempat
disebut Tempat Semedi atau Singgasana Prabu Siliwangi. Bagi yang percaya,
tempat ini digunakan untuk menenangkan diri, duduk dan berdoa kepada Yang
Kuasa agar berbagai permohonan dapat dikabulkan. Menurut masyarakat
setempat, tempat ini dipercaya dapat menaikkan pangkat, jabatan, kekuasaan,
dan kedudukan seseorang. (Referensi Dokumen Studi Analisi Dampak
Lingkungan tahun 2010 halaman II.55- II64).

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 46


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

F. Kesehatan
Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain faktor
keturunan, perilaku, lingkungan, dan pelayanan kesehatan. Selain itu faktor lain
seperti ekonomi, pendidikan, dan lingkungan sosial juga mempengaruhi derajat
kesehatan secara tidak langsung. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat
melalui angka morbiditas, mortalitas, status gizi, pelayanan kesehatan, dan data
sanitasi lingkungan

Menurut data sekunder, sebagian masyarakat di Kecamatan Campaka masih


menggunakan mata air dan air sumur untuk digunakan sebagai air minum.
Sebagai sampel dengan masyarakat Desa Karyamukti yang sebagian besar
menggunakan air sumur untuk dikonsumsi. Jumlah pengguna air minum di
Kecamatan Campaka tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.23 Berdasarkan hasil
wawancara terhadap 100 KK (Kepala Keluarga) di Desa Karyamukti, Kecamatan
Campaka, Kabupaten Cianjur, sebagian besar masyarakat mendapatkan air untuk
minum dan memasak dari Sumur (57%) sedangkan sisanya mendapatkan dari
mata air (38%) dan sungai (5%). Dalam pemenuhan kebutuhan air untuk MCK
(Mandi Cuci dan Kakus) sebagian masyarakat Desa Karyamukti menggunakan
sumur, dimana 50% menggunakan sumur pribadi dan 20% menggunakan sumur
umum. Sedangkan sisanya menggunakan sungai (16%) dan saluran irigasi (14%)
untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Tabel 2- 27 Jumlah pengguna air minum berdasarkan sumber air tahun 2012

Sumber : ANDAL 2010

Berdasarkan data dari Kecamatan Campaka Dalam Angka tahun 2013,


kecamatan Campaka tidak memiliki rumah sakit. Kecamatan

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 47


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

ini hanya memiliki 1 Puskesmas induk di Desa Sukajadi dan 4 Puskesmas


Pembantu (Pustu) yang tersebar di desa Wangunjaya, Sukadana, Cimenteng, dan
Susukan. Sebagian besar wilayah masih mengandalkan mantri dan bidan untuk
mengatasi masalah kesehatan. Di desa Karyamukti sendiri baru terdapat bidan
dan posyandu. Jarak Desa Karyamukti dari Rumah Sakit terdekat sekitar 25 km
dan jarak dari Puskesmas terdekat sekitar 12 km. Jumlah sarana dan tenaga
kesehatan di Kecamatan Campaka dapat dilihat pada Tabel 2.28. dan Tabel 2.29.

Tabel 2- 28 Jumlah sarana kesehatan di tiap desa

Sumber : ANDAL 2010

Tabel 2- 29 Jumlah tenaga kesehatan di tiap

Sumber : ANDAL 2010

Penyakit terbanyak yang diderita masyarakat di wilayah studi masih didominasi


oleh penyakit infeksi seperti ISPA, demam, dan diare. Walaupun demikian,
penyakit non infeksi juga mulai meningkat kejadiannya seperti tekanan darah
tinggi dan asthma. Pola penyakit yang demikian sangat dipengaruhi oleh tingkat
sanitasi lingkungan dan perilaku masyarakat yang masih kurang optimal dalam
kaitannya dengan kesehatan. (Referensi Dokumen Studi Analisi Dampak
Lingkungan tahun 2010 halaman II.64- II72)

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 48


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

2.4. KEGIATAN LAIN DI SEKITAR TAMBANG

Pada areal sekitar lokasi rencana penambangan emas bawah tanah CKP,
terdapat beberapa kegiatan lain yang di antara adalah sebagai berikut:
A. Kegiatan perkebunan teh Gunung Rosa Jaya milik PT. Sinar Sosro
B. Pemukiman penduduk yaitu Desa Karyamukti, Desa Wangunjaya dan Desa
Sukadana.).
C. Adanya situs Gunung Padang yang ditetapkan sebagai Kawasan Strategis
Nasional (KSN) dijadikat tempat wisata cagar budaya, dimana sarana jalan
yang menuju ke situs Gunung Padang juga akan digunakan sebagai sarana
jalan dan pengangkutan ke lokasi tambang.
(Referensi Dokumen Studi Analisi Dampak Lingkungan tahun 2010 halaman II.72- II74)

BAB II. PROFIL WILAYAH II - 49


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

BAB III DESKRIPSI KEGIATAN PERTAMBANGAN

3.1. Keadaan Cadangan Awal

Data eksplorasi dan analisis yang dikumpulkan selama periode Century 1988-
1992 dari eksplorasi penjelajahan terperinci dilaksanakan hingga ke standar yang
memadai sehingga Sumber daya dan cadangan bijih tersebut dapat ditetapkan
setelah dilakukannya pengesahan pengeboran dan pengambilan sampel bawah
tanah menurutpersyaratan JORC yang berlaku saat ini.

Banyak informasi yang penting diambil sebelum dimasukkannya kode JORC


pertama untuk pelaporan Sumber Daya Mineral dan Cadangan Bijih tahun 1989
dan versi revisinya pada tahun 1992, sementara sebagian informasinya diperoleh
setelah revisi tahun 1994. Hanya ada sedikit pekerjaan yang dilakukan dalam
proyek tersebut sejak tahun 1997.

Paramount telah memperoleh laporan triwulanan dari arsip ASX yang disimpan
oleh Century untuk jangka waktu yang berakhir pada bulan Desember 1991
hingga Desember 1992. Arsip ini mengandung rincian Sumber Daya Mineral dan
Cadangan Bijih yang diumumkan oleh Century kepada ASX dan informasi yang
ditunjukkan di bawah ini telah diambil secara langsung dari sumber ini. Angka-
angka ini didasarkan pada pengambilan sampel sistematis yang dilakukan
selama pembangunan fasilitas bawah tanah dan dari persimpangan lubang bor.
Lokasi blok sumber daya dan jejak lubang pengeboran digambarkan pada bagian
memanjang dalam Gambar 7 dan 8. Beberapa dari lubang bor ini dibuat dari
drive pembangunan fasilitas bawah tanah dan akses decline. Paramount memiliki
rencana dan laporan laboratorium mengenai uji coba pengambilan sampel
saluran drive pembangunan fasilitas bawah tanah untuk mengkonfirmasi hasil-
hasilnya.

Laporan Triwulanan Century untuk jangka waktu yang berakhir tanggal 31 Maret
1992 berisi rincian Sumber Daya Mineral seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 2
di bawah ini.

BAB III. DESKRIPSI KEGIATAN PERTAMBANGAN III - 1


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Laporan triwulanan untuk jangka waktu yang berakhir tanggal 30 Juni 1992
memberikan konversi Sumber Daya Mineral menjadi Cadangan Bijih setelah
diterimanya hasil uji coba baru selama jangka waktu dari pengambilan sampel
difasilitasi bawah tanah sistematis dan cadangan yang digariskan sebagai berikut

Pengambilan sampel terperinci yang dilakukan dalam drive pembangunan di


sepanjang sistem lapisan menunjukkan sifat distribusi kualitas yang sangat
bervariasi untuk logam mulia dan logam dasar di dalam lapisan, fitur yang
menjadi ciri khas sebagian besar sistem lapisan hidrotermal dan mesotermal.
Selain itu, pengambilan sampel pembangunan juga menunjukkan bahwa proses
pengeboran menghasilkan prakiraan kualitas rata-rata yang lebih rendah
dibandingkan dengan pengambilan sampel saluran. Pengambilan sampel curah
menyoroti zona setempat yang mengandung logam mulia dengan kualitas yang
sangat baik yang tidak terdapat dalam lubang bor. Hasil pengujiannya dirangkum
dalam angka-angka dari Dokumen Cakupan yang telah disebutkan di atas dalam
catatan kaki 5.

BAB III. DESKRIPSI KEGIATAN PERTAMBANGAN III - 2


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Analisis data pengeboran menggunakan semua lubang dengan tingkat


pengambilan yang memadai (34 lubang) yang memotong struktur yang
memberikan kualitas rata- rata sebagai berikut:

Data ini juga menunjukkan ketebalan rata-rata sebenarnya, yaitu 2,26 m. Tingkat
pengambilan lapisan rata-rata untuk lubang ini adalah 80%. Analisis semua data
uji coba saluran bawah tanah yang melebihi emas 1 gpt (1.381 sampel)
menghasilkan kualitas rata-rata sebagai berikut:

Sampel-sampelnya dihancurkan dengan roller hingga nomal -5 mm dan cakram


5 kg yang dihancurkan hingga ukuran -150 mikron. Sampel-sampelnya dibagi
rata dan muatan 50 g diuji coba dengan api. Residunya digunakan untuk
pengendalian atau pembagian duplikat. Ada satu perubahan signifikan terhadap
prosedur persiapan sampel laboratorium di pertengahan tahun 1990 pada saat
gilingan pencampuran digunakan alih-alih penghancur cakram.

Empat batch sampel dipilih untuk membandingkan keterulangan antar


laboratorium. Pemeriksaan antar laboratorium dilakukan oleh AAL terhadap PT
Geoservices dan PT Robertson Research. Dalam semua hal, korelasi emasnya
sangat baik.

Kualitas emas (Au) dan seng (Zn) dirangkum secara grafis oleh Century dalam
Dokumen Cakupan mereka (catatan kaki no. 5) untuk berbagai jenis sampel
sebagai berikut.

BAB III. DESKRIPSI KEGIATAN PERTAMBANGAN III - 3


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

BAB III. DESKRIPSI KEGIATAN PERTAMBANGAN III - 4


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

BAB III. DESKRIPSI KEGIATAN PERTAMBANGAN III - 5


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Pekerjaan Century dikonfirmasi ulang dan untuk seterusnya diadakan penekanan


pada potensi ekplorasi sistem lapisan utama yang ditetapkan oleh eksplorasi
sebelumnya, sambil mempertimbangkan bahwa pekerjaan tersebut masih
terbuka pada kedua sisinya, sepanjang setidaknya satu kilometer lebih lanjut di
utara dan selatan, dan lubang yang dibor paling dalam sejauh ini belum
mencapai bagian dasar sistem (Catatan kaki no. 5). Cakupan penyebaran
lapisan mineral di dalam wilayah IUP, yang diambil dari Farnley (catatan kaki no.
4), ditunjukkan dalam Gambar 9. Semua data tersebut telah dikonfirmasi melalui
eksplorasi Paramount.

Pada tahun 1992, dengan menggunakan prakiraan Cadangan Bijih ini, NPV yang
optimal menghasilkan rancangan tambang untuk memproduksi 30-35.000 ons
“Setara Emas” (berdasarkan logam yang dapat diambil dan dijual) dari produksi
tahunan sebanyak 100.000 ton per tahun bijih ROM dengan kualitas Emas > 11
gpt dan Seng 3,09% - ini adalah scenario proyek ini.

Dengan prakiraan terbaru (tanggal 8 Oktober 2012) sebanyak 436koz Sumber


Daya Mineralemas tambahan dengan kualitas 1,5 gpt Au yang dihitung di
sepanjang lapisan 900 m yang sama, dan di bawah Tingkat yang Dikurangi
(Reduced Level/RL) 900 m hingga ke kedalaman 250 m di bawah permukaan
(750 RL), studi rekayasa lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji ulang NPV
optimal yang baru, dan dengan demikian ukuran tambang, berdasarkan
prakiraan Sumber Daya Mineral keseluruhan, ada pada kisaran 634koz emas.

BAB III. DESKRIPSI KEGIATAN PERTAMBANGAN III - 6


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Sumber daya yang disimpulkan oleh kemudian diperkirakan oleh Paramount


dengan mempertimbangkan pelarutan 50 cm di setiap sisi lapisan dalam
mineralisasi yang dibatasi oleh sumur dan 1 meter di setiap sisi dalam brekia
intrusif bersilika dan yang diubah secara pervasif dan lebar lapisan minimum 2
m, meskipun di Indonesia penambangan dipercaya dapat dilakukan dengan lebar
yang lebih optimal, yang jumlah emasnya 160koz lebih besar dari prakiraan
Century. Oleh karena itu, pada saat overlap dari bawah 900 m RL ini tidak
dimasukkan dalam Sumber Daya Century, keseimbangannya diperkirakan
sebagai berikut:

Data tersebut memberikan prakiraan konservatif (harap catat bahwa tidak ada
nilai yang dihitung dalam angka-angka yang dikeluarkan oleh Century untuk
perak, tembaga dan timah, yang mana semuanya sebenarnya dapat ditambang)
Sumber Daya Tersimpulkan sebanyak:

Resiko proyek pada umumnya terletak pada pembuatan prakiraan kualitas in


situ10 kadar penambangan dan perolehan metalurgis – yaitu perhitungan
aliran revenue.

BAB III. DESKRIPSI KEGIATAN PERTAMBANGAN III - 7


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Sumber daya yang diberi angka dipercaya bersifat koservatif dan didasari oleh
konsep keberlanjutan yang sesuai dengan kode pelaporan JORC AusIMM.
Tantangan menjumlah risiko yang dapat diterima dengan cara menentukan
sumber daya yang memadai sebelum membuat komitmen umum ditemui pada
semua cadangan lapisan termineralisasi yang tersebar di mana-mana. Pekerjaan
telah dilakukan secara memadai di Gunung Rosa untuk mengindikasikan
keberadaan cadangan ekonomis dan hal ini akan dikonfirmasi lebih lanjut pada
saat tingkat tambang yang lebih rendah telah habis dan semua sampel telah
diambil – diperkirakan selesai pada kuartal ke-3 tahun 2013 – yang memerlukan
Rencana Tambang yang direvisi dengan kecepatan penambangan di atas
sebesar 100.000 ton per tahun ROM.

3.2. Metoda Penambangan


3.2.1. Tata Cara Penambangan

Tambang akan menggunakan teknik ‘cut and fill’ untuk menambang urat di
daerah tambang. Stoping akan dilakukan dengan dengan alat bor kecil and
beberapa alatberat lainnya seperti truk kapasitas 10 ton dan mesih LHD.

Bahan limbah akan digunakan untuk “back-filling” dan penggunaan tailing akan
dilihat pada tahap selanjutnya.
3.2.2. Tahapan Kegiatan Penambangan

Tambang saat ini dibuka dalam 4 tingkat dengan 2 shaft. Hal ini diharapkan
sebagian besar bijih yang akan dibuang, akan terbagi menjadi 4 tingkat operasi.
3.2.3. Rencana Produksi

Rencana penambangan (Kasus Dasar) untuk dua tahun pertama proses produksi
pada awalnya didasari oleh data sumber daya geologis Century. Interpretasi set
data tersebut disederhanakan untuk memungkinkan stoping teoretis seluas 30 x
40 meter untuk penjadwalan. Berat emas yang dikandung dalam perhitungan
sumber daya yang dilarutkan dan rencana tambangnya adalah serupa, dan
menunjukkan tidak adanya bias dalam penjadwalan tambang.

Pembangunan tambang direncanakan melalui melalui decline. Dimensi decline


adalah 3,5m (lebar) x 3,8m (tinggi) serta sudut 15 derajat telah mencapai
panjang 400 meter, seperti yang dirancang untuk truk pengangkutan bijih profil
rendah 10 ton, dan diharapkan akan terus menurun tajam sedalam 250 – 300

BAB III. DESKRIPSI KEGIATAN PERTAMBANGAN III - 8


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

meter per tahun seiring dengan perkembangan tambang. Decline berada di


sebelah lubang tambang lama dari jaman Belanda.

Pemantekan atap setinggi 2,1 m pada decline saat ini masih berlangsung, dan
terkadang hingga 20 cm atapnya dipantek ke bebatuan akibat spalling “shot-
crete” yang awalnya dimasukkan dalam jaring kawat dan ditelantarkan selama 15
tahun. Dengan mempertimbangkan kegiatan seismik yang umum terjadi di
wilayah ini (misalnya gempa berkekuatan 5,3 Skala Richter yang terjadi 40 km
jauhnya pada bulan November 2012) dalam kategori seismik Zona 4 dan fakta
bahwa fasilitas bawah tanahnya masih utuh hingga saat ini, maka dapat
dikatakan bahwa bebatuan induknya cukup kompeten. Pemantekan atap akan
dilanjutkan sekali lagi dengan pola yang terputus-putus yaitu 4 lalu 5 split set
Ingersoll-Rand melalui jaring baja yang terbuat dari batang baja 4,5 mm yang
ditenun dan dilas pada petak sebesar 100mm. Shot- crete akan diaplikasikan
setelah proses pemantekan seperlunya.

Lantai decline tersebut harus diratakan ulang dan pintu masuk turunan utama
terbuka menuju pintu masuk portal yang lebih umum dengan shot-creting facia
dll. Selain itu, saluran pembuangan air hujan akan dirancang untuk pintu masuk
tambang guna mengurangi debit air hujan saat ini.

BAB III. DESKRIPSI KEGIATAN PERTAMBANGAN III - 9


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Akses ke badan bijih dari decline adalah melalui drive yang dilalui jalan kaki
dengan lebar 2,2 m dan tinggi 2,5 m pada gradien 1 persen dan cross cut
berukuran serupa. Pekerjaan sebelumnya menunjukkan bahwa kru yang terdiri
dari dua orang dapat mencapai kemajuan sebesar 1,7 m sehari hanya dengan
mengebor satu setengah muka per harinya. Perhitungan tambahan telah dibuat
untuk dukungan penuh dalam pembangunan semua footwall menggunakan
metode pemantekan atap. Dalam studi kelayakan pendahuluannya, tujuh metode
stoping bijih telah diselidiki oleh Century dan overhand cut stoping dengan
penimbunan ulang menggunakan batu, atau disebut sebagai “cut-and-fill”, dipilih
untuk limbah pembangunan. Metode ini memiliki kelebihan dalam meminimalisir
pembuangan limbah di permukaan serta mengurangi kebutuhan akan ventilasi
dan pendinginan bawah tanah. Pengangkutan direncanakan akan dilakukan
menggunakan dua unit mesin Muat-Angkut-Buang dan dua truk low profile untuk
membawa bijih ke permukaan. Untuk kedalaman melebihi tingkat 6,
kemungkinan penggunaan lubang tambang utama untuk pengangkutan bijih
akan dire- evaluasi.
Jenis tambang ini berhasil dijalankan pada proyek Way Linggo milik Kingsrose
Mining di bawah arahan Konsultan Pertambangan Bill Phillips. Proyek Way
Linggo cukup serupa dalam hal lebar, kedalaman, garisan dan kualitas cadangan
mineral. Skala ini oleh karena itu dapat dibandingkan dengan biaya
penambangan dan pemrosesan bijih pada tingkat produksi 35 koz per tahun
menggunakan jasa buruh setempat dengan ongkos produksi <USD 200/ton11.
Pembuatan model internal oleh Paramount saat ini dilakukan melalui
pemeriksaan bawah tanah dan pembuangan air dengan asumsi biaya produksi
sebesar $225 per ton sebelum dewatering dan pemeriksaan bawah tanah.
Empat kru yang masing-masingnya terdiri dari dua orang diharapkan untuk
mengebor dua ronde per shift per kru di stope drive dan naikan. Penopang juga
telah dibangun di wilayah stoping.
Tuntutan produksi bijih adalah 300 ton per hari dari stope yang dilengkapi
dengan bijih dari kru pembangunan. Kru stoping yang terdiri dari tiga orang, yaitu
dua orang pengebor dan satu asisten, akan dapat memecahkan 50 ton bijih per
hari. Biayanya dihitung berdasarkan asumsi tiga ronde dan ditopang dengan
kayu dari bagian atas timbunan. Lubangnya cukup dangkal, yaitu 1,2 m, untuk
meminimalisir pelarutan dan dapat dibuat dengan bentuk “paruh atas” atau dibor
secara horizontal tergantung dari lebar stope, dll. Praktik peledakan dilakukan

BAB III. DESKRIPSI KEGIATAN PERTAMBANGAN III - 10


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

menggunakan detonator non-listrik, primer dinamit, campuran bbm-amonium


nitrat dan tamping lebam setiap harinya.
Penopang kayu sementara akan digunakan setelah setiap ledakan dan sebelum
pembersihan serta pengisian, pemasangan atap dan jala kawat akan digunakan
sebagai penopang.
Setelah membuat penopang atap yang aman, sampel-sampel saluran akan
diambil di sepanjang muka dan ke dalam bebatuan country dengan interval dua
meter. Dua tim pengambil sampel sudah lebih dari cukup untuk mengambil 55m
sampel muka per hari dengan total sampel sebanyak 100.
Stope akan dibersihkan menggunakan scraper 10kW yang memindahkan bijih ke
jalan bijih utama yang akan dipasangi layar grizzly slot 150m. Setelah proses
scraping, batang kayu stope akan dibersihkan menggunakan sekop dan kereta
kayu beroda serta diangkat. Lembar peldakan plastik lalu akan disapu sebelum
dibuang. Seperti dalam semua tambang logam mulia, praktik pembersihan ini
harus dilakukan untuk memastikan kelancaran proses penambangan emas
bawah tanah.
Sebelum proses pengeboran, geologis akan menandai footwall dan
menggantung kontak dinding pada muka stope sebelum memulai proses
pengeboran setelah memeriksa hasil pengembalian uji coba.
Bahan pengisi dari proses pembangunan berasal dari sumber terdekat, biasanya
dari ketinggian yang sama. Bahan dari turunan akan disimpan pada stasiun yang
lebih tinggi untuk mengisi stope pada saat pembangunan telah selesai hingga ke
batas stoping. Proses pembangunan akan menghasilkan 87,8 meter kubik
timbunan per hari, sementara stoping membutuhkan 85,3 meter kubik per hari.
Isian akan dijatuhkan dari tingkat yang lebih tinggi ke muka stope, lalu ditebarkan
dengan cara scraping dan perataan dengan tangan.
Dua mesin muat-angkut-buang Wagner ST2D dapat menangani semua limbah
bijih hingga ke tingkat 3. Dua truk pengangkut low profile MT 413 harus bekerja
di tingkat 4 dan 5. Ada perhitungan lebih untuk pembelian satu ST2D dan dua
truk pengangkut MT 413 tambahan. Pada tahap ini, studi pertukaran harus
dilakukan mulai dari tingkat 6 hingga seterusnya untuk mengkaji ulang metode
penghancuran bawah tanah dan penarikan ke atas lubang versus pengangkutan
menurun. Perlu dicatat bahwa lubang utama mungkin harus diperlebar untuk
mengoptimalkan operasi ini.
Setiap tingkat pekerjaan membutuhkan 4 meter kubik udara segar per detiknya di

BAB III. DESKRIPSI KEGIATAN PERTAMBANGAN III - 11


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

setiap arah. Dengan asumsi bahwa tiga tingkatan akan beroperasi pada suatu
waktu, dan bahwa turunan memerlukan 8 meter kubik tambahan udara segar
per detiknya, dan 32 meter kubik udara segar per detik akan diperlukan untuk
ventilasi bagian muka. Tiga kipas angin aksial dua tahap berdiameter satu meter
yang dipasang secara vertikal telah dirancang untuk membuang 60 meter kubik
udara per detiknya dari saluran udara utama. Sistem seperti ini memungkinkan
hilangnya 40% udara segar antara jalan keluar dan muka.
Udara segar diambil dari turunan dan lubang utama lalu dikeluarkan dari sudut
terjauh masing-masing tingkat. Udara tersebut lalu akan ditarik ke atas stope di
depan blok produksi ke tingkat yang lebih tinggi untuk kemudian dikembalikan ke
saluran pengembalian udara utama dan lubang ventilasi yang terletak di sebelah
pabrik. Dinding ventilasi dibangun pada titik tarikan crosscut untuk memastikan
bahwa udara segar didorong ke titik terjauh masing-masing tingkat.
Semua muka pengembangan akan dibuang kembali ke turunan di mana air akan
dipompa ke permukaan menggunakan sump dan dua pompa rendam listrik Flygt
55kW 2102.
Pompa pada awalnya akan dipasang di tingkat 3 dan kemudian di tingkat 4
seiring dengan bertambah dalamnya tambang.
Rencana penambangan asli yang diaudit dan disetujui pada tahun 1992 oleh
Insinyur Penambangan Roger Pooley12 dari Kinhill, Jakarta, untuk memproduksi
100.000 ton bijih ROM per tahun didasari oleh rancangan berikut:

 Meteran pembangunan harus mencapai kecepatan 250m per bulan dalam


kondisi stabil dalam waktu 24 bulan sejak dimulai; dan
 Penambangan bijih harus dimulai di bulan ke-8 siklus pembangunan
dengan kecepatan yang stabil yaitu 8.333 ton bijih ROM per bulan dalam
waktu 24 bulan sejak dimulai
Setelah diskusi dengan Roger Pooley pada bulan Januari 2013 dan kajian ulang
data yang ada, terlihat jelas bahwa sebagian besar pembangunan sudah
diselesaikan hingga minimal delapan bulan dari rencana pembangunan 24 bulan
yang direncanakan. Oleh karena itu, setelah tambang dikeringkan13, stoping bijih
hampir dapat langsung dimulai, mencakup waktu 15 bulan hingga mencapai
tingkat produksi penuh setelah prasarana tambang diperbaiki – akan tetapi,
integritas pembangunan itu sendiri harus segera diperiksa dan profil drive serta
penopangnya harus dilaporkan lagi jika perlu oleh kru yang memenuhi syarat.

BAB III. DESKRIPSI KEGIATAN PERTAMBANGAN III - 12


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

3.3. Pengolahan atau Pemurnian

3.3.1. Studi Pengolahan


Sejumlah besar pekerjaan uji metalurgis telah diselesaikan oleh Century dan
seterusnya pengujian metalurgis terhadap 600 kg sampel curah dari tiga
wilayah utama dalam sistem lapisan dilakukan oleh SGS Perth (“SGS”), dan
hasilnya menunjukkan potensi penambangan logam yang baik melalui lembar
aliran metalurgis standar yang umum digunakan di Indonesia.
Pengujian fisik juga dilakukan oleh Century untuk memproduksi data teknis yang
dibutuhkan untuk merancang pabrik secara terperinci.
Bijih akan dihancurkan dan digiling hingga 80%-nya lolos saringan 75 mikron.
Pengujian yang ekstensif terhadap sampel curah dengan kualitas emas 11,4 gpt
menunjukkan bahwa potensi penambangan emas bullion mungkin dapat
melebihi 82% untuk jenis bijih yang diambil dengan proses standar Carbon-in-
Leach (“CIL”) untuk memproduksi emas batangan>perak di tempat; emas
batangan ini kemungkinan akan dimurnikan di tempat pemurnian emas Mulia di
Jakarta.
Setelah proses sianidasi selesai, hasil pengapungan pendahuluan uji di SGS
terhadap endapan sianida menyatakan prakiraan produksi kedua konsentrat
berikut:
 5 ktpa konsentrat Timah/Tembaga/Perak/Emas dengan kualitas 40%
timah,10% tembaga, 530 gpt Perak dan 3 gpt Emas; dan
 5 ktpa konsentrat Seng dengan kualitas seng 40%.

Hasil ini sesuai dengan pengujian metalurgis yang dahulu pernah dilakukan oleh
Century.
Konsentrat-konsentrat ini akan disaring dan dikemas ke dalam satu ton karung
untuk diangkut dan diekspor ke tempat pemurnian tol di wilayah Asia/Australia.
Konsentrat timah/tembaga akan dapat menambang 9% emas lebih banyak dari
ROM, dan karena proses pemurniannya tidak dilakukan di Indonesia, maka hasil
tambang akan terkena pajak ekspor hingga 20%, dan potensi penambangan
emas dari konsentrat ini, meskipun belum ditegaskan oleh Syarat-Syarat
Indikatif, diperkirakan akan sebesar 50-95%. Oleh karena itu, perhitungan
menggunakan asumsi konservatif 50% emas yang setara dengan perolehan

BAB III. DESKRIPSI KEGIATAN PERTAMBANGAN III - 13


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

tambahan sebesar 4% untuk tujuan pembuatan model keuangan. Dengan


demikian, potensi perolehan metalurgis secara keseluruhan diperkirakan berada
di kisaran 11gpt Au ROM sebagai berikut:

Endapan/tailing yang mengandung sisa-sisa sianida yang sesuai akan dipompa


ke tempat penyimpanan endapan yang akan menutup salah satu lembah di
dekat tambang, dan di dalam wilayah 63ha terdelineasi yang saat ini sedang
diajukan kepada Badan Pertanahan, tetapi akan dirancang hingga “bersih” dari
segala potensi pekerjaan apapun. Kolam endapan akan terdiri dari tiga
ketinggian aliran gravitasi yang berbeda dan airnya akan didaur ulang sambil
dialiri untuk memenuhi kebutuhan air dalam tempat penyimpanan ditambah
dengan jumlah air yang hilang akibat penguapan.
Penggunaan endapan bawah tanah dalam jangka waktu yang lebih panjang
sebagai pengisi lubang tambang akan diselidiki lebih lanjut.
Semua alat-alat besar akan disimpan dengan sedemikian rupa agar tumpahan
dapat ditampung jika ada kebocoran atau kerusakan wadah, dan rencana
penangkapan air hujan akan direalisasikan untuk, misalnya, menampung 15
menit pertama air hujan yang turun sebagai sumber air untuk dipompa ke dalam
bendungan pemulihan air endapan.
Perlu dicatat bahwa alat-alat perlengkapan untuk pabrik semacam itu tidak jauh
lebih besar dibandingkan perlengkapan “suatu pabrik percobaan (pilot project)”
dan oleh karena itu alat-alat tersebut dapat dibeli langsung dari pasaran dengan
prakiraan waktu tunggu terlama 6 bulan. Berhubung konstruksi pabrik sangat
penting dalam memproduksi emas buillion, dan oleh karena itu harus
menghasilkan arus kas, maka perhitungan waktu penyediaan perlengkapan dan
konstruksi selama 18 bulan seperti yang digunakan dalam model seharusnya
sudah memadai. Pembelian lebih awal alat “dengan waktu tunggu yang lama”
sejak awal akan membawa pengaruh positif terhadap jadwal proyek keseluruhan,
terutama karena pembangunan tambang sudah mencapai tahap stoping bijih.

BAB III. DESKRIPSI KEGIATAN PERTAMBANGAN III - 14


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Century telah melakukan berbagai pekerjaan metalurgis. Pengujian metalurgis


CKP untuk mengkonfirmasi tingkat perolehan emas sebesar >85% telah
diselesaikan oleh SGS pada tanggal 6 Maret 2013. Dalam kampanye pengujian
awal, kedua konsentrat sampingan dihasilkan dan membuahkan hasil yang sama
dengan tingkat perolehan yang dicapai oleh Century sebelumnya – Akan tetapi,
perlu ada pengujian lebih lanjut untuk memproduksi konsentrat yang lebih besar,
terutama untuk meminimalisir kontaminasi silang, sehingga perusahaan dapat
memperoleh pengembalian modalyang lebih besar.

3.3.2. Tata Cara Pemurnian dan Pengolahan


Perusahaan rekayasa EPCM pihak petiga diharapkan akan dapat merancang
dan mengawasi pembangunan pabrik di situs. Konstruksi pabrik akan dilakukan
oleh kontraktor di Indonesia, mungkin dengan metode lump sum.
Kontraktor yang disertifikasi akan disewa untuk pengelolaan wadah endapan.

3.4. Fasilitas Penunjang


Fasilitas penunjang kegiatan penambangan terdiri dari Settling Pond,
Pengolahan Tailing Limbah Pengolahan, Wetland Area, Jalan, Gudang Handak,
Bengkel dan Gudang, Rumah Genset, Tangki BBM, TPS LB3, Pos Sekuriti, dan
Nursery.

BAB III. DESKRIPSI KEGIATAN PERTAMBANGAN III - 15


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

BAB IV RONA LINGKUNGAN AKHIR LAHAN PASCATAMBANG

Rona lingkungan akhir lahan pascatambang menggambarkan perkiraan kondisi


lingkungan atas lahan sekitar tambang pada saat berakhirnya masa produksi
penambangan CKP, mencakup sisa cadangan bijih emas, peruntukan dan kegunaan
lahan, kondisi morfologi, debu dan kebisingan, kondisi air permukaan dan air tanah,
kondisi biota akuatik dan terestrial serta sosial ekonomi masyarakat setempat.
Berdasarkan asumsi kegiatan akan berlangsung seperti dalam Studi Kelayakan dan
AMDAL yang telah disetujui tersebut, maka kondisi rona akhir lahan tambang di wilayah
IUP-OP CKP dapat dijelaskan sebagai berikut.

4.1. Keadaan Cadangan Tersisa

Berdasarkan hasil review cadangan oleh konsultan GMT pada tahun 2016,
potensi cadangan emas di salah satu ore zone, yaitu Cap Palu-Cisudi-Cibitung
yaitu sebesar 785.107 ton ore, dengan kadar rata-rata 8,18 gram/ton Au, 21
gram/ton Ag, 0,42% Cu, 0,55% Pb dan 2,11% Zn. Rincian perhitungan cadangan
tersebut seperti pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.1.
Cadangan bijih emas sejumlah tersebut diatas akan ditambang oleh PT CKP,
dengan tingkat produksi maksimum 100 000 ton per tahun, mulai tahun 2017,
dengan rincian jumlah roduksi per tahunnya seperti pada Tabel 4.2.

Dengan tidak mempertimbangkan kemungkinan didapatkan tambahan cadangan,


maka untuk sementara umur tambang untuk ore zone Cap Palu-Cisudi-Cibitung
ini adalah 9 tahun.

Setelah berakhirnya tambang (tahun ke-9), maka sisa cadangan bijih emas adalah
sebesar 3.728 ton. Disamping itu CKP berkeyakinan masih terdapat potensi
sumberdaya dan cadangan, untuk kelanjutan operasi tambang, namun untuk saat
ini belum dapat dihitung karena data eksplorasinya masih minim.

BAB IV. RONA LINGKUNGAN AKHIR LAHAN PASCATAMBANG IV - 1


RENCANA PASCATAMBANG
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Tabel 4- 1 Hasil perhitungan sumber daya dan cadangan dengan standar JORC
JORC Resource Estimate: Gunung Rosa, 5th September 2016
Category Kadar (g/t Au) Volume (m3) Tonnes (t) Au (g/t) Ag (g/t) Cu (%) Pb (%) Zn (%)
Depleted 4.00 - 5.00 26,340 68,107 4.47 38 0.22 0.61 1.58
5.00 - 6.00 21,686 56,388 5.49 37 0.22 0.48 1.36
6.00 - 7.00 15,249 39,859 6.47 43 0.23 0.52 1.52
7.00 - 8.00 9,553 25,463 7.46 48 0.27 0.61 1.91
8.00 - 9.00 6,087 16,857 8.47 57 0.30 0.83 2.63
9.00 - 10.00 4,191 11,675 9.49 47 0.33 0.75 2.67
+10.00 13,585 38,852 15.09 47 0.41 0.86 2.92
Sub Total Depleted 96,691 257,201 7.39 42 0.27 0.63 1.87
Indicated 4.00 - 5.00 33,773 91,651 4.507 16 0.30 0.67 2.02
5.00 - 6.00 28,565 78,590 5.486 18 0.39 0.60 2.23
6.00 - 7.00 24,969 69,429 6.503 20 0.45 0.53 2.15
7.00 - 8.00 20,898 58,105 7.486 22 0.51 0.47 2.14
8.00 - 9.00 15,642 43,173 8.474 25 0.54 0.70 2.72
9.00 - 10.00 12,834 35,056 9.489 25 0.57 0.59 2.84
+10.00 43,768 120,739 16.808 35 0.58 0.33 1.47
Sub Total Indicated 180,449 496,743 8.98 23 0.47 0.53 2.07
Inferred 4.00 - 5.00 31,438 77,651 4.528 14 0.24 0.83 1.99
5.00 - 6.00 23,771 66,933 5.474 15 0.27 0.62 2.25
6.00 - 7.00 18,896 52,788 6.497 17 0.34 0.51 2.44
7.00 - 8.00 11,385 31,693 7.421 18 0.43 0.58 3.00
8.00 - 9.00 7,142 19,647 8.519 19 0.49 0.71 3.29
9.00 - 10.00 4,451 12,136 9.423 17 0.40 0.28 1.61
+10.00 10,151 27,516 14.095 22 0.54 0.14 0.55
Sub Total Inferred 107,234 288,364 6.82 16 0.34 0.59 2.18

Grand Total (All Ore) 4.00 384,374 1,042,308 7.99 26 0.38 0.57 2.05
Grand Total Ind+Inf 4.00 287,683 785,107 8.18 21 0.42 0.55 2.11

BAB IV. RONA LINGKUNGAN AKHIR LAHAN PASCATAMBANG IV - 2


RENCANA PASCATAMBANG
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Gambar 4- 1 Area sumberdaya dan cadangan emas CKP

BAB IV. RONA LINGKUNGAN AKHIR LAHAN PASCATAMBANG IV - 3


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Tabel 4- 2 Rencana produksi penambangan


Produksi
Tahun Bijih Emas / Ore Waste Rock
(Ton) (Ton)
2017 5.944 6.705
2018 75.435 85.100
2019 100.000 113.000
2020 100.000 113.000
2021 100.000 113.000
2022 100.000 113.000
2023 100.000 113.000
2024 100.000 113.000
2025 100.000 113.000
TOTAL 781.379 882.805

4.2. Peruntukan Lahan


Status tata ruang wilayah IUP-OP CKP pada akhir tambang diperkirakan sama
dengan kondisi rona saat ini yaitu :
a. Area Penggunaan Lain (APL) untuk perkebunan dan pemukiman penduduk,
seluas 1.568 Ha.
b. Hutan Produksi seluas 842 Ha

Peruntukan lahan pada masa pascatambang diperkirakan juga masih sama, yaitu
sebagian untuk perkebunan, pertambangan dan pemukiman penduduk.
Mengingat metode tambang yang diterapkan adalah tambang underground, maka
perubahan peruntukan lahan permukaan relatif kecil / terbatas. Setelah seluruh
fasilitas pendukung di permukaan dibangun, maka tidak akan atau sedikit sekali
tambahan penggunaan lahan untuk kegiatan tambang.
Pada akhir tambang peruntukan lahan wilayah IUP-OP CKP seperti Tabel 4.3.

BAB IV. RONA LINGKUNGAN AKHIR LAHAN PASCATAMBANG IV - 4


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Tabel 4- 3 Peruntukan lahan sampai dengan akhir tambang


Luas Lahan(Ha)
No Peruntukan

1 Jalan tambang 0,42


2 Waste dump 1,50
3 Ore stockpile 0,50
4 Jalan non tambang 0,20
5 Pabrik pengolahan 1,30
6 Wetland area 0,45
7 Tailing dam 2,30
8 Kolam sedimen 0,063
Fasilitas penunjang:
a. Kantor 0,50
b. Akomodasi / mess 1,30
c. Gedung serbaguna 0,10
d. Kantor eksplorasi 0,20
e. Bengkel 0,10
9
f. Gudang 0,05
g. Nursery 0,15
h. Tanki bahan bakar 0,01
i. Gudang bahan peledak 0,50
j. Bangunan rumah genset 0,01
k. Pos security 0,01
l. Klinik 0,01
m. TPS limbah B3 0,50
Sub Total 10,173

10 Wilayah IUP untuk pengembangan 100


Eksplorasi
TOTAL 110,173

4.3. Morfologi

Perubahan morfologi yang diakibatkan oleh kegiatan penambangan bijih emas


CKP hampir tidak ada, karena metode tambang yang digunakan oleh CKP adalah
tambang underground. Waste rock atau batuan non mineralisasi yang ikut
tertambang dan tailing sisa proses pengolahan, akan dikembalikan ke
underground untuk menutup kembali lubang underground yang sudah selesai
ditambang dan tidak dimanfaatkan lagi.

BAB IV. RONA LINGKUNGAN AKHIR LAHAN PASCATAMBANG IV - 5


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Perubahan morfologi yang sedikit terjadi pada lahan untuk fasilitas pengolahan,
karena adanya perataan lahan waktu pembangunan bangunan fasilitas tambang.
Jadi secara umum tidak ada perubahan morfologi yang mengganggu kondisi
lingkungan.

4.4. Air Permukaan dan Air Tanah

4.4.1. Air Permukaan


Air permukaan yang terdiri dari air genangan dan air sungai merupakan
komponen lingkungan yang mungkin terpengaruh pada waktu operasi tambang
emas CKP.

Pola aliran air permukaan


Dengan menerapkan penambangan secara tambang underground dan kemudian
menutup kembali lubang tambang, maka pola aliran air permukaan tidak
berubah.

Kualitas air
Resiko gangguan kualitas air merupakan salah satu resiko terbesar dalam
operasi pertambangan emas, baik akibat kemungkinan terjadinya air asam
tambang, akibat oksidasi mineral mineral sulfida, mapun akibat penggunakaan
bahan kimia (sianida) yang akan dipakai dalam proses pengolahan bijih emas.
Hasil analisa kualitas air sungai yang dilakukan pada tahun 2013, atau sebelum
kegiatan penambangan dimulai, menunjukkan kualitas air sungai tidak memenuhi
baku mutu, dengan nilai pH <5, dan kandungan beberapa logam di atas baku
mutu, seperti pada Tabel 4.4. Sedangkan kondisi kualitas air bekas tambang
berdasarkan analisis yang dilakukan pada tahun 2013 juga menunjukkan berapa
parameter air berada di atas baku mutu yang diperbolehkan (PP 82 Tahun 2001),
seperti parameter pH, Fe, turbiditas, Zn, lead, Cu, Mg, Mn, dan TDS. Kondisi ini
terjadi sebagai akibat kegiatan penambangan tahun 90-an dan kegiatan
penambang tanpa ijin akhir-akhir ini.

BAB IV. RONA LINGKUNGAN AKHIR LAHAN PASCATAMBANG IV - 6


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Tabel 4- 4 Hasil analisis kualitas air permukaan


BAKU
STASIUN
PARAMETER SATUAN MUTU **)
1 2 3 4 5 6 7 KLS III
FISIKA
Suhu OC 24,4 27,7 28,1 26,8 26,1 23,3 23,4 Deviasi 3
DHL µmhos 70,03 60,8 53,6 340 83,3 65,8 194,7 (-)
Residu Terlarut mg/L 19 39 24 208 41 27 107 1000
Residu Tersuspensi mg/L 8,4 6,3 12,4 28 4,1 3,3 24 400
KIMIA
Keasaman (pH) - 5,73* 5,75* 5,03* 4,45* 5,5* 6,03 5,5* 6-9
Oksigen Terlarut (DO) mg/L 4,4* 4,1* 4,5* 3,5* 3 3,1* 3 3
COD mg/L 19,68 18,7 12,79 9,84 27,55 6,89 4,92 50
BOD mg/L 7,68* 7,29* 4,99 3,84 10,74* 2,69 1,92 6
Ammonia (NH3) mg/L 0,0008 0,0017 0,0007 0,0024 0,0009 0,0002 0,0004 (-)
Nitrat (NO3-N) mg/L 0,147 0,253 0,179 0,147 0,211 0,189 0,232 20
Nitrit (NO2-N) mg/L 0,029 0,128* 0,033 0 0,04 0 0,004 0,06
Sulfat (SO4) mg/L 29,5 22,25 17,5 210 27 25,25 48 (-)
Fosfat (PO4-P) mg/L 0,124 0,094 0,103 0,161 0,113 0,108 0,145 1
Klorida (Cl) mg/L 3,97 7,44 4,96 6,95 3,97 2,48 4,96 (-)
Minyak Lemak mg/L <0,1 <0,1 <0,1 <0,1 <0,1 <0,1 <0,1 1
Surfaktan mg/L <0,006 0,026 <0,006 0,055 0,037 <0,006 0,031 0,2
Sulfida (H2S) mg/L Tt tt tt tt tt tt tt 0,002
Tembaga (Cu) mg/L 0,052* 0,056* 0,075* 1,797* 0,084* 0,035* 0,254* 0,02
Kadmium (Cd) mg/L <0,0001 <0,0001 <0,0001 0,0834 <0,0001 <0,0001 0,017* 0,01
Seng (Zn) mg/L 0,062* 0,099* 0,313* 45,08* 0,497* 0,152* 7,725* 0,05
Besi (Fe) mg/L 0,222 0,143 0,328 1,622 0,241 0,156 0,106 (-)
Timbal (Pb) mg/L <0,01 <0,01 <0,01 0,158* 0,059* <0,01 <0,01 0,03
Arsen (As) mg/L 0,0044 0,0045 0,0084 0,669 0,0473 0,0035 0,089 1
Nikel (Ni) mg/L 0,01 0,01 <0,01 0,05 0,01 <0,01 0,03 (-)
Krom Total mg/L <0,001 <0,001 0,001 0,005 <0,001 0,004 0,023 (-)
Air Raksa (Hg) ppb <0,09 0,18* 0,54* 1,98* 1,26* 0,45* 1,08* 0,002
Sumber : ANDAL 2010
Keterangan:
Lokasi Pengambilan sampel:
St.1 = Sungai Nagrak St.2 = Sungai Nagri St.3 = Sungai TuguSt.4 =
Sungai Tugu sesudah Tapak Proyek
St.5 = Sungai Tugu sebelum Tapak Proyek
St.6 = Sungai Cibitung St.7 = Sungai Cikondang(-) Tidak ada nilai
(tt) Tidak terdeteksi
*) Telah melebihi Baku Mutu

BAB IV. RONA LINGKUNGAN AKHIR LAHAN PASCATAMBANG IV - 7


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

**) Baku Mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran air (Kelas III)

Tabel 4- 5 Kualitas air bekas tambang

Sumber: ANDAL 2010

Kegiatan pengelolaan air asam tambang akan dilakukan semasa operasiproduksi


nanti. Begitu juga pengelolaan tailing limbah pengolahan, sehingga kualitasnya
memenuhi baku mutu yang ditetapkan.
Pada akhir tambang gangguan kualitas air (keasaman dan kandungan logam
melebihi baku mutu) diperkirakan masih akan terjadi sebelum semua lahan
terbuka yang batuannya mengandung mineral sulfida masih belum ditutup material
non NAG dan belum direvegetasi, sehingga masih terpapar proses oksidasi. Oleh
karena itu pada akhir tambang sampai beberapa tahun setelah tambang tutup,
kegiatan pengelolaan kualitas airtetap akan dilakukan.
Kualitas air permukaan diperkirakan akan masih terganggu di beberapa
daerah/lahan terganggu yang proses revegetasinya belum berhasil sepenuhnya,
sehingga masih terjadi erosi apabila ada aliran alir permukaan. Komponen
kualitas air yang mungkin terganggu antara lain TSS, BOD, COD, DO, dan
keasaman, sehingga masih perlu panangananpada masa pascatambang.
Pada daerah yang telah selesai dilakukan reklamasi dan revegetasi diperkirakan
kualitas air tidak melebihi baku mutu.

BAB IV. RONA LINGKUNGAN AKHIR LAHAN PASCATAMBANG IV - 8


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

4.4.2. Air Tanah


Rona awal kualitas air tanah sebelum ada tambang diketahui dari hasil analisa di
beberapa lokasi berdsarkan studi AMDAL 2014, yang secara garis besar
terdapat beberapa parameter yang telah melebihi baku mutu lingkungan, baik
parameter fisika, kima maupun biologi. Parameter fisika dan kimia yang melebihi
baku mutu lingkungan tersebut antara lain adalah kekeruhan, warna. keasaman
(pH), kesadahan, Nikel (Ni), Besi (Fe), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Kadmium (Cd),
Timbal (Pb), Sulfat (SO4). Sedangkan parameter biologi yang melebihi baku mutu
lingkungan antara lain meliputi Total Coliform dan E. Coli. Hampir semua
parameter fisik dan kimia dari sampel air tanah yang diambil di tapak proyek telah
melebihi baku mutu lingkungan. Di sisi lain, kandungan Total Coliform dan E. Coli
yang melebihi baku mutu lingkungan ditemukan di Kampung Pasirmala, Desa
Karyamukti.
Pencemaran pada air tanah tersebut disebabkan karena rencana tapak proyek
merupakan bekas tambang bawah tanah yang mana terdapat material sulfida
yang telah mengalami oksidasi akibat reaksinya dengan air dan udara, sehingga
membentuk air asam tambang.
Pemantauan secara rutin terhadap kualitas air tanah akan dilakukan oleh CKP
pada pascatambang. Tolok ukur yang digunakan dalam rangka pemantauan
kualitas air tanah adalah baku mutu yang telah ditetapkan sesuai dengan
Permenkes No. No. 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat-Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Minum.

4.5. Kuatitas Udara, Debu dan Kebisingan


4.5.1. Kualitas Udara
Pemantauan kualitas udara ambien sekitar daerah tambang pada waktu studi
AMDAL, menunjukkan bahwa kualitas udara di lokasi tersebut masih di bawah
baku mutu yang ditetapkan berdasarkan PP no 41 Tahun 1999.
4.5.2. Kebisingan
Pada saat kegiatan penambangan dan operasi pabrik pengolahan selesai,
makan kualitas udara akan kembali seperti rona awal, dan diyakinkan dibawah
baku mutu.
Gangguan kualitas udara dan kebisingan masih akan terjadi di sekitar kegiatan
pembongkaran fasilitas, sekitar daerah yang sedang reklamasi dan sekitar
sebagian pembangkit listrik yang masih difungsikan sampai berakhirnya program

BAB IV. RONA LINGKUNGAN AKHIR LAHAN PASCATAMBANG IV - 9


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

pascatambang. Kebisingan juga terjadi pada jalan yang masih digunakan untuk
kegiatan demobilisasi peralatan. Kondisi ini hanya berlangsung sementara, dan
diperkirakan pada pascatambang tingkat kebisingan akan pulih seperti kondisi
rona awal.

4.6. Biota Akuatik dan Terrestrial

Berbagai kegiatan dari operasi tambang underground seperti pembukaan lahan


untuk pembuatan berbagai fasilitas tambang, kegiatan penimbunan bijih dan
waste rock hasil penambangan, kegiatan pengolahan akan menimbulkan dampak
terhadap kondisi udara dan air, sehingga dapat berakibat pada habita biota
akuatik dan terrestrial.
Pembukaan lahan juga akan meningkatkan erosi yang pada gilirannya berakibat
meningkatnya sedimentasi dan terjadinya perubahan kualitas air sungai, sekitar
wilayah tambang, yang dapat berakibat terjadinya gangguan biota sekitarnya.

Tabel 4- 6 Rona lingkungan akhir lahan tambang dan kondisi biota pada saat
akhir tambang
Bekas lahan Pelaksanaan reklamasi & Prakiraan kondisi flora Prakiraan kondisi fauna
terganggu revegetasi pada akhir tambang pada akhir tambang

Sebagian besar Lubang tambang


Lubang Tambang lubang tambang sudah undergound tidak Tidak ada flora & fauna
Underground dilakukan dilakukan penanaman di lubang tambang
penutupan/pengisian underground
(filling)

Pada akhir tambang


Sebagian besar (tahun 2025) Sebagian besar
fasilitas tambang sebagian besar Habitat fauna mulai
Fasilitas Tambang belum dibongkar, tanaman hasil berkembang, dan fauna
kegiatan revegetasi revegetasi di sekitar mulai muncul kembali.
telah dilakukan di fasilitas tambang
sekitar beberapa sudah berkembang
fasilitas tambang dengan jenis
tumbuhan alami/lokal
dan tanaman buah.
Akan dibongkar dan
Fasilitas direklamasi Flora fauna belum ada
Pengolahan pascatambang

Baru akan dibongkar


Fasilitas fasilitas dan direklamasi pada Flora fauna belum ada
penunjang masa pascatambang

BAB IV. RONA LINGKUNGAN AKHIR LAHAN PASCATAMBANG IV - 10


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

4.6.1. Biota Terrestrial


A. Flora
Selama operasi tambang sampai pada akhir tambang kondisi flora pada daerah
sekitar tambang diperkirakan tidak mengalami perubahan yang signifikan.
Kegiatan yang banyak dilakukan di tambang bawah tanah dan dilakukannya
pengelolaan air tambang dengan baik, serta tingkat operasi tambang yang relatif
kecil, diharapkan tidak mempengaruhi kondisi flora pada daerah sekitar tambang.
Setelah operasi produksi tahun ke-3, tidak ada lagi penambahan pembukaan
lahan. Perubahan kondisi flora hanya terjadi pada area yang digunakan untuk
fasilitas tambang dan fasilitas penunjang. Di luar area tersebut secara umum
kondisi flora pada akhir tambang masih seperti pada kajian AMDAL atau pada
saat rona awal.
B. Fauna
Pada saat operasi tambang berlangsung, gangguan atas fauna terjadi pada
daerah tambang, akibat peningkatan kebisingan ataupun perubahan kualitas
udara. Burung dan reptile jenis tertentu yang takut akan kebisingan, mungkin
akan berpindah menjauh dari sumber kebisingan, seperti daerah pengolahan.
Pada akhir tambang, dimana kondisi gangguan kebisingan dan kualitas udara
tidak terjadi lagi, maka diperkirakan fauna akan kembali lagi seperti kondisi rona
awal.

4.6.2. Biota Akuatik


A. Plankton
Pada saat akhir tambang nanti, diperkirakan kondisi kualitas perairan di sekitar
lokasi pertambangan bijih emas CKP sebagai habitat dari plankton tidak berubah
seperti pada saat kondisi rona awal, sehingga keanekaragaman dan keseragaman
jenis plankton yang ada seperti pada saat kondisi rona awal. Indeks
keanekaragaman Simpson jenis plankton pada kondisi rona awal berdasarkan
studi AMDAL 2014 yang telah dilakukan di sekitar lokasi rencana penambangan
bijih emas CKP berkisar antara 0,661 - 0,859.
B. Benthos
Pada saat akhir tambang nanti, diperkirakan kondisi kualitas perairan di sekitar
lokasi pertambangan bijih emas CKP sebagai habitat dari benthos tidak berubah
seperti pada saat kondisi rona awal, sehingga keanekaragaman dan keseragaman
BAB IV. RONA LINGKUNGAN AKHIR LAHAN PASCATAMBANG IV - 11
RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

jenis benthos yang ada seperti pada saat kondisi rona awal. Indeks
keanekaragaman Simpson jenis benthos pada kondisi rona awal berdasarkan
studi AMDAL 2014 yang telah dilakukan di sekitar lokasi rencana penambangan
bijih emas CKP berkisar antara 0,00 – 1,682. .
C. Nekton (ikan)
Pada saat akhir tambang nanti, diperkirakan kondisi kualitas perairan di sekitar
lokasi pertambangan bijih emas CKP sebagai habitat dari nekton/ikan tidak
berubah seperti pada saat kondisi rona awal, sehingga beberapa jenis ikan masih
dapat dijumpai seperti pada saat kondisi rona awal.

4.7. Sosial Ekonomi dan Budaya


Pada akhir masa produksi, maka kegiatan di area tambang CKP akan berkurang.
Kegiatan hanya tinggal persiapan pembongkaran dan demobilisai
peralatan/perlengkapan operasi tambang dan perbaikan/pengelolaan aspek
lingkungan. Dengan berkurangnya kegiatan akan berdampak berkurangnya
lapangan pekerjaan, yang pada gilirannya diperkirakan akan mempengaruhi
kondisi sosial - ekonomi masyarakat, seperti:
1) Berkurangnya lapangan pekerjaan
2) Menurunnya roda perekonomian daerah sekitar tambang
3) Timbulnya keresahan masyarakat akibat hilangnya mata pencaharian dan
berkurangnya bantuan bidang kesehatan, pendidikan dan bantuan lainnya;
4) Menurunnya tingkat pendapatan masyarakat
5) Meningkatnya gangguan keamanan daerah,
6) Hilangnya pendapatan daerah dari royalti.

Hal ini terutama disebabkan adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) dan
berkurangnya penyerapan barang/bahan-bahan dan jasa lokal sekitar tambang.
PHK ini tidak hanya terjadi pada karyawan yang berasal dari masyarakat sekitar
tambang tetapi juga sebagian besar dari karyawan lainnya yang memang tidak lagi
dipergunakan untuk kegiatan lanjutannya yaitu pascatambang dan
pemantauannya.
Dampak negatif dari sosial, ekonomi masyarakat tersebut akan diminimalisir oleh
CKP, dengan merencanakan melakukan serangkaian program selama masa
pascatambang, yang dapat memicu tumbuhnya alternatif lapangan pekerjaan bagi
masyarakat sekitar tambang.

BAB IV. RONA LINGKUNGAN AKHIR LAHAN PASCATAMBANG IV - 12


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Gambar 4- 2 Peta Situasi Rona Awal

BAB IV. RONA LINGKUNGAN AKHIR LAHAN PASCATAMBANG IV - 13


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Gambar 4- 3Peta Situasi Rona Awal Pascatambang

BAB IV. RONA LINGKUNGAN AKHIR LAHAN PASCATAMBANG IV - 14


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Gambar 4- 4 Peta Situasi Rencana Rona Akhir Pascatambang

BAB IV. RONA LINGKUNGAN AKHIR LAHAN PASCATAMBANG IV - 15


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

BAB V HASIL KONSULTASI DENGAN PEMANGKU

KEPENTINGAN

Konsultasi publik telah dilakukan oleh PT Cikondang Kancana Prima (CKP) dengan
pemangku kepentingan (stakeholder) terdiri dari unsur masyarakat dan pemerintah yang
berada di sekitar area pertambangan yang diperkirakan terkena dampak penting dengan
adanya kegiatan pertambangan CKP. Adapun yang hadir pada konsultasi publik ini yaitu
Sekretaris Daerah Kabupaten Cianjur, Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat, Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur, Dinas Tanaman Pangan Holtikultural Perkebunan
dan Tanaman Pangan Kabupaten Cianjur, Dinas PUTR Kabupaten Cianjur,
DISBUDPAR Kabupaten Cianjur, KESBANGPOL Kabupaten Cianjur, Inspektur
Tambang Jawa Barat, Akademisi Politeknik Energi dan Pertambangan Bandung, Camat
Campaka, Kepala Desa Wangun beserta jajaran dan warganya, Kepala Desa
Cimenteng beserta jajaran dan warganya, Kepala Desa Karyamukti beserta jajaran
dan warganya. Proses konsultasi dilakukan dengan cara diskusi terbuka antara pihak
PT Cikondang Kancana Prima dengan para pemangku kepentingan, selain kegiatan
diskusi dilakukan juga survei dari peserta dengan mengisi kuisioner yang akan
menampung keinginan peserta mengenai bentuk lahan, sarana, pekerja, dan
lingkungan sosial ketika kegiatan pascatambang nantinya. Pemaparan mengenai
dokumen rencana pascatambang juga disampaikan kepada pemangku kepentingan
untuk memberi informasi mengenai pentingnya konsultasi publik yang dilakukan dalam
hal memenuhi dokumen rencana pascatambang.

5.1. Proses dan Hasil Diskusi dengan Pemangku Kepentingan

Diskusi merupakan salah satu cara yang dilakukan CKP untuk berkonsultasi
dengan pemangku kepentingan. Tujuan dari diskusi ini selain untuk pemenuhan
dokumen rencana pascatambang juga upaya untuk melibatkan peran serta
pemangku kepentingan secara aktif. Pemangku kepentingan dapat memberikan
secara langsung pendapat, saran, tanggapan, dan pandangan terkait rencana
pascatambang yangnantinya akan dilakukan oleh CKP.
Adapun hasil diskusi yang dilakukan oleh CKP dengan pemangku kepentingan,
sebagaima tertuang dalam berita acara Konsultasi Publik ;

BAB V. Konsultasi Publik V-1


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

No. Masukan dan Pertanyaan dari Pemangku Tanggapan Dari PT Cikondang Kancana
Kepentingan Prima

1. Rohman Kepala Teknik Tambang Bawah Tanah


PT CKP:
(Dinas Kebudayaan dan Pariwisata):

Pemaparan sudah disampaikan dengan baik PT CKP mengapresiasi apa yang telah
oleh pihak PT CKP. Kegiatan pascatambang disampaikan oleh Bapak Rohman. PT CKP
yang sudah dipaparkan merupakan kegiatan dikelilingi oleh sektor pariwisata seperti
yang baik bagi kesejahteraan masyarakat. gunung padang dan curug cikodang.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang Metode tambang yang digunakan oleh PT
diwakili oleh bapak Rohman sangat sepakat CKP yaitu tambang bawah tanah sehingga
dengan program pascatambang yang sudah bisa dihubungkan dengan sektor wisata
dipaparkan dan diharapkan pelaksanaanya yaitu menjadi museum seperti yang ada di
nanti dapat terpenuhi sesuai dengan dokumen PT Bukit Asam dan PT Antam Pongkor.
pascatambang. Sektor wisata bisa menjadi Perlunya dilakukan diskusi lebih lanjut
sektor perhatian bagi PT CKP untuk program antara PT CKP dengan dinas pariwisata
pascatambang untuk teknis pelaksanaannya nanti setelah
kegiatan pascatambang.

2. Meidy Kepala Teknik Tambang Bawah Tanah


PT CKP:
(Dinas Lingkungan Hidup Kab. Cianjur):

Kegiatan pascatambang hampir selalu menjadi a. Didalam AMDAL belum disampaikan


masalah mengaca dari wilayah lainnya. secara spesifik oleh karena itu akan
Masukan bagi PT CKP yaitu hasil kegiatan di detailkan di dokumen rencana
forum diskusi ini untuk dimasukan ke dalam pasca tambang
dokumen rencana pascatambang dan
b. Segala kegiatan mengenai reklamasi
diharapkan bukan saja jadi dokumen semata
lingkungan di PT CKP akan selalu
tetapi bisa bisa diterapkan nantinya.
dilaporkan ke pihak dinas lingkungan
Diharapkan kegiatan pascatambang dilakukan
c. Kegiatan penutupan tambang bawah
dengan baik oleh pihak perusahaan.
tanah akan dilakukan di semua area
Menyinggung dokumen Analisis Dampak
secara bertahap sehingga tidak ada
Lingkungan (AMDAL) data dan informasi
rongga yang bisa menyebabkan
mengenai AMDAL belum spesifik disinggung
ablas. Untuk mendukung kegiatan
ketika pemaparan dimohon untuk dijadikan
tersebut akan dilakuan kajian
dokumen yang saling melengkapi. Pada saat

BAB V. Konsultasi Publik V-2


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

No. Masukan dan Pertanyaan dari Pemangku Tanggapan Dari PT Cikondang Kancana
Kepentingan Prima

presentasi kegiatan penutupan tunnel belum geotenik dan akan dilaporkan ke


disinggung oleh perusahaan, oleh karena itu inspektur tambang.
bagaimana kegiatan atau mekanisme
d. Untuk pemanfaatan tambang bawah
penutupan tunnel yang akan dilakukan oleh PT
tanah pada kegiatan pascatambang
CKP.
perlu dilakukan diskusi lebih lanjut

3. Henny Purwaningsih Kepala Teknik Tambang Bawah Tanah


PT CKP:
(Dinas Tanaman Pangan Hortikultura
Perkebunan dan Tanaman Pangan Kab.
Cianjur):

Menteri pertanian mendorong untuk kegiatan Peralihan lahan bekas tambang menjadi
peralihan lahan bekas tambang menjadi lahan area pertanian merupakan hal yang baik
pertanian. Pada kegiatan konsultasi publik ini untuk diterapkan di area pertambangan PT
apakah ada ketentuan berapa tahun sebelum CKP ketika pelaksanaan pascatambang
dilakukannya IUP PT CKP. nanti. Kegiatan konsultasi publik ini
dilakukan PT CKP untuk melengkapi
dokumen rencana pascatambang

Saptajie

(Koordinator Inspektur Tambang Jawa


Barat):

Konsultasi publik ini wajib dilakukan dan


akan dituangkan di dalam dokumen
pascatambang.

Agung Pribadi:

Kegiatan pascatambang akan dilakukan


ketika IUP berakhir dan konsultasi publik
ini dilakukan bertujuan untuk memenuhi

BAB V. Konsultasi Publik V-3


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

No. Masukan dan Pertanyaan dari Pemangku Tanggapan Dari PT Cikondang Kancana
Kepentingan Prima

ketentuan dokumen pascatambang

4. Bambang Bapak Okky Baskoro

(KESBANGPOL Cianjur): (General Manager PT CKP):

Pada saat kegiatan penutupan kegiatan a. Penambangan liar tidak bisa


pertambangan atau pascatambang perlu hanya ditangani oleh pihak PT
adanya penjagaan penambang liar di daerah CKP tetapi harus ditangani
sekitar tambang. Pemaparan kepada bersama oleh berbagai pihak
masyarakat diperlukan mengenai resiko
b. Pebambangan bawah tanah
tambang bawah tanah dan sosialisasi oleh PT
PT CKP akan menerapkan
CKP ketika pascatambang bahwa sudah tidak
metode yang tepat sesuai
adanya potensi emas di area pascatambang.
dengan standar sehingga tidak
Seperti yang sudah dipaparkan bahwa
menimbulkan resiko yang
penambangan bawah tanah ini berbahaya oleh
tinggi selain itu pihak
karena itu sejauh mana pertambangan bawah
perusahaan akan
tanah ini berbahaya. Dikarenakan kondisi
memaksimalkan unsur
Cianjur yang berpotensi terjadinya gempa.
kesehatan dan keselamatan
Bagaimana pemberdayaan masyarakat yang
c. Mengenai pemberdayaan
dilakukan oleh PT CKP setelah kegiatan
masyarakat ketika kegiatan
pascatambang.
pascatambang perusahaan
akan berdiskusi dan meminta
masukan dari berbagai
pemerintah terkait

5. Usep Saeful Kepala Teknik Tambang Bawah Tanah


PT CKP:
(Camat Kecamatan Campaka):

Pihak Camat Kecamatan Cempaka merasa Keinginan yang disampaikan oleh pihak
bangga dengan hadirnya PT CKP. Untuk saat Kecamatan Cempaka merupakan program
ini kurangnya adanya pihak yang mengayomi yang akan dilaksanakan oleh PT CKP,
tiga desa yang ada di Kecamatan Cempaka. namun untuk saat ini titik-titik kegiatan
Dari tiga desa tersebut permasalahan yang tersebut belum bisa disampaikan. Pada
dihadapi masih sama yaitu kekurangan air perusahaan sebelumnya sudah dilakukan

BAB V. Konsultasi Publik V-4


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

No. Masukan dan Pertanyaan dari Pemangku Tanggapan Dari PT Cikondang Kancana
Kepentingan Prima

besih. Keinginan dari tiga desa yaitu dan akan dilanjutkan ketika kegiatan
dilakukannya reboisasi dari tanah yang kosong pascatambang sehingga masyarakat
untuk ditanam tanaman seperti buah-buahan nantinya memiki pemikiran berkelanjutan.
dan sayur-sayuran, sehingga tiga desa
tersebut sibuk dengan mengurus tanaman
tersebut. Selain penanaman sayuran dan
buah-buahan juga bisa dilakukan penanaman
rumput bagi pakan ternak. Pihak kecamatan
menginingkan dengan dipenuhinya kegiatan
tersebut dapat membentuk desa yang
memberi bukan meminta dan menjadi
kemakmuran desa.

6. Solihin Kepala Teknik Tambang Bawah Tanah


PT CKP:
(Kepala Desa Karyamukti):

Bagaimana dengan IUP produksi dan PT CKP akan mengejar secepatnya untuk
eksplorasi PT CKP. Kesejahteraan masyarakat kegiatan produksi namun tidak melupakan
dinilai masih kurang dikarenakan banyaknya persyaratan yang dibutuhkan. Pihak PT
pengangguran sehingga masyarakat butuh CKP berharap tidak lama lagi akan
kepastian kapan PT CKP akan melakukan dilakukan kegiatan produksi setelah sudah
kegiatan produksi. terpenuhinya kegiatan penambangan

7. Rendy Adrista Kepala Teknik Tambang Bawah Tanah


PT CKP:
(Dinas ESDM Prov. Jawa Barat):

a. Perlu perhatian pada saat a. Kegiatan produksi di PT CKP


penutupan tunnel memang seperti yang telah
dipaparkan sebelumnya
b. Kegiatan reklamasi harus
memperhatikan jenis tanaman b. Reklamasi yang telah dilakukan untuk
yang cepat tumbuh, jarak antar saat ini baru dilakukan di area
tanaman, dan perawatan secara bukaan dan belum semuanya namun
berkala. Saran untuk tanaman kedepannya akan dilakukan secara
yaitu sengon dan mahoni terus menerus

c. Reklamasi harus berjalan secara c. Masukan yang telah disampaikan


pararel dengan kegiatan produksi masukan yang bagus, nantinya PT
dan reklamasi dilakukan untuk CKP akan banyak program yang

BAB V. Konsultasi Publik V-5


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

No. Masukan dan Pertanyaan dari Pemangku Tanggapan Dari PT Cikondang Kancana
Kepentingan Prima

mengembalikan area tambang ke bersentuhan dengan masyarakat


rona awal

d. Jangan sampai kegiatan


pascatambang membuat kerugian
keuangan dan sosial budaya

e. Perlu dilakukannya treatment air


asam tambang agar tidak ada
aduan dari masyarakat sekitar dan
harus adanya tinjauan hidrologi air

f. Perusahaan harus
mensosialisasikan secara terus
menerus bahwa tambang tidak
merugikan lingkungan apabila
menerapkan good mining practice
dan juga perlunya pengecekan
administratif

8. Hermia Kepala Teknik Tambang Bawah Tanah


PT CKP:
(Sekretaris Daerah Cianjur):

Bagaimana apabila setelah pembuatan Untuk dokumen PT CKP wajib mendapat


dokumen rencana pascatambang kegiatan izin dari pemerintah dan jika belum
tersebut tidak dilaksanakan. Namun mendapatkan izin tidak akan dilakukan
pemerintah daerah yakin dengan PT CKP kegiatan pertambangan. Pihak perusahaan
karena tidak mungkin untuk mempertaruhkan tidak mau bermain-main mengenai
nama baiknya terutama Indorama yang sudah perizinan karena untuk kebaikan bersama.
memiliki nama yang baik. Pihak pemerintah Untuk saat ini ada beberapa program PPM
daerah meminta apabila dokumen sudah namun diakui belum berjalan maksimal
diselesaikan untuk disampaikan dan akan di tapi akan dilakukan secara terus menerus
evaluasi oleh pemerintah daerah sehingga untuk memaksimalkan dan perlu
apabila ada ketidaksesuaian bisa dilakukan dilakukannya diskusi dengan desa.
diskusi lebih lanjut. Kegiatan CSR yang
dilakukan PT CKP pihak pemerintah tidak bisa
menerima dalam bentuk uang namun dapat
dilakukan dalam bentuk program. Terdapat
lima program unggulan yaitu infrastruktur,

BAB V. Konsultasi Publik V-6


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

No. Masukan dan Pertanyaan dari Pemangku Tanggapan Dari PT Cikondang Kancana
Kepentingan Prima

pemberdayaan masyarakat, UMKM, pertanian.


Diharapkan dengan berkontribusinya PT CKP
dapat memperdayakan masyarakat dan
menjadi jembatan antara perusahaan dan
pemerintah.

9. Haris Suryadi Kepala Teknik Tambang Bawah Tanah


PT CKP:
(Kepala Desa Cimenteng):

Dikarenakan area tambang ini sudah 12 tahun Keinginan akan ditampung dan
dengan berpindah-pindah perusahaan, yang dipertimbangkan
diinginkan saat ini yaitu bantuan seperti air
besih, perkebunan tanaman buah-buahan,
sarana pendidikan, dan peternakan. Keinginan
tersebut diharapkan dilaksanakan saat ini
bukan ketika pascatambang yang masih 2-3
tahun lagi.

10. Tatan Priatna Kepala Teknik Tambang Bawah Tanah


PT CKP:
(Desa Wangunjaya):

a. Apakah yakin ketika nanti Setelah akan selesainya kegiatan


pascatambang, rencana yang pertambangan perusahaan akan
direncanakan hari ini akan menghitung biaya sebagai jaminan ke
terlaksana karna bisa saja ada pemerintah. Untuk mengambil kembali
alasan lainnya jaminan tersebut perusahaan perlu
melakukan pascatambang. Pemikiran
b. Apabila setelah tambang ditutup
karyawan perusahaan saat ini yaitu maju
apakah bisa untuk pariwisata dan
dan maju tidak ada mundur seperti halnya
siapakah yang akan
pascatambang. Ada tahapan untuk
mengelolanya. Mohon ketika
penutupan tunnel dan nantinya
kegiatan pascatambang
perusahaan akan berdiskusi dengan
memprioritaskan masyarakat
PUPR karna banya infrastruktur apabila
c. Untuk pemberdayaan masyarakat
ditinggalkan akan membahayakan
bagaimana yang akan
sehingga nantinya akan dilakukan diskusi
direalisasikan, karna apabila
dengan pemerintah terkait. Untuk dampak
infrastruktur tidak akan semua
kepada pekerja setelah kegiatan
merasakan. Karna ketika tambang
pascatambang, perusahaan akan

BAB V. Konsultasi Publik V-7


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

No. Masukan dan Pertanyaan dari Pemangku Tanggapan Dari PT Cikondang Kancana
Kepentingan Prima

tutup ekonomi masyarakat memberikan training terutama bagi


dikhawatirkan akan melemah. masyarakat ring 1 dan 2. Diharapkan
Karna ada kemungkinan ada nantinya dengan adanya training yang
masyarakat kerja di PT CKP yang diberikan dapat digunakan diperusahaan
terkena pemutusan hak kerja lainnya.
(PHK), bagaimana untuk
mempertahankan pemberdayaan
masyarakatnya. Diharapkan
pemberdayaan masyarakat
dilakukan berkelanjutan setelah
pasca tambang dan harus terasa
hingga anak cucu.

11. Miftah Kepala Teknik Tambang Bawah Tanah


PT CKP:
(Dinas PUPR):

Himbauan bagi PT CKP untuk mendaftarkan Perizinan yang diberikan oleh pemerintah
diri terkait perizinan sistem OSS. Untuk hal-hal pusat sudah dipenuhi namun untuk
teknis lainnya PT CKP bisa datang ke kantor perizinan daerah nantinya akan di cek
PUPR berkaitan dengan perizinan. kembali. Apabila ada perizinan daerah
nantinya PT CKP akan menaatinya

Diskusi yang dilakukan berjalan dengan baik dan dua arah antara pihak CKP
dengan pemangku kepentingan. Pendapat serta masukan dari pemangku
kepentingan di terima dengan baik oleh pihak CKP. Keinginan dari para
pemangku kepentingan ketika kegiatan pasca tambang dapat dikategorikan
sebagai berikut yaitu: sektor sosial budaya dan pariwisata, pemberdayaan
masyarakat, kesejahteraan masyarakat, perekonomian masyarakat, dan
lingkungan. Berikut adalah dokumentasi kegiatan diskusi yang dilakukan pada
Gambar 5.1 di bawah ini.

BAB V. Konsultasi Publik V-8


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Gambar 5- 1 Kegiatan Diskusi PT CKP dengan Pemangku Kepentingan

Gambar 5- 2 Sesi Tanya Jawab Kegiatan Diskusi PT CKP dengan Pemangku


Kepentingan

5.2. Hasil Survei Pendapat Pemangku Kepentingan

Setiap pemangku kepentingan yang hadir ke acara konsultasi publik akan


diberikan formulir yang berisikan beberapa pilihan mengenai kegiatan
pascatambang yang meliputi unsur bentuk lahan pascatambang, sarana, pekerja,
dan lingkungan sosial. Pemberian formulir dilakukan agar empat unsur utama
dalam kegiatan pascatambang mendapatkan jawaban yang lebih terarah
sesuai dengan keinginan pemangku

BAB V. Konsultasi Publik V-9


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

kepentingan. Selain diberikan pilihan, pada formulir juga diberikan kolom untuk
masukan lainnya yang diinginkan oleh pemangku kepentingan. Berikut di bawah
ini adalah hasil dari survei pendapat pemangku kepentingan.

Gambar 5- 3 Hasil Survei Tanaman Pada Lahan Revegetasi

Berdasarkan hasil survei pada Gambar 5.3 tanaman yang lebih banyak
diinginkan oleh para pemangku kepentingan yang nantinya akan ditanam di lahan
revegetasi pascatambang PT CKP yaitu jenis tanaman buah – buahan. Buah
durian merupakan jenis tanaman buah yang dominan di pilih oleh pemangku
kepentingan pada formulir survei. Masukan lain yang perlu dipertimbangkan dari
pemangku kepentingan mengenai jenis tanaman revegetasi pascatambang yaitu
mengenai jenis tanaman pangan dan tanaman endemik lingkungan sekitar yang
bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, selain itu waktu tumbuh dari tanaman pun
perlu diperhatikan agar kegiatan revegetasi pascatambang dapat berjalan
dengan cepat. Pilihan jenis tanaman kayu yang juga dipilih oleh pemangku
kepentingan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk pemukiman atau
kebutuhan lainnya.

BAB V. Konsultasi Publik V - 10


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Gambar 5- 4 Hasil Survei Bentuk Lain Lahan Pascatambang Selain Revegetasi

Lahan pascatambang selain bisa dijadikan sebagai lahan revegetasi juga bisa
dimanfaatkan sebagai sarana untuk rekreasi dan pendidikan. Hasil survei pada
Gambar 5.4 di atas menunjukan bahwa keinginan para pemangku kepentingan
mengenai bentuk lain lahan pascatambang sama-sama kuat baik dijadikan lahan
rekreasi maupun pendidikan. Penggunaan lahan pascatambang bisa
dikolaborasikan sebagai sarana rekreasi dan pendidikan seperti dijadikan
museum tambang bawah. Dengan hadirnya lahan pascatambang sebagai sarana
rekreasi dan pendidikan dapat bermanfaat untuk kemajuan perekonomian
masyarakat sekitar dan menambah pengetahuan mengenai tambang bawah
tanah.

BAB V. Konsultasi Publik V - 11


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Gambar 5- 5 Hasil Survei Pengelolaan Sarana Bekas Tambang PT CKP

Sarana pertambangan yang ada di PT CKP ketika kegiatan pascatambang


sebaiknya tidak dibongkar secara keseluruhan melainnkan dimanfaatkan
sebagian untuk kepentingan masyarakat. Berdasarkan masukan dan hasil survei
kepada pemangku kepentingan yang tertera pada Gambar 5.5 sarana di area
pertambang PT CKP sebaiknya dijadikan sarana umum untuk pendidikan dan
rekreasi dengan memperhatikan keselamatan bagi masyarakat seperti
memantau kondisi kestabilan bawah tanah dan melakukan penyanggahan
permanen untuk mencegahnya ambrukan. Masukan lainnya mengenai
pengelolaan sarana tersebut sebaiknya dikelola oleh pemerintah terkait agar
lebih terjaga keamanan serta kelestariannya. Pengelolaan sarana bekas
pertambangan PT CKP perlu dilakukan secara profesional agar dapat berdaya
guna untuk semua pihak.

BAB V. Konsultasi Publik V - 12


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Gambar 5- 6 Hasil Survei Pengelolaan Pekerja PT CKP Ketika Proses


Pascatambang
Pekerja merupakan komponen yang penting bagi PT CKP untuk
keberlangsungan kegiatan pertambangan. Ketika kegiatan pascatambang
dilakukan perlu juga pengelolaan pekerja yang ada di PT CKP, berdasarkan hasil
survei pada Gambar 5.6 di atas para pemangku kepentingan berharap PT CKP
dapat berkoordinasi dengan pemerintah sekitar dan pihak terkait mengenai
kesempatan kerja lebih lanjut untuk para pekerja PT CKP ketika dilakukannya
kegiatan pascatambang. Pengalihan pekerja PT CKP dapat dilakukan secara
bertahap dan dilakukan pengontrolan serta dipastikan tidak ada pekerja yang
menjadi pengangguran. Pelatihan dan pengembangan kompetensi tenaga kerja
juga bisa dilakukan oleh PT CKP sebagai cara alternatif, diharapkan pekerja
dapat bekerja di perusahaan pertambangan lainnya dengan berbekal pelatihan
dan pengembangan yang sudah diberikan. Selain pelatihan dan pengembangan
berdasarkan kompetensinya, para pekerja juga bisa diberikan pelatihan dan
pengembangan dibidang usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sehingga
para pekerja dapat memproduksi dan memasarkan hasil usahanya secara
mandiri.

BAB V. Konsultasi Publik V - 13


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Gambar 5- 7 Hasil Survei Program Lingkungan Sosial Ketika Pascatambang yang


Diinginkan Oleh Pemangku Kepentingan

Survei mengenai program lingkungan sosial yang dilakukan pada konsultasi


publik difokuskan kepada empat sektor yaitu lingkungan, pendidikan, kesehatan,
dan pemberdayaan masyarakat. Hasil survei pada Gambar 5.7 menunjukan
bahwa program lingkungan sosial yang dibutuhkan ketika nanti pascatambang
dilakukan yaitu program pelatihan bagi masyarakat. Program pelatihan dilakukan
untuk mengembangkan potensi UMKM masyarakat sekitar sehingga nantinya
UMKM dapat berjalan secara mandiri ketika kegiatan pertambangan di PT CKP
sudah berhenti. Sektor kesehatan masyarakat juga perlu menjadi perhatian PT
CKP khususnya sanitasi lingkungan sebagai unsur pendukung kesehatan
masyarakat. Kurang tersedianya air bersih pada area sekitar PT CKP menjadi
masukan dari para pemangku kepentingan untuk disediakannya dan diperbanyak
jumlah sumur bor sebagai sumber air bersih di setiap area. Pemberian bantuan
pendidikan bagi masyarakat sekitar ketika kegiatan pascatambang juga
diharapkan oleh para pemangku kepentingan, baik biaya pendidikan maupun
penunjang pendidikan seperti fasilitas dan pengembangan sumber daya
manusianya.

BAB V. Konsultasi Publik V - 14


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

BAB VI PROGRAM PASCATAMBANG

Program pascatambang CKP disusun mengacu kepada pedoman Peraturan Menteri


Energi dan Sumber Daya Mineral nomor 26 tahun 2018. Sesuai dengan pedoman
permen tersebut program penutupan tambang ini meliputi bidang kegiatan reklamasi,
pembongkaran fasilitas tambang yang tidak terpakai lagi, pemeliharaan dan perawatan,
kegiatan penanganan aspek sosial-ekonomi, dan kegiatan pemantauan.

Tujuan yang akan dicapai dari program penutupan tambang CKP secara garis besar
adalah menjaga dan meminimalisasi dampak negatif jangka pendek dan jangka panjang
akibat ditutupnya tambang, memulihkan ekosistem agar dapat tumbuh dan berkembang
mandiri untuk kesejahteraan rakyat, sesuai dengan kondisi daerah dan kemauan
masyarakat lokal. Adapun sasaran dari program yang ingin dicapai adalah terciptanya
kestabilan/keamanan daerah bekas tambang, terkendalinya kualitas lingkungan,
peningkatan atau paling tidak pulihnya fungsi lahan, terciptanya kemenurusan
perekonomian daerah sekitar tambang. Tidak munculnya gejolak sosial masyarakat
serta terciptanya pembangunan berkelanjutan.

Adapun sasaran dari program yang ingin dicapai adalah terciptanya


kestabilan/keamanan daerah bekas tambang, terkendalinya gangguan lingkungan,
peningkatan atau paling tidak pulihnya fungsi lahan, terciptanya kemenerusan
perekonomian daerah sekitar tambang serta tidak munculnya gejolak sosial masyarakat,
sehingga mampu memberikan andil dalam rangka mewujudkan program pembangunan
berkelanjutan.

Program pascatambang yang akan dilakukan CKP merupakan wujud pemenuhan


tanggung jawab sosial dan tanggung jawab pelestarian fungsi lingkungan, dalam rangka
terciptanya pembangunan berkelanjutan. Secara garis besar tujuan yang akan dicapai
dari program pascatambang CKP adalah menjaga dan meminimasi dampak negatif
jangka pendek dan jangka panjang dan berupaya menciptakan ekosistem pada daerah
bekas tambang untuk dapat tumbuh dan berkembang mandiri untuk kesejahteraan
rakyat, sesuai dengan kondisi daerah dan masyarakat setempat.

BAB VI. PROGRAM PASCATAMBANG VI - 1


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Program pascatambang CKP tidak terlepas dari program pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup yang dilakukan pada saat masa operasi produksi berjalan, dan
kegiatan yang dilakukan pada masa pascatambang merupakan kelanjutan dari program
rehabilitasi tersebut.

Beberapa asumsi yang digunakan dalam penyusunan program pascatambang CKP


adalah sebagai berikut :
a) Kegiatan tambang termasuk kegiatan pengelolaan lingkungan hidup diasumsikan
terealisasi, sesuai rencana seperti pada dokumen Studi Kelayakan dan dokumen
AMDAL serta rencana reklamasi yang disetujui.
b) Lahan terganggu yang direncanakan direklamasi dan direvegetasi pada masa
pascatambang adalah lahan yang belum selesai direklamasi dan direvegetasi
sampai pada saat produksi tambang berakhir.
c) Program pascatambang ini disusun dengan asumsi tidak memperhitungkan
kemungkinan adanya tambahan cadangan atau ditemukannya area cadangan
baru.
d) Asumsi berakhirnya tambang dan lahan bekas tambang yang direncanakan
untuk direklamasi didasarkan atas rencana seperti dalam dokumen Studi
Kelayakan.
e) Status tataguna lahan atas wilayah bekas tambang dan wilayah IUP-OP CKP
padasaat tambang berakhir diasumsikan sama dengan kondisi saat ini.

Adapun beberapa prinsip dasar yang digunakan oleh CKP dalam penyusunan program
pascatambang ini diantaranya adalah:
1. Mengikuti peraturan perundangan yang berlaku, baik berkaitan dengan baku
mutu,tata ruang maupun masalah ketenagakerjaan.
2. Mencakup semua aspek yang terkena dampak, meliputi: pengamanan lubang
tambang bawah tanah yang telah selesai ditambang, penataan dan revegetasi
seluruh lahan permukaan yang terganggu, penanganan bekas fasilitas tambang,
penanganan aspek biologi, tanah, air, sosial dan ekonomi.
3. Mempertimbangan kewajaran biaya pascatambang, sehingga tidak
menyebabkan usaha tambang menjadi tidak ekonomis.
4. Memperhatikan masukan dan harapan pemangku kepentingan.
5. Mempertimbangkan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan.
6. Selaras dengan kriteria lingkungan, baik fisik maupun non-fisik yang telah
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VI. PROGRAM PASCATAMBANG VI - 2


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

7. Mengetahui dampak potensial setelah berakhirnya kegiatan pertambangan


terutama faktor ekonomi dan sosial, yang dapat mempengaruhi lingkungan baik
komponen fisik maupun non-fisik.
8. Tidak menimbulkan beban yang merugikan terhadap pemakai tanah selanjutnya
(stakeholder).
9. Menghilangkan dampak merugikan jangka panjang yang dapat mempengaruhi
kehidupan ekonomi maupun sosial masyarakat setempat.
10. Melanjutkan reklamasi lahan disertai pemantauan lingkungan pascatambang.
11. Memperhatikan aspek keamanan kestabilan tanah, baik timbunan maupun kolam
penampung ampas.

Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pascatambang, CKP telah


menetapkan kebijakan dan rencana strategis terkait program pascatambang sebagai
berikut:

- Pengisian dan pengamanan kestabilan bekas lubang tambang bawah tanah.


- Pengelolaan dan pemantauan kualitas air, tanah.
- Pembongkaran fasilitas tambang dan fasilitas penunjang yang tidak dimanfaatkan
lagi.
- Reklamasi lahan terganggu disekitar tambang dan sekitar fasilitas penunjang, dan
pemantauan perkembangan kondisi flora dan fauna.
- Penanganan aspek sosial-ekonomi akibat ditutupnya tambang.
- Pemeliharaan dan perawatan sampai tercapaikan kriterian kebrhasilan yang
ditetapkan.
- Semua infrastruktur akan ditutup, de kontaminasi dan dibongkar, kecuali fasilitas
yang akan dijual, atau diserahkan kepada pemerintah dan atau masyarakat
setempat.
- Fasilities yang akan ditinggal dan diserahkan untuk pemerintah daerah atau
masyarakat termasuk bangunan bekas kantor dan perumahan.
- Fasilitas pabrik pengolahan akan dibongkar, unit pengolahan dan besi akan
diamankan untuk dijual.
- Lahan yang direhabilitasi akan disesuaikan dengan topografi sekelilingnya,
revegetasi akan menggunakan tanaman keras dan buah-buahan lokal.
- Kualitas air yang berasal dari daerah tambang akan diupayakan memenuhi baku
mutu.

BAB VI. PROGRAM PASCATAMBANG VI - 3


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

- Upaya pengembalian habitat dilakukan dengan mengembangkan tumbuhan yang


sesuai dengan konsidi lokal. Kondisi ini diharapkan dapat memulihkan
keanekaragaman flora dan fauna.

Program pascatambang yang akan dilakukan oleh CKP dapat dikelompokan menjadi
menjadi 5 jenis kegiatan, yaitu :
1. Reklamasi pada lahan bekas tapak tambang dan lahan bekas fasilitas penunjang
antara lain mencakup :
a. Mengamankan / menjaga kestabilan daerah bekas tambang underground
terhadap bahaya ambrukan, amblesan dan munculnya air asam tambang,
dengan cara pengisian bekas lubang tambang bawah tanah dan pengelolaan
airyang keluar darai dalam tambang.
b. Reklamasi di bekas tapak tambang, termasuk antara lain: Reklamasi lahan
bekas timbunan ore dan waste rock, jalan proyek, settling pond, lahan sekitar
portal.
c. Pembongkaran Fasilitas tambang dan fasilitas penunjang dan reklamasi
lahan bekas fasilitas penunjang, antara lain: demobilisasi peralatan tambang
underground; pembongkaran dan reklmasi lahan: workshop, gudang handak,
bangunan tempat genset dan transmisi listrik untuk operasi tambang;
penanganan/pengamanan sisa BBM, bahan kimia dan fasilitas
penyimpanannya.
2. Pembongkaran fasilitas pengolahan emas dan reklamasi lahan bekas fasilitas
pengolahan, termasuk fasilitas pengelolaan tailing pengolahan
3. Melanjutkan program pengembangan sosial, budaya dan ekonomi sampai pada
masa transisi
4. Pemeliharaan & Perawatan
a. Kestabilan daerah bekas tambang underground
b. Tanaman hasil revegetasi
c. Kestabilan/ keamanan social ekonomi masyarakat sekitar tambang
5. Pemantauan

6.1. Reklamasi Pada Sisa Bekas Tambang dan Lahan Di Luar Bekas Tambang
Adapun program pasca tambang yang harus dilakukan, yaitu (1) pembongkaran /
pemanfaatan fasilitas pertambangan, serah terima beberapa fasilitas ke Pemda
dan pemanfaatan aset yang masih dapat digunakan, (2) reklamasi lahan bekas

BAB VI. PROGRAM PASCATAMBANG VI - 4


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

tambang dan (3) pengembangan masyarakat.


Pada prinsipnya, pelaksanaan reklamasi tambang dilakukan secara bertahap
sesuai dengan rencana reklamasi. Namun demikian sampai akhir pengoperasian
tambang belum seluruh rencana kegiatan reklamasi dapat dilaksanakan.
Perencanaan, implementasi, dan evaluasi kegiatan reklamasi lahan bekas
tambang dilakukan sesuai dengan rencana tata ruang, sehingga hasil reklamasi
lahan bekas tambang dapat memberikan manfaat terhadap lingkungan, ekonomi,
dan sosial bagi masyarakat dan daerah.
Kegiatan reklamasi pada masa pascatambang dilakukan pada lokasi-lokasi
sebagai berikut:
1. Lahan bekas timbunan bijih hasil penambangan dan timbunan waste
2. Fasilitas pengolahan
3. Fasilitas settling pond
4. Fasilitas pengelolaan tailing, limbah pengolahan
5. Jalan yang tidak akan dimanfaatkan oleh masyarakat setempat
6. Lahan bekas bengkel dan gudang
7. Lahan bekas rumah genset
8. Lahan bekas tanki BBM, dan
9. Lahan bekas gudang handak
Rencana kegiatan reklamasi PT CKP atas seluruh lahan terganggu akibat kegiatan
tambang CKP seperti pada Tabel 6.1.

Tabel 6- 1 . Rencana penyelesaian kegiatan reklamasi lahan terganggu pada masa


pascatambang
Reklamasi pascatambang
Luas
Lahan Terganggu Tahun Tahun Tahun Tahun
(Ha)
ke 1 ke 2 ke 3 ke 4
1) Timbunan ore 0,5
2) Timbunan waste rock 1,5
3) Fasilitas pengolahan 1,3
4) Fasilitas settling pond 0,063
5) Fasilitas pengelolaan tailing limbah
2,3
pengolahan
6) Wetland area (rawa buatan) 0,5
7) Jalan yang tidak akan dimanfaatkan
0,42
oleh masyarakat setempat dan
8) Lahan bekas gudang handak 0,50
9) Lahan bekas bengkel dan gudang 0,15
10) Lahan bekas rumah genset 0,01
11) Lahan bekas tanki BBM 0,01

BAB VI. PROGRAM PASCATAMBANG VI - 5


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Reklamasi pascatambang
Luas
Lahan Terganggu Tahun Tahun Tahun Tahun
(Ha)
ke 1 ke 2 ke 3 ke 4
12) TPS limbah B3 0,50
13) Pos security 0,01
14) Sarana pembibitan / nursery 0,15

Keterangan :
Pembongkaran dan penataan lahan
Revegetasi
Pemeliharaan Pemantauan

Berdasarkan rencana tambang seperti tertuang dalam dokumen studi Kelayakan,


operasi tambang emas CKP tahap I ini, akan memanfaatkan lahan seluas 115 Ha,
atau sekitar 5% dari total luas Wilayah IUP Operasi produksi CKP.
Tahapan reklmasi lahan permukaan yang akan dilakukan oleh CKP pada masa
pascatambang adalah sebagai berikut:
Pengaturan bentuk permukaan/rekonturing
Kegiatan penataan bentuk permukaan disesuaikan dengan bentuk permukaan
yang ada di sekitarnya, pengaturan bentuk permukaan tanah dilakukan
menggunakan bulldozer. Tinggi permukaan pada lahan akan disesuaikan bentuk
topografi daerah sekitarnya. Pengaturan permukaan lahan juga dimaksudkan
untuk meratakan/ menutup kembali lahan dengan tanah pucuk.

Penebaram pupuk kompos


Penaburan/penyebaran pupuk kompos dilakukan setelah pekerjaan penataan
lahan selesai dan bentuk akhir lahan telah sesuai rencana, serta lahan telah siap
untuk ditanami.
Penebaran pupuk kompos dilakukan dengan mengangkut pupuk kompos ke
lokasi yang akan direklamasi menggunakan dump truck , kemudian ditumpahkan
dan selanjutnya diratakan secara manual dengan memanfaatkan tenaga lokal.

Revegetasi
Sebelum dilakukan revegetasi, terlebih dahulu dilakukan persiapan lahan agar
pertumbuhan tanaman semakin subur, salah satu kegiatan penyiapan lahan
adalah penggaruan. Kegiatan ini ditujukan untuk menggemburkan tanah,
meningkatkan infiltrasi air ke tanah, mengurangi laju erosi dan mempertahankan
benih dan pupuk yang akan disebar tidak hanyut terbawa air hujan.

BAB VI. PROGRAM PASCATAMBANG VI - 6


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Jenis tanaman yang pertama kali ditanam adalah tanaman penutup (cover crop),
yang bertujuan untuk mengurangi laju erosi tanah, menstabilkan permukaan
tanah dari energi kinetis air hujan, membantu memperbaiki sifat fisik dan kimia
tanah, menambat nitrogen dari udara serta, merangsang kehidupan organisme
tanah yang berperan penting dalam siklus hara.
Setelah penanaman cover crop, kemudian dilakukan penanaman tanaman pioner
dan tanaman buah. yaitu tanaman local dan tanaman budidaya yang mudah dan
tahan hidup didaerah itu dan selama ini ditanam oleh masyarakat sekitar
tambang, sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat kemudian hari.
Penanaman cover crop dan tanaman keras ini juga dimaksudkan untuk
menyediakan habitat bagi binatang-binatang dan membua keanekaragaman
penutupan lahan. Tanaman keras ditanam dengan jarak spasi 4 m x 4 m,
sehingga jumlah bibit yang dibutuhkan dalam areal seluas 1 Ha adalah 625 bibit.
Pola penanaman tanaman pioner untuk daerah yang akan direvegetasi seperti
terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 6- 1 Pola penanaman cover crop

BAB VI. PROGRAM PASCATAMBANG VI - 7


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Gambar 6- 2 Pola titik tanam tampak dari atas

Gambar 6- 3 Pola titik tanam tampak dari samping

Kegiatan penanaman tanaman keras dimulai dengan pembuatan lubang tanam


dengan ukuran 60 cm lebar, 60 cm panjang dengan kedalaman 60 cm.
Setelah itu pupuk dicampur secara merata dengan komposisi kapur 0,4 kg,
phospat 0,8 kg, urea 0,4 kg dan KCl 0,4 kg, setelah dicampur merata kemudian
pupuk disebarkan ke tanah bekas galian lubang dan selanjutnya tanah bekas
galian tersebut ditimbun kembali ke dalam lubang tanam, sehingga penyebaran
pupuk di dalam lubang tanam merata.
Sebelum ditanami lubang dibiarkan minimal selama 3 hari agar gas-gas yang
mengganggu pertumbuhan tanaman keluar dan pupuk sudah meresap ke tanah.
Bibit ditanam pada saat tanah benar-benar basah, sehari setelah hujan.

BAB VI. PROGRAM PASCATAMBANG VI - 8


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Bibit yang akan ditanam diseleksi dahulu di pembibitan, hanya bibit dengan
kualitas yang bagus yang bisa ditanam untuk menjamin kesuksesan tumbuhnya.
Bibit yang baik adalah bibit dengan tinggi lebih dari 40 cm, bentuk batang dan
percabangan baik, sehat, hijau dan segar serta bebas dari hama dan penyakit.

Gambar 6- 4 Cara penanaman bibit pohon

Jenis-jenis tanaman pionir dan cover crop yang dapat tumbuh dengan baik pada
lahan reklamasi seperti Tabel 6.2 dan 6.3.

Tabel 6- 2 Jenis-jenis tanaman pionir dan tanaman buah untuk kegiatan


reklamasi

Nama Lokal Nama Latin Keterangan

Akasia Acasia moniliformis Tanaman industri / Pionir lokal


Mahoni Swiethania mahagoni Tanaman industri
Jeungjing Parasianthes falcataria Tanaman industri
Sengon Paraserianthes falcataria Tanaman industri
Trembesi Samanea Saman Tanaman industri
Mangga Mangifera indica Tanaman buah
Durian Durio zibethinus Tanaman buah
Alpokat Persea Americana Tanaman buah
Kelapa Cocos nucifera Tanaman buah
Jambu batu Psidium guajava Tanaman buah
Rambutan Nephelium lappaceum Tanaman buah

BAB VI. PROGRAM PASCATAMBANG VI - 9


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Tabel 6- 3 Jenis cover crop untuk kegiatan reklamasi

Nama umum Nama latin

Bermuda Cynodon dactylon


Centro Centrosema pubescent
Burgundy Macroptilium bracteatum
WF millet Panicum miliaceum
Rumput gajah Pennisetrum purpureum

6.1.1. Tapak Bekas Tambang

PT. CKP yang kegiatan penambangan menggunakan sistem bawah tanah


dimana lahan permukaan yang dibuka tidak besar dan berpotensi menyebabkan
terganggunya bagian permukaan lahan, masih memunculkan daerah-daerah
bukaan sehingga lahan terbuka ini perlu diperbaiki dan dikembalikan fungsinya
sesuai peruntukannya.

Pelaksanaan reklamasi untuk kegiatan tersebut meliputi pekerjaan- pekerjaan


sebagai berikut:
 Persiapan lahan yang berupa pengamanan lahan bekas tambang,pengaturan
bekas tambang (landscaping);
 Pengendalian erosi dan sedimentasi;
 Pengelolaan tanah pucuk (top soil);
 Revegetasi (penanaman kembali) dan atau pemanfaatan lahanbekas
tambang untuk tujuan lainnya.

Penambahan luas juga tidak siginifikan karena kemudian waste tersebut


digunakan untuk menimbun bekas lubang galian yang telah orenya telah selesai
ditambang.
1. Reklamasi lubang bawah tanah
Kegiatan reklamasi dan atau pengamanan lubang tambang underground akan
dilakukan oleh CKP secara progresif pada masa operasi produksi, merupakan
bagian dari kegiatan operasi underground. Dengan menerapkan sitem
penambangan back filling, maka lubang yang telah selesai ditambang secara
bertahap dilakukan

BAB VI. PROGRAM PASCATAMBANG VI - 10


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

penimbunan kembali untuk menjaga kestabilan lubang tambang yang akan


dibuka/ ditambang selanjutnya.

Pada masa pascatambang, kegiatan reklamasi atau pengisian bekas lubang


tambang akan dilakukan pada level 8, seluas 3.250 m2, yang merupakan bukan
tambang pada tahun terakhir masa operasi produksi. Pengisian bekas buaan
tambang terakhir tersebut akan memerlukan material batuan sebanyak 113.000
ton.
2. Pembongkaran dan reklamasi fasilitas tambang
Seperti telah disebutkan dalam Bab.3, untuk melaksanakan operasi tambang
emas secara underground ini, CKP akan membangun berbagai fasilitas
penunjang antara lain: jalan tambang, lahan timbunan ore, timbunan waste,
settling pond, kolam pengelolaan limbah pengolahan/tailing, dan wetland area.

Tabel 6- 4 Luasan Reklamasi Fasilitas Tambang

Reklamasi
No. Penggunaan Lahan
(Ha)
1 Portal 1 Shaft (cross cut) 0.00
2 Portal 2 Decline 0.00
3 Sediment Pond 0.063
4 Tailing Dam (Tailing Storage Facility) 2.30
Total Area Tambang 2.363

Setelah operasi tambang berakhir, sebagian fasilitas tambang tersebut akan


dibongkar dan sebagian lagi diserahkan kepada pemerintah daerah setempat,
untuk dimanfaatkan pemerintah daerah atau masyarakat setempat.
A. Reklamasi lahan bekas timbunan ore dan timbunan waste rock
Lahan timbunan ore dan waste rock akan direklamasi setelah ore diolah dan
waste rock telah dimanfaatkan untuk pengisian lubang tambang
underground. Dalam hal masih ada sisa material ore atau waste rock yang
tidak termanfaatkan, maka material tersebut akan ditimbun ditempat
tertentu, kemudian ditutup dengan material batuan yang bersifat
lempungan, atau batuan yang permeablitasnya rendah.
Hal ini diakukan untuk mencegah terjadinya oksidasi mineral- mineral sulfida
yang terkandung dalam ore atau waste rock tersebut, sehingga mencegah
terjadinya air asam tambang.

BAB VI. PROGRAM PASCATAMBANG VI - 11


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Setelah ditimbun dan dilakukan penataan permukaannya, kemudian ditaburi


dengan pupuk kompos dan kemudian dilakukanrevegetasi.
B. Reklamasi bekas kolam sedimen (settling pond)
Untuk mengelola air permukaan dan air tambang yang keluar dari tambang
underground, CKP membangun 2 buah settling pond. Settling pond tersebut
akan terus sampai masa pascatambang, dan akan dibongkar apabila kondisi
air permukaan sudah memenuhi baku mutu.
Bekas kolam sedimen tersebut akan dilakukan diurug dengan material top
soil kemudian ditabur dengan pupuk kompos dan kemudian dilakukan
revegetasi.
Kegiatan penataan permukaan lahan bekas settling pond dilakukan dengan
menggunakan bulldozer. Setelah lahan siap untuk ditanami, jenis tanaman
yang pertama ditanam pada lahan tersebut berupa cover crop, kemudian
dilakukan penanaman tanaman pioneer atau tanaman buah.
Dari lahan bekas kolam pengendap yang direvegetasi pada masa
pascatambang seluas 0,063 Ha tersebut dan dengan asumsi jarak tanam 4 m
x 4 m, dibutuhkan tanaman sebanyak 50 batang bibit.

Tabel 6- 5 Luasan Reklamasi Kolam Sedimen Pond

Reklamasi(Ha)
No. Penggunaan Lahan

1 Sediment Pond 0.063


Total Area 0.063

BAB VI. PROGRAM PASCATAMBANG VI - 12


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

C. Reklamasi bekas tailing dam


Lahan bekas tailing dam juga akan dilakukan reklamasi oleh CKP setelah
tambang berakhir. Tailing dam tersebut akan direklamasi setelah fasilitas
pengolahan selesai direklamasi.
Luas lahan bekas tailing dam tersebut sekitar 2,3 Ha, sehingga dengan
rencana jarak tanam 4 m x 4 m, dibutuhkan bibit tanaman sebanyak 1.438
bibit.
TSF akan direklamasi dengan cara metode Dry Cover termasuk dengan
penimbunan kembali. Sesuai dengan izin yang dikeluarkan oleh Kementrian
Lingkungan Hidup. Selanjutnya area tersebut direvegetasi dengan
menggunakan jenis tanaman perdu dan kacang-kacangan untuk membantu
mengikat nitrogen didalam tanah. Setelah direvegetasi, area tersebut akan
dikembalikan kepada negara melalui pemerintah daerah setempat.

Tabel 6- 6 Luasan Reklamasi Tailing Dam

Reklamasi
No. Penggunaan Lahan
(Ha)
1 Lahan terganggu di area TSF 2.3
2 Jalan Pipa menuju TSF 0.15
Total Area 2.45

D. Reklamasi bekas jalan


Reklamasi juga akan dilakukan pada bekas jalan tambang yang tidak
diperlukan lagi bagi masyarakat setelah tambang berakhir. Jalan tersebut
adalah jalan yang menghubungkan mulut tambang dan fasilitas pengolahan
dan jalan menuju ke fasilitas pengelolaan tailing. Jalan tersebut akan
direklamasi pada tahun ke-2 masa pascatambang, setelah fasilitas
pengolahan dan fasilitas pengelolaan tailing selesai direklamasi.
Luas lahan bekas jalan tambang tersebut sekitar 0,42 Ha, sehingga dengan
rencana jarak tanam 4 m x 4 m, dibutuhkan bibittanaman sebanyak 265 bibit.

BAB VI. PROGRAM PASCATAMBANG VI - 13


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Tabel 6- 7 Luasan Reklamasi Jalan Tambang

Reklamasi
No. Penggunaan Lahan
(Ha)
1 Jalan Tambang 0.42
Total Area 0.42

E. Reklamasi wetland area


Setelah kegiatan reklamasi pada lahan bekas fasilitas pengolahan dan tailing
dam selesai direklamasi, lahan wetland area/rawa buatan juga segera
dilakukan reklamasi.
Luas lahan bekas wetland area tersebut sekitar 0,45 Ha, sehingga dengan
rencana jarak tanam 4 m x 4 m, dibutuhkan bibit tanamansebanyak 280 bibit.

Tabel 6- 8 Luasan Reklamasi Rawa Buatan

Reklamasi
No. Penggunaan Lahan
(Ha)
1 Rawa 0.45
Total Area 0.45

6.1.2. Fasilitas Pengolahan dan Pemurnian


Pembongkaran dan reklamasi fasilitas pengolahan dan pemurnian dimaksudkan
untuk beberapa tujuan, yaitu untuk menghindarkan terjadi polusi/penurunan
kualitas tanah dan air seandainya tidak dibongkar; untuk dapat memanfaatakan
kembali nilai sisa dari mesin/fasilitas pengolahan tersebut, baik untuk
dimanfaatkan di tempat lain, maupun dijual; dan untuk memulihkan fungsi lahan
bekas pengolahan, sesuai dengan kondisi daerah.
Kegiatan reklamasi pada lahan bekas fasilitas pengolahan dilakukan dengan
tahapan kegiatan sebagai berikut:
- Pembongkaran mesin-mesin peralatan pengolahan beserta kerangka
konstruksinya sesuai bagian-bagiannya, kemudian dilakukan pengemasan
untuk selanjutnya diangkut untuk didemobilisasi.

BAB VI. PROGRAM PASCATAMBANG VI - 14


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

- Pembongkaran bangunan beton atau pondasi, agar tidak menimbulkan


bahaya ataupun dapat mengganggu lingkungan.
- Bekas lokasi pengolahan dilakukan penataan permukaan agar serasi
dengan topografi di sekitarnya. Kegiatan penataan lahan dibantu dengan
menggunakan alat berat Excavator tipe PC200 atau sekelasnya.
Tabel berikut ini menunjukkan peralatan pengolahan yang akan dibongkar oleh
CKP.

Tabel 6- 9 Jenis dan kapasitas peralatan pengolahan


Jenis Kapasitas Keterangan
Ore bin >20 ton
Grizzly 350 mm
Truck 25 ton/jam beroperasi 16 jam/hari dalam 6 hari
Belt Conveyor
Tramp Iron Magnet
Jaw Crusher ukuran produk -60 mm
Metal Detector
1000x3000 mm 25/10mm
Vibrating Screen double deck
apertures
Indek abrasi 0,43, ukuran produk -10
Cone Crusher 1,6 t/m3
mm
optional, dapat diganti dengan
Fine Ore Bin 450 ton
stacker/reclaimer
Mill 250 kW size, produk 80 %, 75 mikron
Cyclones 53 % solid terdapat unit cadangan
mechanic agitator dan penyembur
Agitated Tank >27 jam & aerasi 50Nm3/h
udara/oksigen
Electrowinning Cell
Conditioning Tank 3 m3 per cell
Float Cell 4 m3 per cell
Cleaner Conditioning Tank
Cleaner Cell 1 m3 per cell
Agitated Stogare Cell 17 m3
pb/Cu filter 13 t/m/h
Chemical addition plant 10 gpt ROM
Zn Filter 13 t/m/h
Thickener Convensional
Thickener Underflow Pump 10 km, 20 static head
Process Water Pump 11 km, 20 static head

Luas lahan bekas fasilitas pengolahan dan pemurnian tersebut sekitar1,30 Ha,
sehingga dengan rencana jarak tanam 4 m x 4 m, dibutuhkan bibit tanaman
sebanyak 813 bibit.

BAB VI. PROGRAM PASCATAMBANG VI - 15


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

6.1.3. Fasilitas Penunjang


Berbagai fasilitas penunjang dibangun oleh CKP untuk mendukung kegiatan
operasi produksi penambangan bijih emas. Setelah tambang berakhir sebagian
fasilitas penunjang akan dibongkar dan sebagian lagi yang dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat akan diserahkan kepada masyarakat sekitar tambang. Berikut
adalah fasilitas penunjang dari CKP akan akan dibongkar dan diserahkan kepada
masyarakat.

Tabel 6- 10 Rencana reklamasi lahan bekas fasilitas penunjang milik CKP


Luas Bangunan(m 2) Luas lahan Dibongkar
Bangunan
(Ha) /Tidak

Kantor Operasional 150 0,50 Tidak


Kantor Eksplorasi 100 0,20 Ya
Mess karyawan 1.750 1,30 Tidak
Gedung serbaguna 250 0,10 Tidak
Bangunan dibongkar,
perlengkapan
Bengkel 350 0,10
dipindahkan/ dijual

Gudang 150 0,05 Ya


Gudang handak 450 0,50 Ya
Bangunan dibongkar,
Tanki BBM - 0,01 tanki BBM
dipindahkan/ dijual
Bangunan dibongkar,
Rumah Genset 75 0,01 genset
dipindahkan/ dijual
Pos security 36 0,01 Ya
TPS limbah B3 40 0,01 Ya
Sarana pembibitan - 0,15 Ya

Adapun secara garis besar program pascatambang berkaitan dengan


penanganan fasilitas penunjang adalah sebagai berikut:
a. Asset yang masih dapat digunakan oleh perusahaan akan dilakukan
pembongkaran dengan hati-hati agar asset tersebut masih dapat
difungsikan/ dimanfaatkan lagi seperti fasilitas : perlengkapan
bengkel/workshop, genset, perlengkapan tambang, peralatan laboratorium,
perlengkapan kantor.
b. Asset bangunan yang tidak akan dimanfaatkan oleh perusahaan tetapi
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, maka akan diserahkan kepada
masyarakat, seperti bangunan kantor, bangunan perumahan karyawan.

BAB VI. PROGRAM PASCATAMBANG VI - 16


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

c. Asset perusahaan yang berupa bangunan yang tidak dapat dimanfaatkan


oleh perusahaandan masyarakat akan di bongkar.
d. Bahan-bahan kimia dan bahan yang berbahaya pembongkarannya dilakukan
dengan seksama dan hati-hati kemudian dipindahkan ke tempat
penyimpanan yang baru diluar daerah tambang atau dijual.
e. Tanah yang terkena ceceran BBM, bahan kimia, bahan berbahaya akan
diremediasi dan kemudian di lakukan revegetasi.
Upaya remediasi/pemulihan tanah yang terkontaminasi bahan kimia, minyak
/limbah B3 adalah dengan cara membakar (incinerasi) tanah yang tercemar,
mengumpulkan dan menimbun di tempat yang impermiable (landfill), dan
memadatkan limbah (solidification),setelah itu dilakukan:
 menambahkan cairan NPK dan urea dengan perbandingan 0,3 ton : 0,1 ton
per Ha guna cepat mengembalikan fungsi kesuburan tanahnya, setelah
diberikan pupuk tersebut maka tanah dapat segera ditanami dengan dengan
menggunakan tanaman penutup (cover crop) jenis centrosema, tanaman ini
mempunyai sifat khusus yang mampu mempercepat penyerapan unsur
racun dalam tanah, dengan begitu tanah yang terkena limbah B3 akan cepat
pulih tingkat kesuburannya.
 menambahkan bahan organik tertentu semacam kompos pada areal yang
terkena limbah B3.
f. Revegetasi

Lahan bekas fasilitas penujang yang telah dibongkar bangunannya kemudian


dilakukan penaataan lahan, penggemburan, kemudian dilakukan penebaran
pupuk kompos lalu dilakukan penanaman cover crop dan tanaman keras
dan buah-buahan atau tanaman perkebunan (kopi atau coklat).

Dari total area seluruh lahan bekas fasilitas penunjang yang akan dibongkar
seluas 1,04 Ha, maka akan diperlukan bibit tanaman sebagai berikut:
 Cover crop = 20 Kg
 Tanaman industri (sengon, trembesi) = 650 bibit
 Tanaman buah-buahan = 95 bibit
 Kopi, coklat = 65 Bibit.

BAB VI. PROGRAM PASCATAMBANG VI - 17


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

PT CKP secara operasionalnya meminimalisirkan kontaminasi pada tanah


dengan cara melapisi tanah dengan beton pada daerah pekerjaan yang terdapat
bahan B3 dan hidrokarbon seperi pada lokasi penambangan terdapat fasilitas
bengkel, genset dan tangki bahan bakar. Pada lokasi- lokasi ini berpotensi
dijumpai tumpahan oli dan minyak. Pada areal-areal tersebut potensi kontaminasi
tanah cukup tinggi, sehingga digunakan penghitungan secara visual atas areal
tersebut. Program remediasi tanah terkontaminasi dapat dilakukan secara in-situ
(di tempat atau lokasi berdekatan) atau secara ex-situ (dimana bagian tanah yang
terkontaminasi)dikumpulkan dan dikirim ke pusat pengolahan limbah B3.

Tabel 6- 11 Area terkontaminasi yang perlu diremediasi

No. Peruntukkan Luas (m2)


1. Workshop 97,5
2. Genset 240,0
3. Tangki BBM 37,5
4. Penyimpanan Limbah B3 300,0
Total 675,0

Akses menuju tambang bawah tanah dapat ditempuh melalui terowongan


(sloping tunnel) dengan portal yang terletak disebelah barat pabrik pemrosesan.
Lahan sebesar 0,8 ha digunakan untuk penggalian portal. Terowongan tersebut
digali dengan menggunakan metode pengeboran dan peledakan (drill and blast)
dan memiliki lebar 3,0 m, tinggi 4,0 m dan memiliki gradien sebesar 1:7 menurun
dari portal.
Hal-hal utama yang harus dipertimbangkan dalam pasca tambang adalah
memastikan stabilitas permukaan, meninggalkan lokasi tambang dalam kondisi
yang aman untuk pemakai lahan tersebut setelah tambang ditutup,

BAB VI. PROGRAM PASCATAMBANG VI - 18


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

dan menghindari akses ke lubang tambang bawah tanah (underground


workings). Pada saat tambang ditutup, bijih-bijih yang bernilai ekonomis telah
habis diekstraksi dari tambang, dan paling sedikit 90% lombong-lombong
tambang (stope) telah ditimbun dengan tailing. Volume sisa bukaan bawah
tanah, yang terdiri dari terowongan (declines) dan development headings akan
berjumlah sekitarr 100.000 m3. Peralatan dan barang-barang untuk jasa dan
keperluan lainnya sedapat mungkin akan diangkut dan dipindahkan setelah
penambangan selesai.
Poros-poros lubang tambang akan disegel pada tingkat pertama bawah tanah di
mana poros akan ditimbun. Segel beton akan dipasang di tempat-tempat ini dan
poros-poros tersebut akan diurug dengan batuan. Terowongan (decline) juga
akan disegel dengan segel beton dan limbah batu/tanah akan ditempatkan di
atas portal dan salah satu Portal terowongan (decline) rencanannya akan
dipertahankan sampai dengan jarak aman tertentu yang memungkinkan
diperuntukan menjadi lokasi edukasi.
Sesuai dengan sistem penambangan cut and fill maka seluruh lubang tambang
yang sudah tidak digunakan akan diisi dengan tailing yang bercampur additive dan
semen. Secara khusus, untuk membatasi akses ke permukaan lubang tambang
dilakukan dengan cara menutup lubang tambang, menggunakan material pengisi
berupa pasir, batuan atau tanah. Selain dapat mencegah penurunan permukaan
tanah juga mencegah masuknya para penambang tanpa izin (PETI) ke dalam
lubang yang telah ditutup.
.

Tumpukan Batu Pecah


10,00 m

Tembok Tembok
Luar Dalam

Lebar=5,00 m
Tinggi = 5,00m
Tebal = 1,50 m
Gambar 6- 5 Penutupan Bekas Penambangan PT. CKP

BAB VI. PROGRAM PASCATAMBANG VI - 19


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

5.00 M Cor
Beton Permukaan
5.00 m
Gambar 6- 6 Penutupan Bekas Tunnel

Penutupan Bekas Lubang Turun (Raise Climber atau Raise Manual)

3.00 m Isi
Material Batu
Pecah

Gambar 6- 7 Kontruksi Penutup Lubang Tambang dan Tunnel

Pada bagian luar portal juga dipasang pagar dengan jeruji besi dan diberi tanda
peringatan bahaya. Sedangkan untuk mulut lubang-lubang eksplorasi yang tidak
dikembangkan untuk menjadi lubang-lubang eksploitasi juga harus diberi
peringatan yang sama lubang masuk tambang. Konstruksi penutup lubang tambang
dapat dilihatpada Gambar diatas.

Rambu peringatan dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada masyarakat


dan pihak terkait serta mencegah terjadinya pelanggaran. Pemasangan rambu
peringatan pada area tambang, baik di permukaan tanah maupun di lubang-
lubang tambang, ditempatkan menurut radius batas teknis dan batas lingkungan.
Tanda atau papan peringatan ditempatkan pada tempat-tempat yang mudah terlihat
dan cukup terlindung, terbuat dari bahan yang kuat dan tahan karat dilengkapi
pemagaran jika lahan tidak terlalu luas dan ditulis dalam kalimat ringkas, tegas,
jelas, dan simbol-simbol K-3, termasuk penambahan bahasa daerah.
Pemasangan rambu peringatan perlu dipasang di CKP antara lain :

BAB VI. PROGRAM PASCATAMBANG VI - 20


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

 Peringatan "DILARANG KERAS MASUK bahaya amblesan” ditempatkan di


lubangtambang.
 Peringatan ”DILARANG KERAS MEMANFAATKAN limbah beracun"
ditempatkan di sekitar penimbunan, penampungan, pelimbahan, dan
bendungan ampas; gudang-gudang bekas penyimpanan bahan peledak, BBM
dan bahan kimia.
 Peringatan "DILARANG MELAKUKAN EKSKAVASI rawan longsor"
ditempatkan di sekitar tunnel (lombong) bekas tambang dan tebing-tebing
sekitar dengan sudut kritis 42°- 48°.
 Peringatan "DILARANG MASUK KECUALI PETUGAS" ditempatkan di lokasi
tapak proyek hanya petugas berwenang yang diperbolehkan memasuki,
seperti lokasi reklamasi.
 Peringatan "ANDA MEMASUKI AREA bekas tambang bawah tanah,
kapasitas beban muat max. 20 Ton" ditempatkan di jalan-jalan yang melintasi
lorong.
 Peringatan "WASPADA TANAH LABIL" ditempatkan di bekas penimbunan
dan area gerakan.
Rambu peringatan ini juga akan dilengkapi dengan bahasa daerah agar informasi
ini mudah difahami penduduk lokal. Berdasarkan hasil kajian diperkirakan jumlah
rambu yang dipasang minimal sebanyak 10 buah.
Aset adalah semua sumber ekonomi atau kekayaan yang dimiliki oleh entitas
yang diharapkan mampu memberi manfaat usaha di masa mendatang. Sumber
ekonomi atau kekayaan tersebut adalah sumber daya yang dimiliki, baik dalam
bentak atau hak kuasa yang didapatkan di masa lalu sehingga dapat memberi
manfaat di masa mendatang.

Aset dapat diakui jika semua sumber ekonomi dapat diukur dengan monetisasi,
baik rupiah, dolar, atau mata uang lainnya. Dengan adanya aset yang dimiliki
perusahaan, bisnis dapat terus beroperasi dengan lancar. Aset bukan hanya
dalam bentuk uang tunai, tanah, bangunan, peralatan, ataupun perlengkapan
juga dapat berupa sumber daya manusia seperti karyawan dan pelanggan.

Asset PT. CKP adalah asset yang saat ini aktif atau tidak aktif dapat berupa
asset bergerak dan tidak bergerak yang akan dioptimalkan saat pascatambang
untuk memberikan benefit bagi CSD. Asset tersebut akan dimanfaatkan (dapat

BAB VI. PROGRAM PASCATAMBANG VI - 21


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

dijual atau difungsikan untuk hal lain) asset yang akan dikelola oleh pihak ke tiga
dan dikelolasesuai dengan peraturan yang berlaku.

Rencana Pengelolaan asset ini antara lain:

1. Pemanfaatan Bahan Kimia Sisa


Bahan kimia sisa cadangan yang masih dapat dimanfaatkan akan dijual kepada
pihak ketiga. Bahan tersebut meliputi bahan baku dan bahan reaksi lainnya yang
digunakan untuk proses pengolahan atau dapat di kelola menjadi limbah B3
dengan pengelolaan LB3 sesuai dengan peraturan.
2. Pemanfaatan Kendaraan / Mobil
Alat transportasi yang digunakan selama tahap kegiatan operasional akan
dimanfaatkan oleh perusahaan untuk kegiatan pertambangan PT CSD di lokasi
lain maupun untuk pemanfaatan lainnya.
3. Pemanfaatan asset Underground
Rencana Pemanfaatan Aset setelah kegiatan tambang bawah tanah telah
selesai, akan di jajaki untuk dimanfaatkan sesuai dengan arahan pemegang
saham.
4. Pemanfaatan Alat Berat
Alat berat yang ada di PT. CKP adalah peralatan moving yang digunakan untuk
menunjang proses produksi. Peralatan ini akan dioptimalkan saat pascatambang,
dijual ke pihak lain atau diserahkan pengelolaannya ke indukperusahaan.
5. Sarana dan Prasarana Tambang
Sarana tambang adalah peralatan yang digunakan untukmenunjang aktifitas
penambangan di dalam underground PT. CKP seperti pompa untuk dewatering
dan compressor. Alat ini akan dioptimalkan pada saat pascatambang sesuai
arahan pemegang saham.
6. Pemanfaatan Dismantling Pabrik Pengolahan dan Pemurnian
Dismantling pabrik pengolahan adalah melakukan kegiatan pembongkaran dan
unassmebling peralatan pabrik pengolahan. Pemanfaatan dismantling pabrik
pengolahan ini dapat dijual ke pihak ketiga atau dioptimalkan sesuai arahan
induk perusahaan.
7. Aset yang Dikelola oleh Pihak Ke 3
Dengan berakhirnya kegiatan pertambangan PT Cikondang Kancana Prima,
pengelolaan aset-aset yang dikategorikan aset bersifat sosial maupun aset- aset
yang sudah dimanfaatkan akan dikelola sesuai dengan peraturan yang berlaku.

BAB VI. PROGRAM PASCATAMBANG VI - 22


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Bangunan fasilitas penunjang yang akan dikelola untuk kepentingan umum


melalui skema kerja sama pemanfaatan aset adalah sebagai berikut:

a. Jalan produksi yang tidak dimanfaatkan lagi;

b. Fasilitas lain yang sudah dimanfaatkan untuk fasilitas umum dan sosial;

c. Salah satu portal tambang

d. Fasilitas lain yang akan di diskusikan kemudian

6.2. Pemeliharaan
6.2.1. Pemeliharaan dan Perawatan Tapak Bekas Tambang

Pemeliharaan dan perawatan terhadap tapak bekas tambang akan dilakukan


pemeliharaan selama 3 (tiga) tahun setelah reklamasi dan revegetasi, dimana
diperkirakan selama jangka waktu tersebut reklamasi dan revegetasi betul-betul
telah berhasil.

Pada daerah bekas tapak tambang, pemeliharaan dan perawatan yang penting
dan akan dilakukan oleh CKP antara lain:
 Memelihara dan menjaga kestabilan lereng dan mencegahterjadinya erosi
 Menata kembali permukaan lahan apabila terjadi amblesan.
 Pemeliharaan fungsi pengelolaan penanganan air asam tambang
 Menjaga sistem penyaliran akan tetap berfungsi untu mengendalikan
air limpasan ke sediment trap
 Melakukan pemeliharaan fungsi sediment trap, antara lain dengan secara rutin
melakukan pengerukan sedimen dalam kolam.
 Pemantauan dan upaya peningkatan tingkat kesuburan tanah
 Pemeliharaan tanaman hasil revegetasi

6.2.2. Pemeliharaan dan Perawatan Tanaman Hasil Revegetasi

Pada tanaman yang sudah mulai tumbuh dan berkembang setelah kegiatan
revegetasi, akan dilakukan pemeliharan dan perawatan secara berkala, sehingga
tingkat keberhasilan pertumbuhan tanaman tersebut dapat terpenuhi. Adapun
tujuan pemeliharaan tanaman yang akan dilakukan adalah:
1. Mencapai persentase jadi tanaman di atas 80%.
2. Mencapai pertumbuhan tegakan optimal yang berkelanjutan.
3. Terciptanya tegakan yang sehat.

BAB VI. PROGRAM PASCATAMBANG VI - 23


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Pemeliharaan tanaman dilakukan hingga tanaman bisa tumbuh dengan


sendirinya secara berkelanjutan, pada umumnya pemeliharaan dilakukan sampai
tanaman berumur satu setengah tahun. Pemeliharaan yang dilakukan meliputi
penyulaman tanaman mati, pembersihan gulma yang mengganggu/menghambat
pertumbuhan tanaman, pemulsaan, pemberantasan hama penyakit dan
pemupukan ulang. Secara ringkas program pemeliharaan tanaman disajikan
pada Tabel 6.6.

Tabel 6- 12 Program pemeliharaan tanaman

UMUR TANAMAN PEMELIHARAAN

Penyulaman, penyiangan, pendangiran,


1 – 5 bulan
pengalihan aliran air yang merusak dan penanggulangan
setelah tanam
hama penyakit
6 bulan Penyiangan, pendangiran danpemupukan lanjutan
setelah tanam
1 tahun Penyiangan, pendangiran dan
setelah tanam pemupukan lanjutan ke-2
1,5 tahun
Penyiangan dan pemulsaan
setelah tanam

A. Penyiangan dan pendangiran


Semua gulma atau rumput yang berada dalam radius 1 m dari sekeliling
pangkal batang tanaman dibersihkan sampai ke akarnya agar tidak tumbuh
kembali karena bisa menyebabkan persaingan penyerapan nutrisi dan juga
bisa menjadi sarang hama maupun penyakit tanaman. Setelah dibersihkan
kemudian dilakukan pendangiran dengan tujuan menggemburkan tanah agar
aerasi tanah berjalan dengan baik.

BAB VI. PROGRAM PASCATAMBANG VI - 24


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Gambar 6- 8 Penyiangan dan pendangiran tanaman

B. Pemupukan lanjutan
Pemupukan lanjutan diberikan dalam paritan yang dibuat sekeliling pohon
mengikuti proyeksi tajuk, paritan dibuat dengan ukuran kurang lebih 8 cm
dalam dan 10 cm lebar, pupuk dicampur seperti pada prosedur penanaman
kemudian disebarkan merata pada sekeliling paritan dengan dosis yang
sama denganpenanaman dan ditutup tanah kembali.

Gambar 6- 9 Pemupukan lanjutan tanaman

C. Penyulaman
Penyulaman tanaman bertujuan untuk mempertahankan populasi tanaman
dalam suatu luasan sesuai dengan rencana. Semua tanaman yang mati
diganti dengan yang baru, jika tanaman mati setelah lebih dari 3 bulan maka
harus dilakukan pemupukan ulang. Seluruh tumbuhan dalam radius
penyulaman dibersihkan dahulu (jari-jari 1 m).
D. Pemulsaan
Pemulsaan dilakukan setelah tanaman berumur 1,5 tahun lebih, tujuan
pemulsaan adalah untuk merangsang kehidupan organisme tanah yang
berperan penting dalam siklus hara tanah,mempercepat pengembalian nutrisi
organik ke tanah dari biomasa tumbuhan di sekitarnya, disamping juga untuk
menjaga kelembaban tanah dan menekan laju pertumbuhan gulma disekitar
pangkal pohon. Pemulsaan dilakukan bersamaan dengan penyiangan,
biomasa hasil penyiangan terutama dari tumbuhan legume disebarkan di

BAB VI. PROGRAM PASCATAMBANG VI - 25


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

sekitar pangkal pohon dengan ketebalan minimal 15 cm, mulsa ini seiring
dengan waktu akan terdekomposisi secara alami dan melepaskan nutrisi ke
dalam tanah yang akan dimanfaatkan oleh tanaman.
E. Penanggulangan hama dan penyakit
Secara umum tujuan penanggulangan hama dan penyakit tanaman adalah
untuk mencapai tegakan yang sehat dengan pola pertumbuhan yang
progresif.

6.3. Pengembangan Sosial, Budaya dan Ekonomi


Penanganan aspek sosial-ekonomi antara lain meliputi penanganan pemutusan
hubungan karyawan, masalah sosial-ekonomi masyarakat sekitar tambang dan
daerah.
Setelah pascatambang, langkah-langkah penanganan terhadap pekerja tambang
yang akan dilakukan CKP adalah dengan melakukan pendekatan secara
kekeluargaan dan sesuai peraturan perundangan antara lain: memberikan
pesangon karyawan tambang, mengalihkan ketrampilan kerja, dipindahkan ke
lokasi penambangan selanjutnya. Sebagai persiapan sebelum tambang berakhir
akan dilakukan training ketrampilan wirausaha dan ketrampilan terpakai lainnya.
6.3.1. Penanganan Tenaga Kerja
Dengan berakhirnya kegiatan penambangan di PT. CKP maka diperlukan suatu
sistem pengelolaan aset SDM yang baik. Prinsip-prinsip pelaksanaan hubungan
kerja ini telah diatur dalam Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan. Pada kasus ini diusulkan skenario penanganan karyawan
seperti disajikan dalam Gambar berikut:

PENGELOLAAN SDM PASCA


OUTSOURCING PENUTUPAN TAMBANG PENSIUN

MUTASI

Gambar 6- 10 Skenario Penanganan Karyawan Pasca Tambang

BAB VI. PROGRAM PASCATAMBANG VI - 26


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Karyawan yang telah mencapai usia retiremend pada saat tambang ditutup maka
akan pensiun sesuai dengan peraturan perusahaan, sedangkaryawan yang masih
produktif akan dimutasi ke unit lain, dan karyawan yang outsourcing akan diatur
menurut peraturan yang berlaku sementara.
Berakhirnya kegiatan pertambangan akan menimbulkan dampak penting
terhadap ketenagakerjaan karena terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK).
Terhentinya sumber-sumber penghasilan akan menurunkan tingkat
kesejahteraan penduduk untuk sekitar tambang.
Sebagian karyawan tenaga kerja lokal akan diberhentikan oleh perusahaan pada
akhir kegiatan pertambangan akan mengikuti sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku yang disepakati bersama oleh kedua belah pihak.
Kebijaksanaan yang ditempuh oleh CKP pada saat pascatambang adalah:
1) Pemberian pesangon kepada karyawan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2) Melaksanakan program pelatihan kerja bagi pekerja untuk memberikan
keterampilan baru agar mendapat bekal jika harus alih kerja atau alih usaha.
3) Mengutamakan masyarakat setempat untuk bekerja dalam kegiatan
reklamasi/rehabilitasi lahan sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.

6.3.2. Corporate Social Responsibility


Program pengembangan masyarakat diwujudkan dalam pelaksanaan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) yang didefinisikan
secara korporat sebagai suatu komitmen usaha CKP. Untuk membangun kualitas
kehidupan yang lebih baik bersama dengan para pihak terkait dengan
masyarakat dimanapun, yang dilakukan terpadu dengan kegiatan usahanya
secara berkelanjutan dengan menjunjung tinggi prinsip-prinsip praktik usaha
yang baik, keadilan ekonomi, keadilan sosial, dan keadilan lingkungan.
Rencana program CSR pascactambang PT. CKP difokuskan pada pogram CSR
yang telah dijalankan pada tahap Operasi, yang mengacu pada Masterplan CSR
Korporasi. Program CKP yang telah berjalan ini akan dilanjutkan pada saat
pascatambang sehingga program-program ini dapat sustain sejak saat operasi
hingga pascatambang.
Focus program tersebut adalah pada 5 bidang CSR yakni bidang pendidikan,
kesehatan, pengembangan ekonomi local, pengembangan social budaya,
program pengelolaan lingkungan serta peningkatan kapasitas kelembagaan.

BAB VI. PROGRAM PASCATAMBANG VI - 27


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Gambar 6- 11 Prioritas Program CSR Pascatambang

Sesuai dengan kebijakan manajemen CKP dan sejalan dengan pengalaman


mengelola pascatambang sebelumnya serta best practices di dunia
pertambangan, program pengembangan masyarakat di tahap pascatambang
fokus pada ekonomi masyarakat di sekitar wilayah operasiTentunya hal ini dengan
memperhatikan rencana tata ruang dan wilayah di lokasi Kecamatan Campaka.

Tabel 6- 13 Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat


TUJUAN SASARAN PROGRAM
Bidang 1: Pendidikan
1. Meningkatnya
partisipasi peserta didik
dan pendidik terhadap 1. Bantuan peningkatan sarana dan prasarana
kegiatan proses belajar pedidikan.
Mendukung program pemerintah
mengajar. 2. Bantuan biaya pendidikan untuk masyarakat kurang
desa dalam meningkatkan
2. Memberi mampu dan peserta didik yang berprestasi
pendidikan masyarakat agar lebih
kesempatan 3. Bantuan tenaga pendidik.
berkualitas dan kompeten.
kepada masyarakat 4. Pelatihan dan Kemandirian Masyarakat, husus bagi
untuk menerima karang taruna.
pendidikan keahlian
tambahan.
Bidang 2: Kesehatan

1. Meningkatnya 1. Membuatkan fasilitas untuk Mandi Cuci dan Kakus


kesadaran masyarakat (MCK).
akan pentingnya hidup 2. Membantu biaya transport ambulance desa untuk
Mendukung program pemerintah
sehat. dipakai masyarakat menuju lokasi pengobatan.
desa untuk meningkatkan kualitas
2. Masyarakat 3. Membantu menyediakan obat, atau pengobatan
hidup dan kesehatan masyarakat.
menerima gratis.
tambahan pelayanan 4. Memberi bantuan peningkatan sarana dan
kesehatan. prasarana kesehatan lainnya.

BAB VI. PROGRAM PASCATAMBANG VI - 28


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

TUJUAN SASARAN PROGRAM


Bidang 3: Peningkatan Pendapatan Riil atau Pekerjaan dan Ekonomi
Meningkatnya
1. Memberikan bantuan di bidang Pertanian (bibit, pupuk,
kesempatan bekerja
Meningkatkan dan dan obat-obatan).
dan
menstabilisasikan 2. Bantuan Peternakan (pakan dan obat-obatan).
berusaha bagi
pendapatan dan 3. Bantuan Perikanan (Buat kolam dan penyediaan bibit
masyarakat Desa
kesejahteraan masyarakat ikan)
Karyamukti, serta
desa. Agar masyarakat memiliki kegiatan dan berpenghasilan
berkurangnya angka
tetap.
pengangguran.
1. Membantu dan memfasilitasi masyarakat untuk dapat
mengikuti pelatihan atau workshop kewirausahaan sesuai
Mendukung program Meningkatnya
dengan kebutuhan seperti: Perdagangan, Perkebunan,
pemerintah untuk perekonomian serta
Pertanian, dan Perikanan.
meningkatkan kesejahteraan
2. Memberi bantuan modal untuk pengembangan Usaha
perekonomian desa. masyarakat.
Kecil dan Menengah, Industri Rumah Tangga dan
kelompok usaha lainnya.

Bidang 4: Sosial Budaya

1. Membantu pembangunan sarana dan / atau prasarana


ibadah dan hubungan di bidang keagamaan.
Meningkatnya
2. Membantu bencana alam.
Meningkatkan kepedulian kebersamaan dan
3. Berpartisipasi dalam pelestarian budaya dan kearifan lokal
sosial masyarakat antar keutuhan sosial
setempat.
sesama. masyarakat di Desa
4. Membantu operasional, sarana dan/ atau prasarana
Karyamukti.
olahraga dan hubungan di bidang sosial kemasyarakatan
serta kepemudaan (karang taruna).

Bidang 5: Infrastruktur
1. Perbaikan, perawatan dan pemeliharaan, gedung,
Meningkatnya
bangunan, akses perkebunan, Jembatan dan
Meningkatkan sarana ketersediaan fasilitas
bangunan lainnya di Desa Karyamukti.
fasilitas umum bagi umum yang baik di
2. Perbaikan dan pemeliharaan jalan desa, baik jalan
masyarakat. Desa
utama maupun jalan alternatif.
Karyamukti
3. Membuat Jaringan Internet di kantor Desa Karyamukti

BAB VI. PROGRAM PASCATAMBANG VI - 29


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Gambar 6- 12 Peta rona akhir pascatambang

BAB VI. PROGRAM PASCATAMBANG


VI - 30
RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

BAB VII PEMANTAUAN LINGKUNGAN PASCATAMBANG

Kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup akibat kegiatan pertambangan


yang dilakukan PT Cikondang Kancana Prima (CKP) dilakukan sejak awal operasi
tambang sampai masa pascatambang. Pada masa operasi produksi kegiatan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup menggunakan acuan dokumen AMDAL
yang telah disetujui, khususnya dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), yang kemudian dijabarkan lebih konkrit
pada Rencana Kerja Tahunan Teknik dan Lingkungan (RKTTL), sedangkan pada masa
pascatambang menggunakan dokumen rencana pascatambang, karena lebih aktual
kondisinya.

Kegiatan pemantauan lingkungan pascatambang dimaksudkan untuk mengetahui


keberhasilan program pascatambang yang dilakukan setelah tambang tutup. Beberapa
aspek yang akan dipantau pada masa pascatambang meliputi:
1. Pemantauan Kestabilan Fisik, yang meliputi: pemantauan keamanan atau
kestabilan lubang tambang underground, kestabilan lahan permukaan, keberhasilan
penanggulangan laju erosi, longsor, sistem drainage dan pemantauan pelaksanaan
keberhasilan revegetasi.
2. Pemantauan Kualitas air; meliputi pemantauan keberhasilan penanganan air asam
tambang, gangguan atau pencemaran air sungai, pemantauan keberhasilan
pengelolaan kualitas air permukaan dan air tanah sesuai standar baku mutu yang
berlaku, dan upaya meminimalisasi terbentuknya air asam tambang.
3. Pemantauan pulihnya habitat flora & fauna asli / lokal dan indeks keanekaragaman
flora fauna.
4. Pemantauan kualitas udara, debu dan kebisingan.
5. Sosial - ekonomi, termasuk pemantauan perubahan mata pencaharian masyarakat,
tingkat perekonomian masyarakat, kondisi kesehatan, stabilitas keamanan
lingkungan masyarakat, kelangsungan kondisi aspek pendidikan.

Lokasi pemantauan lingkungan pascatambang meliputi daerah tapak bekas tambang


dan sungai-sungai sekitar tambang, serta daerah sekitar wilayah penambangan yang

BAB VII. PEMANTAUAN LINGKUNGAN PASCATAMBANG VII - 1


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

diperkirakan mengenai dampak bekas operasi penambangan baik lingkungan maupun


sosial ekonomi.

Program pemantauan dan perawatan lingkungan akan dilaksanakan pada saat kegiatan
operasi penambangan dan pengolahan telah berakhir. Tujuannya adalah untuk
memantau keberhasilan program pascatambang yang dilakukan oleh CKP selama 3
tahun guna memastikan kondisi lingkungan di sekitar area pertambangan dalam kondisi
aman, stabil dan tidak tercemar, sehingga tidak ada kerusakan lingkungan lebih lanjut
akibat kegiatan penambangan.

Program pemantauan lingkungan pada masa pascatambang direncanakan dilakukan


dalam dua fase:
1. Fase pelaksanaan pemantauan lingkungan selama penonaktifan dan rehabilitasi
(selama periode 2 tahun).
2. Fase pemantauan dan perawatan selama 1 tahun berikutnya setelah selesainya
kegiatan penonaktifan dan rehabilitasi yang direncanakan.

Kunjungan berkala dari ahli lingkungan profesional (dari Departemen Lingkungan dan
K3) akan dilakukan untuk memantau dan menganalisis kondisi kestabilan fisik, air
permukaan dan air tanah, flora dan fauna, udara dan kebisingan, dan kondisi sosial-
ekonomi masyarakat sekitar area pertambangan. Ahli lingkungan tersebut akan
melaksanakan pengambilan sampel, menjawab permasalahan-permasalahan yang
akan muncul dan akan menganalisis serta melaporkan pencapaian yang diperoleh
dalam bidang lingkungan.

Ahli lingkungan tersebut juga akan berkoordinasi dan ikut terlibat dalam pekerjaan dan
penelitian lain yang berkaitan dengan pemantauan lingkungan. Hal ini penting dilakukan
untuk menganalisis kondisi tapak bekas tambang, fasilitas pabrik pengolahan dan
fasilitas penunjang, dan analisis pencapaian keberhasilan program lindungan
lingkungan yang telah dilakukan oleh CKP.

7.1. Kestabilan Fisik


Pada saat kegiatan operasi penambangan berjalan seiring dengan kegiatan
produksi juga dilakukan kegiatan pengisian kembali bekas lubang underground
yang telah selesai.

BAB VII. PEMANTAUAN LINGKUNGAN PASCATAMBANG VII - 2


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Kegiatan pemantauan kestabailan lubang underground akan dilakukan pada masa


pascatambang.
CKP akan melakukan analisis tahunan kestabilan fisik baik pada area bekas
tambang underground maupun lahan bekas bukaan fasilitas tambang lainnya.
Metode pemantauan yang dilakukan antara lain dengan metode Pengumpulan dan
Analisis Data pengamatan secara visual).
Metode lainnya adalah dengan memantau dan memetakan retakan, amblesan dan
tanda-tanda pergerakan tanah lainnya. Lokasi pemantauan kestabilan fisik antara
pada lokasi tambang underground, lokasi bekas fasilitas penanganan tailing, dan
lahan bekas fasilitas pengolahan emas.

7.2. Air Permukaan dan Air Tanah


Pengelolaan dan pemantauan kualitas air secara rutin akan dilakukan oleh CKP
selama kegiatan operasi penambangan berjalan atas beberapa jenis air, yaitu air
limpasan/buangan tambang, limbah domestik dan air sungai. Pada masa
pascatambang, dimana masih terdapat beberapa kegiatan yang memungkinkan
munculnya pencemaran air, maka kegiatan pengelolaan dan pemantauan kualitas
air akan terus dilakukan dan pemantauan kualitas air akan dilakukan di lokasi
kolam pengendapan sedimen yang masih aktif dan rembesan yang keluar dari
bekas daerah tambang, serta di badan perairan umum (sungai) sekitar lokasi
pertambangan.
Pemantauan kualitas air (air permukaan dan air tanah) akan dilakukan pada saat
pascatambang dengan lokasi mengacu pada baku mutu yang berdasarkan pada
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran air (Kelas III) dan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 202 Tahun 2004 tentang Baku
Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan Pertambangan Bijih Emas dan
atau Tembaga.dan dokumen AMDAL (ANDAL, RKL - RPL). Parameter kualitas
air dan metode analisis yang digunakan disajikan pada Tabel 7.1

BAB VII. PEMANTAUAN LINGKUNGAN PASCATAMBANG VII - 3


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Tabel 7- 1 Parameter Kualitas Air serta Metode/Alat yang Digunakan

Sumur Pantau Sumur


Dam Tailing Pantau Dam
Air
TSF Tailing
No. Permukaan
Paramater KEPMENLHK Kepmen LH Metoda/Alat
Urut PP
RI No. SK.994/ RI No.
82/2001
Menlhk/PLB.3/ 09.7.10
2019 Tahun 2014
I FISIKA :
1 Sampah Visual
2 Suhu  SNI 06-6989.23-2005
UP.IK.21.01.06
3 TDS   
(Konduktometri)
UP.IK.21.01.07
4 TSS   
(Spektrofotometri)
5 Kekeruhan    UP.IK.21.01.27 (Turbidimetri)
6 Bau    SNI 06-6860-2002
UP.IK.21.01.11
7 Warna   
(Spektrofotometri)
8 Rasa    SNI 06-6859-2002
II KIMIA :
1 DO    SNI 06-6989.14-2004
2 pH    SNI 06-6989.11-2004
3 Air Raksa (Hg)    APHA Ed. 23rd 3112.B-2017
4 Ammonia (NH3-N)   SNI 06-6989.30-2005
5 Arsen (As)    APHA Ed. 23rd 3114.B-2017
APHA Ed. 23rd 3120.B,
6 Barium (Ba) ▪   
3030.B-2017
APHA Ed. 23rd 3120.B,
7 Besi (Fe)   
3030.B-2017
8 BOD5    SNI 6989.72-2009
APHA Ed. 23rd 3120.B,
9 Boron (B) ▪   
3030.B-2017
10 COD    SNI 06-6989.15-2004
Surfaktan anion
11    SNI 06-6989.51-2005
(MBAS)
APHA Ed. 23rd 5530-
12 Fenol ▪   
Phenol.B.D-2017
13 Fluorida (F) ▪    APHA Ed. 23rd 4500-F.D-2017
APHA Ed. 23rd 4500-P. B&E-
14 Fosfat (PO4-P)   
2017
APHA Ed. 23rd 3120.B,
15 Kadmium (Cd) ▪   
3030.B-2017
16 Kesadahan Total    SNI 06-6989.12-2004
17 Khlorida (Cl)    SNI 06-6989.19-2009
UP.IK.21.01.34
18 Khlorin (Cl2) bebas   
(Spektrofotometri)

BAB VII. PEMANTAUAN LINGKUNGAN PASCATAMBANG VII - 4


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Sumur Pantau Sumur


Dam Tailing Pantau Dam
Air
TSF Tailing
No. Permukaan
Paramater KEPMENLHK Kepmen LH Metoda/Alat
Urut PP
RI No. SK.994/ RI No.
82/2001
Menlhk/PLB.3/ 09.7.10
2019 Tahun 2014
19 Khrom Heks. (Cr6+)    SNI 6989.71-2009
APHA Ed. 23rd 3120.B,
20 Kobalt (Co) ▪   
3030.B-2017
APHA Ed. 23rd 3120.B,
21 Mangan (Mn) ▪   
3030.B-2017
Minyak dan Lemak
22    Ekstraksi - Spektrofotometri

APHA Ed. 23rd 3120.B,
23 Nikel (Ni) ▪   
3030.B-2017
APHA Ed. 23rd 4500-NO3.E-
24 Nitrat (NO3-N)   
2017
25 Nitrit (NO2-N)   SNI 06-6989.9-2004
26 Selenium (Se) ▪    APHA Ed. 23rd 3114.B-2017
APHA Ed. 23rd 3120.B,
27 Seng (Zn) ▪   
3030.B-2017
APHA Ed. 23rd 4500-CN.E-
28 Sianida (CN)   
2017
29 Sulfat (SO4)    SNI 06-6989.20-2009
APHA Ed. 23rd 4500-S2.D-
30 Sulfida (H2S)   
2017
APHA Ed. 23rd 3120.B,
31 Tembaga (Cu) ▪   
3030.B-2017
APHA Ed. 23rd 3120.B,
32 Timbal (Pb) ▪   
3030.B-2017
Zat Organik
33    SNI 06-6989.22-2004
(KMnO4)
III BIOLOGI :
1 Total Coliform    APHA Ed. 23rd 9221.B-2017
2 Fecal Coliform    APHA Ed. 23rd 9221.E-2017
3 Salmonella    Plating Analisis Mikrobiologi
4 Chlorophyl-a    Spektrofotometer (tersaring)
5 Plankton    Identifikasi dan Pencacahan
6 Benthos    Identifikasi dan Pencacahan
Keterangan : perlu dipantau
= tidak perlu dipantau
Parameter disesuaikan dengan peraturan/Izin terbaru

7.2.1. Pemantauan Kualitas Air Permukaan


Dalam rangka pemantauan kualitas air permukaan, CKP masih memanfaatkan
kolam pengendapan yang berfungsi untuk mengelola dan memantau kualitas air
dari lokasi tambang sebelum dialirkan ke badan perairan umum/sungai-sungai
terdekat.

BAB VII. PEMANTAUAN LINGKUNGAN PASCATAMBANG VII - 5


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Upaya-upaya yang akan dilakukan oleh CKP pada masa pascatambang dalam
rangka pengelolaan kualitas air di kolam pengendapan adalah sebagai berikut:
- Menaburkan kapur tohor apabila air yang ada bersifat asam
- Pengerukan dasar kolam untuk mengurangi endapan sedimen sehingga
kapasitas pengendapan dapat terjaga, dan material sedimen tersebut tidak
masuk ke badan perairan umum
Setelah air sudah layak dialirkan ke badan perairan umum dan sesuai standar
baku mutu yang telah ditetapkan, maka air yang berasal dari kolam
pengendapan tersebut akan dialirkan menuju sungai-sungai yang ada di sekitar
wilayah pertambangan,
Parameter akan dipilih untuk memberikan informasi dampak operasi terhadap
kualitas air, termasuk logam terlarut. Metode pemantauan melalui pengambilan
contoh mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Pengambilan
Contoh Air dan dilakukan secara berkala (tiga bulan sekali). Parameter air
permukaan yang akan dipantau dan diuji antara lain: warna, kekeruhan (TSS),
bau, rasa, TDS (Total Dissolved Solid), TSS (Total Suspended Solid), BOD
(Biogenic Oxigen Demand), COD, DO dan pH.
Disamping itu, beberapa parameter kimiawi juga perlu dipantau dan diuji
konsentrasi kimianya, meliputi; magnesium (Mg), Tembaga (Cu), Seng (Zn),
Timbal (Pb), kalium (K), natrium (Na), besi (Fe), mangan (Mn), sulfat (SO4), dan
khlorida (Cl).
Kegiatan pemantauan kualitas air permukaan (kolam, sungai dan danau) di
sekitar lokasi pertambangan akan dilakukan setiap 3 bulan sekali selama masa
pascatambang. Untuk kualitas air permukaan, acuan/standar baku mutu yang
digunakan sesuai dengan ketentuan yang ada dalam PP No. 82 tahun 2001
Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Kelas I-IV)
dan atau penggantinya yang berlaku untuk air sungai dan danau.

7.2.2. Pemantauan Kualitas Air Tanah


Adanya kegiatan pertambangan bijih emas yang dilakukan oleh CKP ini sangat
dimungkinkan mempengaruhi kualitas air tanah di sekitar lokasi tambang.
Air hujan yang masuk ke tanah melalui material-material timbunan yang ada di
lokasi bekas bukaan tambang, dan infiltrasi air hujan yang jatuh di atas lokasi
penumpukan material bijih, akan menimbulkan pencemaran air tanah pada
lokasi-lokasi tersebut, maka diperlukan pengujian dan pemantauan terhadap

BAB VII. PEMANTAUAN LINGKUNGAN PASCATAMBANG VII - 6


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

kualitas air tanah di sekitar tapak bekas tambang.


Seperti halnya dengan air permukaan, pengujian kualitas air tanah secara periodik
akan dilakukan, meliputi aspek-aspek fisik, kimia, dan biologi. Karena air tanah
pada umumnya digunakan oleh masyarakat sebagai sumber air bersih, maka
frekuensi pemantauan akan dilakukan tiap 3 bulan sekali selama kegiatan
pascatambang ini dilaksanakan.
Parameter airtanah yang akan dipantau dan diuji antara lain: warna, kekeruhan
(TSS), bau, rasa, TDS (Total Dissolved Solid), TSS (Total Suspended Solid),
BOD (Biogenic Oxigen Demand), COD, DO dan pH.
Disamping itu, beberapa parameter kimiawi juga perlu dipantau dan diuji
konsentrasi kimianya, meliputi kalsium (Ca), magnesium (Mg), tembaga (Cu),
timbal (Pb), Seng (Zn), kalium (K), natrium (Na), besi (Fe), mangan (Mn),
karbonat dan bikarbonat (CO3 dan HCO3), sulfat (SO4), khlorida (Cl),
Pemantauan kualitas air tanah akan dilakukan dari sumur observasi untuk
menganalisis kualitas air pada daerah-daerah utama dan mengevaluasi
pekerjaan reklamasi. Standar baku mutu untuk kualitas air tanah mengacu pada
kualitas air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :
416/MEN.KES/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air
dan atau penggantinya yang berlaku.

7.3. Biota Akuatik dan Terrestrial


7.3.1. Flora dan Fauna Terrestrial

Pemantauan akan dilakukan di area yang telah direklamasi pada pascatambang


dan daerah sekitar tambang . Parameter dampak penting yang akan dipantau
(berdasarkan RPL) adalah: struktur dan komposisi flora : tipe vegetasi,
kerapatan, dominansi dan indeks keragaman jenis dan untuk fauna terdiri dari
distribusi jenis, kelimpahan dan indeks keanekaragaman hayati.

Pemantauan flora dan fauna dilakukan dengan cara :

a. Membuat plot-plot pemantauan permanen pada salah satu lokasi


penempatan tanah penutup yang masih baru dan belum dilakukan reklamasi

b. Melakukan survei untuk memantau pembentukan kembali komunitasflora dan


fauna terrestrial (struktur dan komposisi jenis) secara alami pada plot-plot
pemantauan permanen

c. Mengumpulkan, menyiapkan dan menganalisis contoh tanah dan plot-plot

BAB VII. PEMANTAUAN LINGKUNGAN PASCATAMBANG VII - 7


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

pemantauan.

d. Membuat peta dan foto perkembangan suksesi alami pada plot pemantauan
permanen.

Pemantauan keanekaragaman hayati meliputi keanekaragaman jenis,


kelimpahan dan distribusi kelompok utama seperti vegetasi, mamalia, burung,
amphibi dan serangga dengan parameter: Vegetasi (tipe, kerapatan, dominansi,
frekuensi dan indeks keanekaragaman jenis) serta fauna (jenis, distribusi,
kelimpahan dan indeks keanekaragaman) dipantau untuk melihat perubahan
terhadap keanekaragaman, kelimpahan dan distribusi terhadap kelompok utama
flora dan fauna semasa pascatambang.

Pemantauan dilakukan dengan membuat plot-plot pemantauan keanekaragaman


hayati permanen mewakili setiap tipe ekosistem hutan yang ada di wilayah IUP-
OP, melakukan survei flora dan fauna pada plot- plot pemantauan
keanekaragaman hayati permanen. Survei flora pada plot-plot pemantauan
keanekaragaman hayati permanen dilakukan memnggunakan transek standar
untuk survei vegetasi di kawasan hutan.

Sedangkan survei fauna dilakukan menggunakan metode-metode standar untuk


setiap kelompok fauna mamalia, burung, reptil, amphibi dan serangga.

Keberhasilan pemantauan fauna dilakukan dengan membandingkan hasil


pemantauan fauna saat pascatambang dengan hasil pengamatan rona awal
yang meliputi kriteria seperti keanekaragaman jenis, jumlah populasi berdasarkan
tipe habitat. Tidak adanya perbedaan yang signifikan antara pengamatan selama
periode pascatambang dan pada saat rona awal, menunjukkan keberhasilan
kriteria tersebut.

7.3.2. Flora dan Fauna Akuatik

Pemantauan keberadaan flora dan fauna akuatik dipantau dengan cara


mengambil contoh di lapangan dan dilakukan pengujian di lapangan maupun
laboratorium. Contoh flora dan fauna planktonik (biota yang hidup melayang)
diambil di lapangan menggunakan Plankton Net. Contoh fauna benthik (biota
yang hidup di substrat dasar perairan) diambil menggunakan Grab. Sedangkan
biota nektonik (biota yang hidup berenang bebas) ditangkap menggunakan alat
penangkap ikan yang biasa digunakan berupa pancing ataupun jala.

BAB VII. PEMANTAUAN LINGKUNGAN PASCATAMBANG VII - 8


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Identifikasi individu biota akuatik khususnya plankton dan benthos dilakukan di


laboratorium, sementara nekton dapat langsung didentifikasi dan dihitung di
lapangan. Data hasil identifikasi selanjutnya dihitung untuk mengetahui nilai
kelimpahan dan indeks keanekaragamannya. Nilai indeks keanekaragaman jenis
flora dan fauna akuatik tersebut dihitung dengan menggunakan formula
Shannon. Frekuensi pemantauan akan dilakukan setiap 6 bulan sekali selama
masa pascatambang.

Kriteria keberhasilan pemulihan komunitas fauna nektonik dinilai berdasarkan


angka kelimpahan jenis yang ditemukan, sedangkan kriteria keberhasilan
pemulihan komunitas plankton dan benthos dinilai berdasarkan nilai indeks
keanekaragaman yang mendekati kondisi rona awalnya, yatu berkisar antara
0,00 - 0,75.

Kegiatan pada masa pascatambang, seperti pembongkaran infrastruktur,


penataan lahan dan reklamasi pascatambang masih memungkinkan terjadinya

pencemaran udara, debu dan kebisingan yang diakibatkan masih adanya


pengoperasian beberapa jenis alat berat dalam rangka pembongkaran dan
demobilisasi beberapa sarana dan prasarana yang digunakan, Oleh karena itu,
pada saat kegiatan pascatambang, upaya pengelolaan dan pemantauan kualitas
udara, debu dan kebisingan masih akan dilakukan.

Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengurangi tingkat pencemaran udara,


gangguan karena debu dan kebisingan pada saat pelaksanaan kegiatan
pascatambang adalah dengan cara:
a. Penyiraman secara rutin pada jalan-jalan yang dilalui oleh kendaraan
proyek, sehingga debu tidak beterbangan keluar lokasi.
b. Mengendalikan emisi gas buang kendaraan dengan
menggunakan peralatan dan kendaraan yang masih layak pakai.
c. Aktivitas/kegiatan dilakukan pada siang hari, sehingga menurunkan tingkat
gangguan kebisingan yang ditimbulkan dari pengoperasian peralatan.

Kegiatan pengukuran kadar mutu udara dilakukan dengan dust level indicator,
dengan tetap memperhatikan acuan baku mutu udara ambien sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara. Parameter udara yang dipantau adalah SO2, NO2, PM10, Pb, CO dan debu
(TSP), yang mengacu pada standar baku mutu pada PP 41 tahun 1999. Alat yang
akan dipergunakan dalam pemantauan kualitas udara adalah high volume meter.

BAB VII. PEMANTAUAN LINGKUNGAN PASCATAMBANG VII - 9


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Pemantauan kadar debu dilakukan dengan memasang alat pemantau kadar debu
(dust collector) pada tempat-tempat yang diperkirakan mengandung kadar debu
tinggi. Sedangkan pemantauan kebisingan dengan alat sound level meter, yang
mengacu pada ambang batas yang ditentukan menurut KepMen LH No. 48 Tahun
1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan.

Lokasi pemantauan kualitas udara, debu dan kebisingan terletak pada lokasi
pembongkaran fasilitas tambang dan pengolahan serta sekitar fasilitas penunjang
yang akan dibongkar, dan desa-desa sekitar lokasi pertambangan, Pemantauan
udara dilakukan setiap 3 bulan sekali, sampai dengan kegiatan pascatambang
berakhir. Hasil pemantauan dan analisa parameter udara, debu dan tingkat
kebisingan pada masa pascatambang tetap akan dilaporkan perusahaan kepada
lembaga yang berwenang.

Metode pengumpulan data, analisis kualitas serta baku mutu yang digunakan
sebagai acuan seperti terlihat pada Tabel 7.2, 7.3 dan 7.4.

Tabel 7- 2 Metode pengumpulan dan analisis data kualitas udara dan kebisingan
Metode Pengumpulan
No Parameter
Data
Metode Analisis Data

Pedoman Indeks Standar


Sesuai dengan PP No. 41
Kualitas Udara Pencemaran Udara (ISPU):
tahun 1999 tentang
1 (SO2, CO, NO2, Kep. Men.L.H. No. 45 tahun 1997
Pengendalian Pencemaran
Pb, PM10, TSP) dan Kep.Ka BAPEDAL No. 107 tahun
Udara
1997
Sesuai dengan Kep.
Sesuai dengan Kep. Men.LH No. 48
Men.LH No. 48 tahun 1996
2 Kebisingan tahun 1996 tentang Baku Tingkat
tentang Baku Tingkat
Kebisingan (Lampiran I dan II)
Kebisingan

Tabel 7- 3 Baku mutu kualitas udara ambien


(berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999)
Time of
Parameter Standard Quality
measurement
1 Hour 900 µg/Nm3
SO2(Sulfur Dioxide) 24 Hours 365 µg/Nm3
1 Year 60 µg/Nm3
1 Hour 30,000 µg/Nm3
CO (Carbon Monoxide)
24 Hours 10,000 µg/Nm
1 Hour 400 µg/Nm3
NO2(Nitrogen Dioxide) 24 Hour 150 µg/ Nm3
1 Year 100 µg/ Nm3
1 Hour 235 µg/ Nm3
O3 (Oxidant)
1 Year 50 µg/ Nm3

BAB VII. PEMANTAUAN LINGKUNGAN PASCATAMBANG VII - 10


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Time of
Parameter Standard Quality
measurement
HC (Hydrocarbon) 3 Hour 160 µg/ Nm3
PM10 (Particle <10 µm) 24 Hour 150 µg/ Nm3
24 Hour 65 µg/ Nm3
PM 2.5 *
1 Hour 15 µg/ Nm3
TSP 24 Hour 230 µg/ Nm3
(Dust) 1 Hour 90 µg/ Nm3
24 Hours 2 µg/ Nm3
Pb (Lead)
1 Hour 1 µg/ Nm3
10 Ton/ Km2/month
(Residential Area)
Dust fall 30 Days
20 Ton/Km2/ Month
(Industry)

Parameter dan metode analisis udara yang digunakan disajikan pada Tabel 7.4.
Frekuensi pemantauan kualitas udara dilakukan 2 kali dalam setahun. Tabel 7.4.

Tabel 7- 4 Parameter dan Metode Analisis Kualitas Udara


No Parameter Metode Analisis/Peralatan
1 Sulfur Dioxide, SO2 Pararosanalin - Spektrofotometer
2 Carbon monoxide,CO Flamed Ionization - Gas Chromatografi
3 Nitrogen dioxide, NO2 Saltzman - Spektrofotometer
4 Ozone, O3 Chemiluminescent - Spektrofotometer
5 Lead, Pb Gravimetric - Hi - Vol
6 Dust / TSP Gravimetric - Cannister
7 Relative Humadity Direct
8 Wind Speed Direct
9 Wind Blow Direct
10 Kebisingan Noise Dosi Meter
Catatan: Parameter kualitas udara yang dianalisis berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999.

Tabel 7- 5 Tingkat kebisingan penggunaan lahan / kesehatan lingkungan


Noise Level
Land Use / Environmental Health
dB (A)
a. Residential Areas
1. Housing and settlement 55
2. Trade and services 70
3. Offices and trade 65
4. Green open area 50
5. Industry 70
6. Government and public facilities 60
7. Recreation 60
8. Particular
- Railway stations 60
- Ports 70
b. Area of activities
1. Hospitals and the like 55
2. Schools and the like 55
3. Places of worship and the like 55

BAB VII. PEMANTAUAN LINGKUNGAN PASCATAMBANG VII - 11


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Pemeriksaan kesuburan tanah dilakukan dengan cara mengambil contoh tanah


pada lokasi-lokasi yang telah ditentukan seperti: tanah dari lahan sebelum
ditambang, lahan yang sudah direklamasi dan lahan yang sudah direvegetasi.
Penelitian tanah dilaksanakan di satu lokasi dengan membuat profil dan
pengambilan sampel tanah dengan lokasi kedalaman 0 - 60 cm (top soil - subsoil)
untuk kemudian dianalisis di laboratorium khususnya untuk parameter fisik dan
kimiawi (Tabel 7.6.).

Tabel 7- 6 Parameter dan Metode Analisis Kualitas Tanah


No. Paremeter Satuan Metode Analisis
I. Fisika
1. Permeabilitas cm/jam Infiltometri
II Kimia
1. pH (H2O dan KCl) Potensiometrik (pH-meter)
2. Bahan organik (C,N,C/N) % Walkley and Black
3. Tekstur Analisis mekanik
4. P tersedia ppm Bray/estraksi
5. P potensial mg/100g Ekstraksi
6. K potesial mg/100g Ekstraksi
7. Kapasitas Tukar Kation (CEC) mg/100g Ekstraksi
8. Kation dapat ditukar (Ca, Mg, K, Na) mg/100g Ekstraksi (spektrofotometri)
9. Keasaman dapat ditukar (Al dan H- mg/100g Ekstraksi
dd)
10. Fe, Cu, Zn ppm Ekstrak Total

Selain pemantauan terhadap kualitas tanah juga dilakukan terhadap kestabilan


fisik seperti kestabilan lereng, keamanan bangunan pengendali erosi dan
sedimentasi, penimbunan material penutup dan fasilitas lain. Pemantauan
kestabilan lereng, tanggul dan timbunan diutamakan pada lokasi bekas kegiatan
penggalian tambang di daerah berbukit yang memungkinkan timbulnya
perubahan geometri tebing dan bukaan dengan derajat kemiringan tinggi
sehingga terjadi kondisi tidak aman. Pemantauan dilakukan secara visual
dengan mengamati perubahan kontur, bentuk dan kemiringan lahan, serta
retakan-retakan yang mungkin dijumpai pada lereng-lereng serta tebing-tebing
dimaksud. Analisis kualitas tanah dan kestabilan fisik dilakukan 1 (satu) kali
setahun selama kegiatan pasca tambang berlangsung, di 2 (dua) lokasi yaitu
tanggul / TSF dan di mulut portal).

BAB VII. PEMANTAUAN LINGKUNGAN PASCATAMBANG VII - 12


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

7.4. Sosial, Budaya dan Ekonomi

Pemantauan di bidang sosial dan ekonomi setelah pascatambang akan dilakukan


setahun sekali selama rentang waktu 3 tahun. Pemantauan difokuskan pada
keberhasilan penciptaan kemandirian masyarakat. perubahan sosial dan ekonomi
setelah pascatambang, dengan cara melakukan:
a. Pemantauan implementasi dana program pengembangan masyarakat
b. Pemantauan perkembangan usaha alternatif dan lapangan pekerjaan.
c. Bekerjasama dengan pihak terkait untuk melakukan survei pendapatan
masyarakat secara umum (PRDB) khususnya di lokasi masa beroperasinya
perusahaan;
d. Pemantauan kesehatan masyarakat lokal.
e. Pemantauan keresahan masyarakat.

Hasil pemantauan diharapkan dapat memenuhi kriteria keberhasilan dibidang


sosial dan ekonomi yang ditunjukan oleh tercapainya target dan implementasi
program 100% (selesai dan tuntas). Totol ukur dan metode pemantauan aspek
sosial dan ekonomi disajikan pada Tabel 7.7.

BAB VII. PEMANTAUAN LINGKUNGAN PASCATAMBANG VII - 13


RENCANA PASCATAMBANG
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Tabel 7- 7 Tolok ukur dan metode pemantauan aspek sosial ekonomi pascatambang
Metode Metode Waktu dan
No Aspek Tolok Ukur Lokasi Pemantauan Kriteria Keberhasilan
Pengambilan Data Analisis Data Frekuensi
Kepadatan penduduk
Kepadatan Tabulasi dan Kantor Desa/Kecamatan; 1 kali setiap
1 Demografi Pencatatan langsung dengan parameter jumlah
Penduduk perhitungan langsung Biro Pusat Statistik tahun
jiwa/km2 (sesuai AMDAL)
Tingkat Pencatatan melalui Pendapatan perkapita
Tabulasi dan Kantor Desa/Kecamatan; 1 kali setiap
Pendapatan survei acak & indepth penduduk/tahun (dalam
perhitungan langsung Biro Pusat Statistik tahun
penduduk interview juta rupiah)
2 Pendapatan
Pencatatan melalui Ragam usaha yang
Kesempatan Tabulasi dan Kantor Desa/Kecamatan; 1 kali setiap
survei acak & indepth dikelola dan dimiliki oleh
usaha lokal perhitungan langsung Biro Pusat Statistik tahun
interview masyarakat
Kepesertaan Pencatatan melalui Persentase anak
Tabulasi dan Kantor Desa/Kecamatan; 1 kali setiap
pendidikan wajib survei acak & indepth bersekolah pada usia wajib
perhitungan langsung Biro Pusat Statistik tahun
belajar interview belajar 100%
3 Pendidikan Jumlah mahasiswa
Pencatatan melalui
Kepesertaan Tabulasi dan Kantor Desa/Kecamatan; 1 kali setiap melanjutkan kuliah pada
survei acak & indepth
pendidikan tinggi perhitungan langsung Biro Pusat Statistik tahun tingkat sarjana,
interview
pascasarjana dan doktoral
Ketersediaan fasilitas
Fasilitas Tabulasi dan Kantor Desa/Kecamatan; 1 kali setiap kesehatan di tiap
Pencatatan langsung
kesehatan perhitungan langsung Biro Pusat Statistik tahun kecamatan di wilayah
Kesehatan pemberdayaan
4
Masyarakat
Kasus klinis & Pencatatan melalui
Tabulasi dan Kantor Desa/Kecamatan; 1 kali setiap Penurunan angka
penyakit survei acak & indepth
perhitungan langsung Biro Pusat Statistik tahun kematian ibu dan anak
mematikan interview
Sebaran saran dan
prasarana dasar berupa
Sarana dan Tabulasi dan Desa/Kecamatan; Biro Pusat 1 kali setiap
5 Infrastruktur Pencatatan langsung listrik, air bersih, sekolah
prasarana publik perhitungan langsung Statistik tahun
dan puskesmas di area
pemberdayaan

VII - 14
BAB VII. PEMANTAUAN LINGKUNGAN PASCATAMBANG
RENCANA PASCATAMBANG
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Tabel 7- 8 Matrik rencana pemantauan lingkungan pascatambang


Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Dampak Lokasi Waktu & Penerima
yang Timbul Sumber Dampak Indikator/Parameter Metode Pengumpulan & Analisis Data Pantau Frekuensi Pelaksana Pengawas Laporan
Tahap Pasca Operasi
1 Peningkatan Demobilisasi Tingkat kebisingan di bawah  Pengamatan langsung; Sepanjang jalan Dilakukan CKP selaku BLHD Kab. BLHD Kab.
Kebisingan peralatan dan material baku mutu kebisingan sesuai Kep  Memantau kebisingan dengan menggunakan alat hauling pengecekan setiap pemrakarsa Cianjur dan Cianjur dan
MenLH No Kep- sehingga dapat diketahui kuantitas dari kualitas minggu Dinas Dinas
48/MENLH/11/1996, yaitu 70 dBA udara di area pengamatan tersebut; Pengelolaan Pengelolaan
untuk areal kerja atau kawasan Sumber Daya Sumber Daya
industri dan 55 dBAuntuk areal  Pengukuran kebisingan menggunakan peralatan Alam dan Alam dan
terbuka dan permukiman sound level meter dengan metode elektronik dengan Pertambangan Pertambangan
satuan dB. Hasil pengukuran kemudian dibandingkan (PSDA&P) (PSDA&P)
dengan bakumutu yang disyaratkanpada PP No. 41 Kabupaten Kabupaten
tahun 1999 Cianjur Cianjur
2 Perubahan Pascatambang Keberadaan logam berat dalam  Metode sampling : SNI 6989.57:2008. Sumur terdekat Dilakukan rutin CKP selaku BLHD Kab. BLHD Kab.
kualitas tanah air dan kekeruhan  Metode uji : Uji kualitas air disesuaikan dengan dengan lokasi/sumur setiap 1 bulan pemrakarsa Cianjur dan Cianjur dan
Permenkes No. ketentuan SNI yang berlaku warga sekali selama Dinas Dinas
907/Menkes/SK/VII/20 02 tentang kegiatan Pengelolaan Pengelolaan
Syarat-syarat dan Pengawasan Penutupan Sumber Daya Sumber Daya
Kualitas Air Minum. Serta sesuai tambang Alam dan Alam dan
Keputusan Menteri Negara Pertambangan Pertambangan
Lingkungan Hidup Nomor 202 (PSDA&P) (PSDA&P)
Tahun 2004 tentang Baku Mutu Kabupaten Kabupaten
Air Limbah Bagi Usaha Dan/Atau Cianjur Cianjur
Kegiatan Pertambangan Emas
dan Tembaga

3 Perubahan Pascatambang Perubahan kualitas air sungai  Metode sampling : SNI 6989.57:2008. Sungai sekitar tapak Dilakukan dengan CKP selaku BLHD Kab. BLHD Kab.
kualitas air untuk kategori kelas II sesuai  Metode uji : Uji kualitas air disesuaikan dengan proyek, khususnya frekwensi 2 bulan pemrakarsa Cianjur, Dinas Cianjur, dan
permukaan dengan PP No. 82 tahun 2001 ketentuan SNI yang berlaku lokasi pengambilan air sekali Pengairan Kab. Dinas
yang meliputi: temperatur, pH, baku PDAM Cianjur Cianjur, dan Pengelolaan
residu terlarut, residu tersuspensi,  Analisis data : Perhitungan matematis status mutu Dinas Sumber Daya
BOD, COD, DO, NO3, Cu, Fe, air menggunakan metode pollution indeks Pengelolaan Alam dan
Mn, Sulfat dan Cd Sumber Daya Pertambangan
Serta sesuai Keputusan Menteri Alam dan (PSDA&P)
Negara Lingkungan Hidup Nomor Pertambangan Kabupaten
202 Tahun 2004 tentang Baku (PSDA&P) Cianjur
Mutu Air Limbah Bagi Usaha Kabupaten
Dan/Atau Kegiatan Cianjur
Pertambangan Emas dan
Tembaga

4 Perubahan Sikap Rasionalisasi tenaga Intensitas tingkat keresahan  Observasi lapangan dilengkapi dengan wawancara Desa-desa di Minimal 2 kali CKP selaku BLHD Kab. Instansi
dan Persepsi kerja operasi masyarakat yang ditunjukkan terstruktur kepada masyarakat terkena dampak. sekitar lokasi sebelum dan pemrakarsa Cianjur, Camat Penerima
Masyarakat dengan sikap dan perilaku negatif  Data-data yang telah terkumpul kemudian dianalisis tapak proyek sesudah kegiatan Campaka, Kades Laporan yaitu
(demo, protes sosial, dengan menggunakan analisis frekuensi. rasionalisasi 3 Desa. BLHD Kab.
meningkatnya aduan tenaga kerja Cianjur.
masyarakat).

VII - 15
BAB VII. PEMANTAUAN LINGKUNGAN PASCATAMBANG
RENCANA PASCATAMBANG
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Dampak Lokasi Waktu & Penerima
yang Timbul Sumber Dampak Indikator/Parameter Metode Pengumpulan & Analisis Data Pantau Frekuensi Pelaksana Pengawas Laporan
5 Penurunan Rasionalisasi tenaga Masyarakat yang mengalami  Observasi lapangan; di Desa-desa Minimal 2 kali CKP selaku BLHD Kab. BLHD Kab.
Kesempatan kerja operasi PHK/rasionalisasitenaga 
kerja Menghitung jumlah tenaga kerja lokal yang bekerja sekitar lokasi sebelum dan pemrakarsa Cianjur dan Cianjur dan
Kerja operasi tetap dapat bekerja pada tahap operasi dengan pertambahan tapak proyektempat setelah pelepasan Dinas Dinas
sesuai keahlian masing masing jumlahpengangguran yang ada. tinggal para pekerja TK Sosial,Tenaga Sosial,Tenaga
selepas kegiatan pelepasan yang terkena Kerja dan Kerja dan
tenaga kerja operasi. dampak kegiatan Transmigrasi Transmigrasi
pelepasan / Kab. Cianjur. Kab. Cianjur
rasionalisasi / PHK.
6 Penurunan Pascatambang Berkurangnya peluang membuka  Pengamatan langsung; Warga -desa sekitar Minimal 2 kali CKP selaku BLHD Kab. BLHD Kab.
peluang berusaha usaha disektor informal adanya  Inventarisasi usaha sektor informal lokasi tapak proyek sebelum dan pemrakarsa Cianjur dan Cianjur dan
berakhirnya kegiatan khususnya yang setelah Dinas Dinas
penambangan PT. CKP  Membandingkan hasil pengamatan langsung terkait selama operasional penutupan Perindustrian Perindustrian
jumlah usaha sektor informal yang ada setelah CKP membuka tambang. dan dan
kegiatan penutupan tambang dengan jumlah usaha usaha. Perdagangan Perdagangan
sektor informal yang ada sebelum aktivitas operasi. Kab. Cianjur. Kab. Cianjur

7 Penurunan Pascatambang Penurunan pendapatan Pengamatan langsung; Warga -desa sekitar Minimal 2 kali CKP selaku BLHD Kab. BLHD Kab.
Pendapatan masyarakat sebagai akibat adanya Membandingkan pendapatan yang diterima lokasi tapak proyek sebelum dan pemrakarsa Cianjur dan Cianjur dan
Masyarakat operasi penutupan tambang dan masyarakat perbulan perbandingan antara setelah khususnya yang setelah Dinas Dinas
rangkaiannya termasuk kegiatan kegiatan penutupan tambang dengan jumlah selama operasional penutupan Perindustrian Perindustrian
pelepasan tenaga kerja operasi. pendapatan sebelum aktivitas operasi. CKP membuka usaha tambang. dan dan
serta yang yang Perdagangan Perdagangan
bekerja sebagai Kab. Cianjur. Kab. Cianjur
karyawan CKP
Rasionalisasi tenaga Penurunan 
pendapatan Pengamatan langsung; Warga -desa sekitar Minimal 2 kali CKP selaku BLHD Kab. BLHD Kab.
kerja operasi masyarakat sebagai akibat Membandingkan pendapatan yang diterima lokasi tapak proyek sebelum dan pemrakarsa Cianjur dan Cianjur dan
adanya pelepasan tenaga kerja masyarakat perbulan perbandingan antara setelah khususnya yang setelah pelepasan Dinas Dinas
operasi. kegiatan rasionalisasi / pelepasan tenaga kerja operasi selama operasional TK Perindustrian dan Perindustrian
dengan pendapatan sebelum aktivitas operasi. CKP bekerja sebagai Perdagangan dan
karyawan. Kab. Cianjur, Perdagangan
dan Dinas Kab. Cianjur, dan
Sosial, Tenaga Dinas Sosial,
Kerja dan Tenaga Kerja
Transmigrasi dan Transmigrasi
Kab. Cianjur. Kab. Cianjur

8 Gangguan Demobilisasi  Baku mutu kualitas udara dan  Pengukuran kualitas udara dan kebisingan sesuai Tapak proyek dan 1 kali selama CKP selaku Badan Badan
Kesehatan pralatan dan material kebisingan pemantauan Geo-Fisik-Kimia daerah sekitar desa proses pemrakarsa Lingkungan Lingkungan
 Insidensi gangguan kesehatan  Laporan kegiatan promosi kesehatan pada daerah Karyamukti yang demobilisasi Hidup Daerah Hidup Daerah
terkait penurunan kualitas udara setempat berada dekat dengan peralatan material Daerah Kabupaten
tapak proyek Kabupaten Cianjur, Dinas
dan peningkatan kebisingan  Bekerjasama dengan Puskesmas Pembantu dan Cianjur Kesehatan
Puskesmas setempat untuk pengumpulan data Kabupaten
gangguan kesehatan akibat penurunan kualitas Cianjur
udara dan peningkatan kebisingan

VII - 16
BAB VII. PEMANTAUAN LINGKUNGAN PASCATAMBANG
RENCANA PASCATAMBANG
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Gambar 7- 1 Peta lokasi pemantauan pascatambang

BAB VII. PEMANTAUAN LINGKUNGAN PASCATAMBANG VII - 17


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

BAB VIII ORGANISASI PASCATAMBANG

Masa produksi tambang emas PT Cikondang Kancana Prima (CKP) pada tahap pertama
ini diperkirakan akan selesai pada tahun 2025. Kegiatan dilanjutkan dengan
melaksanakan program pascatambang, yang intinya melakukan pembongkaran dan
demobilisasi peralatan dan rehabilitasi kondisi lingkungan hidup daerah tambang. Untuk
melaksanakan kegiatan atau program pascatambang tersebut, CKP akan membentuk
organisasi yang bertugas merencanakan, melaksanakan dan memantau setiap kegiatan
pascatambang sampai selesainya program dan tercapaikan target rehabilitasi tersebut.

8.1. Organisasi
Sesuai dengan lingkup tugas tersebut di atas, maka organisasi pascatambang
CKP akan dibuat susunan organisasi yang dapat mencakup ruang lingkup tugas
pokok yaitu: perencanaan, pengelolaan/operasional, pengawasan serta tugas non
teknis/administratif. Organisasi pascatambang CKP tetap dipimpin oleh seorang
Site Manager (Kepala Teknik Tambang), yang akan membawahi 3 (tiga) divisi
organisasi yaitu Divisi Lingkungan-Rehabilitasi, Divisi Umum dan Divisi
Pengembangan Masyarakat-Hubungan Pemerintah.
1. Divisi Lingkungan dan Rehabilitasi
Bertanggung jawab terhadap lingkup pekerjaan antara lain :
a) Penyusunan detail rencana kerja pengelolaan-pemantauan lingkungan
pascatambang sesuai acuan dokumen rencana pascatambang
b) Rehabilitasi lahan bekas tambang
c) Pemeliharaan dan perawatan
d) Pemantauan beberapa lokasi yang terkena dampak
2. Divisi Umum
Bertanggung jawab terhadap lingkup pekerjaan, antara lain :

a) Melakukan inventarisir asset/ fasilitas perusahaan secara detail tentang


kualitas, dimensi dan jumlah baik untuk fasilitas yang akan diserahkan
kepada pemerintah daerah maupun yang akan dibongkar.

BAB VIII. ORGANISASI PASCATAMBANG VIII - 1


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

b) Pembongkaran fasilitas tambang meliputi fasilitas/perlengkapan


tambang dalam, fasilitas pengolahan, laboratorium, tangki bahan bakar,
bengkel, gudang, jaringan listrik.

c) Pemindahan/pengangkutan peralatan/perlengkapan tambang dan


pengolahan serta perlengkapan penunjang dan perlengkapan kantor.
3. Divisi Pengembangan Masyarakat dan Hubungan Pemerintah Bertanggung
jawab dan mempunyai lingkup pekerjaan antara lain:
a) Pelatihan ketrampilan wirausaha dan ketrampilan terapan lainnya.
b) Pelayanan sosial kepada masyarakat di bidang pendidikan, kesehatan
masyarakat dan bidang ekonomi.
c) Menjalin komunikasi antara perusahaan dengan pemerintah daerah

Rencana tenaga kerja yang akan dipekerjakan pada masa pascatambang


sebagian besar diambil dari tenaga kerja lokal khususnya tenaga lokal yang
terkena pemutusan hubungan kerja. Komposisi tenaga kerja pada masa
pascatambang selanjutnya ditunjukkan pada Tabel 8.1.

Tabel 8- 1 Jumlah tenaga kerja pada masa pascatambang

Tenaga Keja
No Jabatan
Lokal Luar Daerah
1 Site Manager (KTT) 1
2 Ka.Div Lingkungan, K3 1
3 Ka. Div Umum 1
Ka.Div Pengembangan Masyarakat dan Hub.
4 1
Pemerintahan
5 Supevisor Lingkungan
6 Supervisor K3 1
7 Supervisi Inrastruktur 1
8 Kordinator CD 1
9 Koordinator Hub Pemerintah 1
10 Staff 36 8
Jumlah 40 12

BAB VIII. ORGANISASI PASCATAMBANG VIII - 2


RENCANA PASCATAMBANG
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

SITE MANAGER
KTT

Divisi Pengembangan
Divisi Lingkungan, Masyarakat dan
Divisi Umum Hubungan Pemerintah
Rehabilitasi dan K3

Koordinator Supervisor Koordinator Supervisor Hubungan


Supervisor Reklamasi Community
Lingkungan Infrastruktur Pemerintah
Development

Staff pembongkaran
Staf reklamasi Staf lingkungan
Staff demobilisasi

Gambar 8.1. Struktur organisasi pascatambang

BAB VIII. ORGANISASI PASCATAMBANG VIII - 3


RENCANA PASCATAMBANG
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

8.2. Jadwal Pelaksanaan Pascatambang


Jadwal pelaksanaan kegiatan pascatambang CKP dimulai pada tahun 2025,
dengan asumsi bahwa pada bulan September tahun 2025 seluruh kegiatan
penambangan telah selesai. Sebelum diadakannya kegiatan pascatambang pada
beberapa tahun sebelumnya telah dilakukan sosialisasi kepada masyarakat dan
juga tenaga kerja serta pemerintah daerah setempat. Jadwal pelaksanaan
pascatambang dapat disesuaikan tergantung pencapaian tingkat keberhasilan
dari program yang dilaksanakan atau tercapainya kriteria keberhasilan yang
ditetapkan.
Pelaksanaan program pasca tambang direncanakan berdasarkan kepmen ESDM
Nomor 1827 K/30/MEM/2018 lampiran VI berlangsung selama 4 (empat) Tahun
sesudah pengakhiran kegiatan pertambangan (decommisioning) dengan
mertimbangkan dan memperhatikan bahwa:

1. Kewajiban melakukan perawatan revegetasi paling sedikit selama 3 (tiga)


tahun.

2. Tanaman revegetasi sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan setelah


berumur lebih dari 3 (tiga) tahun.

3. Waktu tersebut cukup memadai untuk melakukan pemantauan terhadap


kualitas lingkungan.

4. Waktu tersebut cukup untuk membina kemandirian wirausaha masyarakat


serta mentransfer ilmu teknologi yang terkait dengan potensi lokal kepada
masyarakat sekitar areal bekas tambang.
Secara garis besar kegiatan pasca tambang yang dilakukan meliputi:

I. Persiapan pelaksanaan program pasca tambang


II. Pelaksanaan program pasca tambang
a. Rencana pengakhiran kegiatan pertambangan (decommissioning);
b. Reklamasi dan revegetasi lahan;
c. Pembongkaran bekas fasilitas kegiatan pertambangan;
d. Pembongkaran fasilitas penunjang;
e. Remediasi tanah terkontaminasi;
f. Community Development/CSR;
g. Pemantauan lingkungan;
h. Operasional kantor;

BAB VIII. ORGANISASI PASCATAMBANG VIII - 4


RENCANA PASCATAMBANG
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

i. Audit atau review ;


j. Pelaporan;

Detail rencana dan jadwal pascatambang selanjutnya akan disampaikan pada saat
sebelum mulai dilakukannya kegiatan pascatambang minimal 1 (satu) tahun
sebelumnya. Jadwal pelaksanaan kegiatan pascatambang selanjutnya
ditunjukkan pada Tabel 8.2.

BAB VIII. ORGANISASI PASCATAMBANG VIII - 5


RENCANA PASCATAMBANG
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Tabel 8- 2 Jadwal Pelaksanaan Program Pascatambang 2025 sd 2029

Rencana Realisasi Jadwal Kegiatan


No. Kegiatan Tahun 2026 2027 2028 2029 2030 2031

Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Penutupan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8


I Tambang
a. Penyampaian dokumen Rencana
Penutupan Tambang
b. Pembentukan Organisasi Pelaksanaan
Penutupan Tambang dan Pascatambang
c. Sosialisasi Rencana Penutupan Tambang
dan Pascatambang
d. Penyusunan Rencana Detil Program
Penutupan Tambang dan Pascatambang
(Tahunan)Program Penutupan Tambang
Pelaksanaan
II dan Pascatambang
a. Rencana Pengakhiran Pertambangan
(Decomissioning)
b. Reklamasi dan Revegetasi Lahan
- Regrading
- Revegetasi
- Penyisipan
- Pemeliharaan
- Reklamasi Fasilitas Tambang
c. Pembongkaran Bekas Fasilitas Tambang
d. Pembongkaran Pabrik & Fasilitas
Penunjang
e. Remediasi Tanah Terkontaminasi
f. Community Development /CSR
g. Pemantauan Lingkungan :
- Kualitas Air Permukaan
- Kualitas Air Tanah
- Kualitas Udara Ambien
- Kualitas Tanah dan Kestabilan Fisik
- Flora dan Fauna Teresterial dan
Reklamasi
- Sosial, Budaya dan Ekonomi
h. Operasional Kantor
i. Audit/Review
j. Pelaporan
- Laporan Triwulan
- Laporan Tahunan
- Laporan Akhir

BAB VIII. ORGANISASI PASCATAMBANG VIII - 6


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

BAB IX KRITERIA KEBERHASILAN

Program pascatambang adalah suatu upaya untuk memperbaiki atau menata lahan
yang terganggu akibat kegiatan pertambangan dan memperbaiki kondisi lingkungan,
termasuk penanganan aspek sosial, budaya, dan ekonomi daerah sekitar tambang,
setelah selesainya kegiatan pertambangan.

Untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan program pascatambang yang akan


dilakukan di area IUP-OP Kabupaten Cianjur, maka CKP telah menetapkan kriteria
kerberhasilan. Kriteria keberhasilan program pascatambang CKP ditetapkan dengan
mempertimbangan peraturan perundangan yang berlaku, termasuk ketentuan tentang
tata ruang, baku mutu kualitas air, limbah B3, dan limbah domestik. Disamping itu kriteria
keberhasilan ini dibuat dan ditetapkan secara obyektif dengan mempertimbangkan
kondisi rona lingkungan awal, dan kondisi lingkungan saat berakhirnya operasi tambang
serta harapan stakeholder. Kondisi spesifik daerah dan aspek teknis dan ekonomis juga
dipertimbangkan dalam penetapan kriteria keberhasilan program pascatambang.

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas maka kriteria keberhasilan pascatambang


ditetapkan untuk mutu air permukaan tambang, keberhasilan reklamasi dan revegetasi,
keberhasilan pada waktu kegiatan pemeliharaan dan perawatan, serta keberhasilan
pada waktu pemantauan.

Kriteria keberhasilan pascatambang ditetapkan untuk keberhasilan pembongkaran


fasilitas tambang, pengelolaan lahan bekas tambang, kualitas air permukaan tambang,
air tanah, kondisi biota dan keberhasilan penanganan aspek sosial-ekonomi. Kriteria
keberhasilan yang akan menjadi acuan target pelaksanaan program pascatambang
CKP dapat dilihat pada Tabel 9.1.

BAB IX. KRITERIA KEBERHASILAN IX - 1


RENCANA PASCATAMBANG
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Tabel 9- 1 Kriteria keberhasilan program pascatambang CKP

DESKRIPSI KEGIATAN KRITERIA KEBERHASILAN

A. Tapak Bekas Tambang


Pada saat pelaksanaan pembongkaran tetap terjaga keselamatan dan kesehatan kerja, serta dikelola kualitas
udara dan kebisingan sesuai ketentuan.
Pembongkaran Fasilitas Tambang Semua fasilitas yang direncanakan dibongkar telah dibongkar, material beton atau batu telah dibongkar/
dihancurkan dan ditimbun di area land fill atau ditutup dengan soil setebal 30m. Material yang masih bisa
dimanfaatkan telah diangkut atau dimanfaatkan keluar area tambang.
Topografi disesuaikan dengan daerah sekitarnya, sisa bahan kimia, bahan B-3 telah diamankan dan diangkut keluar
daerah tambang, Tanah yang kena kontaminasi minyak, bahan kimia, bahan berbahaya beracun telah dilakukan
remediasi..
Lahan telah dan direklamasi menjadi tanaman industri dan perkebunan, dengan indeks keanekaragaman
Reklamasi Lahan Bekas Fasilitas Tambang mendekati kondisi rona awal
Kualitas air permukaan sekitar daerah bekas fasilitas tambang tetap memenuhi baku mutu sesuai PP 82 Tahun
2001 tentang pengelolaan kualitas air dan penanggulangan air.
Indeks keanekagaraman jenis fauna akuatik mendekati rona awal.
Materlal dasar jalan telah dibongkar dan ditimbun. Telah dilakukan penaatan kontur bekas jalan dan telah
ditimbun soil dan di revegetasi. Saluran air yang tidak digunakan lagi telah dibongkar
Lahan telah dan direklamasi menjadi tanaman industri dan perkebunan, dengan indeks keanekaragaman
Pembongkaran dan Reklamasi Jalan Tambang mendekati kondisi rona awal
Kualitas air permukaan sekitar daerah bekas jalan tambang tetap memenuhi baku mutu sesuai PP 82 Tahun2001
tentang pengelolaan kualitas air dan penanggulangan air.
Indeks keanekagaraman jenis fauna akuatik mendekati rona awal.

Topografi telah dserasi dengan daerah sekitarnya, lahan stabil, tidak terjadi resiko bahaya longsor dan erosi.
Lahan telah dan direklamasi menjadi tanaman industri dan perkebunan, dengan indeks keanekaragaman
mendekati kondisi rona awal
Reklamasi lahan bekas tambang (pit, disposal area) Kualitas air permukaan sekitar daerah bekas tambang memenuhi baku mutu sesuai PP 82 Tahun 2001tentang
pengelolaan kualitas air dan penanggulangan air.
Kolam telah dobongkar, ditimbun, dilakukan penataan lahan, ditimbun lapisan soil dan telah direvegetasi. Indeks
keanekagaraman jenis fauna akuatik mendekati rona awal.

Lahan telah ditimbun, ditata permukannya dan aliran airnya, serasi dengan daerah sekitarnya, Daerah stabil, tidak
terjadi longsor dan erosi.
Lahan telah dan direklamasi menjadi tanaman industri dan perkebunan, dengan indeks keanekaragaman
Reklamasi lahan bekas kolam pengendap, tailing dan dan wetland area mendekati kondisi rona awal
Kualitas air permukaan sekitar daerah bekas jalan tambang tetap memenuhi baku mutu sesuai PP 82 Tahun2001
tentang pengelolaan kualitas air dan penanggulangan air.
Indeks keanekagaraman jenis fauna akuatik mendekati rona awal.

BAB IX. KRITERIA KEBERHASILAN IX - 2


RENCANA PASCATAMBANG
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

DESKRIPSI KEGIATAN KRITERIA KEBERHASILAN


Bukaan bekas tambang yang berpotensi bahaya telah diberi fasilitas pengamanan atau diberi tanda dantelah
Pengamanan semua bukaan tambang yang berpotensi bahaya terhadap manusia
disosialisasikan kepada masyarakat. Tidak terjadi bahaya terhadap manusia pada daerah ini.
B. Fasilitas Pengolahan (Pabrik)
Semua fasilitas telah dinonaktifkan, tumpahan material atau bahan, kimia, reagent, bahan berbahaya dan beracun
telah dibersihkan. Sisa bahan, kimia, reagent telah disimpan dan diamankan sesuai ketentuan.
Pembongkaran fasilitas pengolahan Material beton telah dibongkar/dihancurkan, dan ditutup tanah bersih Pipa dan struktur bangunan dipermukaan
telah dibongkar. Peralatan dan mesin yang masih berharga telah dipindahkan/ djual/dimanfaatkan ke tempat lain.

Tanah yang kena kontaminasi minyak, bahan kimia, bahan berbahaya beracun telah dilakukan remediasi
Reklamasi lahan bekas fasilitas pengolahan (ha)
Lahan bekas fasilitas pengolahan telah reklamasi menjadi lahan untuk keperluan Industri
Sisa bahan kimia, bahan B-3 telah diamankan dan diangkut keluar daerah tambang, Tanah yang kena
kontaminasi minyak, bahan kimia, bahan berbahaya beracun telah dilakukan remediasi. Tanah telah mencapai
Pemulihan (remediasi) tanah yang terkontaminasi bahan kimia, minyak dan B3 tingkat kesuburan.
Kualitas air permukaan sekitar daerah bekas tambang memenuhi baku mutu sesuai PP 82 Tahun 2001 tentang
pengelolaan kualitas air dan penanggulangan air.
C. Fasilitas Penunjang
Reklamasi lahan bekas landfill Terjadi kestabilan lahan, Kualitas air

Semua fasilitas/ bangunan, transmisi listrik yang tidak terpakai lagi, yang direncanakan dibongkar telah dibongkar,
material beton atau batu telah dibongkar/ dihancurkan dan ditimbun di area land fill atau ditutup dengan soil
Pembongkaran dan reklamasi lahan sisa bangunan, transmisi listrik, pipa, pelabuhan (udara dan air) danfasilitas setebal 30m. Struktur dari besi, peralatan dan mesin yang masih bisa dimanfaatkan telah diangkut atau
lainnya dimanfaatkan keluar area tambang.
Pada saat pelaksanaan pembongkaran tetap terjaga keselamatan dan kesehatan kerja, serta dikelola kualitas
udara dan kebisingan sesuai ketentuan
Bangunan, tangki telah dibongkar, dan telah dipindahkan keluar daerah tambang. Tanah yang terkena tumpahan
Pembongkaran peralatan, mesin, tangki BBM dan pelumas BBM, pelumas, diremediasi, dan ditutup dengan tanah bersih. Lahan telah direklamasi menjadi hutan sekunder.
Dengan didominasi tanaman species local.
Penanganan sisa BBM, pelumas serta bahan kimia Telah dipindahkan atau dimanfaatkan ditempat lain
Tanah yang kena kontaminasi minyak, bahan kimia, bahan berbahaya beracun telah dilakukan remediasi Lahan
Pemulihan (remediasi) tanah yang terkontaminasi bahan kimia, minyak dan B3
bekas fasilitas pengolahan telah reklamasi menjadi lahan untuk keperluan Industri

Kestabilan social tidak terganggu, atau tidak muncul kejolak social setelah tambang tutup. Perekonomian daeah
D. Sosial dan Ekonomi tetap berjalan baik, tumbuh alternatif lapangan kerja/ system perekonomian baru, tidak terjadi gangguan
kesehatan akibat kondisi lahan/ lingkungan setelah pascatambang.

Tanaman asli dan atau tanaman budidaya hasil reklamasi, berkembang dengan baik, kesuburan tanahkembali
E. Pemeliharaan dan Perawatan
seperti semula, habitat fauna telah terjadi.
Lokasi, jenis pemantauan dan Jadwal pemantauan dilakukan sesuai rencana, seperti direncanakan dalam bab
VIII. Pemantauan
Hasil pemantauan dilakukan tindak lanjut, untuk dapat tercapainya kriteria keberhasilan seluruh kegiatanpasca
F. Pemantauan
tambang
Kualitas air, tanah, udara, kebisingan memenuhi baku mutu. dengan indeks keanekaragaman flora dan
fauna mendekati kondisi rona awal

BAB IX. KRITERIA KEBERHASILAN IX - 3


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

BAB X RENCANA BIAYA PASCATAMBANG

Dalam rangka kegiatan pascatambang, CKP akan mengalokasikan dana/biaya


tersendiri yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan pascatambang sampai dengan
penyerahan lahan kembali kepada pemerintah. Rencana biaya pascatambang akan
dialokasikan dalam rangka kegiatan reklamasi dan revegetasi pada areal bekas tapak
tambang, fasilitas pengolahan dan pemurnian serta fasilitas penunjang, pemeliharaan
dan perawatan, perbaikan fisik, sosial ekonomi masyarakat serta biaya-biaya
pemantauan.

Biaya pelaksanaan kegiatan pascatambang meliputi biaya langsung dan biaya tidak
langsung. Biaya langsung terdiri dari biaya-biaya untuk pekerjaan-pekerjaan:
1. Pembongkaran tapak bekas tambang, fasilitas penunjang dan fasilitas pengolahan
yang sudah tidak digunakan, kecuali ditentukan lain;
2. Reklamasi tapak bekas fasilitas tambang dan fasilitas penunjang;
3. Penanganan bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbah B3;
4. Pemeliharaan dan perawatan;
5. Pemantauan lingkungan;
6. Pengembangan sosial budaya dan ekonomi; serta
7. Biaya-biaya pekerjaan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan pascatambang.

Sedangkan biaya tidak langsung adalah biaya yang akan dikeluarkan untuk:
1. Biaya mobilisasi dan demobilisasi alat;
2. Biaya perencanaan pascatambang;
3. Biaya administrasi dan keuntungan kontraktor; dan
4. Biaya supervisi.

Biaya tidak langsung dihitung dengan menggunakan standar acuan grafik hubungan
antara biaya langsung dan biaya tidak langsung yang dimodifikasi dari “Englemen’s
Heavy Construction Cost File”.

Berdasarkan pekerjaan-pekerjaan pascatambang yang telah diperinci untuk


pelaksanaan kegiatan pascatambang di beberapa lokasi seperti fasilitas tambang,
fasilitas pengolahan, sarana prasarana penunjang tambang dan dengan

BAB X. RENCANA BIAYA PASCATAMBANG X-1


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

mempertimbangkan nilai inflasi yang akan terjadi sampai dengan pascatambang, maka
dapat disimpulkan bahwa biaya pascatambang CKP adalah sebesar Rp 10.863.882.800

Perkiraan biaya pascatambang berdasarkan asumsi yang dijelaskan sebagai berikut :


1. Kegiatan operasi tambang akan berakhir pada tahun 2025.
2. Sisa area terbuka dari kegiatan tambang pada saat pascatambang (tahun 2025)
diperkirakan seluas 10,173 hektar.
3. Total area terganggu meliputi seluruh tapak peninggalan seperti fasilitas
penunjang, bangunan pertambangan, bangunan pabrik dan sarana penunjang.
4. Asumsi jarak muat untuk seluruh kegiatan reklamasi adalah rata-rata 1,5 km.
5. Tempat pembuangan akhir (landfill) untuk material pembongkaran bangunan
pabrik direncanakan terletak dekat dengan pabrik (area ore stock pile) untuk
mengurangi biaya bongkar muat.
6. Lapisan beton akan dipecahkan dan ditutup setebal 30 cm dan direklamasi.
7. Pada area yang terkontaminasi bahan berbahaya dan beracun dilakukan
pembersihan dan pengelolaan sesuai standar dan peraturan yang berlaku, dan
ditutup dengan tanah setebal 30 cm kemudian direklamasi.
8. Beberapa transmisi listrik dan tiang listrik di area penambangan yang tidak akan
digunakan kembali akan dibongkar dan dibuang di Tempat Pembuangan Akhir
(landfill).
9. Sebagian jalan tambang akan direklamasi. Namun, jalan yang memiliki akses
utama ke lokasi pemantauan lingkungan dan area reklamasi akan dipertahankan.
10. Material pembongkaran (besi tua) dikumpulkan ditempat penampungan sementara
untuk selanjutnya dijual atau dimanfaatkan sesuai perjanjian IUP.
11. Seluruh bangunan dan struktur yang akan dibongkar sampai pada tingkat di
bawah permukaan tanah.

12. Program pengembangan masyarakat (community development) dan program sosio-


ekonomi akan diterapkan sebelum pascatambang dilakukan untuk mengantisipasi
pascatambang, dan demi kesuksesan pelaksanaan program-program pelatihan dan
pengembangan kemampuan masyarakat (sebagai persiapan pascatambang).
Keuangan program-program tersebut akan termasuk dalam biaya operasi tahunan
perusahaan, oleh karena itu hanya sebagian saja (sekitar 40% sampai 50%) yang
akan termasuk dalam Rencana Pascatambang. Biaya untuk kesinambungan
program pemberdayaan dan pengembangan masyarakat adalah sebesar Rp
500.000.000 selama 4 tahun saat pascatambang dan saat pemantauan. Program

BAB X. RENCANA BIAYA PASCATAMBANG X-2


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Corporate Social Responsibility (CSR) diharapkan akan selesai pada tahun 2025.
Mulai tahun 2026 sampai tahun 2029, CKP akan mengembangkan program
pembangunan kapasitas masyarakat sehingga masyarakat dapat menjalankan
usaha ekonomi dan sosial secara mandiri. .
13. Penutupan dan penonaktifan tambang akan dilaksanakan di bawah pimpinan KTT,
didukung oleh divisi Lingkungan, Rehabilitasi dan K3, Divisi Umum dan Divisi
Pengembangan Masyarakat dan Hubungan Pemerintah Pelaksanaan reklamasi
dan pascatambang akan dilaksanakan oleh kontraktor dengan jumlah sekitar 40
tenaga kerja lokal.
14. Pelaksanaan pascatambang dan penonaktifan tambang akan dimulai pada awal
tahun 2026 dan akan terus dilaksanakan hingga jangka waktu 2 tahun ke depan,
diikuti dengan 2 tahun masa perawatan, pemantauan, dan pengawasan.
15. Pemantauan lingkungan pada saat tahap operasi akan terus dilakukan sampai
akhir program pascatambang atau sampai Pemerintah telah mengakui dan
menerima pengembalian wilayah IUP.
16. Biaya bongkar muat tanah per unit diasumsikan sebesar Rp 30.000 per m3 untuk
jarak bongkar muat 1,5 km.
17. Biaya reklamasi dan revegetasi untuk wilayah penambangan aktif diasumsikan
sekitar Rp. 750.000.000 / hektar termasuk persiapan lahan, penanganan tanah
pucuk, pembelian biji benih, penaburan benih tanaman hidro, penyuburan, dan
penanaman pohon.
18. Biaya Analisis Lingkungan diasumsikan sebesar Rp. 150.000.000 per lokasi tapak
yang meliputi identifikasi awal area yang berpotensi tercemar bahan berbahaya dan
beracun.

10.1. Biaya Langsung


10.1.1. Biaya Pada Tapak Bekas Tambang

Fasilitas-fasilitas peninggalan (foot print) yang ada di lokasipertambangan adalah


tapak bekas tambang, tempat penimbunan tanah ore dan waste, struktur
penampungan air (tailing dam dan kolam), dan jalan tambang.

Biaya analisa tanah yang terkontaminasi, remediasi dan penimbunan,


pembongkaran struktur dan reklamasi dari seluruh area adalah sekitar Rp.
2.000.000.000.

BAB X. RENCANA BIAYA PASCATAMBANG X-3


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

10.1.2. Biaya Pada Fasilitas Pengolahan dan Pemurnian

Pabrik pengolahan dan fasilitas penunjangnya akan dibongkar oleh CKP. Biaya
penonaktifan, pembongkaran dan reklamasi lahan bekas pabrik pengolahan
diperkirakan sekitar Rp. 2.500.000.000.
10.1.3. Biaya Pada Fasilitas Pendukung

Bagian penting dari fasilitas penunjang, seperti kantor operasional,


akomodasi/mess karyawan dan gedung serbaguna akan dialihkan kepada
pemerintah untuk kepentingan umum.

Biaya penonaktifan, pembongkaran dan reklamasi fasilitas-fasilitas yang tidak


akan memiliki nilai manfaat bagi masyarakat diperkirakan sekitar Rp.
1.700.000.000
10.1.4. Pengembangan Sosial, Budaya dan Ekonomi

CKP secara proaktif telah melaksanakan program-program Corporate Social


Responsibility (CSR), yang direncanakan akan berlanjut hingga pascatambang.
Sebagai tambahan, telah disiapkan sebuah program menyeluruh yang bertujuan
untuk menuntun masyarakat di sekitar wilayah IUP-OP CKP menjadi berkembang
dan mandiri setelah pascatambang. Karena program ini akan dilaksanakan
sebelum berakhirnya operasi tambang pada tahun 2025, biaya untuk kegiatan
awal proyek pascatambang tidak termasuk ke dalam biaya pascatambang.

Biaya sebesar Rp. 500.000.000 untuk proyek sosio-ekonomi akan dialokasikan


dalam periode pascatambang selama lebih kurang empat tahun untuk
menyelesaikan proyek-proyek CSR yang belum selesai.
10.1.5. Biaya Pemeliharaan

Untuk memastikan keberhasilan proyek reklamasi tapak, telah diprogramkan pula


kegiatan pemeliharaan, yang terutama terdiri dari kolam pengendapan/
pembersihan kolam, penyulaman vegetasi dan remediasi daerah-daerah yang
tidak stabil. Program pemeliharaan dan perawatan sebesar Rp 500.000.000.

BAB X. RENCANA BIAYA PASCATAMBANG X-4


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

10.1.6. Biaya Pemantauan

Parameter lingkungan yang akan dilakukan pemantauan oleh CKP pada saat
kegiatan pascatambang meliputi aspek sebagai berikut:
a. Kestabilan fisik (lubang tambang underground, urugan-urugan pada pada
kontruksi jalan, dan lain sebagainya)
b. Kualitas air tanah dan air permukaan
c. Flora dan fauna daratan dan perairan, dan
d. Sosial ekonomi dan budaya

Kegiatan pemantauan meliputi pengambilan sampel air tanah dan air permukaan,
analisa laboratorium, pemantauan sosial-ekonomi, tunjangan bagi penyelidikan
geoteknik, tenaga kerja dan pengawasan. Pemantauan kualitas air diperkirakan
akan dilakukan dalam periode tiga bulanan untuk membuat basis data yang kuat
untuk melakukan analisa kecenderungan.

Biaya untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan ini selama periode empat tahun


adalah sebesar Rp 1.000.000.000

Biaya lain yang terkait adalah biaya untuk pembersihan dan pemindahan
peralatan tambang dan mesin-mesin pabrik sebesar Rp. 200.000.000.

Berdasarkan perhitungan-perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa


total biaya langsung untuk pelaksanaan kegiatan pascatambang CKP adalah
sebesar Rp. , dengan perincian seperti terlihat pada Tabel 10.1.

Tabel 10- 1 Rekapitulasi biaya langsung kegiatan pascatambang

No, Uraian Luas (Ha) Biaya (x 1000 Rp)

Biaya Penonaktifan, Pembongkaran dan Reklamasi


1 2,0 2,000,000.00
Fasilitas di Tapak Tambang
Biaya Penonaktifan, Pembongkaran dan Reklamasi
2 2,313.00 1,700,000.00
Fasilitas Pendukung
Biaya Penonaktifan, Pembongkaran dan Reklamasi Pabrik
3 3,6 2,500,000.00
Pengolahan
4 Pemeliharaan dan Perawatan 500,000.00
5 Pemantauan Lingkungan 1,000,000.00
6 Aspek Sosial, Budaya, dan Ekonomi 500,000.00
7 Biaya Lain 200,000.00

Total Biaya Langsung (Rp) 8,400,000.00

BAB X. RENCANA BIAYA PASCATAMBANG X-5


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

10.2. Biaya Tidak Langsung

Biaya tidak langsung meliputi biaya-biaya untuk mobilisasi dan demobilisasi alat,
perencanaan pascatambang, administrasi dan keuntungan kontraktor serta biaya
supervisi yang dihitung berdasarkan persentase dari total biaya langsung
menggunakan grafik hubungan biaya langsung dan tidak langsung yang
dimodifikasi dari ”Elengemen’s Heavy Construction Cost File”.
10.2.1. Biaya Pemantauan
Untuk pemantauan program pascatambang CKP mengalokasikan dana sebesar
2,5% dari total Biaya Langsung yaitu sebesar Rp 210.000.000.

10.2.2. Biaya Perencanaan Pascatambang


Untuk perencanaan program pascatambang CKP mengalokasikan dana sebesar
6,3% dari total Biaya Langsung yaitu sebesar Rp 529.200.000.

10.2.3. Biaya Administrasi dan Keuntungan Pihak Ketiga Sebagai Pelaksana


Pascatambang
Untuk Administrasi dan Biaya Pelaksanaan Program Pascatambang oleh pihak
Ketiga, CKP mengalokasikan dana sebesar 9,5% dari total Biaya Langsung yaitu
sebesar Rp 798.000.000.

10.2.4. Biaya Supervisi


Untuk Supervisi Pelaksanaan Program Pascatambang, CKP mengalokasikan
dana sebesar 4,8% dari total Biaya Langsung yaitu sebesar Rp 403.200.000.
Biaya tidak langsung untuk pelaksanaan rencana pascatambang ini adalah Rp
1.940.000, dengan perhitungan seperti terlihat pada Tabel 10.2.

Tabel 10- 2 Biaya tidak langsung kegiatan pascatambang


% Dari
Total Biaya (x 1000
No. Pekerjaan Biaya
Rp)
Langsung
1 Mobilisasi dan demobilisasi alat 2.50% 210,000.00
2 Perencanaan pascatambang 6.30% 529,200.00
3 Admin. dan keuntungan kontraktor 9.50% 798,000.00
4 Biaya supervisi 4.80% 403,200.00
Total Biaya Tidak Langsung (Rp) 1.940.400

BAB X. RENCANA BIAYA PASCATAMBANG X-6


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Gambar 10- 1 Grafik biaya perencanaan pascatambang

BAB X. RENCANA BIAYA PASCATAMBANG X-7


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Gambar 10- 2 Grafik biaya administrasi dan keuntungan kontraktor

BAB X. RENCANA BIAYA PASCATAMBANG X-8


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Gambar 10- 3 Grafik biaya supervisi

BAB X. RENCANA BIAYA PASCATAMBANG X-9


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

10.3. Total Biaya

Nilai rencana biaya pascatambang CKP (biaya langsung dan biaya tidak langsung)
yang dihitung berdasarkan nilai pada tahun 2023 adalah sebesar Rp.
10.340.000.000. Dengan mempertimbangkan adanya faktor eskalasi sebesar 5%
per tahun, maka jumlah rencana biaya pascatambang (biaya langsung dan biaya
tidak langsung) menjadi sebesar Rp. 11.399.850.000, sebagaimana ditunjukkan
pada Tabel 10.3.

BAB X. RENCANA BIAYA PASCATAMBANG X - 10


RENCANA PASCATAMBANG
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Tabel 10- 3 Rekapitulasi rencana biaya pascatambang (x 1000 Rp)


DESKRIPSI KEGIATAN Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Total
I. BIAYA LANGSUNG
A. Tapak Bekas Tambang
Pembongkaran Fasilitas Tambang 350,000.00 350,000.00
Reklamasi Lahan Bekas Fasilitas Tambang (ha) 200,000.00 200,000.00
Pembongkaran dan Reklamasi Jalan Tambang 260,000.00 260,000.00
Reklamasi Tambang Permukaan (pit, mining disposal area) (ha) 350,000.00 350,000.00 700,000.00
Reklamasi lahan bekas kolam pengendap 140,000.00 140,000.00
Pengamanan semua bukaan tambang yang berpotensi bahaya terhadap manusia (shaft, raise, stope, adit, decline, pit, tunnel, final void, dll) 350,000.00 350,000.00
Sub Total A 2,000,000.00
B. Fasilitas Pengolahan (Pabrik)
Pembongkaran fasilitas pengolahan 2,400,000.00 2,400,000.00
Reklamasi lahan bekas fasilitas pengolahan (ha) 50,000.00 50,000.00
Pemulihan (remediasi) tanah yang terkontaminasi bahan kimia, minyak dan B3 50,000.00 50,000.00
Sub Total B 2,500,000.00
C. Fasilitas Penunjang
Reklamasi lahan bekas landfill 200,000.00 200,000.00
Pembongkaran sisa bangunan, transmisi listrik, pipa, dan fasilitas lainnya 220,000.00 220,000.00
Reklamasi lahan bekas bangunan, transmisi listrik, pipa, pelabuhan (udara dan air) dan fasilitas lainnya 110,000.00 110,000.00
Pembongkaran peralatan, mesin, tangki BBM dan pelumas 200,000.00 200,000.00
Penanganan sisa BBM, pelumas serta bahan kimia 320,500.00 320,500.00
Reklamasi lahan bekas sarana transportasi 258,750.00 258,750.00
Pemulihan (remediasi) tanah yang terkontaminasi bahan kimia, minyak dan B3 390,750.00 390,750.00
Sub Total C 1,700,000.00
D. Sosial dan Ekonomi 75,000.00 75,000.00 175,000.00 175,000.00 500,000.00
E. Pemeliharaan dan Perawatan 182,500.00 122,500.00 100,000.00 95,000.00 500,000.00
F. Pemantauan 250,000.00 250,000.00 250,000.00 250,000.00 1,000,000.00
G. Lain lain 200,000.00 200,000.00
Sub Total D+E+F+G 2,200,000.00
TOTAL BIAYA LANGSUNG 5,338,750.00 1,666,250.00 875,000.00 520,000.00 8,400,000.00
2. Biaya Tidak Langsung
A. Biaya Mobilisasi dan Demobilisasi Alat 270,000.00 270,000.00 540,000.00
B. Biaya Perencanaan dan Kegiatan 200,000.00 200,000.00
C. Biaya Administrasi dan Keuntungan Kontraktor 250,000.00 250,000.00 250,000.00 250,000.00 1,000,000.00
D. Biaya Supervisi 50,000.00 50,000.00 50,000.00 50,000.00 200,000.00
TOTAL BIAYA TIDAK LANGSUNG 1,940,000.00
TOTAL (Biaya Langsung + Biaya Tidak Langsung) 10,340,000.00
Nilai Uang Masa Depan (5% x 2) 1,059,850.00
Total Biaya Pascatambang 11,399,850.00

BAB X. RENCANA BIAYA PASCATAMBANG X - 11


RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

Lampiran

1. Peta Situasi Rona Awal

i
RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

2. Peta Situasi Lokasi Pertambangan

ii
RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

3. Peta Situasi Rona Awal Pascatambang

iii
RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

4. Peta Situasi Rencana Rona Akhir Pascatambang

iv
RENCANA PASCATAMBANG 2025-2029
PT CIKONDANG KANCANA PRIMA

5. Peta Lokasi Pemantauan

Anda mungkin juga menyukai