Disusun oleh :
Kelas III
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
izin, rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Laporan ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas semester lima mata
kuliah Laboratorium Konstruksi Plambing dan Drainase.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun materi. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar kami bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga laporan ini bisa menambah wawasan bagi para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Ruang Lingkup............................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
1.4 Waktu Pelaksanaan......................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................3
2.1 Pekerjaan Plambing.....................................................................................................3
2.1.1 Pengertian Plambing............................................................................................3
2.1.2 Ruang Lingkup Pekerjaan Plambing....................................................................3
2.1.3 Jenis-Jenis Pipa....................................................................................................3
2.1.4 Instalasi Pipa........................................................................................................3
2.1.5 Alat Sambungan Pipa...........................................................................................3
2.1.6 Peralatan Sanitair.................................................................................................3
2.1.7 Sistem Penyediaan Air.........................................................................................3
2.2 Pekerjaan Drainase......................................................................................................3
2.2.1 Pengertian Drainase.............................................................................................3
2.2.2 Ruang Lingkup Pekerjaan Drainase.....................................................................3
2.2.3 Sistem Saluran Drainase......................................................................................3
2.2.4 Jenis-Jenis Saluran Drainase................................................................................3
2.2.5 Prinsip Saluran Drainase......................................................................................3
2.2.6 Pengujian Saluran Pipa........................................................................................3
2.3 Keselamatan Kesehatan Kerja.....................................................................................3
BAB III.....................................................................................................................................26
PRAKTIKUM PEKERJAAN PLAMBING DAN DRAINASE.............................................26
3.1 Pekerjaan Plambing ..................................................................................................26
3.1.1 JOB 1 Pemotongan Pipa.......................................................................................3
iii
3.1.2 JOB 2 Penguliran Pipa.........................................................................................3
3.1.3 JOB 3 Pemasangan Peralatan Sanitair.................................................................3
3.2 Pekerjaan Drainase ...................................................................................................26
3.2.1 JOB 1 Pemasangan Bouwplank...........................................................................3
3.2.2 JOB 2 Pembuatan Galian Saluran Drainase Terbuka..........................................3
3.2.3 JOB 3 Pemasangan Pipa Untuk Saluran Drainase Tertutup................................3
BAB IV....................................................................................................................................36
PENUTUP................................................................................................................................36
4.1 Kesimpulan................................................................................................................36
4.2 Saran..........................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................37
iv
BAB I
PENDAHULUAN
5
adanya kemiringan yang baik dan memenuhi syarat membuat air kotor
atau air limbah dapat mengalir ke tempat yang lebih rendah atau ke
tempat pembuangan, sehingga tidak terjadi genangan disuatu tempat yang
akan mengakibatkan terjadinya kerusakan pada bangunan tersebut,
terutama pada konstruksi jalan. jika saluran drainasenya tidak lancar
maka akan dapat merusak jalan tersebut, selain itu bibit penyakit akan
timbul. Sedangkan dalam pekerjaan plambing, kemiringan tidak terlalu
diperhatikan, karena kebanyakan instalasi plambing menggunakan
tekanan sehingga dapat menekan ke segala arah.
Dalam laporan ini akan dibahas sebagian dari pekerjaan drainase dan
plambing. Untuk pekerjaan plambing meliputi pengukuran pipa,
pemotongan pipa, penguliran pipa, dan pemasangan peralatan saniter.
Sedangkan untuk pekerjaan drainase meliputi pemasangan
bouwplank/stake out, penggalian saluran drainase terbuka, dan
pemasangan pipa untuk saluran drainase tertutup. Selain itu juga laporan
ini membahas mengenai penerapan K-3 dalam pekerjaan plambing dan
drainase.
1.3. Tujuan
6
1.4. Waktu Pelaksanaan
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
sistem pemanasan air dan distribusi air panas sehingga Anda bisa
mendapatkan suplai air panas dalam generasi yang cukup. Kami akan
merencanakan manajemen pembuangan air dingin yang dihasilkan
orang menunggu air panas keluar.
3. Sistem Pembuangan Sanitasi
Kontraktor kami akan menghubungkan tempat pembuangan sistem
limbah yang di dalamnya terdapat sistem pemurnian air, penyaringan
air, ataupun sistem yang memisahkan air dengan bahan material lain
tergantung dari teknik pengolahan limbah yang dimiliki oleh gedung
itu.
4. Sistem Air Hujan
Manajemen stormwater atau air hujan ini akan menjadi arah kerja
dari sistem plumbing dimana air yang terkumpul pada berbagai macam
titik di sekitar bangunan harus memiliki aliran drainase yang di desain
dengan perhitungan yang matang. Metode yang digunakan untuk
menyingkirkan genangan air dari sekitar bangunan ini harus meliputi
berbagai macam faktor terutama yang berhubungan dengan
lingkungan. Hal ini untuk memastikan Anda dapat memperoleh suplai
air bersih di sekitar pembuangan genangan air hujan tanpa adanya
terkontaminasi.
9
Jenis pipa yang digunakan pada pekerjaan plambing adalah sebagai
berikut:
a. Pipa Galvanis
Pipa Galvanis adalah jenis pipa logam dilapisi dengan lapisan
galvanis yang berada diluar, untuk mencegah berkarat. Terdapat tiga
jenis Pipa Galvanis dengan masing-masing panjangnya 6 meter
diantaranya: pipa galvanis tipis, pipa galvanis standar, dan pipa galvanis
medium. Ukuran diameter pipa galvanis diantara lain: ½”, ¾”, 1”, 1 ½”,
2”, 3”, 4”, dan 6”. Sambungan pada pipa galvanis ada dua yaitu, dengan
ulir yang membutuhkan seal tape untuk menjaga kerapatan air dan
dengan flange yang membutuhkan cincin karet yang diperkuat dengan
baut untuk menjaga kerapatan airnya.
10
c. Pipa Tembaga
Pipa Tembaga atau Cooper memiliki dua jenis pipa yaitu, jenis pipa
gulungan dan jenis pipa batangan, kegunaan pipa tembaga ini adalah
untuk instalasi pipa gas dan instalasi pipa air panas. Panjang pipa
gulungan 10 meter sedangkan untuk jenis batangan panjangnya 6 meter,
seperti pipa logam lainnya. Ukuran diameter pipa ini kecil biasanya
ukuran 5/8”, ½”, ¾ dan 1”. Sambungan pada pipa tembaga ada 2 yaitu,
dengan brazing dan flaring.
11
Pipa PVC Pipa UPVC
12
besi tuang ada dua yaitu, dengan flange dan bell and spigot. Kerapatan
airnya dicor dengan timah putih.
13
bersifat sementara perbaikan ini bersifat preventif yakni mengatasi
hanya sesaat.
Kerusakan pipa lainnya ada yang diakibatkan oleh:
a. Kerusakan pipa dari pabrik,
b. Kerusakan akibat alat sambung,
c. Kualitas dari pipa itu sendiri,
d. Kerusakan pada saat pelaksanaan,
Untuk perbaikan yang bersifat tetap dapat dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mencari kondisi yang bocor
b. Membobok sampai kondisi kerusakan diketahui
c. Memotong pipa yang bocor
d. Menyambung pipa dengan menggunakan alat sambungan
yang diperlukan
Instalasi plambing untuk daerah yang rawan bocor adalah di
daerah sambungan, untuk itu setelah pemasangan atau perbaikan
pada pipa harus dilakukan pengujian. Lima cara pengujian yang
dapat dilakukan antara lain:
1) Dengan tekanan dan aliran air untuk memeriksa kebocoran
pipa terutama pada sambungan. Cara ini dilakukan dengan
mengisi instalasi dengan air kemudian diberi tekanan sampai
skala tertentu pada manometer. Jika skala pada manometer
menurun maka ada bagian yang bocor. Jika tetap maka
instalasi baik.
2) Pengujian dengan asap untuk memeriksa kebocoran
sambungan.
3) Pengujian dengan cermin untuk memeriksa kelurusan dan
kebersihan di dalam saluran pipa yang lurus.
4) Pengujian dengan slide (semacam plat baja yang tipis dan
pada ujungnya ada semacam sikat ijuk yang fungsinya untuk
memeriksa dan membersihkan bagian dalam sambungan
pipa.
14
5) Pengujian dengan bola karet (plug) untuk memeriksa
kebocoran pipa
15
b) Barrel Union/Union/Water Mur (M dan M × F): untuk menyambung pipa
permanent (mati) yang terdiri dari 3 bagian.
c) Elbow/Knee (M dan M × F): untuk merubah arah aliran tegak lurus. Terdapat
dua jenis radius yaitu, radius 45˚ dan radius 90˚.
e) Equal Tee/Tee Stuck/T Way: untuk membagi aliran menjadi dua arah aliran.
16
Equal Tee T Way
f) Plug (M): untuk menutup aliran air secara permanen. Terdapat dua jenis plug
yaitu, Square Plug dan Hexagon Plug.
17
j) Bend/Boch: untuk membelokkan arah aliran beradius besar.
18
▪ Stop Cock Valve: untuk membuka dan menutup aliran pada tekanan rendah
dan mencegah aliran balik(backflow).
▪ Ball Valve: untuk tekanan rendah saja. Memberikan pressure drop yang
lebih rendah namun tidak dapat digunakan untuk mengatur tekanan dan
kapasitas aliran.
▪ Butterfly Valve: untuk tekanan rendah saja. Memberikan pressure drop yang
paling rendah dibandingkan valve lain dan tidak dapat digunakan untuk
mengatur tekanan dan kapasitas aliran.
19
▪ Needle Valve (Katup Jarum): untuk instrument, gage, dan meter line
service. Valve ini dapat digunakan untuk throttling dengan sangat akurat
dan juga dapat digunakan pada tekanan dan/atau temperatur tinggi.
m) Clean Out: untuk menutup aliran air yang dapat dibuka dan ditutup kembali.
20
n) Sock Drat Luar (SDL): untuk menyambungkan drat dalam dan batang pipa,
karena memiliki drat luar maka di sebut dengan sock drat luar.
o) Sock Drat Dalam (SDD): untuk menyambungkan pipa pvc dan keran air,
karena keran air memiliki drat di luar.
b) Urinoir
21
Urinoir merupakan peralatan sanitair yang berfungsi sebagai tempat
pembuangan air kecil bagi pria. Umumnya pemasangan urinoir digantung pada
dinding. Jika urinoirnya lebih dari satu biasanya antar urinoir dipasang sekat/partisi
urinoir.
c) Bidet
d) Bathub
e) Wastafel
22
Wastafel Gantung Wastafel Meja
f) Shower
g) Jet Washer
23
Jet washer merupakan salah satu accesories closet duduk yang berfungsi
sebagai tempat mengeluarkan air. untuk closet jongkok biasanya tidak
menggunakan jet washer.
h) Kran Air
Kran air merupakan peralatan sanitair yang berfungsi untuk membuka dan
menutup aliran air dalam pipa.
i) Robe Hook
j) Towel Bar
k) Floor Drain
24
Floor drain merupakan peralatan sanitair yang berfungsi sebagai saringan
dalam saluran pembuangan air bekas di kamar mandi.
l) Clean Out
25
pancar dan suhu air bisa diatur. Biasanya peralatan sanitair ini digunakan untuk
berendam.
26
diatas atap atau diatas lantai tertinggi bangunan. Dari tangki atap ini diterapkan
seringkali dengan alasan-alasan berikut :
a. Selama air digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat plambing
hampir tidak terjadi, perubahan tekanan ini hanyalah akibat muka air dalam
tangki atap.
b. Sistem pompa yang dinaikkan air tangki atap bekerja otomatis dengan cara
yang sangat sederhana sehingga kecil sekali kemungkinan timbulnya
kesulitan. Pompa biasanya dijalankan dan dimatikan oleh alat yang
mendeteksi muka dalam tangki atap.
c. Perawatan tangki atap sangat sederhana jika dibandingkan dengan tangki
tekan.
Untuk bangunan-bangunan yang cukup besar, sebaiknya disediakan pompa
cadangan untuk menaikkan air ke tangki atap. Pompa cadangan ini dalam keadaan
normal biasanya dijalankan bergantian dengan pompa utama, untuk menjaga agar
kalau ada kerusakan atau kesulitan maka dapat segera diketahui.
Apabila tekanan air dalam pipa utama cukup besar, air dapat langsung
dialirkan ke dalam tangki atap tanpa disimpan dalam tangki bawah dan dipompa.
Dalam keadaan demikian ketinggian lantai atas yang dapat dilayani akan
tergantung pada besarnya tekanan air dalam pipa utama.
Hal terpenting dalam sistem tangki atap ini adalah menentukan letak “tangki
atap” tersebut apakah dipasang di dalam langit-langit, atau di atas atap (misalnya
untuk atap dari beton) atau dengan suatu kontruksi menara yang khusus. Penentuan
ini harus didasarkan pada jenis alat plambing yang dipasang pada lantai tertinggi
bangunan dan tekanan kerja yang tinggi.
27
Sistem Tangki Atap
28
sekitar 10% dari volume tangki. Untuk melayani kebutuhan air yang besar maka
akan diperlukan tangki tekan yang besar. Untuk mengatasi hal ini maka tekanan
awal udara dalam tangki dibuat lebih besar dari tekanan atmosfer (dengan
memasukkan udara kempa ke dalam tangki).
Sistem Booster
30
2.2. Pekerjaan Drainase
2.2.1. Pengertian Drainase
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai
sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan memenuhi komponen penting
dalam perancanaan infrastruktur bangunan. Menurut Suripin (2004:7), drainase
mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air.
Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air
yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu
kawasan atau lahan, sehingga lahan tersebut dapat difungsikan secara optimal.
Drainase juga dapat diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air
tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Dari sudut pandang lain, drainase adalah
salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat dalam rangka
menuju lingkungan yang aman, nyaman, bersih dan sehat. Prasarana drainase disini
berfungsi untuk mengalirkan air ke badan air (sumber air permukaan dan bawah
permukaan tanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai
pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah
becek dan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air tanah.
31
jenisnya limbah air kotor dibagi beberapa jenis yaitu limbah air hujan
dan limbah domestik.
Limbah air hujan menggunakan saluran air terbuka. Hal ini
dikarenakan curah hujan yang ada tidak menentu setiap saat tergantung
curah hujan dan daerahnya. Sedangkan limbah domestik memerlukan
saluran tertentu karena bisa membahayakan makhluk hidup dan
mendatangkan penyakit.
d. Pensuplaian air minum
Saluran untuk mensuplai air minum memerlukan bahan pipa
yang tahan karat dan tidak berbahaya. Misalnya pipa tanah liat yang
tanahnya diglassur, pipa besi, pipa paralon (PVC), dan pipa beton.
33
Drainase permukaan tanah adalah saluran drainase yang berada di
atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air limpasan
permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open channel flow.
c) Menurut konstruksi
34
1. Saluran Terbuka
Saluran terbuka adalah sistem saluran yang biasanya direncanakan
hanya untuk menampung dan mengalirkan air hujan (system terpisah),
namun kebanyakan sistem saluran ini berfungsi sebagai saluran
campuran. Pada pinggiran kota, saluran terbuka ini biasanya tidak diberi
lining (lapisan pelindung). Akan tetapi saluran terbuka di dalam kota
harus diberi lining dengan beton, pasangan batu (masonry) ataupun
dengan pasangan bata.
2. Saluran Tertutup
Saluran tertutup adalah saluran untuk air kotor yang mengganggu
kesehatan lingkungan. Sistem ini cukup bagus digunakan di daerah
perkotaan terutama dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi
seperti kota Metropolitan dan kota-kota besar lainnya.
d) Menurut fungsi
1. Single Purpose
35
Single purpose adalah saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis
air buangan saja.
2. Multy Purpose
Multy purpose adalah saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa
jenis buangan, baik secara bercampur maupun bergantian.
37
Metode ini dilakukan dengan cara membangun kolam air di
sebuah laham untuk menampung air hujan, kemudian
diresapkan, dan sisanya dialirkan ke sungai secara perlahan.
Kolam konservasi dibangun biasanya pada daerah topografi
rendah, daerah bekas galian pasir/material, atau memang daerah
yang digali untuk membangun suatu lahan.
38
A. Uji Pneumatik
Uji kekuatan penumatik pipa dapat dilakukan apabila
suhu lingkungan negative,kekurangan air di lokasi,tekanan
berbahaya di pipa dan struktur pendukung dari berat air.
Pengujian saluran pipa selalu berada dibawah pengawasan
pabrik tertentu/mandor dengan instruksi dan persyaratan khusus
serta sesuai dengan peraturan keselamatan. Sebelum memulai
mengerjakan Pengujian, saluran pipa secara kondisional dibagi
menjadi beberapa bagan terpisah, melakukan pemeriksaan
eksternal, dan mengukur tekanan.
B. Uji Hidraulik
Pipa aliran gravitasi diuji hanya untuk kepadatan
(kekencangan). Mereka diuji dengan mengisi air di area antara
sumur yang berdekatan. Sama seperti uji pneumatik, uji
hidraulik juga dilakukan hanya berada dibawah pengawasan
pabrik tertentu/mandor. Untuk pengujian bagian yang terbuat
dari non-besi menggunakan pipa dari bahan lain yang tidak
disadap agar menghindari kerusakan mekanis, Uji hidraulik
dianggap berhasil apabila pengukuru tekanan tidak menunjukan
adanya penurunan tekanan selama uji berlangsung.
39
b. Safety Shoes
Safety shoes berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang
menimpa kaki karena benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia
dan sebagainya.
c. Sepatu Boot
Sepatu karet (sepatu boot) adalah sepatu yang didesain khusus untuk
pekerja yang berada di area basah (becek atau berlumpur). Kebanyakan
sepatu karet di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda
tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
d. Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat
atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk
sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
40
e. Masker (Respirator)
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di
tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).
f. Pelindung Mata
Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya
mengelas).
41
h. Baju Praktek.
Pakaian yang digunakan agar badan terlindung dari kotoran kotoran
saat bekerja.
BAB III
42
3.2 Pekerjaan Drainase
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
43
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
P, Saktyanu. 2016. Modul Prinsip – Prinsip dan Permasalahan Penanganan Drainase Jalan
yang Berkelanjutan. https://simantu.pu.go.id/ (diakses tanggal 31 Januari 2021)
44
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 12/Permen-
PU/PRT/M/2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan.
http://repository.ump.ac.id/4121/3/Khoerul%20Anam_BAB%20II.pdf
https://agent39.ru/id/the-technology-of-hydraulic-testing-pipelines-pvc-testing-of-
pipelines-for-density-and-strength-norms-snip/
https://kontraktorkonstruksi.co.id/plumbing#:~:text=Ruang%20Lingkup%20Pekerjaan
%20Plumbing&text=Yang%20termasuk%20pada%20bagian%20dalamnya,sistem
%20penyaringan%2C%20dan%20lain%20sebagainya.
http://eprints.polsri.ac.id/1241/3/BAB%20II.pdf
https://www.99.co/blog/indonesia/jenis-jenis-pipa-air/
https://www.klikpipa.co.id/mengenal-jenis-jenis-pipa-air-dan-fungsinya/
https://terraconblock.com/macam-macam-drainase-dan-fungsinya/
https://cv-yufakaryamandiri.blogspot.com/2014/11/fungsi-dan-macam-macam-
drainase.html
http://projectmedias.blogspot.com/2013/08/mengenal-jenis-jenis-sanitair.html
http://e-journal.uajy.ac.id/3052/3/2TS11587.pdf
https://www.scribd.com/document/400143189/1
45