TUGAS BESAR
MATA KULIAH IRIGASI
Disusun Sebagai bukti keikut sertaan Pelaksanaan Mata Kuliah Irigasi Jurusan
Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang
Disusun Oleh
RB. Moh Muslim Firdaus
(1941320007)
3 MRK 7
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Penulis ucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas besar ini tepat pada waktunya dan disusun secara maksimal.
1. Ibu Ratih Indri Hapsari, ST., M.T., Ph.D. sebagai dosen pembimbing
Mata Kuliah Irigasi
2. Pihak-pihak yang turut membantu dalam penyelesaian pembuatan
tugas besar ini.
Terlepas dari semua itu,penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penyusunan tugas besar ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka penyusun menerima segala kritik dan saran dari pembaca
supaya laporan ini dapat diperbaiki sehingga tugas besar ini menjadi lebih baik.
Akhir kata, penulis berharap semoga tugas ini bermanfaat dalam
pemberian informasi kepada pembaca.
i
`
DAFTAR ISI
ii
`
iii
`
BAB I
PENDAHULUAN
Kondisi ketersediaan air saat ini pada dasarnya sangatlah terbatas. Sementara
itu, karena adanya pertambahan penduduk yang cepat dan adanya perkembangan
pendapatan penduduk serta perkembangan di luar sektor pertanian, menyebabkan
kebutuhan air semakin besar, baik secara kuantitatif dan kualitatif. Dengan demiki
an persaingan antar sektor dalam penggunaan air semakin kompetitif. Hal ini
menunjukkan bahwa air memang telah menjadi sumber daya yang sangat terbatas
dan selanjutnya memerlukan antisipasi penanganan yang tepat, agar tidak
menimbulkan konflik.
1
`
1.3 Tujuan
2
`
BAB II
DASAR TEORI
Berdasarkan keputusan menteri no. 32 tahun 2007, irigasi adalah usaha penyediaan,
pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang meliputi
permukaan, rawa, air bawah tanah, pompa dan tambak.
Menurut Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air tahun 2009, irigasi adalah usaha
penyediaan, pengaturan, dan pembuatan bangunan air untuk menunjang usaha pertanian,
termasuk didalamnya tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan.
Irigasi tidak hanya digunakan untuk mendistribusikan air, ada juga beberapa fungsi irigasi
antara lain:
a) Membasahi tanah, hal ini merupakan salah satu tujuan terpenting karena tumbuhan
banyak memerlukan air selama masa tumbuhnya. Pembasahan tanah ini bertujuan
untuk memenuhi kekurangan air apabila hanya ada sedikit air hujan.
b) Merabuk tanah atau membasahi tanah dengan air sungai yang banyak mengandung
mineral.
c) Mengatur suhu tanah agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dengan suhu yang
optimal.
d) Membersihkan tanah dengan tujuan untuk menghilangkan hama tanaman seperti ular,
tikus, serangga, dan lain-lain. Selain itu dapat juga membuang zat-zat yang tidak
dibutuhkan oleh tanaman ke saluran pembuang.
2.3 Jenis-Jenis Irigasi
Irigasi merupakan kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk mengairi lahan
pertanian.Irigasi sudah dikenal sejak jaman peradaban manusia dulu seperti Mesir,
Mesopotamia, Cina, dan lainnya. Pada dasarnya irigasi dilakukan dengan cara mengalirkan
air dari sumbernya (danau/sungai) menuju lahan pertanian. Di era modern ini sudah
berkembang berbagai macam jenis metode irigasi untuk lahan pertanian. Ada 4 jenis irigasi
yang banyak ditemui saat ini yaitu:
3
`
Irigasi permukaan merupakan jenis irigasi paling kuno dan pertama di dunia. Irigasi
ini dilakukan dengan cara mengambil air langsung dari sumber air terdekat kemudian
disalurkan ke area permukaan lahan pertanian mengggunakan pipa/saluran/pompa sehingga
air akan meresap sendiri ke pori-pori tanah. Irigasi permukaan dilakukan dengan cara
mendistribusikan air ke lahan pertanian dengan cara gravitasi . Irigasi permukaan yang
cenderung tidak terkendali umumnya disebut dengan irigasi banjir atau irigasi basin, yaitu
merendam lahan pertanian hingga ketinggian tertentu. Irigasi permukaan yang terkelola
dengan baik biasanya dilakukan dengan mengalirkan air di antara guludan (furrow) atau batas
tertentu.
Irigasi bawah permukaan adalah irigasi yang dilakukan dengan cara meresapkan air
ke dalam tanah dibawah zona perakaran tanaman melalui sistem saluran terbuka maupun
dengan pipa bawah tanah. Pada sistem ini air dialirkan dibawah permukaan melalui saluran-
saluran yang ada di sisi-sisi petak sawah. Adanya air ini mengakibatkan muka air tanah pada
petak sawah naik. Kemudian air tanah akan mencapai daerah penakaran secara kapiler
sehingga kebutuhan air akan dapat terpenuhi. Syarat untuk menggunakan jenis sistem irigasi
seperti ini antara lain :
a) Lapisan tanah atas mempunyai permeabilitas yang cukup tinggi.
b) Lapisan tanah bawah cukup stabil dan kedap air berada pada kedalaman 1,5 meter
– 3 meter.
c) Permukaan tanah relatif sangat datar.
Air berkualitas baik dan berkadar garam rendah.
d) Organisasi pengaturan air berjalan dengan baik.
4
`
Irigasi pancaran adalah adalah irigasi modern yang menyalurkan air dengan tekanan
sehingga menimbulkan tetesan air seperti hujan ke permukaan lahan pertanian. Pancaran air
tersebut diatur melalui mesin pengatur baik manual maupun otomatis. Selain untuk
pengairan, sistem ini juga dapat digunakan untuk proses pemupukan.
Irigasi tetes adalah sistem irigasi dengan menggunakan pipa atau selang berlubang
dengan menggunakan tekanan tertentu yang nantinya air akan keluar dalam bentuk tetesan
langsung pada zona tanaman. Perbedaan jenis sistem irigasi ini dengan sistem irigasi siraman
adalah pipa tersier jalurnya melalui pohon, tekanan yang dibutuhkan kecil (1 atm). Sistem
irigasi tetesan ini memiliki keuntungan antara lain :
a) Tidak ada kehilangan air,karena air langsung menetes dari pohon.
b) Air dapat dicampur dengan pupuk.
c) Pestisida tidak tercuci.
d) Dapat digunakan di daerah yang miring.
Adapun dalam merencanakan jaringan irigasi harus dibuat skema rencana jaringan irigasi
dan skema letak maupun jenis bangunan.
5
`
Agar tidak terjadi persepsi yang berbeda terhadap istilah-istilah ke irigasian, maka perlu
dipahami istilah-istilah seperti berikut ini :
• Sumber air adalah tempat/wadah air baik yang terdapat dipermukaan tanah maupun
yang didalam tanah (ground water).
• Daerah irigasi adalah kesatuan wilayah yang mendapat air dari satu jaringan irigasi.
• Jaringan irigasi adalah dimulai dari bendung, jaringan saluran pembawa, jaringan
saluran pembuang, bangunan pengatur air, dan bangunan pelengkapnya menjadi satu
kesatuan didalam melayani kebutuhan air untuk irigasi.
• Jaringan utama adalah jaringan dimulai dari bendung,saluran primer, saluran
sekunder, dan berakhir pada saluran muka.
• Jaringan tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan
air didalam petak tersier.
• Petak tersier adalah gabungan beberapa petak kuarter menjadi satu kesatuan dan
mendapatkan air dari saluran tersier yang sama.
• Petak sekunder adalah gabungan petak-petak tersier menjadi satu kesatuan dan
mendapat air dari satu saluran sekunder.
• Saluran garis tinggi adalah saluran pembawa yang tracenya mengikuti garis tinggi
(contour).
• Saluran punggungadalah saluran pembawa yang mengikuti punggung tanah
(memotong contour).
• Saluran primer (induk) adalah saluran pembawa pertama yang menyadap air langsung
dari bendung.
• Saluran sekunder adalah saluran pembawa kedua yang mengambil air dari saluran
induk (primer).
• Saluran tersier adalah saluran pembawa ketiga yang mengambil air dari saluran
sekunder.
• Saluran kuarter adalah saluran pembawa ke empat yang mengambil air saluran tersier.
• Pembuangan/drainase adalah pengaliran kelebihan/sisa pemakaian air irigasi yang
sudah tidak digunakan lagi dan dibuang melalui jaringan saluran pembuang.
• Waduk adalah tempat/wadah penampungan air dari sungai yang dapat digunakan
untuk pembangkit listrik, irigasi, air minum, perikanan, dan industri.
6
`
7
`
8
`
2. Saluran Irigasi
Saluran irigasi terbagi atas 3 (tiga) bagian, yaitu :
a. Saluran Irigasi Utama
‐ Saluran primer
Berfungsi untuk membawa air dari bendung ke saluran sekunder dan selanjutnya ke
petak‐petak tersier yang perlu diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada
bangunan bagi yang terakhir.
‐ Saluran sekunder
Berfungsi untuk membawa air dari saluran primer ke petak‐petak tersier yang
terhubung dengan saluran sekunder tersebut. Batas ujung saluran ini adalah pada
bangunan sadap terakhir.
‐ Saluran pembawa
Berfungsi untuk membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber yang
memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer. 11
‐ Saluran tersier
Berfungsi untuk membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama ke
dalam petak tersier untuk selanjutnya dibawa ke saluran kuarter. Batas ujung saluran
ini adalah pada boks bagi kuarter yang terakhir.
‐ Saluran kuarter berfungsi untuk membawa air dari boks bagi kuarter melalui
bangunan sadap tersier atau parit sawah ke sawah‐sawah.
9
`
3. Saluran Pembuang
Saluran pembuang berfungsi untuk membuang kelebihan air pada saluran irigasi
utama, saluran Pembuang terbagi atas 2 (dua), yaitu :
a. Saluran Pembuang Tersier.
Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak‐petak tersier yang termasuk
dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air, baik dari pembuang
kuarter maupun dari sawah‐ sawah. Air tersebut dibuang ke 12 dalam jaringan
pembuang sekunder. Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier,
menampung air langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke dalam saluran
pembuang tersier.
b. Saluran Pembuang.
Saluran pembuang mengalirkan air lebih dari saluran pembuang
sekunder ke luar daerah irigasi. Pembuang primer sering berupa saluran
pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tersebut ke sungai, anak sungai
atau ke laut. Saluran pembuang sekunder menampung air dari saluran pembuang
tersier dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke jaringan
pembuang alamiah dan ke luar daerah irigasi.
4. Bangunan Bagi dan Sadap
Bangunan bagi dan sadap pada irigasi teknis dilengkapi dengan pintu dan alat
pengukur debit untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sesuai jumlah dan pada waktu
tertentu. Aliran air akan diukur dihulu salyuran primer, dicabang saluran jaringan
primer dan dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier. Bangunan bagi dan
sadap tanpa pintu dan alat ukur tetapi dengan syarat‐syarat sebagai berikut :
• Elevasi ambang ke semua arah harus sama
• Bentuk ambang harus sama agar koefisien debit sama.
• Lebar bukaan proporsional dengan luas sawah yang diairi.
5. Bangunan Pengukur
Bangunan ukur dapat dibedakan menjadi bangunan ukur aliran atas bebas (free
overflow) dan bangunan ukur alirah bawah (underflow).
10
`
11
`
12
`
13
`
terbesar.
b. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh Harza Engineering Corp
International, R80 dapat diartikan bahwa dari 10 kejadian, curah hujan yang
direncanakan tersebut akan terlampaui sebanyak 8 kali.
14
`
BAB III
Analisis Perhitungan
3.1 Data Umum
Dalam perencanaan saluran irigasi ini, diperlukan data – data curah hujan
serta data klimatologi. Data Curah Hujan sesuai dengan data yang didapat dari
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, dengan catatan semua data
curah hujan bulan Juli hingga September tahun 2020 ditambah ( + ) 21.
Tabel 3.1 Data Curah Hujan Tahun 2011
B U L A N (mm)
TANGGAL
JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP O KT NO P DES
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0 0 15 0 0 0 0
3 0 0 11 11 0 0 0 0 0 0 0 7
4 0 37 19 19 0 0 0 0 0 0 0 14
5 29 0 37 37 0 0 0 0 0 0 0 0
6 75 0 19 19 20 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 57 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 31 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14
11 0 0 23 0 0 0 0 0 0 0 0 20
12 0 0 0 33 0 0 3 0 0 0 0 0
13 11 0 0 18 4 0 0 0 0 0 7 10
14 57 0 50 37 49 0 0 0 0 0 0 1
15 0 0 59 24 0 0 0 0 0 0 0 6
16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15
17 7 0 0 0 0 0 0 0 0 25 0 18
18 11 0 0 51 0 0 0 0 0 1 0 20
19 27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 44 24
20 6 0 0 0 0 0 0 0 0 16 9 0
21 0 2 54 0 0 104 0 0 60 1 103 41
22 0 0 0 0 0 2 0 0 15 0 0 41
23 0 1 0 0 0 0 0 0 2 0 9 16
24 7 1 25 0 0 17 0 0 0 0 21 11
25 7 11 0 0 0 0 0 0 0 0 2 63
26 0 0 0 0 0 0 0 0 8 0 0 29
27 0 0 20 0 0 0 0 0 0 0 0 9
28 0 0 34 0 0 1 0 0 16 0 32 4
29 0 4 0 0 10 0 0 0 0 0 28
30 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 8
31 4 0 0 0 0 0 9
15
`
B U L A N (mm)
TANGGAL
JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP O KT NO P DES
1 15 0 1 0 0 57 0 0 0 0 12 33
2 8 25 0 1 0 0 0 0 0 0 19 50
3 0 23 0 10 0 0 0 0 0 0 0 9
4 0 26 1 0 0 14 0 0 0 0 39 1
5 0 0 0 9 0 0 0 0 0 0 5 13
6 0 7 17 55 0 0 0 0 0 0 18 23
7 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 48 21
8 0 0 0 15 0 0 0 0 0 0 1 0
9 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 39
10 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 18 2
11 0 0 0 11 0 0 0 0 0 0 0 36
12 0 47 11 46 0 0 0 0 0 0 0 29
13 0 18 2 15 0 0 0 0 0 0 0 9
14 3 3 14 10 0 0 0 0 0 0 0 0
15 0 8 7 8 0 0 0 0 0 0 0 0
16 0 8 21 64 0 0 0 0 0 0 0 6
17 0 26 0 0 25 0 0 0 0 0 0 5
18 0 7 40 0 0 0 0 0 0 0 0 34
19 5 21 48 9 20 0 0 0 0 0 0 25
20 0 28 0 21 0 0 0 0 0 0 0 22
21 13 0 0 17 8 0 0 0 0 46 0 20
22 0 0 52 0 8 0 0 0 0 0 0 0
23 0 8 21 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 0 28 3 7 0 0 0 0 0 0 0 47
26 0 17 85 5 0 0 0 0 0 0 0 137
27 0 4 0 14 0 0 0 0 0 0 0 44
28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0
29 0 26 0 24 17 0 0 0 0 19 10
30 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 0 28 57 0 0 0 0
16
`
B ULAN
TANGGAL
JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP O KT NO P DES
1 50 0 0 7 10 0 0 0 0 0 2 14
2 0 0 4 0 34 0 0 0 0 0 0 0
3 0 16 10 2 6 0 0 0 0 0 7 0
4 3 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 41 18 5 0 7 0 0 0 0 0 5 0
6 13 17 9 7 0 0 0 0 0 0 16 0
7 0 5 0 10 0 0 0 0 0 0 20 0
8 23 6 0 0 0 0 0 0 0 20 0 40
9 0 0 16 7 0 0 0 0 0 15 5 145
10 21 0 40 10 0 0 0 0 0 17 7 37
11 0 5 13 0 0 0 0 0 0 0 6 7
12 0 0 23 0 0 0 0 0 0 12 14 12
13 0 0 10 0 0 0 0 0 0 2 0 20
14 5 0 37 0 0 0 0 0 0 0 0 80
15 4 7 0 0 0 0 0 0 0 16 0 17
16 0 7 12 0 0 0 0 0 0 0 20 0
17 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 25 0
18 0 2 12 0 0 0 0 0 0 7 3 0
19 55 0 0 0 3 0 0 0 0 12 16 75
20 0 0 11 0 0 0 0 0 0 10 23 0
21 0 5 0 9 6 0 0 0 0 0 0 0
22 0 0 51 0 0 0 0 0 0 2 13 3
23 6 52 0 0 0 0 0 0 0 0 16 0
24 0 0 40 0 0 0 0 0 0 0 27 0
25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0
26 0 4 0 0 0 0 0 0 0 9 40 0
27 0 3 44 0 0 0 0 0 0 17 2 8
28 28 0 3 0 0 0 0 0 0 20 0 40
29 6 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20
30 2 39 13 0 0 0 0 0 5 0 10
31 38 0 0 0 0 0 7
17
`
B ULAN
TANGGAL
JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP O KT NO P DES
1 13 37 0 6 0 0 0 0 23 8 52 8
2 7 6 3 3 0 0 5 0 0 10 18 10
3 0 4 0 4 21 0 0 0 0 13 22 42
4 0 20 0 7 13 0 10 0 0 12 35 21
5 16 14 22 6 7 7 6 0 0 5 47 31
6 0 18 0 65 5 12 0 0 0 0 39 40
7 4 26 0 65 0 10 0 0 0 0 41 13
8 41 16 5 25 0 25 0 0 15 9 53 6
9 0 10 18 18 9 8 0 0 25 5 0 8
10 39 0 2 13 12 5 0 0 30 0 4 11
11 21 9 3 26 22 17 0 0 0 0 0 29
12 8 74 0 7 9 29 11 0 0 0 0 27
13 12 9 10 8 5 0 17 0 37 0 0 31
14 0 17 13 5 10 0 4 0 0 4 0 0
15 0 15 19 9 4 0 6 0 0 6 0 11
16 0 0 14 4 0 0 0 0 0 0 6 4
17 5 6 8 11 0 0 0 0 56 6 0 8
18 17 81 6 32 0 0 0 0 15 8 10 20
19 4 0 0 75 0 0 4 0 0 55 0 22
20 6 12 5 9 0 0 0 0 21 0 0 5
21 13 20 6 16 0 0 0 5 43 0 0 0
22 0 0 8 10 0 0 0 20 10 10 0 0
23 5 0 46 5 0 0 0 25 9 21 5 0
24 9 18 0 7 5 0 0 23 52 0 4 0
25 9 0 0 43 15 0 0 14 0 23 8 0
26 43 30 0 3 0 0 7 6 0 0 6 0
27 63 10 0 22 25 0 0 9 8 0 0 4
28 4 9 4 41 0 0 0 0 0 0 9 10
29 57 10 9 73 4 15 35 0 0 4 26 16
30 41 25 0 0 41 0 0 0 5 21 0
31 39 41 4 0 0 15 0
18
`
B ULAN
TANGGAL
JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP O KT NO P DES
1 4 25 0 0 21 0 0 0 0 0 0 0
2 56 27 23 15 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 17 15 0 0 0 0 0 0 0 0 34
4 4 40 5 3 0 0 0 0 0 0 21 0
5 5 17 7 5 0 0 0 0 0 8 0 26
6 0 0 4 3 3 0 0 0 0 0 0 10
7 8 0 15 5 0 0 0 0 0 10 0 0
8 25 3 45 20 67 0 0 0 0 0 0 0
9 3 6 3 8 0 0 0 0 0 0 0 0
10 10 0 23 0 0 0 0 0 0 0 19 47
11 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 20
12 0 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 7
13 8 97 5 0 0 0 0 0 0 0 0 5
14 3 6 16 0 0 0 0 0 0 0 0 26
15 25 0 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 20 15 6 0 0 0 0 0 0 0 10 3
17 15 5 0 13 0 0 0 0 0 14 0 20
18 0 0 12 0 0 0 4 0 0 0 23 14
19 2 3 0 6 0 0 0 0 0 0 0 16
20 15 22 30 0 0 0 0 0 0 0 30 5
21 3 3 10 0 0 5 0 0 0 14 0 55
22 8 0 6 0 0 4 0 0 0 0 10 14
23 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0 18 3
24 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 20
25 8 4 0 10 0 0 0 0 0 0 3 50
26 0 15 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 0 20 2 0 0 0 0 0 0 3 0 5
28 0 21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
29 9 0 0 0 0 0 0 0 0 10 6 0
30 40 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0
31 3 57 0 0 0 0 7
B ULAN
TANGGAL
JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP O KT NO P DES
1 0 18 0 29 0 0 6 0 0 0 0 0
2 24 28 2 4 18 0 0 0 0 0 13 3
3 3 0 0 12 0 10 2 0 0 0 17 18
4 0 7 0 2 0 0 2 0 0 0 15 0
5 0 20 70 20 0 0 0 0 0 0 15 28
6 0 12 2 14 0 1 0 0 0 0 0 5
7 18 13 0 51 0 18 0 0 0 0 2 21
8 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 4 36
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20
10 5 0 0 0 0 53 2 0 0 0 0 37
11 10 0 0 10 0 0 50 0 0 0 18 0
12 21 0 0 21 0 4 2 0 0 0 0 13
13 10 28 8 6 0 0 0 0 0 0 6 9
14 4 42 0 3 0 0 0 0 0 0 40 0
15 3 24 2 12 0 0 9 0 0 0 9 0
16 8 37 5 0 0 0 0 0 0 0 5 19
17 6 10 6 3 0 0 0 0 0 0 0 25
18 4 12 11 7 13 0 0 0 0 0 23 8
19 3 0 32 75 0 37 0 0 0 0 0 39
20 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 5 14
21 4 5 0 40 36 0 0 0 0 33 8 14
22 4 14 0 35 0 0 0 0 0 0 0 0
23 22 0 0 0 35 0 10 0 0 0 0 0
24 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 32
25 21 13 0 0 15 0 6 0 0 0 0 26
26 3 0 0 0 34 0 0 0 0 11 12 0
27 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 15 0
28 0 14 10 0 8 0 0 0 0 24 8 0
29 7 16 0 2 0 0 0 0 17 0 0
30 0 12 0 18 0 0 1 0 15 0 0
31 135 26 0 0 0 17 7
19
`
Sesuai soal, semua data curah hujan bulan Juli hingga September tahun 2020
ditambah ( + ) 21.
Tabel 3.11 Data Curah Hujan Tahun 2020 setelah sesuai soal
B ULAN
TANGGAL
JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP O KT NO P DES
1 10 23 1 0 6 0 21 31 21 0 0 12
2 6 15 4 15 0 0 21 21 21 0 0 5
3 35 7 1 5 7 2 21 21 21 0 0 12
4 60 4 2 0 0 3 25 21 21 0 0 6
5 100 0 14 5 0 0 21 21 21 0 0 15
6 60 0 4 20 0 0 21 21 21 0 0 20
7 7 8 2 25 0 53 21 21 21 0 0 85
8 30 0 1 45 5 0 21 21 21 0 5 40
9 40 40 1 0 0 0 21 36 21 0 4 0
10 5 0 1 0 0 0 21 21 21 0 38 0
11 7 0 0 0 0 0 21 21 21 0 58 7
12 10 0 3 11 0 0 21 21 21 0 0 17
13 30 0 25 32 3 0 34 21 21 0 0 8
14 5 0 60 8 8 0 36 21 21 0 0 10
15 8 0 20 60 20 0 26 21 21 0 25 5
16 3 0 25 5 0 0 21 21 21 0 0 15
17 18 7 18 0 0 0 21 21 21 0 50 10
18 0 65 5 0 20 0 21 21 21 0 3 5
19 3 35 23 2 0 2 21 21 21 0 2 21
20 5 3 2 0 5 0 21 21 21 0 0 10
21 7 0 2 8 0 0 21 21 21 0 5 28
22 10 35 2 25 0 0 21 21 21 0 0 0
23 5 17 7 26 0 0 23 21 21 0 0 16
24 7 20 25 0 0 0 21 21 21 0 0 12
25 15 5 50 0 0 0 21 21 21 0 8 0
26 25 10 0 15 2 5 21 21 21 0 6 0
27 6 0 0 30 5 5 21 21 21 0 0 5
28 0 40 0 10 0 0 21 21 21 0 48 8
29 12 10 3 0 0 0 21 21 21 0 0 16
30 18 0 0 17 0 21 21 21 0 0 0
31 30 0 0 21 21 21 0 0
20
`
Untuk data temperatur dikurangi (-) dengan 0,16 untuk semua bulan.
Bulan Temperatur ( oC) Penyinaran Matahari (%) Kelembaban Relatif (%) Kecepatan Angin (km/jam)
Jan 20,84 58 84 3,2
Feb 21,84 51 82 2,3
Mar 20,84 67 74 2,3
Apr 22,84 65 82 2,8
Mei 23,84 40 77 2,7
Jun 22,84 50 78 3,5
Jul 23,84 58 74 2,8
Agu 20,84 55 76 3,4
Sep 22,84 66 75 2,8
Okt 21,84 73 71 2,5
Nov 23,84 48 86 2,9
Des 22,84 64 77 3,1
21
`
Data debit yang kemudian ditambah sesuai soal yaitu bulan Juli hingga September
2020 dikurangi (-) 0,15
Tabel 3.14 Data Debit Sungai Rata-Rata Bulanan setelah sesuai soal
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
2020 0,968 0,992 0,955 0,836 0,771 0,683 0,17 0,07 0,085 0,859 0,898 0,841
2019 0,907 0,971 0,999 0,826 0,748 0,628 0,31 0,232 0,287 0,884 0,886 0,867
2018 0,948 0,909 0,911 0,896 0,757 0,616 0,348 0,203 0,263 0,846 0,818 0,85
2017 0,941 0,982 0,916 0,862 0,769 0,697 0,4 0,215 0,209 0,861 0,837 0,865
2016 0,965 0,979 0,939 0,876 0,795 0,657 0,364 0,245 0,262 0,892 0,9 0,831
2015 0,903 0,991 0,935 0,886 0,725 0,625 0,39 0,237 0,278 0,828 0,811 0,857
2014 0,916 0,954 0,921 0,856 0,776 0,693 0,327 0,21 0,211 0,885 0,873 0,819
2013 0,914 0,901 0,982 0,823 0,779 0,609 0,377 0,281 0,273 0,9 0,801 0,835
2012 0,902 0,937 0,985 0,856 0,711 0,624 0,331 0,295 0,23 0,869 0,872 0,815
2011 0,911 0,955 0,943 0,895 0,716 0,611 0,347 0,297 0,207 0,857 0,825 0,825
Maka nantinya petak primer tadi akan dibagi menjadi 2 petak tersier di
dalamnya.
22
`
Untuk 2 titik lainnya tidak di interpolasi karena telah dilewati garis kontur.
Setelah diketahui titik dengan elevasi tertinggi, maka titik tersebut nantinya
dijadikan acuan.
23
`
24
`
Setelah itu membuat pola tanam tipe A (Padi Biasa – Padi Biasa – Kedelai) :
• Awal masa tanam Maret periode 1 (sesuai dengan soal)
• Padi biasa selama 4 bulan masa tanam, Kedelai 3 selama 3 bulan masa
tanam
• Penyiapan dilakukan untuk penanaman padi selama 15 hari saja karena
terlalu padat dalam setahun untuk pola tanam Padi Biasa – Padi Biasa –
Kedelai. Untuk penanaman kedelai tidak memerlukan penyiapan.
• Masukkan koefisien tanaman Padi Nedeco (variasi biasa) yang telah
tersedia dan Kedelai yang masih perlu membaca grafik untuk
mendapatkan koefisiennya.
25
`
26
`
2 Koefisien Tanaman k 1,2 1,2 1,32 1,4 1,35 1,24 1,12 0 1,2
1,2 1,2 1,32 1,4 1,35 1,24 1,12 0
0,75 1,2 1,2 1,32 1,4 1,35 1,24 1,12 0
3 Rata rata Koefisien Tanaman 0,975 1,200 1,240 1,307 1,357 1,330 1,237 0,787 0,560 0,600
4 Evapotranspirasi Potensial ETo (mm/hari) 8,930 8,930 10,058 10,058 10,468 10,468 10,094 10,094 10,505 10,505
5 Kebutuhan Air Konsumtif ETc (mm/hari) 8,707 10,716 12,471 13,142 14,201 13,922 12,482 7,940 5,883 6,303
6 Rasio Luas Kebutuhan Air konsumtif 0,667 0,667 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 0,667 0,667
7 Kebutuhan Air Konsumtif dg rasio luas 5,805 7,144 12,471 13,142 14,201 13,922 12,482 7,940 3,922 4,202
8 Perkolasi P (mm/hari) 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000
9 Penggantian Air Karena Eto & P Eo (mm/hari) 9,823 9,823 11,556 11,556
10 M 14,823 14,823 16,556 16,556
11 k' 0,889 0,889 0,993 0,993
12 Kebutuhan Air Untuk Penyiapan Lahan Pd 25,163 25,163 26,293 26,293
13 Rasio Luas Penyiapan Lahan 0,333 0,333 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,333 0,333
14 Kebt. Air Penyiapan Lahan dg Rasio Luas 8,388 8,388 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 8,764 8,764
15 Penggantian Lapisan Genangan WLR (mm/hari) 3,333 3,333 3,333 3,333 3,333
16 Rasio Luas Penggantian Lapisan Genangan 0,333 0,333 0,667 0,333 0,333
17 Penggantian Lap.Genangan dg Rasio Luas 1,111 1,111 2,222 1,111 1,111
18 Kebutuhan Kotor Air di Sawah GFR (mm/hari) 19,192 20,532 18,582 19,253 21,423 20,033 18,593 12,940 17,686 17,966
27
`
1,2 1,2 1,32 1,4 1,35 1,24 1,12 0 0,17 0,22 0,30 0,5 0,7 0,75
0 1,2 1,2 1,32 1,4 1,35 1,24 1,12 0 0,17 0,22 0,30 0,5 0,7 0,75
1,12 0 1,2 1,2 1,32 1,4 1,35 1,24 1,12 0 0,17 0,22 0,30 0,5 0,7
0,560 0,600 1,200 1,240 1,307 1,357 1,330 1,237 0,787 0,430 0,130 0,230 0,340 0,500 0,650 0,725
10,505 10,505 9,261 9,261 10,058 10,058 9,311 9,311 10,056 8,788 8,425 8,425 7,720 7,720 8,098 9,311
5,883 6,303 11,113 11,484 13,142 13,645 12,383 11,514 7,911 3,779 1,095 1,938 2,625 3,860 5,264 6,750
0,667 0,667 0,667 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 0,667
3,922 4,202 7,409 11,484 13,142 13,645 12,383 11,514 7,911 3,779 1,095 1,938 2,625 3,860 5,264 4,500
5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000
11,556 11,556 10,187 10,242
16,556 16,556 15,187 15,242
0,993 0,993 0,911 0,914
26,293 26,293 25,398 25,433
0,333 0,333 0,333 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,333
8,764 8,764 8,466 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 8,478
3,333 3,333 3,333 3,333 3,333
0,333 0,333 0,667 0,333 0,333
1,111 1,111 2,222 1,111 1,111
17,686 17,966 20,875 17,595 19,253 20,867 18,494 17,625 12,911 8,779 6,095 6,938 7,625 8,860 10,264 17,978
Untuk mengisi bulan Januari tahun 2011 dengan cara menjumlahkan data
curah hujan (yang sudah ada) selama 1 bulan penuh, dengan rumus di excel
=SUM(curah hujan harian tgl 1 sampai 31 Januari). Lakukan car aini untuk
tiap bulan pertahun.
b. Mengurutkan Data Curah Hujan Bulanan
Mengurutkan data hujan bulanan dalam 1 tahun dari kecil ke besar.
28
`
Dari tabel didapatkan Qandalan yang mendekati 80% adalah pada urutan
ke-3, sehingga curah hujan urutan ke-3 dapat dijadikan sebagai penetuan
tahun dasar perencanaan tiap bulan.
d. Menentukan Tahun Dasar Perencanaan
Menentukan tahun dasar perencanaan untuk tiap bulannya dengan cara :
=VLOOKUP(curah hujan ke-n ; semua data curah hujan 12 bulan)
29
`
e. Menulis Data Curah Hujan Harian dan Menghitung Curah Hujan Andalan
Tahun dasar perencanaan 2011 2017 2016 2015 2018 2012 2012 2012 2012 2012 2015 2016
Tanggal Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
1 0 24 0 0 21 4 0 0 0 0 0 8
2 0 7 3 17 0 0 0 0 0 0 0 10
3 0 10 0 98 0 0 0 0 0 0 0 42
4 0 21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21
5 29 0 22 0 0 0 0 0 0 0 0 31
6 75 0 0 16 3 0 0 0 0 0 0 40
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13
8 0 0 5 6 67 0 0 0 0 0 0 6
9 0 0 18 0 0 0 0 0 0 0 29 8
10 0 8 2 10 0 0 0 0 0 0 0 11
11 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 29
12 0 31 0 5 0 0 0 0 0 0 0 27
13 11 0 10 0 0 0 0 0 0 0 0 31
14 57 0 13 0 0 0 0 0 0 0 9 0
15 0 0 19 0 0 0 0 0 0 0 0 11
Hujan Harian
16 0 0 14 3 0 0 0 0 0 0 16 4
17 7 0 8 0 0 0 0 0 0 0 0 8
18 11 11 6 0 0 0 0 0 0 0 0 20
19 27 13 0 10 0 0 0 0 0 0 0 22
20 6 27 5 13 0 0 0 0 0 0 26 5
21 0 0 6 29 0 0 0 0 0 0 18 0
22 0 8 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 0 3 46 0 0 0 0 0 0 0 22 0
24 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19 0
27 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 8 4
28 0 15 4 0 0 0 0 0 0 0 9 10
29 0 9 0 0 0 0 0 0 0 6 16
30 2 25 0 0 0 0 0 0 0 6 0
31 4 41 0 0 0 0 0 0 0 0 0
• Mengisi curah hujan harian setiap bulan sesuai dengan tahun dasar
perencanaannya. Dimana didapatkan untuk bulan Januari, tahun dasar
perencanaannya adalah tahun 2011, bulan Februari pada tahun 2017,
bulan Maret pada tahun 2016, bulan April pada tahun 2015, bulan Mei
pada tahun 2018, bulan Juni hingga Oktober pada tahun 2012, bulan
November pada tahun 2015, dan bulan Desember pada tahun 2016.
Hujan Periode 1 (mm/per) 172,000 101,000 95,000 152,000 91,000 4,000 0,000 0,000 0,000 0,000 38,000 288,000
Jumlah hari hujan 4 6 9 6 3 1 0 0 0 0 2 14
Hujan andalan Per 1 (mm/hari) 43,000 16,833 10,556 25,333 30,333 4,000 0,000 0,000 0,000 0,000 19,000 20,571
Hujan Periode 2 (mm/per) 71,000 82,000 172,000 55,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 130,000 89,000
Jumlah hari hujan 8 7 11 4 0 0 0 0 0 0 9 8
Hujan andalan Per 2 (mm/hari) 8,875 11,714 15,636 13,750 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 14,444 11,125
30
`
31
`
Misal pada bulan Januari periode II nilai NFR sebesar 4,422 mm/hari.
4,422 𝑙
Maka, NFR (l/dt/ha)= 86400 × 10000 = 0,512 𝑑𝑡 /ℎ𝑎
32
`
Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari
No Deksripsi Besaran & Satuan
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
a. Suhu t (°C) 20,84 20,84 22,84 22,84 23,84 23,84 22,84 22,84 23,84 23,84 20,84 20,84 22,84 22,84 21,84 21,84 23,84 23,84 22,84 22,84 20,84 20,84 21,84 21,84
b. Koefisien Temperatur Kt 0,889 0,889 0,951 0,951 0,982 0,982 0,951 0,951 0,982 0,982 0,889 0,889 0,951 0,951 0,920 0,920 0,982 0,982 0,951 0,951 0,889 0,889 0,920 0,920
c. Koefisien Tanaman BC Kc 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 1
d. Koefisien Penyesuaian K 1,889 1,889 1,951 1,951 1,982 1,982 1,951 1,951 1,982 1,982 1,889 1,889 1,951 1,951 1,920 1,920 1,982 1,732 1,701 1,701 1,639 1,639 1,670 1,920
e. Rasio Jam terang P 0,27 0,27 0,28 0,28 0,28 0,28 0,281 0,281 0,281 0,281 0,28 0,28 0,28 0,28 0,27 0,27 0,269 0,269 0,269 0,269 0,269 0,269 0,27 0,27
f. Evapotranspirasi Potensial ETo (mm/hari) 8,930 8,930 10,058 10,058 10,468 10,468 10,094 10,094 10,505 10,505 9,261 9,261 10,058 10,058 9,311 9,311 10,056 8,788 8,425 8,425 7,720 7,720 8,098 9,311
WLR WLR WLR WLR
1 Pola Tanam Tipe A padi biasa penyiapan padi biasa kedelai penyiapan
(Padi Biasa-Padi Biasa-Kedelai)
2 Koefisien Tanaman k 1,2 1,2 1,32 1,4 1,35 1,24 1,12 0 1,2 1,2 1,32 1,4 1,35 1,24 1,12 0 0,17 0,22 0,30 0,5 0,7 0,75
1,2 1,2 1,32 1,4 1,35 1,24 1,12 0 1,2 1,2 1,32 1,4 1,35 1,24 1,12 0 0,17 0,22 0,30 0,5 0,7 0,75
0,75 1,2 1,2 1,32 1,4 1,35 1,24 1,12 0 1,2 1,2 1,32 1,4 1,35 1,24 1,12 0 0,17 0,22 0,30 0,5 0,7
3 Rata rata Koefisien Tanaman 0,975 1,200 1,240 1,307 1,357 1,330 1,237 0,787 0,560 0,600 1,200 1,240 1,307 1,357 1,330 1,237 0,787 0,430 0,130 0,230 0,340 0,500 0,650 0,725
4 Evapotranspirasi Potensial ETo (mm/hari) 8,930 8,930 10,058 10,058 10,468 10,468 10,094 10,094 10,505 10,505 9,261 9,261 10,058 10,058 9,311 9,311 10,056 8,788 8,425 8,425 7,720 7,720 8,098 9,311
5 Kebutuhan Air Konsumtif ETc (mm/hari) 8,707 10,716 12,471 13,142 14,201 13,922 12,482 7,940 5,883 6,303 11,113 11,484 13,142 13,645 12,383 11,514 7,911 3,779 1,095 1,938 2,625 3,860 5,264 6,750
6 Rasio Luas Kebutuhan Air konsumtif 0,667 0,667 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 0,667 0,667 0,667 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 0,667
7 Kebutuhan Air Konsumtif dg rasio luas 5,805 7,144 12,471 13,142 14,201 13,922 12,482 7,940 3,922 4,202 7,409 11,484 13,142 13,645 12,383 11,514 7,911 3,779 1,095 1,938 2,625 3,860 5,264 4,500
8 Perkolasi P (mm/hari) 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000
9 Penggantian Air Karena Eto & P Eo (mm/hari) 9,823 9,823 11,556 11,556 10,187 10,242
10 M 14,823 14,823 16,556 16,556 15,187 15,242
11 k' 0,889 0,889 0,993 0,993 0,911 0,914
12 Kebutuhan Air Untuk Penyiapan Lahan Pd 25,163 25,163 26,293 26,293 25,398 25,433
13 Rasio Luas Penyiapan Lahan 0,333 0,333 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,333 0,333 0,333 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,333
14 Kebt. Air Penyiapan Lahan dg Rasio Luas 8,388 8,388 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 8,764 8,764 8,466 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 8,478
15 Penggantian Lapisan Genangan WLR (mm/hari) 3,333 3,333 3,333 3,333 3,333 3,333 3,333 3,333 3,333 3,333
16 Rasio Luas Penggantian Lapisan Genangan 0,333 0,333 0,667 0,333 0,333 0,333 0,333 0,667 0,333 0,333
17 Penggantian Lap.Genangan dg Rasio Luas 1,111 1,111 2,222 1,111 1,111 1,111 1,111 2,222 1,111 1,111
18 Kebutuhan Kotor Air di Sawah GFR (mm/hari) 19,192 20,532 18,582 19,253 21,423 20,033 18,593 12,940 17,686 17,966 20,875 17,595 19,253 20,867 18,494 17,625 12,911 8,779 6,095 6,938 7,625 8,860 10,264 17,978
19 Curah Hujan Andalan R80% (mm/periode) 95,000 172,000 152,000 55,000 91,000 0,000 4,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 38,000 130,000 288,000 89,000 172,000 71,000 101,000 82,000
20 Jumlah Hari Hujan hari 9,000 11,000 6,000 4,000 3,000 0,000 1,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 2,000 9,000 14,000 8,000 4,000 8,000 6,000 7,000
21 Curah Hujan Andalan R80% (mm/hari) 10,556 15,636 25,333 13,750 30,333 0,000 4,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 19,000 14,444 20,571 11,125 43,000 8,875 16,833 11,714
22 Curah Hujan Efektif Re (mm/hari) 7,389 10,945 17,733 9,625 21,233 0,000 2,800 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 13,300 10,111 14,400 5,563 21,500 4,438 8,417 5,857
23 Kebutuhan Air Bersih di Sawah NFR (mm/hari) 11,803 9,586 0,849 9,628 0,190 20,033 15,793 12,940 17,686 17,966 20,875 17,595 19,253 20,867 18,494 17,625 0,000 0,000 0,000 1,375 0,000 4,422 1,847 12,121
24 NFR (l/dt/ha) 1,366 1,110 0,098 1,114 0,022 2,319 1,828 1,498 2,047 2,079 2,416 2,036 2,228 2,415 2,141 2,040 0,000 0,000 0,000 0,159 0,000 0,512 0,214 1,403
25 Maksimum NFR (l/dt/ha) 2,4
33
`
NFR Q Qsal di
Titik Titik Petak yg Sal di Qkap
No. Sal. Jenis Sal. A (ha) max Efisiensi (m3/dt bawahnya
Bawah Atas dilayani bawahnya (m3/dt)
(l/dt/ha) ) (m3/dt)
B1 (kanan)
RB1 BB1 Intake Primer 122 2,4 90% Primer 90% 0,325 - 0,000 0,325
dan B1 (Kiri)
Langkah perhitungan:
a. No. Saluran
Untuk gambar diatas, nomor saluran nya adalah RB1
b. Titik bawah dan Titik Atas
Dapat dilihat dari gambar, titik atas berada di intake dan titik bawahnya
berada di BB1
c. Jenis Saluran
Jenis saluran yaitu saluran primer karena dalam perencanaan tidak terdapat
percabangan.
d. Petak yang dilayani
Terdapat 2 petak yang dilayani, yaitu petak B1 (kanan) dan B1 (kiri)
e. Luas (A)
Untuk luas, gunakan luas total petak yaitu 122 ha
f. NFR max (l/dt/ha)
NFR max dapat dihitung dengan cara =MAX(NFR Januari sampai NFR
Desember) , sehingga didapatkan hasil NFR max = 2,4 l/dt/ha
g. Efisiensi
Nilai efisiensi untuk saluran primer adalah 92,5% s/d 87,5%
Maka diambil 90%
34
`
h. Debit (Q)
𝑁𝐹𝑅 𝑥 𝐴
Rumus debit = 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖
2,4 𝑥 122
= 90%
325,333
= = 0,325 m3/dt
1000
i. Saluran di bawahnya
Karena hanya menghitung 1 saluran primer saja, maka tidak ada saluran di
bawahnya.
j. Debit saluran di bawahnya
Debit saluran di bawahnya juga tidak ada karena tidak ada saluran di
bawahnya.
k. Debit Kapasitas (Q Kap)
Rumus Q kap = Debit rencana + Debit saluran sebelumnya
= 0,325 + 0,000
= 0,325 m3/dt
35
`
Data debit hujan di urutkan dari 3 terkecil untuk mencari Q Andalan (80%).
Mengurutkan data dari terkecil hingga terbesar tiap bulan dari 10 tahun yaitu
dengan cara:
Misal urutan terkecil atau urutan ke-1 debit andalan bulan Januari, maka:
=small(debit andalan bulan januari dari tahun 2011-2020;1), sehingga didapatkan
debit andalan urutan ke-1 atau debit andalan terkecil di bulan januari adalah 0,902
m3/dt.
Debit andalan (80%) dapat dihitung dengan menggunakan:
𝑛
𝐷𝑒𝑏𝑖𝑡 𝑎𝑛𝑑𝑎𝑙𝑎𝑛 = 𝑛 − ( + 1)
5
Untuk n=10 → =10 – (10/5 + 1)
=7
Maka , data debit andalan yang digunakan adalah data yang paling kecil ketiga.
36
`
• Untuk pengisian nomer saluran, titik bawah, titik atas, jenis saluran, petak yang
dilayani, dan luas area mengikuti perhitungan kapasitas saluran.
• NFR
Kebutuhan Bersih Air di Sawah (NFR) adalah nilai NFR yang terjadi tiap
bulan per periodenya. Dimana nilai NFR bulan Januari periode I sebesar
0,000 l/dt/ha.
• Debit (Q)
Debit rencana sebuah saluran dihitung dengan rumus berikut :
𝑁𝐹𝑅𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 ×𝐴
𝑄=( ) ÷ 1000
𝐸𝑓
Contoh Perhitungan:
Debit intake saluran RG1 sebesar 0,000 m³/dt, di dapatkan dari:
0,000 × 122
𝑄𝑅𝐺1 = ( ) ÷ 1000 = 0,000 𝑚3 /𝑑𝑡
90 %
• Debit Kapasitas
Debit kapasitas = Debit rencana + Debit saluran sebelumnya
Contoh perhitungan: Debit kapasitas di saluran RB1
Qkap RB1 = 0,000 + 0,000 = 0,000 m3/dt.
37
`
38
`
39
`
40
`
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Uraian
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
Kebutuhan Air Irigasi NFR (l/dt/ha) 0,000 0,512 0,214 1,403 1,366 1,110 0,098 1,114 0,022 2,319 1,828 1,498 2,047 2,079 2,416 2,036 2,228 2,415 2,141 2,040 0,000 0,000 0,000 0,159
Kebutuhan Air di Intake Qint (m3/dt) 0,000 0,069 0,000 0,190 0,185 0,150 0,013 0,151 0,003 0,314 0,248 0,203 0,277 0,282 0,328 0,276 0,302 0,327 0,290 0,277 0,000 0,000 0,000 0,022
Debit Andalan Q80% (m3/dt) 0,907 0,907 0,937 0,937 0,921 0,921 0,836 0,836 0,725 0,725 0,616 0,616 0,327 0,327 0,210 0,210 0,209 0,209 0,857 0,857 0,818 0,818 0,825 0,825
Neraca Air (m3/dt) 0,907 0,838 0,937 0,747 0,736 0,771 0,823 0,685 0,722 0,411 0,368 0,413 0,050 0,045 -0,118 -0,066 -0,093 -0,118 0,567 0,580 0,818 0,818 0,825 0,803
Kondisi Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Defisit Defisit Defisit Defisit Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus
Dimana jika dilihat dari hasil perhitungan kondisi air yang defisit berjumlah 4, terdapat di bulan Agustus dan September. Sehingga dapat
dilakukan perhitungan kembali kebutuhan air alternatif yang berbeda, yaitu bisa dilakukan dengan mengubah tata pola tanam.
0,800
Q (m3/dt
0,600
0,400
Qint
0,200
Q80%
0,000
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
Januari
Februari
MaretAprilMei Juni JuliAgustus
September
Oktober
November
Desember
Bulan Periode
41
`
NFR ALTERNATIF II
3.12 Kebutuhan Air Alternatif II
• Pengaturan Pola Tanam Eksisting Alternatif II
Pada alternatif neraca air kedua dilakukan pergeseran pola tanam menjadi
Padi Nedeco Biasa – Kedelai - Padi Nedeco Biasa. Awal penanaman tetap
yaitu pada bulan Maret periode I dan direncanakan 3 kali periode pola
tanam.
42
`
43
`
44
`
45
`
46
`
Untuk data koefisien tanaman kedelai dapat kita lihat pada grafik berikut.
2 Koefisien Tanaman k 1,2 1,2 1,32 1,4 1,35 1,24 1,12 0 0,17 0,22
1,2 1,2 1,32 1,4 1,35 1,24 1,12 0 0,17
0 1,2 1,2 1,32 1,4 1,35 1,24 1,12 0
0,17 0,22 0,30 0,5 0,7 0,75 1,2 1,2 1,32 1,4 1,35 1,24 1,12 0
0 0,17 0,22 0,30 0,50 0,70 0,75 1,2 1,2 1,32 1,4 1,35 1,24 1,12 0
1,12 0 0,17 0,22 0,30 0,50 0,70 0,75 1,2 1,2 1,32 1,4 1,35 1,24 1,12
47
`
Periode 2:
Rata-rata= AVARANGE(nilai koefisien tanaman periode 2) = 1,200
3 Rata rata Koefisien Tanaman 0,600 1,200 1,240 1,307 1,357 1,330 1,237 0,787 0,430 0,130
6 Rasio Luas Kebutuhan Air konsumtif 0,667 0,667 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
48
`
49
`
• M Alternatif II
M didapat dengan menggunakan rumus:
M = Eo*P
50
`
• k’ Alternatif II
k’ didapat dengan menggunakan rumus:
𝑴𝑻
𝒌′ =
𝑺
Ket :
T = Waktu penyiapan lahan (hari)
S = Air untuk penjenuhan (mm)
= 250 mm jika tidak ada bero, 300 mm jika ada bero
Dimana salah satu contoh perhitungan k’ pada Bulan Maret.
Periode 1:
14,823 ∗ 15
𝑘′ = = 0,889
250
Periode 2:
14,823 ∗ 15
𝑘′ = = 0,889
250
51
`
Periode 1:
Pd = 14,823*EXP(0,889)/((EXP(0,889)-1))= 25,163 mm/hari
Periode 2:
Pd = 14,823*EXP(0,889)/((EXP(0,889)-1))= 25,163 mm/hari
Misal pada bulan Maret periode I terjadi padi biasa - penyiapan lahan - padi
biasa, maka rasio luas penyiapan lahan adalah 1/3 = 0,333.
52
`
15 Penggantian Lapisan Genangan WLR (mm/hari) 3,333 3,333 3,333 3,333 3,333
53
`
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa WLR terjadi mulai Bulan April
Periode I sampai dengan Bulan Juni Periode I dan November Periode II
sampai dengan Bulan Januari Periode II.
Misal pada bulan April periode I terjadi satu kali WLR, maka rasio luas
penggantian lapisan genangan adalah 1/3 = 0,333.
Bulan April.
Periode 1:
Penggantian Lapisan Genangan dengan Rasio Luas = 3,333*0,333 = 1,111
mm/hari
54
`
Periode 2:
Penggantian Lapisan Genangan dengan Rasio Luas = 3,333*0,333 = 1,111
mm/hari
Bulan Mei.
Periode 1:
Penggantian Lapisan Genangan dengan Rasio Luas = 3,333*0,667 = 2,222
mm/hari
Periode 2:
Penggantian Lapisan Genangan dengan Rasio Luas = 3,333*0,333 = 1,111
mm/hari
Bulan Maret.
• Periode 1:
GFR = 3,572 + 8,388 + 5,000 + 0,000 = 16,960 mm/hari
• Periode 2:
GFR = 7,144 + 8,388 + 5,000 + 0,000 = 20,532 mm/hari
55
`
56
`
Misal pada bulan Maret periode II nilai NFR sebesar 9,571 mm/hari.
9,571
Maka, NFR (l/dt/ha)= 86400 × 10000 = 1,108 l/dt/ha
- NFR Max
Kebutuhan Bersih Air di Sawah (NFR) maksimum terjadi di bulan Mei
periode II sebesar 2,319 l/dt/ha
57
`
Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari
No Deksripsi Besaran & Satuan
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
a. Suhu t (°C) 20,84 20,84 22,84 22,84 23,84 23,84 22,84 22,84 23,84 23,84 20,84 20,84 22,84 22,84 21,84 21,84 23,84 23,84 22,84 22,84 20,84 20,84 21,84 21,84
b. Koefisien Temperatur Kt 0,889 0,889 0,951 0,951 0,982 0,982 0,951 0,951 0,982 0,982 0,889 0,889 0,951 0,951 0,920 0,920 0,982 0,982 0,951 0,951 0,889 0,889 0,920 0,920
c. Koefisien Tanaman BC Kc 1 1 1 1 1 1 1 1 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
d. Koefisien Penyesuaian K 1,889 1,889 1,951 1,951 1,982 1,982 1,951 1,951 1,732 1,732 1,639 1,639 1,701 1,701 1,920 1,920 1,982 1,982 1,951 1,951 1,889 1,889 1,920 1,920
e. Rasio Jam terang P 0,27 0,27 0,28 0,28 0,28 0,28 0,281 0,281 0,281 0,281 0,28 0,28 0,28 0,28 0,27 0,27 0,269 0,269 0,269 0,269 0,269 0,269 0,27 0,27
f. Evapotranspirasi Potensial ETo (mm/hari) 8,930 8,930 10,058 10,058 10,468 10,468 10,094 10,094 9,180 9,180 8,035 8,035 8,769 8,769 9,311 9,311 10,056 10,056 9,662 9,662 8,897 8,897 9,311 9,311
WLR WLR
1 Pola Tanam (alternatif) Tipe A padi biasa kedelai penyiapan padi biasa penyiapan
(Padi Biasa-Kedelai-Padi Biasa)
2 Koefisien Tanaman k 1,2 1,2 1,32 1,4 1,35 1,24 1,12 0 0,17 0,22 0,30 0,5 0,7 0,75 1,2 1,2 1,32 1,4 1,35 1,24 1,12 0
1,2 1,2 1,32 1,4 1,35 1,24 1,12 0 0,17 0,22 0,30 0,50 0,70 0,75 1,2 1,2 1,32 1,4 1,35 1,24 1,12 0
0 1,2 1,2 1,32 1,4 1,35 1,24 1,12 0 0,17 0,22 0,30 0,50 0,70 0,75 1,2 1,2 1,32 1,4 1,35 1,24 1,12
3 Rata rata Koefisien Tanaman 0,600 1,200 1,240 1,307 1,357 1,330 1,237 0,787 0,430 0,130 0,230 0,340 0,500 0,650 0,725 0,975 1,200 1,240 1,307 1,357 1,330 1,237 0,787 0,560
4 Evapotranspirasi Potensial ETo (mm/hari) 8,930 8,930 10,058 10,058 10,468 10,468 10,094 10,094 9,180 9,180 8,035 8,035 8,769 8,769 9,311 9,311 10,056 10,056 9,662 9,662 8,897 8,897 9,311 9,311
5 Kebutuhan Air Konsumtif ETc (mm/hari) 5,358 10,716 12,471 13,142 14,201 13,922 12,482 7,940 3,948 1,193 1,848 2,732 4,385 5,700 6,750 9,078 12,068 12,470 12,626 13,109 11,833 11,003 7,324 5,214
6 Rasio Luas Kebutuhan Air konsumtif 0,667 0,667 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 0,667 0,667 0,667 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 0,667
7 Kebutuhan Air Konsumtif dg rasio luas 3,572 7,144 12,471 13,142 14,201 13,922 12,482 7,940 3,948 1,193 1,848 2,732 4,385 5,700 4,500 6,052 8,045 12,470 12,626 13,109 11,833 11,003 7,324 3,476
8 Perkolasi P (mm/hari) 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000
9 Penggantian Air Karena Eto & P Eo (mm/hari) 9,823 9,823 10,242 10,242 11,062 10,242
10 M 14,823 14,823 15,242 15,242 16,062 15,242
11 k' 0,889 0,889 0,914 0,914 0,964 0,914
12 Kebutuhan Air Untuk Penyiapan Lahan Pd 25,163 25,163 25,433 25,433 25,968 25,433
13 Rasio Luas Penyiapan Lahan 0,333 0,333 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,333 0,333 0,333 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,333
14 Kebt. Air Penyiapan Lahan dg Rasio Luas 8,388 8,388 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 8,478 8,478 8,656 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 8,478
15 Penggantian Lapisan Genangan WLR (mm/hari) 3,333 3,333 3,333 3,333 3,333 3,333 3,333 3,333 3,333 3,333
16 Rasio Luas Penggantian Lapisan Genangan 0,333 0,333 0,667 0,333 0,333 0,333 0,333 0,667 0,333 0,333
17 Penggantian Lap.Genangan dg Rasio Luas 1,111 1,111 2,222 1,111 1,111 1,111 1,111 2,222 1,111 1,111
18 Kebutuhan Kotor Air di Sawah GFR (mm/hari) 16,960 20,532 18,582 19,253 21,423 20,033 18,593 12,940 8,948 6,193 6,848 7,732 9,385 10,700 17,978 19,530 21,701 18,581 18,737 20,331 17,944 17,114 12,324 16,954
19 Curah Hujan Andalan R80% (mm/periode) 95,000 172,000 152,000 55,000 91,000 0,000 4,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 38,000 130,000 288,000 89,000 172,000 71,000 101,000 82,000
20 Jumlah Hari Hujan hari 9,000 11,000 6,000 4,000 3,000 0,000 1,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 2,000 9,000 14,000 8,000 4,000 8,000 6,000 7,000
21 Curah Hujan Andalan R80% (mm/hari) 10,556 15,636 25,333 13,750 30,333 0,000 4,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 19,000 14,444 20,571 11,125 43,000 8,875 16,833 11,714
22 Curah Hujan Efektif Re (mm/hari) 7,389 10,945 17,733 9,625 21,233 0,000 2,800 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 13,300 10,111 14,400 5,563 21,500 4,438 8,417 5,857
23 Kebutuhan Air Bersih di Sawah NFR (mm/hari) 9,571 9,586 0,849 9,628 0,190 20,033 15,793 12,940 8,948 6,193 6,848 7,732 9,385 10,700 17,978 19,530 8,401 8,470 4,337 14,768 0,000 12,676 3,908 11,096
24 NFR (l/dt/ha) 1,108 1,110 0,098 1,114 0,022 2,319 1,828 1,498 1,036 0,717 0,793 0,895 1,086 1,238 2,081 2,260 0,972 0,980 0,502 1,709 0,000 1,467 0,452 1,284
25 Maksimum NFR (l/dt/ha) 2,3
58
`
NFR Q Qsal di
Titik Titik Petak yg Sal di Qkap
No. Sal. Jenis Sal. A (ha) max Efisiensi (m3/dt bawahnya
Bawah Atas dilayani bawahnya (m3/dt)
(l/dt/ha) ) (m3/dt)
B1 (kanan)
RB1 BB1 Intake Primer 122 2,3 90% Primer 90% 0,314 - 0,000 0,314
dan B1 (Kiri)
Langkah perhitungan:
- No. Saluran
Untuk gambar diatas, nomor saluran nya adalah RB1
- Titik bawah dan Titik Atas
Dapat dilihat dari gambar, titik atas berada di intake dan titik bawahnya berada
di BB1
- Jenis Saluran
Jenis saluran yaitu saluran primer karena dalam perencanaan tidak terdapat
percabangan.
- Petak yang dilayani
Terdapat 2 petak yang dilayani, yaitu petak B1 (kanan) dan B1 (kiri)
- Luas (A)
Untuk luas, gunakan luas total petak yaitu 122 ha
- NFR max (l/dt/ha)
NFR max dapat dihitung dengan cara =MAX(NFR Januari sampai NFR
Desember) , sehingga didapatkan hasil NFR max = 2,3 l/dt/ha
- Efisiensi
Nilai efisiensi untuk saluran primer adalah 92,5% s/d 87,5%
Maka diambil 90%
59
`
- Debit (Q)
𝑁𝐹𝑅 𝑥 𝐴
Rumus debit = 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖
2,3 𝑥 122
= 90%
314,304
= = 0,314 m3/dt
1000
- Saluran di bawahnya
Karena hanya menghitung 1 saluran primer saja, maka tidak ada saluran di
bawahnya.
- Debit saluran di bawahnya
Debit saluran di bawahnya juga tidak ada karena tidak ada saluran di bawahnya.
- Debit Kapasitas (Q Kap)
Rumus Q kap = Debit rencana + Debit saluran sebelumnya
= 0,314 + 0,000
= 0,314 m3/dt
• Untuk pengisian nomer saluran, titik bawah, titik atas, jenis saluran, petak yang
dilayani, dan luas area mengikuti perhitungan kapasitas saluran.
• NFR
Kebutuhan Bersih Air di Sawah (NFR) adalah nilai NFR yang terjadi tiap
bulan per periodenya. Dimana nilai NFR bulan Januari periode I sebesar
0,000 l/dt/ha. Untuk nilai NFR disini mengambil nilai NFR alternatif II.
60
`
• Debit (Q)
Debit rencana sebuah saluran dihitung dengan rumus berikut :
𝑁𝐹𝑅𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 ×𝐴
𝑄=( ) ÷ 1000
𝐸𝑓
Contoh Perhitungan:
Debit intake saluran RG1 sebesar 0,000 m³/dt, di dapatkan dari:
0,000 × 122
𝑄𝑅𝐺1 = ( ) ÷ 1000 = 0,000 𝑚3 /𝑑𝑡
90 %
• Debit Kapasitas
Debit kapasitas = Debit rencana + Debit saluran sebelumnya
Contoh perhitungan: Debit kapasitas di saluran RB1
Qkap RB1 = 0,000 + 0,000 = 0,000 m3/dt.
61
`
62
`
Neraca air bulan Januari periode I sebesar 0,907 m3/dt. Data yang dibutuhkan antara
lain:
63
`
Kondisi kebutuhan air dapat kita ketahui dengan cara sebagai berikut
64
`
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Uraian
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
Kebutuhan Air Irigasi NFR (l/dt/ha) 0,000 1,467 0,452 1,284 1,108 1,110 0,098 1,114 0,022 2,319 1,828 1,498 1,036 0,717 0,793 0,895 1,086 1,238 2,081 2,260 0,972 0,980 0,502 1,709
Kebutuhan Air di Intake Qint (m3/dt) 0,000 0,199 0,061 0,174 0,150 0,150 0,013 0,151 0,003 0,314 0,248 0,203 0,140 0,097 0,107 0,121 0,147 0,168 0,282 0,306 0,132 0,133 0,068 0,232
Debit Andalan Q80% (m3/dt) 0,907 0,907 0,937 0,937 0,921 0,921 0,836 0,836 0,725 0,725 0,616 0,616 0,327 0,327 0,210 0,210 0,209 0,209 0,857 0,857 0,818 0,818 0,825 0,825
Neraca Air (m3/dt) 0,907 0,708 0,876 0,763 0,771 0,771 0,823 0,685 0,722 0,411 0,368 0,413 0,187 0,230 0,103 0,089 0,062 0,041 0,575 0,551 0,686 0,685 0,757 0,593
Kondisi Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus
Dimana jika dilihat dari hasil perhitungan, kondisi air telah berubah menjadi surplus semua karena telah dilakukan perhitungan kembali
kebutuhan air alternatif yang berbeda, yaitu dengan mengubah tata pola tanam.
65
`
Karena Qkap= 0,314 m3/dt < 1,5 , maka tinggi jagaan sama dengan 0,200 m.
• Volume (V)
V = 1/n . R2/3 . S1/2
V = 1/0,025 . (0,256)2/3 . (0,002)1/2 = 0,679 m/dt > 0,25 dan < 2 (OK)
66
`
• Kontrol
- Qhit
=IF(Qhit>Qkap;"OK";"NOT OK")
- Vmin
=IF(Volume>0,25;"OK";"NOT OK")
- Vmax
=IF(Volume<2;"OK";"NOT OK")
- Fr
=IF(Fr<1;"OK";"NOT OK")
• Beda tinggi energi
Beda tinggi energi = elevasi tanah atas – elevasi tanah bawah = 115,560 –
112,500 = 3,06 m
• Losses
- Sawah = 0,100 m
- Sadap/bagi/bagi sadap = 0,100 m
- Bangunan irigasi = 0,000 m (artinya tidak ada bangunan irigasi)
- Variasi h = h x 0,1 = 0,6 x 0,1 = 0,060 m
- Jumlah = 0,100+0,100+0,000+0,060 = 0,260 m
• Kontrol elevasi
=IF(jumlah losses<beda tinggi energi;"OK";"NOT OK"). Dimana beda
tinggi energi sama dengan 3,060 m dan jumlah losses 0,260 m, maka
kontrol elevasi OK.
• Tinggi saluran (H)
H = h + jagaan = 0,600 + 0,200 = 0,800 m
67
`
Langkah Pengerjaan :
a. Pada perencanaan saluran, jenis saluran tersebut tergolong jenis saluran
primer. Sehingga pengambaran potongan memanjang menjadi satu
kesatuan.
b. Skala Horizontal
Skala horizontal digunakan untuk panjang horizontal atau jarak saluran.
Sehingga pada skala horizontal dibuat skala yang besar agar gambar kerja
cukup. Sehingga digunakan skala horizontal 1:20000.
c. Skala Vertikal
Skala Vertikal digunakan untuk panjang vertikal atau elevasi. Sehingga
pada skala vertikal dibuat skala yang kecil daripada skala horizontal, karena
selisih elevasi tidak terlalu besar, di dapat skala vertikal 1:500.
Menentukan datum elevasi. Sehingga didapat datum elevasinya dimulai dari
elevasi 100 m.
d. Penggambaran Jarak Saluran (L)
Contoh perhitungan saluran INTAKE – BB1 (Saluran RB1). Di dapat
panjang saluran 1724,43 m.
68
`
69
`
Sehingga dari garis dasar saluran di offset ke atas sejauh 1,6. Garis tersebut
menjadi penggambaran garis tanggul. Tanggul diberi layer warna biru tua.
i. Lakukan langkah yang sama untuk pengambaran potongan memanjang
saluran selanjutnya (jika ada).
j. Jika terdapat S rencana. Maka penggambaran garis tanah asli digambar
terlebih dahulu berdasakan beda tingginya.
k. Mengisi keterangan elevasi, jarak, dan dimensi-dimensi lainnya.
l. Cara untuk menentukan besaran elevasi.
Dimensikan jarak dari titik elevasi yang akan dicari ke elevasi datum.
Kemudian jarak tersebut dibagi 1000 dan dikali 500. Sehingga didapat
sekian meter. Jika elevasi yang dicari berada dibawah datum maka elevasi
datum dikurangi hasil perhitungan jarak tadi. Jika elevasi yang dicari berada
diatas datum maka elevasi datum ditambahkan denga hasil perhitungan
jarak.
➢ Potongan Melintang
Adapun data yang diperlukan dalam penggambaran potongan melintang
saluran, antara lain:
70
`
71
`
1 Bendung
2 Intake
72
`
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari perencanaan serta analisa perhitungan, adapun kesimpulan yang dapat
dijabarkan antara lain:
1. Curah hujan andalan (R80%) dan Debit andalan (Q80%) terdapat di urutan
ketiga.
2. Saluran pembawa termasuk dalam saluran primer.
3. Dilakukan dua alternatif perhitungan kebutuhan air sawah.
4. Dimana alternatif pertama dengan pola tanam Padi Biasa – Padi Biasa –
Kedelai dan didapat hasil NFR maksimum sebesar 2,416 liter/detik/ha.
Untuk pola tanam kedua yaitu Padi Biasa – Kedelai – Padi Biasa dan
didapat hasil NFR maksimum sebesar 2,319 liter/detik/ha.
5. Jika dilihat dari nilai NFR maksimum, alternatif kedua menghasilkan nilai
NFR maksimum lebih kecil daripada alternatif pertama. Jadi, pada
perencanaan ini menggunakan alternatif yang kedua, karena dapat
menghilangkan nilai defisit dan berubah menjadi surplus semua.
6. Alternatif pertama menghasilkan defisit air sebanyak 4, sedangkan
alternatif kedua tidak ada defisit air.
4.2 Saran
Dari perencanaan serta analisa perhitungan yang telah dilakukan dapat
diambil saran bahwa:
1. Dalam perencanaan irigasi harus teliti dan dikontrol setiap hitungan yang
dikerjakan.
2. Dalam menggambar bangunan irigasi harus berpedoman pada KP-07.
73
`
DAFTAR PUSTAKA
74
`
LAMPIRAN
a. Peta Jaringan Irigasi dan Pembuang
75
`
c. Potongan Memanjang
76
`
d. Potongan Melintang
77