1, Maret 2005: 36 – 45
Suryanto Intan
Dosen, Fakultas Teknik Sipil, Universitas Kristen Indonesia Maluku
E-mail: sui1964@hotmail.com
Ratna S. Alifen
Dosen, Program Pascasarjana Teknik Sipil , Universitas Kristen Petra
Lie Arijanto
Dosen, Program Pascasarjana Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra
ABSTRAK
Sisa material merupakan salah satu masalah yang serius pada konstruksi bangunan. Usaha minimalisasi
sisa material konstruksi akan membantu kontraktor untuk meningkatkan keuntungan dan mengurangi
dampak lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kuantitas sisa material dan faktor-
faktor penyebab, mengkategorikan sisa material berdasarkan direct waste dan indirect waste, dan
mengusulkan suatu model biaya sisa material pada proyek ruko. Data penelitian diperoleh melalui survey
penyebaran kuesioner pada para pelaku konstruksi, dan pengamatan di lapangan pada komplek proyek
ruko di Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) volume sisa material batu bata dan pasir
adalah yang terbesar, (2) model biaya menunjukkan nilai minimum biaya sisa material (good waste
management practice) sebesar 3,33%, dan nilai maksimum biaya sisa material (poor waste management
practice) sebesar 4,67% dari total anggaran biaya satu ruko, sehingga Potential waste saving cost menjadi
1,34%.
Kata kunci: sisa material, ruko, direct waste, indirect waste, model biaya.
ABSTRACT
Waste material is a crucial problem in building construction. By minimizing waste materials, contractors can
increase their profit and minimize the environmental impacts. This research is conducted to obtain the
quantities of construction waste material, influencing factors, classify waste materials into direct waste and
indirect waste, and propose a cost model of construction waste materials on shop-houses projects. Data are
collected by questionnaire survey and construction site observation. The research findings indicate that
quantities of bricks and sand waste are the biggest. Cost model findings indicate that minimum value of waste
material (good waste management practice) are 3,33%, and maximum value (poor waste management
practice) are 4,67% of construction budget for a shop-house building, so “potential waste saving cost” is equal
to 1.34%.
Keywords: waste material, shop houses, direct waste, indirect waste, cost model.
36 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan – Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/civil/
ANALISA DAN EVALUASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI: SUMBER PENYEBAB, KUANTITAS, DAN BIAYA (Suryanto Intan, et al)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan – Universitas Kristen Petra 37
http://puslit.petra.ac.id/journals/civil/
DIMENSI TEKNIK SIPIL VOL 7, NO. 1, Maret 2005: 36 – 45
sejak bulan Juni 1992 sampai dengan Februari (3) Penanganan - Material yang tidak di kemas dengan baik
1993 [9], penelitian ini bertujuan untuk mengurangi - Material yang terkirim dalam keadaan tidak
padat/kurang
terjadinya sisa material yang lebih besar di masa - Membuang/melempar material
yang akan datang dan pengaruhnya terhadap - Penanganan material yang tidak hati-hati pada saat
lingkungan, sisa material yang terjadi antara 2,4% pembongkaran untuk dimasukan ke dalam gudang
sampai 26,5% dari material yang dibeli, (3) - Penyimpanan material yang tidak benar
penelitian di Belanda yang dilakukan pada 5 menyebabkan kerusakan
- Kerusakan material akibat transportasi ke/di lokasi
bangunan rumah tinggal sejak April 1993 sampai proyek
dengan Juni 1994 [10], hasil penelitian menyim- (4) Pelaksanaan - Kesalahan yang diakibatkan oleh tenaga kerja
pulkan terjadinya sisa material sebesar 1% sampai - Peralatan yang tidak berfungsi dengan baik
10% dari material yang dibeli, sisa material - Cuaca yang buruk
- Kecelakaan pekerja di lapangan
tersebut disebabkan terutama dari tahap disain, - Penggunaan material yang salah sehingga perlu
suplai material, penanganan dan penyimpanan diganti
yang kurang baik; (4) penelitian di Australia - Metode untuk menempatkan pondasi
dilakukan pada 15 bangunan rumah tinggal [11], - Jumlah material yang dibutuhkan tidak diketahui
sisa material yang terjadi berkisar antara 2,5% karena perencanaan yang tidak sempurna
- Informasi tipe dan ukuran material yang akan
sampai 22% dari material yang dibeli, penelitian ini digunakan terlambat disampaikan kepada kontraktor
memberikan suatu model biaya sisa material yang - Kecerobohan dalam mencampur, mengolah dan
terjadi di proyek; (5) penelitian di Brazil dilakukan kesalahan dalam penggunaan material sehingga
pada 3 bangunan rumah tinggal antara tahun 1986 perlu diganti.
sampai dengan 1987 [2], hasil penelitian menunjuk- - Pengukuran di lapangan tidak akurat sehingga terjadi
kelebihan volume
kan sisa material berkisar antara 11% sampai 17%. (5) Residual - Sisa pemotongan material tidak dapat dipakai lagi
- Kesalahan pada saat memotong material
Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Sisa - Kesalahan pesanan barang, karena tidak menguasai
Material spesifikasi
- Kemasan
Sisa material yang terjadi di lapangan dapat di- - Sisa material karena proses pemakaian
sebabkan oleh satu atau kombinasi dari beberapa (6) Lain-lain - Kehilangan akibat pencurian
- Buruknya pengontrolan material di proyek dan
penyebab. Gavilan dan Bernold [6], membedakan perencanaan manajemen terhadap sisa material
sumber-sumber yang dapat menyebabkan terjadi-
nya sisa material konstruksi atas enam kategori: (1)
disain; (2) pengadaan material; (3) penanganan
METODE PENELITIAN
material; (4) pelaksanaan; (5) residual dan (6) lain-
lain.
Penelitian ini dilakukan melalui 2 cara yaitu: (1)
Hasil penelitian Bossink dan Browers [10], menyim- Pengamatan secara langsung dari tanggal 9 Juli
pulkan sumber dan faktor penyebab berdasarkan 2003 sampai dengan 30 Januari 2004 pada sebuah
kategori yang telah dibuat oleh Gavilan dan komplek ruko di Surabaya yang sedang dalam
Bernold tersebut pada Table 1. proses pembangunan. Pengamatan ini bertujuan
untuk mengetahui kuantitas sisa material yang
Tabel 1. Sumber dan Penyebab Terjadi Sisa terjadi di lapangan baik dalam bentuk direct waste
Material Konstruksi maupun indirect waste, faktor-faktor penyebab
Sumber Penyebab timbulnya sisa material yang bersumber dari
(1) Disain - Kesalahan dalam dokumen kontrak disain, pengadaan, penanganan material, pelaksa-
- Ketidak lengkapan dokumen kontrak naan, residual (sisa), dan lain-lain serta pengam-
- Perubahan disain bilan dokumentasi sebagai data aktual di lapangan.
- Memilih spesifikasi produk
- Memilih produk yang berkualitas rendah (2) Penyebaran kuesioner dari tanggal 3 Nopember
- Kurang memperhatikan ukuran dari produk yang 2003 sampai dengan 18 Desember 2003 kepada
digunakan manajer lapangan, pengawas lapangan, pelaksana
- Disainer tidak mengenal dengan baik jenis-jenis lapangan, dan mandor pada 13 proyek ruko di
produk yang lain
- Pendetailan gambar yang rumit Surabaya [12]. Penyebaran kuesioner bertujuan
- Informasi gambar yang kurang untuk mendapatkan gambaran atau uraian tentang
- Kurang berkoordinasi dengan kontraktor dan kurang kuantitas sisa material yang terjadi di lapangan
berpengalaman mengenai konstruksi serta sumber dan penyebabnya.
(2) Pengadaan - Kesalahan pemesanan, kelebihan, kekurangan, dsb.
- Pesanan tidak dapat dilakukan dalam jumlah kecil
- Pembelian material yang tidak sesuai dengan Material yang diteliti adalah consumable material.
spesifikasi Konsep Pareto’s Law 20-80, diterapkan untuk
- Pemasok mengirim barang tidak sesuai spesifikasi menetapkan jenis material yang akan diteliti yaitu
- Kemasan kurang baik, menyebabkan terjadi 20% jenis material yang memiliki nilai sebesar 80%
kerusakan dalam perjalanan
dari total nilai material rencana. Didapatkan
38 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan – Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/civil/
ANALISA DAN EVALUASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI: SUMBER PENYEBAB, KUANTITAS, DAN BIAYA (Suryanto Intan, et al)
delapan jenis material, yaitu: tiang pancang, besi Semen, pasir, dan batu pecah selalu dipakai
beton, beton ready mix, semen, pasir, batu pecah, bersamaan baik dalam bentuk campuran beton
batu bata, dan keramik (Lampiran 1). maupun dalam bentuk campuran mortar, namun
sisa material pasir menunjukkan kuantitas sisa
material yang jauh lebih besar dari pada semen dan
ANALISA DATA DAN HASIL batu pecah, hal ini disebabkan karena kuantitas
sisa material pasir juga terjadi karena tercecer,
Kuantitas Sisa Material terbawa air hujan, dan bercampur dengan tanah.
Kuantitas sisa material untuk kedelapan jenis Dari analisa deskriptif hasil survey kuesioner,
material yang diteliti diperoleh dari hasil penga- diperoleh prosentase kuantitas sisa material yang
matan lapangan dan survey kuesioner. Analisa terjadi berdasarkan jumlah responden yang me-
kuantitas sisa material hasil pengamatan lapangan milih. Hasil ini disampaikan dalam bentuk histo-
diperoleh dari volume material siap pakai di gram pada Gambar 1, dan dirangkum pada Tabel
lapangan dikurangi dengan volume material disain 3. Kuantitas sisa material tiang pancang, beton
berdasarkan gambar rencana dan bill of quantity ready mix, besi beton, pasir, dan batu pecah yang
(BQ), kemudian dikurangi sisa stok material di terjadi berdasarkan pendapat dari responden cukup
lapangan. Hasil analisa kuantitatif ini dapat dilihat meyakinkan karena jumlah responden yang
pada Tabel 2 . memilih di atas 50%, sedangkan kuantitas sisa
Tabel 2. Kuantitas Sisa Material Hasil Pengamatan
material semen, batu bata, dan keramik yang
Lapangan terjadi berdasarkan pendapat responden tidak
cukup meyakinkan karena jumlah responden yang
Volume Material Volume
No. Jenis Satu Sisa Sisa Sisa Material memilih di bawah 50%.
Material an Siap Pakai Stok Disain/BQ Material (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)=(4-5-6) (7/6)X100% Tabel 3 Kuantitas Sisa Material Hasil Kuesioner
1 Tiang pancang M' 1.462,00 26,00 1.370,00 66,00 4,82
2 Beton ready Kuantitas Jumlah
mix
M3 408,50 - 389,87 18,63 4,78 No. Jenis Material Keterangan
3 Besi beton Kg 63.914,15 266,58 59.765,28 3.882,29 6,50
Sisa Material Responden
4 Semen Zak 3.412,00 - 3.203,02 208,98 6,52 1. Tiang pancang 0 - 5% 23 (70%) Gambar 1.1
5 Pasir M3 421,60 3,50 375,34 42,76 11,39 2. Beton ready mix 6 -10% 17 (52%) Gambar 1.2
6 Batu pecah M 3 155,00 1,80 144,58 8,62 5,96 3. Besi beton 6 -10% 22 (67%) Gambar 1.3
7 Batu bata Bh 135.500,00 1.503,00 119.102,00 14.895,00 12,51
8 Keramik M2 2.883,00 15,55 2.684,79 182,66 6,80 4. Semen 11-15% 12 (37%) Gambar 1.4
5. Pasir 11-15% 19 (58%) Gambar 1.5
Kuantitas sisa material yang terbesar terjadi pada 6. Batu pecah 6 -10% 21 (64%) Gambar 1.6
batu bata (12,51%) dan pasir (11,39). Faktor-faktor 7. Batu bata 11-15% 12 (37%) Gambar 1.7
8. Keramik 6 -10% 15 (46%) Gambar 1.8
penyebab yang paling mempengaruhi kedua sisa
material tersebut di lapangan adalah:
a. Batu bata Sumber dan Penyebab Sisa Material
• Mutu bata rendah yang dapat disebabkan Sumber dan penyebab yang mempengaruhi
karena kontraktor menginginkan harga terjadinya sisa material dari hasil kuesioner
murah, sehingga mudah patah dan hancur ditentukan berdasarkan pada nilai rata-rata bobot
pada saat penanganan maupun pelaksanaan. responden.
• Perilaku pekerja di lapangan yang keberatan
memakai potongan-potongan batu bata yang ∑ Bobot
Nilai rata − rata bobot = (1)
ada, sehingga terjadi banyak sisa material ∑ Responden
dalam bentuk potongan batu bata.
b. Pasir Jumlah rata-rata yang terletak diantara satu
• Tercecer karena dilalui kendaraan/orang sampai dengan tiga setengah digolongkan sebagai
maupun hanyut terbawa air hujan, hal ini faktor yang kurang berpengaruh, sedangkan
disebabkan karena manajemen material di jumlah rata-rata lebih dari tiga setengah sampai
lapangan yang kurang baik. dengan enam digolongkan sebagai faktor yang
• Akibat kesalahan/kecerobohan pekerja pada berpengaruh. Hasil analisis deskriptif sumber dan
saat pemasangan bekisting elemen struktur faktor penyebab untuk kedelapan jenis material
seperti kolom, balok dan plat di lapangan yang diteliti dalam bentuk tabel dapat dilihat pada
menyebabkan terjadinya deviasi pada saat Gambar 2. Detail penelitian selengkapnya dapat
pengecoran, sehingga pemakaian bahan dilihat dalam pustaka [12]. Khusus untuk besi
menjadi berlebihan (indirect waste) baik beton, sumber penanganan material tidak ditinjau
untuk beton ready mix maupun mortar pada karena tidak mempengaruhi terjadinya sisa mate-
saat melakukan pekerjaan plesteran. rial besi beton di lapangan.
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan – Universitas Kristen Petra 39
http://puslit.petra.ac.id/journals/civil/
DIMENSI TEKNIK SIPIL VOL 7, NO. 1, Maret 2005: 36 – 45
35
35
30
30 23
25
25 17
Responden
15
Responden
20
20
10
15 15
10 10
1
5 5
0 0
0-5% 6-10% 0-5% 6-10% 11-15%
35 35
30 30
22
25 25
Responden
Responden
20 20
15 9 11 12
15 10
10
2 10
5
5
0
0
0-5% 6-10% 11-15%
0-5% 6-10% 11-15%
Sisa Besi Beton
Sisa Material semen
35
35
30
30
25
19 25 21
Responden
20
Responden
20
15 10
15
10 9
3 10
5 1
3
5
0
0-5% 6-10% 11-15% 16-20% 0
0-5% 6-10% 11-15%
Sisa Material Pasir
Sisa Batu Pecah
35
35
30
30
25
25
Responden
20
Responden
20 15
11 12
15
15 10
10 7
8
3 10
5
5
0
0-5% 6-10% 11-15% 16-20% 0
0-5% 6-10% 11-15%
Sisa Batu Bata
Sisa Material Keramik
40 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan – Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/civil/
ANALISA DAN EVALUASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI: SUMBER PENYEBAB, KUANTITAS, DAN BIAYA (Suryanto Intan, et al)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan – Universitas Kristen Petra 41
http://puslit.petra.ac.id/journals/civil/
DIMENSI TEKNIK SIPIL VOL 7, NO. 1, Maret 2005: 36 – 45
Pelaksanaan: (1) Kecerobohan pekerja di lapangan dari pada direct waste, hal ini menunjukan sisa
menyebabkan terjadi kesalahan dalam pelaksana- material tersebut yang terjadi sebagian besar
an sehingga pekerjaan perlu dibongkar atau secara fisik tidak kelihatan atau lebih banyak
diperbaiki; (2) Melakukan pekerjaan dalam kondisi berpengaruh terhadap biaya secara tersembunyi
cuaca buruk/hujan, menyebabkan material rusak (hidden cost), sehingga kurang berpengaruh ter-
atau hilang terbawa air, misalnya pekerjaan penge- hadap lingkungan.
coran beton ready mix, dan pekerjaan plesteran/
pasangan tembok batu bata dengan mortar; (3) Tabel 4. Prosentase Kategori Sisa Material
Tidak merencanakan pemotongan material terlebih Kategori Sisa Material
dahulu sebelum dilaksanakan menyebabkan terjadi No Jenis Material
D (%) I (%)
sisa-sisa pemotongan yang tidak efisien, misalnya 1 Tiang pancang 53.85% 46.15%
pada pekerjaan pembesian dan pemasangan 2 Beton ready mix 53.85% 46.15%
keramik; (4) Menggunakan peralatan yang tidak 3 Besi beton 88.89% 11.11%
berfungsi dengan baik menyebabkan terjadi kesa- 4 Semen 75.00% 25.00%
lahan dalam pelaksanaan, misalnya pemakaian 5 Pasir 42.86% 57.14%
theodolit yang tidak akurat karena belum dikali- 6 Batu pecah 44.44% 55.56%
brasi untuk pemasangan bekisting elemen struktur 7 Batu bata 69.23% 30.77%
menyebabkan terjadi kesalahan ukuran sehingga 8 Keramik 93.33% 6.67%
menyebabkan pemakaian volume beton menjadi
berlebihan (indirect waste); (5) Terjadinya deviasi
Prosentase Kategori Sisa Material (%)
100.00
elemen struktur pada saat pengecoran karena
pemasangan bekisting yang kurang kuat akan 80.00
20.00
Residual: Terjadinya sisa material di lapangan
disebabkan oleh pemotongan material dengan 0.00
ah
a
on
ar
en
at
BR
m
s
et
ec
m
Pa
pemotongan material yang terlalu panjang seperti
ra
iB
Se
.P
tu
Ke
Ba
s
Bt
Be
Lain-lain: Hilang karena dicuri hanya berpe- Gambar 3. Prosentase Kategori Sisa Material
ngaruh kepada material keramik karena material
tersebut berharga dan mudah untuk dibawa. Nilai Margin Maksimum dan Minimum Sisa
Material
Kategori Sisa Material
Nilai margin maksimum dan minimum kuantitas
Sisa material yang terjadi di lapangan menurut sisa material diperoleh dari analisa data kuesioner
Skoyles [8] dapat dikategorikan menjadi dua tipe dengan bantuan program komputer SPSS [12],
utama: Direct waste (D), dan Indirect waste (I). hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 4 menunjukkan prosentase direct dan indirect
waste yang dikategori berdasarkan faktor-faktor Tabel 5. Nilai Margin Maksimum dan Minimum
penyebab yang berpengaruh untuk masing-masing Kuantitas Sisa Material
jenis material. Tabel 4 ditunjukkan dalam bentuk Kuantitas Sisa Material (%)
grafik pada Gambar 3. No. Jenis Material
Margin Minimum Margin Maksimum
1 Tiang Pancang 3.26 5.08
Dari tabel dan gambar tersebut terlihat prosentase 2 Beton ready mix 4.57 6.73
jenis material dengan tipe direct waste yang 3 Besi beton 5.76 7.84
terbesar dan lebih dari separuh berturut-turut 4 Semen 6.41 9.56
adalah: keramik, besi beton, semen, batu bata, 5 Pasir 10.41 12.83
beton ready mix dan tiang pancang. Hal ini 6 Batu pecah 5.85 8.06
menunjukkan sisa material yang terjadi untuk 7 Batu bata 9.78 13.10
keenam jenis material tersebut, sebagian besar 8 Keramik 6.79 9.57
dalam bentuk fisik di lapangan yang telah rusak
dan tidak dapat diperbaiki, sehingga tidak dapat Range di antara margin maksimum dan minimum
digunakan lagi, dan akan lebih berpengaruh pada masing-masing jenis material, terlihat cukup
terhadap lingkungan. Untuk pasir dan batu pecah kecil yang artinya jawaban setiap responden
mempunyai prosentase Indirect waste lebih besar menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda.
42 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan – Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/civil/
ANALISA DAN EVALUASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI: SUMBER PENYEBAB, KUANTITAS, DAN BIAYA (Suryanto Intan, et al)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan – Universitas Kristen Petra 43
http://puslit.petra.ac.id/journals/civil/
DIMENSI TEKNIK SIPIL VOL 7, NO. 1, Maret 2005: 36 – 45
44 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan – Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/civil/
ANALISA DAN EVALUASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI: SUMBER PENYEBAB, KUANTITAS, DAN BIAYA (Suryanto Intan, et al)
Lampiran 1.
80
Percent
Count
60
50
40
20
0 0
g
* ng* * * k 3" u Al l. l ta k g ih i s k tu k li m yu ten k
t on o n* en * ik c a a ta ca h ir* bo ll se t i nt rtu ku la tafe / kon PV Cn t en p ut l va n g b l o pin ktan j awa d ra t 4 m k 5 /7 p ka g en onta he rs
Material i b e Bet Se m kera gmpa n a tu b tu pe P ast te ms en A K loa un p Si Pajen de Wa sm p u ip a p g e m en a g a vin n ci e pt i m ra Be n leks Usu ata u ra i o p k Ot
B es an B B a C a K o D n la P ta e ip Pa K u S L e
Trip ka
ng ng
/ j S t
Ti Da
u
Ti t
ik A S P
Ra uwu
W
Count (Million) 29.613.311.7 11.6 6.6 4.7 3.1 3.0 2.7 2.0 1.8 1.7 1.6 1.6 1.6 1.4 1.3 0.9 0.7 0.7 0.5 0.5 0.5 0.4 0.4 0.4 0.3 0.2 0.2 0.2 0.2 0.9
Percent 28 13 11 11 6 4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Cumulative % 28 40 51 62 68 73 76 79 81 83 85 86 88 89 91 92 93 94 95 96 96 97 97 97 98 98 98 99 99 99 99 100
Lampiran 2
Model Biaya Sisa Material (Contoh Studi Kasus)
No. Jenis Material Biaya % Dari Kuantitas Sisa Material Biaya Sisa Material
Total Biaya Minimum Maximum Minimum Maximum
(Rp) (%) (%) (%) (Rp) (Rp)
A Material Yang Dianalisa
1 Tiang pancang 6,624,000.00 4.40 3.26 5.08 215,942.40 336,499.20
2 Beton ready mix 13,275,000.00 8.83 4.57 6.73 606,667.50 893,407.50
3 Besi beton 29,553,000.00 19.65 5.76 7.84 1,702,252.80 2,316,955.20
4 Semen 11,716,000.00 7.79 6.41 9.56 750,995.60 1,120,049.60
5 Pasir 2,980,000.00 1.98 10.41 12.83 310,218.00 382,334.00
6 Batu pecah 3,050,000.00 2.03 5.85 8.06 178,425.00 245,830.00
7 Batu bata 4,700,000.00 3.13 9.78 13.10 459,660.00 615,700.00
8 Keramik 11,644,750.00 7.74 6.79 9.57 790,678.53 1,114,402.58
Sub Total Biaya 83,542,750.00 55.55
B Tidak Termasuk Yang Dianalisa
1 Material 22,297,000.00 14.83
2 Upah kerja tukang, instalasi dan
pemancangan TP 37,656,000.00 25.04
3 Bekisting dan perancah 6,892,500.00 4.58
Total Biaya 150,388,250.00 100.00
Total Biaya Sisa Material: 5,014,839.83 7,025,178.08
Prosentase dari Total Biaya: 3.33% 4.67%
Penghematan Potensial Biaya Sisa Material Per Ruko (dibulatkan) Rp. 2.010.330,- (1,34%)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan – Universitas Kristen Petra 45
http://puslit.petra.ac.id/journals/civil/