Aspal Beton (Hotmix) adalah campuran agregat kasar, agregat halus, dan bahan pengisi
dengan bahan pengikat aspal dalam kondisi panas dengan komposisi yang diteliti dan diatur oleh
spesifikasi teknis.
Campuran aspal panas adalah suatu campuran perkerasan jalan lentur yang terdiri dari
agregat kasar, agregat halus, filler, dan bahan pengikat aspal dengan perbandingan-
perbandingan tertentu dan dicampurkan dalam kondisi panas. Di Indonesia jenis campuran aspal
panas yang lazim digunakan antara lain :
Aspal Beton, Hot RoIIed Sheet (HRS), dan Split Mastic Asphalt (SMA). Banyak dilakukan
percobaan-percobaan dengan menambahkan bahan tambahan untuk meningkatkan mutu
perkerasan. Studi kepustakaan tentang penambahan bahan tambahan memberikan pengaruh
terhadap karakteristik masing-masing jenis campuran aspal panas.
Aspal Beton (Hotmix) secara luas digunakan sebagai lapisan permukaan konstruksi jalan
dengan lalu lintas berat, sedang, ringan, dan lapangan terbang, dalam kondisi segala macam
cuaca.
Berdasarkan bahan yang digunakan dan kebutuhan desain konstruksi jalan aspal Beton
mempunyai beberapa jenis Antara Lain :
1. Asphalt Traeted Base ( ATB ) dengan tebal minimum 5 cm digunakan sebagai lapis pondasi
atas konstruksi jalan dengan lalu lintas berat.
2. Binder Course ( BC ) dengan tebal minimum 4 cm biasanya digunakan sebagai lapis kedua
sebelum wearing course.
3. Wearing Course ( AC ) / Laston dengan tebal penggelaran minimum 4 Cm digunakan sebagai
lapis permukaan jalan dengan lalu lintas berat.
4. Hot Roller Sheet ( HRS ) / Lataston / laston 3 dengan tebal penggelaran minimum 3 s/d 4 cm
digunakan sebagai lapis permukaan konstruksi Jalan Dengan Lalu Lintas Sedang.
5. Fine Grade ( FG ) dengan tebal minimum 2,8 cm maks 3 cm bisanya digunakan untuk jalan
perumahan dengan beban rendah.
6. Sand Sheet dengan tebal Maximum 2,8 cm biasanya digunakan untuk jalan perumahan dan
perparkiran.
c. Kelebihan Aspal Beton ( HOTMIX )
1. Lapisan konstruksi Aspal beton tidak peka terhadap air, (kedap air )
2. Dapat dilalui kendaraan setelah pelaksanaan penghamparan.
3. Mempunyai sifat flexible sehingga mempunyai kenyamanan bagi pengendara.
4. Waktu pekerjaan yang relatif sangat cepat sehingga terciptanya efesiensi waktu.
5. Stabilitas yang tinggi sehingga dapat menahan beban lalu lintas tanpa terjadinya deformasi.
6. Tahan lama terhadap gesekan lalu lintas dan cuaca.
7. Pemeliharaan yang relative mudah dan murah.
8. Ekonomis.
PT. Vira Jaya Riau Putra adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang jasa konstruksi
dan perdagangan aspal. Berdasarkan Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) dengan Nomor
602/78/SIUJK-KONT/2000 dinyatakan bahwa kegiatan perusahaan ini secara umum adalah
sebagi berikut :
Sedangkan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dengan Nomor 04- 08/SIUP/ V/2001,
maka bidang usaha perusahaan ini adalah perdagangan barang/pengadaan barang dengan jenis
barang berupa aspal, bahan bangunan untuk konstruksi, perpipaan dan meubiler. Perusahaan ini
telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan SK Nomor C-03491
HT.01.01.TH.2000.Tanggal 19 Juli 2000.
a. Visi
Menjadikan perusahaan publik terkemuka, berbasis produk yang berkualitas dan mampu
menjadi pelopor pembangunan yang peduli kepada daerah.
b. Misi
1. Unit Produksi Mempunyai hotmix yang bermutu dan dapat diterima semua pihak serta dapat
menguasai pasar hotmix 50 % untuk daerah Kampar dan 10 % untuk Propinsi Riau.
2. Unit Konstruksi Menerapkan teknologi tepat guna dalam melaksanakan pekerjaan jalan dan
jembatan.
b. Aktivitas Perusahaan
Tahap-tahap proses produksi PT. Vira Jaya Riau Putra sebagai berikut:
a. Tahap Penumpukan Dan Persiapan Bahan Baku Bahan baku berupa kerikil dan pasir diperoleh
dengan cara membeli dari konsumen atau pengecer dan pembelian langsung. Yang mana kerikil
dan pasir itu didapatkan dari sungai Kampar, sedangkan aspal didapat dari perusahaan yang
memproduksi aspal yang belum jadi. Kemudian bahan baku yang telah dibeli tersebut diangkut
dengan menggunakan truck dan alat berat yang tersedi di PT Vira Jaya Riau Putra Tersebut.
Sedangkan aspal langsung diantar oleh perusahaan yang memproduksi aspal yang belum
jadi.Kerikil dan pasir tersebut ditumpukkan pada suatu tempat yang telah tersedia dan begitu
juga dengan aspal.
b. Tahap Proses Sebelum diadakan proses produksi maka perusahaan ini akan mengadakan
penelitian terhadap bahan baku yang ada, apakah bahan baku kerikil dan pasir tersebut memiliki
mutu yang layak maka baru diadakan proses produksi. Adapun kerikil dan pasir tersebut
dimasukkan pada alat screening yang mana alat tersebut merupakan alat penyaringan kerilil dan
pasir. Dan kemudian baru dicampurkan dengan aspal yang dimasukkan dalam mesin produksi
hot mix. Setelah proses produksi selesai maka perusahaan melakukan pengangkutan bahan baku
yang sudah jadi tersebut, diangkut oleh truck yang telah tersedia pada perusahaan tersebut.
c. Tahap Pendistribusian Tahap pendistribusian dilakukan secara langsung ke lokasi yang akan
melakukan aktivitas pengaspalan jalan-jalan Di Kabupaten Kampar maupun Di Propinsi Riau
dengan menggunakan truk-truk yang tersedia di PT. Vira Jaya Riau Putra tersebut.
Sebagai salah satu perusahaan aspal Hotmix diIndonesia, proses produksi aspal hotmix pada
perusahaan ini adalah sebagai berikut:
PROSES
ALAT
1. Trucktor
2. Elevator
3. Drum
4. Belconveyor
c. Proses Pemuatan Aspal Hotmix
Proses Pembuatan aspal Hot Mix pada PT. Vira Jaya Riau Putra :
Bagan alur proses produksi aspal beton dapat dilihat pada gambar berikut.
a. Agregat
Bahan Baku Batu Pecah/Agregat. Agregat adalah bahan utama yang digunakan untuk lapisan
permukaan perkerasan jalan atau beton, agregat ini diperoleh dari hasil penambangan batu-
batuan pada sungai-sungai yang ada di Aceh Tamiang dan daerah lainya, kemudian batu–batuan
tersebut diproses melalui mesin perengkahan Stone Crusher yang menghasilkan beberap jenis
agregat sesuai dengan yang di inginkan. dalam perkerjaan kosntruksi menurut standar SNI
(Satandar Nasional Indonesia) tentang penggunaan agregat yang diproduksi adalah agregat
dengan ukuran 1, 1/2, ¾ inch, dan abu batu pada umumnya, yang selanjunya disimpan di gudang
untuk dijadikan stock dan sebagian di simpan pada bin-bin penampung bahan baku untuk
pembuatan aspal beton pada unit AMP (Aspal Mixing Plant). Bahan baku batu pecah/agregat
dapat dilihat pada Gambar berikut.
b. Bahan Baku Aspal
Aspal ialah bahan baku yang digunakan untuk mengikat antara agregat yang satu dengan yang
lainya atau juga sebagai katalis agar agregat dapat menjadi satu padu, kuat, keras dan tahan
terhadap perubahan cuaca. Jenis aspal yang digunakan ialah aspal emulsi yang diperoleh dari
hasil penyulingan minyak bumi. diimpor dari berbagai produsen yang ada di dalam maupun luar
negeri. Aspal emulsi dapat dilihat pada Gambar dibawah.
c. Filler.
Filler adalah bahan penambah pada proses pencampuran atara agregat dengan aspal yang
berfungsi untuk menutup pori-pori yang ada pada permukaan aspal beton yang disebabkan
karena kurangnya campuran dari gradasi agregat pada unit timbangan. Bahan pengisi yang
ditambahkan terdiri atas debu batu kapur (limestone dust), kapur padam (hydrated lime), semen
atau abu terbang yang sumbernya disetujui oleh Direksi Pekerjaaan. Bahan pengisi yang
ditambahkan harus kering dan bebas dari gumpalan-gumpalan dan bila diuji dengan pengayakan
sesuai SNI (Standar Nasional Indonesia) 03-1968-1990 harus mengandung bahan yang lolos
ayakan No.200 (75 micron) tidak kurang dari 75 % terhadap beratnya. Batu kapur (limestone dust)
sebagai filler bahan pengisi pori-pori pada aspal dapat dilihat pada Gambar berikut:
2.Pemisahan agregat/Bin dingin
Bin dingin (coold bin) adalah bak tempat menampung material agregat dari tiap-tiap fraksi mulai
dari agregat halus sampai agregat kasar yang diperlukan dalam memproduksi campuran aspal
panas (hot mix). Bagian pertama dari AMP (Aspal Mixing Plant) adalah bin dingin, yaitu tempat
penyimpanan fraksi agregat kasar, agregat sedang, agregat halus dan pasir. Bin dingin harus
terdiri dari minimum 3 sampai 5 bak penampung (bin). Masing-masing bin berisi agregat dengan
gradasi tertentu. Agregat-agregat tersebut harus terpisah satu sama lain, untuk menjaga keaslian
gradasi dari masing masing bin sesuai dengan rencana campuran kerja (RCK). Untuk
memisahkannya, dapat dipasang pelat baja pemisah antara bin. Dengan demikian
maka loader (alat pengangkut) yang digunakan mengisi masing-masing bin harus mempunyai bak
(bucket) yang lebih kecil dari mulut pemisah masing-masing bin. Jika pemisah tidak ada maka
pengisian masing-masing bin tidak boleh berlebih yang dapat berakibat tercampurnya
agregat. Bin dingin (cool bin) yang digunakan dapat dilihat pada Gambar berikut
1. Saringan pertama/teratas berukuran 19 mm, butir agregat yang ukurannya lebih besar
(oversize) dibuang ke saluran pembuangan.
2. Saringan kedua berukuran 12,5 mm (1/2 inchi). Ukuran butir agregat antara 19 mm
sampai 12,5 mm masuk ke bin 1.
3. Saringan ketiga berukuran 4,75 mm (No. 4). Ukuran butir agregat antara 9,5 sampai
dengan 4,75 mm masuk ke bin 2.
4. Saringan keempat berukuran 2,36 mm (No. 8). Ukuran butir agregat antara 4,75 sampai
dengan 2,36 mm masuk ke bin 3. Sementara agregat yang lolos saringan 2,36 mm masuk
ke bin 4. Alat hot screen dapat dilihat pada gambar berikut.
Faktor-faktor penting pada unit timbangan agregat yang perlu mendapat perhatian
antara lain sebagai berikut :
1. Kalibrasi timbangan.
2. Weigh box tergantung bebas.
3. Kontrol harian terhadap kinerja operator AMP (aspal mixing plant).
8.Mixer
Mixer adalah alat untuk proses pencampuran dimana agregat yang telah dipanaskan dan
telah melalui timbangan ditakar sesuai dengan komposisi yang diinginkan selanjutnya dituangkan
kedalam mixer dengan membuka pintu bin panas menggunakan sistem hidrolik yang
dikendalikan secara otomatis/manual.
Proses pencampuran pada mixer adalah proses pencampuran antara agregat panas,
aspal, dan filler dengan suhu ± 1500C cara pengadukan dilakukan dengan memutar poros
pengaduk dengan menggunakan motor listrik lama pengadukan antara 30-40 detik pengadukan
dengan kapasitas 800 kg/ 30-40 detik setelah itu agregat yang telah sehomogen mungkin
dicampurkan maka akan dituang langsung ke dalam truk pengankut dengan cara membuka pintu
bukaan yang ada pada bagian bawah mixer dengan control hidrolik. Campuran aspal beton yang
telah keluar dari mixer ini bersuhu ± 1500C dan setiap jamnya suhunya akan berkurang ± 2.5 -
50C. Alat mixer dapat dililat pada Gambar berikut
9.Pugmill
Setelah tercampurnya semua bahan aspal, agregat, filler maka selanjutnya semua aspal
hotmix tersebut dimasukkna ke pugmill. Pugmill berfungsi sebagai tempat aspal tersebut kedrum
truck dengan ideal 1 kali bukaan pugmill berat campuran aspal yang dihasilkan 500kg dengan
suhu 1500 C.
f
C. Hazard identification Risk Assesment Risk Control (HIRARC)
Hirarc (hazard identification risk assessment and risk control) adalah metode identifikasi
yang digunakan untuk meninjau hazard suatu operasi atau proses secara sistematis, teliti dan
terstruktur yang dapat menimbulkan resiko merugikan bagi manusia, fasilitas, lingkungan, atau
sistem yang ada serta menjelaskan penanggulangan resiko. Tingkat/level implementasi suatu
program berdasarkan hirarc dikatakan efektif atau tidak, diketahui melalui kombinasi tingkat
kinerja program dan tingkat kecelakaan. Penelitian ini dilakukan dengan observasi lapangan dan
wawancara. pengolahan data dimulai dengan menghitung tingkat kinerja implementasi program
dari hirarc yang sudah berjalan dan tingkat kecelakaan kerja di area unloading unit dengan truk
car carrier tipe semi trailer sehingga dari kedua data tersebut akan di dapat tingkat/level
implementasi dari program. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa level/tingkat
implementasi program dari hirarc pada proses unloading unit dengan truk car carrier tipe semi
trailer berada pada tingkat 2 (cukup aman) dengan kategori warna kuning. Hazard yang memiliki
nilai resiko ekstrim pada proses unloading dengan menggunakan metode hazops, yaitu tangga
terlepas, masalah ketinggian, tejepit tangga dan masalah pada sling.
Mengghitung bahaya dan risiko yang telah diidentifikasi, menggunakan standard AS/NZS
4360 : 2004
Hierarki pengendalian bahaya pada dasarnya berarti prioritas dalam pemilihan dan pelaksanaan
pengendalian yang berhubungan dengan bahaya k3. Ada beberapa kelompok kontrol yang dapat
dibentuk untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya k3, yakni diantaranya:
Rotasi
Sopir Loader/truck pekerja
tidak konsentrasi? Pembuatan Training Pekerja
jalan khusus supir/oper Menggu
truck/loade ator nakan
r yang APD
dikerangke Pelatihan Helm,
Menabrak Mesin Cold
D 3 M ng manajeme shoes,ve
bin
n stress st dll.
pada supir
Rotasi
pekerja
Membuat Membuat Pekerja
sistem safety sign Menggun
Abu agregat
Debu terhirup pekerja exhaust atau tentang akan
beterbangan tertiup A 1 H
penangkap bahaya masker
angin? debu di debu filler standard
tempat
persiapan
bahan filler
Membuat Membuat Pekerja
sistem safety sign Menggun
exhaust atau tentang akan kaca
Debu masuk/mengenai penangkap bahaya mata
A 1 H
mata pekerja debu di debu filler safety/saf
tempat ety
persiapan googles
bahan filler
Pembuatan Training Pekerja
jalan khusus supir/oper Menggun
truck/loade ator akan kaca
r yang mata
safety/saf
dikerangke Pembuata
ety
Agregat jatuh dari Menimpa pekerja ng n
D 4 H googles
loader? didekatnya tanda/tab
Pembuatan el safety
jalan khusus Working
pekerja Load
ditruck/lo
ader
Perbaikan/ Training Pekerja
Perataan supir/oper Menggun
Loader terbalik dan tanah ator akan kaca
Permukaan jalan
mecelakai supir dan D 4 H mata
tidak rata?
pekerja didekatnya safety/saf
ety
googles
Training Pekerja
supir/oper Menggun
ator akan kaca
mata
safety/saf
Sosialissi
ety
dan
Loader terbalik dan googles
Loader kelebihan Pembuata
mecelakai supir dan E 4 H
muatan? n
pekerja didekatnya
tanda/tab
el safety
Working
Load
ditruck/lo
ader
Pembuatan Pembuatan Pekerja/s
kerangkeng safety sign upir
/barrier tentang loader
pada bahaya Menggun
Agregat terlempat Terkena pekerja agregat. akan
B 2 H seluruh
Pengering dari belkonveyor? didekatnya Helm
konveyer.
an Isolasi standard
3.
agregat/dr tempat/sek
yer itar
konveyor
Maintenance Pengukura Pekerja
Suara mesin Dryer Risiko pendengaran pada mesin n enggunak
B 3 H
melebihi NAB? supir truck dryer kebisingan an ear
Rotasi plug
pekerja/ standard
Shift kerja
mengurang
i pajanan
kebisingan
Pembuatan Pembuatan
kerangkeng safety sign
/barrier tentang
pada bahaya
Menyentuh benda benda
Tangan/kaki bisa seluruh
berputar pada C 4 E berputa
terpotong/tergiling benda yang
belkonveyor?
berputar Isolasi
konveyer. tempat/sek
itar
konveyor
Membuat Membuat Pekerja
sistem safety sign Menggun
exhaust atau tentang akan
Debu teerhirup pekerja penangkap bahaya masker
A 1 H
didekatnya debu di debu filler standard
Abu/debu agregat tempat
tertiup angin? persiapan
bahan filler
Membuat Membuat Pekerja
Debu masuk/mengenai
sistem safety sign Menggun
mata pekerja A 1 H
exhaust atau tentang akan kaca
didekatnya penangkap bahaya mata
debu di abu/ddebu safety/saf
tempat agregat ety
persiapan googles
bahan filler
Menggan Pengecekan Pemberhe
ti Tabung dan ntian
yang Maintananc proses jika
bocor e tabung berbahaya
dengan dryer
Semburan api
yang Pelatihan
Tabung dryer bocor? mengenai pekerja E 5 H
baru operator
didekatnya
control
Isolasi
tempat/se
kita dryer
Menggan Pengecekan Pemberhe
ti selang dan ntian
yang Maintananc proses jika
bocor e selang berbahaya
Selang bahan bakar Semburan api
E 5 H dengan bahan
bocor? menyambar pekerja
yang bakar Pelatihan
baru operator
control
Isolasi
tempat/se
kita dryer
Menggan Pengecekan Pemberhe
ti selang dan ntian
yang Maintananc proses jika
bocor e selang berbahaya
dengan bahan
yang bakar Pelatihan
Unit dryer meledak E 5 H baru operator
control
mesin
Isolasi
tempat/se
kita dryer
Pembuatan Pembuata
kerangkeng n safety
pada benda sign
yang tempat
Menyentuh/terkena berputar di terisolasi
Pekerja tergiling mesin
unit dryer yang E 5 H unit dryer
dryer
berputar? Isolasi
tempat/se
kita dryer
Menggan Pembuatan Pemberhe
ti mesin deterctor ntian
dryer control proses jika
yang tekanan berbahaya
manual panas
Kelebihan tekanan
Mesin dryer meledak E 5 H menjadi automatis Pelatihan
panas
yang pada mesin operator
automati control
s Maintananc mesin
e mesin
dryer
Menggan Pembuatan Pemberhe
ti mesin alarm/contr ntian
dryer ol waktu proses jika
yang automatis berbahaya
Terlalu lama
Mesin dryer terlalu manual pada mesin
mengeringkan/dryin E 5 H
panas dan meledak. menjadi dryer Pelatihan
g agregat
yang operator
automati Maintananc control
s e mesin mesin
dryer
Menggan Maintananc Pelatihan Pekerja
ti mesin e mesin operator memakai
Pengumpu Mesin Pengumpul yag dryer control masker
4. Polusi udara C 1 L
lan debu debu rusak/error? rusak/us mesin yang
ang standard
dengan
yang
baru
Menggan Maintananc Pelatihan Pekerja
ti mesin e mesin operator memakai
yag dryer control masker
Pekerja menghirup rusak/us mesin yang
C 2 M
debu sisa ang standard
dengan
yang
baru
Menggan Maintananc Pelatihan Pekerja
ti mesin e mesin operator memakai
yag dryer control masker
Pekerja menghirup rusak/us mesin yang
C 2 M
jelaga ang standard
dengan
yang
baru
Menggan Maintananc Pelatihan Pekerja
ti mesin e mesin operator memakai
yag dryer control safety
Debu mengenai/masuk rusak/us mesin googles
C 2 M
ke mata pekerja ang yang
dengan standard
yang
baru
Maintenance Pengukura
pada mesin n getaran
hot screen
Rotasi
Pengencanga pekerja/
n baut pada Shift kerja
Pekerja/operator
Vibrator saringan mesin hot mengurang
control terpajan B 2 H
melewati NAB? screen i pajanan
getaran getaran
Membuat
bantalan
peredam
didekat
Pemisaha mesin
n agregat Maintenance Pengukura Pekerja
5.
pada hot pada mesin n enggunak
screen hot screen kebisingan an ear
plug yang
Suara mesin Hot Rotasi standard
Risiko pendengaran
screen melebihi B 3 H pekerja/
supir truck
NAB? Shift kerja
mengurang
i pajanan
kebisingan
Isolasi
tempat
sekitar
elevator
Pembuatan Isolasi Pekerja
alat tempat sekitar
detector sekitar elevator
Elevator kelebihan Agregat jatuh menimpa muatan elevator Menggun
E 4 H akan
muatan agregat? pekerja didekatnya automatis
Helm
Pelatihan
standard
operator
control
Pembuatan Pelatihan/
kerangkeng sosialisasi
atau pekerja
penutup
Pekerja masuk kedalam
Pekerja tidak pada setiap Pelatihan
mesin elevator dan D 5 E
konsentrasi? perjalanan manajeme
tergiling
elevator n stress
Isolasi
tempat
sekitar
elevator
Isolasi
tempat/se
6. Hot Bin kita hot
bin
Menggan Pembuatan Isolasi Pekerja
ti mesin penutup tempat/se disekitr
hotbin pipa/kerang kita hot menggun
yang keng bin kan helm
Sisa agregat panas
Terkena pekerja manual yang
pada saluran pipa E 5 H
disekitarnya menjadi standard
terlempar?(manual)
mesin
yang
automati
s
Menggan Pembuatan Pelatihan
ti alat alat manajeme
timbang kalibrasi n stress
an automatis pada
manual pekerja
Lupa mengkalibrasi Pekerja stress akibat dengan
C 2 M
alat? timbangan tidak akurat alat
timbang
Penimban an yang
7.
gan automati
s
kalibrasi
Menggan Maintananc Pelatihan
ti alat e pada manajeme
timbang aplikasi dan n stress
Mesin error? Pekerja Stress D 2 L
an yang mesin pada
rusak/us pekerja
ang
Menggan Memperbai Pembuata Pekerja
ti tanki ki tanki n safety menggun
yang aspal yang sign akan
bocor bocor tentang safety
Pekerja
8. Mixing Tanki aspal bocor? E 3 M kebocaran shoes
terjatuh/tergelincir
Maintananc aspal yang anti
e tanki slip
aspal Isoalasi
tempat
sekita
tanki aspal
Menggan Membuat Pemberhe
ti mesin alat ntian
mixer pendeteksi proses jika
yang tekanan berbahaya
manual panas yang
menjadi automatis. Pelatihan
Tekanan Panas
Tangki mixer meledak E 5 H yang operator
terlalu tinggi?
automati Pengecekan control
s dan
Maintananc Isolasi
e Mesin tempat/se
Mixer kita mesin
mixer
Menggan Pengecekan Pemberhe
ti mesin dan ntian
mixer Maintananc proses jika
yang e Mesin berbahaya
manual Mixer
Terlalu lama
menjadi Pelatihan
mencampur Tanki Mixer meledak E 5 H
yang Pembuatan operator
material?
automati alarm/contr control
s ol waktu
automatis Isolasi
pada mesin tempat/se
mixer
kita mesin
mixer
Maintananc Isolasi
e apliaksi tempat
dan mesin penampun
mixer agan aspal
Bahan aspal campuran
Pintu Bukaan error? E 4 H khusus hotmix
keluar terkena pekerja
pintu
bukaan Pelatihan
operator
control
Maintananc Isolasi
e apliaksi tempat
dan mesin penampun
mixer agan aspal
Sistem mesin Error? Tanki mixer meledak E 5 H khusus hotmix
pintu
bukaan Pelatihan
operator
control
Maintenance Pengukura Pekerja
pada mesin n enggunak
hot screen kebisingan an ear
Suara mesin mixer Risiko pendengaran
B 3 H plug yang
melebihi NAB? supir truck
Rotasi standard
pekerja/
Shift kerja
mengurang
i pajanan
kebisingan