net/publication/326058903
CITATIONS READS
0 339
1 author:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Luca Cada Lora on 29 June 2018.
Abstrak
Indonesia merupakan negara dalam kelompok non-OECD Asia yang menyumbang emisi CO2 terbesar, yaitu
8x1015 BTU pada tahun 2015. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor
yang didominasi oleh sepeda motor sebesar 81% pada tahun 2017 dan diperkirakan akan terus meningkat
sebesar 11,5% per tahun. Keadaan ini mendorong adanya program percepatan pemanfaatan tenaga listrik untuk
transportasi dalam RUEN yang diharapkan mampu mengurangi emisi karbon. Untuk itu perlu dilakukan penelitian
mengenai low carbon development paths dengan adanya Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) yang diproyeksikan
mencapai 15 juta unit pada tahun 2050 dengan 10.000 Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU) terhadap mitigasi
CO2. Penelitian dilakukan dengan simulasi menggunakan model bottom-up dengan asumsi sosio-ekonomi
menggunakan perangkat lunak yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian Kebijakan Energi ITB yang terbagi
menjadi dua skenario (counter measure) yaitu listrik yang digunakan berasal dari energi fosil (CM1) dan listrik dari
energi terbarukan (CM2). Hasil simulasi menunjukkan bahwa dengan adanya KBL memberikan dampak terhadap
reduksi emisi CO2 sebesar 23,1% dan 57,1% pada CM1 dan CM2 secara berturut-turut. Selain itu, dengan adanya
mitigasi tersebut, terjadi penurunan penggunaan total energi sebesar 52,5 ribu Mtoe dan 64,5 ribu Mtoe pada CM1
dan CM2 secara berturut-turut dibandingkan dengan base line atau tanpa mitigasi.
Abstract
Indonesia is a country in the non-OECD Asia group that contributes the largest CO2 emissions, which is 8x10 15
BTU by 2015. This is due to the estimated growth of motor vehicles by 81% in 2017 and will continue to increase
by 11.5% per year. This prompted an electrical acceleration program to be used in RUEN which is expected to
reduce carbon emissions. For that reason, it is necessary to conduct research on low carbon development paths
with the presence of Electric Vehicle (EV) which is projected to reach 15 million units by 2050 with 10,000 General
Charging Station for CO2 mitigation. The study was conducted using a bottom-up model with socio-economic
assumptions using software developed by Energy Research Center ITB which is divided into two scenarios
(counter measure) i.e. electricity derived from fossil energy (CM1) and energy from renewable energy (CM2). The
results indicated by EV influence CO2 emission reduction of 23.1% and 57.1% in CM1 and CM2 respectively. In
addition, with the mitigation, there was a decrease in total energy of 52.5 thousand Mtoe and 64.5 thousand Mtoe
in CM1 and CM2 respectively compared to base line or without mitigation.
2.Metode Penelitian
Simulasi dilakukan dengan mengadaptasi
model AIM/end-use yang dikembangkan oleh NIES
Japan [3] dengan asumsi sosio-ekonomi yang
ditunjukkan pada Gambar 1.