Anda di halaman 1dari 3

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/326058903

End-Use Model for Indonesia Low-Carbon Development Paths of


Transportation Sector With The Presence of Electric Vehicle

Article · June 2018

CITATIONS READS

0 339

1 author:

Luca Cada Lora


Bandung Institute of Technology
3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Luca Cada Lora on 29 June 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Low Carbon Development Paths with the
Presence of Electric Vehicle in Indonesia
Luca Cada Lora1,*
1
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha 10, Bandung, Indonesia 40135
*
lucacadalora33@gmail.com, telp.: +62896-2638-0940

Abstrak

Indonesia merupakan negara dalam kelompok non-OECD Asia yang menyumbang emisi CO2 terbesar, yaitu
8x1015 BTU pada tahun 2015. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor
yang didominasi oleh sepeda motor sebesar 81% pada tahun 2017 dan diperkirakan akan terus meningkat
sebesar 11,5% per tahun. Keadaan ini mendorong adanya program percepatan pemanfaatan tenaga listrik untuk
transportasi dalam RUEN yang diharapkan mampu mengurangi emisi karbon. Untuk itu perlu dilakukan penelitian
mengenai low carbon development paths dengan adanya Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) yang diproyeksikan
mencapai 15 juta unit pada tahun 2050 dengan 10.000 Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU) terhadap mitigasi
CO2. Penelitian dilakukan dengan simulasi menggunakan model bottom-up dengan asumsi sosio-ekonomi
menggunakan perangkat lunak yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian Kebijakan Energi ITB yang terbagi
menjadi dua skenario (counter measure) yaitu listrik yang digunakan berasal dari energi fosil (CM1) dan listrik dari
energi terbarukan (CM2). Hasil simulasi menunjukkan bahwa dengan adanya KBL memberikan dampak terhadap
reduksi emisi CO2 sebesar 23,1% dan 57,1% pada CM1 dan CM2 secara berturut-turut. Selain itu, dengan adanya
mitigasi tersebut, terjadi penurunan penggunaan total energi sebesar 52,5 ribu Mtoe dan 64,5 ribu Mtoe pada CM1
dan CM2 secara berturut-turut dibandingkan dengan base line atau tanpa mitigasi.

Kata kunci: bottom-up, CO2, kendaraan, listrik, simulasi

Abstract

Indonesia is a country in the non-OECD Asia group that contributes the largest CO2 emissions, which is 8x10 15
BTU by 2015. This is due to the estimated growth of motor vehicles by 81% in 2017 and will continue to increase
by 11.5% per year. This prompted an electrical acceleration program to be used in RUEN which is expected to
reduce carbon emissions. For that reason, it is necessary to conduct research on low carbon development paths
with the presence of Electric Vehicle (EV) which is projected to reach 15 million units by 2050 with 10,000 General
Charging Station for CO2 mitigation. The study was conducted using a bottom-up model with socio-economic
assumptions using software developed by Energy Research Center ITB which is divided into two scenarios
(counter measure) i.e. electricity derived from fossil energy (CM1) and energy from renewable energy (CM2). The
results indicated by EV influence CO2 emission reduction of 23.1% and 57.1% in CM1 and CM2 respectively. In
addition, with the mitigation, there was a decrease in total energy of 52.5 thousand Mtoe and 64.5 thousand Mtoe
in CM1 and CM2 respectively compared to base line or without mitigation.

Keywords: bottom-up, CO2, electrical, simulation, vehicle

1.Pendahuluan meningkatkan kualitas udara lokal. Sejalan dengan


Indonesia merupakan negara dalam kelompok PerPres 61/2011 tentang rencana aksi nasional
non-OECD Asia yang menyumbang emisi CO2 mitigasi emisi Gas Rumah Kaca (GHK) dalam hal
terbesar, yaitu 8x1015 BTU pada tahun 2015 [1]. ini CO2 sebesar 26% pada tahun 2020, wacana
Emisi tersebut berasal dari lima sektor besar, adanya Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) tengah
termasuk sektor transportasi dengan porsi 25% dikaji dalam RPerpres tentang pengembangan
dari total 623.513 MT CO2eq yang diemisikan. Hal industri KBL dalam negeri.
ini disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan Untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai
jumlah kendaraan bermotor yang didominasi oleh dampak dengan adanya KBL yang diproyeksikan
sepeda motor sebesar 81% pada tahun 2016 dan mencapai 15 juta unit pada tahun 2050 dengan
diperkirakan akan terus meningkat sebesar 11,5% 10.000 Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU)
per tahun [2]. Di sisi lain, Jakarta dinobatkan terhadap mitigasi GHK. Penelitian dilakukan
sebagai kota dengan peringkat 152 yang memiliki dengan simulasi menggunakan model bottom-up
kualitas udara tidak sehat. Hal ini mendorong dengan asumsi sosio-ekonomi menggunakan
adanya program percepatan pemanfaatan tenaga perangkat lunak yang dikembangkan oleh Pusat
listrik untuk transportasi dalam RUEN yang Penelitian Kebijakan Energi ITB. Hasil simulasi
diharapkan mampu meningkatkan keamanan diharapkan mampu menjadi acuan optimisme
energi; mengurangi emisi karbon; dan
pemerintah untuk segera merealisasikan kebijakan
KBL di Indonesia.

2.Metode Penelitian
Simulasi dilakukan dengan mengadaptasi
model AIM/end-use yang dikembangkan oleh NIES
Japan [3] dengan asumsi sosio-ekonomi yang
ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 3. Konsumsi energi fosil untuk kendaraan


Penurunan penggunaan energi fosil terjadi
seiring meningkatnya jumlah KBL yang ditunjukkan
pada Gambar 3. Data tersebut menunjukkan bahwa
terjadi penurunan total konsumsi energi baik
menggunakan CM1 maupun CM2 sebesar 52,5 ribu
Mtoe dan 64,5 ribu secara berturut-turut jika
Gambar 1. Metode simulasi
dibandingkan dengan base line atau kondisi tanpa
Base line dalam simulasi ini yaitu jenis bahan bakar adanya mitigasi.
berupa bensin, diesel dan listrik untuk jenis Perhitungan menggunakan metode Marginal
kendaraan konvensional, hibrid dan elektrik yang Abatement Cost (MAC) untuk setiap mitigasi
akan memengaruhi output emisi pada dua strategi menunjukkan bahwa dibutuhkan nilai investasi
mitigasi atau Counter Measure (CM). CM1 sebesar $1554/tCO2eq dan $5000t/CO2eq untuk
menggunakan sumber energi listrik yang berasal dari CM1 dan CM2 secara berturut-turut namun hal itu
PLTU batubara dan CM2 berasal dari energi diiringi oleh penurunan Total Annual Operating Cost
terbarukan (renewable energy) untuk kendaraan karena biaya untuk setiap KWh energi listrik jauh
hibrid dan elektrik. Total kendaraan yang digunakan lebih murah dibandingkan bensin maupun diesel.
dalam simulasi mengacu pada target dalam RUEN:
1000 SPLU; 2200 mobil listrik, 711,9 ribu mobil 4. Kesimpulan
hibrid; dan 2,13 juta motor listrik pada tahun 2025, Berdasarkan simulasi menggunakan metode
serta 10.000 SPLU; 4,2 juta mobil listrik; 8,05 juta bottom-up dengan asumsi sosio-ekonomi, adanya
mobil hibrid; dan 13,3 juta motor listrik pada tahun KBL memberikan dampak terhadap reduksi emisi
2050. Total emisi CO2 setiap jenis kendaraan CO2 sebesar 23,1% dan 57,1% pada CM1 dan CM2
mengacu pada data dari Ditjen EBTKE Kementerian secara berturut-turut. Selain itu, dengan adanya
ESDM yaitu: 2,15 kg/L; 2,66 kg/L; 2,15 kg/L; dan mitigasi tersebut, terjadi penurunan penggunaan
0,862 ton/MWh untuk mobil konvensional berbahan total energi sebesar 52,5 ribu Mtoe dan 64,5 ribu
bakar bensin, diesel, hibrid dan listrik secara Mtoe pada CM1 dan CM2 secara berturut-turut.
berturut-turut [4]. Biaya untuk setiap jenis energi
yang digunakan dalam simulasi yaitu: Rp7.600/liter Referensi
bensin; Rp5.150/liter diesel; dan Rp1.467/KWh listrik
dengan asumsi jarak tempuh 25 km/hari untuk setiap [1] IEA, “World Energy Outlook 2016,” Int.
jenis kendaraan. Energy Agency Paris, Fr., p. 28, 2016.
[2] Central Bureau Statistics of Indonesia,
3.Hasil dan Pembahasan “Indonesian Statistic 2016,” pp. 113–133,
Hasil simulasi menunjukkan adanya penurunan 2014.
emisi CO2 sebesar 23,1% dan 57,9% pada CM1 dan [3] I. Model, “AIM Enduse Model Manual,” 2015.
CM2 secara berturut-turut pada tahun 2050. Adapun [4] National Energy Council, “Indonesia Energy
tendensi mitigasi dari tahun ke tahun ditunjukkan Outlook 2016.” p. 61, 2016.
pada Gambar 2.

Gambar 2. Reduksi emisi CO2 dari tahun ke tahun

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai