Penulis :
Prabujati Adistya NIS. 17202
2017
Pada era ini, terdapat berbagai alat transportasi modern yang digemari oleh
masyarakat karena mampu menempuh jarak yang jauh maupun dekat dalam
waktu yang relatif singkat. Teknologi yang digunakan pun cukup canggih dan
efektif. Selain itu, pasti terdapat mesin yang berfungsi untuk menggerakan alat
tersebut. Namun sumber energi yang digunakan untuk menggerakkan mesin
tersebut masih tergantung pada bahan bakar minyak. Sedangkan bensin termasuk
salah satu olahan minyak bumi yang jumlahnya semakin menipis. selain itu,
cadangan BBM Negara Kesatuan Republik Indonesia terus menyusut dan
diperkirakan 20 tahun lagi sumber energi ini akan terkuras habis (DESDM,
2005). Oleh karena itu diperlukan sebuah inovasi guna memproduksi sumber
enegi yang dapat menggerakan mesin tersebut agar mampu bergerak dan
memproduksi energi secara mandiri tanpa harus bergantung pada pembakaran
bensin.
Peneliti memandang perlu adanya sumber energi lain yang dapat
menggerakan mesin kendaraan bermotor, yaitu energi listrik. Akan lebih baik
apabila sumber energi ini merupakan sumber energi yang berkelanjutan, ramah
lingkungan, dan mudah didapatkan pada saat kendaraan tersebut sedang bergerak.
Dilihat dari sisi lain, energi yang berkelanjutan atau energi alternatif yang
berlimpah pada saat kendaraan sedang bergerak adalah energi angin. Energi
angin salah satu energi yang berkelanjutan dan mudah dikonversi menjadi energi
listrik seperti pada sistem kincir angin yang sudah banyak diterapkan di berbagai
negara eropa. Akan tetapi, kincir angin yang dibuat untuk pembangkit listrik
rumah tangga di beberapa negara eropa adalah turbin yang besar dengan proses
yang begitu rumit serta bahan yang berat dan besar, tentu ini menjadi masalah
utama dalam pembuatan turbin angin pada kendaraan bermotor. Jika turbin ini
dibuat pada kendaraan bermotor tanpa adanya penyederhanaan sistem pastilah
akan mengganggu pengemudian kendaraan tersebut, bahkan dapat
mengakibatkan kecelakaan bagi pengendara.
Disisi lain, daya listrik yang diperlukan untuk mengerakkan mesin pada
setiap kendaraan bermotor pun tidak sebanyak daya yang diperlukan oleh banyak
rumah – rumah seperti di beberapa negara eropa. Oleh karena itu sistem yang
diperlukan tidak sebesar sistem turbin pada umumnya, karena panjang diameter
Energi angin yang tersedia sangat banyak pada saat Eco-friendly Transportation
berada di jalan atau pada saat digunakan sebaiknya dapat dimanfaatkan dengan baik
guna menjadikan salah satu sumber energi Makanik pada kendaraan bermotor. Setelah
peneliti melakukan pengujian menghasilkan sebuah energi mekanik bersumber dari
energi angin yang membuat sebuah energi kinetik pada Wind Converter(WiCt) yang
kemudian menjadi energi listrik.
Sehingga peneliti dapat membandingkan daya listrik yang yang dihasilkan oleh
Wind Converter (WiCt) dan daya yang digunakan oleh motor listrik agar tidak terjadi
kekurangan daya listrik pada Eco-friendly Transportation.
Energi listrik yang dihasilkan oleh Wind Converter (WiCt) adalah energi listrik
dengan arus DC (Searah) yang mampu langsung digunakan untuk pengisian
akumulator, namun karena motor listrik yang digunakan untuk mengerakan Eco-
friendly Transportation bersumber listrik AC (Bolak – Balik) sehingga diperlukan
pengubahan arah arus listrik dengan menggunakan alat inverter dari DC 12 v mampu
mendukung energi listrik AC (Bolak Balik) sebesar 220 V yang dipasang pada
rangkaian sistem, sehingga arus listrik yang keluar dari aki dapat dimanfaatkan
langsung untuk menggerakan motor listrik Eco-friendly Transportation.
Arus listrik yang dihasilkan oleh Wind Converter (WiCt) harus diubah terlebih
dahulu menjadi arus AC (Bolak - Balik) karena arus listrik yang dihasilkan oleh alat
pengkonversi angin tesebut ialah DC (Searah), supaya daya listrik yang dihasilkan oleh
Wind Converter (WiCt) dapat disimpan dengan baik pada Accu Eco-friendly
Transportation. Oleh karena itu, diperlukan suatu rangkaian sistem yang dapat
memproses arus dan daya listrik tersebut.
Energi Angin
dengan bantuan Wind Converter (WiCt) Kontak Point Ket
Letivasi Magnetik dibantu oleh daya listrik Arus OutAngkel
DC
dan Sensor Pizoelektrik dan Letivasi Tidak
Teratur
Pizoelektrik Magnetik yang dipasang.
Arus DC
Teratur
Alamsyah, Heri. 2007. Pemanfaatan Turbin Angin Dua Sudu Sebagai Penggerak Mula
Alternator pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin. (Skripsi). Universitas
Negeri Semarang: Fakultas Teknik.
Andika, M dkk. 2007. Kincir Angin Sumbu Horisontal Bersudu Banyak. Yogyakarta:
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata
Dharma.
Anggraini, F. 2016. Pemanfaatan Energi Angin Pada Sepeda Motor Bergerak Untuk
Menyalakan Lampu. Bandar Lampung: Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
Arno, Antonio. Piezoelectric transducers and applications. 2008. New York: Springer.
Bintoro, A dan Prabowo, G. 2013. Penelitian dan Kajian Teknologi Pesawat Terbang.
Jakarta : Indonesia Book Project.
Bureau of Energy Efficiency (BEE). 2004, Goverment of India. Energy Efficiency
Guide Book,chapter 5, p 93-112.
DESDM. 2005. Rasio Cadangan Dibanding Produksi Minyak Bumi di Indonesia dalam
Kurun Waktu 18 tahun. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia.
Dewi, Marizka. 2010. Analisis Kinerja Turbin Angin Poros Vertikal Dengan Modifikasi
Rotor Savonius untuk Optimasi Kinerja Turbin. Surakarta : Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret.
Hasanudin. 2009. Analisis Pemakaian Bahan Bakar pada Auxiliary Power Unit (APU)
GTCP 85-129 H/J/K. Jakarta : Fakultas Teknik Industri, Teknik Mesin,
Universitas Gunadarma.
Kustija, Jaja. 2014. Listrik Pesawat. Bandung: Teknik Elektro Universitas Pendidikan
Indonesia.
Lasmani, M. 2003. Motor Listrik. Universitas Gunadarma. Jakarta
Nazir, Moch. 2003. Metode penelitian, Salemba Empat, Jakarta, 63.
Nugraha, Beni Setya. 2005. Sistem Pengisian dan Penerangan. Fakultas Teknik UNY.
Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif.
Parekh, B. (2003). Cosmopolitanism and Global Citizenship. Review of International
Studies, 29, 3-17.