Anda di halaman 1dari 9

The 16th FSTPT International Symposium, UMS Surakarta, November 1-2, 2013

ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM


PADA RUTE RENCANA
TERMINAL – KAMPUS UNIVERSITAS TIMOR
KOTA KEFAMENANU PROPINSI NTT

Margareth Evelyn Bolla Tri Mardiyati W. Sir


Dosen Teknik Sipil Dosen Teknik Sipil
Universitas Nusa Cendana Universitas Nusa Cendana
Jln. Adi Sucipto Jln. Adi Sucipto
Penfui - Kupang Penfui - Kupang
Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Timur
Telp: (0380) 881085 Telp: (0380) 881085
mgi_ub08@yahoo.com; trimwsir@yahoo.com

Abstract
Public transport in the Kefamenanu City, NTT Province has no fixed route yet, so that each vehicle is free to
set its own route. This study aims to investigate the performance of public transport due to the route plan of
Terminal - Timor University, and to determine the need of public transport on that route. The data were
obtained by static and dynamic survey. The results of the analysis, refer to The Standards of Public Transport
Service, showed that the performance of the public transport on Terminal – Timor University route plan, is
good, with the needs of 6 vehicles to serve the route for each circulation time. Based on the analysis, it could
be concluded that the Terminal – Timor University route plan is proper to be established as a fixed route of
public transport in the Kefamenanu City.

Keywords: Public Transport, Route, Performance.

Abstrak
Angkutan umum di Kota Kefamenanu, Propinsi NTT belum memiliki trayek yang tetap, sehingga tiap
kendaraan bebas mengatur rute perjalanannya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja
angkutan umum pada rute rencana Terminal – Kampus Universitas Timor dan untuk menentukan besar
kebutuhan angkutan umum pada rute tersebut. Data – data diperoleh melalui survey statis dan dinamis pada
hari pengamatan. Hasil analisis dengan merujuk pada standar pelayanan angkutan umum Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat, menunjukkan bahwa kinerja angkutan umum rute rencana Terminal – Kampus
Universitas Timor adalah baik, dengan besarnya kebutuhan angkutan umum untuk melayani rute tersebut
sebanyak 6 unit kendaraan untuk setiap waktu sirkulasi. Berdasarkan hasil analisis maka disimpulkan bahwa
rute Terminal – Kampus Universitas Timor layak ditetapkan sebagai satu trayek tetap angkutan umum di
Kota Kefamenanu.

Kata Kunci: Angkutan Umum, Trayek, Kinerja.

PENDAHULUAN
Kota Kefamenanu, Kabupaten TTU Propinsi NTT, merupakan kota berkembang yang
sementara giat membangun salah satunya dalam bidang pendidikan. Universitas Timor
yang berjarak kurang lebih 12 Km dari pusat kota Kefamenanu, juga terus berkembang
yang mana hingga kini telah memiliki 4 fakultas, 11 program studi dan jumlah mahasiswa
aktif tahun 2012 sebanyak 3933 orang. Kondisi ini belum didukung dengan adanya trayek

244
The 16th FSTPT International Symposium, UMS Surakarta, November 1-2, 2013

tetap angkutan umum sehingga menyulitkan pergerakan masyarakat khususnya civitas


Universitas Timor. Melihat kondisi tersebut maka perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui kinerja pelayanan AU yang ada saat ini dan jumlah kebutuhan kendaraan jika
diberlakukan rute tetap, yaitu rute rencana Terminal – Kampus Unimor.

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Transportasi
Transportasi dapat diartikan sebagai usaha untuk memindahkan, menggerakkan,
mengangkut atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, di mana
ditempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan
tertentu (Miro: 2004, 4).

Adapun tujuan dari diselenggarakannya sistem transportasi yaitu agar proses transportasi
penumpang dan barang dapat dicapai secara optimum dalam ruang dan waktu tertentu,
dengan mempertimbangkan faktor keamanan, kenyamanan dan kelancaran serta efisiensi
atas waktu dan biaya.

Angkutan Umum Perkotaan


Pengertian angkutan umum perkotaan menurut UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan pasal 142 huruf d, adalah angkutan dari satu tempat ke tempat
lain dalam kawasan perkotaan yang terikat dalam trayek.

Beberapa definisi yang berkaitan dengan angkutan umum berdasarkan Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Angkutan Umum di Wilayah Perkotaan dalam Trayek Tetap dan Teratur
(2002) yaitu:
1. Angkutan umum adalah suatu sistem angkutan umum yang menggunakan mobil
penumpang umum (MPU), bus sedang dan bus kecil.
2. Angkutan kota adalah angkutan dari suatu tempat ke tempat lain dalam suatu daerah
kota atau kabupaten atau dalam daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan menggunakan
mobil bus umum atau mobil penumpang umum yang terikat dalam trayek.
3. Mobil penumpang umum (MPU) adalah mobil penumpang yang digunakan sebagai
kendaraan umum.
4. Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk digunakan
oleh umum dengan dipungut bayaran.

Angkutan umum penumpang bertujuan untuk menyelenggarakan pelayanan angkutan yang


baik dan layak bagi masyarakat. Ukuran pelayanan yang baik adalah pelayanan yang aman,
cepat, murah dan nyaman.

Kinerja Angkutan Umum


Kinerja pelayanan angkutan umum berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan
Darat No.SK.687/AJ.206/DRJD/2002, dapat diukur dari indikator dan parameter-
parameter sebagai berikut:
1. Waktu perjalanan

245
The 16th FSTPT International Symposium, UMS Surakarta, November 1-2, 2013

Waktu perjalanan digunakan untuk mengukur waktu perjalanan suatu angkutan umum
setiap kilometer jarak tempuhnya. Waktu perjalanan dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan:
T
W (1)
J
Dengan:
W = waktu perjalanan angkutan umum (menit/km)
J = Jarak antar segmen (km)
T = Waktu tempuh angkutan umum (menit)
2. Kecepatan perjalanan
Kecepatan perjalanan angkutan umum perkotaan adalah perbandingan jarak operasi
dengan waktu perjalanan yang dibutuhkan angkutan dalam melakukan operasi
layanannya Persamaan yang digunakan dalam mengukur kecepatan perjalanan adalah:
60J
V (2)
T
Dengan:
V = Kecepatan perjalanan angkutan umum (km/jam)
J = Jarak rute angkutan umum (km)
T = Waktu tempuh angkutan umum (menit)
3. Faktor muat (load factor)
Load factor adalah rasio jumlah penumpang dengan kapasitas tempat duduk per satuan
waktu tertentu. Batas ideal load factor adalah < 70% (KM 35 tahun 2003). Untuk
menentukan load factor digunakan rumus berikut:
JP
Lf  x100% (3)
C
Dengan:
Lf = load factor (%)
JP = jumlah penumpang per kendaraan umum
C = kapasitas penumpang per kendaraan umum.
4. Waktu pelayanan atau jam operasi
Waktu pelayanan sangat berpengaruh terhadap perolehan rit dalam satu hari, biaya
operasional angkutan umum dan pendapatan serta pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat.
6. Waktu sirkulasi
Waktu sirkulasi adalah waktu yang diperlukan oleh angkutan kota untuk menjalani satu
putaran atau dua rit pelayanan trayek dari terminal asal kembali lagi ke terminal asal.
Rumus yang digunakan sebagai berikut:
CTABA = (TAB + TBA) + (σAB + σBA) + (TTA + TTB) (4)
Dengan:
CTABA = Waktu sirkulasi dari A ke B, kembali ke A
TAB = Waktu perjalanan rata-rata dari A ke B
TBA = Waktu perjalanan rata-rata dari B ke A
σAB = Deviasi waktu perjalanan dari terminal A ke terminal B
σBA = Deviasi waktu perjalanan dari terminal B ke terminal A
TTA = Waktu henti di terminal A
TTB = Waktu henti di terminal B

246
The 16th FSTPT International Symposium, UMS Surakarta, November 1-2, 2013

7. Frekuensi pelayanan
Frekuensi adalah jumlah kendaraan yang beroperasi dalam waktu 1 jam. Penghitungan
frekuensi dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
N
f (5)
60
Dengan:
f = frekuensi (jumlah kendaraan per menit)
N = jumlah kendaraan (buah)
8. Waktu antara kendaraan (headway)
Headway adalah interval waktu antara kendaraan angkutan kota yang satu dengan
kendaraan angkutan kota di belakangnya untuk melalui satu titik tertentu. Nilai
headway dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
60
H (6)
f
Dengan:
H = waktu antara (menit)
f = frekuensi pelayanan (kendaraan/jam)
9. Waktu tunggu
Waktu tunggu adalah waktu berhenti kendaraan umum di asal atau di tujuan.
Perhitungan waktu tunggu angkutan umum dapat diukur dari setengah headway.

Standar Pelayanan Angkutan Umum


Standar kualitas pelayanan angkutan umum baik secara keseluruhan maupun pada trayek
tertentu dapat dinilai dengan menggunakan indikator yang ditetapkan oleh Departemen
Perhubungan seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Indikator Standar Pelayanan Angkutan Umum


Standar Penilaian
No Parameter Penilaian Satuan
Kurang (1) Sedang (2) Baik (3)
1 Load factor, jam sibuk % >100 80-100 <80
2 Load factor,di luar jam sibuk % >100 70-100 <70
3 Kecepatan perjalanan Km/jam <5 5-10 >10
4 Headway Menit >15 10-15 <10
5 Waktu perjalanan Menit/km >12 6-12 <6
6 Waktu pelayanan Jam <13 13-15 >15
7 Frekuensi Kend./jam <4 4-6 >6
8 Jumlah kendaraan yang operasi % <82 82-100 100
9 Waktu tunggu Menit >30 20-30 <20
10 Akhir dan awal perjalanan 05.00-18.00 05.00-20.00 05.00->20.00
Sumber: Dirjen Perhubungan Darat 2002 dalam Marsudi 2005

Seluruh penilaian dijumlahkan untuk kemudian dinilai kualitas pelayanannya dengan


menggunakan Tabel 2.

247
The 16th FSTPT International Symposium, UMS Surakarta, November 1-2, 2013

Tabel 2. Standar Kinerja Pelayanan Angkutan Umum


Kriteria Total nilai
Baik 18,00 - 24,00
Sedang 12,00 - 17,99
Kurang < 12
Sumber: Dirjen Perhubungan Darat 2002 dalam Marsudi 2005

Kebutuhan Angkutan Umum


Pada dasarnya pengguna kendaraan angkutan umum menghendaki adanya tingkat
pelayanan yang cukup memadai, baik waktu tempuh, waktu tunggu, maupun keamanan
dan kenyaman yang terjamin selama dalam perjalanan. Untuk itu perlu diperkirakan
jumlah angkutan umum agar dapat melayani permintaan penumpang pada suatu rute.
Kebutuhan angkutan umum setiap waktu sirkulasi dihitung dengan persamaan berikut :

CTABA
K (7)
HxfA
dimana
60xCxLf
H (8)
Pmaks
Dengan:
K = jumlah kendaraan per waktu sirkulasi (unit kendaraan)
CTABA = waktu sirkulasi (menit)
H = waktu antara (menit)
fA = faktor ketersediaan kendaraan (100%)
Lf = load factor, diambil 70%
C = kapasitas kendaraan
Pmaks = jumlah penumpang maksimum

Sedangkan untuk kebutuhan angkutan umum pada periode waktu sibuk diberikan
persamaan berikut :
W
K' Kx (9)
CTABA
Dengan:
K’ = jumlah kendaraan periode waktu sibuk (unit kendaraan)
K = jumlah kendaraan per waktu sirkulasi (unit kendaraan)
W = periode waktu sibuk (menit)
CTABA = waktu sirkulasi (menit)

METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini teknik pengumpulan data berupa survei lapangan dilakukan dengan cara
survei dinamis dan survei statis, dengan hari pengambilan data diwakili oleh hari Kamis
sebagai hari kerja, dan hari Sabtu sebagai akhir pekan. Daerah survei dibagi dalam 6
segmen berdasarkan lokasi persimpangan, seperti terlihat pada Tabel 3.

248
The 16th FSTPT International Symposium, UMS Surakarta, November 1-2, 2013

Tabel 3. Pembagian Segmen Rute Terminal-Kampus Unimor


No. Segmen Segmen Panjang (km)
1 Terminal – Cabang Dalahi 1
2 Cabang Dalahi – Halte SMA 2 1.7
3 Halte SMA 2 – Kilo 6 0.5
4 Kilo 6 – Sasi 1.2
5 Sasi – Bundaran 1.5
6 Bundaran – Kampus Unimor 2.1
Sumber: Hasil Analisis

Survei dinamis dilakukan diatas kendaraan, dimana data yang diambil meliputi jumlah
penumpang naik turun, waktu perjalanan termasuk tundaan, dan waktu berhenti untuk
menaikkan dan menurunkan penumpang. Dari survei ini akan diperoleh pula kecepatan
kendaraan tiap segmen dan kecepatan dari awal hingga akhir perjalanan. Survei ini
dilakukan pada jam sibuk pagi (07.00-09.00), jam tidak sibuk (10.00-12.00) dan jam sibuk
sore (14.00-16.00).
Survei statis dilakukan di tepian jalan untuk mencatat jumlah kendaraan yang beroperasi,
waktu tempuh, waktu sirkulasi, frekuensi pelayanan dan load factor statis tiap kendaraan
umum pada rute rencana Terminal–Kampus Unimor. Survei statis dilakukan pada hari
Kamis dan Sabtu, sepanjang waktu pelayanan angkutan umum yaitu selama kurang lebih
11 jam, dimulai dari pukul 07.00 sampai berakhir pukul 18.00 WITA.
Data – data yang telah diperoleh melalui survei dinamis dan survei statis kemudian
dianalisis dengan langkah – langkah sebagai berikut:
1. Menghitung waktu perjalanan berdasarkan waktu tempuh perjalanan dan panjang
segmen dan dinyatakan dalam menit/km.
2. Menghitung kecepatan perjalanan berdasarkan jarak tempuh kendaraan dibagi dengan
total waktu selama perjalanan dan dinyatakan dalam km/jam
3. Menghitung faktor muat (load factor) berdasarkan jumlah penumpang dalam
kendaraan dibagi dengan kapasitas kendaraan yang melewati segmen yang dinyatakan
dalam persen (%).
4. Menghitung waktu sirkulasi berdasarkan waktu yang diperlukan kendaraan umum dari
titik awal ke tujuan, kembali ke titik awal, dalam hal ini dipakai satuan menit.
5. Menghitung frekuensi berdasarkan banyaknya kendaraan angkutan umum yang
beroperasi selama satu selang waktu tertentu (satu jam) dan dinyatakan dalam
kendaraan/jam.
6. Menghitung waktu antara kendaraan berdasarkan waktu antara kendaraan umum yang
satu dengan berikutnya dan dinyatakan dalam menit.
7. Menghitung waktu tunggu berdasarkan lamanya kendaraan berada di terminal (awal
dan tujuan) sampai waktu melanjutkan perjalanan berikutnya dan dinyatakan dalam
menit.
8. Menghitung jumlah kebutuhan angkutan umum berdasarkan waktu sirkulasi dari
Terminal ke Kampus kembali ke Terminal, dan waktu antara kendaraan.

249
The 16th FSTPT International Symposium, UMS Surakarta, November 1-2, 2013

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil rekapitulasi dan analisis data dapat disajikan sebagai berikut:

Waktu Perjalanan
Dengan menggunakan persamaan (1) maka didapat waktu perjalanan terpanjang pada jam
sibuk pagi adalah pada segmen 3, yaitu sebesar 4.0 menit/km. Pada jam sibuk sore
terpanjang pada segmen 4 sebesar 2.5 menit/km, sedangkan pada jam tidak sibuk sebesar
2.3 menit/km juga pada segmen 3. Untuk waktu perjalanan terpendek adalah sebesar 1.2
menit/km pada segmen 3. Rata-rata waktu perjalanan untuk keseluruhan segmen adalah
sebesar 2.0 menit/km.

Kecepatan Perjalanan
Kecepatan perjalanan tertinggi adalah sebesar 45.3 km/jam pada segmen 2, yaitu pada jam
sibuk pagi, sementara kecepatan perjalanan terendah sebesar 19.2 km/jam terjadi di
segmen 3, juga pada jam sibuk pagi. Kecepatan perjalanan rata-rata sebesar 31.6 km/jam.

Faktor Muat (Load Factor)


Nilai load factor rata-rata untuk jam sibuk adalah sebesar 61%, sedangkan jam tidak sibuk
memiliki nilai rata-rata load factor sebesar 42%.

Waktu Antara Kendaraan (Headway)


Hasil analisa survey statis yang dilakukan memberikan hasil nilai headway terkecil adalah
sebesar 1.22 menit, sedangkan headway terbesar sebesar 6.67 menit. Nilai rata-rata
headway sepanjang waktu pelayanan adalah sebesar 2.53 menit.

Frekuensi Pelayanan
Frekuensi pelayanan angkutan umum tertinggi adalah sebesar 49 kendaraan/ jam, nilai
frekuensi terendah sebesar 9 kendaraan/jam, dan nilai rata-rata frekuensi dari hasil analisis
didapat sebesar 25 kendaraan/jam.

Waktu Tunggu
Perhitungan waktu tunggu angkutan umum dihitung dari setengah headway. Dengan
headway rata-rata sebesar 2.53 menit, maka waktu tunggu angkutan umum rata-rata adalah
sebesar 1.27 menit.

Jumlah Kendaraan Beroperasi


Pada saat melakukan survey, didapat jumlah rata-rata kendaraan yang beroperasi adalah
sebesar 37 kendaraan. Dengan total kendaraan yang mendapat ijin operasi di kota
Kefamenanu sebanyak 56 kendaraan, maka persentase jumlah kendaraan yang beroperasi
adalah sebesar 66%.

Berdasarkan hasil analisis diatas, maka secara keseluruhan kinerja AU pada rute rencana
Terminal – Kampus Unimor diperlihatkan pada Tabel 4.

250
The 16th FSTPT International Symposium, UMS Surakarta, November 1-2, 2013

Tabel 4. Kinerja Pelayanan Angkutan Umum Rute Terminal – Kampus


Standar Penilaian Nilai
Hasil
No Parameter Penilaian Kurang Sedang Baik Kinerja
Analisis
(1) (2) (3) AU
1 Load factor, jam sibuk (%) >100 80-100 <80 61 3
2 Load factor,di luar jam sibuk (%) >100 70-100 <70 42 3
3 Kecepatan perjalanan (km/jam) <5 5-10 >10 31.6 3
4 Headway (menit) >15 10-15 <10 2.53 3
5 Waktu perjalanan (menit/km) >12 6-12 <6 2 3
6 Waktu pelayanan (jam) <13 13-15 >15 11 1
7 Frekuensi (kend/jam) <4 4-6 >6 25 3
8 Jumlah kendaraan yang beroperasi (%) <82 82-100 100 66 1
9 Waktu tunggu (menit) >30 20-30 <20 1.27 3
05.00- 05.00- 05.00- 07.00-
10 Akhir dan awal perjalanan 1
18.00 20.00 >20.00 18.00
Total Nilai Kinerja AU 24
Sumber: Hasil Analisis

Dengan total nilai kinerja sebesar 24 maka berdasarkan Tabel 2, kualitas pelayanan
angkutan umum Kota Kefamenanu adalah baik.

Waktu Sirkulasi
Waktu sirkulasi terpanjang adalah sebesar 35.84 menit, sedangkan terpendek sebesar 31.63
menit. Rata-rata waktu sirkulasi adalah sebesar 33.18 menit.

Jumlah Penumpang Maksimum


Dari hasil survey dinamis didapat jumlah penumpang maksimum adalah pada jam sibuk
pagi, yaitu sebesar 95 orang.

Kebutuhan Angkutan Umum


Berdasarkan persamaan (7) dan (8), serta jika diketahui kapasitas kendaraan sebesar 14
penumpang, maka besar kebutuhan AU per waktu sirkulasi pada rute rencana Terminal –
Kampus Unimor dapat dihitung sebagai berikut:
60x14x70%
Jika waktu antara kendaraan, H 
95
H  6,19 menit
33.18
maka jumlah kebutuhan kendaraan per waktu sirkulasi, K 
6.19x100%
K = 5,36 ≈ 6 unit kendaraan
Sedangkan jumlah kebutuhan kendaraan pada periode waktu sibuk (K’) dapat di hitung
dengan menggunakan persamaan (9) sebagai berikut:
120
K'  6x  21.67  22 kendaraan
33.18

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis kinerja angkutan umum Kota Kefamenanu pada rute rencana
Terminal – Kampus Unimor maka dapat disimpulkan:

251
The 16th FSTPT International Symposium, UMS Surakarta, November 1-2, 2013

1. Kinerja angkutan umum pada rute rencana Terminal – Kampus Unimor Kota
Kefamenanu adalah baik. Hal ini menunjukkan bahwa pada rute Terminal – Kampus
Unimor sudah layak ditetapkan sebagai satu trayek tetap di Kota Kefamenanu.
2. Jumlah kendaraan yang dibutuhkan untuk melayani angkutan umum rute Terminal –
Kampus Unimor adalah sebanyak 6 unit kendaraan/waktu sirkulasi, dengan headway
sebesar 6.19 menit. Hal ini dapat dijadikan dasar bagi pemerintah setempat secara
khusus untuk dinas terkait dalam penetapan jumlah kendaraan yang akan melayani rute
Terminal – Kampus.

SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka disarankan dilakukan tindakan
selanjutnya yaitu:
1. Perlu adanya penelitian sejenis pada beberapa rute lain di Kota Kefamenanu.
2. Perlu adanya pembagian rute tetap angkutan umum di Kota Kefamenanu untuk
memberikan pelayanan yang optimal bagi masyarakat.
3. Validasi nilai load factor dan jumlah kebutuhan kendaraan jika telah diberlakukan
trayek tetap angkutan umum.
4. Pemberian ijin operasi AU hendaknya memperhitungkan load factor di lapangan
sehingga selain memberikan pelayanan optimal bagi masyarakat juga mampu
memberikan kesejahteraan bagi para pengusaha angkutan umum.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Perhubungan RI. 2002. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan
Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap dan Teratur. Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat, Jakarta.
Marsudi. 2005. Analisis Kinerja Mobil Penumpang Umum (MPU) di Kota Salatiga. Jurnal
Wahana Teknik Sipil, Volume II No. 3, Desember: 87-98.
Menteri Perhubungan. 2003. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 35 Tahun 2003
tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum.
Jakarta.
Miro, Fidel, 2004. Perencanaan Transportasi untuk Mahasiswa, Perencana dan Praktisi.
Erlangga, Jakarta.
Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan. Jakarta.

252

Anda mungkin juga menyukai