Anda di halaman 1dari 7

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

UJIAN TENGAN SEMESTER GENAP T.A 2019/2020


MATA KULIAH : PERENCANAAN TRANSPORTASI
KODE MK : TKS-228
TANGGAL : 6 APRIL 2020
WAKTU : TAKE HOME
DOSEN : RIDWAN ANAS
SIFAT UJIAN : BUKU TERBUKA

Soal I
a. Jelaskan dengan apa yang dimaksud dengan perencanaan transportasi dan
pemodelan transportasi
b. Jelaskan tentang four step modelling, dan perannya dalam suatu perencanaan
transportasi?

Soal II
Untuk kebutuhan suatu perencanaan pengembangan kampus USU, maka perlu dilakukan
analisis trip production dari suatu wilayah. Direncanakan untuk membangun gedung
fakultas kehutanan dengan data-data sbb :

Nomor Kapasitas bangunan Luas (m 2)

1 Ruang Kelas 2400

2 Gedung perkantoran 680

3 Gedung pertemuan 1500

4 kantin 300

 Tentukan besaran bangkitan Perjalanan !


 Tentukan kebutuhan parkir dari fakultas tersebut

SELAMAT BEKERJA
NAMA : MUHAMMAD ANHAR
NIM : 160404090
Perencanaan Transportasi
UJIAN TENGAH SEMESTER

1. Perencanaan transportasi adalah Suatu Usaha untuk menentukan strategi, memilih instrumen
(cara yang paling efektif) untuk mencapai tujuan yang dikehendaki terjadi pada masa akan
datang tentang kinerja sistem transportasi yang menjadi objek perencanaan dengan
memanfaatkan sumber daya yang mungkin diadakan dengan menggunakan bekal ilmu
pengetahuan, teknologi dan skil yang dimiliki.

Pemodelan Transportasi merupakan representasi penyederhanaan dari suatu bagian kondisi dunia
nyata, yang dapat dirupakan dalam berbagai bentuk sebagai penyederhanaan dari suatu realita
atau kondisi sebenarnya.  Berbagai bentuk dari model dapat dirupakan secara fisik, grafis dan
matematis.  Model fisik dapat berupa maket, miniatur atau prototype.  Sementara itu, model
grafis dapat berupa peta, diagram atau plot.  Model lain yaitu model matematis yang merupakan
persamaan yang menggunakan beberapa variabel yang menerangkan beberapa faktor atau aspek. 

2. Salah satu metode analisa yang paling sering digunakan adalah 4 tahap model transportasi.
Model ini disebut 4 tahap karena dalam pemodelan tersebut terdapat 4 sub-model yang
pemodelannya dilakukan secara terpisah. Hasil yang didapat dari suatu sub-model dapat
menjadi masukan untuk sub-model selanjutnya.

Berikut ini adalah penjelasan empat tahap model perencanaan transportasi:

Trip Generation (Bangkitan - Tarikan)

Trip generation adalah adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang
berasal dari suatu zona atau tata guna dan jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu zona atau tata
guna.
Suatu zona atau tata guna yang dimaksud disini dapat berupa unit permukiman atau bagian
wilayah kota (kawasan).

Jenis-jenis perjalanannya (Trip Purpose) biasanya berupa:

 Home-based work trip (rumah-kantor)


 Home-based other (rumah-tempat lain)
 Non-home-based trip (tempat lain-tempat lain)

Perkiraan jumlah bangkitan/tarikan perjalanan dilakukan terhadap suatu zona, sesuai dengan
variabel zonanya.

Besar kecilnya Trip Generation dipengaruhi oleh:

 Intensitas tata guna lahan dan perkembangan pada daerah studi


 Kondisi sosio-ekonomi dari pelaku perjalanan
 Kapabilitas dan keadaan sistem transportasi yang ada di daerah studi

Trip Distribution (Distribusi Perjalanan)

Trip distribution adalah pemodelan untuk melihat bagaimana lalu lintas dapat ditimbulkan oleh
suatu wilayah itu didistribusikan. Apakah arah pejalanan itu semua menuju satu tempat atau
tersebar merata.

Faktor yang menentukan Trip Distribution adalah jumlah perjalanan itu sendiri yang berupa
orang, kendaraan, maupun barang yang terjadi di antar zona.

Pada tahap pemodelan distribusi perjalanan ini, tujuan utamanya adalah membentuk Matriks
Asal Tujuan untuk Nilai Bangkitan/Tarikan yang telah diperoleh dari Trip Generation.

Distribusi perjalanan juga dapat direpresentasikan dalam bentuk Desire Lines, yang merupakan
garis-garis yang menghubungkan antar pusat zona pada suatu peta, dengan ketebalan garis
menunjukkan besaran pergerakannya. Dari sini dapat terlihat secara visual lokasi mana saja yang
ramai dikunjungi.

Moda Split (Jenis Angkutan)


Interaksi antara dua tata guna lahan dapat dilakukan dalam dua pilihan, pertama adalah dengan
menggunakan telepon (atau pos) untuk menghindari terjadinya pergerakan, dan kedua, interaksi
yang mengharuskan terjadinya pergerakan.

Pada pilihan kedua, keputusan harus ditetapkan dalam hal pemilihan moda yang berkaitan
dengan jenis transportasi yang digunakan.

Moda split adalah pembagian perjalanan ke dalam moda angkutan baik pribadi maupun angkutan
umum. Dengan kata lain moda split adalah pemisahan perjalanan berdasarkan jenis angkutan.

Secara garis besar moda angkutan terbagi menjadi 3 yakni :

 Angkutan Darat (Mobil, Motor, Bus, Kereta Api) 


 Angkutan Air (Kapal Laut, Boat)
 Ankutan Udara (Pesawat Terbang, Helikopter)

Faktor yang menentukan Moda Split adalah jenis moda yang tersedia pada daerah studi serta
pemilihan moda yang berdasarkan biaya, kemudahan, serta waktu tempuh.

Trip Assigment (Pembebanan Ruas Jalan)

Dalam kasus ini, pemilihan moda dan rute dilakukan bersama-sama. Untuk angkutan umum, rute
ditentukan berdasarkan moda transportasi. Untuk kendaraan pribadi, diasumsikan bahwa orang
akan memilih moda transportasinya dulu baru rutenya.

Seperti pemilihan moda, pemilihan rute juga tergantung pada alternatif terpendek, tercepat, dan
termurah, dan juga diasumsikan bahwa pemakai jalan mempunyai informasi yang cukup
(misalnya tentang kemacetan jalan) sehingga mereka dapat menentukan rute terbaik.

Juga untuk pengaturan volume lalu lintas sehingga lalu lintas tidak menumpuk pada satu ruas
jalan. Volume lalu lintas pada suatu ruas jalan dapat dialihkan ke ruas jalan lain. Ini untuk
menghindari untuk menghindari kemacetan lalulintas dan menghindari terjadinya kemacetan lalu
lintas.
2 A. Berdasarkan peraturan ITE trip rate/ bangkitan perjalanan dari fakultas kehutanan
adalah

Ruang Kelas = 2400 m2 = 25833,39 SF

Trip per unit nya untuk college adalah = 2,54

2,54
SRP = x A ruang kelas
1000

2,54
= x 25833,39
1000

SRP = 65,61 SRP

Gedung Kantor = 680 m2 = 7319,46 SF

Trip per unitnya untuk general office adalah = 1,49

1,49
SRP = x A kantor
1000

1,49
= x 7319,46
1000

SRP = 10,90 SRP

Gedung Pertemuan = 1500 m2 = 16145,87 SF

Trip per unit untuk gedung pertemuan adalah = 2,54

2,54
SRP = x A gedung pertemuan
1000

2,54
= x 16145,87
1000

SRP = 41,01 SRP

Kantin = 300 m2 = 3229,17 SF

Trip per unit untuk tempat makan adalah = 11,34


11,34
SRP = x Akantin
1000

11,34
= x 3229,17
1000

SRP = 36,61 SRP

Jadi trip rate/tarikan fakultas kehutanan menurut ITE adalah

SRP = 65,61 + 10,90 + 41,01 + 36,61

= 154 SRP

B. kebutuhan parkir dari Fakultas kehutanan

Jika diketahui - mahasiswa fakultas kehutanan adalah = 850 orang

- Pekerja fakultas kehutanan adalah = 100 orang

Berdasarkan peraturan sk dirjen perhubungan darat tentang pedoman teknis


penyelenggaraan fasilitas parker

Kebutuhan parker untuk mahasiswa fakultas kehutanan

Kebutuhan parker untuk kantor :


Jadi kebutuhan parker fakultas kehutanan adalah

60 + 235 = 295 SRP

Anda mungkin juga menyukai