Anda di halaman 1dari 5

UTS PERENCANAAN TRANSPORTASI

TRI ALDI NOTATEMA ZENDRATO


17 0404 196

SOAL I

a. Perencanaan Transportasi adalah suatu proses yang tujuaannya mengembangkan sistem


transportasi yang memungkinkan manusi dan barang bergerak atau berpindah tempat dengan
aman dan murah (Pignataro, 1973 dan Tamin, 2000).

Tujuan Perencanaan Transportasi :


1. Mengatasi masalah yang ada.
2. Melayani kebutuhan secara optimum.
3. Mencegah persoalan yang diduga akan timbul,.
4. Mempersiapkan tindakan untuk tanggapan pada keadaan di masa depan.
5. Mengoptimumkan daya dan dana yang dapat digunakan sehingga tercapai daya guna dan
hasil guna yang tinggi.

Model adalah alat bantu atau media yang dapat digunakan untuk mencerminkan dan
menyederhanakan suatu realita (dunia sebenarnya) secara terukur. Pemodelan
Transportasi memiliki peran dalam perencanaan transportasi. Dimana, melalui pemodelan
dapat membantu dalam pengambilan keputusan dan perencanaan transportasi.

Tujuan Pemodelan Transportasi :


1. Untuk membantu mengerti cara kerja sistem, dan meramalkan perubahan pada sistem
pergerakan arus lalu lintas sebagai akibat perubahan pada sistem tata guna lahan dan
sistem prasarana transportasi.
2. Peubah utama yang digunakan adalah tata guna lahan, sistem prasarana transportasi, dan
arus lalulintas.

b. Four Step Modelling :

1. Trip Generation (Bangkitan - Tarikan)


Trip generation adalah adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah
pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna dan jumlah pergerakan yang
tertarik ke suatu zona atau tata guna.

Suatu zona atau tata guna yang dimaksud disini dapat berupa unit permukiman atau
bagian wilayah kota (kawasan).

Jenis-jenis perjalanannya (Trip Purpose) biasanya berupa :


1. Home-based work trip (rumah-kantor)
2. Home-based other (rumah-tempat lain)
3. Non-home-based trip (tempat lain-tempat lain)

Perkiraan jumlah bangkitan/tarikan perjalanan dilakukan terhadap suatu zona, sesuai


dengan variabel zonanya.

Besar kecilnya Trip Generation dipengaruhi oleh :


1. Intensitas tata guna lahan dan perkembangan pada daerah studi
2. Kondisi sosio-ekonomi dari pelaku perjalanan
3. Kapabilitas dan keadaan sistem transportasi yang ada di daerah studi
2. Trip Distribution (Distribusi Perjalanan)
Trip distribution adalah pemodelan untuk melihat bagaimana lalu lintas dapat
ditimbulkan oleh suatu wilayah itu didistribusikan. Apakah arah pejalanan itu semua
menuju satu tempat atau tersebar merata.

Faktor yang menentukan Trip Distribution adalah jumlah perjalanan itu sendiri yang
berupa orang, kendaraan, maupun barang yang terjadi di antar zona.

Pada tahap pemodelan distribusi perjalanan ini, tujuan utamanya adalah membentuk
Matriks Asal Tujuan untuk Nilai Bangkitan/Tarikan yang telah diperoleh dari Trip
Generation.

Distribusi perjalanan juga dapat direpresentasikan dalam bentuk Desire Lines, yang
merupakan garis-garis yang menghubungkan antar pusat zona pada suatu peta, dengan
ketebalan garis menunjukkan besaran pergerakannya. Dari sini dapat terlihat secara
visual lokasi mana saja yang ramai dikunjungi.

3. Moda Split (Jenis Angkutan)


Interaksi antara dua tata guna lahan dapat dilakukan dalam dua pilihan, pertama adalah
dengan menggunakan telepon (atau pos) untuk menghindari terjadinya pergerakan, dan
kedua, interaksi yang mengharuskan terjadinya pergerakan.

Pada pilihan kedua, keputusan harus ditetapkan dalam hal pemilihan moda yang
berkaitan dengan jenis transportasi yang digunakan.

Moda split adalah pembagian perjalanan ke dalam moda angkutan baik pribadi maupun
angkutan umum. Dengan kata lain moda split adalah pemisahan perjalanan berdasarkan
jenis angkutan.

Secara garis besar moda angkutan terbagi menjadi 3 yakni :


1. Angkutan Darat (Mobil, Motor, Bus, Kereta Api) 
2. Angkutan Air (Kapal Laut, Boat)
3. Angkutan Udara (Pesawat Terbang, Helikopter)

Faktor yang menentukan Moda Split adalah jenis moda yang tersedia pada daerah studi
serta pemilihan moda yang berdasarkan biaya, kemudahan, serta waktu tempuh.

4. Trip Assigment (Pembebanan Ruas Jalan)


Dalam kasus ini, pemilihan moda dan rute dilakukan bersama-sama. Untuk angkutan
umum, rute ditentukan berdasarkan moda transportasi. Untuk kendaraan pribadi,
diasumsikan bahwa orang akan memilih moda transportasinya dulu baru rutenya.

Seperti pemilihan moda, pemilihan rute juga tergantung pada alternatif terpendek,
tercepat, dan termurah, dan juga diasumsikan bahwa pemakai jalan mempunyai
informasi yang cukup (misalnya tentang kemacetan jalan) sehingga mereka dapat
menentukan rute terbaik.

Juga untuk pengaturan volume lalu lintas sehingga lalu lintas tidak menumpuk pada satu
ruas jalan. Volume lalu lintas pada suatu ruas jalan dapat dialihkan ke ruas jalan lain. Ini
untuk menghindari untuk menghindari kemacetan lalulintas dan menghindari terjadinya
kemacetan lalu lintas. Matriks Asal Tujuan akan menjadi faktor inputan dalam
pemodelan ini.
Peran Four Step Modelling dalam Perecanaan Transportasi :

1. Pengumpulan dan pengorganisasian survei data yang lengkap. Karena tahapan pertama
dari model ini adalah menganalisa tipe generation dimana pada tahap tersebut kita
terlebih dahulu mengetahui secara pasti bagaimana dan seberapa banyak pemilik tata
guna lahan di daerah tersebut.
2. Mampu menganalisa aspek operasional seperti volume lalu lintas, kapasitas jalan, dan
jumlah perjalanan untuk menentukan waktu perjalanan dan keterlambatan. Karena kita
telah mengetahui jumlah bangkitan dari production dan attraction serta tipe distribusi,
sehingga kita akan mengetahui seberapa besar volume lalu lintas di suatu daerah
tersebut bergantung tipe guna lahannya. Dengan itu, kita bisa mengetahui volumenya
untuk menentukan efisiensi jalur dan meminimalisir terjadinya delay.
3. Mampu memperkirakan tipe jalur distribusi yang akan dibangun bergantung tipe
generation yang ada apakah home-based work trips (HBW), home-based other (or non-
work) trips (HBO), dan non-home –based trips (NHB). Pada umumnya tata guna lahan
bertipe home-based other (or non-work) trips (HBO) memiliki bangkitan volume yang
lebih besar dibandingkan tipe lain sehingga perlu dipikirkan tentang jalur distribusi
yang sesuai.
SOAL II

Dik : Untuk kebutuhan suatu perencanaan pengembangan kampus USU, maka perlu
dilakukan analisis trip production dari suatu wilayah. Direncanakan untuk
membangun gedung fakultas kehutanan dengan data-data sbb :

Nomo
Kapasitas Bangunan Luas (m2)
r
1 Ruang Kelas 2400
2 Gedung Perkantoran 680
3 Gedung Pertemuan 1500
4 Kantin 300
Total 4880

Penyelesaian :

a. Besaran Bangkitan Perjalanan :

Menurut Institute of Transportation Engineers Common Trip Generation Rates (Pm


Peak Hour) (Trip Generation Manual, 9th Edition), Trip Per Unit untuk Junior /
Community College adalah 2,54

Jadi, Besaran Bangkitan untuk Fak. Kehutanan adalah :

Asumsi : Jumlah Mahasiswa Fak. Kehutanan adalah 500 orang

Bangkitan = Jumlah Mahasiswa x Trip Per Unit untuk College


= 500 x 2,54
= 1270

b. Kebutuhan Parkir :

Dalam Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor :


272/HK.105/DRJD/96 Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir
Direktur Jenderal Perhubungan Darat,

Untuk Pusat Perkantoran :


Jumlah Karyawan = 1000
SRP Administrasi = 235
SRP Pel. Umum = 288

Untuk Sekolah/Perguruan Tinggi :


Jumlah Mahasiswa = 3000
SRP = 60

Jadi, Kebutuhan Parkir untuk Fak. Kehutanan adalah :

Asumsi, Jumlah Mahasiswa = 500


Jumlah Karyawan = 100

SRP (500 orang) untuk Pusat Perkantoran :


SRP Adm =

Anda mungkin juga menyukai