Abstract
According to the Dinas Perhubungan Kabupaten Jember, the average of load factor of public transport is
less than 30%. It is caused by several factors, including the bad quality of public transport service. It
makes people prefer to use private vehicles. Therefore, it requires an improvement of transport facilities
and infrastructure so that people is willing to use public transport. When BRT start to operate, we need
the improvements of facilities infrastructure such as a shelter. The location and design of shelter are based
on land use and the number of passengers obtained from static and dynamic surveys of existing public
transport. The analysis show that some of the segment need the shelter such as Hayam Wuruk, PB
Sudirman, and Gadjah Mada.
Abstrak
Menurut Dinas Perhubungan Kabupaten Jember, rata-rata load factor angkutan umum kurang dari 30%.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kualitas buruk dari pelayanan angkutan umum. Faktor
tersebut membuat orang lebih suka menggunakan kendaraan pribadi, oleh karena itu diperlukan perbaikan
sarana dan prasarana transportasi sehingga orang bersedia untuk menggunakan transportasi umum. Ketika
BRT mulai beroperasi, kita perlu perbaikan infrastruktur fasilitas seperti halte. Penentuan lokasi dan
desain halte berdasarkan penggunaan lahan dan jumlah penumpang yang diperoleh dari survei statis dan
dinamis dari angkutan umum yang ada. Analisis menunjukkan bahwa beberapa segmen membutuhkan
tempat tinggal seperti Hayam Wuruk, PB Sudirman, dan Gadjah Mada.
PENDAHULUAN
Saat ini Kota Jember dihadapkan pada kondisi sarana dan prasarana angkutan
umum yang kurang menunjang dan cenderung disalahgunakan, sehingga mengganggu
kondisi lalu lintas. Demikian pula dengan prasarana halte yang seharusnya menjadi
tempat pemberhentian angkutan umum dan naik turunnya penumpang tidak berfungsi
secara maksimal. Dengan kondisi yang demikian, penduduk Kota Jember enggan
beralih menggunakan sarana angkutan umum dan lebih memilih menggunakan
kendaraan pribadi. Sehingga menyebabkan rata-rata load factor angkutan umum di
Jember relatif kecil yaitu di bawah 30 % (Nugraha, 2015). Kondisi prasarana halte saat
ini banyak yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat karena penempatannya yang tidak
sesuai. Berdasarkan UU Tahun 2009 untuk meningkatkan efisiensi dan mendukung
943
The 19th International Symposium of FSTPT, Islamic University of Indonesia, October 11-13, 2016
KAJIAN PUSTAKA
Pemberhentian Angkutan Umum
Secara umum perhentian angkutan umum dapat dikelompokkan menjadi empat
kategori, yaitu (Santoso, 1996)
1. Perhentian di ujung rute atau terminal
2. Pada lokasi perhentian ini penumpang harus mengakhiri perjalanannya atau
penumpang dapat mengawali perjalanannya.
3. Perhentian yang terletak di sepanjang lintasan rute
Penumpang dimudahkan untuk akses dan juga agar kecepatan angkutan umum
dapat dijaga pada batas yang wajar.
4. Perhentian pada titik dimana dua atau lebih lintasan rute bertemu
Pergantian angkutan umum pada titik ini disebut transfer dimaksudkan agar
penumpang yang ingin transfer tidak perlu menunggu.
5. Perhentian pada intermoda terminal
Pada perhentian ini penumpang dapat bertukar moda. Pada perhentian jenis ini
pengaturan dan perencanaan yang baik sangatlah dibutuhkan agar “intermodality” dapat
terjadi secara efisien dan efektif.
Tabel 1 Jarak Halte dan TPB
Zona Tata Guna Lahan Lokasi Jarak Tempat
Henti (m)
1 Pusat kegiatan sangat padat: pasar, pertokoan CBD, Kota 200 – 300*)
2 Padat: perkantoran, sekolah, jasa Kota 300 – 400
3 Permukiman Kota 300 – 400
4 Campuran padat: perumahan, sekolah, jasa Pinggiran 300 – 500
5 Campuran jarang: perumahan, lahan, sawah, Pinggiran 500 – 1000
tanah kosong
Menurut Vuchic (1981), lokasi tempat perhentian angkutan umum di jalan raya
diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu :
1. Near Side (NS), pada persimpangan jalan sebelum memotong jalan simpang (cross
street).
2. Far Side (FS), pada persimpangan jalan setelah melewati jalan simpang (cross
street).
3. Midblock (MB), pada tempat yang cukup jauh dari persimpangan atau pada ruas
jalan tertentu.
944
The 19th International Symposium of FSTPT, Islamic University of Indonesia, October 11-13, 2016
Lebar interval kelas sudah didapat selanjutnya membuat analisis distribusi frekuensi,
setelah diketahui lebar interval kelas selanjutnya adalah menentukan jumlah minimal
penumpang untuk syarat dibangun Halte dengan menggunakan persentil 85% (Hadi,
1991)
METODA PENELITIAN
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer
diperoleh dari data inventarisasi angkutan umum, data penumpang naik, dan data tata
guna lahan pada trayek utama yaitu Terminal Tawang Alun – Terminal Arjasa,
Terminal Tawang Alun – Kampus Unej – Terminal Pakusari, Terminal Tawang Alun –
SMA 1 Jember – Terminal Pakusari. Data sekunder diperoleh dari data yang sudah ada
berupa data geometrik jalan, peta jaringan trayek angkutan umum saat ini, peta jaringan
trayek BRT, dan peta jaringan jalan.
945
The 19th International Symposium of FSTPT, Islamic University of Indonesia, October 11-13, 2016
MULAI
A
SELESAI
946
The 19th International Symposium of FSTPT, Islamic University of Indonesia, October 11-13, 2016
U
OSO
B T
BOND
KE TAMANAN
Tiris
1 578
KE
2 174
2 173
Pringgondani
1 577
Jambesari
Jerugan 1 573
1 574
1 575
S
27 2 172
1 445
1 453
1 572
1 566
1 567
1 576 Jambe
Arum
Sbr. Pakem
KEC. JELBUK
1 568
1 569
Sumber Pandan
13
Kaliglagah
23
1 447
1 448
SUMBER JAMBE
1 312 1 554
1 308
1 311
1 434
1 450
1 449
SUKOWONO 1 551
1 435 1 451
2 171
Gunung Gambir 1 307 1 433
1 570
Rowosari
1 452
Rembangan
WILAYAH JEMBER BARAT KEC. SUKOWONO
1 510
2 159 1 511
1 437
Wringin
15
1 439
2 170
1 303
1 302
1 316
Sbr.
1 431
1 417 1 441
1 442
1 501
KEC. SUMBERBARU
2 168 1 549
KEC. ARJASA
2 167 1 530
2 166 1 304
1 430 1 416
Kr. Paiton 1 505 1 502
12
Jatikoong 1 228
1 418
1 443
1 531
1 532
14
1 547
807
Gelang 802
1 414
1 516
Cumedak
KEC. TANGGUL
8
801 813
2 158 2 157 826 1 548
1 413
KEC. PANTI
1 412
814 1 545
KE 2 162
1 429
1 544
KLAK
2 164
KEC. KALISAT
1 543 1 526
817
806
805
ARJASA 815
Jl. Siti
2 158
AH 2 156
Zelandia 1 223
Sentul 1 242
804
812
810
818 819
1 422
1 542
Sbr. Gadung
811 816
1 229 1 519
824 820
mitir
1 241
823 Jl.Rasa 1 423 1 525
Jatiroto
Jl.Gu
1 428
mala
1 541
Jl.Perku
KEC. PATRANG
angka
Pringgowirawan 2 148
Sukonarjo 309 1 427 1 522
Jl.Sem
1 224
Kedaton 1 402
1 403
LEDOKOMBO
KE SURABAYA Sbr. Tenggiling
adi
1 401
915 1 523
S upriy
3
Glisat
1 227 1 426
2 146
2 137
1 536
1 410
408
koyo
1 538
1 214 409 1 405
2 JEMBER KOTA
Jl.Sri
1 226
J l.Tampak S ir ing
KEC. LEDOKOMBO
1 425 1 539
2 136
2 143
Patemon Lama Badean Badean
202
203
i
304
914
402 916
1 215 Riyad J l.Sarangan 917 1 406
Jl.Man ggar
1 213
Jl.Pan gandaran
met
Jl. dr .Subandi
307 Jl.Sla 403
4
1 216 awasih 1 555
J l. Merak en dr
201 204 Jl. C 310 305 1 407
1 561
1 201 1 565
uji 904
KEC.PAKUSARI
2 210
KEC. BANGSALSARI
1 564
er 1 408
1 201 M.S
9
Jl.Man ggar
Jl. Kas uari
T oba
2 135
2 209
2 211
2 147 1 212
1 202
SUKO- 106
107
Jl. Jl.
J l.Kali Urang
905 1 563
2 142
RAMBI 1 231
KAB. LUMAJANG
S udirm
Darungan
tan
1 562
2 132
Tugusari 109
1
P.B
902 1 556
man
1 211 a
Jl.
114 1 557
2 150
2 145
Rowo 2 140
2 126
2 127
710
Jl.
Kac
a Piring
117
J l. J awa
126
Jl.Riau
901
Sbr. Pinang Sbr. Salak
2 138 2 315 101 1 558
2 131
2 139
103
Jl. Ter at ai
2 130
112 127
2 117 1 634
Jl.
404 1 559
1 632
2 129
2 125 1 217 111 112 111 1 633 1 637
2 134 113
1 638
imata
910
Kalasan
Jl.Tidar
406
TANGGUL 124
MAYANG
Jl. Kartini
Jl. Kar
Jl.Candi
1 209 1 639
704 118 908
Sewu
1 208 1 621
1 207
1 219 1 218 123 122 119 909 1 631 1 620
Mada703
Jl.Candi
1 220
ajah J l.M.T Haryono J l.B .J Katamso
Rowotengo
1 221
708
Jl.G 702
Jl. Pan
jait an
Jl.S.Parman
502
503
912 911 1 636
SEMPOLAN
7
1 119 128 1 640
S uprapto
2 311 511
22
701
Jl. S
2 124
1 218 510 1 615
1 635
707
5
2 314 1 120 1 222
Jl. Imam
en tot
1 619 1 641
Windu
1 623
Su darso
Jl.P.Tendean
Jl.Letjen
Jl.Sr iwijaya
2 149 2 201
Tw
1 219
Bonjol
2 144 1 617
Jl.Yos
Jl. Udang
1 624
1 614
2 120 607 1 606
1 121
Jl.Letjen
1 618
1 613
W uruk
1 622
6
606 Jl.Teuk
KEC. KALIWATES
u Umar J l.Letjen S ut oyo 501
2 123 1 607
504
Jl. Otto rdinata
Jl.Ku tai
Iskanda
2 008
2 022
2 121
Gambirono BANGSALSARI 1 123 Jl. B
rawijaya 605 601
508
1 605
Seputih 1 608
KEC. SEMBORO
AMIN
2 009 1 124
2 119
2 301 2 302
Petung 1 106 705 505
1 713
Jl.M.Y
16
2 313 2 308 2 309
Sariono
2 303
1 105 1 017
Rejo 2 313
Pecoro AJUNG
Rahmat
2 202 2 118
1 104
1 107 1 714
as uki
2 206 1 018
Agung 1 117
1 103 507 506
Jl. B
1 010
1 102
Jl. M
.H T ha
mrin
604
RAMBIPUJI
1 019 ongonsid
2 204 603
1 020 i
1 009 1 625
2 203 1 101
Sukorejo
2 304
2 304
1 029
1 008 1 001
10
1 002
1 108
2 135
2 132
2 306
1 109 Curah 1 013
11714
716
2 010
2 133 2 134 Besuki 1 116 1 125
Welud
25
1 712
KEC. RAMBIPUJI
WILAYAH JEMBER TIMUR
KE 2 023
2 034
2 125
Umbulrejo 2 111
2 305
1 028
Wiro Wongso
1 021
Lengkong
1 746
1 627 1 626
2 126 1 715
LU 2 131
Paleran
1 115
Ngangkang
1 717 1 628
MA
1 110 1 014
Klompangan
21
1 112 1 027
Kr. Kedawung 1 609
Silo Gn. Gending
JA
2 124 1 111
2 024 2 121 1 710 1 629
1 114
NG 2 025
1 005
1 604 Pal Kuning
2 127
1 704
Sbr. Wadung
KEC. SILO
2 123
Pondok Labu
1 723
1 709
1 703
Karang
Padomasan 2 122
2 108 2 109
Curahlele 2 129
1 015
1 722 1 702
1 601
11 KEC. AJUNG
2 007
Keting KEC. UMBULSARI
1 708
1 603
Harjo
2 006 1 892
1 701
1 707
MUMBULSARI 1 705
2 110 1 126
Mrawan
KEC. BALUNG
2 120 2 112 1 602
2 106
26
JOMBANG 1 890 1 891 1 897 1 896
2 119
2 107
2 005
2 001
2 105
2 101
1 025
1 024
1 889
1 721
1 718
1 716
KE BANYUWANGI
2 013
2 118
2 104
2 103
2 130
1 885
JENGGAWAH 1 894
1 720 1 719 1 717
2 012
Kr. Duren 2 116
1 886 Bd. Lengkong
2 014
2 117 2 115
2 114 Wonojati 1 887
KEC. MUMBULSARI
2 003
20
2 021
2 002
1 943
BALUNG
2 004
2 020
2 015
KENCONG 1 942 1 718
1 719
KEC. 2 026
Wonorejo 1 944
1 941
1 745
1 721
1 720
KEC.JENGGAWAH
1 744
JL
2 029
2 016 1 884
1 945
S
1 747
2 017 1 743
1 888
Babon
17
2 028
18
1 611
1 746
KEC. GUMUKMAS
1 742
2 018 1 741
Cakru 2 019
1 952
1 722
2 029
1 947
1 879
TEMPUREJO
Jati 1 908 1 901
1 902
1 946
1 878
2 033
sari 1 881
1 883
KEC. WULUHAN
19
1 909
1 940
1 951 1 907 1 882
2 032 1 923
2 030 1 948
KAB. BANYUWANGI
1 938 1 922
1 939 1 950 1 876 1 880
1 877
1 853
1 852
1 854
2 031
GUMUKMAS 1 906 Wonosari 1 855
Jatiagung 1 953
KEC. PUGER
1 862 1 821
1 866 1 863
1 912
WULUHAN
1 859 1 845 1 846 1 815
1 816
1 847 Glantangan
1 935
Mayangan 1 904 1 817
1 848 1 849
1 850
1 851
1 612
Kapitan 1 919
1 858
1 844 1 818 1 819
1 820
1 801
AMBULU 1 823
1 724
1 865
1 814 1 802
1 843
1 813
1 857
1 918
1 917
1 803 1 725
1 934
1 930
1 914
1 954
Ampel 1 842 1 737
Sidodadi 1 727
1 812 1 736
1 928
1 728
Jadukan 1 929
1 915
1 839
1 805
1 726
1 729
Sanen Rejo
Kalimayang 1 933
1 927
1 811
1 734 1 730
1 838
Sumber Rejo Banjaragung
Getem 1 837 1 810 1 809
1 931 1 731
1 807
Gemuling 1 732
Watu Ulo
1 824
Andongrejo
1 825
1 831
1 830
1 829 1 828 1 827
Pasir Putih
1 826
Kampung
Nelayan
NUSA BARONG
Bandealit
SAMUDRA INDONESIA
Keterangan:
Terminal Tw. Alun – Terminal Pakusari (PP) Titik Transfer
Terminal Tw. Alun – Terminal Arjasa (PP)
Sumber: Dishub Kabupaten Jember
Gambar 4 Jaringan Trayek BRT di Kabupaten Jember
947
The 19th International Symposium of FSTPT, Islamic University of Indonesia, October 11-13, 2016
Kebutuhan
No Nama Ruas Penentuan Titik
Halte
Depan Perum. Griya Mangli
1 BRAWIJAYA 2
50 m sebelum Simpang Mangli
50 m setelah Simpang Mangli
HAYAM
2 3 20 m sebelum JL. Lumba-lumba
WURUK
Depan Carrefour
948
The 19th International Symposium of FSTPT, Islamic University of Indonesia, October 11-13, 2016
949
The 19th International Symposium of FSTPT, Islamic University of Indonesia, October 11-13, 2016
KESIMPULAN
Sistem BRT yang akan diterapkan di Kabupaten Jember terdiri dari 3 trayek
yaitu Trayek Terminal Tawang Alun – Terminal Arjasa, Trayek Terminal Tawang Alun
– Kampus Unej – Terminal Pakusari, Trayek Terminal Tawang Alun – SMA 1 Jember –
Terminal Pakusari. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, terdapat 14 segmen
jalan yang akan dibangun sebuah tempat pemberhentian. Berikut merupakan jumlah
kebutuhan halte di suatu segmen :
1. Jalan Brawijaya 1- 6 dengan jumlah halte 2 buah dengan tipe lokasi near side dan
mid block.
2. Jalan Hayam Wuruk 1- 9 dengan jumlah halte 3 buah dengan tipe lokasi near side
dan far side.
3. Jalan Gajah Mada 1-9 dengan jumlah halte 2 buah dengan tipe lokasi near side dan
far side.
4. Jalan Sultan Agung 1-2 dengan jumlah halte sebanyak 2 buah dengan tipe lokasi
mid block.
5. Jalan PB Sudirman 1-6 dengan jumlah halte sebanyak 3 buah dengan tipe lokasi
near side dan far side.
6. Jalan Slamet Riyadi 1-4 dengan jumlah halte sebanyak 1 buah dengan tipe lokasi
near side, far side, dan mid block.
7. Jalan Supriyadi 1-4 dengan jumlah halte sebanyak 1 buah dengan tipe near side.
8. Jalan Mastrip dengan jumlah halte sebanyak 1 buah dengan tipe lokasi mid block.
9. Jalan Kalimantan 1-5 dengan jumlah halte sebanyak 2 buah dengan tipe lokasi near
side dan far side.
10. Jalan Jawa 1-4 dengan jumlah halte sebanyak 2 buah dengan tipe lokasi mid block
dan far side.
11. Jalan Panjaitan dengan jumlah halte sebanyak 1 buah dengan tipe lokasi mid block.
12. Jalan MT. Haryono dengan jumlah halte sebanyak 1buah dengan tipe lokasi near
side.
13. Jalan Ahmad Yani 1-2 dengan jumlah halte sebanyak 1 buah dengan tipe lokasi mid
block.
14. Jalan Trunojoyo 1-2 dengan jumlah halte sebanyak 2 buah dengan tipe lokasi far
sidedan mid block.
Untuk dimensi halte BRT terdiri dari 2 tipe yaitu tipe 1 dengan dimensi 3 x 10 m dan
tipe 2 dengan dimensi 3 x 7 m. Tipe 1 nantinya berada pada tempat pemberhentian yang
berada di dekat simpang, sedangkan halte tipe 2 berada pada tempat pemberhentian
yang berada di ruas jalan.
SARAN
Berdasarkan hasil kesimpulan dari analisa maka saran yang dapat diberikan
adalah :
1. Tempat pemberhentian atau halte BRT harus dilengkapi dengan fasilitas pejalan
kaki, agar memudahkan penumpang untuk menuju tempat pemberhentian.
2. Perlu dilakukan analisis perpindahan moda dari pengendara pribadi ke BRT agar
sistem angkutan masal kedepan berjalan sesuai perencanaan.
3. Dari 38 buah halte yang dibutuhkan maka diharapkan dibangun dengan standar
prioritas untuk pembangunan halte BRT agar fasilitas halte sesuai kebutuhan.
950
The 19th International Symposium of FSTPT, Islamic University of Indonesia, October 11-13, 2016
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Perhubungan. 2003. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun
2003 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan, Jakarta: Departemen
Perhubungan.
Departemen Perhubungan. 2009. Undang-Undang No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan, Bekasi: Departemen Perhubungan.
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1996.Keputusan Direktur Jenderal
Perhubungan Darat Nomor 27/HK.105/DRJD/96 Tentang Pedoman Teknis
Perekayasaan Tempat Perhentian Kendaraan Penumpang Umum, Jakarta:
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1996. Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
yang Tertib, Jakarta: Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
Dirjen Bina Marga. 1990. Panduan Survei dan Perhitungan Waktu Perjalanan Lalu
Lintas, Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
Kementerian Pekerjaan Umum. 2014. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3
Tahun 2014 Tentang Pedoman Perencanaan Penyediaan, dan Pemanfaatan
Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan
Giannopoulus, G.A. 1989. Bus Planning and Operation in Urban Areas: A Practical
Guide, Avebury
Perkotaan, Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum.
Gitari, M.I. & Utami, W.P. 2005. Evaluasi Fungsi Halte Sebagai Tempat Henti
Angkutan Umum Studi Kasus Rute B.01 Terboyo Pudak Payung Semarang.
Semarang: Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Nugraha, Itong Sukma. 2015. Perencanaan Halte Bus Rapid Transit di Wilayah
Perkotaan Jember, Bekasi: Sekolah Tinggi Transportasi Darat.
Pemda Kabupaten Jember. 2014. Jember dalam Angka 2014, Jember: Pemda Kabupaten
Jember.
Presiden Republik Indonesia. 1993. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.41
Tahun 1993 Tentang Angkutan Jalan, Jakarta: Presiden Republik Indonesia.
Anonim.Prinsip – Prinsip Statistik Untuk Teknik dan Sains, Jakarta: Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Sugiono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Vuchic, V.R. 1981. Urban Public Transportation System and Technology. Prentice
Hall, Englewood Cliff, New Jersey.
951