SEMARANG
Abstrak
Bus Rapid Transit Trans Semarang merupakan perwujudan penjaminan angkutan umum berbasis
jalan yang merupakan hak bagi masyarakat. Armada Bus Rapid Transit Trans Semarang telah
didesain untuk diaskses dari segala usia maupun kondisi, namun pada beberapa halte belum dapat
mengakomodasi seluruh kebutuhan fasilitas dan aksesibilitas terutama bagi kaum difabel dan lansia.
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai evaluasi ketersediaan fasilitas dan aksesibilitas
halte BRT Trans Semarang Koridor VI. Metode penelitian yang digunakan adalah pengumpulan data
dengan observasi, wawancara, dan studi literature. Kemudian dibahas secara deskriptif terkait teori
yang ada untuk menggambarkan kondisi halte tersebut. Hasil penelitian ini menyimpulkan seluruh 7
objek halte BRT Koridor VI belum memenuhi standard dari segi ketersediaan fasilitas dan
aksesibilitas berdasarkan 28 sub variable yang terdapat dalam 5 variabel yaitu area sekitar, halte,
kursi, signage, dan fasilitas pendukung.
Kata Kunci : Halte, Bus Rapid Transit, Kota Semarang, Fasilitas, Aksesibilitas
I M A J I V o l . 9 N o . 5 N O V E M B E R 2 0 2 0 | 501
- Pengaturan persimpangan - Ada beberapa bus hingga dirumuskan 5 variabel utama yaitu
cara untuk meningkatkan kecepatan bus di area sekitar, halte, kursi, signage, dan fasilitas
persimpangan, yang semuanya bertujuan pendukung yang mencangkup 28 sub variabel.
untuk meningkatkan waktu sinyal hijau untuk Dilakukan juga observasi secara langsung
jalur bus. pada 7 buah Halte Bus Rapid Trans Semarang
- Pengumpulan ongkos off-board melalui Koridor 6 sebagai obyek studi kasus. Data
metode yang dikendalikan penghalang tersebut kemudian diolah sehingga
- Platform-level boarding - Memiliki level menghasilkan persentase sub variabel
platform stasiun bus dengan lantai bus adalah terpenuhi dari kondisi eksisting. Metode
salah satu cara paling penting untuk lainnya yang digunakan yaitu metode
mengurangi waktu naik dan turun per wawancara kepada 10 orang responden pada
penumpang. 5 buah Halte Bus Rapid Trans Semarang
Koridor 6. Data wawancara tersebut
Salah satu faktor yang sangat penting kemudian dibandingkan dengan hasil
dalam halte BRT adalah aksesibilitas atau observasi sehingga didapatkan sebuah
derajat kemudahan dicapai oleh orang, evaluasi dan rekomendasi.
terhadap suatu objek, pelayanan ataupun
lingkungan. Dalam pengertian yang lain
bahwa aksesibilitas merupakan ukuran 4. KAJIAN PUSTAKA
kemudahan lokasi untuk dijangkau dari lokasi 4.1. Standar Fasilitas dan Aksesibiktas
lainnya melalui sistem transportasi. Ukuran Penulis menggabungkan persyaratan
keterjangkauan atau aksesibilitas meliputi dari berbagai sumber untuk menentukan
kemudahan waktu, biaya, dan usaha beberapa standar minimum dalam halte bus
dalammelakukan perpindahan antar tempat- yang disesuaikan dengan kondisi objek studi
tempat atau kawasan. Kemudahan akses kasus yaitu Halte Bus Rapid Trans Semarang
tersebut diimplementasikan pada bangunan Koridor VI.
gedung, lingkungan dan fasilitas umum
Variabel 1 : Area Sekitar
lainnya. (Wikipedia, 2019)
Sub Variabel :
Hasil pengamatan dan wawancara 1. Permukaan jalur pedestrian
pengguna yang dikaitkan dengan standar Menurut Bus Stop Americans with Disabilities
fasilitas dan aksesibilitas menjadikan sebagai Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County
acuan baik atau tidaknya halte sehingga dapat Transportation Short Range Transit
diakses dan dimanfaatkan oleh semua orang. Operations Plan : Kokoh (kasar dan betekstur)
Kondisi halte tersebut akan mempengaruhi berupa beton, aspal, batu bata, batu, ubin dan
kemudahan mobilitas dan kenyamanan dari kayu. (ADA, t.thn.)
pengguna Bus Rapid Transit (BRT). 2. Tekukan feeder bus
Menurut Departemen Perhubungan Direktur
2. RUMUSAN MASALAH Jenderal Perhubungan Darat, Pedoman Teknis
Diperlukan fasilitas atau kelengkapan Perekayasanaan Tempat Perhentian
prasarana dan sarana memadai Kendaraan Penumpang Umum mengenai
Dapat diakses dan dimanfaatkan oleh Persyaratan Umum Perekayasaan : Tidak
semua orang. mengganggu kelancaran arus lalu lintas dan
Standar dari beberapa faktor diantaranya memudahkan menggapai halte bus
adalah pernaungan, ketinggian tangga, (Perhubungan, 1996)
kemiringan ramp, jarak halte dengan bus, 3. Kemiringan jalur pedestrian
dan lain-lain. Menurut Bus Stop Americans with Disabilities
Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County
3. METODOLOGI Transportation Short Range Transit
Operations Plan : Tidak lebih dari 2% (1/50)
Evaluasi dilakukan dengan mepelajari (ADA, t.thn.)
berbagai refrensi berupa standard 4. Bebas hambatan
aksesibilitas serta peraturan mengenai halte
502 | I M A J I V o l . 9 N o . 5 N O V E M B E R 2 0 2 0
EVALUASI KETERSEDIAAN FASILITAS DAN AKSESIBILITAS HALTE BUS RAPID TRANSIT DI KOTA
SEMARANG
Menurut Bus Stop Americans with Disabilities datar dengan tinggi ceiling minimal 2,5m
Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County (ADA, t.thn.)
Transportation Short Range Transit 4. Tangga
Operations Plan : Tidak terhalangi oleh pohon, Menurut “Tipologi Renovasi Aksesibilitas
tiang listrik, dll. (ADA, t.thn.) Halte Trans Jogja”, Harry Kurniawan, dalam
INKLUSI, Vol.1, No.1 Januari - Juni 2014. :
Ukuran standar tangga eskterior yang
menganjurkan lebar 30-40 cm dan tinggi 10-
5. Lebar jalur pedestrian 15 cm. (Kurniawan, 2014)
Menurut Niniek Anggriani pada Pedestrian 5. Ramp
Ways dalam Arsitektur Kota : Lebar minimum Menurut “Tipologi Renovasi Aksesibilitas
untuk dua orang yaitu sekitar 180cm Halte Trans Jogja”, Harry Kurniawan, dalam
(Anggriani, 2009) INKLUSI, Vol.1, No.1 Januari - Juni 2014 :
6. Jalur pemandu Standar kelandaian ramp adalah 6-7 derajat
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Kurniawan, 2014)
No. 30/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Teknis 6. Ukuran
Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Menurut Departemen Perhubungan Direktur
Gedung dan Lingkungan : Terdapat tactile Jenderal Perhubungan Darat, Pedoman Teknis
paving untuk tunanetra. (KemenPU, 2006) Perekayasanaan Tempat Perhentian
7. Lokasi Kendaraan Penumpang Umum mengenai
Menurut Departemen Perhubungan Direktur Persyaratan Umum Perekayasaan : Tempat
Jenderal Perhubungan Darat, Pedoman Teknis henti per kendaran, panjang 12 m dan lebar
Perekayasanaan Tempat Perhentian 2,5 m dengan ukuran lindungan minimum
Kendaraan Penumpang Umum mengenai 4,00 m x 2,00 m (Perhubungan, 1996)
Persyaratan Umum Perekayasaan : Dekat 7. Pintu masuk
dengan pusat kegiatan atau permukiman. Menurut Bus Stop Americans with Disabilities
(Perhubungan, 1996) Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County
Transportation Short Range Transit
Variabel 2 : Halte Operations Plan : Ukuran minimal 1,2m (ADA,
Sub Variabel : t.thn.)
1. Landing Pad 8. Material
Menurut Bus Stop Americans with Disabilities Menurut Bus Stop Americans with Disabilities
Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County
Transportation Short Range Transit Transportation Short Range Transit
Operations Plan : Area yang bersih dari Operations Plan : Terdapat sisi transparan
halangan berukuran 1,5m, permukaan yang untuk keamanan pengguna dan tahan
stabil, dan jarak bus dan platform terjangkau terhadap cuaca (ADA, t.thn.)
terjangkau (ADA, t.thn.)
2. Transfer halte-bus Variabel 3 : Kursi
Menurut Departemen Perhubungan Direktur Sub Variabel :
Jenderal Perhubungan Darat, Pedoman Teknis 1. Kapasitas
Perekayasanaan Tempat Perhentian Menurut Departemen Perhubungan Direktur
Kendaraan Penumpang Umum mengenai Jenderal Perhubungan Darat, Pedoman Teknis
Persyaratan Umum Perekayasaan : Jarak gap Perekayasanaan Tempat Perhentian
antara halte dan bus yang minim. Kendaraan Penumpang Umum mengenai
(Perhubungan, 1996) Persyaratan Umum Perekayasaan : Memiliki
3. Atap kapasitas minimum 10 kursi dan 10 orang
Menurut Bus Stop Americans with Disabilities berdiri (Perhubungan, 1996.
Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County 2. Kursi Khusus
Transportation Short Range Transit Menurut Bus Stop Americans with Disabilities
Operations Plan : Penggunaan atap yang tidak Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County
I M A J I V o l . 9 N o . 5 N O V E M B E R 2 0 2 0 | 503
Transportation Short Range Transit 3. Papan Informasi trayek
Operations Plan : Terdapat ruang menunggu Menurut Departemen Perhubungan Direktur
khusus bagi pengguna kursi roda dengan Jenderal Perhubungan Darat, Pedoman Teknis
standar ruang bersih untuk mobilitas sebesar Perekayasanaan Tempat Perhentian
150cm (ADA, t.thn.) Kendaraan Penumpang Umum mengenai
3. Dimensi Persyaratan Umum Perekayasaan : Terdapat
Menurut Bus Stop Americans with Disabilities informasi rute dan jam operasional trayek.
Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County (Perhubungan, 1996)
Transportation Short Range Transit
Operations Plan : Memiliki ukuran panjang 50-
60cm untuk pengguna (ADA, t.thn.)
4. Tinggi Variabel 5 : Fasilitas Pendukung
Menurut Bus Stop Americans with Disabilities Sub Variabel :
Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County 1. Penerangan
Transportation Short Range Transit Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Operations Plan : Memiliki ketinggian 46- No. 30/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Teknis
50cm dari permukaan lantai halte (ADA, Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan
t.thn.) Gedung dan Lingkungan : Dengan kekuatan
5. Bentuk lampu 50-150 lux. (KemenPU, 2006)
Menurut Bus Stop Americans with Disabilities 2. Tempat Sampah
Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County Menurut Bus Stop Americans with Disabilities
Transportation Short Range Transit Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County
Operations Plan : Tidak licin dan tahan air Transportation Short Range Transit
(ADA, t.thn.) Operations Plan : Dalam menjaga kebersihan
6. Letak halte (ADA, t.thn.)
Menurut Bus Stop Americans with Disabilities 3. Keamanan
Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County Menurut Bus Stop Americans with Disabilities
Transportation Short Range Transit Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County
Operations Plan : Tidak terpasang pada Transportation Short Range Transit
landing pad (ADA, t.thn.) Operations Plan : Dapat terlihat dari segala
7. Jarak sisi (ADA, t.thn.)
Menurut Bus Stop Americans with Disabilities
Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County 5. Data Objek Penelitian
Transportation Short Range Transit Bus Rapid Trans Semarang Koridor VI
Operations Plan : Berjarak 120cm antara memiliki jalur operasional UNDIP – UNNES.
bangku dan sisi belakang trotoar. (ADA, t.thn.) Ada dua jenis halte yang dimiliki oleh Bus
Rapid Trans Semarang yaitu halte permanen
Variabel 4 : Signage dan halte non-permanen. Beberapa dari objek
Sub Variabel : halte permanen adalah sebagai berikut :
1. Identitas 5.1. Halte Elizabeth
Menurut Bus Stop Americans with Disabilities
Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County
Transportation Short Range Transit
Operations Plan : Tedapat identitas halte
berupa nama dan/ atau nomor. (ADA, t.thn.)
2. Rambu Petunjuk
Menurut Bus Stop Americans with Disabilities Gambar 1 Peta Objek Halte Elizabeth
Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County
Sumber : Google Maps
Transportation Short Range Transit
Operations Plan : Tedapat petunjuk keluar
dan masuk halte (ADA, t.thn.)
504 | I M A J I V o l . 9 N o . 5 N O V E M B E R 2 0 2 0
EVALUASI KETERSEDIAAN FASILITAS DAN AKSESIBILITAS HALTE BUS RAPID TRANSIT DI KOTA
SEMARANG
I M A J I V o l . 9 N o . 5 N O V E M B E R 2 0 2 0 | 505
Gambar 10 Halte Gombel Gambar 13 Peta Objek Halte Teknik
Sumber : Dokumentasi Pribadi UNNES
Lokasi : Banyumanik, Banyumanik, Kota Sumber : Google Maps
Semarang, Jawa Tengah
506 | I M A J I V o l . 9 N o . 5 N O V E M B E R 2 0 2 0
EVALUASI KETERSEDIAAN FASILITAS DAN AKSESIBILITAS HALTE BUS RAPID TRANSIT DI KOTA
SEMARANG
Landing Pad 2 29% variable, Halte Papandayan 14 sub variable,
Transfer halte- 3
43% Halte Akpol 17 sub variable, Halte Kaliwiru 9
bus
sub variable, Halte Gombel 10 sub variable,
Variabel Atap 7 100%
Halte RSN Diponegoro 15 sub variable, dan
2: Tangga 3 43% 52%
Halte Teknik UNNES 13 sub variable. Halte
Halte Ramp 2 29%
yang paling memenuhi persyaratan adalah
Ukuran 2 29%
Halte Elizabeth.
Pintu masuk 6 86%
Material 4 57% Berdasarkan data hasil wawancara data
Kapasitas 1 14% tersebut diolah menjadi data yang disajikan
Kursi Khusus 0 0% sebagai berikut:
Variabel Dimensi 1 14% Pada wawancara ini, terdapat 10 orang
3: Tinggi 7 100% 47% responden pada 5 Halte Bus Rapid Transit
Kursi Bentuk 6 86% Koridor VI di Kota Semarang. Sebesar 40%
Letak 7 100% responden menyatakan kondisi area di sekitar
Jarak 1 14% halte baik, 60% responden menyatakan
Identitas 5 71% kondisi area di sekitar halte kurang baik.
Rambu 1
Variabel 14% Kondisi Area Disekitar
Petunjuk
4: 33% Halte
Papan 1
Signage
Informasi 14% Baik Kurang Baik
trayek
Variabel Penerangan 1 14%
5: Tempat 5
71% 40%
Fasilitas Sampah 29%
Penduk
60%
Keamanan 7
100%
ung
Total Rata- Rata Persentase 43%
Tabel 1 Tingkat Keterpenuhan tiap Sub Gambar 15 Diagram Pie Kondisi Area
Variabel pada 7 Halte Bus Rapid Trans disekitar Halte BRT Koridor VI
Semarang Koridor VI melalui Metode
Observasi Faktor Pendukung
Kenyamanan Halte
I M A J I V o l . 9 N o . 5 N O V E M B E R 2 0 2 0 | 507
Kondisi Kursi Halte Tingkat Kepuasan
Aksesibilitas
6 10
4 5
2
0
0 Ya Tidak
Sudah Belum
Tingkat Kepuasan
Kondisi Kursi Halte Aksesibilitas
508 | I M A J I V o l . 9 N o . 5 N O V E M B E R 2 0 2 0
EVALUASI KETERSEDIAAN FASILITAS DAN AKSESIBILITAS HALTE BUS RAPID TRANSIT DI KOTA
SEMARANG
I M A J I V o l . 9 N o . 5 N O V E M B E R 2 0 2 0 | 509
tahan air kursi berbahan
alumunium yang
berlubang
Letak Tidak Letak
terpasang pada menyesuaikan
landing pad ketentuan
Jarak Berjarak Jarak
120cm antara menyesuaikan Gambar 24 Contoh Interior Desain Halte
bangku dan sisi ketentuan
Bus BRT Koridor VI
belakang
trotoar.
Identitas Tedapat Identitas
identitas halte menyesuaikan
ketentuan
Rambu Petunjuk Menyesuaikan
Petunjuk keluar dan ketentuan
Signage
masuk halte
Papan Informasi rute Menyesuaikan Gambar 25 Contoh Tangga dan Ramp
Informasi dan jam ketentuan Desain Halte Bus BRT Koridor VI
trayek operasional
trayek
8. DAFTAR PUSTAKA
Penerangan Kekuatan Menyesuaikan ADA, t.thn. UVLSRPC. [Online]
lampu 50-150 ketentuan Available at:
lux https://www.uvlsrpc.org/files/4215/4775/965
Tempat Minimal 1 buah Menyesuaikan 5/SCT_ADA_Bus_Stop_Guidelines.pdf
Fasilitas
Sampah ketentuan [Diakses 9 Maret 2020].
Penduk
Keamanan Strategis Pemilihan lokasi
ung Anggriani, N., 2009. Pedestrian Ways dalam
dan bentuk yang
terbuka sehingga
Arsitektur Kota. Pertama penyunt. Klaten:
memilimalisir
Yayasan Humaniora.
kejahatan
Darmawan, E., 2005. Ruang Publik dan
Kualitas Ruang Kota. Jakarta, Seminar
Nasional PESAT.
Frey, H., 1999. Designing the City towards a
More Sustainable Urban Form. 1st ed.
London: Taylor & Francis.
KemenPU, 2006. Pedoman Teknis Fasilitas dan
Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan
Gambar 22 Contoh Perspektif Desain Lingkungan. Indonesia, Paten No. 30.
Halte Bus BRT Koridor VI
Kurniawan, H., 2014. Tipologi Renovasi
Aksesibilitas Halte Trans Jogja. INKLUSI, 1(1),
p. 8.
Perhubungan, D. J. P. D. D., 1996. Pedoman
Teknik Perekayasaan Tempat Pemberhentian
Kendaraan Penumpang Umum. [Online]
Available at:
https://rizkibeo.files.wordpress.com/2008/07
Gambar 23 Contoh Tampak Depan Desain /pedoman-teknis-halte.pdf
Halte Bus BRT Koridor VI [Diakses 9 Maret 2020].
510 | I M A J I V o l . 9 N o . 5 N O V E M B E R 2 0 2 0