Anda di halaman 1dari 10

EVALUASI KETERSEDIAAN FASILITAS DAN AKSESIBILITAS HALTE BUS RAPID TRANSIT DI KOTA

SEMARANG

EVALUASI KETERSEDIAAN FASILITAS DAN AKSESIBILITAS HALTE BUS RAPID


TRANSIT DI KOTA SEMARANG
(Studi Kasus: Halte Bus Rapid Transit Koridor VI)

Oleh : Maria Christina, Ir. Hermin Werdiningsih, M.T.

Abstrak

Bus Rapid Transit Trans Semarang merupakan perwujudan penjaminan angkutan umum berbasis
jalan yang merupakan hak bagi masyarakat. Armada Bus Rapid Transit Trans Semarang telah
didesain untuk diaskses dari segala usia maupun kondisi, namun pada beberapa halte belum dapat
mengakomodasi seluruh kebutuhan fasilitas dan aksesibilitas terutama bagi kaum difabel dan lansia.
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai evaluasi ketersediaan fasilitas dan aksesibilitas
halte BRT Trans Semarang Koridor VI. Metode penelitian yang digunakan adalah pengumpulan data
dengan observasi, wawancara, dan studi literature. Kemudian dibahas secara deskriptif terkait teori
yang ada untuk menggambarkan kondisi halte tersebut. Hasil penelitian ini menyimpulkan seluruh 7
objek halte BRT Koridor VI belum memenuhi standard dari segi ketersediaan fasilitas dan
aksesibilitas berdasarkan 28 sub variable yang terdapat dalam 5 variabel yaitu area sekitar, halte,
kursi, signage, dan fasilitas pendukung.

Kata Kunci : Halte, Bus Rapid Transit, Kota Semarang, Fasilitas, Aksesibilitas

1. LATAR BELAKANG 5) Pada tingkat diatasnya (kelima), fasilitas


Ruang publik merupakan ruang yang kota dapat memberi kesempatan
mewadahi kepentingan publik atau penghuninya untuk berkreasi sendiri,
masyarakat umum seperti komunikasi dengan membentuk ruang pribadi yang
kolega, pertemuan informal, bermain, jalan- mengekspresikan pribadi mereka.
jalan, melepas lelah, melihat taman, atau 6) Tingkat yang terakhir. bahwa fasilitas kota
sekedar melihat orang lewat atau harus berupa karya desain yang baik.
memperhatikan kegiatan orang disekitar
Salah satu percontohan dari ruang
ruang tersebut (Darmawan, 2005).
publik adalah tempat perhentian bus atau
Frey (1999) mengkaitkan kebutuhan halte bus atau shelter atau stopan bus. Ruang
kota akan ruang publik dengan kebutuhan tersebut berfungsi sebagai tempat untuk
dasar manusia dari hirarkhi Maslow sebagai menaikkan dan menurunkan penumpang bus
berikut: yang biasanya ditempatkan pada jaringan
1) Pada tingkatan dasar, fasilitas kota yang pelayanan angkutan bus.
disediakan merupakan semua kebutuhan fisik
masyarakat Wikipedia (2019) koridor Bus Rapid
2) Pada tingkatan kedua, keselamatan Transit memiliki lima karakteristik penting
(safety), keamanan (security) dan sebagai berikut :
perlindungan (protection), unsur visual dan - Jalur khusus - jalur khusus untuk
fungsi. memastikan bahwa bus dapat bergerak cepat
3) Tingkatan yang ketiga adalah menciptakan dan tanpa hambatan oleh kemacetan.
lingkungan sosial yang kondusif. - Penjajaran busway - Penyelarasan jalur lalu
4) Tingkatan yang ke-empat, bahwa fasilitas lintas sehingga konflik dengan lalu lintas lain
kota harus memberikan kesan yang cocok dapat diminimalkan.
Ruang Publik dan Kualitas Ruang (appropriate - Pembayaran tiket off-board - Membayar
image). sebelum naik, baik melalui metode gerbang
atau bukti pembayaran.

I M A J I V o l . 9 N o . 5 N O V E M B E R 2 0 2 0 | 501
- Pengaturan persimpangan - Ada beberapa bus hingga dirumuskan 5 variabel utama yaitu
cara untuk meningkatkan kecepatan bus di area sekitar, halte, kursi, signage, dan fasilitas
persimpangan, yang semuanya bertujuan pendukung yang mencangkup 28 sub variabel.
untuk meningkatkan waktu sinyal hijau untuk Dilakukan juga observasi secara langsung
jalur bus. pada 7 buah Halte Bus Rapid Trans Semarang
- Pengumpulan ongkos off-board melalui Koridor 6 sebagai obyek studi kasus. Data
metode yang dikendalikan penghalang tersebut kemudian diolah sehingga
- Platform-level boarding - Memiliki level menghasilkan persentase sub variabel
platform stasiun bus dengan lantai bus adalah terpenuhi dari kondisi eksisting. Metode
salah satu cara paling penting untuk lainnya yang digunakan yaitu metode
mengurangi waktu naik dan turun per wawancara kepada 10 orang responden pada
penumpang. 5 buah Halte Bus Rapid Trans Semarang
Koridor 6. Data wawancara tersebut
Salah satu faktor yang sangat penting kemudian dibandingkan dengan hasil
dalam halte BRT adalah aksesibilitas atau observasi sehingga didapatkan sebuah
derajat kemudahan dicapai oleh orang, evaluasi dan rekomendasi.
terhadap suatu objek, pelayanan ataupun
lingkungan. Dalam pengertian yang lain
bahwa aksesibilitas merupakan ukuran 4. KAJIAN PUSTAKA
kemudahan lokasi untuk dijangkau dari lokasi 4.1. Standar Fasilitas dan Aksesibiktas
lainnya melalui sistem transportasi. Ukuran Penulis menggabungkan persyaratan
keterjangkauan atau aksesibilitas meliputi dari berbagai sumber untuk menentukan
kemudahan waktu, biaya, dan usaha beberapa standar minimum dalam halte bus
dalammelakukan perpindahan antar tempat- yang disesuaikan dengan kondisi objek studi
tempat atau kawasan. Kemudahan akses kasus yaitu Halte Bus Rapid Trans Semarang
tersebut diimplementasikan pada bangunan Koridor VI.
gedung, lingkungan dan fasilitas umum
Variabel 1 : Area Sekitar
lainnya. (Wikipedia, 2019)
Sub Variabel :
Hasil pengamatan dan wawancara 1. Permukaan jalur pedestrian
pengguna yang dikaitkan dengan standar Menurut Bus Stop Americans with Disabilities
fasilitas dan aksesibilitas menjadikan sebagai Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County
acuan baik atau tidaknya halte sehingga dapat Transportation Short Range Transit
diakses dan dimanfaatkan oleh semua orang. Operations Plan : Kokoh (kasar dan betekstur)
Kondisi halte tersebut akan mempengaruhi berupa beton, aspal, batu bata, batu, ubin dan
kemudahan mobilitas dan kenyamanan dari kayu. (ADA, t.thn.)
pengguna Bus Rapid Transit (BRT). 2. Tekukan feeder bus
Menurut Departemen Perhubungan Direktur
2. RUMUSAN MASALAH Jenderal Perhubungan Darat, Pedoman Teknis
 Diperlukan fasilitas atau kelengkapan Perekayasanaan Tempat Perhentian
prasarana dan sarana memadai Kendaraan Penumpang Umum mengenai
 Dapat diakses dan dimanfaatkan oleh Persyaratan Umum Perekayasaan : Tidak
semua orang. mengganggu kelancaran arus lalu lintas dan
 Standar dari beberapa faktor diantaranya memudahkan menggapai halte bus
adalah pernaungan, ketinggian tangga, (Perhubungan, 1996)
kemiringan ramp, jarak halte dengan bus, 3. Kemiringan jalur pedestrian
dan lain-lain. Menurut Bus Stop Americans with Disabilities
Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County
3. METODOLOGI Transportation Short Range Transit
Operations Plan : Tidak lebih dari 2% (1/50)
Evaluasi dilakukan dengan mepelajari (ADA, t.thn.)
berbagai refrensi berupa standard 4. Bebas hambatan
aksesibilitas serta peraturan mengenai halte

502 | I M A J I V o l . 9 N o . 5 N O V E M B E R 2 0 2 0
EVALUASI KETERSEDIAAN FASILITAS DAN AKSESIBILITAS HALTE BUS RAPID TRANSIT DI KOTA
SEMARANG

Menurut Bus Stop Americans with Disabilities datar dengan tinggi ceiling minimal 2,5m
Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County (ADA, t.thn.)
Transportation Short Range Transit 4. Tangga
Operations Plan : Tidak terhalangi oleh pohon, Menurut “Tipologi Renovasi Aksesibilitas
tiang listrik, dll. (ADA, t.thn.) Halte Trans Jogja”, Harry Kurniawan, dalam
INKLUSI, Vol.1, No.1 Januari - Juni 2014. :
Ukuran standar tangga eskterior yang
menganjurkan lebar 30-40 cm dan tinggi 10-
5. Lebar jalur pedestrian 15 cm. (Kurniawan, 2014)
Menurut Niniek Anggriani pada Pedestrian 5. Ramp
Ways dalam Arsitektur Kota : Lebar minimum Menurut “Tipologi Renovasi Aksesibilitas
untuk dua orang yaitu sekitar 180cm Halte Trans Jogja”, Harry Kurniawan, dalam
(Anggriani, 2009) INKLUSI, Vol.1, No.1 Januari - Juni 2014 :
6. Jalur pemandu Standar kelandaian ramp adalah 6-7 derajat
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Kurniawan, 2014)
No. 30/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Teknis 6. Ukuran
Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Menurut Departemen Perhubungan Direktur
Gedung dan Lingkungan : Terdapat tactile Jenderal Perhubungan Darat, Pedoman Teknis
paving untuk tunanetra. (KemenPU, 2006) Perekayasanaan Tempat Perhentian
7. Lokasi Kendaraan Penumpang Umum mengenai
Menurut Departemen Perhubungan Direktur Persyaratan Umum Perekayasaan : Tempat
Jenderal Perhubungan Darat, Pedoman Teknis henti per kendaran, panjang 12 m dan lebar
Perekayasanaan Tempat Perhentian 2,5 m dengan ukuran lindungan minimum
Kendaraan Penumpang Umum mengenai 4,00 m x 2,00 m (Perhubungan, 1996)
Persyaratan Umum Perekayasaan : Dekat 7. Pintu masuk
dengan pusat kegiatan atau permukiman. Menurut Bus Stop Americans with Disabilities
(Perhubungan, 1996) Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County
Transportation Short Range Transit
Variabel 2 : Halte Operations Plan : Ukuran minimal 1,2m (ADA,
Sub Variabel : t.thn.)
1. Landing Pad 8. Material
Menurut Bus Stop Americans with Disabilities Menurut Bus Stop Americans with Disabilities
Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County
Transportation Short Range Transit Transportation Short Range Transit
Operations Plan : Area yang bersih dari Operations Plan : Terdapat sisi transparan
halangan berukuran 1,5m, permukaan yang untuk keamanan pengguna dan tahan
stabil, dan jarak bus dan platform terjangkau terhadap cuaca (ADA, t.thn.)
terjangkau (ADA, t.thn.)
2. Transfer halte-bus Variabel 3 : Kursi
Menurut Departemen Perhubungan Direktur Sub Variabel :
Jenderal Perhubungan Darat, Pedoman Teknis 1. Kapasitas
Perekayasanaan Tempat Perhentian Menurut Departemen Perhubungan Direktur
Kendaraan Penumpang Umum mengenai Jenderal Perhubungan Darat, Pedoman Teknis
Persyaratan Umum Perekayasaan : Jarak gap Perekayasanaan Tempat Perhentian
antara halte dan bus yang minim. Kendaraan Penumpang Umum mengenai
(Perhubungan, 1996) Persyaratan Umum Perekayasaan : Memiliki
3. Atap kapasitas minimum 10 kursi dan 10 orang
Menurut Bus Stop Americans with Disabilities berdiri (Perhubungan, 1996.
Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County 2. Kursi Khusus
Transportation Short Range Transit Menurut Bus Stop Americans with Disabilities
Operations Plan : Penggunaan atap yang tidak Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County

I M A J I V o l . 9 N o . 5 N O V E M B E R 2 0 2 0 | 503
Transportation Short Range Transit 3. Papan Informasi trayek
Operations Plan : Terdapat ruang menunggu Menurut Departemen Perhubungan Direktur
khusus bagi pengguna kursi roda dengan Jenderal Perhubungan Darat, Pedoman Teknis
standar ruang bersih untuk mobilitas sebesar Perekayasanaan Tempat Perhentian
150cm (ADA, t.thn.) Kendaraan Penumpang Umum mengenai
3. Dimensi Persyaratan Umum Perekayasaan : Terdapat
Menurut Bus Stop Americans with Disabilities informasi rute dan jam operasional trayek.
Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County (Perhubungan, 1996)
Transportation Short Range Transit
Operations Plan : Memiliki ukuran panjang 50-
60cm untuk pengguna (ADA, t.thn.)
4. Tinggi Variabel 5 : Fasilitas Pendukung
Menurut Bus Stop Americans with Disabilities Sub Variabel :
Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County 1. Penerangan
Transportation Short Range Transit Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Operations Plan : Memiliki ketinggian 46- No. 30/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Teknis
50cm dari permukaan lantai halte (ADA, Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan
t.thn.) Gedung dan Lingkungan : Dengan kekuatan
5. Bentuk lampu 50-150 lux. (KemenPU, 2006)
Menurut Bus Stop Americans with Disabilities 2. Tempat Sampah
Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County Menurut Bus Stop Americans with Disabilities
Transportation Short Range Transit Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County
Operations Plan : Tidak licin dan tahan air Transportation Short Range Transit
(ADA, t.thn.) Operations Plan : Dalam menjaga kebersihan
6. Letak halte (ADA, t.thn.)
Menurut Bus Stop Americans with Disabilities 3. Keamanan
Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County Menurut Bus Stop Americans with Disabilities
Transportation Short Range Transit Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County
Operations Plan : Tidak terpasang pada Transportation Short Range Transit
landing pad (ADA, t.thn.) Operations Plan : Dapat terlihat dari segala
7. Jarak sisi (ADA, t.thn.)
Menurut Bus Stop Americans with Disabilities
Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County 5. Data Objek Penelitian
Transportation Short Range Transit Bus Rapid Trans Semarang Koridor VI
Operations Plan : Berjarak 120cm antara memiliki jalur operasional UNDIP – UNNES.
bangku dan sisi belakang trotoar. (ADA, t.thn.) Ada dua jenis halte yang dimiliki oleh Bus
Rapid Trans Semarang yaitu halte permanen
Variabel 4 : Signage dan halte non-permanen. Beberapa dari objek
Sub Variabel : halte permanen adalah sebagai berikut :
1. Identitas 5.1. Halte Elizabeth
Menurut Bus Stop Americans with Disabilities
Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County
Transportation Short Range Transit
Operations Plan : Tedapat identitas halte
berupa nama dan/ atau nomor. (ADA, t.thn.)
2. Rambu Petunjuk
Menurut Bus Stop Americans with Disabilities Gambar 1 Peta Objek Halte Elizabeth
Act (ADA) Guideline dalam Sullivan County
Sumber : Google Maps
Transportation Short Range Transit
Operations Plan : Tedapat petunjuk keluar
dan masuk halte (ADA, t.thn.)

504 | I M A J I V o l . 9 N o . 5 N O V E M B E R 2 0 2 0
EVALUASI KETERSEDIAAN FASILITAS DAN AKSESIBILITAS HALTE BUS RAPID TRANSIT DI KOTA
SEMARANG

Gambar 2 Halte Elizabeth Gambar 6 Halte Akpol


Sumber : Dokumentasi Pribadi Sumber : Dokumentasi Pribadi
Lokasi : Wonotingal, Candisari, Kota Lokasi : Gajahmungkur, Gajahmungkur,
Semarang, Jawa Tengah Kota Semarang, Jawa Tengah

5.2. Halte Papandayan

5.4. Halte Kaliwiru

Gambar 3 Peta Objek Halte Papandayan


Sumber : Google Maps

Gambar 7 Peta Objek Halte Kaliwiru


Sumber : Google Maps

Gambar 4 Halte Papandayan


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Lokasi : Gajahmungkur, Gajahmungkur,
Gambar 8 Halte Kaliwiru
Kota Semarang, Jawa Tengah
Sumber : Dokumentasi Pribadi
5.3. Halte Akpol Lokasi : Kaliwiru, Candisari, Kota
Semarang, Jawa Tengah

5.5. Halte Gombel

Gambar 5 Peta Objek Halte Akpol


Sumber : Google Maps

Gambar 9 Peta Objek Halte Gombel


Sumber : Google Maps

I M A J I V o l . 9 N o . 5 N O V E M B E R 2 0 2 0 | 505
Gambar 10 Halte Gombel Gambar 13 Peta Objek Halte Teknik
Sumber : Dokumentasi Pribadi UNNES
Lokasi : Banyumanik, Banyumanik, Kota Sumber : Google Maps
Semarang, Jawa Tengah

Gambar 14 Halte Teknik UNNES


5.6. Halte RSN Diponegoro Sumber : Dokumentasi Pribadi
Lokasi : Sekaran, Gunung Pati, Kota
Semarang, Jawa Tengah

6. DATA DAN ANALISA


Pengumpulan data pada penelitian ini
dibagi menjadi dua bagian, yaitu observasi
Gambar 11 Peta Objek Halte RSN dan wawancara dengan kuesioner.
Diponegoro Pengukuran langsung di lapangan untuk
Sumber : Google Maps memperoleh data kesesuaian dengan setiap
variabel. Data-data tersebut kemudian
dibandingkan dengan data- data tiap variable
melalui wawancara.

Dari pengumpulan data secara


observasi diperoleh hasil sebagai berikut:
Jumlah

Gambar 12 Halte RSN Diponegoro Sub-Variabel


Halte
Presentase
Rata-Rata
yang Presentase
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Sesuai
Lokasi : Tembalang, Tembalang, Kota Permukaan 3
43%
Semarang, Jawa Tengah jalur pedestrian
Tekukan feeder 3
43%
5.7. Halte Teknik UNNES bus
Variabel Kemiringan 3
43%
1: jalur pedestrian
53%
Area Bebas 4
57%
Sekitar hambatan
Lebar jalur 5
71%
pedestrian
Jalur pemandu 1 14%
Lokasi 7 100%

506 | I M A J I V o l . 9 N o . 5 N O V E M B E R 2 0 2 0
EVALUASI KETERSEDIAAN FASILITAS DAN AKSESIBILITAS HALTE BUS RAPID TRANSIT DI KOTA
SEMARANG
Landing Pad 2 29% variable, Halte Papandayan 14 sub variable,
Transfer halte- 3
43% Halte Akpol 17 sub variable, Halte Kaliwiru 9
bus
sub variable, Halte Gombel 10 sub variable,
Variabel Atap 7 100%
Halte RSN Diponegoro 15 sub variable, dan
2: Tangga 3 43% 52%
Halte Teknik UNNES 13 sub variable. Halte
Halte Ramp 2 29%
yang paling memenuhi persyaratan adalah
Ukuran 2 29%
Halte Elizabeth.
Pintu masuk 6 86%
Material 4 57% Berdasarkan data hasil wawancara data
Kapasitas 1 14% tersebut diolah menjadi data yang disajikan
Kursi Khusus 0 0% sebagai berikut:
Variabel Dimensi 1 14% Pada wawancara ini, terdapat 10 orang
3: Tinggi 7 100% 47% responden pada 5 Halte Bus Rapid Transit
Kursi Bentuk 6 86% Koridor VI di Kota Semarang. Sebesar 40%
Letak 7 100% responden menyatakan kondisi area di sekitar
Jarak 1 14% halte baik, 60% responden menyatakan
Identitas 5 71% kondisi area di sekitar halte kurang baik.
Rambu 1
Variabel 14% Kondisi Area Disekitar
Petunjuk
4: 33% Halte
Papan 1
Signage
Informasi 14% Baik Kurang Baik
trayek
Variabel Penerangan 1 14%
5: Tempat 5
71% 40%
Fasilitas Sampah 29%
Penduk
60%
Keamanan 7
100%
ung
Total Rata- Rata Persentase 43%

Tabel 1 Tingkat Keterpenuhan tiap Sub Gambar 15 Diagram Pie Kondisi Area
Variabel pada 7 Halte Bus Rapid Trans disekitar Halte BRT Koridor VI
Semarang Koridor VI melalui Metode
Observasi Faktor Pendukung
Kenyamanan Halte

Sub Variabel Kenyamanan Beraktivitas


Nama Halte Persentase dalam Halte
Terpenuhi
Elizabeth 19 67,9% 10
6
Papandayan 14 50% 4
5
Akpol 17 60,7%
Kaliwiru 9 32,1% 0
Gombel 10 35,7% Ya Tidak
RSN
15 53,6% Gambar 16 Diagram Kenyamanan
Diponegoro
Teknik UNNES 13 46,4% Beraktivitas di Halte BRT Koridor VI
Tabel 2 Performa 7 Halte Bus Rapid Trans Didapatkan pula data bahwa 4 dari 10
Semarang Koridor VI melalui Metode orang merasa kondisi kursi sudah baik.
Observasi Kenenam responden mengatakan kondisi
belum baik.
Dari analisa tersebut, didapatkan
bahwa dari 28 sub variabel menurut berbagai
sumber, Halte Elizabeth memenuhi 19 sub

I M A J I V o l . 9 N o . 5 N O V E M B E R 2 0 2 0 | 507
Kondisi Kursi Halte Tingkat Kepuasan
Aksesibilitas
6 10

4 5
2
0
0 Ya Tidak
Sudah Belum
Tingkat Kepuasan
Kondisi Kursi Halte Aksesibilitas

Gambar 17 Diagram Batang Kondisi Kursi Gambar 20 Grafik Tingkat Kepuasan


Halte BRT Koridor VI Aksesibilitas Halte BRT Koridor VI
Didapatkan bahwa pada 5 obyek Halte Dengan pertimbangan ukuran, trotoar,
BRT Koridor VI, 6 dari 10 orang menyatakan kursi, dan ramp sebagai beberapa faktor yang
kondisi penanda pada halte belum cukup baik. perlu ditingkatkan kembali untuk memenuhi
Kondisi Penanda Halte
standar aksesibilitas responden.
Faktor yang Perlu
Ditingkatkan

Ya Tidak Trotoar Ukuran Kursi


Ramp Tangga
Gambar 18 Diagram Pie Kondisi Penanda
Halte BRT Koridor VI
Gambar 21 Diagram Pie Faktor yang Perlu
Disisi lain setengah dari responden
Ditingkatkan dalam Aksesibilitas Halte BRT
setuju bahwa kondisi fasilitas pelengkap pada
Koridor VI
halte sudah baik.
Kondisi Fasilitas 7. KESIMPULAN DAN SARAN
Pelengkap
Hasil pengamatan melalui data
observasi menunjukan bahwa persentase
Kurang Baik total secara keseluruhan fasilitas dan
aksesibilitas berdasarkan standar dari
Baik Pedoman Teknik Perekayasaan Tempat
Pemberhentian Kendaraan Penumpang
0 5
Umum oleh Dinas Perhubungan, Pedoman
Kondisi Fasilitas Pelengkap Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan menurut
Gambar 19 Diagram Batang Kondisi Kementrian Pekerjaan Umum, Bus Stop
Fasilitas Pelengkap Halte BRT Koridor VI Americans with Disabilities Act (ADA)
Guideline dalam Sullivan County
Secara garis besar 7 dari 10 orang Transportation Short Range Transit
sepakat bahwa mereka puas terhadap kondisi Operations Plan, dan sumber lainnya sebesar
keseluruhan pada eksisting kelima Halte BRT 43%. Oleh karena tersebut, dapat diambil
Koridor VI. kesimpulan bahwa fasilitas dan aksesibilitas
pada Halte Bus Rapid Transit di Kota

508 | I M A J I V o l . 9 N o . 5 N O V E M B E R 2 0 2 0
EVALUASI KETERSEDIAAN FASILITAS DAN AKSESIBILITAS HALTE BUS RAPID TRANSIT DI KOTA
SEMARANG

Semarang dengan studi kasus Halte Bus Rapid permukaan ketentuan


yang stabil
Transit Koridor VI belum memenuhi
Transfer Jarak gap Memanjangkan
persyaratan halte bus.
halte-bus antara halte lantai pada
dan bus landing pad yang
Sedangkan berdasarkan hasil
terjangkau mengarah ke bus
rekapitulasi kuisioner yang didapat peneliti
dan dapat pula
melalui wawancara baik secara langsung dan
menggunakan
tidak langsung dengan total 10 orang
ramp ekstensi
pengguna pada 5 sampel objek dapat
yang dapat dilipat
disimpulkan bahwa fasilitas dan aksesibilitas
Atap Tidak datar Atap miring
pada Halte Bus Rapid Transit di Kota
dengan tinggi dengan
Semarang dengan studi kasus Halte Bus Rapid ceiling minimal menggunakan
Transit Koridor VI belum memenuhi 2,5m pipa air dengan
persyaratan halte bus. Terdapat perbedaan ketinggian 2,6m
rata-rata persentase sebesar 3% lebih tinggi Tangga Lebar 30-40 cm Tangga
dari hasil observasi peneliti yang berarti rata- dan tinggi 10- menyesuaikan
rata sebesar 46% dan beberapa perbedaan 15 cm ketentuan
persentase kesesuaian persyaratan pada tiap Ramp Kelandaian 6-7 Ramp
variable nya. derajat menyesuaikan
ketentuan
Berdasarkan kesimpulan tersebut, Ukuran Tempat henti Ukuran
penulis memberika beberapa saran desain per kendaran, menyesuaikan
untuk halte Bus Rapid Trans Semarang : 12 m x 2,5 m ketentuan
Variabel Sub Variabel Keterangan Saran
dengan halte
Permukaan Kokoh (kasar Beton atau
minimum 4,00
jalur dan betekstur) material lain yang
m x 2,00 m
pedestrian kaku dan stabil
Pintu masuk Ukuran Ukuran pintu
Tekukan Tidak Memberi tekukan
minimal 1,2m masuk
feeder bus mengganggu feeder yang cukup
menyesuaikan
kelancaran arus bagi bus sehingga
ketentuan
lalu lintas tidak membuat
Material Sisi transparan Menggunakan
kemacetan
dan tahan laminated glass
Kemiringan Tidak lebih dari Kemiringan
terhadap cuaca yang cukup tebal
jalur 2% dimasimalkan
dengan warna
pedestrian dengan 2%
yang tidak banyak
Bebas Tidak terhalangi Jalan pedestrian menyerap panas
hambatan bebas dari segala
Area Kapasitas Kapasitas Pengaturan
sesuatu yang
Sekitar minimum 10 kapasitas
mengganggu
kursi dan 10 menyesuaikan
akses
orang berdiri ketentuan
Lebar jalur Lebar minimum Lebar
Kursi Khusus Space khusus Space pengguna
pedestrian sekitar 180cm menyesuaikan
bagi pengguna kursi roda
ketentuan
kursi roda menyesuaikan
Jalur Terdapat tactile Penggunaan ketentuan
pemandu paving tactile paving Kursi
Dimensi Panjang Dimensi
menyesuaikan
kedalaman 50- menyesuaikan
ketentuan
60cm ketentuan
Lokasi Dekat dengan Peletakan
Tinggi Ketinggian 46- Ketinggian
pusat kegiatan mendekati pusat
50cm dari menyesuaikan
atau kegiatan atau
permukaan ketentuan
permukiman permukiman
lantai halte
Landing Pad Area bebas Landing Pad
Halte Bentuk Tidak licin dan Menggunakan
halangan 1,5m, menyesuaikan

I M A J I V o l . 9 N o . 5 N O V E M B E R 2 0 2 0 | 509
tahan air kursi berbahan
alumunium yang
berlubang
Letak Tidak Letak
terpasang pada menyesuaikan
landing pad ketentuan
Jarak Berjarak Jarak
120cm antara menyesuaikan Gambar 24 Contoh Interior Desain Halte
bangku dan sisi ketentuan
Bus BRT Koridor VI
belakang
trotoar.
Identitas Tedapat Identitas
identitas halte menyesuaikan
ketentuan
Rambu Petunjuk Menyesuaikan
Petunjuk keluar dan ketentuan
Signage
masuk halte
Papan Informasi rute Menyesuaikan Gambar 25 Contoh Tangga dan Ramp
Informasi dan jam ketentuan Desain Halte Bus BRT Koridor VI
trayek operasional
trayek
8. DAFTAR PUSTAKA
Penerangan Kekuatan Menyesuaikan ADA, t.thn. UVLSRPC. [Online]
lampu 50-150 ketentuan Available at:
lux https://www.uvlsrpc.org/files/4215/4775/965
Tempat Minimal 1 buah Menyesuaikan 5/SCT_ADA_Bus_Stop_Guidelines.pdf
Fasilitas
Sampah ketentuan [Diakses 9 Maret 2020].
Penduk
Keamanan Strategis Pemilihan lokasi
ung Anggriani, N., 2009. Pedestrian Ways dalam
dan bentuk yang
terbuka sehingga
Arsitektur Kota. Pertama penyunt. Klaten:
memilimalisir
Yayasan Humaniora.
kejahatan
Darmawan, E., 2005. Ruang Publik dan
Kualitas Ruang Kota. Jakarta, Seminar
Nasional PESAT.
Frey, H., 1999. Designing the City towards a
More Sustainable Urban Form. 1st ed.
London: Taylor & Francis.
KemenPU, 2006. Pedoman Teknis Fasilitas dan
Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan
Gambar 22 Contoh Perspektif Desain Lingkungan. Indonesia, Paten No. 30.
Halte Bus BRT Koridor VI
Kurniawan, H., 2014. Tipologi Renovasi
Aksesibilitas Halte Trans Jogja. INKLUSI, 1(1),
p. 8.
Perhubungan, D. J. P. D. D., 1996. Pedoman
Teknik Perekayasaan Tempat Pemberhentian
Kendaraan Penumpang Umum. [Online]
Available at:
https://rizkibeo.files.wordpress.com/2008/07
Gambar 23 Contoh Tampak Depan Desain /pedoman-teknis-halte.pdf
Halte Bus BRT Koridor VI [Diakses 9 Maret 2020].

510 | I M A J I V o l . 9 N o . 5 N O V E M B E R 2 0 2 0

Anda mungkin juga menyukai