Anda di halaman 1dari 8

RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN BALIKPAPAN TIMUR

BAB II
KETENTUAN UMUM

2.1 ISTILAH DAN DEFINISI


Istilah dan definisi yang digunakan dalam penyusunan RDTR Kecamatan Balikpapan
Timur adalah sebagai berikut:
1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut dan ruang udara, termasuk
ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk hidup
lain, melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnya;
2. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang;
3. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana
dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang
secara hierarki memiliki hubungan fungsional;
4. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya;
5. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang;
6. Rencana Tata Ruang Wilayah yang selanjutnya disingkat RTRW adalah rencana
struktur tata ruang wilayah yang mengatur struktur dan pola ruang wilayah;
7. Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RDTR adalah rencana rinci
tata ruang wilayah kota yang dilengkapi dengan peraturan zonasi;
8. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang;
9. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan
pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang;
10. Pemanfaatan ruang Kota adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola
ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program
beserta pembiayaannya;
11. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang;
12. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau
aspek fungsional;
13. Bagian Wilayah Perkotaan yang selanjutnya disingkat BWP adalah bagian dari kota
dan/atau zona strategis kota yang akan atau perlu disusun rencana rincinya;
14. Sub Bagian Wilayah Perkotaan yang selanjutnya disingkat Sub BWP adalah bagian
dari BWP yang dibatasi dengan batasan fisik dan terdiri dari beberapa blok;
15. Blok perencanaan adalah sebidang lahan dengan batasan fisik seperti jaringan jalan,
sungai, selokan, saluran irigasi, saluran udara tegangan ekstra tinggi, atau pantai yang
menjadi bagian wilayah perkotaan (BWP) dalam perencanaan;
16. Zona adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik spesifik;

BAB II – Ketentuan Umum II - 1


RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN BALIKPAPAN TIMUR

17. Zona lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya
buatan;
18. Zona lindung setempat adalah zona perlindungan setempat yang dikembangkan
sebagai zona konservasi yang meliputi pelestarian, perlindungan dan pemanfaatan
plasma nutfah, keanekaragaman hayati serta penyangga lingkungan perkotaan;
19. Zona resapan air adalah zona yang mempunyai pengaruh secara signifikan baik secara
alamiah atau binaan terhadap fungsi penampungan dan peresapan air hujan ke dalam
tanah, sehingga dapat membantu mengendalikan aliran air permukaan dan mencegah
banjir;
20. Zona rawan bencana adalah zona dimana terdapat kondisi atau karakteristik geologis,
biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi dan
teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi
kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan dan mengurangi kemampuan
untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu;
21. Zona budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia
dan sumber daya buatan;
22. Zona perumahan adalah wilayah dengan fungsi utama sebagai permukiman yang
meliputi bangunan, halaman dan jalan ke luar masuk yang diperlukan untuk tempat
tinggal;
23. Zona komersial adalah zona yang dikembangkan untuk menampung berbagai kegiatan
perdagangan dan jasa, baik aktivitas perkantoran maupun pertokoan, yang didukung
oleh berbagai sarana kota sesuai dengan kedudukan zona yang bersangkutan dalam
struktur kota;
24. Zona pemerintahan adalah zona yang dikembangkan secara khusus untuk mewadahi
aktivitas Pemerintahan;
25. Zona sarana pelayanan umum adalah zona yang disediakan untuk penempatan
berbagai macam fasilitas umum kota seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan
dan olah raga;
26. Zona khusus adalah zona yang ditetapkan secara nasional, provinsi atau kota, yang
mempunyai nilai strategis atau dikembangkan untuk menampung kegiatan yang sifatnya
khusus dan penataan ruangnya diprioritaskan;
27. Zona pertanian adalah zona yang dimaksudkan untuk mendukung ketahanan pangan
nasional juga dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri dan
penyediaan lapangan kerja;
28. Zona campuran adalah zona permukiman yang dikembangkan untuk mewadahi
kegiatan campuran hunian dengan kegiatan non-hunian, seperti kegiatan komersial dan
industri;
29. Ruang Terbuka Hijau yang selanjutnya disingkat RTH adalah ruang yang
direncanakan untuk kebutuhan akan tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama di
open space (udara terbuka) yang juga merupakan zona yang ditujukan untuk

BAB II – Ketentuan Umum II - 2


RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN BALIKPAPAN TIMUR

mempertahankan/ melindungi lahan untuk rekreasi di luar bangunan, sarana pendidikan


dan untuk dinikmati nilai-nilai keindahan visualnya;
30. Ruang Terbuka Non Hijau yang selanjutnya disingkat RTNH adalah ruang yang
direncanakan untuk kebutuhan akan tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama di
udara terbuka yang berupa taman dengan perkerasan;
31. RTH sempadan sungai adalah jalur hijau yang terletak di bagian kiri dan kanan sungai
yang memiliki fungsi utama untuk melindungi sungai tersebut dari berbagai gangguan
yang dapat merusak kondisi sungai dan kelestariannya;
32. RTH sempadan jaringan transportasi nasional adalah zona atau jalur hijau di
sepanjang jaringan transportasi nasional;
33. RTH sempadan jaringan energi nasional adalah garis batas luar pengaman untuk
mendirikan bangunan dan/atau pagar yang ditarik pada jarak tertentu sejajar dengan as
jaringan tenaga listrik atau pipa gas;
34. Koefisien Dasar Bangunan yang selanjutnya disingkat KDB adalah angka persentase
perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung dan luas lahan/tanah
perpetakan/daerah perencanaan;
35. Koefisien Lantai Bangunan yang selanjutnya disingkat KLB adalah besaran ruang
yang dihitung dari angka perbandingan jumlah luas lantai dasar bangunan terhadap luas
tanah perpetakan/persil yang dikuasai sesuai rencana kota;
36. Koefisien Dasar Hijau yang selanjutnya disingkat KDH adalah angka persentase
perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang
diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan/persil yang
dikuasai sesuai rencana kota;
37. Garis sempadan adalah garis batas luar pengaman untuk mendirikan bangunan
dan/atau pagar yang ditarik pada jarak tertentu sejajar dengan as jalan, tepi luar kepala
jembatan, tepi sungai, tepi saluran, kaki tanggul, tepi situ/rawa, tepi waduk, tepi mata air,
as rel kereta api, jaringan tenaga listrik, pipa gas;
38. Garis Sempadan Bangunan yang selanjutnya disingkat GSB adalah garis yang tidak
boleh dilampaui oleh denah bangunan ke arah Garis Sempadan Jalan yang ditetapkan
dalam rencana kota;
39. Garis Sempadan Jalan yang selanjutnya disingkat GSJ adalah garis rencana jalan yang
ditetapkan dalam rencana kota;
40. Intensitas bangunan adalah perbandingan jumlah luas/seluruh lantai terhadap luas
tanah perpetakan yang sesuai dengan rencana ruang Kota;
41. Intensitas pemanfaatan lahan adalah perbandingan jumlah luas seluruh lantai
bangunan terhadap luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang sesuai dengan
rencana ruang Kota;
42. Intensitas ruang adalah besaran ruang untuk fungsi tertentu yang ditentukan
berdasarkan pengaturan KLB, KDB dan ketinggian bangunan tiap zona bagian wilayah
kota sesuai dengan kedudukan dan fungsinya dalam pembangunan kota;
43. Indikasi program utama jangka menengah 5 (lima) tahun adalah petunjuk yang
memuat usulan program utama, lokasi program, prakiraan pendanaan beserta

BAB II – Ketentuan Umum II - 3


RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN BALIKPAPAN TIMUR

sumbernya, instansi pelaksana dan waktu pelaksanaan, dalam rangka mewujudkan


pemanfaatan ruang yang sesuai dengan rencana tata ruang;
44. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang selanjutnya disingkat RTBL adalah
panduan rancang bangun suatu lingkungan/zona yang dimaksudkan untuk
mengarahkan jalanya pembangunan sejak dini, mengendalikan pertumbuhan dan
perubahan fisik suatu lingkungan/zona, mewujudkan pemanfaatan ruang secara efektif,
tepat guna dan spesifik setempat; dan
45. Zonasi adalah pembagian kawasan ke dalam beberapa zona sesuai dengan fungsi dan
karakteristik semula atau diarahkan bagi pengembangan fungsi-fungsi lain.

2.2 KEDUDUKAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI


Sesuai pasal 59 PP 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, setiap
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota harus menetapkan bagian dari wilayah
kabupaten/kota yang perlu disusun Rencana Detail Tata Ruangnya. Bagian dari wilayah yang
akan disusun rencana detail tata ruang tersebut merupakan kawasan perkotaan, kawasan
strategis kota, atau kawasan strategis kabupaten. Kawasan strategis kota dan kawasan
strategis kabupaten dapat disusun RDTR apabila merupakan:
1. Kawasan yang mempunyai ciri perkotaan atau direncanakan menjadi kawasan perkotaan
2. Memenuhi kriteria lingkup wilayah perencanaan RDTR yang ditetapkan dalam pedoman

Rencana Rencana Umum Rencana Rinci


Pembangunan Tata Ruang Tata Ruang

RTRW Kepulauan
RPJP Nasional RTRW Nasional
RTR Kawasan Strategis Nasional

RPJM Nasional

RPJP Provinsi RTRW Provinsi RTRW Kawasan Strategis Provinsi

RPJP
Kabupaten/Kota
RDTR Kabupaten
RTRW Kabupaten
RTR Kawasan Strategis Kabupaten
RPJM
Kabupaten/Kota RDTR Kota
RTRW Kota
RTR Kawasan Strategis Kota

Gambar 2.1 Kedudukan RDTR Kabupaten/Kota dalam Sistem Penataan Ruang dan Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional

BAB II – Ketentuan Umum II - 4


RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN BALIKPAPAN TIMUR

Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota disusun apabila RTRW Kabupaten/Kota


tidak/belum dapat dijadikan acuan pengendalian pemanfaatan ruang kabupaten/kota.
Dalam hal rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota memerlukan rencana detail tata
ruang, maka disusun rencana detail tata ruang yang dilengkapi dengan peraturan zonasi
sebagai salah satu dasar dalam pengendalian penataan ruang dan sekaligus menjadi dasar
penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan bagi zona-zona yang pada rencana
detail tata ruang ditentukan sebagai zona yang penanganannya diprioritaskan. Dalam hal
rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota tidak memerlukan rencana rinci tata ruang,
peraturan zonasi Kabupaten/Kota disusun untuk kawasan perkotaan baik yang sudah ada
maupun yang direncanakan pada wilayah kabupaten/kota.
RDTR kabupaten/kota yang dilengkapi dengan Peraturan Zonasi juga merupakan
rencana yang menetapkan blok pada kawasan fungsional sebagai penjabaran kegiatan
kedalam wujud ruang yang memperhatikan keterkaitan antara kegiatan dalam kawasan
fungsional agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama dengan kegiatan
penunjang dalam kawasan fungsional tersebut.
RDTR Kabupaten/Kota dapat disusun bersama-sama dengan Peraturan Zonasi, dimana
akan dihasilkan RDTR Kabupaten/Kota yang dilengkapi dengan Peraturan Zonasi untuk
wilayah perencanaan tertentu sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan, atau dapat juga
disusun secara terpisah, dimana akan dihasilkan RDTR Kabupaten/Kota untuk wilayah
perencanaan tertentu (dalam hal ini peta pola merupakan Zoning Map wilayah perencanaan
tersebut) serta Peraturan Zonasi berisi Zoning Text yang berlaku untuk seluruh
kabupaten/kota. Selain itu, apabila tidak disusun Rencana Detail Tata Ruang atau Rencana
Detail Tata Ruang telah ditetapkan sebagai Perda terpisah dari Peraturan Zonasi sebelum
keluarnya pedoman ini, maka Peraturan Zonasi juga dapat disusun terpisah dan berisikan
Zoning Map dan Zoning Text untuk seluruh kawasan perkotaan baik yang sudah ada
maupun yang direncanakan pada wilayah kabupaten/kota.

2.3 FUNGSI DAN MANFAAT RDTR DAN PERATURAN ZONASI


Berdasarkan Permen PU Nomor 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota dijelaskan bahwa fungsi dan
manfaat Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi adalah sebagai berikut.
1. Fungsi RDTR berikut Peraturan Zonasi adalah sebagai:
a. Kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota berdasarkan/RTRW;
b. Acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari kegiatan pemanfaatan
ruang yang diamanatkan dalam RTRW;
c. Acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang;
d. Acuan bagi penerbitan izin pemanfaatan ruang; dan
e. Acuan dalam penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan dan rencana
yang lebih rinci lainnya.
2. Manfaat RDTR berikut Peraturan Zonasi adalah sebagai:
a. Penentu lokasi berbagai kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi maupun
lingkungan permukiman dengan karakteristik tertentu;
b. Alat operasionalisasi dalam sistem pengendalian dan pengawasan pelaksanaan
pembangunan fisik kabupaten/kota baik yang dilaksanakan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat;

BAB II – Ketentuan Umum II - 5


RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN BALIKPAPAN TIMUR

c. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang untuk setiap bagian-bagian wilayah sesuai


dengan fungsinya di dalam struktur ruang kabupaten/kota secara keseluruhan; dan
d. Ketentuan bagi penetapan kawasan yang diprioritaskan untuk disusun program
penanganan dan pengembangan kawasan dan lingkungan, seperti RTBL atau
rencana lain yang sejenis.

2.4 KRITERIA DAN LINGKUP WILAYAH PERENCANAAN RDTR DAN PERATURAN


ZONASI
RDTR Kota Balikpapan berikut Peraturan Zonasi disusun dengan kriteria, sebagai berikut:
1. RTRW Kabupaten/Kota belum dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan pemanfaatan
ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang;
2. RTRW Kabupaten/Kota mencakup wilayah perencanaan yang luas dan skala peta
memerlukan rincian sebelum dioperasionalkan; dan/atau
3. RTRW Kabupaten/Kota sudah mengamanatkan bagian dari wilayahnya yang perlu
disusun rencana detail tata ruangnya.
Apabila semua kriteria itu tidak ada yang terpenuhi, maka hanya disusun Peraturan
Zonasi kabupaten/kota disusun untuk kawasan perkotaan baik yang sudah ada maupun
yang direncanakan pada wilayah kabupaten/kota, tanpa disertai penyusunan RDTR. Lingkup
wilayah perencanaan RDTR ditetapkan pada:
1. Wilayah administrasi kecamatan;
2. Kawasan fungsional, seperti bagian wilayah kota/Sub Wilayah Kota;
3. Bagian wilayah kabupaten/kota yang memiliki ciri perkotaan;
4. Kawasan strategis kabupaten/kota yang memiliki ciri kawasan perkotaan;
5. Bagian wilayah kabupaten/kota yang berupa kawasan pedesaan dan direncanakan
menjadi kawasan perkotaan.
Lingkup wilayah RDTR Kota tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Gambar 2.2 Lingkup Wilayah RDTR Berdasarkan Batas Administrasi Kecamatan Dalam
Wilayah Kota

BAB II – Ketentuan Umum II - 6


RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN BALIKPAPAN TIMUR

Gambar 2.3 Lingkup Wilayah RDTR Berdasarkan Kawasan Fungsional Dalam Wilayah Kota

Gambar 2.4 Lingkup Wilayah RDTR Berdasarkan Fungsi Kawasan yang Memiliki Ciri
Perkotaan Dalam Wilayah Kabupaten

Secara administratif, lingkup wilayah perencanaan rencana detail berada di Kota


Balikpapan yang dalam penetapannya didasarkan pada masing-masing wilayah kecamatan.
Secara geografis Kecamatan Balikpapan Timur terletak pada koordinat 116o 06’ – 117 o 06’
Bujur Timur dan 01o 15’ – 01 o 55’ Lintang Selatan. Kecamatan Balikpapan Timur merupakan
kecamatan yang terletak di bagian timur Kota Balikpapan dengan jarak dari pusat kota
sejauh 19,5 km dengan luas wilayah sebesar 22.457,80 ha terdiri dari daratan seluas
13.215,80 ha dan perairan/laut seluas 9.242 ha. Kecamatan Balikpapan Timur bertabatasan
langsung dengan:
 Sebelah Utara : Kabupaten Kutai Kartanegara
 Sebelah Timur : Selat Makassar
 Sebelah Selatan : Selat Makassar
 Sebelah Barat : Kecamatan Balikpapan Utara

BAB II – Ketentuan Umum II - 7


RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN BALIKPAPAN TIMUR

Tabel 2.1 Luas Wilayah Kecamatan Balikpapan Timur Per Kelurahan


No Kelurahan Luas Wilayah (Ha)
Perairan/Laut Darat
1. Manggar 3.525,50
2. Manggar Baru 383,60
3. Lamaru 4.355,50
4. Teritip 4.951,20
Jumlah 9.242,00 13.215,80
Total Luas (Ha) 22.457,80
Sumber: Data Pengembangan Sistem Informasi Geografis Daerah – Kota Balikpapan, 2009

2.5 MASA BERLAKU RDTR


RDTR dapat berlaku dalam jangka waktu paling lama 20 (dua puluh) tahun dan dapat
ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun. Peninjauan kembali RDTR kabupaten/kota dapat
dilakukan kurang dari 5 (lima) tahun dalam hal:
1. Terjadi perubahan RTRW kabupaten/kota yang mempengaruhi wilayah perencanaan
RDTR atau
2. Terjadi dinamika internal kabupaten/kota yang mempengaruhi pemanfaatan ruang
secara mendasar antara lain berkaitan dengan bencana alam skala besar, perkembangan
ekonomi yang signifikan, dan perubahan batas wilayah daerah.
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Balikpapapan disusun pada tahun 2015, dengan
demikian masa berlaku Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Balikpapan Timur
adalah tahun 2015 – 2035.

BAB II – Ketentuan Umum II - 8

Anda mungkin juga menyukai